PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP
HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KEPUASAN KERJA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh:
Rini Setya Hapsari
B 200040237
FAKULTAS EKONOMI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan tenaga kerja di negara berkembang seperti Indonesia selalu
menjadi bahan pembicaraan yang hangat dan merupakan masalah nasional dari
kalangan pengusaha dan para ahli yang berkompeten pada masalah ini.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas perburuhan demi kelancaran
dan tercapainya tujuan pembangunan yang sedang giat dilaksanakan. Namun di
sisi lain masalah ketenagakerjaan di Indonesia hingga saat ini tetap masih banyak
saja. Pemberitaan surat kabar mengenai pemogokan maupun demonstrasi
menunjukkan bahwa kondisi tenaga kerja Indonesia masih memprihatinkan, baik
dalam bidang kesejahteraan, keselamatan maupun kepuasan kerja.
Pemogokan-pemogokan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk menekan pihak
perusahaan dan direksi untuk segera memenuhi tuntutan buruh.
Persoalan kepuasan kerja merupakan persoalan yang tidak bisa diabaikan
dalam bidang industri. Kepuasan kerja sangat erat kaitannya dengan situasi dan
kondisi perusahaan. Apabila dalam suatu perusahaan atau perindustrian
keadaannya sesuai dengan harapan karyawan, maka akan menimbulkan suasana
yang dapat menyenangkan karyawan, sehingga karyawan akan merasa puas dan
betah untuk bekerja pada perusahaan tersebut. Di samping itu pengalaman
individu di tempat kerjanya akan mewarnai sikapnya di luar lingkungan
Seorang pemimpin yang merupakan motivator harus mengetahui motivasi
keberhasilan organisasi dalam mewujudkan kepuasan kerja. Mar’at (1994)
menerangkan bahwa seorang pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang
mampu mendorong atau memotivasi untuk mencapai suatu lingkungan yang
menjamin suatu tujuan yang tepat bagi pemenuhan kepuasan kerja.
Permasalahan yang dihadapi oleh suatu perusahaan adalah bagaimana
mengarahkan individu atau karyawan agar menjalankan tugas dan kewajibannya
dengan baik sesuai dengan tujuan dari perusahaan. Sebab, pada kenyataannya
tidak semua karyawan menunjukkan atau mempunyai motivasi kerja yang baik
sesuai dengan harapan perusahaan. Hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab
dari pimpinan perusahaan agar para karyawan mampu menciptakan dan
meningkatkan motivasi kerja yang baik.
Pada umumnya para pemimpin perusahaan beranggapan bahwa motivasi
kerja harus datang dengan sendirinya dari pihak karyawan. Jarang dipersoalkan
sampai dimana peran yang seharusnya dimainkan oleh para pemimpin untuk
mengembangkan motivasi kerja karyawan. Pemimpin kadang tidak menyadari
bahwa karena kebijaksanaan pemimpin juga yang membuat karyawan
mempunyai motivasi kerja yang buruk atau kurang memuaskan.
Peran pimpinan dalam suatu perusahaan diharapkan mampu membina
hubungan yang baik dengan karyawan atau bawahannya karena dengan adanya
hubungan itu maka secara otomatis karyawan dalam pekerjaannya di perusahaan
akan merasa puas. Sebaliknya, masalah-masalah akan timbul dalam lingkungan
perusahaan apabila hubungan kerjasama serta pola kepemimpinan terhadap
optimal, timbulnya kasus-kasus indisipliner kerja dan pada keadaan lebih lanjut
akan menyebabkan tingginya angka keluar (burn out) karyawan dari
pekerjaannya. Hal-hal semacam ini akan membawa pengaruh yang sangat buruk
bagi pertumbuhan serta jalannya suatu organisasi.
Faktor lain yang penting dalam usaha menangani gejala kerja negatif
tersebut di atas adalah dengan cara menumbuhkan dan meningkatkan komitmen
karyawan terhadap perusahaan. Komitmen dikembangkan berdasarkan bentuk
hubungan yang bersifat exchage theory, yaitu terdapat hubungan yang timbal
balik antara pemenuhan kebutuhan karyawan yang diterima dari tempat kerja
dengan kontribusi yang telah diberikan kepada perusahaan. Bila karyawan
bersikap loyal terhadap tempat kerja, maka perusahaan akan memberikan
imbalan (rewards) yang sesuai. Kesesuaian rewads tersebut dengan kontribusi
membuat karyawan termotivasi untuk tetap berusaha memelihara kinerjanya.
Penyusunan anggaran dimaksudkan untuk membantu manajemen
mengkomunikasikan tujuan organisasi pada semua karyawan unit organisasi
dibawahnya dan untuk mengevalusi prestasi para karyawan. Anggaran harus
dapat memotivasi karyawan pusat pertanggung jawaban untuk berpartisipasi
dalam penyusunan anggaran dan melaksanakan komitmen yang dinyatakan
dalam anggaran.
Sistem penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa pendekatan, yaitu pendekatan dari atas kebawah (top down approach),
pendekatan dari bawah ke atas (bottom up approach) dan pendekatan partisipasi.
Dari ketiga pendekatan ini penyusunan anggaran dengan menggunakan
dengan pendekatan lainnya (Wuryaningsih dan Arief: 1994). Pada sistem
partisipasi dalam penyusunan anggaran, persiapan skedul anggaran akan dimulai
dari hierarki yang lebih rendah sehingga mcngikutsertakan sctiap manajer dari
manajer tingkat bawah sampai menengah dalam penyusunan anggaran. Hal ini
sangat penting karcna manajer akan merasa hasil produktif, puas dan termotivasi
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya schingga meningkalkan
komitmen yang tinggi terhadap organisasi atau perusahaan. Dari uraian tersebut
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa salah satu faktor yang digunakan untuk
meningkatkan efektifitas perusahaan adalah kepuasan kerja.
Adanya kepuasan kerja yang baik tentu didukung oleh partisipasi dari
bawahan. Proses penyusunan anggaran, partisipasi karyawan akan berpengaruh
terhadap kinerja, karena dengan dilibatkannya karyawan dalam proses
penyusunan anggaran akan menimbulkan komitmen pada karyawan bahwa
anggaran yang ada juga merupakan tujuannya. Selain itu apabila manajer ikut
berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, akan terjadi kesesuaian antara tujuan
manajer dengan tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Riyadi (2000)
yang mengatakan bahwa kunci dari kinerja yang efektif adalah apabila tujuan
dari anggaran tercapai dan partisipasi dari bawahan memegang peranan penting
dalam pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian jelaslah bahwa partisipasi
dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan keefeektifan organisasi melalui
peningkatan kepuasan kerja (Supomo dan Indriantoro, 1998).
Pendekatan kontinjensi diperlukan untuk mengevaluasi hasil penelitian
penyusunan anggaran yang tidak efektif yang mempengaruhi terhadap kepuasan
kerja dan mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang kemungkinan
menyebabkan hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan
kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh
kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi sebagai variabel
moderating yang mempunyai hubungan antara partisipasi dalam penyusunan
anggaran dengan kepuasan kerja.
Kepuasan kerja merupakan unsur yang sangat diharapkan oleh karyawan
karena apabila di dalam bekerja karyawan merasa puas terhadap pekerjaan, maka
kepuasan kerja ini akan memberi manfaat baik bagi diri karyawan, perusahaan
maupun masyarakat. Namun pada kenyataannya dalam dunia industri dan
organisasi yang sering terlihat dewasa ini adalah banyaknya kasus-kasus baik
yang menyangkut tenaga kerja atau manajemen perusahaan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan oleh pimpinan maupun karyawan itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut dengan mengadakan penelitian berjudul: “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Dengan Kepuasan Kerja”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang penulis ajukan adalah
sebagai berikut:
2. Apakah terdapat interaksi antara partisipasi dan komitmen organisasi
berpengaruh terhadap kepuasan kerja?
3. Apakah terdapat interaksi antara partisipasi dan kepemimpinan
transformasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui hubungan antara partisipasi dengan kepuasan kerja.
2. Mengetahui interaksi antara partisipasi dan komitmen organisasi berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
3. Mengetahui interaksi antara partisipasi dan kepemimpinan transformasional
berpengaruh terhadap kepuasan kerja
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan
pemikiran kepada perusahaan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
2. Bagi penulis dapat digunakan untuk menambah dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan praktis tentang seluk-beluk pengaruh kepemimpinan
E. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi: latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian atau tinjauan pustaka tentang kepuasan
kerja, kepemimpinan transformasional, komitmen organisasi,
pengaruh kepemimpinan transformasional, komitmen organisasi,
partisipasi penyusunan anggaran kepuasan kerja serta tinjauan tentang
penelitian terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Pengembangan metodologi dalam bab III ini terdiri dari:
populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, metode
pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi serta
metode analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Bab IV ini merupakan penjelasan hasil penelitian yang telah
dilakukan, meliputi: gambaran umum perusahaan dan analisis data,
BAB V PENUTUP
Bab V ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang
diperlukan untuk membantu memberikan solusi terhadap
permasalahan yang terjadi, khususnya yang berkaitan dengan
kepuasan kerja.