Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi Pada Pasien yang Menjalani
Hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan
Saya yang bernama Nadya Saqinah Elqarana / NIM 121101048 adalah
mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi pada Pasien yang Menjanalani Hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran
tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di
Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk
menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya memohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur apa adanya. Partisipasi
Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden penelitian
atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi dan semua informasi
yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk
keperluan penelitian. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini,
silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir ini.
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.
Peneliti Responden
Kuesioner Penelitian
Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi Pada Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan
No. Responden : (diisi oleh peneliti)
1. Data Demografi
Petunjuk pengisian :
Di bawah ini adalah data demografi yang dibutuhkan sebagai identitas responden penelitian. Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya, dengan memberi tanda check list (√ ) pada kotak yang telah
Petani/Buruh Karyawan Swasta Wiraswasta Lainnya
8. Penghasilan per Bulan : < Rp. 1.000.000,-
Rp. 1.000.000,- s/d Rp 3.000.000,- > Rp. 3.000.000,-
9. Jaminan Kesehatan : BPJS/Asuransi kesehatan Tidak Ada
1. Pernyataan di bawah ini biasa digunakan untuk menggambarkan perasaan seseorang. Bacalah masing-masing pernyataan di bawah ini kemudian beri tanda check list (√ ) pada kotak yang tersedia di sebelah kanan untuk menunjukkan bagaimana perasaan Bapak/Ibu pada saat menjalani hemodialisa. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jangan habiskan waktu terlalu banyak pada satu pernyataan tetapi berikanlah jawaban yang paling sesuai dengan perasaan Bapak/Ibu pada umumnya.
2. 0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
No Pertanyaan 0 1 2 3
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal sepele.
2 Saya merasa bibir saya kering.
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.
4 Saya mengalami gangguan pada sistem pencernaan (seperti : sukar buang air besar atau diare).
5 Saya sepertinya ingin melarikan diri dari masalah.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
7
Saya mengalami gangguan tidur (seperti : terbangun pada malam hari, sulit untuk tidur nyenyak, mengalami mimpi buruk atau mimpi yang menakutkan).
9
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika semua ini berakhir.
10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
12 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi karena cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
14 Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan (misalnya: menunggu sesuatu).
15 Saya merasa bibir saya bergetar.
16 Saya merasasaya kehilangan minat akan segala hal.
17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
19 Saya mengalami sakit pada lambung
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23 Saya mengalami kesulitan menelan.
24 Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang saya lakukan.
29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah ada sesuatu yang membuat saya kesal.
30 Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele yang tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.
32 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap hal yang sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
35 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi saya menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan.
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.
39 Saya menjadi mudah gelisah.
40 Saya merasa khawatir terhadap situasi yang mungkin membuat saya panik dan mempermalukan diri sendiri.
41 Saya merasa sulit berkonsentrasi
Validitas dan Reliabilitas Klasifikasi koefisien sangat sesuai sangat
sesuai sangat sesuai sesuai sesuai sangat sesuai sesuai
sangat
sesuai sangat sesuai sangat sesuai sangat sesuai sesuai sangat sesuai
sangat
sangat sesuai sangat sesuai
sangat sesuai sangat sesuai sesuai
sangat sesuai
sangat sesuai
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3 = 1 3/3=1 3/3 = 1 3/3 = 1
sangat sesuai
sangat
sesuai sangat sesuai
sangat sesuai sangat sesuai
sangat sesuai sangat sesuai
sangat
sesuai sangat sesuai sangat sesuai sesuai sangat sesuai
P : Pernyataan
S : R-Lo
R : Angka yang diberikan oleh penilai
Lo : Angka penilaian validitas terendah (1) N : Jumlah penilai (1)
C : Angka penilaian validitas tertinggi (4) n(C-1) : 1(4-1) = 1(3) = 3
V : ƸS/[n(C-1)]
Klasifikasi koefisien : 0-0,33 = tidak sesuai 0,34-0,67 = sesuai
no
pekerjaan sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
8 66 <1juta P
tidak ada
pekerjaan sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
9 58 >3juta L
tidak ada
pekerjaan sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
10 48 1-3 juta P IRT sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
11 29 1-3 juta L wiraswasta perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
12 52 >3juta L wiraswasta perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
21 63 1-3 juta P IRT smp islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan
22 50 1-3 juta P wiraswasta sma budha belum menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
23 61 >3juta L PNS sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
24 18 <1juta L
tidak ada
pekerjaan sma kristen belum menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
25 34 1-3 juta P
tidak ada
pekerjaan sma budha belum menikah lainnya BPJS/ asuransi kesehatan
26 28 1-3 juta P wiraswasta perguruan tinggi islam belum menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
27 44 1-3 juta P PNS perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
28 53 >3juta P wiraswasta sma islam menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
29 32 1-3 juta P wiraswasta sma islam menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
30 61 >3juta L lainnya perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
31 78 <1juta P
tidak ada
pekerjaan smp kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
32 49 1-3 juta P IRT perguruan tinggi islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan
33 67 <1juta P IRT sd islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan
34 54 <1juta L wiraswasta smp kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
35 52 1-3 juta L petani/buruh perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
36 57 1-3 juta L petani/buruh perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
37 31 1-3 juta L wiraswasta sma kristen belum menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
38 57 >3juta L PNS perguruan tinggi kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
39 66 1-3 juta L lainnya sma islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan
40 62 >3juta L
tidak ada
pekerjaan perguruan tinggi islam menikah melayu BPJS/ asuransi kesehatan
45 67 >3juta P wiraswasta smp kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
46 52 <1juta P IRT smp islam menikah padang BPJS/ asuransi kesehatan
47 48 1-3 juta L wiraswasta sma kristen menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
48 67 >3juta L lainnya smp islam menikah batak BPJS/ asuransi kesehatan
49 49 1-3 juta L wiraswasta sma islam menikah jawa BPJS/ asuransi kesehatan
50 32 >3juta P IRT sma kristen menikah lainnya BPJS/ asuransi kesehatan
Hasil analisa data demografi
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid menikah 44 86.3 86.3 86.3
belom menikah 7 13.7 13.7 100.0
Total 51 100.0 100.0
penghasilan_perbulan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 1 juta 11 21.6 21.6 21.6
2-3 juta 23 45.1 45.1 66.7
> 3 juta 17 33.3 33.3 100.0
Total 51 100.0 100.0
agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid islam 22 43.1 43.1 43.1
kristen 27 52.9 52.9 96.1
buddha 2 3.9 3.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid jawa 8 15.7 15.7 15.7
batak 37 72.5 72.5 88.2
minang 2 3.9 3.9 92.2
melayu 2 3.9 3.9 96.1
lainnya 2 3.9 3.9 100.0
jaminan_kesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
41 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 6
42 2 0 3 3 2 3 3 0 3 3 3 3 1 0 29
43 2 0 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 18
44 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 1 2 0 19
45 1 1 0 1 1 1 1 0 1 2 2 0 2 0 13
46 1 0 0 1 1 2 0 1 1 0 1 0 0 1 9
47 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
48 3 0 1 3 1 3 3 2 3 3 3 0 1 0 26
49 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
50 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3
41 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
42 0 1 3 3 0 0 1 0 0 0 3 1 1 0 13
43 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 2 1 1 2 13
44 1 2 3 2 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 13
45 0 1 2 2 1 2 0 0 0 0 2 0 2 0 12
46 0 0 1 2 0 1 0 0 2 0 1 0 1 1 9
47 2 0 1 2 0 3 0 0 1 0 0 0 0 0 9
48 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5
49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
50 0 0 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 1 6
41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
42 2 3 3 3 0 0 0 3 1 1 0 0 0 0 16
43 1 1 2 0 0 1 2 1 0 1 2 2 1 2 16
44 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
45 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4
46 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 6
47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 4
49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
50 0 0 0 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 4
tingkat stres
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ringan 39 76.5 76.5 76.5
sedang 8 15.7 15.7 92.2
berat 4 7.8 7.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
tingkat ansietas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ringan 45 88.2 88.2 88.2
sedang 6 11.8 11.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
tingkat depresi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ringan 45 88.2 88.2 88.2
sedang 5 9.8 9.8 98.0
berat 1 2.0 2.0 100.0
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Stres Pasien yang
8. Saya merasa sulit untuk bersantai energi karena merasa cemas
30 58,8 13 25,5 5 9,8 3 5,9
14. Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan (misalnya;
22. Saya merasa sulit untuk beristirahat
29. Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya kesal
20 39,2 13 25,5 13 25,5 5 9,8
32. Saya sulit untuk sabar
dalam menghadapi
gelisah
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Ansietas Pasien yang menjalani hemodialisa (n=51)
gangguan dalam sistem pencernaan (seperti: kesulitan untuk tidur, sulit untuk tidur situasi yang membuat saya merasa sangat
20. Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas
anoreksia (tidak selera pada makanan)
26 51 17 33,3 7 13,7 1 2
28. Saya merasa saya hampir panik
30. Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele yang tidak biasa saya terhadap situasi yang mungkin membuat saya
panik dan
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Depresi Pasien yang menjalani hemodialisa (n=51)
34. Saya merasa bahwa saya tidak berharga
43 84,3 5 9,8 2 3,9 1 2
37. Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan
28 54,9 17 33,3 6 11,8 0 0
38. Saya merasa bahwa hidup tidak berarti
41 80,4 7 13,7 3 5,9 0 0
42. Saya sulit berinisiatif
dalam melakukan
sesuatu
Hasil analisa data frekuensi kuisioner terkait stres
Pernyataan 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Valid Tidak pernah 17 33.3 33.3 33.3
Kadang-kadang 20 39.2 39.2 72.5
Lumayan sering 8 15.7 15.7 88.2
Sering sekali 6 11.8 11.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
Pernyataan 12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak pernah 30 58.8 58.8 58.8
Kadang-kadang 13 25.5 25.5 84.3
Lumayan sering 5 9.8 9.8 94.1
Sering sekali 3 5.9 5.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
Pernyataan 14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak pernah 17 33.3 33.3 33.3
Kadang-kadang 19 37.3 37.3 70.6
Lumayan sering 9 17.6 17.6 88.2
Sering sekali 6 11.8 11.8 100.0
Pernyataan 18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak pernah 20 39.2 39.2 39.2
Valid Tidak pernah 28 54.9 54.9 54.9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Hasil analisa data frekuensi kuisioner terkait ansietas
Pernyataan 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Valid Tidak pernah 18 35.3 35.3 35.3
Kadang-kadang 15 29.4 29.4 64.7
Lumayan sering 16 31.4 31.4 96.1
Sering sekali 2 3.9 3.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
Pernyataan 15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak pernah 41 80.4 80.4 80.4
Kadang-kadang 8 15.7 15.7 96.1
Lumayan sering 2 3.9 3.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
Pernyataan 19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak pernah 25 49.0 49.0 49.0
Kadang-kadang 13 25.5 25.5 74.5
Lumayan sering 7 13.7 13.7 88.2
Sering sekali 6 11.8 11.8 100.0
Pernyataan 20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Valid Tidak pernah 31 60.8 60.8 60.8
Kadang-kadang 9 17.6 17.6 78.4
Lumayan sering 6 11.8 11.8 90.2
Sering sekali 5 9.8 9.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
Pernyataan 36
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak pernah 40 78.4 78.4 78.4
Kadang-kadang 8 15.7 15.7 94.1
Lumayan sering 3 5.9 5.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
Pernyataan 40
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak pernah 32 62.7 62.7 62.7
Kadang-kadang 11 21.6 21.6 84.3
Lumayan sering 6 11.8 11.8 96.1
Sering sekali 2 3.9 3.9 100.0
Pernyataan 41
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Hasil analisa data frekuensi kuisioner terkait depresi
Pernyataan 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Valid Tidak pernah 34 66.7 66.7 66.7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pernyataan 21
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
tingkat stres * jeniskelamin Crosstabulation
Count
jeniskelamin
Total Laki-laki Perempuan
tingkat stres Ringan 20 19 39
sedang 6 2 8
berat 2 2 4
Total 28 23 51
tingkat stres * usia Crosstabulation
Count
usia
Total 18-40th 41-60th >61th
tingkat stres Ringan 9 21 9 39
sedang 1 3 4 8
berat 0 4 0 4
Total 10 28 13 51
tingkat stres * status Crosstabulation
Count
status
Total menikah belum menikah
sedang 7 1 8
berat 3 1 4
Total 44 7 51
tingkat stres * suku Crosstabulation
Count
tingkat stres * pendidikan Crosstabulation
Count
tingkat stres * pekerjaan Crosstabulation
Count
swasta wiraswasta IRT
tidak
ber
at 0 1 0 2 1 0 0 4
Total 5 2 1 20 11 8 4 51
tingkat stres * penghasilan Crosstabulation
Count
penghasilan
Total < 1juta 2-3 juta > 3 juta
tingkat stres Ringan 6 20 13 39
sedang 4 1 3 8
berat 1 2 1 4
Total 11 23 17 51
tingkat stres * agama Crosstabulation
Count
agama
Total islam kristen budha
tingkat stres Ringan 19 19 1 39
sedang 2 6 0 8
berat 1 2 1 4
Total 22 27 2 51
Count
tingkat ansietas * jeniskelamin Crosstabulation
Count
tingkat ansietas * usia Crosstabulation
Count
usia
Total 18-40th 41-60th >61th
tingkat ansietas ringan 10 24 11 45
sedang 0 4 2 6
Total 10 28 13 51
tingkat ansietas * status Crosstabulation
tingkat ansietas * suku Crosstabulation
tingkat ansietas * pendidikan Crosstabulation
Count
tingkat ansietas * pekerjaan Crosstabulation
Count
swasta wiraswasta IRT
tidak
bekerja lainnya
sedang 0 1 0 3 1 1 0 6
Total 5 2 1 20 11 8 4 51
tingkat ansietas * penghasilan Crosstabulation
Count
penghasilan
Total < 1juta 2-3 juta > 3 juta
tingkat ansietas ringan 9 19 17 45
sedang 2 4 0 6
Total 11 23 17 51
tingkat ansietas * agama Crosstabulation
Count
agama
Total islam kristen budha
tingkat ansietas ringan 19 25 1 45
sedang 3 2 1 6
Total 22 27 2 51
tingkat ansietas * jaminankesehatan Crosstabulation
Count
jaminankesehata
n
Total BPJS
Count
jeniskelamin
Total Laki-laki Perempuan
tingkat depresi ringan 24 21 45
sedang 3 2 5
barat 1 0 1
Total 28 23 51
tingkat depresi * usia Crosstabulation
Count
usia
Total 18-40th 41-60th >61th
tingkat depresi ringan 10 24 11 45
sedang 0 3 2 5
barat 0 1 0 1
Total 10 28 13 51
tingkat depresi * status Crosstabulation
Count
status
Total menikah belum menikah
tingkat depresi ringan 39 6 45
sedang 4 1 5
barat 1 0 1
tingkat depresi * suku Crosstabulation
tingkat depresi * pendidikan Crosstabulation
Count
tingkat depresi * pekerjaan Crosstabulation
Count
swasta wiraswasta IRT
Total < 1juta 2-3 juta > 3 juta
tingkat depresi ringan 9 21 15 45
sedang 2 1 2 5
barat 0 1 0 1
Total 11 23 17 51
tingkat depresi * agama Crosstabulation
Count
Agama
Total Islam kristen budha
tingkat depresi ringan 22 22 1 45
sedang 0 4 1 5
barat 0 1 0 1
Total 22 27 2 51
tingkat depresi * jaminankesehatan Crosstabulation
Count
Jaminan
kesehatan
Total BPJS
tingkat depresi ringan 45 45
sedang 5 5
barat 1 1
Lampiran 22
Taksasi Dana Penelitian
No Nama kegiatan Biaya
1. Proposal
- Penelusuran literatur dari internet - Percetakan literatur dari internet
- Potokopi literatur dari buku dan pembelian buku
- Percetakan proposal
- Penggandaan dan penjilidan proposal
Rp 50.000,-
- Penggandaan lembar observasi dan lembar persetujuan responden
- Souvenir penelitian,
Rp 150.000,- Rp 150.000,- Rp 500.000,-
3. - Analisa data dan penyusunan laporan - Percetakan skripsi
- Penggandaan dan penjilidan skripsi
Rp 100.000,- Rp 100.000,- Rp 20.000,-
4. Biaya tak terduga Rp 100.000,-
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nadya Saqinah Elqarana
Tempat Tanggal Lahir : Sei Intan, 03 Juni 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Gajah Mada no. 62 KM. 19 Binjai Timur
Riwayat Pendidikan :
1. TK Tunas Harapan PTP Nusantara V kebun Sei Intan Tahun 1998-2000
2. SDNegeri 048 Pagaran Tapah Darussalam Tahun 2000-2006
3. MTs Muhammadiyah Padangpanjang Tahun 2006-2009
4. SMA Negeri 2 Padangpanjang Tahun 2009-2012
5. S1 Fakultas Keperawatan USU Tahun 2012- sekarang
Riwayat Berorganisasi:
68
DAFTAR PUSTAKA
Audrey T, Albert. (2015). Hubungan Antara Karakteristik Pasien dengan Adekuasi Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan pada tahun 2014. Diunduh pada tanggal 19 Januari 2016 dari: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/44743
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asiah M.D. (2005). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Ibu Rumah Tangga di Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Diunduh pada tanggal 3 Juni 2016. Dari:
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JBE/article/download/404/577
Astiti, A. (2014). Analisa Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Panembahan Senopati. Diunduh pada tanggal 3 Juni 2016 dari:
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t34732.pdf
Battistella, M. (2012). Management of Depression in Hemodialysis Patient. The
CANNT Journal, 22 (3), 29-34
Bayhakki, Hatthakit U. (2012). Lived experiences of patients on hemodialysis: A meta-synthesis. Nephrol Nursing J.
Caninsti,R. (2007). Gambaran Kecemasan dan Depresi pada Penderita Gagal Ginjal kronis yang Menjalani Hemodialisa. Diunduh tanggal 18 Oktober 2009 dari:
http://www.ui.ac.id/opac/themes/libri/detail.jsp?id=94222&lokasi=lokal
Cichocki, M. (2009). Dealing with HIV & Depression when Sadness Takes Over. [Online]. Tersedia: http://aids.about.com/es/condition/a/depression.htm.
Cruz, Fleck, and Polanczyk. (2010). Depression as a Determinant of Quality of
Life in Patient with Chronic Disease: data from Brazil. Journal of Society for Development in New Net Environment.
Doengoes, Mariynn E, Mary Frances Moorhouse dan alice C. Geisser. (2000). Rencana Asuhan keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FK UI
Hawari, D. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FK UI
Hedayati, S. S., Bosworth, H. B., Briley, L. P., Sloane, R. J., Pieper, C. F., & Kimmel, P. L., et al. (2008). Death or Hospitalization of Patients on
Chronic Hemodialisys is Associated with a Physician Based Diagnosis Depression. Kidnes International.
Hurlock, E.B. (2004). Developmental psychology. Jakarta: Erlangga.
Ibrahim AS. Menyiasati gangguan cemas. Diunduh Tanggal 3 juni 2016.dari: http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews& kode=902&tbl=artikel.
Keskin, G. & Engin, E. (2011). The Evaluation of Depression, Suicidal Ideation
and Koping Strategies in Hemodialisys Patient with Renal Failure. Journal of Clinical Nursing.
Kurella, M., Kimmel, P. L., Young, B. S., & Chertow, G. M. (2005). Suicide in
the US end Stage Renal Disease Program. Journal of the American Society of Nephrology.
Kozier, B., Erb, G., Bernman & Snyder. (2004). Fundamental of
nursing:Concept, process and practice.(7th). USA:Pearson.
Lai KN. (2009). A practical manual of renal medicine. Singapore. World scientific publishing.
Lemone, P., & Burke, K. M. (2008). Medical Surgical Nursing: Critical
Thingking in Client Care. 6th Edition. New Jersey : Prentice Hall Health.
Lestari, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
LeungDKC. Psychososial aspect in renal ptients. Proccesdings of the first asian chapter meeting – ISPD. December 12-15, 2002, hongkong peritoneal dialysis international, vol 23 (2003), Supplement 2.
70
Lumenta. (2001). Terapi hemodialisa dan transplantasi. Diperoleh tanggal 19 januari 2016 dari http://www.indonesiannurse.com
Mahdiana, R. (2011). Panduan Kesehatan Jantung dan Ginjal. Yogyakarta: Citra Medical Yogyakarta.
Mutaqqin, kumala (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Nasir, A. & Muhith, A. (2011). Dasar- dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan
Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pane, J. P. (2014). Hubungan Antara Koping dengan Resiliensi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Diunduh pada tanggal 19 Januari 2016 dari: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/49412.
Pieter, dkk. (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Pinarona, F. A. (2014). Pengaruh Kecemasan dan Dukungan Sosial Terhadap Kepatuhan Pasien Menjalankan Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2016 dari: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/54906
Potter, P. A. & Perry, G. A. (2005). Fundamental of Nursing:Concept, Process
and Practice. (4th ed). Vol 1. Jakarta: Salemba Medika
Potter, P. A. & Perry, G. A. (2006). Fundamental of Nursing:Concept, Process
and Practice. (4th ed). Vol 2. Jakarta: Salemba Medika
Potter, P. A. & Perry, G. A. (2010). Fundamental of Nursing:Concept, Process
and Practice. (7th ed). Jakarta: Salemba Medika
Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=96013&val=5073
Ratnawati. 2011. Tingkat Kecemasan Pasien dengan Tindakan Hemodialisa di Blud RSU DR. M.M Dunda Kabupaten Gorontalo. Jurnal Health & Sport. Vol 3. 285-362.
Rustina. (2012). Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Naskah Publikasi. Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2015 dari:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/viewFile/1776/1723
Sandra, Nishfa, W., Dewi, Y. I. (2012). Gambaran Stres pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Menjalani Terapi Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2015 dari: http://www.ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/download
Smeltzer, S.C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth (terjemahan volume II). Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Vol2. Jakarta: EGC.
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta:EGC
Sumiati, dkk. 2010. Kesehatan Jiwa Remaja & Konseling. Jakarta: Trans Info Media.
Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Widodo. (2010). Zat besi dan peranannya pada pasien penyakit ginjal kronik. http://ika.or.id/print.php?id=325, diunduh tanggal 3 juni 2016.
Wijaya, A. S & Putri, Y. M. (2013) KMB Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
Wijaya A. (2005). Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis dan Mengalami Depresi. Tesis, Universitas Indonesia: Depok.
Wijayakusuma. (2008). Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang MenjalaniHemodialisis dan Mengalami Depresi. Thesis. Diunduh pada tanggal 3 Juni 2016. Dari:
72
Wolman, B.B. & Stricker, G. (1994). A Hand Book. Anxiety and related disorder. New York: John Wily& Sons, Inc
Yunitasari, L. (2011). Hubungan Beberapa Faktor Demografi dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pasca Diagnosis Kanker di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Medica Hospitalia, Vol 1(2), 126-129. Diakses tanggal 17 Juni 2016 dari:
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian
Kerangka Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat
stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di Klinik
Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.
Skema 3.1 Kerangka Penelitian
Stres
Ansietas
Depresi
Pasien Yang Menjalani
43
3.2.Definisi Operasional.
Tabel 3.1. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Stres Reaksi tubuh yang
2 Ansietas Perasaan khawatir,
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Medan
3 Depresi Perasaan sedih,
45
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pendekatan Cross-Sectional yaitu subjek diukur sekali saja dalam kurun waktu
yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012), yang bertujuan untuk mengidentifikasi
tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di
Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.
4.2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang
menjalani hemodialisa dibawah satu tahun di Klinik Spesialis Ginjal dan
Hipertensi Rasyida Medan. Berdasarkan jumlah pasien pada bulan Oktober 2015
pasien yang menjalani Hemodialisa selama satu tahun terakhir (dibawah satu
tahun) sebanyak 105 orang.
4.3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah puposive sampling, yaitu peneliti menetapkan responden yang menjadi
sampel berdasarkan kriteria inklusi, dengan besar sampel menggunakan rumus
n
=
�
+��
2n
=
5
+ 5 ,
2n= 5
1
,2 (dibulatkan 51)
dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (10%)
sehingga didapati sampel sebanyak 51 orang. Kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah pasien yang bersedia menjadi responden, pasien dalam
keadaan sadar, pasien dapat berkomunikasi dan mengerti berbahasa indonesia,
pasien yang menjalani hemodialisa kurang dari satu tahun (1-12 bulan).
4.4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi
Rasyida Medan. Lokasi penelitian ini dipilih karena klinik tersebut hanya
menangani pasien yang menjalani hemodialisa dan jumlah pasien memadai serta
efektifitas waktu dan biaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September
2015 sampai dengan Juni 2016 dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei
47
4.5. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari institusi
Fakultas Keperawatan dan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara serta izin dari Klinik Spesialis
Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.
Sebelum menyerahkan informed consent (lembar persetujuan sebagai
responden), peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
kepada calon responden. Bagi responden yang bersedia untuk diteliti, peneliti
menyerahkan informed consent untuk ditandatangani sebagai bukti kesediaan
responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Pasien memiliki hak untuk
menolak keikutsertaannya dalam penelitian ini atau mengundurkan diri, peneliti
tidak memaksa dan menghormati haknya.
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar kuesioner dan hanya memberikan kode tertentu pada
lembar pengumpulan data (anomity). Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh
subyek dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada
hasil penelitian (confidentiality).
4.6. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
terdiri dari dua bagian, yaitu data demografi dan data tingkat stres, ansietas dan
Data tingkat stres, ansietas dan depresi menggunakan kuisioner yang telah
dimodifikasi dari DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scales) yang
dipublikasikan Psychology Foundation of Australia (2014) dan telah
diterjemahkan oleh Evelina Debora Damanik, M.Psi dari Universitas Indonesia
serta telah diuji reliabilitasnya dengan dua kali melakukan uji dengan jumlah
sampel 144 orang dan didapatkan nilai α = 0,9483. DASS 42 terdiri dari 42
pernyataan dan terbagi menjadi 14 pertanyaan terkait Stres (1, 6, 8, 11, 12, 14, 18,
22, 27, 29, 32, 33, 35, 39), 14 pertanyaan terkait Ansietas (2, 4, 7, 9, 15, 19, 20,
23, 25, 28, 30, 36, 40, 41) dan 14 pertanyaan terkait Depresi (3, 5, 10, 13, 16, 17,
21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42). Pada penelitian ini menggunakan DASS 42 yang
sudah dimodifikasi yaitu pernyataan nomor 4, 5, 7, 19, 25 dan 41, berbentuk skala
Likert dengan bentuk jawaban tidak pernah, jarang, sering, selalu. Untuk jawaban
tidak pernah diberi nilai 0, jawaban jarang diberi nilai 1, jawaban sering diberi
nilai 2 dan jawaban selalu diberi nilai 3. Hasil ukur pada Stres dinilai berdasarkan:
Ringan = 0-14, Sedang = 15-28, Berat = 29-42. Hasil ukur pada Ansietas dinilai
berdasarkan: Ringan = 0-14, Sedang = 15-28, Berat = 29-42. Hasil ukur pada
Depresi dinilai berdasarkan: Ringan = 0-14, Sedang = 15-28, Berat = 29-42.
4.7. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
4.7.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data
49
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2013). Uji validasi dilakukan dengan
cara mengoreksi instrumen dilakukan penilaian oleh 1 orang dosen yang
berkompeten dari Depatemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan uji validasi tersebut, kalimat pernyataan
dalam kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan
item-item pernyataan yang dapat mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai
dengan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Uji validitas yang telah dikerjakan
valid maka peneliti melanjutkan ke uji reliabilitas.
4.7.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen
yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga (Arikunto, 2013). Uji Reliabilitas dilakukan pada 30 responden di RSUD Dr.
Pirngadi Medan yang sesuai dengan kriteria. Dari hasil analisa yang digunakan
dengan Cronbach Alpha didapatkan nilai koofisien reliabilitas 0,937 sehingga
peneliti menyimpulkan bahwa kuisioner tersebut sudah reliabel untuk digunakan
4.8. Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan terlebih dahulu
mendapatkan izin pelaksanaan penelitian dari institusi Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan izin dari Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi
Rasyida Medan. Setelah itu peneliti diberikan jadwal kunjungan calon responden.
Lalu, peneliti datang ke Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan
sesuai dengan jadwal yang diperbolehkan datang dan menemui calon responden
untuk pengumpulan data. Peneliti melakukan pendekatan dan memberi penjelasan
kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan penelitian
dan cara menjawab kuisioner. Selanjutnya peneliti meminta kesediaan calon
responden untuk menandatangani informed consent sebagai bentuk persetujuan
bersedia menjadi responden. Kemudiaan peneliti mewawancarai responden sesuai
dengan isi kuisioner. Kemudian peneliti mengolah/menganalisa data yang telah
terkumpul.
4.9. Analisis Data
Ketika melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah analisis univariate yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Pengolahan data dilakukan melalui
beberapa tahap yang terdiri dari editing untuk memeriksa kembali kelengkapan
data responden serta memastikan bahwa semua pernyataan telah diisi. Selanjutnya
setiap kuesioner diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam
51
lembar observasi ke dalam program komputer (entry data) dan dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Variabel
digambarkan secara tunggal dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dihitung
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
gambaran tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani
hemodialisa di Kinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan. Penelitian
dilakukan pada tanggal 2-4 Mei 2016 dengan Responden dalam penelitian ini
berjumlah 51 orang.
5.1.1. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
pekerjaan, status pernikahan, penghasilan perbulan, agama, suku,dan jaminan
kesehatan. Karakteristik demografi responden dapat dilihat lebih lengkapnya pada
tabel 5.1.
Tabel 5.1 Karakteristik pasien hemodialisa diKlinik Spesialis Ginjal dan
Hipertensi Rasyida Medan tahun 2016 (n=51)
53
dengan rentang 40-60 tahun. Pendidikan terakhir responden kebanyakan adalah
SMA sebanyak 23 responden (45,1%) diikuti dengan perguruan tinggi sebanyak
15responden (29,4%). Pekerjaan terbanyak responden adalah wiraswasta
sebnayak 20 responden (39,2%). Mayoritas responden status pernikahan sebanyak
44responden (86,3%) menikah dengan berpengahasilan 2-3 juta perbulan
sebanyak 23 responden (45,1%) diikuti dengan pengahasilan >3 juta perbulan
sebanyak 17 responden (33,3%). Agama didominasi oleh agama kristen sebanyak
27 responden (52,9%). Mayoritas bersuku batak sebanyak 37 responden (72,5%)
dan seluruh responden memiliki jaminan kesehatan BPJS sebanyak 51 responden
(100%).
5.1.2. Hasil Gambaran Tingkat Stres, Ansietas dan Depresi Responden
Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa gambaran tingkat Stres yaitu
sebanyak 39 dari 51 responden (76,5%) berada pada tingkat stres ringan, sebanyak
8 responden (15,7%) dengan tingkatan stres sedang, sebanyak 4 responden (7,8%)
dengan tingkatan stres berat. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Gambaran Tingkat Strespasien hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Medan (n=51)
Tingkatan frekuensi (f) Persentase (%)
Ringan 39 76,5
Sedang 8 15,7
Berat 4 7,8
Secara keseluruhan tingkat stres pasien yang menjalani hemodialisa paling
55
Hasil penelitian ini juga diperoleh data bahwa gambaran tingkat Ansietas
yaitu sebanyak 45 dari 51 responden (88,2%) mengalami ansietas ringan,
sebanyak 6 responden (11,8%) dengan tingkatansietas sedang. Lebih lengkapnya
dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Gambaran Tingkat Ansietas pasien hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Medan (n=51)
Tingkatan frekuensi (f) Persentase (%)
Ringan 45 88,2
Sedang 6 11,8
Berat 0 0
Secara keseluruhan tingkat ansietas pasien yang menjalani hemodialisa
paling banyak mengalami ansietas ringan (88,2%).
Hasil penelitian ini juga diperoleh data bahwa gambaran tingkat depresi
yaitu sebanyak 45 dari 51 responden (88,2%) mengalami depresi ringan, sebanyak
5 responden (9,8%) mengalami depresi sedang dan sebanyak 1 responden (2%)
mengalami depresiberat. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4Gambaran Tingkat Depresi pasien hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Medan (n=51)
Tingkatan frekuensi (f) Persentase (%)
Ringan 45 88,2
Sedang 5 9,8
Berat 1 2,0
Secara keseluruhan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisa
5.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu
menggambarkan tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien yang menjalani
hemodialisa di Klinik spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.
5.2.1. Gambaran tingkat stres pada pasien yang menjalani hemodialisa
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien hemodialisa di Klinik
Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan mengalami stres ringan (76,5%).
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandra, dkk (2012)
yang dilakukan di ruang hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, yang
mendapatkan hasil 58% responden tingkat stres pada pasien yang menjalani
hemodialisa dalam kategori sedang. Hasil penelitian didapati dalam tingkat ringan
dikarenakan dukungan keluarga yang baik dan kondisi lingkungan serta pelayanan
yang memberikan ketenangan batin bagi pasien dalam menjalani hemodialisa. Hal
ini terlihat ketika pasien menjalani hemodialisa selalu ditemani anggota
keluargasaat cuci darah dan terlihat ekspresi wajah yang tenang dan ketika
ditanya, kebanyakan pasien menjawab bahwa dirinya tak perlu takut akan
penyakit yang diderita karena begitu banyak diruangan tersebut yang sama dengan
dirinya.
Dukungan sosial merupakan sumber daya eksternal utama dalam
menghadapi masalah. Dukungan keluarga bisa didapat dari keluarga, lingkungan
dan tim kesehatan (Smeltzer & Bare, 2001). Hal ini jugadidukung penelitin
57
telah mampu menyesuaikan diri dengan penyakitnya dan beranggapan bahwa
dengan menjalani terapi hemodialisa bukan berarti tidak dapat lagi beraktivitas.
Sementara jika dilihat dari rentang usia, responden terbanyak berada dalam
kategori tingkat dewasa madya yaitu 40-60 tahun (54,9%) dan berada pada
rentangstres ringan. Hurlock (2007) berpendapat bahwa individu dengan rentang
usia 41-60 tahun disebut sebagai masa dewasa pertengahan (dewasa madya)
dimana pada masa ini akan mulai terjadi penurunan kemampuan fisik dan
psikologis, namun individu pada masa ini telah mampu menentukan
masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga cukup stabil dan matang secara
emosi dalam menghadapi permasalahan hidup terutama penyakit yang
dideritanya. Individu yang telah mencapai kematangan emosi akan mampu
mengontrol dan mengendalikan emosinya, dapat berpikir secara baik dengan
melihat persoalan secara objektif dan mampu mengambil sikap dan
keputusan.Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa masa ini merupakan masa
keberhasilan dari segi keuangan dan sosial termasuk kekuasaan dan prestise. Masa
ini juga merupakan masa bahagia bagi sebagian pasangan suami istri, walaupun
pada masa ini anak-anak tidak tinggal bersama dengan orang tua lagi, namun
justru merasa lebih bahagia karena merasa bebas mencapai karier dan lebih
banyak menghabiskan waktu luang bersama pasangan dibandingkan masa dewasa
muda sehingga cenderung menanggapi suatu penyakit dengan sikap terbuka
bahwa dengan sudah menikahnya pasien yang menjalani terapi hemodialisa,
tingkat stres akan menurun seiring dengan dukungan sosial yang akan diberikan
dari keluarga terutama pasangan hidup. Sebaliknya jika belum menikah ada
kecenderungan pasien memiliki tingkat stres yang tinggi.
Yunitasari (2012) mengatakan dalam hasil penelitiannya bahwa ada
hubungan yang bermakna antara faktor ekonomi dengan tingkat stres. Semakin
tinggi tingkat ekonomi maka semakin rendah stres yang dialami oleh pasien. Hal
ini terlihat dari data demografi bahwa mayoritas pasien memiliki penghasilan
2-3juta (45,1%)diikuti dengan penghasilan >2-3juta sebulan (33,3%) juga memiliki
asuransi kesehatan BPJS (100%) dan mayoritas pekerjaan wiraswasta (39,2%).
Berdasarkan tingkat stres terdapat 8 responden (15,7%) mengalami stres
sedang.Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang
mempengaruhi konsep diri. Stresor konsep diri adalah segala perubahan nyata
yang mengancam identitas, citra tubuh, harga diri dan perilaku peran (Perry &
Potter, 2005). Stress bisa memiliki konsekuensi secara fisik, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual. Biasanya hal tersebut tercampur aduk, karena
akibat yang ditimbulkan oleh stres mempengaruhi keseluruhan individu. Secara
emosional, stress dapat mengakibatkan perasaan negatif atau nonkonstruktif
terhadap diri (Kozier, Erb, Berman & Snyder (2004). Hal ini dapat terlihat 15,7%
responden menjawab sering mudah kesal, mudah marahdan mudah tersinggung.
Berdasarkan tingkat stres pasien hemodialisa didapatkan 4 responden
59
keterbatasan pasien untuk bekerja (Ibrahim, 2009). Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian bahwa 45% responden yang berpenghasilan kurang dari 1 juta rupiah
perbulan mengalami stres. Meskipun biaya dialisis dibantu, akan menimbulkan
masalah besar dalam hal keuangan dipihak pasien dan keluarganya, sehingga
masih menyisakan sejumlah persoalan penting sebagai dampak dari penyakit dan
terapi hemodialisis (Ibrahim, 2009). Hal ini juga terlihat ketika peneliti meneliti
sebagian dari responden bercerita tentang pekerjaan nya yang terhambat karena
menjalani hemodialisa.
5.2.2 Gambaran tingkat ansietas pada pasien yang menjalani hemodialisa
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien hemodialisa di Klinik
Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan mayoritas mengalami ansietas
ringan (88,2%). Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Ratnawati
(2011) yang dilakukan di BLUD RSU Dr M. M Dunda Kabupaten Gorontalo,
yang didapati hasil 40% berada dalam kategori ansietas ringan.Pasien hemodialisa
mengalami ansietas ringan dikarenakan mekanisme koping pasien yang baik dan
Strategi spiritualitas yang baik. Hal ini terlihat ketika peneliti menanyakan
beberapa pertanyaan terkait arti hidup kebanyakan mereka menajawab dengan
antusias bahwa mereka selalu positif tentang masa depan dan merasa hidupnya
selalu berharga sebagai seorang manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Strategi spritualitas yang dilakukan oleh penderita penyakit kronis
penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual.
Kekuatan spiritualitas seseorang dapat menjadi faktor penting dalam cara
menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh penyakit kronis (Potter & Perry,
2005).
Sementara terlihat dari jenis kelamin, mayoritas responden berjenis
kelamin laki-laki (54,9%)data demografi jenis kelamin ini mempengaruhi tingkat
ansietas. Menurut Kanel, et al (2004), mengungkapkan bahwa perempuan lebih
mudah mengalami ansietas dibanding laki-laki. Menurutnya laki-laki itu bersifat
aktif, sedangkan perempuan memiliki sifat lebih sensitif. Laki-laki lebih rileks
dibanding perempuan.
Hampir seluruh responden mayoritas responden bersuku batak
(72,5%)denganhubungan kekerabatan sangat tinggi. Apabila ada orang yang
mengalami kemalangan atau sakit maka kerabat akan datang silih berganti untuk
memberipenghiburan kepada orang yang mengalami kemalangan atau sakit
tersebut(Sudiharto, 2007).Dukungan ini memperlihatkan kepedulian dan kasih
sayang bagi pasien sehingga sangat berarti baginya dalam melakukan koping yang
adaptifdalam menghadapi penyakitnya dan menjalani hemodialisa.
Mayoritasresponden memiliki penghasilan 2-3juta (45,1%)diikuti dengan
penghasilan >3juta sebulan (33,3%) dan memiliki asuransi kesehatan BPJS
(100%), mayorits pekerjaan wiraswasta (39,2%). penulis berpendapat bahwa hal
ini merupakan sebagian alasan yang menyebabkan tingkat ansietas responden
61
penelitiannya bahwa status sosial ekonomi, pengetahuan dan tingkat pendidikan
berhubungan dengan tingkat kecemasan.
Ditinjau dari tingkat pendidikan, pendidikan terakhir responden adalah
tingkat SMA sebanyak 23 orang (45,1%). Menurut Entjang (1985 dalam Asiah,
2005) berpendapat bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pola berpikir
individu dimana tingkat pendidikan yang tinggi akan memperluas cara
berpikirnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi dan pengontrolan
terhadap stressor ansietasakan lebih baik, selain itu individu yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi akan lebih baik perkembangan kognitifnya
dibandingkan seseorang pendidikan lebih rendah sehingga akan mempunyai
penilaian yang lebih realititas dan menjadikan masalah penyakit adalah sesuatu
yang mesti dihadapi (Septiyan, 2007).
Berdasarkan tingkat ansietas terdapat 6 responden (11,8%) mengalami
ansietas sedang. Ansietas disebabkan karena pasien merasa khawatir dan takut
akan suatu hal.Selain itu pasien hemodialisa juga mempunyai keterbatasan peran
dalam kehidupannya di keluarga dan dimasyarakat. Terapi hemodialisa akan
mengurangi waktu aktivitas pasien, sehingga dapat menimbulkan konflik pada diri
pasien atau peran pasien dalam sosial berkurang (Smeltzer& Bare2002). Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian bahwa 31,4% responden sering merasa merasa
sangat cemas dan akan merasa sangat lega jika semua ini berakhir. Selain itu
1994) bahwa sistem kognitif berperan penting dalam penilaian yang dibentuk
individu mengenai bahaya dan sumber daya yang dimilikinya.
5.2.3 Gambaran tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien hemodialisa di Klinik
Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan mengalami depresiringan (88,2%)
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh astiti (2014) di RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil 25 dari 37 responden (67,7%)
mengalami depresi ringan.Smeltzer & Bare (2002) mengatakan dampak dari
penyakit akut maupun kronis dapat menimbulkan beberapa reaksi emosional,
salah satu dari reaksi emosional tersebut yaitu depresi. Penelitian Rustina (2012)
mendapatkan hasil tingkat depresi ringan sebanyak 19 orang (28,36%) dari 24
pasien yang terkena depresi.
Hasil penelitian ini berkaitan dengan kualitas hidup pasien yang baik dan
dukungan sosial keluarga, terlihat ketika pasien menjalani hemodialisa tidak ada
keluhan fisik yang terjadi seperti tidak ada muntah, odem, pusing, dan mereka
selalu beraktivitas mengobrol dan berbicara seperti layaknya orang sehat biasa.
Penelitian Wijaya (2005) mengatakan terdapat hubungan antara kualitas
hidup pasien dengan depresi pada pasien gagal ginjal kronik. Depresi berkaitan
erat dengan kulitas hidup pasien. Berdasarkan teori kualitas hidup pasien dapat
dilihat dari aspek fisik, psikologi, sosial, dan spiritual. Kualitas hidup pasien yang
baik dari segi fisik dapat dilihat dari sedikitnya keluhan fisik yang dialami seperti
63
untuk masalah sosial dapat dilihat dari dukungan keluarga yang baik, dukungan
dari lingkungan, tenaga kesehatan, dan dukungan dari pasangan. Jika
keluhan-keluhan fisik, psikologis, dan spiritual ini tidak dialami pasien dan pasien merasa
nyaman dengan keadaan, maka dapat dikatakan kulitas hidup pasien baik,
sehingga dapat mengurangi tingkat depresi pada pasien, ini dikarenakan stresor
yang diperoleh oleh pasien merupakan stresor yang positif.
Mayoritas reponden memilik status pernikahan menikah (86,3%), Individu
yang memiliki pasangan hidup akan memiliki motivasi lebih tinggi terhadap pola
hidup yang sehat, dikarenakan pasien akan mendapatkan dukungan dari
masing-masing pasangan. Dukungan yang diberikan akan berpengaruh terhadap kesehatan
fisik dan psikologis (Astiti, 2014).
Terlihat dari data demografi kebanyakan pasien berada pada pendidikan
SMA (45,1%) yang diikuti pendidikan perguruan tinggi (29,4%), Pasien yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi akan mencari perawatan dan pengobatan
penyakit yang dideritanya, serta memilih dan memutuskan tindakan untuk
mengatasi masalah kesehatannya. Notoatmodjo (2005) juga mengatakan bahwa
pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting untuk
terbentuknya perilaku, sehingga seseorang yang pendidikan tinggi cenderung akan
berperilaku positif (Astiti, 2014).
sedih yang dialami oleh responden terutama saat pertama kali pasien dinyatakan
gagal ginjal dan harus menjalani hemodialisis sepanjang hidupnya atau
memerlukan transplantasi ginjal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa
9,8% pasien sering sekali merasa sedih. Faktor psikososial juga berkontribusi
menyebabkan pasien menjadi depresi seperti merasa kehilangan, beban hidup,
ketergantungan biaya atau kesulitan hidup, perasaan negatif seperti perasaan
bersalah, pesimis, malu, cemas dan putus asa (Wijaya, 2005). Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian bahwa 5,9% responden sering merasa putus asa.
Berdasarkan tabel juga didapati 1 responden (2%) mengalami depresi
berat. Menurut Farida (2010) perubahan kebutuhan fisiologis yang dialami selama
menjalani hemodialisa berupa kelemahan fisik, hal ini sesuai dengan apa yang
diungkapkan oleh semua partisipan. Kelemahan fisik pada pasien yang menjalani
hemodialisa dapat terjadi akibat adanya anemia, yang disebabkan oleh
menurunnya produksi eritropoetin akibat kerusakan fungsi ginjal. Anemia
merupakan suatu keadaan dimana sel darah merah didalam tubuh kurang dari
normal. Anemia yang secara tipikal mencakup gejala-gejala letih dan lesu
(Widodo, 2000). Kelemahan fisik ini dapat dilihat pada hasil wawancara 5,9 %
responden mengatakan merasa pergerakannya lambat sejak hemodialisa
dilakukan.
Terapi hemodialisa yang dijalani oleh responden menimbulkan banyak
perubahan pada kondisi fisik maupun pada penampilan tubuhnya. Perubahan
kondisi fisik menyebabkan aktivitas responden menjadi terhambat dan tidak dapat
65
lelah dan bagian-bagian tubuh berubah seperti kaki membengkak, perut
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tentang gambaran tingkat stres, ansietas dan
depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di Klinik Spesialis Ginjal dan
Hipertensi Rasyida Medan disimpulkan bahwa pasien yang menjalani hemodialisa
mengalami stres, ansietas dan depresi dalam rentang ringan.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penting diberikan saran kepada
berbagai pihak yaitu:
6.2.1 Untuk Pendidikan Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien sebagian besar
mengalami tingkatan dalam kategori tidak stres, tidak ansietas dan tidak depresi.
Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan perlu menambah referensi lagi hal yang
tekait dengan tingkat stres, ansietas dan depresi pada pasien penyakit kronis
lainnya.
6.2.2 Untuk Pelayanan Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien sebagian besar
mengalami tingkatan dalam kategori tidak stres, tidak ansietas dan tidak depresi.
Bagi pelayanan keperawatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dengan
baik lagi dan memberi penanganan yang tepat tentang cara mengatasi masalah
67
6.2.3 Bagi Penelitian Keperawatan
Terkait penelitian ini perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut diharapkan
untuk menambah jumlah responden penelitian dan dapat menggunakan instrumen