• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea maysL. Saccharata Sturt.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea maysL. Saccharata Sturt.)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUNLAMTORODAN PUPUK NITROGENTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

JAGUNG MANIS ( Zea maysL. Saccharata Sturt.)

Oleh

REDMAN KESEMA MARAJO NAINGGOLAN

Jagung manis(Zea mays L. Saccharata Sturt.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dikonsumsi dansangat disukai masyarakat di Indonoesia. Saat ini

permintaan terhadap jagung manis semakin meningkat, hal ini mendorong para

produser untuk melakukan perbaikan terhadap sistem budidaya untuk

meningkatkan hasil produksi. Upaya terus dilakukan untuk meningkatkan

produksi jagung manissalah satunya dengan melakukan pemupukan.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan lima

perlakuan yaitu tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk urea dosis 300 kg/ha,

pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/ l air

(diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2sampai 7MST),

pemberian urea (pupuk dasar) dosis 150 kg/ha + pupuk organik cair daun lamtoro

(2)

Redman Kesema Marajo N.

pemberian urea dosis (pupuk dasar) 150 kg/ha + pupuk organik cair daun lamtoro

500 cc/l (diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2sampai 7MST),

dan setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Pemberian pupuk organik cair daun

lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/l air (diaplikasikan ke daun satu kali

perminggu mulai umur 2 MST sampai 7 MST) memberikan hasil produksi

jagung manis sebesar 8,93 kg/petak, (2)Pemberian pupuk urea (pupuk dasar) dosis

150 kg/ha dan pupuk organik cair daun lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/l air

(diaplikasikan ke daun satu kali perminggu mulai umur 2 MST sampai 7 MST)

memberikan hasil cenderung lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman jagung manis sebesar 9,76 kg/petak.

(3)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

JAGUNG MANIS (

Zea mays L. Saccharata Sturt.)

(

Skripsi

)

Oleh

Redman Kesema Marajo N.

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUNLAMTORODAN PUPUK

NITROGENTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea maysL. Saccharata Sturt.)

Oleh

REDMAN KESEMA MARAJO NAINGGOLAN

Jagung manis(Zea mays L. Saccharata Sturt.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dikonsumsi dansangat disukai masyarakat di Indonoesia. Saat ini permintaan terhadap

jagung manis semakin meningkat, hal ini mendorong para produser untuk melakukan

perbaikan terhadap sistem budidaya untuk meningkatkan hasil produksi. Upaya terus

dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung manissalah satunya dengan melakukan

pemupukan.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan lima perlakuan yaitu

tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk urea dosis 300 kg/ha, pemberian pupuk organik

cair daun lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/ l air (diaplikasikanke daun satu kali perminggu

mulai umur 2sampai 7MST), pemberian urea (pupuk dasar) dosis 150 kg/ha + pupuk organik

cair daun lamtoro 500 cc/l (diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2sampai

(5)

Redman Kesema Marajo N.

500 cc/l (diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2sampai 7MST), dan setiap

perlakuan terdiri atas 3 ulangan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Pemberian pupuk organik cair daun lamtoro

dengan konsentrasi 500 cc/l air (diaplikasikan ke daun satu kali perminggu mulai umur 2

MST sampai 7 MST) memberikan hasil produksi jagung manis sebesar 8,93 kg/petak,

(2)Pemberian pupuk urea (pupuk dasar) dosis 150 kg/ha dan pupuk organik cair daun lamtoro

dengan konsentrasi 500 cc/l air (diaplikasikan ke daun satu kali perminggu mulai umur 2

MST sampai 7 MST) memberikan hasil cenderung lebih baik terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung manis sebesar 9,76 kg/petak.

(6)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

JAGUNG MANIS (

Zea mays L. Saccharata Sturt.)

Oleh

Redman Kesema Marajo N.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)
(8)
(9)
(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan Bapak Pinter

Nainggolan dan Ibu Salmia Situmorang. Penulis dilahirkan di Bandar Lampung,

17 Juli 1993. Penulis menjalani pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Sejahtera

I Kedaton sebelum melanjutkan pendidikan dasar di SD Sejahtera I Kedaton,

Bandar Lampung dan menyelesaikannya pada tahun 2005. Pendidikan menengah

pertama ditempuh di SMP Negeri 14 Bandar Lampung dan diselesaikan pada

tahun 2008, kemudian dilanjutkan di SPP Negeri Lampung dan diselesaikannya

pada tahun 2011.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Lampung pada tahun 2011. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif

dalam kegiatan akademik dan organisasi. Penulis pernah terdaftar sebagai

anggota bidang pengabdian masyarakat di Perhimpunan Mahasiswa

Agroteknologi (PERMA AGT). Penulis pernah terdaftar sebagai panitia acara

dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Pertanian (POMPERTA) tahun

2014/2015.

Pada bulan Juli 2014, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Umum (PU) yang

merupakan kegiatan wajib pada semua jurusan di Fakultas Pertanian di Pusat

(11)

Kemudian pada bulan Januari - Februari 2015 penulis melaksanakan program

Kuliah Kerja Nyata (KKN) POSDAYA Universitas Lampung di Desa Sukamaju

(12)

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan

mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

(Matius 7:7)

“Yesus berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat

mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat

Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang

dikerjakan anak.

(13)

Tanpa mengurangi rasa syukurku kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Kupersembahkan karyaku untuk :

Keluargaku tercinta Bapak, Mama, abang dan kakak saya yang selama ini telah

mendukung, mendoakan dan memberikan limpahan kasih sayang yang

(14)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia dan

anugerahnya yang senantiasa menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan

proses penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul „Pengaruh Pemberian

Ekstrak Daun Lamtoro dan Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt.)’’. Penyusunan skripsi ini

merupakan bagian dari Penelitian Hibah Bersaing (PHB) tahun anggaran 2015

yang berjudul “Kajian Pupuk Organik yang Diperkaya dari Ekstrak Tanaman

Kaya Unsur Nitrogen (N) untuk Produksi Jagung Manis Berkualitas dan Serapan

Haranya”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan baik ilmu,

petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan

ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku dosen pembimbing

utama dan ketua Penelitian Hibah Bersaing (PHB) yang melibatkan saya

dalam proyek penelitian PHB yang telah banyak meluangkan waktu,

memberikan bimbingan, diskusi, dan ilmu dalam penyelesaian skirpsi.

2. Bapak Ir. Sarno, M.S., selaku pembimbing kedua yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan saran serta kesabaran selama menyelesaikan skripsi

(15)

ii 3. Bapak Ir. Kus Hendarto, M.S., selaku pembahas yang telah memberikan

saran, nasihat, bimbingan dan kritik yang membangun dalam penulisan

skripsi ini;

4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan

Agroteknologi yang telah membantu menyempurnakan skripsi ini;

5. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Agroteknologi

yang telah membantu penyempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan saran yang membangun dalam penulisan

skripsi ini;

7. Kedua orangtuaku, abangku dan kakakku tercinta yang telah memberikan

dukungan baik serta doa yang selalu diucapkan demi kelancaran dan

keberhasilan bagi penulis dalam proses perkuliahan;

8. Delima Meilyana Simamora, yang selalu memberikan semangat, bantuan

arahan dan dengan rajinnya mengingatkan hingga tercetaknya skripsi ini;

9. Teman-teman agroteknologi : prayoga, priyanto, tio paragon, rudi, suhendra,

toriq, yanuar, viska, tika, sri wahyuni, daus, freddy, roni, irvan, kardo, opik,

nanda, son, tedjo, ichan, youngki, wiwit, dan teman-teman lainnya yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Bandar Lampung, April 2016

Penulis

(16)

DAFTAR ISI

(17)
(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan yang terdapat dalam pupuk organik cair (POC) daun

lamtoro dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah FP Unila. ………... 16

2. Hasil analisis kimia tanah awal yang dianalisis di Laboratorium

Ilmu Tanah FP Unila. ………..………...16

3. Dosis dan waktu pemberian pupuk Urea, SP36, KCl, dan pupuk

organik cair daun lamtoro ke tanaman jagung manis. …………...18

4. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh pemberian ekstrak daun lamtoro dan pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung manis. ………...…...………. 22

5. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen pada rata-rata tinggi tanaman jagung manis

umur3 dan 7 minggu setelah tanam (MST). …………..………….. 23

6. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen pada jumlah daun tanaman jagung manis

umur 3 dan 7 minggu setelah tanam (MST). ………...….. 24

7. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen pada rata-rata diameter batang tanaman

jagung manis. …………...……….. 25

8. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen pada rata-rata panjang tongkol tanaman

jagung manis. ……...……….. 26

9. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen pada rata-rata diameter tongkol tanaman

jagung manis. …...………... 27

10. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen pada bobot tongkol berkelobottanaman

(19)

vi Tabel Halaman

11. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen pada bobot tongkol tanpa kelobot tanaman

jagung manis. ………... 29

12. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen pada bobot berangkasan kering tanaman

jagung manis. ………... 30

13. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro

dan pupuk nitrogen pada indeks kemanisan jagung manis. ……… 31

14. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro

dan pupuk nitrogen pada produksi tanaman jagung manis. ……… 32

15. Tinggi tanaman jagung manis 3 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……... 42

16. Uji homogenitas tinggi tanaman jagung manis 3 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………... 42

17. Analisis ragam tinggi tanaman jagung manis 3 MST akibat perlakuanpemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………...………..…………... 42

18. Tinggi tanaman jagung manis 7 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……...43

19. Uji homogenitas tinggi tanaman jagung manis 7 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………... 43

20. Analisis ragam tinggi tanaman jagung manis 7 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………. 43

21. Jumlah daun jagung manis 3 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……… 44

22. Uji homogenitas jumlah daun jagung manis 3 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………. 44

23. Analisis ragam jumlah daun jagung manis 3 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

(20)

vii Tabel Halaman

24. Jumlah daun jagung manis 7 MST akibat perlakuan pemberian

pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ………….... 45

25. Uji homogenitas jumlah daun jagung manis 7 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………. 45

26. Analisis ragam jumlah daun jagung manis 7 MST akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………. 45

27. Diameter batang jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……… 46

28. Uji homogenitas diameter batang jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………. 46

29. Analisis ragam diameter batang jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………. 46

30. Panjang tongkol jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……… 47

31. Uji homogenitas panjang tongkol jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……….. 47

32. Analisis ragam panjang tongkol jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……….. 47

33. Diameter tongkol jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……….... 48

34. Uji homogenitas diameter tongkol jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……….. 48

35. Analisis ragam diameter tongkol jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……….. 48

36. Bobot tongkol berkelobot akibat perlakuan pemberian pupuk

(21)

viii Tabel Halaman

37. Uji homogenitas bobot tongkol berkelobot jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……… 49

38. Analisis ragam bobot tongkol berkelobot akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……… 49

39. Bobot tongkol tanpa kelobot jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……… 50

40. Uji homogenitas bobot tongkol tanpa kelobot jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……… 50

41.Analisis ragam bobot tongkol tanpakelobot jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……… 50

42. Bobot berangkasan kering jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……… 51

43. Uji homogenitas bobot berangkasan kering jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……… 51

44. Analisis ragam bobot berangkasan kering jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ……… 51

45. Indeks kemanisan jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……….. 52

46. Uji homogenitas indeks kemanisan jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………... 52

47.Analisis ragam indeks kemanisan jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuknitrogen. ……… 52

(22)

ix Tabel Halaman

49. Uji homogenitas produksi jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan

pupuk nitrogen. ………... 53

50. Analisis ragam produksi jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ………….. 53

51. Kadar N POC daun lamtoro pada perlakuan L2. ……… 54

52. Kadar N POC daun lamtoro pada perlakuan L3. ……… 54

53. Kadar N POC daun lamtoro pada perlakuan L4. ……… 54

54. Hasil perhitungan total N. ………... 54

55. Kadar P POC daun lamtoro pada perlakuan L2. ……… 55

56. Kadar P POC daun lamtoro pada perlakuan L3. ……… 55

57. Kadar P POC daun lamtoro pada perlakuan L4. ……… 55

58. Hasil perhitungan total P. ………...……… 55

59. Kadar K POC daun lamtoro pada perlakuan L2. ……… 56

60. Kadar K POC daun lamtoro pada perlakuan L3. ……… 56

61. Kadar K POC daun lamtoro pada perlakuan L4. ……… 56

(23)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pembuatan pupuk organik cair daun lamtoro. ………... 15

2. Pembuatan pupuk organik cair daun lamtoro. ... 57

3. Penimbangan pupuk Urea, SP36 dan KCl. ……….………….. 57

4. Penyiapan lahan. …………..………..…………... 57

5. Penanaman jagung manis. ………...…...………...58

6. Penyulaman. ...……….…………..………58

7. Pembumbunan. ……….………...….. 58

8. Aplikasi pupuk anorganik. ………...………..59

9. Aplikasi pupuk organik cair. ……...….……….. 59

10. Pemanenan. …...………...………...59

11. Pengukuran indeks kemanisan jagung manis. ...………... 60

12. Penimbangan tongkol jagung manis. ………...60

13. Hasil panen tongkol jagung manis berkelobot dan tanpa kelobot. ...60

(24)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Jagung manis(Zea maysL.Saccharata Sturt.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dikonsumsi dansangat disukai masyarakat di Indonoesia.Tanaman

jagung manis memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan jagung biasa

dan umur produksinya yang lebih singkat.Bagi para petanitanaman jagung manis

merupakan peluang usaha di pasar, karena nilai jualnya yang tinggi.

Saat ini permintaan terhadap jagung manis semakin meningkat, hal ini mendorong

para petani untuk melakukan perbaikan terhadap sistem budidaya untuk

meningkatkan produksi.Produksi jagung di Lampung tahun 2013 adalah sebesar

1.646.662 ton dengan luas lahan panen 322.137 ha. Produksi tersebut menurun

dibandingkan pada tahun 2012 yang mencapai 1.719.386 ton dengan luas lahan

panen 338.885 ha (Badan Pusat Statistik, 2013). Faktor penting dalam

peningkatan produksi jagung manis adalah salah satunya dengan pemupukan.

Pemupukan adalah usaha pemberian pupuk untuk menambah unsur hara yang

diperlukan tanaman dalam rangka meningkatkan pertumbuhan, produksi dan

kualitas hasil tanaman. Perlunya dilakukan pemupukan karena ketersediaan unsur

(25)

2

melaluipencucian,pengangkutan pada waktu panen, dan adanya keinginan untuk

memaksimalkan keuntungan.

Pupuk yang dapat digunakan bisa berupa pupuk organik ataupun pupuk

anorganik.Pupuk organik adalah pupuk buatan yangberasal dari bahan sisa-sisa

tanaman dan dari kotoran hewan, sedangkan pupuk anorganik yaitu pupuk hasil

proses rekayasa secara kimia, fisik, dan biologis dan merupakan hasil industri atau

pabrik pembuat pupuk. Penggunaan pupuk organik diperlukan dalam jumlah

yang lebih banyak dibandingkan dengan pupuk anorganik, karena untuk satuan

kandungan hara yang sama diperlukan pupuk organik dalam jumlah yang sangat

tinggi dibanding pupuk anorganik dan penyediaannya terbatas.

Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan yaitu pupuk yang berasal dari

tanaman contohnya dari daun tanaman lamtoro.Pupuk daun lamtoromengandung

3,84%N, 0,20% P, 2,06% K, 1,31% Ca, 0,33% Mg (Saerodjotanoso,

1993).Palimbungan (2006), menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun lamtoro

pada dosis 250cc/l air memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman sawi.

Selain menggunakan pupuk organik, pupuk anorganik juga diperlukan untuk

meningkatkan produksi jagung manis.Salah satu jenis pupuk anorganik yang

sering digunakan adalah pupuk urea.Pupuk urea adalah pupuk kimia yang

mengandung nitrogen berkadar sekitar 46%.Pupuk anorganik urea diberikan

(26)

3

efisien. Hal ini dilakukan karena proses pelepasan hara pupuk anorgaik lebih

cepat daripada pupuk organik(Martajaya, Agustina dan Syekhfani, 2010).

Jumlah pupuk yang diberikan ke tanaman akan mempengaruhi hasil produksi

yang akan didapat.Pemberian pupuk yang sedikit, tidak akan berpengaruh banyak

terhadap produksi tanaman, sedangkan pemberian pupuk yang berlebihan akan

meningkatkan biaya produksinya dan menyebabkan keracunan pada

tanaman.Oleh karena ituperlu diketahui jumlah pupuk yang tepatyang diberikan

ke tanaman untuk meningkatkan hasil produksi.

Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat masalah yang mendasari penelitian ini.

Masalah tersebut yaitu:

(1) Bagaimana pengaruh pupuk cairdaun lamtoro terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung manis?

(2)Bagaimana pengaruh kombinasi pupuk cair daun lamtoro dengan pupuk urea

terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu

(1)Mengetahui pengaruh pemupukan ekstrak daun lamtoro terhadappertumbuhan

dan produksi jagung manis.

(2)Mengetahui pengaruh kombinasi pemupukan ekstrak daun lamtoro dan pupuk

(27)

4

1.3 Kerangka Pemikiran

Penggunaan pupuk organik dapat berfungsi sebagai pemantap agregat tanah

disamping sebagai sumber hara penting bagi tanah dan tanaman. Penggunaan

pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan

dapat mencegah degradasi lahan. Penambahan pupuk organik mampu

menambahkan kandungan organik dalam tanah.

Pemupukan yang biasa dan kebanyakandilakukan hanya melalui tanah, sehingga

unsur hara yang diberikan akan diserap oleh akar tanaman.Pemupukan melalui

tanah tersebut kadang-kadang kurang efektif, karena tidak semua unsur hara telah

larut lebih dahulu oleh koloid tanah, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman.

Pemupukan selain dengan cara diaplikasikan ke tanah, bisa juga diaplikasikan ke

bagian daun tanaman. Pupuk organik cair lebih efektif diaplikasikan dengan cara

disemprotkan ke bagian daun tanaman karena akan lebih cepat diserap oleh

tanaman dibandingkan dengan diaplikasikan melalui tanah.

Penggunaan pupuk anorganik harus sesuai dengan anjuran agar tidak

meninggalkan residu yang tinggi di dalam tanah. Pupuk yang berlebihan akan

mencemari tanah dan dapat menyebabkan terjadinya degradasi tanah. Pupuk

anorganik seperti NPK merupakan unsur hara makro bagi tanaman, namun unsur

N merupakan unsur paling penting karena dapat berperan langsung terhadap

(28)

5

Peningkatan hasil produksi jagung manis dilakukan dengan cara pemupukan

menggunakan pupuk cair daun lamtoro dan juga pupuk nitrogen.Pupuk anorganik

dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung manis tetapi

tidak dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Setelah dilakukan pemupukan,

dilanjutkan dengan pengamatan terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis

untuk mengetahui kombinasi pupuk yang memberikan hasil terbaik terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.

1.4 Hipotesis

(1)Pemberian pupuk cair daun lamtoro dapat meningkatkan pertumbuhan dan

produksi jagung manis.

(2)Kombinasi pupuk organik cair daun lamtorodengan pupuk anorganik urea lebih

(29)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jagung Manis

Umumnya jagung manis dapat tumbuh pada hampir semua jenih tanah yang baik

akan drainase, persediaan humus dan pupuk. Kemasaman tanah (pH) optimal

berkisar antara 6,0-6,5. Jagung manis dapat tumbuh baik pada daerah

58o LU-40o LS dengan ketinggian sampai 3000 m diatas permukaan laut (dpl).

Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah 21-27o C dan memerlukan curah

hujan sebantak 300-600 mm/bln (Syukur dan Rifianto, 2014).

Jagung Manis adalah tanaman herba monokotil, dan tanaman semusim iklim

panas. Tanaman ini berumah satu, dengan bunga jantan tumbuh sebagai

perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkal), dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang

pada ketika daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal dan akar

udara. Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikal atau akar primer ditambah

(30)

7

dari buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada

saat biji berkecambah. pertumbuhan akar seminal pada umumnya menuju arah

bawah, berjumlah 3-5 akar atau bervariasi antara 1-13 akar (Rukmana, 1997).

Perbungaan jantan berbentuk malai longgar, yang terdiri dari bulir poros tengah

dan cabang lateral. Poros tengah biasanya memiliki empat baris pasangan bunga

atau lebih. Cabang lateral biasanya terdiri dari dua baris. Setiap pasang bunga

terdiri dari satu bunga duduk (tidak bertangkai) dan satu bunga bertangkai. Ketika

bunga jantan matang, bunga bagian tengah malai tassel mekar (antesis) terlebih

dulu, kemudian berlanjut ke bagian atas dan bawah. Tepung sari keluar dari

lubang di ujung kotak sari. Diperkirakan sekitar 25.000 tepung sari dihasilkan

untuk menyerbuki setiap tangkai putik (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Batang tanaman jagung beruas-ruas (berbuku-buku) dengan jumlah ruas

bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung manis sering tumbuh beberapa

cabang yang muncul dari pangkal batang. Panjang batang berkisar antara 60

cm-300 cm, tergantung pada tipe jagung. Ruas-ruas batang bagian atas berbentuk

silindris dan ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih

(Rukmana, 1997).

Menurut Syukur dan Rifianto (2014), jagung manis memiliki karakteristik unggul

sebagai berikut:

(1)Produktivitas tinggi

(31)

8

penting. Penanaman jagung manis menggunakan varietas unggul yang

mempunyai produktivitas tinggi dapat meningkatkan produktivitas hasil di lahan

sempit maupun skala luas. Potensi produktivitas jagung manis hibrida tanpa

kelobot dapat mencapai 20 ton/ha/musim tanam. Potensi harus ditunjang oleh

kualitas buah yang baik, seperti ukuran, penampilan, biji, dan rasa.

(2)Rasa manis

Selain produktivitas, sifat utama jagung manis yang dikembangkan adalah rasa

manis. Konsumen jagung manis menginginkan rasa manis yang tinggi dan tetap

manis setelah disimpan beberapa hari.

(3) Umur panen genjah

Umur panen merupakan salah satu karakter yang digunakan untuk mengukur

keunggulan suatu varietas. Varietas yang diinginkan adalah varietas yang

memiliki umur panen lebih awal. Umur tanaman berkaitan dengan lamanya

tanaman di lapangan. Umumnya umur panen jagung manis adalah 70-85 HST di

dataran menengah dan 60-70 HST di dataran rendah.

(4) Daya simpan lebih lama

Jagung manis umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga harus tersedia

dalam keadaan segar setiap saat dan tidak dapat disimpan dalam waktu relatif

lama. Jagung manis biasanya langsung dijual setelah panen, karena mutu akan

turun setelah 2-3 hari disimpan dalam suhu kamar. Jagung manis unggul

mempunyai daya simpan lebih tinggi dan rasa manis tidak cepat turun selama

(32)

9

Jagung manis umumnya dipanen kira-kira 18-24 hari setelah penyerbukan, dan

biasanya ditandai dengan penampakan luar rambut yang mngering, tongkol yang

keras ketika digenggam. Tongkol dipanen dengan menarik tongkol ke bawah

menjauhi batang, tanpa mematahkan batang utama. Tongkol jagung manis

dipanen beserta dengan kelobotnya. Kelobot tongkol memberikan perlindungan

terhadap kerusakan, tetapi kelobot juga berespirasi dan mengurangi kelengasan

biji. Keseragaman posisi tongkol menjadi faktor penting untuk memudahkan

panen dengan tangan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Tanaman jagung manis dapat ditingkatkan hasil produksinya jika sistem budidaya

yang dilakukan baik dan benar, salah satu syarat budidaya tanaman yang baik

adalah dengan menggunakan varietas unggul. Salah satu varietas unggul jagung

manis adalah varietas Bonanza. Varietas ini memiliki beberapa karateristik yaitu

memiliki ukuran tongkol sekitar 20-22 cm, diameter tongkol tanpa kelobot 5 cm,

bobot tongkol tanpa kelobot 300 g - 400 g, warna biji jagung kuning, dan potensi

hasil mencapai 14-18 ton/ ha tanpa kelobot (Syukur dan Rifianto, 2014).

2.2Pupuk Organik Cair

Penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman harus lebih sering digunakan

karena umumnya kandungan bahan organik di tanah-tanah pertanian semakin

rendah. Kesadaran petani terhadap kelemahan penggunaan pupuk anorganik yang

berlebihan semakin menurun, dan sebagian besar hasil panen diambil bersamaan

dengan tanamannya, tanpa adanya usaha pengembalian sebagian sisa panen ke

(33)

10

Pupuk organik selain berfungsi sebagai sumber hara bagi tanah dan tanaman,

dapat juga berfungsi sebagai pemantap agregat tanah dan meningkatkan

pembentukan klorofil daun. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang

dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan

sehingga penggunaannya dapat membantu upaya konservasi tanah yang lebih baik

(Puspadewi, Sutari dan Kusumiyati, 2014).Pupuk organik cair dapat mendorong

dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan

kemampuan fotosintesis tanaman dan menyerap nitrogen dari udara (Pasaribu,

Barus dan Kurnianto, 2011).

Pada penelitian Duaja, Nelyanti dan Tindaon (2012), menggunakan pupuk organik

cair yang bahan dasarnya dari daun lamtoro (Leucaena leococephala) dengan dosis 15 ml/tanaman/4 hari, dosis 20 ml/tanaman/4 hari, dan dosis 25

ml/tanaman/4 hari, bahan dasar kirinyuh (Cromolaena odorata) dengan dosis 15 ml/tanaman/4 hari, dosis 20 ml/tanaman/4 hari, dan dosis 25 ml/tanaman/4 hari

pada tanaman seledri. Hasil seledri tertinggi dicapai pada pupuk cair dengan

bahan dasar Kirinyuh(Cromolaena odorata) dengan dosis 15 ml. Namun antara dosis 15 dan 20 ml bahan dasar kirinyuh tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata. Pupuk organik dengan bahan dasar lamtoro tidak menunjukkan perbedaan

yang nyata pada hasil seledri.Hasil yang didapatkan sangat berbeda karena berasal

dari tanaman yang berbeda,karena bahan pupuk organik memiliki kandungan dan

keunggulan yang berbeda apabila diaplikasikan terhadap seledri. Keadaan ini

disebabkan oleh kandungan unsur hara yang terkandung di dalam setiap bahan

(34)

11

Pada penelitian Jayadi (2009), menggunakan pupuk organik cair dari daun gamal

dengan seri penelitian POCDS (Pupuk Organik Cair dari Jaringan Daun Segar),

POCDK (Pupuk Organik Cair dari Jaringan Daun Kering), dan pupuk anorganik

pada tanaman jagung.Tanaman jagung yang mendapat pupuk organik cair POCDS

maupun POCDK meningkat berat keringnya, serapan N, P dan K serta rasio

trubus/akar dengan meningkatnya konsentrasi pupuk cair yang diberikan. Pupuk

organik cair dari bahan POCDS lebih baik pengaruhnya terhadap berat kering

trubus tanaman jagung dibanding pupuk anorganik tanpa perlakuan P, demikian

pula serapan N tanaman lebih baik pada perlakuan POCDS dengan konsentrasi

1:2 dari pada perlakuan pupuk anorganik.

2.3 Pupuk Nitrogen

Penggunaan pupuk anorganik masih sangat diperlukan, terutama yang

mengandung unsur N, P, dan K sebagai unsur makro bagi tanaman karena hara

dalam pupuk anorganik cepat tersedia bagi tanaman.Salah satu sumber daya

dalam tanah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah

ketersediaan unsur hara pada media tanam di lahan, terutama nitrogen yang

merupakan unsur hara makro penting bagi tanaman yang diperlukan dalam

pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan

daun (Arif, Sugiharto dan Widaryanto, 2014). Tersedianya N yang cukup

menyebabkan adanya keseimbangan rasio antara daun dan akar, maka

pertumbuhan vegetatif berjalan manual dan sempurna. Pada kondisi demikian

akan berpengaruh pada tanaman untuk memasuki fase pertumbuhan generatif

(35)

12

Menurut Khairani, Hartati dan Mujiyo (2010), unsur nitrogen diperlukan untuk

pertumbuhan bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang, daun, pembentukan

klorofil dan protein. Menurut Arif dkk. (2014), nitrogen berperan besar dalam

pembentukan sebagian besar komposisi bagian tanaman dibandingkan nutrisi

mineral lain karena nitrogen berperan penting dalam pembentukan asam amino,

protein, asam nukleat dan fitokrom.

Pada tanaman unsur nitrogen memegang peranan penting dalam merangsang

pertumbuhan organ-organ vegetatif tanaman seperti meningkatkan pertambahan

ruas batang. Ruas batang yang bertambah panjang mengakibatkan tanaman

jagung manis akan semakin tinggi (Tumewu dkk., 2012).

Menurut Sutedjo (2010), tanaman yang kekurangan unsur hara N dapat terlihat

gejalanya dimulai dari daunnya, daun yang berwarna hijau agak

kekuning-kuningan selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan daun mati dan

akan menyebabkan daun menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada

tanaman dewasa pertumbuhannya terhambat dan ini akan berpengaruh terhadap

pembuahannya, yang dalam hal ini buah menjadi tidak sempurna dan umumnya

(36)

13

III. BAHAN DAN METODE

3.1Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kebun percobaan yang terletak di Kelurahan Kota

Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung pada bulan April sampai

dengan Juni 2015.Lokasi penelitian terletak pada koordinat antara 105015’ 23’’

dan 105015’ 82’’ BT dan antara 5021’ 86’’ dan 5022’ 28’’ LS.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung manis varietas

Bonanza (deskripsi lampiran 62), pupuk cair daun lamtoro, pupuk urea, pupuk

SP36, dan pupuk KCl. Sedangkan alatyang digunakan pada penelitian ini adalah

alat tulis, cangkul, timbangan digital, ember, plastik, meteran, selang air, gembor,

oven, jangka sorong, gelas ukur, sprayer dan tali rafia.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan lima perlakuan dalam rancangan acak kelompok

(RAK) yaitu :

(37)

14

L1 : pemberian pupuk urea dosis rekomendasi 300 kg/ha

L2 : pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dengankonsentrasi 500 cc/

l(500.000 ppm)diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2MST

sampai 7MST

L3 : pemberian urea (pupuk dasar) dosis 150 kg/ha + pupuk organik cair daun

lamtoro 500 cc/l(500.000 ppm) diaplikasikan ke daun satu kali perminggu

mulai umur 2MST sampai 7MST

L4 : pemberian urea dosis (pupuk dasar) 150 kg/ha + pupuk organik cair daun

lamtoro 500 cc/l (500.000 ppm) diaplikasikan ke daun satu kali perminggu

mulai umur5 MST sampai 7MST

Penelitian ini terdiri dari lima perlakukan dan setiap perlakuan diulang sebanyak

tiga kali.Data yang diperoleh diuji homogenitas ragamnya dengan menggunakan

uji Barlett. Selanjutnya data dianalisis dengan sidik ragam. Perbedaan nilai tengah

diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

3.4 Pelaksanaan

3.4.1 Pembuatan pupuk organik cair daun lamtoro

Pembuatan pupuk organik cair menggunakan daun lamtoro (konsentrasi 1 kg daun

lamtoro : 2 L air beras) dan ditambahkan 200 g gula merah.Cara pembuatan

pupuk cair yaitu daun lamtoro dipotong-potong lalu ditumbuk, kemudian

dimasukkan ke dalam jerigen, masukkan juga gula merah yang sudah diiris halus

dan air beras ke dalam jerigen, diaduk sampai rata selama beberapa menit, lalu di

(38)

15

Gambar 1. Pembuatan Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro gula merah diiris

halus

ditambahkan cucian air beras

difermentasikan selama 3 minggu

diambil 500 ml dari POC yang sudah jadi lalu di masukkan ke dalam jerigen berisi 1

l air POC yang sudah

jadi

pada 2 MST diambil 0,25 l untuk disemprotkan ke petakan

lahan satu kali perminggu hingga umur 7 MST daun lamtoro

(39)

16

3.4.2 Analisis pupuk organik cair daun lamtoro

Hasil analisis pupuk organik cair daun lamtoro diperoleh pH 4,14, kandungan

C-organik sebesar 10,48 ppm. Kandungan N sebesar 763, 01 ppm, kandungan P

sebesar 55,11 ppm, dan kandungan K sebesar 125,81 ppm (Tabel 1).

Tabel 1. Kandungan yang terdapat dalam pupuk organik cair (POC) daun lamtoro dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah FP Unila.

Jenis Analisis Total Kandungan (ppm)

C-organik 10,48

N 763,01

P 55,11

K 125,81

3.4.3 Analisis tanah

Hasil analisis contoh tanah awal diperoleh pH 6,23 tergolong agak masam,

kandungan C-organik dan N-total rendah masing-masing sebesar 1,45% dan

0,15%. Kandungan P-tersedia dan K-total tergolong rendah masing-masing

5,31 ppm dan 320,01 ppm (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil analisis kimia tanah awal yang dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah FP Unila.

Jenis Analisis Hasil Analisis Keterangan

(40)

17

3.4.4Penyiapan lahan dan penanaman benih jagung manis

Pengolahan lahan diawali dengan melakukan pembersihan lahan dari

gulma-gulma yang tumbuh. Setelah bersih lahan digemburkan dengan menggunakan

cangkul sedalam 15 - 20 cm. Setelah tanah diolah secara merata, dibuat petak

percobaan dengan ukuran 3x3 m2, dengan jarak antar petakan 50 cm. Jumlah

petak percobaan dibuat sesuai dengan jumlah perlakuan dan diulang sebanyak tiga

kali 5x3=15 petak percobaan. Dalam satu petakan dibuat lubang tanam dengan

jarak tanam 70x20 cm, sehingga didapat 64 lubang tanam.Lubang tanam dibuat

dengan cara ditugal kemudian dimasukkan 2 benih jagung manis/lubang tanam,

benih yang digunakan adalah benih jagung manis varietas Bonanza.

3.4.5Aplikasi pupuk

Pupuk anorganik diaplikasikan dengan cara dibuat alur pupuk pada jarak lebih

kurang 5 cm dari lubang tanam. Pupuk SP36 dan KCl diberikan satu kali pada

saat bersamaan dengan waktu tanam jagung manis pada semua petak

lahanperlakuan L0, L1, L2, L3 dan L4 dengan dosis masing-masing 0,135

kg/petak dan 0,09 kg/petak. Pupuk urea diberikan dua kali pada perlakuan L1

yaitu pada awal tanam dengan dosis 0,135 kg/petak dan pada umur 30 HST 0,135

kg/petak.Pada perlakuan L2 disemprotkan pupuk organik cair daun lamtoro ke

bagian daun tanaman jagung manis satu kali perminggu mulai umur 2 MST

sampai 7 MST dengan total pemberian POC sebanyak 9 l/petak.

Pada perlakuan L3 diberikan pupuk dasar urea pada awal tanam saja dengan dosis

(41)

18

jagung manis satu kali perminggu mulai umur 2 MST sampai 7 MST dengan total

pemberian POC sebanyak 9 l/petak.Pada perlakuan L4 diberikan pupuk dasar urea

pada awal tanam saja dengan dosis 0,135 kg/petak, danPOC daun lamtoro mulai

umur 5 MST sampai umur 7 MST dengan total dosis POC sebanyak 5,85

liter/petak (Tabel 3).

Tabel 3. Dosis dan waktu pemberian pupuk Urea, SP36, KCl, dan pupuk organik cairdaun lamtoro ke tanaman jagung manis.

Prlkn Waktu pemberian Pupuk Anorganik (kg/petak) POC daun lamtoro (l/petak)

Pemeliharaan yang dilakukan ke tanaman jagung manis pada saat penelitian yaitu

pengairan, penyiangan, penjarangan, pembumbunan.

Pengairan dilakukan setiap hari pada tanaman jagung yang berusia satu hingga

empat minggu. Selanjutnya, bila tidak turun hujan selama empat hari maka

dilakukan penyiraman secara menyeluruh ke lahan. Pada fase pembungaan dan

pembentukan biji, pengairan perlu dilakukan secara intensif, karena pada fase

tersebut tanaman memerlukan air lebih banyak.

(42)

19

minggu.Setelah tanamaan berusia lebih dari empat minggu penyiangan dilakukan

bila gulma menutupi 50% petak lahan.

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST, sehingga tersisa satu

tanaman sehat. Penjarangan dilakukan dengan cara memotong bagian batang

bawah tanaman tepat berada di permukaan tanah dengan menggunakan gunting.

Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 4 MST dengan cara menimbun

akar tanaman jagung yang naik ke atas permukaan dengan menggunakan tanah.

Tujuan pembumbunan adalah agar tanaman tidak mudah rebah.

3.4.7Panen

Pemanenan dilakukan setelah 70 hari tanam. Jagung manis yang siap panen

memiliki ditandai oleh rambutnya yang telah berwarna coklat kehitaman, kering

dan tidak dapat diurai, ujung tongkol sudah terisi penuh, warna biji kuning

mengkilat.

3.5Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan yang diamati pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman,

diameter batang, jumlah daun, panjang tongkol, diameter tongkol,bobot per

tongkol berkelobot, bobot per tongkol tanpa kelobot, bobot berangkasan kering,

indeks kemanisan jagung dan produksi jagung manis/petak.

(1) Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur dari atas permukaan tanah sampai dasar malai pada umur

(43)

20

(2) Diameter batang

Diameter batang diukur pada batang, 10 cm di atas permukaan tanah setelah tassel

muncul. Satuan pengukuran adalah milimeter (mm).

(3) Jumlah daun

Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah sempurna

pada umur 21, 28, 35, 42 dan 49 HST. Satuan pengukuran adalah centimeter

(cm).

(4) Panjang tongkol

Panjang tongkol diukur setelah jagung dipanen dan dikupas kelobotnya mulai dari

pangkal tongkol hingga ujung tongkol. Satuan pengukuran adalah centimeter

(cm).

(5) Diameter tongkol

Diameter tongkol diukur pada tiga bagian yaitu pada pangkal, tengah dan ujung

tongkol. Satuan pengukuran adalah centimeter (cm).

(6) Bobot per tongkol berkelobot

Bobot tongkol berkelobot dihitung dengan menimbang bobot per tongkol

(44)

21

(7) Bobot per tongkol tanpa kelobot

Bobot tongkol tanpa kelobot dihitung dengan menimbang bobot tongkol tanpa

kelobot yang dipanen. Satuan pengukuran adalah kilogram (kg).

(8) Bobot berangkasan kering

Bobot berangkasan dihitung setelah pemanenan dengan cara mengambil sampel

tanaman dan menimbang bobot basahnya, kemudian dimasukan kedalam oven

dengan suhu 700C selama 2 hari lalu ditimbang kembali bobotnya.Satuan

pengukuran adalah gram (g).

(9) Indeks kemanisan jagung

Kadar padatan total terlarut (PTT) pada jagung manis (0Briks). Kemanisan

jagung manis diukur dengan menggunakan alat Refraktometer.Refraktometer

digunakan dengan cara meneteskan sari biji jagung kealat tersebut.

(10) Produksi jagung manis/petak lahan

Total produksi dihitung pada saat jagung manis dipanen dengan cara menghitung

(45)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan

yaitu :

1. Pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/l air

(diaplikasikan ke daun perminggu mulai umur 2 MST sampai 7 MST)

memberikan hasil produksi jagung manis sebesar 8,93 kg/petak.

2. Pemberian pupuk urea (pupuk dasar) dosis 150 kg/ha dan pupuk organik cair

daun lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/l air (diaplikasikan ke daun satu kali

seminggu mulai umur 2 MST sampai 7 MST) memberikan hasil cenderung

lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis sebesar

9,76 kg/petak.

5.2 Saran

Dilakukan penelitian lainnya dengan penggunaan pupuk organik cairdari bahan

organik selain dari daun tanaman lamtorodan denganpenggunaan dosis yang lebih

(46)

1

DAFTAR PUSTAKA

Arif, A., A. N. Sugiharto dan E. Widaryanto. 2014. Pengaruh Umur Transplanting Benih dan Pemberian Berbagai Macam Pupuk Nitrogen terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. saccharata Sturt). Jurnal Produksi Tanaman 2(1): 2-8.

Duaja, M. D., Nelyanti dan H. Tindaon. 2012. Evaluasi Pertumbuhan dan Hasil Seledri (Apium graveolens) pada Perbedaan Jenis Bahan Dasar dan Dosis Pupuk OrganikCair.Jurnal Bioplantae1(4):275-281.

Jayadi, M. 2009. Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Gamal dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung. Jurnal Agrisistem

5 (2): 115-122.

Khairani, I., S. Hartati dan Mujiyo. 2010. Pengaruh Kascing dan Pupuk

Anorganik terhadap Ketersediaan Nitrogen pada Alfisols dan Serapannya oleh Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. saccharata Sturt). Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi7(2): 74-80.

Made, U. 2010. Respons Berbagai Populasi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharataSturt) terhadap Pemberian Pupuk Urea. Jurnal Agroland 17 (2): 138-143.

Martajaya, M., L. Agustina dan Syekhfani. 2010. Metode Budidaya Organik Tanaman Jagung Manis di Tlogomas, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari1(1): 2-7.

Mathius, I. W. 1993. Tanaman Lamtoro Sebagai Bank Pakan Hijauan yang Berkualitas Untuk Kambing-Domba. Jurnal Wartazoa 3(1): 23-24. Palimbungan, N. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik

Cairterhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem

2(2):97-101.

Pasaribu, M. S., W. A. Barus dan H. Kurnianto. 2011. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Nasa terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays

(47)

40

Puspadewi, S., W. Sutari dan Kusumiyati. 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) dan Dosis Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. SaccharataSturt.) Kultivar Talenta. Jurnal Agriculture.1(4): 198-205.

Rahmah, A., M. Izzati dan S. Parman. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis L.) terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. SaccharataSturt.).

Jurnal Anatomi dan Fisiologi XXII(1): 69-70.

Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sauran Dunia: Prinsip, Produksi dan Gizi, Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung. Hal 261-281.

Rukmana, H. R. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta. Hal 21-22.

Saerodjotanoso, 1983. PengembanganTanaman Lamtoro pada Tanah-Tanah Kritis.

Sutedjo, M. M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hal.

Syafruddin, Nurhayati dan R. Wati. 2012. Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt). Jurnal Floratek 7(1): 108-113.

Syukur, M.dan A. Rifianto. 2014. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta. 124 hal.

Trisnadewi, A. A. A. S., T. G. O. Susila dan W. Wijana. 2008. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt). Jurnal Pastura1(2): 52-55.

Tumewu, P., P. Ch. Supit, R. Bawotong, A. E. Tarore dan S. Tumbekala. 2012. Pemupukan Urea dan Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt). Jurnal Eugenia 18 (1): 40-43. Untung, O. 2012. Mikroba Juru Masak Tanaman. PT Trubus Swadaya. Jakarta. 26

Gambar

Gambar 1. Pembuatan Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro
Tabel 1. Kandungan yang terdapat dalam pupuk organik cair (POC) daun lamtoro dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah FP Unila
Tabel 3. Dosis dan waktu pemberian pupuk Urea, SP36, KCl, dan pupuk organik cairdaun lamtoro ke tanaman jagung manis

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pupuk anorganik cair berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, umur berbunga, klorofil daun, umur panen, diameter tongkol, panjang tongkol,

Doddy Dongoran : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Terhadap Pemberian Pupuk Cair Tnf Dan Pupuk Kandang Ayam, 2009.. USU Repository

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk hayati mikoriza dan rock phosphate berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman jagung

Respons Jumlah Daun Pada Umur 6 MST Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pertumbuhan jumlah daun tanaman jagung pada umur 6 MST menunjukkan jumlah daun tanaman jagung

1479 Nurcahya, dkk, Pengaruh Macam Pupuk Organik… Tabel 2 Rata-rata Diameter Batang Jagung Manis akibat Perlakuan Macam Pupuk Organik dan Waktu Aplikasi pada Berbagai Umur

Data pengamatan tinggi tanaman jagung dan sidik ragamnya pada umur 1-5 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 5-14 yang menunjukkan bahwa

Hasil rata-rata pengamatan berat tongkol dengan kelobot per plot tanaman jagung manis yang telah dianalisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk limbah

Berdasarkan hasil penelitian, bobot kering total tanaman jagung manis pada perlakuan pupuk organik cair dengan dosis 400 ml petak -1 memiliki bobot kering total