IDENTIFIKASI PENINGGALAN-PENINGGALAN
BERSEJARAH DI KABUPATEN DHARMASRAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
OMY RAHMAYANI
NIM.3123121043
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
OMY RAHMAYANI, NIM: 3123121043, IDENTIFIKASI PENINGGALAN-PENINGGALAN BERSEJARAH DI KABUPATEN DHARMASRAYA. SKRIPSI S1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016
(Pembimbing: Drs. Yushar Tanjung, M.si)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah kerajaan Dharmasraya beserta peninggalan-peninggalannya yang masih ada sampai sekarang di Kabupaten Dharmasraya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang dilakukan adalah penelitian studi lapangan (Field Research) berupa observasi dan wawancara dengan beberapa narasumber dan dikombinasikan dengan penelitian studi pustaka (Library research), yaitu dengan mencari informasi dari buku-buku, arsip dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan Kerajaan Dharmasraya beserta peninggalannya untuk dijadikan dasar atau landasan bagi peneliti dalam merekonstruksi sejarah. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kota Dharmasraya pada tahun 1286 telah menjadi pusat pemerintahan atau ibukota Kerajaan Melayu sampai dengan tahun 1347 M, tahun terakhir masa pemerintahan Adityawarman, yang didasarkan pada prasasti Amoghapasa 1347 M. Arca Amoghapasa dibawa dari bumi Jawa ke Swarnabhumi dan didirikan di Dharmasraya. Dan Arcaini kemudian di temukan di Situs Rambahan Kabupaten Dharmasraya pada tahun 1880 an. Selain peninggalan percandian yang ada di Kabupaten Dharmasraya, juga ada Rumah Gadang Kerajaan seperti Rumah Gadang Padang Laweh, Koto Besar, Siguntur, Pulau Punjung dan juga Sungai Dareh yang juga memiliki nilai sejarah.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kehadirat Allah swt dimana atas
berkat, rahmat dan karuniaNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Peninggalan-peninggalan bersejarah di Kabupaten Dharmasraya”. Shalawat
berangkaikan salam dihadiahkan kepada junjungan besar Muhammad SAW, yang
mana syafa’atnya diharapkan di yaumil mahsyar kelak.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh
kata sempurna baik dari segi isi, teknik penulisan, maupun nilai ilmiahnya,
mengingat keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan.
Maka dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta
pengharapan yang sebesar-besarnya kepada :
Abah terhebat nomor satu di duniaRahmatdan Amah yang paling kucintai
di dunia ini Yasmiati yang telah mengajarkan dan menerapkan makna
kehidupan dan arti penting kekeluargaan kepada ananda serta telah
berusaha memberikan bantuan baik berupa moril maupun materil sehingga
ananda dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.
Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih sebesar-besarnya
untuk pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kependidikan selama
perkuliahan serta kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan peneliti
iii
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta stafnya.
Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta
stafnya.
BapakPristi Suhendro Lukitoyo, M.Siselaku dosen pembimbing akademik
serta penguji yang telah banyak membantu dan menasehati peneliti selama
masa studi.
Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku dosen dan penguji peneliti yang telah
banyak memberikan ilmunya selama masa studi.
BapakPonirin, M.Si selaku dosen dan penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan selama masa studi.
Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Sejarah, yang telah memberikan ilmu
dan pengalaman kepada peneliti selama masa studi.
Abang dan adik peneliti : Anggi Febriana, ST, Miko Lesmana, S.Kom,
Tesa Amelia dan Deni Avindo yang amat peneliti cintai, terima kasih atas
dukungannya selama ini.
Saudara-saudara peneliti: Om Zulkarnaen, Bukdi Rasmawati, OmYulitas,
Om Yi, Ante za, TekOs, Bang Nando terimakasih banyak atas semua
bantuan yang sudah diberikan saat peneliti melakukan penelitian di
Dharmasraya, dan seluruh keluarga yang tidak disebutkan.
Sahabat peneliti: Tria Anggiani, Novika Sari, Jatmiko dan Amliansyah
terima kasih untuk kebersamaan selama 4 tahun ini, semoga persahabatan
iv
Buat Keluarga Besar PPLTMAN Lima Puluh Batu Bara Yasmin, Tika,
Desi, Nurul, Irma, Lia, Widi,. Terima kasih buat kebersamaan selama ini,
tawa dan canda kalian tidak akan pernah ku lupakan.
Teman-teman lama peneliti: Mega Mustika, Windy Novianti, Try Armaya,
Cut Agnes, Indri Melani, dan Sella Khairunnisa terimakasih untuk
kebersamaan selama ini.
Teman-teman senasib dan seperjuangan Stambuk 2012 Pendidikan
Sejarah: Alm. Elvi, Dela, Ella, Frieda, Leli, Susan, Imam, Bayu, Niko,
Wiranda, Hendro,Wido, Sarwendi, Tria, Zein, Yosepha, Mada, Dyna,
Neneng, Dhiah dan yang lainnya yang tidak disebutkan terimakasih telah
menemani selama perkuliahan.
Bapak/Ibu Narasumber dan informan yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan
terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi
v DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka ... 6
2.2 KerangkaTeori... 9
2.2.1 Teori Peranan ... 2.3 Kerangka Konseptual ... 9
2.3.1 Konsep Peninggalan ... 9
2.4 Kerangka Berfikir... 14
vi BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian... 16
3.2 Lokasi Penelitian ... 17
3.3 Sumber Data ... 17
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18
3.5 Teknik Analisa Data ... 19
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 21
4.1.1 Keadaan Geografis ... 21
4.1.2 Demografi Penduduk ... 23
4.1.3 Pemerintahan ... 24
4.1.4 Pariwisata ... 25
4.1.5 Lingkungan Alam Dharmasraya ... 26
4.2 Sejarah Dharmasraya ... 28
4.2.1 Antara Dharmasraya, Melayu dan Swarnabhumi ... 32
4.3 Peninggalan-peninggalan Bersejarah di Kabupaten Dharmasraya ... 36
4.3.1 Masa Hindu Budha ... 36
4.3.1.1Candi Padang Roco ... 36
4.3.1.2 Situs Rambahan ... 49
4.3.1.3 Candi Pulau Sawah ... 45
4.3.1.4 Peninggalan Bersejarah Kerajaan Koto Besar ... 48
4.3.1.5 Peninggalan bersejarah di Kerajaan Pulau Punjung... 51
vii
4.3.1.7 Peninggalan di Kecamatan Padang Laweh ... 57
4.3 Upaya pemerintah dalam menjaga dan melestarikan peninggalan
bersejarah di Kabupaten Dharmasraya ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 63
5.2 Saran ... 64
viii
DAFTAR TABEL
Tabel1. Batas Daerah Dharmasraya……….22
Tabel 2.KondisiGeografisDharmasraya………...22
Tabel3.DaftarKecamatanDharmasraya………24
Tabel4.JenisPariwisata di Kabupaten Dharmasraya………...26
Tabel5. Benda-benda Peninggalan Kerajaan Siguntur………...47
Tabel6. Benda-benda Peninggalan Kerajaan Pulau Punjung………..…53
Tabel7.Benda-bendaPeninggalanKerajaan Sungai Dareh………..56
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Informan dan Daftar Wawancara
Lampiran 2. Peta Lokasi Kabupaten Dharmasraya
Lampiran 3. Foto Bersama Informan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Kabupaten Dharmasraya dengan ibukota Pulau Punjung adalah salah satu
Kabupaten di Sumatera Barat yang berada di persimpangan jalur lintas Sumatera
yang menghubungkan antara Padang, Pekanbaru hingga Jambi. Terletak di ujung
tenggara Sumatera Barat antara 00 47’ 7” LS – 10 41’56” LS & 1010 9’ 21”BT-
1010 54’ 27” BT. Kondisi dan topografi Kabupaten Dharmasraya mayoritas
merupakan lahan datar dengan ketinggian dari 82 meter sampai 1.525 meter dari
permukaan laut. Sebelah utara Kabupaten Dharmasraya berbatasan dengan
Kabupaten Sijunjung dan Provinsi Riau, sebelah selatan dan di sebelah timur
berbatasan dengan Provinsi Jambi sedangkan di sebelah Barat dengan Kabupaten
Solok dan Kabupaten Solok Selatan.
Dharmasraya merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi
Sumatera Barat, yang juga merupakan Kabupaten paling muda di Provinsi
Sumatera Barat. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.38
Tahun 2003. Secara geografi Kabupaten Dharmasraya berada di ujung tenggara
Provinsi Sumatera Barat dengan topografi daerah bervariasi antara berbukit,
bergelombang dan datar dengan variasi ketinggian dari 100 m – 1.500 m di atas
permukaan laut. Kabupaten Dharmasraya berkembang sebagai salah satu
penghasil kelapa sawit dan karet, dan dua tanaman inilah yang menyumbang
2
untuk menjadi Kabupaten sendiri memisahkan diri dari Kabupaten Sawahlunto
Sijunjung
Nama Dharmasraya sendiri tentu tidak begitu asing di telinga kita
dikarenakan Dharmasraya merupakan Ibukota Kerajaan Melayu di Swharnabhumi
atau yang biasa kita ketahui sebagai Sumatra. Lalu jika kita mengkaji lebih dalam
maka akan kita temui hubungan antara Kerajaan Dharmasraya dan juga
Kabupaten Dharmasraya yang tidak lain merupakan wilayah Kerajaan
Dharmasraya itu sendiri. Letak Kerajaan Dharmasraya sendiri bisa dipastikan
berada di Nagari Siguntur Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya. Mengapa
penulis bisa mengambil kesimpulan yang seperti ini, dikarenakan menurut
beberapa sumber referensi yang penulis baca, hal ini memang benar adanya
karena di Nagari Siguntur di temukan replika patung Adityawarman yang
merupakan pelanjut dari Dinasti Mauli penguasa pada kerajaan Melayu yang
sebelumnya beribukota di Dharmasraya. Dan dari manuskrip pengukuhannya ia
menjadi penguasa di Malayupura atau Kanakamedini pada tahun 1437 dengan
gelar Maharajadiraja Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra
Maulimali Warmadewa. Dan Adityawarman sendiri juga merupakan putra dari
Dara Jingga yang merupakan Putri Kerajaan Melayu di Dharmasraya. Dan sumber
lain yang penulis dapatkan menyebutkan bahwasanya Adityawarman lahir di
Siguntur yang merupakan bagian dari wilayah Kabupatren Dharmasraya saat ini.
Banyak hal yang menjadikan Kerajaan Dharmasraya begitu penting di
Jaman dahulu, dikarenakan sungai Batanghari yang juga merupakan sungai
3
Tengah maupun dalam bidang ekonomis membelah wilayah Kabupaten
Dharmasraya. Jadi, kita bisa menemukan peninggalan-peninggalan sejarah yang
penting dengan menyusuri daerah pinggir sungai Batanghari yang terdapat di
wilayah kabupaten Dharmasraya semisal Candi Padang Roco, Candi Pulau Sawah
dan Rambahan. Hal ini membuktikan bahwa peninggalan-peninggalan yang ada di
Kabupaten Dharmasraya tidak bisa dipisahkan dari eksistensi Kerajaan
Dharmasraya dahulunya. Selain dari peninggalan-peninggalan pada masa
Hindu-Budha Kabupaten Dharmasraya juga menyimpan kekayaan sejarah pada masa
masuknya Islam semisal Kerajaan Siguntur, Kerajaan Pulau Punjung, Kerajaan
Koto besar, Kerajaan Padang Laweh, dan juga Kerajaan Sungai Kambut. Yang
masing-masing dari keturunan Kerajaan-kerajaan ini masih bisa kita temui hingga
sekarang di Kabupaten Dharmasraya dikarenakan selalu ada regenerasi dari Para
Raja terdahulu. Dan karena hal inilah penulis tertarik Dan untuk mengkaji “
Identifikasi Peninggalan – Peninggalan Bersejarah di Kabupaten Dharmasraya “.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan beberapa identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Sejarah Kerajaan Dharmasraya
2. Daerah-daerah dan kondisi saat ini yang menjadi tempat peninggalan-
4
3. Upaya Pemerintah terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada
di Kabupaten Dharmasraya
1.3. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah di atas, maka peneliti melakukan pembatasan masalah
terhadap penelitian tersebut. Pembatasan masalah ini dimaksudkan untuk
membantu penulis pada masalah yang sebenarnya dan mengingat masalah yang
sangat kompleks, keterbatasan waktu, pengetahuan, tenaga dan dana. Selain itu
juga untuk menghindari meluasnya masalah penelitian ini maka penelitian ini
dibatasi terhadap masalah “Identifikasi Peninggalan-Peninggalan Bersejarah di
Kabupaten Dharmasraya “.
1.4 Rumusan Masalah
Dengan adanya pembatasan masalah diatas maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah kerajaan Dharmasraya?
2. Dimana saja letak dan bagaimana kondisi terkini peninggalan-peninggalan
bersejarah yang ada di Kabupaten Dharmasraya?
3. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengelola peninggalan-peninggalan
bersejarah di Kabupaten Dharmasraya?
1.5. Tujuan Penelitian
5
1. Untuk menjelaskan bagaimana sejarah Kerajaan Dharmasraya
2. Untuk mengetahui daerah dan bagaimana kondisi terkini
peninggalan-peninggalan bersejarah di Kabupaten Dharmasraya.
3. Untuk mengetahui pengelolaan pemerintah terhadap
peninggalan-peninggalan bersejarah di Kabupaten Dharmasraya.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca
mengenai peninggalan-peninggalan bersejarah di Kabupaten Dharmasraya.
2. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada peneliti dalam penulisan
karya ilmiah.
3. Sebagai penambah informasi kepada penelitian ynag relevan di masa yang
akan dating.
4. Untuk menambah khasanah kepustakaan UNIMED khususnya Fakultas
Ilmu Sosial,Pendidikan Sejarah.
5. Menambah perbendaharaan karya ilmiah bagi kepustakaan Kabupaten
Dharmasraya.
6. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa atau peneliti lainnya
terhadap hasil-hasil penelitian yang telah ada maupun yang akan
65
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis maka dapat di
simpulkan bahwa :
1. Nama Dharmasraya muncul hanya sekali di dalam prasasti Dharmasraya
tahun 1286 M, sebagai nama daerah atau lokasi tempat didirikannya arca
Amoghapasa. Dari berita praasasti tersebut dapat diperkirakan bahwa
Dharmasraya merupakan daerah yang cukup ramai dan penting pada masa itu,
sehingga Arca Amoghapasa yang dikirim Krtanegara sebagai tanda
persahabatan dengan Tribhuwana Mauliwarmadewa (Raja Melayu pada masa
itu) perlu didirikan di Dharmasraya. Pendirian arca Amoghapasa di
Dharmasraya tentunya dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut cukup
ramai dan dapat dikunjungi atau diperhatikan oleh sebagian besar penduduk
kerajaan Melayu, dan tentunya dekat dengan tempat tinggal raja. Lebih lanjut
pada akhir prasasti disebutkan bahwa semua penduduk dari empat kasta yaitu
Arya, Brahmana, Waisya, dan Sudra bersuka cita menyambut kedatangan arca
Amoghapasa di Dharmasraya. Lokasi yang demikian hanya dimungkinkan
kalau lokasi tersebut (Dharmasraya) merupakan pusat pemerintah atau ibukota
66
Kota Dharmasraya yang dianggap mempunyai peranan penting dan sebagai
ibukota kerajaan Melayu dapat pula ditelusuri dari naskah kuno
Nagarakartagama yang di tulis oleh Mpu Prapanca seperti yang sudah disebut
oleh penulis sebelumnya. Dan hal ini membuktikan bahwa Dharmasraya
masih merupakan Negara bawahan kerajaan Majapahit pada sekitar 1365 M,
pada saat kitab sastra tersebut ditulis oleh Mpu Prapanca. Berdasarkan uraian
ini, maka kota Dharmasraya pada tahun 1286 telah menjadi pusat
pemerintahan atau ibukota Kerajaan Melayu sampai dengan tahun 1347 M,
tahun terakhir masa pemerintahan Adityawarman, yang didasarkan pada
prasasti Amoghapasa 1347 M2. Masih terus dilakukan upaya oleh pemerintah
untuk menggali sejarah yang ada di Kabupaten Dharmasraya terutama yang
paling erat kaitannya dengan menemukan ibukota Kerajaan Dharmasraya,
yang hingga saat ini masih terus di cari kebenarannya. Kehadiran candi
Padang Roco, Pulau Sawah dan Situs Rambahan dianggap belum merupakan
bukti yang kuat karena masih terus dilakukan ekskavasi di sekitar percandian
ini.
2. Peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di Kabupaten Dharmasraya
tersebar hampir di seluruh Kabupaten Dharmasraya seperti : Kecamatan
Sitiung, Kecamatan Pulau Punjung, Kecamatan Koto Besar dan Kecamatan
Padang Laweh. Kondisi terkini dari peninggalan- peninggalan tersebut
sebagian ada yang terawatt seperti Komplek Percandian Padang Roco, Rumah
67
Gadang Sungai Dareh, Rumha Gadang Pulau Punjung, Rumah Gadang Koto
Besar dan juga Rumah Gadang Padang Laweh. Sementara, beberapa
peninggalan lainnya dalam keadaan yang memprihatinkan dan tidak terurus
seperti Masjid Tua Koto Besar.
3. Mengenai Pariwisata, Pemerintah sedang melakukan upaya untuk bisa
menjadikan pariwisata sebagai salah satu pendapatan daerah selain dari karet dan
sawit, hanya saja proses untuk menuju hal itu masih sangat panjang di karenakan
kepemimpinan Bupati yang baru masih melakukan penataan dan perbaikan
disana sini. Dan pemerintah sudah melakukan beberapa upaya walaupun hasilnya
belum menunjukkan perubahan yang signifikan, misalnya Bupati yang saat ini
menjabat Sutan Riska Tuanku Kerajaan ddi awal masa jabatannya sebagai Bupati
Dharmasraya, ia beserta jajarannya pergi mengunjungi Candi Padang Roco, hal
ini dianggap sebagai awal yang baik untuk memajukan kepariwisataan
Kabupaten Dharmasraya. Dan setelah itu pemerintah Kabupaten juga sudah
menjalin kerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya dan Balai Arkeologi
Medan dalam hal peninggalan bersejarah karena sebagaimana yang penulis
ketahui di lapangan bahwasanya hanya Candi Padang Roco yang dalam keadaan
baik dan terawat, sedangkan candi yang lain masih sangat memprihantinkan
dengan akses yang sulit. Dan mengenai akses yang sulit ini bapak budi juga
menerangkan bahwa akan ada perbaikan jalan untuk menuju ke situs-situs
tersebut. Dan sebelum pemerintah melakukan perubahan besar-besaran dalam
68
yang mensejahterakan rakyat, karena bagaimana mungkin pemerintah menarik
wisatawan sementara masyarakatnya berada di bawah garis kesejahteraan sosial.
5.2 Saran
Diharapkan pemerintah Kabupaten Dharmasraya dan Masyarakat Dharmasraya dapat
berperan aktif dalam menjaga kelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah yang
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media
Amran, Rusli .1980. Sumatera Barat hingga Plakat Panjang. Jakarta : Sinar
Harapan.
Arif, Muhammad. 2009. Pengantar Kajian Sejarah. Jakarta : Penerbit Yrama
Media
Bonatz, Dominic. 2015. 4000 Tahun Jejak Pemukiman Manusia Sumatera.
Medan: Unimed Press
Gamal, Suwantoro. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Goerge, Coedes. 2014. Kedatuan Sriwijaya. Depok : Komunitas Bambu
Hendra, Yusfa. 2011. Pusaka Tradisional Minangkabau Rumah Gadang di
Sumatera Barat. Batusangkar: Balai Pelestarian Cagar Budaya.
Hidayat, Teguh. 2014. Batanghari Riwayatmu Dulu: Antara Padangroco dan
Pulau Sawah. Batusangkar: Balai Pelestarian Cagar Budaya
Hidayat Teguh, 2014. Cagar Budaya di Mata Publik. Batusangkar: Balai
Pelestarian Cagar Budaya
Hidayat Teguh, 2015. Cagar Budaya di Mata Publik (edisi II). Batusangkar: Balai
Pelestarian Cagar Budaya.
Istiawan, Budi. 2011. Menguak Tabir Dharmasraya. Batusangkar: Balai
Pelestarian Cagar Budaya.
Marsden, William. 2008. Sejarah Sumatera. Jakarta: Komunitas Bambu
Pranoto, Suhartono W. 2014. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha
70
Reid, Anthony. 2011. Menuju Sejarah Sumatera, Antara Indonesia dan Dunia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Sjamsudin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Sjarifoedin, Amir. 2014. Minangkabau dari Dinasti Iskandar Zulkarnain sampai
Tuanku Imam Bonjol. Jakarta: Gria Media Prima