• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Skripsi

Oleh

NYOMAN TRI YULIANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Nyoman Tri Yulianti

Permasalahan penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik menggunakan strategi pembelajaran interaktif.

Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas dengan 2 siklus yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data penelitian dikumpulkan dengan lembar observasi dan instrumen tes pada setiap siklus. Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian penggunaan strategi pembelajaran interaktif dapat meningkakan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari: (a) persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (58,62) dalam kategori “cukup aktif” dan siklus II menjadi (75,25) dalam kategori “aktif”, (b) rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I (69,46) dan siklus II menjadi (83,32), (c) katuntasan hasil belajar siswa pada siklus I jumlah siswa tuntas 19 orang atau sebesar (67%), siklus II jumlah siswa yang tuntas 24 orang atau sebesar (85%) (d) persentase rata-rata afektif siswa pada siklus I (57,55)dalam kategori “cukup”dan siklus II menjadi (76,65) dalam kategori “baik”, dan (d) persentase rata-rata psikomotor siswa pada siklus I (46,5) dalam kategori “cukup terampil”dan siklus II menjadi (71,8)dalam kategori “terampil”.

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, pada tanggal 28 Agustus 1991. Merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang dilahirkan dengan selamat oleh pasangan Bapak I Ketut Suparta dan Ibu Wayan Poncowati.

(7)

MOTO

Kesalahan yang disikapi dengan positif menjadi

pengantar menuju perbaikan dan kesuksesan

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Ibunda dan ayahandaku tercinta, yang tiada henti mendoakan,

memberikan dorongan moril dan materil, semangat, serta

menanti kesuksesanku.

2. Kakak dan adik-adikku tersayang, Wayan tina Septiana, Kadek

Yulia Agustina, Made Suarsana, Ketut Rio Fandi Prima, dan

Yulinda Tiara Putri yang selalu memotivasi dan menemaniku

selama ini.

3. Sahabat-sahabatku seperjuangan, susah, sulit, sedih, duka, lara,

serta sukacita, bahagia dan tawa kita. Selalu akan kurindu saat

kebersamaan kita.

4. Teman-teman Kosan Babe Eta, Uswatun, Umi, Ana, Ima, Reni,

Risty, dan Imama Mualimah yang selalu menemani dalam suka

maupun duka

5. Putri kecil Bunda Putu Divya Valentina yang selalu menjadi

penyemangat hidup bunda.

6. Suamiku yang selalu mendoakan, menemani dalam suka dan

duka, serta menyemangatiku.

(9)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wase yang telah memberikan rahmat dan sinar suci-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Interaktif pada Pembelajaran Tematik Kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah Tahun Pelajaran 2013/2014”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbahsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

(10)

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua UPP Metro S1 PGSD yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sarengat,M.Pd., selaku Dosen Pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan saran-saran, dan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing 1 dalam penulisan skripsi ini yang telah membimbing, memberikan ilmu yang berarti untuk penulis.

7. Ibu Dra. Hj Nelly Astuti, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing 2 dalam penulisan skripsi ini yang juga telah memberikan, ilmu, saran, dan nasihat yang bermanfaat bagi penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Suroto, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 02 Kotagajah, serta Dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

10. Ibu Mustika Ningsih A.Ma.Pd., selaku teman sejawat yang banyak membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

11. Siswa siswi kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

(11)

13. Teman-teman yang pernah satu kosan, Uswatun Huriyah. S. Pd., Umi Anggraini. S. Pd., Dwi Ana, Ima, Reni Utami, Risti Meilani dan Imama Mualimah, terima kasih karena selalu memotivasi, membimbing, menasehati, dan memberikan informasi, serta ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk penulis. 14. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan dunia pendidikan khususnya ke SD-an.

Metro, 2014 Penulis

(12)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... ... 6

C. Pembatasan Masalah ...…… 6

D. RumusanMasalah ... ... 7

E. Tujuan Penelitian ... ... 7

F. Manfaat Penelitian ...…… 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran... ... 9

B. Pembelajaran Tematik ... ... 15

C. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar... ... 27

D. Hipotesis Tindakan... ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... ... 33

B. Subjek Penelitian... ... 34

C. Setting Penelitian... ... 35

D. Sumber Data ... ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... ... 35

F. Alat Pengumpulan Data... ... 36

G. Teknik Analisis Data... ... 36

H. Rincian Prosedur Penelitian ... ... 40

I. Indikator Keberhasilan ...…… 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...…... 48

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... ... 108 B. Saran ... ... 110 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan dan Persamaan antara Penilaian Tradisional dan

Penilaian Otentik... 26

2. Kategori Aktivitas Siswa Per Individu...……….... 37

3. Konversi Nilai Kinerja Guru... 38

4. Konversi Sikap Disiplin dan Kerjasama... 38

5. Konversi Keterampilan Mengkomunikasikan Hasil Diskusi... 38

6. Klasifikasi Hasil Belajar Kognitif Siswa... 40

7. Data Persentase Kinerja Guru Siklus I……… 61

8. Data Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I…………... 65

9. Hasil Belajar Siswa Siklus I... 66

10. Hasil Observasi Aspek Disiplin dan Kerjasama Siklus I... 68

11. Hasil Observasi Aspek Keterampilan Berbicara Siklus I... 71

12. Data Persentase Kinerja Guru Siklus II………. 86

13. Data Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II…………... 89

14. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II... 90

15. Hasil Observasi Aspek Disiplin dan Kerjasama Siklus II... 91

16. Hasil Observasi Aspek Keterampilan Berbicara Siklus II... 94

17. Rekapitulasi Kinerja Guru Per-Siklus………...………. 97

18. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Per-Siklus…...…………... 99

19. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar...………. 101

20.Data Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa……….. 103

21. Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa……….. 104

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran... 10 2. Alur SiklusPenelitian Tindakan Kelas ………... 34 3. Grafik Peningkatan Rata-rata Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Tematik Menggunakan Pembelajaran Interaktif………. 98 4. Grafik Peningkatan Rata-rata Aktivitas Siswa... 100 5. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Tematik MenggunakanPembelajaran Interaktif ………... 102 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa……….………... 103 7. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa dalam

Pembelajaran Tematik Menggunakan Pembelajaran

Interaktif……….. 105 8. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siswa

dalam Pembelajaran Tematik Menggunakan Pembelajaran

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan... ... 114

2. Surat Izin Penelitian ...…..115

3. Surat Izin Penelitian SD ...…..116

4. Surat Keterangan Penelitian...…..117

5. Surat Keterangan Penelitian SD...…..118

6. Surat Pernyataan Penelitian SD ...…119

7. Pemetaan Siklus I Pembelajaran 1 ...…..120

8. Pemetaan Siklus I Pembelajaran 2 ...…..121

9. Silabus Siklus I Pembelajaran 1 ...…..122

10. Silabus Siklus I Pembelajaran 2 ...…..127

11. RPP Siklus I Pembelajaran 1...…..133

12. RPP Siklus I Pembelajaran 2...…..140

13. Lembar Penilaian Kognitif Siswa ...…..148

14. Lembar Penilaian Afektif Siswa ...…..149

15. Lembar Penilaian Psikomotor Siswa ...…..151

16. Instrumen Tes Siklus I ...…..153

17. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ...…..158

18. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ...…..160

19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1...…..162

20. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2...…..164

21. Hasil Nilai Kognitif Siswa Siklus I...…..166

22. Hasil Observasi Penilaian Sikap Siswa Siklus I Pembelajaran 1....…..167

23. Hasil Observasi Penilaian Sikap Siswa Siklus I Pembelajaran 2 ...…..169

24. Hasil Observasi Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I Pembelajaran 1 ...…..171

25. Hasil Observasi Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I Pembelajaran 2 ...…..173

26. Pemetaan Siklus II Pembelajaran 1...…..175

27. Pemetaan Siklus II Pembelajaran 2...…..176

28. Silabus Siklus II Pembelajaran 1...…..177

29. Silabus Siklus II Pembelajaran 2...…..181

30. RPP Siklus II Pembelajaran 1 ...…..185

31. RPP Siklus II Pembelajaran 2 ...…..193

32. Lembar Penilaian Kognitif Siswa ...…..200

(17)

34. Lembar Penilaian Psikomotor Siswa ...…..203

35. Instrumen Tes Siklus II ...…..205

36. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1...…..211

37. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2...…..213

38. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ...…..215

39. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ...…..217

40. Hasil Nilai Kognitif Siswa Siklus II ...…..219

41. Hasil Observasi Penilaian Sikap Siswa Siklus II Pembelajaran 1 ..…..220

42. Hasil Observasi Penilaian Sikap Siswa Siklus II Pembelajaran 2 ..…..222

43. Hasil Observasi Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II Pembelajaran 1 ...…..224

44. Hasil Observasi Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II Pembelajaran 1 ...…..235

(18)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Skripsi

Oleh

NYOMAN TRI YULIANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(19)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Nyoman Tri Yulianti

Permasalahan penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik menggunakan strategi pembelajaran interaktif.

Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas dengan 2 siklus yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data penelitian dikumpulkan dengan lembar observasi dan instrumen tes pada setiap siklus. Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian penggunaan strategi pembelajaran interaktif dapat meningkakan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari: (a) persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (58,62) dalam kategori “cukup aktif” dan siklus II menjadi (75,25) dalam kategori “aktif”, (b) rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I (69,46) dan siklus II menjadi (83,32), (c) katuntasan hasil belajar siswa pada siklus I jumlah siswa tuntas 19 orang atau sebesar (67%), siklus II jumlah siswa yang tuntas 24 orang atau sebesar (85%) (d) persentase rata-rata afektif siswa pada siklus I (57,55)dalam kategori “cukup”dan siklus II menjadi (76,65) dalam kategori “baik”, dan (d) persentase rata-rata psikomotor siswa pada siklus I (46,5) dalam kategori “cukup terampil”dan siklus II menjadi (71,8)dalam kategori “terampil”.

(20)
(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran... 10 2. Alur SiklusPenelitian Tindakan Kelas ………... 34 3. Grafik Peningkatan Rata-rata Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Tematik Menggunakan Pembelajaran Interaktif………. 98 4. Grafik Peningkatan Rata-rata Aktivitas Siswa... 100 5. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Tematik MenggunakanPembelajaran Interaktif ………... 102 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa……….………... 103 7. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa dalam

Pembelajaran Tematik Menggunakan Pembelajaran

Interaktif……….. 105 8. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siswa

dalam Pembelajaran Tematik Menggunakan Pembelajaran

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa adalah dengan pendidikan. Pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa karena bangsa yang cerdas akan memberikan kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 mengemukakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya, oleh karena itu pendidikan bertujuan untuk megembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(23)

2

yang sangat dibutuhkan peserta didik pada zaman sekarang untuk menampik pengaruh buruk dari globaisasi. Menurut Mulyasa, (2013: 7) melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter dengan pendekatan tematik diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuanya. Penggunaan pendekatan tematik dalam pengajaran dianggap paling cocok digunakan karena sistem pengajarannya berdasarkan tema-tema tertentu yang umumnya berada dekat dengan lingkungan siswa sehingga siswa dapat lebih mudah dalam membagun pengetahuanya.

Trianto (2011: 158) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya antara lain : (1) dunia anak adalah dunia nyata, (2) proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek lebih terorganisasi, (3) pembelajaran akan lebih bermakna, (4) memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri, (5) memperkuat kemampuan yang diperoleh, dan(6) efisiensi waktu.

Arti penting ini merupakan alasan utama mengapa perlu dilaksanakannya pembelajaran tematik, oleh karena itu guru harus padai mengemas dan merancang pengalaman belajar yang akan memengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Penerapan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar (SD) akan sangat membatu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic).

(24)

3

lainnya. Kegiatan ini bergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan peserta didik yang dapat didukung dengan suasana pembelajaran yang kondusif serta ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model, metode, media atau strategi dalam pembelajaran. Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang, dan banyak gangguan, sudah barang tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif (Hamalik, 2011: 52). Dalam hal ini guru dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

(25)

4

Berdasarkan pengamatan di kelas IV B, bahwa ada beberapa faktor yang mempegaruhi hal tersebut seperti faktor dari guru dan faktor dari diri siswa. Faktor dari guru yaitu guru kurang tahu dan paham bagaimana penerapan pembelajaran tematik sehingga dalam mengajar guru mengalami beberapa kesulitan. Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa hanya duduk mendengarkan guru, selain itu guru belum menggunakan model pembelajaran yang dianggap mampu membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar karena dengan menggunakan suatu model pembelajaran tertentu akan menciptakan suasana baru dan variasi dalam mengajar. Sedangkan faktor dari diri siswa yaitu mental siswa kelas IV B dalam pembelajaran yang terlihat kurang. Banyak siswa yang kurang berani atau takut untuk berkata belum mengerti terhadap pembelajaran atau hanya diam ketika ditanya oleh guru. Hanya terdapat beberapa siswa yang dengan tegas menjawab jika siswa tersebut sudah atau belum mengerti. Keadaan seperti ini dapat membuat siswa yang belum paham tapi hanya diam saja akan dirugikan.

Selain itu siswa juga kurang aktif dalam kegiatan belajar sehingga kegiatan pembelajaran terkesan hanya bersifat satu arah yakni dari guru saja, sedangkan siswa hanya sebagai penerima pasif. Hal itu disebabkan karena guru kurang mengadakan variasi dalam mengajar, guru selalu menggunakan metode mengajar yang sama setiap kali mengajarkan suatu materi.

(26)

5

masih rendah yaitu 52 (data nilai ulangan harian tahun ajaran 2013/2014). Rendahnya hasil belajar tersebut dapat menyimpulkan bahwa masih kurang pahamnya siswa SD Negeri 02 Kotagajah kelas IV B terhadap materi-materi dalam pembelajaran tematik.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penggunaan suatu strategi, metode atau model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif untuk belajar yang tentunya juga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk itu, guru dapat mengimplementasikan pembelajaran interaktif sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas. Majid, (2013: 84) menuliskan bahwa pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui penyelidikan terhadap pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.

(27)

6

Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Interaktif pada Pembelajaran Tematik Kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

1. Guru masih belum sepenuhnya menggunakan pembelajaran dengan sistem tematik.

2. Pembelajaran yang masih menggunakan polateacher centered.

3. Rendahnya partisipasi siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

4. Kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa lainnya.

5. Guru belum menggunakan strategi pembelajaran interaktif dalam pelaksanaan pembelajaran.

6. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah pada saat proses pembelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis dapat merumuskan pembatasan masalah sebagai berikut:

(28)

7

2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti pemecahan masalahnya, adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah dengan menggunakan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah

(29)

8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan pembelajaran interaktif

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk dapat menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya dengan menggunakan pembelajaran interaktif secara tepat.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbang saran yang baik bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan menggunakan pembelajaran interaktif sebagai inovasi strategi mengajar dalam pembelajaran tematik.

4. Bagi Peneliti

(30)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa adalah dengan pendidikan. Pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa karena bangsa yang cerdas akan memberikan kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 mengemukakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya, oleh karena itu pendidikan bertujuan untuk megembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(31)

2

yang sangat dibutuhkan peserta didik pada zaman sekarang untuk menampik pengaruh buruk dari globaisasi. Menurut Mulyasa, (2013: 7) melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter dengan pendekatan tematik diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuanya. Penggunaan pendekatan tematik dalam pengajaran dianggap paling cocok digunakan karena sistem pengajarannya berdasarkan tema-tema tertentu yang umumnya berada dekat dengan lingkungan siswa sehingga siswa dapat lebih mudah dalam membagun pengetahuanya.

Trianto (2011: 158) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya antara lain : (1) dunia anak adalah dunia nyata, (2) proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek lebih terorganisasi, (3) pembelajaran akan lebih bermakna, (4) memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri, (5) memperkuat kemampuan yang diperoleh, dan(6) efisiensi waktu.

Arti penting ini merupakan alasan utama mengapa perlu dilaksanakannya pembelajaran tematik, oleh karena itu guru harus padai mengemas dan merancang pengalaman belajar yang akan memengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Penerapan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar (SD) akan sangat membatu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic).

(32)

3

lainnya. Kegiatan ini bergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan peserta didik yang dapat didukung dengan suasana pembelajaran yang kondusif serta ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model, metode, media atau strategi dalam pembelajaran. Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang, dan banyak gangguan, sudah barang tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif (Hamalik, 2011: 52). Dalam hal ini guru dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

(33)

4

Berdasarkan pengamatan di kelas IV B, bahwa ada beberapa faktor yang mempegaruhi hal tersebut seperti faktor dari guru dan faktor dari diri siswa. Faktor dari guru yaitu guru kurang tahu dan paham bagaimana penerapan pembelajaran tematik sehingga dalam mengajar guru mengalami beberapa kesulitan. Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa hanya duduk mendengarkan guru, selain itu guru belum menggunakan model pembelajaran yang dianggap mampu membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar karena dengan menggunakan suatu model pembelajaran tertentu akan menciptakan suasana baru dan variasi dalam mengajar. Sedangkan faktor dari diri siswa yaitu mental siswa kelas IV B dalam pembelajaran yang terlihat kurang. Banyak siswa yang kurang berani atau takut untuk berkata belum mengerti terhadap pembelajaran atau hanya diam ketika ditanya oleh guru. Hanya terdapat beberapa siswa yang dengan tegas menjawab jika siswa tersebut sudah atau belum mengerti. Keadaan seperti ini dapat membuat siswa yang belum paham tapi hanya diam saja akan dirugikan.

Selain itu siswa juga kurang aktif dalam kegiatan belajar sehingga kegiatan pembelajaran terkesan hanya bersifat satu arah yakni dari guru saja, sedangkan siswa hanya sebagai penerima pasif. Hal itu disebabkan karena guru kurang mengadakan variasi dalam mengajar, guru selalu menggunakan metode mengajar yang sama setiap kali mengajarkan suatu materi.

(34)

5

masih rendah yaitu 52 (data nilai ulangan harian tahun ajaran 2013/2014). Rendahnya hasil belajar tersebut dapat menyimpulkan bahwa masih kurang pahamnya siswa SD Negeri 02 Kotagajah kelas IV B terhadap materi-materi dalam pembelajaran tematik.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penggunaan suatu strategi, metode atau model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif untuk belajar yang tentunya juga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk itu, guru dapat mengimplementasikan pembelajaran interaktif sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas. Majid, (2013: 84) menuliskan bahwa pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui penyelidikan terhadap pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.

(35)

6

Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Interaktif pada Pembelajaran Tematik Kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

1. Guru masih belum sepenuhnya menggunakan pembelajaran dengan sistem tematik.

2. Pembelajaran yang masih menggunakan polateacher centered.

3. Rendahnya partisipasi siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

4. Kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa lainnya.

5. Guru belum menggunakan strategi pembelajaran interaktif dalam pelaksanaan pembelajaran.

6. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah pada saat proses pembelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis dapat merumuskan pembatasan masalah sebagai berikut:

(36)

7

2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti pemecahan masalahnya, adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah dengan menggunakan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah

(37)

8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan pembelajaran interaktif

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk dapat menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya dengan menggunakan pembelajaran interaktif secara tepat.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbang saran yang baik bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan menggunakan pembelajaran interaktif sebagai inovasi strategi mengajar dalam pembelajaran tematik.

4. Bagi Peneliti

(38)
(39)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

(40)

10

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Hernawan, dkk 2007: 112).

Dengan demikian penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelasnya dapat membantu memudahkan siswa dalam menerima dan memahami sehingga tujuan pembelajaran yang telah disepakati bersama dapat tercapai, dan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan di kelasnya.

2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut artikel Saskatchewan educational (Majid, 2013: 10-12) terdapat jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran seperti gambar di bawah

Gambar 1. Jenis-jenis strategi pembelajaran Adopsi dari Majid (2013: 10-12)

a. Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)

Merupakan strategi pembelajaran yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi

Pembelajaran langsung

Pembelajaran tidak langsung Pembelajaran

interaktif

(41)

11

ini termasuk di dalamnya metode ceramah, pertanyaan dedaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi,

b. Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)

Merupakan strategi pembelajaran yang memperlihatkan betuk keterlibatan siswa yang paling tinggi karena fungsi guru disini hanyalah sebagai fasilitator, siswa lebih banyak belajar melalui observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi data, dan pembentukan hipotesis.

c. Strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)

Strategi pembelajaran interaktif merujuk pada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara siswa.

d. Strategi pembelajaran melalui pengalaman

Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. e. Strategi pembelajaran mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemadirian, dan peningkatan diri.

Berdasarkan jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran yang cocok diterapkan di sekolah dasar sesuai dengan permasalahan yang ada adalah strategi pembelajaran interaktif, karena melalui strategi ini pembelajaran di kelas terkesan lebih hidup karena adanya hubungan saling berbagi antar siswa maupun guru. Oleh karena itu untuk selanjutnya penulis hanya akan memfokuskan pada kajian teori tentang strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)

(42)

12

mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui penyelidikan terhadap pertanyaan yang mereka ajukkan sendiri. Menurut Rohman & Amri (2013: 63) pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing diantara siswa. Diskusi dan sharing memberi kesempatan siswa untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan, pengetahuan guru atau teman sebaya, serta untuk membangun cara berpikir dan merasakan.

Pembelajaran interaktif dapat dilaksanakan untuk ukuran kelompok yang bervariasi dan interaksi yang berbeda-beda. Pembelajaran dapat berupa diskusi kelas dimana tidak dibentuk kelompok, diskusi dalam kelompok-kelompok kecil atau siswa belajar berpasangan dalam mengerjakan tugas. Hal yang harus dilakukan guru adalah memberikan topik diskusi atau tugas, menentukan waktu diskusi, menentukan jumlah dan komposisi siswa dalam kelompok (Sani, 2013: 149).

Menurut Sofia (http://sofiasacikakaradiba.blogspot.com) dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis, dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi proses belajar mengajar yang interaktif.

(43)

13

tersebut, berdasarkan penyelidikan tersebut siswa akan secara sendirinya memperoleh pengetahuan baru, pengetahuan yang diperoleh dari hasil mengkonstruksi sendiri sifatnya akan lebih bertahan lama dan lebih bermakna.

4. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction)

Berdasarkan pengertian strategi pembelajaran interaktif, lebih jelas akan dipaparkan bagaimana prosedur atau tahap-tahap dalam penerapan strategi pembelajaran interaktif.

Menurut Majid, (2013: 88-90) tahap-tahap pelaksanaan strategi pembelajaran interaktifada tujuh, yaitu: tahap persiapan (preparation),

tahap pengetahuan awal (before view), tahap kegiatan (exploratory),

tahap pertanyaan siswa (children questions), tahap penyelidikan

(investigation), tahap pengetahuan akhir (after views), dan tahap refleksi (reflection)

a. Tahap 1 : Persiapan (Preparation)

Pada tahap kegiatan awal dari pembelajaran interaktif ini yaitu persiapan guru dan siswa mencari latar belakang topik yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran.

b. Tahap 2 : Pengetahuan awal(Before view)

Pada tahap pengetahuan awal, guru menggali pengetahuan awal siswa mengenal hal-hal yang telah diketahui oleh siswa mengenai topik yang akan dipelajari.

c. Tahap 3 : Kegiatan (Exploratory)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ketiga ini adalah menampilkan kegiatan yang memancing rasa ingin tahu siswa. Selanjutnya siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik kegiatan dimaksud.

d. Tahap 4 : Pertanyaan siswa (Children questions)

Setelah melakukan kegiatan ekplorasi melalui berbagai kegiatan demonstrasi atau fenomena, pada tahap ini masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk membuat pertayaan dalam kelompoknya, kemudian siswa membacakan pertanyaan yang dibuat dalam kelompoknya tersebut.

e. Tahap 5 : Penyelidikan (Investigation)

(44)

14

pengorganisasian dan mengnalisis data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru

f. Tahap 6 : Pengetahuan akhir (After views)

Pada tahap pengetahuan akhir, siswa membacakan hasil yang diperolehnya.

g. Tahap 7 : Refleksi (Reflection)

Tahap akhir adalah refleksi, yaitu kegiatan berfikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari.

Sejalan dengan pendapat Majid tersebut, menurut Lilis (http://sumsel.kemenag.go.id/) terdapat lima langkah dalam penerapan pembelajaran interaktif yaitu meliputi (1) persiapan meliputi kegiatan mempersiapkan materi yang akan dipelajari, (2) kegiatan penjelajahan meliputi sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung, (3) pertanyaan siswa meliputi kegiatan pengajuan pertanyaan oleh siswa mengenai materi, (4) penyelidikan meliputi tahapan lebih lanjut untuk memperoleh informasi berdasarkan pertanyaan yang diajukan siswa, dan (5) refleksi meliputi kegiatan pembahasan kembali mengenai hasil penyelidikan siswa.

(45)

15

5. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)

Setiap strategi pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu pula dengan strategi pembelajaran interaktif ini.

Majid, (Renny dalam Nurhasanah 2013: 91.92) memaparkan kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran interaktif adalah: a. siswa diberikan lebih banyak kesempatan untuk melibatkan

keingintahuannya pada objek yang dipelajari,

b. melatih siswa mengungkapkan rasa ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru,

c. memberikan sarana bermain bagi siswa melalui kegiatan eksplorasi, d. guru menjadi fasilitator, motivator, dan perancang aktivitas belajar, e. menempatkan siswa sebagai objek pembelajaran yang aktif dan, f. hasil belajar lebih bermakna.

Sedangkan kekurangan dari strategi pembelajaran interaktif ini ialah: a. sangat tergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan

mengembangkan dinamika kelompok.

b. sangat tergantung pada kecakapan guru dalam mengelola kelas

B. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa. Oleh karena itu pada tingkat SD pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada lingkungan yang dekat dengan dunia siswa sehingga siswa dapat lebih mudah dalam membagun pengetahuannya, mengingat tingkat berfikir siswa SD sebagian besar masih ke arah yang realistis, bukan konkret. Sehubungan dengan itu sistem pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan dengan pendekatan tematik.

(46)

16

Pembelajaran tematik juga memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan menemukan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.

Menurut Trianto (2011: 173) pembelajaran tematik merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian; misalnya di bidang IPA, matematika, pendidikan agama, IPS dan lainya, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan (holistic) dan keterpaduan (integralistic). Sedangkan menurut Hernawan, dkk (2007:128) model pembelajaran tematik merupakan kegiatan belajar megajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Premis utama pembelajaran tematik bahwa siswa memerlukan peluang-peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya, menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis. Pada sisi lain, model pembelajaran tematik relevan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan belajar. Model pembelajaran tematik diharapkan mampu menginspirasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar (Kemendikbud 2013: 192).

(47)

17

Sebagai suatu model pembelajaran di SD, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik seperti: (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman langsung, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, dan (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. (Hernawan, dkk 2007:131)

Dengan melihat beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pembelajaran tematik dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu proses belajar mengajar yang memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam suatu tema tertentu yang dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dengan menggunakan prinsip bermain dan menyenangkan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Suryosubroto (2009: 136) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan juga kekurangan, kelebihan yang dimaksud yaitu :

a. menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, b. pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tahap

perkembangan dan kebutuhan siswa,

c. hasil belajar akan bertahan lebih lama karena berkesan dan bermakna,

d. menumbuhkan keterampilan sosial seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Pembelajaran tematik disamping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:

a. guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi

(48)

18

3. Implementasi Pembelajaran Tematik

Keberhasilan pembelajaran tematik dipengaruhi oleh seberapa jauh pembelajaran tersebut direncanakan sesuai dengan kondisi dan potensi siswa. Dalam melaksanakan pembelajaran tematik guru harus jeli dalam mengidentifikasi SK/KD dan menetapkan indikator pada setiap mata pelajaran yang akan dipadukan.

Menurut Rusman (2012: 261-271) terdapat tujuh tahap atau langkah-langkah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu:

a. Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan

b. Mempelajari kompetensi dasar dan indikator dari mata pelajaran yang akan dipadukan

c. Memilih dan menetapkan tema/topik pemersatu

d. Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu

e. Menyusun silabus pembelajaran tematik f. Penyusunan rencana pembelajaran tematik g. Pengelolaan kelas.

Melalui pembelajaran tematik siswa dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari secara holistik, bermakna, autentik, dan aktif. Cara pengemasan pembelajaran yang dirancang guru sangat berpegaruh terhadap kebermaknaan belajar siswa (Rusman 2012: 257).

(49)

19

penilaian otentik. Berikut dijelaskan mengenai pendekatan scientific dan penilaian otentik pada kurikulum 2013.

1) PendekatanScientific

a) Pengertian PendekatanScientific(Pendekatan Ilmiah)

Kondisi pembelajaran saat ini diarahkan agar siswa mampu merumuskan masalah dengan banyak menanya, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan hanya menjawab saja. Pembelajaran diarahkan pada tingkat berpikir analitis bukan mekanitis dengan mendorong siswa untuk mencari tahu dari berbagai sumber maupun observasi, bukan hanya diberi tahu oleh guru. Oleh karena itu dalam implementasi kurikulum 2013 ini digunakan pendekatan scientific

dalam proses pembelajaranya dimana pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran (Sudarwan dalam Kemendikbud 2013: 205). Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Menurut Sudrajat 2013 pendekatan scientific selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian.

(50)

20

legenda, atau dongeng semata, (2) penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis, (3) mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran, (4) mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran, (5) mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran, (6) berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan, dan (7) tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan scientific/pendekatan ilmiah merupakan suatu pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran untuk mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.

b) Langkah-langkah PedekatanScientific/Ilmiah

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(51)

21

baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan (Kemendikbud).

(1) Mengamati

Dalam penyajian pembelajaran, guru dan siswa (Kelas 4SD) perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat siswa masih dalam jenjang SD, maka pengamatan akan lebih banyak menggunakan media gambar, alat peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual.

(2) Menanya

Guru yang efektif seyogyanya mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru atau siswa bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswa belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswa, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

(3) Menalar

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar.

(4) Mencoba

(52)

22

(5) Mengolah

Pada tahapan mengolah ini siswa sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Maka akanmenyentuh tentang identitas siswa terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. (6) Menyimpulkan

Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

(7) Mengkomunikasikan

Siswa harus dapat menyajikan dan mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama.

2) Penilaian Otentik (Asesmen Autentik) a) Pengertian Penilaian

(53)

23

pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik siswa dengan aturan tertentu.

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk menentukan pencapaian kompetensi siswa terhadap suatu mata pelajaran. Diawali dengan melakukan pengumpulan data, pengumpulan contoh, pencatatan amatan yang dilakukan dengan sengaja, sistematis dan berkelanjutan serta digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa (Majid 2013: 335). Sejalan dengan definisi tersebut Nurgiyantoro (2011: 22) mengemukakan bahwa penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan pendidikan. Penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa proses dan kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan (Mulyasa 2013: 136).

b) Jenis-jenis Penilaian

Sudut pandang yang obyektif mengungkapkan bahwa nilai dianggap mampu meramalkan masa depan, namun demikian, makin tinggi jenjang pendidikan, makin tidak akurat meramalkan nilai pada tingkat berikutnya (Dananjaya 2010: 284).

Menurut Dananjaya (2010: 285-289) terdapat berbagai cara yang dapat digunakan guru sebagai cara penilaian antara lain: (1) Tes Ulangan atau Ujian

Menurut penilaian dengan cara ini, hasil belajar merupakan gabungan antara ulangan dan ujian.

(2) Penilaian Diri

(54)

24

(3)Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja diperoleh dengan cara melihat keunggulan dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran.

(4)Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian dengan mengemas atau menyimpan bukti keterampilan, ide, minat dan prestasi seseorang.

(5)Penilaian Otentik

Penilaian otentik merupakan suatu akurasi siswa yang cukup luas cakupannya meliputi pendekatan-pendekatan di luar ulangan dan ujian. Penilaian otentik dapat diterapkan pada siswa yang berbeda kemampuan akademik, gaya belajar, dan perbedaan latar belakang oleh karena itu penilaian otentik merupakan penilaian yang berpusat pada pembelajaran.

Berdasarkan jenis-jenis penilaian yang telah dikemukakan di atas, penilaian otentik merupakan jenis penilaian yang paling tepat dilaksanakan pada saat ini mengingat pembelajaran pada kurikulum 2013 menuntut adanya penilaian yang benar-benar mencerminkan hasil belajar siswa tidak hanya mencakup ranah kognitif saja, oleh karena itu penulis mengguakan penilaian otentik sebagai acuan penilaian pada penelitian ini.

c) Penilaian Otentik (Asesmen Autentik)

(55)

(http://akbar-25

iskandar.blogspot.com) Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai

Kemendikbud (2013: 246) mengemukakan asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, asesmen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.

(56)

26

Secara lebih konkret, Muller (Nurgiyantoro 2011: 26) menunjukkan adanya perbedaan dan persamaan antara penilaian tradisioal dan penilaian otentik sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut:

Tabel 1 Perbedaan dan Persamaan antara Penilaian Tradisional dan Penilaian Otentik

No Penilaian Tradisional Penilaian Otentik

(57)

27

terlebih dahulu. tugas yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk menunjukkan penguasaannya.

Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah suatu proses pengumpulan informasi yang dilakukan oleh guru untuk melihat tahap kemajuan siswa dalam belajar dimana siswa mampu untuk menunjukkan kinerjanya di dunia nyata secara bermakna bukan hanya dinilai berdasarkan penguasaan pengetahuan semata.

C. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Belajar

(58)

28

dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor (Hernawan, dkk 2007: 7). Oleh karena manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya maka belajar merupakan suatu proses yang pajang dan berlangsung seumur hidup seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (Majid, 2013: 33) penyesuaian tingkah laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar. Belajar sebagai proses dapat dikatakan sebagai kegiatan seseorang yang dilakukan dengan sengaja melalui penyesuaian tingkah laku dirinya dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya.

Budiningsih (2008: 58), menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si pebelajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud belajar bukan hanya proses pembelajaran di dalam kelas, melainkan dapat dimana saja, setiap kejadian atau peristiwa dapat disebut sebagai belajar karena belajar merupakan perubahan tingkah laku baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotor yang diperoleh melalui pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.

2. Pengertian Aktivitas Belajar a. Aktivitas Belajar

(59)

29

diperhatikan. Aktivitas belajarmerupakan tuntutan logis dari hakekat belajar dan mengajar seperti yang dikemukakan oleh Mulyono (Ahmad, 2010) tentang pengertian mendasar sebelum kepengertian aktivitas belajar yaitu mengemukakan tentang pengertian aktivitas yang artinya “kegiatan atau keaktivan”. Segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Terkait pendapat tersebut Reber (Syah, 2003: 109) mengemukakan bahwa aktivitas adalah proses yang berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengan beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Pada proses pembelajaran terjadi aktivitas yang disebut aktivitas belajar seperti yang dikemukakan oleh Machrus (http://id.shvoong.com) bahwa pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru.

Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebab kegiatan pembelajaran tidak akan terjadi apabila tidak ada aktivitas. Seperti yang dikemukakan Trinandita (Ahmad, 2010) bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivan siswa. Keaktivan siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

(60)

30

mencapai tujuan dalam suatu pembelajaran. Pada penelitian ini, hal tersebut dapat dilihat dari indikator yang telah ditentukan yakni partisipasi, minat, perhatian, dan presentasi siswasaat mengikuti proses pembelajaran.

b. Jenis-jenis Aktivitas

Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich dalam Hamalik (2011: 90-91) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:

1) Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. 3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

6) Kegiatan-kegiatan matrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih (Bruton dalam Hamalik, 2011: 91).

3. Hasil Belajar

(61)

31

evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Gagne (Suprijono, 2011: 6) mengemukakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sejalan dengan itu Sudjana (2010: 3) hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku baik mencakup bidang kognitif, afektif maupun psikomotor.

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor seperti yang diungkapkan oleh Kosasih (2007: 50) yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa atau lingkungan. Suparno (Suwarjo, 2008: 36) mengemukakan bahwa hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui pebelajar, yakni konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan beban yang dipelajarinya.

Bloom (dalam Sudjana, 2010: 22), secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. (1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yag teridi dari enam aspek yakni, pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. (3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek raah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmoisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

(62)

32

kerjasama yang dalam konteks kehidupan sehari-hari sikap tersebut sangat perlu dimiliki oleh siswa. Kemudian pada ranah psikomotor (keterampilan), penulis mengukur kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan hasil diskusi.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan buah belajar yang bergantung pada proses belajar siswa dalam menerima setiap pengalaman belajar. Melalui penilaian proses dan tes dalam proses pembelajaran dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa. Maka, indikator hasil belajar siswa dalam penelitian ini dapat dilihat dari 3 ranah yakni kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).

D. Hipotesis Tindakan

(63)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal denganclassroom action research. Menurut Sajaya, (2010: 44) penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tidakan terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Sejalan dengan itu Kunandar,(2010: 45) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentudalam suatu siklus.

(64)

34

(reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan/tercapai.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan pelaksanaan dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yakni; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada akhir kegiatan diadakan tes formatif. Siklus penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Alur Siklus PTK Adaptasi dari Arikunto (2010: 16)

B. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antara peneliti dengan guru kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah. Adapun subjek penelitian adalah 1 orang guru dan siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 28 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.

Perencanaan I

Pelaksanaan I

SIKLUS 1

Pengamatan I Refleksi I

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan II Refleksi II

Pengamatan II

(65)

35

C. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Kotagajah. Jalan SMA Negeri 1 Kotagajah Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan ini telah dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Persiapan pada bulan Januari dan selesai pada bulan Mei.

D. Sumber Data

Sumber data penelitian yaitu pihak-pihak yang menghasilkan keterangan yakni guru dan siswa. Dalam penelitian ini berupa data kualitatifdiperolehdari hasil observasi aktivitas belajar siswa dan kinerja guru sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif siswa yang dilaksanakan pada setiap siklus.

.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan

seluruh data adalah teknik non tes dan tes.

1. Non tes: observasi, merupakan kegiatan mengamati yang dilaksanakan oleh pengamat (observer). kegiatan ini dilaksanakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa maupun kinerja guru pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Tes: tes formatif, merupakan tes yang dilaksanakan pada pembelajaran

(66)

36

belajar siswa selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feed back) bagi penyempurnaan program pembelajaran.

F. Alat Pengumpulan data

1. Lembar panduan observasi, digunakan untuk mengetahui bagaimanakah aktivitas siswa dan kinerja guru menggunakan Strategi Pembelajaran Interaktif di kelas. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Soal-soal tes formatif, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa setelah diimplementasikan pembelajaran interaktif guna mengetahui hasil belajar siswa.

G.Teknik Analisis Data

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan perkembangan suatu data dengan tidak memerlukan statistik. Analisis data tesebut menunjukkan proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu tentang aktivitas belajar siswa dan kinerja guru yang bersumber dari data observasi.

a. Rumus Analisis Aktivitas Belajar Siswa:

(67)

37

Keterangan:

NA = Nilai Aktivitas

R = Skor mentah yang diperoleh SM = Skor maksimumyang ditentukan 100 = Bilangan tetap

(Adopsi Purwanto 2008: 102).

Tabel 2. Kategori Aktivitas Siswa Per Individu Berdasarkan Perolehan Nilai

Nilai Katagori

≥ 80 Sangat Aktif

60-79 Aktif

40 - 59 Cukup Aktif 20 - 39 Kurang Aktif

≤20 Sangat Kurang Aktif Sumber: (modifikasi Poerwanti, 2008: 7.8)

b. Rumus Analisis Kinerja Guru Selama Proses Pembelajaran

N =

x 100

Keterangan:

(68)

38

Tabel 3. Konversi Nilai Kinerja Guru

Nilai Katagori

N≥ 80 Amat Baik

60 < N≤79 Baik

40 < N≤ 59 Cukup Baik 20 < N≤ 39 Kurang Baik

N≤ 20 Sangat kurang Sumber: (modifikasi Poerwanti, 2009: 7.8)

c. Rumus Analisis Sikap Disiplin dan Kerjasama

Konversi Nilai = x 100

Tabel 4. Konversi Sikap Disiplin dan Kerjasama

No Nilai Konversi Katagori

Angka Huruf

1 81-100 A Amat Baik

2 61-80 B Baik

3 41-60 C Cukup

4 20-40 D Kurang

Sumber : (Winarno, 2013: 238)

d. Rumus Analisis Keterampilan Mengkomunikasikan Hasil Diskusi

Konversi Nilai = skor yang diperoleh skor maksimal x 100

Tabel 5. Konversi Nilai Keterampilan Mengkomunikasikan Hasil Diskusi

Nilai Katagori

≥ 80 Sangat terampil

60-79 Terampil

40 - 59 Cukup Terampil 20 - 39 Kurang Terampil

(69)

39

1. Sedangkan Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa yang erat hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara individual digunakan rumus berikut di bawah ini:

S

=

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor yang dijawab benar N = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

Sumber: (Purwanto, 2008: 112).

Untuk menghitung nilai rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus berikut:

=

Keterangan:

= Nilai rata-rata yang dicari

= Jumlah nilai siswa N = Banyak siswa

(Adopsi Arikunto 2010: 264).

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut :

P = x 100%

Gambar

Gambar 1. Jenis-jenis strategi pembelajaranAdopsi dari Majid (2013: 10-12)
Tabel 1 Perbedaan dan Persamaan antara Penilaian Tradisional danPenilaian Otentik
Gambar 2. Alur Siklus PTKAdaptasi dari Arikunto (2010: 16)
Tabel 2. Kategori Aktivitas Siswa Per Individu Berdasarkan PerolehanNilai
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah : Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 01 Mojoroto tahun pelajaran 2013/2014 melalui strategi pembelajaran

Penggunaan metode latihan dengan media realia dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang

1) Manfaat bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika. 2) Manfaat bagi guru, dapat dijadikan pemikiran sebagai salah satu

Dengan demikian maka dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran CD- Interaktif dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA dalam upaya meningkatkan

Berdasarkan nilai hasil belajar siswa dan uji gain dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran interaktif dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pembelajaran dengan menggunakan media peta interaktif, yakni : (1) pemahaman materi siswa

Model pembelajaran tipe Tutor Sebaya melalui Problem Possing merupakan salah satu strategi yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, karena model