HUBUNGAN ANTAR BEBERAPA SIFAT PRODUKSI AYAM KAMPUNG 01 DESA CiGOMBONG, KECAMATAN CIJERUK,
KABUPATEN BOGOR
KARYA ILMlAH
fREDERIK FRANS IlIlMDNDOIiFAKULTA5 PETERNAKAN
IN5TITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN ANTAR BEBERAPA S1FAT PRODUKS1 AYAH KAtlPUNG
D1 DESA C1GOt1BONG, KECAMATAN C1JERUK,
KABUPATEN BOGOR
Oleh
FREDER1K FRANS RUMONDOR
Karya 1lmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh
1r. Sri Suprapti Mansjoer
セゥュ「ゥョァ⦅@
<'orno
1r. rセNMhセ。セュ「セセ。セョセァlMーセ。セョセァセ・セウセエLセオセ@ __ _
P imbing Anggota
" Karya Ilmiah ini telah disidangkan dihadapan suatu komisi ujian lisan pada tanggal /::(
Je}-yf
(1
(iv "
MMMMセWセMMセOMMMMMM
Pendidikan Sarjana
5 Peternakan
RINGKASAN
HUBUNGAN ANTAR BEBERAPA SIFAT PRODUKSI AYAH KAMPUNG DI DESA CIGOHBONG, KECAHATAN CIJERUK,
KABUPATEN BOGOR
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dasar beberapa sifat produksi ayam kampung dan hubungan antar sifat-sifat produksi tersebut. Pengamatan dilaksanakan di desa
Cigombong, kecamatan Cijeruk, kabupaten Bogor dari tanggal 21 Pebruari sampai dengan tanggal 13 Nei 1980.
Dengan menggunakan ayam kampung unsexed dari umur
1 - 12 minggu sebanyak 236 ekor dari 3 kampung ; kampung Bojong Kiharib 157 ekor, kampung Ciletuh Girang 32 ekor, kampung
Ciletuh Hilir 47 ekor. Pengukuran sifat-sifat produksi dilakukan secara berkala setiap minggu. Sifat-sifat yang diamati adalah panjang shank, panjang betis, panjang paha, panjang dada, lingkar metatarsus, lingkar dada dan bobot badan. Perhitungan statistik yang digunakan adalah analisa peragam (analisa of covariance) .
Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan rata-rata bobot badan anak ayam kampung unsexed pada 3 kampung dari umur
1 - 12 minggu berkisar dari 28,14 + 9,55 gram hingga
549,27 + 101,35 gram dengan rata-rata pertambahan sebesar 47,38 gram setiap minggu. Hubungan panjang betis dengan bobot badan (r = 0,98) dan panjang paha dengan bobot badan (r
=
0,97) sangat nyata (PiO,Ol), sedangkan hubungan panjang shank dengan bobot badan (r セ@ 0,98) dan lingkar dada dengan bobot badanKARYA ILMIAH
01eh
FREDERIK FRANS RUMONDOR
FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN AN TAR BEBERAPA SIFAT PRODUKSI AYM1 KM1PUNG DI DESA CIGOMBONG, kecaセヲヲゥtan@ CIJERUK,
KABUPATEN BOGOR
KARYA ILIHAH
Suatu Karya I1miah yang Dibuat Untuk Nemenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Untuk Nempero1eh
Ge1ar Sarjana Peternakan pada Faku1tas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
Oleh
Frederik Frans Rumondor Bandung, Jawa Barat
Pembimbing Utama
Ir. Sri Supraptini Mansjoer Dosen
I1mu Pemu1iaan Ternak
FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
l{A'rA l'ENGAN'l'j\H
Puji-pujian syukur (lip2lnjatkan kepadil Tuhan yセョァ@ セQ」ャィ。@
Esa atas segaia kemurahan rakhmat dan karuniaNya 5ehing93
dapat diselesaikannya i|セャイケセ@ I1Miah ini.
Sejak penelitian sampai teL"SUSunnya Karya Ilmiah ini,
penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagdi
pillak. Untuk lni penulis menyampaikan terima kasih yan<J
s .... 'tulus-tulusnya k<2pada :
Ibu Ir. Sri Supraptini 11ansjoer sebagai pembimbing utarha
karya ilmiah dan Ir. R. Bambang Pangestu sebagai pembimbing
anggota Karya Ilmiah, yang telah mcmbimbing penulis dalam
!)81aksanaan penelitian dan da]am penulisan Karya Ilmiah ini.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen IPB umumnya atas seqala.
pcndidikan dan pengajarannya yang telah diberikJn kCPJda
nenulis. pada waktu penulis sludi eli IPB.
Bapak pimpinan f。jセオャエ。ウ@ Peternakan Institut Pertanian
Bogor I seluruh staf pengajar dan karya1:1annya, atas semua lJi)":lbingan dan bantu2ln y":l.ng telah diberikan keni1da penn1 is
selama studi di Fakul tas Pcternakan Insti tut Pertanicm Bogor.
Lurah dan masyarakat desa Cigombong dan b-'pada K:n:di
serta Sukwa yang telah mer:lbantu penulis didal<1D mclakukar:
penelitian hingga dapat terlaksananya penelitian ini.
Ibu Utje Gandamana sekcluarga serta rekan-rekan ditempat
yang telah memberikan bantuannya terutama selama penulisan
l<arya Ilmiah ini.
Ibu dan ayabanda serta kakak-kakak dan adik-adik
ter-cinta yans telah memberikan bimbingan dan 、oャセッョァ。ョ@ c1cnqan セI」ョオィ@
iv
kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ini.
Kawan-kawan dari Insti.tut Pertanian Bogor serta semua "i11ak yang dengan penui1 ikh las tclab ::,anyak memberikan bantuan baik moril maupun material kepada penulis dalam menyelesaikan pembuatan Karya Ilmiah ini.
DAFTAH 151
Hal<:tman
1'\1\.'1'1\ l'ENGl\Wl'l\H . • • • • . • • • . • • • . . • • . • . • • . • . . • . . . • . iii.
Dl\F'l'AH 'rAllEL • . . . • • _ . • . • • • • • . • • • • • . . . • . . . • . . • • . V) DAF'l'AR ILUSTRASI . . • • • • • • • • • • . • • . • . • . • . . . • • . . . vii
DAFTAR LAMP I RAN . . • • . . . • • . . • • . . • • . . • • • • • • . . . . • • . • viii
PEND1\.HULUAN . • . . . • . • • • • • • • • • • . • . . . . • . . . • . 1
TINJAUAN PUSTAKA . . • • . . . . • . . . • . • • • • . . • • • • • • . . • . . . 4
HATERI DAN f-1ETODA PENELI'l'IAN . . • • • • • • • • • • . . . . • . . . . • 11
HAS IL DAN PEI-lBAHASAN ...••• _ . • • . • • • . • • • • • • • . . . • • .
14
Pertumbuhan Anak Ayam Unsexed . . . . 14
Hubungan Antar sifat-sifat Produksi Ayam Ka:mpUl1g . . . . 24
Korelasi 1\ntara B0bot Bac1an dengan Parameter Lainnya . . . • . • • . • . . • • • • • • . . • . • . . • . . • . 25
Pengaruh Umur 'I'erhac1ap Kecepatan Pertumbuhan Antar Parameter . . . • • . . . 27
Pengaruh Lokasi Terhadap l<ecepatan Pertumbuh an Antar parame"ter . . . • . . . -:- 29
KESIHPULAN • • • • • • . . . • • . • • . • . . • . • • • . • • • • . . . • • . . . • 32
SARAN. . . • •• • • • • • . • . • . • . . . . • • • • . . . • . • • . • • • • • • . 33
DAFTAR PUS'l'Al'\A • • • . . . • . . • • . • . . • . • . • • . • . . . . • . • . • . • • . 34
RlhI"AYAT HIDUP . • . . . 65
DAFTAR TABEL
Tabe1 I1a1aman
1. Daftar Ana1isa Peragam 13
2. Penqukuran SiFat-sifal PI-oduksl Dari
Rntil-,-,Ilea .l l\,lIlipUll(l I'ildd lJIIIlU' I - I:! セャゥャャGャBB@ ("",;(;x('d) 1(, 3. Nilai-ni1..:li F lIitu119 J.lubunqdl1 /\nt.':ll- sゥイセ、MMウゥイ。エ@
Pro(luksi Ayam Kampung Dengan Perhitungan
Covariance . . . 24 4. Koefisien Kore1asi Antar Parameter . . • . . . 25 5. Ni1ai-ni1ai F Hitung Da1am Pengujian Pengaruh
Umur Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Antar
Parameter • . . . • . . • . . . • . . . 28
6. Ni1ai-ni1ai
F
Hitung Da1am Pengujian PengaruhLokasi Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Antar
Parameter . . . • . . . • . . . • . . . 30 7. Pengukuran Sifat-sifat Produksi Pada Hinggu
ke 12 Dari 3 Kampung... 31
OAF TAR ILUSTRASI
Ilustrasi Halaman
1. Kurva Pertumbuhan Panjang Shank Dari Rata-rata
3 Kampung Pada Dmur 1 - 12 Minggu; Unsexed •.. 17 2. Kurva Pertumbuhan Panjang Betis Dari Rata-rata
3 Rampung Pada Urour 1 - 12 Minggu; Unsexed •.. 18 3.
4.
Kurva Pertumbuhan panjang
3 Karnpung pada umur 1 - 12
Kurva Pertumbuhan Panjang
3 I{arnpung pada Dmur 1 - 12
Paha Dari Rata-rata Minggu; unsexed . . . . Dada Dari Rata-rata Minggu; Unsexed . . . . 5. Kurva Pertumbuhan Lingkar Metatarsus Dari Rata
19
20
rata 3 Kampung Pada Urour 1 - 12 Minggu; Unsexed-:- 21 6. Kurva Pertumbuhan Lingkar
3 Kampung pada Umur 1 - 12 Dada Dari Rata-rata Minggu; Unsexed . . . .
7.
Kurva Pertumbuhan Bobot Dadan Dari Rata-rata 322
ャセ。ューオョァ@ Pad a umur 1 - 12 Hinggu; Unsexed... 23
DAFTAR LAMP I RAN
Lampiran
1.
Rata-rata Panjang Shank Pada Tiap Kampung dan Rata-rata Dari 3 Kampung Pada Umur 1 - 12 I-hnggu .' tJnscxcd . . . . 2. Rata-rOltOl Panjang 13etis Pada 'l'iap k」ZNオャャーオョセj@ danRata-rata Dari 3 Kampung Pada Umur 1 - 12 I-linggu i Unsexed . . . .
3. Rata-rata Panjang Paha Pada Tiap Kampung dan Rata-rata Dari 3 Karnpung Pada Urour 1 - 12 Hinggu ; Unsexed . . . . • . . . " . . . _ . . . . 4. Rata-rata Panjang Dada Pada Tiap Kampung dan
Rata-rata Dari 3 f1inggu Pada Umur 1 - 12 Jllinggu ; Unsexed .•...• _ . . . . 5. Rata-rata Lingkar 14etatarsus Pada Tiap
Karnpung dan Rata-rata Dari 3 Kampung Pada Urnur 1 - 12 Minggu ; Unsexed . . . . 6. Rata-rata Lingkar Dada Pada Tiap Kampung dan
Rata-rata Dari 3 Kampung Pada Dmur 1 - 12 Minggu; Unsexed • . . . • . . • . . . • . . • . . . _ 7. Rata-rata Bobot Badan Pada Tiap Kampung dan
Rata-rata Dari 3 Kampung Pada Urour 1 - 12 Minggu ; Unsexed . • . . . • . . . • . . . 8. Perhitungan Covariance Antara Panjang Shank
(x) dengan Panjang Betis (y) . • • . . • . • • • . . • . • .
9. Perhitungan Covariance Antara Panjang Shank (x) dengan Panjang Paha (y) • • • • • • . . . • • • • . . . .
10. Perhitungan Covariance Antara Panjang Shank (x) dengan Panjang Dada (y) . . . • . . • . . • • . . . .
11. Perhitungan Covariance Antara Panjang Shank
Ha1aman 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
(x) dengan Lingkar Metatarsus (y) ••••••••••• 47
12. Perhitungan Covariance Antara Panjang Shank
(x) dengan Lingkar Dada (y) ..••••.•••••••.•• 48
13. Perhitungan Covariance Antara Panjang Shank
(x) dengan Bobot Badan (y) . • • . . • • . . . • . • . . • . . 49 14. Perhitungan Covariance Antara Panjang Betis
(x) dengan Panj ang Paha (y) . . • • . • . • • • • • • • . • • 50
Lampiran
Ha1aman
15.
Perhitungan Covariance Antara panjang Betis
{xl
dengan Panjang Dada
{yl . . • . . . . • . . . 5116.
Perhitungan Covariance Antara panjang Setis
{xl
dengan Lingkar Metatarsus
{yl ••••...•.•. 5217.
ferhitungan Covariance Antara Panjang Betis
{xl
dengan Lingkar Dada
{yl . . . • . . . 53+B.
Perhitungan Covariance Antara Panjang Betis
{xl
dengan Bobot Eadan
{yl .••••••••.••..••••54
19.
Perhitungan Covariance lmtara J?anjang Balla
{xl
dengan Panjang Dada
{yl .••••••..•••••...55
20.
Perhitungan Covariance Antara Panjang Baha
{xl
dengan Lingkar Metatarsus
{yl .•.••.. "....56
21.
Perhitungan Covariance Filltara panjang Paha
{xl
dengan Lingkar Dada
{yl .••. セNNNNNNNNNNNN@57
22.
Perhitungan Covariance Antara Panjang Paha
{xl
dengan Bobot Badan
{yl ..•.•...•••.••••.•58
23.
Perhitungan Covariance Antara Panjang Dada
(x) dengan Lingkar Metatarsus
{yl ••••••...•.59
24.
Perhitungan covariance Antara panjang Dada
{xl
dengan tingkar Dada
{yl •.•••••••.••.•.•.60
25.
Perhitungan Covariance Antara Panjang Dada
{xl
dengan Bobot Badan
{yl ••.•••••.•••.•.••.61
26.
Perhitungan Covariance Antara Lingkar
Metatarsus
{xldengan Lingkar Dada
{yl...62
27.
Perhitungan Covariance Antara Lingkar
I1etatarsus
{xldengan Bobot Badan
{y)...63
28.
Perhitungan Covariance Antara Lingkar Dada
P,ENDAHULUAN
Ternak unggas di Indonesia sampai saat ini sebagian besar
terdir i dari ayam kampung. ll,yam kampung mcrupakan aydm 101:a1 yang ada dan sudah terkena1 di Indonesia. Lagi pula car a
pemeliharaannya tidak rnembutuhkan syarat yang berat, serta
telah beradaptasi dengan keadaan lingkungannya. Ayarn Kampung
bisa ditemukan diseluruh pelosok Indonesia, yang rmsill ilipeJih:lra
secara tradisiona1, yaitu pada pagi hari ayam tersebut
dilepas-lean dari kandangnya untule mencari makanannya sendiri dan pada
malam hari dikandangkan kembali. Ayam kampung ini sudah sejak
dahulu menjadi suatu sumber usaha untuk memenuhi ォ・「オエセオャZャHGュ@ hidup
baik dalam bentuk daging maupun telur. Pada kenyataannya ayam
kampung mempunyai peranan yang cukup bCSClr untuk ュHセョ」オォオーゥ@ suplai protein hewani.
Melihat hasil-hasil pembangunan peternakan yang
dilapor-lean oleh Direktorat Jenderal Peternakan 1979, popuJasi ayClm
kampung di Indonesia pada tahun 1977 mcncapai jumlah l01 juta
ekor lebih, sedang jumlah ayam ras hanya 6 juta ekor. Dari
jumlah ayarn tersebut produksi daging merupakan urutan kedua,
yakni 82.800 ton yang rnerupakan 17, VUセ@ dari jumlah doqing seluruhnya. kenyataan ini secara umurn sangat menggembirakan
karena dari tahun ke tahun populasinya terus meningkat. Ayam
kampung pada Peli ta I telah meningkat dengal1 raLa-rata peningkaLan
per tahun sebanyak 6,86%, sedangkan selama 4 tahun Pelita II
}?eningkatannya agak sedikit berkurang dibandingkan dengan
Peli-ta I, sarnpai tahun 1977 kenaikannya adalah 4,29%.
2
Ayam kampung selain dapat meningkatkan mutu qizi
masyarakat. juga dapat unt.uk meningkatkan kemampuaD
ber-produksi para petani peternak, sehingga pcndapatannya dapat bertambah.
Untuk mempelajari sifat genetis dari unggas, bisa
di-lakukan pengukuran terhadap hobot bad an ati1U melakukan
peng-ukuran terhadap panjang tulang-tulang unggas tersebut. Telah
dilaporkan bahwa pengukuran dari panjang tulang-tulang
meTil-punyai ketelitian yang lebib. baik, hila c1ibandingkan dengan
melakukan pengukuran terhadap bobot badan, tetapi didalam
pc-la].;:sanaannya ー・ョァオjセオイ。ョ@ terhadap bobot badan lebih r:1Udah un tuk
didapatkan. !·jenurut beberapa peneli-ti ada beberapa sifat yang
berhubungan dengan produkLivitas unggas diantaranya:
a). panjang shank dan panjang betis, ini dapat dijadikQn
pen-duga untuk mengukur pertumbuhan, sebab bentuk tulang yung
besar menunjukkan pertwtl.huhan yang besar. b) . Panjang paha
dan panjang dada, merupakan tempat perleto.kan daging yang
banyak, demikian juga panjallg bctis r:terupakan tcmpat::
perleLa:":-an daging, sehingga perkenmperleLa:":-angperleLa:":-an dari tulperleLa:":-ang paha, tulperleLa:":-ang dada
dan tulang betis ini akan menunjukkan produksi daging.
c}. Lingkar metatarsus merupakan keliling dari shank dapat
dijadikan patokan untuk mengetahui bentuk kerampingan dari
shank. Bentuk dari kaki menunjukkan kemarnpuan kaki untuk
dapat menunjang babot badan, sedangkan kemampuan ayam untuk
memproduksi daging ditunjukkan oleh bobot badan. Berdasurkan
hal ini lingkar metatarsus dapat dijadikall suatu petunjuk
untuk mengetahui kernampuan memproduksi daging. d) • Lingkar
3
dari punggung, ukuran dari punggung akan menunjukkan hasil
dari produksi daging. e) . Bobot badan, dCDqan scmakin
bc'-.,ny-nya bobot badan, maka produksi daging akan semakin 「・ャZエ。ュ「セBィL@
sehingga ln1 bisa dijadikan suatu kriteria pengukuran dari
produksi daging yang dihasilkan.
Sifat-sifat produksi yang disebut diatas mernpunyai korelasi positip dengan produksi daging yang dihasilkan.
Bertolak darl masalah pcmikiran ini maka diharapkan
dapat diketahui data mengenai ayam killflpung melalui pencaLutan
beberapa sifat produksinya. Hal ini dirasa perlu untuk
me-ngetahui potensi ayam kampung dan cara pengembangannya.
Hingga saat ini masih kurang data dasar tentang ayam kampung,
data dasar sangat diper1uk.::tn untuk program seleksi.
Diharap-kan dengan hanya menseleksi satu sifat produksi, maka sifat-sifat produksi lainnya sudah dapat diduga. Dengan demikiclD
pengembangan ayam kampung berdasarkan program scleksi ini
akan dapat menghemat biaya dan t-Jaktu. Hal ini berarti
di-dalarn pelaksanaannya akan lebih baik dan 1cbih mudah untuk
TINJAUAN
pustNセa@Ayalll karnpung yang juga dikenaJ dengan ayam sayur
ly.erupa-kan ayam 10ka1 yang ada di Indonesia kcmungkinan diturunkan
dari bangsa ayam hutan spesies GalJus gallus. >lenurut Butt (1949), spesies Gallus gallus yang juga tersebar di Sumatera dan Jawa. Yang jantan mempunyai bulu 1eher, sayap dan punggung berwarna merah oranye, dada dan bagiaD bawah dari perut berwar na hitarn; sedang yang betina warna bu1unya mcrah coklat deny an garis-garis hitam, jengger bex-warna merah dan bergerigi, kaki hitam dan kulit telur berwarna lnming coklat.
Ayam kampung il1i masih terdapat beraneka ragi1In dan clida-pati tersebar Iuas dise1uruh Indonesiil. Ayam ini terkena1 ka-rena cara pemeliharaannya yang -tidak membuluhkaD persyaratan yang berat, mempunyai day a tahan penydkit yang cukufJ baik
5cr-ta te1ah beradap5cr-tasi dengan keadaan lingk1.u1gannya (Hardjosubroto dan Atnodjo, 1977). Ayam kumpung mernpunyai popu1asi yang cu kup besar, dimana setiap tahunnya terus mcningkat sampai dcngan
tahun 1977 te1ah mencapai 101 juta ekor 1ebih (Anonymous, 1979). Jumlah ayam bukan ras ini akan ditingkatkan sesuai dengan trend yaitu 516 per tahun, ayam yang hukan ras akan lebih diarahkan un tuk menunjang peningkatan produksi daging, dcmikian juga dengan ayam ras
dm.
itik (Hutasoit, 1979).t1enurut Mansjoer dan Hartojo (l977) berbagai pendekatan telah dilaksanakan di negara-negara sedang berkembilng termasuk Indonesia, untuk mcningkatkan produktivitas ayam kampung. Pada umumnya telah disimpulkan bahWiJ setiap pendekatan per1u di1ak-sanakan secara bertahap, dengan laju peningkatan yang disesuai
5
kan dengan tingkat dan laju kemajuan sosial ekonomi disuatu daerah. Bila pengembangan terlalu cepat maka yang dihasilkan h!'lc nyalah terganggunya keseimbangan dan kegagalan usaha tersebut.
Menurut Atmadilaga (1972), sekalipun populasinya cukup
besar namun produksi yang dihasilkan bisa dikatakan rendah, ini disebabkan oleh cara pemeliharaannya, yang mana sebagian masyarakat rnasih rrelakukannya secara tradisionil, tanpa mengeluaE. kan biaya apa-apa, dengan cara ayam dilepas bebas tanpa diberi makanan secara khusus, sehingga -tinggal memungut hasilnya beru pa daging atau telur untuk dijual atau untuk konsumsi.
Case study yang dilakukan oleh Sugandi dkk. (1968), dida erah Krawang dan Grobogan menunjukkan beberapa sifat dari ayam kampung, umur mencapai dewasa kelamin pada jantan dan betina adalah 6 - 7 bulan rata-rata produksi telur per periode berte-lur adalah 10,74 - 11,33 butir. Bila telur dieramkan diperlu-kan waktu untuk mengasuh anaknya kurang lebih 2,5 bulan. Masa istirahat sebelum bertelur lagi adalah 2 minggu, jadi ayam kam pung beranak 2 - 3 kali per tCl.hun.
Menurut Mansjoer dan Martojo (1977), dari segi tehnik ーセ@ ngembangan peternakan maka usaha peningkatan produktivitas he!:!. daknya dilakukan melalui tiga upaya utama yaitu peningkatan mu tugenetik ayam kampung, peningkatan penyediaan makanan dan ーセ@ nJ.ngkatan car a pengelolaannya. Dalam upaya yang terakhir ini termasuk penanggulangan masalah penyakit dan pemasaran hClsil produksi. Ketiga upaya tadi harus dilaksanakan secara serentak dan mendapat tekanan yang sesuai dengan laju pertumbuhan kead!'lc an sosial ekonomi setempat. Misalnya usaha peningkatan mutu
tidal.;: diimbangi c1engan pcningkatan ー・イウ」、ゥ。セョ@ makanan mctka usC!
ha tadi akan gagal. Juga bili'l faktOl- pemasaran tidak dapat 、セ⦅@
siapkan dengan baik maka peningkatan jumlah lwsil y<1ng tidak 、セ@
pat dipasarkan jelas ale an menghasilkan kegagalan seluruh upaya.
Da1am penelitian ini di-mana. diperbandingkan antara ayam kampung
dengan ayam persilangan (].;:ampung x RIR) dapat dilihat bahwa te£ nyata ayam kampung mempunyai day a tunas telur dan daya tetas t£
lur yang lebih baik. Pada ャクセョ」@ I i ti an y zmC) di lak オャセオョ@ u leI) NClns j ucr
(1978) , diketahui bahwa persentase karkas ayam kumpung umur tiga bulan sampai dengan enam bulan adalah lebih tinggi 」Qセ@
bandingkan dengan ayam persilangan (kampung x RIR). Peningkat-an bobot badan adalah sangat penting artinya didalam usaha un-tuk meningkatkan produksi dari ayam kampung. Menurut.:. North
(1978), bobot badan dari ayam mempunyai heritabilitas yaWl
cu-kup tinggi yaitu 40 - 60%, ini berarti persentase perbandingan antara faktor genetik dengan faktor lingkungan kurang lebih
adalah sebanding. Bila dilakukan perbaikan patens}. uyarn ォ。ューオョセ@
melalui bobot badan maka produksi daging dapat lebih ditingka!,.
kan. Peningkatan bobot badan induk akan menghasi1kan telur
yang lebih besar. Seperti yang dilaporkan oleh Kheireldcn dkk
(1966) r bahwa babat telur dipengaruhi oleh ukuran tubuh induk.
Induk yang tubuhnya besar akan menghasilkan telur yang besar.
Pope dan Schaible (1957), me1aporkan juga bahwa telur yang
be-sar akan menghasilkan anak ayam dengan pertumbuhan yang cepat
dan efisien dalam penggunaan makanan. Card (1962), menyebutkan
bahwa kecepatan pertumbuhan dapat dinyatakan dengan
pertambah-an bobot badpertambah-an setiap minggunya dpertambah-an kecepatpertambah-an pertumbuhpertambah-an lni
kecepatan pertumbuhan akan menurun. Jull (1951) 、セュ@ Lesl ie (1961) menyebutkan bahwu. bangsa-bangsa ayam berbadan ringan s:?. ngat lambat pcrtumbuhannya dibanc1ingkan dcngan bangs a-bangs a
ayam berbadan bcrat. Selain i tu kecepatan pertwnbuhan dipengu.-ruhi pula ole11 kondisi ayam yang dipclihara, 01eh mutu makanan yang diberikan, ada atau tidaknya penyakit dan sifat kebakaan ayam tersebut. Hal lni sesuai dengan yang dilaporkan oleh Butt
(l949) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ayam akan t8rhambat oleh beberapa halangan karena keadaan seke1iling I misa1nya kan-dang ter1a1u padat, penyakit, parasit, ran sum yang kurang baik, temperatur dan lain-lain kcadaan. 5chubungan dengan pertumbut:. an ayam ini, maka sebagai data pembanding bisa dikemukakan be-berapa penelitian yang menggunakan cara pemcliharaan intensif maupun semi intensif, yang berarti perlakuan lingkungan yang 、セ@ berikan adalah 1ebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan
lingkungan yang diberikan dipedesaan. Makanan yang diberikon
didalam pene1itian il1i 1ebib baik 、。イゥセI。、。@ yang dipelihara 58-car a tradisioni1. Mansjoer (1978), melaporkan bahwa bobot:: ba-dan anak ayam kampung umur satu hari adalah 27,60 gram, pada umur 10 minggu adalah 552,34 gram, sedangkan pctda wnur 20 ming-gu adalah 1441,13 gram. Hardjosubroto dan Atmodjo (1977), rne-ngemukakan pada pene1itiannya bahVla bobot badan ayam kalllpung umur 12 minggu ada1ah 713,54 gram, sedangkan pClc1a umur 20 minggu adalah 1,17 kg. Pertambahan umur 9 minggu berikucnya 、ゥー・セ@
oleh data bobot badan adalah 1,62 kg. Kingston (1979), ュ」ャ。ヲjッセ@
Jean mengenai bobot badan ayam kampung pada umur 10, 20 dan 30 minggu berturut-turut adalah 454, 1027 dan 1525 gram.
-8
ging yang baik adalah ayam yang punggungnya lebar dan ャ・ィ・イョセイ。@ kemuka, kakinya pendek, kokoh dan berjarak. Hal ini agak 「・イ「セN@
da seperti yang dilaporkan oleh Kingston (1979), ada variasi phenotype ayam kampung yang besar baik dalam suatu daerah エ・ャセᆳ tentu maupun diantara daerah-daerah yang berbeda di Indonesia, dimana diketahui bahwa ayam-ayam dari Jawa Barat terutama seka Ii nampak berkaki panjang. Diketahui Juga bahwa susunan dari kaki agak rapat sehingga produksi daging tidak scbaik ayam yang
mempunyai 「・ョエオjセ@ tubuh yang disebutkan sebelumnya. I1enurut vHlliamsan dan Payne (1965), menyebutkan bahwa kaki yang rclatip
panjang dan paha yang lang sing akan lebih efektip membuang ke-lebihan panas tubuhnya, sebaliknya tubuh yang padat kurang mam pu membuang panas. Seperti diketal1ui Indonesia mempunyai iklim tropik sehingga ada kemungkinan bahwa phenotype dari kaki yanC] panjang ini mempunyai hubungan dengan iklim setempat. Dikata-kan oleh Collins dkk (1964), bahwa ukuran dari panjang shank dan keliling shank penting dalam hubungannya dengan bobotbadan dan efisiensi produksi daging. Bila ini dilihat pad a ayam ォ。セ@ ーオセァL@ maka bisa dikatakan bahwa keliling shank adalah relatip
lebih kecil dibandingkan dengan ayam ras, mengingat dari ukur-an dukur-an bentuk shukur-ank pada ayam kampung adalah raxnping sehingga produksi dagingnyapun tidak sebaik ayam ras maupun ayam dari hasi1 persilangannya.
dila-9
porkan oleh Hayse dkk (1973) dan SwanSon dkk (1964), yang me-nyebutkan bahwa dcngan bertambahnya ukurdn ayaIn, maka persent5!.
5e dada bertambah.
Hasil penelitian Hayse dkk (1973), menunjukkan bahwa je-nis kelamin mempengaruhi hasil daging bagian dada. Ne\vel (1954) dan Hayse dkk (1973), melaporkan bahwa ayarn betina walaupun
ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan ayam jantan namun mempunyai ー・イウセョエ。ウ・@ dada yang Sdlna 。セN。オ@ lebih besar. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibiary dan Jull (ll)48) yang menyatakan セI。ィキ。@ kalkun jantan lebih besar dalam hal babot badan, dalam dada, panjang dada dar_ panjang shank, tetapi beti-. na-' lebih besar dalam lebar dada. Morran dan Orr (1970), ュ・ョァセ@
takan bahvla dada ayam betina lebih besar daripada da.da ayam jantan, sedangkan paha bag ian bawah dan palla bag ian atas pada ayam betina mempunayi persentase yang lebih kecil.
Ibiary dan Jull (1948), te1ah membuat suatu pene1iti-an untuk melihat hubungan yang ada antara lebar dada, dalam da da, panjang shank, panjang dada dan bobot badan. Siiat-sifat ini dihubungkan salu dengan yang lain dan didapatkan suatu hu-bungan korelasi yang positip kecuali antara lebar dada dengan dalam dada serta lebar dada dengan panjang shank. DilaporJ:an juga bahwa sifat ini menunjukkan perbedaan strain yang nyata, sehingga sifat-sifat ini dapat digunakan untuk menseleksi dalam hal memproduksi daging kalkun yang baik. Pacta Penelitian Lerner
(1936), yang mengukur hubungan antara bobo"t badan dengan
panjang shank telah rnendapatkan korelasi yang positip, dimana ini ditunjukkan oleh angka yang ditemukan yaitu 0,659
:i:.
0.03210
dada dengan bobot badan mempunyai korelasi yang tinqgi. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Desmayati (1976) ,
diketa-hui 「。ィセj。@ bobot akhir dengan panjang paha terdapat korelasi
yang positip demikian juga antara bobot akhir dengan lingkar dada. Barhiman (1976), melaporkan bahwa bobot hidup mempunyai korelasi posi tip dengan panj ang dada. Hasil peneli tian Collins dkk (1946), didapatkan korelasi positip antara bobot akhir ーセ@
MATERI DAN METODA PENELITIAN
Peneli tian dilakukan di desa Cigombong, kecamatan Cijeruk, kabupaten Bogor, se1ama 3 bulan, mulai dari tangga1 21 Pebruari 1980 sampai dengan tanggal 13 Mei 1980.
Sebagai materi percobaan digunakan anak ayam kampung dari umur 1 - 12 minggu sebanyak 236 ekor, yang para pemiliknya di-pilih secara aeak. Semua anak ayam kampung ini diberikan nooor indentitas yang terbuat dari aluminium pada sayap maupun pada kakinya. Anak ayam kampung ini tetap dipe1ihara oleh pemilik-nya, sehingga perlakuan dari lingkungan terhadap anak ayam ini
masih tetap dilakukan dengan cara pedesaan. Pengukuran
ter-hadap ayam kampung dilakukan di tiga kampung yang dilaksanakan seeara berka1a setiap minggu. Di kampung Bojong Kiharib di-lakukan pengukuran terhadap 157 ekor anak ayam ; di kampung Ciletuh Girang mengukur anak ayam sebanyak 47 ekor dan di kam-pung Ciletuh Hilir sebanyak 32 ekor anak ayam .
Sifat-sifat produksi anak ayam kampung yang diukur :
<it}.
Bobot badan yang merupakan bobot ayam hidup, diukur dengan timbangan da1am satuan gram.b). Panjang dada yang merupakan panjang tu1ang sternum, yang diukur dengan mistar ukur dalam satuan mm.
e). Panjang shank yang merupakan panjang tu1ang metatarsus diukur dengan menggunakan mistar ukur dalam satuan mm. d). Panjang paha yang merupakan panjang tu1ang femur diukur
dengan menggunakan mistar ukur dalam satuan mm.
e). Panjang betis yang merupakan panjang tulang tibia diukur dengan menggunakan mistar ukur da1am satuan mm.
12
f). Lingkar dada yang merupakan lingkar dari tulang sternum hingga tulang punggung yang paling atas diukur dengan pita ukur dalam satuan ll1ll1.
g). Lingkar metatarsus yang merupakan keliling dari shank
diukur pada pertengahan dari tulang metatarsus dengan menggunakan pita ukur dalam satuan mm.
Dalam pengukuran ini ayam karnpung dikelompokkan ber-dasarkan umur per minggunya yang mana 1 - 7 hari dihitung 1 rninggu, 8 - 14 hari dihitung 2 minggu, 15 - 21 hari di-hitung 3 minggu, demikian seterusnya. Umur anak ayam dapat diketahui berdasarkan :
1). Menanyakan langsung kepada pemilik ayam yang bersangkutan. 2). Menentukan berdasarkan pengamatan dan pengetahuan peneliti.
Data yang didapat dio1ah dengan rnenggunakan rancangan acak 1engkap, dan ana1isa statistik yang digunakan adalah analisa peragam (analyse of covariance). Bagan ana1isa peragam dapat dilihat pada Tabel satu. Perhitungan koefisien korelasi untuk mengetahui ke eratan rnasing-masing hubungan parameter, dapat dilihat pada Tabel 4 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n
Z
xy - セクBBLケ@r =
13
Pengolahan data
TABEL 1. DAFTAE ANALISA PEEAGA11.
]セセ]セセセ]]]]]]]]]]]]]]]M]]]]]]]]]]]]]]]]]]セ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]セ]]]]]@
Sumber
DB
Jumld!l hasil kali
Keragaman
xx
I
Ay
yy
2?tal
r(t-l) ::fxx
:£xy
:;;.yy
hlok
r-l
RxxRAy
l<yyperlakuan
t-l
Txx Txv Gャャセイ@error
(r-l) (t-l) E=<-<'{
EAy
E,yYperlakuan
+
error
perlakuan
disesuailian
blok+error
hlok
disesuaikan
error
perlakuan
+
error
perlakuan
disesuaikan
hlok+error
hlok
disesuailian
r(t-l)
Sxx
Sxy
Syy
t(r-l)
Sxx
Sxy
Syy
(r-l) (t-l)
Exx Exy Eyyr(t-l)
Sxx
Sxy
Syy
t(r-l)
Sxx
Sxy
Syy
DB
=
derajat bebas
r
=
ulangan
t
=
perlakuan
I
Penyesuaian
FDB
SS
-SZ-
hit.
(Di.sesuaiJ,an)
(r,.l) (t-l)
iE'yj'- (Exy) 2= P
-1 Exx
Sy.x
r(t-l)-l
sケケ⦅HセIR]@
q
Sxx
t:
-
1q
- pt(r-l)-l
syy_(Sxy)L=
Sxx
r
r -
1r
- p(r-l) (t-l)
(Exy) 2
-1 Exx-
Eyy = a
r(t-l)-l
I
Sxx- (SAY) 2_ h
"
Syy
-t -
1h
-
a
t(r-l)-l
Sxx_(Sxy)2=
Syy
cr -
1 c -a
Dari hasil yang didapat dihandingkan dengan F tahel untuk
melihat hasil berbeda sangat nyata ( P
(0,01),nyata (P
<
0,05)atau tidak nyata.
[image:27.579.72.561.157.606.2]HASIL DAN PE1.ffiAHASAN
Pertumbuhan Anak Ayam Unsexed .--- Ilasi 1 セ・ョ・ャゥ@ tian me-nunjukkan bahwa rata-rata panjang shank anak ayam kampung dari umur 1 - 12 minggu berkisar dari 23,50 ::t:. 2,59 mm hingga 73,34 ::t:. 4,74 mu (Tabel 2), dengan rata-rata pertambahan sebesar 4,53 mm per minggu. Perkembangan dari panjang shank menunjukkan pertumbuhan yang baik, namun kecepatan pertumbuhan lnl tidak sa'lla perkembangannya pada setiap minggu (Ilustrasi 1). Rata-rata panjang betis anak ayam kampung dari umur 1 - 12 minggu berkisar dari 31,15::t:. 4,68 mm hingga 96,82::t:. 6,73 mm (Tabel 2) dengan rata-rata pertambahan sebesar 5,97 mm per minggu.
Panjang betis mempunyai pertumbuhan yang baik, walaupun demiJdan kecepatan pertumbuhan "tidak sar,la setiatl minggunya (Ilustrasi 2). Rata-rata panjang paha anak ayam kampung dari umur 1 - 12
minggu berkisar dari 21,44 ::t:. 4,63 mm hingga 67,71 ::t:. 4,88 mm (Tabel 2) dengan rata-rata pertambahan sebesar 4,21 mm per minggu. Untuk panjang paha dapat dilihat pertumbullannya tidak secepat seperti pada pertumbuhan panjang shank dan panjang betis (Ilustrasi 3). Rata-rata panjang dada anak ayam kampung dari umur 1 - 12 minggu berkisar dari 11,31 ::t:. 3,96 mm hingga 64,66 ::t:. 6,00 mm (Tabel 2) dengan rata-rata pertambahan seb0sar 4,54 rum per minggu. Demikian juga dengan panjang dada, per-tumbuhannya tidak secepat seper"ti pada 2 pengukuran parameter yang disebutkan paling dahulu (Ilustrasi 4). Ra"la-rata lingkar metatarsus anak ayam kampung dari umur 1 - 12 minggu berkisar dari 10,64 ::t:. 0,79 mm hingga 28,74 ::t:. 3,02 mm (Tabel 2), dengan rata-rata pertambahan sebesar 1,66 mm per minggu. Lingkar
15
lfletatarsus mempunyai pertumbuhan yang paling lambat
dibanding-kan dengan sifat-sifat produksi yang disebutdibanding-kan ter1ebih dahulu,
ini menunjukkan kerampingan dari shank (I1ustrasi 5). Kata-rata
lingkar dada anak ayam kampung dari umur 1 - 12 minggu berkisar
dari 51,95:±: 6,76 mm hingga 203,65:±: 24,31 rom (Tilbe12) dengan
rata-rata pertambahan sebesar 13,79 mm per minggu. Pertumbuhan
lingkar dada lebih cepat dari sifat-sifat produksi lainnya,
namun kecepatan pertumbuhan setiap minggunya tidak sama, bahkan
pada minggu ke 7 - 8 pertumbuhannya sangat lambat (Ilustrasi6).
Rata-rata bobot badan anak ayam kampung dari umur 1 - 12 minggu
berkisar dari 28,14 :±: 9,55 gram hingga 549,27 :±: 101,35 gram
(Tabel 2) dengan rata-rata pertambahan sebesar 47,38 gram per
minggu. Perkemban']an dari bobot badan hidup mempunyai pertumbuhan
yang lambat pada minggu-minggu pertama,selanjutnya ?ada
mins,]u-minggu beriku"tnya kecepatan pertumbuhan meningkat (Ilustrasi 7)
Hal ini agak berbeda dengan yang dilaporkan Card (1962), yang rrenyebutkan
bahwa kecepatan pertumbuh"an akan berkembang sejak menetas sampai
umur 8 minggu, setelah itu kecepatan pertLUubuhan akan menurun.
Sebab dari perbedaan ini karena pengaruh lingkungan dari ayam
kampung tidak begitu diperhatikan terutama dalam hal
c")engelola-annya dan pemberian makanan sehingga ini menyebabkan kecepatan
pertumbuhan awal lambat perkembangannya.Perkenmangan ini sesuai
dengan yang dilaporkan oleh Jul1 (1951) dan Leslie (1961) yang
mengatakan bahwa bangsa-bangsa ayam berbadan ringan sangat
lambat pertumbuhannya dibandingkan dengan bang3a-bangsa ayam
ber-badan berat. Kecepatan pertumbuhan dipengaruhi pula oleh kondisi
ayam yang dipelihara, oleh mutu makanan yang diberikan, ada
T A 13 E L 2. PENGUKURAN SIFAT-SIFAT PRODtJKSI DARI RATl'.-RATA 3 kaセitGエjng@ PADA mruR 1 - 12 NINGGtJ (tJNSEXED)
NINGGtJ PANJANG SHAN"lZ PANJANG BETIS PANJANG PARA
(mrn) (rom) (nun)
,
1 23,50 .:J:. 2,59 31,15 .:J:. 4,68 21,44 .:J:. 4,63
2 27,39 .:J:. 1,95 37,99 .:t. 4,09 26,48.:J:. 4,88
3 31,24 .:J:. 2,89 41, 92 セ@ 4,83 31)91 セ@ 3,36
I
I
4 36,33:!: 3,76 48,33
=-
s;91 36,:,6.! 3,445 39,56 セ@ 4,23 54,07 :::. 5,87 40,38 + 4,79
I
-
,
6 44,63 :!: 4,63 59,59
±..
6,27 43,43 :!: 5,27I
7 50,49 :!: 3,82 67,40±..
5,24 48,73 + 4,48i
I
I8 54,58 :!: 3,69 71, WセL@ セ@ :3 I 32 51,38
=-
4,43 !i
I
,
9 60,00 :!: 4,51
I
79,232:. 7 ,03 56,87 + 5,63I
10 64,01 :!: 5,47
I
84,43:!: 7,10 61,04.!.
5127 .1,
11 69,59 :!: 4,35
12 73,34+4,74 96,82 + 6,37 67,71 + 4,88
PANJANG DADA
(mm)
11,31 .:J:. 3,96
19,32 + 5,43
25,49 + 5,17
31,75 .=. 4,77
36,26 + 5,0;)
-41,04 .:. S,03
45,95:: 4,36
49,78 + 3,67
54,58
±..
5,1257,75,::::, 5[65
64,66 :!: 6,00
LINGKAR }lETATARStJS! LINGY-AR DADA BOBOT BADAN
(mrn) (rom) '(gram)
10,46.:J:. 0,79
I
51,95'.:J:. 6,76 28,14 .:J:. 9,55
12,17 .:J:. 1,57 65, 97 .:J:.1O ,27 50,16 :!:26,03
I
13,63 セ@ 1,60 79,20 :!:11,81 77,37 セRRLVQ@
I
!
15,28 セ@ 1,64
,
,
96,23 :!:15,00 109,43 :!:34,25 16,60 :!: 2,28 111,27 :!:17, 21 144, 27 .:J:.54 ,6317,87 .::. 2,18 130, 8O
.:J:.l
5 ,44 184,34 :!:51,8621 / 00
±..
2, 89 146,36 :!:14,18 239,49 :!:69,8523,02 :!.:. 2,34 150,18 セRRLTQ@ 276,00 :!:63,48 24,19 + 2,46 164,01 :!:23,09 351,35 :!:80,33
25,71 セ@ 2,E7 184,27 :!:32,90 421,75 :!:75,58
,";c"'_ "7'
.!..o, ,LJ: + 3,02 203,65 ::'24,31j549,27 +101,35
I
セ@
'/U
セ@
,or
セ@
;ij
n::
r.JJ セャ@ HセG@
L9
;ij
I-,
z
セ@ A: LセL@
""
.-'J,/ "
1 2
3
17
/
,
/
,
I
/
I
/
I
0 / o
ur.wn
(minggu)/
/
/
I ',)
/
/
I i
18
,"
,
"C:,:,,,l
/ /
/ /
, /
I '"
.'
@ /
Ul l :
H
""
'"
(1)
.'
19
セ@
t-)
Z
.
-<
P<
.
セZGI@
20
1()
GHUR (minggu)
Ilustrasi 1. Kurva Pertumbuhan Pan j ans! Betis Dari Ra
70
00
40
)")
20
10
o
;
セ@
,
1
セ@
;
19
/ ;
;
'{
セG@
10 II
--- Ul4UR (minggul ---
20
60 "
セ@
50
セ@
.0:: ,
Q ,
..:
Q
t.:J fl;-(j
セ@
/t-:l
セ@
iO< 3i)
/
,
';
セ@
,-,)
,
;
11)
--- Ul'lUR (minc;gu)
30
"
'"
20til
::0
til
p:;
<C
8
<C
8
セ@
,/セ@ ,
<C
;:,; .'
19
;<:
H
f-1 10
o
21
,
-'
r
,
6
<
,
.
';) 10
•
,
セ@
Q p:;'"
'"
"
:z; H i-'l I I I I I I I I I I I I ' I I I1t.;u
140'I ' "
90l
80
ulJ )U ;i0 : ,,
II 22 I I I I I
r - - . I
"
"
-- UllUR (r:linggu) ----
24
Hubungan !\ntar Sifat-sifat l'roduksi A1yam Kampung.-- Basil
statistik dengan ana1isa peragam rnemperlihatkcffi panjang shank
mempunyai hubungan yang sangat nyata (PLO,Ol) 、・ョセNヲ。ョ@ panjang
betis dan juga panj ang paha, sedangkan ;uIDUnLj2mnya densan 1ing:,ar
metatarsus dan bobot badan nyata (PLO, 05). ,Jubungannya dengan
panjang dada dan lingkar dada tidak nyata, dapat di1ihat pada
'i'abe 1 3.
'l'l'J3EL 3 . . IILAI-NIL111 P tII1'UNG HUBDNGI>N AUTAR SIFJ\T-SIFAT PRODUKSI AYA!4 KA1·1PUliG, DENCZ\.N PERHITUNGAN COVARIANCE
セ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]@
x Y PS PB PP PD
lセQ@
LD BBP S 52,13** 18,09*-k 2,07 5,03* 1,16 '}_,44*
P B 52,327
'*
47,86** 2,39 2,43 1,11 31 S5*j;
P P 18,108** 48,00**- 2,01 3
,
1"-
, 5,77"* 10,77**P D 2,07 2,39 2,01 0,97 0,56 1,64
L N 5,05* 2,41 3,15 0,97 iJ,64 1,90
L D 1,16 I , l l 5,78** 0,56 0,64 4,93*
B B 4,45* 8,54** 10,76''* 1,64 1,90 4,93"
Keterangan: P S
=
panjang Shank *=
(PLO,05)P B
=
panjang Betis**
=
(PLO (01)P P
=
Panjang PahaP D
=
panjang DadaL H
=
Lingkar Ne-ta tars us25
Hubungan antara panjang betis dengan panjang palea dan bobot badan sangat nyata (PiO,Ol), sedangkan dengan panjang dada, lingkar metatarsus dan lingkar dada "tidak nyata. Hubungan antara panjang paha dengan lingkar dada dan bobot badan sang at nyata (PLO ,01), sedangkan dengan panjang dada dan lingkar
metatarsus tidak nyata. Hubungan antara panjang dada dengan lingkar metatarsus, lingkar dada dan bobot badan tidak nyata. Hubungan antara lingkar metatarsus dengan lingkar dada dan bobot badan tidak nyata. Antara lingkar dada dengan bobot badan mempunyai hubungan yang nyata (PLO,05).
i|ッjセ・ャ。ウゥ@ l'>.ntara Bobot Badan dengan Parame"ter
l。ゥョョケ。セMᄋセ@ l{oefisien-koefisienant,ar 1.)arame::er senuanya posi':::ip
dan sangat besar, seperti yang dapat diliha-t pada rr3.!:)el 4.
TABEL 4. KOEFISIEN KORELASI ANTAE PAHA/.lETER
セ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]Gセ]]]]]]]]]]]]]]]]]@
x
y p S P B P P P D L M L D B BP S 1,00 0,99 0,98 0,99 0,98 0,98
P B 1,00 0,99 0,99 0,98 0,98 0,98
p P 0,99 0,99 0,98 0,97 0,97 0,97
P D 0,98 0,99 0,98 0,98 0,97 0,95
L H 0,99 0,98 0,97 0,98 0,98 0,96
L D 0,98 0,98 0,97 0,97 0,98 0,96
B B 0,98 0,98 0,97 0,95 0,96 0,96
KE.terangan セ@ P S = S?anj a:lg Shan:';: L J.1 = Lingkar lletatarsus
P B = panjang Betis L D = Lingkar Dada P P = panjang Paha B B = Bobot Badan
[image:39.563.49.488.453.751.2]26
Dengan sangat besarnya koefisien-koefisien korelasi
antara bobot badan dengan parameter-parameter lainnya ,Flaka kc 0
parameter mempunyai ketepatan yang cuku!" 'cinggi untuk menaksir
bobot badan.
Dari ke 6 parameter yang diamati ternyata panjang shank
dan panjang betis mempunyai korelasi yang paling besar dengan
bobot badan.
Hasil analisa s tatistik denqan menqgunakan analisa
pe-raqam (analysis of covariance), memperlihatkan hubunqan antara
panjanq betis denqan bobot badan sang at nyata (PiO,Ol),
sedang-kan hubungan antara panjanq shank dengan bobot badan nya"ta
(Pia, OS) , ini menunjukkan panjanq betis mempunyai penqaruh
terhadap bobot badan lebih baik dibandingkan セI。ョェ@ ang shank,
tetapi didalam teknis pelaksanaan panjanCj shank mempunyai
ke-telitian penCjukurart yanCj saIlCjat baik dibandinCjkan dengan
panj ang betis セ@ Berdasa rkan hal diu. tas ini I rnaka dalam melakukan
seleksi untuk memperbaiki bobot badart sangat baik hila mengguna-kan kriteria pengukuran panjang shank.
1'1enurut [X2sflejati (1976, korelasi antara Lobot akhir denCjan
panjanCj paha dan linCjkar dada adalah 0,92 dan 0,95. Ini hampir
sarna dengan korelasi pada Tabel dari sifat-sifat yanq
disebu"t-kan diatas. Lerner menemu]can korelasi antara Lobot badan dan
panjang shank sebesar 0,659, sedanCjkan Collins yanCj nlengukur
antara bobot akhir denCjan panjanCj shank dan linCjkar tibia
men-dapatkan angka 0,779 dan 0,827. AnCjka--anCjka ini menunj ukkan
korelasi yang positip dan cukup besar, tetapi bila dibandingkan
27
para peneliti t_e;:dahulu lebih kecil. Perbedaan ini disebabkan
ayam-ayam ras yang diukur sudah sangat peka terhadap keadaan
lingkungan sehingga perubahan lingkungan yang sedikit saja
dapat mempenga;:uhi ko;:elasi dari dua sifat yang diukur.
Pengaruh Umur 'ferhadap Kece12atan Pertumbuhan Antar
Parameter. -- Dencjan analisa peragam memperlihatkan hubungan
panjang shank dengan panj ang betis tidak nyata, sedangkan
dengan pmlj ang paba, panj ang dada, lingkar me-tatarsus, lingkar
dada dan bobot badan sangat nyata (P 1...0,01), sedangkan
kebalik-an da;:i hubungkebalik-an ini -tidak nyata denCjkebalik-an pkebalik-anj kebalik-ang betis, pkebalik-anj kebalik-ang
paba, lingka;: metata;:sus, lingka;: dada, bobot badan, tetapi
sangat nyata (pLO,Ol) dengan panjang dada.
Hubungan panjang botis denqan ー。ョェセョGQ@ ーセィ。L@ panianq dada,
.
lingka;: metatarsus, lingka;: dada dan bobot badan sangat nyata
(PLO,Ol), kebalikan dari hubungan ini sangat nyata (frLO,Ol)
dengan panjanCj dada dan lingka;: metatarsus, nyata (PLO,OS)
dengan panjang paha, tidak nyata denCjan lingkar dada dan
bobot badan. Hubungan panjang paha denCj-an pd{,jang dada,
lingkar me-tatarsus dan lingkar dada tidak nyata, te-tapi sangat
nyata (PLO,Ol) dengan bobot bac1an, kebalikan dari hubungan ini
sangat nyata (P
La,
01) dengan panjang dada I lingkar meta-tarsusdan bobot bac1an, tidal;: nyata dengan lingkar dada. Hubungan
panj ang dada c1engan lingkar me-tatarsus, lingkar dada dan bobot
badan sangat nyata (P
La,
01), demikian juga kebalikan darihubungan ini sangat nya-ta (PLO ,01). Hubunganlingkar meta-tarsus
dengan lingkar dada dan bobot badan sangat nyata (PLO,OI) I
demikian juga kebalikan dari hubungan ini sanga-t nyata (pLO,Ol)
28
1ingkar dada dengan bobot badan sangat nyata (PLO,Ol) , demikian juga keba1ikan dari hubungan ini. Apabila pengaruhnya nyata (PLO,05) atau sangat nyata (PLO,Ol) merupakan suatu petunjuk bahwa pengaruh umur terhadap kecepatan pertumbuhan hubungan
antar sifat menunjukkan perbedaan dalam per](embangannya, tetapi bila pengaruhnya tidak nyata, kecepatan pertumbuhan pada hubung-an hubung-antar sifat tidak berbeda perkembhubung-anghubung-annya. Nelihat 'rabe1 5 secara kese1uruhan dapa-t dikatakan pengaruh umur terhadap
kecepatan pertuwbuhan antar hubungan sifat-sifat produksi me-nunjukkan perbedaan perkembangannya.
'l'ABEL 5. NILAI-NlLAI F HITUNG DALMI PENGUJIAN PENGARUH UMUR TERHADAP KECEPA'l'AN PERTUl1BUHAN ANTAR PARlI.l1ETER
セ
M]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]@
y PS PB PP PD LM LD BB
x
P S 1,28 2,18 4,01** 2,21 1,24 2,00
P B 3,06* 3,68** 6,73** 1,36 2,49
P P 13,43** 13,41** 4,38** 7,53** 2,04 6,06**
P D 10,63** 7,79 ** 1,65 6,4 ** 3,38** 6,90**
L H 6,06** 5,61** 2,96 5,64** 2,15 5,53**
L D 10,13** 8,34** 2,13 7 I 65
* *
6,16 ** 5,02**B B 14,55** 13,23** 7 ,02 * * 15,54** 14,24** 5,69**
Keterangan: P S
=
Panjang Shank *=
(pLO,05)P B
=
Panjang Betis **=
(PLO,Ol)P P
=
Panjang Paha P D=
Panjang DadaL 1-1
=
Lingkar Metatarsu L D=
Lingkar Dada29
Pengaruh Lokasi Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Antar Parameter.-- Hasil pengamatan menunjukkan bahwa keadaan di kampung A (Bojong ],iilarib), rumah-rumahnya rapat, terletak ditempat yang tinggi dari sawah dan juga jalan tanah sudah ,
.
berkurang, sebab sudah dilakukan penyemenan. Kampung B (Ciletuh Girang) keadaan tanahnya datar, jalanan masih me-rupakan jalan tanah, dekat dengan kebun karet dan juga de-kat dengan sawah. Keadaan kampung C (Ciletuh Hilir), ter-letak juga ditempat yang tinggi dari sawah, tetapi pem-bangunan perumahan masih jarang dan jalan masih merupakan
jalan tanah.
30
Hubungan panjang dada dengan lingkar dada sangat nyata (PLO,Ol), dengan lingkar metatarsus nyata (PLO,OS), dengan bobot badan tidak nyata, kebalikan dari hubungan ini sangat nyata (PLO,Ol) dengan lingkar metatarsus dan lingkar dada, tidak nyata dengan bobot badan. Hubungan lingkar metatarsus dengan lingkar dada dan bobot badan sangat nyata (PLO,Ol), sedangkan kebalikan dari hubungan ini tidak nyata dengan lingkar dada, tetapi sangat nyata (PLO,Ol) dengan bobot badan. Hubungan lingkar dada dengan bobot badan sangat nya-ta (PLO, 01), demikian juga kebalikan dari hubungan ini sangat nyata (PLO,Ol), dapat dilihat pada Tabel 6.
TABEL 6. NILAI-NILAI F HITUNG DALAI'! PENGUJIAN PENGARUH
LOKAS I 'l'ERHADl\J) KCCEPATAN PERl'UMBUHAN l\N'rAR PAR!\ME.'I'ER
Pzセ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]セG]]]]]]]]]]]]]]]]]] ]]]]]]@
X Y P S P B P P P D L M L D B B
P S 0,04 2.13 1,32 13,90** 6,16** 0,82
P B RLセY@ 4,03* 0,34 14,21** 6,65** 1,03
P P 15,27** 296,99** 5,81** 9,98** 10,37** 6,38**
P D 6,85** 4,64* 1,25 15,72** 7,72** 2,89
L M 13,49** 9,58** 3,31 4,98* 1,81 9,20**
L D 13,81** 10,34** 4,44* 7,71** 7,85** 6,52**
B B 5,65** 0,01 1,30 2,50 18,05** 6,12**
Keterangan P S = Panjang Shank
*
=
(PLO ,05) P B = Panjang Betis**
= (PLO ,01) P P = Panjang PahaP D = Panjang Dada
L M = Lingkar Metatarsus
[image:44.564.76.526.400.752.2]31
TIIBEL 7. PENGUKUEAN SIFA,['-SIFAT PEOOUlZSI PAOA MINGGU IZE 12 OARI 3 KMlPUNG
]]]]]]]]]]]]]]]]セ]]]]]]]]]]]]]]]]]]セ]]]]]]]]]]]]]セ]]]] ]]]]]]]]]]]@
sifat-sifat produksi
A
yang diteliti
panjang shank 72,29
+
4,49 75,15panjang betis 95,04
+
5,42 100,60panjang paha 67,61
+
4,50 71,°
3panjang dada 62,32
+
5,12 70,04lingkar metatarsus 28,52
+
3,36 29,391ingkar dada 200,81
+
24,63 207,39bobot badan 514,58
+
81,35 645,83Keterangan : A = kampung Bojong Kiharib B
=
kampung Ci1etuh Girang C - kampung Ciletuh HilirB C
+
3,39 74,49+
6,25+
5,49 97,51+
8,24+
4,37 66,81+
5,03+
5,09 65,69+
5,04+
2,48 29,00+
3,02 :::29,46 210,43+
12,66:::95,20 542,86 :::100,20
Pada pengukuran minggu ke 12, dapat dilihat bahwa kampung B
mempunyai pertumbuhan sifat produksi yang paling baik, di.ikuti oleh karrpung
C, kemudian kampung A. Hal ini berarti bahwa konelisi daerah sangat
me-nentukan performance ayarn kampung. Bila diperhatikan, memang
di-kampung B lebih baik kondisi penyediaan pangannya. Surnber pangan
ayam kampung U!l\U1m1ya didapat dari selokan, dari sa\vah, dari kebun maupLm dari
sisa-sisa dapur, sec1angkan eli kampung C penyeeliaan pangan tidak sebaik
di kampung B mengingat bahwa sawah sebagai sumber pangan yang
cu-kup penting berac1a jauh dibawah lokasi kampung. untuk kampung A,
sumber pangan sendiri sudah banyak berkurang karena sudah banyak
dilakukan penyemenan j alan tanah dan sawah juga berada j auh diliawah dari lokasi desa. Dari Tabel 6 secara umum dapa·t dilihat bahwa
pengaruh lokasi terhadap kecepatan pertumbuhan berbeda-beda, juga
KESlIViPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpu1an seba-gai berikut :
1. Per·tumbuhan ra·ta-rata bobot badan anak ayam pad a 3 kampung dari umur 1 - 12 minggu berkisar dari 28,14
!
9,55 gram hingga 549,27!
101,35 gram denganrata-rata pertambahan sebesar 47,38 gram setiap minggu.
2. Hubungan panjang betis clengan bobot badan (r=O,98)clan palljali9 jJahd dengan bobot badan (r=O ,97) sangat nyata
(PLO,Ol), sedangkan hubungan panjang shank dengan bobot badan (r = 0,98) dan lingkar dada clengan bobot badan (r = 0,96) nyata (PLG,OS), tetapi pada hubljngan panjang dada dengan bobot badan (r = 0,95) dan lingkar metatarsus dengan bobot bac1an (r = 0,96) tidak nyata. Panjang shank rnerupakan penc1uga yang paling tepat untuk bobot bac1an.
3. Lokasi mempunyai pengaruh yang berbeda-bec1a terhac1ap hubungan kecepatan pert.umbuhan antar parameter.
S A E A N
Telah diketahui b ahwa ayam kampung mempunyai nilai
ekonomis bagi penduduk di pedesaan, sehingga perbaikan
produkti-fitas ayam kampung dapat menambah penghasilan bagi penduduk di
pedesaan.
Pengukuran selanjutnya terhadap panjang shank dari ayam
kampung perlu dilakukan, kemudian data yang diperoleh dari
pengukuraTl ini dievaluasi dan dibuat suatu standard yang optimal
bagi panjanCj shank. Bertolak dari sini dapat dilakukan seleksi
dari panianq shank ayam kampunq. Bila seleksi panianq shank
sudah dilakukan, bisa dilanjutkan denCjan melakukan penCjukuran
terhadap linCjkar metatarsus ayam kampung, yang juga dicari
standard optimalnya, kemudian dilakukan seleksi terhadap besar
lingkar metatarsus. Pengukuran panj anCj shank dan lingkar
metatarsus bisa juga dilakukan bersama-sarna, demikian jUCja
dalam melakukan seleksi terhadap kedua sifat produksi ini dapat
dilakukan denCjan serentak.
Dirasakan perlu untuk dilakukan penelitian lanjutan
ten-tang ukuran-ukuran tubuh ayarn kampung, dengan daerah yang lebih
luas lagi sehingga didapat data dasar ayarn kampung yang lebih
lengkap.
DAFTAR PUSTi\l(A
1. Anonymous. 1979. Helihat Basil-Hasil Pembangunan
Depar-temen Pertanian, Direktorat Jenderal
Jakarta.
Peternakan. Peternakan.
2. Atmadilaga, D. 1972. Pemuliaan l\yam dan Pemuliaan Sapi Perah. Paper ケ。ョセ@ diberikan dalam kursus Pendidikan Subject Hatter Specialist Direktorat Jenderal Peternakan, Bandung. 'ridak diterbitkan.
3. Barhiman, S. 1976. Kwalitas J(arkas Ayam Kampung dan Persilangan Ayam J,ampung dengan Rhode Island Hed. Thesis. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogar, Bogar.
4. Burmester, B.H. and I.H. Lerner. 1937. A Device for Heasuring
Shank Length of Living Birds. Poult. Sci. 16 211.
5. Card, L.E. 1962. Poultry Production. 9th Ed; Lea and Febriger. Philadelphia. New York.
6. Collins, W.H., A.W. Nordskog and W.C. Skoglund. 1946.
Hepeatability of Body l'leasurement in Broilers 'JYpe Chicken. Poult. Sci. 43 : 759.
7. Collins, M.W., I.C. Bliss and H.H. Scott. 1950. Genetic Selection for Breast Width in a Strain of Pl10de Island Red. Poult. Sci. 20 : 881.
8. Dajan, A. 1976. Pengantar Metode Statistik II. LP3ES. Jakarta. 9. Desmayati, Z. 1976. Produktivitas boberapa Strain Ayam Type
Daging Dalam Cara Pemeliharaan Dengan Jenis Kelamin 'l'er-pisah dan Campur. rrhesis 0 Fakultas Pe-'cernakan, Insti tut
Pertanian Bogor, Bogor.
10. Haeruman, H. 1972. Prosedure Analisa Eancangan Percobaan. Bagian Perencanaan Hutan, Depar'cemen Managemen Hutan, Faku1t:as Eehutanan, Institut Pertanian Bogar.
11. Hardjosubroto, W. dan Atmodjo, S.P. 1977. Performance Dari Pada Ayam Kampung dan Ayam Kedu. Seminar I Ilmu dan Industri Perunggasan. Cisarua, Bogor.
12. Hayse. P.L., and W. M. William. 1973. Eviscerated Yields, Componant Parts and Hea-t, Skin and Bone Rations in Chicken Broiler. Poult. Sci 52 : 718.
13. Hutasoit, J.H. 1979. Eancangan Eebijasanaan Operasionil dan Program/Proyek Pembangunan Peternakan (Pelita III dan Tahun llnggaran 1979/1980). DirE!ktorat Jenderal Peternakan,
Departemen Pertanian. Jakarta.
35
14. Butt, F.B. 1949. Genetics of 'l'he F'ovll .. McGray; - Hill Book Company, New York.
15. Ibiary, H.E. and M.A. Jull. 1948. Criteria and Genetic Variation of Live Body Conformation in 'l'urkeys. Poult Sci. 27 : 40.
16. Jul1, M.A. 1951. Poultry Husbandry. 3rd Ed. McGraw - Hill Bokk Company, Inc., New York.
17. Kheirelden, M.A., M.A. Ghany A.lvJ.E. Gammal. 1966. Egg Quali .. ty in White Leghorns, vlhi te Plymouth Rocks and New Hampshire Under Egyptian Condition. J. Anim. Prod 6 (l) : 63
18. Kingston, D.J. 1979. Periman Ayam Berkeliaran di Indonesia. Lapaoran Seml.nar Ilmu dan Industri Perunggasan II. Ciawi, BOCjor.
19. Lerner, iNセl@ 1936. Shank r.l'nCjth as d Criterion of Inherent Size. Poult. Sci. ]6 : 213.
20. Lerner, 10M. 1939. Predictclbility of Body V'JeiCjht F'romLive Shank Measurements. PulL Sci. 18 : 378.
21. Marnojoer, S.S. dan H. Hartojo. 1977. Produktivitas Ayam KampunCj dan Ayam Persilangan 1'1 (kampung x RIR) pacta Pemeliharaan Dalam Kanddng. Seminar I Ilmu dan
Industri Perunggasan., Cisarua, Bogor.
22. Mansjoer, S.S. 1978. PeninCjka·tan Produk·tivil:as Ayam Kampung Dongan Cara Persilanqan Dengan Ayam Petelur Berbadan SedanCj. Lapor-an 'l'ahap KetiCja, P4T/IPB/77-78.
23. 1-10rran, E.T. and H.L. Orr. 1970. Influence of Strain on 'l'he Yield of Commercial Parts From The Chicken Broilers Carcasses. Poult. Sci. 49 : 725.
24. Newel, G.S. 1954. Persentage Yields of Parts of Cut Up Broilers. Poult. Sci. 33 : 1074.
25. North, I'1.0. 1978. Commercial Chicken Production Hanual. 2nd Ed. Avi Pub1ishinCj Company, Inc, V'Jes·t Point Connectitut, U.S.A.
26. Pope, C.W. and P.J. Schaible. 1957. Association of Egg WeiCjht. Poult. Sci. 36 : 1149.
27. Sugandi, D., J. I'lahju., K. Gurnadi., S. Rukadi dan H.M. Siti Sundari. 1968. Case Study Unggas. 1'akultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
36
29. vliley, W.H. 1950. The Influence of Egg Weight on The Pre Hai:ching and Post Hatching Growth Rate The Fowl. Poult. Sci. 29 : 605.
30. ,hlliamson, G. andvl.J.A. Payne 1965. An Introduction to Animal Husbandry in the tropics 2nd Ed. English
language Book society longmans. Green & Co Ltd., London.
L
A
M
P
I
R
A
N
37
LAl'IP 1 RAN 1. RATA-HATA PANJANG SHANK PADA TIAP I\AMPUNG DAN ャセtaM
ャセta@ DAHl 3 KAMPUNG PADA UMun 1-12 MINGGU; UNSEXED
MINGGU K A 11 P U N G
セ@
AATA-RZlcTAA B
I
c1 23,27
+
2 , 41 22,94 +-
3,25 25,22+
0,20 23,50 + 2,59-
-2 27,08
+
-
1,73 26,45 + - 1,27 30,60 + 0,00 27,39 + 1,95-3 30,37
-
-I- 2,68 32,83 -I- 1,55 34,97 -I- 0,00 31,24 + 2,89-
-
-4 35,51
+
3,94 38,45 -I- 1,10 39,34+
0,00 36,33 -I- 3,76-
-
-
-5 38,21 .--I- 3,87 43;53 + 1,14 43,70 + 2,76 39,56 + 4,23
-
--6 43,65 + .- 4 ,47 50,17 + - 0,57 45,70 + 4,28 44,63 + - 4,63
7 50,3D + - 3,39 51,50
+
- 0,00 50,54 -I- 4,56 50,49 + 3,82-
-8 53,7l + 3 / 50 57,80
+
0,00I
55,93 + 4,28 54,58+
3,69-
--
-9 58,17
-
+
4/27 63,32-
-I- 2,03 61,85-
+ 4,51 60,00 +-
4,51I
10 61,92 + 5,13 68,25+
1,62 65162 + 6,13 64,01 -I- 5,47I
-
-11 68,50 -I- 3,95 71,23 + 2,66 70,74 + 2,22 69,59 + 4,35
-
-
-12 72,29 -I- 4,49 75,15 -I- 3,39 74,49
+
6,25L:
±
4,74-
-
-L
__ L
Keterangan A - kampung Bojong Kiharib
B - kampung Ciletuh Girang
38
LAMP I RAN 2. RATA-RA'J'A PANJANG BETTS P1\D1\ TIAP 1<AMPlJNG DAN RlITA-RATA DAIU 3 KAHPUNG PAD1\ mWR 1-12 IUNGGlJ; lJNSEXED
-
.-HINGGU 1< A セャ@ P lJ N G
I
-A B C
RATA-PATA
1 31,02 + 4,21 I 30,36 + 6,49 32,91 -I- 0,39
-I
-
-31,15 -I-
-
4, 682 38,27
--
+ 4,20 I , I 34,01 +-
2,01 40,60 -+ 0,00 37,99 +-
4,093 42,11
-
-1- 3,72 46,45-
+ 0,12 47,15 .-+ 0,00 41,92 -I-- 4,834 46,79 + 4,58 51,85 ;- 0,37 53,70 + 0,00
-
_.
•. - 48,33 -I-- 4,915 52,17 -+ SpoO 58,10 -+ 2,20 60,25 -. + 2,30 54,07 -+ 5,87
I
6 58;13
-
+ 6,30 65,57 + Of 57 62,14 -I- 5,04I
- •.59,59 -I- 6,27
-7 66,92 .-+ 5,47 68,23 + 0,08 68f 04
--
+ 6,32 67,40 + 5 ).1-
'
セ@.
8 71,09
-
-I- 5,00 74,70 +-
0,00 71,82 ---I- 7,63 71,75 -I-- 5,319 76,44
-
+ 6,28 83,15 -+ 4,85 83,18 -+ 7,97 79,23 + - 7,0310 82,11 -+ 6,44 88,23 + 4,91 86 t 68 + 8,79
-
_.
84,43 + 7,1011 90,72
-
+ 4,97 95,38-
-1- 3,99 92,11-
+ 7,89 92,13 + - 5,7312 95,04
-
+ 5,42 100,60 + - 5,49 97,51 + 8,24-
96,82 + 6,37..L
Keterangan 11
-
kampung Bojong IZihariLB - kampung Ciletuh Girang
LM1PIHAN 3.
HINGGO
1 21,83
2 27,88
3 31,35
4 35,87
5 38,85
6 42,05
7 48,31
8 50,73
9 55,19
10 58,31
11 63,68
12 67,61
Keterangan A.
B C
39
1'A'1'/\- ;'1\'1'A PANJANG PMIA Pi\DA 'rIAl' KMIPONG DAN RIITl',-HA'I'A DAHl 3 KAIIPONG PADA OHm, 1-12 HINGGO; ONSEXED
j,
A M P 0 N C---- ----,--- I'tA'I'A-PNl'A
I
1, B C
-+ 5,16 19,71 + 3,52 23,06
+
3,59 21,44 + 4,63-
-
-