• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dukungan Keluarga Pada Pasien Paska Stroke Dalam Menjalani Terapi Rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dukungan Keluarga Pada Pasien Paska Stroke Dalam Menjalani Terapi Rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Mutia Sari NIM : 101101127 No. HP : 087763529321

Alamat : Fak. Keperawatan USU Medan

Adalah mahasiswa tingkat akhir Program Reguler 2010 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (FKEP USU) yang sedang melakukan pnelitian sebagai syarat penyelesaian Skripsi. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah “Dukungan Keluarga pada Pasien Paska Stroke dalam Menjalani Terapi Rehabilitasi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi. Saya bersedia ditanya jika ada prosedur penelitian yang tidak dimengerti. Saudara berhak memilih untuk ikut atau tidak dalam penelitian ini tanpa ada sanksi apapun.

Saudara dimintai untuk mengisi biodata dan memberikan jawaban yang sesuai dengan keadaan atau pengalaman sendiri. Mohon saudara membaca pertanyaan dan pernyataan dengan seksama. Semua jawaban saudara adalah BENAR. Kerahasian identitas dan jawaban saudara saya jamin sesuai dengan kode etik dalam penelitian. Informasi yang diberikan akan dimusnahkan setelah penelitian ini selesai. Selamat mengerjakan dan terima kasih atas ketersedian dan kesungguhan saudara dalam mengisi kuisioner ini.

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Mutia Sari

Judul Penelitian : Dukungan Keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani Terapi Rehabilitasi

Saya mengetahui bahwa penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuisioner yang harus saya isi sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner tersebut. Saya telah mendapatkan informasi dari penelitian bahwa penelitian ini tidak merugikan dan tidak menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya. Saya mengerti bahwa penelitian ini bersifat sukarela dan identitas saya akan dirahasiakan oleh peneliti. Informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Dengan demikian saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Demikianlah surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Medan, Januari 2014 Mengetahui

(3)

KUISIONER PENELITIAN

Petunjuk umum penelitian :

 Responden diharapkan mengisi seluruh pertanyaan sesuai dengan petunjuk pengisian dan dengan jawaban yang sebenar-benarnya.

 Baca petunjuk pengisian dengan teliti.

 Isilah setiap pengisian dengan satu jawaban dengan memberi tanda

checklist (√) pada kolom yang tersedia.

 Apabila Anda ingin mengganti jawaban, coretlah jawaban yang ingin diganti dengan tanda sama dengan (=) kemudian checklist (√) kembali jawaban lain.

 Responden diperbolehkan bertanya langsung kepada peneliti jika ada hal-hal yang tidak dimengerti terkait dengan pengisiaan kuisioner.

 Isilah data demografi terlebih dahulu dilajutkan dengan pertanyaan dan pernyataan kuisioner berikutnya.

Semua jawab saudara adalah BENAR karena berhubungan dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari yang saudara jalani. Oleh karena itu, diharapkan responden dapan mengisi seluruh pertanyaan dalam kuisioner dengan jawaban sebenar-benarnya.

 Sebelum menyerahkan kuisioner ini kepada peneliti, periksa kembali setiap pertanyaan, jangan sampai ada yang belum terjawab.

(4)

Lembar Kuisioner Nomor Responden :

Judul penelitian : Dukungan Keluarga pada Pasien Paska Stroke dalam Menjalani Terapi Rehabilitasi

Petunjuk umum pengisian :

1. Isilah pertanyaan pada data demografi di bawah ini dengan benar

2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan pada jawaban yang sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya

A. DATA DEMOGRAFI

Nama (inisial) : ………..

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur : < 20 tahun 20-30 tahun

30-40 tahun >40 tahun

Penghasilan/bulan : ≤ 2 juta >2-5 juta

>5-10 juta > 10 juta

Hubungan dengan pasien : Suami Istri

(5)

KETERANGAN: SL: Selalu

SR: Sering JR: Jarang

TP: Tidak Pernah

1. Dukungan Penilaian

NO PERTANYAAN SL SR JR TP

1 Keluarga mendengarkan keluh kesah anggota keluarga selama menjalani terapi gerak/ fisioterapi, terapi aktivitas sehari, terapi bicara

2 Keluarga terlibat dalam mengambil

keputusan dalam menjalani terapi rehabilitasi 3 Keluarga menyemangati klien ketika klien

belajar melakukan terapi rehabilitasi 4 Keluarga berpikiran positif terhadap usaha

dan tindakan yang sudah dilakukan klien 5 Keluarga memperhatikan reaksi pasien saat

terapi rehabilitasi dilakukan

6 Keluarga membantu meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri klien selama perawatan sehingga klien tetap merasa berharga dan berguna

2. Dukungan Instrumental

7 Keluarga menemani klien ketika melakukan terapi rehabilitasi

8 Keluarga membantu menyediakan kebutuhan harian klien seperti, makanan, pakaian 9 Keluarga memfasilitasi transportasi ketika

klien akan kontrol ke rumah sakit

10 Keluarga meluangkan waktu untuk melatih klien melakukan terapi rehabilitasi dirumah 11 Keluarga menyediakan seluruh biaya yang

dibutuhkan oleh klien selama perawatan 12 Keluarga menyediakan tempat khusus untuk

(6)

3. Dukungan informasi

13 Keluarga memberitahukan bahwa terapi rehabilitasi yang dijalani klien sangat penting 14 Keluarga menunjukkan tempat terapi

rehabilitasi yang tepat untuk mengobati stroke klien

15 Keluarga mengarahkan dan memberi

tanggapan atas tindakan yang dilakukan klien 16 Keluarga memberitahu pasien sebelum

tindakan terapi dilakukan

17 keluarga memberitahu perkembangan yang dialami pasien setiap melakukan terapi 18 Keluarga mempelajari apa yang diajarkan

petugas kesehatan agar bisa melatih klien dirumah

4. Dukungan Emosional

19 Keluarga memberikan rasa percaya pada klien saat menjalani terapi rehabilitasi

20 Keluarga dapat berbagi dan memberikan kasih sayang serta kepedulian pada klien ketika menjalani rehabilitasi

21 Keluarga memberikan rasa nyaman, perasaan saling memiliki kepada klien

22 Ketika klien mengalami stress, keluarga berusaha untuk menumbuhkan kembali perasaan dicintai dan disayangi dalam diri klien sehingga klien merasa berharga kembali 23 Keluarga memotivasi klien untuk

berkomunikasi dengan orang lain seperti saudara dan teman

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

JADWAL PENELITIAN

No

Aktivitas Penelitian September 2013

(14)

ANGGARAN PENELITIAN SKRIPSI

1. Biaya Penelitian Skripsi

a. Print dan jilid Skripsi : Rp 150.000

b. Internet : Rp 150.000

c. Buku tinjauan pustaka : Rp 300.000

d. Perbanyak Skripsi : Rp 100.000

2. Pengumpulan data

a. Transportasi Penelitian : Rp 500.000 b. Perbanyak kuisioner Penelitian : Rp 200.000

c. Souvenir : Rp 150.000

d. Konsumsi sidang : Rp 150.000

e. Biaya tak terduga : Rp 100.000

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mutia Sari

Tempat Tangga Lahir : Langsa, 24 Juli 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan

1. (1998-2004) SD Negeri 020255 Binjai 2. ( 2004-2007) SMP Negeri 3 Binjai 3. (2007-2010) SMA Negeri 5 Binjai

(25)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Mutia Sari

Judul Penelitian : Dukungan Keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani Terapi Rehabilitasi

Saya mengetahui bahwa penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuisioner yang harus saya isi sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner tersebut. Saya telah mendapatkan informasi dari penelitian bahwa penelitian ini tidak merugikan dan tidak menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya. Saya mengerti bahwa penelitian ini bersifat sukarela dan identitas saya akan dirahasiakan oleh peneliti. Informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Dengan demikian saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Demikianlah surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Medan, Januari 2014 Mengetahui

(26)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan.

Skema 3.1 Kerangka penelitian dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian ini dijelaskan melalui Tabel 3.1 yaitu sebagai berikut:

Dukungan keluarga 1. Penilaian 2. Instrumental 3. Informasional 4. Emosional

Pasien paska stroke yang menjalani terapi

(27)
(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif, yang dilakukan dengan tujuan mengetahui dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani Terapi Rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan.

2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan anggota yang memungkinkan untuk diteliti (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga pasien paska stroke yang sedang menjalani terapi rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan. Besar populasi adalah 288 orang selama tahun 2013.

2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Menurut Sugiono (2010) cara menentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael dengan rumus:

�= �

...

��(� − �) +..

Keterangan:

�2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bias 1%,5%,10%.

(29)

s = jumlah sampel

� =2 �2.�.�.� (�−1) +�2.�.�

= 12.288.0,5.0,5 (0,05)2.(2881)+12.0.5.0,5

=74,41

=74 responden

Pada metode ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan kriteria semua anggota keluarga yang sedang menjalani terapi rehabilitasi paska stroke dan menjalani tiga terapi utama yaitu, fisioterapi (terapi gerak), terapi okupasi dan terapi bicara.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan yang berlokasi di Jalan Rumah Sakit Haji, Medan dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara mulai bulan September 2013 sampai Juni 2014.

4. Pertimbangan Etik

(30)

persetujuan menjadi responden penelitian (informed consent), lembar persetujuan ini diberikan pada responden yang diteliti dan memenuhi kriteria sebagai responden yaitu semua keluarga klien yang sedang menjalani rehabilitasi paska stroke dengan tiga terapi utama (fisioterapi, terapi gerak dan terapi bicara), apabila ada responden yang tidak memenuhi kriteria maka peneliti meminta maaf dan tidak mengambil responden tersebut sebagai sampel. Jika responden tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghargai hak-hak responden. Penelitian ini dilakukan dengan rahasia dan untuk menjaga kerahasiaan identitas peneliti maka waktu penelitian ini tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode penelitian (confidentially), kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti sebagai kelompok data tertentu yang akan dilaporkan hanya untuk kepentingan penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrumen atau alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep dan tinjauan teoritis. Kuesioner dibagi menjadi dua bagian yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner mengenai dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi.

(31)

keluarga (13-18), dukungan emosional (19-24). Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pertanyaan adalah 1 sampai 4, dimana jawaban selalu bernilai 4, sering bernilai 3, jarang bernilai 2 dan tidak pernah bernilai 1. Untuk penentuan kategori digunakan rumus:

P = rentang banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah), yaitu rentang kelas adalah 72 dengan 2 kategori untuk non supportif dan supportif. Maka didapatkan panjang kelas sebesar 36 dan Nilai terendah adalah 24 sebagai batasan bawah kelas interval pertama. Sehingga dikatagorikan sebagai berikut:

24 – 60 = non supportif 61 – 96 = supportif

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

(32)

Hasil pengukuran atau pengamatan terdapat kesamaan dimana fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2003). Uji reabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relative sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok yang sama (Azwar, 2003 dalam Lubis, 2013). Uji realibilitas menggunakan Conbrach Alpha untuk menentukan apakah imstrumen reliabel atau tidak. Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas atau alpha sebesar 0,6 atau lebih. Uji reliabilitas ini telah dilakukan pada keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai. Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data, kepada responden yang memenuhi kriteria seperti responden yang sebenarnya sebanyak 20 orang (Arikunto, 2010) dengan nilai yang didapat sebesar 0,789 sehingga instrument ini telah reliabel.

7. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu:

7.1 Mengajukan ethical clearance kepada Komisi Etik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

7.2 Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada institusi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(33)

7.4 Setelah mendapat izin, kemudian melaksanakan pengumpulan data penelitian 7.5 Menjelaskan kepada calon responden mengenai tujuan dan manfaat penelitian

serta proses pengisian kuesioner

7.6 Menanyakan kepada responden jenis terapi yang dilakukan selama menjalani terapi rehabilitasi paska stroke

7.7 Jika calon responden memenuhi kriteria yaitu melakukan tiga terapi utama (fisioterapi, terapi okupasi dan terapi bicara) dan calon responden bersedia, maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (inform concent) 7.8 Setelah itu, meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner dengan

didampingi oleh peneliti

7.9 Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk diperiksa kelengkapan pengisian, dan apabila ada data yang kurang dapat langsung dilengkapi

7.10 Data yang sudah terkumpul dilakukan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang ada.

8. Analisa Data

(34)
(35)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian setelah pengumpulan data yang dilakukan 15 Maret – 10 Juni 2014. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang karakteristik responden dan dukungan keluarga pada pasien pasca Stroke dalam menjalani terapi Rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan. Dukungan keluarga diuraikan menjadi empat jenis dukungan yaitu dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan emosional.

1.1 Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup jenis kelamin, umur, penghasilan per bulan dan hubungan dengan pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden berjenis kelamin perempuan (n=44, 59,5%). Dilihat dari segi usia >40 tahun (n=30, 40,5%), penghasilan responden < 2 juta (n=37, 50%). Hubungan pasien dengan adalah anak (n=32, 43,2%).

(36)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentasi karakteristik data demografi keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan (n=74)

Karakteristik Frekuensi Presentase %

Jenis Kelamin

Penghasilan per bulan < 2 juta

2-5 Juta 5-10 juta

Hubungan dengan pasien Suami

1.2 Dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi secara umum

Dari akumulasi semua dukungan keluarga mulai dari dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan emosional secara umum dijabarkan sebagai tabel berikut.

Tabel. 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi dukungan keluarga pada pasien pasca stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan (n=74)

(37)

1.3. Dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi

Dukungan keluarga meliputi dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan emosional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki dukungan keluarga suportif dapat dilihat dari dukungan penilaian keluarga (n= 69, 93,2%), dukungan instrumental keluarga (n= 68, 91,9%), dukungan informasi keluarga didapatkan (n=68, 91,9%), dan dukungan emosional (n=71, 95,9%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan emosional pada pasien pasca stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi (n=74)

(38)

2. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki dukungan keluarga yang suportif dimana (n=65, 87,8%) yang ditunjukkan dari; dukungan penilaian (n=68, 94%), dukungan instrumental (n= 66, 91%), dukungan informasi (n=91,7%), dan dukungan emosional (n=95,8%). Penelitian (Simamora, 2006) tentang gambaran dukungan keluarga terhadap kesembuhan pasien pasca stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik diketahui bahwa masa rehabilitasi pasien pasca stroke diperlukan dukungan sosial keluarga yang meliputi dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan informatif.

Friedman (1998), menyatakan bahwa keluarga lazimnya berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Selain itu, keluarga juga memiliki peranan penting dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga serta membatu keberhasilan suatu tindakan pengobatan (Fitra, 2004).

(39)

sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah, dan praktisis kesehatan. Dukungan sosial internal antara lain dukungan dari suami, istri, saudara kandung atau dukungan dari anak. Dengan adanya dukungan tersebut dapat memberikan dampak yang positif bagi kesehatan pasien (Friedman, 1998).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 9 responden (12,2%) memiliki dukungan yang non suportif. Hal ini disebabkan karena faktor pemberi dukungan dan faktor dari penerima dukungan seseorang terkadang tidak memberikan dukungan sosial kepada orang lain ketika dia sendiri tidak memiliki sumberdaya untuk menolong orang lain, atau sedang menghadapi stress, harus menolong dirinya sendiri, atau kurang sensitif terhadap sekitarnya sehingga tidak menyadari bahwa orang lain membutuhkan dukungan darinya (Sarafino, 2004).

(40)

penderita, penilaian ini dapat berupa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68 responden (91,9%) dukungan instrumental keluarga bersifat suportif. Hal ini sesuai dengan teori Baylon dan Maglaya dalam Efendi (2009) bahwa beberapa tugas kesehatan keluarga yaitu, mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, memberi peralatan pada anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat dan merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat.

Dalam penelitian ini didapatkan hasil 68 responden (91,9%) memiliki dukungan informasi yang suportif. Dukungan informasi yang diberikan oleh keluarga atau orang terdekat dapat dijadikan penguatan dalam pencapaian tujuan dari rehabilitasi. Respon yang positif dari keluarga dalam memberikan informasi untuk rehabilitasi klien merupakan dukungan suportif.. Sesuai dengan yang dinyatakan House dalam Setiadi (2008) dukungan informasi merupakan bantuan yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.

(41)

yang suportif. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan emosional dapat dikatakan sebagai penguat klien yang diberikan keluarga atau orang terdekat. Teori yang menyatakan bahwa dukungan emosional berpengaruh terhadap kesehatan antara lain dikemukakan oleh Goottlied (1993) yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah berupa saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimanya. Selain itu, menurut John Nash (2006) dukungan sosial juga berupa rasa empati, penerimaan, dorongan untuk tidak berputus asa.

(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh mengenai dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani rehabilitasi mayoritas suportif (n=56, 87,8%). Dilihat dari dukungan keluarga yang dibagi berdasarkan 4 kategori yaitu; dukungan penilaian (n=68, 94,4%), dukungan instrumental (n=66, 91,7%), dukungan infomasi (n=65, 91,7%), dan dukungan emosional (n=69, 95,8%). Hal ini dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani rehabilitasi sangat baik. Dengan adanya dukungan keluarga dapat membantu untuk mempercepat kesembuhan dan memperoleh hasil yang optimal dari rehabilitasi.

2. Saran

2.1 Bagi keluarga klien

Hasil penelitian ini disarankan sebagai pedoman bagi keluarga klien untuk memberikan dukungan keluarga karena dukungan keluarga merupakan hal yang penting untuk mempercepat kesembuhan klien.

2.2 Bagi praktek keperawatan

(43)

2.3 Bagi peneliti selanjutnya

(44)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

1. Konsep Keluarga 1.1 Definisi keluarga

Keluaga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998 dalam Ali, 2009).

Menurut Ali (2009) keluaga adalah unit terkecil dalam masyarakat, beranggotakan 2 atau lebih yang tinggal dalam satu atap dan mempunyai hubungan yang intim, pertalian darah/perkawinan, terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak/ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling bergantung antar anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang dipimpin oleh kepala keluarga, mempunyai nilai dan norma hidup berdasarkan system kebudayaan, mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya, misalnya dalam hal kesehatan keluarga.

1.2 Tipe Keluarga

(45)

1. Nuclear family (keluarga inti): terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang masih

menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari keluaga yang lainnya.

2. Extended family (keluarga besar): keluarga yang terdiri dari satu atau dua

keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan mendukung satu sama lain.

3. Single parent family: keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga

dan hidup bersama anak-anak yang masih bergantung kepadanya.

4. Nuclear dyed: keluarga yang terdiri dari suami istri yang tinggal dalam

satu rumah dan tidak memiliki anak.

5. Blended family: keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang

masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.

6. Three generation family: keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu

kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah.

7. Single adult living alone: keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa dan

tinggal sendiri dalam rumahnya.

8. Middle age atau elderly couple: keluarga yang terdiri dari suami istri paruh

(46)

Menurut Suprajitno (2004) tipe-tipe keluarga adalah sebagai berikut :

1. Dyadic family (keluarga bentukan kembali): yaitu keluarga baru yang

terbentuk dari pasangan yang telah berpisah dengan pasangan yang sebelumnya.

2. Single parent family (orang tua tunggal): yaitu keluarga yang terdiri dari

salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

3. The unmarried teenage mother: yaitu keluarga yang terdiri dari ibu yang

mempunyai anak tanpa melakukan pernikahan.

4. The single adult living: yaitu keluarga yang terdiri dari laki-laki atau

perempuan dewasa yang tinggal sendiri dan belum pernah menikah. 5. The nonmarital heterosexual cohabiting family: yaitu keluarga yang

sudah memiliki anak tanpa melakukan pernikahan sebelumnya.

6. Gay and lesbian family: yaitu keluarga yang dibentuk dengan jenis

kelamin yang sama.

1.3 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (1986) dalam Ali (2009) adalah : 1. Fungsi afektif

(47)

2. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

3. Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

5. Fungsi perawatan keluarga

Fungsi perawatan keluarga adalah menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan keperawatan. Kemampuan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

1.4 Peran Keluarga

(48)

1. Peranan keluarga: ayah mempunyai peran sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan emberi rasa aman kepda seluruh anggota keluarga. Selain itu ayah juga berperan sebagai anggota masyarakat/kelompok sosial tertentu.

2. Peranan ibu: ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga pencari nafkah tambahan keluarga. Ibu juga berperan sebagai anggota masyarakat.

3. Peranan anak: anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.

1.5 Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (1998) dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Jenis dukungan keluarga ada empat yaitu: dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian, dan dukungan emosional.

(49)

Zulfah, 2012). Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Friedman (1998) terdiri dari:

1. Dukungan Penilaian

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif.

2. Dukungan Instrumental

(50)

yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.

3. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya, dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.

4. Dukungan Emosional

(51)

Menurut Friedman (1998) dukungan sosial keluarga berfungsi sebagai suatu proses penghubung antara keluarga dan lingkungan sosialnya. Berbagai studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping keluarga baik yang bersifat eksternal maupun internal. Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah dan praktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung, atau dukungan dari anak (Friedman, 1998).

1.6 Peran Keluarga dalam Rehabilitasi Paska Stroke

Sesorang yang mengalami stroke sering merasa kesepian meskipun tidak memperlihatkannya ketika fisik dan mental semakin pulih mungkin penderita akan semakin takut dan mudah tersinggung. Untuk itulah anggota keluarga harus memahami apa yang sedang dihadapi pasien. Keluarga diminta untuk menerima keadaan dan adaptasi ulang untuk mempertahankan kehidupan keluarga dalam menghadapi keadaan baru. Menurut Junaidi (2011), beberapa cara yang dapat di lakukan keluarga untuk mengurangi kekuatiran pasien, diantaranya adalah:

a. Sering berkunjung: berkunjung sudah merupakan suatau yang sangat berguna bagi pasien dan keluarga juga dapat membawakan barang-barang yang di senangi oleh pasien.

(52)

c. Jangan berbicara terus-menerus dengan pasien, tetapi beritahukanlah hal-hal yang terjadi di sekitar pasien dan linkungan rumah layaknya berbicara dengan orang yang sehat.

d. Selalu memberitahukan pasien ketika akan melakukan sesuatu terhadapnya seperti membalik tubuhnya.

e. Beritahukan kepada staf rumah sakit tentang hobi tertentu atau nama kesayangannya.

f. Tanyakan kepada tim rumah sakit jenis makanan yang boleh dibawa keluarga.

2. Stroke

2.1 Pengertian Stroke

Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak. Gangguan peredaran darah ini mengakibatkan fungsi otak terganggu, dan dapat mengakibatkan kematian sel-sel otak/infark (Lumbantobing, 1994).

(53)

2.2 Klasifikasi Stroke

Menurut Junaidi (2011) stroke dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu stroke pendarahan (hemoragik) dan stroke nonpendarahan (iskemik/infark) karena sumbatan arteri otak.

2.2.1 Stroke perdarahan

Stroke pendarahan dibagi lagi menjadi :

a. Perdarahan subarachnoid. Darah yang masuk ke selaput otak.

b. Perdarahan intraselebral, intraparenkim, intraventrikel. Darah yang masuk kedalam struktur atau jaringan otak.

2.2.2 Stroke non perdarahan

Penggolongan stroke berdasarkan peralanan klinisnya dikelompokkan sebagai berikut :

a. Trancient ischemic attack (TIA)

TIA adalah serangan stroke sementara yang berlangsung kurang dari 24 jam.

b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)

RIND adalah gejala neurologis yang akan menghilang antara> 24 jam sampai dengan 21 hari.

c. Progressing Stroke atau stroke in evolution

Progressing stroke adalah kelainan atau deficit neurologic yang berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai berat.

(54)

Stroke komplit adalah kelainan neurologis sudah lengkap menetap dan tidak berkembang lagi.

2.3 Penyebab Stroke

Menurut Smelzer (2009) stroke diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian, yaitu :

a. Thrombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher) Penyebab utama thrombosis serebral adalah arteriosclerosis selebral. Tanda-tanda thrombosis selebral adalah pusing, perubahan kognitif, atau kejang.

b. Embolisme selebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain).

Abnormalitas patologik pada jantung kiri, seperti endocarditis infektif, penyakit jantung reumatik, dan infark miokard, serta infeksi pulmonal adalah tempat-tempat di dasar emboli. Resiko stroke setelah pemasangan katub dapat dikurangi dengan terapi antikoagulan pascaoperatif.

c. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)

Iskemia serebral diakibatkan karena konstriksi atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.

d. Hemoragi serebral

(55)

2.4 Rehabilitasi Paska Stroke

Tujuan rehabilitasi adalah untuk memulihkan kemandirian atau mengurangi tingkat ketergantungan pasien paska stroke, agar mereka dapat hidup mandiri dan optimal seperti sediakala sebelum terserang stroke (Junaidi, 2011). Beberapa usaha rehabilitasi antara lain: terapi fisik/fisioterapi, latihan bicara, latihan mental, terapi okupasi, psikoterapi, memberi alat bantu, ortotik prostetik, olah raga. Layanan Ortotik Protestik adalah pelayanan keteknisian medik yang ditujukan untuk merancang, membuat dan mengepas alat bantu guna pemeliharaan dan pemulihan fungsi atau pengganti alat tubuh atau anggota gerak Olahraga yang data dilakukan pasien paska stroke adalah berjalan kaki rutin tiga kali seminggu. Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran. (Lumbantobing, 1994).

Setelah masa kritis lewat, maka saat meneruskan proses kesembuhan yang lebih lagi dengan melakukan rehabilitasi dengan berbagai macam terapi. Program rehabilitasi meliputi fisioterapi, terapi okupasi dan terapi bicara: a. Fisioterapi

(56)

harus dilakukan sesegera mungkin,satu hingga tiga hari setelah stroke. Tujuan fisioterapi untuk membantu menyelesaikan tugas sehari-hari. Fisioterapi melatih berdiri, berjalan, mengambil dan menggunakan benda-benda, khususnya peralatan makan.

b. Terapi okupasi

Terapi okupasi bertujuan untuk menetapkan kesanggupan dan koordinasi penderita stroke. Pada terapi ini penderita dibantu untuk mengatasi kebersihan pribadi dan kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian, buang air besar, mandi, sikat gigi.

c. Terapi bicara

(57)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Menurut WHO (2008) mengidentifikasi stroke sebagai adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Susilo, 2000 dalam Muttaqin, 2008).

Di Indonesia, penyebab kematian utama pada semua umur adalah stroke, (15,4%), yang disusul oleh TB (7,5%), Hipertensi (6,8%), dan cedera (6,5%) (Depkes, 2009). Hasil Riskesdas 2007, prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1.000 penduduk, dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1.000.

Berdasarkan data dari Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius menetap nomor 1 di seluruh dunia. Menurut dari Pusat Data dan Informasi Kementrian RI (2012) lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat stroke.

(58)

merasa kondisi tubuhnya tidak berdaya dan perlu dibantu oleh anggota keluarga lain.

Gejala stroke berkembang dengan cepat dalam hitungan detik dan menit dan dapat berupa rasa kelemahan dan rasa baal di salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan, gangguan bicara, dan sulit menjaga keseimbangan. Pasien perlu dibawa ke rumah sakit dan dilakukan pemantauan ketat agar dapat diminimalisasi kerusakan otak. Pada beberapa jenis stroke, pemberian beberapa jenis obat dilakukan untuk melarutkan sumbatan darah. Perawatan jangka panjang untuk mengurangi risiko stroke selanjutnya tergantung pada penyebab stroke, tetapi biasanya terdiri dari obat dan kadang tindakan bedah, perawatan rehabilitasi, seperti fisioterapi dan terapi bicara sering diperlukan (Parker, 2007).

Dari sejumlah klien paska stroke, 10% dapat bekerja tanpa kelemahan, 40% penyandang cacat ringan, dan 50% penyandang cacat berat. Untuk itu, klien paska stroke membutuhkan terapi rehabilitasi (Purwati, 2007).

Perawatan rehabilitasi stroke adalah proses dimana pasien stroke menjalani perawatan untuk membantunya kembali ke kehidupan normal. Dalam masa rehabilitasi, penderita stroke belajar bergerak, berpikir, dan merawat diri. Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat serangan stroke, namun dapat membantu penderita untuk mengoptimalkan fungsi tubuhnya (Harnowo, 2012).

(59)

kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan aktifitas kegiatan sehari-hari (Basuki, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian Satiti (2013) pasien stroke yang sedang menjalani tahap pemulihan di wilayah kabupaten Brebes bagian utara tidak mendapat perhatian khusus dari keluarganya karena berbagai penyebab. Salah satunya adalah keluarga dengan stroke di Kabupaten Brebes memiliki pendidikan dan ekonomi yang rendah serta terlalu sibuk dengan pekerjaanya sebagai petani dan pengupas kulit bawang merah yang waktunya dihabiskan seharian untuk melakukan kegiatan tersebut. Keluarga hanya bertugas mengantarkan ke dokter ketika jadwal kontrol saja. Keluarga jarang memperhatikan pola makan sehari-harinya, kurang dapat memodifikasi lingkungannya, dan kurang dapat memotivasi serta membantu anggota keluarga yang mengalami stroke tersebut untuk menjalani latihan.

Pasien stroke umumnya mengalami kondisi penurunan bahasa, berupa ketidakmampuan atau kesulitan berbicara (afasia). Menurut penelitian 85% pasien stroke mengalami peningkatan kemampuan bahasa secara signifikan setelah menjalani terapi wicara yang intensif. Penelitian menunjukkan bahwa 15 pasien stroke yang menerima pelatihan bahasa yang didukung oleh keluarga dan teman-temannya menunjukkan perbaikan yang lebih besar (Harnowo, 2012).

(60)

penderita tentang beberapa cara mencegah komplikasi, memotivasi penderita untuk melakukan kegiatan/ aktifitas (Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta). Penelitian Santoso (2003) menunjukkan bahwa kemandirian makan, mandi dan berpakaian pada penderita stroke yang mampu mengerjakan aktivitas secara mandiri hanya (7,7%), yang tidak mengerjakan secara mandiri (56,4%), tidak mau mandiri (46,1%), dan tidak mampu untuk mandiri (1,3%).

Dalam menjalani rehabilitasi stroke akan memakan waktu yang lama, sehingga dukungan keluarga sangat dibutuhkan (Wurtiningsih, 2012). Secara psikologis, apabila dukungan keluarga dari penderita stroke mampu mengoptimalkan aspek emosional, penghargaan, informasi dan instrumental berupa perhatian, nasehat, saran atau pemberian pekerjaan, maka dukungan keluarga akan mampu meningkatkan strategi coping pada penderita stroke sehingga penderita masih merasa dibutuhkan, diperhatikan dan merasa bahwa dirinya tidak berbeda dengan manusia lain (Hasan, 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani Terapi Rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan.

2. Perumusan Masalah

(61)

3. Tujuan Penelitian 3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan.

3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.1 Mengetahui dukungan penilaian keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi

3.2.2 Mengetahui dukungan instrumental keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi

3.2.3 Mengetahui dukungan informasi keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi

3.2.4 Mengetahui dukungan emosional keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi

4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan keluarga dapat memberikan dukungan yang lebih baik pada anggota keluarga yang menjalani terapi rehabilitasi paska stroke.

(62)

Sebagai bahan masukan dan perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya dan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu kesehatan yang terkait dengan stroke.

4.3 Bagi Praktik Keperawatan

(63)

Title : Family Support to Pasca Stroke Patient in Undergoing Rehabilitation Therapy in Rumah Sakit Haji Medan Name : Mutia Sari

Student Number : 101101127 Major : Nursing

Year : 2014

____________________________________________________________________ Abstract

Family support is a kind of support given by spouse, children, son-in-law or daughter-in-law which can be judgement, information, instrumental, and emotional in going through a rehabilitation therapy (physical therapy, occupational therapy, and speaking therapy). Family support itself can be devided into 4 categories, that is judgement support, instrumental support, information support, and emotional support. From these four supports, we can see that there are supportive and non supportive family support in patient rehabilitation therapy. The purpose of this research is to identify what kind of family support given to the pasca stroke patients in going through a rehabilitation therapy in Rumah Sakit Haji Medan. The research used descriptive design. The population in this research was the whole patient’s family whose member was undergoing a rehabilitation therapy in Rumah Sakit Haji Medan. The number of samples was 74 persons taken with purposive sampling technique. The questionnaire for this research covered the demography data, judgement support, instrumental support, information support and emotional support. The result showed that majority of family members (n=65, 87,8%) were supportive. It is suggested to nurse who serve the pasca stroke patients that they need to make the family members get involved in the therapy to get an optimal result.

____________________________________________________________________

(64)

DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN PASKASTROKE

DALAM MENJALANI TERAPI REHABILITASI

DI RS HAJI MEDAN

SKRIPSI

Oleh

MUTIA SARI 101101127

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(65)
(66)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan pertolongan dari-Nya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan Skripsi penelitian ini dengan judul “Dukungan Keluarga Pada Pasien Paska Stroke Dalam Menjalani Terapi Rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan”.

Dalam penyusunan Skripsi penelitian ini, peneliti mendapatkan bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan butir-butir pemikiran yang sangat berharga bagi peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan USU. 3. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ikhsannudin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Yesi Ariani S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan Skirpsi ini.

6. Cholina Trisa, S.Kep, Sp. KMB, M.Kep dan Setiawan S.Kp MNS PhD sebagai dosen penguji sidang skripsi peneliti.

(67)

8. Direktur dan Staf Pegawai Rumah Sakit Haji Medan tempat peneliti melakukan penelitian.

9. Direktur dan Staf Pegawai Rumah Sakit Joelham Binjai tempat peneliti melakukan uji reliabilitas kuesioner penelitian.

10. Ayahanda Amril dan Ibunda Salbiah yang selalu membantu, memberi nasehati, mendukung serta mendoakan peneliti dan kakanda Nova Sari, Adinda Putri ‘Kebo’, Husnul Aliya, serta sepupu Intan Darmayasari, Dinda Destari dan Fajarina yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.

11. Teman-teman peneliti Fitriani, Fithri Hervianti, Fatimah Sihotang, Iim Pratiwi, Cici Fitri Lestari, Ilham Fahri, Angga Fajar Anshari, Ichram serta rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan angkatan 2010 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih memerlukan penyempurnaan baik dalam penulisan, seta isi pada skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan proposal ini dimasa yang akan datang dapat lebih baik dan bermanfaat

Medan, Juli 2014 Peneliti

(68)

DAFTAR ISI

1.6 Peran keluarga dalam Rehabilitasi paska stroke ... 13

2. Stroke ... 14

2.1 Pengertian stroke ... 14

2.2 Klasifikasi stroke ... 15

2.3 Penyebab stroke ... 16

2.4 Rehabilitasi paska stroke ... 17

(69)

1. Kerangka Konseptual ... 19

2. Defenisi Operasional ... 19

BAB 4 Metodologi Penelitian ... 32

1. Desain Penelitian ... 21

2. Populasi dan Sampel ... 21

2.1 Populasi ... 21

2.2 Sampel ... 21

3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

4. Pertimbangan Etik ... 22

5. Instrumen Penelitian ... 23

6. Validitas dan Realibilitas ... 24

7. Pengumpulan Data ... 25

8. Analisa Data ... 26

BAB 5 Hasil dan Pembahasan ……… 27

1. Hasil Penelitian ………. 27

1.1 Karakteristik Responden …….……….. 27

1.2 Dukungan Keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi secara umum……… 28

1.3 Dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi……… 29

2. Pembahasan ……….. 30

BAB 6 Kesimpulan dan Saran ……… 34

1. Kesimpulan ……….. 34

2. Saran ………. 34

(70)

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian Lampiran 3: Descriptives & Frequency Lampiran 4: Jadwal Tentatif Penelitian Lampiran 5: Anggaran Dana

(71)

Title : Family Support to Pasca Stroke Patient in Undergoing Rehabilitation Therapy in Rumah Sakit Haji Medan Name : Mutia Sari

Student Number : 101101127 Major : Nursing

Year : 2014

____________________________________________________________________ Abstract

Family support is a kind of support given by spouse, children, son-in-law or daughter-in-law which can be judgement, information, instrumental, and emotional in going through a rehabilitation therapy (physical therapy, occupational therapy, and speaking therapy). Family support itself can be devided into 4 categories, that is judgement support, instrumental support, information support, and emotional support. From these four supports, we can see that there are supportive and non supportive family support in patient rehabilitation therapy. The purpose of this research is to identify what kind of family support given to the pasca stroke patients in going through a rehabilitation therapy in Rumah Sakit Haji Medan. The research used descriptive design. The population in this research was the whole patient’s family whose member was undergoing a rehabilitation therapy in Rumah Sakit Haji Medan. The number of samples was 74 persons taken with purposive sampling technique. The questionnaire for this research covered the demography data, judgement support, instrumental support, information support and emotional support. The result showed that majority of family members (n=65, 87,8%) were supportive. It is suggested to nurse who serve the pasca stroke patients that they need to make the family members get involved in the therapy to get an optimal result.

____________________________________________________________________

Gambar

Tabel 3.1 Definisi operasional dukungan keluarga pada pasien paska stroke
Tabel. 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi dukungan keluarga pada pasien   pasca stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan (n=74)
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan emosional pada pasien pasca stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi (n=74)

Referensi

Dokumen terkait

Kedua Ketetapan pemenang ini dibuat dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan Barang/Jasa. Ditetapkan di

Kedua Ketetapan pemenang ini dibuat dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan Barang/Jasa. Ditetapkan di

Peserta Pengadaan berkewajiban untuk menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah SPPB diterbitkan dengan nilai nominal tidak kurang

pertiirtasan Sebidang DiWilayah Daop 4 Semarang Tahun Anggaran 2014, sebagai berikut :. Demikian untuk

Pokja Bidang Konstruksi I ULP Kabupaten Klaten akan melaksanakan [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara

Pokja Bidang Konstruksi I ULP Kabupaten Klaten akan melaksanakan [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara

Pokja Bidang Konstruksi I ULP Kabupaten Klaten akan melaksanakan [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara

Kepemimpinan Bupati Yoseph Tote dan Wakil Bupati Agas Andreas, lima tahun silam, tutur Gubernur Frans Lebu Raya, telah mampu meletakkan dasar yang kokoh bagi