• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESIAPAN GURU KELAS DALAM MENGIMPLEMENTASI PENILAIAN OTENTIK PADA KOMPETENSI RANAH SIKAP DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESIAPAN GURU KELAS DALAM MENGIMPLEMENTASI PENILAIAN OTENTIK PADA KOMPETENSI RANAH SIKAP DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESIAPAN GURU KELAS DALAM IMPLEMENTASI

PENILAIAN OTENTIK PADA KOMPETENSI RANAH SIKAP

DI SD TEBING TINGGI KOTA

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH : JULI ANDRIANI

NIM : 8146182019

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Andriani, Juli ( 8146182019), Analisis Kesiapan Guru Kelas dalam Mengimplementasi Penilaian Otentik pada Kompetensi Ranah Sikap Di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap di sekolah dasar kecamatan Tebing Tinggi kota. Permasalahan penelitian ini adalah masih minimnya sosialisasi dan pelatihan yang diberikan kepada guru, masih kurang optimalnya guru dalam proses pelaksanaan penilaian sikap yang dianggap masih sangat sulit karena selalu mengalami perubahan penilaian dalam setiap tahunnya juga begitu banyak indikator yang harus dicapai. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penenlitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalalah guru kelas IV di 2 Sekolah Dasar Negeri dan 1 Sekolah Dasar Swasta yang berbeda yaitu guru kelas IV di SD Negeri 163080 di Tebingtinggi, guru kelas IV di SD Negeri 163084 di Tebing Tinggi dan guru kelas IV di SD Swasta Inti Nusantara di Tebing Tinggi. Teknik pengeumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis dari wawancara observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian autentik pada kompetensi ranah sikap di sekolah dasar kecamatan Tebing tinggi masih belum optimal. Hal ini terlihat dari masih minimnya penilaian otentik pada ranah yang diberikan oleh guru sehingga pemahaman dan prose pelaksanaan penilaian belum optimal berjalan dengan semestinya. Buku guru oleh pemerintah sudah dibeikan sebagai pegangan guru dalam penilaian tetapi masih harus direvisi ulang dikarenakan masih sangat mendasar materi penilaian yang ada di dalam isi buku tersebut. Selanjutnya penilaian yang masih sangat rumit dianggap oleh guru. Pengelolaan alokasi waktu yang juga masih sangat terbatas sehingga penilaian masih kurang efektif dalam pelaksanaan. Hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa kesiapan guru dalam implementasi penilaian otentik pada ranah sikap dikategorikan masih belum siap.

(6)

ii ABSTRACT

Andriani, Juli (8136181008). Analyzes the Readiness of Teachers in Implementing Authentic Assessment in the Areas of Attitude in School Tebing Tinggi. Basic Education Studies Program. Postgraduate University of Medan.

This study aimed to obtain a factual description of teacher’s readiness in the implementation of authentic assessment for attitude domain in elementary schools Tebing Tinggi. The problems of this study were the lack of socialization and training provided to the teacher, the teachers were still not optimal in the process of implementing the assessment was still considered very difficult. The method used in this research was descriptive qualitative research. The fourth grade teachers at 3 different elementary schools, SD Negeri 163084 Tebing Tinggi, and SD Swasta Inti Nusantara Tebing Tinggi. Data collection techniques used in this research were observation, interviews, and documentation. The data analysis from interviews,observation and documentation showed that the readiness of teachers authentic assessment for attitude domain implementation was still not ready. This was proved from the lack of socialization and training provided to the teacher so that the understanding and the implementation of the curriculum 2013 was not applied optimally. Teachers guide book that have been provided by the government used for learning. Still need to be revised. The assessment was still very complicated for the teachers starting from the observation activity until the end of the learning process.The management of time allocation was also still very limited so that an assessment was less effective in practice. The results of the analysis of the above data indicated that the readiness of teachers in implementation of the authentic assessment of attitude domain was categorized still not ready.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji besrta syukur kahadirat Allah SWT atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis telah dapat menyelesaikan proposal tesis ini sesuai

dengan waktu yang direncanakan. Selanjutnya shalawat beserta salam kita

sampaikan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah memberi teladan

kepada umat manusia melalui sunnahnya. Alhamdulillah dengan petunjuk dan

hidahnya-Nya penulis telah selesaikan menyusun proposal tesis ini untuk

memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Magister Pendidikan (S2) pada

Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

dengan judul “ Analisis Kesiapan Guru Kelas Dalam Mengimplementasi

Penilaian Otentik Pada Kompetensi Ranah Sikap Di Sekolah Dasar

Kecamatan Tebing Tinggi Kota”.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu penulisan tesis ini, kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana,

Bapak Asisten Direktur I, dan Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd., selaku

Asisten Direktur II Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang

(8)

iv

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dasar, beserta Bapak Dr. Daulat Saragih, M. Hum, selaku Sekretaris Program

Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Deny Setiawan, M. Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

menyediakan waktu selama proses pengajuan judul sampai dengan selesainya

pembuatan tesis ini.

5. Bapak Dr. Rahmad Husein, M. Ed. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

6. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd dan Ibu Dr. Reh

Bungana Br. Perangin-angin, M.Hum, selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan arahan dan bimbingan untuk perbaikan dalam penulisan tesis ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana

Universitas Negeri Medan beserta Staf Administrasi yang telah banyak

memberikan bantuan dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikti

perkuliahan.

8. Ibu T. Asmaliah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163080, Ibu

Herdawati S.Pd.SD, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163084 dan Bapak

Rendi Aprial Lubis, S.Pd, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Ibu Novi Yanti, Siregar, S.Pd. SD, selaku guru kelas IV-X SD Negeri 163080,

Ibu Asiah Nasution, S.Pd, selaku guru kelas IV-Y SD Negeri 163080, Ibu

Novita, S.Pd.I, selaku guru kelas IV SD Negeri 163084 dan Ibu Tuty Artaty

(9)

v

Tinggi yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di sekolah

tersebut.

10.Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi yang senantiasa selalu

memberikan dorongan baik material maupun moril dan segala pengeorbanan,

jerih payah, cinta kasih sayangnya dalam membesarkan dan mendidik serta

do’anya sehingga penulis sudah dapat menyelesaikan pendidikan ini dengan

baik

11.Anak-anak yang saya sayangi Raisha Faizah dan Badriah Shifa yang

senantiasa memberikan dorongan cinta dan kasih sayangnya serta do’anya

sehingga penulis dapat belajar untuk memperdalam ilmu pengetahuan di

Perguruan Tinggi.

12.Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2014 serta seluruh mahasiswa Program

Studi Pendidkan Dasar yang telah banyak membantu penulis dalam rangka

menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan,

namun hanya sedemikian kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan penulisan ini di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berserah

diri dan ber do’a kepada Allah SWT, semoga tesis ini berguna bagi kita semua.

Aamiin yaa rabbal’alamin.

Medan, 27 Oktober 2016

(10)
(11)
(12)

viii

Tabel 4.1 Nama Kepala Sekolah Mulai Dari Awal Berdiri Sampai Sekarang………. 73

Tabel 4.2 Jumlah Guru PNS, Guru Honor, Pegawai PNS dan Pegawai Honor SD Negeri 163080 Kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016………. 74

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SD Negeri 163080 Kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016……….. 75

(13)

ix

Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana SD Swasta Inti Nusantara Kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016……….. 78

Tabel 4.8 Hasil Penelitian Tentang Kesiapan Guru………... 125

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Penilaian Sikap ……….. 32

Gambar 2.2 Skema Penilaian Pengetahuan ……….. 33

Gambar 2.3 Skema Penilaian Keterampilan ………. 34

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pemetaan Kompetensi Sikap ………... 130

Lampiran 2 Pemetaan Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan …… 131

Lampiran 3 Ruang Lingkup Pembelajaran…….. ………... 132

Lampiran 4 Jaringan Kompetensi Dasar ……….. 133

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….. .. 134

Lampiran 6 Format Observasi Sikap Spiritual (KI-1) ……….. 142

Lampiran 7 Format Observasi Sikap Sosial (KI-2) ……….. 144

Lampiran 8 Format Observasi Penilaian Diri………. ……….. 146

Lampiran 9 Format Observasi Penilaian Antar Teman ……… 147

Lampiran 10 Format Observasi Jurnal Sikap Spiritual (KI-1) …………. 148

Lampiran 11 Format Observasi Jurnal Sikap Sosial (KI-2) ………. 149

Lampiran 12 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ……… 150

Lampiran 13 Kisi-kisi Pedoman Observasi ……….. 151

Lampiran 14 Lembar Wawancara Kesiapan Guru Kelas IV-X SD Negeri 163080 ………. 152

Lampiran 15 Lembar Wawancara Kesiapan Guru Kelas IV-Y SD Negeri 163080… .……… 156

Lampiran 16 Lembar Wawancara Kesiapan Guru Kelas IV SD Negeri 163084…….………. 159

(16)

xii

Lampiran 18 Lembar Observasi Kesiapan Guru Kelas Dalam Mengimplementasi Penilaian Otentik Pada Ranah Kompetensi Sikap………. 165

Lampiran 19 Dokumentasi Wawancara dan Observasi di SD Negeri 163080……….. 170

Lampiran 20 Dokumentasi Wawancara dan Observasi di SD Negeri 163084………. 172

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan

melaksanakan sistem nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dalam mewujudkan Pendidikan Nasional, diterbitkannya Undang-undang

Nasional Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang berdasarkan

pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia

beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Sistem Pendidikan Nasional mengamanahkan agar pendidikan tidak hanya

memberi kesempatan untuk membentuk insan Indonesia yang cerdas semata, tetapi

juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa

yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa

serta agama. Tujuan yang terkandung dalam Bab I Undang-undang Sisdiknas tahun

2003 agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya yaitu kekuatan

spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan

(18)

2

potensi peserta didik dalam Undang-undang tersebut merupakan pengembangan

karakter.

Pendidikan karakter sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan sebagai

individu, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan karakter didasarkan pada

keyakinan bahwa pengembangan etika, sosial dan emosional peserta didik sama

pentingnya dengan prestasi akademik. Banyak penelitian telah membuktikan

dampak positif pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik. Dalam

bulletin hasil studi Marvin Berkowitz dari University of Missouri St. Louis (2005)

diungkapkan bahwa terdapat peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih

prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter.

Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter

menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat

menghambat keberhasilan akademik.

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai

suatu rancangan pendidikan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil

pendidikan. Majid (2014:51), menyatakan bahwa ada tiga sifat penting pendidikan

yang harus diperhatikan pada waktu akan mengembangkan kurikulum, Pertama,

pendidikan mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai. Hal ini diartikan

bahwa pendidikan diarahkan pada pengembangan pribadi anak agar sesuai dengan

nilai-nilai yang ada dan diharapkan oleh masyarakat. Proses pendidikan harus

bersifat membina dan mengembangkan nilai. Kedua, pendidikan diarahkan pada

kehidupan masyarakat. Hal ini diartikan bahwa pendidikan menyiapkan anak untuk

(19)

3

dan di dalam masyarakat. Memiliki kecakapan-kecakapan untuk dapat

berpartisipasi dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanan pendidikan dipengaruhi dan

didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.

Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah

menetapkan kurikulum 2013 untuk diterapkan pada sekolah/madrasah. Penerapan

kurikulum ini tentu dilakukan secara bertahap. Ada banyak komponen yang

melekat pada kurikulum 2013 ini. Hal ini yang paling menonjol adalah pendekatan

dan strategi pembelajaran.

Terbitnya kurikulum untuk semua satuan pendidikan dasar dan menengah,

merupakan salah satu langkah sentral dan strategi karangka penguatan karakter

menuju bangsa Indonesia yang meladani. Kurikulum 2013 dikembangkan secara

komprehensif, integratif, dinamis, akomodatif, dan antisipatif terhadap berbagai

tantangan-tantangan pada masa mendatang. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan

pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban dan berbasis kompetensi.

Pemberlakuan Kurikulum 2013 di Indonesia tidaklah semudah membalik

telapak tangan. Dengan kata lain pemberlakuan kurikulum ini akan mendapatkan

berbagai tantangan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pemberlakuan

kurikulum akan sangat berhubungan dengan berbagai aspek dalam sistem

pendidikan baik aspek instrumental, prosses dan environmental input. Dalam

kaitannya dengan instumental input, pemberlakuan minimal berhubungan dengan

guru sebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum di lapangan dan bahan ajar

sebagai sumber belajar. Ditinjau dari segi environmental input pemberlakuan

(20)

4

termasuk perangkat TIK didalamnya. Tantangan lainnya dalam proses

pembelajaran adalah baik dalam konteks waktu pelaksanaan pembelajaran, proses

pembelajaran dan penilaian pembelajaran.

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan strategi meningkatkan capaian

pendidikan yang dikembangkan atas dasar teori “ Pendidikan berdasarkan standar (

standard based education )” dan teori teori kurikulum berbasis kompetensi.

Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menerapkan standar

kualitas nasional sebagai ketetapan kualitas minimal sebagai warga negara untuk

suatu jenjang pendidikan. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar

Kompetensi Lulusan yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kurikulum berbasis kompetensi juga dirancang untuk mengembangkan ranah sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk membangun kemampuan

yang dirumuskan Standar Kompetensi Lulusan.

Kemendikbud (2012:4) menyatakan Elemen perubahan kurikulum pada

Kurikulum 2013 meliputi : 1) standar kompetensi lulusan ; 2) standar proses; 3)

standar isi; dan 4) standar penilaian. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu

satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kriteria mengenai

Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada suatu

pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses

(21)

5

Standar Penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen

penilaian hasil belajar peserta didik.

Implementasi kurikulum 2013 merupakan kurikulum dalam pembelajaran

dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut

keefektifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai

dengan rencana yang telah diprogramkan. Saylor (1981) dalam Mulyasa (2013:99)

mengatakan bahwa “ Instruction is thus the implementation of curriculum plan,

usually, but not necessarily, involving teacing in the sense of student, teacher

interaction in an educational setting”.

Dalam hal yang dimaksud di atas bahwa guru harus dapat mengambil

keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat

membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah

metodenya, atau mengulang dulu pembelajarn yang lalu. Seorang guru dituntut

harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media

pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan

menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi

dan pendekatan pembelajaran. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan bagian

integral bagi seorang guru sebagai tenaga profesionL, yang hanya dapat dikuasai

dengan baik melalui pengalaman praktik yang intensif.

Dalam mengimplementasikan kurikulum, guru sebagai ujung tombak serta

garda terdepan dalam pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu betapa pentingnya

kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum itu selain kompetensi,

(22)

6

Kompetensi guru bukan saja menguasai apa yang harus dibelajarkan (content) tapi

bagaimana membelajarkan siswa yang menantang, menyenangkan, memotivasi,

menginspirasi dan memberi ruang kepada siswa untuk melakukan keterampilan

proses yaitu mengobservasi, bertanya, mencari tahu, merefleksi.

Guru berhadapan langsung dengan peserta didik di kelas melalui proses

belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas,

cukup secara akademis, skill, kematangan emosional, dan moral secara spiritual,

sehingga akan dihasilkan generasi masa depan yang siap dengan tantangan

zamannya. Oleh karena itu diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi,

kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dan

berkesinambungan untuk memeroleh data dan informasi tentang proses dan hasil

belajar peserta didik. Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data dan

informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga

dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses

pembelajaran.

Standar Penilaian kurikulum 2013 bertujuan untuk menjamin perencanaan

penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan

berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secara

profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial

budaya; dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan

(23)

7

Saat ini kita sebagai fasilitator atau pendidik banyak di harap untuk bisa

melakukan pola pendidikan dan pengajaran dengan mengedepankan high order

thingkin skill (HOTS), yaitu suatu pola pembelajaran yang mengharuskan fasilitator

atau pendidik untuk bisa menciptakan pola interaksi belajar-mengajar yeng

menuntut peserta didik melakukan pola berfikir tingkat tinggi. Tidak hanya sekedar

pada tahap hafalan atau pemahaman, tapi lebih jauh dari itu yaitu berfikir analisis,

sintesis, atau bahkan lebih tinggi dari itu. Namun kenyataan di lapangan, masih

banyak pendidik di sekolah/Madrasah yang belum melakukan penilaian sesuai

dengan kondisi nyata dan standar penilaian.

Oleh karena itu untuk memperkuat sistem penilaian dalam

pembelajaran perlu adanya literatur sebagai pedoman yang senantiasa dapat

digunakan oleh setiap orang yang berperan dalam penilaian. Penilaian otentik ini

sangat urgen keberadaannya dalam rangka meningkatkan kompetensi penilaian

bagi pendidik dalam pembelajaran di kelas.

Penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan

rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak

bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, perlu ada model penilaian

otentik yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi oleh pendidik

dan penyelenggaranya di jenjang sekolah/madrasah.

Pendidik merasa kebingungan dalam proses penilaian yang dapat

memberikan gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan

peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau

(24)

8

autentik sesuai ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun

2006 tentang penilaian otentik (authentic asessment) dan Permendikbud Nomor 66

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Kunandar (2013:36)

mengemukakan bahwa “kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam

melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (berdasarkan hasil saja),

menuju penilaian otentik (mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil)”. Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan

hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,

dan membangun jejaring. Penilaian otentik dilakukan oleh guru dalam bentuk

penilaian kelas melalui penilaian kinerja, portofolio, produk, projek, tertulis, dan

penilaian diri.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti di empat (4)

Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Tebing Tinggi Kota bahwa ada beberapa hal

yang penting untuk diperhatikan. Pertama melihat bagaimana kesiapan guru kelas

dalam mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi sikap dalam proses

penilaian yang dulunya kurikulum KTSP dan melanjutkan pelaksanaan kurikulum

2013. Hal ini perlu ada perubahan mindset dari metodologi pembelajaran pola lama

menuju pada metodologi pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan

pada kurikulum 2013. Kedua, infrastuktur kurikulum belum tersedia sepenuhnya,

Ketiga, melihat bagaimana peran pemerintah terhadap pelaksanaan kurikulum

(25)

9

Kurikulum yang secara serentak diberlakukan mulai tahun ajaran 2014/2015

di semua jenjang sekolah, mulai dasar hingga menengah ini dinilai terlalu

dipaksakan dalam penerapannya. Masalah yang timbul adalah minimnya kesiapan

guru dalam melaksanakan kurikulum 2013, banyak guru yang sebagian besar

belum mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang penilaian kurikulum 2013 ini.

Kemudian ada beberapa guru yang sudah mengikuti pelatihan 2013 yang hanya

dilaksanakan seminggu, mereka juga mengeluh dan merasa belum cukup

mendapatkan materi kurikulum 2013 seutuhnya meski yakin bisa mengajarkan

materi pelajaran sebagaimana mengajar pada saat kurikulum sebelumnya. Hal ini

berdampak terhadap kualitas belajar mengajar di sekolah dikhawatirkan semakin

rendah, karena guru belum menguasai materi tentang penilaian kurikulum 2013.

Tidak hanya itu, guru juga mengeluhkan metode penilaian siswa yang

dianggap memberatkan dimana dalam proses penilaiannya guru harus

menarasikannya untuk setiap siswa. Hal ini bermasalah terutama bagi guru yang

mengelola murid dalam kelas besar dan juga bagi guru yang tidak menguasai TIK.

Selanjutnya kesulitan yang lain adalah nengubah pola pikir siswa dalam mengikuti

pelajaran yang harus terintegratif dan menimbulkan kesulitan tersendiri pada guru

dalam penerapan pembelajaran kurikulum 2013.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan, sebagai berikut :

1. Penilaian sebagai beban terutama dalam hal melakukan teknik dan

(26)

10

2. Pendidik mengharapkan penilaian hasil belajar dalam Kurikulum 2013

sederhana dan mudah dilaksanakan

3. Melihat bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian

otentik pada kompetensi sikap dalam proses penilaian yang dulunya

kurikulum KTSP dan melanjutkan pelaksanaan kurikulum 2013.

4. Perlu ada perubahan mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju

pada metodologi pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan

pada kurikulum 2013

1.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus. Peneliti hanya meneliti tentang

penilaian otentik pada kompetensi sikap religius dan kompetensi sikap sosial yang

menjadi permasalahan bagi pendidik, aplikasi penilaian tersebut selalu mengalami

perubahan setiap tahunnya.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik

pada kompetensi ranah sikap dengan teknik observasi di Sekolah Dasar

Kecamatan Tebing Tinggi Kota ?

2. Bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik

pada kompetensi ranah sikap dengan teknik penilaian diri sendiri di Sekolah

(27)

11

3. Bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik

pada kompetensi ranah sikap dengan teknik penilaian antar teman di Sekolah

Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota ?

4. Bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik

pada kompetensi ranah sikap dengan teknik jurnal di Sekolah Dasar Kecamatan

Tebing Tinggi Kota ?

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran factual mengenai kesiapan guru kelas dalam

mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan

teknik penilaian observasi di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

2. Untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kesiapan guru kelas dalam

mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan

teknik penilaian diri sendiri di Sekolah Dasar KecamatanTebing Tinggi Kota.

3. Untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kesiapan guru kelas dalam

mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan

teknik penilaian antar teman di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

4.Untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kesiapan guru kelas dalam

mengimplementasi penilaian jurnal pada kompetensi ranah sikap dengan

(28)

12

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh melalui penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan yang penting di bidang ilmu

pendidikan khususnya penilaian otentik pada ranah sikap dan dapat memberikan

sumbangan berupa konsep-konsep, sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan

penilaian otentik pada ranah sikap.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan

Memberikan informasi mengenai kesesuaian kompetensi guru dan kesiapan

guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada kompetensi sikap.

informasi tersebut diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk

menentukan dan menetapkan kebijakan pemerintah sesuai dengan kondisi daerah

setempat.

b. Bagi Guru

Memberikan acuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru da

dalam proses pembelajaran dan kompetensi guru sesuai dengan tuntutan kurikulum

2013 dan untuk meudahkan guru dalam mengimplementasikan penilaian otentik

pada kompetensi sikap.

c. Bagi Peneliti

Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kesiapan guru dan

(29)

125

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian tentang analisis kesiapan

guru dalam mengimplementasikan penilaian autentik pada ranah sikap di 3 SD

Kecamatan Tebing Tinggi Kota dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kesiapan Guru

Dari hasil penelitian tentang analisis kesiapan guru dalam

mengimplementasikan penilaian otentik pada ranah sikap di SD Kecamatan

Tebing Tinggi Kota dapat diketahui bahwa analisis kesiapan guru

dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada ranah sikap masih belum

optimal hal ini ditunjukkan pada belum meratanya sosialisasi dan pelatihan untuk

guru-guru yang diadakan oleh pemerintah, belum efektifnya pelaksanaan

pelatihan kurikulum 2013 yang diadakan oleh pemerintah untuk guru-guru, belum

maksimalnya guru-guru dalam pelaksanaaan pembelajaran dalam kurikulum 2013

yaitu pengelolaan waktu yang masih sangat terbatas, sarana dan prasarana belum

lengkap, serta penilaian yang dianggap masih sangat sulit. Penggunaan buku

siswa dan buku guru sebagai sumber belajar guru hal tersebut tidak ada masalah,

dengan adanya buku siswa dan buku guru yang disediakan oleh pemerintah

meringankan guru dan siswa. Dengan demikian, guru sebagai pengendali utama di

dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas perlu mencermati terlebih dahulu

terhadap isi buku siswa maupun pegangan guru yang sudah disediakan oleh

(30)

126

2. Implementasi Penilaian Otentik Pada Ranah Sikap

Dari hasil penelitian analisis kesiapan guru dalam mengimplementasi

penilaian otentik pada ranah sikap di 3 SD Kecamatan Tebing Tinggi Kota dapat

diketahui bahwa:

1. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap

dengan teknik observasi diperoleh kesimpulan sudah sangat baik dalam

pelaksanaannya dan sudah terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Dimana

ke 4 orang guru tersebut sudah sangat siap dalam pelaksanan penilaian sikap

pada teknik observasi dan tetap melanjutkan pelaksanaan kurikulum 2013

sebagai kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

2. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap

dengan teknik penilaian diri peserta didik dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan dimana pelaksanaan penilain tersebut mendapat penilaian dari

setiap siswa ada yang sudah cukup baik walaupun masih belum optimal

dikarenakan alokasi waktu yang singkat juga jumlah rombel yang begitu besar

dan ada yang sudah maksimal karena jumlah rombel yang sedikit juga mudah

mengalokasikan waktu penilaian. Sehingga beberapa guru kemudian

merencanakan kegiatan tindak lanjut dan memeberikan sebuah masukan

yang memacu motivasi siswa dalam melakukan sikap spiritual dan sikap

sosial pada teknik penilaian diri peserta didik

3. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap

dengan teknik penilaian anatr teman yang sudah diamati dapat diambil

kesimpulan bahwa belum pernah terlaksana karena mereka mengakui

(31)

127

Dan perlu adanya bimbingan juga pelatihan yang harus diberikan kepada

guru-guru tersebut perihal tentang bagaimana sistematika penilian dalam

kurikulum 2013.

4. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap

dengan teknik penilaian jurnal yang sudah diamati dapat diambil

kesimpulan bahwa sudah terlaksana dengan sangat baik dan tindak

lanjutnya adalah bagi siswa yang perlu bimbingan lebih di tingkatkan lagi

dan terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

1.2Saran

1. Pemerintah

Kepala pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Kota Tebingtinggi perlu

dilakukan berbagai aspek untuk memebrikan pelatihan dan sosialisasi terkait pada

kurikulum 2013 khususnya pada sistenatika tentang penilaian yang baik secara

merata kepada tiap-tiap guru di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Tebing

Tinggi, hal ini untuk merubah pemahaman dan pengetahuan guru-guru tentang

implementasi penilaian otentik pada ranah sikap. Selanjutnya sosialisasi dan

pelatihan diri dari Dinas sebaiknya dilakukan secara rutin agar pelaksanaan

kurikulum 2013 tercapai dengan tujuan yang diinginkan. Pemerintah memberikan

sarana dan prasarana yang menunjang untuk pelaksanaan pembelajaran guru lebih

mudah dan efektif dalam penerapannya.

2. Sekolah

(32)

128

guru-guru terkait pada kurikulum 2013 agar guru memiliki tanggung jawab

langsung terhadap kemajuan belajar siswa dan mampu mengembangkan

penyusunan penilaian secara mandiri dan sesuaia dengan kompetensi

mengajarnya. Mengundang pembimbing dan nara sumber kurikulum 2013 secara

rutin untuk berdiskusi atau berdialog tentang penerapan kurikulum 2013, dengan

adanya pembimbing narasumer, guru dapat berkonsultasi langsung saat

mengalami kesulitan dan masalah pada saat pelaksanaan penilaian.

3. Guru

Saran untuk guru,untuk meningkatkan kompetensi gurudalam pelaksanaan

kurikulum 2013 dengan harus banyak belajar dan mencari tahu terhadap

perubahan yang terjadi pada komponen pendidikn khususnya mengenai penilaian

yang begitu banyak aspek pada tiapa indikatornya. Dalam hal itu guru harus

mencari tahu informasi, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dengan

memngikuti kegiatan seminat tentang kurikulum, workshop, mempelajari

buku-buku, internet, pelatihan, dan sosialisasi yang terkait dengan kurikulum 2013.

(33)

129

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, 2014. Desain Sintem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung : Refika Aditama.

Esterbegr, 2002. Qualitative Methods in Social Research. New York: McGraw Hill.

Hamalik, 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya..

Hosnan, M.2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Husain A, AH Dogar, M Azeem & Shakoor, 2011. Evalution of Curriculum Development Proces. International Jounal of Humanities and Social Science 1 (14): 263-271.

Kemendikbud. 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 (Pdf). Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2012. Salinan Lampiran Permendikbud No. 54 tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2012. Salinan Lampiran Permendikbud No. 65 tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud

Kemendikbud. 2013. Standar Penilaian Pendidikan No. 66 tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud, 2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Dasar No. 53 tahun 2015., Jakarta: Kemendikbud

(34)

130

Mac Donald, 1965. Educational Models for Instuction. Washington DC : The Association for Supervision and Curriculum Development.

Majid, 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung: Remaja Rosdakarya

Mashall, 1995. Designling Qualitative Research. London: Second Edition;Sage Publications, International Education and Professional Publisher.

Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution S. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara

Nurgiyantoro, B. 2011. Penilaian Otentik. Yogyakarta: UGM Press.

Piaget, J. 1971. Psyhologi and Epistemology, New York: The Viking Press.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesional Guru). Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, 2006. Pembelajaran dalam Implementasi KBK, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Setiyanto, 2013.Paper Kesiapan Guru Menyambut Pelaksanaan Kurikulum 2013. http://ndarima.blogspot.com/2013/11/behaviorrldefaultvmlo. htm.

Gambar

Tabel 4.7 Sarana  dan Prasarana  SD  Swasta Inti Nusantara  Kota                           Tebing  Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016……………….
Gambar 2.1 Skema Penilaian Sikap ……………………………………..         32

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menggali sejauhmana gambaran kompetensi guru pendidikan jasmani Sekolah Dasar di Kecamatan Batanghari menurut persepsi siswa dan

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang deskripsi pengelolaan kompetensi sosial guru SD Negeri 2 Mojorebo Wirosari Grobogan pada aspek bersikap

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang deskripsi pengelolaan kompetensi sosial guru SD Negeri 2 Mojorebo Wirosari Grobogan pada aspek bersikap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru SD se Kecamatan Kretek yang mencakup: (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan oleh guru,

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kompetensi guru-guru sains (biologi) Sekolah

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen pengembangan kompetensi guru yang efektif, kendala-kendala yang dihadapi dalam

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang baik mengenai (1) ada tidaknya pengaruh soft skills dengan kesiapan menjadi guru mahasiswa Pendidikan

Judul Penelitian: KESIAPAN GURU UNTUK MENERAPKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DALAM BIDANG STUD1 MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANGa.