1 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, taufik
serta hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan review yang berisi Analisis Jurnal
Teori Lokasi ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Review ini penyusun sajikan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Lokasi di Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, serta untuk menambah
pengetahuan pembaca mengenai berbagai macam teori lokasi yang relevan untuk tujuan
tertentu.
Tidak lupa terima kasih penyusun sampaikan kepada Dr. Ir. Eko Budi Santoso,
Lic.rer.reg., Vely Kukinul Siswanto, ST, MT, MSc. Dan Ajeng Nugrahaning Dewanti, ST.
MT. MSc. selaku dosen mata kuliah Analisis Lokasi atas bimbingan yang telah diberikan
sehingga review ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih juga kepada
teman-teman atas berbagai masukan dan diskusi yang telah dilakukan demi lancarnya
penyusunan review ini.
Penyusun sadar review ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca sangat penyusun harapkan. Akhir kata semoga keberadaan
review ini dapat memberikan pengetahuan serta manfaat bagi para pembacanya.
Surabaya, 18 Maret 2015
2 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 1
DAFTAR ISI ... 2
DAFTAR GAMBAR ... 2
BAB I PENDAHULUAN ... 3
1.1 Latar belakang ... 3
1.2 Tujuan ... 4
BAB II KONSEP DASAR TEORI LOKASI ... 5
BAB III ALASAN PEMILIHAN LOKASI ... 6
BAB IV FAKTOR-FAKTOR LOKASI ... 8
BAB VIMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH ... 8
BAB VI LESSON LEARNED... 8
DAFTAR PUSTAKA... 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi proximity dan catchment area ... 5Gambar 2. Visualisasi teori central place Christaller ... 6
Gambar 3. Variabel terukur, model penentuan daya tarik pusat perbelanjaan ... 6
Gambar 4. model analytic hierarchy process (AHP) ... 7
3 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
CRITICAL REVIEW
JURNAL ANALISIS LOKASI
Judul Jurnal : The Development of Location Decision Making Support System for Chinese Shopping Malls from the Developers’ Perspective
Penulis : 1. Youngsik Kwak
Gyeongnam National University of Science and Technology
2. Yoonjung Nam
Ph.D. Candidate, Hanyang University
3. Yoonsik Kwak
Korea National University of Transportation
4. Yongsik Nam
OpenTide China
Publikasi : International Journal of Smart Home Vol.7, No.5 (2013), pp.315-326
Reviewer : Mega Utami Ciptaningrum (3613100034)
Tanggal Review : 18 Maret 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Suatu kegiatan yang produktif akan memilih lokasi yang dapat memperoleh input
secara efisien. Input tersebut tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga berbentuk jasa, seperti
jasa prasarana dan sarana, institusi pendukung, maupun kualitas sumberdaya manusia
(Maryunani, 2003). Oleh karena itu untuk dapat memilih lokasi yang sesuai diperlukan
analisis kesesuaian pada teori lokasi terlebih dahulu. Teori lokasi adalah ilmu yang
menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau
pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi
maupun sosial (Tarigan, 2006)
Lokasi menjadi bagian paling fundamental dalam perencanaan suatu kawasan. Karena
pemilihan lokasi yang optimal akan memberikan keuntungan maksimal terutama bagi
kegiatan ekonomi. Sehingga teori lokasi seringkali dikatakan sebagai pondasi dan bagian
4 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
dengan pertimbangan geografi, regulasi maupun fungsi akan mendukung keefektifan dan
keberlanjutan dari banguanan itu sendiri. Atas dasar pertimbangan hal tersebut maka
pengenalan terhadap karakteristik lokasi dan ruang menjadi penting untuk dipelajari karena
suatu lokasi memiliki peranan yang berbeda-beda dalam pelaksanaan suatu peruntukan
agar dapat menghasilkan keputusan pemilihan lokasi yang strategis. Pentingnya studi
mengenai pemilihan lokasi telah mendasari disusunnya critical review ini. Harapannya,
penyusun dapat mengkritisi kesesuaian teori lokasi dan implikasinya terhadap lokasi yang
dipilih.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan critical review ini antara lain :
1.2.1 Mereview isi jurnal terpilih
1.2.2 Menganalisis relevansi dan implikasi teori lokasi dengan lokasi yang dipilih
1.2.3 Menganalisis kelebihan dan kekurangan jurnal
5 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
BAB II KONSEP DASAR TEORI LOKASI
Daya tarik pusat perbelanjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor
yang sangat penting adalah faktor penentuan lokasi. Faktor ini dianggap penting baik bagi
developer, penyewa maupun pengunjung. Konsep lokasi yang digunakan oleh peneliti untuk
menentukan lokasi pusat perbelanjaan paling optimal di China mempertimbangkan area
tangkapan (catchment area) dan keterjangkauan area (time/distance proximity).
Gambar 1. Ilustrasi proximity dan catchment area Sumber : Kwak, Youngsik dkk, 2013
Area tangkapan (catchment area) membagi wilayah menjadi 3 radius. Radius pertama dengan jangkauan 1km (primary trade area), jangkauan 2 km (secondary trade area) dan jangkauan 3 km (tertiary trade area). Jumlah populasi pada tiap jangkauan penting mempunyai arti yang sangat penting bagi developer maupun penyewa. Namun
sayangnya konsep ini tidak mempertimbangkan pembatas fisik seperti sungai, gunung atau
jalan. Padahal pembatas fisik sangat mempengaruhi waktu tempuh ke suatu lokasi.
Sehingga digunakan pula time/distance proximity, sistem yang penentuan lokasinya ikut mempertimbangkan jarak dan waktu nyata yang dibutuhkan. Teori yang digunakan oleh
peneliti secara tersirat cenderung sesuai dengan teori central place oleh Walter Christaller dan Losch. Teori ini memandang bahwa sebuah pusat permukiman atau pasar adalah
penyedia barang dan jasa untuk populasi di lingkungan sekitarnya. Prinsip yang
dikemukakan oleh Christaller adalah:
- Range (jarak) adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktivitas pasar yang menjual kebutuhan komoditi atau barang.
- Threshold (ambang batas) adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang
bersangkutan, yang diperlukan dalam penyebaran penduduk atau konsumen dalam ruang
6 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
Gambar 2. Visualisasi teori central place ChristallerSumber : Christaller, 1993 dalam Eppli da Benjamin, 1993
BAB III ALASAN PEMILIHAN LOKASI
Penentuan lokasi dalam penelitian tersebut tidak hanya mempertimbangkan faktor
lokasi saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi kepada developer
tentang wilayah mana yang paling mendukung untuk dibangunnya pusat perbelanjaan di
China. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui faktor lain yang turut berpengaruh
terhadap daya tarik pusat perbelanjaan di China adalah kesesuaian harga produk yang
ditawarkan, daya tarik pemasaran dan citra pusat perbelanjaan itu sendiri. Faktor-faktor
tersebut masih memiliki sub-faktor sebagaimana berikut :
Gambar 3. Variabel terukur, model penentuan daya tarik pusat perbelanjaan
Sumber : Kwak, Youngsik dkk, 2013
Sebelum menentukan lokasi paling optimal, peneliti berusaha menentukan faktor
mana yang paling berpengaruh terhadap penentuan lokasi pusat perbelanjaan di China.
7 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
Sanlitun, Solana, Huatang dan Indigo. Lokasi ini dipilih atas pertimbangan seluruhnya
diestimasikan memenuhi 4 kriteria dalam penentuan sistem pemilihan lokasi.
Gambar 4. model analytic hierarchy process (AHP) Sumber : Kwak, Youngsik dkk, 2013
Pembobotan nilai dilakukan dengan metode delphi, yaitu teknik membuat keputusan oleh sekelompok ahli dalam bidang yang sesuai dengan masalah yang akan diselesaikan.
Penilai terdiri dari 5 orang ahli, yaitu 3 orang profesional dari konsultan industri yang telah
berpengalaman lebih dari 5 tahun di dunia konsultan dan 2 orang profesor di bidang
marketing yang telah 4-5 tahun mengajar di Universitas di Korea serta berpengalaman lebih
dari 10 tahun proyek relasi distribusi di China.
8 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
Sumber : Kwak, Youngsik dkk, 2013Berdasarkan perhitungan dengan AHP, hasil yang diperoleh menunjukkan daya tarik
pemasaran memiliki pengaruh tertinggi. Kemudian kesesuaian harga bagi masyarakat di
sekitar catchment area menempati posisi ke 2. Selanjutnya citra pusat pebelanjaan, dan yang terakhir adalah lokasi. Berdasarkan hasil tersebut maka daerah di Beijing yang paling
sesuai sebagai pusat perbelanjaan dari perspektif developer berturut-turut adalah Sanlitun,
Indigo, Solana kemudian Huatang.
BAB IV FAKTOR-FAKTOR LOKASI
Dilihat dari kondisi eksistingnya, jarak Sanlitun merupakan yang paling dekat dengan
pusat kota Beijing. Hal ini memberikan peluang yang cukup besar untuk mengembangkan
sektor komersialnya. Sektor komersial yang sifatnya tradisional juga sudah mulai mengarah
pada modernitas. Alternatif lokasi optimal ke 2 adalah Indigo yang baru saja dikembangkan
dengan mengadopsi rencana pengembangan Singapura dan baru saja dihubungkan dengan
jalan utama di sepanjang kota Wangjing, bandara, dan area Shunyi dan Miyun. Pusat
perbelanjaan Solana yang telah dikembangkan sekitar pertengahan tahun 200an menjadi
preferensi pusat perbelanjaan selanjutnya.
BAB V
IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH
Penelitian penentuan lokasi pusat perbelanjaan pada jurnal ini tidak menempatkan
teori lokasi sebagai prioritas utama dalam pemilihan lokasi. Berdasarkan metode Analytic
Hierarchy Process (AHP), bobot tertinggi justru ditempati oleh daya tarik pemasaran, faktor
lokasi menempati urutan terakhir. Sehingga hal ini kurang sejalan denga teori ekonomi yang
menyatakan lokasi pusat perbelanjaan mendekati market. Karena pada studi kasus ini
proses pemasaran dianggap lebih penting. Lokasi dengan priortas tertinggi adalah Sanlitun.
BAB VI LESSON LEARNED
9 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
- Lokasi memiliki arti yang sangat penting bagi suatu kegiatan terutama kegiatan
ekonomi
- Developer, penyewa maupun pengunjung memiliki sudut pandang tersendiri dalam
menentukan preferensi pusat perbelanjaan
- Daya tarik suatu pusat perbelanjaan dari perspektif developer selain ditentukan oleh
lokasi juga ditentukan oleh daya tarik pemasaran, citra pusat perbelanjaan dan
penawaran harga yang sesuai
- Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode untuk menentukan
10 |
P
P
P
e
e
e
r
r
r
e
e
e
n
n
n
c
c
c
a
a
a
n
n
n
a
a
a
a
a
a
n
n
n
W
W
W
i
i
i
l
l
l
a
a
a
y
y
y
a
a
a
h
h
h
d
d
d
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
DAFTAR PUSTAKA
Kwak, Youngsik dkk. “The Development of Location Decision Making Support System for
Chinese Shopping Malls from the Developers’ Perspective”. Vol.7. No.5. 2006
Astri Aulia S., Adisti Madella Elmanisa, Myra P. Gunawan. “Pola Distribusi Spasial