• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan ajar sekolah minggu: Kain dan Habel (Kej. 4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan ajar sekolah minggu: Kain dan Habel (Kej. 4)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

[1]

Minggu IV, 22 Juni 2014: Kain dan Habel

Bahan Alkitab: Kejadian 4:1-16

1. Fokus

Kisah Kain dan Habel sudah sangat dikenal baik oleh kaum dewasa maupun oleh anak-anak, karena kisah ini sangat gamblang menceritakan untuk kali pertama tentang pembunuhan manusia oleh manusia lainnya dalam Alkitab. Kisah ini juga menceritakan bahaya persaingan yang tidak sehat dalam keluarga (sibling rivalry). Anak-anak akan diajak untuk merenungkan bagaimana menempatkan diri secara baik dan harmonis dalam keluarga.

2. Tujuan

a. Mengajak anak-anak untuk hidup dalam damai dengan saudara-saudari dalam keluarga.

b. Mengajak anak-anak untuk beribadah dan memberikan persembahan kepada Tuhan dengan sikap hati yang tulus dan tanpa kebencian.

3. Penjelasan Bahan

a. Sebelum ada peristiwa Kain dan Habel, Alkitab tidak pernah mencatat adanya pembunuhan antara manusia satu terhadap lainnya. Namun peristiwa Kain membunuh Habel menandai bahwa manusia cenderung untuk melukai bahkan dapat membunuh manusia lainnya jika tidak dapat mengendalikan amarahnya.

b. Penjelasan yang mungkin terhadap penyebab Kain membunuh Habel, adiknya sendiri, adalah karena ia merasa sakit hati karena

persembahannya ditolak oleh Tuhan. Dan persembahan Kain ditolak oleh Tuhan bukan karena Tuhan lebih menyukai profesi gembala daripada petani, atau karena Tuhan lebih menyukai daging bakar, tapi karena sikap hati Kain dalam mempersembahkan korban yang penuh dengan

kebencian. Sikap hati itulah yang tidak berkenan di hadirat Tuhan. Tuhan ingin umat-Nya mempersembahkan korban dengan hati yang penuh damai, bandingkan Mat. 5:23-24. Sikap hati yang penuh dengki dan kebencian itu selanjutnya memuncak dalam tindakan membunuh, meskipun Tuhan telah memperingatkan Kain untuk tidak menuruti godaan dosa.

c. Dari teks ini anak-anak dapat belajar bagaimana kita seharusnya: (a) mengasihi Tuhan namun sekaligus mengasihi saudara mereka sendiri, (b) memiliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan, (c) hidup rukun dan damai dengan saudara-saudara khususnya saudara sekandung dalam keluarga.

4. Pelajaran untuk Anak kelas 4-6 SD

(2)

[2]

b. Pendahuluan: Mintalah beberapa anak untuk bercerita pengalaman mereka dalam keluarga. Pernahkah mereka merasa diperlakukan tidak adil (pilih kasih) oleh orang tua? Lalu apa yang mereka lakukan untuk meredam sakit hati tersebut? Apakah ada di antara anak-anak yang memendam rasa sakit hati kepada ayah, ibu, saudara-saudara bahkan guru dan teman-teman sekelas? Ingatkan adik-adik bahwa sakit hati bisa berubah jadi dendam, dan dendam bisa berubah jadi kejahatan.

c. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Tuhan berkenan kepada keluarga mereka jika mereka hidup rukun dalam keluarga, baik antara ibu dan ayah, maupun antara saudara-saudari dalam keluarga. Hal ini dapat terjadi jika seluruh anggota keluarga hidup dalam ketaatan dan

mengasihi Tuhan dan sesama anggota keluarga. Daud menggubah pujian dalam Mazmur 133:1 yang antara lain berisi: “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” d. Ajak anak-anak untuk mendiskusikan apakah penyebab persembahan Kain ditolak oleh Tuhan? Jika mungkin, tuliskan di papan tulis jawaban-jawaban dari anak-anak.

e. Berikan penjelasan kepada anak-anak, bahwa persembahan Kain ditolak Tuhan bukan karena ia petani dan Habel gembala, atau karena Kain mempersembahkan hasil bumi (sayuran) dan bukan kambing domba. Tapi persembahan Kain ditolak karena Kain mempersembahkan dengan hati yang penuh kebencian dan iri hati, terutama kepada saudaranya. Sikap hati yang penuh kebencian itu tidak berkenan di hadirat Tuhan, bahkan sekalipun ia mempersembahkan korban. Bandingkan dengan Mat. 5:23-24.

f. Selanjutnya sikap hati yang penuh kebencian ini berubah menjadi kemarahan yang mendalam terhadap Habel. Meskipun Tuhan sudah memperingatkan Kain untuk mengendalikan emosinya (Kej. 4:6-7), ternyata ia tetap menjalankan rencananya untuk membunuh adiknya. Akibatnya Kain diusir dari tanah kelahirannya dan menjadi pengembara. Tanah juga dikutuk menjadi tandus dan tidak menghasilkan tumbuhan yang cukup.

g. Tutuplah dengan pesan bahwa Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakan kepada para murid-Nya: jangankan membunuh, menyimpan kemarahan saja merupakan suatu dosa di hadapan Tuhan. (Baca Mat. 5:22)

h. Penerapan:

i. Jangan kamu iri hati akan saudaramu, atau mengingini apa yang dimilikinya (Kel. 20:17).

ii. Jangan menyimpan sakit hati atau kebencian akan saudaramu (Mat. 5:22).

iii. Hendaklah kamu ikhlas dalam memberikan persembahan dan beribadah kepada Tuhan, jangan memberikan persembahan jika masih ada dengki atau kebencian terhadap siapapun (Mat. 5:23-24).

(3)

[3]

i. Ilustrasi: Ada kisah tentang seorang pengembara yang bertemu dengan malaikat. Malaikat ini berjanji untuk mengabulkan apa saja permintaan pengembara itu, tapi hanya satu permintaan saja. Pengembara itu

merenungkan berhari-hari tentang permintaan apa yang hendak diajukan kepada malaikat ini. Jika ia minta kekayaan, lalu bagaimana kalau ia sakit, bukankah kekayaan bisa habis kalau sakit parah. Kalau ia minta

kesehatan, bagaimana kalau ia berumur pendek, bukankah percuma sehat tapi berumur pendek. Setelah seminggu ia berpikir keras, akhirnya ia menyerah dan bertanya kepada malaikat itu apa yang sebaiknya ia minta. Malaikat itu tertawa, dan menjawab: “Ah, memang satu

permintaan bisa menjadi sesuatu yang sulit. Mintalah hati yang damai apapun yang terjadi, sehingga apapun yang terjadi padamu, hidupmu tetap penuh damai.”

j. Pertanyaan untuk direnungkan: apakah adik-adik sudah belajar mengasihi saudara-saudari sekandung dan juga orangtua seperti diri sendiri? Apakah adik-adik masih sering berebut jika ada hadiah untuk kakak atau adik? Sudahkah adik-adik memuji Tuhan dengan sukacita atau masih terpaksa?

k. Tanyakan kepada anak-anak: maukah adik-adik belajar hidup dalam damai dan mengasihi semua anggota keluarga? Berdoalah sekarang juga agar Roh Kudus berkuasa dan memimpin hidupmu hari demi hari dan menjauhkan adik-adik dari amarah dan kebencian terhadap saudara-saudari dan ayah-ibu. Mintalah dari Tuhan hati yang penuh damai dan bebas dari kebencian, dengki, dan iri hati.

l. Ajak anak-anak bernyanyi dengan tema hidup damai dalam keluarga. Saran: O, betapa indahnya.

m. Tutup dengan doa: ucapkanlah syukur atas ayah-ibu dan saudara-saudari yang telah diberikan Tuhan untuk menjaga saya, ajar saya untuk

mengasihi mereka dan hidup dalam damai dan penuh cinta kasih dengan semua anggota keluarga.

5. Pelajaran untuk Anak kelas 1-3 SD

a. Bacalah secara bergantian teks Kej. 14:1-16.

b. Pendahuluan: Mintalah beberapa anak untuk bercerita pengalaman mereka dalam keluarga. Pernahkah mereka merasa diperlakukan tidak adil (pilih kasih) oleh orang tua? Lalu apa yang mereka lakukan untuk meredam sakit hati tersebut? Apakah ada di antara anak-anak yang memendam rasa sakit hati kepada ayah, ibu, saudara-saudara bahkan guru dan teman-teman sekelas? Ingatkan adik-adik bahwa sakit hati bisa berubah jadi dendam, dan dendam bisa berubah jadi kejahatan.

c. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Tuhan berkenan kepada keluarga mereka jika mereka hidup rukun dalam keluarga, baik antara ibu dan ayah, maupun antara saudara-saudari dalam keluarga. Hal ini dapat terjadi jika seluruh anggota keluarga hidup dalam ketaatan dan

(4)

[4]

dalam Mazmur 133:1 yang antara lain berisi: “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” d. Ajak anak-anak untuk mendiskusikan apakah penyebab persembahan Kain ditolak oleh Tuhan? Jika mungkin, tuliskan di papan tulis jawaban-jawaban dari anak-anak.

e. Berikan penjelasan kepada anak-anak, bahwa persembahan Kain ditolak Tuhan bukan karena ia petani dan Habel gembala, atau karena Kain mempersembahkan hasil bumi (sayuran) dan bukan kambing domba. Tapi persembahan Kain ditolak karena Kain mempersembahkan dengan hati yang penuh kebencian dan iri hati, terutama kepada saudaranya. Sikap hati yang penuh kebencian itu tidak berkenan di hadirat Tuhan, bahkan sekalipun ia mempersembahkan korban. Bandingkan Mat. 5:23-24.

f. Selanjutnya sikap hati yang penuh kebencian ini berubah menjadi kemarahan yang mendalam terhadap Habel. Meskipun Tuhan sudah memperingatkan Kain untuk mengendalikan emosinya (Kej. 4:6-7), ternyata ia tetap menjalankan rencananya untuk membunuh adiknya. Akibatnya Kain diusir dari tanah kelahirannya dan menjadi pengembara. Tanah juga dikutuk menjadi tandus dan tidak menghasilkan tumbuhan yang cukup.

g. Tutuplah dengan pesan bahwa Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakan kepada para murid-Nya: jangankan membunuh, menyimpan kemarahan saja merupakan suatu dosa di hadapan Tuhan. (Baca Mat. 5:22)

h. Ilustrasi: Ada kisah tentang seorang pengembara yang bertemu dengan malaikat. Malaikat ini berjanji untuk mengabulkan apa saja permintaan pengembara itu, tapi hanya satu permintaan saja. Pengembara itu

merenungkan berhari-hari tentang permintaan apa yang hendak diajukan kepada malaikat ini. Jika ia minta kekayaan, lalu bagaimana kalau ia sakit, bukankah kekayaan bisa habis kalau sakit parah. Kalau ia minta

kesehatan, bagaimana kalau ia berumur pendek, bukankah percuma sehat tapi berumur pendek. Setelah seminggu ia berpikir keras, akhirnya ia menyerah dan bertanya kepada malaikat itu apa yang sebaiknya ia minta. Malaikat itu tertawa, dan menjawab: “Ah, memang satu

permintaan bisa menjadi sesuatu yang sulit. Mintalah hati yang damai apapun yang terjadi, sehingga apapun yang terjadi padamu, hidupmu tetap penuh damai.”

i. Pertanyaan untuk direnungkan: apakah adik-adik sudah belajar mengasihi saudara-saudari sekandung dan juga orangtua seperti diri sendiri? Apakah adik-adik masih sering berebut jika ada hadiah untuk kakak atau adik? Sudahkah adik-adik memuji Tuhan dengan sukacita atau masih terpaksa?

(5)

saudara-[5]

saudari dan ayah-ibu. Mintalah dari Tuhan hati yang penuh damai dan bebas dari kebencian, dengki, dan iri hati.

k. Ajak anak-anak bernyanyi dengan tema hidup damai dalam keluarga. Saran: O, betapa indahnya.

l. Tutup dengan doa: ucapkanlah syukur atas ayah-ibu dan saudara-saudari yang telah diberikan Tuhan untuk menjaga saya, ajar saya untuk

mengasihi mereka dan hidup dalam damai dan penuh cinta kasih dengan semua anggota keluarga.

6. Pelajaran untuk Anak TK

a. Ceritakanlah kisah Kain dan Habel dari teks Kej. 14:1-16.

b. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Tuhan berkenan kepada keluarga kita jika kita hidup rukun dalam keluarga, baik antara ibu dan ayah, maupun antara saudara-saudari dalam keluarga. Hal ini dapat terjadi jika seluruh anggota keluarga hidup dalam ketaatan dan mengasihi Tuhan dan sesama anggota keluarga. Daud menggubah pujian dalam Mazmur 133:1 yang antara lain berisi: “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!”

c. Tutuplah dengan pesan bahwa Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakan kepada para murid-Nya, jangankan membunuh, menyimpan kemarahan saja merupakan suatu dosa. (Baca Mat. 5:22)

d. Tanyakan kepada anak-anak: maukah adik-adik belajar hidup dalam damai dan mengasihi semua anggota keluarga? Berdoalah sekarang juga agar Roh Kudus berkuasa dan memimpin hidupmu hari demi hari dan menjauhkan adik-adik dari amarah dan kebencian terhadap saudara-saudari dan ayah-ibu. Mintalah dari Tuhan hati yang penuh damai dan bebas dari kebencian, dengki, dan iri hati.

e. Ajak anak-anak bernyanyi dengan tema hidup damai dalam keluarga. Saran: O, betapa indahnya.

f. Tutup dengan doa: ucapkanlah syukur atas ayah-ibu dan saudara-saudari yang telah diberikan Tuhan untuk menjaga saya, ajar saya untuk

mengasihi mereka dan hidup dalam damai dan penuh cinta kasih dengan semua anggota keluarga.

Victor Christianto, 6 juni 2014 Email: victorchristianto@gmail.com http://sciprint.org

Referensi

Dokumen terkait

TAPM yang beljudui PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA INTENSIF TEKS BAHASA INDONESIA BERBASIS KARAKTER DI KELAS IV SEKOLAH DASAR adalah basil karya saya sendiri, dan seluruh sumber

“Wabah Corona” Pada Surat Kabar Solopos serta Relevansinya sebagai Bahan Ajar Teks Berita di Sekolah Menengah Pertama Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim

Pada hari Minggu, 01 Mei 2016 yang akan datang, dalam Kebaktian Umum I dan II, akan diadakan Perjamuan Tuhan.. Bagi Saudara/i yang sudah dibaptis/sidi agar

Dkn. Saudara-saudara, marilah kita bersyukur kepada Tuhan yang Mahabaik dengan memberikan persembahan dan persepuluhan. Surat 2 Korintus 9: 7, 8

 Dengan membaca teks pada power point, siswa dapat menuliskan kalimat saran tentang kewajiban yang seharusnya dilakukan dengan cermat..  Dengan mengamati soal cerita pada

Menggunakan 4 Steps Teaching Material Development ” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang dengan mengamati slide PPT siswa mampu membaca teks pendek yang berkaitan

Pada hari Minggu, 03 April 2016 yang akan datang, dalam Kebaktian Umum I dan II, akan diadakan Perjamuan Tuhan.. Bagi Saudara/i yang sudah dibaptis/sidi agar