• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya Tarik Isi Pamflet Event Oleh Public Relation (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Daya Tarik Isi Pamflet Event Oleh Public Relation (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam Penyebaran Informasi Bagi Pengunjung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Disusun oleh: M. Faulana Akbar P.

NIM : 41807103

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G

(2)

Penyebaran Informasi Bagi Pengunjung)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tarik pamflet event oleh public relations (PR) Score Bandung sebagai media publikasi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti memunculkan identifikasi bagaimana daya tarik rasional pamflet event, daya tarik emosional pamflet event, daya tarik moral pamflet event, dan daya tarik pamflet event sebagai media publikasi.

Tipe penelitian ini adalah kualitatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sebagian besar data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi serta didukung oleh studi literatur. Informan yang didapatkan sebanyak lima orang, dua orang dari pihak Score Bandung dan tiga lainnya adalah pengunjung. Setelah dilakukan wawancara, peneliti melakukan analisis dari tiap pertanyaan yang diajukan secara deskriptif menurut observasi serta wawancara untuk pamflet event Score Bandung memiliki daya tarik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pamflet event memiliki daya tarik rasional, informan memberikan pernyataan bahwa pamflet event telah memberikan manfaat pemenuhan informasi bagi pembaca pamflet. Daya tarik emosional pamflet yang terbukti mampu memberikan atau membangkitkan motivasi pembaca untuk berkunjung. Pamflet mampu menjadi media publikasi yang menarik perhatian pembaca. Daya tarik moral pamflet event Score Bandung belum terkandung pada pamflet karena pamflet Score Bandung hanya bersifat menghibur dan belum mengarahkan perasaan pembaca tentang apa yang baik dan benar dan mendukung masalah-masalah sosial.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada pamflet event Score Bandung memiliki daya tarik rasional dan emosional karena telah mampu menarik perhatian, mampu memberikan manfaat, juga membangkitkan motivasi para pembacanya. Daya tarik moral pamflet event Score Bandung belum terkandung dalam pamflet karena pamflet Score Bandung hanya bersifat menghibur

(3)

Information For Visitor) researcher arises to identify how rational affinity event's pamphlet, pamphlets emotional affinity event, pamphlets moral affinity event, and event's pamphlet affinity as media of publication.

This observational type is qualitative. Meanwhile research method that is utilized is descriptive method. Largely data is gathered through interview and observation and backed up by study literature. Informant that is gotten as much five person, two person of side Bandung's Scores and three another is visitors. After been done interview, researcher does analyze of every question that proposed by ala descriptive to terminological observation and interview for event's pamphlet Score Bandung has affinity.

Observational result that on event's pamphlet have rational affinity, informant gives that statement event's pamphlet have given information accomplishment benefit for pamphlet reader. Pamphlets emotional affinity which evident can give or arouses reader motivation to visits. Pamphlet can become conspicuous publication media reader. Pamphlets moral affinity event Score Bandung was contained on pamphlet because Score Bandung pamphlet just gets character to comfort and haven't led reader feel about what do good and right and to support social problems.

Conclusion of this research is on event's pamphlet Score Bandung have rational affinity and emotional because have can noise about, can give benefit, also arouse motivation its reader. Pamphlets moral affinity event Score Bandung consisted in pamphlet because Score Bandung pamphlet just gets character to comfort.

(4)

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur Peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Agung dan Maha Tinggi Allah SWT atas Rahmat, karunia dan hidayah-Nya, Akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitan ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar (Sarjana) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas.

Dalam penyusunan penelitan ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami. Terbatasnya kemampuan pengetahuan dan kesulitan manajemen waktu menjadi penghambat terbesar dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi berkat kerja keras, optimisme dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis bisa menyelesaikan dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan agar dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi peningkatan penulis dimasa yang akan datang.

(5)

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). 2. Bapak Drs. Manap Solihat. M.si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

3. Ibu Melly Maulin P, S.Sos., M.Si selaku Dosen dan Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Terimakasih ibu jasamu akan selalu ku kenang.

4. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing yang telah dengan sangat sabar dan sangat baik memberikan motivasi, kritian, masukan, pengetahuan serta telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

(6)

Prayoga.S.Ikom terimakasih untuk bantuan dan dukungan yang telah diberikan

7. Mba Astri Ikawati, A.Md.Kom, yang telah meluangkan waktu menjadi supervisor pada seminar usulan penelitian calon peneliti, serta telah banyak membantu dalam urusan administrasi.

8. Teman-teman seperjuangan yang calon peneliti kagumi, Fiona Boureno, Dwi Rahmawati, Silfia Feronika, Juneanto Gozali, Trisna Juliansyah, Gilang Abimanyu, Akrom, Taufik Nugraha, Bayu Sakti, Donda, Patah, Witono, Asep Sandy, serta Kemas Salfiya, terimakasih buat semua bantuan, motivasi dan pengertiannya.

9. Teman-teman di komunikasi angkatan 2007 khususnya 3 dan IK-Humas 1 yang telah memberikan masukan, saran dan bantuan, serta keceriaan yang sangat membantu penulis menghilangkan penat.

10. Pada Dwi Asri Yuliana, Septian Nugraha, Faizullaetsi, Arief Randy, Adri Setiadi, juga Gilang Kencana, teman-teman yang sudah hadir dalam kegembiraan selama masa-masa perkuliahan.

(7)

Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan peneliti, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umum lainnya dan semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari allah SWT.Amin.

Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.

Bandung, Juli 2011

(8)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan proses penyampaian lambang-lambang antara komunikator dan komunikan untuk mencapai persamaan makna. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara verbal, tetapi juga dapat dilakukan secara non verbal dengan memerhatikan lambang atau simbol juga gerak tubuh seorang individu saat berkomunikasi. Seiring dengan perkembangan jaman, dan juga pengetahuan manusia, saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara demi mencapai tujuannya. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara menggabungkan gambar, simbol atau lambang, serta warna sehingga menarik bagi yang melihat atau juga membacanya.

Media eksternal perusahaan seperti pamflet termasuk dalam sebuah proses komunikasi yang menggabungkan gambar, simbol/ lambang dan juga warna. Pamflet merupakan salah satu dari media publisitas yang ditujukan pada masyarakat. Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas di satu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga, atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil (dapat juga disebut selebaran).

(9)

Pamphilus: seu de Amore (Pamphilus: Concerning Love) yang ditulis dalam Bahasa Latin. Nama Pamphilus sendiri berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “teman

semuanya”. Puisi ini sangat terkenal di masanya dengan penyebaran yang sangat

luas1.

Media jenis ini biasanya dipublikasikan dalam periode waktu yang singkat, bisa harian atau mingguan. Pamflet digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan maupun program yang akan dilaksanakan perusahaan. Kehadiran pamflet dinilai penting karena pamflet merupakan media yang ditujukan agar khalayak tahu akan suatu kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi dalam pembuatan sebuah pamflet. Pertama, bahasa yang digunakan harus jelas, singkat dan persuasif. Kedua, ditulis dengan huruf cetak dan besar agar mudah dibaca. Dan yang ketiga adalah tema aktual2.

Suatu perusahaan atau organisasi yang berkembang, sangat diperlukan adanya sebuah langkah dalam meningkatkan produktifitas perusahaan. Pada zaman yang terus berkembang ini menjadikan perusahaan saling bersaing dalam meningkatkan potensinya. Tidak diperhitungkan lagi dalam hal persaingan ini dilakukan berbagai cara, misalnya dalam hal mengenalkan suatu produk perusahaan itu sendiri.

Terutama bagi perusahaan yang bergerak dibidang hiburan seperti Score. Score merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hiburan yang dipadukan

1

http://wikipedia.com

2

(10)

dengan tema bar and lounge, yang selalu menyajikan hiburan live music yang menjadi menu utama hiburan. Score selalu berusaha menyajikan hiburan dengan mengangkat tema tertentu pada setiap acara. Score yang terletak di Jalan Cihampelas di kota Bandung ini memiliki misi untuk menghadirkan pengalaman yang menghibur bagi para pengunjung dengan perpaduan kuliner dan live music.

Pamflet menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah perusahaan, karena dapat digunakan untuk menyalurkan informasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, daya tarik memiliki pengertian kekuatan atau tenaga untuk menarik perhatian orang. Menurut Onong Uchjana Effendy, daya tarik adalah “Kekuatan, penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi”.(Effendy, 1989: 33).

Definsi daya tarik dari Onong Uchjana Effendy lebih merupakan daya tarik yang ada pada komunikator. Dalam penelitian ini, pamflet menjadi objek penelitian sehingga definisi daya tarik dari Kotler merupakan definisi yang lebih tepat. Daya Tarik menurut Kotler dalam Sindoro:

(11)

Perusahaan seperti Score tentunya mengharapkan media publikasi humas seperti pamflet dapat menjadi media untuk penyebaran informasi yang baik agar dimasa yang akan datang perusahaan dapat memperoleh perhatian dari pengunjung, juga dengan media ini perusahaan sudah mengambil langkah untuk memelihara eksistensi perusahaan itu sendiri. Dalam usahanya tersebut maka Public Relations (PR) memegang kunci dalam penelitian ini.

Score Bandung sendiri menggunakan pamflet sebagai media untuk memberikan informasi kepada khalayak mengenai event yang akan diselenggarakan. Pamflet event oleh public relations (PR) Score Bandung ini diterbitkan pada saat Score akan menyelenggarakan event, dan biasanya setiap event memiliki tema tertentu dalam penyelenggaraannya, tema itu dipilih sesuai dengan permintaan pengunjung atau juga disesuaikan dengan kejadian sosial yang terjadi di masyarakat.

Gambar 1.1 Pamflet Event

(12)

Pamflet event merupakan media yang digunakan oleh Score untuk memberikan informasi mengenai event yang akan diselenggarakan. Pamflet event ini dimaksudkan agar mampu menarik perhatian pembaca untuk berkunjung ke Score. Media ini dikeluarkan oleh pihak Score setiap akan menyelenggarakan sebuah event. Event itu sendiri diselenggarakan dua kali dalam seminggu, maka pamflet itu juga terbit pada saat sebuah event akan diadakan.

Public Relations dalam pengertian bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan pengertian humas. Anggoro menjelaskan mengenai pengertian humas yang juga dipergunakan untuk memberikan pengertian pada Public Relations, bahwa :

"Humas adalah suatu rangkaian kegiatan yg diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanya atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan humas sm sekali tidak bisa dilakukan secara mendadak atau sembarangan. Tujuan humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yg beesangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak lain yg berkepentingan (atau lazim disebut sebagai seluruh khalayak atau publik)."(Anggoro, 2000: 2)

Public Relations dalam era kemajuan teknologi dan keterbukaan dewasa ini memiliki peran yang penting dalam suatu perusahaan. Hal ini tentunya menempatkan peran PR pada posisi sentral dalam menjembatani kepentingan perusahaan. Seperti hal yang diungkapkan oleh Ruslan mengenai peranan PR, yaitu:

- Membina hubungan kedalam (public internal)

(13)

hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat sebelum kebijakan itu dijalankan oleh suatu organisasi.

- Membina hubungan keluar (publik eksternal)

Publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

- Peran humas bersifat dua arah seperti yang dijelaskan diatas, yaitu berorientasi kedalam (inward looking) dan keluar (outward looking).(Ruslan, 1999: 20)

Pengertian mengenai peran Public Relations tersebut sedikitnya telah menjelaskan bahwa Public Relations memiliki kewenangan untuk melakukan hubungan internal perusahaan dan menjelaskan kepentingan hubungan dengan pihak eksternal perusahaan. Untuk mengetahui mengenai kewenangan PR, sudah seharusnya untuk tahu mengenai fungsi umum yang dimiliki oleh Public Relations.

Menurut Edward L. Bernay dalam bukunya “Public Relations, University of

Oklahoma Press” yang dikutip oleh Ruslan menjelaskan bahwa Humas atau Public

Relations mempunyai tiga fungsi utama, yaitu: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung

(14)

Peran Public Relations dalam suatu perusahaan memang memiliki tingkat dan tanggung jawabnya sendiri. Public Relations memiliki peran aktif sebagai bagian yang melakukan berbagai bentuk promosi.

Berbagai media dipergunakan, baik itu media cetak maupun elektronik. Dalam hal ini PR dapat menggunakan media internal maupun media eksternal, media internal dalam suatu perusahaan dapat berupa majalah, buletin, majalah dinding (mading), dll. Media-media tersebut dipublikasikan dari periode waktu tertentu, misal saja untuk majalah internal perusahaan datang terbit dalam periode waktu dwi-mingguan, bulanan, ataupun per tiga bulan. Mading dapat secara kontinyu terus diperbaharui, mengingat bahwa mading merupakan media internal untuk para karyawan atau pegawai meng up date informasi setiap harinya.

Media eksternal yang juga menjadi tanggung jawab bagi divisi Public Relations memiliki media seperti brosur, company profile, pamphlet, leaflet, newsletter, dsb. Media eksternal ini dimaksudkan agar khalayak bisa aware atau sadar terhadap sebuah kegiatan atau program perusahaan yang sedang atau akan dilaksanakan, juga menjadi langkah perusahaan dalam menjaga eksistensinya. Media-media eksternal ini juga merupakan bagian dari media publikasi humas.

Media publikasi merupakan media yang digunakan humas dalam sebuah perusahaan meliputi majalah, feature, press release, pamflet, dll. yang diterbitkan setiap hari, setiap minggu atau pada jangka waktu lainnya.

(15)

komunikasi utama yang digunakan oleh organisasi-organisasi bisnis dan nonprofit dalam berkomunikasi dengan para karyawan, pemegang saham, pemasok, penyalur, pelanggan dan masyarakat umum. (Moore, 2004: 281)

Media berkala ini merupakan alat komunikasi bisnis yang telah diketahui sejak lama. Media berkala ini pertama di Amerika adalah Lowell Offering, yang diterbitkan sekitar tahun 1840 oleh Lowell Cotton Mills, Lowell, Massachusetts.

Periodesitas menunjuk kepada keteraturan terbitnya, waktu terbit media publikasi tersebut bisa harian, mingguan, atau dwi mingguan. Sifat perioditas sangat penting dimiliki media publikasi. Periode atau jangka waktu ini memiliki peran penting karena eksistensi perusahaan itu bergantung dari bagaimana publikasi berlangsung secara kontinyu serta konstan. Bila dilakukan hanya sesekali, maka besar kemungkinan perusahaan tersebut akan kehilangan perhatian dari masyarakat.

Untuk dapat memanfaatkan media publikasi secara maksimal demi mencapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator perusahaan yang juga disebut Public Relations harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut, dengan kata lain, seorang public relations (PR) harus mengetahui secara tepat karakteristik media yang akan digunakannya.

(16)

mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif).

Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pembacanya mempercayai bahwa informasi yang disampaikannya layak untuk diketahui.

(17)

1.2Identifikasi Masalah

Dari rumusan di atas, maka penulis dapat menarik pertanyaan dalam penelitian, antara lain:

1. Bagaimana Daya Tarik Rasional Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

2. Bagaimana Daya Tarik Emosional Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

3. Bagaimana Daya Tarik Moral Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

4. Bagaimana Daya Tarik Isi Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

(18)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Daya Tarik RasionalPamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi.

2. Untuk mengetahui Daya Tarik Emosional Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi.

3. Untuk mengetahui Daya Tarik Moral Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi.

4. Untuk mengetahui Daya Tarik Isi Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai perbandingan antara teori dan praktek, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu komunikasi dengan konsentrasi keilmuan humas pada khususnya mengenai pentingnya daya tarik pamflet oleh Public Relations sebagai media publikasi kepada masyarakat.

1.4.2 Kegunaan Praktis

(19)

informasi serta dapat membantu dan memecahkan dan mengantisipasi masalah mengenai daya tarik yang ada pada objek penelitian yang berguna bagi:

a. Kegunaan bagi peneliti

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti khususnya tentang daya tarik suatu acara dalam menyajikan informasi , serta sebagai aplikasi keilmuan selama studi yang dilakukan secara teori. Penelitian yang dilakukan juga diharapkan berguna bagi mahasiswa Unikom umumnya dan mahasiswa konsentrasi Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai literatur dan acuan terutama oleh peneliti yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

b. Kegunaan bagi universitas

Penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum dan mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas khususnya sebagai referensi dan literatur terutama bagi peneliti yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

c. Kegunaan bagi perusahaan

(20)

1.5Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Public Relations (PR) dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam usahanya untuk mensosialisasikan suatu langkah baru yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan PR dalam perusahaan sekarang ini merupakan suatu posisi yang memiliki nilai penting dalam fungsinya sebagai bagian yang mewadahi hubungan internal perusahaan juga hubungan eksternal perusahaan dengan khalayak. Public Relations (PR) pada sistem perusahaan yang beriklim modern dan dinamis akan menempatkannya pada posisi yang berperan aktif bagi perusahaan. Sebagaimana diungkapkan Rosady Ruslan dalam bukunya "Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi", yang menyatakan bahwa:

"Perbedaan utama fungsi dan tugas humas yang terdapat di instansi dinas pemerintah dan lembaga non pemerintah (perusahaan swasta) yaitu tidak ada sesuatu yang diperjualbelikan atau suatu transaksi, baik berbentuk produk barang maupun jasa pelayanan yang ditawarkan kepada pihak yang membutuhkan secara komersil. Walaupun ada pihak humas pemerintah melakukan hal yang sama dengan perusahaan komersial, seperti melaksanakan kegiatan kampanye publikasi, promosi pemasaran dan periklanan, namun hal tersebut lebih menekankan pada bentuk public services atau public utilities demi kepentingan layanan umum (masyarakat)."(Ruslan, 2007: 107)

(21)

1. Kemampuan untuk membangun dan membina saling pengertian antara kebijaksanaan dari pihak pimpinan perusahaan dengan publik internal dan eksternal.

2. Sebagai pusat pelayanan dan pemberi informasi atau narasumber berita, baik berasal dari perusahaan maupun yang berasal dari pihak publiknya.

3. Melakukan dokumentasi dari setiap kegiatan publikasi dan peristiwa ajang khusus acara penting di lingkungan perusahaan, baik yang disimpan dalam bentuk media cetak maupun media elektronik.

4. Mengumpulakan data dan informasi yang berasal dari berbagai sumber, khususnya yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan atau opini publik yang berkembang sebagai upaya penelitian dan keperluan untuk analisis serta pengembangan rencana dan program kerja yang akan datang.

5. Kemampuan menciptakan produk-produk publikasi Public Relations, seperti news clipping, speech writing concept, news/press release, internal magazine, brochure, pamphlet, company profile dan annual report publication. (Ruslan, 2007: 112)

(22)

Untuk menarik pengunjung Score, dirasa perlu untuk menghadirkan suatu media yang dapat dijadikan sebagai daya tarik dalam memberikan informasi kepada khalayak, salah satu media yang dapat menjadi daya tarik adalah pamflet.

Daya Tarik menurut Kotler dalam Sindoro:

“Daya tarik isi pesan sebuah tayangan meliputi daya tarik rasional,

emosional dan moral. Daya tarik rasional menunjukan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan manfaat, sedangkan daya tarik emosional mencoba membangkitkan motivasi terhadap suatu kegiatan atau produk, dan daya tarik moral di arahkan pada perasaan seseorang sehingga sering digunakan untuk mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial”. (Sindoro, 1996: 81)

Daya tarik adalah proses awal terhadap kesan dari suatu bentuk komunikasi dalam menyajikan suatu informasi terhadap komunikan dan sangat berperan dalam membentuk animo komunikan. Berdasarkan pengertiannya daya tarik merupakan kekuatan yang dapat memikat perhatian yang dapat berkembang menjadi pemberian respon positif maupun respon negatif terhadap pesan komunikasi yang diberikan.

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

(23)

1. Daya Tarik Rasional

Merupakan daya tarik yang berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri pembaca, yang menunjukkan bahwa pamflet event dapat menghasilkan manfaat atau kegunaan.

2. Daya Tarik Emosional

Merupakan usaha untuk membangkitkan emosi positif maupun negatif yang akan memotivasi pembaca untuk mendapatkan kepuasan akan kebutuhan informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Daya Tarik Moral

Lebih diarahkan pada perasaan pembaca tentang apa yang baik dan benar yang bisa digunakan untuk mendukung masalah-masalah sosial.

Bertolak dari pemikiran diatas, peneliti beranggapan bahwa pamflet merupakan satu jenis media publikasi yang berfungsi untuk menyampaikan informasi bagi khalayak umum.

1.6Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang akan diajukan peneliti kepada staff termasuk PR Score dan juga beberapa karyawan Score, guna mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana daya tarik rasional dari Pamflet Event oleh Public Relations (PR)

Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

(24)

b. Bagaimana pemilihan isi atau pesan yang terdapat dalam pamflet event agar bisa memiliki manfaat bagi para pengunjung?

c. Apakah sebagai media publikasi pamflet event dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan pengunjung?

d. Bagaimana penyajian informasi dalam pamflet event agar dapat diterima oleh para pengunjung?

e. Bagaimana cara PR membuat pamflet event agar dapat diterima para pembaca?

f. Apakah pesan yang terdapat pada pamflet event merupakan informasi yang dibutuhkan pengunjung? Tolong dijelaskan!

2. Bagaimana daya tarik emosional dari Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

a. Bagaimana cara membuat sebuah pamflet event dalam memberikan informasi yang dibutuhkan bagi para pembacanya?

b. Bagaimana Public Relations (PR) Score Bandung dalam memilih tema event untuk menarik perhatian pembaca pamflet agar berkunjung ke Score?

c. Tema seperti apa dari pamflet event yang dapat mempengaruhi emosi pembacanya?

d. Apakah kombinasi warna pada pamflet sudah dapat menarik perhatian para pembaca?

(25)

3. Bagaimana daya tarik moral dari Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

a. Apakah pamflet event sudah memberikan dorongan ke arah yang lebih baik dalam menyajikan informasi kepada para pembaca?

b. Apakah pamflet event sudah memenuhi kebutuhan moral para pembacanya? c. Apa yang menjadi kelebihan dari pamflet event dari Score Bandung sebagai

media publikasi?

1.7Metode Penelitian

Penelitian ini menggunaan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Meleong, 1993:3). Kegiatan ini diarahkan kepada kegiatan individu dan institusi secara holistik. Jadi individu atau organisasi yang diteliti tidak diisolasi dalam variable atau hipotesis, tetapi dipandang sebagai suatu keutuhan.

(26)

Penelitian kualitatif menuntut penerapan metode deskriptif, yakni sebuah metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik tertentu dalam bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 1999: 22).

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berupa kutipan-kutipan yang memberikan gambaran penyajian laporan teresebut. Metode deskriptif relevan untuk mengukur dengan cermat fenomena sosial seperti pernyataan, ungkapan atau pemikiran individu atau kelompok dalam suatu komunitas. Metode ini digunakan terutama untuk mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tidak untuk menguji hipotesis (Singarimbun dan Effendy, 1991: 4-5).

Dalam hubungan ini metode deskriptif berguna untuk mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu termasuk hubungan, kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.

1.8Subjek dan Informan Penelitian 1.8.1 Subjek

(27)

Subjek penelitian yang diambil untuk menjadi pembahasan dalam penelitian adalah public relations Score Bandung. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling, purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu seperti misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, 2005: 32)

1.8.2 Informan

Informan adalah seseorang yang, karena memiliki informasi banyak mengenai objek yang sedang diteliti, diminati informasi mengenai objek penelitian tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah staff atau karyawan dari Score serta pengunjung, dapat dilihat dalam tabel.

Tabel 1.1 Daftar Informan Kunci

No Nama Jabatan

1 Martin PR Score

2 Ajie Laksa Staff

(28)

Tabel 1.2

Daftar Informan Pendukung

No Nama Jabatan

1 Pengunjung 1 (Dika) Pengunjung 2 Pengunjung 2 (Ruli) Pengunjung 3 Pengunjung 3 (Panca) Pengunjung Sumber: Peneliti, 2011

1.9Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data, diantaranya:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewed) yang memberikan jawaban pertanyaan itu (Moleong, 2007 : 135).

(29)

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada public relations Score Bandung yaitu Martin, karyawan Score yaitu Ajie Laksa sebagai informan kunci, juga kepada informan pendukung yaitu Dika, Ruli, dan Panca.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah dimana peneliti berusaha untuk mengumpulkan data penelitian dengan mengamati segala sesuatu atau kejadian-kejadian yang berkaitan dengan fenomena yang sedang diteliti

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, foto, dan sebagainya. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan (Moleong, 2007 : 161).

Dokumentasi merupakan salah satu pengumpul data dimana sumber dokumentasi ini diperoleh dari beberapa data atau dokumen, laporan, buku, surat kabar, dan juga beberapa bacaan lainnya yang mendukung penelitiaan ini.

4. Studi literatur

(30)

5. Internet searching

Yaitu pengumpulan data dengan menelusuri data melalui internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat dan semudah mungkin serta dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

6. Triangulasi data

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagi teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. (Moleong, 2007: 330)

1.10 Teknik Analisa Data

(31)

1. Penyeleksian data

Pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data, yakni memilah data yang didapat untuk dijadikan bahan laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapat sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian.

2. Klasifikasi data

Pengelompokan data dan dipilah sesuai dengan jenisnya, yakni mengkategorikan data yang diperoleh berdasarkan bagian penelitian yang telah ditetapkan. Klasifikasi data ini dilakukan untuk memberikan batasan pembahasan dan berusaha untuk menyusun laporan secara sistematis menurut klasifikasinya. 3. Pengolahan data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data (data processing). 4. Pengeditan data

Pengeditan dilakukan dengan cara mengecek kelangkapan yang ada pada seluruh data yang peneliti dapatkan, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dan memperoleh kejelasan makna dari data atau inforamsi yang peneliti peroleh. 5. Penyajian data

(32)

1.11 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility (validitas interbal) atau uji kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.(2005:270)

1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

(33)

melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi,atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2005:270-274)

4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong, 2007:334)

5. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

6. Membercheck,proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi

(34)

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.12.1 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di lokasi yang berbeda-beda, diantaranya dengan datang langsung ke Score yang terletak di Jalan Cihampelas, juga peneliti berkunjung ke tempat tinggal informan yang berlokasi di Jalan Cemara No. 3, Bandung. Score Bandung, Alamat: Jl. Cihampelas no 160 blok SL03A, Bandung 40131, Telepon: (022) 2061155/56, Fax: 0222061178, Website: www.scoreindonesia.com

1.12.2 Waktu Penelitian

(35)
(36)

1.13 Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab menguraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan teoritis dan praktis penelitian, kerangka pemikiran teoritis dan konseptual penelitian, pertanyaan penelitian, metode penelitian, subjek dan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, yang terakhir lokasi dan waktu penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung proses penelitian atau berkaitan dengan objek yang diteliti, yaitu : Tinjauan Tentang Komunikasi, Definisi Komunikasi, Proses Komunikasi, Tujuan Komunikasi, Fungsi Komunikasi, Jenis Komunikasi, Bentuk Komunikasi, Tinjauan Komunikasi Organisasi, Tinjauan tentang daya tarik, , Tinjauan Tentang pamflet.

BAB III OBJEK PENELITIAN

(37)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai cara pengumpulan data melalui wawancara responden mengenai pamflet, serta pengolahan data dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu bab ini akan menjelaskan mengenai analisis dan hasil pengolahan data yang diperoleh.

BAB V PENUTUP

(38)

31 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Komunikasi Sebagai Ilmu

Komunikasi merupakan satu dari disiplin-disiplin yang paling tua tetapi yang paling baru. Orang Yunani kuno melihat teori dan praktek komunikasi sebagai sesuatu yang kritis. Popularitas komunikasi merupakan suatu berkah (a mixed blessing).Teori-teori resistant untuk berubah bahkan dalam berhadapan dengan temuan-temuan yang kontradiktif. Komunikasi merupakan sebuah aktifitas, sebuah ilmu sosial, sebuah seni liberal dan sebuah profesi.

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksud adalah sama makna. Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi terjadi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapan, jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya mengerti makna dari bahan yang dipercakapan.

(39)

tampak sudah sejak tahun 1940-an. pada waktu seorang sarjana bernama Carl I. Hovland menampilkan definisinya mengenai ilmu komunikasi. Hovland mendefinisikan science of communication sebagai: “a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted

and opinions and attitudes are formed”. (Effendy, 2009: 4)

Tahun 1967 Keith Brooks menerbitkan buku The Communicative Arts and Science of Speech yang mengetengahkan pembahasan communicology secara luas. Dari pendapat Brooks communicology atau ilmu komunikasi merupakan integrasi prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan para cendekiawan berbagai disiplin akademik. Communicology juga merupakan program yang luas mencakup kepentingan-kepentingan atau teknik-teknik setiap disiplin akademik. Menurut Joseph A. Devito communicology adalah ilmu komunikasi, terutama komunikasi oleh dan di antara manusia. Istilah komunikasi digunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda yaitu proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan studi mengenai proses komunikasi. Komunikasi didefinisikan oleh Devito sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik.

(40)

studi didasarkan atas teori, analisis kuantitatif atau empiris dan mempunyai tradisi yang diakui. Dalam penerbitannya department of communication university of Hawaii juga memberikan contoh-contoh untuk membuktikan komunikasi sebagai ilmu sosial.

2.1.2 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi (communication) dalam bukunya Deddy Mulyana yaitu Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar berasal dari kata: common, yang berarti

“sama”, dengan maksud sama makna, sehingga secara sederhana, dapat dikatakan

bahwa komunikasi merupakan proses menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator dengan komunikan.

Komunikasi merupakan salah satu fungsi dari kehidupan manusia. Fungsi komunikasi dalam kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam bentuk pikirannya/atau perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya untuk tidak terasing dan terisolir dari lingkungan di sekitarnya. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Adapun pendapat para ahli tentang pengertian Komunikasi sebagai berikut. a. Bernard Barelson & Garry A. Steiner

(41)

b. Theodore M. Newcomb

Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.

c. Everett M. Rogers

Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

d. Gerald R. Miller

Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima e. Raymond Ross

Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. f. Harold Lasswell

Menjelaskan bahwa “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi

adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana

(42)

1. Komunikator (komunikator,source,sender) 2. Pesan (message)

3. Media (channel)

4. Komunikan (komunikan,receiver) 5. Efek (effect)

Dari beberapa pengertian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran makna/pesan dari seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain.

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar mengutip Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan.

1. Fungsi Komunikasi Sosial

(43)

pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.

3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik. 4. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi

2.2Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi

(44)

bahasa latin pula, orgaizare yang berarti to form as or into a whole consisting of independent or coordinate parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi).

Menurut R. Wayne Pace dalam buku komunikasi organisasi yang dikutif oleh Deddy Mulyana adalah:

“Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unti-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.”

Dalam buku komunikasi organisasi yang dikutif oleg R. Wayne Pace,

Komunikasi organisasi dapat dilihat sebagai “proses mengumpulkan, memproses,

menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi

berfungsi.” (Farace, Monge, & Russel, 1977, hlm. 4)

Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya, Communication in Organization, menyebut paduan suatu sistem. Secara lengkap organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Effendy, 2004:114)

(45)

Penggunaan sistem untuk meghampiri pengertian organisasi itu dapat dinilai tepat sebab pengertian sistem adalah totalitas himpunan bagian yang satu sama lain berhubungan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu eksatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di mana operasi dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti.

Pentingnya komunikasi dalam organisasi dikemukakan oleh Keith Davis yang dikutip oleh Santoso Sastropoetro, sebagai berikut :

“Suatu organisasi tidak akan eksis tanpa adanya komunikasi. Tidak akan memungkinkan terjadinya koordinasi yang diharapkan, kerjasama baik antara pimpinan dengan karyawan, maupun antara karyawan dengan karyawan tidak mungkin tercipta sebab mereka tidak

mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaannya satu sama lain”.

(Sastropoetro, 1982 : 339).

(46)

publiknya, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dipahami, dimengerti, dan kemudian dilaksanakan tanpa adanya keterpaksaan.

2.2.2 Dimensi-dimensi Komunikasi Organisasi

Terdapat dua dimensi pada komunikasi organisasi, yakni komunikasi organisasi internal dan ekternal. Komunikasi internal di definisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai :

“Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam

suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan

manajemen)”

Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklarifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang di pimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, manajer atau administrator mengadakan peraturan sedemikian rupa sehingga ia tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh karyawan. Ia membuat kelompok-kelompok menurut jenis pekerjaannya dan mengangkat seorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya. Dengan demikian, pimpinan cukup berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok.

(47)

1. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertical yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (two way traffic communication).Dalam komunikasi vertical, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Dalam pada itu, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan.

Komunikasi vertikal dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga bertahap melalui eselon-eselon yang banyaknya bergantung pada besarnya dan kompleksnya organisasi.

2. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertical yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi atau pada waktu pulang kerja.

(48)

Komunikasi organisasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada instansi-instansi pemerintah seperti departemen, direktorat, jawatan, dan pada perusahaan-perusahaan besar, disebabkan oleh luasnya ruang lingkup, komunikasi lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada oleh pimpina sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting, yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain, umpamanya perundingan yang menyangkut kebijakan organisasi. Yang lainnya dilakukan oleh kepala humas yang dalam kegiatan komunikasi eksternal merupakan tangan kanan pimpinan.

Komunikasi organisasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada organisasi.

1. Komunikasi dari organisasi kepada khalyak

Komunikasi organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa di duga.

(49)

Komunikasi organisasi kepada khalayak dapat melalui berbagai bentuk, seperti :

a) Majalah organisasi b) Press release

c) Artikel surat kabar atau majalah d) Pidato televise

e) Pidato radio f) Film dokumenter g) Brosur

h) Leaflet i) Poster

j) Konferensi pers

2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi

(50)

2.2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam bukunya Sosiologi Komunikasi Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.sos. M.si, mengemukakan bahwa terdapat empat fungsi komunikasi organisasi, yaitu :

a) Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system proses informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.

Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam jajaran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, disamping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dll.

b) Fungsi Regulatif

(51)

untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk member instruksi atau perintah. Kedua, berkaitan dnegan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dilaksanakan.

c) Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada member perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela untuk kemajuan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding jika pimpinan lebih sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d) Integratif

Setiap orang berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik.

2.3Tinjauan Tentang Public Relations

2.3.1 Definisi Public Relations

(52)

menyampaikannya atau, komunikasi tersebut langsung dilakukan secara face to face. Untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai humas atau yang lebih dikenal sebagai public relations, maka berikut akan penulis jabarkan beberapa definisi mengenai humas atau public relations.

Seperti yang dijelaskah oleh Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam bukunya Dasar-dasar Public Relations

“PR pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak lain dengan

kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi PR adalah two ways communication (komunikasi dua arah / timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan PR,

sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR”

(Rachmadi, 1994:7)

Menurut penelitian yang pernah diadakan di Amerika Serikat terdapat 2000 orang terkemuka di bidang PR telah membuat definisi tentang PR, dari definisi itu diantaranya menganggap bahwa PR adalah suatu ilmu, suatu sistem, seni, fungsi, proses, profesi, metode, kegiatan dan sebagainya. Berikut merupakan 3 definisi yang dianggap terbaik :

1. J.C. Seidel, direktur PR, Division of Housing, State New York berbunyi : PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai dan publik yang lebih luas. Kedalam mengadakan analisis dan perbaikan diri sendiri, sedangkan keluar memberikan pernyataan-pernyataan.

(53)

kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill (kemauan baik) dari publik. Kedua, pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan tindakan untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang menyeluruh.

3. Howard Bonham, Wakil Ketua Palang Merah Nasional Amerika Serikat, menyatakan, PR adalas suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi atau perusahaan. (Abdurachman, 2001, 24-25)

Definisi lainnya, menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations in Word Marketing mengatakan bahwa PR adalah suatu sistem komunikasi untuk menciptakan kemauan baik. Selanjutnya, menurut L Bernays dalam bukunya Public Relations menyebutkan bahwa PR mempunyai 3 arti, pertama, penerangan kepada publik. Kedua persuasi ditujukan kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik dan ketiga upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga.

2.3.2 Tugas Public Relations

(54)

Menurut Shanty Setyaningrum, terdapat 6 tugas dari seorang Public Relations: a) Motivasi Internal

Hal ini merupakan faktor yang paling penting yang mempengaruhi jajaran dasar karyawan perusahaan dengan cara membangun moral, meningkatkan produktifitas dan membangun semangat kerja dalam team.

b) Merekrut orang-orang berkualitas

Public relations juga dapat membantu merekrut orang-orang yang berkualitas dan membina hubungan baik untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman. c) Memberikan peringatan awal

Ini merupakan salah satu tugas public relations dalam usaha mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan menggangu jalannya produktifitas sebuah organisasi bilamana sebuah masalah yang tidak disangka dari munculnya aspek-aspek sosial atau politik. Masalah-masalah yang harus diantisipasi sejak awal dapat saja datang dari pihak luar maupun dari dalam perusahaan sendiri. d) Memberikan Sales After Service

Seorang public relation dituntut untuk dapat memberikan sales after service yang artinya memberika perhatian secara kontinyu kepada konsumen agar dapat menjadi konsumen yang setia hingga dapat tercipta word of mouth di masyarakat.

e) Membuka kesempatan-kesempatan baru

(55)

dengan komunitas internal dan eksternal perusahaan lebih banyak dari pada orang-orang lain disalam departemen yang berbeda.

f) Melindungi posisi perusahaan

Public relations bertugas untuk melindungi posisi sebuah perusahaan bila sebuah perusahaan menghadapi masalah krisis manajemen. (Setyanigrum, 2008, 56-57)

Berberda dengan Shanty Setyaningrum, Collin Coulson dan Thomas mengemukakan bahwa terdapat 10 tugas utama dari seorang public relations, yaitu :

a) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan perusahaan saingan utama, ancama-ancaman dan kesempatan mendiagnosa masalah-masalah yang dapat diselesaikan dengan jalan humas, mengidentifikasikan golongan masyarakat yang bersangkutan dan saluran yang paling efektif atau mencapai mereka.

b) Memberikan saran kepada semua tingkat manajemen tentang perkembangan-perkembangan didalam maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan serta hubungannya dengan kelompok-kelompok komunikasi.

(56)

d) Mengadakan hubungan dengan para pembuat keputusan pembentuk pendapat dan sumber informasi dari luar yang penting.

e) Menjaga kelancaran arus informasi kepada kelompok-kelompok masyarakat tertentu melalui saluran-saluran komunikasi yang dapat terdiri dari penerbitan-penerbitan, majalah, pers, radio, televisi, perwakilan-perwakilan, peristiwa serta wawancara.

f) Melaksanakan atau meminta orang lain melaksanakan proyek-proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menilai situasi dan masalah atau untuk mengukur efektifitas program-program humas.

g) Mengevaluasi masalah dan kegiatan humas untuk bisa memberikan laporan yang teratur kepada direksi-direksi yang berkepentingan.

h) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan perusahaan tertentu seperti penerbitan , peristiwa, kunjungan dan rapat.

i) Membantu bagian-bagian lain dengan cara menganalisis masalah komunikasi, menulis dan menerbitkan , menyediakan bahan audio visual dan bahan-bahan pendukung lainnya dan bekerjasama dalam menangani masalah-masalah tertentu.

(57)

2.3.3 Fungsi Public Relations

Public relations membantu masyarakat kita yang kompleks untuk mencapai keputusan dan berfungsi secara lebih efektif dengan mengkontribusikan pengertian satu sama lain di dalam sebuah perkumpulan atau institusi.

Manajemen sebuah institusi perlu untuk mengerti sifat, kelakuan dan nila dari public mereka dalam usaha mencapai tujuan institusi tersebut. Seorang praktisi public relations berperan sebagai penasihat kepada jajaran pimpinan dan juga sebagai seorang penengah dan membantu menterjemahkan tujuan-tujuan setiap individu menjadi sebuah ketentuan yang masuk akal dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Menurut Shanty Setyaningrum dalam bukunya, I am Public Relations Living It Loving It, beliau mengungkapkan terdapat 4 fungsi manajemen dari seorang public relations, yaitu :

1) Antisipasi, analisa dan mengintrepretasikan pendapat publik, sifat dan masalah yang mungkin akan mempunyai dampak bagi operasi dan rencana sebuah institusi.

2) Memberi konseling kepada jajaran pimpinan perusahaan di berbagai level kepemimpinan mengenai keputusan, tindakan yang harus diambil dan komunikasi, mempertimbangkan efek dari publik dan tanggung jawab organisasi secara social.

(58)

diperlukan untuk kesuksesan tujuan organiasasi. Hal ini termasuk pemasaran, keuangan, dana usaha, karyawan, komunitas, atau hubungan ke pemerintahan dan program-program lainnya.

4) Perencanaan dan pelaksanaan usaha sebuah organisasi untuk mempengaruhi atau merubah pendapat publik. Mencanangkan maksud dan tujuan, menyusun perencanaan, keuangan, mengangkat pegawai dan pelatihan karyawan, mengembangkan fasilitas, mengatur sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan hal-hal diatas.

Lebih jauh lagi, melihat fungsi seorang praktisi public relation pada sebuah perusahaan, maka, Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis menyebutkan fungsi dari public relations, antara lain:

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik internal maupun eksternal.

3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

(59)

2.4Tinjauan Tentang Pamflet

Kata pamflet dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris, yakni pamphlet. Pamphlet tanpa sampul sampai di Inggris Tengah pada tahun 1387 dengan sebutan awal pamphilet atau panflet, yang diambil dari sebuah puisi lama berjudul Pamphilus: seu de Amore (Pamphilus: Concerning Love) yang ditulis dalam Bahasa Latin. Nama Pamphilus sendiri berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “teman

semuanya”. Puisi ini sangat terkenal di masanya dengan penyebaran yang sangat luas.

Konotasi modern dari kata pamflet terkait dengan isu komtemporer yang dibuat sebagai argumen kebencian mengarahkan pada terjadinya Perang Sipil Inggris; artian ini muncul pada tahun 1642.

Di Jerman, Perancis, dan Italia, pamflet biasanya memiliki konotasi negatif sebagai usaha propaganda agama atau semacamnya; terjemahan netral dari Bahasa Inggris pamphlet, termasuk “flugblatt” dan “broschüre” dalam Bahasa Jerman, serta

fascicule” dalam Bahasa Perancis. Sedangkan dalam Bahasa Romawi, pamflet dapat dikonotasikan sebagai usaha propaganda atau satire, sehingga lebih cocok

diterjemahkan menjadi “brochure” (DEX online – Cautare: pamflet). Kemudian dapat disandingkan dengan kata libelle atau libellus dalam Bahasa Latin yang diartikan sebagai “buku kecil”.

(60)

folleto”. Sebenarnya kata pamphlet ini pertama kali muncul dalam buku Philobiblon (1344) karya Richard de Bury, seorang uskup agung Durham, yang menyebutkan "..panfletos exiguos.." di bab 8. Pada abad ke-17, kata pamphlet disamaartikan dengan sekali pakai, puisi, koran, atau surat kabar (Murray's New English Dict. vii. 410).

Dengan segala contoh tersebut, pamflet sudah diproduksi secara masal, tidak seperti buku di masa itu yang sangat terbatas produksinya.[1][2] Di Indonesia sendiri, kata pamphlet diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi pamflet. Berdasarkan sejarah yang disebutkan di atas, pamflet pada awalnya berkembang di Eropa. Kemudian dibawa ke Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda. Proses adaptasi ini berlangsung selama masa perdagangan abad 17, dan masa kolonialisme abad ke-18.

(61)

pamflet sering digunakan untuk mempopulerkan ide-ide politik dan agama, atau untuk menyebarkan berita dan promosi / iklan.

Literatur berbentuk pamflet sudah digunakan selama berabad-abad sebagai penggerak ekonomi serta sarana distribusi informasi yang cepat dan luas, terutama kepada pelanggan. Selain itu, pamflet juga telah menjadi alat penting bagi protes politik dan kampanye, karena alasan yang sama. Pamflet dapat menjadi bukti fisik dari sejarah kehidupan manusia, yang mampu memulai maupun menandakan perubahan zaman dalam sebuah gerakan rakyat. Hal itu dapat dilihat pada koleksi New York Public Library, the Tamiment Library of New York University, dan koleksi Jo Labadie di University of Michigan, mengenai sejarah politik Amerika.

Dalam perkembangannya, pamflet mulai berisi beragam informasi, dari informasi perlengkapan dapur sampai obat-obatan, ataupun publikasi hasil penelitian ilmiah. Wujud dari pamflet sendiri semakin beragam. Pamflet di zaman modern juga dianggap sebagai karya seni dan patut dikoleksi. Telah diadakan lomba-lomba membuat pamflet sebagai ajang ekspresi dan kreasi di berbagai negara. Dalam dunia periklanan, pamflet adalah salah satu sarana promosi acara, jasa, dan produk, yang mudah, efektif, dan murah, sehingga masih terus digunakan sampai sekarang.

2.5Tinjauan Tentang Daya Tarik

As’ad dalam buku Psikologi industry mengatakan daya tarik: “adalah sikap yang

(62)

perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya

itu.”(As’ad, 1997: 89)

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, daya tarik adalah “Kekuatan, penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi”.(Effendy, 1989: 33)

Pada penelitian ini peneliti memakai definisi daya tarik menurut Kotler. Daya Tarik menurut Kotler dalam Sindoro: “Daya tarik isi pesan sebuah tayangan meliputi daya tarik rasional, emosional dan moral. Daya tarik rasional menunjukan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan manfaat, sedangkan daya tarik emosional mencoba membangkitkan motivasi terhadap suatu kegiatan atau produk, dan daya tarik moral di arahkan pada perasaan seseorang sehingga sering digunakan untuk mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial”. (Sindoro, 1996: 81)

2.6Tinjauan Tentang Media Publikasi

Media publikasi merupakan media yang digunakan humas dalam sebuah perusahaan meliputi majalah, feature, press release, pamflet, dll. yang diterbitkan setiap hari, setiap minggu atau pada jangka waktu lainnya.

(63)

dalam berkomunikasi dengan para karyawan, pemegang saham, pemasok, penyalur, pelanggan dan masyarakat umum. (Moore, 2004: 281)

Media berkala ini merupakan alat komunikasi bisnis yang telah diketahui sejak lama. Media berkala ini pertama di Amerika adalah Lowell Offering, yang diterbitkan sekitar tahun 1840 oleh Lowell Cotton Mills, Lowell, Massachusetts.

2.7Tinjauan Tentang Informasi 2.7.1 Definisi Informasi

Dalam kamus besar b.indonesia disebutkan bahwa informasi adalah penerangan atau keterangan atau kabar, berita, keseluruhan makna, yang menunjang amanat yang terlihat didalam bagian amanat-amanat itu.

Definisi menurut UU tentang kebebasan informasi pada pasal 14 menyebutkan bahwa informasi adalah bahan-bahan yang mengandung unsur-unsur yang dapat dikomunikasikan: fakta-fakta, dan data atau segala sesuatu yang telah diatur dalam bentuk dokumen, file, laporan, buku, diagram, peta, gambar, foto, film, visual, rekaman suara, rekaman melalui komputer, atau metode yang dapat ditampilkan. (May Rudi. 2005: 15)

Gambar

Gambar 1.1 Pamflet Event
Tabel 1.1 Daftar Informan Kunci
Tabel 1.2
Tabel 1.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah untuk lebih mamahami permasalahan yang terjadi pada Semen Gresik, dengan memahami permasalahan dapat digunakan untuk

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa jenis ransum terhadap nilai gizi protein dengan perhitungan nilai PER (Protein Efficiency

Berdasarkan hasil penelitian pemberian tepung daun orok-orok berpengaruh terhadap konsumsi protein, kadar hemoglobin, dan titer ND, bahwa semakin tinggi

[r]

Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan ternyata uang tersebut tidak jadi digunakan oleh terdakwa untuk membeli obat-obatan atau

Selain penggatian media, sel juga diperbanyak (split sel) , langkah melakukan split sel yang pertama adalah ,sel di ambil dari inkubator suhu 37 ◦ c kemudian dilakukan

Hasil dari pengaruh aplikasi kombinasi 3 reaktor UV dan Frekuensi HPEF yang berbeda terhadap karakteristik kimia susu kambing dapat dilihat pada Tabel 7.. Hal ini