• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh corporate social responsibility terhadap citra dan loyalitas konsumen PT Indosiar Visual Mandiri Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh corporate social responsibility terhadap citra dan loyalitas konsumen PT Indosiar Visual Mandiri Tbk"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP CITRA DAN LOYALITAS KONSUMEN

PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI TBK

RIZKY RAMADHANI

H24096049

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Rizky Ramadhani. H24096049. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility

Terhadap Citra dan Loyalitas Konsumen PT Indosiar Visual Mandiri Tbk. Di bawah bimbingan H Musa Hubeis.

PT Indosiar Visual Mandiri (IVM) yang lebih dikenal dengan sebutan Indosiar, merupakan anak perusahaan dari PT Indosiar Karya Media (PT IDKM). PT IVM menyadari pentingnya program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bukan dianggap sebagai biaya, melainkan investasi. IDKM melakukan wujud nyata CSR melalui Program Peduli Kasih Indosiar (PPKI), yaitu salah satu wujud kepedulian Indosiar terhadap masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tidak mampu di Indonesia. Saat ini Indosiar telah membantu 13.113 pasien yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, Indosiar juga menjalin kerjasama dengan berbagai Rumah sakit swasta, Balai kesehatan masyarakat dan Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Indonesia.

Dalam penelitian ini digunakan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari pengamatan (observasi) di lapangan, wawancara dengan karyawan PT IVM dan wawancara terstruktur dengan konsumen melalui kuesioner, sedangkan data sekunder melalui studi literatur, penelitian terdahulu dan internet. Dalam hal pengambilan contoh diperoleh 100 (seratus) orang yang didapatkan dengan teknik penarikan contoh Convenience Sampling (pengambilan contoh secara kebetulan). Lingkup populasi yang diteliti pada penelitian ini adalah masyarakat kota Jakarta. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan analitik dengan regresi linear sederhana.

Karakteristik responden dominan dalam penelitian ini adalah dari jenis kelamin (59% perempuan), usia (34% berusia 26–35 tahun), pekerjaan (56% karyawan swasta), pendidikan (49% sarjana), wilayah domisili (33% Jakarta Selatan) dan pendapatan (30% berpendapatan Rp 2.000.001-Rp 3.000.000). Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai baik citra perusahaan yang dibangun melalui kegiatan CSR Peduli Kasih, yaitu masuk dalam kategori baik terhadap citra PT IVM (skor 3,14–3,69), atau secara keseluruhan nilai skor rataan 3,50 dan pengukuran terhadap loyalitas konsumen Indosiar sebagai dampak dari kegiatan CSR Peduli Kasih hasilnya 52% konsumen loyal, 39% konsumen netral dan 9% konsumen tidak loyal.

Hasil analisis regresi linear sederhana terhadap 6 (enam) dimensi citra perusahaan yaitu dynamic, cooperative, business, character, successful dan

(3)

PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI TBK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RIZKY RAMADHANI

H24096049

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(4)

Nama : Rizky Ramadhani

NIM : H24096049

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing,DEA) NIP 195506261980031002

Mengetahui Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP 196101231986011002

(5)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjungpinang pada tanggal 20 Mei 1985 sebagai anak

dari Bapak Amsirwan dan Ibu Jusmawati, SPd. Penulis adalah anak kedua dari empat

bersaudara yang mengawali pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 015

Tanjungpinang Timur, Kepulauan Riau dan lulus pada tahun 1997. Pendidikan

tingkat menengah pertama dapat diselesaikan pada tahun 2000 di SLTP Negeri 4

Tanjungpinang. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis di SMU Negeri 2

Tanjungpinang pada tahun 2003.

Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB)

pada Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian melalui

jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB). Pendidikan diploma III tersebut dapat

diselesaikan pada tahun 2006. Tahun 2007 penulis diterima sebagai salah satu peserta

pemagangan bakti PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bagian Customer Service Officer (CSO). Penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB pada tahun 2009 dan mengikuti pemagangan bakti BCA

kembali di Bogor sebagai Teller.

Pada bulan September 2010, penulis mendapatkan kesempatan magang

sebagai akunting pada Departemen Akunting dan Sistem Informasi Eksekutif,

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Pengaruh Corporate

Social Responsibility Terhadap Citra dan Loyalitas Konsumen PT Indosiar Visual

Mandiri Tbk sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program

Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian Corporate Social

Responsibility (CSR) pada PT Indosiar Visual Mandiri Tbk terhadap citra perusahaan

di mata masyarakat dan dampaknya terhadap loyalitas konsumen. CSR telah menjadi

salah satu faktor penting keberlangsungan hidup perusahaan dan menjadi salah satu

keunggulan perusahaan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi seperti saat

ini, sehingga tidak lagi dianggap sebagai biaya, tetapi merupakan investasi jangka

panjang perusahaan dalam bentuk kepedulian terhadap lingkungan alam maupun

sosial.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan berharap skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Bogor, Juli 2011

(7)

v

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan

dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA sebagai dosen pembimbing

yang telah meluangkan segenap waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan

bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. dan Nurhadi Wijaya, STP, MM selaku dosen

penguji dan telah memberikan saran, serta kritik yang membangun kepada

penulis.

3. Kedua orang tua dan keluarga tercinta atas motivasinya, baik materil maupun non

materil, doa dan kasih sayang yang tiada henti.

4. Mas Gustaf sebagai salah satu tim di Program Peduli Kasih Indosiar yang telah

banyak membantu saya dalam pengumpulan data dan informasi sebagai bahan

masukan untuk skripsi ini.

5. Pihak sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang telah membantu

saya dalam berbagai informasi perkuliahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Triwinarsih, teman sekaligus saudara yang memperkenalkan saya dengan

Program Peduli Kasih Indosiar dan membantu saya dalam pengumpulan data.

7. Rio Naldo atas motivasi dan bantuan, baik secara materil maupun non materil

dalam penyusunan skripsi ini.

8. Indra, Frida, Niken dan Taruna atas kesediaannya membantu saya dalam

pengolahan data skripsi ini.

9. Yusuf, Davy, Mila, Yunan dan rekan-rekan eksman angkatan 6 seperjuangan

lainnya yang membantu saya dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala amal kebaikan Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapat

(8)

vi

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 21

III. METODE PENELITIAN ... ... 23

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 23

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.4.4 Analisis Citra Perusahaan ... 30

3.4.5 Analisis Tabulasi Sederhana Loyalitas Konsumen. ... 31

(9)

vii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... ... 34

4.1 Gambaran Umum PT Indosiar Visual Mandiri ... 34

4.1.1 Sejarah Singkat PT IVM ... 34

4.1.2 Struktur Organisasi PT IVM ... 37

4.1.3 Program CSR PT IVM ... 38

4.2 Program Peduli Kasih Indosiar (PPKI) ... 39

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 43

4.4 Karakteristik Responden ... 44

4.5 Persepsi Responden Terhadap Citra PT IVM ... 47

4.6 Tabulasi Sederhana Loyalitas Konsumen ... 48

4.7 Pengaruh Program Peduli Kasih Terhadap Citra PT IVM ... 49

4.8 Pengaruh Program Peduli Kasih Terhadap Loyalitas Konsumen ... 52

4.9 Implikasi Manajerial ... 54

KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 55

1. Kesimpulan ... 55

2. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(10)

viii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Klasifikasi stakeholder ... 21 2. Rincian hipotesis yang akan digunakan pada penelitian ... 33 3. Peringkat stasiun televisi swasta nasional berdasarkan

TV share, all marketsand all hours ... 37 4. Rekapitulasi penilaian responden terhadap citra PT IVM

yang dibangun melalui kegiatan CSR Peduli Kasih ... 47 5. Hasil penilaian responden untuk setiap indikator pada

pengukuran loyalitas (dalam persen) ... 49 6. Rekapitulasi hasil perhitungan pengaruh PPKI terhadap setiap

dimensi pada pengukuran citra perusahaan ... 50 7. Hasil perhitungan nilai t-hitung pada masing-masing dimensi citra

perusahaan ... 50 8. Hasil uji Anova program CSR Peduli Kasih terhadap

citra perusahaan ... 51 9. Hasil uji nilai R program CSR Peduli Kasih terhadap

citra perusahaan ... 51 10. Hasil uji koefisien regresi program CSR Peduli Kasih

terhadap citra perusahaan ... 52 11. Hasil uji Anova program CSR Peduli Kasih terhadap

loyalitas konsumen ... 53 12. Hasil uji nilai r program CSR Peduli Kasih terhadap

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Empat kategori perusahaan berdasarkan pendekatan proporsi

keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR ... 13

2. Empat kategori perusahaan berdasarkan pendekatan tujuan CSR promosi atau pemberdayaan masyarakat ... 14

3. Kerangka pemikiran penelitian ... 25

4. Struktur organisasi PT IVM ... 38

5. Proporsi responden berdasarkan usia ... 45

6. Proporsi responden berdasarkan pekerjaan ... 45

7. Proporsi responden berdasarkan pendidikan ... 46

8. Proporsi responden berdasarkan domisili ... 46

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 59

2. Rincian kegiatan PPKI 2009 – 2010 ... 64

3. Audit keuangan PPKI tahun 2008 dan 2009 ... 66

4. Hasil uji validitas kuesioner ... 67

5. Hasil uji reliabilitas kuesioner ... 70

6. Hasil regresi pengaruh PPKI terhadap citra perusahaan ... 71

7. Hasil regresi pengaruh PPKI terhadap masing-masing dimensi citra perusahaan ... 72

8. Hasil regresi pengaruh PPKI terhadap loyalitas konsumen ... 75

(13)

1.1 Latar Belakang

Globalisasi telah menimbulkan persaingan di bisnis global sehingga kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Saat ini Indonesia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas oleh Asean Free Trade Area (AFTA) di tahun 2003 dan diikuti dengan Asia Pacific Economic Corporation (APEC) di tahun 2010 ini dan World Trade Organization (WTO) di tahun 2020 nanti. Dengan adanya globalisasi ini diharapkan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya peluang yang ada untuk meningkatkan efisiensi ekonomi dan dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini menyebabkan semua perusahaan menghadapi persaingan ketat.

Berbagai upaya dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing dalam persaingan bisnis global ini, agar perusahaan mampu bertahan dan keuntungan terus meningkat. Pengoptimalan keuntungan ini dilakukan perusahaan dengan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan bahkan terkadang perusahaan mengeksploitasi sumber-sumber alam yang berdampak pada krisis lingkungan dan masyarakat sosial.

(14)

Pada tanggal 22 Februari 2006 terjadi permasalahan yang disebabkan tidak pekanya perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Dalam hal ini 500 warga Kampung Kali Kabur dan Banti, Tembagapura, menutup ruas jalan dan pemukiman karyawan PT Freeport Indonesia ke lokasi pengolahan dan penambangan Grazberg. Akibatnya, PT Freeport Indonesia menutup sementara kegiatan kantornya dan menghentikan produksi. Kerusakan lingkungan yang sangat tragis terjadi pula pada lokasi penambangan timah inkonvensional di bibir pantai Pulau Bangka, Belitung, dengan terjadinya pencemaran air di permukaan laut dan perairan umum. Selain itu, lahan menjadi tandus, sehingga terjadi abrasi pantai, dan kerusakan cagar alam yang diperkirakan butuh waktu 150 tahun untuk pemulihannya (Sutopoyudo, 2009).

Permasalahan lingkungan yang dihadapi perusahaan-perusahaan tersebut harus menjadi perhatian bagi perusahaan lain. Semakin berkembang suatu perusahaan, maka kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan

semakin besar, karena perusahaan membutuhkan sumber daya yang lebih banyak lagi dari lingkungan sekitarnya. Sumber daya tersebut tidak hanya berupa bahan baku produksi berupa material, tetapi juga tenaga kerja.

(15)

Program CSR di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2007 dengan adanya Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 UU PT menyatakan, (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam (SDA) wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan (TJSL), (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (www.hukumonline.com, 2010).

Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun terdapat didalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang menyatakan barangsiapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan

pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah (Sutopoyudo, 2009). Berdasarkan Undang-Undang tersebut CSR menjadi satu prasyarat penting bagi kelangsungan bisnis suatu perusahaan.

Penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) menjadi salah satu landasan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan CSR. Salah satu prinsip pada GCG adalah responsibility yang dijadikan perusahaan pedoman dalam kepatuhan pada peraturan perundang-undangan tentang proteksi kesehatan, keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan. Kesadaran perusahaan akan pentingnya penerapan GCG tidak lagi pada tindakan reaktif tetapi sudah pada tindakan pencegahan maupun proteksi.

(16)

pengobatan yang tidak terjangkau oleh masyarakat miskin telah mengakibatkan banyaknya masyarakat miskin ini memilih membiarkan penyakit yang mengidap keluarganya atau dirinya sendiri, meskipun penyakit tersebut, termasuk penyakit yang membahayakan jiwanya.

PT Indosiar Visual Mandiri Tbk (IVM) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran, yaitu salah satu televisi swasta di Indonesia, menyadari pentingnya program CSR dilakukan oleh perusahaan. Penerapan CSR tidak lagi dianggap biaya oleh perusahaan, melainkan investasi. IVM melakukan wujud nyata CSR melalui program Peduli Kasih, yang berawal dari wujud kepedulian perusahaan kepada masyarakat yang mengalami kesulitan setelah terjadinya krisis 1998. Barang dan jasa menjadi mahal, sehingga biaya hidup semakin meningkat. Kesehatan menjadi salah satu faktor yang mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat miskin. Krisis telah menyebabkan kondisi masyarakat ekonomi lemah semakin meningkat.

Menyadari pentingnya kesehatan bagi masyarakat yang terkadang

tidak dapat dijangkau oleh masyarakat miskin, membuat PT IVM melakukan program Peduli Kasih ini. Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat yang ikut membantu dengan menyalurkan bantuan melalui rekening yang telah disediakan perusahaan sebagai wadah bantuan kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membantu biaya pengobatan kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu. Menanggapi respon positif ini, PT IVM melakukan program Peduli kasih secara terus menerus hingga saat ini.

(17)

PT IVM sebagai perusahaan profit oriented tidak dapat mengandalkan dana dari perusahaan sepenuhnya. Hal ini dapat dipahami, karena PT IVM bukanlah lembaga sosial yang dapat memenuhi semua tuntutan masyarakat akan biaya kesehatan (pengobatan) gratis terhadap penyakit yang dideritanya. Oleh karena itu, selain menggunakan dana perusahaan, PT IVM juga melakukan penggalangan dana dari masyarakat melalui program tayangan di Indosiar. Dalam hal ini, masyarakat dapat melakukan bantuan dana dengan cara mentransfer melalui rekening-rekening pada beberapa bank yang telah ditunjuk.

Dana perusahaan yang digunakan untuk melakukan program ini dihitung sebagai biaya dalam pengeluaran perusahaan, selain dianggap sebagai investasi jangka panjang. Pengelolaan biaya untuk CSR yang tepat berdampak pada efisiensi terhadap biaya itu sendiri dan maksimalisasi keuntungan, baik berupa materi maupun citra perusahaan itu sendiri. Selain itu, kegiatan CSR ini diharapkan dapat meningkatkan loyalitas konsumen

terhadap perusahaan. Untuk melihat efektifitas program Peduli Kasih terhadap citra perusahaan dan loyalitas konsumen PT IVM, dilakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra dan Loyalitas Konsumen PT Indosiar Visual Mandiri Tbk”.

1.2 Perumusan Masalah

(18)

Peraturan terhadap lingkungan yang semakin ketat dengan adanya hukuman bagi perusahaan yang melanggar undang-undang mengenai PT maupun undang-undang mengenai Lingkungan Hidup, telah membuat perusahaan wajib melaksanakan CSR. Dalam hal ini, perusahaan membutuhkan anggaran tersendiri untuk program CSR atau masuk dalam biaya lingkungan. Manajemen biaya lingkungan yang baik dan tepat akan berdampak positif bagi perusahaan. Menekan biaya dengan pemilihan metode yang paling tepat dalam memilih program CSR menjadi salah satu indikasi manajemen biaya lingkungan yang baik dan selain itu dapat meningkatkan citra positif di masyarakat terhadap produk yang dihasilkannya, sehingga tercipta loyalitas konsumen.

Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik konsumen PT IVM pada Program Peduli Kasih Indosiar (PPKI) ?

2. Bagaimana penilaian konsumen terhadap PPKI dari sisi citra dan

loyalitas konsumen ?

3. Apakah terdapat pengaruh PPKI terhadap citra perusahaan dan juga pengaruh PPKI terhadap loyalitas konsumen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen PT IVM pada PPKI.

2. Mengidentifikasi penilaian konsumen terhadap PPKI dari sisi citra dan loyalitas konsumen.

(19)

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

(20)

2.1 CorporateSocial Responsibility 2.1.1 Definisi

CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan

kepedulian sosial dalam operasi bisnisnya dan dalam interaksi dengan para

pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan

kemitraan (Nuryana, 2005). CSR sering disebut dengan istilah amal perusahaan

(Corporate Giving/Charity), kedermawanan perusahaan (Corporate

philanthropy), relasi kemasyarakatan perusahaan (Corporate Community/Public

Relations) dan pengembangan masyarakat (Community Development). Keempat

istilah tersebut dapat menjadi acuan dimensi atau pendekatan CSR yang dilakukan

oleh suatu perusahaan dalam konteks Investasi Sosial Perusahaan (Corporate

Social Investment/Investing). Motif perusahaan melakukan suatu CSR dapat

dikategorikan dari empat istilah tersebut.

Menurut Schermerhorn dalam Suharto (2007), CSR adalah suatu

kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-caranya sendiri dalam

melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Jadi CSR

tidak hanya diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap eksternal perusahaan,

seperti masalah pencemaran lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat

sekitar, tetapi juga diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap lingkungan

internal perusahaan, yaitu kepada para stakeholder.

Edi Suharto dalam Jatmiko (2010), mendefinisikan CSR sebagai

tanggungjawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari

keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan

pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan

harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan

norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara

(21)

(ISO), organisasi standardisasi internasional menghasilkan panduan dan

standardisasi untuk tanggungjawab sosial, yang diberi nama ISO 26000.

CSR pada ISO 26000 dalam Jalal (2008) merupakan tanggungjawab

organisasi terhadap dampak keputusan maupun aktivitas yang dilakukan

organisasi tersebut terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal-hal yang diatur

dalam ISO 26000 mengenai CSR ini mencakup :

1. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan

masyarakat.

2. Memperhatikan kepentingan dari para konsumen.

3. Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma

internasional.

4. Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, baik kegiatan produk maupun

jasa.

Terdapat 7 (tujuh) isu pokok mengenai CSR dalam ISO 26000. Isu

tersebut adalah :

1. Pengembangan masyarakat.

2. Konsumen.

3. Praktek kegiatan institusi yang sehat.

4. Lingkungan.

5. Ketenagakerjaan.

6. Hak Asasi Manusia.

7. Organizational Governance (Organisasi Kepemerintahan).

Menurut Poerwanto (2010), CSR atau tanggungjawab sosial (TJS)

perusahaan adalah jiwa perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan bisnis yang

mencakup citra perusahaan, promosi, meningkatkan penjualan, membangun

percaya diri, loyalitas karyawan, dan keuntungan. Dalam konteks lingkungan

eksternal, TJS berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat seperti

kesempatan kerja dan stabilitas sosial, ekonomi dan budaya. Berdasarkan definisi

ini disimpulkan bahwa CSR tidak hanya diwujudkan ke lingkungan eksternal

perusahaan, tetapi juga ke lingkungan internal perusahaan. Dalam konteks

(22)

mutu hidup bagi para pekerja, keluarga, pelanggan, pemasok, masyarakat dan

lingkungan.

Banyak pihak yang mengartikan CSR sama dengan etika perusahaan atau

etika bisnis. Menurut Hirt and Ferrell (2006), CSR berbeda dengan etika. Dalam

hal ini, etika bisnis berhubungan dengan keputusan individu-individu atau

kelompok kerja yang oleh masyarakat dinilai sebagai salah atau benar, sedangkan

CSR adalah konsep yang lebih luas berkenaan dampak dari aktivitas-aktivitas

bisnis secara keseluruhan terhadap masyarakat.

2.1.2 Landasan Hukum

Peraturan mengenai prinsip-prinsip CSR tertuang dalam Undang-Undang

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Pada Pasal 74 UU PT

disebutkan bahwa :

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan SDA wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan (TJSL).

2. TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan

diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain UU PT tersebut, UU Republik Indonesia No 25 tahun 2007 juga

menjadi landasan setiap perusahaan untuk melakukan program CSR. Pasal 15 (b)

tentang Penanaman Modal pada UU RI No 25 Tahun 2007 tersebut menyatakan

bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan TJS perusahaan.

Berdasarkan dua landasan hukum di atas, maka CSR merupakan kewajiban bagi

setiap perusahaan dimana terdapat sanksi hukum, jika perusahaan tidak

(23)

2.1.3 Kategori Aktivitas

Terdapat 6 (enam) kategori aktivitas CSR (Kotler and Lee, 2005), yaitu :

1. Cause Promotions

Cause Promotions adalah aktivitas CSR yang dilakukan

perusahaan dengan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang

dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap

suatu kegiatan sosial, atau untuk mendukung pengumpulan dana,

partisipasi dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu

kegiatan tertentu. Contoh kasus cause promotion ini dapat dilihat pada

Perusahaan DELL yang mensponsori pengumpulan komputer bekas untuk

didonasikan kepada organisasi non-profit dan organisasi publik.

2. Cause-Related Marketing

Aktivitas CSR cause-related marketing adalah perusahaan

memiliki komitmen untuk menyumbangkan persentase tertentu dari

penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya

penjualan produk. Contoh perusahaan yang melakukan CSR kategori ini

adalah Danone melalui produk aqua, dimana setiap 1 ℓ aqua yang terjual

perusahaan akan menyumbangkan 10 ℓ air bersih untuk daerah-daerah

yang masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih.

3. Corporate Social Marketing

Perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk

mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan

dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contoh perusahaan yang

melakukan CSR ini adalah PT Unilever melalui produk lifebuoy dengan

program ‘Lifebuoy Berbagi Sehat’. Program ini mengkampanyekan hidup

sehat salah satunya dengan mencuci tangan dengan menggunakan sabun.

Perusahaan membagikan produk dan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk

(24)

4. Corporate Phylanthropy

Hal ini yang dilakukan oleh PT IVM dalam penerapan CSR

perusahaan. Perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk

derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Bantuan untuk kesehatan

masyarakat meliputi biaya pengobatan, perawatan hingga penyembuhan

melalui PPKI dan mendirikan fasilitas umum, serta menyediakan alat-alat

berat untuk membantu evakuasi saat terjadi bencana alam melalui

Program Kita Peduli.

5. Community Volunteering

Perusahaan mendukung dan mendorong para karyawan, rekan

pedagang eceran, atau para pemegang franchise agar menyisihkan

waktunya secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi

masyarakat lokal maupun masyarakat yang jadi sasaran program.

Standard Chartered Bank melakukan CSR kategori ini sebagai wujud TJS

perusahaan. Setiap karyawan akan diberi reward berupa cuti kerja untuk

waktu yang digunakan dalam setiap kegiatan CSR perusahaan.

6. Social Responsible Business Practice

Perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas

bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan melaksanakan investasi yang

mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

komunitas, serta memelihara lingkungan hidup. McDonald menggunakan

material berbahan daur ulang pada pengemasannya sebagai wujud CSR

perusahaan sebagai contoh CSR kategori ini.

Menurut Suharto dalam Kusumadilaga (2010) yang berkaitan dengan

pelaksanaan CSR, perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori.

Meskipun cenderung menyederhanakan realitas, tipologi ini menggambarkan

kemampuan dan komitmen perusahaan dalam menjalankan CSR.

Pengelompokkan ini dapat memotivasi perusahaan dalam mengembangkan

program CSR dan dapat pula dijadikan cermin, serta panduan untuk menentukan

model CSR yang tepat. Dengan menggunakan dua pendekatan, sedikitnya ada

(25)

keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR. Dalam hal ini, terdapat 4

(empat) kategori perusahaan dalam pendekatan ini yang dapat dilihat pada

Gambar 1.

Profit

Perusahaan Perusahaan Ekonomis Perusahaan Reformis

(Pelit) (Maju)

Perusahaan Minimalis Perusahaan Humanis

(Kecil-Lemah) (Baik Hati-Dermawan)

Anggaran CSR

Gambar 1. Empat (4) kategori perusahaan berdasarkan pendekatan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR (Suharto dalam Kusumadilaga, 2010)

Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran

CSR, perusahaan terdiri atas 4 (empat) kategori berikut (Suharto dalam

Kusumadilaga, 2010) :

1. Perusahaan Minimalis, yaitu perusahaan yang memiliki profit dan

anggaran CSR yang rendah. Perusahaan kecil dan lemah biasanya

termasuk kategori ini.

2. Perusahaan Ekonomis adalah perusahaan yang memiliki keuntungan

tinggi, namun anggaran CSR rendah. Perusahaan yang termasuk kategori

ini adalah perusahaan besar, namun pelit.

3. Perusahaan Humanis merupakan perusahaan yang meskipun profit rendah,

proporsi anggaran CSR relatif tinggi. Perusahaan pada kategori ini disebut

perusahaan dermawan atau baik hati.

4. Perusahaan Reformis adalah perusahaan ini memiliki profit dan anggaran

CSR tinggi. Perusahaan seperti ini memandang CSR bukan sebagai beban,

(26)

Pendekatan kedua adalah berdasarkan tujuan CSR yang dilakukan

perusahaan, apakah untuk promosi atau pemberdayaan masyarakat (Suharto

dalam Kusumadilaga, 2010). Terdapat 4 (empat) kategori perusahaan dalam

pendekatan ini, yaitu :

1. Perusahaan Pasif, dimana perusahaan yang menerapkan CSR tanpa tujuan

jelas, yaitu bukan untuk promosi, bukan pula untuk pemberdayaan, tetapi

sekadar melakukan kegiatan kreatif perusahaan sebagai bentuk promosi

dan hal yang kurang bermanfaat bagi perusahaan.

2. Perusahaan Impresif, dimana perusahaan lebih mengutamakan CSR untuk

promosi daripada untuk pemberdayaan masyarakat. Perusahaan seperti ini

lebih mementingkan tebar pesona daripada tebar karya.

3. Perusahaan Agresif merupakan perusahaan yang kegiatan CSR lebih

ditujukan untuk pemberdayaan daripada promosi. Perusahaan seperti ini

lebih mementingkan karya nyata daripada tebar pesona.

4. Perusahaan Progresif adalah perusahaan yang menerapkan CSR untuk

tujuan promosi dan sekaligus pemberdayaan. Promosi dan CSR dipandang

sebagai kegiatan yang bermanfaat dan menunjang satu-sama lain bagi

kemajuan perusahaan (Gambar 2).

Promosi

Perusahaan Impresif Perusahaan Progresif

(Tebar Pesona) (Tebar Pesona dan Karya)

Perusahaan Pasif Perusahaan Agresif

(Tidak Tebar Pesona (Tebar Karya)

dan Karya)

Pemberdayaan

Masyarakat

(27)

2.1.4 Pendekatan

Menurut Poerwanto (2010), secara konseptual terdapat 3 (tiga) pendekatan

dalam pembentukkan CSR, yaitu :

1. Pendekatan moral, yaitu kebijakan atau tindakan yang didasarkan pada

prinsip kesantunan dan nilai-nilai positif yang berlaku, dengan pengertian

bahwa apa yang dilakukan tidak melanggar atau merugikan pihak-pihak

lain.

2. Pendekatan kepentingan bersama, yaitu menyatakan bahwa

kebijakan-kebijakan moral harus didasarkan pada standar kebersamaan, kewajaran,

keterbukaan dan kebebasan.

3. Pendekatan manfaat adalah konsep TJS yang didasarkan pada nilai-nilai

bahwa apa yang dilakukan oleh organisasi harus dapat menghasilkan

manfaat besar bagi pihak-pihak berkepentingan secara adil.

Berdasarkan pendekatan tersebut, CSR tidak dapat disebut sebagai beban

perusahaan karena CSR merupakan bentuk moral atau etika perusahaan yang

menjadi kepentingan bersama berbagai pihak terkait yang akan menunjang

keberlangsungan usaha suatu perusahaan. Hal ini tentu saja akan membawa

manfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang, sehingga CSR dapat

dikategorikan dalam tiga aktivitas yang dikenal dengan Triple Bottom Lines

meliputi 3P, yaitu profit, people dan planet. Profit berarti perusahaan memberikan

manfaat keuntungan kepada shareholder, people diwujudkan dalam bentuk

kepedulian terhadap stakeholder dan masyarakat sekitar, serta planet merupakan

(28)

2.2 Citra Perusahaan

Menurut Kotler dalam http://frommarketing.blogspot.com (2010),

corporate image is the consumer’s response to the total offering and is defined as

a sum the belief, ideas, and impressions that a public has an organization.

Pengertian tersebut mendefinisikan citra perusahaan sebagai respon konsumen

pada keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai

sejumlah kepercayaan, ide-ide dan kesan masyarakat pada suatu organisasi. Citra

tersebut terbentuk di benak konsumen karena adanya pengalaman, kepercayaan,

informasi dan pengetahuan yang pernah diperoleh oleh konsumen.

Kasali (2007) menyatakan citra adalah kesan suatu obyek terhadap obyek

lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari berbagai

sumber terpercaya. Terdapat tiga (3) hal penting dalam citra, yaitu kesan obyek,

proses terbentuknya citra dan sumber terpercaya. Obyek tersebut dapat berupa

individu maupun perusahaan yang terdiri dari sekelompok orang di dalamnya.

Citra suatu obyek terhadap obyek lain dapat berubah seiring informasi yang terus

berubah dari waktu ke waktu dan ditentukan pula oleh faktor kepercayaan

terhadap informasi tersebut. Citra menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan

untuk kelangsungan hidup dan pengembangan kreativitas pihak-pihak di dalam

perusahaan itu sendiri.

Pentingnya citra perusahaan dikemukakan oleh Gronroos dalam Suwandi

(2010) adalah :

1. Menceritakan harapan bersama kampanye eksternal. Citra positif

memudahkan perusahaan mengkomunikasikan tujuan perusahaan,

sedangkan citra negatif sebaliknya.

2. Citra perusahaan berfungsi sebagai penyaring yang mempengaruhi

persepsi kegiatan perusahaan. Citra perusahaan yang positif di mata

konsumen dapat menjadi pelindung kesalahan-kesalahan kecil, mutu

teknis atau fungsional perusahaan dan citra yang negatif dapat

(29)

3. Citra perusahaan berfungsi sebagai pengalaman dan harapan konsumen

atas mutu pelayanan perusahaan.

4. Citra perusahaan mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau

dampak internal. Citra perusahaan yang kurang jelas dan nyata

mempengaruhi sikap karyawan terhadap perusahaan.

Citra perusahaan terbentuk oleh banyak hal. Menurut Jefkins dalam

Indarwati (2007), hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahaan

adalah :

1. Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang.

2. Keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya.

3. Keberhasilan ekspor.

4. Hubungan industri yang baik.

5. Reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar.

6. Kesediaan turut memikul tanggungjawab sosial.

7. Komitmen mengadakan penelitian.

Penelitian ini mengambil 2 (dua) dari 7 (tujuh) faktor di atas yang dapat

meningkatkan citra perusahaan, yaitu ketersediaan turut memikul tanggungjawab

sosial dan komitmen mengadakan penelitian. Ketersediaan turut memikul

tanggungjawab sosial melalui kegiatan CSR PT IVM Program Peduli Kasih

Indosiar (PPKI) menjadi faktor utama dalam pembentukkan citra perusahaan yang

akan diteliti pada penelitian ini. Selain itu, komitmen mengadakan riset juga

menjadi faktor lain yang menunjang citra perusahaan, karena sebelum

mengadakan program CSR, PT IVM melakukan riset terhadap bentuk kegiatan

(30)

2.3 Loyalitas

Menurut Mowen dan Minor dalam Mustikawati (2009), loyalitas

merupakan sikap positif terhadap produk, memiliki komitmen terhadap produk

dan melakukan pembelian berulang. Kunci utama pada pengertian tersebut adalah

konsumen yang loyal terhadap suatu produk atau perusahaan akan melakukan

pembelian produk atau menggunakan jasa perusahaan kembali. Selain itu

konsumen yang loyal akan mereferensikan produk baik barang maupun jasa yang

dihasilkan suatu perusahaan kepada orang lain.

Menurut Palilati dalam Seravina (2009), terdapat lima (5) indikator

peubah yang dapat mengukur loyalitas konsumen. Pada penelitian ini digunakan

empat (4) dari lima (5) indikator peubah tersebut. Satu (1) indikator adalah

kesediaan menerima bunga yang rendah atau biaya yang tinggi pada lima (5)

indikator tersebut lebih dikhususkan pada penelitian perbankan. Empat (4)

indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Pembelian ulang, dimana dalam penelitian ini faktor pembelian ulang dapat

dinilai dari konsumen yang tetap setia menonton tayangan Indosiar tidak

hanya pada PPKI tetapi juga berbagai tayangan. Konsumen juga bersedia

untuk memberikan bantuan berulang kepada program ini.

2. Rekomendasi.

3. Menceritakan hal positif.

4. Menambah tontonan lain di Indosiar.

Loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa merupakan salah satu dari

aset produk yang menunjukkan mahalnya nilai sebuah loyalitas (Aaker dalam

Rahmatillah, 2009). Hal ini dikarenakan untuk membangun sebuah loyalitas

dibutuhkan waktu yang cukup lama dan terdapat banyak tantangan yang harus

dihadapi. Banyak manfaat yang diperoleh dari loyalitas konsumen, diantaranya :

1. Mengurangi biaya pemasaran, karena berdasarkan beberapa penelitian,

biaya untuk memperoleh pelanggan baru 6 (enam) kali lebih besar

dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang telah

(31)

2. Trade leverage, artinya sebuah produk yang memiliki pelanggan setia

lebih banyak akan menarik distributor untuk menyediakan ruangan yang

lebih luas dibandingkan dengan produk lain yang pelanggan setianya lebih

sedikit.

3. Menarik pelanggan baru, karena pelanggan yang telah setia terhadap suatu

produk atau perusahaan biasanya akan mereferensikan kepada orang lain

yang akan menjadi pelanggan baru perusahaan tersebut.

4. Merespon ancaman pesaing jika para pesaing menghasilkan produk yang

lebih baik. Hal ini dikarenakan pelanggan yang setia sulit dipengaruhi,

sehingga perusahaan memiliki kesempatan untuk menghasilkan produk

yang lebih baik lagi dari pesaing dalam jangka waktu tertentu tanpa takut

pelanggan tersebut beralih ke produk pesaing.

5. Nilai kumulatif bisnis yang berkelanjutan, karena dengan adanya

pelanggan yang setia akan mendorong perusahaan untuk terus

menghasilkan produk yang konstan dibutuhkan secara teratur dengan

harga lebih rendah.

6. Word of mouth communication (oral) yang berdampak besar terhadap citra

perusahaan. Pelanggan yang setia akan menceritakan hal-hal baik tentang

perusahaan dan produknya kepada konsumen lain yang jauh lebih

persuasif daripada iklan.

Loyalitas konsumen menjadi faktor penting karena manfaat-manfaat yang

disebutkan di atas serta dapat membangun maupun mengembangkan citra positif

perusahaan. Menurut Durianto et al dalam Rahmatillah (2009), pengukuran

loyalitas konsumen dapat dilakukan berdasarkan beberapa tingkatan, yaitu :

1. Switcher Buyer (pembeli yang berpindah-pindah), merupakan tingkat

loyalitas yang paling dasar. Semakin sering konsumen berpindah dari satu

merek ke merek lain menunjukkan konsumen tersebut tidak loyal.

Konsumen pada tingkatan ini biasanya melakukan pembelian karena

banyak orang membeli produk tersebut disebabkan harganya murah.

2. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan), yaitu pembeli yang

(32)

produk. Tidak ada alasan kuat bagi konsumen pada tingkatan ini untuk

membeli merek produk lain atau berpindah merek, terutama jika peralihan

tersebut membutuhkan biaya, usaha, atau pengorbanan lain.

3. Satisfied Buyer (pembeli yang merasa puas), yaitu kategori pembeli yang

merasa puas dengan merek yang mereka konsumsi, tetapi dapat beralih

merek meskipun butuh waktu, biaya, atau risiko lain akibat peralihan

tersebut.

4. Liking the Brand (menyukai merek), merupakan kategori pembeli yang

benar-benar menyukai merek tersebut. Rasa suka tersebut dapat timbul

karena berkaitan dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam

menggunakan merek tersebut sebelumnya, atau persepsi mutu yang tinggi.

5. Commited Buyer (pembeli yang berkomitmen), yaitu kategori pembeli

yang setia dan memiliki kebanggan dalam menggunakan suatu merek.

Merek tersebut bahkan menjadi sangat penting, baik dari segi fungsi

maupun ekspresi siapa sebenarnya penggunanya. Ciri konsumen pada

kategori ini adalah tindakan konsumen tersebut untuk merekomendasikan

atau mempromosikan merek yang digunakan kepada orang lain.

2.4 Shareholder dan Stakeholder

Shareholder adalah pihak-pihak yang memiliki saham atau modal

(harta/kekayaan) suatu perusahaan. Shareholder merupakan bagian dari

stakeholder, karena stakeholder adalah anggota komunitas, atau kelompok

individu, masyarakat (tidak semua) yang berasal dari wilayah perusahaan tersebut

berdiri, wilayah negara dan bisa juga negara lain (global) yang mempunyai

pengaruh terhadap jalannya suatu perusahaan (Prasetijo, Budimanta dan Rudito,

2004). Sedangkan menurut Solihin (2008), stakeholders atau pemangku

kepentingan adalah orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau

dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan.

Jones dalam Jatmiko (2010), mengklasifikasikan stakeholder atas inside dan

outside stakeholders. Perbedaan kedua kelompok tersebut dapat dilihat pada

(33)

Tabel 1. Klasifikasi Stakeholder menurut Jones dalam Jatmiko (2010) perusahaan, serta berada di dalam organisasi perusahaan

pemegang saham

(stockholders/shareholders), para manajer (managers), dan karyawan (employees)

2 Outside Stakeholders

orang-orang maupun pihak-pihak (constituencies) yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan dan bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap

perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan, serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan

pelanggan (customers), pemasok (suppliers), pemerintah (government), masyarakat lokal (local communities) dan masyarakat secara umum (general

public)

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu pada penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) rujukan.

Rujukan penelitian pertama dari Indra Jatmiko, dengan skripsi berjudul Kajian

Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate Social Responsibility pada Bank

“X” Bogor pada tahun 2011. Penelitian ini meneliti hubungan antara TJS yang

dilakukan perusahaan terhadap citra perusahaan setelah dilakukan program TJS

tersebut. Penelitian tersebut menggunakan analisis faktor, dengan hasil responden

menilai citra yang dibangun oleh Bank “X” melalui program CSR sudah baik.

Penelitian ini menggunakan enam (6) dimensi untuk menjelaskan hubungan

antara citra perusahaan melalui kegiatan CSR. Keenam (6) dimensi tersebut

adalah successful (90,4%), business wise (89,1%), character (89%), cooperative

(73,2%), withdrawn (70,4%) dan dynamic (67,2%). Setelah dilakukan analisis

faktor, keenam (6) dimensi tersebut mampu menjelaskan variasi 64,745%.

Rujukan penelitian kedua (2) adalah penelitian yang dilakukan oleh Rimba

Kusumadilaga, dengan skripsi berjudul Pengaruh Corporate SocialResponsibility

terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating

(34)

Indonesia) pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

CSR terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas perusahaan sebagai peubah

moderating dan perbedaan luas pengungkapan CSR periode sebelum dan sesudah

berlakunya UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Contoh

penelitian ini adalah pengungkapan pertanggungjawaban sosial pada sektor

manufaktur tahun 2006 dan 2008, dengan menggunakan metode purposive

sampling, yaitu 21 perusahaan pada tahun 2006 dan 42 perusahaan pada tahun

2008 yang memenuhi kriteria sebagai contoh penelitian.

Metode analisis pada penelitian tersebut adalah analisis regresi linear

sederhana dan berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan

CSR berpengaruh nyata terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas sebagai peubah

moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai

perusahaan. Dalam hal ini, terdapat perbedaan luas pengungkapan CSR periode

sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas.

Rujukan penelitian ketiga (3) adalah penelitian yang dilakukan oleh

Marisa Seravina, dalam skripsi berjudul Pengaruh Penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Britama (Studi

Kasus pada Nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor)

pada tahun 2008. Penelitian ini meneliti sikap nasabah terhadap kegiatan CSR

yang dilakukan perusahaan dan hubungannya dengan loyalitas nasabah pengguna

tabungan Britama. Pengukuran loyalitas pada penelitian ini menggunakan 5 (lima)

indikator, yaitu pembelian ulang, rekomendasi, menambah jumlah tabungan,

menceritakan hal positif dan kesediaan menerima bunga yang rendah atau biaya

yang tinggi. Penelitian tersebut menggunakan analisis Rank Spearman dan

analisis Regresi Linear Sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

antara penerapan program CSR perusahaan dengan loyalitas nasabah, nilai 0,315

untuk nasabah yang telah mengetahui program CSR BRI dan nilai 0,174 untuk

(35)

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara CSR terhadap citra

perusahaan dan loyalitas konsumen ini diawali dengan mengetahui visi dan

misi perusahaan. Visi PT IVM adalah menjadi stasiun televisi terkemuka

dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in-house production, kreativitas dan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Sedangkan misi

perusahaan adalah berorientasi maju dengan terobosan baru (futuristic), menjadi trendsetter dengan ide orisinil (innovative), mengutamakan kepuasan stakeholders (satisfactory) dan peduli terhadap lingkungan sekitar (humanity). CSR menjadi salah satu aspek korporasi yang mampu menumbuhkan perusahaan secara simultan sesuai dengan salah satu misi

perusahaan, yaitu peduli terhadap lingkungan sekitar.

Berbagai kegiatan perusahaan dilakukan berlandaskan pada visi

dan misi perusahaan agar tercapai tujuan perusahaan tersebut. Setelah

mengetahui visi dan misi perusahaan, penelitian ini selanjutnya menganalisis

program CSR PT IVM itu sendiri. Mengacu pada UU No 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan untuk melakukan

tanggungjawab sosial dan lingkungan, maka PT IVM mengadakan program

Peduli Kasih sebagai wujud tanggungjawab perusahaan. Program yang

diawali pada tahun 2000 ini merupakan wujud tanggungjawab perusahaan

terhadap masyarakat yang kemudian mendapat respon positif dari

masyarakat pada awal diadakannya program ini.

Penilaian masyarakat terhadap program CSR terhadap citra

perusahaan dan loyalitas konsumen dilakukan dengan pemilihan contoh.

Hasil penilaian ini dijabarkan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hal

ini dilakukan agar diketahui karakteristik populasi yang diwakili oleh

contoh. Populasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah masyarakat kota

Jakarta yang diwakili dengan 100 contoh. Karakteristik contoh diketahui

(36)

responden dilakukan dengan metode Convenience Sampling (pengambilan contoh secara kebetulan) yang masuk ke dalam teknik pengambilan contoh

non peluang. Metode ini dipilih karena tidak semua anggota populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Contoh yang

menjadi responden adalah contoh yang memenuhi persyaratan yang

ditetapkan oleh peneliti, sehingga dapat mengurangi bias penelitian

(Simamora, 2004).

Analisis deskriptif digunakan dalam mengidentifikasi faktor-faktor

yang mempengaruhi citra perusahaan dan loyalitas konsumen. Hasil analisis

deskriptif digunakan untuk menganalisis citra perusahaan yang diukur

dengan analisis citra perusahaan dan loyalitas konsumen yang diukur dengan

analisis loyalitas konsumen. Kemudian untuk melihat pengaruh peubah

independen (X), yaitu pelaksanaan CSR terhadap peubah dependen (Y) yang

merupakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen digunakan analisis

regresi linear sederhana.

Hasil analisis pengaruh CSR terhadap citra perusahaan dan

loyalitas konsumen menjadi tujuan akhir penelitian ini. Hasil dari penelitian

ini diharapkan dapat memberikan implikasi manajerial kepada perusahaan.

Implikasi manajerial ini merupakan penilaian terhadap kegiatan CSR

perusahaan yang kemudian dapat dijadikan perusahaan sebagai bahan

masukan agar dapat melakukan kegiatan ini lebih efektif dan efisien ke

(37)

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

Pengaruh CSR PT IVM terhadap Citra Perusahaan dan Loyalitas

Konsumen

Program CSR (Peduli Kasih) PT IVM

Persepsi Masyarakat terhadap Program CSR (Peduli Kasih)

PT IVM

Karakteristik Responden (Analisis Deskriptif) Visi dan Misi PT IVM

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Perusahaan

Analisis Citra Perusahaan

Analisis Regresi Linear Sederhana

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen

(38)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT IVM Jakarta yang beralamat di Jalan

Damai No 11 Daan Mogot, Jakarta Barat, 11510. Periode penelitian selama

tiga (3) bulan dari bulan Februari – April 2011.

3.3 Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

primer dan sekunder. Data primer sebagian besar diperoleh dari

pengamatan (observasi) di lapangan, wawancara dengan karyawan PT

IVM khusus program Peduli Kasih dan wawancara terstruktur dengan

konsumen melalui kuesioner (Lampiran 1). Pertanyaan dalam kuesioner

terdiri dari pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan

yang jawabannya telah disediakan, sehingga responden hanya dapat

memilih alternatif jawaban yang menurutnya paling sesuai.

Pertanyaan dalam kuesioner untuk pada penelitian ini

menggunakan Skala Likert. Menurut Rangkuti (2002), Skala Likert

digunakan dalam kuesioner dimana responden menyatakan tingkat setuju

atau tidak setuju mengenai pertanyaan yang diajukan. Bobot dalam Skala

Likert dibuat ke dalam lima (5) penilaian, yaitu :

a. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5

b. Jawaban setuju diberi bobot 4

c. Jawaban ragu-ragu diberi bobot 3

d. Jawaban tidak setuju diberi bobot 2

e. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1

Setiap jawaban responden dikalikan dengan bobotnya. Jawaban

tersebut kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui dimana

letak rataan penilaian responden terhadap setiap unsur. Rentang skala

tersebut adalah :

1,00 – 1,80 = sangat tidak berpengaruh

1,80 – 2,60 = tidak berpengaruh

(39)

3,40 – 4,20 = berpengaruh

4,21 – 5,00 = sangat tidak berpengaruh

Data sekunder adalah data primer yang diolah lebih lanjut baik

yang dilakukan langsung oleh pihak pengumpul data primer maupun pihak

lainnya. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh melalui studi literatur,

penelitian-penelitian terdahulu dan internet.

Contoh yang diambil pada penelitian ini adalah masyarakat kota

Jakarta dengan jumlah contoh 100 orang. Jumlah ini diperoleh dengan

menggunakan Rumus Slovin dengan nilai e sebesar 10% (nilai kritis untuk penelitian deskriptif). Rumus Slovin digunakan dengan asumsi bahwa

populasi yang digunakan dalam penelitian terdistribusi secara normal,

yaitu :

N = jumlah populasi di Kota Jakarta tahun 2010, yaitu 9.588.198

(Hasil Sensus Penduduk Kota Jakarta, www.bps.go.id, 2010)

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh

yang masih ditolerir (10%).

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, diketahui jumlah

penduduk Kota Jakarta yaitu 9.588.198, sehingga diperoleh contoh

(40)

3.4 Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1 Uji Validitas

Pengujian kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauhmana

pertanyaan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden. Uji

pendahuluan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian

kuesioner. Kuesioner diuji validitasnya untuk mengetahui bagaimana alat

ukur (instrument) mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment Pearsons berikut :

... (2)

Keterangan : r = Koefisien reliabilitas yang dicari

N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan

Y = Skor total

Berdasarkan hasil perhitungan, jika hitung lebih besar daripada

r-tabel, maka kuesioner dinyatakan valid.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji keterandalan instrumen yang digunakan

dalam riset. Uji reliabilitas ini dilakukan pada saat sebelum penelitian untuk

mengetahui apakah instrumen pengumpulan data tersebut sebuah reliabel (dapat diandalkan) atau belum. Apabila ternyata hasilnya tidak reliabel, maka hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kuesioner. Jika hasilnya

reliabel, maka penelitian akan dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner. Uji reliabilitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukuran dapat

dipercaya atau dapat diandalkan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus berikut :

(41)

Jika :

Keterangan : r = koefisien reabilitas yang dicari

k = jumlah butir pertanyaan

Xi = jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke n

N = jumlah populasi

Apabila r hitung positif dan lebih dari nilai r tabel dan nilai alpha cronbach minimum adalah 0,6 maka pernyataan dalam kuesioner reliabel. Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan software SPPS

(Statistical Package for Social Sciences) versi 11.50 for Windows.

3.4.3 Analisis Deskriptif

Subagyo dalam Jatmiko (2010), analisis deskriptif adalah cara

pengumpulan data yang kemudian disajikan dengan menentukan nilai-nilai

statistika dan membuat diagram atau menampilkan gambar yang

merupakan informasi hasil pengolahan data, penyajian ini dilakukan agar

lebih mudah dipahami dan dibaca. Analisis deskriptif pada penelitian ini

meliputi karakteristik responden, faktor-faktor yang mempengaruhi citra

(42)

3.4.4 Analisis Citra Perusahaan

Spector dalam Jatmiko (2010) mengemukakan 6 (enam) faktor

utama untuk mengukur dimensi utama calon responden untuk

mengekspresikan citra suatu organisasi. Parameter atau dimensi

pengukuran citra perusahaan ini akan digunakan untuk instrumen

penelitian melalui kuesioner. Keenam (6) faktor utama tersebut adalah :

1. Dynamic (pioneering, attention-getting, active dan goal oriented), yaitu organisasi atau perusahaan harus dinamis, menjadi pelopor,

menarik perhatian, aktif dan berorientasi pada tujuan.

2. Cooperative (friendly, well-liked dan eager to please good relations), yaitu sebuah organisasi harus mampu bekerjasama (ramah, disukai, membuat senang orang lain dan memiliki

hubungan baik dengan orang lain).

3. Business (wise, smart, persuade dan well-organized), yaitu organisasi harus memiliki karakter bisnis (bijak, cerdas, persuasif

dan terorganisir dengan baik).

4. Character (ethical, reputable dan respectable), yaitu sebuah organisasi yang baik, harus memiliki karakter yang baik pula

seperti memiliki etika yang baik, reputasi baik dan terhormat.

5. Successful (financial performance dan self-confidence). Ciri yang dimiliki organisasi sukses adalah kinerja keuangan yang baik dan

memiliki rasa percaya diri.

6. Withdrawn (aloof, secretive dan cautious), yaitu organisasi harus mampu menahan diri (ketat, menjaga rahasia dan berhati-hati).

Pengujian penilaian responden terhadap program CSR PT IVM

yaitu Program Peduli Kasih sendiri dilakukan dengan memberikan delapan

pertanyaan. Berdasarkan jawaban dari responden tersebut, kemudian

dilakukan penilaian citra perusahaan yang disebabkan oleh PPKI. Menurut

Umar (2003), kriteria penilaian berdasarkan Skala Likert berikut :

1,00 – 1,80 artinya sangat buruk

1,81 – 2,60 artinya buruk

(43)

3,41 – 4,20 artinya baik

4,21 – 5,00 artinya sangat baik

3.4.5 Analisis Tabulasi Sederhana Loyalitas Konsumen

Indikator yang digunakan untuk mengetahui loyalitas konsumen

Indosiar sebagai dampak dari kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan

adalah yang bersedia menonton ulang tayangan Indosiar, khususnya PPKI

serta bersedia ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, rekomendasi,

menceritakan hal positif dan menambah tontonan lain di Indosiar.

Berdasarkan indikator tersebut disusun lima (5) pertanyaan pada kuesioner

untuk mengukur loyalitas konsumen pada penelitian ini.

Pengukuran hubungan CSR PT IVM terhadap loyalitas konsumen

dilakukan dengan tabulasi sederhana atau tabel satu peubah. Metode ini

digunakan untuk mendeskripsikan ciri-ciri atau karakteristik dari suatu

peubah dan melihat persentase responden dalam memilih suatu kategori.

Setelah mengetahui persentase kategori yang dipilih oleh responden

tersebut, maka dilakukan tabulasi sederhana dengan menggunakan rumus

berikut :

fi

P = x 100 % ... (5) ∑fi

Keterangan : p = persentase responden yang memilih kategori tertentu

(44)

3.4.6 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang

dianggap berpengaruh pada suatu objek yang akan diteliti. Analisis regresi

dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu analisis regresi linear sederhana dan

berganda. Menurut Uyanto (2006), analisis regresi linear sederhana

digunakan untuk memprediksi nilai suatu peubah dependen (terikat atau y) berdasarkan nilai peubah independen (bebas atau x) lainnya, sedangkan analisis regresi linear berganda merupakan pengembangan dari analisis

linear sederhana, dimana terdapat lebih dari satu peubah bebas (xi).

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk

mengukur sikap konsumen dengan adanya program CSR Peduli Kasih

Indosiar terhadap citra PT IVM dan loyalitas konsumen. Perumusan model

analisis regresi linear sederhana pada penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua),

yaitu :

a. Y1 = a + bX + e ... (6) b. Y2 = a + cX + e ... (7) Keterangan : Y1 = Citra Perusahaan

Y2 = Loyalitas Konsumen

a = Konstanta

b dan c = Koefisien Regresi

X = Program Peduli Kasih Indosiar (CSR PT IVM)

e = Galat (Peubah lain yang tidak diteliti)

Berdasarkan persamaan regresi yang telah dibuat, maka disusun

(45)

Tabel 2. Rincian hipotesis yang akan digunakan pada penelitian

No Kategori Hipotesis

1

Pengaruh kegiatan CSR PT IVM melalui

Program Peduli Kasih terhadap citra

perusahaan

H0 : Tidak terdapat pengaruh kegiatan CSR PT IVM melalui Program Peduli Kasih terhadap citra perusahaan

H1 : Terdapat pengaruh kegiatan CSR PT IVM melalui Program Peduli Kasih terhadap citra perusahaan

2

Pengaruh kegiatan CSR PT IVM (Program Peduli Kasih) terhadap loyalitas konsumen

H0 : Tidak terdapat pengaruh kegiatan CSR PT IVM melalui Program Peduli Kasih terhadap loyalitas konsumen

(46)

4.1 Gambaran Umum PT Indosiar Visual Mandiri (PT IVM) 4.1.1 Sejarah Singkat PT IVM

PT IVM yang lebih dikenal dengan sebutan Indosiar, merupakan

anak perusahaan dari PT Indosiar Karya Media (PT IDKM). Awalnya

perusahaan ini berdiri dengan nama PT Indovisual Citra Persada (PT ICP)

pada tahun 1991 yang bergerak di bidang jasa penyiaran televisi.

Perusahaan ini kemudian menjadi salah satu televisi swasta nasional kelima

di Indonesia, yang mulai beroperasi dengan menayangkan siaran perdana

pada tanggal 11 Januari 1995. Indosiar menjadi stasiun televisi pertama

yang mencatatkan sahamnya di Indonesia pada tahun 2001. PT ICP

kemudian berganti nama menjadi PT IDKM di tahun 2003 setelah melalui

restrukturisasi pada perusahaan tersebut. Pada tahun 2004 PT IDKM

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham IDKM, sedangkan

untuk PT IVM yang merupakan anak perusahaan PT IDKM menjadi

perusahaan tertutup pada tahun tersebut.

Indosiar memiliki visi yaitu menjadi stasiun televisi terkemuka

dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in-house production,

kreativitas dan SDM yang handal. Sedangkan misi perusahaan adalah

berorientasi maju dengan terobosan baru (futuristic), menjadi trendsetter

dengan ide orisinil (innovative), mengutamakan kepuasan stakeholders (satisfactory) dan peduli terhadap lingkungan sekitar (humanity). Perusahaan selalu berusaha melakukan terobosan dan inovasi baru yang

mengutamakan kepentingan stakeholders dan kepedulian terhadap

lingkungan sekitar sesuai dengan misi perusahaan. Hal ini dilakukan agar

perusahaan mampu bersaing diantara stasiun televisi lainnya, sehingga

perusahaan mampu bertahan sebagai salah satu stasiun televisi swasta

(47)

Perkembangan Indosiar saat ini sudah semakin pesat dibandingkan

dengan awal berdirinya. Hal ini dibuktikan dengan jangkauan siaran yang

sudah dapat diakses mencapai 80% dari total penduduk Indonesia melalui

34 stasiun pemancar di Indonesia pada tahun 2005. Saat ini Indosiar telah

membangun stasiun pemancar baru di Jakarta dengan tinggi kurang lebih

400 m untuk meningkatkan mutu penerimaan siaran di wilayah Jakarta dan

sekitarnya yang mulai mengalami gangguan, karena pembangunan

gedung-gedung tinggi dalam lima (5) tahun terakhir.

Perkembangan Indosiar juga dilihat dari jumlah jam tayang untuk

program produksi sendiri. Pada tahun 2002, tercatat peningkatan jam tayang

untuk program produksi sendiri yaitu 4.023 jam, dibandingkan pada tahun

2001 yang hanya 3.819 jam dan tahun 2000 sebanyak 3.846 jam. Selain itu,

program siaran langsung juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

yaitu pada tahun 2000 tercatat 1.520 jam, tahun 2001 mengalami

peningkatan menjadi 1.814 jam dan meningkat lagi di tahun 2002 mencapai

1.910 jam.

Misi perusahaan yang selalu menghasilkan terobosan baru dengan

ide orisinil yang mampu memenuhi kepentingan stakeholders dengan tetap

peduli terhadap lingkungan sekitar selalu dijadikan landasan dalam setiap

kegiatan perusahaan. Berbagai terobosan baru dengan ide orisinil telah

dihasilkan Indosiar, diantaranya strategi penayangan program pada hari

berurutan (strip in), penulisan lirik lagu (subtitle) untuk karaoke pemirsa di

rumah, pembuatan program sekaligus media promosi (promotainment),

jajak pendapat jarak jauh (telepolling), sponsor produk dalam sebuah

program (built in sponsorship) dan penggalangan dana bantuan yang

terintegrasi antara telepon, ATM dan program televisi (telethon) yang

(48)

Indosiar juga memperhatikan kepentingan para pemegang saham

dan investor, selain masyarakat yang menjadi fokus utama perusahaan.

Pada akhir tahun 2004, perusahaan melakukan aksi korporasi restrukturisasi

yang memungkinkan pemegang saham memiliki saham baru di perusahaan

induk yaitu PT IDKM. Hal ini akan memberikan peluang lebih besar dalam

melakukan diversifikasi usaha. Konsistensi upaya yang dilakukan oleh

Indosiar dalam memperhatikan kepentingan pemegang sahamnya selama 5

(lima) tahun berturut-turut membuat Indosiar mendapatkan penghargaan

The Value Creator Award” dari majalah SWA Sembada dan masuk daftar

peringkat “Obligasi Korporasi Terbaik 2005” versi majalah Investor di

akhir tahun 2005.

Pada tahun 2009, Indosiar melakukan investasi pada 22 anak

perusahaan dengan implementasi sistem stasiun jaringan yang dilakukan

secara bertahap. Saat ini Indosiar telah melakukan berbagai pembangunan

sarana prasarana untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan

diantaranya pembangunan sebuah studio baru seluas 4.700 m2 di atas tanah seluas 13.500 m2, kapasitas 800 tempat duduk, stage seluas 24x24 m, 2 (dua) function room berkapasitas 20-30 orang, 2 (dua) ruangan VIP dengan

fasilitas lengkap, sistem kamera high definition, digital Audio Mixer

kapasitas besar, gedung Art Workshop dan gedung pendukung acara (ruang

makeup, wardrobe serta ruang tunggu artis). Studio ini telah menjadi studio

siaran televisi terbesar yang ada di Indosiar, bahkan di Indonesia.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh lembaga survey industri

pertelevisian yaitu Nielsen Audience Measurement Indonesia, Indosiar

menempati posisi kelima pada industri televisi swasta nasional untuk

kategori TV Share, All Markets and All Hours periode Januari – September

2010. Urutan stasiun televisi berdasarkan survei tersebut dapat dilihat pada

(49)

Tabel 3. Peringkat stasiun Televisi Swasta Nasional berdasarkan TV share, all markets and all hours

No Nama Stasiun Televisi Persentase TV Share, All Markets and All Hours (%)

1 RCTI 16,1

2 SCTV 14,8

3 Trans TV 13,6

4 TPI (MNC) 11,2

5 Indosiar 10,1

6 Trans7 10,1

7 ANTV 8,9

8 GTV 7,7

9 Lain-lain 7,5

Sumber : Nielsen Audience Measurement Indonesia, www.agbnielsen.com, 2010

4.1.2 Struktur Organisasi PT IVM

Organisasi merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat

keterkaitan yang harus berjalan secara terpadu, serta merupakan alat dari

manajemen dalam mengukur berbagai aktivitas dan tugas dalam suatu

perusahaan. Menurut Manullang (1991), organisasi dalam arti bagan atau

struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama

orang-orang yang terdapat dalam suatu badan dalam rangka usaha mencapai sesuatu

tujuan.

Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk organisasi pasti memiliki

struktur organisasi. Struktur organisasi akan memudahkan perusahaan dalam

pengelolaan SDM agar tercipta efisiensi dan efektivitas dari tiap karyawan,

serta unit kerja melalui program kerja dan kegiatan operasional yang terperinci

serta jelas agar dapat sukses dalam mencapai tujuan perusahaan atau

(50)

Gambar 4. Struktur organisasi PT IVM

4.1.3 Program CSR PT IVM

Salah satu misi PT IVM adalah peduli terhadap lingkungan sekitar

(humanity). Hal ini diwujudkan perusahaan diantaranya melalui 2 (dua) program CSR Indosiar yaitu Peduli Kasih dan Kita Peduli. Peduli Kasih

merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat

dengan memberikan biaya pengobatan gratis terhadap beberapa penyakit yang

diadakan secara terus menerus. Program ini dilakukan secara simultan. Dewan Komisaris

(Board of Commissioners)

Komite Audit

(Audit Committee)

Direktur Utama

(President Director)

Corporate Secretary

Internal Audit

Direksi

Directors

Humas

CSR

Peduli Kasih

Gambar

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 3.  Peringkat stasiun Televisi Swasta Nasional berdasarkan TV  share, all markets and all hours
Gambar 4.  Struktur organisasi PT IVM
Gambar 5. Proporsi responden berdasarkan usia
+3

Referensi

Dokumen terkait

Unit 1: The travel and tourism industry Unit 2: Features of worldwide destinations Unit 3: Customer care and working procedures Unit 4: Travel and tourism products and services Unit

Ada atau tidak ada Perbedaan signifikan antara Kinerja Portofolio Saham dengan Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di Perusahaan Perbankan dengan menggunakan metode

1) Pengawas memperkenalkan diri dahulu sebelum tes dimulai. 2) Pengawas memberitahu Bidang Keilmuan yang akan diujikan kepada peserta. 3) Pengawas mempersilakan

Menjadi menarik ketika etnis Minang merupakan salah satu etnis yang sering diangkat pada Media, namun banyak penggambaran akan etnis Minang yang disajikan membuat etnis ini

tersebut dapat di ketahui bahwa N merupakan jumlah sampel yaitu 61 siswa, nilai Mean sebesar 88.33 pada nilai Standart Deviasi sebesar 5.697 nilai minimum atau nilai

Hal ini di ketahui karna pengaruh mikrooarganime yang terdapat dalam EM4 sehinngga mempengaruhi nilai kalor dari hasil fermentasi dimana dalam EM4 terdapat bakteri Lactobacillus,

Namun kembali lagi kepada penafsiran, orang Yahudi kuno juga ada yang berpendapat bahwa Mesias itu tidak mati dan bangkit karena mereka lebih menginginkan Mesias anak Daud yang

Karena seperti yang sudah dijelas- kan di atas, salah satu faktor yang menyebabkan orang lain bisa masuk ke dalam komputer adalah terjadi akibat apli- kasi atau program yang