• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA TERHADAP KESADARAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA DIDESA GISTING BAWAH KECAMATAN GISTING KEBUPATEN TANGGAMUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA TERHADAP KESADARAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA DIDESA GISTING BAWAH KECAMATAN GISTING KEBUPATEN TANGGAMUS"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA

DIDESA GISTING BAWAH KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

2012 Oleh

Sri lestari Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA TERHADAP KESADARAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA DIDESA

GISTING BAWAH KECAMATAN GISTING KEBUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012

Oleh

SRI LESTARI

Pemilihan kepala desa yang dilaksanaakan langsung merupakan wujud dari demokrasi, pilihan kepala desa secara langsung memberikan kesempatan pada masnyarakat untuk dapat secara nyata ikut berpartisipasi aktif dalam politik serta mengunakan hak pilih dan memilih tanpa tekanan dan pihak manapun sesinga pilihan kepala desa berlangsung secara demokratis.

Dalam penelitian ini adalah menjelaskan tentang bagaimana pengaruh pelaksanaan demokrasi dalam pemilihan kepala desa terhadap kesadaran hak dan kewajiban warganegara tahun 2012.metode yang digunaka adalah deskriptif korelatif, subjek yang diteliti adalah masyarakat yang memiliki Kesadaran dak dan kewajiban warganegara, jumlah populasi 354 orang di desa gisting bawah kecamatantanggamus gisting kabupaten tanggamus. Sampel yang diambil 12,5% atau 26 0rang yang terbesar secara acak ( random sampling ) dalam tujuh dusun. Sedanggkan untuk analisis data digunakan rumus Chi kuadrat.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

1.5.2.2 Kegunaan Praktis... 11

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 12

2.1.1 pelaksanaan demokrasi ... 13

(7)

3.1Metode Penelitian... 46

3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 57

3.6.1 Uji Validitas ... 57

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 57

3.7 Tehnik Analisis Data ... 59

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Langkah-Langkah Penelitian ... 62

4.1.1 Persiapan Pengajuan Judul ... 62

4.2 Penelitian Pendahuluan ... 62

4.2.1 Pengajuan Rencana Penelitian... 63

(8)

1. PENDAHULUNAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia menganut sistem pemerintahan demokrasi telah tercantum dalam

Undang-Undang Dasar 1945 (setelah amandemen) pasal 1 ayat (1) berbunyi

“Kedaulatan berada di tangan raknyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

Dasar”. Kemudian sebelum di atur juga dalam konstitusi yang terdapat pada pasal

1 ayat (1) dan ayat (2), serta dalam Undang-Undang Dasar sementara 1950 pada

pasal 1 ayat (1)

Demokrasi di negara Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945,

sehingga sering disebut dengan demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila

merintahkan musyawarah untuk mufakat, dengan berpangkal tolak pada paham

kekeluargaan dan Gotong royong yang ditujukan pada kesejahteraan yang

mengandung unsur-unsur religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi

pekerti luhur. Dalam demokrasi pancasila kebebasan individu tidak bersifat

mutlak tetapi harus diselenggarakan dengan tanggung jawab sosial.

Prinsip-prinsip demokrasi itu adalah persamaan, kebebasan, dan pluralisme. Terdapat

tujuan prinsip demokrasi yang harus ada dalam sistem demokrasi adalah kontrol

(9)

kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses informasi,

dan kebebasan berserikat.

.Menurut Samuel Huntington dalam Budianto (2005:53), “Demokrasi merupakan

pembuatan keputusan kolektif yang paling kuat dalam sebuah sistem yang dipilih

melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur atau berkala dalam sistem itu pun

para calon bebes bersaing untuk meperoleh suara dan hampir seluruh penduduk

desa dapat memberikan suara”. Suatu pemerintahan dikatakan demokrasi bila

dalam mekanisme penyelenggaraannya melaksanakan prinsip-prinsip dasar

demokrasi.

Silah satu contoh demokkrasi. Dengan pemilu Setiap pemilihan umum dapat

dijadikan sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat. Hal

tersebut manjadi media pembelajaran pratik demokrasi bagi masyarakat yang

diharapkan dapat membantu kesadaran kolektif segenap usaha bangsa tentang

pentingnya pemilihan pemimpin yang besar sesuai nuraninya. Pemimpin yang

dipilih merupakan pemilihan masyarakat sendiri, sehingga calon yang mereka

dukung tidak menang masyarakat dapat memahami dan menerima keputusan itu

dengan hati yang lapang.

Hampir secara keseluruhan syarat-syarat minimal yang harus dipenuhi oleh

Negara untuk menganut sistem demokrasi setidaknya telah dilaksanakan oleh

Indonesia, sehingga demokrasi dapat disebut Negara demokrasi.Pelaksanaan

(10)

3

masyarakat harus memilik tingkat pemahaman dalam pendidikan politik yang

cukup agar masyarakat tidak salah mengartikan makna dari demokrasi itu sendiri.

Sehingga masyarakat tidak terjerumus dalam hal-hal atau tindakan yang tidak

baik, misalnya pada pemilu masyarakat yang menjadi pendukung calon untuk

dapat memenangkan calon yang mereka dukung menggunakan cara-cara tidak

baik. Bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi perselisihan antara pihak

pemenang dan pihak yang kalah. Hal ini terjadi karena sesungguhnya belum

secara sepenuhnya memahami hakikat demokrasi yang sebelumnya.

Saat ini pelaksanaan sistem demokrasi tidak hanya diterapkan sebagai dasar

pelaksanaan pemerintah pusat saja, tetapi asas demokrasi telah dipakai atau

digunakan berbagai bidang, yaitu bidang pendidikan, perekonomian, politik,

sosial dan budaya. Bahkan bangsa Indonesia sejak dahulu sesungguhnya telah

melaksanakan atau mempraktikkan ide demokrasi meskipun masih sederhana dan

bukan dalam tingkat kenegaraan. Disingkat bawah, bangsa Indonesia telah

melaksanakan sistem demokrasi Desa-desa di Indonesia sudah menjalankan

demokrasi, misalnya dengan pelaksanaan kepala desa (pilkades) dan adanya

rembuk desa.

Demokrasi desa memiliki lima unsur yaitu rapat, mufakat, gotong royong, hak

mendapatkan perotes bersama, hak menyingkir dari kekuasan raja absolut.

Kelima unsur demokrasi desa tersebut dapat dikembangkan menjadi konsep

demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia yang modern meliputi

(11)

sosial. Demokrasi tingkat bawah yaitu berupa pemilihan kepala desa secara

demokratis telah dilaksanakan di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting

Kabupaten Tanggamus .

Pemilihan kepala desa merupakan wujud dari demokrasi di pemerintahan desa.

Partisipasi masyarakat desa dalam pemilihan kepala desa diharapkan mampu

membawa perubahan bagi perkembangan dan pertumbuhan desa. Pada pemilihan

kepala desa masyarakat harus memiliki hak dan kewajiban warga Negara agar

pada pemilihan kepala desa dapat berjalan dengan lancar dan demokratis.

Menurut Thomas H. Greene dalam Podmo Wahjono (2008:220) mengatakan

bahwa “ Pemilihan umum merupakan mekanisme demokrasi untuk memutuskan

pengantian pemerintah dimana raknyat dapat menyalurkan hak politiknya secara

aman dan bebas “.

Pemilu harus dilaksanakan secara teratur serta kompetisi secara terbuka dan

sederajat diantara partai-partai politik. Melalui pemilihan umum rakyat memilih

wakilnya untuk duduk dalam struktur dalam pemerintahan. Proses pemilihan

kepala desa masyarakat desa dapat memilih secara langsung Calon pemimpin atau

kepala desa sesuai dengan keinginan mereka. Masyarakat memiliki kebebasan

atau memiliki hak memilih dan dipilih. Hal ini sesuai dengan pasal 5 ayat (1),

pasal 20 ayat (2), pasal 27 ayat (1), pasal 28, pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C,

pasal 28D, pasal 28E, pasal 28F, pasal 28G, pasal 28I, pasal 28J,

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang-Undang-Undang tentang

(12)

5

pada hari pemunggutan suara telah berumur 17 tahun atau lebih/ pernah kawin

mempunyai hak pilih”. Hak dipilih dan memilih juga tercantum dalam Undang

-Undang No. 39 Tahun 1999 tetang HAM pasal 43 yang mengatakan “Setiap

warga Negara berhak memilih dan dipilih.

Pemilihan kepala desa merupakan wujud dari demokrasi di pemerintahan desa.

Partisipasi masyarakat desa dalam pemilihan kepala desa diharapkan mampu

membawa perubahan bagi perkembangan dan pertumbuhan desa. Pada pemilihan

kepala desa masyarakat harus memiliki hak dan kewajiban warga Negara agar

pada pemilihan kepala desa dapat berjalan dengan lancar dan demokratis.

kesadaran masyarakat tentang politik dan demokrasi harus baik agar dalam

pelaksanaan pemilu masyarakat dapat menggunakan hak pilih mereka dengan

penuh tanggung jawab. Pemilihan kepala Desa di Desa Gisting Kecamatan

Gisting Kabupaten Tanggamus telah dilaksanakaan sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Pemilihan kepala desa tersebut dilaksanakan pada saat masa jabatan

kepala desa yang telah sebelumnya berakhir. Calon kepala desa yang lulus seleksi

yang dilaksanakan atau pun dilakukan oleh badan permusyawaratan desa berhak

mengikuti kompentisi untuk dipilih oleh masyarakat melalu pemilihan kepala desa

Berdasarkan obserpasi dan penelitian pendahuluan telah diperoleh data tentang

mata pemilihan Kepala Desa di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting

Kabupaten Tanggamus. Berikut adalah data pemilih atau mata pilih yang telah

(13)

Tabel 1. Data pemilihan pada pemilihan kepala Desa di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

No Desa

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pemilih pada pemilihan

Kepala Desa (pilkades) di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten

Tanggamus yang dilaksanakan Tanggal 15 Bulan 05 Tahun 2012 terdata 3.872

orang pemilih dari 7 dusun yang ada di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting

Kabupaten Tanggamus dan sebanyak Orang yang tidak memilih atau besar

10,93% dari jumlah seluruh pemilih 7 dusun. Jumlah pemilih yang tidak memilih

mencapai 10,93% menunjukan bahwa kesadaran masyarakat akan hak memilih

dan masih kurang. Masyarakat masih belum mengetahui bahwa satu suara

merupakan satu perubahan yang cukup bermanfaat bagi perkembangan dan

(14)

7

kemajuan daerahnya.Hal ini terjadi karena masyarakat sudah tidak percaya

terhadap pemimpin, mereka menganggap bahwa siapapun yang menjadi

pemimpin mereka tetap sama saja, jadi memilih atau pun tidak tetap sama saja.

Dalam pemilihan Kepala Desa didesa Gisting Bawah juga sedikit kesadaran

masyarakat untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa. Hal ini disebakan pula

kurang semangatnya masyarakat untuk membangun desa. Masyarakat enggan

menjadi kepala desa karena masyarakat menganggap jika mereka tidak memiliki

dana yang cukup banyak maka mustahil bagi mereka untuk menjadi kepala desa.

Ketika pemikiran seperti ini telah tertanam dalam otak mereka maka hanya

bersikap pasrah menerima segala sesuatu yang terjadi. Selain itu rasa tidak sedikit

orang yang beranggapan bahwa hanya membuang waktu jika menjadi Kepala

Desa. Karena jika menjadi Kepala Desa tidak di beri gaji/upah sehingga mereka

merasa rugi.

Selain itu, pada Pemilihan Kepala Desa di Desa Gisting Bawah masih terjadi

penyimpangan yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip karena dalam

pelaksanaan pemilihan kepala desa masih ada permainan politik sehingga

pemilihan kepala desa kurang lancar, masyarakat masih terpengaruh pada orang

lain, dan dalam pemilihan tersebut masih ada orang-orang yang didoktrim untuk

memilih salah satu calon. Bahkan untuk mendapatkan suara lebih kandidat atau

calon kepala desa mendata orang penduduk kampung yang bekerja di luar daerah

sebagai jalan pemilihnya, dan sebelum pemilihan kepala desa dilaksanakan calon

kepala desa menghubungi calon pemilih tersebut untuk pulang kampung agar

(15)

Masyarakat pada saat itu memberikan suaranya juga masih berdasarkan pemikiran

bahwa calon yang akan mereka pilih adalah tetangga, saudara, atau teman dekat,

tanpa memikirkan kompetensi dan prilaku calon yang mereka pilih. Penilaian

masyarakat terhadap calon pimpinan masih cenderung subjektif. Masyarakat

dalam menentukan pemilihan masih belum dapat memilih calon berdasarkan

integeritas yang dimiliki calon melainkan masih karena berdasarkan kepentingan

masing-masing pribadi.

Sehingga ketika mereka memilih calon kepala desa tersebut maka akan banyak

keuntungan yang mereka peroleh tanpa berfikir dan mempertimbangkan

bagaimana kemampuan yang dimiliki calon kepala desa tersebut apakah

benar-benar layak untuk menjadi pemimpin dan dapat dijadikan panutan oleh

masyarakat. Begitu juga saat hasil suara di umumkan terjadi perselisihan antara

pendukung karena pendukung calon yang kalah tidak bisa menerima kekalahan.

Hal ini membuktikan bahwa pada pemilihan Kepala Desa di Desa Gisting Bawah

Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Pada Tahun 2012, masih belum

demokratis dan pemahaman masyarakat tentang demokrasi dan pendidikan politik

yang mereka miliki masih kurang. Kebebasan masyarakat untuk menentukan

pilihan lebih di pengaruhi oleh pihak lain. Kemudian kebebasan untuk dipilih

lebih di pengaruhi oleh kesadaran masyarakat sendiri yang masih kurang,

masyarakat saat ini lebih bersikap apatis. Berikut ini adalah data tentang jumlah

masyarakat yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa di desa gisting

(16)

9

Table 2: Data jumlah Desa di Desa Gisting Bawah KecamataGisting Kabupaten Tanggamus. calon Kepala

Sumber : Dokumen panitia pemilihan Kepala Desa di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah calon kepala yang

mencalonkan diri pada pemilihan kepala desa berjumlah 3 orang, yang dari

beberapa calon kepala desa tersebut merupakan warga setempat. Dari data yang

diperoleh telah memberikan bukti bahwa kesadaran warga desa untuk

mencalonkan diri dan mempergunakan hak mereka utuk dipilih masih kurang.

Padahal setiap warga Negara memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih

dalam setiap pemilu. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencalonkan diri

menjadi kepala desa juga disebabkan oleh rumitnya syarat-syarat yang harus

dipenuhi, sehingga banyak warga desa yang tidak mau mencalonkan diri menjadi

kepala desa

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka dapat di

identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masih terdapat cukup banyak warga yang tidak menggunakan hak

pilihnya

No Nama Alamat

1 Safari Gisting bawah

2 Triono Gisting bawah

(17)

2. Kesadaran pelaksanaan hak dan kewajiban warga Negara dalam

pemilihan kepala desa belum optimal

3. Rendahnya keinginan anggota masyarakat mencalonkan diri

sebagai kepala desa

4. Pelaksanaan pemilihan kepala desa belum mampu menanamkan

kesadaran demokratis bagi warga masyarakat

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka penelitian

membatasi masalah pada

1. Pelaksnaan demokrasi dalam pemilihan kepala desa

2. Kesadaran penggunaan hak dan kewajiban warga Negara dalam

pilihankepala desa di desa gisting bawah kecamatan gisting kabupaten

tanggamus

D. Perumusan Masalah.

Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah pada penelitian ini

adalah adakah pengaruh pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala desa

terhadap kesadaan akan hak dan kewajiban warga negara di Desa Gisting Bawah

(18)

11

E. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan penelitia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelaksanaan

demokrasi pada pemilihan kepala desa terhadap kasadaran akan hak dan

kewajiban warga Negara di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten

Tanggamus

2. Kegunaan penelitian

a. Kegunaan secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna mengembangkan konsep dan teori

politik khususnya demokrasi sebagai dimensi pendidikan kewarga

negaraan di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten

Tanggamus.

b. Kegunaan secara praktis.

1. Masyarakat menumbuhkan kesadaran dalam melaksanakan hak dan

kewajiban warga Negara. Khususnya partisipasi dalam pilkades dan

umumnya pemilu sebagai salah satu pelaksanaan demokrasi

2. Partai politik dan lembaga politik sebagai reveransi dalam

pelaksanaan pilkades dan pemilu sebagai tanggug jawab dari politik

3. Guru PKn sebagai reverensi sebagai pengayaan. Dan pembelajaran

(19)

E. Ruang lingkup.

1. Ruang lingkup ilmu.

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah kajian ilmu pendidikan

kewarganegaraan karena membahas tentang pelaksanaan pemilihan kepala

desa secara demokrasi pada kebebasan hak dan kewajiban

2. Ruang lingkup objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah pengaruh pelaksanaan

demokrasi pada pemilihan kepala desa terhadap kesadaran hak dan kewajiban

warga Negara di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting

KabupatenTanggamus.

3. Ruang lingkup subjek.

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah calon kepala desa, kepala

desa serta seluruh masyarakat yang turut serta dalam pelaksanaan pemilihan

kepala desa (pilkades) Di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Tanggamus

4. Ruang lingkup tempat.

Ruang lingkup lokasi dalam penelitian ini adalah di laksanakan di Desa

Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

5. Ruang lingkup objek.

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sejak dikeluarkanya surat izin

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi teori.

1. Pelaksanaan demokrasi.

a. Sejarah dan pengertian demokrasi.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat di bagi empat periode yaitu;

periode 1945-1959, periode 1959-1965, periode1965-1998, dan periode pasca

Orde Baru. Demokrasi pada periode 1945-1959 dikenal dengan sebutan

parlementer, sistem ini berlaku sebulan setelah kemerdekaan di

proklamasikan. Namun demikian, model demokrasi ini di anggap kurang

cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikan

demokrasi model barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada

partai-partai politik mendominasi kehidupan sosial politik. Ketiadaan budaya

demokrasi yang sesuai dengan sistem demokrasi parlementer ini ahirnya

melahirkan fragmentasi politik berdasarkan afiliasi kesukuan dan agama.

Akibatnya pemerintahan yang berbasis pada koalisi politik pada masa ini

(21)

Hal ini mengakibatkan destabilitas politik nasional yang mengancam integrasi

nasional yang sedang dibangun, Demokrasi pada periode 1959-1965 ini

dikenal dengan sebutan demokrasi terpimpin. Ciri-ciri demokrasi ini adalah

dominan politik presiden dan berkembangnya pengaruh komunis dan peranan

tentara (ABRI) dalam panggung politik Indonesia. Hal ini disebabkan oleh

lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk mencari jalan keluar

dari kebuntuan politik melalui kepemimpinan personal yang kuat.

Demokrasi pada periode 1965-1998 ini merupakan masa pemerintahan

presiden Soeharto dengan Orde Barunya. Orde baru merupakan kritik tehadap

periode sebelumnya, Orde lama. Seiring pergantian kepemimpinan nasional,

demokrasi Presiden Soekarno telah diganti oleh elite Orde Baru Demokrasi

Pancasila.Demokrasi pasca Orde Baru sering disebut dengan era reformasi

sampai dengan sekarang. Periode ini erat hubunganya dengan gerakan

reformasi rakyat yang menuntut pelaksaan demokrasi dan HAM secara

konsekuen. Tuntunan ini di tandai oleh lengsernya Presiden Sueharto tampuk

kekeuasaan Orde Baru pada Mei 1998, setelah lebih dari tiga puluh tahun

berkuasa dengan demokrasi pancasilanya. Penyelewengan atas dasar Negara

Pancasila oleh penguasa Orde Baru berdampak pada sikap antipati sebagian

masyarakat terhadap dasar Negara atau Pancasila.

Demokrasi di negera Indonesia bersumber dari Pancasila dan UUD 1945

sehingga sering di sebut demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila berintikan

(22)

15

kekeluargaan dan Gotong royong yang ditujukan kepada kesejateraan yang

mengandung unsur-unsur berkesadaran religius berdasarkan kebenaran,

kecintaan dan budi pekerti luhur. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan

individu tidak bersikap mutlak, tetapi harus dengan tanggung jawab sosial.

Pemerintahan demokrasi merupakan pemerintahan yang dilakukan oleh rakyat

dan untuk rakyat, maka persoalan tentang sistem pemerintahan demokrasi itu

langsung mengenai soal-soal rakyat sebagai penduduk dan warga dalam hak

dan kewajibanya.

Dengan kata lain paham tersebut memiliki makna bahwa suatu pemerintahan

yang memegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat. Artinya dalam setiap

pemerintah akan mengambil keputusan yang akan dijadikan kebijakan maka

rakyat selalu diikutsertakan dalam agenda tersebut melalalui perwakilan yang

duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Demokrasi pada masa lalu dipahami

hanya sebagai bentuk pemerintahan. Demokrasi adalah salah satu bentuk

pemerintah. Akan tetapi, sekarang ini demokrasi di pahami lebih luas lagi

sebagai sistem pemerintahan atau politik. Konsep demokrasi sebagai bentuk

pemerintah berasal dari filsup yunani. Dalam pandangan ini demokrasi

(23)

2. Pengertian demokrasi.

Secara etimologis “Demokrasi” berasal dari bahasa yunani, “terdiri dari dua kata,

yaitu demos yang berarti rakyat, dan cratein/cratos yang berarti pemerintah,

sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau sering di kenal dengan

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.Dari sudut pandang

trimonologis, banyak sekali definisi demokrasi yang dikemukakan oleh ahli

politik. Masing-masing memberikan definisi dari sudut pandang yang berbeda.

Menurut Haris Soche dalam Winarno (2008:91) mengatakan bahwa:

Demokrasi adalah sistem yang menunjukan bahwa kebijaksanaan umum di

tentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang di awasi secara efektif oleh

rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas dasar prinsip

kesamaan politik dan diselanggarakan dalam suasana terjaminya kebebasan

politik. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, penulis

dapat menyimpulkan bahwa demokrasi adalah untuk pemerintahan rakyat, karena

itu kekuasaan pemerintah itu melekat pada diri rakyat, atau diri orang banyak dan

merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan

dan melindungi dirinya dari pelaksanaan dan pemperkosaan pada orang lain atau

badan yang serahi untuk memerintah serta peran utama rakyat dalam proses sosial

dan politik dan pertanggung jawaban wakil rakyat yang duduk dipemerintahaan

kepala rakyat serta pemilihan wakil rakyat dapat dilaksanakan secara langsung

(24)

17

pemerintahan di tangan rakyat yang mengandung tiga hal yaiti pemerintahan dari

rakyat, pemerintahan oleh rakyat dan pemerintahan untuk rakyat yang penuh

tanggung jawab.

3. Demokrasi pancasila.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan Negara

Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila Pancasila atau nilai-nilai

luhur Pancasila. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang

berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila pada bidang politik, ekonomi, dan sosial.

Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan

menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Menurut Darji Darmodihardjo, S.H. dalam Budiyanto (2005:54), mengatakan

bahwa “Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada

kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudanya adalah

seperti termasuk dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berkembang di Indonesia. Pancasila

adalah ideologi nasional, yaitu seperangkap nilai yang dianggap baik, sesuai, adil,

dan menguntungkan bangsa. Sebagai ideologi nasional, Pancasila berfungsi

sebagai:

1. Cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi pedoman dalam

(25)

2. Alat pemersatu masyarakat yang mampu menjadi sumber nilai bagi

prosedur penyelesaian konflik yang terjadi.

Nilai-nilai demokrasi yang tejabar dari nilai-nilai Pancasila tersebut adalah

sebagai berikut:

 Negara berdasar Kedaukatan rakyat.

 Republik.

 atas hukum.

 Pemerintahan yang konstitusional.

 Sistem perwakilan.

 Prinsip ketuhanan.

Baik dari sudut pandang ideologi mupun konstitusi, demokrasi Pancasila

memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

 Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara normal kepada

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.

(26)

19

 Pangambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.

 Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.

 Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Ada beberapa sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia,

yaitu sebagai berikut:

a) Ide kedaulatan rakyat

Bahwa yang berdaulat di Negara demokrasi adalah rakyat. Ide ini menjadi

gagasan pokok dari demokrasi. Tercermin pada pasal 1 ayat (2)

Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Kedaulatan di tangan rakyat dan

dilakukan menurut ketentuan Undang-Undang Dasar 1945”

b) Negara berdasar atas hukum.

Negara demokrasi adalah Negara hukum. Negara hukum Indonesia menganut

hukum dalam arti materil (luas) untuk mencapai tujuan nasional. Tercermin

pada pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Negara

Indonesia adalah Negara hukum”

c) Bentuk republik.

Negara di bentuk untuk memmperjuangkan realisasi kepentingan umum

(Republika). Negara Indonesia berbentuk Republik yang nemperjuangkan

(27)

1945 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang

berbentuk Republik”

d) Pemerintahan berdasarkan konstitusi.

Penyelenggaraan pemerintahan menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan dan berlandaskan konsitususi atau Undang-Undang Dasar 1945

yang demokratis.

Tercermin dalam 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, bahwa “presiden

Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut

Undang-Undang Dasar 1945”

e) Pemerintahan yang bertanggung jawab

Pemerintah selaku penyelenggara Negara merupakan pemerintah yang

bertanggung jawab segala tindakanya. Berdasarkan demokrasi Pancasila,

pemerintah kebawah bertanggung jawab kepada rakyat dan keatas

bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.

f) Sistem perwakilan.

Pada dasarnya, pemerintah menjalankan amanat rakyat untuk

menyelenggarakan pemerintahan. Demokrasi yang dijalankan adalah

demokrasi perwakilan atau tidak langsung. Para wakil rakyat dipilih melalui

(28)

21

g) Sistem pemerintahan presidensil.

Presiden adalah penyelenggara Negara tertinggi, presiden adalah kepala

Negara sekaligus kepala pemerintahan.

4. Ciri-ciri demokrasi.

Menurut Bingham Powel dalam Budiyanto (2005:53-54), mengatakan bahwa sistem politik demokrasi di tandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:

1. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyatnya, artinya klaim pemerintah untuk patuh pada hukum didasarkan pada penekanan bahwa apa yang dilakukan merupakan kehendak rakyat.

2. Legitimasi kekuasaan diperoleh melalui pemilihan umum yang kompetitif, Sebagian dasar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan, baik sebagai pemilih maupun sebagai calon untuk menduduki jabatan penting,

3. Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa paksaan,

4. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara, berorganisasi dan kebebasan pers,

5. Macam-macam demokrasi

Macam-macam demokrasi yang oleh Negara-negara di dunia yaitu:

1. Demokrasi parlementer adalah suatu demokrasi yang menempatkan

kedudukan dalam legeslatif lebih tinggi dari pada eksekutif. Kepala

pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri. Perdana menteri

dan menteri-menteri dalam Kabinet diangkat dan diberrhentikan oleh

parlemen. Dalam demokrasi parlementer presiden menjabat sebagai

(29)

2. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, dianut sepenuhnya

oleh Amerika Serikat. Dalam sistem ini kekuasaan legislatif dipegang

oleh konggres, kekuasaan ekskutif dipegang oleh Presiden, dan

kekuasaan yudikatif di pegang oleh Mahkamah Agung.

3. Demokrasi melalui referendum, yang paling mencolok dari sistem

demokrasi melalui referendum adalah pengawasan dilakukan oleh

rakyat dengan cara referendum. Sistem referendum menunjukan suatu

sistem pengawasan langsung oleh rakyat.

Demokrasi atas dasar penyaluran kehendak rakyat ada dua macam yaitu

1. Demokrasi langsung

demokrasi ini memiliki makna bahwa paham demokrasi yang

mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam musyawarah untuk

menentukan kebijaksaaan umum dan undang-undang.

2. Demokrasi tidak langsung,

demokrasi ini memiliki makna bahwa paham demokrasi yang

dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Demokrasi tidak langsung

(30)

23

Jeff Hayness dalam Winarno (2000:112) membagi pemberlakuan demokrasi

ke dalam tiga model berdasarkan penerapanya yaitu:

 Demokrasi formal ditandai dengan adanya kesempatan untuk memilih pemerintahanya dengan interval yang teratur yang ada aturan yang mengatur pemilu. Peran pemerintah adalah mengatur pemilu dengan memperhatikan proses hukumnya.

 Demokrasi permukaan (façade) merupakan segala yang umum didunia ketiga. Tampak luarnya memang demokrasi, tetapi sama sekali tidak memiliki subtansi demokrasi. Pemilu demokrasi diadakan sekadar para

os inglesses ver, artinya “supaya dilihat oleh orang-orang inggris”

hasilnya adalah demokrasi dengan intensitas yang dalam banyak hal tidak jauh dari sekadar polesan pernis demokrasi yang melapisi struktur politik.

 Demokrasi subtantif menempati rangking paling tinggi dalam penerapan demokrasi. Demokrasi subtantif member tempat kepada rakyat jelata, kaum miskin, peremppuan, kaum muda, golongan minoritas kegamaan dan kaum etnik, untuk dapat benar-benar menempatkan kepentingan dalam agenda politik diatu Negara. Dengan kata lain, demokrasi subtantif menjalankan dengan sungguh-sungguh agenda kerakyatan, bukan sekedar agenda demokrasi atau agenda politik partai semata

6.prinsip demokrasi.

Prinsip-prinsip demokrasi dirincikan oleh Sukarna dalam Winarno (2008:95)

yaitu:

1. Diberlakukanya pembagian kekuas; kekuasaan ekskutif, legeslatif, dan yudikatif, berada pada badan yang berbeda;

2. Pemerintah konstituonal;

3. Pemerintah berdasarkan hukum;

4. Pemerintah dengan mayoritas;

(31)

6. Pemilihan umum yang besar;

Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya manajemen yang terbuka;

7. Pers yang bebas;

8. Pengakuan atas hak-hak minoritas;

9. Perlindungan atas hak asasi manusia;

10.Peradilan yang bebas dan tidak memihak;

11.Pengawasan terhadap adminitrasi Negara;

12.Mekanisme politik yang berubah antara kehidupan politik masyarakat dengan kehidupan politik pemerintah;

13.Kebijaksanaan pemerintah dibuat oleh badan pewakilan politik tanpa paksaan dari manapun;

14.Penyelesaian secara damai bukan dengan kompromi;

15.Jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentu;

16.Konstitusi/Undang-Undang Dasar 1945 yang demokratis;

17.Prinsip persetujuan;

Parameter yang dapat dijadikan ukuran apakah suatu Negara atau pemerintah

dapat dikatakan demokratis atau sebaliknya. Sedikitnya tiga aspek dapat

dijadikan landasan untuk mengukur sejauh mana demokrasi itu berjalan dalam

suatu Negara. Ketiga aspek tersebut adalah:

1. Pemiliham umum sebagai proses pembentukan pemerintah. Pemilihan

umum salah satu instrument penting dalam proses pergantian

(32)

25

2. Susunan kekuasaan Negara, yaitu kekeuasaan Negara dijalankan

secara distributive untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam

satu tangan atau satu wilayah.

3. Kontrol rakyat, yaitu suatu relasi kuasa yang berjalan secara simetris,

memiki sambungan yang jelas, dan adanya mekanismeyang

memungkinkan kontrol dan keseimbangan (chek and balance)

terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legeslatif.

Beberapa nilai yang terkandung dalam demokrasi yang disebutkan oleh Zamroni (2008:98), yaitu:

1. Toleransi,

2. Kebebasan mengemukakan pendapat,

3. Menghormati perbedaan pendapat,

4. Memahami keanekaragaman dalam masyarakat,

5. Terbuka dan komunikasi,

6. Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan,

7. Percaya diri,

8. Tidak menggantungkan pada orang lain,

9. Saling menghargai,

10.Mampu mengekang diri

11.Kebersamaan dan,

(33)

1. Pemilihan kepala desa.

Pemilihan umum merupakan mekanisme demokrasi untuk memutuskan

pergantian pemerintahan dimana rakyat dapat menyalurkan hak politiknya

secara aman dan bebas. Pemilu harus dilaksanakan secara teratur serta

kompetisi secara terbuka dan sederajat diantara Partai-partai politik.

Melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk untuk duduk

dalam struktur pemerintahan.

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumblah penduduk

sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi

pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia”.

Menurut Undang-Undang No.72 Tahun 2005, “Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat,berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia”

desa adalah kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang

berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri” Secara ilmuan, ahli sosiologi

(34)

27

hubungan akrab dan bersifat informal. Yang mewakili pakar sosiologi

pedesaan, mengemukakan 3 definisi desa untuk tujuan analisis yang

berbeda-beda, yaitu analisis statistik, analisis sosial psikologis, dan

analisis ekonomi.

Untuk memahami masyarakat desa dilihat dari karakteristiknya yaitu:

1. Besarnya peranan kelompok primer;

2. Faktor geografis sebagai dasar pembentukan kelompok;

3. Hubungan bersikap akrab dan langgeng;

4. Homogen;

5. Keluarga sebagai unit ekonomi;

6. Populasi anak dalam proprorsi lebih besar;

Menurut Pritim A.Sorokin dan Carle C.Zimmerman (2009:43), faktor-faktor yang dapat menentukan karakteristik masyarakat desa dan koto adalah Mata pencaharian;

1. Ukuran komunitas;

2. Tingkat kepadatan penduduk;

3. Lingkungan;

4. Diferensiasi sosial;

5. Strafikasi sosial;

6. Interaksi sosial;

(35)

permusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormatidalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pemerintah desa atau yang disebutdengan nama lain kepala desa

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Pemerintah desa yang

dimaksud yaitu kepala desa, dan perangkat desa (sekertaris desa, pelaksana

teknis lapangan, unsur kewilayahan).

Menurut Undang-Undang No. 72 tahun 2005 pasal 44 tentang persyaratan

yang harus dipenuhi untuk menjadi calon kepala desa yaitu:

1. Bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, serta pemerintah;

3. Pendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan/atau sederajat;

4. Berusia paling rendah 25 tahun (dua puluh lima tahun);

5. Bersedia dicalonkan ssebagai calon kepala desa;

6. Penduduk desa setempat;

7. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima)tahun;

8. Tidak dicabut hak pilihnya seesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

9. Belum pernah menjabat sebagai kepala desa paling lama 10 (sepuluh) tahun atau dua kali masa jabatan;

(36)

29

Hal yang berkaitan dengan pencalonan kepala desa juga termuat dalam

peraturan daerah Kabupaten Tanggamus No.37, pasal 10 berkaitan dengan

pencalonan kepala desa yaitu

1. BPD memberitahukan kepala desa tentang berakhirnya jabatan kepala desa;

2. Kepala desa yang akan berhenti karena berakhir masa jabatanya, 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan, mengajukan berhenti kepada BPD;

3. BPD berdasarkan permohonan berhenti dari kepala desa segera memberi persetujuan kepada yang bersangkutan dan mengusulkan kepada bupati;

4. Pejabat yang berwenang menugaskan ketua panitia pengawas guna memproses pengganti kepala desa yang bersangkutan. Pasal 11 peraturan daerah Kabupaten Tanggamus No. 37 tahun 2000 yang berbunyi “Panitia pemilihan mengadakan konsultasi mengenai pencalonan kepala desa dengan panitia pengawas”

5. Pasal 12 peraturan daerah Kabupaten Tanggamus No. 37 tahun 2000 yang berkaitan pencalonan kepala desa yaitu:

6. Ketua panitia pemilihan berdasarkan hasil konsultasi sebagai mana dimaksud dalam pasal 11 peraturan daerah ini,menugaskan kepada panitia pemilihan untuk melakukan kegiatan penaringan;

7. Setelah selesai melakukan penjaringan sebagai mana dimaksud ayat (1) pasal ini panitia pemilihan menetapkan tatacara penyaringan bakal calon;

8. Setelah tatacara penyaringan ditetapkan panitia pemilihan melakukan penyaringan bakal calon;

9. Penyaringan bakal calon sebagai mana dimaksud ayat (3) pasal ini pelaksanaanya didasarkan pada nama-nama bakal calon hasil penjaringan, dengan ketentuan jumblah bakal calon hasil penyaringan sedikit-dikitnya 2 (dua) orang sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang bakal calon dan ditetapkan dengan berita acara penyaringan bakal calon oleh panitia pemilihan;

(37)

Hal serupa juga termuat dalam pasal 13 Peraturan Daerah Kabupaten

Tanggamus No. 37 tahun 2000 yaitu:

1. Bakal calon hasil penyaringan sebagai mana maksut pasal 12

peraturan daerah ini bersama-sama dengan kelengkapan administrasi

pesaratan disampaikan oleh ketua panitia pemilihan kepala ketua BPD.

2. Ketua BPD setelah menerima laporan dari ketua panitia pemilihan

mengadakan penelitian administrasi persyaratan dan mengadakan

musyawarah untuk menetapkan calon dituangkan dalam berita acara

penetapan calon.

3. Berita acara penetapan calon diajukan oleh ketua panitia pemilihan

kepada penitia pengawas camat dengan dilampiri;

a. Surat pernyataan kesedian menjadi calon

b. Surat keterangan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. Surat pernyataan sedia dan taat pada pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Dan Pemerintahan Republik Indonesia.

d. Surat pernyataan tidak pernah terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang menghianatai Negara Kesatuan Republic Indonesia Yang Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, seperti G 30 S/PKI dan atau organisasi terlarang lainnya

(38)

31

f. Surat keterangan kesehatan yang dilakukan oleh majelis penguji kesehatan pegawai kesehatan atau dokter setempat;

g. Surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian;

h. Daftar riwanyat hidup;

i. Selain ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisir oleh penjabat yang mempunyai kewenangan untuk itu;

j. Pas photo (hitam putih) ukuran 4x6 sebanyak 4 (empat) lembar; 1. Surat pernyataan bersedia bertempat tinggal di desa yang bersangkutan;

k. Surat keterangan bertempat tinggal didesa yang bersangkutan sekurang-kurannya 2 (dua) tahun terakhir, atau salinan KTP (khusus untuk putra desa tidak diperlukan)

l. Surat izin dari atasannya yang berwenang dari bakal calon yang berasal dari pegawai negeri sipil.

Sebelum pemilihan kepala desa dilaksanakan maka calon kepala desa yang

telah ditetapkan oleh BDB dapat melakukan kampanye untuk dapat menarik

simpati masyarakat desa. Hal mengenai kampanye calon kepala desa juga

telah diatur dalam peraturan daerah Kabupaten Tanggamus No. 37 tahun

2000 pada pasal 16 yaitu:

1. Waktu kampanye dimulai 2 (dua) minggu sebelum pemilihan dengan masa kampanye paling lama 1 (satu) minggu.

2. Kampanye dilaksanakan oleh calon yang berhak dipilih;

3. Masa tenang 2 (dua) hari sebelum pemilihan calon yang berhak dipilih dilaksanakan;

4. Kampanye harus dilaksanakan kendati, aman, tentram dan tertib yang dibimbing oleh oleh amat dan kasih pemerintahan kecamatan selaku anggota pengawas;

(39)

6. Pawai atau arak-arakan

7. Pemberi uang, barang atau fasilitas lain;

8. Panitia penelitian memberikan tindakan terhadap calon hak dipilih sebagaimana maksud ayat (6) harus disetujui BPD;

9. Pencabutan setatus yang bersangkutan sebagai calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud ayat (6) harus disetujui BPD

10.Dalam hal ini terjadi pelanggaran sebagai yang dimaksud ayat (6) yang mengakibatkan terjadi calon tinggal, pelaksanaan pemilihan kepala desa tetap dilaksanakan dan untu menentukan calon tetapi berlaku sebagaimana dimaksudkan pasal 15.

Pasal 46 dan 53 Peraturan Pemerintah No 72 TAHUN 2005

Tentang Desa menyatakan bahwa Kepala Desa dipilih langsung oleh

penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat yang dilakukan secara

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Ketentuan lebih lanjut

mengenai Tata Cara Pemilihan,Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan, dan

Pemberhentian Kepala Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota

1. Peraturan daerah kabupaten tanggamus buru nomor 31 tahun 2007 tentang

tata cara tahapan pencalonan;

a. Pembentukan panitia

b. Pendaftaran dalam calon kepala desa

c. Seleksi bakal calom kepala desa

d. penetapan

(40)

33

f. Pelantikan

g. Pembubaran panitia.

Telah mengatur tentang berbagai hal menyangkut pemilihan kepala desa di

Kabupaten Buru sebagai berikut:

 Persiapan pemilihan kepala desa

 panitia pemilihan

 hak memilih dan dipilih

 pencalonan kepala desa

 kampanye calon kepala desa

 pemilihan kepala desa

 pemilihan ulang

 biaya pemilihan kepala desa

 penetapan dan pengesaha

 calon terpilih

o penetapan calon kepala desa terpilih o pelantikan kepala desa terpilih

 pemberhentian kepala desa

 pengangkatan penjabat kepala desa

 larangan kepala desa

 hal-hal lain tentang perangkat desa

BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan

kepala desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan; BPD

memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya

masa jabatan kepala desa; 4 (empat) bulan sebelum berakhir masa jabatan, kepala

desa menyampaikan laporan akhir masa jabatan kepada Bupati melalui Camat dan

(41)

BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa yang keanggotaannya terdiri dari

a. Unsur Perangkat Desa;

b. Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa; c. Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama.

Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat;

Panitia Pemilihan Kepala Desa mempunyai tugas dan wewenang :

a. Mengumumkan rencana pemilihan kepala desa;

b. melakukan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa sesuai persyaratan yang telah ditentukan;

c. menerima pendaftaran dan kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon kepala desa;

d. melakukan penelitian dan pemeriksaan identitas bakal calon kepala desa berdasarkan ketentuan yang berlaku;

e. menetapkan jadwal pelaksanaan pemilihan setelah dikoordinasikan dengan BPD;

f. melaksanakan pendaftaran pemilih dan menetapkan jumlah pemilih; g. mengajukan rencana biaya pemilihan kepala desa;

h. menetapkan tempat, jadwal, tata tertib dan mekanisme kampanye bagi calon kepala desa;

i. mengumumkan calon kepala desa yang berhak dipilih dan daftar pemilih;

j. melaksanakan pemungutan suara pemilihan kepala desa;

k. melaporkan dan menyampaikan hasil pelaksanaan pemilihan kepala desa disertai berita acara jalannya pemungutan suara dan berita acara penghitungan suara kepada BPD untuk ditetapkan dengan keputusan BPD.

Pemilihan kepala desa dilaksanakan dengan demokrasi

langsung.

Pemilih mempunyai hak suara langsung memberikan suaranya menurut hati

(42)

35

Umum.

Pada dasarnya semua penduduk desa warga Negara Indonesia yang memenuhi

persyaratan sekurang-kurangnya telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau

telah pernah kawin, berhak memilih dalam pemilihan lepala desa (pilkades).

Jadi, pemilihan bersikap umum berarti pemilihan yang berlaku menyeluruh

bagi semua penduduk desa warga Negara Indonesia menurut persyaratan

tersebut diatas.

Bebas.

Pemilih dalam menggunakan haknya dijamin keamananya untuk menetapkan

pilihanya sendiri tanpa adanya pengaruh, tekanan, paksaan dari siapapun dan

tanpa apapun.

Rahasia.

Pemilih dijamin oleh peraturan perundang-undangan bahwa suara yang

diberikan dalam pemilihan tidak akan diketahui oleh siapapun dan dengan

jalan apapun.

Pelaksanaan pemilihan kepala desa telah diatur dalam Undang-Undang No.5

tahun1979 pasal 10-12. Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, panitia

(43)

1. Menjamin agar mekanisme demokrasi Pancasila berjalan dengan

lancar, tertib dan teratur.

2. Menjamin pelaksanaan pemungutan suara secara tertib dan teratur.

Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para calon kepala desa

harus berada ditempat yang telah ditentukan oleh panitia pemilihan

untuk mengikuti jalanya pemungutan suara Panitia pemilihan

bertanggung jawab atas kelebihan suara yang diberikan oleh penduduk

desa yang berhak memilih yang hadir pada saat pemungutan suara

diliaksakan.

Pada waktu pelaksanaan pemungutan suara panitia pemilihan bertanggung

jawab sepenuhnya terhadap hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan pemilihan

tersebut sehingga reaksi-reaksi dari masyarakat trhadap ketidakpuasan

pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) dimaksud dapat dihindarkan

Calon kepala desa yang dinyatakan tepilih ialah calon yang mendapat jumblah

dukungan suara terbanyak, sekurang-kurangnya 20% dari dari jumblah

seluruh pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Dalam hal calon kepala

desa hanya terdapat satu orang, maka calon kepala desa tersebut baru

dinyatakan terpilih apabila mendapat dukungan suara terbanyak,

sekurang-kurangnya 50% atau separuh ditambah satu dari pemilih yang menggunakan

(44)

37

Panitia pemilihan menetapkan tempat dan tanggal diadakanya pemilihan

ulangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pemilihan pertama.

Pemilihan ulangan dinyatakan sah apabila separuh dari jumblah pemilih yang

telah dinyatakan sah oleh panitia pemilihan menggunakan hak pilihnya.

Apabila dalam suatu pemilian hanya terdapat satu orang calon, maka dalam

pelaksanaan pemungutan suara harus di sediakan 2 (dua) tempat kotak suara

masing-masing untuk suara mendukung dan yang tidak mendukung.

Setelah pemungutan suara selesai maka, panitia pemilihan pada hari dan

tanggal pemungutan suara itu juga segera (pasal 21):

1. Menanda tangani berita acara pelaksanaan pemungutan suara

pemilihan kepala desa bersama-sama dengan para calon kepala desa

dengan pengertian-pengertian bahwa jalan pemungutan suara telah

berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur.

2. Membuka kotak suara dan menghitung jumblah suara yang masuk

setelah diteliti dengan disaksikan oloeh para calon kepala desa

tersebut.

3. Mengumumkan hasil jumblah penghitungan suara sebagaimana

dimaksud ayat b pasal ini dan membuat berita acara perhitungan

dimaksud ditandatangani oleh ketua panitia dan semua calon kepala

(45)

2. hak dan kewajiban warga negara

Masyarakat memiliki kebebasan memilih atau memiliki kebebasa hak dan

kewajiban warga negegara. Hal ini sesuai atau telah dijamin dalam

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28E,Undang-Undang-Undang-Undang tentang pemilu yaitu No. 10

Tahun 2008 disebutkan dalam pasal 19 ayat (1) yang berbunyi : “WNI yang

pada hari pemunggutan suara telah berumur 17 tahun atau lebih/ pernah kawin

mempunyai hak pilih”. hak dipilih dan memilih juga tercantum dalam

Udang-Undang No 39 Tahun 1999 tetang HAM pasal 43 yang mengatakan “ Setiap

warga Negara berhak dipilih dan memilih dalam pemilu”. Peraturan serupa

juga dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2005 tetang pengesahan konvenan

hak sipil politik yaitu pasal yang berbunyi “Hak setiap warga Negara ikut

serta dalam penyelenggaraan urusan publik , untuk memilih dan dipilih.

Dari sudut hukum sangat jelas sekali jika memilih dan di pilih adalah hak

pengecualian hanya bagi mereka terkena hukuman pidana lebih dari 5 tahun

/terbukti tidak setia kepada NKRI dan selain dari hal tersebut setiap

warga negara Indonesia berhak memilih dan dipilih. Pemilihan adalah

penduduk yang telah memenuhi persysratan untuk mengunakan hak pilih.

a. Hak Memilih Dan Dipilih

Hak memilih dan dipilih merupakan hak setiap warga Negara

(46)

39

manusia, berbagai bidang, jenis dan asasi manusia dunia sesuai dengan

Undang-Undang

Hak asasi pribadi/personal/ richt meliputi:

 Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian dan berpindah-pindah

tempat.

 Hak bebas mengelurkan atau menyatakan pendapat.

 Hak bebas memilih dan aktif diorganisasi atau perkumpulan.

 Hak bebasmemilih, memeluk dan menjalankan agama dan

kepercayaan yang dinyakini masing-masing.

Hak asasi politik / politic right meliputi

 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan

 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

 Hak membuat dan mendirikan parpol/partai politik dan organisasi

politik lainnya

 Hak dan membuat dan memajukan suatu usulan petisi

Hak asasi hukum / legal equality right meliputi:

(47)

 Hak menjadi pegawai negeri sipil /PNS

 Hak mendapatkan layanan dan perlindungan hukum

Hak asasi ekonomi / property rigths meliputy:

 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli

 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak

 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll

 Hak kebebesan memiliki sesuatu

 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang lanyak

Hak asasi peradilan / procedural right

 Hak mendapatkan pembelaan hukum diperadilan

 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan,

penahanan, dan penyelidikan dimata hukum

 Hak asasi sosial budaya/ social culture right

 Hak menentukan, pemilih dan mendapatkan pendidikan

 Hak mendapatkan pengajaran

 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan

(48)

41

Kebebasan atau hak memilih atau dipilih tercantum dalam Undang-Undang

No 12 tahun 2005 tentang pengesahan international konvenat on civil and

politika rights (konvernan internasional tentang hak-hak sipil dan politik,

pasal 25 setiap warga Negara harus mempunyai hak dan kesempatan, tanpa

perbedaan apapun dan tanpa pembatasan yang tidak layak untuk:

a) Ikut serta dalam pelaksanaan urusan pemerintah, baik secara langsung ataupun melalui wakil-wakil yang dipilih secara bebas;

b) Memilih dan dipilih pada pemilihan umum berkala yang murni, dan dengan hak pilih yang universal dan sama, serta dilakukan melalui pemungutan suara secara rahasia untuk menjamin kebebasan menyatakan keinginan dari para pemilih;

c) Memperoleh akses pada pelayanan umum dinegaranya atas dasar persamaan dalam arti umum

Hak memilih dan dipilih juga terdapat pada Undang-Undang No 10 tahun

2008 tentang pemilihan umum, pasal 19 ayat (1) yaitu “warga Negara

Indonesia atau WNI yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur

tujuh belas (17) tahun atau lebih, atau sudah/pernah kawin mempunyai hak

pilih.

Ditetapkan syarat-syarat berat lagi calon kepala desa dimaksud agar jabatan

tersebut dapat diduduki oleh setiap orang yang benar-benar mempunyai daya

kemampuan dan dapat menunjukan prestasinya sesuai dengan tuntunan

zaman. Ditetapkan ketentuan pengecualan pada hurup d, dimaksudkan untuk

memberikan kesempatan kepada penduduk yang berasal dari desa yang

(49)

bahwa yang bersangkutan sudah mengetahui tentang dan kondisi desa

tersebut.

Kebebasan atau hak memilih dan dipilih juga termuat dalam perturan daerah

Tanggamus No. 37 tahun 2000 tentang tatacara pencalonan, pemilihan,

pelatihan, pelantukan dan pemberhentian kepala desa yaitu pada pasal 7 juga

disebutkan bahwa:

Yang dapat memilih kepala desa adalah penduduk desa warga Negara

Indonesia yang:

a) Terdaftar sebagai penduduk desa bersangkutan secara sah

kurang-kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak terputus-putus

b) Sesudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun sudah pernah kawin

c) Tidak kehilangan hak memilih dan dipilih atas dasar keputusan

pengadilan yang tidak dapat diubah lagi;

d) Tidak pernah terlibat baik langsung atau tidak langsung dalam setiap

kegiatan yang menghianati NKRI yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945, seperti G-30-S/PKI atau

organisasilainnya.

Pasal 8 peratura Daerah Tanggamus No.37 tahun 2000 tentang pencalonan,pemilihan, pelantikan, dan pemberhentian kepala desa.

(50)

43

a) Bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa;

b) Setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik indonesia;

c) Setia dan taat pada pemerintahan dan Negara

d) Terdaftar sebagai penduduk desa bersangkutan secara sah kurang-kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak terputus-putus

e) Sesudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun sudah pernah kawin

f) Tidak kehilangan hak memilih dan dipilih atas dasar keputusan pengadilan yangtidak dapat diubah lagi;

g) Tidak pernah terlibat baik langsung atau tidak langsung dalam setiap kegiatan yang menghianati NKRI yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, seperti G-30-S/PKI atau organisasilainnya.

h) Sehat jasmani dan rohani.

i) Tidak pernah dihukum oleh yang bewajib karena melakukan tindak pidana.

j) Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuasaan pasti .

k) Sekurang-kurangnya berumur dua puluh lima (25) tahun dan setinggi-tingginya berumur lima puluh (50) tahun.

l) Sekurang-kurangnya telah tamat sekolah menengah pertama atau yang sederajat.

m) Mempunyai pengalaman yang cukup dalam pemerintahan desa.

n) Pegawai negeri sipil atau ABRI/TNI yang mencalonkan diri untuk dapat dipilih menjadi kepala desa selain harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas kecuali hurup d, harus pula memiliki surat keterangan dari atasanya yang diberi wewenang untuk itu.

1. Pegawai negeri yang mencalonkan diri sebagai kepala desa selain

harus memennuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksudkan dalam

(51)

persetujuan ketua instansi tempat bersangkutan bekerja untuk atasanya

yang berwenang untuk itu tingat daerah kecali ditentukan lain;

Pegawai negeri dan putra desa yang terpilih dan diangkat menjadi kepala

desa terhitung mulai tanggal pelantikan sebagai kepala desa harus

bertempat tinggal didesa yang bersangkutan.

Hak dan kewajiban warga negara banyak tapi yang paling tepat dalam

pemilihan kepala desa adalah

1. Hak memili dan di pilih

2. Partisipasi

3. Menciptakan situasi yang kondusip

4. ikut mensukseskan dalam pemilihan kepala desa

Pasal 9 peraturan Daerah Tanggamus No.37 tahun 2000 tentang pencalonan,

pemilihan, pelantikan, dan pemberhentian kepala desa.Pemberhentian kepala

desa yaitu “dalam pemilihan kepala desa, setiap penduduk desa yang telah

ditetapkan sebagai pemilih, dalam pemilihan kepala desa wajib hadir dan

(52)

45

7.Kerangka pikir

Uma mengemukakan, “Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan berbagai faktor yang telah diidentifisikan

sebagai masalah yang penting”.

Untuk mengetahui gambaran bagaimana pengaruh pelaksanaan demokrasi

pada pemilihan kepala desa terhadap kebebasan hak dan kewajiban warga

negara didesa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Disajikan bagan skematik sebagai berikut

Hak dan

Tata cara Pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala desa melalui tahap sebagai darikut

a. Pembentukan panitia

b. Pendaftaran calon kepala

(53)

BAB. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif korerasional

yaitu model penelitaan yang menitikberatkan pada masalah atau pristiwa yang

sedang berlangsung dengan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi

dan kondisi yang ada. Selain itu juga penelitian ini mampu untuk melukiskan

variable dengan atau variable, satu demi satu.

Metode deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau

krateristik populasi tertentu atau bidang tertentu. pendapat diatas maka

penggunaan metode deskriptif korerasional ini sangat cocok dalam penelitian ini

karena disarankan penelitian ini berupa pengaruh pelaksanaan demokrasi pada

pemilihan kepala desa terhadap kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga

negara di desa Gisting Bawah kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Adapun jenis: “metode deskriptif dalam penelitian ini adalah menggunakan

kualitatif yang menggunakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka

(54)

47

B. Populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi adalah komponen terpenting dalam sebuah penelitian untuk

menentukan validitas penelitian

Menurut Mohamat Ali “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik

berupa manusia, benda, peristiwa, atau berbagai gejala yang terjadi karena

itu merupakan variable yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau

penunjang keberhasilan dalam penelitian” sedangkan populasi menurut

Arikunto (2006: I30) Populasi adalah objek penelitian Berdasarkan

penelitian tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah masyarakat Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten

(55)

Table 3: Jumlah Penduduk Desa Yang Memiliki kesadran Hak dan kewajiban warga Negara di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Sumber: Dokumen panitia pemilihan kepala desa, Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Tahun 2012.

2. Sampel

Berdasarkan data yang telah dipaparkan, maka peneliti menggunakan penelitian

sampel karena subjek yang akan diteliti lebih dari 100 orang. Hal ini dengan

pertimbangan waktu, tenaga, dan data. Dalam menekankan besarnya sampel,

peneliti perpedoman pada pendapat Muhamad Ali (1987:64) “Sampel adalah

(56)

49

populasi dan diambil menggunakan teknik tertentu” sedangkan menurut pendapat

Suharsimi Arikunto (2006:130), yaitu sebagai berikut: Untuk sekadar encer-encer,

maka apabili subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subjeknya lebih

besar dari 100 dapat diambil 10%-12% atau 20%-25% atau lebih, tergantung

setidak-tidaknya.Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana;

Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyangkut hal yang

banyak sedikitnya data; Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti

Table 4 : Data jumlah pengambilan sampel untuk masing-masing dusun didesa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

No Desa Gisting

(57)

Berpedoman dari pendapat tersebut, maka jumlah sampel yang akan diambil oleh

peneliti sebesar 12% jari jumblah populasi. Jumblah populasi sebanyak 354

Orang, dengan demikian peneliti mengambil sampel 12% dari 354 Orang yang

jumblahnya adalah 46 orang. Jadi jumblah sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 46 orang. Sedangkan dalam pembagian sampel pada setiap dusun

dijabarkan dalam table diatas.

.C. Variabel Penelitian, Devinisi Konseptual Dan Oprasional VariabeL

1. Variabel penelitiaan

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:96), variable penelitian adalah “ Objek

penelitian atau apa yang menjadi perhatian” variable penelitian juga merupakan

segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan, penelitian atau gejala-gejala yang

di teliti. Variable penelitian ini adalah

1. Variable bebas yaitu adalah pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala

desa (X)

a. Pembentukan panitia

b. Pendaftaran dalam calon kepala desa

c. Seleksi bakal calom kepala desa

d. penetapan

e. Pilihan

f. Pelantikan

(58)

51

2. Variabel terikat yaitu kesadaran hak dan kewajiban warga negara dalam

pemilihan kepala desa (Y)

a. Hah Memilih dan dipilih

b. Partisipasi

c. Menciptakan situasi yang kondusip

d. Ikut mensukseskan dalam pemilihan

2. Definisi Konseptual

a. pelaksanaan demokrasi dalam pemilihan kepala desa

adalah proses kedaulatan rakyat atau warga Negara dalam menentukan pimpinan

atau pemilihan kepala desa melalui tahap-tahap yaitu

a) Pembentukan panitia

b) Pendaftaran dalam calon kepala desa

c) Pembubaran panitia.

d) Seleksi bakal calom kepala desa

e) penetapan

f) Pilihan

g) Pelantikan

(59)

b. kesadaran hak dan kewajiban warga Negara adalah

sesuatu yang dimiliki oleh warga Negara yang harus dihormati warga Negara lain

dengan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh warga Negara terhadap warga

Negara atau Negara dalam proses pemilihan kepala desa

Yang meliputi: hak memilih dan dipilih, hak mengelurkan pendapat, hak

mengelurkan inspirasi dan kewajiban warga Negara berpartisipasi, menciptakan

situasi yang kondusip, ikut mensukseskan pelaksanaan penilihan.

3. Definisin Oprasional

a) Peleksanaan demokrasi dalam pemilihan kepala desa adalah pemilihan

adalah dalam proses kedaulatan rakyat atau warga Negara dalam

menentukan pimpinan kepala desa dalam bentuk hak melaluin penjelasan

indikator Pembentukan panitia, Pendaftaran dalam calon kepala desa,

.Seleksi bakal calom kepala desa, penetapan, Pilihan, Pelantikan dan

Pembubaran panitia

Berdasarkan penelitian tersebut adalah

Untuk Jawaban sangat setuju sekor (3)

Untuk Jawaban setuju sekor (2)

Untuk Jawaban tidak setuju (1)

b) kesadaran hak dan kewajiban warga Negara adalah penelitian tentang

sesuatu yang dimiliki oleh warga Negara yang harus dihormati warga

Negara lain dengan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh warga Negara

(60)

53

Yang meliputi: hak memilih dan dipilih, hak mengelurkan pendapat, hak

mengelurkan inspirasi dan kewajiban warga Negara berpartisipasi,

menciptakan kodisi yang kondusip, ikut mensukseskan pelaksanaan penilihan.

Berdasarkan penelitian tersebut adalah

Untuk Jawaban sangat setuju sekor (3)

Untuk Jawaban setuju sekor (2)

Untuk Jawaban tidak setuju (1)

C. Racangan pengukuran variable

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik scoring pada

alternatif jawaban dalam lembar angket yang disebar dalam responden dengan

indikator pengaruh pelaksanaan demokrasi pemilihan kepala desa terhadap

kesadaran hak dan kewajiban warga Negara.

Untuk variable (Y) dalam penelitian ini Tahap-tahap dalam pemilihan kepala desa

a. Pembentukan panitia

b. Pendaftaran dalam calon kepala desa

c. Pembubaran panitia.

d. Seleksi bakal calom kepala desa

e. penetapan

Gambar

Tabel 1. Data pemilihan pada pemilihan kepala Desa di Desa Gisting Bawah
Table 2: Data jumlah Desa di Desa Gisting Bawah KecamataGisting
Table 3: Jumlah Penduduk Desa Yang Memiliki kesadran Hak dan
Table 4 : Data jumlah pengambilan sampel untuk masing-masing dusun didesa Gisting Bawah  Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

Referensi

Dokumen terkait

+iri utama masakan Melayu ialah penggunaan rempah ratus yang banyak serta santan yang penting untuk menghasilkan makanan berlemak dan pekat. $erasa seperti

Untuk memenuhi kebijakan tersebut maka dalam penerapan budaya keselamatan pada institusi khususnya institusi pemanfaat tenaga nuklir menuntut komitmen dari tingkat

Hal diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Pramudia (2006) dalam jurnal yang menyatakan bahwa, tujuan dari kegiatan orientasi peserta didik baru antara lain agar

Waktu yang dibutuhkan oleh Hayate dan Kazetora untuk pengaktifkaan sambungan dan pengiriman-penerimaan data adalah 8 detik baik pada arena pertama maupun kedua.. Rata-rata waktu

Pendekatan Yuridis sosiologis bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai hubungan hukum yang ada dalam perjanjian yang dibuat antara pihak

S epekan menjelang lebaran, komplotan perampok bertopeng beraksi di rumah WN australia di jalan jaya mandala i RT 08/01, Kel. menteng dalam, Kec. mereka menguras

Mohon kehadiran warga Jemaat asal Maluku dalam Perayaan Natal Masyarakat Maluku Kota Depok, yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 10 Desember 2016 pukul 17.00 WIB

Sebagai kesimpulan, pemakaian antibiotik kloramfenikol, tiamfenikol, sefiksim, dan azitromisin pada penelitian kami menunjukkan tidak terdapat perbedaan dalam rerata waktu