• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN BERLANGGANAN SPEEDY DI TELKOM LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN BERLANGGANAN SPEEDY DI TELKOM LAMPUNG"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN BERLANGGANAN SPEEDY

DI TELKOM LAMPUNG

Oleh : YUNIARTI

Tesis

Sebagai Salah Aatu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER MANAJEMEN

Pada

Program Pascasarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 15 Juni 1973,

merupakan putri pertama dari Bapak H. Syarafuddin Maslukang dan Ibu H.

Sahema Ahmad. Pendidikan Sekolah Dasar penulis ditempuh di SDN Berora

(Kec. Lape Lopok, Kab. Sumbawa, NTB), lulus pada tahun 1985, selanjutnya di

SMPN 1 Sumbawa Besar (NTB), lulus pada tahun 1988. Tahun 1991, penulis

menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 2 Ujung Pandang

(Sulawesi Selatan). Setelah itu, penulis melanjutkan ke perguruan tinggi di STTTelkom Bandung pada Jurusan Teknik Elektro dengan beasiswa dan ikatan

dinas dari PT. Telkom dan dinyatakan lulus pada awal tahun 1996.

Penulis mengawali karir di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dimulai tahun

1996 dengan penempatan pertama di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kemudian

tahun 2000 penulis di mutasi ke Denpasar, Bali. Setelah itu, tahun 2001 penulis

mengajukan permintaan mutasi ke Bandar Lampung. Sampai saat ini penulis

masih bekerja di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk – Bandar Lampung.

Tahun 2012, penulis mendaftarkan diri pada Program Studi Magister Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung. Alhamdulillah pada tanggal

20 Juni 2014, penulis dinyatakan lulus dan berhak memperoleh gelar Magister

(8)

PERSEMBAHAN

!

"

#

(9)

SANWACANA

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya Tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis dengan judul ”Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan Berlangganan Speedy di Telkom Lampung” merupakan salah

satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Magister Manajemen di

Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. H. Irham Lihan, S.E., M.Si., selaku Ketua Program

Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Lampung sekaligus sebagai

Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan,

saran dan kritik dalam proses pembuatan tesis ini;

3. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya

untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses pembuatan

tesis ini;

4. Dr. Dorothy R Panjaitan, S.E., M.Si., Dr.(C) Ribhan, S.E, M.M.,

Drs. Nengah Maharta, M.Si., Rinaldi Bursan, S.E., M.Si., Mustafid dan

S.E., M.M. selaku pembahas pada seminar proposal dan seminar hasil,

terima kasih atas masukan dan saran-sarannya;

5. Suamiku dan anak-anakku tercinta, orang tua serta mertua terkasih atas

doa dan dukungan yang luar biasa tidak tergantikan sehingga penyusunan

tesis ini dapat selesai dengan baik dan lancar;

(10)

7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Magister Manajemen Universitas

Lampung;

8. Rekan-rekan mahasiswa Magister Manajemen angkatan 13, terima kasih

atas kebersamaan dan kekompakan selama ini. Mudah-mudahan tali

silaturrahim di antara kita akan terus terjalin;

9. Pimpinan dan rekan-rekan Telkom Lampung khususnya Area Network

Lampung yang telah memberikan dukungan yang sangat berarti.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan.

Semoga Tesis ini dapat berguna bagi PT. Telkom, dunia pendidikan dan juga bagi

kita semua. Amin.

Bandarlampung, Juni 2014

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

2.7.1 Hubungan antar variabel citra merek dengan keputusan pembelian

2.7.2 Hubungan antara Harga terhadap Keputusan Pembelian

(12)

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian

3.2. Definisi dan Operasional Variabel 3.2.1 Definisi Variabel Penelitian 3.2.2 Definisi Operasional Variabel 3.2.3 Operasional Variabel

3.3. Jenis dan Sumber Data

3.4. Teknik Pengambilan Data dan Sampel

3.5. Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval 3.6. Pengujian Kuesioner

3.6.1 Uji Validitas 3.6.2 Uji Reliabilitas 3.7. Metode analisis

3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda 3.7.2 Pengujian Hipotesis

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan

4.2 Profil Responden

4.3 Analisis Penilaian Responden

4.3.1 Analisis Terhadap Penilaian Variabel Citra Merek 4.3.2 Analisis Terhadap Penilaian Variabel Harga 4.3.3 Analisis Terhadap Penilaian Variabel Kualitas

Produk

4.3.4 Analisis Terhadap Penilaian Variabel Keputusan Berlangganan Speedy

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Table Operasional Variabel 36

3.2 Tabel Skala Likert

3.3 Hasil Pengujian Validitas untuk Indikator Citra Merek 3.4 Hasil Pengujian Validitas untuk Indikator Kualitas Produk 3.5 Hasil Pengujian Validitas untuk Indikator Kualitas Produk 3.6 Hasil pengujian validitas untuk Indikator Keputusan

Berlangganan Speedy

3.7 Hasil pengujian reliabilitas kuesiner 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin

4.2 Karakteristik Berdasar Pendidikan Formal 4.3 Karakteristik Berdasar Usia

4.4 Karakteritik Berdasar Jumlah Pengeluaran 4.5 Karakteritik Berdasar Pekerjaan

4.6 Karakteritik Berdasar Status Keluarga

4.7 Karakteritik Berdasar Lama Berlangganan Speedy 4.8 Karakteritik Berdasar Paket Speedy yang Digunakan 4.9 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel citra

merek

4.10 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga 4.11 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas

Produk

4.12 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Berlangganan Speedy

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Jumlah Pengguna Internet di Indonesia 4

1.2. Market share broadband di Propinsi Lampung 4

1.3. Grafik Pencapaian sales Speedy dari Januari 2013 sampai dengan Agustus 2013 di Telkom Lampung

5

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Iklim persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana pelanggan sangat

kritis dengan kebutuhan dan keinginan yang terus berkembang. Oleh karena itu

perusahaan diharuskan kreatif dan inovatif dalam mengelola dan mengembangkan

produknya, sehingga dapat mempengaruhi pelanggan dalam mengambil

keputusan untuk membeli produk tersebut.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pelanggan dalam mengambil

keputusan pembelian antara lain: merek produk, harga, kualitas, promosi dan

lain-lain sebagainya. Agar merek produk dapat selalu muncul di benak konsumen

ketika mengingat sebuah merek tertentu, maka perusahaan harus menciptakan

citra merek yang baik. Menurut Kotler and Armstrong (2008), citra merek atau

brand image adalah himpunan keyakinan mengenai merek atas suatu produk atau jasa yang dirasakan konsumen. Produk yang mempunyai merek yang kuat dan

citra merek yang baik, akan mampu mengubah perilaku konsumen untuk

mengkonsumsi produk tersebut. Merek yang kuat dapat dibangun melalui

program marketing seperti kegiatan promosi. Namun untuk menciptakan citra

merek yang baik harus didukung oleh elemen-elemen lain yang memberikan

kontribusi yang positif.

Elemen–elemen pendukung tersebut adalah kemampuan produk dalam

memenuhi kebutuhan konsumen, kemampuan strategi pemasaran untuk

memperkenalkan merek di pasaran melalui segala program–program pemasaran,

kemasan produk yang benar, baik dan menarik, harga produk yang sesuai

dengan kualitas produk yang ditawarkan, kualitas pelayanan (before and after

sales), dan customer experience yang baik. Informasi mengenai produk, baik infomasi positif maupun negatif yang dirasakan pelanggan dapat dengan mudah

disampaikan dan disebarluaskan melalui media massa dan media sosial. Informasi

(16)

melalui media tentunya dapat berdampak terhadap citra merek yang pada akhirnya

dapat mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli suatu produk.

Faktor lain yang mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli suatu

produk adalah harga. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai tingkat

ekonomi yang beragam, masih sangat sensitif terhadap harga. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Harga jual pada hakekatnya

merupakan tawaran kepada para konsumen. Apabila konsumen menerima harga

tersebut maka produk tersebut akan laku, sebaliknya bila konsumen menolaknya

maka diperlukan peninjauan kembali harga jualnya. Ada kemungkinan bahwa

konsumen memiliki ketidaksesuaian sesudah melakukan pembelian karena

mungkin harganya dianggap terlalu mahal atau karena tidak sesuai dengan

keinginan dan gambaran sebelumnya. Untuk produk Speedy, skema harga telah

beberapa kali mengalami perubahan, hal ini dilakukan agar Speedy dapat bersaing

dengan kompetitor serta untuk menarik minat pelanggan.

Variabel lain yang juga sangat menentukan keputusan pembelian adalah

kualitas produk. Pelanggan tentunya menginginkan kualitas produk yang terbaik

dalam menentukan keputusan pembelian. Bahkan beberapa pelanggan lebih

memperhatikan kualitas dibandingkan faktor lainnya dalam membeli suatu

produk. Menurut definisi American Society dalam Kotler dan Keller (2009),

kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik suatu barang atau jasa berpengaruh

pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Speedy yang merupakan produk berupa jasa, kualitas produknya juga dipengaruhi

oleh kualitas karyawan maupun proses pelayanan yang diberikan. Banyaknya

komplain pelanggan tentang kualitas Speedy khususnya kualitas pelayanan pasang

baru speedy dan penanganan gangguan yang terlalu lama bisa menjadi penyebab

faktor pelanggan untuk mengambil keputusan berlangganan Speedy atau tidak.

Speedy merupakan layanan fixed broadband akses internet dari Telkom

Indonesia berkualitas tinggi bagi perumahan serta SME (Small Medium

Enterprise). Speedy menggunakan teknologi ADSL (Asymmetric Digital Line

Subscriber), MSAN (Multi Service Access Node), dan GPON (Gigabit Passive

(17)

jaringan telefoni secara optimal bagi keperluan konsumsi konten internet, dengan

kecepatan data dari 384 kbps hingga 100 Mbps. Dibanding dengan layanan

broadband lainnya yang menggunakan wireless, layanan Speedy mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dan lebih stabil.

Sejak kemunculannya pada tahun 2004, Speedy telah menjadi Top Brand

untuk katagori internet service provider. Speedy juga menjadi salah satu new

driver engine pendapatan Telkom. Pada tahun 2012, Speedy memberikan sumbangan pendapatan sebesar Rp 4.2 triliun atau tumbuh 5,7% dibanding tahun

2011. Setiap tahunnya Speedy mampu meningkatkan jumlah pelanggannya, pada

akhir tahun 2012 jumlah pelanggan Speedy sebanyak 2,341 juta pelanggan

meningkat sebesar 30,9% dibanding tahun 2011 yang hanya sebesar 1,789 juta

pelanggan (Telkom, 2013).

Jumlah pengguna layanan internet di Indonesia terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan survei yang dilalukan Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di

Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi

negara ini. Bahkan diprediksi naik menjadi 30 persen atau 82 juta pengguna pada

tahun 2013 dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50

persen total populasi pada 2015 (Gambar 1.1). Hal ini disebabkan oleh perubahan

gaya hidup masyarakat, munculnya kebutuhan akan informasi dan adanya tren

media sosial, serta pertumbuhan ekonomi dan peningkatan taraf hidup

masyarakat.

Penyelenggara jaringan internet, termasuk Telkom berusaha untuk merebut

pangsa pasar yang ada, dengan terus meningkatkan market sharenya sehingga

menimbulkan persaingan yang sangat kuat. Sampai dengan akhir tahun 2013,

Telkom menargetkan jumlah pelanggan Speedy menjadi sebanyak 5 juta

pelanggan. Khusus untuk Telkom Lampung market share Speedy mencapai

37,43% dari seluruh pelanggan broadband yang ada di Propinsi Lampung, dengan

(18)

Gambar 1.1 Jumlah pengguna internet di Indonesia (Sumber : www.apjii.or.id, 2013)

PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) merupakan perusahaan

telekomunikasi tertua di Indonesia. Berdasarkan grafik pada Gambar 1.2, terlihat

bahwa market share Speedy memang lebih besar dibanding penyedia jasa

broadband lainnya, akan tetapi pencapaian tersebut tidak dominan. Selain itu,

pertumbuhan sales Speedy di Lampung, dari bulan ke bulan selama tahun 2013

cenderung mengalami penurunan yang disajikan pada Gambar 1.3.

(19)

Pencapaian yang kurang memuaskan tersebut dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, misalnya citra merek negatif yang melekat di benak masyarakat

tentang Telkom atas pengalaman masa lalu, harga produk yang tidak sesuai

jangkauan masyarakat, ataupun karena kualitas produk yang rendah.

Gambar 1.3. Grafik Pencapaian sales Speedy dari Januari 2013 Sampai dengan Agustus 2013 di Telkom Lampung.

(Sumber : Telkom Lampung, 2013)

Untuk meningkatkan jumlah pelanggan sehingga mencapai dan bahkan

melebihi target yang ditetapkan di tengah iklim persaingan bisnis yang sangat

ketat, pelanggan yang semakin kritis, teknologi semakin berkembang dengan

bermunculannya gadget dan smartphone yang semakin murah sehingga pelanggan

broadband lebih mengarah ke layanan mobile, PT Telkom dituntut untuk dapat

meningkatkan daya saingnya secara terus menerus. Untuk dapat bersaing dan

agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen perusahaan harus

mampu menganalisis faktor-faktor yang menjadi dasar perilaku konsumen untuk

mengambil keputusan pembelian.

Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan analisis bagaimana pengaruh

citra merek, harga dan kualitas produk dalam mempengaruhi keputusan

berlangganan Speedy, dengan lokasi penelitian di Telkom Lampung. Ketiga

(20)

merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pelanggan untuk

berlangganan Speedy, sehingga perlu mendapat perhatian lebih. Selain itu, ketiga

unsur tersebut akan merujuk kepada 7 program bauran pemasaran jasa (Product,

Price, Promotion, Place, People, Physical Evidence and Process).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang

dirumuskan menjadi sebagai berikut:

1. Berapa nilai citra merek Speedy menurut pelanggan di Telkom Lampung,

2. Berapa nilai harga Speedy menurut pelanggan di Telkom Lampung,

3. Berapa nilai kualitas produk Speedy menurut pelanggan di Telkom

Lampung,

4. Bagaimana pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk secara

bersama-sama terhadap keputusan pelanggan untuk berlangganan Speedy

di Telkom Lampung,

5. Bagaimana pengaruh citra merek Speedy secara parsial terhadap

keputusan berlangganan Speedy di Telkom Lampung,

6. Bagaimana pengaruh harga secara parsial terhadap keputusan pelanggan

untuk berlangganan Speedy di Telkom Lampung,

7. Bagaimana pengaruh kualitas produk secara parsial terhadap keputusan

pelanggan untuk berlangganan Speedy di Telkom Lampung,

8. Dan variabel manakah diantara citra merek, harga dan kualitas produk

yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan pelanggan

untuk berlangganan Telkom Speedy.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui nilai citra merek Speedy menurut pelanggan di Telkom

Lampung,

(21)

3. Mengetahui nilai kualitas produk Speedy menurut pelanggan di Telkom

Lampung,

4. Mengetahui pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk secara

bersama-sama terhadap keputusan berlangganan Speedy di Telkom

Lampung,

5. Mengetahui pengaruh citra merek secara parsial terhadap keputusan

berlangganan Speedy di Telkom Lampung,

6. Mengetahui pengaruh harga produk secara parsial terhadap keputusan

berlangganan Speedy di Telkom Lampung,

7. Mengetahui pengaruh kualitas produk secara parsial terhadap keputusan

berlangganan Telkom Speedy di Telkom Lampung,

8. Dan mengetahui variabel manakah diantara variabel citra merek, harga dan

kualitas produk yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

keputusan berlangganan Telkom Speedy.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan,

sehingga dapat memperkuat teori-teori mengenai apakah citra merek,

harga dan kualitas produk baik secara bersama-sama maupun secara

parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian atau tidak.

2. Memberikan kontribusi bagi PT. Telkom, yaitu untuk mengetahui berapa

nilai citra merek, harga, kualitas produk speedy menurut pelanggan yang

ada di Telkom Lampung, dan apa yang mempengaruhi keputusan

pelanggan untuk berlangganan speedy serta memberikan saran dan usulan

terkait hal-hal yang mungkin harus dilakukan agar mencapai hasil yang

(22)

1.5 Kerangka Pikir

Dalam menjalankan pemasaran Speedy, Telkom harus mampu mengenali

faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi pelanggan dalam mengambil

keputusan untuk berlangganan Speedy sehingga program pemasaran menjadi

lebih efektif yang pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah penjualan sesuai

dengan target yang telah ditetapkan.

Pada penelitian ini, penulis mengambil 3 variabel yang yang dianggap

menjadi masalah utama dalam pemasaran Speedy yaitu : citra merek, harga dan

kualitas produk,karenaketiga variabel ini sebenarnya juga didalamnya mencakup

ketujuh unsur bauran pemasaran jasa dan juga sangat berperan dalam tahapan

sebelum mengambil keputusan pembelian oleh pelanggan khususnya pada tahap

mencari informasi dan evaluasi alternatif. Ketiga variabel tersebut, baik secara

parsial maupun secara bersama-sama dapat mempengaruhi keputusan pelanggan

untuk berlangganan speedy.

Citra merek merupakan salah satu masalah utama yang harus dibenahi dan

ditingkatkan agar menjadi citra merek yang kuat dan positif. Tanpa citra merek

yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan

baru dan mempertahankan yang sudah ada. Citra merek yang positif akan

menimbulkan keyakinan dalam diri pelanggan tentang produk atau merek

sehingga akan mempengaruhi mereka dalam keputusan pembelian.

Pengelolaan citra merek, terkandung beberapa unsur strategi pemasaran

yaitu pengelolaan produk yang dapat dilakukan melalui desain merek agar dapat

mudah dikenali dan diingat. Melalui merek dapat menciptakan ikatan emosional

antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk. Merek yang kuat akan

menciptakan citra merek yang baik yang akan memberikan sejumlah keunggulan,

seperti posisi pasar yang lebih superior. Selain itu, kegiatan promosi yang

bertujuan untuk memperkenalkan merek kepada masyarakat, bagaimana agar

produk tersebut dapat mudah dijangkau dan memberikan jaminan kualitas pada

setiap kesempatan penggunaannya, bagaimana lingkungan perusahaan, dekorasi,

layout ruangan sehingga tercipta citra merek yang kuat dan baik di benak

(23)

menyukai produk tersebut, dan semakin yakin dengan pilihannya dalam

mengambil keputusan untuk menggunakan produk tersebut. Hal ini didukung oleh

apa yang disampaikan oleh Rangkuti (2004) bahwa citra merek yang terbentuk

dengan baik akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan, yaitu semakin

meyakinkan konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli

suatu produk dan akan meningkatkan motivasi konsumen untuk melakukan

pembelian. Dan juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurlisa dan

Fivi Rahmatus Sofiyah, berjudul “Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Citra

Merek terhadap Keputusan Pembelian Kecap Manis Merek Bango (studi kasus

pada ibu rumah tangga di komplek Villa Mutiara Johor II dan Taman Johor Mas)”,

yang hasilnya citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi citra merek Speedy, yaitu sebagai

berikut:

 Merek broadband Telkom dinamakan Speedy karena Telkom ingin menginformasikan bahwa layanan Speedy merupakan layanan yang

memberikan kecepatan tinggi (speed). Sedangkan “True Broadband” yang

berarti bahwa produk ini merupakan layanan broadband dengan kecepatan

hingga 100 Mbps.

 Merek tersebut diperkenalkan kepada masyarakat melalui kegiatan

promosi, iklan di televisi, radio, majalah, koran, spanduk, neonsign, promosi online, pameran, opentable, community roadshow, dan

lain-lain. Dalam rangka membangun kesadaran merek Speedy, PT. Telkom

juga memsponsori kegiatan balap sepeda “Tourd'Indonesia”, dengan

jumlah hadiah yang diperebutkan sebesar US$125 ribu dan juga

membangun hubungan dengan beberapa restauran dan KFC. Telkom juga

membangun saluran distribusi layanan Speedy di Plasa Telkom yang

didesain dengan layout yang menarik dan untuk memberikan kenyamanan

bagi pelanggan.

 Cakupan daya tarik merek Speedy adalah penggunaannya yang mudah, tanpa perlu perangkat tambahan di laptop, lebih stabil dibanding dengan

(24)

 Selain itu koneksi dapat dishare dengan menggunakan switch maupun

wireless access point, dapat digunakan dengan seluruh anggota keluarga atau teman secara bersamaan sehingga menjadi efektif, efisien dan hemat.

 Dengan berlangganan Speedy, akan memberikan nilai tambah bagi pemilik rumah. Berlangganan Speedy berarti terdapat jaringan telepon ke arah

rumah pelanggan. Karena pembangunan jaringan yang tidak murah

Telkom tentunya tidak membangun jaringan kabel di area yang tidak

produktif. Dengan demikian, harga rumah dapat dihargai lebih tinggi

dibanding lokasi perumahan yang belum terjangkau jaringan telepon.

 Namun, di beberapa media massa, media sosial, broadcast email, dan melalui media lainnya masih terlihat adanya keluhan pelanggan mengenai

Speedy, sehingga hal ini tentunya akan berdampak pada penurunan citra

merek Speedy.

Selain itu variabel lain yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan penetrasi penjualan adalah harga. Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa

saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi

individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu

(Schifman and Kanuk, 2004). Namun dalam keadaan normal, permintaan dan

harga mempunyai hubungan yang negatif atau terbalik (Kotler dan Keller, 2009),

artinya semakin tinggi harga semakin kecil permintaan. Hal ini berarti bahwa

harga berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian, yang diperkuat oleh

penelitian yang dilakukan Nurlisa dan Fivi Rahmatus Sofiyah, berjudul “Pengaruh

Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Kecap

Manis Merek Bango (studi kasus pada ibu rumah tangga di komplek Villa Mutiara

Johor II dan Taman Johor Mas)”, hasilnya harga berpengaruh negatif terhadap

keputusan pembelian.

Dengan demikian maka harga dapat mempengaruhi keputusan konsumen

dalam melakukan pembelian, dimana semakin tinggi harga maka keputusan

pembelian semakin rendah dan sebaliknya jika harga rendah keputusan pembelian

akan tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan market share, perusahaan harus

mampu membuat strategi harga yang dapat dijangkau oleh pelanggan yang

(25)

Speedy merupakan produk jasa, sehingga kualitas produk selain tercermin

dari produk tersebut juga dari partisipan yaitu karyawan penyedia jasa layanan

maupun penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak

langsung dalam proses layanan itu sendiri. Kualitas juga dipengaruhi oleh proses

yang merupakan kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan

kepada konsumen selama melakukan pengajuan pembelian produk, pengiriman

produk maupun layanan purna jual.

Kualitas produk merupakan variabel yang juga sangat mempengaruhi

keputusan pembelian, hal ini didukung oleh banyak teori maupun penelitian

sebelumnya menyatakan terdapat pengaruh yang sangat besar dan positif antara

kualitas produk dengan keputusan pembelian, salah satu diantaranya penelitian

yang dilakukan oleh Nurlisa dan Fivi Rahmatus Sofiyah, berjudul berjudul “Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Kecap Manis Merek Bango (studi kasus pada ibu rumah tangga di

komplek Villa Mutiara Johor II dan Taman Johor Mas)”, hasilnya kualitas produk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berikut adalah karakteristik Speedy yang berhubungan dengan kualitas

produk yang dapat mempengaruhi pelanggan untuk mengambil keputusan untuk

berlangganan Speedy, yaitu :

 Speedy telah dikenal sebagai internet broadband koneksi tidak terhingga dengan kecepatan tinggi, handal dan stabil.

 Berbeda dengan akses broadband wireless dimana akses ke pelanggan di

diperoleh dari BTS, akses Speedy bersifat individual dengan

menggunakan teknologi ADSL, dimana setiap pelanggan menduduki port

yang tetap.

 Telkom juga telah membangun CDN (content Delivery Network) yang berfungsi sebagai mirroring server, khususnya bagi konten-konten dari

luar dengan jumlah pengakses yang sangat besar, sehingga pelanggan

Speedy dapat mengakses konten-konten tersebut dengan lebih cepat.

 Proses registrasi speedy sebenarnya gampang, namun proses

pemasangannya memerlukan waktu yang relatif lama, khususnya bagi

(26)

 Proses penanganan gangguan yang relatif rumit sehingga memerlukan waktu yang relatif lama

Berdasarkan teori dan uraian tersebut di atas, maka kerangka pikiran pada

penelitian ini dapat disajikan pada Gambar 1.4.

H2

H3

H4

H1

Gambar 1.4. Kerangka Pikiran Penelitian

1.6 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian adalah sebagai berikut:

1. Variabel citra merek, harga dan kualitas produk secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap keputusan berlangganan Speedy.

2. Variabel citra merek secara parsial berpengaruh positif terhadap keputusan

berlangganan Speedy

3. Variabel harga secara parsial berpengaruh negatif terhadap keputusan

berlangganan Speedy

4. Variabel kualitas produk secara parsial berpengaruh positif terhadap

keputusan berlangganan Speedy Harga (X2)

Keputusan Berlangganan Speedy

(Y) Citra Merek (X1)

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bauran Pemasaran Jasa

Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran

perusahaan adalah marketing mix strategy yang didefinisikan oleh Kotler dan

Armstrong (2008) yang menyatakan bahwa bauran pemasaran merupakan

kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk

menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.

Carthy dalam Kotler dan Keller (2009) mengklasifikasikan Marketing Mix

menjadi empat besar kelompok yang disebut dengan 4P yaitu Product (produk),

Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi). 1. Product (produk)

Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran.

Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya.

Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk

tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Price (Harga)

Menurut Monroe (2005) harga merupakan pengorbanan ekonomis yang

dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga

merupakan salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil

keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. 3. Promotion (promosi)

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual

kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk

mempengaruhi sikap dan perilaku. Penentuan media promosi yang akan

digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri. Media

(28)

Promosi penjualan, (3) Publisitas dan hubungan masyarakat, dan (4)

Pemasaran langsung.

Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif

pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut

dengan media massa seperti koran, majalah, tabloid, radio, televisi dan

direct mail (Baker, 2000). 4. Place (Saluran Distribusi)

Kotler (2005) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri dari

seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (fungsi) yang

digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen

ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi

suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan

produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir

atau pemakai industri.

Sesuai dengan perkembangan zaman, bauran pemasaran jasa di perluas

dari 3P, yaitu: Orang (People), Sarana fisik (Physical evidence), dan Proses

(Process) menjadi tujuh unsur (7P), yaitu sebagai berikut (Stanton dalam Alma, 2011).

5. People (Partisipan)

Orang adalah semua pelaku yang memainkan peran dalam penyajian jasa

sehingga dapat mempengaruhi persepsi pelanggan. Elemen-elemen dari

people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam

lingkungan jasa. Setiap sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian

dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen

atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).

6. Physical evidence (Lingkungan fisik)

Sarana fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang di

tawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain

lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,

warna, dan barang-barang lainnya yang di satukan dengan pelayanan yang di

(29)

7. Process (Proses)

Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang

digunakan untuk menyampaikan pesan. Elemen proses ini mempunyai arti

suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya

untuk memenuhi kebutuhannya dan keinginan konsumen. Untuk perusahaan

jasa, kerjasama antara pemasaran dan operasional sangat penting dalam

elemen proses ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan

konsumen, maka kualitas jasa diantaranya dilihat dari bagaimana jasa

menghasilkan fungsinya.

2.2 Merek

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa merek adalah nama, istilah,

tanda, simbol, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksud untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual untuk

membedakannya dari produk pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan

nilai tangible (berwujud) dan intangible (tak berwujud) yang terwakili dalam

sebuah merek dagang (trademark) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Peranan merek sangat penting, salah

satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat perusahaan

menjanjikan sesuatu kepada konsumen (Durianto dkk, 2001).

Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta

antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Perusahaan

pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin

menawarkan janji emosional yang sama.

Merek dapat memiliki enam level pengertian (Kotler, 2005), antara lain:

1. Atribut, berarti bahwa merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu

2. Manfaat, berarti bahwa atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat

fungsional dan emosional

3. Nilai, berarti bahwa merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai

produsen.

(30)

5. Kepribadian, berarti bahwa merek juga mencerminkan kepribadian

tertentu.

6. Pemakai, berarti bahwa merek menunjukkan jenis konsumen yang

membeli atau menggunakan merek tersebut

2.2.1 Manfaat Merek

Peranan strategis merek dapat berguna bagi pembeli maupun penjual

(Cravens dan Piercy , 2013).

Bagi pembeli, yaitu :

1. Menurunkan biaya pencarian, dengan identifikasi produk secara tepat dan

akurat

2. Menurunkan resiko yang dirasakan, dengan jaminan kualitas produk

3. Menurunkan resiko sosial dan psikologis dengan memiliki dan

menggunakan produk yang salah, misal membeli merk yang merupakan

simbol prestise

Bagi penjual, yaitu :

1. Mendukung proses pembelian berulang untuk meningkatkan performa

finansial perusahaan

2. Mendukung pengenalan produk baru

3. Membantu efektifitas promosi

4. Mendukung pemberian harga premium dengan diferensiasi

5. Membantu segmentasi pasar

6. Membentuk loyalitas merk

Selanjutnya menurut Simamora (2003), bagi masyarakat, merek

bermanfaat dalam hal:

1. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih

konsisten.

2. Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan

(31)

3. Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong

untuk menciptakan

4. keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh pesaing.

Dengan pemberian merek Speedy pada produk broadbandnya maka

Telkom menjadi lebih mudah untuk melakukan pengenalan dan pemosisian merek

di benak pelanggan dan masyarakat/pelanggan dapat dengan mudah mengenali

produk broadband Telkom tersebut.

Beberapa alasan merek merupakan hal yang penting bagi konsumen adalah

dikarenakan:

1. Merek memberikan pilihan

Manusia menyenangi pilihan dan merek memberi mereka kebebasan untuk

memilih. Sejalan dengan semakin terbagi-baginya pasar, perusahaan

melihat pentingnya memberi pilihan yang berbeda kepada segmen

konsumen yang berbeda. Merek dapat memberikan pilihan,

memungkinkan konsumen untuk membedakan berbagai macam tawaran

perusahaan.

2. Merek memudahkan keputusan

Merek membuat keputusan untuk membeli menjadi lebih mudah.

Konsumen mungkin tidak tahu banyak mengenai suatu produk yang

membuatnya tertarik, tetapi merek dapat membuatnya lebih mudah untuk

memilih. Merek yang terkenal lebih menarik banyak perhatian dibanding

yang tidak, umumnya karena merek tersebut dikenal dan bisa dipercaya.

3. Merek memberi jaminan kualitas

Para konsumen akan memilih produk dan jasa yang berkualitas dimana

pun dan kapan pun mereka mampu. Sekali mereka mencoba suatu merek,

secara otomatis akan menyamakan pengalaman ini dengan tingkat kualitas

tertentu. Pengalaman yang menyenangkan akan menghasilkan ingatan

(32)

4. Merek memberikan pencegahan resiko

Sebagian besar konsumen menolak resiko. Mereka tidak akan membeli

suatu produk, jika ragu terhadap hasilnya. Pengalaman terhadap suatu

merek, jika positif, memberi keyakinan serta kenyamanan untuk membeli

sekalipun mahal. Merek membangun kepercayaan, dan merek yang besar

benar-benar dapat dipercaya.

5. Merek memberikan alat untuk mengekspresikan diri

Merek menghasilkan kesempatan pada konsumen untuk mengekspresikan

diri dalam berbagai cara. Merek dapat membantu konsumen untuk

mengekspresikan kebutuhan sosial-psikologi.

2.3 Citra Merek

Merek yang kuat akan menciptakan citra merek yang baik yang akan

memberikan sejumlah keunggulan, seperti posisi pasar yang lebih superior

dibandingkan pesaing, kapabilitas unik yang sulit ditiru, loyalitas pelanggan dan

lain-lain. Keunggulan-keunggulan seperti inilah yang mendorong setiap

perusahaan untuk berjuang keras dalam rangka mengelola mereknya sedemikian

rupa sehingga dapat memperoleh posisi terbaik dalam benak pelanggan.

Shimp (2007) mengemukakan bahwa citra merek didasari oleh berbagai

ketertarikan yang dikembangkan oleh konsumen pada setiap waktu. Merek seperti

manusia dapat berupa gagasan yang mempunyai masing-masing personality.

Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa citra merek adalah himpunan

keyakinan mengenai merek atas suatu produk atau jasa yang dirasakan konsumen.

Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak

konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara

sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan

kepada suatu merek.

Citra merek terdiri dari pengetahuan dan kepercayaan terhadap atribut

merek, konsekuensi penggunaan merek, dan situasi mengkonsumsi, seperti

evaluasi dan perasaan emosi (respon aktif) yang berasosiasi dengan merek. Citra

(33)

nilai-nilai yang terkandung dalam suatu merek berbeda dengan merek lain. Setiap

nilai yang terkandung dalam suatu merek mempengaruhi citra yang terbentuk di

mata konsumen, nilai-nilai itu adalah:

1. Nilai asosiasi merek

Menurut Simamora (2003) asosiasi yaitu suatu persepsi yang langsung

terbentuk begitu mendengar suatu nama merek. Pengasosian merek oleh

konsumen seringkali dengan suatu kata-kata eksklusif yang mewakili

asosiasi merek tertentu. Kata-kata eksklusif itu juga membentuk citra

merek dari produk tersebut yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen.

2. Nilai ekuitas merek

Nilai ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan merek pada produk

(Simamora, 2003). Ekuitas merek dapat menambah atau mengurangi nilai

produk bagi konsumen, ekuitas merek juga mempengaruhi rasa percaya

diri konsumen dalam mengambil keputusan pembelian (baik itu karena

pengalaman masa lalu dalam menggunakannya maupun kedekatan dengan

merek aneka karakteristiknya). Empat hal yang terkandung dalam nilai

ekuitas merek yaitu:

 Diferensiasi, yaitu seberapa berbeda suatu merek dibanding merek lain.

 Relevansi, yaitu merek dengan konsumen. Apakah merek memiliki

arti, apakah merek cocok secara personal.

 Kebanggaan, merek memperoleh penghargaan yang tinggi dan dianggap sebagai yang terbaik di kelasnya.

 Pengetahuan (knowledge), yaitu pemahaman konsumen terhadap suatu merek.

Terdapat 3 hal pokok yang harus diperhatikan dalam membentuk sebuah

citra merek menurut Aaker dalam Dewi (2011) yaitu:

1 Pengenalan, tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen

(34)

3 Daya tarik, semacam hubungan emosional yang timbul antar sebuah

merek dengan konsumennya

2.4 Harga

Semua produk yang ditawarkan oleh perusahaan pasti mempunyai harga.

Agar produk tersebut laku dipasaran, perusahaan harus menetapkan harga yang

tepat. Dengan adanya harga, konsumen dapat membandingkan produk yang satu

dengan yang lainnya, sehingga membantu konsumen menentukan keputusan

pembelian. Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap

individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang

dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu.

2.4.1 Pengertian Harga

Menurut Staton dalam Rosvita (2010), harga adalah sejumlah uang

(kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh

beberapa kombinasi suatu produk dan pelayanan yang menyertai. Harga adalah

jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah

jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan

keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Menurut

Kotler dan Amstrong (2008) harga adalah “sejumlah uang yang ditagih atas suatu

produk atau jasa, atau jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk

mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa”.

Stanton dalam Rosvita (2010), menyatakan terdapat empat indikator yang

mencirikan harga yaitu:

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

3. Daya saing harga

(35)

2.4.2 Peranan Harga

Tjiptono (2008) menyatakan bahwa harga mempunyai dua peran penting

dalam proses pengambilan keputusan bagi para pembeli, yaitu:

1. Peranan alokasi dari harga; fungsi harga membantu pembeli untuk

memutuskan cara memperoleh harga tertinggi yang diharapkan

berdasarkan daya beli.

2. Peranan informasi dari harga; fungsi harga dalam mendidik konsumen

mengenai faktor-faktor produksi seperti kualitas. Dengan demikian akan

membantu konsumen untuk menilai secara obyektif tentang faktor

produksi karena persepsi yang berlaku di masyarakat adalah harga yang

mahal berarti kualitas bagus.

Berikut adalah tujuan penetapan harga (Kotler dan Keller, 2009), yaitu:

1. Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama jika

mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat, atau keinginan

konsumen yang berubah.

2. Untuk memaksimalkan laba saat ini.

3. Memaksimalkan pangsa pasar mereka.

4. Menetapkan harga tinggi untuk memaksimalkan potensi pasar.

5. Perusahaan berusaha menjadi pemimpin kualitas produk saat ini.

2.4.3 Strategi penentuan Harga

Pada hakekatnya ada dua strategi dalam menentukan harga:

1. Skimming pricing

Menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru biasanya diikuti promosi

yang gencar, bertujuan melayani pelanggan yang tidak sensitif, menutup

biaya promosi, membatasi permintaan hingga tidak melampaui kapasitas

produksi, berjaga-jaga terhadap kekeliruan penetapan harga. Situasi yang

sesuai antara lain: produk baru yang mempunyai karakteristik yang khas,

sifat permintaan tidak menentu, perusahaan sudah mengeluarkan dana

(36)

2. Penetracing pricing

Srategi harga dengan menetapkan harga yang rendah pada awalnya dengan

tujuan agar dapat meraih pangsa pasar yang besar dan menghalangi

masuknya pesaing. Situasi yang sesuai antara lain produk yang dihasilkan

memiliki daya tarik tertentu bagi pasar dan banyak segmentasi pasar yang

sensitif.

2.5 Kualitas Produk

Setiap perusahaan perlu memperhatikan masalah kualitas produk yang

dihasilkan baik produk berupa barang ataupun jasa, karena kualitas produk dapat

mempengaruhi citra merek dari suatu produk dan mempengaruhi kepuasan

pelanggan. Informasi mengenai kualitas produk dapat diperoleh dari informasi

yang disediakan oleh perusahaan melalui iklan atau spanduk, atau dapat diketahui

dari pelanggan lain yang sudah mempergunakan produk tersebut sebelumnya,

sehingga hal ini akan mempengaruhi keputusan pembelian baik bagi pelanggan

tersebut untuk pembelian berikutnya maupun untuk pelanggan lainnya.

2.5.1 Pengertian Kualitas Produk

Pengertian kualitas menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah

karakteristik dari produk dalam kemampuannya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten. Sedangkan menurut Garvin

dan Timpe (dalam Alma, 2011) kualitas adalah keunggulan yang dimiliki oleh

produk tersebut. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang

mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam

pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal sebagai

kualitas sebenarnya.

Sedangkan menurut Tjiptono (2008), kualitas merupakan perpaduan antara

sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi

prasyarat kebutuhan pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan

(37)

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas

merupakan sifat atau karakteristik produk dan jasa yang mempunyai keunggulan

untuk memenuhi harapan tinggi dari pelanggan.

Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu

standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang

dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak

akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang

tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak

loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun.

Jika pemasar memperhatikan kualitas, yang bahkan diperkuat dengan periklanan

dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk

melakukan pembelian terhadap produk (Kotler dan Amstrong, 2008).

Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk,

hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan

segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan

pembelian terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan

bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

2.5.2 Dimensi Kualitas produk

Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) bahwa kualitas produk

memiliki beberapa dimensi antara lain :

1. Kinerja merupakan karakteristik operasi dan produk inti yang dibeli.

Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap.

3. Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu sejauh mana karakteristik desain dan

operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Keandalan yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal

(38)

5. Daya tahan berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus

digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.

6. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya

keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasinya.

7. Kualitas yang dipersepsikan merupakan persepsi konsumen terhadap

keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena

kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang

akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga,

nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.

8. Dimensi kemudahan perbaikan meliputi kecepatan, kemudahan,

penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak

terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan

hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan

komponen yang dibutuhkan

2.6. Keputusan Pembelian

Keputusan berlangganan Speedy termasuk dalam keputusan pembelian.

Keputusan atau niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan

perilaku konsumen. Menurut Mowen dan Minor (2002) mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang

melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa dan pengalaman serta

ide-ide. Sedangkan menurut Solomon (2013), perilaku konsumen adalah studi

mengenai proses-proses yang terjadi saat individu atau kelompok memilih,

membeli, menggunakan atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide atau

pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan atau hasrat tertentu.

Perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat

keputusan untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan

jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian dan penggunaan produk (Rangkuti, 2002). Menurut Engel dkk (1994)

(39)

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Perilaku konsumen dapat disarikan dari semua definisi diatas sebagai studi

tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli,

memakai serta memanfaatkan produk, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam

rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen.

Dalam mengambil keputusan untuk membeli atau berlangganan suatu

produk, pelanggan akan melalui beberapa proses dimana proses tersebut

merupakan gambaran dari bagaimana pelanggan menganalisis berbagai macam

masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian.

2.6.1 Faktor-faktor Keputusan Pembelian

Pelanggan memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda sehingga

perlu dilakukan pengelompokkan, misalnya berdasarkan usia, pendapatan, tingkat

pendidikan, dan lain-lain. Dengan pengelompokkan tersebut, maka produsen

dapat memahami bagaimana melakukan perencanaan strategi pemasaran sehingga

strategi yang digunakan dapat sesuai dengan keinginan dari masing-masing

kelompok. Selain itu, perusahaan perlu mengetahui apa yang menjadi faktor yang

mempengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan dalam melakukan

pembelian.

Menurut Kotler (2007) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh

empat faktor, diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku

pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling

dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih

menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.

Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah

geografis. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi

sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial,

(40)

secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan

perilaku serupa.

Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas

sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada

orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang-orang merasa dirinya

menempati posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka. Ketiga,

kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan,

penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu

variabel. Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain

pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu

berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam

masyarakat tertentu.

2. Faktor sosial

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan

sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung

atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut.

Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu

sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung

terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan

anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan

kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam

keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder

yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi

perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.

3. Faktor pribadi

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya

yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup

keluarga. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan

berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan

yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau

(41)

Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah gaya hidup, yang dapat di

artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam

aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial,

dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak

menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini

sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang

mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang.

Kepribadian seseorang juga mencakup pada karakteristik psikologis yang

unik, yang mengarah secara relatif pada tanggapan yang konsisten dan

abadi pada lingkungan yang dimiliki seseorang. Sedangkan konsep diri

mencerminkan identitas orang tersebut.

4. Faktor psikologis

Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik

konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan

pembelian. Empat proses psikologis penting - motivasi, persepsi,

pembelajaran, dan memori - secara fundamental mempengaruhi tanggapan

konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

2.6.2 Tahap-tahap Keputusan Pembelian

Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa tahap-tahap keputusan

pembelian adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian dimulai dari saat pembeli mengenali kebutuhan yang

dapat dicetuskan dari rangsangan internal maupun eksternal. Konsumen

mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi

aktual yang memadai untuk membangkitkan keputusan pembelian.

2. Pencarian informasi

Pencarian informasi dimulai dari ketika konsumen memandang bahwa

kebutuhan bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu

produk. Sumber informasi yang diperoleh konsumen dapat digolongkan

dalam empat kelompok (Kotler, 2005), yaitu :

(42)

 Sumber komersial : Iklan, penyalur, dan lain-lain

 Sumber publik : media massa, organisasi penentu tingkat konsumen

 Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk.

3. Evaluasi alternatif

Yaitu proses mengevaluasi pilihan produk serta memilih sesuai dengan

keinginan konsumen. Dalam proses evaluasi alternatif, konsumen

membandingkan berbagai pilihan untuk mendapatkan alternatif terbaik.

4. Keputusan pembelian

Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen keputusan dapat

membuat pembelian : keputusan merek, pemasok, kuantitas, waktu,

metode pembayaran.

5. Perilaku pasca pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami kepuasan atau

ketidak puasan atas produk yang dibeli. Dan para perusahaan harus

memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan

pemakaian produk pasca pembelian.

2.7 Hubungan antar variabel

2.7.1 Hubungan antara variabel citra merek dan keputusan pembelian Hubungan antara citra merek dan keputusan pembelian akan berbanding

lurus, semakin bagus citra merek suatu produk maka semakin banyak permintaan

akan produk tersebut. Citra merek yang baik akan terbentuk dari program–

program pemasaran, kemasan produk yang benar, baik dan menarik, nilai tambah

dari produk tersebut, harga produk yang sesuai dan kualitas produk

yang ditawarkan. Selain itu, citra merek juga dapat terbentuk dari tingkat

kepuasan yang diterima konsumen setelah mengkonsumsi produk tersebut. Oleh

karena itu, setiap perusahaan harus berjuang keras dalam mengelola mereknya

sedemikian rupa sehingga tercipta citra merek yang kuat dan baik dalam benak

pelanggan, sehingga pelanggan percaya diri untuk menggunakan produk dari

perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2005), Shimp (2007)

(43)

adalah keyakinan yang dirasakan konsumen mengenai merek suatu produk atau

jasa. Sehingga dengan keyakinan yang kuat mengenai merek, akan mempengaruhi

pelanggan untuk mengambil keputusan pembelian suatu produk. Citra merek yang

terbentuk dengan baik akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan, yaitu

semakin meyakinkan konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika

membeli suatu produk dan akan meningkatkan motivasi konsumen untuk

melakukan pembelian (Rangkuti, 2004).

2.7.2 Hubungan antara Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Hubungan antara permintaan dan harga jual biasanya berbanding terbalik

yaitu makin tinggi harga, makin kecil jumlah permintaan demikian pula

sebaliknya. Keinginan konsumen dalam membeli produk sangat dipengaruhi

harga. Karena itu, bila produsen menginginkan agar keputusan pembelian yang

dilakukan oleh pembeli dapat meningkat maka produsen perlu memahami

kepekaan konsumen terhadap harga.

2.7.3 Hubungan antara Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Hubungan antar kualitas Kualitas produk terhadap keputusan pembelian

mempunyai hubungan yang positif. Semua pelanggan pasti mengharapkan produk

yang mereka akan beli mempunyai kualitas yang bagus. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati (2010), Nurlisa dan Fivi (2013) yang

salah satu kesimpulannya adalah bahwa kualitas produk berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian.

2.8. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian,

yaitu:

1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Brand Image dan

Harga Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk Kentucky Fried

(44)

Universitas Negeri Padang” yang dilakukan oleh Fitria Engla Sagita

bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image dan harga terhadap

keputusan pembelian ulang produk Kentucky Fried Chicken (KFC) di

cabang Basko Grand Mall oleh mahasiswa Universitas Negeri Padang

dengan menggunakan alat analisis regresi berganda, hasilnya brand

image dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang produk Kentucky Fried Chicken (KFC) di cabang basko Grand Mall

oleh mahasiswa Universitas Negeri Padang.

2. Penelitian yang berjudul “Kualitas Produk, Merek dan Desain

Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio”,

oleh Yudhi Soewito, bertujuan untuk mengetahui pengaruh baik secara

simultan dan parsial dari kualitas produk, merek dan desain terhadap

keputusan pembelian dengan menggunakan alat analisis linear berganda.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kualitas produk, merek, dan desain

berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian

sepeda motor Yamaha Mio pada konsumen pengguna sepeda motor

yamaha mio di Kecamatan Singkil Manado.

3. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Citra

Merek terhadap Keputusan Pembelian Kecap Manis Merek Bango (studi

kasus pada ibu rumah tangga di komplek Villa Mutiara Johor II dan Taman

Johor Mas)” oleh Nurlisa dan Fivi Rahmatus Sofiyah, yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas produk dan citra merek

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kecap

manis merek Bango pada ibu rumah tangga di Komplek Villa Mutiara

Johor II dan Taman Johor Mas, dengan metode analisis deskriptif dan

multiple linear regression. Hasil penelitian secara serentak yaitu variabel harga, kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan,

secara parsial kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif dan

signifikan, sedangkan harga berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap keputusan pembelian kecap manis merek Bango pada ibu rumah

tangga di komplek Villa Mutiara Johor II dan Taman Johor Mas. Variabel

(45)

variabel terikat yaitu keputusan pembelian sebesar 46,7% dan sisanya

53,3% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini,

seperti promosi, kemudahan mendapatkan produk. Serta variabel bebas

yaitu: harga, kualitas produk, citra merek, mampu menjelaskan variabel

terikat yaitu keputusan pembelian sebesar 46,7% dan sisanya 53,3%

dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian, ini, seperti

promosi, kemudahan mendapatkan produk.

4. Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Promosi, Kualitas Produk,

dan Brand Image Motor Matic Honda terhadap Keputusan Pembelian serta

Dampaknya pada Loyalitas Pelanggan” yang dilakukan oleh Didi

Zainuddin pada tahun 2011, bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pengaruh promosi, kualitas produk dan brand image serta dampaknya pada

loyalitas pelanggan dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan

analisis kuantitatif. Hasilnya terdapat pengaruh secara langsung hanya

variabel promosi terhadap keputusan pembelian, secara parsial yaitu

72,8% dan brand image sebesar 24,3%. Besarnya pengaruh variabel

promosi, kualitas produk, dan citra produk terhadap variabel keputusan

pembelian secara simultan adalah 83,7%, dan variabel keputusan

pembelian mempunyai pengaruh langsung terhadap variabel loyalitas

pelanggan yaitu sebesar 84.7%

5. Penelitian yang berjudul “Analisis pengaruh citra merek dan kualitas

produk terhadap keputusan pembelian laptop merek Acer di kota Semarang” yang dilakukan oleh Praba Sulistyawati (2010) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian konsumen, hasilnya menyatakan bahwa variabel

kualitas produk memiliki pengaruh lebih besar terhadap keputusan

pembelian konsumen dibandingkan variabel citra merek, Citra merek

merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong konsumen untuk

melakukan pembelian produk laptop merek Acer, kualitas produk (X2)

(46)

6. Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen Yamaha Mio PT Harpindo Jaya Semarang)” oleh M. Rhendria Dinawan (2010) yang bertujuan untuk meneliti kembali mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk

sepeda motor Mio. Hasilnya ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi

secara signifikan sikap konsumen yaitu kualitas produk, harga kompetitif,

dan citra merek. Dari ketiga faktor tersebut, faktor citra merek ternyata

memilki pengaruh paling kuat terhadap sikap konsumen dibandingkan

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey untuk

mengetahui pengaruh antara citra merek, harga dan kualitas produk speedy

terhadap keputusan pelanggan untuk berlangganan speedy, dengan objek

penelitian adalah para pelanggan Speedy di Telkom Lampung dengan ruang

lingkup hanya untuk pelanggan yang berada di kota Bandarlampung.

3.2 Definisi dan Operasional Variabel

3.2.1 Definisi Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan menurut Sugiono (2009), variabel penelitian dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen) yang diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel terikat (dependent variable), adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel ini sering

disebut variabel respon. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah keputusan berlangganan Speedy yang dilambangkan dengan Y.

2. Variabel bebas (independent variable), adalah variabel yang menjadi sebab

atau berubahnya dependent variable. Variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah citra merek yang dilambangkan dengan X1, harga yang

Gambar

Gambar 1.1 Jumlah pengguna internet di Indonesia (Sumber : www.apjii.or.id, 2013)
Gambar 1.3. Grafik Pencapaian sales Speedy dari Januari 2013  Sampai dengan Agustus 2013 di Telkom Lampung
Gambar 1.4. Kerangka Pikiran Penelitian
Tabel 3.1. Tabel Operasional Variabel
+6

Referensi

Dokumen terkait

Rektor dan Pembantu Rektor Dewan Pertimbangan Fakultas Dekan dan Pembantu Dekan Ketua dan Sekretaris Departemen Kepala bagian Tata Usaha Fakultas Unit Penunjang

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui penerimaan remaja terhadap promosi pariwisata dalam film “5CM”. 1.4 Ma

Recall that, if we attach one of these capacity-achieving codes of length N to a binary symmetric channel then (a) the probability distribution over the outputs is close to

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis status prediksi kebangkrutan perusahaan mining and

Dari hasil uji t atau uji parsial yang telah dilakukan menyatakan bahwa transformasi perencanaan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap manajemen pendidikan

Kesimpulan penelitian yaitu peran kepala madrasah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MA Muhammadiyah Sukarame Kota Bandar Lampung

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anastassia dan Friska (2014) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Publik

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan