• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN NYAWA GEDONG TATAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN NYAWA GEDONG TATAAN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN

NYAWA GEDONG TATAAN

Oleh Susmaningsih

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa, rendahnya aktivitas danhasil belajar tersebut disebabkan dalam pembelajaran guru masih monoton dan belum menggunakan media pembelajaran secara kreatif sehingga mengakibatkan randahnya aktivitas dan hasil belajar. Oleh sebab itu, perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas guna mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan media relia atau benda nyata.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV berjumlah 21 siswa. Kegiatan penelitian dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan lembar observasi dan tes hasil belajar.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Kriteria keberhasilan aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dari predikat ”Sedang” menjadi “Tinggi”. Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh persentase aktivitas belajar dari siklus I hingga siklus II adalah 68,57% menjadi 82,85% terjadi peningkatan sebesar 14,28%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II yaitu dari 14 siswa (66,67%) dengan kategori “Sedang”; menjadi 19 siswa (95,23%) dengan katogori “Sangat Tinggi” terjadi peningkatan sebesar 28,56% sedangkan untuk nilai rata-ratanya meningkat 68,19 dengan kategori “Sedang” pada siklus I meningkat menjadi 75,52 dengan katogori “Tinggi”terjadi peningkatan sebesar 7,33.

Hasil penelitian dengan menggunakan media relia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga peneliti merekomendasikan kepada guru kelas IV agar menggunakan media relia terutama dalam pembelajaran matematika khususnya materi bangun datar dan bangun ruang.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Depdiknas, 2007: 5). Tujuan pendidikan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan nilai- nilai. Dalam Undang–undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan, tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

(3)

kehidupan. Dengan demikian upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran matematika diharapkan mencapai hasil maksimal atau setidaknya mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Berdasarkan hasil Semester Sekolah Dasar rata-rata nilai matematika lebih rendah dibanding mata pelajaran lain. Pemahaman siswa terhadap matematika kurang optimal. Dari hasil ujian akhir semester I kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 1.1 Hasil ujian semester I kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa No Nilai Frekuensi (f) Nilai (x) Keterangan rata-rata = 61,52 Persentase tidak tuntas

35,70%

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 13 siswa atau 64,30% yang belum tuntas dan hanya 8 siswa atau 35,70% yang tuntas memenuhi KKM. Permasalahan tersebut kemungkinan besar dikarenakan guru belum menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya inovasi yang dapat menyegarkan dalam pembelajaran Matematika. Sebagai seorang guru yang professional, hendaknya dapat mengembangkan media pembelajaran yang dapat memberi motivasi tersendiri bagi para siswanya.

(4)

guru sangatlah dominan dalam melaksanakan skenario pembelajaran. Guru harus mampu membangkitkan semangat siswa dan menjadikan siswa merasa mengalami sendiri apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa merasa tertantang untuk menggali pengalaman yang dirasakannya. Dengan demikian, anak akan mengalami rasa keingintahuan yang tinggi sehingga mampu menggali pengalaman dalam pembelajaran. Dengan itu diharapkan siswa akan merasa senang mengikuti pembelajaran matematika. Setelah siswa merasa senang dengan pembelajaran matematika, tentunya siswa akan mengoptimalkan belajar matematika dengan senang.

Agar konsep-konsep ilmu matematika dapat dipahami oleh siswa, dalam proses pembelajaran hendaknya guru harus mengetahui dan memahami cara penyampaian materi yang diajarkan. Mengajarkan suatu bahan yang baik, guru dituntut untuk berusaha mengorganisasikan komponen-komponen yang ada dalam situasi pembelajaran. Sebagai bentuk usaha guru dalam membantu menyampaikan materi kepada siswanya dibutuhkan media pembelajaran yang baik.

(5)

Untuk membawa proses pembelajaran matematika yang terkesan teoretis dan abstrak ke arah konkret, maka media realia merupakan solusi alternatif dalam mempermudah pembelajaran matematika. Dengan demikian efektivitas media realia diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media realia sangat dibutuhkan siswa, karena dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan dasar itulah penulis mencoba untuk menjawab permasalahan dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan

Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Media Realia Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Gedong Tataan”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasi permasalahan pada penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Kedong Tataan yang masih berada di bawah KKM menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kemampuan belajar siswa dan kinerja guru dalam menggunakan media pembelajaran.

2. Rendahnya hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi KKM (≥65) dikarenakan guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik. Dalam mengajar guru cenderung monoton dan hanya menggunakan metode pembelajaran yang konvensional (ceramah).

(6)

Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penggunaan media realia dalam pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Kedong Tataan?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa menggunakan media realia dalam pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Kedong Tataan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa menggunakan media realia pada pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Kedong Tataan.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan menggunakan media realia pada pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Kedong Tataan.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Siswa; dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, dengan menggunakan media realia memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajarnya.

(7)
(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup (survived). Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, tejadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan itu harus secara relatif bersifat menetap (permanent) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior) (Abdurrahman, 1997:17). Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman. Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kemasakan (kematangan).

Dengan kenyataan di atas terdapat banyak definisi belajar. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi yang menurut para ahli. Skiner (Muhibbin, 2007: 90), berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif, proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil optimal apabila diberikan penguat (reinforcer).

(9)

segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil dari pengalaman.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan berkaitan erat dengan kegiatan pembelajaran, Hergenhan dan Olson (Bundu, 2006: 14) mengemukakan lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan belajar, yaitu: (1) belajar menunjuk pada suatu perubahan tingkah laku; (2) perubahan tingkah laku tersebut relatif menetap; (3) perubahan tingkah laku tidak segera terjadi setelah mengikuti pengalaman belajar; (4) perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman dan latihan; serta (5) pengalaman dan latihan harus diberi penguatan.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa belajar membutuhkan suatu proses yang harus disusun secara sistematis dan memiliki tujuan yang jelas. Dengan demikian belajar akan mengakibatkan perubahan perilaku yang relatif menetap dan berkelanjutan.

1.2 Pengertian Aktivitas Belajar

(10)

sehingga siswa lebih dapat berpikir maju dan dewasa setelah ia mengalami aktivitas belajar.

Aktivitas kita sehari-hari membutuhkan kerja fisik dan fikiran untuk mencapai tujuan kegiatan yang kita inginkan. Abdurrahman (Wasty, 2000: 105), menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan belajar. Dalam belajar tidak hanya aktivitas fisik atau psikis saja yang mengalami kegiatan belajar tetapi keduanya secara bersama mengalami kegiatan. Namun, memang dalam belajar sesuatu hal ada yang lebih ditonjolkan dalam melakukan kegiatan, misalnya dalam olahraga siswa lebih menonjolkan aktivitas fisiknya walau juga membutuhkan aktivitas psikis atau rohani.

Berdasarkan pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala kegiatan pembelajaran yang melibatkan kerja pikiran dan badan terutama dalam hal kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa akan semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.

1.3 Pengertian Hasil Belajar

Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam bahasa

(11)

Hasil belajar seseorang sering tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, karena hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Winkel (Bundu, 2006: 15), menggolongkan kemampuan-kemampuan yang menyebabkan perubahan tersebut menjadi kemampuan kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman, kemampuan sensorik-motorik yang meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak badan dalam urutan tertentu, dan kemampuan dinamik-afektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.

Dari berbagai pengertian menurut ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan wujud penilaian dari rangkaian akhir proses belajar. Rangkaian akhir proses belajar itu misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester maupun ujian nasional.

1.4 Matematika di SD

2.4.1 Pengertian Matematika

(12)

hubungannya dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi dalam Sudirman,1990: 3). Suherman (2006: 55), mengungkapkan bahwa matematika yang diajarkan di SD yang terdiri dari bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan yang akan membentuk kepribadian anak sesuai dengan apa yang mereka alami dalam kehidupannya sehari-hari. Ada pun ruang lingkup pembelajaran matematika di SD Menurut KTSP 2006 (Depdiknas, 2006: 417) adalah mencakup: a) bilangan; b) geometri pengukuran; dan c) pengolahan data.

Atas dasar hal tersebut maka ada enam definisi atau pengertian dari matematika, yaitu: (1) matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir dengan baik, (2) matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, (3) matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubugan dengan bilangan, (4) matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk, (5) matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik, dan (6) matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat (Soejadi dalam Sutarno, 1990: 34).

2.4.2 Teori Belajar Matematika

(13)

Dalam belajar, Brunner hampir selalu memulai dengan memusatkan manipulasi material. Anak didik harus menemukan keteraturan dengan cara 12 pertama-tama memanipulasi material yang sudah dimiliki anak didik. Berarti anak didik dalam belajar haruslah terlibat aktif mentalnya yang dapat diperlihatkan dari keaktifan fisiknya. Brunner melukiskan anak-anak berkembang melalui tiga tahap perkembangan mental yaitu:

a. Tahap enaktif

Pada tahap ini, dalam belajar anak didik menggunakan atau memanipulasi objek-objek konkret secara langsung misalnya untuk memahami konsep operasi pengurangan bilangan cacah 7 – 4 . Anak memerlukan pengalaman mengambil atau membuang 4 benda dari sekelompok 7 benda.

b. Tahap ekonik

Pada tahap ini kegiatan anak didik mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek konkret. Anak didik tidak memanipulasi langsung objek-objek konkret seperti pada tahap enaktif, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan memakai gambaran objek-objek yang dimaksud.

c. Tahap simbolik

Tahap ini merupakan tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan objek-objek. Untuk lebih memperjelas tahapan belajar matematika menurut Bruner, dapat melihat contoh tahapan anak dalam memakai konsep pengurangan bilangan cacah 7 – 4 .

(14)

konsep materi telah dipahami siswa, maka akan mudah untuk menerapkan konsep untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan konsep tersebut.

2.5 Media Pembelajaran

2.5.1Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medius yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 104). Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, atau fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangs ang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong dalam proses pembelajarannya.

(15)

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Selain itu, media secara mendasar juga berpotensi untuk memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadiannya. Jadi, media sendiri dapat dikatakan bermanfaat untuk merangsang pribadi dan minat belajar anak dalam belajar. Oleh karena itu, seorang pendidik dapat diharapkan untuk menggunakan media yang tepat untuk menciptakan suasana yang baik dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2.5.2 Manfaat Media Pembelajaran

Media dalam pembelajaran memiliki berbagai manfaat, seperti yang dikemukakan oleh (Sudjana, 1991:2) yaitu:

a. pembelajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar,

b. bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pembelajaran dengan baik,

c. metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga,dan d. pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Manfaat media juga dijelaskan oleh Hamalik (1989: 6) yaitu sebagai berikut.

a) meningkatkan motivasi belajar pembelajar,

b) memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar,

c) memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar,

(16)

e) merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis, f) menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan g) pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis

yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media memiliki manfaat yang sangat besar dalam proses pembelajaran. Media merupakan salah satu stimulus bagi siswa untuk menumbuhkan motivasi, serta meningkatkan respon positif siswa dalam proses pembelajaran. Kehadiran media juga dapat memberikan pengalaman langsung yang sangat berharga bagi siswa serta mengurangi verbalisme, sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai.

2.5.3 Jenis-jenis Media

Media pembelajaran memiliki berbagai jenis, dalam pemilihan media guru harus selektif memilih sesuai dengan kondisi dan fungsinya. Menurut Hamzah, (1985: 135) jenis media dikelompokkan menjadi:

a. Benda Asli

(17)

Sebagai contoh, sebilah keris adalah “benda asli”, akan tetapi apabila keris tersebut tanpa “hulu”, maka keris tersebut bukan asli

lagi. Dengan dasar ini, apabila menggunakan benda asli, adalah benda-benda nyata atau makhluk hidup (real life materials) dalam pembelajaran adalah hal yang paling baik, karena dalam menampilkan benda-benda asli tersebut tentu memiliki ukuran, suara, gerak-gerik, permukaan, bobot-badan, dan lain-lain.

b. Benda Model

Benda model dapat diartikan sebagai suatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin diperoleh dari benda sebenarnya. Benda asli kemudian dibuat modelnya dalam bentuk besar seperti aslinya, atau sangat kecil. Sebagai contoh kita dapat melihat gerhana matahari atau gerhana bulan, namun kita tidak akan pernah dapat melihat proses gerhana bulan dan matahari yang sebenarnya yang menyebabkan gerakan itu. Untuk memudahkan dalam proses pembelajaran, gerakan gerhana matahari atau bulan “dibuatkan modelnya” untuk memperlihatkan apa yang hendak diketahui.

Ada yang perlu dipertimbangkan ketika pengajar ingin menggunakan media pembelajaran. Menurut Mujiono, (1992: 134) penggunaan benda-benda tiruan perlu dilakukan pengajar, dengan pertimbangan mungkin benda tersebut sulit didapatkan karena:

a. Benda tersebut terlalu jauh tempatnya.

(18)

c. Mungkin benda tersebut merupakan benda yang dilindungi oleh Cagar Budaya.

c. Alat Tiruan Sederhana/Mock-up

Alat tiruan sederhana atau mock-up banyak digunakan dalam pendidikan teknik dan industri untuk menjelaskan kerjanya bagian -bagian dari sebuah alat atau mesin. Jadi, dapat dikatakan bahwa mock-up adalah suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utamanya dari suatu proses utama mudah dimengerti pembelajar.

Alat tiruan sederhana atau mock-up yang dimaksud adalah tiruan dari benda sebenarnya di mana sengaja dipilih bagian-bagian yang memang penting dan diperlukan saja untuk dibuat sederhana mungkin supaya mudah dipelajari. Salain itu, umumnya bagian -bagian pada mock-up dapat digerakkan dan bukan mati. Sebagai contoh: kita membuat mock-up sebuah jam dari karton yang paling sederhana, yang jarum-jarumnya dapat digerakkan untuk mengajari anak-anak membaca waktu.

d. Diorama

(19)

terutama berguna untuk mata pelajaran ilmu bumi, ilmu hayat, sejarah, dan bahkan dapat diusahakan untuk berbagai macam mata pelajaran.

Diorama adalah suatu skene dalam tiga dimensi untuk memperagakan suatu keadaan dalam ukuran kecil. Dalam skene itu, terdapat benda-benda tiga dimensi dalam ukuran kecil pula. Benda-benda kecil itu berupa orang-orangan, pohon-pohonan, rumah-rumahan, dan lain-lain sebagainya, sehingga tampaknya seperti dunia sebenarnya dalam ukuran mini.

Dari berbagai jenis benda yang telah diurakan di atas dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan menggunakan media benda asli yang merupakan media visual nyata atau disebut realia, bukan berarti menghadirkan media tersebut di dalam kelas tetapi siswa diajak melihat kepada objek secara langsung. Siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan melakukan observasi di lingkungan sekitar yang terdapat media realia yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

2.5.4 Media Pembelajaran Realia

(20)

Penggunaan media memberikan kesan yang berbeda dalam kegiatan pembelajaran, menurut Zain (2002: 80) penggunaan media realia sangat disarankan karena dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa terhadap materi yang sedang mereka pelajari. Dengan demikian akan tertanam konsep materi di dalam diri anak secara baik yang akan membuat anak selalu mengingatnya.

2.5.5 Manfaat Media Realia

Media pembelajaran tentunya memiliki manfaat bagi proses pembelajaran begitu pula media realia. Menurut Enoch (Hidayat, 2008: 7.1) media realia memiliki manfaat dalam kegiatan pembelajaran yaitu:

a. Penyampaian materi dapat diseragamkan.

b. Proses pembelajaran semakin jelas dan menarik. c. Kualitas hasil belajar semakin meningkat.

d. Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar. e. Mengubah peran guru kearah lebih positif dan produktif.

f. Pembelajaran lebih diarahkan kepada pembelajaran kontekstual (CTL) yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa dengan menggunakan media realia dapat memberikan pengalaman langsung karena penyajiannya dilakukan secara konkret sehingga memberikan pengalaman langsung kepada siswa terhadap materi yang terkait dengan lingkungan sekitar.

2.5.6 Langkah-langkah Penggunaan Media Realia

Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran dipergunakan sebagai acuan guru dalam melaksanakan tahapan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Hamzah, (1985: 43) langkah-langkah penggunaan media realia adalah sebagai berikut.

(21)

2. Gunakan hanya objek-objek yang tepat/cocok saja, jangan menggunakan terlalu bermacam-macam objek sebab menyebabkan kebingungan pada diri siswa.

3. Apabila anda menggunakan beberapa objek, hendaknya objek tersebut satu sama lain berhubungan.

4. Perhatikan bentuk dan ukuran objek yang digunakan agar bisa dilihat oleh kelas secara keseluruhan. Baik juga digunakan ukuran yang berbeda dari suatu objek yang sama agar siswa lebih menyadari kenyataannya.

5. Jangan terlalu banyak memberikan penjelasan, sebab biasanya perhatian siswa tertuju pada objek yang ada bukan kepada penjelasan, sehingga penjelasan anda menjadi kurang efektif.

6. Doronglah para siswa untuk bertanya, berdiskusi atau memberikan tanggapan/kritik, sebab dengan kegiatan tersebut siswa akan belajar lebih aktif.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa dalam menggunakan media realia terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan sehingga penggunaan media realia menjadi maksimal membantu proses pembelajaran.

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut ”Apabila dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SD

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan setiap pertemuan diadakan tes formatif (post-tes). Rincian penelitian ini dapat dilihat dalam diagram berikut.

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2006: 105)

Keterangan:

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan Perencanaan

Perencanaan

Pelaksanaan Pengamatan

(23)

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip metode penelitian tindakan kelas oleh Arikunto yang mencakup kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, refleksi atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi antara peneliti dengan teman sejawat yang akan menjadi observer pada saat penelitian berlangsung.

Sebelum peneliti melakukan PTK terlebih dahulu dilakukan sosialisasi tentang PTK kepada teman sejawat dan siswa yang ada di SD yang bersangkutan. Hal ini dilakukan agar guru dan siswa tidak kaku bila nanti menjadi subjek penelitian.

3.2Setting Penelitian

3.2.1 Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester II SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 21 siswa terdiri dari 11 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Objek penelitian adalah penggunaan media realia pada pembelajaran matematika.

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

(24)

Penelitian ini memerlukan waktu lima bulan dimulai dari penyusunan proposal hingga penyusunan laporan penelitian yaitu dari bulan November 2011 hingga bulan Maret 2012.

3.3Instrumen Pengumpulan Data

Untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan perekaman data yaitu didapat dari hasil belajar siswa dan hasil observasi aktivitas siswa serta kinerja guru. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai permasalahan yang ada dalam bentuk laporan hasil penelitian. Rancangan pendekatan pembelajaran media realia dilakukan oleh peneliti dan pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat. Untuk mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru digunakan lembar observasi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa serta instrumen berupa tes (post-tes) hasil belajar siswa.

Selama mengadakan pengamatan digunakan beberapa perlengkapan instrumen yaitu:

1. Lembar observasi aktivitas siswa untuk mengumpulkan data tentang peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dibuat oleh peneliti dengan mencantumkan indikator dan kriteria keberhasilan.

2. Lembar observasi kinerja guru yang digunakan untuk memantau proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Lembar observasi ini juga untuk melihat penguasaan guru terhadap penggunaan media realia yang akan dijadikan bahan refleksi di akhir pembelajaran. Lembar observasi aktivitas dibuat oleh peneliti dengan mencantumkan indikator dan kriteria keberhasilan.

(25)

Tabel 3.1 Jenis dan metode pengumpulan Data

Untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media realia dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi memiliki kriteria penilaian yang akan dianalisis dan dipersentasekan baik aktivitas siswa maupun kinerja guru. Persentase aktivitas memiliki kriteria keberhasilan dapat dilihat pada tabel berikut.

3.4.1 Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun indikatornya sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Tabel 3.2 Kriteria keberhasilan aktivitas belajar siswa dan guru dalam % No Tingkat Keberhasilan Arti

(26)

Untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar siswa post-tes. Dari data hasil tes belajar dianalisis berdasarkan nilai rata-rata siswa dan persentase ketuntasan kelas berdasarkan KKM dengan rumus

Xr = Nilai rata-rata

∑x = Jumlah nilai yang diperoleh n = Jumlah siswa yang mengikuti tes (sumber: Arikunto, 2006: 205)

3.5Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada setiap siklusnya. Untuk peningkatan aktivitas siswa didapat dari persentase hasil observasi terfokus, peneliti menargetkan aktivitas siswa berhasil jika telah mendapatkan predikat Tinggi atau > 71% dari kriteria keberhasilan yang digunakan berdasarkan pendapat dari Aqip (2009: 41). Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketercapaian KKM yaitu ≥65,00 baik secara klasikal maupun individual serta peningkatan rata-rata nilai siswa secara klasikal siswa di setiap siklusnya. Peneliti menargetkan dalam penelitian dinyatakan berhasil apabila >75% dari total jumlah siswa telah lulus KKM. Hal ini sesuai dengan rentang ketuntasan seperti yang diungkapkan Arikunto (2006: 250) bahwa tingkat penguasaan yang dicapai jika menggunakan prinsip belajar tuntas yaitu sekurang-kurangnya menguasai >75%, atau jika < 75% maka tergolong belum tuntas.

3.6Langkah-Langkah Tindakan Xr = ∑x

(27)

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas dua siklus di mana masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.

SIKLUS I Pertemuan 1

a. Perencanaan (planning) 1. Mengidentifikasi masalah.

2. Menganalisis dan merumuskan masalah.

3. Merancang pembelajaran dengan media realia dan menyusun perangkat pembelajaran dengan materi pokok “Bangun Ruang Sederhana”.

4. Mendiskusikan penerapan pembelajaran media realia.

5. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi, tes awal dan akhir). 6. Menyusun kelompok belajar siswa.

7. Merencanakan tugas kelompok. b. Pelaksanaan (action)

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.

2. Menerapkan pembelajaran menggunanakan media realia yang diawali dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 4 – 5 siswa lalu.

3. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan Lembar Tugas Siswa (LTS) yang harus diisi oleh masing-masing kelompok.

(28)

5. Setelah selesai melakukan pengamatan dan mengisi LTS, masing-masing kelompok dipersilahkan untuk mempersentasikan hasil pengamatan yang telah ditulis pada LTS.

6. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.

7. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

8. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

c. Pengamatan (observasion)

1. Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala sekolah untuk rencana observasi.

2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan media realia yang dilakukan teman sejawat.

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan media realia dalam pembelajaran matematika.

4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran. 5. Perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

d. Refleksi (reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran. 2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan media realia

(29)

4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika.

5. Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Pertemuan 2

a. Perencanaan (planning)

1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.

3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi pada pertemuan 1 dengan materi pokok “Jaring Kubus dan Balok”.

4. Mendiskusikan penerapan pembelajaran dengan media realia. 5. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi, tes awal dan akhir). b. Pelaksanaan (action)

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.

2. Menerapkan pembelajaran menggunanakan media realia yang diawali dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 4 – 5 siswa lalu.

3. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan Lembar Tugas Siswa (LTS) yang harus diisi oleh masing-masing kelompok.

4. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dan mengamati lingkungan sekitar tentang materi jaring kubus dan balok dengan mengamati struktur bentuk bangunan seperti bentuk gedung, ruang kelas dan lain-lain.

(30)

6. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.

7. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

8. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

c. Pengamatan (observasion)

1. Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala sekolah untuk rencana observasi.

2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan media realia yang dilakukan teman sejawat.

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan media realia dalam pembelajaran matematika.

4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran. 5. Perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

d. Refleksi (reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran. 2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan media realia

dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya. 3. Melakukan refleksi terhadap media realia yang digunakan.

(31)

5. Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

SIKLUS II Pertemuan 1

a. Perencanaan (planning)

1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.

3. Merancang perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I dengan materi pokok “Mengenal Bangun Datar Simetris”

4. Mendiskusikan penerapan pembelajaran dengan media realia. 5. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi, tes awal dan akhir). b. Pelaksanaan (action)

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.

2. Menerapkan pembelajaran menggunanakan media realia yang diawali dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 4 – 5 siswa lalu.

3. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan Lembar Tugas Siswa (LTS) yang harus diisi oleh masing-masing kelompok.

(32)

5. Setelah selesai melakukan pengamatan dan mengisi LTS, masing-masing kelompok dipersilahkan untuk mempersentasikan hasil pengamatan yang telah ditulis pada LTS.

6. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.

7. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

8. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

c. Pengamatan (observasion)

1. Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala sekolah untuk rencana observasi.

2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan media realia yang dilakukan teman sejawat.

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan media realia dalam pembelajaran matematika.

4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran. 5. Perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

d. Refleksi (reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran. 2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan media realia

(33)

4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika.

5. Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Pertemuan 2

a. Perencanaan (planning)

1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.

3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi pada pertemuan 1 dengan materi “Pencerminan Bangun Datar”.

4. Mendiskusikan penerapan pembelajaran dengan media realia. 5. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi, tes awal dan akhir). b. Pelaksanaan (action)

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.

2. Menerapkan pembelajaran menggunanakan media realia yang diawali dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 4 – 5 siswa lalu.

3. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan Lembar Tugas Siswa (LTS) yang harus diisi oleh masing-masing kelompok.

4. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dan mengamati lingkungan sekitar tentang materi “Pencerminan Bangunn Datar”.

5. Setelah selesai melakukan pengamatan dan mengisi LTS, masing-masing kelompok dipersilahkan untuk mempersentasikan hasil pengamatan yang telah ditulis pada LTS.

(34)

7. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

8. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

c. Pengamatan (observasion)

1. Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala sekolah untuk rencana observasi.

2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan media realia yang dilakukan teman sejawat.

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan media realia dalam pembelajaran matematika.

4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran.

d. Refleksi (reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran. 2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan media realia

dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya. 3. Melakukan refleksi terhadap media realia yang digunakan.

4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika.

(35)

Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil yang diharapkan adalah:

1. Siswa memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran matematika

2. Guru memiliki kemampuan merancang dan menggunakan media realia dengan kerja kelompok khusus pada mata pelajaran matematika.

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Gedong Tataan Tahun 2012 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan media realia dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Gedong Tataan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa mulai dari siklus I pertemuan 1 sampai siklus II pertemuan 2. Kriteria keberhasilan aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan tingkat aktivitas siswa dengan predikat ”Sedang” meningkat menjadi predikat “Tinggi” pada siklus II.

Berdasarkan hasil pembahasan setiap pertemuan diperoleh persentase rata-rata aktivitas secara berturut-turut dari siklus I hingga siklus II yaitu: 68,57% dengan predikat “Sedang”; 73,33% dengan predikat “Tinggi”; 78,09% dengan predikat “Tinggi”; dan 82,85% dengan predikat “Tinggi” terjadi peningkatan sebesar

14,28%.

2. Penggunaan media realiadalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Gedong Tataan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari meningkatnya ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari siklus I hingga siklus II yaitu siklus I pertemuan 1 (66,67%) dengan predikat “Sedang”;

(37)

(85,71%) dengan predikat “Tinggi” dan siklus II pertemuan 2 (95,23%) dengan predikat “Sangat Tinggi” terjadi peningkatan sebesar 28,56%.

3. Penggunaan media realiadalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Gedong Tataan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa dari siklus I hingga siklus II yaitu pada siklus I pertemuan 1: 68,19 dengan predikat “Sedang”; siklus I pertemuan 2

(70,48) dengan predikat “Tinggi”; siklus II pertemuan 1 (72,95) dengan predikat tinggi dan siklus II pertemuan 2 (75,52) dengan predikat “Tinggi” terjadi

peningkatan sebesar 7,33.

1.2 Saran

Dari hasil penelitian dan simpulan di atas, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada siswa, hendaknya dapat selalu belajar dan tidak ragu untuk menggunakan lingkungan serta benda-benda nyata untuk membantu memberi pemahaman terhadap materi yang diajarkan agar meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Kepada guru, untuk dapat menggunakan media realia tidak hanya dalam mata

pelajaran matematika saja tetapi juga pada mata pelajaran yang lain agar memberi pengalaman secara langsung kepada anak dalam kegiatan pembelajaran. 3. Kepada Sekolah, hendaknya mendukung dan memfasilitasi guru yang

(38)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN

NYAWA GEDONG TATAAN

(Skripsi)

Oleh Susmaningsih

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(39)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN

NYAWA GEDONG TATAAN

Oleh Susmaningsih

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(40)
(41)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil ujian semester I ... 2

3.1 Jenis metode pengumpulan data ... 27

3.2 Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dan kinerja guru ... 27

4.1 Keadaan pegawai SDN 1 Kurungan Nyawa ... 39

4.2 Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas ... 40

4.3 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 ... 44

4.4 Hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 1 ... 44

4.5 Daftar nilai hasil belajar siklus I pertemuan 1 ... 45

4.6 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 ... 50

4.7 Hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 2 ... 51

4.8 Daftar nilai hasil belajar siklus I pertemuan 2 ... 52

4.9 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 ... 57

4.10 Hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 1 ... 58

4.11 Daftar nilai hasil belajar siklus II pertemuan 1 ... 59

4.12 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 2 ... 64

4.13 Hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 2 ... 65

4.14 Daftar nilai hasil belajar siklus II pertemuan 2 ... 66

4.15 Persentase peningkatan aktivitas siswa ... 68

4.16 Rekapitulasi peningkatan kinerja guru ... 69

4.17 Rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa ... 69

(42)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Persentase peningkatan aktivitas siswa siklus I dan II ... 69

4.2 Rekapitulasi persentase peningkatan kinerja guru siklus I dan II... 70

4.3 Peningkatan ketuntasan belajar siswa siklus I dan II ... 72

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Muzayyin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Bina Aksara. Jakarta.

Abimanyu Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi. Jakarta.

Admiharja, Mintarsih. 2006. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya.

Artikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud. Semarang.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Bundu Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2007. Pedoman penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.(Classroom Action Research). Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

. 2006. Standar Nasional Pendidikan (SNP). Depdiknas. Jakarta

Hidayat dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Hamzah. S Amir . 1985. Media Audio-Visual untuk pembelajaran, Penerapan dan Penyuluhan. PT Gramedia. Jakarta.

Muhibbin Syah. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya.Bandung.

(44)

Nurman Sabar. 2008. Penerapan Pendekatan Media Realia dalam Pembelajaran Matematika sebagai Upaya Peningkatan Life Skill Peserta Didik. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

POS UN & US, 2011. Pedoman Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US) untuk pendidikan dasar dan menengah. Kementrian poendidikan Nasional. Jakarta.

Sadiman Arief . S, dkk. 1990. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. CV. Rajawali. Jakarta.

Soekamto. 2009. Panduan E – Tugas Akhir PJJ S 1 PGSD. Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Sudjana Nana dan Ahmad Rivai. 1991. Media Pembelajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). CV Sinar Baru. Bandung.

Suherman. 2006. Teori membelajarkan Matematika di SD. Bina Aksara. Jakarta.

Sutarno Nono. 2005. Materi dan Pembelajaran Matematika SD. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wasty Soemanto. 2000. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

(45)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian dari FKIP Unila ... 82

2. Surat Keterangan Penelitian dari SD ... 83

3. Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 84

4. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 85

5. Hasil LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 88

6. Hasil LKS Siklus I Pertemuan 3 ... 89

7. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 90

8. Hasil LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 93

9. Hasil LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 94

10.Nilai Hasil Tes Belajar ... 95

11.Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 96

12.Lembar Observasi Kinerja Guru ... 100

13.Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan PTK ... 108

(46)

MOTTO

“Belajar dari contoh nyata Dapat mengubah dari tidak mungkin

Menjadi mungkin”

(47)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Hariyanto, M. S., selaku Rektor Unila beserta jajarannya yang telah memfasilitasi semua urusan yang peneiti perlukan.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta jajarannya yang telah memfasilitasi semua urusan yang peneiti perlukan.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila yang telah memberikan arahan dan berbagai urusan dalam penyusunan PTK ini. 4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah

memberikan arahan dan berbagai urusan dalam penyusunan PTK ini.

5. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing peneliti selama pelaksanaan PTK sampai menyelesaikan laporan.

6. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan laporan.

7. Ibu Dra. Ni Made Rai Dartiwi., selaku Kepala SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Gedong Tataan yang telah mengizinkan peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

(48)

8. Ibu Berliana Sirait, S. Pd. selaku teman sejawat yang telah memberikan bantuan, kritikan, dan saran serta kerja samanya.

9. Seluruh guru dan staf SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Gedong Tataan yang telah bekerja sama dengan peneliti demi terlaksananya penelitian tindakan kelas.

10.Rekan-rekan seperjuangan Program Studi S 1 PGSD dalam Jabatan angkatan tahun 2010, trimakasih atas kerja samanya selama ini.

11.Suami dan anak-anakku yang telah memberikan motivasi sehingga skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

12.Segenap pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu yang telah membantu terlaksananya penelitian tindakan kelas.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan pada peneliti mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya peneliti berharap semoga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Gedong Tataan, April 2012

Susmaningsih NPM 1013109059

(49)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Siswantoro, M. Pd.

Penguji Utama : Dr. Darsono, M. Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(50)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Susmaningsih NPM : 1013109059

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan.

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Judul : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Media Realia Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa Gedong Tataan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau dipergunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan bila di kemudian hari terjadi kesalahan saya bersedia dituntut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pesawaran, April 2012

(51)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Penulis persembahkan untuk:

Suami dan anak-anak tercinta yang menunggu

keberhasilanku

Rekan kerja dan sesama mahasiswa yang sama-sama

bejuang di dunia pendidikan

Alamamater tercinta Universitas Lampung tempatku

(52)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN NYAWA GEDONG TATAAN

Nama Mahasiswa : Susmaningsih Nomor Pokok Mahasiswa : 1013109059

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Pembahas

Dr. Darsono, M.Pd.

NIP 19550508 198103 2 001

Pembimbing

Drs. Siswantoro, M. Pd. NIP 19540929 198403 1 001

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan,

Gambar

Tabel 1.1 Hasil ujian semester I kelas IV SD Negeri 1 Kurungan Nyawa
Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2006: 105)
Tabel 3.1 Jenis dan metode pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dipaparkan sebagai berikut: (1) Metode bermain jawaban dapat meningkatkan keaktifan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran alat pernafasan pada siswa

LINGKUNGAN TERHADAP PENGENALAN WARNA PADA

Penelitian tersebut mendapat bukti empiris bahwa perusahaan public di AS yang melakukan perataan laba adalah perusahaan besar yang memiliki nilai pasar saham yang relative

Maka, dengan minimnya pelatihan-pelatihan kepemudaaan serta sarana yang disediakan oleh Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lampung Tengah membuat

Abstrak: Evaluasi program English club pada siswa SMP Negeri 9 Kotabumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ketercapaian program English club

kesehatan reproduksi remaja tersebut dapat juga dilakukan melalui. kegiatan remaja yang ada di masyarakat atau di

[r]

Oleh karena itu, untuk mendapatkan ciri tekstur tulang daun yang baik digunakan local adaptive thresholding yaitu pemisahan piksel yang merupakan objek dengan piksel