• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Pembangkit Listrik Hibrid (Diesel-Surya-Angin) Di Desa Si Onom Hudon 7 Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi Pembangkit Listrik Hibrid (Diesel-Surya-Angin) Di Desa Si Onom Hudon 7 Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkit energi listrik. Jakarta: Erlangga

[2] Kadir, Abdul.1996. Pembangkit tenaga listrik. UI: UI press

[3] Vani, Nitin & Vikas Khare. 2013. Rural electrivication system based on hybrid energy system model optimization using homer. Canadian:

departemen of electrical and electronic engineering VITS MITM

[4] Chauhan, Anurag & Saini. 2015. Renewable energy based off-grid rural electrification in uttrachand state of india: Technology options, modelling method, barriers and recommendations. India: india institute of technology roorke.

[5] Shahinzadeh, Hossein, Gevork B. Gharehpetian, S. Hamid Fathi &Sayed

Mohsen Nasr-Azadani. 2015. Optimal Planning of an Off-grid Electricity Generation with Renewable Energy Resources using the HOMER Software. Tehran: Department of Electrical Engineeing, Amirkabir University of

Technology.

[6] Kunaifi. 2010. Program homer untuk studi kelayakan pembangkit listrik hibrida di profinsi riau. Riau: universitas islam riau

[7] Nugroho, Dedi & Syarifuddin mahmudsyah, hery suryotmojo.2013.

Optimasi pembangkit listrik tenaga bayu dan diesel menggunakan software homer. ITS

[8] Yudha, Sean.2013. Analisa pembangkit listrik hibrida diesel dan energi terbarukan di pulau mandangin. Universitas brawijaya

[9] Permana, Ditto Adi.2013. Studi analisis pembangkit listrikhibrid di pulau karimunjawa. Universitas brawijaya

(2)
(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilaksanakan di desa Si Onom Hudon 7 Kecamatan

Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. Penelitian

akan dilaksanakan setelah seminar proposal telah disetujui. Lama penelitian

direncanakan selama 1 (satu) bulan.

3.2 Bahan dan Peralatan

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini

adalah data kondisi lingkungan desa, penduduk desa, latar belakang desa, jumlah

penduduk, jumlah perumahan, jumlah fasilitas umum, kondisi radiasi matahari,

kondisi angin. Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah software

(4)

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, dilakukan pengambilan data yang

dibutuhkan terlebih dahulu. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan

disimulasikan menggunakan software HOMER 2.81 untuk mendapatkan

pembangkit hibrid paling optimum. Data yang diterima dari hasil simulasi tersebut

kemudian dilakukan analisa terhadapnya.

3.4 Variabel yang Diamati

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi:

- Net present cost

- Total biaya yang dibutuhkan

- Emisi yang dihasilkanya

- Perbandingan daya output

3.5 Prosedur Penelitian

Berdasarkan diagram alir flowchart, teknik perhitungan dan pengolahan

(5)

Mulai

(6)

1. Survei lapangan mencari data desa

Dalam hal ini saya langsung terjun menuju desa Si Onom Hudon 7 untuk

melihat keadaaan lingkungan, keadaaan penduduk, potensi pembangkit,

mata pencaharian, perumahan, intensitas radiasi matahari. Hal ini langsung

dikerjakan melalui kepala desa setempat. Meminta data penduduk dari

kepala dasa, melakukan wawancara dengan kepala desa dan penduduk

setempat.

2. Pembuatan daftar beban listrik

Melalui survei desa diperoleh jumlah penduduk, jumlah fasilitas umum.

Maka diperoleh beban listrik desa Si Onom Hudon 7, maka dibuat rencana

pembangunan pembangkit hibrid dengan kapasitas sesuai kebutuhan

penduduk setempat.

3. Pembuatan profil beban listrik

Dilakukan perhitungan jumlah seluruh beban beban listrik. Mulai dari

perumahan, fasilitas umum jalan dll. Kebutuhan daya desa dilayani oleh

pembangkit hibrid.

4. Masukkan data beban harian

Jika data beban telah diperoleh maka dibuat periode beban listrik, dibuat

peramalan beban baik untuk harian maupun bulanan. profil beban

dimasukkan ke software HOMER untuk dilakukan perhitungan.

5. Masukkan sumber daya energi surya, angin, dan diesel

Dengan diperolehnya data beban, dan periode beban maka kombinasi

pembangkit angin, surya, dan diesel dapat dibuat sesuai kebutuhan.

(7)

Syarat yang dimaksut adalah profil beban listrik apakah sudah tercapai oleh

pembangkit hibrid yang direncanakan.

7. Sensitivitas

Dengan pembangkit hibrid yang dibangun tentu kita memikirkan masalah

ekonomis. Jika secara ekonomi pembangkit yang dibangun dapat bertahan

dari gejolak ekonomi maka sensitivitas memenuhi maka tambahkan

variabel sensitivitas ke software HOMER. Jika analisis sensitivitasnya tidak

memenuhi maka kembali lakukan perhitungan biaya untuk meminimalisir

kebutuhan biaya tetap dan biaya variabel. Setelah sensitivitas memenuhi

maka lakukan perhitungan maka diperoleh biaya minimum.

8. Biaya minimum

Dengan kombinasi ke tiga pembangkit maka tentu dibutuhkan biaya untuk

pengadaan pembangkit. Diharapkan kita tidak hanya dapat menerangi desa

tetapi secara ekonomi kita memperoleh keuntungan. Dengan software

homer dlakukan perhitungan biaya. Maka jika sistem efektif pembangkit

hibrid dapat dibangun. Jika biaya minimum diperoleh sistem dinyatakan

efektif, tetapi jika biaya minimum tidak diperoleh kembali analisis

persyaratan operasi. Jika sistem telah efektif maka pembangkit hibrid dapat

(8)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Informasi Umum Desa Si Onom Hudon 7

Lokasi : 020 19’ 17,39’’ N 980 27’ 23,13 E

Adapun lokasi desa Si Onom Hudon 7 deperoleh melalui survei langsung

ke tempat dan melihat lokasi dengan bantuan google earth. Untuk data jumlah

penduduk diperoleh dari Kepala Desa setempat dengan jumlah 133 kepala keluarga.

Jumlah rumah ibadah ada empat, puskesmas satu, kantor kepala desa satu dan

memiliki dua gedung sekolah dasar.

4.2 Analisi Beban Listrik Desa Si Onom Hudon 7

Jika jumlah KK di desa Si Onom hudon 7 berjumlah 133 KK, setiap KK

dipatok dengan 200 Watt maka untuk jumlah seluruh KK dibutuhkan total listrik

sebesar 26.600 Watt. Kebutuhan listrik sekolah diperkirakan 300 Watt maka jika

jumlah sekolah ada 2 jumlah total beban listrik untuk sekolah sebesar 600 Watt.

(9)

jumlah total kebutuhan listrik tempat ibadah adalah 1200 Watt. Kebutuhan listrik

puskesma diperkirakan sebesar 300 Watt dengan jumlah puskesmas sebanyak 1.

Kebutuhan listrik kantor pengurus desa sebasar 300 Watt. Untuk penerangan umum

(untuk penerangan jalan) diperkirakan membutuhkan 500 Watt. Dapat dilihat

seperti tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perkiraan beban listrik desa Si Onom Hudon 7

No Nama beban jlh unit kapasitas(W) JLh beban (Watt)

Jika jumlah keseluruhan beban diakumulasikan maka total beban desa Si

Onom Hudon 7 diperkirakan sebesar 29.500 Watt setara dengan 29,5 kW.

Diprediksi desa Si Onom Hudon 7 akan terus berkembang dengan jumlah beban

akan semakin meningkat maka kita merancang pembangkit hibrid diperkirakan

akan mampu menjawab kebutuhan listrik beberapa tahun ke depan.

(10)

diperkirakan beban rumah tangga, penerangan umum seluruhnya menyala. Untuk

beban terendah diperkirakan terjadi pada pukul 07.00-15.00 diperkirakan semua

beban rumah tangga padam yang menyala hanya beban sekolah dan puskesmas.

Dalam peramalan beban ini juga tidak membedakan hari libur atau hari kerja karena

desa seperti Si Onom Hudon 7 tidak memiliki banyak perubahan dalam hal

perbedaan hari terhadap kebutuhan beban.

Gambar 4.1 Grafik perkiraan peramalan beban desa Si Onom Hudon 7

(11)
(12)

4.3 Perancangan dan Optimasi Pembangkit Listrik Hibrid

4.3.1 Sistem Diesel Tunggal

Gambar 4.2 Sistem genset tunggal

Pada sistem diesel tunggal mesin genset menjadi satu-satunya sumber untuk

melayani keseluruhan beban. Dalam kondisi dan waktu beban bagaimanapun

genset tetap hanya sendiri melayani kebutuhan akan energi listrik.

Mesin diesel yang digunakan adalah jenis genset lovol 32 kW prime power

type 1004G, dengan harga sebesar $ US 8590 (Rp 116,952,850.00).

Berdasarkan gambar 4.2 kita dapat melihat beban listrik 27 kW peak 202

kWh/d dilayani oleh genset tunggal dengan kapasitas sebesar 32 kW. Beban listrik

bersifat AC sehingga tidak perlu menggunakan konverter ataupun baterai, genset

secara langsung melayani beban. Supaya dapat beroperasi genset menggunakan

bahan bakar dengan harga $ US 0,510/liter. Untuk melihat sensitivitas sistem

terhadap kenaikan BBM, maka dibuat percobaan dengan bahan bakar seharga $ US

(13)

Gambar 4.3 Tampilan harga bahan bakar pada HOMER

(14)

Gambar 4.4 Tampilan indeks bunga dan project lifetime pada HOMER

Mesin diesel yang digunakan adalah jenis genset lovol 32 kW prime power type

1004G, dengan harga sebesar $ US 8590 dengan raplacement $ US 859 seperti

pada gambar 4.5 di bawah.

(15)

Adapun optimasi dengan menggunakan sistem diesel tunggal dapat dilihat seperti

pada tabel 4.3 .

Tabel 4.3 Kondisi optimal sistem pembangkit diesel tunggal

Tabel 4.4 Analisis sensitivitas sistem pembangkit genset tunggal

Gambar 4.6 Total NPC paling optimum sistem pembangkit tunggal

(16)

Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat jika genset tunggal 32 kW dioperasikan

untuk melayani beban di desa Si Onom Hudon 7 maka dibutuhkan initial capital

sebesar $ US 8.590 dengan operating cost 26.034 $ US/thn, total NPC sebesar $

US 341.390, COE sebesar 0.362 $ US/kWh, jumlah BBM 50.068 L. Jika terjadi

kenaikan BBM menjadi $ US 0,518 maka NPC paling optimal adalah $ US

346.212. Sedangkan jika kenaikan BBM mencapai $ US 0,624 maka NPC nya

mencapai $ US 414.056.

(17)

Gambar 4.7 Sistem hibrid diesel-surya

HOMER memiliki fitur yang membuat pengguna dapat mencari data yang

diperlukan untuk analisis sistem. Homer terhubung langsung dengan situs resmi

NASA (National Aeronautics and Space Administration). Data surface

meteorology and solar energy (SMSE) diperoleh dari NASA. Database NASA

SMSE berasal dari parameter meteorologi dan energi matahari yang dicatat selama

25 tahun oleh lebih dari 200 satelit.

(18)

Gambar 4.8 Rata-rata radiasi matahari bulanan pada permukaan horizontal di desa Si Onom Hudon 7

Dari tabel 4.6 dan gambar 4.8 dapat kita lihat bahwa desa Si onom Hudon 7

memiliki radiasi matahari yang cukup berpotensi untuk mengoptimalkan solar cell

dalam menghasilkan energi listrik

Tabel 4.7 Perkiraan Biaya PLTS

N

o Nama

Jumla h

Harga ($

(19)

size=1470 x 680 x 35mm

2 Biaya Pengiriman

Rp 10,000,000.00

3

Biaya instalasi dan setting

PLTS

Biaya pengiriman alat-alat

penyangga dan rak

Genset yang digunakan adalah genset yang memiliki spesifikasi yang sama

dengan genset yang dijelaskan pada bagian perancangan genset tunggal di atas yaitu

genset 32 kW. PV yang digunanakan adalah jenis monocristaline silicone

1470*680*35 mm, dengan kapasitas total 10 kW dengan biaya pengadaanya

sebesar $ US 12.222. Spesifikasi masukan modul surya dapat dilihat pada gambar

(20)

Gambar 4.9 Spesifikasi modul surya pada HOMER

Spesifikasi genset yang digunakan pada sistem diesel-surya ini sama dengan

spesifikasi sistem genset tunggal. Tegangan output yang dihasilkan oleh energi

terbarukan dalam hal ini adalah tegangan DC, dibutuhkan baterai untuk menyimpan

daya yang dihasilkan kapasitas baterai dihitung sebagai berikut.

Ah = ��� � � ,9

Ah = ,9

Ah = �ℎ = �ℎ

Baterai yang digunakan ada 2 set jenis Hoppecke 10 OpzS 600 yang masing-masing

(21)

Gambar 4.10 Spesifikasi baterai yang digunakan pada HOMER dalam sistem diesel-surya

Jika energi yang tersimpan dalam baterai digunakan melayani beban harus

menggunakan konverter. Adapun kapasitas konverter adalah 30 kW. Spesifikasi

(22)

Gambar 4.11 Spesifikasi konverter yang digunakan diesel-surya pada HOMER

Maka diperoleh hasil optimal sbb:

Tabel 4.8 Kondisi optimal sistem pembangkit diesel-surya (D32+S10)

(23)
(24)

Tabel 4.10 Analisis emisi sistem diesel-surya (D32+S10)

Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat, jika sistem hibrid diesel 32 kW dan

surya 10 kW digunakan untuk melayani beban listrik desa Si Onom Hudon 7 maka

hasil paling optimal diperoleh dengan NPC sebesar $ US 290.070 dengan capital

cost sebesar $ US 27.179.

Pada spesifikasi yang sama untuk diesel dan dengan menambah jumlah PV

menjadi 20 kW. Maka diperoleh data optimasi sebagi berikut:

Tabel 4.11 Kondisi optimal sistem pembangkit diesel-surya (D32+S20)

(25)

Gambar 4.14 Total NPC paling optimum sistem pembangkit hibrid diesel-surya (D32+S20)

Gambar 4.15 Diagram perbandingan suplai daya genset dengan PV (D32+S20)

(26)

Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat, jikas sistem hibrid diesel 32 kW dan

surya 20 kW digunakan untuk melayani beban listrik desa Si Onom Hudon 7 maka

hasil paling optimal diperoleh dengan NPC sebesar $ US 281.439 dengan capital

cost sebesar $ US 35.401.

4.3.3 Sistem Hibrid Diesel-Angin

(27)

Pada sistem ini beban listrik dilayani oleh diesel 32 kW dan turbin angin.

Untuk menyimpan energi dari turbin angin digunakan baterai dengan spesifikasi

yang sama dengan sistem yang lain yang telah dibahas. Juga dibutuhkan konverter

untuk menyearahkan sisa daya keluaran genset dan juga untuk mengubah tegangan

DC baterai menjadi AC jika ingin digunakan melayani beban.

Gambar 4.17 Spesifikasi turbin angin pada HOMER

Pada gambar 4.17 dapat kita lihat tampilan spesifikasi turbin angin pada homer ,

dengan jumlah turbin angin sebanya 10 masing-masing 1 kW dengan capital cost $

US 15.415 dan dengan replacement $ US 1.545.

(28)

Tabel 4.15 Analisis sensitivitas sistem pembangkit diesel-surya (D32+A10)

(29)

Gambar 4.19 Diagram perbandingan suplai daya genset dengan turbin angin (D32+A10)

Tabel 4.16 Analisis emisi sistem diesel-surya (D32+A10)

Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat, jikas sistem hibrid diesel 32 kW dan

turbin angin 10 kW digunakan untuk melayani beban listrik desa Si Onom Hudon

7 maka hasil paling optimal diperoleh dengan NPC sebesar $ US 296.425 dengan

capital cost sebesar $ US 26.372.

Untuk melihat kondisi paling optimum kita juga mencoba untuk sistem mesin diesel

dan turbin angin dengankapasitas turbin angin 20 kW dengan jumlah 20 turbin.

(30)

Gambar 4.20 Spesifikasi turbin angin pada HOMER

Kita memperoleh kondisi paling optimum dari sistem diesel dan angin seperti

pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Kondisi optimal sistem pembangkit diesel-angin (D32+A20)

(31)
(32)

Tabel 4.19 Analisis emisi sistem diesel-surya (D32+A20)

Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat, jikas sistem hibrid diesel 32 kW dan

angin 20 kW digunakan untuk melayani beban listrik desa Si Onom Hudon 7 maka

hasil paling optimal diperoleh dengan NPC sebesar $ US 287.257 dengan capital

cost sebesar $ US 41.787.

(33)

Gambar 4.23 Sistem hibrid diesel-surya-angin

Beban yang akan dilayani adalah AC. Tegangan keluaran genset adalah AC

sehingga bisa langsung melayani beban tanpa melalui konverter. Pada saat baterai

kosong (tidak cukup melayani beban) genset melayani beban supaya tidak terjadi

pemborosan sisa daya genset dimana daya genset lebih besar dari beban, maka daya

sisa genset disimpan ke dalam baterai. Melalui konverter keluaran diesel

disearahkan menjadi DC sehingga dapat disimpan dalam baterai. Keluaran daya

energi terbarukan (angin dan surya) adalah DC disimpan dalam baterai. Ketika

baterai penuh, maka genset dimatikan. Baterai menyuplai beban melalui konverter

tegangan DC diubah menjadi AC untuk melayani beban AC.

(34)

Gambar 4.24 Kecepatan angin rata-rata tahunan di desa Si Onom Hudon 7

Tabel 4.21 Perkiraan Biaya PLTAngin

No Biaya awal investasi Biaya (Rp) Biaya ($ US) 1 Turbin angin (Bergey XL.1

1KW wind turbin sebanyak 10 turbin)

Rp

135,877,700.00

(35)

2 Menara Rp

Spesifikasi genset, PV, baterai dan inverter yang digunakan dalam sistem

diesel,surya dan angin ini memiliki sfesifikasi yang sama dengan sistem yang lain.

Generator angin yang digunakan adalah jenis Turbin angin Bergey XL.1 1KW

wind turbin sebanyak 10 turbin, dengan harga $ US 15415. Spesifikasi dapat

dilihat pada gambar 4.16

(36)

Hasil optimal:

Tabel 4.22 Kondisi optimal sistem pembangkit

diesel-surya-angin(D32+A10+S10)

(37)
(38)

Gambar 4.27 Diagram perbandingan suplai daya genset, turbin angin dan PV

Tabel 4.24 Analisis emisi sistem diesel-surya-angin

Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat, jikas sistem hibrid diesel 32 kW, surya

10 kW dan turbin angin 10 kW digunakan untuk melayani beban listrik desa Si

Onom Hudon 7 maka hasil paling optimal diperoleh dengan NPC sebesar $ US

(39)

4.4 Analisis Parameter

4.4.1 Net Present Cost/biaya siklus hidup(NPC)

Berdasarkan analisis net present cost sistem yang paling optimal adalah

sistem hibrid dengan satu unit 32 kW mesin diesel, 10 unit turbin angin 1 kW dan

10 kW PV dengan nilai NPC sebesar $ US 274.222. Parameter net present cost

adalah parameter utama untuk meihat kondisi paling optimum dari suatu

pembangkit hibrid.

(40)

Gambar 4.28 Perbandingan Net Present Cost (NPC)

4.4.2 Biaya investasi/Capital cost

Berdasarkan analisis capital cost sistem yang paling optimal adalah sistem

mesin diesel tunggal dengan capital cost sebesar $ US 8.590.

(41)

Gambar 4.29 Perbandingan Capital Cost

4.4.3 Konsumsi bahan bakar/Fuel Consumtion

Berdasarkan parameter fuel consumtion maka sistem yang paling optimum

adalah sistem hibrid dengan dengan satu unit 32 kW mesin diesel, 10 unit turbin

angin 1 kW dan 10 kW PV dengan nilai fuel consumtion sebesar 33.158 Liter bahan

bakar,

Tabel 4.27 Perbandingan Fuel Consumtion Diesel (kW) Surya (kW)Angin (kW)

Capital Cost ($ US) Capital Cost (Rp)

(42)

-Gambar 4.30 Perbandingan Fuel Consumtuion

4.4.4 Biaya energy/ Cost of Energy (COE)

Berdasarkan nilai COE (Cost of Energy) hasil paling optimum adalah sistem

hibrid dengan dengan satu unit 32 kW mesin diesel, 10 unit turbin angin 1 kW dan

10 kW PV dengan nilai COE sebesar $ US 0,29/kWh.

Tabel 4.28 Perbandingan COE Diesel (kW) Surya (kW) Angin (kW)

(43)

Gambar 4.31 Perbandingan COE

4.4.5 Emisi gas karbon

Berdasarkan parameter emisi gas karbon maka pembangkit paling optimal

adalah sistem dengan dengan satu unit 32 kW mesin diesel, 10 unit turbin angin 1

kW dan 10 kW PV dengan emisi 87.532 kg/tahun.

Tabel 4.29 perbandingan emisi gas karbon/carbon emission Diesel (kW) Surya (kW) Angin (kW)

32 0 0 0.36

(44)

Gambar 4.32 Perbandingan emisi gas karbon

Diesel (kW) Surya (kW) Angin (kW)

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian diperoleh kesimplan sebagai berikut:

1. Masalah kelistrikan di Desa Si Onom Hudon 7 dengan beban puncak diprediksi

sebesar 20 kW dapat diatasi dengan membangun pembangkit listrik hibrid yang

terdiri dari pembangkit diesel, surya dan angin.

2. Pembangkit paling optimal didirikan di desa Si onom Hudon 7 adalah pembangkit

hibrid dengan 32 kW mesin diesel, 10 kW PV surya, 10 kW turbin angin, konverter

30 kW, baterai 1200 Ah dengan total NPC sebesar $ US 274.222.

3. Semakin besar kapasitas energi terbarukan dalam suatu pembangkit maka

pembangkit hibrid tersebut akan semakin optimal dengan nilai net present cost yang

lebih kecil.

5.2 Saran

(46)

1. Untuk menghitung kapasitas kecepatan angin dan intensitas radiasi matahari dapat

dilakukan melalui pengukuran langsung di tempat dan dibandingkan dengan hasil

yang dicatat oleh NASA sehingga hasilnya lebih presisi.

2. Untuk peneliti selanjutnya dapat menganalisis pada daerah lain dengan melihat

(47)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pembangkit Listrik Hibrid

Pembangkit listrik hibrid adalah pembangkit yang membangkitkan listrik di

mana digunakan lebih dari satu macam pembangkit. Misalnya listrik tenaga surya

(photovoltaic, PV) dipadu dengan genset, maka disebut hibrid PV-genset. Sistem

hibrid yang pernah diterapkan di Indonesia adalah: hibrid Genset, hibrid

PV-mikrohidro, hibrid PV-bayu (angin), dan bahkan hibrid PV-bayu-genset. Tetapi

yang agak berbeda adalah kombinasi ini menggabungkan sumber energi yang dapat

diperbaharui (renewable) dengan yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable).

Renewable energy yang digunakan dapat berasal dari energi matahari,

angin, surya dan lain-lain yang dikombinasikan sehingga menjadi suatu pembangkit

yang lebih efisien, efektif dan handal. Untuk dapat mensuplai kebutuhan energi

listrik, baik sebagai penerangan rumah atau kebutuhan peralatan listrik yang lain

seperti TV, pompa air, setrika listrik, serta kebutuhan industri kecil di daerah

tersebut. Dengan adanya kombinasi dari sumber-sumber energi tersebut,

diharapkan dapat menyediakan catu daya listrik yang kontinyu dengan efisiensi

yang paling optimal.

Adapun manfaat pembangkit listrik hibrid adalah:

(48)

4. Meningkatkan waktu layanan listrik secara ekonomis.

Suatu sistem pembangkit hibrid biasanya dibangun dari:

1. Inverter dengan rating daya kontinyu 60% dari daya beban.

2. Satu atau dua mesin dan generator diesel yang biasanya memiliki kapasitas

sama hingga 1,5 kali rating daya inverter dan dilengkapi sistem kontrol

otomatis.

3. Sistem penyimpanan yang biasnya berupa bank baterai leadacid dengan

kapasitas penyimpanan minimum tertentu.

4. Sistem pembangkit energi terbarukan seperti photovoltaic dilengkapi

regulator.

5. Sistem kontrol berbasis mikroprosesor untuk keperluan monitoring dan

otomasi managemen sistem.

Berbagai komponen sistem pembangkit hibrid tersebut dirangkai dalam

beberapa konfigurasi yaitu:

1. Series hybrid system

2. Switched hybrid system

3. Parallel hybrid system

Pada penelitian ini digunakan konfigurasi parallel hybrid system seperti

Gambar 2.1. Pada parallel hybrid system, generator diesel, turbin angin, surya dan

bank baterai bersama-sama secara paralel menyuplai beban. Parallel hybrid system

menggunakan inverter dua arah (bi-directional) yang dapat berfungsi sebagai

inverter (mengubah daya dc menjadi ac) dan sebagai charger dan regulator

(49)

baterai, maka beban disuplai oleh baterai melalui bi-directional inverter (yang

berfungsi sebagai inverter) sedangkan generator diesel dipadamkan. Pada saat daya

beban melebihi daya baterai namun lebih kecil dari daya generator diesel, generator

diesel dinyalakan untuk mensuplai beban dan mengisi baterai dengan kelebihan

dayanya. Pada saat ini bi-directional inverter berfungsi sebagai regulator dan

charger. Pada saat daya beban lebih tinggi dari daya generator diesel, generator

diesel tetap menyuplai beban sedangkan bi-directional inverter kembali berfungsi

menjadi inverter lalu bersama-sama secara paralel menyuplai beban.

Konfigurasi parallel hybrid system memiliki beberapa keuntungan antara

lain :

1) beban dapat dipenuhi secara optimal.

2) Efisiensi generator diesel tinggi sehingga mengurangi biaya perawatan.

3) Ukuran generator diesel dan komponen lain dapat diminimalisir sehingga

mengurangi biaya investasi.

Jika suatu sistem pembangkit hibrid dengan konfigurasi parallel hybrid

system dilengkapi dengan pembangkit listrik energi terbarukan (Gambar 2.1),

kehandalan dan efisiensi sistem akan meningkat, dan ukuran generator-generator

makin kecil. Hal ini dimungkinkan karena generator diesel berubah fungsi menjadi

back-up, sedangkan suplai utama berasal dari pembangkit energi terbarukan dan

(50)

Gambar 2.1 Contoh Parallel hybrid system

Gambar 2.2 Parallel hybrid system dengan photovoltaic

Alasan teknis dimanfaatkannya sistem hibrid adalah sebagai berikut :

saling melengkapi keunggulan dan kelemahan masing-masing pembangkit,

misalnya untuk hybrid PV-mikrohydro, pada musim penghujan air banyak tetapi

(51)

pembangkit: pada hybrid PV-genset, genset untuk memenuhi kebutuhan pada saat

"peak load" , sedangkan pada saat "base load" genset dimatikan dan PLTS mencatu

listrik ke jaringan, dengan demikian masing-masing pembangkit dapat beroperasi

pada kapasitas optimalnya. Mengurangi ketergantungan pada suplai BBM.

Pada hybrid PV-genset pemakaian genset dapat dikurangi sampai

dengan 75%, tanpa mengganggu suplai kebutuhan listrik, sehingga ketergantungan

suplai BBM untuk genset dapat dikurangi. Meningkatkan keandalan (reliability)

dan kualitas suplai listrik. Grid connected dapat meningkatkan keandalan dan

kualitas suplai listrik karena listrik yang disuplai lebih stabil dan dapat diseting agar

memiliki fungsi back up. Alasan ekonomisnya adalah meningkatkan efisiensi

sistem pembangkit hibrid PV-genset mengurangi biaya operasional sistem, karena

pada saat "base load" dimana kebutuhan listrik konsumen jauh dibawah kapasitas

genset, maka genset dapat dimatikan dan PLTS menggantikan, sehingga genset

tidak dibiarkan beroperasi pada kapasitas di bawah kapasitas optimum.

Meningkatkan keandalan (reliability) dan pelayanan secara ekonomis.

Listrik pedesaan yang beroperasi 6-12 jam per hari dapat ditingkatkan

menjadi beroperasi penuh 24 jam/hari secara ekonomis. Apabila peningkatan

dilakukan dengan menggunakan genset saja maka investasi yang dibutuhkan kecil

tetapi biaya operasi akan meningkat karena pada saat "base load" genset terus

beroperasi, ketergantungan terhadap suplai BBM juga semakin tinggi (di

pedesaan/pulau terpencil sulit diharapkan kepastian suplai BBM). Apabila

(52)

menghindari penambahan investasi awal yang terlalu besar, menghindari biaya

operasi yang besar, dan mengurangi ketergantungan terhadap suplai BBM.

2.2 Energi Terbarukan (Renewable Energy)

Energi terbarukan adalah energi yang tersedia di alam dan dapat di

gunakan secara berkelanjutan dalam jangka panjang dengan persedian yang sangat

melimpah ataupun tidak habis-habis. Berikut adalah jenis-jenis dari energi

terbarukan (renewable energy) :

a. Biomassa

b. Energi Surya

c. Energi Angin

d. Energi Air (Hydro)

e. Energi Pasang Surut (Tidal)

f. Energi Panas Bumi (Geo-Thermal)

g. Fotosintetis

Energi terbarukan tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu, seperti

halnya energi konvensional. Berikut akan kita lihat apa saja keunggulan dan

kelemahannya. Adapun keunggulan dari energi terbarukan adalah:

a. Ramah lingkungan

Energi terbarukan menghasilkan emisi gas yang sangat sedikit bahkan tidak

ada sehingga terjamin aman bagi lingkungan jika dipergunakan dengan

bijak. Tidak seperti energi fosil yang menghasilkan kadar CO dan CO2

(53)

Energi terbarukan tersedia di alam dengan melimpah tanpa harus

membayarnya kita hanya mengoperasikannya.

c. Pasokan melimpah

Ketersediaannya sangat banyak di alam bahkan tidak pernah habis jika

dipergunakan dengan bijak dan terkendali.

d. Mengurangi ketergantungan pada impor minyak

Minyak masih merupakan energi yang paling banyak digunakan untuk

memenuhi kebutuhan energi nasional. Untuk memenuhi kebutuhan energi

kita mengimpor dari luar negeri dengan harga mahal. Dengan

mengoptimalkan energi terbarukan dapat mengurangi bahkan tidak lagi

impor minyak dari luar negeri.

Energi terbarukan juga memiliki kelemahan diantaranya adalah:

a. Biaya instalasi awal tinggi

b. Penyimpanan dan transportasi

(54)

Gambar 2.3 Kondisi pencahayaan di salah satu sudut Desa Si Onom Hudon 7

Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat utama untuk menangkap, perubah dan penghasil listrik adalah photovoltaic yang disebut secara umum modul/panel solar cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah menjadi listrik melalui proses aliran-aliran elektron negatif dan positif di dalam sel modul tersebut karena perbedaan elektron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang dapat langsung

dimanfatkan untuk mengisi

battery/aki sesuai tegangan dan arus yang diperlukan. Rata-rata produk modul solar cell yang ada dipasaran menghasilkan tegangan 12 s/d 18 VDC dan arus antara 0.5 s/d 7 Ampere. Secara umum ada dua pembangkit tenaga surya untuk menghasilkan energi listrik yaitu :

(55)

Dalam pembangkit ini energi cahaya matahari akan digunakan untuk

memanasi suatu fluida yang kemudian fluida tersebut akan memanaskan air.

Air panas akan menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin,

sehingga dapat menghasilkan energi listrik.

2. Pembangkit surya photovoltaic (PV)

Pembangkit jenis ini memanfaatkan sel surya (solar cell) untuk

mengkonversi radiasi cahaya menjadi energi listrik secara langsung.

Dalam sistem yang akan dirancang sistem pembangkit adalah

menggunakan sistem PV. Energi sel surya (solar sel) adalah sumber energi yang

dihasilkan oleh cahaya matahari yang di pancarkan ke bumi dan di dalam cahaya

matahari tersebut terkandung foton yang nantinya dapat di konversi menjadi energi

listrik. Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari hanya 69% dari total energi

pancaran matahari diterima oleh permukaan bumi. Suplai energi dari sinar matahari

yang diterima oleh permukaan bumi mencapai 3 x 1024 joule per tahun (setara

dengan 2 x 1017 Watt). Jumlah energi sebesar ini setara dengan 10.000 kali

konsumsi energi di seluruh dunia saat ini.

Menutup 0,1% saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang

memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh

dunia saat ini. Indonesia berpotensi untuk menjadikan solar sel sebagai salah satu

sumber energi masa depannya mengingat posisi Indonesia pada daerah

khatulistiwa.

(56)

900 hingga 1000 Watt. Total intensitas penyinaran per harinya di Indonesia

mencapai 4500 watt hour/m2 yang membuat Indonesia tergolong kaya sumber

energi matahari ini. Bentuk solar sel dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Solar Sel

Photovoltaic merupakan proses perubahan cahaya menjadi energi listrik (photos:

cahaya dan volta nama fisikawan italia yang menemukan tegangan listrik). Sistem

pembangkit tenaga surya dapat dilihat pada gambar 2.5.

Teknologi photovoltaic merupakan suatu teknologi konversi yang

mengubah cahaya (photo) menjadi listrik (volt) secara langsung (direct conversion).

Peristiwa ini dikenal sebagai efek foto listrik (photo electric effect). Di

dalam proses konversi cahaya listrik tidak ada bagian yang bergerak, sehingga

produk teknologi photovoltaic memiliki umur teknis yang panjang (>25 tahun).

Sebuah sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperature sel tetap

(57)

Gambar 2.5 Sistem pembangkit tenaga surya

Setiap kenaikan temperature sel surya 1ºC (dari 25º) akan berkurang sekitar

0.4% pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah hingga separuhnya

untuk setiap kenaikan temperature sel 10ºC. Kecepatan angin di sekitar lokasi panel

photovoltaic dapat membantu mendinginkan permukaan temperatur permukaan sel

photovoltaic sehingga menaikkan efisiensi operasinya. Untuk dapat memperoleh

sejumlah tegangan atau arus yang dikehendaki, maka umumnya masing-masing sel

surya dihubungkan satu sama lain baik secara hubungan seri ataupun secara paralel,

sehingga membentuk suatu rangkaian photovoltaic yang disebut modul. Sebuah

modul photovoltaic umumnya terdiri dari 36 sel surya atau 33 sel, dan 72 sel.

Beberapa modul photovoltaic dihubungkan untuk membentuk satu rangkaian

tertentu disebut photovoltaic panel, sedangkan jika berderet-deret modul

photovoltaic dihubungkan secara baris dan kolom yang disebut sebagai

(58)

photovoltaic array ditentukan oleh keseimbangan antara daya yang dihasilkan dan

daya yang disuplai ke beban serta intensitas solar energi dengan menggunakan

rumus:

PPV = (dl/Htd).(A/K)...[1]

dimana:

PPV : kapasitas photovoltaik(Wp)

dl : energi beban rata-rata(Kwh/d)

A : radiasi standar(1000 Watt/m2)

Htd : insolasi design(Kw/m2-a)

K : faktor kerugian

Prinsip Kerja Panel Surya

Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini

dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa

semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas duajenis semikonduktor yakni

jenis n dan jenis p.

Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan

elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan

semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p =

positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur lain

ke dalam semikonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut,

(59)

Gambar 2.6 Struktur semikonduktor

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk

meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan

panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan

semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama.

Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas

dari sebuah semikoduktor.

Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si).

Semikonduktor jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B),

aluminum (Al), gallium (Ga) atau indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan

ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan semikonduktor jenis n dibuat dengan

menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke dalam Si. Dari sini,

tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri tidak

mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut

dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1% dibandingkan dengan berat Si

yang hendak di-doping.

(60)

1. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

Gambar 2.7 semikondukter jenis p dan jenis n

2. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan

elektron-elektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan

perpindahan hole dari semikonduktor p menuju semikonduktor n.

Perpindahan elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari

batas sambungan awal.

(61)

3. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p

yang mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang.

Daerah ini akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan positif.

Pada saat yang sama hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang

ada pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini

berkurang. Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.

Gambar 2.9 Daerah deplesi

4. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion

region) ditandai dengan huruf W.

5. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan

pembawa muatan minoritas (minority charge carriers) karena

keberadaannya di jenis semikonduktor yang berbeda.

6. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi,

maka timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke

sisi negatif, yang mencoba menarik kembali hole ke semikonduktor p dan

elektron ke semikonduktor n. Medan listrik ini cenderung berlawanan

(62)

Gambar 2. 10 Medan listrik E di daerah deplesi

7. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik

setimbang, yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari

semikonduktor p ke n dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik

kembali ke arah semikonduktor p akibat medan listrik E. Begitu pula dengan

jumlah elektron yang berpindah dari semikonduktor n ke p, dikompensasi

dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat tarikan

medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh elektron

dan hole berpindah dari semikonduktor yang satu ke semiikonduktor yang

lain.

Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik

terjadi. Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas

sambungan p yang menghadap ke arah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh

lebih tipis dari semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke

permukaan sel surya dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan

(63)

Gambar 2.11 Cahaya matahari mengenai semikonduktor

Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka

elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari

semikonduktor n, daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini

meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut

dengan fotogenerasi elektron-hole (electron-hole photogeneration) yakni,

(64)

Gambar 2.12 Photogenerasi pada semikonduktor

Cahaya matahari dengan panjang gelombang yang berbeda, membuat

fotogenerasi pada sambungan pn berada pada bagian sambungan pn yang berbeda

pula. Spektrum merah dari cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang

lebih panjang, mampu menembus daerah deplesi hingga terserap di

semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi di sana.

Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek hanya terserap

di daerah semikonduktor n.

Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E,

elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan

hole yang tertarik ke arah semikonduktor p.

Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka

elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke

(65)

Gambar 2.13 Aliran elektron panel surya saat melayani beban

2.4 Pembangkit Tenaga Diesel

Sejak lama di desa ini pemerintah sudah mencoba menyelesaikan masalah

kelistrikan dengan menggunakan mesin diesel. Banyak penduduk yang membeli

mesin diesel secara pribadi tetapi tidak maksimal penggunaanya karena

maintanance yang tidak baik. Ketika terjadi kerusakan tidak ada engineer yang

handal dalam maintanence, sehingga tidak handal pengoperasianya selama ini.

(66)

Gambar 2.14 Mesin diesel dengan kapasitas 12 KVA di Desa Si Onom Hudon 7

Pusat listrik tenaga diesel (PLTD) sesuai untuk diimplementasikan pada

lokasi dimana pengeluaran bahan bakar rendah, persediaan air terbatas, minyak

sangat murah dibandingkan dengan batubara dan semua beban dasarnya adalah

seperti yang dapat ditangani oleh mesin pembangkit dalam kapasitas kecil, serta

dapat berfungsi dalam waktu yang singkat. Kegunaan utama PLTD adalah penyedia

daya listrik yang dapat berfungsi untuk pusat pembangkit, cadangan (stand by

plant), beban puncak dan cadangan untuk keadaan darurat. Komponen pembangkit

tenaga surya dapat dilihat pada gambar 2.9.

Komponen-komponen mesin diesel adalah:

1. Fuel Tank

2. Fuel oil separator

3. Daily tank

4. Fuel oil booster

(67)

6. Turbo charger : menaikkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan

bakar dan menaikkan tekanan serta temperaturnya

7. Air intake filter : Perangkat untuk mengalirkan udara

8. Exhaust gas silincer: Peredam dari sisa gas yang digunakan

9. Generator : Menghasilkan energi listrik

10. Pengubah utama : Alat pengubah utama untuk menjadi energi listrik

11. Jalur transmisi : Penyaluran energi listrik ke konsumen

Gambar 2.15 Komponen PLTD.

Pembangkit listrik tenaga diesel adalah pembangkit listrik yang

menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Bahan bakar

yang umum digunakan adalah minyak diesel yang biasanya disebut solar. Gas juga

(68)

P= .�. .

35 . ...[2]

di mana:

P : daya

D : tekanan efektif

v : volume langkah silinder

i : jumlah silinder

n : putaran per menit

b : 2 untuk mesin 4-langkah, 1 untuk mesin 2-langkah.

Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Gambar 2.16 Model mesin diesel

Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi

(69)

energi mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan

sebutan alternator.

Generator adalah alat yang bekerja menggunakan prinsip percobaannya

faraday yaitu memutar magnet dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet

digerakkan dalam kumparan maka akan terjadi perubahan fluks gaya magnet

(perubahan arah penyebaran medan magnet) di dalam kumparan dan menembus

tegak lurus terhadap kumparan sehingga menyebabkan beda potensial antara

ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan listrik).

Syarat utama untuk dapat menghasilkan listrik, harus ada perubahan fluks

magnetik, jika tidak maka tidak akan timbul listrik. Cara mengubah fluks magnetik

adalah dengan menggerakkan magnet dalam kumparan atau sebaliknya dengan

energi dari sumber lain, seperti angin dan air yang memutar baling-baling turbin

untuk menggerakkan magnet tersebut.

Apabila suatu konduktor digerakkan memotong medan magnet maka akan

timbul beda tegangan di ujung-ujung konduktor tersebut. Tegangannya akan naik

saat mendekati medan dan turun saat menjauhi. Sehingga listrik yang timbul dalam

siklus: positif-nol-negatif-nol (AC). Generator DC membalik arah arus saat

tegangan negatif, menggunakan mekanisme cincin-belah, sehingga hasilnya jadi

siklus: positif-nol-positif-nol (DC).

Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan

(70)

murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 atm),

sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar

disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi

titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis.

Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada

tekanan yang konstan. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek

menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.

1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan

penghisapan, di sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol

berputar ke bawah.

2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar

menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi

pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.

3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup

yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar

dan menarik kembali torak ke bawah.

4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang

terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas

dapat keluar karena pada proses keempat ini torak kembali bergerak naik

keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan

(71)

5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang

kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk

kembali.

2.5 Pembangkit Tenaga Angin/Bayu

Desa Si Onom Hudon 7 adalah daerah pegunungan yang merupakan

kawasan pertanian yang memiliki kecepatan dan massa angin yang cocok untuk

memutar turbin angin dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.17 Kawasan pegunungan desa Si Onom Hudon 7

(72)

Komponen dari pembangkit listrik tenaga angin dapat dilihat pada gambar 2.8.

Adapun komponen-komponen dari pembangkit listrik tenaga angin adalah:

1) Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah

kipas angin yang menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.

2) Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor Tower (Menara):

Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi. Karena

kencangnya angin bertambah dengan seiring dengan bertambahnya

ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang

didapat.

3) Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan

kecepatan rotor yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu

rendah atau terlalu kencang.

4) Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis

dengan bantuan tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau

saat keadaan darurat.

5) Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar

kira-kira 30-60 rpm.

6) Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm

menjadi sekitar 1000-1800 rpm. Ini merupakan tingkat putaran standar yang

disyaratkan untuk memutar generator listrik.

7) Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut

alternator arus bolak-balik.

8) Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini men-start turbin pada

(73)

kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi di atas 90 km/jam. Hal ini

dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang dapat merusakkannya.

9) Anemometer: Mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke alat

pengontrol.

10)Wind vane (tebeng angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan

penggerak arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.

11)Nacelle (rumah mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di

dalamnya berisi gearbox, poros putaran tinggi/rendah, generator, alat

pengontrol, dan alat pengereman.

12)High-speed shaft (poros putaran tinggi): Berfungsi untuk menggerakkan

generator.

13)Yaw drive (penggerak arah): Penggerak arah memutar turbin ke arah angin

untuk desain turbin yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang

mendapat hembusan angin dari belakang tak memerlukan alat ini.

14)Yaw motor (motor penggerak arah): Motor listrik yang menggerakkan yaw

drive.

(74)

Gambar 2.18 Pembangit listrik tenaga angin (bayu)

Kondisi angin yang memutar turbin angin berbeda-beda dapat di lihat pada tabel

2.1 dan 2.2.

(75)

Tabel 2.2 Tingkat Kecepatan Angin 10 Meter di atas Permukaan Tanah

Kelas yang berwarna merah adalah kelas angin yang memungkinkan dikonversi

menjadi energi listrik, yaitu berada di kelas tiga 3 (tiga) sampai dengan 8 (delapan).

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi

angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin

(bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan

angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar sudut turbin,

lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin

(76)

fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros

generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang

akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik

tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel

jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus

listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang

memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya

akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

Secara umum tempat yang cocok untuk pemasangan turbin angin antara lain

adalah:

1. Celah antara gunung, tempat dijadikan nozzle yang mempercepat aliran

angin

2. Dataran terbuka. Karena tidak ada penghalang yang dapat memperlambat

angin. Daratan yang luas mempunyai potensi energi angin yang besar.

3. Pesisir pantai. Perbedaan suhu darat dan laut menyebabkan angin bertiup

terus menerus.

Energi angin adalah energi yang terkandung pada massa udara yang

bergerak. Energi angin berasal dari energi matahari. Pemanasan bumi oleh sinar

matahari menyebabkan perbedaan massa jenis udara. Perbedaan massa jenis ini

menyebabkan perbedaan tekanan pada udara sehingga akan terjadi aliran fluida dan

menghasilkan angin. Kondisi aliran angin dipengaruhi oleh medan atau permukaan

(77)

Bentuk energi yang terdapat pada angin yang dapat diekstraksi oleh turbin

angin adalah energi kinetiknya. Angin adalah massa udara yang bergerak. Besarnya

energi yang terkandung pada angin tergantung pada kecepatan angin dan massa

jenis angin atau udara yang bergerak tersebut. Jika diformulasikan, besar energi

kinetik yang terkandung pada angin atau udara bergerak yang bermassa m dan

berkecepatan v adalah :

………[3]

Dimana:

Ek = Energi kinetic (joule)

m = massa udara (kg)

v = kecepatan angin (m/s)

Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter

kipas R adalah :

………[4]

Dimana :

P adalah daya yang dihasilkan turbin angin

R adalah radius turbin angin

(78)

Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya

sebesar 20%-30%. Jadi rumus di atas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk

mendapatkan hasil yang cukup eksak.

Potensi Angin Di Indonesia

Berdasarkan data kecepatan angin di berbagai wilayah, sumberdaya energi

angin Indonesia berkisar antara 2,5 – 5,5 m/detik pada ketinggian 24 meter di atas

permukaan tanah. Dengan kecepatan tersebut sumberdaya energi angin Indonesia

termasuk dalam kategori kecepatan angin kelas rendah hingga menengah. Secara

keseluruhan, potensi energi angin Indonesia diperkirakan mencapai 9.290 MW.

Angin di wilayah Indonesia secara umum di sebelah utara khatulistiwa bertiup dari

arah Barat Laut menuju Timur Laut. Sedangkan di sebelah selatan khatulistiwa

bertiup dari arah Barat Daya menuju Barat Laut. Kecuali di Sumatera bagian selatan

dan Jawa angin bertiup dari arah Timur menuju Tenggara.

2.6 Software HOMER

HOMER adalah singkatan dari The Hybrid Optimization Model for Electric

Renewables, salah satu perangkat lunak yang paling populer saat ini untuk

mensimulasikan kinerja sistem PLH baik dari sisi ekonomis maupun teknis.

Homer menyediakan beberapa pilihan jenis pembangkit, baik yang menggunakan

sumber energi terbarukan maupun sumber energi konvensional. Sistem hibrid yang

(79)

tergabung dengan grid atau sebagai sebuah unit sistem hibrid yang dilengkapi

media penyimpan energi atau tanpa media penyimpan energi.

Gambar 2.10 memperlihatkan tampilan sistem hibrid yang dibangun serta

hasil simulasinya. Hasil simulasi yang ditampilkan diurut berdasarkan tingkat

efisiensi operasi atau biaya satuan energi yang paling rendah. Urutan yang paling

atas adalah kombinasi sistem hibrid yang paling optimal atau yang paling rendah

biaya satuan energinya.

Gambar 2.19 Tampilan Program HOMER

Perangkat lunak HOMER mensimulasikan operasi sistem dengan

(80)

kapan seharusnya beroperasi dan berapa daya yang harus dibangkitkan. Demikian

pula jadwal pengisian atau pengosongan baterai. Selanjutnya HOMER menentukan

konfigurasi sistem terbaik dan kemudian memperkirakan biaya instalasi dan

operasi sistem selama masa operasinya seperti biaya awal, biaya penggantian

komponen, biaya O&M, biaya bahan bakar, dan lain-lain.

Saat melakukan simulasi, HOMER menentukan semua konfigurasi sistem

yang mungkin, kemudian ditampilkan berurutan menurut net presents costs - NPC

atau disebut juga life cycle costs. Jika analisa sensitivitas diperlukan, HOMER akan

mengulangi proses simulasi untuk setiap variabel sensitivitas yang ditetapkan.

Kesalahan relatif tahunan sekitar 3% dan bulanan sekitar 10%. Gambar 2.11

menunjukkan arsitektur HOMER yang terdiri atas tiga bagian utama yaitu input,

(81)

Gambar 2.20 Arsitektur Simulasi dan Optimasi HOMER

2.7 Model Ekonomi

2.7.1 Biaya sikulus hidup/Net Present Cost(NPC)

Yaitu biaya Net Total Masa Kini, merupakan keluaran ekonomi yang paling utama

untuk nilai suatu sistem pada PLH, HOMER akan mengurutkan data hasil keluaran

simulasi dan optimasi berdasar nilai NPC terendah. Total NPC dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan sebagai berikut ini :

���� = ,�, ………...[5]

CRF i, N = ++ ………..…………[6]

Dengan :

Cann,tot : total biaya tahunan ($/tahun)

CRF : faktor penutupan modal

I : suku bunga (%)

Rproj : lama waktu suatu proyek

N : jumlah tahun

(82)

Cgen,fixed = Com,gen ,

� + Fo Ygen Cfuel, eff...[7]

Dengan :

Ccom,gen : biaya O&M ($/jam)

Crep,gen : biaya penggantian

Rgen : lifetime

Fo : koefisien generator (kW)

Cfuel,eff : harga bahan bakar

2.7.3 Syarat Batas Biaya Energi (Levelized Cost of Energy)

Levelized cost of energy (COE) didefinisikan sebagai biaya rata per kWh produksi

enegi listrik yang terpakai oleh sistem. Untuk menghitung COE, biaya produksi

energi listrik tahunan dibagi dengan total energi listrik terpakai yang diproduksi,

dengan persamaan sebagai berikut :

CO= ,

,� + , + ...[8]

Dengan :

Cann,tot : biaya total sistem tahunan ($/tahun)

Eprim,AC : beban AC utama yang terpenuhi (kWh/tahun)

Edef : beban deferrable yang terpenuhi (kWh/tahun)

(83)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surat kabar harian Analisa 4 Januari 2016 menyatakan bahwa sampai akhir

2015 sebanyak 319 desa di Sumatera Utara belum menikmati listrik. Menurut

undang-undang ketenagalistrikan nomor 30 tahun 2009 pasal 4 ayat 3

mengamanatkan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menyediakan

dana dalam pengembangan listrik pada kelompok masyarakat tidak mampu,

pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang,

pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan serta listrik

perdesaan. Salah satu desa yang dimaksut adalah desa Si Onom Hudon 7.

Desa Si Onom Hudon 7 adalah desa terbelakang yang terletak di Kecamatan

Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini

sudah lama ditempati oleh masyarakat tetapi masih sangat tertinggal dibandingkan

dengan daerah lain di Sumatera Utara. Desa Si Onom Hudon 7 memiliki potensi

pertanian yang sangat menjanjikan memiliki tanah yang subur terbukti dengan

kualitas hasil pertanian yang berasal dari daerah ini yang berkualitas walau dikelola

dengan cara tradisional. Letak desa si omom hudon 7 dapat di lihat pada gambar

(84)

Gambar 1.1 Peta letak desa Si Onom Hudon 7

Sayang masyarakat cenderung meninggalkan daerah ini karena tidak tahan dengan

ketertinggalan yang berpengaruh terhadap perekonomian mereka. Desa Si Onom

Hudon 7 ini sangat jauh di pedalaman Sumatera Utara. Kondisi desa dapat dilihat

pada Gambar 1.2 dan kondisi perumahan masyarakat dapat dilihat pada gambar 1.3.

(85)

Gambar 1.3 Kondisi salah satu rumah di Desa Si Onom Hudon 7

Penduduk di desa si onom hudon 7, 80% adalah suku batak pakpak dan 20%

suku batak toba. Hampir 95% penduduk memeluk agama Kristen. Potret penduduk

(86)

Untuk menuju daerah ini kita menempuh jarak kurang lebih 160 km dari

kota Medan. Daerah ini bukanlah daerah yang mudah ditempuh, karena selain jarak

yang jauh juga memiliki medan yang bergunung-gunung. Kondisi jalan sulit dilalui.

Dari Parlilitan kita bisa berkendara setengah perjalanan, dan setengah perjalanan

selanjutnya harus kita tempuh dengan berjalan kaki. Karena kondisi medan yang

bergunung-gunung, banyak sungai, batu, rawa yang menyebabkan daerah ini tidak

mungkin dilalui dengan berkendara.

Masalah belum adanya listrik di daerah ini akibat jarak yang terlalu jauh,

dengan beban tak seberapa menyebabkan PLN kesulitan untuk melakukan

elektrifikasi ke daerah ini. Daerah ini berpotensi untuk dibangun

pembangkit-pembangkit listrik terbarukan. Adapun potensi yang dapat dioptimalkan adalah

angin dan surya. Memiliki radiasi matahari harian dengan intensitas yang tinggi

sama seperti daerah Sumatera Utara lainya yang sangat bagus didirikan pembangkit

tenaga surya. Juga memiliki kecapatan dan massa angin yang cocok untuk memutar

turbin angin. Untuk melayani beban demikian, kita merencanakan pembangkit

listrik hibrid yang terdiri dari pembangkit tenaga angin, surya dan diesel. Untuk

mengoptimasi kinerja pembangkit hibrid ini, kita menggunakan alat bantu software

HOMER.

Studi kelayakan suatu sistem pembangkit hibrid melibatkan proses yang

rumit, disebabkan beberapa faktor penting dan saling berkaitan harus

dipertimbangkan seperti faktor teknis, ekonomi, dan lingkungan hidup. Dari segi

teknis, beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya jumlah dan jenis generator

(87)

konverter, beban, apakah tersambung grid atau tidak, kombinasi optimal dari

komponen sistem, kinerja sistem, kontrol, dan sebagainya.

Dari segi ekonomi desainer sistem perlu memperhitungan life cycle costs

seperti biaya awal, biaya operasional dan perawatan (O&M), biaya

decommissioning dan sebagainya. Sedangkan aspek lingkungan yang perlu

dimasukkan ke dalam pertimbangan desain antara lain emisi gas rumah kaca yang

meliputi jenis, jumlah, dan carbon content bahan bakar yang digunakan. Studi

kelayakan akan semakin rumit jika calon investor misalnya, meminta analisa

sensitifitas (sensitivity analysis) dimasukkan.

Pemodelan menggunakan program komputer adalah pilihan yang dapat

mempermudah, mempercepat, dan lebih hemat biaya. Tugas Akhir ini membahas

tentang penggunaan program HOMER untuk merancang sistem pembangkit hibrid

di sebuah desa terpencil di Provinsi Sumatera Utara bernama desa Si Onom Hudon

7, yang memanfaatkan sumber energi terbarukan lokal. Energi sinar matahari,

angin, generator diesel, konverter dan baterai digunakan untuk memberikan suplai

listrik kepada masyarakat desa setempat. Penggunaan HOMER telah membuat

proses studi kelayakan ini menjadi lebih efektif dan efisien dengan memasukkan

semua faktor di atas ke dalam desain sistem.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah :

(88)

2. Bagaimana cara mengoptimasi pembangkit listrik hibrid (angin surya dan

diesel) di desa Si Onom Hudon 7?

3. Untuk mengetahui pengaruh energi terbarukan terhadap biaya

pembangunan pembangkit?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah :

1. Untuk memberikan contoh solusi kelistrikan desa tertinggal di Indonesia.

2. Untuk mengetahui kondisi paling optimal dari pembangkit hibrid yang akan

direncanakan di desa Si Onom Hudon 7.

3. Untuk mengetahui pengaruh energi terbarukan terhadap biaya

pembangunan suatu pembangkit.

1.4 Batasan Masalah

1. Pembangkit hibrid yang akan direncanakan adalah di desa Si Onom Hudon

7.

2. Pembangkit hibrid yang dibahas hanya pembangkit tenaga surya, angin, dan

diesel.

3. Analisis dan percobaan disimulasikan menggunakan software HOMER.

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Tugas akhir ini dapat menjelaskan bagaimana cara menjawab permasalahan

akan kebutuhan energi listrik di desa Si Onom Hudon 7 Kecamatan Parlilitan

Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara meliputi biaya,

(89)

gas yang dihasilkan. Diharapkan juga dapat menjadi contoh solusi di seluruh

(90)

TUGAS AKHIR

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK HIBRID

(DIESEL-SURYA-ANGIN) DI DESA SI ONOM HUDON 7 KECAMATAN

PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)

pada Departemen Teknik Elektro Sub Jurusan Teknik Energi Listrik

Oleh:

Juanda A M Hasugian

NIM: 110402034

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKUTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(91)

Gambar

Gambar 4.20 Spesifikasi turbin angin pada HOMER
Gambar 4.22 Diagram perbandingan suplai daya genset dengan turbin angin (D32+A20)
Tabel 4.19 Analisis emisi sistem diesel-surya (D32+A20)
Gambar 4.23 Sistem hibrid diesel-surya-angin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor-faktor yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian PJK dan merupakan faktor risiko PJK pada wanita usia > 45

Penelitian terdahulu berikutnya dilakukan oleh Laily Maulidiah dengan judul “Strategi Guru PAI dalam Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Puri

Menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,

Biji nangka merupakan limbah pangan yang mengandung pati cukup tinggi 36.7% namun memiliki sifat tidak dapat larut air, sehingga diperlukan hidrolisis enzim α -amilase untuk

Puji syukur Kehadirat Allah SWT terucap atas atas segala karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Kualitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif yang terpilih untuk perbaikan kecacatan produksi ember adalah alternative 1 dan 3 yaitu pemberdayaan sumber daya manusia dan

 Menciptakan pasar tunggal yang mencakup negara-negara ASEAN sekaligus pusat produksi (production base) dengan kaitannya pada elemen produk aktivitas