• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD KARUNIA IMANUEL BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD KARUNIA IMANUEL BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN MEDIA REALIA

SISWA KELAS IV SD KARUNIA IMANUEL BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh Ester Handayati

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dengan rata-rata sebesar 58,8 pada mata pelajaran Matematika kelas IV SD Karunia Imanuel tahun pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika menggunakan metode latihan dengan media realia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas. Prosedur pelaksanaan melalui dua siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen aktivitas siswa, instrumen kinerja guru, dan soal-soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif untuk data aktivitas siswa dan kinerja guru serta analisis kuantitatif untuk hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penggunaan metode latihan dengan media realia pada mata pelajaran Matematika kelas IV SD Karunia Imanuel mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dilihat dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (53,12%) meningkat sebesar 26,04% pada siklus II menjadi (79,16%). Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (66,66) dan terjadi peningkatan pada siklus II sebesar 5,17 menjadi (71,83). Semua ini sesuai dengan kategori ketuntasan rata-rata aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN MEDIA REALIA

SISWA KELAS IV SD KARUNIA IMANUEL BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Ester Handayati

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Seputih Raman pada tanggal 19 Maret 1991, merupakan putri dari Bapak Sri Widodo dan Ibu Sugiyati.

Pendidikan peneliti dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) Sriwijaya Sukarame Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 1997. Setelah itu dilanjutkan pada Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Way Dadi Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2003. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius Way Halim Bandar Lampung dan telah selesai pada tahun 2006, selanjutnya peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Xaverius Pringsewu Tanggamus dan diselesaikan pada tahun 2009.

(7)

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya sederhana ini kepada:

1. Kedua orang tuaku yang telah mendidikku sedari kecil, memberikan kasih sayang, doa dan dukungan.

2. Adikku Ester Handayani serta keluarga besarku yang selalu memberikan do’a, dukungan dan motivasi.

(8)

MOTO

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita

harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita

lihat

(Ibrani 11:1)

“One who wants to wear the crown, Bear the crown

(Kim Tan

The Heirs)”

(9)

i SANWACANA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu memberikan berkat dan kekuatan kepada peneliti sehingga skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Metode Latihan dengan Media Realia Siswa Kelas IV SD Karunia Imanuel, Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” telah selesai dengan baik.

Melalui kesempatan ini, peneliti hendak mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang juga telah memberikan dukungan moril maupun spiritual. Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terima kasih yang tak terhingga peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mendukung dalam kelengkapan skripsi.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mendukung dalam kelengkapan skripsi. 3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.

(10)

ii 5. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, saran serta waktunya kepada peneliti dengan penuh rasa sabar dan ikhlas.

6. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, saran serta waktunya kepada peneliti dengan penuh rasa sabar dan ikhlas.

7. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

8. Bapak dan Ibu dosen FKIP Unila khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) atas ilmu yang telah diberikan.

9. Ibu Sri Sulasmi, S.Pd M.M., selaku Kepala Sekolah SD Karunia Imanuel Bandar Lampung yang telah mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10. Wali kelas dan siswa kelas IV SD Karunia Imanuel Bandar Lampung yang telah membantu peneliti selama melaksanakan penelitian.

11. Sahabat-sahabatku, Heny, Meiristy, Anggit, Desy, Andy, dan semua teman-teman angkatan 2009 kelas A maupun B, terimakasih atas motivasi dan masukan dari kalian untukku.

(11)

iii Peneliti berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang khususnya dalam bidang pendidikan.

Metro, September 2015 Peneliti

(12)

DAFTAR ISI

G. Pembelajaran Matematika SD... 20

1. Pengertian Matematika... 20

2. Pengertian Pembelajaran Matematika... 21

3. Tujuan Pembelajaran Matematika SD... 22

H. Hipotesis Tindakan... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Prosedur Penelitian ... 24

(13)

C. Teknik Pengumpulan Data ... 26

5. Saran Perbaikan/ Tindakan Kelas untuk Siklus II ... 51

2. Siklus II ... 52

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 62

2. Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran ... 64

3. Persentase Angket Siswa... 65

4. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%) ... . 29

2. Kategori Tingkat Keberhasilan Aktivitas dalam Persen (%) ... ... . 30

3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... . 43

4. Hasil Obervasi Aktivitas Guru Siklus I ... . 46

5. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... . 47

6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... . 58

7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... . 59

8. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... . 61

9. Rekapitulasi Persentase Nilai Aktivitas Siswa Per-Siklus ... . 63

10. Rekapitulasi persentase kinerja guru Per-Siklus ... . 64

11. Rekapitulasi Persentase Angket Siswa ... . 65

12. Rekapitulasi Persentase Hasil Belajar Siswa Per-Siklus ... . 66

(15)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Permohonan Penelitian ... 74

2. Surat Izin Penelitian SD ... 75

3. Pemetaan Matematika Kelas V SD ... 76

4. Silabus Matematika Kelas V SD ... 82

5. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 89

6. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 101

7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 112

8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 114

9. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I... 116

10. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 117

11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 119

12. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II... 121

13. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ... 122

14. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ... 124

15. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I... 126

16. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ... 128

17. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 ... 130

18. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus II... 132

19. Daftar Nilai Hasil Post Test Siklus I ... 134

20. Daftar Nilai Hasil Post Test Siklus II... 136

21. Lembar Post Test Siklus I ... 138

22. Lembar Post Test Siklus II ... 142

23. Lembar Angket Siswa... 144

24. Foto Pembelajaran Siklus I ... 148

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahap-tahap dalam PTK ... 24

2. Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 48

3. Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 61

4. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-siklus ... 63

5. Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Per-siklus ... 64

6. Rekapitulasi Persentase Hasil Belajar Siswa Per-siklus ... 66

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang dalam hidup membutuhkan pendidikan, karena kualitas kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Karena itu, peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL) merumuskan bahwa pendidikan nasional didasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.

Aripiyah (2006: 2) mengungkapkan, di Sekolah Dasar (SD) pembelajaran matematika masih saja dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan dan tidak menarik. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang dianggap oleh sebagian siswa masih kurang menyenangkan dan perlu adanya perbaikan sesuai dengan yang diharapkan dalam KTSP.

(18)

2

bahkan mengantuk. Guru dalam proses belajar mengajar hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan pun tercapai. Untuk menarik perhatian siswa sehingga lebih fokus, dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakan metode, model, atau media.

Salah satu cara yang digunakan peneliti untuk membuat proses pembelajaran lebih menarik adalah menggunakan suatu metode pembelajaran. Kamus besar bahasa Indonesia (2001: 740) mengartikan bahwa metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Secara umum, metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Karena itu perlu adanya suatu inovasi untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep abstrak dalam pembelajaran matematika. Peneliti pun memilih metode latihan untuk membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari.

(19)

3

dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Media pembelajaran yang digunakan peneliti adalah media realia.

Endriani (2011) mengungkapkan bahwa realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar. Pemanfaatan media realia tidak harus selalu dihadirkan dalam ruang kelas, tetapi dapat digunakan sebagai suatu kegiatan observasi pada lingkungannya. Begitupula dengan Henrich, dkk (dalam Callysta, 2013) mengungkapkan bahwa media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realita adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa.

(20)

4

Rendahnya hasil belajar matematika siswa, dapat disebabkan oleh metode mengajar yang digunakan kurang sesuai dengan kondisi siswa. Seperti yang dikemukakan Slameto (2003: 65) bahwa: metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Penggunaan metode mengajar tidak mungkin sama untuk setiap materi yang diajarkan pada jenjang yang berbeda. Belajar matematika adalah proses yang aktif, semakin bertambah aktif anak dalam belajar matematika semakin ingat anak akan pelajaran matematika itu. Suwangsih dan Tiurlina (2006: 19) mengungkapkan bahwa belajar matematika melalui latihan dapat menghasilkan hasil yang baik. Karena untuk memperoleh keterampilan dan ketangkasan dalam matematika diperoleh latihan berkali-kali atau terus menerus.

Kurangnya tingkat berfikir siswa menjadi sebuah tantangan besar bagi para guru. Karena itu, guru dituntut mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Agar siswa memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini berarti bahwa siswa dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata. Confusius (dalam Zarkasi, 2009: 49) pernah menekankan pentingnya arti belajar dari

pengalaman dengan perkataan; “saya dengar dan saya lupa”, “saya lihat dan

saya ingat”, “saya lakukan dan saya paham”. Salah satu sistem yang dapat

diterapkan yakni siswa belajar dengan “melakukan”. Selama proses

“melakukan” mereka akan memahami dengan lebih baik dan menjadi lebih

(21)

5

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin memperbaiki pembelajaran dengan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan metode latihan dengan media realia pada matematika dengan materi bangun ruang kelas IV SD Karunia Imanuel, Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Adapun faktor-faktor dalam masalah ini yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi kurang menarik atau kurang tepat.

2. Penggunaan media pembelajaran dalam penyampaian materi jarang digunakan.

3. Hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang ditentukan.

4. Saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan dan lebih senang mengobrol dengan temannya atau bahkan mengantuk.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(22)

6

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika siswa menggunakan metode latihan dengan media realia pada kelas IV SD Karunia Imanuel, Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan aktivitas belajar matematika menggunakan metode latihan dengan media realia pada siswa kelas IV SD Karunia Imanuel, Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Meningkatkan hasil belajar matematika menggunakan metode latihan dengan media realia pada siswa kelas IV SD Karunia Imanuel, Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika.

2. Bagi Guru

(23)

7

3. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dengan menggunakan metode latihan dengan media realia untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Karunia Imanuel, Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

4. Bagi peneliti

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Latihan 1. Metode

Metode pembelajaran merupakan cara bagi seorang guru untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Wahab (2007: 83) mengemukakan bahwa metode dapat diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif. Sedangkan menurut Sumaatmadja (dalam Supriatna dkk., 2007: 126) metode adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Hal serupa juga diungkapkan Hermawan dkk. (2007: 90) bahwa metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

(25)

9

2. Macam-macam Metode

Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 82-97) ada beberapa macam metode pengajaran, yaitu metode proyek, metode eksperimen, metode tugas dan resitasi, metode diskusi, metode sosiodrama, metode demonstrasi, metode problem solving, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode latihan,

metode ceramah.

Supriatna, dkk. (2007: 126-141) menyebutkan ada beberapa macam metode dalam pembelajaran IPS, antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi atau musyawarah, metode penugasan, metode kerja kelompok, metode demonstrasi, karyawisata, metode simulasi, metode inquiri dan discovery, bermain peran, dan sosial drama.

Berdasarkan dari kedua pendapat di atas terdapat beberapa kesamaan, dimana keduanya menyebutkan beberapa jenis metode pembelajaran seperti; metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode penugasan, metode demonstrasi, metode karyawisata, dan metode sosiodrama. Namun dari beberapa metode yang ada, peneliti lebih memilih metode latihan untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Metode Latihan

(26)

10

metode pembelajaran yaitu metode latihan. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 95) Metode latihan disebut juga metodetraining, adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Sama seperti yang diungkapkan oleh Syaiful Sagala (dalam adhegora, 2012) bahwa Metode drill adalah metode latihan, atau metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk

memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan”

Sedangkan Roestiyah (2001: 125) mengungkapkan metode latihan adalah cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Jadi, menurut beberapa pengertian metode latihan di atas, penulis menyimpulkan bahwa metode latihan adalah suatu cara mengajar yang dilakukan guru untuk menanamkan suatu kebiasan-kebiasaan tertentu atau mengajarkan siswa melakukan suatu latihan-latihan. Hal ini dilakukan supaya siswa dapat memperoleh suatu ketangkasan maupun keterampilan yang lebih baik lagi.

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan

(27)

11

a. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, dan terampil menggunakan setiap peralatan.

b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti, perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, tanda-tanda (simbol-simbol), dan sebagainya.

c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,dan sebagainya.

d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.

e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan adanya konsentrasi dalam pelaksanaanya.

f. Pembentukan kebiasan-kebiasan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

Kelemahan Metode Latihan menurut Djamarah dan Zain (2006: 6):

a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara

berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan. d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis. e. Dapat menimbulkan verbalisme.

Walaupun dalam metode latihan terdapat kelemahan-kelemahan, berikut diberikan bagaimana cara mengatasi kelemahan metode latihan menurut Ramayulis (2005: 282):

a. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.

b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama, pelajar tidak berhasil maka guru harus mengadakan perbaikan lalu penyempurnaan.

c. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal bersifat keterpaksaan.

(28)

12

penggunaannya. Berikut ini langkah-langkah dalam menggunakan metode latihan menurut modifikasi dari Heryawan (2010):

a. Sebelum latihan dilaksanakan, siswa harus diberi penjelasan mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan tersebut. b. Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari

yang sederhana kemudian ke taraf yang lebih kompleks atau sulit.

c. Selama latihan berlangsung, perhatikanlah bagian-bagian mana yang sebagian besar anak-anak dirasakan sulit.

d. Latihlah bagian-bagian yang dipandang sulit itu lebih intensif. e. Perbedaan individual anak perlu diperhatikan.

Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam metode latihan terdapat kelebihan yang dapat lebih mengoptimalkan penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Tetapi metode ini ternyata juga terdapat kelemahan yang dapat menghambat proses pembelajaran. Namun kita dapat mengatasi kelemahan ini dengan cara-cara yang telah disebutkan di atas dan langkah-langkah dalam penggunaannya, sehingga proses pembelajaran tetap dapat berjalan dengan baik.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

(29)

13

menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar mengajar secara efisien dan efektif.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu media perantara dalam menyampaikan suatu pesan atau informasi. Bila digunakan dalam proses belajar mengajar maka media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan dan menciptakan kondisi kelas yang lebih baik atau kondusif.

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran dalam penggunaannya dibagi menjadi beberapa jenis. Asyhar (2012: 44) membagi media pembelajaran menjadi 4 jenis, yaitu:

a. Media Visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan idera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Misalnya : media visual non proyeksi (benda realita, model, protetif, dan grafis) dan media proyeksi (power point, paint, dan auto card).

b. Media Audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera penglihatan siswa. Misalnya : radio, pita kaset suara, dan piringan hitam. c. Media Audio-Visual, yaitu jenis media yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Misalnya: video kaset dan film bingkai.

d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Misalnya: tv dan power point.

(30)

14

a. Media Cetak

Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, studi guide, jurnal dan majalah ilmiah.

b. Media Pameran

Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat dipamerkan dalam media ini, berupa benda-benda sesungguhnya (realia) atau benda reproduksi atau tiruan dari benda-benda asli. Media yang dapat diklasifikasikan kedalam jenis media pameran yaitu poster, grafis, realia dan model.

1) Realia yaitu benda nyata yang dapat dihadirkan di ruang kuliah untuk keperluan proses pembelajaran. Pengajar dapat menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu system misalnya peralatan laboratorium.

2) Model yaitu benda tiruan yang digunakan untuk mempresentasikan realitas. Model mesin atau benda tertentu dapat digunakan untuk menggantikan mesin riel. c. Media Diproyeksikan

Media yang diproyeksikan juga memiliki bentuk fisik yang bervariasi, yaitu overbead transparasi, slide suara dan film strip.

d. Rekam Audio

Rekaman Audio adalah jenis medium yang sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa asing, al-quran, dan latihan-latihan yang bersifat verbal.

e. Video dan VCD

Video dan VCD dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari obyek dan mekanisme kerja dalam mata kuliah tertentu. Gambar bergerak yang disertai dengan unsure suara dapat ditayangkan melalui media verbal atau VCD.

f. Komputer

Sebagai media pembelajaran, computer memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dan computer mampu membuat proses belajar mengajar menjadi interaktif.

(31)

15

3. Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa lebih tertarik, merasa senang, dan termotivasi untuk belajar, serta menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang akan dipelajari. Karena itu, media pembelajaran dapat sangat bermanfaat saat digunakan dalam proses pembelajaran.

Hermawan, dkk (2007: 12) menyebutkan manfaat dari media pembelajaran adalah:

a. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.

b. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa.

c. Membangkitkan motivasi siswa.

d. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.

e. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa.

f. Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang. g. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.

C. Media Realia

1. Pengertian Media Realia

Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Asra, dkk. (2007: 5.9) menyatakan bahwa media realia adalah semua media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, inspektrum, herbarium, air, sawah, dan sebagainya.

(32)

16

Pengajar dapat menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu sistem misalnya peralatan laboratorium. Lebih lanjut, Sanaky (2011: 113) juga menjelaskan beberapa benda yang digolongkan ke dalam media tiga dimensi antara lain:

a. Kelompok pertama yaitu kelompok benda asli, model atau tiruan sederhana,mock-up, dan barang contoh atau specimen. 1) Benda Asli

Benda asli merupakan alat yang paling efektif untuk mengikutsertakan berbagai indra dalam belajar. Hal ini disebabkan benda asli memiliki sifat keasliannya, mempunyai ukuran besar dan kecil, berat, warna dan adakalanya disertai dengan gerak dan bunyi, sehingga memiliki daya tarik sendiri bagi pebelajar. Jadi benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya dan seutuhnya. 2) Benda Model

Benda model dapat diartikan sebagai suatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin diperoleh dari benda sebenarnya. Benda asli kemudian dibuat modelnya dalam bentuk besar seperti aslinya, atau sangat kecil. Model atau benda tiruan tersebut bentuknya harus sama sesuai dengan aslinya, besarnya dapat sama atau lebih kecil atau lebih besar lagi dari aslinya, tetapi jangan lupa bentuknya harus selalu sama dengan bentuk aslinya. 3) Alat Tiruan Sederhana (mock-up)

Alat tiruan sederhana (mock-up) banyak digunakan dalam pendidikan teknik dan industri untuk menjelaskan kerjanya bagian-bagian dari sebuah alat atau mesin. Alat tiruan sederhana (mock-up) yang dimaksud adalah tiruan dari benda sebenarnya di mana sengaja dipilih bagian-bagian yang memang penting dan yang diperlukan daja untuk dibuat sesederhana mungkin supaya mudah dipelajari. b. Kelompok kedua yaitu kelompok diodrama dan pameran.

(33)

17

dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa media realia adalah suatu benda yang digunakan sebagai bahan untuk belajar. Media realia dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan digunakan untuk menjelaskan suatu bentuk benda sesuai materi yang disampaikan.

2. Kelebihan dan Kelemahan Media Realia

Penggunaan media realia dalam pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan ketika seorang guru memutuskan untuk menggunakan media realia dalam proses pembelajaran. Ibrahim dan Syaodih (2003: 119) mengidentifikasi bahwa ada beberapa kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan obyek nyata ini :

a. Kelebihan

1) Dapat memeberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka menggunakan sebanyak mungkin alat indra.

b. Kelemahan

1) Membawa murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya.

(34)

18

Untuk mengoptimalkan penggunaan media realia perlu diperhatikan langkah-langkah dalam penggunaannya. Hal ini juga dapat bertujuan untuk mengatasi kelemahan dari media realia itu sendiri. Berikut ini langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam emnggunakan media realia dalam pembelajaran menurut Lestari (2013):

a. Berikan kesempatan yang besar agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan benda yang sedang dipelajari.

b. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mempelajari objek sebagai sumber informasi dan pengetahuan. c. Berikan siswa kesempatan untuk mencari informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari. d. Hindari hal-hal yang tidak diinginkan atau risiko yang akan

dihadapi siswa pada saat mempelajari realia.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa media realia dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi dalam suatu pembelajaran. Namun media realia memiliki kelemahan tersendiri yang dapat menjadi penghambat dalam penggunaannya. Dalam penggunaannya pun media realia harus memperhatikan langkah-langkah dalam penggunaan sehingga lebih optimal.

D. Pengertian Belajar

(35)

19

pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu-individu yang belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau kegiatan untuk memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan berkat pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya pada perubahan perilaku tetapi juga perubahan dalam bentuk pengetahuan atau keterampilan-keterampilan.

E. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan segala bentuk perilaku yang dilakukan para siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dimyati dan Mudjiono (2006: 236-238) menyatakan bahwa aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu yang merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman lain. Kunandar (2010: 277) mengungkapkan bahwa aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas, dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

(36)

20

terampil dalam menggunakan media. Hal ini guna menunjang keberhasilan suatu proses pembelajaran dan mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut.

F. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan output yang dihasilkan setelah siswa melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Nasution (dalam Kunandar, 2010: 276) mengungkapkan Hasil belajar adalah perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Begitu juga menurut Hamalik (2008: 30) Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah melakukan suatu interaksi atau kegiatan pembelajaran sehingga diperoleh suatu perubahan. Perubahan yang terjadi tidak hanya terjadinya peningkatan atau kemajauan dalam hal pengetahuan/ilmu seseorang namun juga perubahan dalam tingkah laku, sehingga membentuk suatu kecakapan tertentu.

G. Pembelajaran Matematika SD 1. Pengertian Matematika

(37)

21

adalah suatu ilmu yang memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan berpola pikir deduktif. Sedangkan Johnson (dalam Abdurahman, 2003:252) mengungkapkan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teorotisnya untuk memudahkan berfikir.

Eves (dalam Kurniawan: 2012) menyatakan matematika adalah suatu ilmu yang menggambarkan bagaimana penarikan suatu kesimpulan. Dari beberapa pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang menggunakan bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Matematika juga memiliki objek tujuan abstrak untuk menggambarkan bagaimana penarikan suatu kesimpulan.

2. Pengertian Pembelajaran Matematika

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Heruman (2008:4-5) mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran diharapkan adanya penemuan kembali (reinventation) secara informal dalam pembelajaran di kelas dan harus menampakkan adanya keterkaitan antar konsep. Hal ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

(38)

22

matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas atau sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika di sekolah.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu proses kegiatan belajar yang sengaja dirancang untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan siswa untuk belajar. Dan dalam pembelajarannya siswa diberikan suatu peluang untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika guna memberikan suatu pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

3. Tujuan Pembelajaran Matematika SD

Permendiknas No.22 Tahun 2006 disebutkan bahwa memiliki beberapa tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut;

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

(39)

23

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat dirumuskan hipotesis yaitu

Apabila dalam pembelajaran matematika menggunakan metode latihan dan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3).Arikunto (2006: 58) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

Menurut Arikunto (2006: 73) prosedur yang digunakan berbentuk siklus. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapainya tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran matematika. Berikui ini penjelasan mengenai siklus dari penelitian tindakan kelas:

Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I

Siklus II

(Arikunto, 2006: 74. Penelitian Tindakan Kelas)

(41)

25

Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, yaitu : siklus 1 dan siklus 2 yang dalam tiap siklusnya terdiri dari 4 langkah, yaitu:

1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan pembelajaran.

2. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya peningkatan hasil pada pelajaran matematika.

3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya.

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SD Karunia Imanuel, Bandar Lampung. Jumlah siswa kelas IV sendiri sebanyak 18 orang siswa, 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil lokasi di kelas IV SD Karunia Imanuel yang berada di Jalan H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung.

3. Waktu Penelitian

(42)

26

C. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Pengumpulan data sendiri dilakukan selama penelitian tindakan kelas.

1. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam materi yang diajarkan. Tes sendiri dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus 1 dan siklus 2 melalui tes hasil belajar/pemberian soal-soal. Soal tes tersebut dibuat berdasarkan materi yang telah dipelajari. 2. Teknik Non Tes

Teknik non tes dilakukan melalui observasi dan pemberian angket pertanyaan kepada siswa.

(43)

27

b) Angket siswa, angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum (Fathoni, 2006: 111). Pemberian angket akan dilaksanakan setelah siklus II.

D. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar, lembar observasi, dan angket.

1. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa untuk materi yang telah dipelajarai menggunakan metode latihan dengan media realia.

2. Lembar observasi, instrumen ini dirancang peneliti untuk berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar siswa dan data kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Angket, instrumen ini juga dirancang oleh peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pendapat umum tentang penggunaan metode latihan dengan media realia dalam pembelajaran matematika.

E. Teknik Analisis Data

(44)

28

kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi serta cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya. Ini adalah upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

1. Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung nilai individu siswa dan rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus :

a. Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individu:

S = R

N × 100

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor/item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes

100 = bilangan tetap

(Sumber: adaptasi dari Purwanto, 2009: 112) b. Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa:

x =

Keterangan :

= nilai rata-rata kelas

= total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa

(45)

29

c. menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

= × 100%

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran (Aqib,dkk, 2009: 41). Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %, adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%)

Tingkat keberhasilan (%) Arti

>80 Sangat tinggi

60-79 Tinggi

40-59 Sedang

20-39 Rendah

< 20 Sangat rendah

(Sumber: Aqib, dkk, 2009: 41)

2. Kualitatif

Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi. Data aktivitas siswa diperoleh dari perilaku yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

(46)

30

= × 100

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2009: 102)

Adapun untuk mengetahui tingkat keberhasilan aktivitas siswa dan guru dalam %, digunakan lima kategori sebagai berikut:

Tabel 2. Kategori Tingkat Keberhasilan Aktivitas dalam Persen (%)

Tingkat keberhasilan (%) Arti

>80 Sangat aktif

70-79 Aktif

60-69 Cukup aktif

50-59 Kurang aktif

< 49 Sangat kurang aktif (sumber: modifikasi Aqib dkk, 2009: 41)

F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas 1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

(47)

31

1) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan. Materi yang digunakan adalah “Mengenal macam-macam bangun ruang”.

2) Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran menggunakan metode latihan dengan media realia.

3) Menyiapkan perangkat pembelajaran (pemetaan, silabus, penyusunan RPP, bahan ajar, LKS, dan media pembelajaran). 4) Menyiapkan media sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 5) Menyiapkan instrumen tes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta

skor.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan ini:

a) Guru mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. c) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang materi

(48)

32

2) Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini:

a) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang hendak dilaksanakan, “Mengenal macam-macam bangun ruang” menggunakan metode latihan dengan media realia.

b) Guru menjelaskan materi tentang macam-macam bangun ruang (kubus, balok, limas, kerucut, tabung, dan bola) menggunakan media yang telah tersedia seperti kotak kapur, kotak nasi, botol minum, penghapus papan tulis, rubrik dan bola.

c) Siswa mengamati media yang telah disediakan seperti kotak kapur, kotak nasi, botol minum, penghapus papan tulis, rubrik, bola dan benda-benda lainnya yang ada di kelas mereka untuk lebih memahami tentang materi macam-macam bangun ruang yang sedang dipelajari.

d) Siswa dengan bantuan guru berlatih menggambar macam-macam bentuk bangun ruang.

e) Guru memberikan soal-soal latihan sesuai materi yang sedang dipelajari untuk membantu pemahaman siswa.

f) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawaban. g) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya

(49)

33

h) Guru memberikan post test untuk mendapatkan nilai akhir dan mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

i) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk lebih baik lagi. 3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan ini:

a) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

b) Memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.

c) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

c. Tahap Observasi

Peneliti mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa serta kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan cara memberikan tandachecklist(√) pada lembar observasi.

d. Tahap Refleksi

(50)

34

disiklus selanjutnya. Tahap refleksi ini digunakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1.

2. Siklus II

Siklus II ini dilakukan setelah melakukan refleksi pada siklus I. Siklus II juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus I, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran matematika menggunakan metode latihan dengan media realia, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan, adapun materi yang akan diajarkan adalah “Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana (kubus dan

balok)”.

2) Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran menggunakan metode latihan dengan media realia.

3) Menyiapkan perangkat pembelajaran (pemetaan, silabus, penyusunan RPP, bahan ajar, LKS, dan media pembelajaran). 4) Menyiapkan media sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 5) Menyiapkan instrumen tes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta

(51)

35

b. Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan ini:

a) Guru mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. c) Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab

mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Tujuan kegiatan apersepsi ini adalah untuk mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari.

d) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang materi “Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana (kubus dan

balok)”dengan menggunakan pre-test. 2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan ini:

a) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang hendak dilaksanakan, yaitu “Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana (kubus dan

balok)”menggunakan metode latihan dengan media realia. b) Guru menjelaskan secara singkat materi “Menentukan

(52)

36

c) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok.

d) Guru membagikan LKS berupa soal-soal latihan dan media kepada setiap kelompok.

e) Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS yang sudah dibagikan dengan mengamati media yang telah diberikan. f) Guru meminta perwakilan dari tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.

g) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin memberikan masukan atau pendapat mengenai hasil pekerjaan dari kelompok yang maju membacakan di depan kelas.

h) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya jika masih ada materi yang belum dimengerti.

i) Guru memberikan post test untuk mendapatkan nilai akhir dan mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

j) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk lebih baik lagi. 3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan ini:

a) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

b) Memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.

(53)

37

c. Tahap Observasi

Observer mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktivan dan keantusiasan siswa serta kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan cara memberikan tandachecklist(√) pada lembar observasi.

d. Tahap Refleksi

Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa serta kinerja guru selama proses pembelajaran untuk dijadikan acuan dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran disiklus selanjutnya. Tahap refleksi ini digunakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dan siklus II.

G. Indikator Keberhasilan Tindakan

Penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode latihan dengan media realia berhasil jika:

1. Persentase aktivitas siswa mencapai kualifikasi aktif dengan nilai aktivitas mencapai≥70%.

2. Nilai rata-rata kelas yang dicapai≥75%

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV, SD Karunia Imanuel Bandar Lampung pada mata pelajaran Matematika dapat disimpulkan:

1. Penggunaan metode latihan dengan media realia dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai dengan siklus II. Rata-rata siklus I ke siklus II meningkat yaitu 53,12% menjadi 79,16%.

2. Penggunaan metode latihan dengan media realia dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai siklus II, dimana nilai rata-rata siklus I meningkat pada siklus II yaitu 66,67 menjadi 71,83.

B. Saran

(55)

0

bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.

2. Kepada para guru, diharapkan untuk senantiasa menggunakan metode latihan dengan metode latihan dalam proses pembelajaran, karena untuk memperoleh keterampilan dan ketangkasan dalam matematika, diperlukan latihan yang berkali-kali dan terus menerus, sedangkan media dibutuhkan dalam pemahaman konsep dan perangsang belajar dalam menumbuhkan motivasi belajar, sehingga siswa tidak bosan dalam mencapai tujuan-tujuan belajar.

3. Kepada pihak sekolah, agar dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah ada, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan dapat mencapai hasil belajar yang meningkat.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Adhegora. Metode Drill Menurut Para Ahli. (http://adhegora.blogspot.co.id/ 2012/04/metode-drill-menurut-para-ahli.html. diakses tanggal 3 Juli 2013) Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.

Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas. Jakarta.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Aripiyah, Nur. 2006. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD

Negeri Bulakpacing 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam Materi Pecahan Melalui Bantuan Alat Peraga Benda Konkret (skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Asra, dkk. 2007.Komputer dan Media Pembelajaran SD. Depdiknas. Jakarta. Asyhar, Rayandra. 2012.Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.Referensi

Jakarta. Jakarta.

Callysta, Tini Audrey. Klasifikasi Media Menurut Para Ahli. (dalam http://tinykartini.blogspot.com/2013/05/klasifikasi-media-menurut-para-ahli.html. diakses tanggal 3 Mei 2013)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bachri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

(57)

Endriani, Ani. Jenis-jenis Media.(http://aniendriani.blogspot.com/2011/03/jenis-jenis-media.html/Ani Endriani. diakses tanggal 3 Mei 2013)

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2008.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta. Herrhyanto, Nar, dkk. 2009.Struktur Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Heryawan, Ade. Metode Latihan. (http://adeheryawan.blogspot.com/2010/03/ metode-latihan.html. diakses tanggal 28 September 2013)

Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Remaja Rodaskarya. Bandung.

Hermawan, Asep Herry, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.

Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Kunandar. 2010.Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kurniawan C, S. Pd, Ricki. Definisi Para Ahli. (dalam http://tetrashare.blogspot. com/2012/12/definisi-matematika-menurut-para-ahli. html. diakses tanggal 2 Februari 2014)

Kusnandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi.PT Rajawali Pers. Jakarta.

Lestari, Devi. Media Realia. (http://dvilestari.blogspot.com/2013/03/media-realia-asli-nyata.html. diakses tanggal 28 September 2013)

Permendiknas RI no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL). Jakarta. BSNP.

Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung.

Ramayulis. 2005.Metodologi Pendidikan Agama Islam. Kalam Mulia. Jakarta. Roestiyah. 2001.Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

(58)

Sadiman, Arif. 2006.Media Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka

Cipta. Jakarta.

Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Supriatna, Nana, dkk. 2007.Pendidikan IPS di SD. UPI PRESS. Bandung.

Suwangsih, Erna & Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI PRESS. Bandung.

Wahab, Abdul Azis. 2007. Metode dan Model-model Mengajar. Alfabeta. Bandung.

Wardani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Gambar

Tabel
Tabel 1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%)
Tabel 2. Kategori Tingkat Keberhasilan Aktivitas dalam Persen (%)

Referensi

Dokumen terkait

yang mengacu pada silabus dan kurikulum sesuai dengan pembelajaran dengan menggunakan media realia. 2) Menyusun perangkat pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS),

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media grafis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2

Hasil penelitian dengan menggunakan media relia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga peneliti merekomendasikan kepada guru kelas IV agar

Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu adanya penelitian dengan penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas siswa dan penguasaan

Tujuan penelian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan media realia pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta

(3) Penggunaan media realia dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan aktivitas fisik peserta didik di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Air

Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Realia (Nyata) Untuk Meningkatkan Aktifitas Dan Hasil Belajar Matematika Kompetensi Mengenal Lambang