• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI PSIKOLOGI TOKOH PADA NOVEL JALAN TAK ADA UJUNG KARYA MOCHTAR LUBIS DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI PSIKOLOGI TOKOH PADA NOVEL JALAN TAK ADA UJUNG KARYA MOCHTAR LUBIS DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI PSIKOLOGI TOKOH PADA NOVEL JALAN TAK ADA

UJUNG KARYA MOCHTAR LUBIS DAN IMPLIKASINYA PADA

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

T E S I S

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

ELEN WARDANI SIREGAR NIM. 8146192004

PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

ELEN WARDANI SIREGAR. NIM. 8146192004. Value Psychology Figures on Novel Jalan Tak Ada Ujung by Mochtar Lubis and Implications On Learning Indonesian Language and Literature. Thesis. Medan State University Graduate Program.

This study aims to determine: (1) the value of the psychology of characters that can be obtained on the Novel Jalan Tak Ada Ujung by Mochtar Lubis; (2) the implications of psychological character values that can be obtained on the Novel Jalan Tak Ada Ujung by Mochtar Lubis, learning Indonesian language and literature; and (3) the relationship value of psychology figures on Novel Jalan Tak Ada Ujung Mochtar Lubis by with Learning Indonesian Language and Literature. The research method is a method of qualitative research. The results showed: (1) there are 13 psychological value on Novel Jalan Tak Ada Ujung bys Mochtar Lubis; (2) The psychological value of facing Isa is to rediscover his manhood that has made him lose confidence and raises fears were unfounded; and (3) through the psychological value Novel Jalan Tak Ada Ujung able to increase students' knowledge and understanding how to deal with everyday problems by using the power itself. Indonesian recommended to teachers to use Novel Jalan Tak Ada Ujung literature as well as books that contain the values of psychological reading material in schools.

(6)

ii ABSTRAK

ELEN WARDANI SIREGAR. NIM. 8146192004. Nilai Psikologi Tokoh Pada Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis dan Implikasinya Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) nilai psikologi tokoh yang dapat diperoleh pada Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis; (2) implikasi nilai psikologi tokoh yang dapat diperoleh pada Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia; dan (3) keterkaitan nilai psikologi tokoh pada Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis dengan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Metode penelitian adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat 13 nilai psikologis yang di hadapi pada Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis, dan terbagi dalam 7 nilai psikologis menurut Sigmund Frend, yaitu : represi, faksasi, proyeksi, identifikasi, pembentukan reaksi, rasionalisasi dan regresi. (2) nilai psikologis yang dihadapi Guru Isa adalah menemukan kembali kelaki-lakiannya yang telah membuat dirinya kehilangan kepercayaan diri dan menimbulkan ketakutannya yang tidak mendasar; dan (3) melalui nilai psikologis Novel Jalan Tak Ada Ujung mampu menambah pengetahuan dan pemahaman siswa bagaimana menghadapi masalah sehari-hari dengan menggunakan kekuatan dirinya sendiri. Disarankan kepada guru Bahasa Indonesia untuk mempergunakan Novel Jalan Tak Ada Ujung serta buku-buku sastra yang mengandung nilai-nilai psikologis sebagai bahan bacaan di sekolah.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan pencipta seluruh alam bahwa dengan kasih

dan sayangnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Nilai

Psikologi Tokoh Pada Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis dan Implikasinya Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagain persyaratan untuk mendapatkan gelar

Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

(UNIMED).

Wujud suatu karya, bagaimanapun tentu tercipta karena melibatkan

bantuan banyak pihak, betapapun kecilnya suatu bantuan itu, pastilah tidak dapat

diabaikan nilai sumbangnya. Oleh karena itu, dengan segala hormat pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga

kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr.

Bornok Sinaga, M.Pd.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Ibunda Prof. Dr. Rosmawaty

Harahap, M.Pd, dan Sekretaris Prodi Bapak Dr. Abdurrahman Adisahputera,

(8)

iv

4. Pembimbing tesis, Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd. dan bapak Prof.

Dr. Amrin Saragih, M.A., Ph.D., pembimbing yang telah banyak memberikan

dorongan, perhatian dan bimbingannya, hingga terselesaikannya tesis ini.

5. Narasumber seminar dan sidang tesis, Ibu Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M.Pd.,

bapak Dr. M. Oky Fardian Gafari, M.Hum., dan bapak Dr. Syahnan Daulay,

M.Pd., yang telah memberikan motivasi dan bimbingan hingga

terselesaikannya tesis ini.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Program Pascasarjana Unimed atas ilmu pengetahuan, semangat, dan juga

membentuk karakter penulis hingga menjadi lebih arif dan bijaksana .

7. Tata usaha prodi Nasrul Kahfi, SE, M,Si., dan seluruh staf tata usaha Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang selalu siap sedia dalam

memfasilitasi segala kebutuhan mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan.

8. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan Dr. H. Burhanudin M.Pd.,

yang telah memberikan izin penelitian.

9. Kedua orang tua, Ayahanda Drs. H. Bakhtiar Siregar dan ibunda Hj. Nur’aini

Harahap yang dengan kasih dan sayangnya senantiasa memberikan dorongan

dan doa restu demi suksesnya perkuliahan penulis, dan kepada tersayang Siti

Asbumi Ritonga yang senantiasa melantunkan doa-doanya serta memberi

motivasi kepada penulis untuk terus melanjutkan pendidikan.

10.Teristimewa untuk Suami tercinta Negara Pohan, S.E., M.A., yang dengan

setia dan sabar mendorong penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Serta

(9)

v

Kepada semuanya, semoga Allah senantiasa mencurahkan rahman dan

rahim-Nya.

11.Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa Kelas B angkatan kedua Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, terutama kepada Bunda Elfiani, Tanita Liasna,

Fitria Ramli, Elmina, Laura, Betharia, Jakoddin, Mistari Erpani, Wati,

Mulkan, Fatwa, Misba, Juli, Rahma, Erlina, Bunda Shofa, dan Syarifah serta

siswa-siswi MAN 2 Model Medan, yang senantiasa membantu dan

memberikan dorongan untuk menyelesaikan tesis ini. Terima kasih atas

bantuan dan diskusinya.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah turut serta mendukung selesainya tulisan ini yang tentunya tidak bisa

dituliskan satu per satu. Penulis hanya bisa mengucapkan semoga Allah membalas

dan memberikan lebih banyak kebaikan pada mereka. Semoga tesis ini

bermanfaat. Amin.

Medan, November 2016 Penulis

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Biodata Penulis ... 92 Lampiran 2 Novel Jalan Tak Ada Ujung ... 94 Lampiran 3 Urutan Kejadian Tokoh Guru Isa dalam Novel Jalan Tak Ada

Ujung ... 151 Lampiran 4 Pedoman Analisis Pendekatan Psikologis Novel Jalan Tak

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar BelakangMasalah

Sastra merupakan cerminan kehidupan masyarakat yang saat ini pada

umumnya sering melakukan penyimpangan di dalam dirinya. Di media massa

banyak menceritakan penyimpangan perilaku siswa yang tidak sesuai dengan

norma agama dan hukum di Indonesia. Beberapa di antara pemberitaan tersebut,

adalah: (1) pelajar yang memilih bunuh diri karena tidak lulus ujian nasional; (2)

pelajar yang membunuh karena cintanya ditolak; (3) pelajar/ mahasiswa yang

membunuh dosennya karena selalu dilecehkan; (4) pelajar yang mengolok-olok

temannya yang penampilannya jelek; (5) dan sebagainya. Perilaku negatif ini

menjadi cerminan bahwa pembelajaran di kelas belum bisa mengadopsi

kebutuhan siswa yang sebenarnya. Harus ada pola pembelajaran yang lebih baik

untuk menanamkan nilai psikologis yang baik pada diri siswa.

Psikologi merupakan salah satu bagian terpenting yang membantu

menyelesaikan problem berkaitan dengan perilaku ataupun emosi dan mental

manusia. Salah satu upaya penanaman nilai psikologis pada siswa dengan

menggunakan karya sastra dalam pembelajaran di kelas, atau biasa disebut

psikologi sastra.

Ada dua hal yang menghubungkan psikologi dengan sastra. Pertama, ada

kesamaan antara hasrat-hasrat yang mempunyai pada setiap manusia yang

menyebabkan kehadiran karya sastra yang mampu menyentuh perasaan kita,

(14)

2

memberikan jalan keluar terhadap hasrat-hasrat rahasia tersebut. Kedua, ada

kesejajaran antara mimpi dan sastra,dalam hal ini kita menghubungkan elaborasi

karya sastra proses dengan proses elaborasi mimpi, yang oleh Freud disebut

“pekerjaan mimpi” baginya mimpi seperti tulisan, yaitu sistem tanda yang

menunjuk pada suatu yang berbeda dengan tanda-tanda itu sendiri. Keadaan orang

yang bermimpi adalah seperti penulis yang menyembunyikan pikiran-pikirannya.

Salah satu cara pengiriman pesan tersebut adalah dengan memberikan

aspek psikologis kepada para tokoh dalam novelnya. Dalam hal ini dikenal

dengan psikologi sastra.Pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu

cara analisis berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa

karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang

merupakan pancaran dalam menghayati dan mensikapi kehidupan. Disini fungsi

psikologi itu sendiri adalah melakukan penjelajahan kedalam batin jiwa yang

dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra dan untuk

mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk tindakan manusia dan responnya

terhadap tindakan lainnya.

Psikologi sastra tidak bermaksud memecahkan masalah psikologis. Namun

secara definitif, tujuan psikologi sastra ialah memahami aspek-aspek kejiwaan

yang terkandung dalam suatu karya. Psikologi lahir untuk mempelajari kejiwaan

manusia, yakni manusia yang ada di bumi inilah yang menjadi objek penelitian

psikologi, sastra lahir dari masyarakat, pengarang hidup dalam tengah-tengah

masyarakat dan pengarang juga menciptakan karya sastranya termasuk tokoh yang

(15)

3

memiliki muatan kejiwaan yang timbul dari proyeksi pelaku yang ada dalam

masyarakat, karya sastra berupa novel lebih panjang dan terperinci dalam

penggambaran tokohnya, oleh karena itu kejiwaan yang ada dalam novel lebih

kental pula.

Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan

dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam

sastra. Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi

sastra sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan

dan diinvestasikan. Penelitian psikologi sastra dilakukan melalui dua cara.

Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis

terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah

karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi

yang dianggap relevan untuk melakukan analisis. Manusia harus dapat mengatasi

segala ketakutan yang mengitari dirinya. Ketakutan yang tumbuh di dalam dirinya

sebagai musuh yang besar harus ditaklukkannya hingga kesadaran timbul untuk

mengatasi dan menyadari ketakutan itu.

Sehubungan dengan adanya landasan psikologis tersebut, maka atmosfer

pendidikan dan pembelajaran dengan sendirinya akan berupa pula. Dalam hal ini

guru dapat mengaplikasikan berbagai hal yang dapat membangun psikologi siswa

ke arah yang lebih baik. Stimulusmerupakan penyebab pokok terbentuknya

respons-respons dalam belajar. Stimulus yang dimaksud dinamakan operant

(16)

4

sehingga dapat merangsang pembelajar mengembangkan perilaku seperti yang

dikehendaki dalam tujuan belajar.

Salah satu novel yang memuat kondisi psikologis yang beragam adalah

novel Jalan Tak Ada Ujungkarya Mochtar Lubis. Kondisi yang tergambar dalam

novel Jalan Tak Ada Ujungkarya Mochtar Lubis, menggambarkan keadaan sosial

masyarakat Indonesia pada tahun 1946-1947, terutama yang dihadapi tokoh

utamanya Guru Isa. NovelJalan Tak Ada Ujungkarya Mochtar Lubis terbit

pertama pada tahun 1952, dan tahun 1977 diterbitkan sebagai cetakan keempat.

Mendapat hadiah sastra nasional sebagai roman terbaik tahun 1952 dari Badan

Musyawarah Kebudayaan Nasional. NovelJalan Tak Ada Ujungmenceritakan

masa-masa revolusi. Masa yang tidak memungkinkan terciptanya kedamaian, dan

ketentraman, sehingga jiwa tidak akan mungkin tentram dan nyaman. Merasakan

ketakutan. Masa yang dengan mudah seseorang meninggal begitu saja tanpa sebab

yang pasti. Masyarakat tidak bersalah menjadi sasaran peperangan pada saat itu.

Demikian misalnya yang dialami oleh tokoh novel Mochtar Lubis Jalan Tak Ada

Ujung. Guru Isa yang sejak masa Jepang terus menerus, hingga masa revolusi rasa

takutnya kian memuncak.

Seorang novelis menuliskan cerita yang dituangkan dalam karyanya bukan

hanya sekedar menulis, melainkan ada maksud tersembunyi yang ingin

disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Cerita yang ada di dalam novel sangat

bermanfaat begi pembaca, karena jika pembaca memahami dan mengerti

keseluruhan isi cerita pembaca akan mendapat nilai-nilai moral yang terkandung

(17)

5

sastra khususnya sebuah novel akan membentuk pribadi yang pandai dan mudah

menghadapi suatu kondisi serta bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan.

Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis merupakan novel yang

imajinatif. Kelebihan dari novel ini adalah pemakaian bahasa oleh pengarang

sangatlah mudah untuk dimengerti, oleh karena itu pembaca novel ini pun tidak

kesulitan untuk memahami alur cerita yang disajikan. Novel Jalan Tak Ada Ujung

karya Mochtar Lubis menghadirkan cerita yang penuh nilai-nilai psikologis dan

perjuangan dalam bentuk menemukan keberanian diri yang dialami tokoh utama

yaitu Guru Isa. Inilah yang menjadi keunggulan dari Novel Jalan Tak Ada Ujung

karya Mochtar Lubis yang menceritakan tentang kesulitan tokoh utama yang

notabene sebagai guru dalam menemukan keberaniannya. Dengan memusatkan

perhatian pada tokoh utama Guru Isa, maka dapat dianalisis konflik kepribadian

yang bertentangan dengan psikologis.

Sebuah karya sastra mempunyai fungsi sebagai sistem komunikasi, sebab

sebuah karya sastra dijadikan sebagai media untuk pembelajaran. Pembelajaran

sastra sering dilakukan saat di sekolah. Akan tetapi, pembelajaran sastra yang

dilakukan di sekolah masih bersifat dasar, yaitu hanya mengutamakan segi

kebahasaannya saja. Sastra pada dasarnya memilik sifat dasar yang hanya dapat

ditangkap siswa dengan baik apabila setiap unsur khusus dihadirkan sebagai suatu

„pengalaman baru‟ bagi siswa (Rahmanto, 2004:36).

Psikologi sastra digunakan dalam penelitian sastra berkaitan dengan

aspek-aspek kejiwaan pengarang. Psikologi sastra memberikan dua prioritas pada

(18)

6

kemudian diadakan analisis terhadap karya sastra. Kedua, dengan menentukan

teori-teori psikologi sastra yang relevan untuk melakukan analisis (Ratna,

2009:344).

Karya sastra yang berbentuk novel, biasanya berisi tentang suatu kejadian

nayata dalam masyarakat. Kejadian itu berkaitan dengan banyak hal antara laian

tentang kepribadian tokoh utamanya. Kepribadian tokoh utama itu berkaitan

dengan aspek tingkah laku, sikap seseorang dalam menjalani hidup dengan

bermacam masalah yang dialaminya. Novel merupakan karya sastra yang

menggambarkan inspirasi masyarakat. Novel juga salah satu jenis karya sastra

yang berisi tentang estetika dan berisi nilai-nilai dalam kehidupan. Hal tersebut

dapat dijadikan daya tarik tersendiri para penulis novel yang akan mengahsilkan

karya-karya yang menarik. Dengan kreativitas penulis akan menjadikan novel

sebagai salah satu bacaan yang digemari masyarakat karena memaparkan realita

kehidupan nyata dalam masyarakat.

Novel Jalan Tak Ada Ujungmemilliki aspek yang menggarap dunia

kejiwaan dengan konflik psikologisnya. Konflik psikologis, unsur-unsur kejiwaan

tokoh-tokoh dalam cerita. Aspek yang dipakai Mochtar Lubis sangat sinkron

dengan tokoh-tokohnya dalam gerak gerik, tingkah laku, dan emosi

menggambarkan manusia seutuhnya. Makna kehidupan yang dihadapi Guru Isa

diinterpretasikan sebagai ketakutan yang amat sangat dapat mengembangkan

makna lebih lanjut dan selanjutnya menghadirkan makna kehidupan merusak

(19)

7

Dengan kompleksnya nilai psikologis yang terkandung dalam novel Jalan

Tak Ada Ujungkarya Mochtar Lubis, guru dapat mengarahkan nilai-nilai

psikologis positif kepada siswa. Bagaimana siswa harus menerima

kekurangannya, menerima perbedaannya dengan orang lain, menghormati

kelebihan orang lain, menerima penolakan orang lain atas dirinya, bersikap sabar

menjalani kehidupan saat ini, dan sebagainya.

NovelJalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis pernah mendapat hadiah

dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional. Novel Jalan Tak Ada Ujung

banyak diwarnai oleh konsep Eksistensialisme Sartre. Eksistesialisme, aliran

filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab

ats kemauannya yang bebastanpa mengetahui yang mana yang benar dan mana

yang tidak benar. Ketakutan merupakan gagasan yang paling menonjol. Ketakutan

ada sejak manusia terlempar dari eksistensinya. Ketakutan dimiliki oleh semua

orang. Manusia harus dapat hidup dan damai dengan ketakutannya

masing-masing. Guru Isa, setelah mengalami perjalanan yang panjang akhirnya dapat

menguasai dan damai dengan ketakutannya. Sebaliknya, Hazil yang semula

bersemangat dan berani akhirnya dihancurkan oleh ketakutan yang tidak dapat

dikuasainya.

Selain itu, Novel Jalan Tak Ada Ujung tidak menyoroti tentara, tetapi sipil

yang takut dan enggan diajak-ajak terperangkap dalam memperjuangkan batin

yang kurang penting bagi revolusi nasional di sekelilingnya. Dalam novel Jalan

Tak Ada Ujung, gambaran Revolusi berubah dari gambaran peristiwa historis

(20)

8

“universal”, melampaui hal-hal duniawi, suatu “Jalan Tak Ada Ujung” menuju ke

pembebasan psikologis, suatu kebebasan metafisis ketimbang kebebasan nasional.

Sastra merupakan media komunikasi, yang melibatkan tiga komponen,

yakni pengarang sebagai pengirim pesan, karya sastra sebagai pesan itu sendiri,

dan penerima pesan yakni pembaca karya sastra maupun pembaca yang tersirat

dalam teks atau yang dibayangkan oleh pengarangnya. Dalam sastra dimanfaatkan

antara realitas sejarah dengan rekaan. Fungsinya adalah mempertegas kebenaran

dan ketepatan isi cerita seluruhnya dalam rangka membawamessage (pesan)

teksnya.

Sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata, maka

pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang patut

menduduki tempat yang selayaknya. Pengajaran sastra jika dilakukan dengan cara

yang tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan terhadap

keberhasilan dalam proses belajar dan mengajar. Hal ini juga berhubungan dengan

konsep Horace tentangdulce dan utile, yakni bahwa sastra itu indah dan

bermanfaat. Maka dalam hal ini, sastra dapat berguna untuk mengajarkan sesuatu,

yaitu melalui pendidikan sastra khususnya di mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di sekolah.

Penggunaan psikologi sebagai sebuah pendekatan dalam penelitian sastra

belum lama dilakukan. Psikoanalisis adalah disiplin ilmu yang dimulai sekitar

tahun 1900-an oleh Sigmund Freud. Teori psikoanalisis ini berhubungan dengan

fungsi dan perkembangan mental manusia, serta ilmu ini merupakan bagian dari

(21)

9

selama ini. Timbul kesan bahwa pendekatan ini menjurus kepada pemanfaatan

ilmu jiwa yang rumit, abstrak, dan kompleks. Sungguhpun demikian, pendekatan

psikologis menpunyai keunggulan antara lain: (1) sangat sesuai untuk mengkaji

aspek perwatakan secara mendalam; (2) dengan pendekatan psikologios ini dapat

memberikan umpan balik kepada penulis atau pengarang tentang masalah

perwatakan yang dikembangkannya; dan (3) sangat membantu dalam

menganalisis karya sastra surealis, abstrak, absurd, (dan mungkin yang bersifat

fantastik), dan akhirnya dapat membantu pembaca memahami karya-karya

semacam itu.

Nilai-nilai psikologi yang bisa ditanamkan guru pada diri siswa, guru

dapat menggunakan novel (karya sastra) yang akan digunakan guru dan

kandungan nilai psikologi di dalamnya. Untuk itu, seorang guru harus

memperkenalkan novel tersebut dengan cara mengkaji dan mengapresiasinya.

Dengan mengajak siswa untuk mengapresiasi karya sastra dapat juga memberikan

pengetahuan baru bahwa peristiwayang terjadi dalam kehidupan nyata dapat pula

tergambarkan melalui karya sastra, dalam hal ini adalah novel. Bagi banyak

orang, karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran,

tentang apa yang baik dan buruk. Ada pesan yang sangat jelas disampaikan, ada

pula yang bersifat tersirat secara halus.

Struktur kepribadian Freud, ada tiga unsur sistem penting, yakni: Id, Ego,

dan Superego. Psikoanalisis kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur

kejiwaan, yaitu: Id, Ego, danSuper ego. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama

(22)

10

lain merupakan produk intraksi ketiganya. Id (dases) adalah sistem kepribadian

manusia yang paling dasar. Id merupakan acuan penting untuk memahami

mengapa seniman/ sastrawan menjadi kreatif. Melalui Id pula sastrawan mampu

menciptakan simbol-simbol tertentu dalam karyanya. Jadi apa yang kemudian

dinamakan novel psikologis misalnya ternyata merupakan karya yang dikerjakan

berdasarkan interpretasi psikologis yang sebelumnya telah menerima

perkembangan watak untuk struktur plot.

Id adalah aspek kepribadian yang “gelap” dalam bawah sadar manusia

yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai dan agaknya berupa ”energi”

buta. Dalam perkembangan tumbuh ego yang perilakunya didasarkan atas prinsip

kenyataan. Sementara super ego berkembang mengontrol dorongan-dorongan

“buta” Id tersebut. Hal ini berarti ego (desich) merupakan sistem kepribadian yang

bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek dari kenyataan, dan

menjalan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego adalah kepribadian

implementatif, yaitu berupa kontak dengan dunia luar. Adapun super ego

(dasueberich) adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang

bersifat evaluatif (menyangkut baik buruk).

Tinjauan psikologis sastra digunakan untuk mengkaitkan kondisi keadaan

di luar karya sastra dengan apa yang diceritakan dalam novel. Diharapkan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi apresiasi sastra tidak hanya

memberikan pengetahuan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam novel,

melainkan dapat juga mengkaitkan sejarah dengan cerita dalam novelJalan Tak

(23)

11

untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Nilai Psikologi Tokoh Pada

Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis dan Implikasinya Pada

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”.

1.2.Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut, penelitian ini difokuskan pada

psikologi yang dialami para tokoh dalamNovel Jalan Tak Ada Ujung karya

Mochtar Lubis.

1. Nilai psikologi para tokoh yang terkandung dalam Novel Jalan Tak Ada

UjungKarya Mochtar Lubis

2. Nilai psikologi tokoh pada Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Mochtar Lubis

dengan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

3. Nilai psikologi para tokoh dalam Novel Jalan Tak Ada UjungKarya Mochtar

Lubis pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

1.3.Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, pembatasan

masalah dalam penelitian ini dibatasi pada “Nilai psikologi tokoh pada novel

Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis dan implikasinya pada pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia”. Nilai psikologi tokoh pada novel Jalan Tak Ada

Ujung karya Mochtar Lubis dibatasi menurut psikoanalisis Freud pada Id, Ego,

(24)

12

1.4.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan

masalah seperti telah diuraikan di atas maka diperlukan suatu perumusan masalah

dalam penelitian ini, adapun perumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa nilai psikologis tokoh yang dapat diperoleh pada novel Jalan Tak Ada

Ujung Karya Mochtar Lubis?

2. Bagaimana implikasi dari nilai psikologis tokoh yang dapat di peroleh

pada novel Jalan Tak ada Ujung karya Mochtar Lubis terhadap

pembelajaran bahasa dan sastra indonesia?

3. Mengapa nilai psikologis tokoh pada novel jalan Tak Ada Ujung karya

Mohtar Lubis diperlukan untuk pembelajaran bahasa dan sastra indonesia?

1.5.Tujuan Penulisan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahuinilai psikologis tokoh yang dapat diperoleh pada novel

jalan tak ada ujung karya Mohtar Lubis.

2. Untuk mengimplikasikannilai psikologis tokoh yang dapat diperoleh pada

novel jalan tak ada ujung karya Mohtar Lubis terhadap pembelajaran

bahasa dan sastra indonesia.

3. Untuk melihat keterkaitan nilai psikologis tokoh pada novel jalan tak ada

ujung karya Mohtar Lubis dengan pembelajaran bahasa dan sastra

indonesia.

1.6.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan pengetahuan dalam mengkaji salah satu unsur pembanguncerita

novel yakni psikologi sastra yang terdapat dalam NovelJalan Tak Ada

(25)

13

b. Memberikan pengetahuan mengenai hasil kajian tentang psikologi dalam

Novel Jalan Tak Ada Ujungkarya Mochtar Lubis yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa.Dengan adanya pembelajaran karya sastra diharapkan

meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis sebuah karya sastra

yang berhubungan dengan keadaan psikologi di dalam karya sastra tersebut.

b. Bagi guru. Dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai alternatif bahan

pembelajaran apresiasi sastra di madrasah, untuk meningkatkan kemampuan

apresiasi siswa dalam pembelajaran sastra. Terutama dalam mengapresiasi

isi sebuah karya sastra yang dapat menambah pengetahuan dan nilai positif

bagi siswa.

c. Bagi pembaca. Dapat menambah pengetahuan pembaca tentang karya sastra

khususnya novel.

d. Bagi peneliti lain. Diharapkan penelitian ini juga berguna bagi para peneliti

(26)

88

Ujung karya Mochtar Lubis sesuai teori Sigmund Freud, yang terbagi dalam 7

nilai psikologis menurut Sigmund Frend, yaitu: represi, faksasi, proyeksi,

identifikasi, pembentukan reaksi, rasionalisasi, dan regresi.

2. Aspek-aspek psikologi dalam kalimat-kalimat pada Novel Jalan Tak Ada

Ujung karya Mochtar Lubis dengan pendekatan teori Sigmund Freud, bermuara

pada penemuan kembali keberanian tokoh utama Guru Isa terhadap seluruh

ketakutannya yang tidak mendasar.

3. Mengimplementasikan nilai-nilai Psikologi dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung

karya Mochtar Lubis dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan

menambah pengetahuan dan pemahaman siswa bagaimana menghadapi

masalah sehari-hari dengan menggunakan kekuatan dirinya sendiri, baik yang

dihadapinya di sekolah maupun di masyarakat.

5.2. Saran

Saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Diharapkan kepada guru Bahasa Indonesia untuk mempergunakan Novel Jalan

Tak Ada Ujung serta buku-buku sastra yang mengandung nilai-nilai psikologis

sebagai bahan pengkayaan kajian dalam memberikan pembelajaran di

(27)

89

memperoleh bahan pembelajaran yang lebih luas (tidak terpaku pada isi buku

sekolah).

2. Diharapkan kepada mahasiswa, khususnya yang berminat dalam hal kesusastraan

mengkaji lebih dalam lagi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam novel lain

yang ternyata berisi pengetahuan dan nilai-nilai yang penuh dengan kebaikan diri.

Dengan upaya ini, mahasiswa menjadi semakin jeli dan kompleks dalam melihat

setiap isi novel dan bagaimana cara mengimplementasikannya dalam peningkatan

kehidupan di masyarakat.

3. Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi untuk

penelitian yang lebih luas lagi, khususnya dalam kajian pendidikan Bahasa dan

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur dan pembentukan identitas tokoh Ian dalam novel 5 Cm karya Donny Dhirgantoro dengan tinjauan psikologi

tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia yang. diterbitkan oleh Republika pada

Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak Kakinya karya Triani Retno A, dan (2) mendeskripsikan konflik batin tokoh utama dalam novel Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak

Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak Kakinya karya Triani Retno A, dan (2) mendeskripsikan konflik batin tokoh utama dalam novel Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak

“Lingkaran” karya Arena Wati dengan novel “Jalan Tak Ada Ujung” karya Mochtar Lubis.. 5) Membandingkan dua karya sastra dari dua pengarang berkewarganegaraan sama yang

Pertentangan elite politik untuk memilih ideologi yang terbaik bagi bangsa Indonesia tidak tuntas dalam novel Senja di Jakarta karya Mochtar Lubis.. Partai

Jujur Dalam novel novel Harimau-Harimau dan Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis mengandung nilai karakter pendidikan yang berlatar pada sikap kejujuran seperti dalam kutipan

Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian 15 Psikologi Sastra David Krech SARAN Pembaca sebagai penikmat sastra dapat mencontoh nilai-nilai