• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Informasi Keluar Masuk Suku Cadang Di Local Warehouse 1 (Cold Rolling Mill) PT. Krakatau Steel Cilegon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Informasi Keluar Masuk Suku Cadang Di Local Warehouse 1 (Cold Rolling Mill) PT. Krakatau Steel Cilegon"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

1.1.Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya peranan komputer saat ini sangat penting salah satunya pada perusahaan atau instansi dalam kaitannya untuk memperoleh informasi dengan cepat. Sebagai sarana untuk memberikan informasi, komputer memberikan pengaruh yang cukup besar dalam penghematan dan efisiensi waktu.

Dengan semakin kompleknya masalah yang ada di perusahaan, salah satunya dengan pengelolaan stock suku cadang di (LWH) Lokal Warehouse, CRM (Coil Rolling Mill) yang bergerak dalam bidang pengulungan pelat baja dingin, maka membutuhkan informasi yang cepat dan akurat, untuk itu sistem pengelolaan stock suku cadang merupakan salah satu faktor yang mempunyai andil yang tidak kalah penting dengan bagian yang ada pada pabrik ini. CRM merupakan unit pabrik dari PT. Krakatau Steel yang berkedudukan di Cilegon. Kegiatan pengelolaan Lokal Warehouse tidak dapat berjalan, seandainya kebutuhan akan suku cadang tidak tersedia. Oleh karena itu perlu dilakukan penginputan data suku cadang, dimana informasi mengenai suku cadang yang dibutuhkan diperoleh dari bagian stock suku cadang yang merupakan sub bagian dari pengelolaan LWH.

Dengan demikian pengelolaan stock suku cadang memegang peranan yang penting, sehingga dari segi manajemen pengelolaan stock suku cadang merupakan alat untuk memberikan informasi tentang suku cadang yang masih tersedia di Lokal warehouse, suku cadang yang sedang dipakai, suku cadang yang akan diperbaiki dan suku cadang dibuang.

(2)

1.2.Identifikasi Dan RumusanMasalah

Berdasarkan alasan diatas, maka akan dicoba diuraikan beberapa permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut :

1. Sistem keamanan dalam sistem informasi ini tidak memenuhi standar, oleh karena itu sering terjadi penginputan data ganda.

2. Laporan yang dibuat tidak bias disortir, hal ini mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.

3. Bagian gudang sering mengalami kesulitan dalam hal penginputan barang masuk atau keluar apalagi dalam jumlah yang banyak.

Mengingat sistem informasi yang berjalan ini sangat rumit maka dibutuhkan analisa yang akan mempermudah dalam menangani masalah yang ada.

1.3.Maksud Dan Tujuan 1.3.1.Maksud

Maksud dari kerja praktek ini adalah untuk menghasilkan dan memberikan wawasan serta pandangan baru baik itu bagi penulis maupun bagi objek kerja praktek dengan menerapkan dan mengaplikasikan beberapa pengetahuan yang diperoleh penulis selama kegiatan berlangsung.

1.3.2.Tujuan

(3)

1.4.BatasanMasalah

Analisa Sistem Informasi Pengelolaan Stock Suku cadang ini memiliki batasan-batasan :

1. Analisa yang dibuat hanya untuk sistem informasi pengelolaan suku cadang saja.

2. Analisa pengelolaan suku cadang meliputi segala aktifitas sistem informasi yang ada di Lokal warehouse..

3. Analisasuku cadang tidak bertanggung jawab terhadap Analisa pendukung sistem lain.

1.5.Lokasi Dan Jadwal Praktek

Lokasi kerja praktek ini adalah PT. Krakatau Steel yang lebih tepatnya di CRM (Cold Rolling Mill) Cilegon.Kerja Praktek di PT. Krakatau Steel ini berlangsung pada tanggal 13 juli 2009 sampai 13 Agustus 2009. Dibawah ini jadwalkerja prakteknya:

Tabel (1)JadwalKerjaPraktek

No Minggu Aktifitas Hari

S S R K J S M

1 1 Kunjungan Dan

PengenalanLapangan

L

IB

UR

2 2 PartekMengisi data base di LWH

3 3 MenganalisaSistem Yang Berjalan

4 4 PembuatanLaporan Dan KunjunganKe Unit Lain

5 5 KerjaTambahan

6 6 KerjaTambahan

(4)

Beberapa definisi sistem, diantaranya :

1. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan bersama-sama melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

2. Sistem adalah serangkaian metode, prosedur, atau teknik yang disatukan oleh interaksi yang teratur sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu. (America Standards Institute Inc.)

3. Sistem adalah suatu kumpulan manusia, mesin, dan metode yang terpadu, yang diperlukan untuk mencapai fungsi-fungsi yang spesifik. (International Organization for Standiardization Technical Committee). 4. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.1. Ciri-ciri Sistem

Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai suatu sistem. Batas dari suatu sistem merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara sistem dan lingkungannya. Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, subsistem ini bisa phisik ataupun abstrak.

Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antar subsistem dengan subsistem lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan yang lebih besar.

(5)

Model umum sebuah sistem terdiri dari masukan , pengolah dan keluaran. Ini tentu saja disederhanakan karena sebuah sistem memilki beberapa maasukan dan keluaran. Sifat yang menentukan dan membatasi sebuah sistem membentuk “ sempadan “-nya (boundary). Sistem berada di dalam sempadan tersebut.

Masukan Keluaran

Gambar 1 Model Sistem sederhana (Jogiyanto HM, 1999 : 9)

Pada setiap sistem terdiri dari beberapa subsistem, dan pada subsistem terdiri atas beberapa sub-sub sistem.

Sebuah sistem harus berada dibawah pengendalian manusia hal ini dapat dijalankan dengan mengatur unsur – unsurnya atau dalam aturan – aturan operasi sistem namun pembatasan ini tidak diberlakukan pada sistem fisik misalnya alam hewan dan lain – lain yang tidak berada di bawah kendali manusia.

2.1.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu : 1. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fugsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

(6)

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yag membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya, yang menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environtments)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem, dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. 5. Masukan Sistem (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. 6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran adalah hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7. Pengolah Sistem (Process)

Pengolah merupakan bagian yang merubah masukan menjadi keluaran. 8. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan (Goal)

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya : 1. Sistem Abstrak (Abstract Sistem) dan Sistem Fisik (Physical Sistem)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

(7)

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

3. Sistem Tertentu ( Deterministic Sistem) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic Sistem)

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

4. Sistem Tertutup (Closed Sistem) dan Sistem Terbuka (Open Sistem)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya.Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur dari pihak diluarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.

2.2.Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan saat ini atau masa datang. Atau dengan kata lain informasi merupakan hasil pemrosesan yang berasal dari data dasar menjadi sesuatu yang lebih bernilai informatif atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan.

(8)

1. Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi bisa diukur dari tiga hal, yaitu :

a.Keakuratannya, artinya suatu informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan serta jelas mencerminkan maksudnya. b.Tepat waktu, artinya suatu informasi harus sesuai dengan keadaan saat itu.

Keterlambatan suatu informasi bisa berakibat fatal bagi suatu organisasi atau pemakainya hal ini dikarenakan informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

c.Relevan, artinya suatu informasi harus bermanfaat bagi penggunanya, hal ini berbeda-beda tergantung pada penggunanya.

2. Nilai Informasi (Value of Information)

Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya.Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.Namun kenyataannya, sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

2.3.Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu, untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base.

1. Komponen Sistem Informasi

(9)

a. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirim keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau

brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras

(hardware).

e. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubugan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan infromasi lebih lanjut.

f. Blok Kendali (Kontrols Block)

(10)

2. Kriteria Sistem Informasi

Secara umum kriteria sebuah sistem informasi adalah sebagai berikut : a. Debit yaitu jumlah data dan informasi (bits) yang mengalir persatuan

waktu. Makin rendah makin baik tanpa mengorbankan fungsinya. b. Response Time yaitu waktu antar kejadian, reaksi terhadap kejadian

sampai dengan proses terhadap kejadian selesai dilakukan, semakin cepat semakin baik

c. Cost yaitu biaya, semakin rendah biaya yang dikeluarkan semakin baik

d. Pemenuhan Fungsi. Suatu sistem informasi harus berjalan sesuai dengan fungsinya

2.4.Motode Analisa Perancangan Tersetruktur 2.4.1. Flow Map

Tabel (2) Simbol Flowmap(Jogiyanto HM, 1999 : 9) 2.4.2. Diagram Kontek

Diagram kontek merupakan kejadian tersendiri dari suatu diagram alir data.Dimana satu lingkaran merepresentasikan seluruh sistem.Diagram kontek ini harus berupa suatu pandangan, yang mencakup masukan-masukan dasar, sistem-sistem dan keluaran.

(11)

pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data-aliran daa menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari wawancara dengan user dan sebagai hasil analisis dokumen. Diagram kontek menggarisbawahi sejumlah karakteristik penting dari suatu sistem:

1. Kelompok pemakai, organisasi, atau sistem lain dimana sistem kita melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator. 53

2. Data dimana sistem kita menerima dari lingkungan dan harus diproses dengan cara tertentu.

3. Data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia luar.

4. Penyimpanan data yang digunakan secara bersama antara sistem kita dengan terminator. Data ini dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya,, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem kita.

5. Batasan antara sistem kita dan lingkungan.

Diagram kontek dimulai dengan penggambaran terminator, aliran data, aliran kontrol penyimpanan, dasn proses tunggal yang menunjukkan keseluruhan sistem. Bagian termudah adalah menetapkan proses (yang hanya terdiri dari satu lingkaran) dan diberi nama yang mewakili sistem. Nama dalam hal ini dapat menjelaskan proses atau pekerjaan atau dalam kasus ekstrim berupa nama perusahaan yang dalam hal ini mewakili proses yang dilakukan keseluruhan organisasi.

(12)

Diagram kontek memiliki aturan sebagai berikut:

a. Jika terdapat banyak terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan ditandai secara khusus untuk menjelaskan bahwa terminator yang dimaksud adalah identik. Tanda tersebut dapat berupa asterik (*) atau pagar (#).

b. Jika terminator mewakili individu sebaiknya diwakili oleh peran yang dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah personil yang berfungsi untuk melakukan itu dapat berganti sedang Diagram kontek harus tetap akurat walaupun personil berganti. Alasan kedua adalah seorang personil dapat memainkan lebih dari satu peran.

Karena fokus uitama adalah mengembangkan model, maka penting untuk membedakan sumber (resource) dan pelaku (handler)., pelaku adalah mekanisme, perangkat atau media fisik yang mentransportasikan data ke/dari sistem, karena pelaku seringkali familier dengan pemakai dalam implementasi sistem berjalan, maka sering menonjol sebagai sesuatu yang harus digambarkan lebih dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem baru dengan konsep pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi sesuatu yang tidak perlu digambarkan.

2.4.3. Data Flow Diagram

(13)

keseluruhan yang terjadi didalam perangkat lunak. Beberapa simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut :

1. Proses, adalah suatu kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer. Berfungsi untuk mengolah suatu aliran data yang masuk dan menghasilkan suatu output yang diinginkan.

2. Data flow (aliran data), menunjukan arus dari data yang bisa berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses. Aliran data direpresentasikan dengan menggunakan anak panah yang menuju ke/dari proses.

3. Data store (penyimpanan data), merupakan simpanan data dari hasil proses berupa suatu file atau database pada sistem komputer, arsip atau catatan manual.

4. Entitas Eksternal/Terminator, merupakan batasan sistem yang

memisahkan kesatuan di lingkungan luar sistem bisa berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang dapat memberikan input atau menerima

output dari luar sistem. 2.5.Microsoft Access

Microsoft Access (atau Microsoft Office Access) adalah sebuah program aplikasi basis datakomputerrelasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft Office, selain tentunya Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna. Versi terakhir adalah Microsoft Office Access 2007 yang termasuk ke dalam Microsoft Office Sistem 2007.

(14)

menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang sederhana. Access juga mendukung teknik-teknik pemrograman berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman berorientasi objek.

Jenis-jenis Microsoft Office Access Tabel (3) Jenis-jenis Microsoft Office Access

Tahun Nama versi Nomor

versi Sistem operasi yang didukung

Versi Microsoft Office

2003 Microsoft

Access 2003 11

Microsoft Windows 2000 (Service Pack 3 ke atas)/XP (Service Pack 1 ke atas)/Server 2003

Microsoft

Microsoft Windows XP (Service Pack 2)/Server 2003/Vista/Server 2008 (Beta 2 ke atas)

Microsoft Office Sistem 2

Keunggulan Microsoft Office Access

Salah satu keunggulan Microsoft Access dilihat dari perspektif

programmer adalah kompatibilitasnya dengan bahasa pemrograman

(15)

Tidak seperti sebuah sistem manajemen basis data relasional yang komplit, Microsoft JET Database Engine tidak memiliki fitur trigger dan

stored procedure.

Dimulai dari Microsoft Access 2000 yang menggunakan Microsoft Jet Database Engine versi 4.0, ada sebuah sintaksis yang mengizinkan pembuatan queri dengan beberapa parameter, dengan sebuah cara seperi halnya sebuah stored procedure, meskipun prosesur tersebut dibatasi hanya untuk sebuah pernyataan tiap prosedurnya. Access juga mengizinkan form

untuk mengandung kode yang dapat dieksekusi ketika terjadi sebuah perubahan terhadap tabel basis data, seperti halnya trigger, selama modifikasi dilakukan hanya dengan menggunakan form tersebut, dan merupakan sesuatu hal yang umum untuk menggunakan kueri yang akan diteruskan (pass-through dan teknik lainnya di dalam Access untuk menjalankan stored procedure di dalam RDBMS yang mendukungnya.

Dalam berkas Access Database Project (ADP) yang didukung oleh Microsoft Access 2000 dan yang selanjutnya, fitur-fitur yang berkaitan dengan basis data berbeda dari versi format/struktur data yang digunakan Access (*.MDB), karena jenis berkas ini dapat membuat koneksi ke sebuah basis data MSDE atau Microsoft SQL Server, ketimbang menggunakan Microsoft JET Database Engine. Sehingga, dengan menggunakan ADP, adalah mungkin untuk membuat hampur semua objek di dalam server yang menjalankan mesin basis data tersebut (tabel basis data dengan constraints

dan trigger, view, stored procedure, dan UDF). Meskipun demikian, yang disimpan di dalam berkas ADP hanyalah form, report, macro, dan modul, sementara untuk tabel dan objek lainnya disimpan di dalam server basis data yang membelakangi program tersebut.

2.6.Gudang

(16)

barang, pengeluaran barang ke tujuan adalah garis besar dari aktifitas penyimpanan.

Saat ini gudang memiliki banyak bentuk misalnya :

1. Local warehouse adalah gudang lokal yang menangani satu unit atau bidang saja.

2. Warehouse T adalah gudang pneyimpanan suku cadang yang waktu pemakaiannya belum bisa diduga.

3. Warehouse center adalah gudang penyimpanan segala macam kebutuhan unit atau bidang di bagian umum

Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang secara langsung, tidak ada perubahan citarasa, bentuk, kemasan, dll. Intinya tidak ada kegiatan proses operasi pada barang, yang ada adalah aktifitas transportasi barang dari satu tempat ke tempat lainnya, itu secara umum kegiatan di Gudang.

Beberapa aktifitas di dalam gudang secara sederhana : 1.Administrasi.

2.Penerimaan barang. 3.Penyimpanan barang. 4.Pengeluaran barang.

(17)

3.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Krakatau Steel

PT. Krakatau Steel merupakan Pabrik Baja terbesar di Indonesia. PT. Krakatau Steel yang menempati lokasi strategis di Cilegon didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No.35 tahun 1970 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Krakatau Steel. Pembangunan industri baja ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora. Pabrik ini diresmikan penggunaanya oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1977.

Pembangunan proyek besi baja Cilegon merupakan suatu realisasi dari persetujuan pokok kerja sama dalam bidang ekonomi dan tekhnik antara pemerintah RI dengan All Union Export Corporation Of Moskow. Proyek besi baja cilegon yang kemudian disebut proyek baja TRIKORA secara resmi dimulai pembangunannya pada tanggal 20 mei 1962 berdasarkan ketetapan MPRS No.2 / 1960. Proyek Baja ini sudah selesai pada tahun 1968, tetapi sejak meletusnya pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965, proyek ini terhenti dan terbengkalai.

3.1.2. Visi dan Misi Serta Tujuan Perusahaan

Begitu pula halnya pada PT. Krakatau Steel, sejak pertama pembangunannya perusahaan yang bergerak di bidang pemproduksian baja ini telah mempunyai visi, misi serta tujuan. Adapun visi, misi serta tujuan PT. Krakatau Steel adalah sebagai berikut:

1. Visi :

a. 2008 : Cost Competitive Global Steel Player.

Produk PT.KS unggul berdasarkan harga yang kompetitif dan dapat bersaing dengan produk kompetitor (import & export) dengan kualitas

(18)

setara. Semua aktivitas di dalam value chain perusahaan termasuk kegiatan ekspansi perusahaan difokuskan ke dalam penciptaan keunggulan dengan biaya yang efisien. Pemanfaatan bahan baku dan energi lokal serta penggunaan teknologi yang tepat menjadi kunci dalam penciptaan keunggulan biaya (cost leadership).

b. 2013 : Dominant Integrited Global Steel Player.

PT Krakatau Steel menjadi perusahaan baja terpadu yang diperhitungkan di tingkat dunia, unggul dengan high-end product yang didukung oleh cost competitiveness, dengan kapasitas total 8 juta ton, diantaranya dicapai melalui Joint Venture, penempatan modal (equity placement) dan akuisisi perusahaan baja di dalam negeri dan regional. c. 2020 : Leading Global Steel Player.

PT Krakatau Steel menjadi perusahaan baja global yang menyediakan solusi berbasis baja, dengan kapasitas total 20 juta ton, yang masuk di dalam list perusahaan baja terkemuka versi World Steel Dynamic atau IISI, aktif melakukan aliansi strategis dan akuisisi baik dalam rangka integrasi vertikal (hulu-hilir) maupun horizontal dengan pabrik baja di dunia.

2. Misi :

“Kami adalah keluarga masyarakat dunia yang berbudaya mempunyai komitmen untuk menyediakan baja dan produk terkait dengan pendekatan menyeluruh yang menghasilkan solusi industri dan infrastruktur untuk kesejahteraan masyarakat”

3. Tujuan : Tahap I :

Tahun 2004-2005 TURNAROUND, yaitu peningkatan daya saing perusahaan, berfokus pada perbaikan kondisi internal.

a. Rekondisi pabrik untuk mencapai volume produksi sesuai kapasitas desain.

(19)

d.Meningkatkan cost-effectiveness. Tahap II :

Tahun 2006-2008 SELECTED GROWTH, yaitu perusahaan yang melakukan insvestasi secara selektif pada sektor / segmen yang memberikan peningkatan nilai perusahaan (Company Value)

a. Recoilling and Tension Leveler. b. Expansi.

Sistem manajement mutu produk PT.Krakatau Steel telah diukur secara nasional maupun internasional. Hal ini dibuktikan dengan perolehan berbagai setifikasi mutu produk seperti :

a. ISO 9002 b. JIS

c. Standard SII.

4. Unit Kerja PT. Krakatau Steel

PT. Krakatau Steel Memiliki 7 Unit kerja yang begerak didalam pabrik baja terpadu, unit-unitnya sebagai berikut:

a. Pabrik Cold Rolling Mill (CRM).

Divisi Cold Rolling Mill adalah Suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri baja dengan menggunakan Proses Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill), untuk mendapatkan lembaran baja tipis. Lembaran baja dingin merupakan proses penipisan baja lembaran dengan cara melintaskan Hot Rolled Coil (Baja Lembaran Panas) melalui roll-roll penggiling tanpa dipanasi terlebih dahulu agar mengurangi ketebalan sesuai dengan permintaan konsumen yang kemudian dibekukan dengan campuran larutan air dan oli.

b. Pabrik Billet Baja

(20)

110x100 mm dengan panjang yang berfariasi antara 610mm s/d 12.000mm.

c. Pabrik Besi Spons

Direct Production (DR) yang mengolah pellet (butiran-butiran seperti kelerang dengan ukuran dan sifat-sifat tertentu) menjadi biji spons (sponge iron). Pellet masih diimport dari Swedia, Brazil dan India karena mutunya baik. Dalam Direct Reduction proses yang tejadi memanfaatkan gas alam yang terdapat di Indonesia. Pemakaian batu bara dihindari karena tidak terdapat batu bara yang baik untuk proses metalurgi.

d. Pabrik Besi SLAB

Pabrik Baja Lembaran (Slab Steel Plant) adalah pabrik yang membuat baja lembaran persegi panjang dengan ukuran :

a. Tebal 200 mm b. Lebar 950-2080 mm c. Panjang diatas 12 m d. Berat maksimum 30 ton e. Pabrik Hot Strip Mill (HSM)

Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill) adalah pabrik yang menghasilkan baja lembaran dalam gulungan tebal (Hot Rolling Coil) dan pelat baja. Untuk Hot Rolling.

f. Pabrik Batang Kawat

Pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill) adalah pabrik yang menghasilkan batang kawat, terdiri dari dua macam produk yaitu kawat baja polos dan kawat baja yang sudah dilindungi zat pelindung anti karat.

g. Anak Perusahaan PT.Krakatau Steel

PT.Krakatau steel Memiliki 10 anak perusahaan, yaitu: 1) PT KHI Pipe Industry

(21)

4) PT Krakatau Engineering 5) PT Krakatau Industrial Estate

6) PT Krakatau Information Technology 7) PT Krakatau DayaListrik

8) PT Krakatau Tirta Industri 9) PT Krakatau Bandar Samudra 10)PT Krakatau Medika

3.2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan suatu pembagian wewenang dan pembagian tugas kerja, karena itu setiap karyawan suatu organisasi perusahaan harus mempunyai tugas dan tanggung jawab yang jelas. Struktur PT.Krakatau Steel ini berdasarkan fungsional, berbentuk garis dan staf secara terbatas. Struktur ini telah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuan dan misi yang diembannya. Antara lain :

DEWAN KOMISARIS (BOARD OF COMMISSIONERS) Komisaris Utama : Taufiequrrahman Ruki

Komisaris I : Zaki Anwar M

KomisarisII : Anshari Bukhari

Komisaris III : Anwar Supriyadi

DEWAN DIREKSI (BOARD OF DIRECTORS)

Direktur Utama : Fazwar Bujang

Direktur Produksi : Syahrir Syah Pohan Direktur Logistik : Yerry

(22)

Direktur Utama

(23)

23 Perenc & Pengend

(24)

StrukturOrganisasi M5

Superintendent Prwt Komp. Proses &

instrumen CRM

F. Prwt komputer & instrumen

Pet. Prwt komputer & instrumen

F. Prwt Alat Timbang & PHD

Pet. Prwt Flash Bult Welder CTCM

Gambar 4 Struktur Organisasi M5

3.3. Deskripsi Kerja

Adapun Fungsi dari masing-masing bagian struktur organisasi M5 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kadis :

(25)

preventive untuk menjamin seluruh peralatan berfungsi handal hingga dapat mendukung operasi pengerolan baja lembaran dalam mencapai target operasi.

2. Supervisor Komputer Proses Dan Instrumen :

- Merencanakan, mengevealuasi, memfasilitasi dan mengkordinasi pelaksanaan pengontolan, pendataan bila diperlukan, sistem kontrol pada komputer proses dan instrument.

a. SF. Komputer Proses danInstrumen :

- Memimpin dan membagi tugas pelaksana pengtrolan, pendataan semua sistem kontrol pada komputer proses dan instrument.

b. Pet. Komputer Proses danInstrumen :

- Melakukan pengontrolan terhadap semua proses mesin yang berjalan.

c. Teknisi Sistem Informasi Dan Jaringan :

- Menganalisa, mengolah, merevisi atau membuat data standarisasi pembuatan jaringan atau mengganti suku cadang peralatan jaringan di CRM.

3.Supervisor Perawatan Komputer Proses Dan Instrumen :

- Merencanakan, mengevealuasi, memfasilitasi dan mengkordinasi pelaksanaan penggantian, perbaikan bila diperlukan, sistem kontrol pada komputer, instrument dan peralatan timbang dan radiasi.

a. F. Perawatan Komputer dan Instrumen :

- Memimpin dan membagi tugas pelaksana perawatan, perbaikan semua peralatan sistem kontrol.

b. Pet. Perawatan Komputer dan Instrumen :

-Melakuakan perawatan dan perbaikan atau mengganti suku cadang peralatan komputer dan instrumen.

c. F. Peerawatan Alat Timbang Dan PHD :

(26)

d. Pet. Perawatan AlatTimbang Dan PHD :

-Melakukan perbaikandan proses kalibrasi peralatan standar ukur alat timbang dan PHD.

e. F. Kalibrasi Instrumen :

-Menjaga dan merawat semua peralatan sistem kontrol proses. f. Pet. Kalibrasi Instrumen :

-Melakukan perbaikan dan seting kalibrasi terhadap penyimpangan standar ukur operasi peralatan instrument.

g. F. Perawatan Alat Radiasi :

-Memimpin dan membagi tugas pelaksanaan perawatan dan perbaikan seluruh peralatan radiasi.

h. Pet. Alat Radiasi :

-Melakuakan perawatan atau mengganti suku cadang seluruh peralatan radiasi

i. Teknisi Perawatan Instrumen W2 Dan W3:

- Menganalisa, mengolah, merevisi atau membuat data standarisasi perlakuan dalam perbaikan atau mengganti suku cadang peralatan instrumen – eletrik di line ECL1, ECL2, BAF, TMP, PRP,dan SHR. j. Teknisi Perawatan Instrumen W1:

- Menganalisa, mengolah, merevisi atau membuat data standarisasi perlakuan dalam perbaikan atau mengganti suku cadang peralatan instrumen – eletrik di line CPL, ARP,dan TCM.

4. Supervisor Perawatan Listrik CTCM-RC :

- Merencanakan, mengevealuasi, memfasilitasi dan mengkordinasi pelaksanaan penggantian, perbaikan bila diperlukan, listrik CTCM-RC dan flash bult welder CTCM.

a. SF. Perawatan Listrik CTCM-RC :

(27)

b. Pet. Perawatan Listrik CTCM-RC :

- Melakuakan perawatan dan perbaikan atau mengganti suku cadang peralatan listrik.

c. F. Perawatan Flash Bult Welder CTCM :

-Memimpin dan membagi tugas pelaksanaan perawatan dan perbaikan seluruh peralatan flash bult welder.

d. Pet. Perawatan Flash Bult Welder CTCM :

(28)

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis yang telah dilakukan. Adapun analisis yang dilakukan yaitu analisis yang meliputi analisis prosedur, analisis proses, analisis personil, analisis formulir/dokumen dimana ada peranan dalam sistem yang dibahas yang dimana kesemuanya tersebut memiliki keterhubungan satu sama lainnya.

Adapun hasil dari analisis ini akan memperjelas alur kerja sistem informasi di Lokal WareHouse.

4.1.1.Ruang Lingkup Dan Batasan analisa

Ruang lingkup analisis pengelolaan stock spare part ini akan membahas sebesar apa ruang lingkup yang diamati, fungsi-fungsi yang ada. Pada batasan sistem apa saja yang diamati. Adapun ruang lingkup dan batasannya adalah :

1. Analisis pengelolaan stock spare part meliputi penyimpanan data spare part, stock spare part, spare part baru, spare part masuk, spare part keluar, hingga spare part dibuang.

2. Analisis pengelolaan stock spare part tidak bertanggungjawab terhadap spare part pendukung sistem lain.

3. Bahwa spare part yang dibuat adalah meliputi, dukungan analisis dalam hal pencatatan spare part, pencatatan segala macam transaksi di Lokal Warehouse, dan pencarian spare part.

4.2.Analisa Dokumen 4.2.1.Analisis Data

Analisis terhadap data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui data apa saja yang terdapat didalam dokumen yang digunakan. Data yang dianalisis ditujukan kepada manajemen Lokal Warehouse.

(29)

Tabel (4) Analisis Data

No. Nama Data Keterangan

1. Spare Part Nama Material, Material Code, Tipe, Spesifikasi, Gambar

2. LWH Id LWH, Material Code, Id Kondisi, Lokasi, Space, Quantity

3. Kondisi Id Kondisi, Nama Kondisi

4. No Seri No Seri, Material Code

5. Place Id Place, Nama Place

6. Masuk Spare Part Id Masuk, Id LWH, Tanggal, No Seri, Material Code, Id Place, Kondisi, Lokasi, Space, Qty Masuk

7. Keluar Spare Part Id Keluar, Tanggal, No Seri, Material Code, Id Place, Kondisi, Qty Masuk

4.2.2.Analisis Informasi

Tabel (5) Analisis Informasi

No. Nama Informasi Keterangan

1. Spare Part Mengetahui Data Spare Part yang ada

2. LWH Mengetahui Stock Spare Part

3. Kondisi Mengetahui Kondisi Spare Part-Spare Part yang ada di LWH

4. No Seri Mengetahui No Seri Spare Part-Spare Part 5. Place Mengetahui Tempat Keluar Masuk Spare Part 6. Masuk Spare Part Mengetahui segala transaksi masuknya Spare

Part ke LWH

(30)

4.2.3.Analisa Laporan

Analisis laporan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui spesifikasi dan informasi yang diharapkan yang terdapat didalam dokumen yang digunakan. Dokumen ini Berupa Laporan-laporan segala aktifitas Kerja Lokal Warehouse yang dikeluarkan oleh Admin dan ditujukan kepada Menejer atau Pimpinan.

Tabel (6) Analisa Laporan

No. Nama Dokumen Item Keterangan

1. Laporan Spare Part - ID LWH

Dokumen ini dikeluarkan perangkat lunak untuk manager

Dokumen ini dikeluarkan perangkat lunak untuk manager

(31)

- Kondisi - Func Lock - Qty Keluar

4.2.4 Analisa Prosedur Yang Berjalan 4.2.4.1. Flow Map

Pembuatan Dok. Barang

Dok. Barang

Penyimpanan Dok

Barang

Penyimpanan Dok

Dok. Barang Dok. Barang

Penyimpanan Dok

Barang LWH

Dok. Barang

Perangkapan Dok. Perangkapan Dok. Perangkapan Dok. Perangkapan Dok. Perangkapan Dok. Perangkapan Dok.

Dok. Barang Dok. Barang

Suku Cadang LWH-1 Bengkel Gudang Pusat Plant WHT WH Other Scrap

Dok. Barang Dok. Barang Dok. Barang Dok. Barang

Penghapus an Barang

Dok. Barang

1 2 3 4 5

(32)

Suku Cadang LWH-1 Bengkel Gudang Pusat Plant WHT WH Other Scrap

(33)

4.2.4.2. Diagram Kontek

Gambar (7) Diagram Kontek

4.2.4.3. Data Flow Diagram

(34)

4.3.Evaluasi Sistem (Permasalahan dan Pemecahannya)

Permasalahan yang ada di LWH adalah disebabkan oleh Sistem keamanan pada sistem informasi itu, karena tidak adanya password yang membatasi akses ke sistem informasi itu. Tapi permasalahan itu hanya sebagin kecil, yang lebih komplek masalah disebabkan oleh peagawai karena kurangnya pemaham atas pentingnya laporan, Penggunaan Form untuk memasukan suku cadang jarang dilakukan, pengajuan pemakaian spare part terkadang selalu mendadak yang mengakibatkan penumpukan berkas, tidak lengkapnya no seri, dan tidak adanya fasilitas untuk mensortir laporan .

Dari permasalahan-permasalahan diatas maka untuk pemecahannya sebagai berikut:

1. Sebaiknya disegerakan menggunakan password karena mengurangi pihak yang dapat menggunakan sistem informasi.

2. Pengembangan sistem informasi sebaiknya dilakukan secepatnya karena dibagian laporan manejer sering mengalami kesuliitan.

3. Pencetakan laporan sebaiknya dilakukan satu minggu satu kali

4. Masuknya suku cadang ke LWH menggunakan form yang telah disediakan.

5. Pengajuan untuk pemakaian suku cadang diajukan 1 minggu sebelumnya. 6. Semua satuan suku cadang menggunakan no seri.

(35)

Berdasarkan hasil analisis pada tahap-tahap analisis yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan atas analisis sebagai berikut :

1. Analisis Data

Secara keseluruhan item-item data yang terdapat didalam seluruh dokumen sudah cukup baik dan dapat memberikan fungsi yang maksimal.

2. Analisis Informasi

Secara keseluruhan informasi yang dihasilkan oleh perangkat lunak sudah baik karena sesuai dengan informasi yang diperlukan oleh manager mengenai pengelolaan .

3. Analisis Laporan

Secara keseluruhan dokumen yang dikeluarkan oleh supplier kepada apotek sudah cukup baik tetapi masih ada kekurangan yang tidak sama atau seragamnya item-item yang terdapat di dokumen yang dikeluarkan oleh masing-masing Supplier kepada Apotek. Untuk laporan yang dikeluarkan perangkat lunak kepada supplier dan manager sudah baik karena sudah dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

4. Analisis Prosedur yang berjalan

Prosedur dan proses yang terdapat didalam perangkat lunak sudah baik karena dapat mewakili kebutuhan dalam pengelolaan stock Spare Part. 1.2.Saran

Agar proses penginputan dapat berjalan seperti yang diharapkan, maka disarankan :

1. Melakukan pengontrolan Perangkat Keras (Hardware) dan Perangkat Lunak

(Software) secara berkala terhadap kerusakan dari perangkat komputer yang

digunakan.

(36)

2. Menggunakan sistem operasi dan aplikasi pendukung lainnya yang kompatibel agar terhindar dari konflik aplikasi.

3. Melakukan Upgrade Hardware dan Software bila dirasakan telah memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan dari komputer.

4. Untuk melindungi data dari pengguna yang tidak berhak maka password

yang digunakan diusahakan hanya boleh diketahui oleh orang yang berkepentingan saja.

5. Untuk mengoperasikan perangkat lunak ini, maka jika suatu saat akan diganti penggunanya oleh orang yang baru , maka sebaiknya diberikan pelatihan agar perangkat lunak tersebut dapat beroperasi sebagaimana mestinya.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

[HB’04] Hariyanto Bambang, Ir. MT., Rekayasa Sistem Berorientasi

Objek, Informatika Bandung, 2004

[Jog’99] Jogiyanto. MBA.Ph.D., Analisis dan Desain Sistem Informasi,

Andi Jogjakarta, 1999

[HI’04] Heryanto Imam, Microsoft Access, Informatika Bandung, 2004

(38)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Matakuliah Kerja Praktek Program Strara Satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh:

Rea Yudistira NIM. 10506309

MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA (UNIKOM)

(39)

i

DI LOCAL WAREHOUSE 1 (COLD ROLLING MILL) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Matakuliah Kerja Praktek Program Strara Satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh:

Rea Yudistira NIM. 10506309

Cilegon, September 2009 Pembimbing Jurusan.

IMELDA, S.T., M.T. NIP. 4127.70. 26. 012

Ketua Jurusan Manajemen Informatika

(40)

ii

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek ini, Shalawat dan salam tidak lupa penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad S A W beserta keluarga dan sahabat–sahabatnya.

Kerja Praktek ini dilakukan di PT. Krakatau Steel dengan judul :

Analisa Sistem Informasi Keluar Masuk Spare Part Di Lokal Warehouse 1

Cold Rolling Mill PT. Krakatau Steel“.

Selama penyusunan laporan Kerja Praktek ini penulis mendapatkan banyak dorongan, bimbingan, pengarahan, saran dan fasilitas dari berbagai pihak guna mendukung kelancaran dalam pembuatan laporan, untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Kedua Orang tua dan keluarga atas dukungan dan Do’a.

2. Bapak Dadang Munandar selaku Ketua Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

3. Ibu Imelda selaku Dosen Wali dan pembimbing.

4. Bapak Sarwono selaku Kepala Dinas PRWT Instrumentasi dan Komputer Divisi CRM PT. Krakatau Steel.

5. Bapak Agus K. selaku Koordinator Traning Devisi Perawatan CRM, atas waktu dan pengarahannya.

6. Bapak Apip, Bapak Badrus, Bapak Budi, Bapak Irsal, Bapak Parsidi, atas diskusinya. Serta Bapak Buchori dan Ibu Ima.

7. Bapak H. Sugeng, Mamah, My Honey, Angel, Edo dan T’Nca atas bantuan dan do’anya.

8. Sevil, Nory, Hadi Thank’s atas bantuan dan dukungannya.

9. Keluarga Besar KUMANDANG thank’s for the prayer of.

10.Semua pihak yang tidak dapat dusebutkan satu per satu.

(41)

iii

Cilegon, September 2009

(42)

iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 2

1.3.Maksud Dan Tujuan ... 2

1.4.Batasan Masalah ... 3

1.5.Lokasi Dan Jadwal Kerja Praktek ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem ... 4

2.1.1.Ciri-ciri Sistem ... 4

2.1.2.Karakteristik Sistem ... 5

2.1.3.Klasifikasi Sistem ... 6

2.2. Pengertian Informasi ... 7

2.3. Pengertian Sistem Informasi ... 8

2.4. Metode Analisis dan Perancangan Sistem ... 10

2.4.1. Flow Map ... 10

2.4.2. Diagram Kontek ... 10

2.4.3. Data Flow Diagram ... 12

2.5. Microsoft Access ... 13

2.6. Gudang ... 15

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan ... 17

3.2. Struktur Organisasi ... 21

3.3. Deskripsi Kerja ... 24

BAB IV ANALISA KERJA PRAKTEK 4.1. Analisa Sistem ... 28

4.1.1. Ruang Linkup Dan Batasan Analisa ... 28

4.2. Analisa Dokumen... 28

4.2.1.Analisa Data ... 28

4.2.2. Analisa Informasi ... 29

4.2.3. Analisa Laporan ... 30

(43)

v BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 35

5.2 Saran ... 35

Daftar Pustaka ... 37

(44)

vi

Tabel 2 ... 10

Tabel 3 ... 14

Tabel 4 ... 29

Tabel 5 ... 29

(45)

vii

Gambar 1 ... 5

Gambar 2 ... 22

Gambar 3 ... 23

Gambar 4 ... 24

Gambar 5 ... 31

Gambar 6 ... 33

(46)

viii

Simbol Keterangan

Proses Komputer

Aliran Data

Kondisi / Pilihan

Dokumen

Perlengkapan Dokumen

Proses Manual

(47)

ix

Gambar

Tabel (1)JadwalKerjaPraktek
Gambar 1 Model Sistem sederhana (Jogiyanto HM, 1999 : 9)
Tabel (2) Simbol Flowmap(Jogiyanto HM, 1999 : 9)
Tabel (3) Jenis-jenis Microsoft Office Access
+7

Referensi

Dokumen terkait