• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA KELAS X JURUSAN KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA KELAS X JURUSAN KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA KELAS X JURUSAN KENDARAAN RINGAN

SMK NEGERI 4 MEDAN T. A 2015/2016

SKRIPSI

OLEH : ADE ISMASARI NIM. 1113351002

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA KELAS X JURUSAN KENDARAAN RINGAN

SMK NEGERI 4 MEDAN T.A 2015/2016

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh : ADE ISMASARI NIM. 1113351002

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i

ABSTRAK

ADE ISMASARI, NIM: 1113351002, Hubungan Budaya Sekolah dengan Perilaku Bullying Siswa Kelas X Jurusan Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2015/2016, Skripsi Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Pembimbing: Prof.Dr.Rosmala Dewi, M.Pd, Kons.

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas

segala berkat, rahmat, hidayah dan hinayah-Nyalah yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, hikmat dan nikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Hubungan Budaya Sekolah dengan Perilaku Bullying Siswa Kelas X Jurusan Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2015-2016.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari banyak kendala, hambatan, rintangan, dan tantangan dalam penulisan skripsi ini. Tetapi berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak terutama Ibu Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd, Kons., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Pembimbing Akademik yang banyak memberikan masukan, bimbingan, kritik dan saran, serta motivasi agar skripsi ini terselesaikan dengan baik. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed.

(9)

iii

3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd,Kons., selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling dan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd., Bapak Dr. Nasrun, MS., dan Ibu Dr. Nuraini, MS selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi masukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan yang telah berjasa memberikan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Seluruh Staf dan Pegawai Tata Usaha dan Pegawai Perpustakaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat dan mendukung peneliti agar cepat menyelesaikan skripsi ini serta Pegawai Perpustakan Digital Library Universitas Negeri Medan.

7. Bapak Drs. Gustini Raya selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Medan beserta wakilnya, guru-guru khususnya koordinator BK Bapak Drs Darwis Aritonang beserta para guru BK serta Staf Pegawai Tata Usaha SMK Negeri 4 Medan yang telah membantu penulis selama penelitian.

(10)

iv

tersayang Atma Sawabi, SE yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis agar penyelesaian skripsi berjalan dengan baik. 9. Buat keluarga penulis di Medan yang sudah penulis anggap seperti orang

tua sendiri Bik Ani, Mambru Suri, dan Bik Upik yang sudah memberikan do’a, dukungan dan tempat tinggal yang baik selama masa perkuliahan

penulis.

10. Buat sepupu-sepupu sholeha, dan terkece, si bokir Alfi Syahriani alias kak Rani dan si bokir Rezky Evilia alias Rea yang telah memberikan “ejekan” untuk membuat penulis tetap semangat hingga akhir penyelesaian skripsi ini.

11. Terimakasih buat sahabat-sahabat sholeha ku yang terbaik dan tersayang Duma, Lola, Mia, Tami, Efri, Indah, Loly, Tari dan Nia yang telah memberikan dukungan yang luar biasa kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan juga teman-teman satu Bimbingan Skripsi yaitu Desi, Yani, Asmi, Berma dan Jan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2016

(11)

v

b. Penyebab Terjadinya Bullying ... 10

c. Karakteristik Bullying ... 12

2. Budaya Sekolah ... 17

a. Pengertian Budaya Sekolah ... 17

b. Fungsi Budaya Sekolah ... 19

c. Karakteristik Budaya Sekolah ... 21

d. Implementasi Budaya Sekolah ... 23

e. Strategi Pelaksanaan Budaya Sekolah ... 26

(12)

vi

C. Hipotesis ... 30

BAB III: METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian... 31

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

C. Operasional Variabel Penelitian ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Analisis Data... 42

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44

B. Perizinan Penelitian ... 45

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 45

D. Uji Prasyarat Analisis ... 49

E. Hasil Analisis Data ... 51

F. Uji Hipotesis ... 51

G. Pembahasan Penelitian ... 53

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

(13)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pemberian Skor Angket Budaya Sekolah Berdasarkan Skala Likert ... 34

2 Kisi-kisi Angket Budaya Sekolah ... 35

3 Pemberian Skor Angket Perilaku Bullying Berdasarkan Skala Likert .... 36

4 Kisi-kisi Angket Perilaku Bullying ... 37

5 Varians Butir Item Angket Budaya Sekolah ... 40

6 Varians Butir Item Angket Perilaku Bullying ... 41

7 Perhitungan Kategori Budaya Sekolah dan Perilaku Bullying ... 46

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Uji Coba Instrumen Angket ... 96

2 Pengisian Uji Coba Angket ... 96

3 Peembagian Angket Pre-Test ... 97

(15)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Budaya Sekolah ... 57

2 Data Uji Coba Angket Budaya Sekolah ... 59

3 Perhitungan Validitas Angket Budaya Sekolah ... 60

4 Perhitungan Reliabilitas Budaya Sekolah ... 63

5 Instrumen Menjaring Perilaku Bullying ... 66

6 Data Uji Coba Angket Perilaku Bullying ... 69

7 Perhitungan Validitas Angket Perilaku Bullying ... 70

8 Perhitungan Reliabilitas Perilaku Bullying ... 73

9 Skor Angket Budaya Sekolah ... 76

10 Skor Angket Perilaku Bullying ... 77

11 Perhitungan Kategori Budaya Sekolah ... 78

12 Perhitungan Kategori Perilaku Bullying ... 81

13 Uji Normalitas Budaya Sekolah ... 84

14 Uji Normalitas Perilaku Bullying ... 86

15 Uji Homogenitas ... 87

16 Uji Linieritas ... 88

17 Pengujian Hipotesis ... 91

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Ki Hajar Dewantara mengajarkan sistem Tri Pusat Pendidikan, yakni sekolah, keluarga dan masyarakat.Konsep Tri Pusat ini tidak bisa diabaikan. Sistem pendidikan nasional ini tidak ditempatkan di alam lingkungan sekolah saja, akan tetapi ada keikut sertaan keluarga dan masyarakat yang membentuk sukses dan gagalnya pendidikan nasional.

(17)

2

Para pembuat kebijakan di bidang pendidikan, demikian juga dengan masyarakat secara keseluruhan, menginginkan anak-anak yang telah selesai dari suatu jenjang pendidikan tertentu tidak hanya memperoleh kebanggaan dalam prestasi akademiknya, tetapi lebih dari itu adalah prestasi dalam sikap dan perilakunya.

Salah satu fenomena yang menyita perhatian di dunia pendidikan zaman sekarang adalah kekerasan di sekolah, baik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa, maupun oleh siswa terhadap siswa lainnya.Maraknya aksi tawuran dan kekerasan (bullying) yang dilakukan oleh siswa di sekolah semakin banyak menghiasi deretan berita di halaman media cetak maupun elektronik menjadi bukti telah tercerabutnya nilai-nilai kemanusiaan. Tentunya kasus-kasus kekerasan tersebut tidak saja mencoreng citra pendidikan yang selama ini dipercaya oleh banyak kalangan sebagai sebuah tempat di mana proses humanisasi berlangsung, tetapi juga menimbulkan sejumlah pertanyaan, bahkan gugatan dari berbagai pihak yang semakin kritis mempertanyakan esensi pendidikan di sekolah dewasa ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena school bullying mulai mendapat perhatian pendidik, organisasi perlindungan, dan tokoh masyarakat. School dalam bahasa Indonesia berarti sekolah. Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari.

(18)

3

disebut penyakat. Menyakat berarti mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain.

Di luar negeri, school bullying sering disebut sebagai peer victimization karena peristiwa ini bisa terjadi di antara siswa/siswi seangkatan. Di Jepang, school bullying dikenal dengan istilah ijime. Hal ini ditandai dengan gangguan

berupa ejekan, penindasan yang berakhir dengan tindakan bunuh diri dari sang korban. Kondisi ijime dianggap serius dengan kisaran 2,5-3,5 % dalam 1000 anak didik di Prefektur Aichi, yang merupakan lokasi dengan kasus ijime tertinggi, yaitu 3.500 kasus dan terendah di Gunma, yaitu 500 kasus.

Hasil konsultasi Komisi Nasional Perlindungan Anak dengan anak-anak di 18 provinsi di Indonesia pada 2007 memperlihatkan bahwa sekolah juga bisa menjadi tempat yang cukup berbahaya bagi anak-anak, jika ragam kekerasan di situ tidak diantisipasi. Bahkan, Hironimus Sugi dari Plan International menyimpulkan, kasus kekerasan terhadap anak-anak di sekolah menduduki peringkat kedua setelah kekerasan pada anak-anak dalam keluarga. Padahal, jika siswa kerap menjadi korban kekerasan, mereka dapat memiliki watak keras di masa depan. Hal ini secara kolektif akan berdampak buruk terhadap kehidupan bangsa.

(19)

4

Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Semai Jiwa Amini pada 2008 dalam Wiyani (2012:18) tentang kekerasan bullying di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta mencatat terjadinya tingkat kekerasan sebesar 67,9% di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 66,1% di tingkat Sekolah Lanjutan Pertama (SMP). Kekerasan psikologis berupa pengucilan, peringkat kedua ditempati kekerasan verbal (mengejek) dan terakhir kekerasan fisik (memukul). Gambaran kekerasan di SMP di tiga kota besar, yaitu Yogya: 77,5% (mengakui ada kekerasan) dan 22,5% (mengakui tidak ada kekerasan), Surabaya: 59,8% (ada kekerasan), dan Jakarta:61,1% (ada kekerasan).

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, kekerasan (bullying) seolah-olah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak di zaman yang penuh persaingan ini. Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru BK SMK Negeri 4 Medan pada bulan Januari 2015 bahwa tindakan bullying juga sering terjadi di SMK Negeri 4 Medan, hal ini disebabkan karena lebih banyak siswanya adalah laki-laki.

Perilaku bullying yang sering dilakukan siswa seperti mengolok-olok nama panggilan, melecehkan penampilan, mengancam, menakut-nakuti, dikucilkan dari pergaulan, mempermalukan dengan menyebar gosip di media sosial bahkan kadang sampai ke tindak kekerasan misalnya seperti memukul, menendang dan mendorong.

(20)

5

pada hasil pembelajaran murid disekolah. Apabila hal ini terus menerus dibiarkan, maka perilaku siswa akan semakin acuh dan dapat terbawa sampai dewasa. Sehingga, menjadi karakter yang tidak dapat dibanggakan.

Tentunya, berbagai pihak bertanggung jawab atas kelangsungan hidup anak, karena anak-anak juga memiliki hak yang harus dipenuhi oleh negara, orang tua, guru dan masyarakat.Diperlukan komitmen bersama dan langkah nyata untuk mencegah praktik school bullying.

(21)

6

semua pegawai sekolah dan siswanya akan termotivasi untuk bekerja keras, inovatif, dan mendukung perubahan.

Dengan adanya budaya sekolah dapat mempertinggi tingkat efektivitas dan produktivitas. Guru dan siswa akhirnya terbiasa dengan bekerja keras, memiliki komitmen yang tinggi terhadap pencapaian yang baik, dan memperhatikan pemecahan masalah, serta fokus terhadap pembelajaran bagi semua siswa.

Dari uraian latar belakang diatas peneliti menjadi tertarik melakukan penelitian, sehingga peneliti membuat judul “Hubungan Budaya Sekolah Dengan Perilaku Bullying Siswa Kelas X Jurusan Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Medan T.A 2015-2016”.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa faktor dapat diidentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku bullying, yaitu:

1. Ketidaktahuan siswa terhadap dampak dari perilaku bullying.

2. Kurangnya perhatian dari pihak sekolah dalam mengurangi perilaku bullying.

3. Kurangnya bimbingan dari orang tua dan orang dewasa lainnya terhadap siswa tentang bagaimana seharusnya siswa berperilaku sesuai dengan budaya yang ada di sekolah tersebut.

C. Pembatasan Masalah

(22)

7

dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan budaya sekolah dengan perilaku bullying siswa kelas X Jurusan Kendaraan Ringan di SMK Negeri 4 Medan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Sejauhmana hubungan budaya sekolah dengan perilaku bullying siswa kelas X jurusan Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2015-2016?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan budaya sekolah dengan perilaku bullying siswa kelas X jurusan Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2015-2016.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik.

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, mengenai budaya sekolah dan perilaku bullying. Dan hasil penelitian ini digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya lebih luas dan mendalam.

2. Manfaat Praktis.

a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

(23)

8

tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesi guru yang professional.

b. Bagi Siswa

Bagi siswa yaitu adanya hubungan budaya sekolah dengan perilaku bullying serta mendorong tanggung jawab sebagai peserta didik yang taat

terhadap aturan sekolah. c. Bagi Sekolah

(24)

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara budaya sekolah dengan perilaku bullying siswa kelas X Jurusan Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Medan. Hal ini diketahui dari hasil perhitungan diperoleh harga rhitung>rtabel yaitu 0,925>0,381. Jadi hipotesa yang berbunyi: “Ada hubungan yang signifikan antara budaya sekolah dengan perilaku bullying siswa kelas X Jurusan Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Medan” dapat diterima.

B. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi pihak sekolah terutama guru BK agar lebih memperdalam pengetahuan siswa mengenai budaya sekolah agar siswa tidak melakukan prilaku bullying terutama di sekolah maupun di luar sekolah.

2. Untuk konselor sekolah hendaknya mengadakan kegiatan-kegiatan yang manarik seperti kegiatan ekstrakulikuler agar siswa terpenuhi kegiatannya dengan kegiatan-kegiatan yang positif sehingga terhindar dari perilaku bullying.

(25)

x

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, P.R. 2008. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak. Jakarta: Grasindo.

Daryanto dan Darmiatun, S. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Dr. Karwati, Euis dan Priansa, Donni, J. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun Sekolah yang Bermutu. Bandung: Alfabeta.

Komariah, Aan. 2005. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Kurnia, Adi dan Qomaruzzaman, B. 2012. Membangun Budaya Sekolah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Menanti, Asih. 2010. Penelitian Eksperimen. Medan: UNIMED. Moedjianto, 2002. Sekolah Unggul. Jakarta: Graha Pustaka.

Prayitno dan Amti, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Priyatna, Andri. 2010. Let’s End Bullying. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R &D. Bandung : Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar, 2013. Menjadi Guru Berkarakter. Bandung: Refika Aditama.

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integral). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Usfuriyah. 2010. Dalam skripsi-Penerapan Manajemen Budaya Sekolah Islami di SD Islam

Sultan Agung 04 Semarang. (Online). dalam

(library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=21119, diakses 2010).

Gambar

Tabel 1 Pemberian Skor Angket Budaya Sekolah Berdasarkan Skala Likert  .....
Gambar 1 Uji Coba Instrumen Angket  ...............................................................

Referensi

Dokumen terkait

[r]

mengetahui lebih lanjut dengan mengadakan penelitian berjudul: “ Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hubungan

When the researcher observed the English teacher of SMPN 15 Yogyakarta, the researcher found out that sometimes the teacher gave indirect written corrective feedback to the

Permasalahan yang dihadapi adalah perusahaan belum mampu memenuhi kebutuhan pelanggan akan informasi yang cepat dan akurat, hal ini disebabkan karena belum adanya sistem

Apabila Saudara tidak hadir pada waktu yang telah ditentukan tersebut diatas dan tidak membawa dokumen yang disyaratkan, akan dinyatakan gugur/tidak memenuhi persyaratan

Sebagai alternatif SWAT dan NASA TLX, Rating Scale Mental Effort (RSME) adalah satu metode pengukuran beban mental subyektif yang bersifat satu dimensi (uni dimensional

Menyatakan dengan sesungguhn ya bahwa skripsi yang berjudul: ” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jember Dalam Pembelian Kartu

Pembuktian Kualifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 29 Pembuktian kualifikasi terhadap calon pemenang serta calon pemenang cadangan 1 dan 2 ( apabila ada