• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN TERHADAP PASSING ATAS (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN TERHADAP PASSING ATAS (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU

BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN

TERHADAP PASSING ATAS

(Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kepelatiahan Olahraga

pada Universitas Negeri Semarang

OLEH

NUR ULIN ANWAR

6301411039

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ABSTRAK

Nur Ulin Anwar. 2015. Pengaruh Latihan Push Up Tangan Menumpu Bangku dan Push Up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015). Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dr.H. NASUKA, M.Kes.; Pembimbing II : TRI AJI, S.Pd, M.Pd. Kata kunci : passing atas, push up tangan menumpu bangku, push up kaki ditinggikan

Passing atas adalah salah satu teknik dasar yang sangat dibutuhkan dalam permainan bolavoli oleh seorang atlet. Kurangnya penguasaan passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang yang akan diberi metode latihan kekuatan berupa push up yang bertujuan untuk melatih otot lengan agar dapat melakukan passing atas dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku dan

push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS

kabupaten Semarang tahun 2015.

Penelitian Eksperimen dengan desain penelitian berpola M-S (Macthed

by Subject Desain). Populasi berjumlah 50 orang. Untuk sampel berjumlah 20

orang dengan metode pusposive sampling dalam penarikan sampelnya. Untuk analisis data menggunakan rumus t-test yang dikutip dari buku Sutrisno Hadi (2000 : 282).

Hasil penelitian: a.) Hasil analisis data tes awal dan tes akhir passing atas pada kelompok eksperimen I (push up tangan menumpu bangku)diperoleh nilai t hitung = 5,019 > t tabel = 2,262. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku. b.) Hasil analisis data tes awal dan tes akhir passing atas pada kelompok eksperimen II (push up kaki ditinggikan) diperoleh nilai t hitung = 6,679 > t tabel = 2,262. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan. c.) Hasil analisis data tes akhir kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh nilai t hitung = 0,198 < 2,262. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara metode latihan yang diberikan pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. d.) Presentase kenaikan antara kelompok eksperimen I < kelompok eksperimen II atau 16,38 % < 18,26 %. Maka latihan push up kaki ditinggikan lebih baik dari pada latihan push up tangan menumpu bangku.

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto: “Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan

ilmu, barang siapa yang menginginkan kebahagian diakhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan keduanya maka haruslah dengan ilmu.” (HR. ibn Asakir)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Kedua orang tuaku Bapak Munawar dan Ibu Asmanah

Adik-adikku Arif Taufiqqurrohman dan Dimas Faiz Lutfi

Teman-teman seangkatan PKLO FIK UNNES Tahun 2011

Bapak Ibu Guru SD N Waru

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tentang : “Pengaruh Latihan Push Up tangan menumpu bangku dan

Push Up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas (Terhadap Klub Bolavoli Putra

IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)”.

Penelitian ini dapat dilaksanakan berkat bantuan dari berbagai pihak : 1. Rektor UNNES yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada peneliti

untuk melakukan kegiatan penelitian.

2. Dekan FIK UNNES yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

4. Dr. H. Nasuka, M. Kes sebagai pembimbing I dan Tri Aji, S.Pd, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak / Ibu dosen dan karyawan FIK UNNES yang telah membantu dan telah memberi dorongan.

6. Atlet putra klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.

7. Jajaran pelatih klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yang telah membantu dan memberikan ijin dalam penelitian ini.

8. Teman – teman kuliah terutama teman di jurusan PKLO angkatan 2011 yang telah membantu secara sukarela dalam pelaksanaan penelitian

(8)

Atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan, dengan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar - besarnya.

Mudah – mudahan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan ini dapat bermanfaat. Peneliti berharap agar penelitian ini dapat mengunggah peneliti lain untuk melakukan kegiatan seperti ini pada masa – masa mendatang, sehingga kegiatan penelitian akan lebih bermakna dalam memberikan sumbangan yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN ... iii

PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Permainan Bolavoli ... 10

2.1.2 Teknik Dasar Permainan Bolavoli ... 11

2.1.2.1 Servis ... 12

2.1.2.2 Passing ... 12

2.1.2.3 Umpan (Set-Up) ... 13

2.1.2.4 Smash ... 13

2.1.2.5 Block ... 13

2.1.3 Teknik Dasar Passing ... 14

2.1.4 Passing Atas ... 14

2.1.4.1 Passing Atas Bola Rendah ... 18

2.1.4.2 Passing Atas dengan Bola Di samping Badan ... 19

2.1.4.3 Passing Atas dengan Bergeser Mundur ... 19

2.1.4.4 Passing Atas dengan Melompat ... 20

2.1.4.5 Passing Atas ke Belakang ... 20

2.1.5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Passing Atas ... 21

2.1.6 Peningkatan Kondisi Fisik ... 21

2.1.7 Latihan Penguatan Otot Lengan ... 23

2.1.7.1 Komponen – Komponen Latihan ... 23

2.1.7.2 Latihan Push Up ... 24

2.1.8 Otot Bahu ... 27

2.1.9 Otot Lengan Atas ... 27

2.1.10 Otot Lengan Bawah ... 29

2.1.11 Otot – Otot yang Bekerja Saat Melakukan Passing Atas ... 31

(10)

2.1.13 Kesinambungan Otot Saat Passing Atas dan Push Up ... 33

2.2 Kerangka Berpikir ... 33

2.3 Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 37

3.2 Variabel Penelitian ... 37

3.2.1 Variabel Bebas... 38

3.2.2 Variabel Terikat ... 38

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 38

3.3.1 Populasi ... 38

3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 38

3.4 Prosedur Penelitian ... 39

3.5 Instrumen Penelitian ... 40

3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ... 43

3.6.1 Faktor Kehadiran Sampel Penelitian ... 43

3.6.2 Faktor Kesungguhan ... 43

3.6.3 Faktor Kemampuan ... 43

3.6.4 Faktor Kesehatan ... 43

3.6.5 Faktor Tempat... 44

3.6.6 Faktor Cuaca ... 44

3.7 Teknik Analisis Data... 44

3.7.1 Uji Prasarat Analisis ... 44

3.7.1.1 Uji Normalitas... 44

3.7.1.2 Uji Homogenitas ... 46

3.7.2 Analisis Data dengan Uji Perbedaan (Uji t) ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Deskripsi Data... 53

4.1.2 Hasil Uji Persyarat Analisis ... 53

4.1.2.1 Uji Normalitas... 54

4.1.2.2 Uji Homogenitas ... 54

4.1.3 Hasil Analisis Data ... 55

4.1.3.1 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada kelompok Eksperimen I (Push Up Tangan Menumpu Bangku) ... 55

4.1.3.2 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) ... 56

4.1.3.3 Hasil Analisis Data Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ... 56

4.1.3.4 Hasil Presentase Analisis data Pre-test dan Post-test pada kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ... 57

4.1.4 Uji Hipotesis ... 57

4.2 Pembahasan Hasil Analisis Data ... 59

4.2.1 Pembahasan Uji Hipotesis I ... 59

4.2.2 Pembahasan Uji Hipotesis II ... 60

4.2.3 Pembahasan Uji Hipotesis III ... 60

4.2.4 Pembahasan Uji Hipotesis IV ... 61

(11)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

5.2.1 Bagi Pelatih Klub Bolavoli IVOKAS ... 64

5.2.2 Bagi Pembaca... 64

5.2.3 Bagi Peneliti Lain ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian AAHPER Volleyball Setting Test ... 42

2. Pengolahan Data Untuk Uji Normalitas ... 45

3. Pengolahan Data ... 47

4. Deskripsi Data Hasil Tes Passing Atas Bolavoli Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ... 53

5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data... 54

6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data ... 55

7. Daftar Nama Atlet Putra Usia 15-18 Tahun Klub Bolavoli IVOKAS Yang Menjadi Sampel ... 73

8. Hasil Pre-test Passing Atas ... 76

9. Rangking Hasil Pre-test Passing Atas ... 77

10. Hasil Matching ... 78

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Posisi Lengan dan Jari saat Passing Atas ... 16

2. Sikap Badan Saat Passing Atas... 17

3. Passing Atas Normal atau Bola Kedepan ... 18

4. Passing Atas pada Bola Rendah ... 18

5. Passing Atas dengan Bola disamping Badan ... 19

6. Passing Atas dengan Bergerak Mundur ... 19

7. Passing Atas dengan Melompat ... 20

8. Passing Atas ke Belakang ... 20

9. Push Up Tangan Menumpu Bangku atau Meja ... 26

10. Push Up Kaki Ditinggikan ... 27

11. Otot-otot Bahu Kanan dan Lengan Tampak Posterior ... 28

12. Otot-otot Bahu Kanan dan Lengan Atas Tampak Anterior ... 29

13. Otot-otot Lengan Bawah Kanan Tampak Anterior ... 30

14. Otot-otot Lengan Bawah Kanan Tampak Posterior ... 31

15. AAHPER Volleyball Setting Test ... 41

16. Gambar Istrument Setting Test dalam Ukuran Meter ... 42

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Usulan Topik Skripsi ... 68

2. Usulan Dosen Pembimbing ... 69

3. Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing ... 70

4. Surat Ijin Penelitian ... 71

5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 72

6. Daftar Nama Atlet Putra Usia 15-18 Tahun Klub Bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 yang menjadi Sampel ... 73

7. Daftar Penilaian Pre-test ... 74

8. Daftar Hasil Pre-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 ... 76

9. Daftar Rangking Hasil Pre-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 ... 77

10. Daftar Hasil Matching yang Digunakan Dalam Pembagian Kelompok ... 78

11. Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ... 79

12. Uji Prasarat Analisis Data Pre-test (Uji Normalitas) ... 80

13. Tabel Standar Normal Untuk z-Score Negatif ... 85

14. Tabel Standar Normal Untuk z-Score Positif ... 86

15. Tabel Nilai Kritis Untuk Uji LILIEFORS ... 87

16. Uji Homogenitas ... 88

17. Nilai-nilai F pada Taraf Signifikansi 5 % ... 91

18. Daftar Penilaian Post-test ... 92

19. Daftar Hasil Post-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 ... 94

20. Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksprimen II Dari Hasil Perolehan Nilai Post-test ... 95

21. Analisis Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas Kelompok Eksperimen I (Push Up tangan Menumpu Bangku) ... 96

22. Analisis Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas Kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) ... 98

23. Analisis Data Hasil Tes Akhir Passing Atas Antara Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ... 100

24. Tabel Nilai-nilai t ... 102

25. Program Latihan Push Up Tangan Menumpu Bangku dan Push Up Kaki Ditinggikan ... 103

26. Daftar Hadir Sampel ... 104

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Olaharaga merupakan kebutuhan manusia yang merupakan unsur pokok dan sangat berpengaruh dalam pembentukan jiwa (rohani) dan jasmani (raga atau tubuh) yang kuat. Sehingga setiap manusia yang sering melakukan kegiatan olahraga akan memiliki kesehatan rohani dan jasmani yang lebih baik dibanding manusia yang jarang atau tidak pernah melakukan kegiatan olahraga. Olahraga juga suatu aktifitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sudah menjadi bagian dari kegiatan di masyarakat.

Sebagai contoh olahraga yang banyak digemari dimasyarakat adalah cabang bolavoli. Permainan bolavoli sudah berkembang menjadi cabang olahraga yang sangat digemari dan menurut para ahli saat ini bolavoli tercatat sebagai olahraga yang menempati urutan kedua olahraga yang paling digemari didunia. Permainan bolavoli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895 yang diberi nama Mintonette, yang kemudian diusulkan oleh Prof. H. T. Halsted pada tahun 1896 dengan nama Volleyball.

(16)

yang semuanya berinduk pada P.B.V.S.I (Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia), berdiri pada tanggal 22 januari 1955 di Jakarta.

Dalam permainan bolavoli untuk meningkatan kualitas permainan yang bertujuan untuk memperoleh prestasi maksimal membutuhkan beberapa aspek yang harus dicapai. Menurut M. Sajoto (1995:7) apabila seseorang ingin mencapai prestasi optimal perlu dimilliki empat macam kelengkapan yang meliputi: 1) pengembangan fisik, 2) pengembangan teknik, 3) pengembangan mental, 4) kematangan juara.

Teknik sendiri merupakan salah satu dasar dari aspek untuk memperoleh prestasi yang maksimal. Menurut M. Yunus (1992:68), teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai tujuan yang optimal.

(17)

Pada dasarnya permainan bolavoli adalah melewatkan bola kearah lawan melalui atas net dan berusaha mematikan bola didaerah lawan. Tujuan utama orang bermain bolavoli adalah untuk mencari kesenangan dalam mengisi waktu luang. Bukan hanya itu saja, bermain bolavoli juga untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan bahkan bercita – cita ingin menjadi pemain bolavoli yang berprestasi tinggi.

Salah satu modal dasar untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam suatu cabang olahraga adalah memiliki bibit yang berbakat yang sesuai dengan tuntutan dan spesifikasi masing-masing cabang olahraga. Maka dari itu untuk menjadi pemain bolavoli yang baik menurut M. Yunus (1992:11), harus memenuhi syarat - syarat fisik berupa : a). kesehatan fisik yang baik, b). tidak memiliki cacat fisik, c) Mempunyai postur tubuh yang baik, d) memiliki unsure kondisi fisik yang baik (kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, power, koordinasi, dan kelincahan).

Kekuatan merupakan salah satu syarat fisik yang berguna untuk menjadikan seorang atlit bolavoli memiliki teknik yang bagus, seperti dapat melakukan passing atas dengan mahir karena memiliki kekuatan otot lengan yang kuat. Akan tetapi untuk memperoleh kekuatan yang bagus seorang atlit haruslah melakukan latihan yang rutin sesuai dengan program yang telah dibuat seorang pelatih.

(18)

muda dan belum berpengalaman. Latihan – latihan menggunakan beban berat badan sebagai tahanan dapat dilakukan dengan berbagai variasi latihan.

Seperti variasi latihan dengan melakukan push up. Menurut Taryono (2008), push up adalah gerakan latihan mengangkat tubuh dari bawah ke arah atas dengan menggunakan tubuh bagian lengan. Push up merupakan jenis latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan. Menurut Sadoso (1994:43), latihan push up adalah salah satu latihan untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu, dan lengan.

Menurut Sadoso (1994: 45), ada beberapa macam variasi push up yaitu:

1). push up dengan tangan menumpu pada bangku, 2). push up dengan lutut

menumpu pada lantai (wanita), 3). push up dengan kaki dan tangan menumpu pada lantai (normal), 4). push up dengan kaki ditinggikan.

Latihan kekuatan berupa push up ini, merupakan jenis latihan yang dibutuhkan seorang atlet, seperti halnya atlet di klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang. Klub bolavoli IVOKAS merupakan salah satu klub terbaik di Kabupaten Semarang . Klub ini berdiri sejak 20 Desember 2003 yang dirintis oleh Bapak Kartono seorang guru olahraga yang berpengaruh di Kabupaten Semarang, serta Bapak Alex yang menjabat sebagai ketua PBVSI Kabupaten Semarang. Klub IVOKAS merekrut atlit - atlitnya dari kalangan pelajar, yang terdiri dari pelajar sekolah maupun perguruan tingggi serta dari kalangan orang yang tidak mampu untuk di bina dan dilatih pada klub ini agar menjadi atlit bolavoli yang berprestasi dan membanggakan.

(19)

menghasilkan atlit - atlit berbakat dan berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan peraihan prestasi yang dimiliki klub IVOKAS selama 12 tahun sejak didirikanya diantaranya juara POPDA SMP se –Jawa Tengah, Juara 1 POPDA SMA tingkat Jawa Tengah, Juara PORPROV Tahun 2013, 4 atlet binaan Klub IVOKAS masuk sebagai atlit junior kejurnas yunior, serta masih banyak prestasi lainnya.

Dalam latihan yang dilakukan tim IVOKAS ini masih banyak yang kurang menguasai teknik bolavoli, seperti passing atas yang cenderung didominasi atlet putranya. Ini terjadi dikarenakan latihan passing yang dilakukan didominasi dengan passing bawah. Memang passing bawah sangatlah penting untuk melakukan reserve atau mengembalikan bola dari hasil smash maupun servis dari lawan. Tetapi sebagai atlet yang potensial hendakya dapat menguasai berbagai macam teknik dasar secara maksimal agar dapat bermain bolavoli dengan baik serta dapat mencapai prestasi yang maksimal.

Hal ini dibuktikan pada saat latihan passing berpasangan banyak atlet yang melakukan passing atas yang kurang sempurna berupa bola tidak sampai pada teman, hasil passing atas masih melenceng dan banyak lainnya. Bukan hanya itu saja, saat game berlangsung seorang atlet kurang bisa menguasai passing atas yang ditandai dengan kurangnya ketepatan dan akurasi bola, saat menerima bola sentuhan kedua untuk mengumpan pada spiker untuk menyerang lawan ketika posisi seorang pengumpan atau tosser berada diposisi sulit atau jauh dari bola.

(20)

ditinggikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan passing atas atlet putra di klub bolavoli IVOKAS.

Dalam melakukan kedua jenis latihan, berupa latihan kekuatan otot lengan, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan passing atas. Dengan memperhatikan uraian diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Latihan Push up Tangan Menumpu Bangku dan Push up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas” “(Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)”.

Adapun alasan pemilihan judul tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1.1.1 Passing atas merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli

1.1.2

Peningkatan kemampuan passing atas untuk tujuan prestasi

1.1.3

Metode latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki

ditinggikan dapat meningkatkan kemampuan passing atas.

1.2

Identifikasi Masalah

Setelah melakukan Observasi oleh peneliti, ada beberapa masalah yang terjadi di klub Bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yaitu:

1.2.1 Metode latihan passing atas pada klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang belum menunjukkan hasil yang maksimal.

1.2.2 Kurangnya penguasaan teknik dasar passing atas yang telah diajarkan oleh pelatih.

(21)

1.2.4 Kemampuan passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang belum diketahui.

1.3

Pembatasan Masalah

Menindaklanjuti Identifikasi Masalah diatas, maka peneliti melakukan pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu :

1.3.1 Peneliti lebih menekankan pada masalah metode latihan untuk passing atas.

1.3.2 Peneliti hanya meneliti tentang passing atas.

1.3.3 Metode latihan untuk passing atas yang diberikan adalah push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan.

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.4.1 Apakah ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ?

1.4.2 Apakah ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ? 1.4.3 Apakah ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ?

(22)

1.5

Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui : 1.5.1 Pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. 1.5.2 Pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.

1.5.3 Membedakan antara hasil latihan push up tangan menumpu bangku dan latihan push up dengan kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.

1.5.4 Manakah yang lebih baik antara latihan push up tangan menumpu bangku dan latihan push up dengan kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.

1.6

Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mengaharapkan manfaat setelah penelitian berupa :

1.6.1 Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam bidang olahraga pada khususnya tentang metode latihan passing atas bolavoli.

1.6.2 Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menela’ah sejauh mana materi yang telah diajarkan dan dipelajari apakah telah sesuai dengan prakteknya.

1.6.3 Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian.

(23)
(24)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Permainan Bolavoli

Permainan bolavoli pada hakekatnya adalah memvoli bola dengan menggunakan seluruh anggota badan dan menyeberangkan bola melewati net ke lapangan lawan. Permainan bolavoli merupakan permainan beregu dengan tujuan melewatkan bola secara teratur melalui atas net dan mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan serta setiap regu hanya boleh memvoli bola tiga kali dan setiap pemain tidak melakukan sentuhan dua kali berturut-turut, kecuali karena melakukan bendungan atau blocking (Suhadi, 2005).

(25)

sempurna. Dalam permainan bolavoli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (rally point system). Apabila tim sedang menerima servis dan memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan servis selanjutnya, serta para pemainnya akan melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan sebuah net untuk memperoleh nilai dalam usaha mencapai kemenangan yang menggunakan

rally point system. Ukuran lapangan permainan bolavoli memiliki panjang 18 m

dan lebar 9 meter dengan net selebar 1 m dan panjangnya 9,5 m, untuk tinggi net untuk putra 2,43 m dan tinggi net untuk putrid 2,24 m. Untuk bola biasanya digunakan dengan ukuran berdiameter 165 – 167 cm dan berat 200 – 280 gram (Nuril Ahmadi, 2007 : 16).

2.1.2 Teknik Dasar Permainan Bolavoli

Menurut Nuril Ahmadi (2007:20), permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh seseorang. Sebab, dalam permainan bolavoli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar – benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bolavoli. Walaupun begitu permainan bolavoli sangat cepat berkembang dan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat popular di Indonesia Sesudah cabang olahraga sepak bola dan bulu tangkis.

(26)

menguasai teknik mengingat bolavoli merupakan permainan dengan tempo yang cepat. 3). Tiap tim dalam permainan bolavoli dipisahkan oleh net, sehingga wasit lebih mudah mengawasi kesalahan teknik yang dilakukan oleh setiap pemain. Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien (M. Yunus, 1992: 79). Teknik permainan bolavoli adalah suatu proses dasar tubuh untuk melakukan keaktifan jasmani dan suatu penguasaan keterampilan dalam hal praktek yang sebaik-baiknya untuk dapat melakukan gerakan dalam permainan bolavoli dan menyelesaikan permainan bolavoli dengan baik (Novi Dian, dkk : 2014).

Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan – peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Teknik dasar dasar dalam permainan itu sendiri terdiri dari berbagai macam.

Teknik dasar

permainan bolavoli tersebut antara lain :

2.1.2.1 Servis

Menurut pendapat M. Yunus (1992:68) “servis merupakan suatu pukulan pembukaan untuk memulai permainan. Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan (Nuril Ahmadi, 2007 : 20). Sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis saat ini tidak hanya sebagai permulaan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan”.

2.1.2.2 Passing

Passing menurut pendapat M. Yunus ( 1992 : 79) adalah “mengoper

(27)

sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”.

Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri (Nuril Ahmadi, 2007 : 22). Dalam permainan bolavoli passing dapat dilakukan dengan cara passing bawah dan passing atas. 2.1.2.3 Umpan (Set-Up)

Umpan menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adalah “menyajikan bola

kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash”. Set-up atau umpan adalah usaha atau upaya seorang pemain bolavoli dengan menggunakan suatu teknik tertentu yang memiliki tujuan menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregu yang selanjutnya dapat melakukan serangan atau smash (Nuril Ahmadi, 2007 : 23).

2.1.2.4 Smash

Smash menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adalah “pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan, untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi”. Smash merupakan

bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu tim (Nuril Ahmadi, 2007:31).

2.1.2.5 Block atau Bendungan

Block menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adaah “ benteng

(28)

(saat melakukan block tangan digerakkan ke kanan maupun ke kiri) atau juga pasif (tangan pemain hanya dijulurkan ke atas tanpa digerakkan).

2.1.3 Teknik Dasar Passing

Passing dilakukan untuk dapat memainkan bola di udara dalam jangka waktu yang lama dalam permainan bolavoli. Passing merupakan gerakan yang paling sering digunakan dalam jalannya permainan bolavoli, sehingga passing harus benar-benar dikuasai oleh setiap pemain bolavoli (Tegar Bayu, 2014). Menurut M. Yunus (1992: 79), passing adalah pengoperan bola pada teman sendiri dalam suatu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Jadi awal sentuhan bola oleh seorang pemain dalam permainan bolavoli, untuk dioperkan kepada teman seregunya yang biasanya adalah pengumpan yang selanjutnya dimainkan dilapangan sendiri yaitu diumpankan kepada smasher untuk melakukan serangan terhadap regu lawan. Sedangkan menurut Nuril Ahmadi (2007:22), Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri.

Dari pendapat tersebut diatas peneliti berharap semua atlet Bolavoli putra klub IVOKAS dapat menguasai teknik dasar passing atas sebab sangat diperlukan dalam taktik permainan bolavoli sehingga permainan tampak lebih hidup dan bervariasi. Dalam permainan bolavoli, passing dapat dilakukan dengan cara passing bawah dan passing atas (Nuril Ahmadi, 2007:23).

2.1.4 Passing Atas

(29)

dengan menggunakan kedua tangan yang diangkat ke atas lurus agak di depan kepala, jari-jari tangan agak dibuka lebar sehingga kedua jari tangan siap menerima bola. Setelah itu bola didorong ke atas agak ke depan, dimana posisi bola yang datang berasal dari arah atas.

Passing atas merupakan penyajian bola atau mengoper bola dengan menggunakan jari tangan kepada teman atau langsung kelapangan lawan, disamping itu passing atas yang baik akan mempengaruhi didalam pertandingan tetapi hal ini lebih menonjol dalam pertandingan tingkat tinggi dibandingkan pada pertandingan tingkat yang lebih rendah.

Barbara L.Veira & Bonnie Jill Fergusen (2004:51) berpendapat bahwa teknik overhead passing (passing atas) adalah salah satu teknik dimana seseorang dapat menguasai bola dengan efisiensi tinggi dan terkontrol dengan baik.

Cara melakukan passing atas menurut Nuril Ahmadi (2007:25) adalah jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan 45 . Bola disentuh dengan cara meluruskan kaki dan tangan.

(30)

kedua jari-jari tangan yang akan menerima bola tersebut dan mendorong bola tersebut kearah teman yang siap untuk melakukan smash. Posisi kedua kaki agak sedikit ditekuk pada saat akan menerima bola, begitu bola diterima dan didorong oleh kedua tangan, kedua kaki di luruskan dan tumit sedikit diangkat agar dorongan semakin baik.

[image:30.595.230.394.540.716.2]

Passing atas merupakan salah satu teknik yang sering digunakan sebagai umpan (set up) untuk menyajikan bola dalam melakukan smash. Agar teman seregu dapat memainkan atau melakukan serangan dengan baik terhadap lawannya, maka teknik passing atas tersebut harus dilakukan dengan baik dan tepat. Passing atas yang baik dan tepat akan memberikan kemudahan bagi temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan sehingga hasilnya lebih sempurna. Untuk dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar pemain harus menguasai teknik gerakan dengan benar. Sesuai dengan Jurnal karangan Sapulete (2012), bahwa passing atas merupakan awal pembentukan serangan/smash, agar mendapatkan serangan dengan baik, maka diperlukan penguasaan teknik passing atas yang baik. Teknik passing secara visual dapat dillihat pada gambar berikut :

Gambar : 2.1

(31)
[image:31.595.194.428.136.345.2]

Gambar : 2.2

Sikap badan saat passing atas (M. Yunus, 1992: 91)

(32)
[image:32.595.114.514.156.364.2]

melangkahkan kaki kebelakang kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal.

Gambar : 2.3

Passing atas normal atau bola kedepan (M. Yunus, 1992: 92)

Dalam pelaksanaan passing atas biasanya ada beberapa variasi-variasi yang dilakukan oleh seorang pemain atau atlet. Menurut M. Yunus (1992:81) menyatakan bahwa posisi dan jarak bola dengan badan tidak selalu dalam keadaan yang ideal untuk melakukan passing atas dengan posisi normal. Dari situasi bola yang bermacam-macam itu menurut M. Yunus (1992: 81), maka secara garis besar macam-macam passing atas dapat dibagi sebagai berikut : 2.1.4.1 Passing Atas Bola Rendah

Pelaksanaannya yaitu segera merendah dengan menekuk lutut hingga salah satu lutut menyentuh lantai agar dapat menempatkan badan dibawah bola.

[image:32.595.117.508.601.735.2]
(33)

2.1.4.2 Passing Atas Dengan Bola Di Samping Badan

[image:33.595.121.507.188.416.2]

Pelaksanaannya adalah segera geser badan kebawah bola dengan melakukan langkah samping.

Gambar : 2.5

Passing atas dengan bola di samping badan (M. Yunus, 1992: 94).

2.1.4.3 Passing Atas Dengan Bergeser Mundur

Pelaksanaannya adalah bergerak dengan cepat melangkah ke belakang dengan merendahkan badan hingga posisi boa tepat di depan atas dari dahi.

Gambar : 2.6

[image:33.595.119.508.507.730.2]
(34)

2.1.4.4 Passing Atas Dengan Melompat (Overhead Jumping Pass)

[image:34.595.118.512.214.419.2]

Pelaksanaannya adalah cepat bergerak ke bawah bola, meloncat setinggi mungkin dan dorongkan bola dengan meluruskan lengan kemudian mendarat dengan mengeper.

Gambar : 2.7

Passing atas dengan melompat (M. Yunus, 1992: 97) 2.1.4.5 Passing Atas Ke Belakang (Overhead Back Pass)

Pelaksanaannya adalah tempatkan badan tegak lurus dengan bola, tekuk lutut agak rendah, dorongkan bola dengan meluruskan lengan ke atas belakang hingga badan membusur kebelakang, pandangan mengikuti arah bola.

Gambar : 2.8

[image:34.595.115.512.553.740.2]
(35)

2.1.5 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Passing Atas

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 28), menyebutkan bahwa kesalahan umum pemain dalam melakukan passing atas meliputi :

2.1.5.1 Kurang cepat menempatkan badan dibawah bola dan malas menekuk lutut dalam sikap persiapan pelaksanaan.

2.1.5.2 Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu cekungan setengah linngkaran dari jari-jari dan telapak tangan.

2.1.5.3 Siku terlalu keluar ke samping atau terlalu rapat ke dalam sehingga bentuk cekungan jari dan telapak tangan datar.

2.1.5.4 Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek.

2.1.5.5 Lengan telah lurus keatas sebelum perkenaan bola, sehingga tidak ada kekuatan untuk mendorong bola kedepan atas.

2.1.5.6 Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan, lengan, badan, dan kaki.

2.1.5.7 Penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnya latihan – latihan fisik.

2.1.5.8 Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung – ujung jari, sehingga terdengar bunyi “plak” dalam melakukan passing atas.

2.1.6 Peningkatan Kondisi Fisik

(36)

– unsur, kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental kerjasama dan kekompakan serta pengalaman dalam bertanding.

Kondisi fisik adalah suatu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dijadikan sebagai keperluan yang sangat mendasar bagi seorang atlet. Tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi. Sebagai contoh untuk mempelajari teknik passing atas dalam permainan bolavoli, seorang atlet harus mempunyai kekuatan otot lengan dan kelincahan untuk mengoperkan bola dalam kondisi sesulit apapun. Jika kondisi ini tidak dipersiapkan secara khusus sebelumnya, maka akan sulit dan terlalu lama bagi atlet untuk dapat menguasai teknik dan taktik dalam bermain.

Kondisi Fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen – komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan dengan system prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan sesuai keadaan atau status yang dibutuhkan (M. Sajoto, 1995: 8).

(37)

permainan bolavoli dibutuhkan kekuatan otot lengan dan otot bahu yang maksimal serta perasaan control dan akurasi yang tinggi untuk memperoleh hasil passing atas yang baik.

2.1.7 Latihan Penguatan Otot Lengan

Latihan merupakan suatu kondisi eksternal yang berupa pengulangan suatu respon dalam penyajian suatu rangsangan gerakan (Heri Siswanto,2012). Latihan berfungsi sebagai balikan atau penguatan dan merupakan kondisi yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan yang kompleks. Perubahan yang terjadi dalam tubuh manusia akibat latihan harus tetap dijaga dengan baik agar tidak terjadi penurunan kemampuan (Devi Tirtawirya,2012).

2.1.7.1 Komponen - Komponen Latihan

Pencapaian Prestasi olahraga yang maksimal perlu memperhatikan beberapa komponen – komponen latihan. Komponen – komponen dari latihan tersebut meliputi :

(38)

setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan garis horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan. 3.) Repetisi dan Set. Repetisi adalah jumlah ulangan untuk mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi (M.Sajoto,1995:34). 4.) Durasi, adalah lamanya latihan dilakukan, sampai berapa minggu, atau beberapa bulan program latihan tersebut dijalankan (M.Sajoto, 1995:139). 5.) Frekuensi Latihan, adalah beberapa kali seseorang melakukan latihan yang intensif dalam satu minggunya (M. Sajoto, 1995:137). 2.1.7.2 Latihan Push up

Dalam upaya menghasilkan prestasi yang optimal, seorang atlet harus mempersiapkan semua faktor yang menunjang prestasi termasuk faktor fisik. Apalagi perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting bagi pemain atau atlet bolavoli, termasuk untuk menampilkan kemampuan passing atas. Faktor fisik yang utama yaitu kekuatan, daya tahan, kecepatan dan kelentukan harus dipersiapkan pada level yang memungkinkan seorang atlet siap untuk bertanding (Kemenpora, 2009:70).

Dari keempat komponen fisik dasar tersebut kekuatan merupakan salah satu komponen fisik yang penting karena berhubungan dengan kualitas gerak dari seorang atlet. Kekuatan merupakan kemampuan otot atau sekumpulan otot untuk melakukan suatu tegangan terhadap beban.

(39)

M.Sajoto (1995:8 ), kekuatan otot lengan adalah kemampuan serabut otot lengan untuk menahan beban tertentu dalam jangka waktu yang tertentu.

Untuk mempermudah, biasanya latihan kekuatan dapat dimodifikasi jumlah bebannya. Pengembangan kekuatan otot sendiri seperti pengembangan otot lengan dapat dilakukan dengan beban atau tanpa beban. Banyak yang melakukan latihan dengan menggunakan berat badan diri sendiri sebagai beban. Sebagai contoh latihan kekuatan untuk otot lengan yang menggunakan beban berat badan diri sendiri adalah latihan push up. Menurut Rosmaini Hasibuan (2008), bahwa kekuatan otot lengan dapat ditingkatkan dengan beberapa latihan kekuatan tertentu, seperti push up yang akan mengakibatkan pembesaran pada otot yang secara otomatis akan menambah kemampuan kekuatan otot tersebut baik mendorong maupun menarik. Menurut Charles Simonian dalam bukunya yang berjudul “ Fundamental of Sport and Biomechanics” (1873: 172), Push up

adalah satu latihan yang paling sering dilakukan dan dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individu.

Push up sudah banyak dikenal dan dilakukan karena tidak

membutuhkan alat apapun. Salah satu keuntungan melakukan push up antara lain untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu dan lengan (Sadoso Sumosardjuno, 1994: 43). Menurut Sadoso (1994: 43) bahwa saat melakukan

push up, otot gelang bahu berupa otot deltoid (otot segitiga) dan otot persendian

siku yang berupa otot trisep brachii terlibat dalam gerakan ini.

(40)
[image:40.595.137.489.518.721.2]

sampai kaki (Sadoso Sumosardjuno, 1994: 44). Sikap awal Push up ini bermula dari tiarap, bertumpu dengan punggung lurus dan kepala pada garis lurus wajar dengan ruas – ruas tulang belakang, kedua lengan terpisah selebar bahu (PASI,1993: 104). Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994:43), ada beberapa variasi dalam melakukan push up, diantaranya : 1.) Push up tangan menumpu pada bangku, variasi push up ini bisanya dilakukan oleh pemula, atau yang belum kuat mengangkat badannya, karena prinsip push up ialah makin vertikal badannya makin mudah melakukan push up. Cara melakukan push up ini ialah taruhlah kedua tangan diatas kursi yang rendah atau meja yang rendah kemudian kedua kaki berada dilantai sehingga membentuk sudut 45 – 60 derajat. 2.) Push up kaki ditinggikan, Variasi push up ini biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mampu mengangkat tubuhnya sendiri dalam melaksanakan push up. Untuk menambah beban latihan dapat dilakukan variasi push up dengan cara posisi kaki lebih tinggi dari posisi tangan. Kaki dapat ditinggikan ± 45 cm dari lantai atau dapat menggunakan anak tangga, dimana posisi tangannya berada dibawah dan kakinya berada dianak tangga.

Gambar : 2.9

(41)
[image:41.595.138.487.112.328.2]

Gambar : 2.10

Push up Kaki Ditinggikan (Sadoso, 1994:47)

2.1.8 Otot Bahu

Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar. Menurut Syaifuddin (2006 : 90) bagian otot bahu dibagi menjadi :

2.1.8.1 M. Deltoid (Otot Segitiga)

Fungsinya adalah mengangkat lengan sampai mendatar. 2.1.8.2 M. Subskapularis (Otot Depan Tulang Belikat)

Fungsinya menengahkan dan memutar tulang hemerus ke dalam. 2.1.8.3 M. Supraspinatus (Otot Atas Balung Tulang Belikat)

Fungsinya mengangkat lengan.

2.1.8.4 M. Teres Mayor (Otot Lengan Bulat Besar) Fungsinya untuk memutar lengan ke dalam. 2.1.8.5 M. Teres Minor (Otot Lengan Belikat Kecil)

Fungsinya untuk memutar lengan ke luar. 2.1.9 Otot Lengan Atas

(42)

M. Biseps Braki (Otot Lengan Berkepala 2), fungsinya adalah membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan;

M. Brakialis (Otot Lengan Dalam), fungsinya adalah membengkokkan lengan

bawah siku; M. Korakobrakialis, fungsinya mengangkat lengan. 2.1.9.2 Otot – Otot Kedang (Ekstensor) :

M. Triseps Braki (Otot Lengan Berkepala Tiga), Kepala luar berpangkal disebelah

[image:42.595.168.458.362.724.2]

belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain, kepala dalam dimulai disebelah dalam tulang pangkal lengan, kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.

Gambar : 2.11

(43)
[image:43.595.168.458.112.427.2]

Gambar : 2.12

Otot – otot bahu kanan dan lengan atas tampak anterior (Syaifuddin, 2006 : 97)

2.1.10 Otot Lengan Bawah

2.1.10.1 Otot – Otot Kedang

Yang memainkan perannya dalam pengentulan diatas sendi siku, sendi – sendi tangan, sendi - sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang hasta :

1.) Muskulus Ekstensor Karpi Radialis longus; Muskulus Ekstensor Karpi Radialis

Brevis; Muskulus Ekstensor Karpi Ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai

ekstensi lengan (menggerakkan lengan). 2.) Digitonum Karpi Radialis, fungsinya adalah ekstensi jari tangan kecuali ibu jari. 3.) Muskulus Ekstensor Policis

Longus, fungsinya adalah ekstensi ibu jari.

2.1.10.2 Otot – Otot Ketul

(44)

Otot – Otot Di Sebelah Tapak Tangan berupa 1.) Muskulus Pronator

Teres, Fungsinya dapat mengerjakan silang hasta dan membengkokkan lengan

bawah siku. Otot – Otot Ketul Untuk Otot Tangan Dan Jari Tangan, terdiri dari 1.)

Muskulus Palmaris Ulnaris Fungsinya mengentulkan lengan; 2.) Muskulus

Palmaris Longus, Muskulus Fleksor Karpi Radialis, Muskulus Fleksor digitor

Sublimis, ketiga otot ini fungsinya untuk fleksi jari kedua dan kelingking; 3.)

Muskulus fleksor digitorum profundus fungsinya untuk fleksi semua jari kecuali

ibu jari; 4.) Muskulus fleksor policis longus fungsinya fleksi ibu jari.

Otot yang bekerja Memutar Radialis (Pronator dan Supinator), terdiri dari : 1.) Muskulus Pronator Teres Equadratus fungsinya pronasi tangan,

Muskulus Spinator Brevis, fungsinya supinasi tangan. Otot – otot di sebelah

[image:44.595.185.443.492.723.2]

tulang pengumpil, fungsinya membengkokkan lengan disiku, membengkokkan tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang hasta. Otot – otot di sebelah punggung atas, disebut otot kendang jari bersama yang meluruskan jari tangan. Sedangkan otot – otot yang lain meluruskan ibu jari.

(45)
[image:45.595.199.427.110.354.2]

Gambar : 2.14 Otot – Otot Lengan Bawah Kanan Tampak Posterior (Syaifuddin, 2006 : 99)

2.1.11 Otot – Otot Yang Bekerja Saat Melakukan Passing Atas

Dalam gerakan passing atas adapun otot-otot yang bekerja. Pada saat jari-jari yang memegang bola, otot-otot yang bekerja meliputi : fasial palmaris

kemudian otot ekstensor retinakulum kemudian otot ekstensor dan abductor ibu jari dalam ekstensi pergelangan tangan sedangkan untuk ekstensi lengan

ekstensor digitorium, fleksor carpiulnaris, ekstensor karpi radialis longus.

Gerakan selanjutnya untuk melontarkan bola otot yang digunakan adalah brachioradialis kemudian lengan bisep dan anterior deltoid dan pectoral sentral dan lateral setelah jari-jari menyentuh bola posisi tangan diatas adalah posisi menjauhi tubuh (abduksi) adapun otot-otot yang bekerja adalah pada pergelangan tangan meliputi : pada pergelangan tangan adalah ekstensor digitorium, abductor policius longus,ekstensor policius brevis, fleksor policius

(46)

bekerja fleksor carpi radialis brevis dari otot-otot yang berada ditulang humerus berkontraksi di scapula adapun otot-otot yang bekerja di scapula meliputi

trapezius teres mino, teres major, latimun dorsi (Frederic Delv, 2005 : 73)

2.1.12 Otot Yang Bekerja Saat Melakukan Push Up

Menurut Hasmyati (2009) otot yang bekerja saat push up meliputi :

Erector Spinae, Pectoralis Major, Deltoideus, Triceps, Pronator Terres,

Infraspinatus, Rhomboid Major. Berikut ini berbagai otot yang dapat dilatih

dengan melakukan push up : 2.1.12.1 Otot Pectoralis Major

Otot ini terletak dibagian dada dan otot utama yang berfungsi untuk mendorong otot-otot bagian saat kita melakukan push up. Ketika posisi tubuh saat turun rendah, maka saat itu pula otot pectoralis major yang mendapat manfaatnya.

2.1.12.2 Otot Triceps

Terletak dibagian belakang lengan atas. Fungsinya mendorong tubuh dan sekaligus menahan beban.

2.1.12.3 Otot Deltoid

Terletak pada bagian bahu manusia dan membantu otot pectoralis major

dalam mendorong dan menurunkan tubuh selama melakukan push up. Latihan

push up dapat membentuk otot deltoid yangbermanfaat untuk membentuk bahu

agar dapat menjadi lebih kuat dan lebar. 2.1.12.4 Otot Serratus Anterior

Berada pada posisi dinding lateral dada. Ketika push up otot ini berfungsi mendorong bahu depan otot sekitar tulang rusuk. Manfaat melakukan

(47)

2.1.12.5 Otot Coracobrachialis

Posisinya sangat dekat dengan otot biceps, pada lengan bagian atas. Ketika melakukan push up akan mendorong lengan atas dan bermanfaat membentuk otot tubuh bagian atas menjadi kuat.

2.1.13 Kesinambungan Otot Yang Bekerja Saat Passing Atas Dan Push Up

Saat melakukan passing atas ada beberapa otot yang bekerja saat melontarkan bola yang berfungsi untuk memberikan bola kesasaran yang diinginkan. Beberapa otot yang bekerja meliputi otot biceps, otot deltoid dan otot

pectoralis. Untuk melakukan passing atas yang bagus maka harus lah

mempunyai otot-otot yang berfungsi secara kuat dan maksimal. Untuk itu peneliti menggunakan metode push up yang dapat melatih beberapa otot seperti otot

pectoralis major dan otot deltoid yang berfungsi untuk mendorong, serta otot

deltoid yang fungsinya membantu otot pectoralis major selama bekerja. Jadi

peneliti mengharapkan metode latihan push up dapat memberikan solusi untuk mengatasi kurangnya penguasaan passing atas. Metode Push up yang dipakai meliputi : push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan.

2.2 Kerangka Berpikir

Permainan bolavoli merupakan jenis permainan yang membutuhkan kemampuan penguasaan teknik yang matang dan kondisi fisik yang bagus. Mengingat bahwa dalam pencapaian prestasi atlet bolavoli, harus ada berbagai aspek yang perlu ditingkatkan. Tidak hanya aspek penguasaan teknik dasar permainan, namun juga harus didukung dengan unsur – unsur peningkatan yang lain, salah satunya adalah kondisi fisik atlet (M. Yunus, 1992:61).

(48)

dasar permainan bolavoli meliputi servis, passing (passing bawah dan passing atas), umpan (set up), smash (spike), dan bendungan (block). Passing merupakan suatu aspek teknik yang harus dikuasai oleh seorang pemain bolavoli dikarenakan passing bertujuan untuk mengoperkan bola dalam satu tim saat permainan bolavoli berlangsung.

Salah satu jenis passing yang terdapat di permainan bolavoli adalah passing atas. Cara melakukan passing atas adalah jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan 45 . Bola disentuh dengan cara meluruskan kaki dan tangan (Nuril Ahmadi, 2007:25).

Passing atas banyak fungsinya, selain untuk mengoperkan bola kepada teman biasanya passing atas juga digunakan sebagai penyusun suatu serangan kepada tim lawan. Yang biasanya sering dilakukan oleh seorang tosser atau set upper pada saat sentuhan bola kedua. Untuk memperoleh hasil passing atas yang tepat dan akurat dibutuhkan aspek kondisi fisik yang bagus salah satunya adalah kekuatan otot lengan yang kuat. Untuk itu dibutuhkan berbagai jenis latihan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan.

(49)

Variasi push up ini cocok untuk pemula dikarenakan beban yang didapat lebih ringan. Apabila ingin memperoleh hasil yang maksimal dapat melakukan push up

dengan kaki ditinggikan sehingga posisi kepala dibawah atau dekat lantai dan posisi kaki diatas menumpu pada tangga atau bangku. Variasi push up ini membutuhkan beban yang lebih, sehingga lebih cocok untuk menambah kekuatan otot lengan. Karena prinsip push up adalah semakin tinggi posisi tangan dari pada kaki maka push up makin mudah sebaliknya semakin tinggi posisi kaki daripada tangan maka push up semakin sulit (Sadoso, 1994:46).

Dari uraian diatas, maka dalam melakukan passing atas dibutuhkan kekuatan otot lengan yang maksimal yang dapat diperoleh dengan latihan push up yang dapat divariasikan dengan push up dengan tangan menumpu pada bangku dan push up dengan kaki ditinggikan.

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan anggapan dasar yang dilakukan peneliti setelah melakukan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber, kemudian melakukan hasil uji kebenarannya terhadap anggapan dasar tadi (Suharsimi, 2010: 110). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengajukan hipotesis sebagai berikut :

2.13.1 Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. 2.13.2 Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.

2.13.3 Ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dengan

push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS

(50)

2.13.4 Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

Berdasarkan datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Menurut pengambilan datanya penelitian ini termasuk “eksperimen”. Menurut

perlakuan pada sampel penelitian ini adalah penelitian eksperimen.Design penelitian ini menggunakan Matched by Subject design, dimana design penelitian yang menggambarkan terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun sebelum yang diberi perlakuan, dilakukan pretest (tes awal) terlebih dahulu.

Menurut Jonathan Sarwono pre-test – post-test design merupakan design dengan cara melakukan satu kali pengukuran didedapan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi

(post-test). Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,

karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Pembagian kedua kelompok tersebut menggunakan cara Ordinal pairing yaitu menggunakan cara ABBA yang didasarkan atas hasil tes awal yang telah dirangking, sehingga di dapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II (Sutrisno hadi, 2000: 445).

Subjek akan diberi treatment atau perlakuan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali latihan perminggu. Suatu siklus latihan jangka pendek atau

meso-cycle dapat dilakukan selama 6 minggu atau lebih (M. Sajoto, 1995:35).

3.2 Variabel Penelitian

(52)

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehigga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh suatu treatment, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Suharsimi Arikunto, 2010 : 169).

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya perubahan pada variabel depenpen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:39).

3.2.1 Variabel Bebas

3.2.1.1 Push up tangan menumpu bangku 3.2.1.2 Push up kaki ditinggikan.

3.2.2 Variabel Terikat

3.2.2.1 Hasil passing atas dalam permainan bolavoli.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bolavoli klub IVOKAS Kabupaten Semarang yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari 20 orang atlet putri dan 30 orang atlet putra. Alasan peneliti memilih populasi ini adalah populasi telah mendapat latihan teknik dasar bolavoli dan menerima latihan bolavoli dari pelatih yang sama.

3.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

(53)

dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 orang kelompok eksperimen I dan 10 orang kelompok eksperimen II dengan ketentuan :

3.3.2.1 Bersedia menjadi sampel dalam penelitian. 3.3.2.2 Memiliki jenis kelamin yang sama yaitu laki – laki. 3.3.2.3 Berumur sekitar 15 - 18 tahun.

3.3.2.4 Sampel telah mendapatkan pelatihan bolavoli dan memiliki keterampilan bermain bolavoli yang rata – rata seimbang.

Berdasarkan kriteria atau ketentuan dalam pengambilan sampel diatas, diperoleh 20 orang yang sesuai dengan kriteria pengambilan sampel. Maka sesuai dengan Suharsimi Arikunto (2010:183) mengatakan bahwa “sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2009: 85). Maka sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah dengan mengikutsertakan semua pemain bolavoli klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, yang telah memenuhi ketentuan sampel sebanyak 20 orang.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama 6 minggu yang bertempat di gor bolavoli WUJIL Kabupaten Semarang. Tahap dalam pelaksanaan pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut :

3.4.1 Tahap Pendahuluan

(54)

3.4.1.2 Memberikan pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan penelitian kepada subjek selama penelitian berlangsung.

3.4.1.3 Menyiapkan peralatan pembantu dalam penelitian berupa meteran serta memeriksa alat ukur terhadap tingkat ke validannya.

3.4.2 Tahap Pengambilan Data Awal (pre-test) dan data akhir (post-test) pada tahap pengambilan data awal dan data akhir menggunakan tes passing atas 3.4.3 Tahap pelaksanaan penelitian

Setelah semua data awal (pre-test) dari masing-masing subjek diketahui, selanjutnya subjek akan diberi perlakuan (treatment) latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan.

3.4.3.1 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku

dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli.

3.4.3.2 Pelaksanaan

Teste mengikuti perlakuan (treatment) selama penelitian berlangsung dan mengikuti semua program latihan yang sudah dibuat oleh peneliti.

3.4.4 Dalam bentuk latihan pada penelitian ini pemberian beban latihan dibuat dua kelompok untuk melakukan program latihan yang telah ditetapkan.

3.4.5 Pelaksanaan latihan dilakukan selama 6 minggu, yaitu terdiri dari 3 hari dalam seminggu.

3.5 Intrument Penelitian

(55)

ini, peneliti menggunakan instumen tes dari AAHPER (1969), yaitu AAHPER Volleyball Setting Test.

[image:55.595.118.508.413.730.2]

Untuk pelaksanaanya, sampel menerima umpan dari pelempar yang kemudian bola harus di passing atas, kemudian bola harus melalui net (tali) dan berada di zona target area. Sampel akan melakukan percobaan sebanyak 10 kali ke sasaran sebelah kanan dan 10 kali ke sasaran sebelah kiri. Apabila bola yang diberikan oleh pelempar keluar dari zona passing (set up) dapat diulang kembali. Penilaiannya adalah 1 poin diberikan untuk setiap hasil passing atas yang berada di zona target area. Total skornya adalah total dari 20 kali percobaan yang dilakukan. Tes ini belum diketahui koefisien validitasnya akan tetapi mempunyai koefisien reliabilitas .70 (Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 136).

(56)
[image:56.595.137.513.126.371.2]

Gambar Instrumen tes AAHPER Volleyball Setting Test. dalam ukuran meter

[image:56.595.128.499.408.689.2]

1,22 m

Gambar 3.2 Gambar instrument Setting Test dalam Ukuran meter

Gambar 3.3

Tabel penilaian AAHPER Volleyball Setting Test

(Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 140) 1,22 m Set-up Position 1,5 m

3,5 m

1,8 m

Tali Setinggi 3,5 m 1,5 m

3,5 m

1,8 m 1,5 m

Target

Area

X

[image:56.595.127.496.416.684.2]
(57)

3.6 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Beberapa faktor yang mempengaruhi penelitian adalah sebagai berikut :

3.6.1 Faktor Kehadiran Sampel Penelitian

Jumlah kehadiran sampel penelitian, akan mempengaruhi terhadap hasil penelitian. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti mengadakan pertemuan dengan sampel penelitian bahwa untuk pelaksanaan penelitian sudah terprogram sesuai dengan jadwal latihan berupa pemberian perlakuan (tratmen) yang berupa latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditingggikan yang sudah ditentukan saat pre-test, perlakuan hingga post-tes.

3.6.2 Faktor kesungguhan

Faktor kesungguhan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian dari peserta tes yang diteliti, karena kemampuan setiap sampel berbeda-beda. Maka untuk mengatasi hambatan ini, peneliti memberikan motivasi yang berupa semangat dan dukungan kepada sampel agar melakukan tes dengan sungguh-sungguh.

3.6.3 Faktor kemampuan

Tidak dapat dipungkiri, bahwa kemampuan setiap sampel terhadap hasil tes dan pengukuran akan berbeda. Mungkin ini akan terjadi suatu kendala, untuk menghadapi hal tersebut peneliti memberi masukan kepada sampel untuk tidak terpengaruh akan hasil tes dan pengukuran yang dicapai oleh sampel lain. Karena setiap sampel memiliki kemampuan yang berbeda-beda

3.6.4 Faktor kesehatan

(58)

cukup dan menjaga asupan makanan yang bergizi. Dari awal hingga akhir penelitian, kondisi sampel sangat baik dan tidak mengalami sakit.

3.6.5 Faktor tempat

Faktor tempat adalah kelayakan tempat penelitian, untuk itu peneliti memilih lapangan bolavoli di GOR WUJIL Kabupaten Semarang yang dianggap layak.

3.6.6 Faktor Cuaca

Faktor cuaca merupakan salah satu faktor yang fital dalam pelaksanaan penelitian, sebab sampel dapat terhalang pergantian cuaca baik saat musim panas maupun musim hujan yang berpengaruh terhadap kemauan atlet untuk berlatih. Untuk itu peneliti memberi motivasi agar menjaga kondisi tubuh saat perbedaan cuaca yang kapanpun akan terjadi.

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam suatu penelitian ada dua jenis analisis data yang dapat digunakan yaitu analisis statistik dan analisis non statistik.

Analisis statistik adalah cara-cara ilmiah yang diterapkan untuk menganalisis, mengumpulkan, menyusun, dan menyajikan data yang berwujud angka-angka untuk menjawab hipotesis penelitian (Sutrisno Hadi, 1996:221). Penggunaan metode analisis data dengan analisis statistik dalam penelitian ini karena data yang telah diperoleh berupa angka-angka.

3.7.1 Uji Prasarat Analisis

3.7.1.1 Uji Normalitas

(59)

pengamatan x1, x2, … xn . Berdasarkan sampel ini akan di uji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa distribusi tidak normal. Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut :

Pengamatan x1, x2, ……. xn dijadikan bilangan baku z1, z2,…..zn dengan menggunakan rumus :

Z

i

=

̅

Keterangan :

x = Dari variabel masing - masing sample ̅ = Rata – rata

S = Simpangan baku

Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi); selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,

…. Zn yang lebih kecil atau sama dengan z1. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).

Maka =

;

hitung selisih F(zi) – S(zi)

kemudian ditentukan harga mutlaknya; ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Berikut ini merupakan table untuk uji normalitas Tabel 3.6.1

Tabel Pengolahan Data Untuk Uji Normalitas

Xi zi F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)

1 2 3 4 5

Keterangan :

(60)

zi = Transfomasi dari angka ke notasi pada distribusi normal F(zi) = Distribusi normal baku

S(zi) = Probabilitas komulatif empiris F(zi) – S(zi) = Selisih dari F(zi) dikurangi S(zi)

Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima (Sujdana, 2002 : 467).

3.7.1.2 Uji Homogenitas

Dalam Uji Homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (2004 : 321) rumusnya adalah

F

db Vb : db Vk

=

Keterangan :

F

db Vb : db Vk = Derajat Kebebasan K 1 dan K2

= Standar Deviasi yang lebih besar antara KE I dan KE II = Standar Deviasi yang lebih kecil antara KE I dan KE II

Untuk rumus standar deviasi sendiri menurut Strisno Hadi (2004:89) adalah sebagai berikut :

SD2 =

Keterangan :

(61)

Σƒx = jumlah deviasi

Σƒx2 = Jumlah deviasi kuadrat

N = Jumlah individu / kejadian dalam distribusi.

3.7.2 Analisis Data dengan Uji Perbedaan (Uji t)

Untuk pengetesan signifikan digunakan t-test untuk sampel-sampel yang berkorelasi dengan menggunakan rumus pendek. Karena rumus pendek adalah rumus yang dipersiapkan untuk menyelesaikan penyidikan dengan cara yang lebih singkat dan efisien (Sutrisno Hadi, 1996:278).

[image:61.595.107.517.417.693.2]

Untuk mengetahui pengolahan data selanjutnya maka diperlukan table persiapan perhitungan Statistik dengan data dengan menggunakan rumusan t-tes sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tabel pengolahan data No Pasangan

Subjek XA XB

D (XA – XB)

D

(D-MD) d 2

Σ ? ΣXA ΣXB ΣD Σd Σd 2

Keterangan :

(62)

D = Perbedaan dari tiap-tiap pasangan d = Deviasi perbedaan

Cara pengisian table tersebut :

Catat nomor subjek kolom 1; Pasangan subjek kolom 2; Nilai kelompok eksperimen 1 pada kolom 3; Nilai kelompok eksperimen 2 pada kolom 4; Selisih nilai XA dan XB pada kolom 5; Selisih antara D dan MD (Mean perbedaan) pada kolom

Gambar

Gambar : 2.1
Gambar : 2.2
Gambar : 2.3
Gambar : 2.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

You are to choose the best response to each question or statement and mark it on your answer sheet.. Now listen to a

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli atau rekaman yang sudah dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan jaminan penawaran asli untuk setiap data

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli atau rekaman yang sudah dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan jaminan penawaran asli untuk setiap data

tangga juga dapat menjadi sumber penularan penyakit, hal ini dapat dicegah melalui pengelolaan sederhana terhadap air limbah tersebut,dimana cakupan

menggunakan fasilitas Microsoft Word 2007 dapat dikembangkan untuk membuat bangun-bangun. geometri yang lebih kompleks, misalnya bangun-bangun geometri

BIDANG CIPTA KARYA, PENGAIRAN DAN SEKRETARIAT KABUPATEN

Dengan in kami mengundang saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Pengadaan Jasa Konstruksi dengan Sistem Pemilihan Langsung untuk :. Pembangunan Sumur Bor dan HU Lokasi

Sinisme organisasi adalah pandangan negatif terhadap organisasi, lebih khusus terkait harapan moralitas, keadailan, kejujuran, serta aturan yang dilanggar.Sinisme juga