• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan buku tata gerak Tari Gawil kebudayaan Sunda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan buku tata gerak Tari Gawil kebudayaan Sunda"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

iii

(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Panji Dwi Sudisriandi

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 15 September 1989

Agama : Islam

Alamat : Kp. Bakung RT/RW 012/003 Desa Cikande

Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang

Telepon : 08562044394

Email : pan_djiey@ymail.com

PENDIDIKAN

1995-2001 :SDN Cikande III

2001-2004 :SMPN 1 Jayanti (sekarang)

2004-2007 :SMA N 1 Kab. Tangerang

Pengalaman (2007- 2008) : Pernah Kursus di Don Bosco

KEMAMPUAN

1. Kemampuan menggunakan software untuk keperluan illustrasi dan layout (Adobe Photoshop, Adobe InDesign, Adobe Illustrator)

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU TATA GERAK TARI GAWIL KEBUDAYAAN SUNDA

DK 38315/Tugas Akhir

Semester II 2012-2013

Oleh :

Panji Dwi Sudisriandi

51909030

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

iv KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik serta hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini. Tidak lupa salawat serta salam senantiasa tercurahkan terhadap Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Adapun Laporan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Sarjana Desain Jenjang Strata 1 Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia. Dengan judul “Perancangan Buku Tata Gerak Tari Gawil Kebudayaan Sunda”

Selama proses penulisan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak sekali kekurangan baik dari segi penggunaan kata dan bahasa, maupun dari isi laporan yang belum sesuai dengan kaidah yang benar. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bantuan, kritik dan saran yang membangun dan peningkatan kualitas di masa mendatang.

Akhir kata penulis berharap laporan tugas akhir ini menjadi bahan bermanfaat.

Bandung, Juli 2013

(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

SURAT KETERANGAN HAK EKSKLUSIF ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 4

II.1.1 Sejarah Singkat Mengenai Tari Gawil... 7

II.1.2 Makna Tentang Tari Gawil ... 15

II.1.3 Gerak Tari Gawil ... 15

II.1.4 Kostum Tari Gawil ... 19

II.2 Psikologi Perkembangan Anak Remaja ... 24

II.2.1 Teori Perkembangan Kognitif ... 24

II.3 Media ... 25

II.4 Kesimpulan ... 28

Bab III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Target Audiens ... 29

III.2 Strategi Perancangan ... 29

(8)

viii

III.2.2 Strategi Kreatif ... 31

III.2.3 Strategi Media ... 36

III.2.4 Strategi Distribusi ... 38

III.3 Konsep Visual ... 39

III.3.1 Format Desain ... 39

III.3.2 Tata Letak (layout) ... 40

III.3.3 Tipografi ... 42

IV.2.3 Pembatas Buku ... 49

IV.2.4 Pin ... 50

IV.2.5 Gantungan Kunci ... 51

IV.2.6 Gantungan Kunci (miniatur kendang) ... 52

IV.2.7 Kaos ... 53

IV.2.8 Whiteboard ... 54

IV.2.9 Stiker ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(9)

56 DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Caturwati, Endang. 2007. Tari di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press- STSI Bandung

Hadi, Y, Sumandiyo.2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Media Abadi Peursen, CA. 1976. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Kasinius

Rusliana, Iyus. 2008. Penciptaan Tari Sunda. Bandung: Etnoteater Publisher Rustan, S. (2008). Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Safanayong, Yongki. 2006. Desain Komunikasi Visual. Jakarta Barat: Arte Intermedia

Sujana, Anis. 2002. Tayub: Kalangan Menak Priangan. Bandung: STSI Press

Website:

Nursyamsi, Azis. 2012 (12 September). Definisi Media Pembelajaran. Tersedia

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Budaya di Indonesia sangat beraneka ragam baik adat istiadat suku dan budaya salah satunya ditatar sunda/priangan yaitu Seni Tari. Seni Tari adalah ungkapan seni yang mempergunakan tubuh sebagai media alat gerak. Gerak dalam tari untuk mencapai suatu kandungan yang terarah harus dilandasi oleh penghayatan yang mendalam kreatif. Seni Tari merupakan budaya Indonesia yang lahir dan tumbuh berkembang pada zaman dahulu sampe sekarang salah satunya yang ada di Jawa Barat yang merupakan warisan budaya Indonesia.

“Dalam hal ini ada beberapa kategori dalam perkembangannya tari yang

berasal dari budaya Jawa Barat seperti tari traditional yang berkembang di istana (baik disebut klasik), tari yang hidup dikalangan masyarakat pedesaan dengan ciri kerakyatan maupun tari yang berkembang di masyarakat perkotaan (sering mendapat label pop) dan tari modern atau kreasi modern (Hadi Y Sumadiyo, 2005, h13).

Fungsi tari sebagai bahasa gerak yang merupakan alat ekspresi manusia sebagai komunikasi yang universal yang dinikmati oleh siapa saja dan waktu kapan saja. Seperti yang berkembang di istana fungsinya untuk menyambut para tamu istana dan hiburan di istana pada zaman dahulu, fungsi tari di kalangan masyarakat pedesaan untuk menyambut rasa syukur panen datang atau upacara adat dan hiburan. Tari yang berkembang diperkotaan fungsinya sebagai hiburan dan mata pencaharian dan tari modern kreasi baru tari untuk menghibur dan mata pencaharian atau pekerjaan.

Jadi menurut “Hadi Y Sumadiyo (2005) tari sebagai keindahan yang

merupakan ciptaan manusia berupa gerak-gerak ritmis.

(11)

2 Kesenian tari salah satu menjadi bagian khas di Jawa Barat terutama di Bandung. Bandung salah satu kota kesenian salah satunya beberapa berkembang di bandung dan masih dilestarikan dalam dunia pendidikan serta pertunjukan-pertunjukan seni berupa pagelaran tari. Ironisnya salah satu tarian kesenian Jawa Barat seperti tarian tradisi pun mulai menurunnya dan berkurangnya sanggar tari tradisi. Itu di akibatnya tari tradisi tidak lagi menjadi bagian yang ada dalam kesenian pada saat ini karena tidak di kenal dan lebih fokus kepada tari zaman sekarang ini.

Menurut bapak Indra Yusuf (dosen perguruan tinggi STSI) mengatakan tari tradisi tidak adanya belajar kembali atau adanya gengsi belajar seni tari tradisi karena pengaruh globalisasi dan tidak ada nya buku pembelajaran muatan lokal tentang tari tradisi.

Tari Gawil Kalah dengan eksistensi Tari Jaipongan, Tari Jaipongan sudah masuk pendidikan Muatan lokal di SMP dan SMA dan masuk Festival untuk Sekolah Menengah Pertama dengan programnya yang dinamakan FL2SN (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional). Oleh karena kekuatiran yang dirasakan adalah tidak adanya informasi visual pembelajaran media buku tentang Tari Gawil dengan unsur-unsur ilmu Desain Komunikasi Visual karena Tari gawil yang merupakan salah satu tari milik budaya Jawa Barat yang harus tetap ada dan sejarah perkembangan tari sunda yang sudah hampir dilupakan oleh masyarakat di Jawa Barat terutama di Bandung supaya tidak hilang dari khasanah budaya sunda.

Di samping itu pelajar SMP dan SMA sebagai penerus bangsa di Bandung harus dikenalkan karena pelajar SMP dan SMA karena pada masa itu, Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.

(12)

3 Perkembangan otak remaja sedang berkembang dan mencari cari sesuatu hal yang baru, selain itu pada usia anak sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas kecerdasannya sudah mudah untuk mengingat, dan langsung mempraktekan apa yang diajarkan oleh pengajar terutama dalam bidang olah gerak (tari, dan olahraga).

Dengan adanya fakta yang terjadi terhadap budaya kesenian sunda maka dibutuhkan perancangan media informasi buku visual mengenai Tari Gawil sebagai bacaan pendidikan tentang budaya kesenian tradisi seperti buku tata gerak Tari Gawil untuk memudahkan pelajar belajar tari tradisi yaitu Tari Gawil.

I.2 Identifikasi Masalah

Kesenian tari tradisi Tari Gawil yaitu tari yang diakui kota Bandung sebagai budaya khas kota Bandung yang aktif mengajarkannya di kota Bandung hanya beberapa titik melestarikannya.

Permasalahan yang ditemukan antara lain sebagai berikut:

 Tidak adanya media buku yang membantu belajar mengenai gerak Tari Gawil yang merupakan salah satu tari kesenian tradisional di kota Bandung karena eksistensinya tergeser oleh tari-tari lain.  Tidak adanya media buku tentang tari tradisi yang mencirikan sunda

mengenai Tari Gawil.

 Masih kurangnya bahan belajar berupa media buku tentang tata gerak untuk latihan khususnya pelajar SMP dan SMA khususnya di Bandung, sehingga upaya untuk pembelajaran Tari Gawil cukup sulit dilakukan.

(13)

4 I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat disimpulkan rumusan masalah mengenai Tari Gawil, yaitu:

 Bagaimana Tari Gawil yang merupakan salah satu tari tradisi di Jawa Barat, termasuk peninggalan budaya kesenian tari di Jawa Barat, yang harus tetap ada dan dipelajari di kota Bandung?

 Merancang sebuah media informasi mengenai buku tentang tata gerak Tari Gawil khususnya di Bandung untuk bahan pembelajaran kepada dunia pendidikan khususnya pelajar SMP, dan SMA?

 Bagaimana Tari Gawil tidak hanya sebagai sejarah perkembangan tari tetapi tetap bisa di pelajari pada saat sekarang ini dengan membuat suatu informasi buku tata gerak dengan konsep visual untuk menarik minat baca?

I.4 Batasan Masalah

Adapun yang menjadikan batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

 Tata gerak Tari Gawil yang di telaah adalah versi kota Bandung yaitu perkumpulan Wirahmasari oleh R. Sambas Wirakusumah.

 Unsur visual pada buku tata gerak yang di telaah pada kesenian Tari Gawil adalah tahapan-tahapan gerak pokok langkah-langkahnya berupa gambar foto dan deskripsi gerakan, dan kostum (pakaian) sedangkan unsur visual lainnya seperti alat musik, tata letak panggung, suara atau audio tidak dibahas dalam penelitian ini.

(14)

5 I.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan sebagai berikut:

 Membuat sebuah media buku untuk membantu belajar Tari Gawil dengan kajian ilmu komunikasi visual.

 Membuat sebuah media buku mengenai sejarah Tari Gawil dan gerakan pokoknya yang media bukunya mencirikan sunda.

 Memudahkan pelajar SMP dan SMA untuk belajar Tari Gawil lewat sanggar atau lingkungan pendidikan dengan media buku tata gerak Tari Gawil.

(15)

6 BAB II

TARI GAWIL SEBAGAI WARISAN TARI TRADISI DI TATAR SUNDA

II.1 Tinjauan Tari Gawil

Tari Gawil tercipta karena dari berkembangnya tari-tari sebelumnya yang mengalami perubahan gerak atau koreografi dari masa kemasa yang dikembangkan oleh para penari-penari. Tari Gawil ada dan muncul dengan berkembangnya gerakan pada Ibing Tayub Keurseus tersebut, lambat laun berubah menjadi semakin berkreasi dengan adanya perwatakan dalam setiap gerakan tari yang di ajarkan. Perwatakan tersebut diambil dari lagu-lagu pengiring Tari Gawil yang dilihat dari tempo dan Volume, ini semua didasari oleh perkumpulan tari Wirahmasari.

Gerak pada Tari Gawil memiliki tiga macam unsurnya, yaitu tenaga, ruang dan waktu seperti halnya gerak gedig yang merupakan langkahan khas tarian gagahan, akan terlihat langkahannya dengan tekanan yang kuat (tenaga), langkahanya yang lebar dan diangkat (ruang), serta langkahnya yang agak cepat.

a. Tenaga

Pengaturan dan pengendalian tenaga pada setia gerak pada prinsipnya ditentukan oleh isi tarian yang berkaitan dengan tingakatan karakter atau perwatakannya seperti Tari Gawil agak halus dan lincah.

b. Ruang

Ruang yang terdapat dalam gerak Tari Gawil meliputi: pola simetri dan asimetri, garis volume, posisi arah hadap dan arah gerak, level dan focus. Pola simetri artinya pola yang setangkup yaitu sikap dan gerak sama. Sedangkan pola asimetri sikap dan gerak kedua tangan yang berbeda. c. Waktu

Pengaturan dan pengendalian yang terdapat pada tiga bagian pokok yaitu tempo, ritme, dan meter.

- Tempo atau tempo gerak adalah ukuran waktu dalam setiap frase gerak dalam menyelesaikannya atau ragam gerak.

(16)

7 - Meter adalah terjadi perubahan ritme gerak dari ukuran yang cepat

ke ukuran yang sedang.

Tari Gawil musiknya Gawil, Gawil nama sebuah tarian memiliki ceritanya sendiri karena repotoar tari ini dalam lingkungan akademik berada dalam kelompok rumpun atau genre Tari Keurseus. Genre tari ini dalam sejarah perkembangan Tari Sunda disebutkan merupakan perkembangan dari sejenis kesenian hiburan/kalangan menak/priayi Seperti para sultan, bupati dan turunan dibawahnya.

II.1.1 Sejarah Singkat Mengenai Tari Gawil

Tari muncul dan berkembang ditatar sunda menurut Anis (2002) yaitu

“Tayuban dalam pengertian umum menunjukan kepada jenis kesenian tradisional yang dilihat dari segi bentuk dan teknis pengajiannya merupakan penyajian tari- tarian maksudnya penyajian tari yang dibawakan oleh seorang diri antara pria dan wanita, dan menari secara bersama-sama, sedangkan musik gamelan maksudnya hidangan vocal instrumental dari seperangkat

gamelan yang termasuk kedalamannya sinden” (h.1).

Tayub tumbuh dan berkembang pada abad ke-17. Diperkirakan munculnya kesenian tayuban tersebut bersamaan dengan munculnya budaya mataram. Pada zaman itu tayuban dijadikan sebagai sebuah kesenian dipandang rendah dan mengarah kepada hal-hal negatife yang terdapat dalam tayuban terus menghilang dengan adanya sekolah ronggeng yang terdapat dikeraton kesepuhan Cirebon.

Gambar II.1 Tari tayub

(17)

8 Menurut Anis (2002), “perkembangan tayuban di Sumedang berawal dari bupati sumedang yaitu pangeran Suria Kusumah Adinata ( 1863 – 1882 ) yang menyukai tari gagahan yang diiringi oleh lagu sonteng atau panglima. Selama masa periode ke-tiga bupati sumedang. Muncul sebuah anjuran bahwa para pejabat atau menak harus bisa menari, atas dasar anjuran tersebut para pejabat atau kalangan menak saling berlomba untuk belajar menari, karena bagi mereka tayuban tersebut merupakan sebuah ajang unjuk gigi dan mengangkat derajatnya sebagai kalangan terhormat h.58).

Tayuban di Sumedang ternyata mulai tumbuh dan berkembang di daerah priangan, sehingga banyak para seniman yang membuka pengajaran atau kursus, tari didaerah masing-masing pada masa itu tayuban menjadi sebuah kesenian yang tenar, bahkan sering muncul dalam upacara perayaan, seperti pernikahan, khitanan, perayaan kenegaraan, dan lain-lain. Hal itu berdampak pada perkembangan disetiap kursus-kursus tari yang diadakan di setiap daerah, bahkan hingga memunculkan Ibing Tayub gaya baru yang lama kelamaan terus berkembang dan selanjutnya dikenal dengan sebutan Ibing Keurseus.

(18)

9 Perkembangan pada gerak Ibing Keurseus tersebut lambat laun berubah menjadi semakin berkreasi dengan adanya perwatakan dalam sikap gerak tarinya. Perwatakan tersebut diambil dari lagu-lagu pengiring Tari Keurseus yang dilihat dari tempo dan volume, hal ini dipelopori oleh perkumpulan tari Wirahmasari.

Jadi kesenian Tari Gawil merupakan salah satu tarian khas Jawa Barat yang harus di lestarikan dalam budaya khasanah sunda sebagai bagian warisan dari budaya di Jawa Barat.

Dalam penyajiannya khasanah tari tatar sunda dalam Gelar Tari Karawitan Sunda pada latihan di GK. Rumentang Siang (Sanggar Setialuyu) ada beberapa materi tari seperti berikut:

1. Tingkat dasar

 Tari Prawesti

Gambar II.2 Tari prawesti

(Sumber : www.majalahburungpas.com, 18 agustus 2013 )

 Tari Sekar Putri

Gambar II. 3 Tari sekar putri

(19)

10  Tari Dasar Putra

Gambar II. 4 Tari dasar putra

(Sumber:mondemp3.com, 18 agustus 2013)

 Tari Srikandri

Gambar II.5 Tari srikandi

(Sumber:sosbud.kompasiana.com, 18 agustus 2013)

2. Tingkat Terampil  Tari Anjasmara

Gambar II.6 Tari anjasmara

(20)

11  Tari Kandagan

Gambar II.7 Tari kandagan

(Sumber: www.indonesiakaya.com, 18 agustus 2013)  Tari Merak

Gambar II.8 Tari kandagan

(Sumber:coretanemey.blogspot.com, 18 agustus 2013)

 Tari Ratu Graeni

Gambar II.9 Tari ratu graeni

(21)

12  Tari Ponggawa

Gambar II.10 Tari ponggawa

(Sumber:fitrabahari.wordpress.com, 18 agustus 2013)

 Tari Kukupu

Gambar II.11 Tari kukupu (Sumber:twicsy.com, 18 agustus 2013)

3. Tingkat Mahir

 Tari Sulintang

Gambar II.12 Tari sulintang

(22)

13  Tari Topeng

Gambar II.13 Tari topeng

(Sumber:www.senibudaya.stsi-bdg.ac.id, 18 agustus 2013)

Tari Gawil

(23)

14  Tari Badawa

Gambar II.15 Tari badawa

(Sumber:seni budaya.stsi-bdg.ac.id, 18 agustus 2013)

 Tari Satria

Gambar II.16 Tari badawa

(Sumberwww.indonesia.hu, 18 agustus 2013)

(24)

15 II.1.2 Makna Tentang Tari Gawil

Tari gawil adalah tari yang diambil dari judul lagu Gawil. Tari gawil berkarakter lenyap atau lincah, hal itu digambarkan pada iringan musiknya yang bertempo sedang. Pada ibing tayub, gerak pada Tari Gawil ini adalah gerak saka yang dilakukan secara spontan oleh penarinya, sedangkan pada tari Keurseus, tari Gawil ini menjadi sebuah tarian yang struktur koreografinya telah dibakukan setidaknya dilingkungan akademik.

Tari Gawil mengungkapkan gambaran suatu karakter seorang pria yang lincah dan rancingeus. Tari Gawil mengambarkan keceriaan, kegembiraan dan mengandung makna ke arah tuntunan hidup yang mesti terhindar dari sikap jumawa, selalu mengintropeksi diri dan selalu bersyukur kepada sang penciptanya. Pada tari memiliki kebebasan dalam menuangkan idea tau gagasannya, tetapi selalu mengemban misi budaya sunda. Selain mencerminkan kekuatan dalam mempertahankan dan memeperdayakan potensi (manusia dalam bermasyarakat dan berbudaya serta alam dan lingkungan) khas tatar sunda, juga mengandung didalamnya unsur filosofi yang memberi tuntunan kearah kebaikan hidup yang bersifat profan (bermasyarakat) dan yang bersifat sakral (berketuhanan). Seperti Tari Gawil sebagai salah satu bagian dari Tari Keurseus jelas sekali bahwa konsepsi isi dari karya tari ini mengandung makna kearah tuntunan hidup yang mesti terhindar dari sikap jumawa, selalu mengintropeksi diri dan selalu bersyukur kepada sang penciptanya.

Tuntunan hidup yang mesti terhindar dari sikap jumawa, selalu mengintropeksi diri dan selalu bersyukur kepada sang penciptanya bisa dijadikan contoh untuk anak sekolah sekarang agar mengintropeksi diri dan selalu bersyukur kepada sang penciptanya. Intropeksi diri adalah langkah untuk memperbaiki diri untuk jadi lebih baik bisa menjadi panutan hidup

II.1.3 Gerak Tari Gawil

(25)

16 dengan patokan gerak antara lain; bukaan/adeg-adeg, jangkung ilo, aced, mincid, keupat, engkeg, galayar dan baksrai.

Seperti contoh gambar dibawah ini:

Gambar II.17 Gerak sembahan

(sumber ; foto koleksi Mey Meigha Fristya,18 agustus, 2010)

II.18 Gerak sembahan menghomati

(sumber ; foto koleksi Mey Meigha Fristya, 18 agustus, 2010)

(26)

17 Gambar II.20 Gerakan kesamping kiri dengan menggoyangkan kedua tangan

(sumber ; video koleksi Mey Meigha Fristya, 18 agustus, 2010)

Gambar II.21 Gerakan menggoyangkan tangan dengan satu tangan memegang samping (sumber ; video koleksi Mey Meigha Fristya, 18 agustus, 2010)

(27)

18 Gambar II 23 Gerak kesamping kanan dengan mengayunkankan selendang dibelakang

(sumber ; video koleksi Mey Meigha Fristya, 18 agustus, 2010)

Gambar II.24 Gerak kesamping kanan dengan menggoyangkan kedua tangan (sumber ; video koleksi Mey Meigha Fristya, 18 agustus, 2010)

(28)

19 Gambar II.26 Gerak kesamping kanan dengan menggoyangkan kedua tangan

(sumber ; video koleksi Mey Meigha Fristya, 18 agustus, 2010)

Gambar II.27 Gerak duduk kembali

(sumber ; video koleksi Mey Meigha Fristya, 18 agustus, 2010)

II.1.4 Kostum Tari Gawil

(29)

20  Keris Jawa Barat

Gambar II.28 Keris

(sumber ; www.indonesia.traveliddestination457yogyakartaarticle79keris-warisan-pusaka-nusantara-yang-mengagumkan, 24 januari, 2013)

Gambar II.29 Keris

(sumber ; www.krucil.com, 24 januari, 2013)

Seiring dengan perkembangan dan perubahan sistem sosial, fungsi keris pun mengalami perubahan. Perubahan fungsi itu antara lain: keris sebagai senjata, dapat pula menjadi benda keramat yang dihormati; pusaka yang dipuja; lambang ikatan keluarga; tanda jasa; tanda pangkat atau jabatan; lambang prestise, barang mewah, benda seni, yang akhirnya menjadi benda souvenir. Sebagai benda seni dan souvenir, senjata keris tak lebih hanya menonjolkan nilai keindahan hiasannya belaka.

(30)

21  Pakaian

Gambar II.30 Pakaian

(sumber ; video koleksi Mey meigha Fristya, 18 agustus, 2010)

Pakaian menak masa itu, baju dengan model takwa tutup, prangwadana atau jas buka. Sinjang (kain panjang) menggunakan berbagai motif batik. Pada umumnya menggunakan motif Garutan atau motif lain yang ada di priangan. yang dipakai mecirikan kaum kerajaan bangsawan menak pada zaman kerajaan dahulu. Mencerminkan penghayatan hidup. Bendo

Gambar II.31 Bendo

(sumber ; http://www.jualbeliforum.com/sejarah/33764-sejarah-blangkon-pria-jawa.html, 24 januari, 2013)

(31)

22 Makna filosofi bendo sesungguhnya terdiri dari dua hal. Pertama terkait dengan sesuatu yang transendental. Bendo dibagian belakang pasti mempunyai dua ujung kain. Ini merupakan simbol dari sendi-sendi agama terutama agama islam. Dua ujung tersebut merupakan simbol dari shahadat yaitu shahadat Tauhid dan shahadat Rasul. Agar supaya kedua sendi tersebut bersatu, maka diikatlah kedua ujung kain tersebut dan jadilah syahadatain. Kalau ingin lebih jelas silakan anda bisa melihat sendiri sisi belakang bendo, asal bukan Bendo yang tali belakangnya digulung.

Setelah kedua ujung Bendo diikat, kemudian bendo tersebut dipakai. Pemakaian bendo pun dikepala, bukan pada anggota tubuh yang lain. Ini mengisyaratkan bahwa shahadat merupakan sendi utama agama islam. Karena itu harus ditempatkan paling atas. Sahadat tidak boleh diletakkan dibawah sebab itu akan merusak agama. Selain itu, penempatan blangkon dikepala merupakan anjuran agar segala pemikiran yang dihasilkan dari kepala tersebut selalu membawa nilai-nilai keislaman. Dalam artian sebebas apapun pemikiran yang dihasilkan oleh otak, agama islam selalu menjadi mainstream. Jadi, segala pemikirannya akan berguna bagi orang banyak, tidak malah menyengsarakan. Juga berguna bagi

seluruh alam sebagaimana islam yang rahmatan lil‟alamin.

 Sampur

Selendang yang sempit dan panjang sebagai pelengkap saat menari (disampirkan di bahu atau dililitkan di pinggang); seperti gambar dibawah ini :

Gambar II.32 Sampur

(32)

23 Bahwa inti dari sampur itu adalah untuk menyimbulkan sebuah ‘amanat„, Orang (penonton) yang dikalungi sampur oleh penari panggung atau yang sering dikatakan sebagai ‘orang yang ketiban

sampur’ bisa saya gambarkan sebagai orang yang menerima amanat.

 Musik

Tari Gawil juga di iringi oleh musik Gawil yang disebut karawitan dengan musik kering dua ke kering tilu (irama sedang terus ke cepat) yaitu menggunakan Gamelan Seperti gambar di bawah ini:

Gambar II.33. Gamelan

(Sumber http://pinsalabim.blogspot.com/2010/05/gamelan-tak-sekedar-musik.html : Gamelan, 24 januari, 2013)

Alat-alat musiknya terdiri dari:

(33)

24 II. 2 Psikologi Perkembangan Remaja

Otak manusia memiliki 2 bagian otak kiri dan otak kanan dengan fungsi yang berbeda otak kiri biasa di identikan dengan rapi, hitungan, tulisan angka, bahasa, logika, matematis, sistematis, linerar dan tahap demi tahap sedangkan, otak kanan diidentikkan dengan kreativitas, persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna, berpikir lateral, tidak terstruktur, dan cenderung memikirkan hal-hal yang mendetail. Untuk mencapai anak yang cerdas, kedua otak ini musti distimulasi secara bersamaan; termasuk yang mengembangkan aspek seni.

Pendidikan seni berperan penting untuk merangsang perkembangan belahan otak bagian kanan anak. Pelajaran seni terbukti dapat meningkatkan kepandaian berekspresi anak remaja, pemahaman sisi-sisi kemanusiaan, kepekaan dan konsentrasi yang tinggi, serta kreativitas yang gemilang. Dengan begitu anak bebas mengekspresikan bakat seninya seperti melukis menari. Menyanyi dll. Dengan begitu mencapai prestasi kepada remaja dan orang tua bangga dengan bakat anak buah hatinya.

II.2.1 Teori Perkembangan Kognitif

 Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 thn secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut

 Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak

 Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah

 Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak

(34)

25  Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi

alternatif untuk mencapainya psikologi remaja

 Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi

 Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri)

Pada kurikulum pendidikan yaitu SMP dan SMA kesenian ada pada kelas SMP kelas 2-3 dan SMA 1-3 (berkisar usia 14-18) dengan pokok materi pembelajaran dan keterampilan. tujuan mata pelajaran seni budaya adalah

- memahami konsep dan pentingnya seni budaya - sikap apresiasi terhadap seni budaya

- kreativitas melalui seni budaya - peran serta pada seni budaya.

Oleh karena itu pendidikan kesenian sebagai warisan budaya harus tetap ada dan di pelajari sebagai bagian dari kurikulum pada SMP dan SMA.

II.3 Media

Dalam pembuatan suatu media Kata media berasal dari bentuk jamak kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar.

Aji Nursyamsi (seperti dikutip Gagne, 2006) mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.

(35)

26 Klarifikasi media sebagai berikuat:

 Media audio visual gerak, seperti : Film bersuara, film pada televisi, Televisi dan animasi.

 Media audio visual diam, seperti : Slide.

 Audio semi gerak, seperti : tulisan bergerak bersuara.  Media visual bergerak, seperti : Film bisu.

 Media visual diam, seperti : slide bisu, halaman cetak, foto.  Media audio, seperti : radio, telepon, pita audio.

 Media cetak, seperti : buku, modul.

Oleh karena itu media yang cocok untuk pembelajaran Tari Kuerseus Gawil yaitu buku. Karena media buku bergambar remaja akan lebih menyukai dan tertarik akan isi dari Tari Gawil itu sendiri.

a. Tinjauan Umum Buku

Buku adalah lembar kertas tertulis yang dijilid menjadi satu unit yang salah satu media informasi yang memiliki peran sangat penting. Meski sekarang zaman sudah berkembang semakin pesat yang ditandai dengan semakin canggihnya teknologi, akan tetapi buku sebagai sumber pengetahuan belum bisa tergantikan. Selain media yang mudah untuk dijangkau dan memiliki sifat mobilitas yang tinggi, buku dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku termasuk kedalam media informasi yang sistematis, karena didalam pembuatan sebuah buku terdapat struktur yang harus diperhatikan. Hal yang harus diperhatikan dalam sistematis pembuatan sebuah buku diantaranya:

Cover Buku

Cover buku merupakan salah satu saranan untuk memikat perhatian pembaca. Cover buku bisa berupa ilustrasi maupun tipografi yang dilengkapi dengan judul buku, penulis dan penerbit.

(36)

27 Nomor halaman berfungsi untuk mempermudah pembaca mencari halaman yang dibutuhkan dalam sebuah buku.

 Halaman Judul Utama

Halaman judul utama adalah sebuah halaman buku yang memuat nama penulis, judul buku, subjudul buku, dan logo penerbit.  Halaman Hak Cipta

Halaman hak cipta adalah halaman buku yang berisi keterangan atau data singkat buku yang diterbitkan, baik data buku, tim penerbit, maupun hak cipta penerbit (copyright).

b. Tinjauan Umum Fotografi

Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan menggunakan bantuan cahaya. Photography mempunyai banyak peranan penting pada media-media yang ada pada zaman sekarang ini, contohnya pada media buku, dengan adanya sebuah photo, penyampaian pesan pada objek-objek dalam buku tersebut akan tersampaikan lebih jelas dan mudah.

Dalam dunia fotografi seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan menangkap cahaya, dan pengaturan jarak dalam foto studio. Selama ini tidak terpikirkan bahwa didalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi tidak bagus. Salah satu tata cara karena dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama dan lighting (pencahayaan) dalam studio di butuhkan untuk merancang sebuah foto berupa buku yang sangat memuaskan. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa lighting dalam studio foto untuk membuat sebuah hasil foto yang bisa dinikmati dan ditampilkan dalam sebuah buku.

Lighting

(37)

28 memberikan kesan bentuk dan dimensi dari objek tersebut. Key Light merupakan bagian pemberian pencahayaan yang paling terang dalam pencahayaan fotografi.

II.4 Kesimpulan

Kesenian Tari Keurseus Gawil yang merupakan kesenian Tradisi Kabupaten Sumedang ini, telah disebar luaskan keseluruh Jawa Barat dan tak terkecuali Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat oleh perkumpulan Wirahmasari. Namun seiring berjalannya waktu perkembangan Tari Keurseus Gawil yang ada didaerah Bandung dan sekitarnya terutama Kabupaten Bandung terbilang lambat. Faktanya pada zaman sekarang banyak para generasi muda di daerah Bandung dan sekitarnya, tidak mengetahui akan keberadaan Tari Keurseus Gawil yang berasal dari Sumedang masuk ke kota Bandung bahkan informasi mengenai apa itu Tari Keurseus Gawil pun tidak diketahui. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah media informasi mengenai Tari Keurseus Gawil untuk Kabupaten Bandung dan sekitarnya agar pengetahuan mengenai kesenian mudah dipahami dengan jelas menggunakan kajian Desain Komunikasi Visual. Maka di pilihlah media yang dapat mengaplikasikan dengan kajian Desain Komunikasi Visual

berupa “Buku pembelajaran mengenai kesenian Tari Gawil”.

(38)

29 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Target Audiens

Adapun pemilihan target audiens dari buku Tari Gawil dipandang dari segi demografis, psikografis, dan geografisnya adalah sebagai berikut:

a. Demografis

 Usia : Remaja usia 14 - 18 tahun  Status sosial : Menengah keatas

 Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan b. Psikografis

 remaja menyukai kesenian

 remaja yang ingin belajar kesenian

 remaja yang keingin tahuan lebih tentang kesinian, melestarikan dan belajar.

c. Geografis

Pemilihan target audiens berdasarkan geografis ditujukan kepada remaja di Jawa Barat, khususnya kota Bandung.

d. Target sekunder

Target sekunder untuk Media Informasi buku adalah Masyarakat Umum yang ada di Jawa Barat.

III.2 Strategi Perancangan

Dalam sebuah perancangan penulis memilih buku sebagai media utama untuk mengenalkan kepada siswa SMP, dan SMA, dan untuk mencapai suatu target yang mudah, oleh karena itu, harus diputuskan oleh sebuah perencana yaitu Mengenalkan Tari Gawil dengan Media Buku. Media buku adalah media pembelajaran atau media pendidikan sebagai alat bantu belajar mengajar, baik dalam dan diluar kelas.

Dalam perancangan “Buku Tata Gerak Tari Gawil” difokuskan

(39)

30 Dalam perancangan ini juga akan menggabungkan konsep foto dan sedikit gambar diangkat sebagai jawaban permasalahan perancangan media buku.

III.2.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang digunakan dalam strategi perancangan media informasi mengenai Tari Gawil adalah melalui media Buku yang berisi tata gerak mengenai Tari Gawil mulai dari langkah-langkah dan deskripsinya.

a) Tujuan komunikasi

 Mengenalkan Tari Gawil kepada remaja, agar remaja memahami dan mengenal tentang Tari Gawil sebagai salah satu kesenian yang merupakan budaya di Indonesia.

 Menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan tari milik budaya di Jawa Barat supaya tidak hilang dari khasanah budaya Indonesia.

b) Materi pesan

Menanamkan sikap peduli pada anak terhadap kebudayaan tari tradisi sunda yang terdapat di Indonesia khususnya Tari Gawil, sekaligus menjadi media pembelajaran mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan Tari Tradisi yaitu Tari Gawil.

c) Pendekatan komunikasi visual

(40)

31

Gambar III.1 Contoh visual (Sumber: dokumen pribadi)

d) Pendekatan komunikasi verbal

Bahasa verbal yang digunakan adalah bahasa Indonesia dikarenakan target dari medianya merupakan anak-anak Indonesia tetapi bahasa yang mudah dipahami anak remaja tidak menekan kan bahasa yang kurang dimengerti disesuaikan dengan verbal anak remaja.

III.2.2 Strategi Kreatif

(41)

32 agar terlihat menarik. Dengan memberikan beberapa tampilan model mempergerakan kesenian tari Gawil yang diambil dari studio foto supaya menarik untuk dibaca . dengan tampilan tata rias dan kostum yang menarik agar dalam fotografi terlihat menarik dengan tampilan tone warna cokelat supaya buku terlihat klasik dan mengkombinasi warna hijau, kning cerah, biru muda dan biru gelap mencirikan kesenian dari Jawa Barat.

Storyline dan storyboard

Storyline : Storyboard Gambar Keterangan

Adeg-adeg (Pase

Keupat (gerak berjalan) Tangan kanan di

(42)

33 jangkung ilo (memilah

(43)
(44)

35

Lontang (peralihan) Kaki kanan

kedepan, kaki kiri kebelakang dengan posisi menghadap menyerong sebelah kiri dengan kaki kuda-kuda dan tangan kanan telapak kanannya kebawah dan tangan kiri di tekuk terbalik

Capang (peralihan) Posisi kaki

kuda-kuda, tangan kiri telapak

tangannya di rentangkaan dan tangan kiri seperti

(45)

36 Tabel III. 1 Storyline dan storyboard

III.2.3 Strategi Media

Untuk Strategi medianya Media pembuatan buku ini melalui berbagai cara untuk pembuatannya seperti alat media nya dan hasil pembuatannya dan media pendukungnya. Hal ini untuk menunjang terciptanya hasil sesuai yang di harapkan dengan berbagai alat media dan media program nya. Dengan hal itu programnya menggunakan Adobe Ilustator, dan Adobe Photoshop serta alat pendukung nya seperti Kamera, Komputer dan Studio foto.

Gambar III.2 Media pengolahan pembuatan buku (Sumber: www.google.com, 24 januari, 2013)

Mincid (jalan cepat) Kaki kanan

(46)

37  Media utama

Media utama berupa buku mengenai pengenalan Tari Gawil berupa konsep foto dengan langkah-langkahnya.

 Media pendukung

Adapun media pendukung Seperti  Poster

Poster merupakan gimmick untuk menginformasikan bahwa

telah terbit buku tentang Kesenian Tari Gawil.  Pembatas Buku

Pembatas Buku merupakan jeda dalam ketika membeli buku

pengenalan Tari Gawil.  Pin

Pin merupakan ketika membeli buku pengenalan Tari Gawil, sekaligus media pengingat untuk melestarikan kesenian Tari

Gawil di Jawa Barat.  Gantungan kunci

Gantungan kunci ketika membeli buku pengenalan Tari Gawil,

sekaligus media pengingat untuk melestarikan kesenian.  Kaos

ketika membeli buku pengenalan Tari Gawil mendapatkan

kaos dengan 5 orang pembeli pertama, sekaligus media

pengingat untuk melestarikan kesenia dan hadiah untuk

pembeli.  Whiteboard

Ketika membeli buku 5 pembeli pertama mendapatkan

whiteboard di berikan gratis.  Stiker

Hadiah setelah membeli buku untuk sebagai media pengingat  Mini x baner

Media promosi untuk memberitahukan buku itu sudah terbit,

baik di tempatkan di toko buku, sekolah dan tempat-tempat

yang memungkinkan untuk dibaca oleh target audiens

khusunya orang di bidang berkecimpung dibidang kesenian

(47)

38 III.2.4 Strategi Distribusi

Buku Pengenalan Tari Gawil untuk pelajar SMP dan SMA ini akan disalurkan kepada toko-toko, Sekolah dan tempat Sanggar Tari yang ada di Bandung karena disesuaikan dengan target sasaran yang ada dikota Bandung untuk memungkinkan untuk bisa untuk membeli dan bahan pelengkap pembelajaran pada sanggar tari.

Terbit setelah di ditribusikan kepada sanggar dan sekolah khususnya untuk yang berkecimpung di bidang seni tari.

Adapun jadwal pendistribusiannya sebagai berikut:

Jadwal

Penyebaran Media Tempat Harga/Keterangan

(48)

39 (miniature

kendang), pembatas buku.

Tabel III.2 Jadwal dan tempat penyebaran

Di pilih jadwal penyembaran pada bulan Agustus 2013 karena pada bulan itu anak sekolah sudah mulai masuk sekolah memungkinkan para remaja

mempersiapkan buku pelajaran dan datang ke toko buku.

III. 3 Konsep Visual

Konsep layout dan visual ditampilkan, foto gambar dan warna yang

berkesan sunda. Dikhususkan untuk anak usia 14-18 tahun. Studi Visual

contohnya seperti dibawah ini :

Gambar III.3 Contoh sampul

(Sumber: www.haltebikumiku.com, 24 januari, 2013)

III.3.1. Format Desain

(49)

40 Gambar III.4 Jenis tampilan

(Sumber : dokumen pribadi)

Gambar III.5 Sampul depan dan sampul belakang (Sumber : dokumen pribadi)

III.3.2. Tata Letak (Layout)

(50)

41 Gambar III.6 Konsep isi tampilan

(Sumber : dokumen pribadi)

(51)

42 III.3.3 Tipografi

Untuk tipografinya sendiri, buku informasi ini menggunakan jenis-jenis yang sederhana, tetapi masih mengandung unsur budaya Jawa Barat. Adapun contoh dari tipografi yang dipakai adalah sebagai berikut :

Gambar III.8 Font sampul depan buku (Sumber : dokumen pribadi)

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

.,;:”!?$#@*&()/\

Gambar.III.9 Font ”Poor Richard” (Font untuk tulisan pendukung/keterangan)

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

.,;:”!?$#@*&()/

\

(52)

43 III.3.4. Ilustrasi

Ilustrasi dibuat menggunakan teknik manual dan digital dengan potografi, sketsa dibuat dengan melihat video pementasan. gerakan tari dibuat dengan beberapa 3 tahapan.

Gambar.III.11 Ilustrasi (Sumber : dokumen pribadi)

(53)

44 Gambar.III.13 Ilustrasi

(Sumber : dokumen pribadi

III.3.5 Warna

Dalam konsep pemilihan warna mengacu pada warna kesenian, tradisional sunda khas Jawa Barat dan warna elegan.

(54)

45 III.3.6 Alat Media

Untuk pembuatan media buku menggunakan Kamera DSLR Canon 7D dan komputer. Kamera DSLR untuk merekam segala langkah-langkah tari dan komputer untuk menaplikasikan hasil media yang diperlukan untuk terciptanya materi pada pembuatan Buku ini

Gambar III.15 DSLR EOS 7 D

(Sumber: www.fotografer.net, 24 januari, 2013)

Gambar III.16 Komputer

(Sumber: siregarparlind.blogspot.com, 24 januari, 2013)

Gambar III.17 Studio foto

(55)

46 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media Utamanya adalah sebuah buku tutorial tentang Tari Gawil, dimana konsep perancangannya tentang gerakan-gerakangnya atau langkah-langkahnya beserta makna yang terkandung dari gerakan pokoknya. Pengambilan foto menggunakan kamera Canon 7 D. Proses editing mengunakan Adobe Photosop CS3, karakter layout dengan sedikit ornamen-ornamen kerajaan dan pengerjaan finishing menggunakan Adobe Ilustrator. Setelah selesai artwork dalam file disusun dengan ukuran15 cm x 20,7 cm.

Proses terakhir adalah percetakan semua artwork dengan printer untuk kemudian dibuat dummy. Untuk sampul depan menggunakan kertas artpeper 210 gram dan isi buku 150 gram.

GambarIV.1 Buku

(56)

47 IV.2 Media Pendukung

IV.2.1 Poster

Gambar IV.2 Poster

Konsep perancangan : Poster ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan background krem (klasik sunda) dan warna keemasan (bangsawan kerajaan) dengan sedikit brush pada Adobe Photoshop CS3 dan ditambah adanya ornamen-ornamen peletakan di di samping kiri, kanan dan atas berwarna keemasan sebagai kesannya terlihat bangsawan kerajaan serta elemen visual serta background teks sebagai penegas suatu informasi. Serta adanya foto-foto dan gambar diperjelas dengan sebuah teks tulisan untuk menarik perhatian.

Ukuran A3 : (29.7 cm x 42 cm) Material : Art paper 150 gram Teknikcetak : Cetak Offset sparasi

(57)

48 IV.2.2 Mini X Banner

Gambar IV.3 Mini x baner

Konsep perancangan : Mini x baner ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan background krem, ditambah adanya warna bawah (hijau) dan atas (hitam) yang peletakan di atas berwarna hitam dan bawah warna hijau sebagai elemen warna visual serta background teks sebagai penegas suatu informasi. Serta adanya foto-foto dan gambar diperjelas dengan sebuah teks tulisan untuk menarik perhatian.

Ukuran custom : 30 cm x 40 cm Material : Vynil 150 gram Teknikcetak : Cetak Offset sparasi

(58)

49 IV.2.3 Pembatas Buku

Gambar IV.4 Pembatas buku

Konsep perancangan : Pembatas ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan background warna krem dan ditambah adanya ornamen berwarna keemasan sebagai elemen visual serta background teks warna hijau sebagai penegas suatu informasi. Serta teks tulisan untuk menarik perhatian.

Ukuran custom : 22.5 cm x 6.9 cm Material : Art paper 210 gram Teknik cetak : Cetak Offset sparasi

(59)

50 IV.2.4 Pin

Gambar IV.5 Pin

Konsep perancangan : Pin ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan background putih dan cokelat (kesan sunda) berbentuk lingkaran dengan gambar siluet tari sebagai elemen visual serta background teks warna penegas sebagai penegas suatu nama judul dalam media pin.

Ukuran :5,8 cm

Material : Alat pres pin moylder, laminasi, art paper 150 gram dan dasar print

Teknikcetak : Cetak Offset sparasi

(60)

51 IV.2.5 Gantungan Kunci

Gambar IV.6 Gantungan kunci

Konsep perancangan : Gantungan kunci ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan background putih dan cokelat (kesan sunda) berbentuk lingkaran dengan gambar siluet tari sebagai elemen visual serta background teks warna penegas sebagai penegas suatu nama judul dalam media pin.

Ukuran : 4,4 cm

Material : Alat pres pin moylder, laminasi, art paper 150 gram dan dasar print

Teknikcetak : Cetak Offset sparasi

(61)

52 IV.2.6 Gantungan Kunci (minatur kendang)

Gambar IV.7

Gantungan kunci (miniatur kendang)

Konsep perancangan : Gantungan kunci (miniatur kendang) ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan warna hijau, kuning, dan merah (kesan sunda dan elegan) berbentuk miniatur kendang dengan gambar lingkaraan siluet tari pada bagian kulit miniatur kendang sebagai elemen visual.

Ukuran : 1,8 cm x 3 cm

Material : Kayu benang, gantungan paku kecil, kulit dan gantungan.

Teknik cetak : Cetak Offset sparasi

(62)

53 IV.2.7 Kaos

Gambar IV.8 Kaos

Konsep perancangan : Pemberian kaos dengan menggunakan warna putih, bergambarkan ilustrasi gamelan dan seorang penari serta terdapat tulisan penjelasan menginformasikan mengenai tari tradisi Tari Gawil Jawa Barat.

Ukuran : L

Material : Kaos putih polos dan printing kaos Teknik cetak : Printing kaos

(63)

54 IV.2.8 Whiteboard

Gambar IV.9 Whiteboard

Konsep perancangan : Pemberian whiteboard dengan menggunakan warna putih dan warna hitam dengan sedikit ornamen warna kuning keemasan, bergambarkan kesan sunda dan ilustrasi gamelan dan seorang penari serta terdapat tulisan penjelasan menginformasikan mengenai tari tradisi Tari Gawil Jawa Barat.

Ukuran : 3,8 cm cm x 1,5 cm

Material : Whiteboard, stiker, dan art paper 150 gram Teknikcetak : Cetak Offset sparasi

(64)

55 IV.2.9 Sticker

Gambar IV.10 Stiker

Konsep Perancangan : Pemberian stiker dengan menggunakan warna cokelat, warna hitam, warna krem dan cokelat dengan ilustrasi penari siluet, alat musik sunda seperti kendang dan gong dan ilustrasi muka penari bergambarkan kesan sunda dan ilustrasi gamelan dan seorang penari serta terdapat tulisan penjelasan menginformasikan mengenai tari tradisi Tari Gawil Jawa Barat.

Ukuran : Custom

Material : Stiker HVS

Teknik cetak : Cetak Offset sparasi

Gambar

Gambar II.5 Tari srikandi
Gambar II.11 Tari kukupu
Gambar II.13 Tari topeng
Gambar II.16 Tari badawa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kombinasi tari ini bisa juga dijadikan event berkala untuk tari tradisional Jawa Barat lainnya untuk semakin memperkenalkan tari budaya kita sendiri dan membuat anak muda

tradisional khususnya tarian Remo gaya Surabayan, ta- rian Ganongan untuk Jawa Timur, tarian Gambyong, tarian Srikandi Cakil untuk Jawa Tengah, tarian Jai-

Untuk itu, buku pembelajaran Seni Tari Beskalan Putri ini diharapkan mampu memberikan nilai-nilai pelestarian budaya bagi masyarakat Kota Malang, sehingga pada suatu

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan seluruh bukti yang berkaitan dengan tari yang ada di Surabaya berupa foto, arsip, seluruh gambar tari yang ada

Sementara kuesioner disebar di beberapa sekolahan seperti Nasima dan Istriati, Kesimpulannya untuk membuat buku ensiklopedi tari tradisional yang baik untuk anak adalah

Maka dari itu pengkaryaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk membuat animasi yang berisi nilia-nilai budaya Jawa Barat seperti Tari Jaipong, baju Kebaya Sunda dan rumah

Rasta,Otong “Sekilas Tentang Pengetahuan Karawitan Tradisi Sunda.” Dalam Buletin Kebudayaan Jawa Barat Kawit Bandung: 1992.. Rosidi,

Tak terhitung berapa banyak jumlah makanan yang berasal dari Jawa Barat, bahkan sebagian dari makanan tersebut sudah mulai sulit ditemukan alias langka.Seiring