• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi pada Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi pada Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi Pada Pasien yang Menjalani

Hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

Saya yang bernama Nadya Saqinah Elqarana / NIM 121101048 adalah

mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi pada Pasien yang Menjanalani Hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran

tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di

Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk

menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya memohon kesediaan

Bapak/Ibu untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur apa adanya. Partisipasi

Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden penelitian

atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi dan semua informasi

yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk

keperluan penelitian. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini,

silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir ini.

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Responden

(6)

Kuesioner Penelitian

Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi Pada Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

No. Responden : (diisi oleh peneliti)

1. Data Demografi

Petunjuk pengisian :

Di bawah ini adalah data demografi yang dibutuhkan sebagai identitas responden penelitian. Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya, dengan memberi tanda check list (√ ) pada kotak yang telah

฀Petani/Buruh ฀Karyawan Swasta ฀Wiraswasta ฀Lainnya

8. Penghasilan per Bulan : ฀< Rp. 1.000.000,-

฀Rp. 1.000.000,- s/d Rp 3.000.000,- ฀> Rp. 3.000.000,-

9. Jaminan Kesehatan : ฀BPJS/Asuransi kesehatan ฀Tidak Ada

(7)

1. Pernyataan di bawah ini biasa digunakan untuk menggambarkan perasaan seseorang. Bacalah masing-masing pernyataan di bawah ini kemudian beri tanda check list (√ ) pada kotak yang tersedia di sebelah kanan untuk menunjukkan bagaimana perasaan Bapak/Ibu pada saat menjalani hemodialisa. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jangan habiskan waktu terlalu banyak pada satu pernyataan tetapi berikanlah jawaban yang paling sesuai dengan perasaan Bapak/Ibu pada umumnya.

2. 0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.

1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang.

2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering.

3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

No Pertanyaan 0 1 2 3

1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal sepele.

2 Saya merasa bibir saya kering.

3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.

4 Saya mengalami gangguan pada sistem pencernaan (seperti : sukar buang air besar atau diare).

5 Saya sepertinya ingin melarikan diri dari masalah.

6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.

7

Saya mengalami gangguan tidur (seperti : terbangun pada malam hari, sulit untuk tidur nyenyak, mengalami mimpi buruk atau mimpi yang menakutkan).

(8)

9

Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika semua ini berakhir.

10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa depan.

11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.

12 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi karena cemas.

13 Saya merasa sedih dan tertekan.

14 Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan (misalnya: menunggu sesuatu).

15 Saya merasa bibir saya bergetar.

16 Saya merasasaya kehilangan minat akan segala hal.

17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang manusia.

18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.

19 Saya mengalami sakit pada lambung

20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.

21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.

22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.

23 Saya mengalami kesulitan menelan.

24 Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang saya lakukan.

(9)

29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah ada sesuatu yang membuat saya kesal.

30 Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele yang tidak biasa saya lakukan.

31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.

32 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap hal yang sedang saya lakukan.

33 Saya sedang merasa gelisah.

34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.

35 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi saya menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.

36 Saya merasa sangat ketakutan.

37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.

38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.

39 Saya menjadi mudah gelisah.

40 Saya merasa khawatir terhadap situasi yang mungkin membuat saya panik dan mempermalukan diri sendiri.

41 Saya merasa sulit berkonsentrasi

(10)

Validitas dan Reliabilitas Klasifikasi koefisien sangat sesuai sangat

sesuai sangat sesuai sesuai sesuai sangat sesuai sesuai

sangat

sesuai sangat sesuai sangat sesuai sangat sesuai sesuai sangat sesuai

sangat

sangat sesuai sangat sesuai

sangat sesuai sangat sesuai sesuai

sangat sesuai

sangat sesuai

(11)

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3=1 3/3 = 1 3/3 = 1

sangat sesuai

sangat

sesuai sangat sesuai

sangat sesuai sangat sesuai

sangat sesuai sangat sesuai

sangat

sesuai sangat sesuai sangat sesuai sesuai sangat sesuai

P : Pernyataan

S : R-Lo

R : Angka yang diberikan oleh penilai

Lo : Angka penilaian validitas terendah (1) N : Jumlah penilai (1)

C : Angka penilaian validitas tertinggi (4) n(C-1) : 1(4-1) = 1(3) = 3

V : ƸS/[n(C-1)]

Klasifikasi koefisien : 0-0,33 = tidak sesuai 0,34-0,67 = sesuai

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

no

pekerjaan sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

8 66 <1juta P

tidak ada

pekerjaan sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

9 58 >3juta L

tidak ada

pekerjaan sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

10 48 1-3 juta P IRT sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

11 29 1-3 juta L wiraswasta perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

12 52 >3juta L wiraswasta perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

(18)

21 63 1-3 juta P IRT smp islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan

22 50 1-3 juta P wiraswasta sma budha belum menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

23 61 >3juta L PNS sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

24 18 <1juta L

tidak ada

pekerjaan sma kristen belum menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

25 34 1-3 juta P

tidak ada

pekerjaan sma budha belum menikah lainnya BPJS/ asuransi kesehatan

26 28 1-3 juta P wiraswasta perguruan tinggi islam belum menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

27 44 1-3 juta P PNS perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

28 53 >3juta P wiraswasta sma islam menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

29 32 1-3 juta P wiraswasta sma islam menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

30 61 >3juta L lainnya perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

31 78 <1juta P

tidak ada

pekerjaan smp kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

32 49 1-3 juta P IRT perguruan tinggi islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan

33 67 <1juta P IRT sd islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan

34 54 <1juta L wiraswasta smp kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

35 52 1-3 juta L petani/buruh perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

36 57 1-3 juta L petani/buruh perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

37 31 1-3 juta L wiraswasta sma kristen belum menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

38 57 >3juta L PNS perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

39 66 1-3 juta L lainnya sma islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan

40 62 >3juta L

tidak ada

pekerjaan perguruan tinggi islam menikah melayu BPJS/ asuransi kesehatan

(19)

45 67 >3juta P wiraswasta smp kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

46 52 <1juta P IRT smp islam menikah padang BPJS/ asuransi kesehatan

47 48 1-3 juta L wiraswasta sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

48 67 >3juta L lainnya smp islam menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan

49 49 1-3 juta L wiraswasta sma islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan

50 32 >3juta P IRT sma kristen menikah lainnya BPJS/ asuransi kesehatan

(20)

Hasil analisa data demografi

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(21)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid menikah 44 86.3 86.3 86.3

belom menikah 7 13.7 13.7 100.0

Total 51 100.0 100.0

penghasilan_perbulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 1 juta 11 21.6 21.6 21.6

2-3 juta 23 45.1 45.1 66.7

> 3 juta 17 33.3 33.3 100.0

Total 51 100.0 100.0

agama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid islam 22 43.1 43.1 43.1

kristen 27 52.9 52.9 96.1

buddha 2 3.9 3.9 100.0

Total 51 100.0 100.0

suku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid jawa 8 15.7 15.7 15.7

batak 37 72.5 72.5 88.2

minang 2 3.9 3.9 92.2

melayu 2 3.9 3.9 96.1

lainnya 2 3.9 3.9 100.0

(22)

jaminan_kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(23)
(24)

41 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 6

42 2 0 3 3 2 3 3 0 3 3 3 3 1 0 29

43 2 0 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 18

44 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 1 2 0 19

45 1 1 0 1 1 1 1 0 1 2 2 0 2 0 13

46 1 0 0 1 1 2 0 1 1 0 1 0 0 1 9

47 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

48 3 0 1 3 1 3 3 2 3 3 3 0 1 0 26

49 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

50 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3

(25)
(26)

41 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

42 0 1 3 3 0 0 1 0 0 0 3 1 1 0 13

43 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 2 1 1 2 13

44 1 2 3 2 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 13

45 0 1 2 2 1 2 0 0 0 0 2 0 2 0 12

46 0 0 1 2 0 1 0 0 2 0 1 0 1 1 9

47 2 0 1 2 0 3 0 0 1 0 0 0 0 0 9

48 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5

49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

50 0 0 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 1 6

(27)
(28)

41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

42 2 3 3 3 0 0 0 3 1 1 0 0 0 0 16

43 1 1 2 0 0 1 2 1 0 1 2 2 1 2 16

44 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

45 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4

46 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 6

47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

48 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 4

49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

50 0 0 0 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 4

(29)

tingkat stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ringan 39 76.5 76.5 76.5

sedang 8 15.7 15.7 92.2

berat 4 7.8 7.8 100.0

Total 51 100.0 100.0

tingkat ansietas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ringan 45 88.2 88.2 88.2

sedang 6 11.8 11.8 100.0

Total 51 100.0 100.0

tingkat depresi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ringan 45 88.2 88.2 88.2

sedang 5 9.8 9.8 98.0

berat 1 2.0 2.0 100.0

(30)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Stres Pasien yang

8. Saya merasa sulit untuk bersantai energi karena merasa cemas

30 58,8 13 25,5 5 9,8 3 5,9

14. Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan (misalnya;

22. Saya merasa sulit untuk beristirahat

29. Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya kesal

20 39,2 13 25,5 13 25,5 5 9,8

32. Saya sulit untuk sabar

dalam menghadapi

(31)

gelisah

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Ansietas Pasien yang menjalani hemodialisa (n=51)

gangguan dalam sistem pencernaan (seperti: kesulitan untuk tidur, sulit untuk tidur situasi yang membuat saya merasa sangat

20. Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas

anoreksia (tidak selera pada makanan)

26 51 17 33,3 7 13,7 1 2

28. Saya merasa saya hampir panik

(32)

30. Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele yang tidak biasa saya terhadap situasi yang mungkin membuat saya

panik dan

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Depresi Pasien yang menjalani hemodialisa (n=51)

(33)

34. Saya merasa bahwa saya tidak berharga

43 84,3 5 9,8 2 3,9 1 2

37. Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan

28 54,9 17 33,3 6 11,8 0 0

38. Saya merasa bahwa hidup tidak berarti

41 80,4 7 13,7 3 5,9 0 0

42. Saya sulit berinisiatif

dalam melakukan

sesuatu

(34)

Hasil analisa data frekuensi kuisioner terkait stres

Pernyataan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(35)

Valid Tidak pernah 17 33.3 33.3 33.3

Kadang-kadang 20 39.2 39.2 72.5

Lumayan sering 8 15.7 15.7 88.2

Sering sekali 6 11.8 11.8 100.0

Total 51 100.0 100.0

Pernyataan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak pernah 30 58.8 58.8 58.8

Kadang-kadang 13 25.5 25.5 84.3

Lumayan sering 5 9.8 9.8 94.1

Sering sekali 3 5.9 5.9 100.0

Total 51 100.0 100.0

Pernyataan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak pernah 17 33.3 33.3 33.3

Kadang-kadang 19 37.3 37.3 70.6

Lumayan sering 9 17.6 17.6 88.2

Sering sekali 6 11.8 11.8 100.0

(36)

Pernyataan 18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak pernah 20 39.2 39.2 39.2

(37)

Valid Tidak pernah 28 54.9 54.9 54.9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(38)

Hasil analisa data frekuensi kuisioner terkait ansietas

Pernyataan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(39)

Valid Tidak pernah 18 35.3 35.3 35.3

Kadang-kadang 15 29.4 29.4 64.7

Lumayan sering 16 31.4 31.4 96.1

Sering sekali 2 3.9 3.9 100.0

Total 51 100.0 100.0

Pernyataan 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak pernah 41 80.4 80.4 80.4

Kadang-kadang 8 15.7 15.7 96.1

Lumayan sering 2 3.9 3.9 100.0

Total 51 100.0 100.0

Pernyataan 19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak pernah 25 49.0 49.0 49.0

Kadang-kadang 13 25.5 25.5 74.5

Lumayan sering 7 13.7 13.7 88.2

Sering sekali 6 11.8 11.8 100.0

(40)

Pernyataan 20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(41)

Valid Tidak pernah 31 60.8 60.8 60.8

Kadang-kadang 9 17.6 17.6 78.4

Lumayan sering 6 11.8 11.8 90.2

Sering sekali 5 9.8 9.8 100.0

Total 51 100.0 100.0

Pernyataan 36

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak pernah 40 78.4 78.4 78.4

Kadang-kadang 8 15.7 15.7 94.1

Lumayan sering 3 5.9 5.9 100.0

Total 51 100.0 100.0

Pernyataan 40

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak pernah 32 62.7 62.7 62.7

Kadang-kadang 11 21.6 21.6 84.3

Lumayan sering 6 11.8 11.8 96.1

Sering sekali 2 3.9 3.9 100.0

(42)

Pernyataan 41

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Hasil analisa data frekuensi kuisioner terkait depresi

Pernyataan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(43)

Valid Tidak pernah 34 66.7 66.7 66.7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(44)

Pernyataan 21

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(45)

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(46)
(47)

tingkat stres * jeniskelamin Crosstabulation

Count

jeniskelamin

Total Laki-laki Perempuan

tingkat stres Ringan 20 19 39

sedang 6 2 8

berat 2 2 4

Total 28 23 51

tingkat stres * usia Crosstabulation

Count

usia

Total 18-40th 41-60th >61th

tingkat stres Ringan 9 21 9 39

sedang 1 3 4 8

berat 0 4 0 4

Total 10 28 13 51

tingkat stres * status Crosstabulation

Count

status

Total menikah belum menikah

(48)

sedang 7 1 8

berat 3 1 4

Total 44 7 51

tingkat stres * suku Crosstabulation

Count

tingkat stres * pendidikan Crosstabulation

Count

tingkat stres * pekerjaan Crosstabulation

Count

swasta wiraswasta IRT

tidak

(49)

ber

at 0 1 0 2 1 0 0 4

Total 5 2 1 20 11 8 4 51

tingkat stres * penghasilan Crosstabulation

Count

penghasilan

Total < 1juta 2-3 juta > 3 juta

tingkat stres Ringan 6 20 13 39

sedang 4 1 3 8

berat 1 2 1 4

Total 11 23 17 51

tingkat stres * agama Crosstabulation

Count

agama

Total islam kristen budha

tingkat stres Ringan 19 19 1 39

sedang 2 6 0 8

berat 1 2 1 4

Total 22 27 2 51

(50)

Count

tingkat ansietas * jeniskelamin Crosstabulation

Count

tingkat ansietas * usia Crosstabulation

Count

usia

Total 18-40th 41-60th >61th

tingkat ansietas ringan 10 24 11 45

sedang 0 4 2 6

Total 10 28 13 51

tingkat ansietas * status Crosstabulation

(51)

tingkat ansietas * suku Crosstabulation

tingkat ansietas * pendidikan Crosstabulation

Count

tingkat ansietas * pekerjaan Crosstabulation

Count

swasta wiraswasta IRT

tidak

bekerja lainnya

(52)

sedang 0 1 0 3 1 1 0 6

Total 5 2 1 20 11 8 4 51

tingkat ansietas * penghasilan Crosstabulation

Count

penghasilan

Total < 1juta 2-3 juta > 3 juta

tingkat ansietas ringan 9 19 17 45

sedang 2 4 0 6

Total 11 23 17 51

tingkat ansietas * agama Crosstabulation

Count

agama

Total islam kristen budha

tingkat ansietas ringan 19 25 1 45

sedang 3 2 1 6

Total 22 27 2 51

tingkat ansietas * jaminankesehatan Crosstabulation

Count

jaminankesehata

n

Total BPJS

(53)

Count

jeniskelamin

Total Laki-laki Perempuan

tingkat depresi ringan 24 21 45

sedang 3 2 5

barat 1 0 1

Total 28 23 51

tingkat depresi * usia Crosstabulation

Count

usia

Total 18-40th 41-60th >61th

tingkat depresi ringan 10 24 11 45

sedang 0 3 2 5

barat 0 1 0 1

Total 10 28 13 51

tingkat depresi * status Crosstabulation

Count

status

Total menikah belum menikah

tingkat depresi ringan 39 6 45

sedang 4 1 5

barat 1 0 1

(54)

tingkat depresi * suku Crosstabulation

tingkat depresi * pendidikan Crosstabulation

Count

tingkat depresi * pekerjaan Crosstabulation

Count

swasta wiraswasta IRT

(55)

Total < 1juta 2-3 juta > 3 juta

tingkat depresi ringan 9 21 15 45

sedang 2 1 2 5

barat 0 1 0 1

Total 11 23 17 51

tingkat depresi * agama Crosstabulation

Count

Agama

Total Islam kristen budha

tingkat depresi ringan 22 22 1 45

sedang 0 4 1 5

barat 0 1 0 1

Total 22 27 2 51

tingkat depresi * jaminankesehatan Crosstabulation

Count

Jaminan

kesehatan

Total BPJS

tingkat depresi ringan 45 45

sedang 5 5

barat 1 1

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

Lampiran 22

Taksasi Dana Penelitian

No Nama kegiatan Biaya

1. Proposal

- Penelusuran literatur dari internet - Percetakan literatur dari internet

- Potokopi literatur dari buku dan pembelian buku

- Percetakan proposal

- Penggandaan dan penjilidan proposal

Rp 50.000,-

- Penggandaan lembar observasi dan lembar persetujuan responden

- Souvenir penelitian,

Rp 150.000,- Rp 150.000,- Rp 500.000,-

3. - Analisa data dan penyusunan laporan - Percetakan skripsi

- Penggandaan dan penjilidan skripsi

Rp 100.000,- Rp 100.000,- Rp 20.000,-

4. Biaya tak terduga Rp 100.000,-

(67)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nadya Saqinah Elqarana

Tempat Tanggal Lahir : Sei Intan, 03 Juni 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Gajah Mada no. 62 KM. 19 Binjai Timur

Riwayat Pendidikan :

1. TK Tunas Harapan PTP Nusantara V kebun Sei Intan Tahun 1998-2000

2. SDNegeri 048 Pagaran Tapah Darussalam Tahun 2000-2006

3. MTs Muhammadiyah Padangpanjang Tahun 2006-2009

4. SMA Negeri 2 Padangpanjang Tahun 2009-2012

5. S1 Fakultas Keperawatan USU Tahun 2012- sekarang

Riwayat Berorganisasi:

(68)

68

DAFTAR PUSTAKA

Audrey T, Albert. (2015). Hubungan Antara Karakteristik Pasien dengan Adekuasi Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan pada tahun 2014. Diunduh pada tanggal 19 Januari 2016 dari: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/44743

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asiah M.D. (2005). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Ibu Rumah Tangga di Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Diunduh pada tanggal 3 Juni 2016. Dari:

http://jurnal.unsyiah.ac.id/JBE/article/download/404/577

Astiti, A. (2014). Analisa Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Panembahan Senopati. Diunduh pada tanggal 3 Juni 2016 dari:

http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t34732.pdf

Battistella, M. (2012). Management of Depression in Hemodialysis Patient. The

CANNT Journal, 22 (3), 29-34

Bayhakki, Hatthakit U. (2012). Lived experiences of patients on hemodialysis: A meta-synthesis. Nephrol Nursing J.

Caninsti,R. (2007). Gambaran Kecemasan dan Depresi pada Penderita Gagal Ginjal kronis yang Menjalani Hemodialisa. Diunduh tanggal 18 Oktober 2009 dari:

http://www.ui.ac.id/opac/themes/libri/detail.jsp?id=94222&lokasi=lokal

Cichocki, M. (2009). Dealing with HIV & Depression when Sadness Takes Over. [Online]. Tersedia: http://aids.about.com/es/condition/a/depression.htm.

Cruz, Fleck, and Polanczyk. (2010). Depression as a Determinant of Quality of

Life in Patient with Chronic Disease: data from Brazil. Journal of Society for Development in New Net Environment.

Doengoes, Mariynn E, Mary Frances Moorhouse dan alice C. Geisser. (2000). Rencana Asuhan keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

(69)

Hawari, D. (2008). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FK UI

Hawari, D. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FK UI

Hedayati, S. S., Bosworth, H. B., Briley, L. P., Sloane, R. J., Pieper, C. F., & Kimmel, P. L., et al. (2008). Death or Hospitalization of Patients on

Chronic Hemodialisys is Associated with a Physician Based Diagnosis Depression. Kidnes International.

Hurlock, E.B. (2004). Developmental psychology. Jakarta: Erlangga.

Ibrahim AS. Menyiasati gangguan cemas. Diunduh Tanggal 3 juni 2016.dari: http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews& kode=902&tbl=artikel.

Keskin, G. & Engin, E. (2011). The Evaluation of Depression, Suicidal Ideation

and Koping Strategies in Hemodialisys Patient with Renal Failure. Journal of Clinical Nursing.

Kurella, M., Kimmel, P. L., Young, B. S., & Chertow, G. M. (2005). Suicide in

the US end Stage Renal Disease Program. Journal of the American Society of Nephrology.

Kozier, B., Erb, G., Bernman & Snyder. (2004). Fundamental of

nursing:Concept, process and practice.(7th). USA:Pearson.

Lai KN. (2009). A practical manual of renal medicine. Singapore. World scientific publishing.

Lemone, P., & Burke, K. M. (2008). Medical Surgical Nursing: Critical

Thingking in Client Care. 6th Edition. New Jersey : Prentice Hall Health.

Lestari, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

LeungDKC. Psychososial aspect in renal ptients. Proccesdings of the first asian chapter meeting – ISPD. December 12-15, 2002, hongkong peritoneal dialysis international, vol 23 (2003), Supplement 2.

(70)

70

Lumenta. (2001). Terapi hemodialisa dan transplantasi. Diperoleh tanggal 19 januari 2016 dari http://www.indonesiannurse.com

Mahdiana, R. (2011). Panduan Kesehatan Jantung dan Ginjal. Yogyakarta: Citra Medical Yogyakarta.

Mutaqqin, kumala (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika

Nasir, A. & Muhith, A. (2011). Dasar- dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan

Teori. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pane, J. P. (2014). Hubungan Antara Koping dengan Resiliensi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Diunduh pada tanggal 19 Januari 2016 dari: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/49412.

Pieter, dkk. (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Pinarona, F. A. (2014). Pengaruh Kecemasan dan Dukungan Sosial Terhadap Kepatuhan Pasien Menjalankan Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2016 dari: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/54906

Potter, P. A. & Perry, G. A. (2005). Fundamental of Nursing:Concept, Process

and Practice. (4th ed). Vol 1. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P. A. & Perry, G. A. (2006). Fundamental of Nursing:Concept, Process

and Practice. (4th ed). Vol 2. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P. A. & Perry, G. A. (2010). Fundamental of Nursing:Concept, Process

and Practice. (7th ed). Jakarta: Salemba Medika

Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

(71)

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=96013&val=5073

Ratnawati. 2011. Tingkat Kecemasan Pasien dengan Tindakan Hemodialisa di Blud RSU DR. M.M Dunda Kabupaten Gorontalo. Jurnal Health & Sport. Vol 3. 285-362.

Rustina. (2012). Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Naskah Publikasi. Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2015 dari:

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/viewFile/1776/1723

Sandra, Nishfa, W., Dewi, Y. I. (2012). Gambaran Stres pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Menjalani Terapi Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2015 dari: http://www.ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/download

Smeltzer, S.C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth (terjemahan volume II). Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Vol2. Jakarta: EGC.

Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta:EGC

Sumiati, dkk. 2010. Kesehatan Jiwa Remaja & Konseling. Jakarta: Trans Info Media.

Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Widodo. (2010). Zat besi dan peranannya pada pasien penyakit ginjal kronik. http://ika.or.id/print.php?id=325, diunduh tanggal 3 juni 2016.

Wijaya, A. S & Putri, Y. M. (2013) KMB Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.

Wijaya A. (2005). Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis dan Mengalami Depresi. Tesis, Universitas Indonesia: Depok.

Wijayakusuma. (2008). Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang MenjalaniHemodialisis dan Mengalami Depresi. Thesis. Diunduh pada tanggal 3 Juni 2016. Dari:

(72)

72

Wolman, B.B. & Stricker, G. (1994). A Hand Book. Anxiety and related disorder. New York: John Wily& Sons, Inc

Yunitasari, L. (2011). Hubungan Beberapa Faktor Demografi dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pasca Diagnosis Kanker di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Medica Hospitalia, Vol 1(2), 126-129. Diakses tanggal 17 Juni 2016 dari:

(73)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Kerangka Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat

stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di Klinik

Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.

Skema 3.1 Kerangka Penelitian

Stres

Ansietas

Depresi

Pasien Yang Menjalani

(74)

43

3.2.Definisi Operasional.

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Stres Reaksi tubuh yang

2 Ansietas Perasaan khawatir,

(75)

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Medan

3 Depresi Perasaan sedih,

(76)

45

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan

pendekatan Cross-Sectional yaitu subjek diukur sekali saja dalam kurun waktu

yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012), yang bertujuan untuk mengidentifikasi

tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di

Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.

4.2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang

menjalani hemodialisa dibawah satu tahun di Klinik Spesialis Ginjal dan

Hipertensi Rasyida Medan. Berdasarkan jumlah pasien pada bulan Oktober 2015

pasien yang menjalani Hemodialisa selama satu tahun terakhir (dibawah satu

tahun) sebanyak 105 orang.

4.3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah puposive sampling, yaitu peneliti menetapkan responden yang menjadi

sampel berdasarkan kriteria inklusi, dengan besar sampel menggunakan rumus

(77)

n

=

+��

2

n

=

5

+ 5 ,

2

n= 5

1

,2 (dibulatkan 51)

dimana :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan (10%)

sehingga didapati sampel sebanyak 51 orang. Kriteria inklusi pada

penelitian ini adalah pasien yang bersedia menjadi responden, pasien dalam

keadaan sadar, pasien dapat berkomunikasi dan mengerti berbahasa indonesia,

pasien yang menjalani hemodialisa kurang dari satu tahun (1-12 bulan).

4.4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi

Rasyida Medan. Lokasi penelitian ini dipilih karena klinik tersebut hanya

menangani pasien yang menjalani hemodialisa dan jumlah pasien memadai serta

efektifitas waktu dan biaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

2015 sampai dengan Juni 2016 dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei

(78)

47

4.5. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari institusi

Fakultas Keperawatan dan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara serta izin dari Klinik Spesialis

Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.

Sebelum menyerahkan informed consent (lembar persetujuan sebagai

responden), peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

kepada calon responden. Bagi responden yang bersedia untuk diteliti, peneliti

menyerahkan informed consent untuk ditandatangani sebagai bukti kesediaan

responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Pasien memiliki hak untuk

menolak keikutsertaannya dalam penelitian ini atau mengundurkan diri, peneliti

tidak memaksa dan menghormati haknya.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama

responden pada lembar kuesioner dan hanya memberikan kode tertentu pada

lembar pengumpulan data (anomity). Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh

subyek dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada

hasil penelitian (confidentiality).

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

terdiri dari dua bagian, yaitu data demografi dan data tingkat stres, ansietas dan

(79)

Data tingkat stres, ansietas dan depresi menggunakan kuisioner yang telah

dimodifikasi dari DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scales) yang

dipublikasikan Psychology Foundation of Australia (2014) dan telah

diterjemahkan oleh Evelina Debora Damanik, M.Psi dari Universitas Indonesia

serta telah diuji reliabilitasnya dengan dua kali melakukan uji dengan jumlah

sampel 144 orang dan didapatkan nilai α = 0,9483. DASS 42 terdiri dari 42

pernyataan dan terbagi menjadi 14 pertanyaan terkait Stres (1, 6, 8, 11, 12, 14, 18,

22, 27, 29, 32, 33, 35, 39), 14 pertanyaan terkait Ansietas (2, 4, 7, 9, 15, 19, 20,

23, 25, 28, 30, 36, 40, 41) dan 14 pertanyaan terkait Depresi (3, 5, 10, 13, 16, 17,

21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42). Pada penelitian ini menggunakan DASS 42 yang

sudah dimodifikasi yaitu pernyataan nomor 4, 5, 7, 19, 25 dan 41, berbentuk skala

Likert dengan bentuk jawaban tidak pernah, jarang, sering, selalu. Untuk jawaban

tidak pernah diberi nilai 0, jawaban jarang diberi nilai 1, jawaban sering diberi

nilai 2 dan jawaban selalu diberi nilai 3. Hasil ukur pada Stres dinilai berdasarkan:

Ringan = 0-14, Sedang = 15-28, Berat = 29-42. Hasil ukur pada Ansietas dinilai

berdasarkan: Ringan = 0-14, Sedang = 15-28, Berat = 29-42. Hasil ukur pada

Depresi dinilai berdasarkan: Ringan = 0-14, Sedang = 15-28, Berat = 29-42.

4.7. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

4.7.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data

(80)

49

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2013). Uji validasi dilakukan dengan

cara mengoreksi instrumen dilakukan penilaian oleh 1 orang dosen yang

berkompeten dari Depatemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan uji validasi tersebut, kalimat pernyataan

dalam kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan

item-item pernyataan yang dapat mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai

dengan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Uji validitas yang telah dikerjakan

valid maka peneliti melanjutkan ke uji reliabilitas.

4.7.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen

yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya

juga (Arikunto, 2013). Uji Reliabilitas dilakukan pada 30 responden di RSUD Dr.

Pirngadi Medan yang sesuai dengan kriteria. Dari hasil analisa yang digunakan

dengan Cronbach Alpha didapatkan nilai koofisien reliabilitas 0,937 sehingga

peneliti menyimpulkan bahwa kuisioner tersebut sudah reliabel untuk digunakan

(81)

4.8. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan terlebih dahulu

mendapatkan izin pelaksanaan penelitian dari institusi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan izin dari Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi

Rasyida Medan. Setelah itu peneliti diberikan jadwal kunjungan calon responden.

Lalu, peneliti datang ke Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

sesuai dengan jadwal yang diperbolehkan datang dan menemui calon responden

untuk pengumpulan data. Peneliti melakukan pendekatan dan memberi penjelasan

kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan penelitian

dan cara menjawab kuisioner. Selanjutnya peneliti meminta kesediaan calon

responden untuk menandatangani informed consent sebagai bentuk persetujuan

bersedia menjadi responden. Kemudiaan peneliti mewawancarai responden sesuai

dengan isi kuisioner. Kemudian peneliti mengolah/menganalisa data yang telah

terkumpul.

4.9. Analisis Data

Ketika melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah dengan tujuan

mengubah data menjadi informasi. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah analisis univariate yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik

variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Pengolahan data dilakukan melalui

beberapa tahap yang terdiri dari editing untuk memeriksa kembali kelengkapan

data responden serta memastikan bahwa semua pernyataan telah diisi. Selanjutnya

setiap kuesioner diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam

(82)

51

lembar observasi ke dalam program komputer (entry data) dan dilakukan

pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Variabel

digambarkan secara tunggal dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dihitung

(83)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

gambaran tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani

hemodialisa di Kinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan. Penelitian

dilakukan pada tanggal 2-4 Mei 2016 dengan Responden dalam penelitian ini

berjumlah 51 orang.

5.1.1. Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,

pekerjaan, status pernikahan, penghasilan perbulan, agama, suku,dan jaminan

kesehatan. Karakteristik demografi responden dapat dilihat lebih lengkapnya pada

tabel 5.1.

Tabel 5.1 Karakteristik pasien hemodialisa diKlinik Spesialis Ginjal dan

Hipertensi Rasyida Medan tahun 2016 (n=51)

(84)

53

(85)

dengan rentang 40-60 tahun. Pendidikan terakhir responden kebanyakan adalah

SMA sebanyak 23 responden (45,1%) diikuti dengan perguruan tinggi sebanyak

15responden (29,4%). Pekerjaan terbanyak responden adalah wiraswasta

sebnayak 20 responden (39,2%). Mayoritas responden status pernikahan sebanyak

44responden (86,3%) menikah dengan berpengahasilan 2-3 juta perbulan

sebanyak 23 responden (45,1%) diikuti dengan pengahasilan >3 juta perbulan

sebanyak 17 responden (33,3%). Agama didominasi oleh agama kristen sebanyak

27 responden (52,9%). Mayoritas bersuku batak sebanyak 37 responden (72,5%)

dan seluruh responden memiliki jaminan kesehatan BPJS sebanyak 51 responden

(100%).

5.1.2. Hasil Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi Responden

Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa gambaran tingkat Stres yaitu

sebanyak 39 dari 51 responden (76,5%) berada pada tingkat stres ringan, sebanyak

8 responden (15,7%) dengan tingkatan stres sedang, sebanyak 4 responden (7,8%)

dengan tingkatan stres berat. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Gambaran Tingkat Strespasien hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Medan (n=51)

Tingkatan frekuensi (f) Persentase (%)

Ringan 39 76,5

Sedang 8 15,7

Berat 4 7,8

Secara keseluruhan tingkat stres pasien yang menjalani hemodialisa paling

(86)

55

Hasil penelitian ini juga diperoleh data bahwa gambaran tingkat Ansietas

yaitu sebanyak 45 dari 51 responden (88,2%) mengalami ansietas ringan,

sebanyak 6 responden (11,8%) dengan tingkatansietas sedang. Lebih lengkapnya

dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Gambaran Tingkat Ansietas pasien hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Medan (n=51)

Tingkatan frekuensi (f) Persentase (%)

Ringan 45 88,2

Sedang 6 11,8

Berat 0 0

Secara keseluruhan tingkat ansietas pasien yang menjalani hemodialisa

paling banyak mengalami ansietas ringan (88,2%).

Hasil penelitian ini juga diperoleh data bahwa gambaran tingkat depresi

yaitu sebanyak 45 dari 51 responden (88,2%) mengalami depresi ringan, sebanyak

5 responden (9,8%) mengalami depresi sedang dan sebanyak 1 responden (2%)

mengalami depresiberat. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4Gambaran Tingkat Depresi pasien hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Medan (n=51)

Tingkatan frekuensi (f) Persentase (%)

Ringan 45 88,2

Sedang 5 9,8

Berat 1 2,0

Secara keseluruhan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisa

(87)

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian ini disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu

menggambarkan tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani

hemodialisa di Klinik spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.

5.2.1. Gambaran tingkat stres pada pasien yang menjalani hemodialisa

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien hemodialisa di Klinik

Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan mengalami stres ringan (76,5%).

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandra, dkk (2012)

yang dilakukan di ruang hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, yang

mendapatkan hasil 58% responden tingkat stres pada pasien yang menjalani

hemodialisa dalam kategori sedang. Hasil penelitian didapati dalam tingkat ringan

dikarenakan dukungan keluarga yang baik dan kondisi lingkungan serta pelayanan

yang memberikan ketenangan batin bagi pasien dalam menjalani hemodialisa. Hal

ini terlihat ketika pasien menjalani hemodialisa selalu ditemani anggota

keluargasaat cuci darah dan terlihat ekspresi wajah yang tenang dan ketika

ditanya, kebanyakan pasien menjawab bahwa dirinya tak perlu takut akan

penyakit yang diderita karena begitu banyak diruangan tersebut yang sama dengan

dirinya.

Dukungan sosial merupakan sumber daya eksternal utama dalam

menghadapi masalah. Dukungan keluarga bisa didapat dari keluarga, lingkungan

dan tim kesehatan (Smeltzer & Bare, 2001). Hal ini jugadidukung penelitin

(88)

57

telah mampu menyesuaikan diri dengan penyakitnya dan beranggapan bahwa

dengan menjalani terapi hemodialisa bukan berarti tidak dapat lagi beraktivitas.

Sementara jika dilihat dari rentang usia, responden terbanyak berada dalam

kategori tingkat dewasa madya yaitu 40-60 tahun (54,9%) dan berada pada

rentangstres ringan. Hurlock (2007) berpendapat bahwa individu dengan rentang

usia 41-60 tahun disebut sebagai masa dewasa pertengahan (dewasa madya)

dimana pada masa ini akan mulai terjadi penurunan kemampuan fisik dan

psikologis, namun individu pada masa ini telah mampu menentukan

masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga cukup stabil dan matang secara

emosi dalam menghadapi permasalahan hidup terutama penyakit yang

dideritanya. Individu yang telah mencapai kematangan emosi akan mampu

mengontrol dan mengendalikan emosinya, dapat berpikir secara baik dengan

melihat persoalan secara objektif dan mampu mengambil sikap dan

keputusan.Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa masa ini merupakan masa

keberhasilan dari segi keuangan dan sosial termasuk kekuasaan dan prestise. Masa

ini juga merupakan masa bahagia bagi sebagian pasangan suami istri, walaupun

pada masa ini anak-anak tidak tinggal bersama dengan orang tua lagi, namun

justru merasa lebih bahagia karena merasa bebas mencapai karier dan lebih

banyak menghabiskan waktu luang bersama pasangan dibandingkan masa dewasa

muda sehingga cenderung menanggapi suatu penyakit dengan sikap terbuka

(89)

bahwa dengan sudah menikahnya pasien yang menjalani terapi hemodialisa,

tingkat stres akan menurun seiring dengan dukungan sosial yang akan diberikan

dari keluarga terutama pasangan hidup. Sebaliknya jika belum menikah ada

kecenderungan pasien memiliki tingkat stres yang tinggi.

Yunitasari (2012) mengatakan dalam hasil penelitiannya bahwa ada

hubungan yang bermakna antara faktor ekonomi dengan tingkat stres. Semakin

tinggi tingkat ekonomi maka semakin rendah stres yang dialami oleh pasien. Hal

ini terlihat dari data demografi bahwa mayoritas pasien memiliki penghasilan

2-3juta (45,1%)diikuti dengan penghasilan >2-3juta sebulan (33,3%) juga memiliki

asuransi kesehatan BPJS (100%) dan mayoritas pekerjaan wiraswasta (39,2%).

Berdasarkan tingkat stres terdapat 8 responden (15,7%) mengalami stres

sedang.Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang

mempengaruhi konsep diri. Stresor konsep diri adalah segala perubahan nyata

yang mengancam identitas, citra tubuh, harga diri dan perilaku peran (Perry &

Potter, 2005). Stress bisa memiliki konsekuensi secara fisik, emosional,

intelektual, sosial dan spiritual. Biasanya hal tersebut tercampur aduk, karena

akibat yang ditimbulkan oleh stres mempengaruhi keseluruhan individu. Secara

emosional, stress dapat mengakibatkan perasaan negatif atau nonkonstruktif

terhadap diri (Kozier, Erb, Berman & Snyder (2004). Hal ini dapat terlihat 15,7%

responden menjawab sering mudah kesal, mudah marahdan mudah tersinggung.

Berdasarkan tingkat stres pasien hemodialisa didapatkan 4 responden

(90)

59

keterbatasan pasien untuk bekerja (Ibrahim, 2009). Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian bahwa 45% responden yang berpenghasilan kurang dari 1 juta rupiah

perbulan mengalami stres. Meskipun biaya dialisis dibantu, akan menimbulkan

masalah besar dalam hal keuangan dipihak pasien dan keluarganya, sehingga

masih menyisakan sejumlah persoalan penting sebagai dampak dari penyakit dan

terapi hemodialisis (Ibrahim, 2009). Hal ini juga terlihat ketika peneliti meneliti

sebagian dari responden bercerita tentang pekerjaan nya yang terhambat karena

menjalani hemodialisa.

5.2.2 Gambaran tingkat ansietas pada pasien yang menjalani hemodialisa

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien hemodialisa di Klinik

Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan mayoritas mengalami ansietas

ringan (88,2%). Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Ratnawati

(2011) yang dilakukan di BLUD RSU Dr M. M Dunda Kabupaten Gorontalo,

yang didapati hasil 40% berada dalam kategori ansietas ringan.Pasien hemodialisa

mengalami ansietas ringan dikarenakan mekanisme koping pasien yang baik dan

Strategi spiritualitas yang baik. Hal ini terlihat ketika peneliti menanyakan

beberapa pertanyaan terkait arti hidup kebanyakan mereka menajawab dengan

antusias bahwa mereka selalu positif tentang masa depan dan merasa hidupnya

selalu berharga sebagai seorang manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Strategi spritualitas yang dilakukan oleh penderita penyakit kronis

(91)

penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual.

Kekuatan spiritualitas seseorang dapat menjadi faktor penting dalam cara

menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh penyakit kronis (Potter & Perry,

2005).

Sementara terlihat dari jenis kelamin, mayoritas responden berjenis

kelamin laki-laki (54,9%)data demografi jenis kelamin ini mempengaruhi tingkat

ansietas. Menurut Kanel, et al (2004), mengungkapkan bahwa perempuan lebih

mudah mengalami ansietas dibanding laki-laki. Menurutnya laki-laki itu bersifat

aktif, sedangkan perempuan memiliki sifat lebih sensitif. Laki-laki lebih rileks

dibanding perempuan.

Hampir seluruh responden mayoritas responden bersuku batak

(72,5%)denganhubungan kekerabatan sangat tinggi. Apabila ada orang yang

mengalami kemalangan atau sakit maka kerabat akan datang silih berganti untuk

memberipenghiburan kepada orang yang mengalami kemalangan atau sakit

tersebut(Sudiharto, 2007).Dukungan ini memperlihatkan kepedulian dan kasih

sayang bagi pasien sehingga sangat berarti baginya dalam melakukan koping yang

adaptifdalam menghadapi penyakitnya dan menjalani hemodialisa.

Mayoritasresponden memiliki penghasilan 2-3juta (45,1%)diikuti dengan

penghasilan >3juta sebulan (33,3%) dan memiliki asuransi kesehatan BPJS

(100%), mayorits pekerjaan wiraswasta (39,2%). penulis berpendapat bahwa hal

ini merupakan sebagian alasan yang menyebabkan tingkat ansietas responden

(92)

61

penelitiannya bahwa status sosial ekonomi, pengetahuan dan tingkat pendidikan

berhubungan dengan tingkat kecemasan.

Ditinjau dari tingkat pendidikan, pendidikan terakhir responden adalah

tingkat SMA sebanyak 23 orang (45,1%). Menurut Entjang (1985 dalam Asiah,

2005) berpendapat bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pola berpikir

individu dimana tingkat pendidikan yang tinggi akan memperluas cara

berpikirnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi dan pengontrolan

terhadap stressor ansietasakan lebih baik, selain itu individu yang memiliki

pendidikan yang lebih tinggi akan lebih baik perkembangan kognitifnya

dibandingkan seseorang pendidikan lebih rendah sehingga akan mempunyai

penilaian yang lebih realititas dan menjadikan masalah penyakit adalah sesuatu

yang mesti dihadapi (Septiyan, 2007).

Berdasarkan tingkat ansietas terdapat 6 responden (11,8%) mengalami

ansietas sedang. Ansietas disebabkan karena pasien merasa khawatir dan takut

akan suatu hal.Selain itu pasien hemodialisa juga mempunyai keterbatasan peran

dalam kehidupannya di keluarga dan dimasyarakat. Terapi hemodialisa akan

mengurangi waktu aktivitas pasien, sehingga dapat menimbulkan konflik pada diri

pasien atau peran pasien dalam sosial berkurang (Smeltzer& Bare2002). Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian bahwa 31,4% responden sering merasa merasa

sangat cemas dan akan merasa sangat lega jika semua ini berakhir. Selain itu

(93)

1994) bahwa sistem kognitif berperan penting dalam penilaian yang dibentuk

individu mengenai bahaya dan sumber daya yang dimilikinya.

5.2.3 Gambaran tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien hemodialisa di Klinik

Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan mengalami depresiringan (88,2%)

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh astiti (2014) di RSUD

Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil 25 dari 37 responden (67,7%)

mengalami depresi ringan.Smeltzer & Bare (2002) mengatakan dampak dari

penyakit akut maupun kronis dapat menimbulkan beberapa reaksi emosional,

salah satu dari reaksi emosional tersebut yaitu depresi. Penelitian Rustina (2012)

mendapatkan hasil tingkat depresi ringan sebanyak 19 orang (28,36%) dari 24

pasien yang terkena depresi.

Hasil penelitian ini berkaitan dengan kualitas hidup pasien yang baik dan

dukungan sosial keluarga, terlihat ketika pasien menjalani hemodialisa tidak ada

keluhan fisik yang terjadi seperti tidak ada muntah, odem, pusing, dan mereka

selalu beraktivitas mengobrol dan berbicara seperti layaknya orang sehat biasa.

Penelitian Wijaya (2005) mengatakan terdapat hubungan antara kualitas

hidup pasien dengan depresi pada pasien gagal ginjal kronik. Depresi berkaitan

erat dengan kulitas hidup pasien. Berdasarkan teori kualitas hidup pasien dapat

dilihat dari aspek fisik, psikologi, sosial, dan spiritual. Kualitas hidup pasien yang

baik dari segi fisik dapat dilihat dari sedikitnya keluhan fisik yang dialami seperti

(94)

63

untuk masalah sosial dapat dilihat dari dukungan keluarga yang baik, dukungan

dari lingkungan, tenaga kesehatan, dan dukungan dari pasangan. Jika

keluhan-keluhan fisik, psikologis, dan spiritual ini tidak dialami pasien dan pasien merasa

nyaman dengan keadaan, maka dapat dikatakan kulitas hidup pasien baik,

sehingga dapat mengurangi tingkat depresi pada pasien, ini dikarenakan stresor

yang diperoleh oleh pasien merupakan stresor yang positif.

Mayoritas reponden memilik status pernikahan menikah (86,3%), Individu

yang memiliki pasangan hidup akan memiliki motivasi lebih tinggi terhadap pola

hidup yang sehat, dikarenakan pasien akan mendapatkan dukungan dari

masing-masing pasangan. Dukungan yang diberikan akan berpengaruh terhadap kesehatan

fisik dan psikologis (Astiti, 2014).

Terlihat dari data demografi kebanyakan pasien berada pada pendidikan

SMA (45,1%) yang diikuti pendidikan perguruan tinggi (29,4%), Pasien yang

memiliki tingkat pendidikan tinggi akan mencari perawatan dan pengobatan

penyakit yang dideritanya, serta memilih dan memutuskan tindakan untuk

mengatasi masalah kesehatannya. Notoatmodjo (2005) juga mengatakan bahwa

pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting untuk

terbentuknya perilaku, sehingga seseorang yang pendidikan tinggi cenderung akan

berperilaku positif (Astiti, 2014).

(95)

sedih yang dialami oleh responden terutama saat pertama kali pasien dinyatakan

gagal ginjal dan harus menjalani hemodialisis sepanjang hidupnya atau

memerlukan transplantasi ginjal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa

9,8% pasien sering sekali merasa sedih. Faktor psikososial juga berkontribusi

menyebabkan pasien menjadi depresi seperti merasa kehilangan, beban hidup,

ketergantungan biaya atau kesulitan hidup, perasaan negatif seperti perasaan

bersalah, pesimis, malu, cemas dan putus asa (Wijaya, 2005). Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian bahwa 5,9% responden sering merasa putus asa.

Berdasarkan tabel juga didapati 1 responden (2%) mengalami depresi

berat. Menurut Farida (2010) perubahan kebutuhan fisiologis yang dialami selama

menjalani hemodialisa berupa kelemahan fisik, hal ini sesuai dengan apa yang

diungkapkan oleh semua partisipan. Kelemahan fisik pada pasien yang menjalani

hemodialisa dapat terjadi akibat adanya anemia, yang disebabkan oleh

menurunnya produksi eritropoetin akibat kerusakan fungsi ginjal. Anemia

merupakan suatu keadaan dimana sel darah merah didalam tubuh kurang dari

normal. Anemia yang secara tipikal mencakup gejala-gejala letih dan lesu

(Widodo, 2000). Kelemahan fisik ini dapat dilihat pada hasil wawancara 5,9 %

responden mengatakan merasa pergerakannya lambat sejak hemodialisa

dilakukan.

Terapi hemodialisa yang dijalani oleh responden menimbulkan banyak

perubahan pada kondisi fisik maupun pada penampilan tubuhnya. Perubahan

kondisi fisik menyebabkan aktivitas responden menjadi terhambat dan tidak dapat

(96)

65

lelah dan bagian-bagian tubuh berubah seperti kaki membengkak, perut

(97)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tentang gambaran tingkat stres, ansietas dan

depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan

Hipertensi Rasyida Medan disimpulkan bahwa pasien yang menjalani hemodialisa

mengalami stres, ansietas dan depresi dalam rentang ringan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penting diberikan saran kepada

berbagai pihak yaitu:

6.2.1 Untuk Pendidikan Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien sebagian besar

mengalami tingkatan dalam kategori tidak stres, tidak ansietas dan tidak depresi.

Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan perlu menambah referensi lagi hal yang

tekait dengan tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien penyakit kronis

lainnya.

6.2.2 Untuk Pelayanan Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien sebagian besar

mengalami tingkatan dalam kategori tidak stres, tidak ansietas dan tidak depresi.

Bagi pelayanan keperawatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dengan

baik lagi dan memberi penanganan yang tepat tentang cara mengatasi masalah

(98)

67

6.2.3 Bagi Penelitian Keperawatan

Terkait penelitian ini perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut diharapkan

untuk menambah jumlah responden penelitian dan dapat menggunakan instrumen

Gambar

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Stres Pasien yang menjalani hemodialisa (n=51)
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Ansietas Pasien yang menjalani hemodialisa (n=51)
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Depresi Pasien yang menjalani hemodialisa (n=51) No Pernyataan TP KK SR SS
Tabel 3.1. Definisi Operasional
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi Pengadaan Plastik Takah Bening dan Sampul Takah Biru pada Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VIII

[r]

(Enam puluh satu juta lima ratus ribu rupiah). Atas perhatiannya kami ucapkan

BPRS Amanah Insan Cita, dan untuk mengetahui masalah yang timbul dalam pelaksanaan pengawasan pembiayaan bermasalah oleh account officer pada PT BPRS Amanah

Pada aliran sistem informasi (ASI) Lama dalam kasus ini ada bagian bagian yang berhubungan langsung dan terdiri dari 4 entity yaitu : Pemilih, TPS, PPK(Panitia

Usaha tani padi merupakan salah satu usaha dibidang pertanian yang cukup menjanjikan.Desa Terutung Megara Bakhu merupakan salah satu desa di Kabupaten Aceh Tenggara

Melalui Penulisan Ilmiah yang berjudul âPenerapan Operator Overloading C++ Untuk Pengolahan Matriks,â Penulis menjelaskan bagaimana cara membebanlebihi (overloading)