ABSTRAK
PENGARUH AKTIVITAS PADA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA
Oleh
Eda Bayu Citra Dewi
Eda Bayu Citra Dewi
Kemudian untuk menguji pengaruh dilakukan uji linearitas, dan regresi linear sederhana data aktivitas terhadap hasil belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh linear yang positif dan signifikan antara aktivitas terhadap hasil belajar fisika siswa dengan kontribusi determinan sebesar 29.9% dan persamaan regresinya adalah
Y’ = 25.965 + 0.841X.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Panjang Bandar Lampung pada tanggal 13 September 1988. Penulis merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara sebagai putri dari pasangan Bapak Karyono dan Ibu Sumiasri.
Penulis menempuh jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Dwi Warna Panjang, tahun 1993 diselesaikan tahun 1994, Sekolah Dasar (SD) N 1 Srengsem Bandar Lampung diselesaikan tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Gula Putih Mataram (GPM) Lampung Tengah diselesaikan tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) YPPL Panjang Bandar Lampung diselesaikan tahun 2006. Pada tahun 2007, penulis juga terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, teriring doa dan syukur kehadirat Allah SWT, Penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan kasih cinta yang tulus dan mendalam kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta, dengan ketulusan doa, keringat dan air mata serta kasih sayang tanpa putus, senantiasa memberikan dorongan untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis.
2. Kakak-kakak tersayang.
3. Suami tercinta Albet Causar yang selalu setia menemani serta memberikan semangat untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis.
4. Anak tersayang Aqilla Nafesah Balqis Al-Causar. 5. Sahabat-sahabat yang senantiasa ada untukku. 6. Para pendidik yang kuhormati.
MOTO
“Baginya (setiap manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya. Sekali-kali
tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS.Ar-Ra’d:11)
“Hidup dengan melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormat daripada selalu benar karena tidak melakukan apa-apa.”
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.
4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng,M.Sc, selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd, selaku Pembimbing II atas keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.
8. Bapak Wiwik Tri Martiani, S.Pd. selaku Kepala SMA YPPL Panjang Bandar Lampung beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Susilowati Urip Sari, S.Pd., selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas XI IPA SMA YPPL Panjang Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya. 10.Ayah dan ibu tercinta serta suami dan anakku inspirator terbesar dalam hidup
penulis, terima kasih untuk perhatian, doa dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini. Juga kakak dan mba tersayang yang selalu mendukung penulis. 11.Teman seperjuangan di Progam studi. Fisika’07 atas bantuan dan
kebersamaannya.
12.Seluruh keluarga Program studi. Fisika bersatu semoga selalu menjadi keluarga besar.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 25 Februari 2015 Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Contoh Lembar Pengamatan Aktivitas ... 20
3.2. Contoh Lembar Pengamatan Hasil... 22
3.3. Kriteria Koefisien Realibilitas... 24
3.4. Alpha Crobanch’s... 25
4.1. Hasil Uji Validitas Soal ... 32
4.2. Hasil Uji Reliabilitas ... 33
4.3. Hasil Uji Normalitas ... 34
4.4. Hasil Uji Linieritas ... 34
4.5. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana... 35
4.6. Hasil Fhitung Aktivitas Belajar ... 36
4.7. Data Aktivitas... 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar ... 5
B. Hasil Belajar ... 6
C. Sains Teknologi Masyarakat ... 7
D. Kerangka Pemikiran ... 14
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 17
III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 18
B. Sampel Penelitian ... 18
C. Desain Penelitian ... 18
xi
E. Jenis Data ... 19
F. Teknik Pengumpulan Data ... 19
1. Teknik Tes ... 19
2. Metode Pengambilan Data Aktivitas Belajar Siswa ... 20
3. Metode Pengambilan Data Hasil Belajar Siswa ... 22
G. Validitas dan Reliabilitas ... 23
1. Validitas ... 23
2. Reliabilitas ... 24
H. Teknik Analisis Data... 26
1. Uji Normalitas ... 27
2. Uji Linieritas ... 27
3. Uji Regresi Linear Sederhana ... 28
4. Pengujian Hipoteis ... 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
B. Hasil Uji Instrument ... 32
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 32
2. Hasil Uji Normalitas ... 33
3. Hasil Uji Linieritas ... 34
4. Hasil Uji Regresi ... 35
5. Hasil Uji Hipotesis ... 36
C. Pembahasan ... 39
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43
B. Saran ... 43
xii
LAMPIRAN 1. Silabus ... 47
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Tenologi Masyarakat ... 50
3. Kisi-kisi Pretest ... 68
4. Soal Pretest... 72
5. Kunci Pretest ... 73
6. Kisi-kisi Soal Post test ... 75
7. Soal Post Test ... 84
8. Kuci Soal Post Test ... 88
9. Buku Siswa ... 95
10. Lembar Aktivitas Siswa ... 104
11. Analisis Aktivitas ... 105
12. Analisis Hasil Belajar ... 106
13. Hasil Analisis Data ... 108
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena
pendidikan dapat membentuk manusia yang cerdas dan berkualitas. Oleh karena itu sudah semestinya pembangunan disektor pendidikan menjadi prioritas utama pemerintah.
Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan, perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang muaranya akan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Peran seorang guru adalah fasilitator dalam pembelajaran, selain guru hendaknya mampu mengembangkan suasana belajar mengajar yang dapat menumbuhkan minat, rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif pada diri siswa.
2 adalah 50. Berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan di SMA YPPL Bandar Lampung untuk mata pelajaran Fisika yaitu 65, dapat teramati bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPA di SMA YPPL Bandar
Lampung tergolong rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa karena beberapa faktor, di antaranya siswa
menganggap mata pelajaran Fisika merupakan salah satu mata pelajaran sains yang
sulit untuk dipahami, kurangnya minat untuk mengikuti pelajaran Fisika dikarenakan
sistem pembelajaran monoton yang dilakukan oleh guru.
Selain faktor tersebut, rendahnya hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh rendahnya
aktivitas belajar siswa yang disebabkan karena kurangnya keterlibatan siswa dalam
proses belajar mengajar, kurangnya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
dan bertanya, dan kurangnya tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas.
Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat menjadi alternatif pilihan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pendekatan STM memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyadari hubungan antara sains yang dipelajari dengan apa yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari yang mempunyai komponen sains dan teknologi masyarakat. Menyadari hubungan tersebut diharapkan siswa dapat merasakan
3 Pengalaman menyelesaikan berbagai masalah yang muncul ketika melaksanakan proses pembelajaran diharapkan juga dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan berpikir dan pengetahuan konsep siswa tentang suatu materi. Sehingga dengan proses pembelajaran yang baik diharapkan dapat meningkatkan mutu akademik dan membentuk siswa yang memiliki karakter, dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat pada materi Impuls dan Momentum.
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh aktivitas belajar fisika siswa pada model pembelajaran berbasis sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar fisika siswa.
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran berbasis sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar fisika siswa .
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui model pembelajaran yang lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
4 kemampuan dan keterampilan meneliti serta pengetahuan lebih mendalam
terutama pada bidang yang dikaji. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Sains teknologi masyarakat (STM) merupakan pendekatan yang mengikut sertakan murid-murid dalam penentuan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, cara mendapatkan informasi, dan dalam evaluasi. Yang dipakai sebagai penata dalam pendekatan STM adalah isu-isu dalam masyarakat yang ada kaitannya dengan sains teknologi dan masyarakat.
2. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran meliputi aspek perilaku yang relevan dengan kegiatan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat pada materi Impuls dan Momentum
3. Hasil belajar adalah bukti kemampuan atau keberhasilan kognitif siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalambentuk
nilai ketika evaluasi pembelajaran dilakukan menggunakan pretest dan post test. 4. Subjek penelitian ini pada siswa kelas XI IPA SMA YPPL Bandar Lampung
Semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Aktivitas belajar
Pendidikan tradisional sama sekali tidak menggunakan asas aktivitas dalam proses belajar mengajar. Para siswa hanya mendengarkan dan menelanmentah-mentah hal-hal apa saja yang telah disampaikan oleh guru. Padahal-hal untuk lebih memahami dan menguasai konsep pembelajaran siswa harus aktif dan melakukan banyak aktivitas seperti halnya bertanya, mengerjakan latihan, dan mencari jawaban atas masalah-masalah yang ditemui dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Rousseau dalam Sardiman (2004:96)
Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.
6 Sedangkan belajar menurut Slameto (2003: 2) adalah:
Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan dalam belajar sendiri. Aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan tenaga pengajar. Menurut Sardiman (2004: 99) adalah:
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Pada kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait, contohnya seorang sedang membaca, secara fisik kelihatannya membaca tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibacanya.
Sehingga aktivitas belajar dapat diartikan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dimana semua yang mereka lakukan maupun yang mereka pikirkanberhubungan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
B. Hasil Belajar
Diakhir suatu proses pembelajaran, maka siswa akan memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar tampak apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menurut (Slameto 1991:131) hasil belajar itu sendiri meliputi 3 aspek yaitu:
(1) Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) (2) Kepribadian atau sikap (afektif)
7 Sedangkan Hasil belajar dalam kecakapan kognitif memiliki beberapa tingkatan yaitu:
1. Informasi non verbal
2. Informasi fakta dan pengetahuan verbal 3. Konsep dan prinsip
4. Pemecahan masalah dan kreatifitas
Nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa.
Menurut Dimyati (2002: 3-4) bahwa:
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti yang tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan melompat setelah latihan.
C. Sains Teknologi Masyarakat
STM sangat relevan dengan inovasi pendidikan yang mengarah pada pengembangan
kecakapan hidup, selain memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar secara
8 diajarkan untuk cakap mengarungi kehidupannya sesuai dengan tahap-tahap
perkembangan usia mereka. STM pada hakekatnya akan membimbing peserta didik
untuk berpikir global dan bertindak lokal maupun global dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari. Masalah-masalah yang berada di
masyarakat dibawa ke dalam kelas untuk dicari pemecahannya menggunakan
pendekatan STM secara terpadu dalam hubungan timbal balik antar elemen-elemen
sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Maronta dalam Anomin (2006 : 2) menyatakan bahwa:
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah pembelajaran dengan penekanan pada konsep-konsep dan proses belajar sains dan teknologi yang melibatkan siswa dalam aktivitas mengidentifikasi, menganalisa, dan menemukan isu-isu dan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Rusmansyah (2006 : 1) bahwa:
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan harapan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan peka terhadap masalah-masalah yang timbul dimasyarakat. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan iptek, membanjirnya informasi ilmiah dalam dunia
pendidikan, dan nilai-nilai iptek itu sendiri dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Para ahli banyak bependapat tentang pengertian-pengertian pendekatan Sains
Teknologi (STM) walaupun kalimatnya berbeda tetapi pada intinya pendapat mereka
adalah sama. Prayekti (2002 : 777) dan Poedjiadi (2005 : 203) menyatakan bahwa
pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan STM adalah suatu bentuk
pengajaran yang tidak hanya menekankan pada kemampuan menyelesaikan masalah
9 jenjangnya saja tetapi juga menekankan pada pengenalan produk teknologi yang ada
disekitarnya beserta dampaknya, mampu menggunakan produk teknologi dan
memeliharanya, kreatif membuat hasil teknologi yang disederhanakan dan mampu
mengambil keputusan berdasarkan nilai serta menumbuhkan rasa tanggung jawab
sosial terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi di masyarakat.
Widyatiningtyas (2009 : 11) menyatakan:
Sains merupakan suatu tubuh pengetahuan (body of knowledge) dan proses penemuan pengetahuan. Teknologi merupakan suatu perangkat keras ataupun perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Sedangkan masyarakat adalah sekelompok manusia yang memiliki wilayah, kebutuhan, dan norma-norma tertentu. Sains, teknologi dan masyarakat satu sama lain saling berinteraksi.
Menurut Poedjiadi (2005 : 123) bahwa:
Tujuan dari pendekatan STM adalah untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah
masyarakat dan lingkungannya. seseorang yang memiliki literasi sains dan teknologi, adalah yang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep sains yang diperoleh dalam pendidikan sesuai jenjangnya, mengenal produk teknologi yang ada di sekitarnya beserta dampaknya, mampu menggunakan produk teknologi dan memeliharanya, kreatif membuat hasil teknologi yang disederhanakan dan mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai.
Lebih lanjut, Rusmansyah (2006 : 3) menyatakan:
Tujuan pendekatan STM ini secara umum adalah agar para peserta didik mempunyai bekal pengetahuan yang cukup sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya.
Berdasarkan pendapat Poedjiadi dan Rusmansyah di atas dapat disimpulkan tujuan
10 1) Mampu menghubungkan realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam
kelas
2) Menggunakan berbagai jalan/perspektif untuk mensikapi berbagai
isu/situasi yang berkembang di masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah
3) Menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggung
jawab sosial.
Berdasarkan uraian tersebut, penerapan STM pada pembelajaran sains di sekolah dapat mendorong siswa berpartisipasi langsung dan proaktif dalam upaya pemecahan masalah atau isu yang dihadapi, serta menyadari implikasi sosial dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan STM mendorong tumbuhnya nilai dan kesadaran akan tanggung jawab sosial dan pribadi pada peserta didik sebagai warga masyarakat sekaligus juga sebagai warga negara. Sebagai suatu pendekatan
pembelajaran, pendekatan STM memiliki karakteristik-karateristik tertentu yang membedakannya dengan pendekatan pembelajaran yang lain.
Rusmansyah (2006 : 99) menjelaskan sepuluh karakreritik pendekatan STM yaitu: (1) Identifikasi masalah oleh murid yang mempunyai dampak negatif, masalah ini dapat pula dimuculkan oleh guru; (2) Menggunakan masalah yang ada di masyarakat yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk menyampaikan materi pokok; (3) Meningkatkan pembelajaran ilmu pengetahuan alam melampaui jam pelajaran di kelas; (4) Meningkatkan kesadaran murid akan dampak iptek; (5) Memperluas wawasan murid mengenai sains lebih dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulus ujian; (6)
Mengikutsertakan murid untuk mencari informasi ilmiah atau informasi
teknologi; (7) Mengenalkan peranan sains dalam masyarakat; (8) Memfokuskan pada kasus yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi; (9) Meningkatkan kesadaran murid akan tanggung jawab sebagai warga negara dalam memecahkan masalah yang muncul di masyarakat terutama yang
11 Beberapa karakteristik tersebut di atas, dapat didefinisikan bahwa karakteristik utama pendekatan STM adalah pengungkapan masalah atau isu sosial teknologi di awal pembelajaran. Pembelajaran STM bermula dari pengungkapan isu atau masalah sosial teknologi. Pembelajaran mengutamakan keaktifan siswa sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Pengungkapan permasalahan di awal pembelajaran dapat membantu siswa mengonstruksi pengetahuan serta mengenalkan peranan sains dalam kehidupan kepada siswa. Dengan menganalisis permasalahan yang dihadirkan, diharapkan siswa dapat membuat suatu keputusan. Belajar dari suatu yang nyata akan membantu siswa memahami materi pelajaran. Rusmansyah (2006 : 100) merangkum perbedaan antara pembelajaran sains dengan pendekatan STM dan pembelajaran sains lainnya sebagai berikut:
Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Pendekatan STM dengan Pembelajaran Sains Lainnya
No Pembelajaran pendekatan STM Pembelajaran sains lainnya
1 Sesuai dengan kurikulum dan berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat serta berusaha menjawab permasalahan tersebut
Konsep berasal dari teks sesuai kurikulum
2 Multidisipliner,melibatkan berbagai aspek dan keilmuan dalam pembelajarannya
Monodisipliner dan diajarkan secara terpisah
3 Topik/arah/fokus ditentukan siswa atau oleh isu/masalah yang ada di lingkungan sekitar
Topik/arah/fokus ditentukan oleh guru
4 Pembelajaran dimulai dengan aplikasi sains (teknologi) dalam masyarakat
Pembelajaran dimulai dari konsep, prinsip, kemudian contoh
5 Guru berperan sebagai fasilitator Guru sebagai pemberi informasi 6 Menggunakan sumber daya yang ada di
lingkungan
Menggunakan sumber daya yang ada di sekolah
7 Tugas utama siswa adalah mencari, mengolah, dan menyimpulkan
12 Pendekatan STM terdiri dari serangkaian tahap pembelajaran. Keterlaksanaan setiap tahap sangat mendukung dan menentukan keberhasilan pembelajaran secara
keseluruhan. Poedjiadi (2005 : 126-132) menyatakan:
Beberapa tahapan pembelajaran dengan pendekatan STM yaitu: pendahuluan, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep, dan
penilaian/evaluasi.
Tahap pertama yaitu pendahuluan. Tahap ini membedakan STM dengan pendekatan pembelajaran yang lainnya. Pada tahap ini dikemukakan isu atau masalah yang ada di masyarakat. Siswa diharapkan dapat menggali masalah sendiri, namun apabila guru tidak berhasil memperoleh tanggapan dari siswa, maka masalah dapat saja
dikemukakan oleh guru. Guru memfasilitasi siswa untuk lebih mendalami
permasalahan. Dalam tahap ini guru melakukan apersepsi berdasarkan kenyataan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat juga melakukan eksplorasi melalui pemberian tugas untuk melakukan kegiatan di luar kelas secara berkelompok. Pengungkapan masalah pada awal pembelajaran memungkinkan siswa mengonstruksi pengetahuannya sejak awal. Selanjutnya konstruksi pengetahuan ini akan terus dibangun dan dikokohkan pada tahap pembentukan dan pemantapan konsep.
13 pendekatan kecakapan hidup, dan pendekatan lainnya. Selama melakukan berbagai aktivitas pada tahap pembentukan konsep siswa diharapkan mengalami perubahan konsep menuju arah yang benar sampai pada akhirnya konsep yang dimiliki sesuai dengan konsep para ilmuwan. Pada akhir tahap pembentukan konsep, siswa telah dapat memahami apakah analisis terhadap masalah yang disampaikan pada awal pembelajaran telah sesuai dengan konsep para ilmuwan.
Tahap ketiga adalah tahap aplikasi konsep. Berbekal pemahaman konsep yang benar siswa diharapkan dapat menganalisis isu dan menemukan penyelesaian masalah yang benar. Konsep-konsep yang telah dipahami siswa dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, siswa dapat menggunakan produk teknologi listrik dengan benar karena menyadari bahwa produk-produk listrik tersebut
berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya yang lain, misalnya bahaya akibat terjadinya hubungan arus pendek. Contoh yang lain siswa menjadi hemat dalam menggunakan beraneka sumber energi dalam kehidupan sehari-hari setelah mengetahui terbatasnya energi saat ini.
Tahap keempat adalah tahap pemantapan konsep. Pada tahap ini, guru melakukan pelurusan terhadap konsepsi siswa yang keliru. Pemantapan konsep ini penting untuk dilakukan mengingat sangat besar kemungkinan guru tidak menyadari adanya
14 Tahap kelima adalah tahap evaluasi/penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan belajar dan hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Berbagai kegiatan penilaian dapat dilakukan mengingat beragamnya hasil belajar yang diperoleh siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan STM. Sistem penilaian yang dianjurkan digunakan yaitu penilaian portofolio. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran STM menuntut siswa untuk selalu aktif dalam setiap tahap pembelajarannya. Selama pembelajaran guru hanya berperan sebagai fasilitator. Keaktifan siswa pada setiap tahap pembelajaran diarahkan untuk tercapainya kemampuan-kemampuan tertentu dalam diri siswa.
D. Kerangka Pemikiran
Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa belajar lebih aktif dan efektif. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat merupakan pembelajaran menggunakan masalah yang terintegrasi dari dunia nyata yang
dikaitkan dengan konsep materi pelajaran disekolah. Dalam materi Impuls dan Momentum di SMA YPPL Bandar Lampung terdapat standar kompetensi yang menuntut siswa untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip pengukuran dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
15 mampu mempertanggung jawabkannya. Siswa akan ditumbuhkan juga suatu
pemikiran tentang sains terhadap perubahan teknologi yang berkembang sesuai kebutuhan yang ada dimasyarakat dengan harapan potensi untuk maju pada diri siswa dapat tergali. Siswa yang benar-benar aktif dalam pembelajaran ini akan mampu memahami konsep-konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapannya di kelas diadakan tes berupa tes penguasaan konsep untuk mengetahui konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran, siswa juga berdiskusi untuk
melakukan identifikasi masalah, pemecahan masalah yang kemudian hasil diskusi dari kerja kelompok dipersentasikan di depan kelas. Dalam kegiatan ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberi kebebasan berekspresi mengembangkan kemampuannya. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk saling bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya serta melakukan kerja ilmiah di dalam kelompoknya.
Berdasarkan pengalaman belajar yang dialami siswa dalam penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat, siswa terbiasa dan terlatih
mengindentifikasi masalah serta memecahkan masalah. Dengan kebiasaan ini
pemahaman konsep siswa akan tahan lama karena siswa terbiasa menemukan konsep sendiri. Hal ini akan meningkatkan aktivitas dan motivasi siswa ini akan
16 Alur penelitian dapat ditampilkan pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Alur Penelitian Siswa
Aktivitas Siswa 1. Interaksi siswa dalam PBM
dalam kelompok 2. Keberanian siswa dalam
bertanya dan
mengemukakan pendapat 3. Partisipasi siswa dalam
PBM
4. Motivasi dan semangat dalam mengikuti PBM 5. Interaksi antar siswa
selama kegiatan PBM (disikusi kelas)
6. Hubungan siswa dengan
17 E. Anggapan Dasar dan Hipotesis
1. Anggapan Dasar
a. Semua siswa kelas XI IPA SMA YPPL Bandar Lampung memiliki permasalahan yang sama yaitu cenderung pasif dalam proses pembelajaran.
b. Setiap sampel yang diteliti memperoleh materi yang sama.
c. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar fisika selain variabel yang diteliti tidak berpengaruh atau diabaikan.
2. Hipotesis Tindakkan
Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka teoritis, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas belajar fisika siswa pada model
pembelajaran berbasis sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar siswa.
H1: ada pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas belajar fisika siswa pada model
pembelajaran berbasis sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar siswa.
Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah: Hipotesis 1
18
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA YPPL Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri tiga kelas yaitu dari kelas XI1 sampai dengan
kelas XI3 dengan jumlah siswa 96 dengan siswa perempuan 51 dan siswa laki-laki 45
siswa.
B. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yang digunkan dari populasi yang terdiri dari 3 kelas diambil 1 kelas yaitu XI IPA SMA YPPL Bandar Lampung sebagai sampel.
C. Desain Penelitian
19 Secara prosedur rancangan desain penelitian seperti ditunjukkan dalam ilustrasi berikut ini :
Gambar 3.1 Desain One-Shot Case Study Keterangan:
X : Treatment (Pembelajaran sains teknologi masyarakat) O : Observasi (Aktivitas dan Hasil Belajar)
(Sugiyono, 2010: 110)
D. ProsedurPenelitian
Penelitian diawali dengan pemberian tugas memberikan perlakuan yaitu penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat pada kelas sampel sebagai kelas ekperimen. Dalam pembelajaran dilakukan observasi dengan diberikan angket aktivitas belajar. Selanjutnya kelas ekperimen diberikan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa. Kemudian menganalisis data dan membuat kesimpulan.
E. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, terdiri dari data kognitif berbentuk hasil belajar fisika dan data afektif berupa aktivitas belajar siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Tes
Dalam penelitian ini, pada masing-masing subpokok bahasan dilakukan dengan menggunakan pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat). Setelah dilakukan perlakuan STM (Sains Teknologi Masyarakat), dilakukan tes hasil belajar.
20 Setelah mengikuti tes hasil belajar, siswa akan meperoleh suatu skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar. Untuk
mempermudah dalam pengolahan data skor yang diperoleh dibuat dalam bentuk nilai dengan rumus:
2. Metode pengambilan data aktivitas siswa
Pengumpulan data aktivitas siswa dilakukan selama pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Pengumpulan data aktivitas siswa dilakukan dengan penyapuan per sepuluh menit. Dengan memberi tanda ceklist ( √ ) pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Data aktivitas diperoleh berdasarkan prilaku yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan (on task).
Tabel 3.1 Contoh lembar pengamatan aktivitas pada pembelajaran STM.
a b c a b c a b c a b c a b c
21 Aspek yang diamati yaitu prilaku yang relevan dengan kegiatan pembelajaran antara lain:
1. Interaksi siswa selama PBM dalam kelompok Indikator:
a. Berdiskusi memecahkan masalah b. Bekerjasama mengerjakan LKK
c. Bertanggung jawab terhadap kelompoknya
2. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat Indikator:
a. Penyampaian pendapat atau pertanyaan tidak terbata-bata b. Bertanya sesuai dengan materi materi pembelajaran c. Berpendapat sesuai dengan materi pembelajaran 3. Partisipasi siswa dalam PBM
Indikator:
a. Memperhatikan petunjuk guru b. Mengikuti petunjuk guru
c. Melakukan kegiatan sains teknologi masyarakat 4. Motivasi dan semangat dalam mengikuti PBM
Indikator:
22 5. Interaksi antar siswa selama kegiatan PBM (diskusi kelas)
Indikator:
a. Berinteraksi dengan temannya secra baik b. Menghargai pendapat teman
c. Memberi tangggapan positif terhadap pendapat teman 6. Hubungan siswa dengan guru selam kegiatan belajar mengajar
Indikator:
a. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru b. Melakukan perintah guru
c. Mendengarkan penjelasan guru
Proses selanjutnya masing-masing indikator dikategorikan menjadi empat yaitu: siswa memperoleh skor 4 jika 3 indikator terlaksana, siswa memperoleh skor 3 jika 2 indikator terlaksana, siswa memperoleh skor 2 jika 1 indikator terlaksana dan siswa memperoleh skor 1 jika tidak satupun indikator terlaksana.
3. Metode pengambilan data hasil belajar siswa
23 Tabel 3.2 Contoh lembar pengamatan hasil belajar pada pembelajaran STM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Nama Skor Yang Diperoleh Skor Hasil Belajar
G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas
Pengujian validitas lembar observasi digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus:
24 Dengan kriteria pengujian apabila dengan maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila maka alat ukur tersebut
tidak valid.
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.00 dengan kriteria uji bila Corrected Item – Total Correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construct yang kuat (valid).
2. Reliabilitas
Langkah selanjutnya adalah mencari harga reliabilitas instrument. Perhitungan ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2007: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:
25 Tabel 3.3 Kriteria koefisien Reabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukurannya dapat dipercaya atau apa diandalkan. Instrumen dikatakan reliable jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang relative sama.
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan program SPSS. Pada program ini digunakan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.
26 Tabel 3.4 Kriteria Nilai Alpha Cronbach’s
No Nilai Alpha Cronbach’s Keterangan
1 0,00 - 0,20 Kurang reliabel 2 0,21 - 0,40 Agak reliabel 3 0,41 - 0,60 Cukup reliabel 4 0,61 - 0,80 Reliabel 5 0,81 - 1, 00 Sangat reliabel
(Saputri, 2010: 30)
Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.
H. Teknik Analisis Data
27 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes akhir (observasi) dari hasil belajar siswa. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
Ho : Data terdistribusi normal H1 : Data terdistribusi tidak normal
Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung dengan metode kolmogrov smirnov berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai , nilai yang digunakan adalah 0,05 dengan pedoman pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka H1 diterima dengan artian bahwa data tidak terdistribusi secara normal.
2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dengan artian bahwa data terdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05.Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) lebih dari 0,05.
28 3. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.
Persamaan yang harus diselesaikan dalam regresi linier sederhana, yaitu:
Keterangan :
: Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
: Harga Y bila X = 0 (harga konstnta)
: Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X: Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa Y: Variabel terikatnya adalah model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Terlebih dahulu yang dicari dalam regresi sederhana yaitu dengan mencari nilai a menggunakan rumus berikut :
29 Setelah menghitung nilai a, berikutnya yang dihitung nilai b dengan rumus berikut:
b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X : Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Y : Variabel terikatnya adalah model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. n : banyaknya pasangan data
Setelah menghitung nilai a dan b, maka persamaan regresi linier sederhana (nilaiY) dapat dihitung dengan rumus berikut:
Pengambilan harga-harga X untuk meramalkan Y harus dipertimbangkan secara rasional dan menurut pengalaman, yang masih berada pada batas ruang gerak X.
30 Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan uji Reggression Linear.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis diperoleh dari uji regresi linear sederhana hipotesis statistik yang disusun berdasarkan hipotesis verbal yang telah dikemukakan dalam hipotesis penelitian.
Hipotesis statistik disusun sebagai berikut: Hipotesis 1
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas belajar fisika siswa pada
model pembelajaran berbasis sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar siswa.
H1: ada pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas belajar fisika siswa pada model
pembelajaran berbasis sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar siswa. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:
Hipotesis 1
43
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan pengaruh aktivitas terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Impuls dan Momentum kelas XI SMA YPPL Bandar Lampung dinyatakan dengan persamaan regresi linier sederhana Y’ = 25.965+ 0.841X terlihat bahwa koefisien regresi bernilai positif. Artinya ada
pengaruh yang kuat antara aktivitas siswa dengan hasil belajar siswa dengan aktivitas siswa terhadap hasil belajar sebesar 29.9%. Semakin tinggi aktivitas siswa maka semakin meningkatkan hasil belajar tidak berlaku sebaliknya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa dalam model pembelajaran berbasis Sains Teknologi Masyarakat dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa lebih mampu merealisasikan aktivitas pada pembelajaran ini.
44
3. Guru lebih memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyatakan pendapat agar siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Anomin . 2006.Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah.Google. La Maronta Galib. 28 Agustus 2006.
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/40.html.
Arikunto, Suharsimi. 2007.Dasar Evaluasi Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Dimyati . 2002.Belajar dan Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Jakarta.
Poedjiadi, A. 2005.Sains Teknologi Masyarakat. PT Remaja Rosda Karya. Bandung.
Prayekti. 2002.Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat Terbang Sederhana dalam Pembelajaran IPA di kelas 5 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Tahun ke-8. 039 : 777-783.
Priyatno, Duwi. 2010.Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS.MediaKom: Yogyakarta.
Rusmansyah, Yudha Isaryuana. 2006.Prospek Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di Kalimantan Selatan.Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Saputri, Novika. 2010.Pengaruh Fasilitas di Rumah dan Motivasi Belajar pada Pembelajaran Fisika melalui Metode Pemberian Tugas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Sardiman, A.M. 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta. Bandung.
Usman, Husaini dan Akbar Purnomo S. 2009.Pengantar Statistika. Bumi Aksara. Jakarta.