• Tidak ada hasil yang ditemukan

FENOMENA PERAWATAN MAHASISWI DI KLINIK KECANTIKAN: STUDI KASUS D’RISYA SKIN CARE CLINIC MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FENOMENA PERAWATAN MAHASISWI DI KLINIK KECANTIKAN: STUDI KASUS D’RISYA SKIN CARE CLINIC MEDAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

FENOMENA PERAWATAN MAHASISWI DI KLINIK KECANTIKAN: STUDI KASUS D’RISYA SKIN CARE CLINIC MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

SALWIYAH FITRIANI 3133122046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Salwiyah Fitriani. NIM. 3133122046. Fenomena Perawatan Mahasiswi di Klinik Kecantikan: Studi kasus D’Risya Skin Care clinic Medan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2017

Kecantikan adalah sesuatu yang didambakan oleh para mahasiswi pada saat ini, meskipun kecantikan yang dimaksud adalah hasil dari konstruksi media massa dan masyarakat yang menanamkan pemikiran bahwa perempuan harus memiliki kulit wajah yang putih bersih, tanpa ada jerawat dan flek hitam serta berbagai masalah kulit lainnya. Hasil dari konstruksi tersebut membuat peminatan terhadap klinik kecantikan sebagai media untuk mempercantik diri semakin ramai digunakan, sehingga muncul fenomena perawatan mahasiswi di klinik kecantikan yang pada dasarnya masih menjalani proses pendidikan dan harus mengeluarkan biaya ekstra saat menggunakan klinik kecantikan di luar berbagai biaya keperluan perkuliahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran alasan mahasiswi menggunakan klinik kecantikan sebagai tempat merawat diri, untuk mengetahui bagaimana intensitas perilaku mahasiswi dalam menggunakan klinik kecantikan sebagai tempat merawat diri, untuk mengetahui dampak penggunaan klinik kecantikan terhadap kesehatan dan gaya hidup mahasisiwi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi dari Spradley. Informan penelitian adalah mahasiswi-mahasiswi yang menggunakan D’Risya Skin Care clinic Medan sebagai tempat merawat diri, seorang mahasiswi yang sudah berhenti melakukan perawatan di klinik kecantikan X, dan asisten dokter yang mengetahui berbagai hal tentang perawatan di D’Risya Skin Care clinic Medan. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa mahasiswi yang melakukan perawatan di klinik kecantikan merasakan dampak positif dan negatif terhadap penggunaan produk yang dihasilkan dari klinik tempat mereka merawat diri, dampak positifnya adalah mereka memperoleh apa yang mereka inginkan, yakni kulit putih bersih dan cantik menurut mereka. Namun, para informan juga menyadari bahwa merawat diri di klinik kecantikan dapat membuat ketergantungan kepada kulit dan akan menimbulkan konsumerisme pada gaya hidup si pengguna klinik kecantikan tersebut. Dalam hal ini, ada juga informan yang menyadari bahwa memiliki wajah yang sehat yang diperoleh secara alami itu lebih baik dari pada merawat diri di klinik kecantikan. selain itu kecantikan yang sebenarnya bukanlah kecantikan yang menjadi konstruksi dari berbagai media massa, melainkan kecantikan dari hati (Inner beauty) yang menjadikan kecantikan sebenarnya memancar dari dalam diri seorang perempuan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

senantiasa memberikan rahmat yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul Fenomena Klinik Kecantikan di Kalangan Mahasiswi: Studi Kasus D’Risya Scin Care Clinic Medan. Shalawat beruntaikan salam juga tidak pernah lupa penulis hanturkan kepada Baginda Muhammad

SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kelak mendapatkan safaat

dari Beliau. Tulisan ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

pendidikan pada program studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak

yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

banyak memberikan arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si selaku Dosen Penguji sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik, yang telah memberikan banyak bimbingan dan

(7)

iii

7. Ibu Supsiloani, S.Sos., M.Si selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs. Payerli

Pasaribu M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan

bimbingan untuk menjadikan tulisan ini lebih baik.

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi terimakasih untuk

ilmu, pengalaman dan motivasi selama ini.

9. Ibunda tercinta Nabsiah Hasibuan, S.Pd yang telah menjadi wanita paling

berpengaruh dalam hidup penulis. Terimakasih untuk segala doa, kasih

sayang dan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga apa yang penulis cita-citakan demi kebahagiaan ibunda bisa

tercapai. Dan semoga ibunda selalu di lindungi oleh Allah SWT.

10. Kak Ayu Febriani, M.Si sebagai bagian administrasi program studi

Pendidikan Antopologi, terimakasih atas segala bantuan kepada penulis.

11. Adik kandung penulis Mahmud Rezki, kakek dan nenek penulis, serta

keluarga besar keturunan H. Malik Hasibuan yang tidak bisa disebutkan satu

persatu terimakasih untuk segala dukungan, do’a dan kasih sayangnya.

12. Seluruh Sahabat penulis: Tika, Mawaddah, Amel, Desy, Tari, Ila, Ridho,

Anggun, Andi, Suci, Dwi, Siddiq, dan semua keluarga C-Reg Sosio 013.

Keluarga kos M.Yaqub 152, dan Budi, terimakasih untuk segala dukungan, do’a dan kasih sayangnya selama proses penulisan skripsi ini.

13. Seluruh pihak yang ada di D’Risya Skin Care Clinic, terimakasih untuk

segala bantuannya, termasuk pemberian izin selama proses penelitian.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, oleh karenanya segala kritik dan saran yang membangun akan penulis

terima sebagai perbaikan yang positif. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb Medan, Januari 2017

Penulis

(8)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.2 Kerangka Teori ... 8

2.2.1 Teori Fenomenologi ... 8

2.2.2 Teori Konstruksi Sosial Media Massa ... 9

2.2.3 Teori Life Style (Gaya Hidup) ... 15

(9)

v

2.3.1 Fenomena ... 17

2.3.2 Klinik Kecantikan (Skin Care Clinic) ... 17

2.4 Kerangka Berfikir ... 19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 22

3.3 Informan Penelitian ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4.1 Observasi ... 24

3.4.2 Wawancara ... 25

3.4.3 Studi Pustaka ... 26

3.4.4 Dokumentasi ... 27

3.5 Teknik Analisa Data ... 27

3.5.1 Reduksi Data ... 27

3.5.2 Display Data ... 28

3.5.3 Penarikan Kesimpulan ... 28

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat D’Risya Skin Care Clinic Medan ... 29

4.1.1 Letak Geografis D’Risya Skin Care Clinic Medan ... 31

4.1.2 D’Risya Skin Care Clinic Sebagai Tempat Merawat Diri ... 32

(10)

vi

4.2.1 Ayu ... 39

4.2.2 Diyah ... 40

4.2.3 Odah ... 41

4.2.4 Dhani ... 42

4.2.5 Dewi ... 43

4.2.7 Henny Agustiara Yuti A.Md.Keb ... 45

4.2.7 Lia ... 46

4.3 Alasan Mahasiswi Menggunakan Klinik Kecantikan ... 48

4.4 Intensitas Mahasiswi dalam Menggunakan Klinik Kecantikan ... 56

4.5 Dampak Penggunaan Klinik Kecantikan bagi Mahasiswi ... 60

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 74

DAFTARPUSTAKA .. ... 76

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

cantik. Kecantikan dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh perempuan.

Banyak peristiwa yang menunjukkan bahwa ketika penampilan fisik

seseorang sedang tidak baik, bagi beberapa orang hal tersebut dapat

menurunkan kepercayaan diri ketika harus bertemu dengan orang lain yang pada

akhirnya dapat mengacaukan seluruh agenda yang telah dibuat. Hal ini

umum terjadi pada wanita yang pada dasarnya memiliki sifat selalu ingin

tampil mempesona dalam berbagai keadaan dan menjadi pusat perhatian bagi

sekelilingnya.

Defenisi dari kata cantik adalah seorang perempuan yang bukan hanya

memiliki kecantikan yang dapat diukur atau dilihat dari keindahan paras atau

ragawi yang dimiliki seperti penampilan wajah yang bersih, tubuh yang langsing,

dan rambut yang indah berkilau yang merupakan kecantikan hasil dari konstruksi

media massa dan masyarakat, namun seorang perempuan bisa dikatakan cantik

jika ia juga memiliki hati dan jiwa yang bersih dan baik (inner beauty).

Pada faktanya, sekarang ini banyak perempuan yang beranggapan bahwa

untuk cantik mereka harus memiliki fisik yang sempurna dengan cara melakukan

perawatan diri ke klinik-klinik kecantikan misalnya.

(12)

2

Klinik kecantikan menjadi trend saat ini. Fenomena yang sekarang muncul,

berupa fenomena gaya hidup perempuan yang menginginkan penampilan baru

dengan cara selalu mempercantik diri. Kecantikan yang dimiliki perempuan

dianggap sebagai simbol kepercayaan diri di masa modern saat ini. Fenomena ini

menyebabkan menjamurnya klinik-klinik kecantikan di berbagai kota-kota besar.

Perawatan di klinik kecantikan saat ini sudah merupakan gaya hidup yang tidak

terpisahkan dari perempuan. Perempuan rela mengeluarkan uang yang tidak

sedikit demi mendapatkan kecantikan yang ia dambakan.

Perempuan dan kecantikan adalah dua hal yang sangat berkaitan.

Perempuan sangat identik dengan kata cantik. Kecantikan adalah suatu hal yang

didambakan setiap perempuan. Semenjak kecil, perempuan diajarkan untuk

menganggap penampilan fisiknya sebagai salah satu faktor penting dalam

menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri. Pada masa kini juga,

biasanya perempuan akan mendapatkan pujian lebih karena tampilan

feminimnya, seperti cantik, halus tutur katanya, sopan, manis dan manja. Oleh

karena itu, bagi perempuan penampilan kemudian menjadi sesuatu yang sangat

penting. Kecantikan yang dimaksud adalah hasil dari konstruksi sosial budaya

(13)

3

Akibat dari modernisasi dan globalisasi, perempuan (dalam hal ini

mahasiswi) terkenal dengan perilaku konsumtifnya. Konstruksi media massa dan

masyarakatpun turut andil menyebabkan perilaku konsumtif mahasiswi. Salah

satu perilaku konsumtif mahasiswi adalah perawatan kecantikan. Perilaku

konsumtif ini berkaitan dengan kaum perempuan yang seringkali melakukan

aktifitas belanja. Seiring berjalannya waktu, kesadaran akan pentingnya

penampilan diri kini menjadi penting. Penampilan cantik sesuai dengan standar

yang dibuat oleh media dan masyarakat adalah hal yang selalu diinginkan oleh

setiap perempuan termasuk di dalamnya mahasiswi.

Kalangan mahasiswi di kota-kota besar merupakan salah satu gambaran

perempuan di perkotaan yang melakukan gaya hidup dengan melakukan

perawatan di klinik kecantikan. Banyaknya klinik kecantikan yang bermunculan

ternyata membuat para mahasiswi juga tidak ingin ketinggalan zaman dengan ikut

merawat diri di klinik kecantikan. Padahal biasanya biaya yang dikeluarkan

adalah biaya yang diberikan oleh orang tua dan bukan hasil pendapatan mahasiswi

sendiri, bahkan mahasiswi terkadang tidak mempertimbangkan dampak buruk dari

penggunaan perawatan klinik kecantikan bagi kesehatan. Terlepas dari dampak

penggunaan perawatan klinik kecantikan. Fenomena akan penggunaan klinik

kecantikan tetap menjadi pilihan di kalangan mahasiswi yang menganggap bahwa

memperoleh kecantikan merupakan hal yang tepat dan terpenting meski dengan

(14)

4

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Fenomena Perawatan Mahasiswi di Klinik

Kecantikan: Studi Kasus D’Risya Skin Care Clinic Medan”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang, penulis mengidentifikasikan hal

yang ingin diketahui oleh penulis dalam penelitian yang akan dilakukan, sebagai

berikut:

1. Intensitas mahasiswi dalam menggunakan kinik kecantikan sebagai tempat

merawat diri.

2. Alasan mahasiswi menggunakan klinik kecantikan untuk merawat diri.

3. Dampak penggunaan klinik kecantikan terhadap kesehatan dan gaya hidup

mahasiswi.

4. Konsumtifisme kehidupan mahasiswi.

5. Kecantikan sebagai hasil konstruksi media dan masyarakat.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perlu adanya

pembatasan masalah untuk mempermudah penelitian, dan memungkinkan

tercapainya hasil yang sebaik mungkin. Pembatasan masalah ini dimaksudkan

untuk membantu mengarahkan penulis pada masalah yang sebenarnya dan

mengingat masalah yang sangat kompleks, keterbatasan waktu, pengetahuan,

tenaga dan dana untuk menghindari meluasnya masalah dalam penulisan ini, maka

(15)

5

1. Alasan mahasiswi menggunakan klinik kecantikan sebagai tempat

merawat diri.

2. Intensitas mahasiswi dalam menggunakan klinik kecantikan sebagai

tempat merawat diri.

3. Dampak penggunaan klinik kecantikan terhadap kesehatan dan gaya hidup

mahasisiwi.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditetapkan, maka yang akan

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa alasan mahasiswi menggunakan klinik kecantikan sebagai tempat

merawat diri?

2. Bagaimana intensitas mahasiswi dalam menggunakan klinik kecantikan

sebagai tempat merawat diri?

3. Apa dampak penggunaan klinik kecantikan terhadap kesehatan dan gaya

hidup mahasisiwi?

1.5 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran alasan mahasiswi menggunakan klinik

kecantikan sebagai tempat merawat diri.

2. Untuk mengetahui bagaimana intensitas perilaku mahasiswi dalam

(16)

6

3. Untuk mengetahui dampak penggunaan klinik kecantikan terhadap

kesehatan dan gaya hidup mahasisiwi.

1.6 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan sebagai kajian ilmiah yang dapat menjadi salah

satu acuan berpikir untuk pengembangan kajian tentang perempuan dan

kecantikan yang terkait dengan studi Gender.

2. Manfaat Praktis

Bagi objek sasaran, untuk memberikan pemahaman dan menambah

wawasan masyarakat tentang fenomena perawatan mahasiswi di klinik

(17)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan berupa hasil dari

pembahasan data dan informasi yang telah diperoleh di lokasi penelitian, maka

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Alasan mahasiswi melakukan perawatan di klinik kecantikan disebabkan

karena adanya konstruksi kecantikan yang dibangun oleh media massa dan

masyarakat berupa kecantikan dengan kriteria memiliki kulit wajah putih,

bersih, tanpa flek dan jerawat serta gangguan kulit lainnya. Hal tersebut

membuat para mahasiswi percaya terhadap perawatan di klinik kecantikan

untuk merawat diri dan memperbaiki segala permasalahan pada kulit

wajah mereka. Selain itu, mereka akan mendapatkan pengakuan berupa

sebutan cantik dari lingkungannya. Konstruksi kecantikan sering kali

dilihat dari berbagai iklan produk pemutih di majalah dan televisi, mulai

dari pemain sinetron, model dan artis-artis lain yang mayoritas berkulit

putih.

2. Melakukan perawatan di klinik kecantikan harus mempunyai intensitas

waktu yang benar. Bukan masalah lama atau seberapa sering melakukan

perawatan, namun seberapa tepatkah perawatan yang dilakukan oleh

dokter terhadap berbagai masalah kulit terutama kulit wajah yang dialami

banyak perempuan. Salah satu cara untuk menjadi cantik (Sesuai dengan

(18)

73

kosntruksi media massa) secara ragawi, adalah dengan cara melakukan

perawatan diklinik kecantikan yang tepat. Hal tersebut dikarenakan pada

perawatan klinik kecantikan banyak hal yang dipertimbangkan secara

mendalam sehingga tidak serta merta membuat perawatan yang dilakukan

menjadi sia-sia.

3. Dampak penggunaan produk klinik kecantikan terhadap kesehatan

perempuan biasanya diperoleh dalam jangka panjang. Secara perlahan

bahan kimia yang terkandung dalam kosmetik yang digunakan akan

merusak organ tubuh lainnya. Selain itu, kulit wajah yang sudah

menggunakan produk klinik kecantikan biasanya akan semakin menipis

dan berminyak sehingga menimbulkan urat-urat halus berwarna hijau di

area kulit wajah, serta akan menimbulkan efek merah terbakar pada wajah

jika terkena sinar matahari langsung. Bahan-bahan yang digunakan dalam

produk klinik kecantikan biasanya adalah bahan kimia sediaan farmasi

yang dosisnya disesuaikan dengan kondisi kulit dan keluhan pasien. Serta

untuk penggunaan logam berat seperti Merkuri (Hg) baik dokter sekalipun

tidak boleh menggunakannya. Sebab tidak ada toleransi sedikitpun untuk

keberadaan merkuri dalam kosmetik karena sifatnya yang toksik (beracun)

dan membahayakan kesehatan. Produk perawatan hasil konsultasi dengan

dokter hanya bisa didapatkan di klinik kecantikan melalui pemberian

resep, bukan di toko atau dijual bebas di internet (sosial media).

4. Dampak kepada gaya hidup para informan, mereka akui secara sadar

(19)

74

ketergantungan, yang pada akhirnya menimbulkan gaya hidup pada

konsumen berupa gaya hidup konsumtifisme.

5.2. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka penulis kemudian

memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya sebelum memulai menggunakan jasa klinik kecantikan untuk

merawat diri, pertimbangkanlah secara mendalam, apa dampak negatif dan

dam positif yang akan ditimbulkan. jika permasalahan kulit belum terlalu

parah ada baiknya dirawat secara alami terlebih dahulu, daripada harus

langsung ke dokter. Walapun membutuhkan waktu yang lama, melakukan

perawatan secara alami cenderung tidak memiliki efek samping yang

merugikan. Selain itu, makna kecantikan sekarang ini harus mulai

diarahkan pada aspek rohaniah seseorang (inner beauty). Kecantikan

yang sesungguhnya harus bisa memberikan energi positif bagi sekitarnya.

Sebaiknya konsep cantik bagi mahasiswi tidak hanya memiliki kulit putih

dan bertubuh langsing, tetapi juga menjadi seseorang yang memiliki

kemampuan dan prestasi tinggi yang dapat memberikan maanfaat bagi

dirinya sendiri dan orang lain, memiliki perilaku yang baik, mau menolong

terhadap sesama dan lain sebagainya. Kecantikan yang sesungguhnya

dengan sendirinya akan terpancar dari seorang wanita yang memiliki

karakter yang baik dan mampu memberikan energi positif bagi

(20)

75

2. Jangan terperdaya dengan produk-produk kosmetik yang dipasarkan

secara bebas dan online yang cenderung mengclaim bahwa produk mereka

adalah hasil racikan dokter. Padahal banyak kasus yang terjadi, produk

kosmetik yang banyak beredar di pasaran tidak terdaftar di BPOM dan

mengandung zat-zat berbahaya yang menimbulkan efek samping

berkepanjangan bahkan kematian.

3. Saran untuk penulis selanjutnya yang akan meneliti topik yang sama,

diharapkan agar penelitian yang dilakukan lebih dalam dan lebih baik. Hal

tersebut bertujuan untuk memperdalam penelitian tentang fenomena

(21)

76

DAFTAR PUSTAKA

A Lindzey, Gardner. 1993. Teori-Teori Holistik (Organismik Fenomenologis). Yogyakarta: Kanisius

Banrhouse, Ruth Tiffany. 1983. Identitas Wanita: Bagaimana Mengenal Dan Membentuk Citra Diri. Yogyakarta: Kanisius

Bungin, Burhan. 2005. Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi telematika, Dan Perayaan Seks di Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, Diskursus Teknologi Komunikasi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Hakim, Muhammad, 2014. Model Fenomenologi menurut Edmund. Diakses pada tanggal 4 Maret 2016. http://muhammadhakim02.blogspot.co.id/ 2014/11/teori-model-fenomenologi-menurut-edmund.html

Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, Dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hidayah, Nurul dan Imron, Ali. 2014. Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswi Pengguna Perawatan Wajah Di Klinik Kecantikan Kota Surabaya (Kajian Simulakra, Simulasi dan Hiperealitas J.P Baudrillard. Fakultas Ilmu sosial: Universitas Negeri Surabaya. Diakses pada tanggal 4 Maret 2016.

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/9078-12109-1-PB%20(1).pdf

Hidayati, Zulfina. 2013. Gaya Hidup Konsumtif di Kalangan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Antropologi Tahun Ajaran 2011-2012 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Fakultas Ilmu Sosial: Universitas Negeri Medan.

Karolus, Meike Lusye. 2016. Mitos dan Komersialisasi Kecantikan: Kajian Pemikiran Naomi Wolf. Diakses pada tanggal 10 Juni 2016. www.jurnal perempuan.org/blog-feminis-muda/mitos-dan-komersialisasi-kecantikan-kajian-pemikiran-naomi-wolf

Kasiyan. 2008. Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan. Yogyakarta: Ombak

(22)

77

Murniati, A. Nunuk P. 2004. Getar Gender [Perempuan Indonesia dalam Persfektif Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum, dan HAM]. Magelang: Indonesiatera

Ollenburger, Jane C dan Moore, Helen A. 1996. Sosiologi Wanita. Jakarta: PT Rinneka Cipta

Prabasmoro, Aquarini Priyatna. 2004. Putih, Feminitas dan Seksualitas Perempuan dalam Iklan Kita. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.

Soedibyo, BRA Mooryati. Kartini: Kecantikan. Jakarta: PT Ghalia Indonesia

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Spradlay, James P. 2004. Metode Etnografi. Jakarta: TWY

Subiyantoro, Eko Bambang. 2004. Tubuhku (Seharusnya) Milikku: Dilema Remaja Perempuan Menyikapi Media. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.

Sunarto, Achmad. 2012. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Utama Prima

Syata, Novitalista. 2012. Makna Cantik di Kalangan Mahasiswa dalam Persfektif Fenomenologi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik : Universitas Hasanuddin Makassar. Diakses pada tanggal 4 Maret 2016.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1458/MAKNA%20CANTI K.pdf

Gambar

Gambar 4.1 Peta Wilayah D’Risya Skin Care Clinic .........................................32

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik pada stres rawat inap pada anak usia sekolah di rumah sakit dr.Pirngadi Medan.. Desain penelitian

Persentase susut masak pada perlakuan A3 lebih sedikit karena penggunaan ekstrak daun mayana lebih banyak dari perlakuan lainnya sebanyak 40%, hal ini mempengaruhi kandungan

Dengan kata lain, ketika karyawan merasa memiliki kepuasan dalam bekerja, maka akan semakin cenderung memiliki turnover yang rendah atau karyawan akan tetap bertahan dalam

Mengingat potensi rumput laut di Indonesia yang cukup besar dan keterbatasan produsen dalam menghasilkan nata yang berkualitas serta pentingnya nata sebagai sumber

❖ Indonesia mempunyai perbatasan laut langsung dengan 10 negara tetangga termasuk India, Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, Palau, Timor Leste, Papua Nugini,

bagaimana Islam datang ke wilayah Asia dan Asia Tenggara, Ricci lebih tertarik untuk melihat proses komunikasi, kontak, jaringan, diaspora, interaksi, dan transmisi yang terjadi

intemasional yang berlaku sekarang atau yang akan diberlakukan di masa depan antar Pihak sebagai tambahan terhadap Persetujuan ini yang memuat peraturan, baik

Kolom pertama dan kedua merupakan hasil perkalian dari dua bilangan dengan hasil seperti pada baris pertama pada tiap tabel. Bilangan yang terbesar adalah 8. Jadi banyaknya maksimal