Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA INFORMASI PERABOTAN DAPUR
TRADISIONAL JAWA BARAT
DK 38315/Tugas Akhir
Semester II 2014/2015
Oleh :
Robian Prasetya
51911181
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini
yang berjudul perabotan tradisional Jawa Barat. Laporan ini meneliti fungsi dan nilai
filosofi perabotan yang ada di Jawa Barat. Laporan ini di susun dengan tujuan untuk
memenuhi mata kuliah tugas akhir.
Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak untuk dosen pembimbing
yang telah membimbing serta mengoreksi makalah ini.
Harapan penulis semoga Laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembimbing, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada berbagai pihak untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Bandung, Februari 2015
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
BAB II JENIS DAN KEGUNAAN PERABOTAN DAPUR TRADISIONAL JAWA BARAT II.1 Definisi perabotan dapur tradisional Jawa Barat ... 5
II.2 Fungsi perabotan dapur tradisional Jawa Barat ... 6
II.3 Kegunaan dan jenis perabotan dapur tradisional Jawa Barat ... 7
II.4 Tata cara menanak nasi ... 8
II.5 Opini masyarakat tentang perabotan dapur tradisional Jawa Barat ... 9
II.6 Target audience ... 15
II.7 Media Informasi ... 16
II.8 Kesimpulan ... 16
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan ... 17
vii
III.1.3 Tujuan Komunikasi ... 18
III.1.4 Gaya bahasa ... 19
III.1.5 Target audience ... 19
III.1.6 Strategi kreatif ... 21
III.1.7 Strategi media ... 27
III.1.8 Strategi Distribusi... 29
III.1.9 Konsep visual ... 30
III.2.1 Format desain ... 31
III.2.2 Tata letak ... 32
III.2.3 Huruf ... 33
III.2.4 Illustrasi ... 35
III.2.5 Warna ... 41
BAB IV TEKNIK PRODUKSI MEDIA
IV.1 Teknis Media ... 47
IV.1.1 Media Utama ... 48
IV.1.2 Media Pendukung ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN ... 62
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Perabotan dapur merupakan suatu hal yang tidak dapat di pungkiri keberadaan dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari – hari. Setiap pergi ke dapur umumnya
bertemu dengan alat ini. Perabot dapur merupakan alat yang multifungsi dalam
kehidupan berumah tangga, dapat mempermudah dan mempercepat kegiatan
memasak di dapur. Kaum Ibu pada umumnya tidak segan untuk selalu membeli
peralatan dapur dengan merk dan jenis terbaru untuk melengkapi ruangan dapur
menjadi lebih lengkap. Harga dari peralatan dapur juga bervariasi, mulai dari
peralatan dapur dengan harga yang terjangkau sampai dengan harga yang paling
mahal. Perabotan yang paling terjangkau adalah perabotan dapur tradisional.
Banyak macam perabot dapur tradisional yang digunakan pada zaman dahulu,
salah satu yang paling sederhana yakni perabot dapur yang digunakan dalam
menanak nasi. Nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, ada
berbagai cara untuk mengolah nasi, namun cara mengolah nasi secara tradisional
mempunyai ciri khas dan kelezatan tersendiri, hasil dari nasi yang diolah secara
tradisional mempunyai kelebihan yaitu dari segi rasa, tekstur dan kandungan
protein yang lebih baik.
Perabotan dapur sendiri dari zaman ke zaman mengalami perkembangan dari segi
material bahan maupun fungsinya, yang bertujuan untuk mempermudah
masyarakat menjalankan aktivitas sehari-harinya di zaman modern masyarakat
tidak perlu memakan waktu untuk mencari kayu bakar dan menjalakan beberapa
proses untuk menanak nasi. Di zaman sekarang ada ricecooker yang kegunaannya
lebih sederhana yaitu dengan dibantu listrik lalu nasi direbus, tunggu beberapa
2 melupakan tradisi-tradisi yang lama, sehingga masyarakat kurang mengenal
tradisi yang terdahulu. Jika dipelajari lebih dalam, para leluhur membuat benda
secara rinci mengandung fungsi-fungsi tertentu dalam penggunaan alat tersebut.
Sekarang, umumnya perabot dan metode menanak nasi ini hanya terdapat di
daerah perkampungan yang masih mempertahankan tradisi para leluhurnya
contohnya di daerah kampung Naga. Masyarakat seharusnya lebih mengenal
perabotan dapur tradisional Jawa Barat, karena perabotan ini merupakan bagian
dari artefak budaya peninggalan leluhur masyarakat daerah Jawa Barat, yang
memperkaya khasanah kebudayaan Indonesia. Sebagai bagian dari artefak budaya
lokal yang menunjang kebudayaan nasional, sudah tentu wajib dipelihara dan
dijaga kelestariannya. Salah satu kalangan masyarakat yang mulai melupakan
tradisi – tradisi ini adalah dari kalangan remaja.
Remaja merupakan bagian dari masyarakat yang keberadaannya perlu
diperhitungkan. Sebagai generasi muda penerus bangsa, tanggung jawab akan
kelestarian budaya lokal ada di tangan remaja. Sekarang ini kaum remaja banyak
yang kurang mengenal perabotan dapur tradisional, dikarenakan perkembangan
teknologi yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam beraktifitas. Tidak
dapat dipungkiri ada anggapan bahwa budaya tradisional tidak mampu menyaingi
teknologi yang semakin pesat perkembangannya. Disinilah perlunya kesadaran
remaja bahwa budaya lokal senantiasa akan bertahan apabila kita tidak
membiarkannya punah. Hal ini perlu di dukung dengan wujud nyata terhadap
pengembangan dan pelestarian sehingga artefak budaya seperti perabotan
tradisional tetap dikenal oleh masyarakat. Karena selama ini persoalan budaya
semakin mendapat tantangan, baik dari dalam dan luar negeri, utamanya
menyangkut kondisi pemahaman tentang nilai-nilai budaya. Penggunaan
perabotan dapur tradisional Jawa Barat dalam kehidupan sehari-hari dan
fungsinya, penting untuk menjadi informasi yang menarik untuk diketahui oleh
3 I.2 Identifikasi Masalah
Melihat pemaparan permasalahan diatas seiring perkembangan zaman sekarang
ini masyarakat mulai melupakan perabot dapur tradisional yang merupakan
artefak peniggalan nenek moyang yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. Maka
dalam pembahasan yang akan dilakukan ini yang dapat diidentifikasi adalah :
Masyarakat Jawa Barat khususnya kaum remaja kini sudah jarang
menggunakan perabotan dapur tradisional khususnya perabot yang digunakan
dalam menanak nasi, hal ini menyebabkan banyak masyarakat Jawa Barat,
yang tinggal di kota, kurang mengenal perabotan dapur yang digunakan untuk
menanak nasi serta cara penggunaannya, karena perabotan ini merupakan
bagian dari artefak budaya yang memperkaya khasanah budaya Indonesia.
Perkembangan zaman mengakibatkan munculnya alat – alat memasak yang
lebih modern dan memudahkan dalam penggunaannya. Hal inilah yang dapat
membuat masyarakat lupa akan tradisi pada zaman dahulu salah satunya adalah
proses menanak nasi serta fungsi dari perabotan dapur tradisional Jawa Barat.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dalam penelitian yang akan
dilakukan ini akan mengkaji permasalahan sebagai berikut.
Bagaimana menginformasikan jenis dan kegunaan dari perabotan dapur
tradisional Jawa Barat yang di gunakan dalam menanak nasi pada masyarakat
?
I.4 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya sebatas bagaimana menyampaikan informasi jenis, fungsi,
dan cara menanak nasi khas masyarakat Jawa Barat kepada kaum remaja tentang
4 I.5 Tujuan Perancangan
Memberi informasi terhadap remaja agar diharapkan bisa mengenal perabot
dapur tradisional Jawa Barat.
Memberi informasi terhadap remaja agar diharapkan dapat mengetahui cara
menggunakan perabot dapur tradisional Jawa Barat dalam kehidupan
sehari-hari.
Setelah mendapatkan informasi tentang perabotan dapur tradisional Jawa
Barat diharapkan masyarakat dapat ikut serta untuk menjaga artefak
5
BAB II
Fungsi dan Pengolahan Nasi Dari Perabotan Dapur Tradisional Jawa Barat
II.1 Definisi Perabotan Dapur Tradisional Jawa Barat
Perabotan Dapur Tradisional Jawa Barat terdiri dari empat kata yaitu perabotan,
dapur, tradisional, dan Jawa Barat. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
versi kbbi.go.id // perabotan artinya barang-barang perlengkapan, dapur artinya
ruang tempat memasak, tradisional artinya sikap dan cara berpikir serta bertindak
yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara
turun-temurun. Jadi perabotan dapur tradisional Jawa barat adalah barang-barang
perlengkapan yang biasa digunakan di tempat memasak yang merupakan warisan
turun-temurun masyarakat suku Sunda yang terdapat di wilayah Jawa Barat.
II.2 Fungsi dan Jenis Perabotan Dapur Tradisional Jawa Barat
Perabotan Dapur Tradisional Jawa Barat merupakan alat untuk mengolah dan
menyajikan makanan oleh masyarakat Jawa Barat atau bisa disebut suku Sunda
yang merupakan penghuni di wilayah Jawa Barat. Menurut (Hidayat, 26,2005)
dalam kehidupan keseharian adat sunda, perabotan dapur tradisional Jawa Barat
berfungsi sebagai alat pengolah dan penyaji makanan.Berikut ini ada berbagai
jenis perabotan yang di gunakan dalam menanak nasi oleh masyarakat Jawa Barat
yaitu:
Boboko
Gambar II.1 Gambar boboko
6 Boboko berfungsi untuk mencuci beras sebelum dimasak namun di zaman
sekarang boboko di jadikan tempat menyajikan nasi. Terbuat dari anyaman.
Boboko dari segi bentuk terlihat bagian bawah berbentuk persegi empat,
membesar ke atas, permukaan atasnya berbentuk bulat seperti lingkaran.
Aseupan
Gambar II.2, Gambar aseupan,
Sumber : Dokumentasi pribadi (26 april 2015)
Aseupan adalah wadah yang berfungsi untuk mengukus beras hingga menjadi
nasi. Aseupan terbuat dari anyaman bambu. Aseupan berbentuk segitiga, yang
saat digunakan berbentuk segitiga terbalik.
Nyiru
Gambar II.3, Gambar nyiru
7 Nyiru adalah perabot dapur yang berfungsi untuk membersihkan padi atau
beras dari gabah. Nyiru berbentuk bulat seperti lingkaran, bahan yang
digunakan adalah anyaman
Pabeasan
Gambar II.4, Gambar pabeasan
Sumber : Dokumentasi pribadi (26 april 2015)
Pabeasan adalah gentong yang biasa dipakai untuk menyimpan beras.
Pabeasan terbuat dari tanah liat yang dibakar menjadi gerabah.
Dulang :
Gambar II.6,Gambar Dulang
Sumber : Dokumentasi pribadi (26 april 2015)
Dulang adalah wadah yang biasa dipakai untuk ngarih dan ngakeul, bagian
bawah dan permukaannya berbentuk lingkaran, bentuknya hampir mirip
8 Se’eng :
Gambar II.7,Gambar se’eng
Sumber : Dokumentasi pribadi (26 april 2015)
Se’eng yaitu perabot yang digunakan saat mengukus nasi, terbuat dari kayu
aluminium. Seeng berbentuk tinggi ramping, bagian dalam berongga seperti
silinder, bagian bawah membesar, bagian atas membesar, menyempit di tengah
dan alasnya bundar agak cembung.
II.3 Menanak Nasi Tradisional
Proses dalam menanak nasi ada berbagai cara yaitu nasi yang sudah diambil dari
pabeasan dimasukan ke dalam boboko, kemudian dibersihkan dengan cara ditapi
menggunakan nyiru. Sesudah itu beras dimasukan lagi ke dalam boboko, lalu
dicuci. Proses mencuci beras ini disebut ngisikan. Setelah itu beras dimasak
dengan menggunakan seeng dan aseupan sampai setengah matang, diangkat lalu
digigihan diberi air mendidih, kemudian dimasukan kembali ke dalam aseupan
dan diseupan (dikukus) sampai matang. Setelah itu nasi dimasukan ke dalam
dulang, kemudian diakeul, baru kemudian dimasukan ke dalam boboko. Menurut
Haryadi (2006) dalam bukunya yang berjudul Teknologi Perngolahan Beras, yang
dikutip Dian Novita (2009) nasi yang dimasak dengan cara tradisional akan
menghasilkan nasi dengan tekstur yang lebih lunak dan lengket serta mempunyai
gelatinasi dan pengembangan granula pati yang lebih baik dibandingkan dengan
9
Proses pemasakan dengan tradisional yang menggunakan cara mengkukus
meningkatkan ketercernaan protein dan pati. Ditilik dari sudut kesehatan,
sesungguhnya cara menanak nasi secara tradisional adalah lebih baik dari cara
menanak nasi secara modern. Oleh karena dengan cara tradisional, zat gizi yang
hilang karena proses secara tradisional itu tidak banyak, dibandingkan dengan zat
gizi yang hilang dengan cara menanak nasi secara modern.
II.4 Sejarah Perabotan Dapur Tradisional Jawa Barat
Sebagian besar perabot dapur tradisional Jawa Barat ini terbuat dari anyaman
bambu. Berdasarkan cerita dalam mitos Dewi Sri Pohaci, dari bagian kaki Dewi
Padi ini tumbuh tanaman bambu. Material bambu yang digunakan pada perabotan
dapur ini berkaitan erat dengan mitos Dewi Sri Pohaci. Mitologi Nyi Pohaci di
pakai oleh masyarakat Jawa Barat, karena Nyi Pohaci merupakan asal muasal
tumbuhan yang merupakan sumber kehidupan dari masyarakat Jawa Barat,
menurut (Jakob Sumarjo 57,2001) dalam ceritanya saat Nyi Pohaci meninggal
dunia dari kuburannya muncul bermacam tanaman yang berguna bagi manusia. Di
atas kepalanya tumbuh pohon kelapa. Dari mata kanannya tumbuh padi putih. Di
atas mata kirinya tumbuh padi merah. Dari hatinya tumbuh padi ketan. Dari paha
kanan tumbuh menjadi bambu aur. Paha kiri menjadi bambu tali. Betisnya
menjadi pohon. Ususnya menjadi akar tunjang. Rambutnya menjadi rerumputan.
Pendek kata, semua tanaman yang amat dibutuhkan berasal dari tubuh Nyi
Pohaci. Dari sinilah sebabnya desain perabot dapur tradisional Jawa Barat
mengandung unsur perempuan yaitu penggambaran dari Dewi Sri Pohaci atau
sering disebut Nyi Pohaci. Dari data yang didapat perabot dapur tradisional Jawa
Barat ini adalah gambaran tubuh perempuan. Menurut wawancara dengan Dr
Jamaludin seorang ahli di bidang desain yang dikutip elin (2011) yang pernah
meneliti tentang makna simbolik dari artefak kebudayaan Sunda perabotan dapur
tradisional Jawa Barat bila dikaitkan dengan mitos Dewi Padi, wadah yang
10
Dewi Sri Pohaci. Sedangkan ruhnya adalah padi yang merupakan jelmaan Dewi
Sri Pohaci. Jadi bisa ditafsirkan bahwa perabot dapur ini adalah wadah atau raga
yang akan diisi oleh padi, beras, atau nasi yang di dalamnya terdapat ruh Dewi Sri
Pohaci.Sebagian besar perabot dapur tradisional Jawa Barat ini terbuat dari
anyaman bambu. Berdasarkan cerita dalam mitos Dewi Sri Pohaci, dari bagian
kaki Dewi Padi ini tumbuh tanaman bambu. Material yang digunakan pada
perabotan dapur ini berkaitan erat dengan mitos Dewi Sri Pohaci.
II.4.1 Bentuk Perabotan Dapur Tradisional Jawa Barat
Pada desain perabot dapur tradisional Sunda ini ditemukan tiga bentuk dasar
geometri, yaitu segi empat, lingkaran dan segi tiga. Menurut Jamaludin,
berdasarkan hasil penelitiannya yang berjudul toward sundanese aesthetic dalam
buku aspek visual sunda. Sunda terdapat berbagai rumusan estetika, diantaranya
masalah pengaturan elemen estetik ke dalam berbagai komposisi yang
dicerminkan dalam bentuk susunan kata, depiksi dan diksi. Untuk bentuk persegi,
ada ungkapan “hirup kudu masagi” yang artinya harus serba bisa. Pengertian
serba bisa atau serba dilakukan dalam arti positif dengan penekanan utama
mengarah pada dua aspek pokok kehidupan manusia, yaitu kehidupan duniawi
(bekerja, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam)
dan kehidupan di akhirat nanti (hubungan manusia dengan Tuhan). Bentuk
lingkaran terdapat dalam ungkapan “niat kudu buleud” (niat harus bulat). Bentuk
bulat dibuat dari garis melingkar dengan ujung saling bertemu, dengan jari-jari
dari titik pusat ke setiap sisi berukuran sama. Bentuk bulat atau garis lingkaran
yang dipakai sebagai simbol niat atau tekad. Niat berkaitan dengan persoalan
keteguhan sikap, keyakinan serta kepercayaan yang pada ujungnya bermuara pada
masalah keimanan atau tauhid (spiritual). Bentuk segitiga terdapat dalam
ungkapan bale nyungcung dan buana nyuncung (tempat para dewa dan hyang
dalam kosmologi masyarakat Sunda). Bale nyungcung adalah sebutan lain untuk
11
dalam percakapan sehari-hari maksudnya melangsungkan akad nikah, yang jaman
dahulu umumnya dilakukan di masjid. Bale nyungcung menunjuk pada model
atap masjid jaman dulu yang menggunakan model gunungan bertumpuk tiga
dengan puncak berbentuk atap limas yang disusun dari empat bentuk segitiga.
II.5 Opini Masyarakat Terhadap Perabotan Dapur Tradisional Jawa Barat
Gambar II.10 Analisa penggunaan perabot dapur tradisional Jawa Barat Sumber : Dokumentasi pribadi (11 april 2015)
Menurut hasil survey yang dilakukan di daerah perkotaan kota Bandung dari 50
responden, 47 responden masih menggunakan dan 3 responden tidak
menggunakan perabotan dapur tradisional. Menurut beberapa hasil wawancara
dengan warga setempat , mereka berpendapat sekarang perabotan yang bersifat
modern kegunaannya lebih praktis serta desainnya pun lebih menarik dari
perabotan dapur tradisional yang kegunaannya rumit dan desainnya pun terlihat
kuno. Masyarakat tidak perlu mencari kayu bakar untuk memasak sekarang ini
ada kompor gas, masyarakat tidak perlu mengukus nasi dengan cara dibakar
sekarang ada rice cooker yang kegunaannya lebih praktis. dapat diketahui bahwa
sebagian besar masyarakat cenderung memilih perabotan modern sebagai alat
12
untuk beraktifitas di dapur, hal ini tidak dapat di pungkiri bahwa perabotan dapur
modern lebih unggul dari segi kegunaannya, namun menurut wawancara dengan
Ibu Ida Faridah seorang pemilik katering masakan sunda yang masih
menggunakan perabotan dapur tradisional, berpendapat hasil rasa masakan dengan
menggunakan perabotan dapur tradisional lebih nikmat, dan alat dapur yang
banyak digunakan sekarang lebih beresiko karena terbuat dari bahan-bahan
berbahaya bagi kesehatan, seperti melamin dan sterofoam yang sangat berbeda
dengan alat masak tradisional yang sebagian besar terbuat dari alam dan tidak
berbahaya bagi kesehatan.
Gambar II.11 Analisa penggunaan perabot dapur tradisional Jawa Barat Sumber : Dokumentasi pribadi (11 April 2015)
Mengenal; 22
Pengetahuan Nama Jenis Perabotan Dapur
Tradisional Jawa Barat
13
Masyarakat umumnya mengenal nama jenis perabotan dapur tradisional Jawa
Barat menurut survey 20 responden masyarakat mengenal sebagian jenis, 8 tidak
mengenal dan masyarakat yang tidak mengetahui nama jenis perabotan dapur
tradisional Jawa Barat. Sebagian besar masyarakat yang mengetahui nama jenis
perabotan itu sendiri adalah kalangan orang dewasa dan untuk kalangan remaja di
daerah perkotaan sebagian besar tidak mengetahui perabotan dapur tradisional
Jawa Barat bila adapun hanya beberapa jenis perabotan saja.
Gambar II.12 Analisa pengetahuan perabot dapur tradisional Jawa Barat Dokumentasi pribadi, 11 april 2015
Berdasarkan hasil kuisioner kepada beberapa kaum remaja di daerah perkotaan
bisa dipastikan kaum remaja tidak mengetahui proses menanak nasi dari khas
Jawa Barat menurut hasil wawancara dengan Bpk Bubun Bunyamin seorang guru
bahasa Sunda, berpendapat hal ini di karenakan kurangnya materi pelajaran
tentang budaya masyarakat zaman dahulu, pada umumnya para Guru hanya
memberi pengetahuan tentang artefak kebudayaan seperti Anglung, Kujang, Batik
Mega Mendung bukan perabotan dapur tradisional.
Mengenal; 0
Pengetahuan Tentang Proses Menanak Nasi
Masyarakat Jawa Barat
14 Gambar 2.4 Analisa dukungan pelestarian perabot dapur tradisional Jawa Barat
Sumber : Dokumentasi pribadi (11 April 2015)
berdasarkan hasil kuisioner kepada beberapa responden kaum remaja di daerah
perkotaan, pada umumnya mereka sadar akan pentingnya menjaga kelestarian
artefak kebudayaan Indonesia dan mendukung pelestarian perabotan dapur
tradisional, dengan alasan perabotan ini merupakan salah satu warisan kekayaan
budaya Indonesia tentu harus dilestarikan.
II.6 Media Informasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2001) media
adalah alat (sarana) komunikasi. Informasi adalah penerangan, pemberitahuan,
kabar atau berita tentang sesuatu. Jadi media informasi adalah alat atau sarana
komunikasi untuk menyampaikan penerangan tentang sesuatu.
Secara garis besar media informasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu media
cetak dan elektronik. Yang temmasuk dalam media cetak seperti buku, majalah,
surat kabar, brosur, poster, dll. Sedangkan yang termasuk ke dalam media
elektronik adalah radio, televisi, kaset, kamera, internet, dan lain-lain.
Mendukung; 14
15
Informasi mempunyai peranan penting dalam ilmu pengetahuan, maupun
kebudayaan, karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui banyak
tentang segala sesuatu.
II.7 Target Audience
Demografis:
Usia: Remaja 14 -18 tahun yang menjadi target audience ini adalah remaja
yang berumur 14-18 tahun dimana seorang remaja mulai mengalami
perkembangan dari masa anak- anak menjadi orang dewasa.
Status ekonomi sosial : Semua kalangan
Jenis kelamin : Pria dan wanita.
Psikografis :
Dipilih remaja yang berumur 14-18 tahun, karena menurut Makmun (28, 2003)
pada usia tersebut tingkah laku dan pola hidup mereka masih belum konsisten
untuk memilih apa yang terbaik dan menarik untuk dipelajari, kehidupan mereka
masih bersifat keingintahuan dan mengenal.
Geografis :
Berdasarkan lokasi yang menjadi target audience pada perancangan ini adalah
remaja yang bertempat tinggal didaerah perkotaan, tepatnya di daerah Bandung
Jawa Barat. Karena dapat dijelaskan dari penelitian yang telah dilakukan,
16
II.8 Kesimpulan
Kurangnya infomasi tentang perabotan dapur tradisional yang digunakan dalam
menanak nasi terhadap masyarakat khususnya kaum remaja menjadi hal yang
mengakibatkan terancam punah perabotan dapur tradisional Jawa Barat, yang
merupakan artefak kebudayaan adat Jawa Barat dan memperkaya khasanah
kebudayaan Indonesia. Solusi yang dipilih untuk menyampaikan informasi
tentang perabot dapur tradisional Jawa Barat ini adalah brosur (media cetak).
kepada remaja usia 14 – 18 tahun. Informasi tentang perabotan dapur tradisional
Jawa Barat ini, akan dikemas dalam bentuk brosur mengenai latar belakang, nama
jenis, kegunaan serta proses menanak nasi dari perabotan dapur tradisional Jawa
17
BAB III
Strategi Perancangan dan Konsep Visual
III.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dibuat, mengenai media informasi perabotan
dapur tradisional ini adalah dengan merancang media informasi yang tepat dan
efisien yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi tentang perabotan dapur
tradisional Jawa Barat. Informasi yang ingin disampaikan berupa pengetahuan
umum tentang perabotan dapur tradisional yang terkandung di dalam perabotan
dapur tradisional Jawa Barat yang digunakan dalam menanak nasi. Perancangan
informasi ini akan diterapkan kedalam dua media, yakni: media utama, dan media
pendukung, dimana materi akan pengetahuan informasi lebih mendalam terdapat
di media utamanya. Media pendukung bersifat menguatkan informasi yang ada
dalam media utama dan media pendukung sebagai hadiah board game yang tujuannya agar menarik perhatian target audiens dan sebagai media yang bersifat
mengingat.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Strategi komunikasi yang digunakan disesuaikan dengan rumusan masalah yang
ada dalam hal ini adalah perlunya media yang dapat memberi informasi tentang
perabotan dapur tradisional Jawa Barat. Strategi komunikasi dalam perancangan
dari media informasi perabotan dapur tradisional ini adalah mengkomunikasikan
informasi tentang perabotan dapur tradisional Jawa Barat. Strategi pemecahan
masalah mengenai informasi perabotan dapur tradisional ini adalah menggunakan
metode 5W1H, agar dapat mengetahui masalah yang terjadi dan sebagai tujuan agar informasi yang dikomunikasikan sampai pada penerima pesan dengan efektif
serta menanamkan pencitraan dan masyarakat lebih mengetahui perabotan dapur
18
Pendekatan Komunikasi Visual
Tinaburko (2009) menjelaskan "Komunikasi visual merupakan konsep
komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan kedalam berbagai
media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas
ilustrasi (gambar), tipografi, warna, dan komposisi. Pendekatan komunikasi visual
yaitu tradisional dan antik. Pemilihan keyword ini disesuaikan dengan tema yang akan di buat mengenai perabotan dapur tradisional Jawa Barat.
Pendekatan Komunikasi Verbal
Pendekatan komunikasi verbal dalam strategi kreatif perancangan ini
menggunakan penyampaian komunikasi bahasa secara sopan dan formal sesuai
dengan consumer insight dari target masyarakat yang dituju. Hal tersebut ditujukan agar penyampaian komunikasi menjadi efektif dan efisien serta pesan
yang dituju dapat dimengerti oleh penerima pesan. Dan juga menggunakan dua
bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa sunda dengan tidak menutup
kemungkinan kepada orang di luar wilayah Jawa Barat mengetahui informasi ini.
Gambar ilustrasi sangat berkaitan erat dengan bidang desain komunikasi visual,
Ilustrasi tersebut digunakan sebagai proses komunikasi, tmenggambarkan suatu
informasi pada penggunaan perabotan dapur tradisional Jawa Barat.
III.1.3 Tujuan Komunikasi
Tujuan dari komunikasi perancangan media informasi perabotan dapur tradisional
Jawa Barat ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Memberi informasi terhadap remaja agar diharapkan bisa mengenal perabot
dapur tradisional Jawa Barat.
Memberi informasi terhadap remaja agar diharapkan dapat mengetahui cara
menggunakan perabot dapur tradisional Jawa Barat dalam kehidupan
19
III.I.4 Gaya Bahasa
Pesan utama atau gaya penyampaian pesan dari media informasi perabotan dapur
tradisional Jawa Barat ini menggunakan gaya bahasa yang persuasif agar masyarakat khususnya remaja dapat tertarik pada informasi perabotan dapur
tradisional di Jawa Barat, dan yang lebih terpenting agar masyarakat dapat lebih
mencintai artefak kebudayaan daerah dan ikut turut serta melestarikannya.
III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan
Demografi
1. Jenis kelamin : Laki – laki dan perempuan
2. Usia : 14 - 18 tahun
3. Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Atas
Geografis
Masyarakat yang berada di wilayah perkotaan tepatnya di kota bandung.
Daerah Bandung, dipilih karena di daerah tersebut pemuda atau pelajar
masih banyak yang kurang memperhatikan artefak kebudayaan salah
satunya adalah perabotan dapur tradisional Jawa Barat, baik itu tentang
pengenalan cara menanak nasi, jenis ataupun penggunaan alatnya.
Sehingga brosur tentang perabotan dapur tradisional ini cocok untuk
wilayah tersebut. Dengan tujuan mengenalkan kembali tentang cara
menanak nasi pada zaman dahulu dan mengenalkan jenis serta kegunaan
perabotan dapur tradisional Jawa Barat. Selain itu juga masyarakat
khususnya remaja di perkotaan sekarang sudah banyak yang kurang
mengenal perabotan dapur tradisional dikarenakan kurangnya media
20 Psikografis
Dipilih remaja yang berumur 14-18 tahun, karena menurut Makmun
(28,2003) pada usia tersebut tingkah laku dan pola hidup mereka masih
belum konsisten untuk memilih apa yang terbaik dan menarik untuk
dipelajari, kehidupan mereka masih bersifat keingintahuan dan mengenal.
Target sekunder
Yang dijadikan target sekunder dalam media informasi ini yakni di tujukan
kepada para orang tua remaja. Karena buku ini akan menjadi pegangan
untuk pengetahuan anak yang dimana orang tua umumnya akan
membimbing anak untuk menambah ilmu dan wawasan tentang artefak
kebudayaan Jawa Barat.
Consumer Insight
Untuk media brosur tentang perabotan dapur tradisional, target audiens
yang dicari adalah masyarakat yang tinggal diperkotaan khususnya remaja
yang berusia 14 - 18 tahun. Berdasarkan hasil temuan lapangan,
masyarakat berpendapat bahwa informasi tentang perabotan dapur
tradisional kurang diketahui bahkan tidak ada. Oleh karena itu hal tersebut
sangat penting untuk mengenalkan kembali perabotan dapur tradisional
Jawa Barat yang merupakan artefak kebudayaan warisan nenek moyang yang memperkaya khasanah kebudayaan Indonesia. Berdasarkan hal ini
maka perabotan dapur tradisional sangat wajib diketahui masyarakat
sebagai pembelajaran atau pengetahuan terhadap kebudayaan masyarakat
21 Consumer Journey
Waktu Kegiatan Point Of Contact
05 : 00 Bangun Tidur Jam dinding
Tabel III. 1 Tabel Kegiatan Keseharian Konsumen
III.1.6 Strategi Kreatif
Strategi kreatif yang diterapkan pada brosur untuk informasi perabotan dapur
tradisional Jawa Barat ini berupa penyampaian informasi untuk mengenalkan
kembali perabotan melalui illustrasi atau gambar yang tujuannya supaya bisa
dimengerti dan dipahami oleh masyakat khususnya kaum remaja. Dalam brosur
ini terdapat beberapa illustrasi cara menanak nasi serta jenis dan kegunaannya
dengan aktifitas berada didalam dapur. Media informasi ini akan dilakukan
dengan cara membuat booth acara di dukung dengan board game yang berhadiah tas, sendal, kaos, jam dinding, gantungan kunci, stiker, pin. Games ini akan berisi
tentang pertanyaan seputar pengetahuan tentang perabotan dapur tradisional dan
cara menanak nasi yang berkala, dari mulai yang mudah sampai dengan yang
paling sulit, untuk menarik perhatian target audiens untuk membaca brosur
perabotan dapur tradisional Jawa Barat. Dan akan menggunakan pakaian khas
22 Gambar III.1 Pakaian khas Jawa Barat
Sumber : http://cikalnews.com/read/18084/23/4/2015/emil-latihan-baca-dasa-sila-bandung-hingga-kamar-mandi
Copywriting
Headline : Hayu Mikanyaho
Subheadline : Perabotan dapur tradisional Jawa Barat
Storyline
Halaman 1 : Latar belakang
Halaman 2 : Tata cara menanak nasi
Gambar 2 : Ilustrasi tata cara menanak nasi
Halaman 3 : Jenis dan fungsi perabotan dapur tradisional Jawa Barat
Gambar 3 :Ilustrasi fotografi dan illustrasi perabotan dapur
tradisional Jawa Barat.
Storyboard
Pendekatan dengan memberikan informasi teks dan visual. Dimana pada
umur 14 -18 tahun berada di fase remaja beranjak dewasa dan pemikiran mereka sudah berkembang dengan baik. Oleh karena itu, dalam
penyampaian informasi kepada pembaca dalam usia tersebut dapat melalui
teks dan visual sebagai gambaran dan pengetahuan. Media informasi
disajikan dalam bentuk brosur dengan memakai illustrasi manual dengan
menggunakan alat gambar yaitu drawing pen serta fotografi pada gambar yang berupa informasi jenis dan kegunaan perabotan dapur karena gambar
23 Menanak nasi
Sketsa :
Gambar III.2 Gambar sketsa storyboard Sumber : Pribadi
Visualisasi menanak nasi
Gambar III.3 Gambar visualisasi (warna) Sumber : Pribadi
Jenis dan kegunaan
Gambar III.4 sketsa storyboard perabotan dapur
24 Visualisasi jenis dan kegunaan
Gambar III.5 Visualisasi gambaaran alat dengan illustrasinya
Sumber : Pribadi
Gambar III.6 Layout jenis dan kegunaan perabotan
25 Visualisasi Brosur
Gambar III.7 Visualisasi tampak depan dan belakang brosur Sumber : Pribadi
26 Gambar III.9 Visualisasi layout latar belakang
Sumber : Pribadi
III.1.7 Strategi Media
Dalam perancangan media informasi Perabotan dapur tradisional merupakan
sarana yang sangat vital dan sangat berpengaruh terhadap penyebaran informasi.
Karena media informasi sebagai alat pendukung, perantara, serta alat komunikasi
untuk menyampaikan pesan kepada target masyarakat yang dituju. Pertimbangan
Dasar Penyebaran media dalam perancangan media informasi perabotan dapur
tradisional Jawa Barat ini, telah di pertimbangkan akan beberapa penggunaan
media yang terkait dengan target masyarakat yang dituju dengan tujuan efisiensi
dan efektifitas dari penggunaan media tersebut, diantaranya adalah sebagai
berikut: Media utama adalah brosur, media ini dipilih sebagai media utama karena
brosur merupakan sarana pengetahuan yang dalam penggunaannya berisi akan
informasi - informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu, faktor lain
dari pemilihan media ini karena dianggap paling efektif dan efisien sesuai dari
hasil mapping akan target masyarakat yang dituju. Rancangan desain yang disajikan dalam media ini yakni tradisional dan antik yang tidak meninggalkan
kebudayan lokal adat Sunda. Dengan menggunakan bahan kertas yang tipis agar
menghemat biaya produksi karena media ini akan diproduksi beberapa banyak.
Pada tata letak/ layout design dari isi brosur, dan penggunaan unsur budaya lokal adat Sunda ditampilkan pada penggunaan warna pada desain brosur ini yang
27
Media Utama :
Media utama yang akan digunakan adalah brosur, berupa informasi yang
berisi ilustrasi tentang cara menanak nasi, jenis dan penggunaan perabotan
dapur tradisional.
Media Pendukung :
Poster
Poster digunakan sebagai media iklan pemberitahuan agar media informasi
tentang perabotan dapur tradisional Jawa Barat dapat diketahui oleh calon
pembaca. Poster sudah sering digunakan sebagai media periklanan.
Dengan demikian, poster dinilai tepat untuk menginformasikan perabotan
dapur tradisional tersebut. Poster di tempatkan di sekolah, tempat hiburan,
dan tempat beraktifitas yang di distribusikan dengan jangka waktu selama
3 bulan. Poster ini berisi tentang pelaksanaan acara.
X-Banner
X-banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga
banner bisa berdiri sendiri. X-Banner dapat ditempatkan dimanapun tanpa bergantung tempat. Sama dengan halnya poster, X-banner akan digunakan bersamaan dengan berlangsungnya acara.
Board game
Board game merupakan permainan yang penuh dengan aturan. Board game hanya akan dapat dimainkan dengan baik ketika semua pemain mematuhi aturan – aturan tersebut. Artinya permainan ini secara tidak
langsung melatih pemain mamatuhi aturan secara sadar dan berlaku jujur.
Board game dalam media kali ini dimaksudkan sebagai media penunjang bagi media brosur yang menjadi media utama dalam penyebaran media
informasi tentang perabotan dapur tradisional Jawa Barat. Pembuatan
pertanyaan-28
pertanyaan terkait perabotan dapur tradisional. Pemain atau peserta dalam
game ini dianjurkan terlebih dahulu untuk membaca brosur, agar peserta
dapat menjawab pertanyaan yang ada didalam board game tersebut. Pembuatan boardgame ini dimaksudkan agar kalangan muda yang
berperan sebagai target audiens dapat tertarik untuk membaca brosur.
Board game ini juga bersifat persuasif dalam media ini yakni mengajak kalangan muda untuk datang ke booth acara. Peserta yang dapat menjawab
keseluruhan pertanyaan yang ada dalam boardgame akan diberikan hadiah
berupa media pendukung.
Jam dinding
Merupakan suatu benda yang sering dilihat sehari-hari untuk dijadikan alat
pengingat waktu. Jam dinding sangat tepat untuk mengingatkan pembaca
terhadap informasi perabotan dapur tradisional yang telah didapatkan dari
brosur perabotan dapur tradisional Jawa Barat.
Gantungan kunci
Merupakan suatu benda yang bersifat sebagai aksesoris bagi kunci, yang
akan selalu dibawa oleh pembawa kunci tersebut. Gantungan kunci dapat
digunakan sebagai media yang bersifat mengingatkan masyarakat akan
informasi yang didapatkan dari media brosur.
Kaos
Kaos sangat erat pemakaiannya dalam kehidupan di masyarakat, umumnya
kaos memiliki gambar tertentu di bagian depan atau belakang. Media kaos
juga berfungsi sebagai penyebar informasi terkait hal parabot tradisional
29
Sandal
Merupakan suatu benda yang digunakan sehari-hari dalam beraktifitas
diluar rumah umumnya menggunakan media ini. Sendal sangat cocok
untuk digunakan dalam mengingatkan pembaca terhadap perabotan dapur
tradisional Jawa Barat.
Kotak pensil
Merupakan suatu benda untuk menyimpan alat tulis biasanya digunakan
untuk kegiatan belajar dan bekerja di sekolah, di kantor maupun di dalam
rumah. Media ini sangat cocok digunakan untuk kalangan pelajar (SMP /
SMA) sebagai target konsumen agar lebih mudah mengingat informasi
yang terdapat dalam brosur.
Pin
Merupakan suatu benda yang bersifat asesoris, digunakan sebagai media
pengingat terhadap perabotan dapur tradisional Jawa Barat
Stiker
Sama halnya dengan pin stiker merupakan suatu benda yang bersifat
asesoris, digunakan sebagai media pengingat terhadap perabotan dapur
tradisional Jawa Barat
III.1.8 Strategi Distribusi
Produksi dan pendistribusian brosur perabotan dapur tradisional Jawa Barat akan
bekerja sama dengan pihak Dinas pendidikan Jawa Barat, Dinas kebudayaan dan
pariwisata Jawa Barat. Proses pendistribusiannya akan dilakukan satu tahun
sekali. Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi informasi setiap tahunnya
bertambah. Pendistribusiannya dilakukan di sekolahan bekerja sama dengan pihak
berwajib di sekolah tersebut, dan akan di distribusikan juga di tempat keramaian
seperti di acara Car freeday di daerah Bandung. Awal pendistribusian adalah bulan januari karena pada bulan ini merupakan awal tahun dan cocok untuk
30 booth acara di dukung dengan board game yang berhadiah tas, sendal, kaos, jam
dinding, gantungan kunci, stiker, pin untuk menarik perhatian target audiens
untuk membaca brosur perabotan dapur tradisional Jawa Barat. Poster dan X-Banner distribusikan bersamaan dengan booth acara. Poster tersebut digunakan
sebagai media untuk informasi yang di distribusikan di sekolah, dan di tempat
keramaian.
III. 1.12 Konsep Visual
Konsep visual dari perancangan media informasi perabotan dapur tradisional Jawa
Barat adalah menampilkan visualiasi secara antik dan tradisional tanpa
mengenyampingkan budaya lokal. Penyampaian secara informatif dengan
menggunakan perpaduan teknik illustrasi dan teknik fotografi serta rancangan
layout yang disesuaikan pada konsep penggunaan dasar elemen-elemen desain
yang menjelaskan dan merepresentasikan kebudayaan masyarakat Sunda.
III.2.1 Format Desain
Format desain yang digunakan dalam pembuatan media informasi ini berbentuk
portrait dan landscape menggunakan tekhnik fold out (lipatan). Dikhususkan pada penggunaan media utama. Untuk media penunjang, format desain yang digunakan
adalah portrait.
31 Gambar III.11 Contoh gambar ukuran brosur
Sumber : PribadI III.2.2 Tata Letak (Layout)
Menurut Tom Lincy seperti yang dikutip oleh Ridho dari Adi Kusrianto (2013)
ada 5 prinsip utama desain yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan
kesatuan. Kelima hal ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan
brosur perabotan dapur tradisional jawa barat ini. Pada bagian cover, area ilustrasi dibuat lebih besar dengan menggabungkan gambar illustrasi dan fotografi
perabotan dapur tradisional, dengan tujuan supaya pembaca bisa mengetahui tema
serta isi dari brosur perabotan dapur tradisional Jawa Barat.
32
Sama dengan cover depan di bagian cover belakang terdapat konten yang
berisikan ajakan dan penutupan pada brosur ini. Di bagian bawah terdapat logo
dinas pariwisata dan kebudayaan Jawa Barat, dinas pendidikan dan forum kreatif
bandung yang sesuai dengan strategi distribusi penyebaran brosur ini akan bekerja
sama.
Gambar III.13 Contoh backcover brosur Sumber : Pribadi
III.2.3 Huruf
Menurut Danton Sihombing, tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan
menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia,
untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk
mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Isi teks font yang digunakan pada bagian isi teks pada halaman-halaman buku adalah jenis font “TW CENT bold dan TW CENT regular” untuk bagian teks-teks besar seperti judul, halaman dan jenis font sans serif yaitu font “Arial” untuk
bagian penjelasan mengenai proses perkembangan janin di setiap halaman. Jenis
font “TW CENT” dipilih karena mempunyai karakter yang rapih, modern dan
33 Gambar III.14 Contoh fontTw cent bold
Sumber : Pribadi
Gambar III.15 Contoh fontTw Cent Regular Sumber : Pribadi
34 Sumber : Pribadi
Gambar III.17 Contoh visualisasi font Sumber : Pribadi
III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek
dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk
menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis
lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah
dimengerti dan dipahami.Ilustrasi yang digunakan merupakan ilustrasi dengan
fotografi dan illustrasi manual, agar dapat membuat pembaca tertarik dan mudah
dimengerti dalam pembahasannya. Berikut referensi ilustrasi yang akan
digunakan:
III.2.4.1 Studi Ilustrasi
Penggunaan teknik illustrasi sketsa manual bertujuan untuk memunculkan kesan
antik dan tradisional karena gaya illustrasi sketsa memiliki unsur tradisional yang
35 Referensi
Gambar III.18 Referensi gambar (erik breder)
Sumber : https://www.pinterest.com/11992213/ dictionary-of-american-handtools-book
Visualisasi
Gambar III.19 Visualisasi gambar
36 Referensi Gambar
Gambar III.20 Referensi gambar alat – alat dapur (Yoga Witclan) Sumber : https://www.pinterest.com/11992213/ Japanese kithen
knives/309481805616882039/
Visualisasi
37 Studi Karakter
Pada brosur informasi perabotan dapur tradisional ini terdapat karakter
illustrasi foto perabot dan illustrasi manual ibu sedang menanak nasi.
Illustrasi perabotan dapur tersebut dijadikan illustrasi utama pada brosur
informasi perabotan dapur ini karena illustrasi ini bisa memberikan pesan
yang sangat baik terhadap pembaca dan illustrasi foto menginformasikan
gambaran perabotan dapur tradisional secara detail.
Gambar III.22 Perancangan karakter utama
Sumber : Pribadi
Didalam brosur perabotan dapur tradisional ini terdapat aktifitas
kegunaan dari perabotan dapur tradisional. Ada berbagai perabotan yang
menggunakan illustrasi yaitu boboko, nyiru, seeng, aseupan, dulang dan
pabeasan. Diillustrasikan aktifitas sedang menggunakan perabotan dapur agar pembaca dapat mengetahui apa kegunaan dari perabotan dapur
tersebut.
Pada brosur perabotan ini terdapat gambar fotografi, gambar ini
bertujuan untuk memberikan informasi secara detail karena sifatnya
nyata. Gambar fotografi ini menginformasikan jenis perabotan dapur
38 Illustrasi Pada Brosur
Gambar III.23 Tampilan Cover Sumber : Pribadi
Pada lembaran pertama buku ilustrasi ini tedapat cover yang berisi
headline dan tagline yang berjudul “Hayu mikanyaho perabotan dapur
tradisional Jawa Barat”
39
Untuk lembaran kedua terdapat latar belakang perabotan dapur
tradisional Jawa Barat konten ini berada di balik cover. di halaman ini terdapat illustrasi gabungan dari fotografi dan illustrasi manual. Dari
gambar tersebut illustrasi foto perabotan berada di atas illustrasi manual
menggambarkan latar belakang perabotan dapur tradisional itu digunakan
untuk mewadahi beras.
Gambar III.25 Tampilan halaman kedua Sumber : Pribadi
Dibalik latar belakang terdapat illustrasi yang menjelaskan cara menanak
nasi mulai dari mengambil beras, ngisikan, ngagigihan dan nyeupan,
dalam illustrasi pertama menggambarkan illustrasi Ibu sedang
mengambil beras dari pabeasan, illustrasi kedua menggambarkan ibu-ibu
sedang ngisikan, ngisikan yaitu membersihkan beras, illustrasi ketiga
menggambarkan ibu sedang ngagigihan yaitu ngagigihan Beras hasil
ngisikan dimasukan kedalam aseupan dan dikukus di atas seeng, setelah
merekah dipindahkan kedalam dulang, disiram dengan air panas
secukupnya, air panas diambil dari seeng, diaduk memakai pangari,
dibiarkan sampai airnya menyatu dengan beras, dan beras seperti
40 Gambar III.26 Tampilan halaman kedua dan halaman ketiga
Sumber : Pribadi
Dan dibalik informasi cara menanak nasi pada lipatan berikutnya
terdapan jenis dan kegunaan perabotan dapur tradisional Jawa Barat
dengan menggunakan gabungan illustrasi fotografi dan illustrasi manual
terdapat beberapa perabotan yaitu boboko, seeng, aseupan, dulang,
pabeasan dan nyiru. Dan pada bagian ini terdapat illustrasi penggunaan
pada perabotan dengan memakai tekhnik illustrasi manual.
Gambar III.27 Tampilan halaman kedua dan halaman ketiga Sumber : Pribadi
Dan di lipatan terakhir terdapat back cover yang berisi konten dan logo dinas kebudayaan dan pariwisata, dinas pendidikan Jawa Barat dan
41
III.2. 5 Warna
Warna merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam sebuah
perancangan buku ini. Warna dapat dikategorikan sebagai alat untuk memperkuat
pesan yang akan disampaikan. Dengan pemilihan warna yang disesuaikan dengan
karakter remaja yang bertujuan agar pembaca tidak bosan saat membaca.
Adapun teknik pewarnaan yang dilakukan adalah dengan teknik pewarnaan digital
menggunakan software Adobe photoshop. Mode warna yang dipakai adalah CMYK karena mode warna tersebut digunakan untuk media yang dicetak menggunakan pigmen warna
Contoh warna yang dipakai adalah sebagai berikut:
A. Warna Utama
42
Menurut Surianto Rustan arti warna tersebut adalah :
Coklat
Kekal, klasik, daya tahan (kekuatan)
Warna coklat adalah warna yang berkaitan dengan kebudayaan memiliki
arti yang membumi menginformasikan juga bahwa kebudayaan khususnya
kebudayaan sunda akan kekal tidak akan dilupakan.
Putih
Kesucian, kemurnian, kebersihan, kesederhanaan, dan kedamaian.
Dipilih warna ini untuk menyeimbangkan warna latar belakang yang
memakai warna coklat dan mempermudah daya penglihatan pembaca.
Tekstur
Bertujuan untuk menguatkan kesan kebudayaan yang lampau serta kesan
klasik dan antik karena gambar atau visual yang bertekstur memiliki motif
tekstur suatu hal bermakna tentang sejarah. Adapun teknik membuat
tekstur yaitu dengan cara menggunakan tekstur yang kusut dan
digabungkan dengan warna yang bernuansa lembut.
43 Gambar III.30 Tampilan cara membuat tekstur
44
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1 Media Informasi
Media utama yang digunakan adalah media informasi berupa brosur tentang
mengenalkan perabotan dapur tradisional Jawa Barat yang dipakai untuk menanak
nasi. Selain itu disertai dengan media pendukung. Dengan begitu tujuan dari
pembuatan brosur ini untuk memperkenalkan perabotan dapur tradisional Jawa Barat
agar artefak kebudayaan ini tetap dikenal oleh masyarakat.
IV.2 Teknis Produksi Media
Proses pembuatan brosur tentang perabotan dapur tradisional Jawa Barat ini dimulai
dengan pembuatan sketsa kemudian berkembang menjadi storyline. Selanjutnya,
dikembangkan kembali menjadi storyboard yang terdiri dari narasi dan visualisasi,
merupakan jalan cerita dari masing-masing informasi yang ingin di sampaikan.
Setelah proses sketsa yang sebelumnya telah dilakukan studi terlebih dahulu,
selanjutnya adalah dilakukan proses scanning dengan menggunakan media scanner.
Seluruh sketsa kemudian discan dan diedit, selanjutnya sketsa-sketsa tersebut
mengalami proses editing dan dilakukan pewarnaan dengan proses digital juga
dengan menggunakan software Adobe Illustrator CS5 dan adobe photoshop.
Selanjutnya file yang telah selesai siap untuk dicetak. Teknis pada media pendukung
sebagian besar dibuat dengan bahan kayu contohnya boardgame, wadah kotak pensil,
tas, sandal, jam dinding dan gantungan kunci cara membuatnya sebagian besar
45
IV.1 Media Utama
Media utama yang akan digunakan adalah brosur, berupa informasi yang berisi
ilustrasi tentang cara menanak nasi, jenis dan penggunaan perabotan dapur
tradisional.
Gambar IV.1 .cover depan dan cover belakang Sumber : Pribadi
Adapun spesifikasi media utama yaitu:
Format / bentuk : Potrait dan landscape
Ukuran : 18 cm x 25 cm
46
IV.4 Media Pendukung
Sama seperti media utama, teknis perancangan media pendukung pun tidak jauh
berbeda, hanya saja konten-kontennya sudah dibuat terlebih dahulu dan sudah
disimpan dengan format .”jpeg” berfungsi agar memudahkan saat proses pengerjaan
media
IV.4.2 Poster
Poster digunakan sebagai media iklan pemberitahuan agar media informasi tentang
perabotan dapur tradisional Jawa Barat dapat diketahui oleh calon pembaca. Poster
sudah sering digunakan sebagai media periklanan. Dengan demikian, poster dinilai
tepat untuk menginformasikan perabotan dapur tradisional tersebut. Poster di
tempatkan di sekolah, tempat hiburan, dan tempat beraktifitas yang di distribusikan
dengan jangka waktu selama 3 bulan. Poster ini berisi tentang pelaksanaan acara.
47
Gambar IV.2 Poster Sumber : Pribadi
Format / bentuk : Potrait
Ukuran : A3
48
IV.4.3 X-Banner
X-banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk
banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. X-Banner dapat ditempatkan dimanapun tanpa bergantung tempat. Sama dengan halnya poster, X-banner akan digunakan bersamaan dengan berlangsungnya acara.
49
Format / bentuk : Potrait
Ukuran : 60 cm x 160 cm
Material : Bahan khusus kain silk banner
Teknik Produksi : Cetak Offset
IV.4.4 Boardgame
Board game merupakan permainan yang penuh dengan aturan. Board game hanya akan dapat dimainkan dengan baik ketika semua pemain mematuhi aturan – aturan
tersebut. Artinya permainan ini secara tidak langsung melatih pemain mamatuhi
aturan secara sadar dan berlaku jujur. Board game dalam media kali ini dimaksudkan sebagai media penunjang bagi media brosur yang menjadi media utama dalam
penyebaran media informasi tentang perabotan dapur tradisional Jawa Barat.
Pembuatan board game ini lebih bersifat edukatif dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan terkait perabotan dapur tradisional. Pemain atau peserta dalam game ini
dianjurkan terlebih dahulu untuk membaca brosur, agar peserta dapat menjawab
pertanyaan yang ada didalam board game tersebut. Pembuatan boardgame ini dimaksudkan agar kalangan muda yang berperan sebagai target audiensdapat tertarik
untuk membaca brosur. Board game ini juga bersifat persuasif dalam media ini yakni mengajak kalangan muda untuk datang ke booth acara. Peserta yang dapat menjawab
keseluruhan pertanyaan yang ada dalam boardgame akan diberikan hadiah berupa
50
Format / bentuk : Bulat
-51
IV.4.5 Jam Dinding
Merupakan suatu benda yang sering dilihat sehari-hari untuk dijadikan alat pengingat
waktu. Jam dinding sangat tepat untuk mengingatkan pembaca terhadap informasi
perabotan dapur tradisional yang telah didapatkan dari brosur perabotan dapur
tradisional Jawa Barat.
Gambar IV.4 Jam dinding Sumber : Pribadi
Format / bentuk : Lingkaran
Ukuran : 30 x 30 cm
Warna : Coklat
52
IV.4.6 Sandal
Merupakan suatu benda yang digunakan sehari-hari dalam beraktifitas diluar rumah
umumnya menggunakan media ini. Sendal sangat cocok untuk digunakan dalam
mengingatkan pembaca terhadap perabotan dapur tradisional Jawa Barat.
Gambar IV.6 Sandal Sumber : Pribadi
Ukuran : all size
Material : Eceng gondok
53
IV.4.7 Gantungan Kunci
Merupakan suatu benda yang bersifat sebagai aksesoris bagi kunci, yang akan selalu
dibawa oleh pembawa kunci tersebut. Gantungan kunci dapat digunakan sebagai
media yang bersifat mengingatkan masyarakat akan informasi yang didapatkan dari
media brosur.
Gambar IV.9 Gantungan kunci Sumber : Pribadi
Format / bentuk : Elips
Material : Kayu
54
IV.4.8 Pin
Merupakan suatu benda yang bersifat asesoris, digunakan sebagai media pengingat
terhadap perabotan dapur tradisional Jawa Barat
Gambar IV.9 Pin Sumber : Pribadi
Format / bentuk : Bulat
Material : plastic polycarbodinate
55
IV.4.9 Stiker
Sama halnya dengan pin stiker merupakan suatu benda yang bersifat asesoris,
digunakan sebagai media pengingat terhadap perabotan dapur tradisional Jawa Barat
Gambar IV.10 Stiker Sumber : Pribadi
Format / bentuk :Segi empat
Material : Kertas stiker chromo
56
IV.4.10 Kaos
Gambar IV.10 Kaos Sumber : Pribadi
Ukuran : All size
Material : Cotton combed 30s
Teknik Produksi : Sablon
IV.4.11Wadah alat tulis
Merupakan suatu benda untuk menyimpan alat tulis biasanya digunakan untuk
kegiatan belajar dan bekerja di sekolah, di kantor maupun di dalam rumah. Media ini
sangat cocok digunakan untuk kalangan pelajar (SMP / SMA) sebagai target
57 Gambar IV.11 Wadah alat tulis
Sumber : Pribadi
Format / bentuk :Kotak
Material : Anyaman bambu pandan
Teknik Produksi : Dianyam dan sablon
IV.4.12 Tas
Tas sangat erat pemakaiannya dalam kehidupan di masyarakat, umumnya kaos
dipakai untuk berbagai macam aktifitas digunakan sebagai alat untuk mencympan
barang kecil. Media tas juga berfungsi sebagai penyebar informasi terkait hal parabot
tradisional Jawa Barat.
Gambar IV.10 Tas Sumber : Pribadi
Format / bentuk :Kotak
Material : Anyaman bambu pandan
58 DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
Ajib Rosidi, Apa Siapa Orang Sunda. PT Kiblat Buku Utama bekerja sama dengan Yayasan Kebudayaan Rancage, Bandung, 2008.
Hidayat, R.T. (2005). Peperenian Urang Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Haryadi, 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Penerbit Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Jakob Sumardjo (2011) Sunda Pola Rasionalitas Budaya. Baleendah : Kelir Jakob Sumardjo (2009) Arkeologi budaya Indonesia. Baleendah : Kelir
Seri Sundalana (2012) Aspek Visual Budaya Sunda, Bandung : Pusat Studi Sunda.
Suryalaga, H.R. Hidayat (2010). Filsafat Sunda. Bandung: Yayasan Nur Hidayah.
Suganda, H. (2006). Kampung Naga Mempertahankan Tradisi. Bandung: Kiblat Buku Utama.
tersedia di: http://perawatanrtdonto.blogspot.com// namaalatdapurtradisional-jawa-barat.html.2013 [14 April 2015 ]
Lukmanul Hakim 2012 (9 Maret) Tata letak layout, Tersedia di : https://loekmanulkim.wordpress.com/2012/03/19/tata-letak-layout/ [1 April 2015]
Muhamad Nurdin Faturahman 2010 (18 November) Nama alat perabotan dapur
tradisional Jawa Barat Tersedia di:
71
RIWAYAT HIDUP
Nama : Robian Prasetya
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 24 Juli 1993
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : - SDN 1 Margahayu Raya
- SMPN 1 Bojongsoang, Kab Bandung
- SMAN 12 Bandung
Alamat : Jalan Taman Saturnus 1, no 31, Blok K 17, Komp
Margahayu raya, Bandung.
Email : robianp@yahoo.co.id