EXPRESSION OF THE RIVER FLOWS
(ARSITEKTUR EKSPRESIONIS)
SKRIPSI ALUR PROFESI
(RTA 4231) SKRIPSI SARJANA
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2013 / 2014
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Arsitektur
OLEH
TEDDY S
100406029
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
EXPRESSION OF THE RIVER FLOWS
(ARSITEKTUR EKSPRESIONIS)
SKRIPSI ALUR PROFESI
(RTA 4231) SKRIPSI SARJANA
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2013 / 2014
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Arsitektur
OLEH
TEDDY S
100406029
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
iii
EXPRESSION OF THE RIVER FLOWS
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
TEDDY S
100406029
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
PERNYATAAN
EXPRESSION OF THE RIVER FLOWS
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, April 2014
v
Judul Skripsi
:
EXPRESSION OF THE RIVER FLOWS
Nama Mahasiswa
: TEDDY S
Nomor Pokok
: 100406029
Program Studi
: Arsitektur
Menyetujui
Dosen Pembimbing
(Dr.Achmad Delianur Nst, ST, MT,)
Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,
(Ir. Bauni Hamid, M. DesS, Ph.D) (Ir. N. Vinky Rachman, MT)
Tanggal Lulus
:
Telah diuji pada
Tanggal:
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji
:
Dr.Achmad Delianur Nst, ST, MT,
Anggota Komisi Penguji
:
Ir. Tavip K. Mustafa Ars, IAI
vii
ABSTRAK
Sungai merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat masa kini,
terutama bagi masyarakat perkotaan. Jika ditinjau lebih lanjut sungai memiliki
potensi yang menjadi suatu wahana rekreasi. Dalam kegiatan merancang sungai
merupakan sumber inspirasi maupun ide bagi perancang, dimana area yang
dirancang juga memiliki kasus proyek mengenai urban lifestyle. Dari perpaduan 2
unsur tersebut, perancang mengharmonikan unsur tersebut melalui tema individu
perancang yaitu tema
“expression of the river flows”
dimana perancang
menyajikan kasus urban lifestyle berupa kehidupan berbelanja dan menghuni
suatu area rekreasi dengan merefleksikan aliran sungai pada bangunan. Ekspresi
dari sungai tersebut bertujuan menggambarkan harmoni antara bangunan dengan
sungai dimana penggambarannya berupa aliran sungai yang melewati bebatuan
dimana riak, batu dan aliran dari air itu ditunjukan dalam desain.
Kegiatan merancang umumnya kegiatan bersifat revisi, dimana akan
terjadi kegiatan mengulas dan memperbaiki kekurangan dalam proses desain
sehingga dicapai suatu pemecahan masalah. Umumnya kegiatan dalam merancang
terdiri atas kegiatan survey, pengumpulan data dan fakta, analisis tapak secara
fisik maupun non fisik, penerapan konsep, perancangan skematik, pengembangan
rancangan. Kegiatan ini bergerak lurus hingga dicapai solusi yang mampu
memberikan pemecahan masalah dalam kasus proyek. Jika ditinjau dari pola
pergerakan kegiatan ini, pola yang terbentuk mengikuti pola “
overcasting stitch
pattern”
dimana pola yang terbentuk berbentuk mengulang tetapi bergerak lurus
seperti pola kegiatan dalam merancang.
Diakhir kegiatan merancang didapat suatu solusi yang dapat menjawab
tantangan yang diberikan kasus proyek berupa hotel rekreasi dan mall baik dari
segi desain, struktur, maupun fungsionalitas. Pada segi desain, solusi yang didapat
yaitu harmoni antara konsep elemen batu yang bersifat sebagai bentukan dasar
bangunan dengan elemen air yang bersifat lembut sebagai penggambaran skin
bangunan. Pada segi struktur, solusi yang didapat berupa penggabungan sistem
struktur rigid frame dan sistem struktur cangkang, serta pengakuan baja pengikat
skin dengan bangunan. Dari segi fungsionalitas yaitu ditinjau dari segi
layout
,
konsep sanitasi, konsep elektrikal, konsep tata udara, konsep penanggulangan
kebakaran, konsep aspek keberlanjutan
Kata Kunci : Sungai, Tepian, Urban Lifestyle, Aliran, Harmoni
ABSTRACT
The river is an important part in the life of modern society, especially for
urban communities. For the further reviewed, the river has the potential to become
a recreational vehicle. Designing the river is a source of inspiration and ideas for
designers, which also has a designed area of the case project about urban lifestyle.
Combination of this two elements, the designer harmonising these elements into
the designer’s individual theme. The theme is called "expression of the river
flows" where the designer presents the case of the urban lifestyle such as shopping
and nightlife inhabit a recreation area with river flow reflect to the building.
Expression of the river aimed to illustrating the harmony between the building and
the river where his depiction of the river flow past the rocks where the ripples,
rocks and streams of water are shown in the design.
The design activity are generally a revision activity, where there will be
reviewing and correcting deficiencies in the design process so that it is a
problem-solving. The activity of designing generally consist of the survey, data collection
and site analysis (physics or non-physics), concept application, schematic design,
and design development. This activity was moving straight to achieve a solution
which is able to provide a solution in the case of the project. If the terms of the
movement patterns of this activity, the patterns that are formed following the
pattern of "overcasting stitch pattern" whereby the pattern that is formed in the
repeated shape but moving straight like the pattern of design activity.
End of the design activity obtained a solution that is able to answer the
challenge of a given case of recreational hotel and mall project both in terms of
design, structure, and functionality. In terms of design, we obtained the solutions
of harmony between the concept of a stone element as a basic building material
with a water element that is as soft as the depiction of the building skin. In terms
of structure, the solutions obtained in the form of rigid frame structure system of
merger and shell structural system, as well as the recognition of the skin with the
fastener steel buildings. In terms of functionality, based on the layout, sanitation
concept, electrical concept, air system concept, fire prevention concept, and the
concept of sustainability aspects
ix
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara
(USU) Medan.
Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :
1.
Bapak Achmad Delianur. selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu
memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
2.
Bapak Bapak Tavip K. Mustafa dan Bapak Ahmad Windhu selaku pihak
stakeholder yang telah membantu dan memberikan petunjuk dan pengarahan
dalam keseluruhan proses rancangan dan juga selaku dosen penguji.
3.
Kedua orangtua serta saudara - saudara perancang yang tercinta, yang telah
memberikan semangat, dorongan, dan bantuan untuk menyelesaikan studi dan
skripsi penulis di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
4.
Rekan - rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi serta dorongan
hingga selesainya skripsi ini.
Perancang menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna sehingga perancang sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, perancang berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat yang besar bagi semua pihak.
Medan, 10 Juli 2014
Penulis,
Teddy S
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
PROLOG ... 1
BAB I
ASAL MULA ... 4
BAB II
ANALISIS TAPAK ... 11
BAB III
KESAN SUATU EKSPRESI ... 24
BAB IV KONSEP ... 31
4.1. Manusia, Lingkungan dan Bangunan ... 31
4.2.
Konsep Lainya... 37
BAB V Desain Skematik ... 46
5.1. Dimensi ... 46
5.2. Ruang Podium ... 52
5.3. Ruang - Ruang ... 58
5.4. Zona Transisi ... 64
BAB VI
POLA "OVERCASTING" ... 71
BAB VII
DUA DIMENSI YANG BERBEDA ... 75
BAB VIII FINAL ... 76
xi
8.2. Konsep Air Kotor ... 84
8.3. Konsep Elektrikal ... 85
8.4. Konsep Tata Udara ... 86
8.5. Konsep Penanggulangan Kebakaran ... 88
8.6. Konsep Aspek Keberlanjutan ... 90
KESIMPULAN ... 92
EPILOG
...
94
DAFTAR PUSTAKA ... 96
DAFTAR GAMBAR
No
Judul Hal
Kerangka Acuan Kerja ... 3
Gambar 1.1
Peta Tata Guna Lahan ... 7
Gambar 1.2
Foto Maket Podomoro Deli Grand City ... 8
Gambar 1.3
Foto Kondisi Site ... 10
Gambar 2.1
Analisa View ... 12
Gambar 2.2
Analisa Lingkungan
... 12
Gambar 2.3
Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki
... 13
Gambar 2.4
Contoh Esplanade Di Boston
... 14
Gambar 2.5
Keadaan Disekitar Site
... 15
Gambar 2.6
Analisa Sirkulasi Kenderaan ... 16
Gambar 2.7
Keadaan Disekitar Site ... 17
Gambar 2.8
vegetasi disekitar site ... 17
Gambar 2.9
Analisa Vegetasi ... 18
Gambar 2.10 Analisa Drainase & GSB ... 19
Gambar 2.11 Analisa Kebisingan & Keistemewaan Buatan ... 20
Gambar 2.12 Analisa Matahari Angin & Curah Hujan ... 21
Gambar 2.13 Analisa Manusia Budaya ... 22
Gambar 3.1
Chilehaus ... 26
Gambar 3.2
Sprinkenhof ... 26
xiii
Gambar 3.4
Sidney Opera House ... 28
Gambar 3.5
JFK Intertional Airport di New York ... 28
Gambar 3.6
Interior Museum Tsunami Aceh ... 30
Gambar 4.1.1 Konsep Desain ... 32
Gambar 4.1.2 Konsep Tapak ... 32
Gambar 4.1.3 Konsep Ruang Terbuka & Tata Hijau ... 34
Gambar 4.1.4 Konsep Kulit Bangunan ... 35
Gambar 4.2.1 Konsep Rancangan Ruang Dalam Bangunan 1 ... 38
Gambar 4.2.2 Konsep Rancangan Ruang Dalam Bangunan 2 ... 38
Gambar 4.2.3 Konsep Rancangan Berhubungan Dengan Faktor Keamanan.. 40
Gambar 4.2.4 Konsep Struktur dan Kulit Bangunan... 41
Gambar 4.2.5 Konsep Sistem Pembuangan Dan Sanitasi, Kenyamanan Termal ... 42
Gambar 4.2.6 Relevansi Terhadap Anggaran Biaya ... 43
Gambar 4.2.7 Konsep Sistem Mekanikal dan Elektrikal ... 44
Gambar 4.2.8 Konsep Rancangan dengan Kepatuhan Hukum ... 44
Gambar 5.1.1 Layout Ground Plan ... 50
Gamber 5.2.1 Layout Lantai 1... 52
Gambar 5.2.2 Layout Lantai 2... 55
Gambar 5.2.3 Layout Lobby Hotel ... 57
Gambar 5.3.1 Layout Tipikal Tower ... 60
Gambar 5.3.2 Layout Kamar Hotel ... 63
Gambar 5.4.1 Layout Lantai 3... 66
Gambar 5.4.2 Material Wire-Mesh ... 69
Gambar 5.4.3 Material Grc... 70
Gambar 7.1
Baliho Mobil ... 76
Gambar 7.2
Potongan Bangunan ... 79
Gambar 7.3
Potongan Prinsip ... 80
Gambar 7.4 Detail - Detail ... 82
Gambar 8.1
Konsep Air Bersih ... 83
Gambar 8.2
Konsep Air Kotor ... 85
Gambar 8.3
Konsep Elektrikal ... 86
Gambar 8.4
Konsep Tata Udara ... 87
Gambar 8.5
Konsep Penanggulangan Kebakaran ... 88
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul Hal
Perhitungan jumlah lift ... 97
Kebutuhan Air Bersih Untuk Kebutuhan Hotel Dan Mall ... 97
Kebutuhan Air Panas Per Hari ... 98
Perhitungan kebutuhan Tangki air bawah tanah Hotel dan Mall ... 99
Lampiran 1
Konsep Bentuk
... 100
Lampiran 2 Konsep Penerapan Tema, RUU, Zona ... 100
Lampiran 3
Site Plan dan Potongan Tapak 1
... 100
Lampiran 4
Ground Plan,
Layout
1, Potongan B-B
... 100
Lampiran 5
Perspektif Suasana,
Layout
1
, Layout
1
, Layout
ME
lt 2
... 100
Lampiran 6
Perspektif Suasana 2, Interior 1, Interior 2
... 100
Lampiran 7
Potongan A-A Potongan C-C, Perspektif Suasana
... 101
Lampiran 8
Layout
Tower,
Layout
Basement
... 101
Lampiran 9
Tampak-Tampak
... 101
Lampiran 10
Detail-Detail Kamar, Interior 3, Interior 4
... 101
Lampiran 11
Layout Core,
Detail Prinsip, Detail
... 101
Lampiran 12
Metoda Membangun, Konsep Aspek Keberlanjutan
... 101
1
PROLOG“A River Runs Through it”
Pengertian riverfront adalah kawasan disekitar hunian yang berbatasan dengan
sungai yang dimana terdapat aktivitas atau kegiatan disekitarnya. Riverfront architecture
adalah suatu konsep arsitektur yang mengabungkan unsur sungai kedalam desainnya.
Dalam konteks ini kami kelompok yang bernamakan studio PA6 desain grup
mendapatkan proyek Kasus A yaitu kawasan muka sungai disekitar jalan Guru Patimpus,
Kelurahan Kesawan, Medan. Tepatnya diantara site Podomoro Deli City dan berselahan
dengan sungai deli, sungai deli merupakan salah satu dari delapan sungai yang terdapat
pada kota Medan, dan bermuara ke selat malaka. Dalam konteks kota Medan, sungai deli
merupakan sungai yang identik dengan daerah kawasan kumuh, kurang tertata, serta liar.
Padahal jika ditinjau lebih lanjut sungai deli memiliki potensi yang sangat baik. Selain
sebagai pengendali banjir, sungai deli juga memiliki potensi sebagai objek wisata yang
dapat menarik jika ditata dengan baik.
Trend dan gaya hidup perkotaan pada saat ini lebih mengarah kearah komersial,
seperti shopping, dll. Selain mengikuti trend dan lifestyle sekarang ini, area komersial ini
tentunya juga dapat memenuhi kebutuhan sebagai objek wisata. Objek wisata komersial
ini ditata dengan nuansa yang bersatu dengan alam, yang memungkinkan untuk menarik
perhatian pengunjung baik itu pengunjung dari kota Medan maupun dari kota lain.
Nuansa yang diberikan yaitu berupa ekspresi dari air sungai deli yang mengalir dan
memberikan kesan perasaan tenang bagi orang-orang yang berjalan disekitarnya.
Sehingga Cerminan dari ekspresi sungai deli ini dijadikan sebagai konsep dalam
merancang bangunan komersial dan tidak luput hubungan kaitannya dengan sungai deli,
awal mula ide konsep berasal dari gambaran ketika air sungai deli sedang surut dan
terlihat batu-batu yang dialiri oleh air sungai deli sehingga menghasilkan suatu flow atau
pergerakan yang bersifat tenang. Cerminan ekspresi ini dijadikan konsep dalam
merancang pada bangunan sehingga setiap pengunjung maupun orang-orang yang
melewatinya dapat melihat dan merasakan gambaran ekspresi flows dari sungai deli
tersebut, dan bagaimana ekspresi sungai deli tersebut. Sehingga ditetapkan tema
“expression of the river flows” yang menunjukan bangunan bergaya ekspresionist dengan
esplanade yang merupakan transisi antara bangunan dan sungai. Pengertian Arsitektur
ekspresionist adalah gaya arsitektur yang mengikutsertakan feels dalam rancangannya
dengan bentukan yang tidak lazim dan abstrak, Arsitektur Ekspresionis pertama terjadi di
Jerman dan juga di Belanda khususnya sekolah Amsterdam pada tahun 1910 dan 1925.
Penerapan tema “expression of the river flows” terlihat pada fasad bangunan yang
terdiri dari unsur kaku dan lembut yang merupakan ekspresi feels dari sifat dari air dan
batu, sifat air yang mengalir memiliki feels tenang, lembut dan berharmoni dengan
bentuk disekitarnya menjadi bagian dari skin atau kulit bangunan, sedangkan unsur kaku
pada batu merupakan unsur dasar pada bentuk bangunan, bentuk dasar batu umumnya
berbentuk bulat, lingkaran, sehingga bentuk dasar bangunan berbentuk unsur bulat,
lingkaran seperti ekspresikan oleh batu. Selain itu juga terdapat esplanade yang
merupakan transisi antara bangunan dengan sungai, esplanade selain berfungsi sebagai
transisi juga sebagai area duduk dan sirkulasi berjalan kaki agar pengunjung dapat
3
Kerangka Acuan KerjaABSTRAK
Sungai merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat masa kini,
terutama bagi masyarakat perkotaan. Jika ditinjau lebih lanjut sungai memiliki
potensi yang menjadi suatu wahana rekreasi. Dalam kegiatan merancang sungai
merupakan sumber inspirasi maupun ide bagi perancang, dimana area yang
dirancang juga memiliki kasus proyek mengenai urban lifestyle. Dari perpaduan 2
unsur tersebut, perancang mengharmonikan unsur tersebut melalui tema individu
perancang yaitu tema
“expression of the river flows”
dimana perancang
menyajikan kasus urban lifestyle berupa kehidupan berbelanja dan menghuni
suatu area rekreasi dengan merefleksikan aliran sungai pada bangunan. Ekspresi
dari sungai tersebut bertujuan menggambarkan harmoni antara bangunan dengan
sungai dimana penggambarannya berupa aliran sungai yang melewati bebatuan
dimana riak, batu dan aliran dari air itu ditunjukan dalam desain.
Kegiatan merancang umumnya kegiatan bersifat revisi, dimana akan
terjadi kegiatan mengulas dan memperbaiki kekurangan dalam proses desain
sehingga dicapai suatu pemecahan masalah. Umumnya kegiatan dalam merancang
terdiri atas kegiatan survey, pengumpulan data dan fakta, analisis tapak secara
fisik maupun non fisik, penerapan konsep, perancangan skematik, pengembangan
rancangan. Kegiatan ini bergerak lurus hingga dicapai solusi yang mampu
memberikan pemecahan masalah dalam kasus proyek. Jika ditinjau dari pola
pergerakan kegiatan ini, pola yang terbentuk mengikuti pola “
overcasting stitch
pattern”
dimana pola yang terbentuk berbentuk mengulang tetapi bergerak lurus
seperti pola kegiatan dalam merancang.
Diakhir kegiatan merancang didapat suatu solusi yang dapat menjawab
tantangan yang diberikan kasus proyek berupa hotel rekreasi dan mall baik dari
segi desain, struktur, maupun fungsionalitas. Pada segi desain, solusi yang didapat
yaitu harmoni antara konsep elemen batu yang bersifat sebagai bentukan dasar
bangunan dengan elemen air yang bersifat lembut sebagai penggambaran skin
bangunan. Pada segi struktur, solusi yang didapat berupa penggabungan sistem
struktur rigid frame dan sistem struktur cangkang, serta pengakuan baja pengikat
skin dengan bangunan. Dari segi fungsionalitas yaitu ditinjau dari segi
layout
,
konsep sanitasi, konsep elektrikal, konsep tata udara, konsep penanggulangan
kebakaran, konsep aspek keberlanjutan
viii
ABSTRACT
The river is an important part in the life of modern society, especially for
urban communities. For the further reviewed, the river has the potential to become
a recreational vehicle. Designing the river is a source of inspiration and ideas for
designers, which also has a designed area of the case project about urban lifestyle.
Combination of this two elements, the designer harmonising these elements into
the designer’s individual theme. The theme is called "expression of the river
flows" where the designer presents the case of the urban lifestyle such as shopping
and nightlife inhabit a recreation area with river flow reflect to the building.
Expression of the river aimed to illustrating the harmony between the building and
the river where his depiction of the river flow past the rocks where the ripples,
rocks and streams of water are shown in the design.
The design activity are generally a revision activity, where there will be
reviewing and correcting deficiencies in the design process so that it is a
problem-solving. The activity of designing generally consist of the survey, data collection
and site analysis (physics or non-physics), concept application, schematic design,
and design development. This activity was moving straight to achieve a solution
which is able to provide a solution in the case of the project. If the terms of the
movement patterns of this activity, the patterns that are formed following the
pattern of "overcasting stitch pattern" whereby the pattern that is formed in the
repeated shape but moving straight like the pattern of design activity.
End of the design activity obtained a solution that is able to answer the
challenge of a given case of recreational hotel and mall project both in terms of
design, structure, and functionality. In terms of design, we obtained the solutions
of harmony between the concept of a stone element as a basic building material
with a water element that is as soft as the depiction of the building skin. In terms
of structure, the solutions obtained in the form of rigid frame structure system of
merger and shell structural system, as well as the recognition of the skin with the
fastener steel buildings. In terms of functionality, based on the layout, sanitation
concept, electrical concept, air system concept, fire prevention concept, and the
concept of sustainability aspects
Keywords: River, Riverbank, Urban Lifestyle, Flow, Harmony
BAB I
ASAL MULA
Dalam konteks kota Medan, image kawasan sungai Deli sangat identik dengan
kata-kata kumuh, tidak tertata, lokasi terlantar. Daerah sempadan sungai Deli yang
seharusnya bebas dari unsur-unsur fisik dijadikan sebagai area permukiman yang
berfungsi secara illegal. Lebih buruknya lagi sungai dijadikan sebagai area pembuangan
akhir (sampah dan limbah) oleh penghuni disekitar sungai, hal ini disebabkan kurangnya
kesadaran masyarakat mengenai kebersihan dan kesehatan. Padahal jika sungai yang
banyak akan tumpukan sampah akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan,
seperti penyakit disentri, penyakit kulit, DBD, dll. Selain itu sungai yang tertumpuk
sampah akan menggangu peredaran aliran sungai sehingga dapat menyebabkan
kebanjiran, terutama disaat musim penghujan, hal ini tentunya bukanlah suatu hal yang
baik bagi penduduk didaerah perkotaan, dampak tersebut bukan hanya dirasakan oleh
Penduduk disekitar jalan Guru Patimpus, bahkan penduduk yang tidak bersalah juga ikut
merasakan dampak buruknya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemko Medan untuk
mengembalikan fungsi sungai Deli kefungsi yang semestinya, tetapi hal itu sepertinya
masih jauh dari seperti yang diharapkan, kondisi yang telah parah seperti ini seharusnya
tidak biasa hanya diperbaiki oleh program yang bersifat sektoral, sehingga kali ini Pemko
Medan memutuskan berkerja sama dengan organisasi yang dianggap mampu dalam
menghadapi situasi seperti ini. Organisasi swasta tersebut yaitu PT Twin Rivers
Development. Pemko Medan dan pihak swasta PT Twin Rivers Development menunjuk
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik USU untuk membuat beberapa usulan untuk
merancang daerah disekitar sungai Deli. Sehingga Departemen Arsitektur fakultas Teknik
5
Grup, yang terdiri atas dosen dan kelompok kerja. Sebagai tim perencana dalam
mengerjakan proposal arsitektural pada daerah kawasan disekitar sungai Deli. Studio PA
Desain Grup dibagi atas 5 Grup, dan perancang merupakan salah satu anggota grup A
dari Studio PA Desain Grup. Daerah sekitar sungai yang kami dapat berada pada jalan
Guru Patimpus, Kel kesawan, Kec Medan Barat, Medan. Tepatnya merupakan bagian
dari lahan Podomoro Deli City yang sedang dalam tahap Pembangunan.
Untuk Memulai kegiatan perencanaan terhadap sungai deli ini hal yang pertama
kami lakukan yaitu briefing. Kegiatan briefing merupakan kegiatan yang penting dalam
proses perencanaan sebab dari proses briefing setiap perancang akan lebih mengenali
kasus yang sedang dihadapinya serta bagaimana visi dan misi dari perencanaan terhadap
suatu kasus. Salah satu topik yang diberikan oleh Konsultan Ahli pada kami yaitu
mengenai sejarah sungai deli dan daerah disekitarnya, sejarah daerah disekitar site
termasuk hal penting dan berperan serta dalam pembentukan kondisi pada site. Selain
mengenai topik sejarah kami juga bubuhi dengan pengantar berupa contoh kasus
bangunan fungsi komersial, penjelasan mengenai lifestyle yang terdapat disekitar
Podomoro Deli Grand City. Serta beberapa contoh-contoh perbandingan riverside yang
menakjubkan yang berada pada luar negeri. Topik dan contoh studi kasus yang diberikan
tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kepada kami bagaimana konsep yang
akan kami gunakan dalam proses merancang. Setelah melewati tahap briefing, tahap
selanjutnya yaitu tahap kegiatan survei. Kegiatan survei lapangan merupakan satu
rangkaian penting dalam kegiatan merancang. Karena tanpa kegiatan survei, hasil suatu
rancangan atau desain tidak akan berada pada batas maksimalnya. Kegiatan survei
memungkinkan seorang perancang untuk lebih mengenali site, letak potensi dari site ,
keadaan site dan sekitarnya, kondisi fisik site dan lain-lainnya. Hal ini tidak akan
didapatkan jika perancang tidak langsung terjun pada lapangan untuk melakukan
peninjauan atau survei pada site. Tetapi kegiatan survei tentu tidaklah cukup jika bagian
yang di tinjau atau survei hanya pada daerah site, daerah sekitar kawasan hingga radius
tertentu juga merupakan faktor penting dan perlu untuk ditinjau. Kondisi disekitar site
juga memainkan faktor penting yang mendukung dalam merancang, seperti akses
kendaraan, lokasi-lokasi yang memiliki intensitas kenderaan yang tinggi, sirkulasi primer
yang mungkin untuk menjadikan site sebagai area yang mudah terlihat atau muda dicapai
terutama bagi site yang memiliki fungsi sebagai hotel dan mall yang tujuannya yaitu
untuk menarik pengunjung. Karena dari itu kami grup A, yang merupakan salah satu grup
dari Studio PA6 Desain Grup, juga ikut serta melibatkan diri pada kegiatan survei,
kegiatan survei yang kami lakukan bertujuan untuk mengumpulkan data, dan kegiatan
survei tersebut tidak dilakukan hanya sekali tetapi dilakukan dalam beberapa kali, tujuan
melakukan survei beberapa kali yaitu untuk melengkapi data yang kurang, data yang
kami kumpulkan tersebut diperlukan untuk melakukan asistensi dengan Dosen
Pembimbing dan Konsultan Ahli yang selaku sebagai salah satu pelaku stake holder dan
7
Gambar 1.1 Peta Tata Guna LahanSumber: dokumentasi pribadi
Luas daerah yang kami survei memiliki radius 1 km dari site, lebih presisinya
kawasan yang kami tinjau atau survei yaitu dari site kami dapatkan, jalan Guru Patimpus,
bersebelahan dengan Podomoro Deli Grand City hingga di jalan Balai kota, daerah
Merdeka Walk. Karena luasnya daerah yang akan kami tinjau, maka dari itu kami Grup A
membagi kelompok menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 dengan batasan dari Jalan
Guru Patimpus Hingga Balai Kota, kelompok 2 yaitu dari Jalan Maulana Lubis dan Balai
Kota, Daerah daerah sekitar site yang memiliki kawasan kecil juga perlu ditinjau
potensinya. Pada proses tentu tidak semuanya berjalan dengan lancar dan mulus, seperti
pada proses survei kelompok kami, kegiatan survei site tidak dapat dilakukan sepenuh
karena pihak Podomoro Deli Grand City tidak mengizinkan kegiatan survei pada site.
Gambar 1.2 Foto Maket Podomoro Deli Grand City
Sumber: dokumentasi pribadi
Agar tidak kembali dengan tangan kosong kegiatan yang kami lakukan yaitu foto maket
Podomoro Deli Grand City dan mewawancara marketing Podomoro Deli Grand City
mengenai proyek yang akan dijalankan oleh Agung Podomoro ini. Kami juga tidak luput
menanyakan bagaimana sistem yang akan digunakan oleh pihak Agung Podomoro, pada
akhir kami mendapatkan brosur mengenai gambaran planning dari Podomoro Deli Grand
City. Meski telah mendapatkan beberapa data dari pihak Podomoro, tentu kegiatan survei
tidak akan lengkap jika belum melakukan peninjauan secara langsung pada site. hal ini
kami tanggapi dengan melakukan konsultasi dengan dosen koordinator untuk
mendapatkan suatu solusi atau jalan keluar yang terbaik mengenai kendala yang
didapatkan ini. Solusi tersebut dijawab oleh dosen koordinator yaitu dengan
menggunakan surat izin dari departemen Arsitektur Fakultas Teknik USU. Setelah
melakukan kegiatan survey, dalam proses merancang kegiatan selanjutnya yaitu
9
Dari data dan Fakta pada lapangan, hasil tersebut dikumpulkan dan digabungkan
sebagai laporan pada proses asistensi dengan Dosen Pembimbing dan Konsultan Ahli.
Hasil dari data yang kami kumpulkan dapat berupa data lingkungan, data kondisi tapak,
data manusia pada tapak proyek, data keadaan sungai Deli yang bersebelahan dengan site,
dan beberapa data positif maupun negatif. Dari hasil yang kami tinjau kondisi sungai
pada site, data positif dari letak site yaitu site memiliki potensi yang bagus karena terletak
pada jalan primer dengan batas utara berupa ruko komersil, batas timur Podomoro Deli
Grand City, Batas Selatan berupa perumahan kelas menengah keatas, batas barat yaitu
sungai deli. Ditinjau dari letak site, maka dapat disimpulkan site memiliki potensi yang
baik sebagai area komersial. Sedangkan nilai negatif yang didapat yaitu pada daerah
sekitar sungai terdapat banyak sampah yang bertebaran dimana-mana, sampah tersebut
terlihat jelas terutama saat sungai sedang surut, kegiatan permukiman di sekitar sungai,
anak-anak bahkan orang dewasa mandi disekitar tepian sungai, kegiatan rumah tangga,
seperti mencuci baju, dan peralatan rumah tangga dilakukan di tepian sungai. Dari
kondisi ini terlihat penduduk disungai menggunakan sungai Deli sebagai salah satu
bagian utama dalam menjalankan kehidupan mereka. Mengenai data fisik site yaitu site
memiliki luas ± 2.35 HA, memiliki iklim tropis dengan suhu berkisar 23 ºC - 33,1 ºC,
kelembaban udara 78-82%, kontur yang menjorok kesungai, KDB 60% dan KLB 8-32 lt,
garis sempadan sungai 15m dan garis sempadan depan 8,5m.
Gambar 1.3 Foto Kondisi Site
11
BAB IIANALISIS TAPAK
Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada
metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan
berkesinambungan inilah yang membedakan pembelajaran kami sebagai Mahasiswa
Arsitektur berbeda dengan Mahasiswa Fakultas lainnya. Konsultan Ahli kami
mengatakan metoda ini sebagai “Metoda Tulang Ikan”. Pada kegiatan Analisa, Dosen
Pembimbing kami membagi bangunan yang kami rancang menjadi beberapa bangunan
dan proses analisa menjadi suatu kegiatan individual tetapi ada juga bagian analisa yang
masih dalam kelompok, analisa secara individual ditinjau sesuai buku "analisis tapak",
sedangkan analisa kelompok yaitu analisa dari jurnal mingguan, secara individual
bangunan yang perancang rancang yaitu bangunan Hotel dan Mall yang memiliki tujuan
utama sebagai area rekreasi. Karena letak site yang strategis dengan batas utara berupa
ruko komersil, batas timur Podomoro Deli Grand City, Batas Selatan berupa perumahan
kelas menengah keatas, batas barat berupa sungai deli. Ditinjau dari letak site, maka site
memiliki potensi sebagai area komersial, sehingga bangunan seperti hotel dan mall
memiliki prospek yang bagus. Terutama pada hotel yang difungsikan sebagai hotel
rekreasi dengan view kearah sungai. Ditinjau dari segi view, bangunan pada site memiliki
nilai view yang positif, baik view kedalam atau kearah luar site
Gambar 2.2 Analisa View Kearah Tapak
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 2.3 Analisa Lingkungan
[image:30.595.114.589.385.704.2]Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 2.4 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.1 Analisa View dari Tapak
13
Gambar 2.5 Contoh Esplanade Di BostonSumber : yogainthesky.com
Gambar 2.6 Keadaan Disekitar Site
Sumber: Dokumentasi pribadi
Selain sebagai bangunan hotel dan mall, site juga memiliki potensi lain, menurut
opini perancang, letak site yang berada disekitar sungai memiliki potensi yang sangat
besar sebagai area rekreasi yaitu esplanade, pengertian esplanade yaitu area pada tepian
sungai yang berfungsi sebagai area sirkulasi penjalan kaki dengan sungai sebagai view
utamanya. Dilihat dari segi view dan letak site yang berbatasan sejajar dengan sungai,
berjalan disamping atau tepian sungai secara psikologi tidak membuat seseorang mudah
menjadi bosan karena dengan pemandangannya berupa aliran sungai yang tenang dan
ditambah dengan pepohonan yang terletak diseberang sungai. Selain itu view kearah
sungai memberikan efek menenangkan pikiran dengan pemandangan aliran sungai yang
tenang, ditambah lagi dengan vegetasi yang sejajar pada tepian sungai ikut serta
memberikan kenyamanan dengan memayungi orang yang berjalan dibawahnya, sehingga
orang-orang yang berjalan dibawahnya tidak merasa kepanasan tetapi merasakan
Gambar 2.7 Analisa Sirkulasi Kenderaan
Sumber: Dokumentasi pribadi
kesegaran dan kerindangan dari pepohonan tersebut. Fungsi lain vegetasi yaitu dapat
sebagai pembatas antara sirkulasi kendaraan dengan manusia, sehingga orang yang
berjalan tidak merasa terganggu dan dapat berjalan dengan tenang sambil menikmati
suasana yang terdapat pada esplanade, ditambah lagi jika disesuaikan dengan peraturan
RTRW kota Medan area sempadan sungai yaitu 15 m merupakan area bebas dari fisik
bangunan, sehingga area seperti esplanade dapat memenuhi kriteria dari peraturan RTRW
tersebut.
Selain dari sirkulasi pejalan kaki, sebagai area komersial sirkulasi kendaraan juga
merupakan salah satu faktor yang penting untuk dianalisa, dari data yang dikumpulkan
jalan Guru Patimpus merupakan jalan arteri dan terletak didepan site memiliki intensitas
15
Gambar 2.8 Keadaan Disekitar SiteSumber dokumentasi pribadi
Menurut opini perancang site memiliki potensi yang positif dan negatif, potensi
positif yang didapat yaitu dengan kepadatan yang tinggi dan ditambah dengan fungsi site
sebagai area komersil, tentu akan banyak menarik pengunjung untuk datang mengunjungi
bangunan seperti mall pada site terutama pada waktu tertentu, hal ini tentu merupakan
prospek yang bagus bagi site. Akan tetapi dibalik dari potensi yang positif tersebut juga
terdapat potensi yang negatif yaitu dengan kepadatan tersebut ditambah dengan bangunan
komersil baru tentu maka akan menambah kepadatan kendaraan pada jalan arteri tersebut,
sehingga perlu suatu sumbangan dari site kepada kota untuk mengurangi dampak
tersebut, sumbangan kepada kota dapat berupa pelebaran jalan Guru Patimpus menjorok
kedalam site, atau dapat membuka suatu akses keluar baru pada daerah dibelakang site
sehingga gangguan atau kemacetan pada jalan Guru Patimpus dapat diminimalisir.
Gambar 2.9 vegetasi disekitar site
Sumber dokumentasi pribadi
Selain analisa sirkulasi dari data yang ada, masih banyak lagi analisa yang perlu
perancang tinjau, seperti analisa lingkungan yang membahas mengenai keadaan sekitar
site seperti site terletak pada area komersial, berbatasan dengan jalan arteri dan sungai
17
Gambar 2.10 Analisa VegetasiSumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 2.11 Analisa Drainase
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 2.12 Analisa GSB
Sumber: Dokumentasi pribadi
Analisa drainase membahas
mengenai kondisi kontur dan
pengaruhnya terhadap letak bangunan,
hasil yang didapat yaitu bangunan harus
dibangun menjauhi sungai untuk
menghindari masalah drainase, dan letak
yang berjauhan tersebut dapat
mempermudah sistem drainase dan
mencegah genangan air saat hujan karena
perbedaan ketinggian kontur. Pada analisa GSB menceritakan potensi daerah-daerah
dalam batasan GSB, potensi tersebut yaitu area GSB dapat di jadikan sebagai area parkir,
area taman, daerah sumbangan kepada kota, dan area esplanade. Pada analisa vegetasi
menceritakan letak vegetasi yang memiliki faktor positif bagi site, seperti jajaran pohon
pada site memberikan dorongan atau tekanan penglihatan kearah bangunan dan pada sisi
lainnya memberikan tekanan view atau pandangan pejalan kaki kearah sungai serta
membagi antara akses sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan. Pada analisa view terbagi
atas 2 bagian yaitu view ke tapak dan view dari tapak, view ke tapak menggambarkan
perhatian orang ketika melewati suatu kawasan tertemtu dan penilaian pandangannya
terhadap site dan bangunan, dan hasil yang didapat yaitu bangunan diposisikan
menghadap kearah jalan Guru Patimpus karena pusat view berada pada jalan Guru
19
Gambar 2.14 Analisa Keistemewaan BuatanSumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.13 Analisa Kebisingan
Sumber: Dokumentasi pribadi
view orang ketika melihat kearah bangunan secara keseluruhan. Sedangkan view dari
tapak juga memberikan respon yang positif terutama pada arah utara, timur dan selatan
sedangkan pada arah barat memiliki view negatif yaitu berupa pemakaman sehingga
diperlukan buffer view berupa vegetasi pepohonan atau semak pada sekitar perkuburan
tersebut.
Pada analisa kebisingan membahas sumber kebisingan pada site, bangunan
diletakkan berjauhan dari jalan Guru Patimpus dimana merupakan sumber kebisingan
utama pada sekitar site. Sumber kebisingan yang lain terletak pada jalan Sei Deli, tetapi
karena letaknya yang cukup jauh dari site serta terdapat vegetasi di sekitar site,
kebisingan dari jalan Sei Deli dapat dikatakan telah dibuffer secara alami. Analisa
keistimewaan buatan menceritakan faktor buatan disekitar site seperti disekitar site, pada
area sekitar site terdapat area pendidikan yaitu IBBI dan sekolah negeri sehingga pada
waktu tertentu seperti waktu istirahat dapat menarik pengunjung sehingga memungkinkan
untuk menambah pemasukan ekonomi pada bangunan. Analisa matahari dan iklim
menggambarkan tata letak bukaan pada bangunan untuk menghindari panas yang berlebih
masuk kedalam bangunan akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan
material double glazing glass. Pada analisa arah angin, berdasarkan BMKG, arah angin
berhembus dari timur-laut - barat-daya dan sebaliknya sehingga mempengaruhi sistem
pengudaraan pada bangunan dan memiliki kesinambungan hubungannya dengan aspek
keberlanjutan terutama mengenai penggunaan energi.
21
Gambar 2.17 Analisa Manusia BudayaSumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.15 Analisa Matahari & Angin
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 2.16 Analisa Curah Hujan
Sumber: Dokumentasi pribadi
Pada Analisa curah hujan menceritakan konfigurasi bangunan dan tata letak
bangunan untuk mempermudah drainase, dari hasil yang didapat yaitu bangunan harus
menghindari konfigurasi yang membentuk huruf "L" karena konfigurasi tersebut dari
mengumpulkan air ketika hujan turun.
Pada Analisa manusia dan budaya menggambarkan aktivitas manusia, gaya hidup
dan kebutuhan manusia disekitar site, dan hasil yang didapat yaitu bangunan seperti mall
dan supermarket memiliki prospek yang positif sebab dapat memenuhi kebutuhan pada
daerah sekitar site. Ada juga analisa yang merupakan tugas bersama yaitu faktor
organisasi stakeholders mengenai struktur organisasi stakeholder dan pembagian tugas
dan jabatan masing-masing stakeholder untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan
efisien. Sistem struktur dan konstruksi membahas struktur bangunan terhadap daya lateral
dengan struktur rigid frame dan penggunaan dinding geser dan portal, bagaimana material
yang terdapat pada sistem bangunan tinggi serta membahas mengenai kelebihan maupun
kekurangan dari masing-masing material. Sistem mekanikal dan elektrikal menceritakan
sistem ME yang sering digunakan pada suatu bangunan tinggi seperti sistem AC atau
sistem tata udara, sistem pemadam kebakaran atau fire fighting, sistem plumbing, sistem
penangkal petir, sistem network telepon, sistem transportasi vertikal, sistem elektrikal.
Sistem kulit bangunan mengenai material yang baik digunakan sebagai kulit bangunan
seperti penggunaan double glazing glass, vertical garden, material berwarna cerah sebagai
insulasi panas, material atap yang memiliki nilai insulasi panas, dan material yang
memiliki nilai embodied energi yang rendah. Faktor kenyamanan termal, penerangan dan
akustik yaitu mengenai pencahayaan buatan dan alami pada bangunan, faktor penentu
kenyamanan termal seperti suhu udara, gerakan fluida, kelembaban, suhu pancaran
matahari dan pengendalian bunyi pada ruang, cara mengendalikan bunyi baik untuk
minimalisir bunyi maupun memperkuat bunyi pada ruang. Aspek keberlanjutan yang
harus dipenuhi pada suatu bangunan yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan sosial untuk
menghasilkan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan sekitar. Faktor kepatuhan
hukum mengenai RTRW kota Medan dan hubungannya dengan sungai seperti pada Bab 1
23
BAB IIIKESAN SUATU EKSPRESI
Kegiatan penerapan tema dan konsep merupakan kelanjutan dari tahap analisa
dan pengumpulan data dan fakta, setelah menganalisa data dan fakta maka proses dalam
merancang akan dilanjutkan pada sesi menetapkan tema. Pada penetapan tema harus
sesuai konteks tema dan memperhatikan keadaan tapak dan sekitarnya. Kali ini, kami
studio PA6 desain grup mendapatkan 2 jenis tema, yaitu tema utama riverfront dan tema
kedua urban lifestyle yang kemudian akan ditambahkan atau disisipi dengan tema
individual yang akan diterapkan pada bangunan dan tapak. Tema utama telah ditentukan
yaitu riverfront, pada tema riverfront menceritakan bagaimana konteks sungai terhubung
dengan site atau lahan sehingga membentuk satu sinergi antara bangunan, kawasan dalam
site dengan sungai. Tema riverfront dijadikan sumber ide, sebagaimana sungai dijadikan
sebagai sumber ide dalam merancang. Sehingga dalam proses merancang kajiannya tidak
jauh dari hubungannya dengan sungai. Bertepatan dengan letak site kami, sungai yang
kami dapat terletak berdampingan dengan sungai deli, sungai deli merupakan salah satu
dari delapan sungai yang ada pada kota medan, dan pada masa lalunya merupakan jalur
perdagangan utama kedaerah lain. Pada masa kini sungai deli telah menjadi daerah
kumuh dikarenakan oleh banyaknya penduduk yang kurang bertanggung jawab
menjadikan sungai sebagai daerah pembuangan akhir, padahal jika dikaji lebih lanjut
sungai deli memiliki potensi baik sebagai wahana rekreasi yang dapat menarik banyak
pengunjung, baik dalam kota maupun dari luar kota. Dikarenakan letak site yang berada
pada area komersial, terlebih lagi tema kedua pada kegiatan studio yaitu urban lifestyle.
Tema urban lifestyle memiliki hubungan erat dengan site sebagai daerah dengan area
komersial karena berkaitan dengan trend gaya hidup masa kini. Hal ini tentu sangat
menarik dan sebagai area komersial dengan fungsi rekreasi didalam site dalam memenuhi
kebutuhan gaya hidup masa kini. Tujuh bangunan telah direncanakan sebagai bangunan
yang dirancangkan untuk memenuhi gaya hidup masa kini. Masing-masing individu
dalam kelompok diwajibkan untuk memilih dua dari tujuh bangunan tersebut, bangunan
dipilih perancang yaitu bangunan hotel dan mall yang berfungsi sebagai area rekreasi.
Hotel rekreasi merupakan hotel yang berfungsi untuk mengakomodasi fasilitas
pada daerah yang memiliki sarana hiburan. Ciri-ciri yang membedakan hotel rekreasi
dengan hotel yang memiliki fungsi lainnya yaitu dari segi letak, hotel rekreasi umumnya
terletak pada kawasan yang memiliki fungsi rekreasi, seperti sungai deli dijadikan sebagai
area hiburan untuk menarik pengunjung. Dari segi pemasaran, target penghuni pada hotel
rekreasi yaitu pengunjung dari yang ingin menikmati tujuan berlibur, bersenang-senang,
25
dalam kota, luar kota, maupun dari luar negeri. Dari segi fasilitas, pada hotel rekreasi
mengakomodasi fasilitas pelayanan, hiburan, relaksasi, contoh fasilitas tersebut yaitu
dapat berupa area spa and sauna, gym center, karaoke room, dan swimming pool. Area
swimming pool dapat menjadi salah satu fasilitas utama karena dapat mengakomodasi
kegiatan berenang yang tidak dapat diakomodasi oleh sungai. Segi lainnya yang
membedakan hotel rekreasi dengan hotel lainnya yaitu segi suasana, suasana dari hotel
berbeda dengan hotel umumnya, suasana pada hotel rekreasi umumnya mengekspresikan
suasana alam yang berkaitan dengannya dan berusaha menyatu dengan alam sekitarnya.
Selain bangunan hotel, perancang juga memilih bangunan mall yang berfungsi sebagai
area rekreasi, sebagai area perbelanjaan, pemilihan bangunan mall didasari dari analisa
aktivitas dan budaya setempat, berdasarkan analisa, site terletak pada daerah yang
memiliki fasilitas perbelanjaan yang minim. Ditambah lagi daerah sekitar site terdapat
daerah perumahan dengan tingkat perekonomian menengah keatas. Sehingga dengan
analisa tersebut pemilihan bangunan mall bertujuan untuk mengakomodasi fungsi yang
kurang pada daerah disekitarnya. Dari analisa tersebut menunjukan bahwa salah satu area
yang paling penting terdapat dalam mall yaitu supermarket yang menyediakan kebutuhan
sehari-hari. Selain analisa mengenai penduduk disekitar site, di tinjau dari segi kawasan,
site yang terletak pada kawasan perkantoran dan pusat pendidikan. Sehingga pada waktu
tertentu seperti jam siang atau jam istirahat, bangunan yang memiliki fasilitas
makan-minum seperti café atau lounge juga sangat diperlukan untuk mengurangi stress yang
didapat saat bekerja maupun saat belajar.
Gambar 3.1 Chilehaus
Sumber: www.skyscrapercity.com
Gambar 3.2 Sprinkenhof
Sumber: fotocommunity.de
Gambar 3.3 Ullsteinhaus
Sumber:www.imittelstand.de
Setelah mempertimbangkan
dua bangunan dari tujuh yang akan dibangun,
tahap selanjutnya yang perancang lakukan yaitu menentukan tema individual yang tepat,
pada pemilihan tema tentu tidak lari dari konteks sungai sebagai tema utama yaitu tema
riverfront dan tema kedua urban lifestyle. penetapan tema individual ini pada nantinya
akan diterapkan pada bangunan dan tapak yang akan dirancang. tema yang perancang
pilih yaitu “expression of the river flows”, dasar penentuan tema didapat dari gambaran
aliran atau flows dari sungai deli, penggambaran yang di dapat yaitu aliran sungai deli
ketika mengalir melewati bebatuan sehingga membentuk aliran dalam bentuk riak-riakan
air. Ekspresi yang perancang gambarkan dalam aliran tersebut yaitu penggambaran air
dan batu ketika sungai sedang mengalir, hal tersebut terlihat seperti suatu harmoni antara
suatu bentuk atau benda yang bersifat kasar dan dengan benda yang bersifat halus lembut.
Penggambaran tersebut perancang terapkan dalam bentuk gaya arsitektur ekspresionist.
27
Gambar 3.4 Sidney Opera HouseSumber: www.panoramio.com
pikiran perancang secara imaginasi, emosi kedalam bentuk karya seni. Dengan dalil atau
paham "Art is an expression of human feeling" dan "Art is Expression of Impression".
Gaya arsitektur ekspresionist merupakan gaya arsitektur terbentuk pada masa post
modern tepatnya terbentuk pada tahun 1905, gaya arsitektur ekspresionis dipolopori
pembentukannya oleh Ernest Ludwig Kirchner yang merupakan seorang mahasiswa
arsitektur tetapi pada akhirnya lebih mengarah pada seni grafis. Gaya arsitektur
ekspresionis mengandung nilai-nilai seperti menghargai kebebasan dalam bentuk dan
grafis, mengekpresikan bahasa emosi baik dalam bentuk, ruang, maupun material, dengan
bentuk bangunan yang tidak monoton. Gaya arsitektur ekspresionis berdasarkan
penerapannya, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Arsitektur Ekspresionis bentuk dan
material/ brick expressionist, Arsitektur Ekspresionis idealis simbolis/ anthropomorphic
sympathy, Arsitektur Ekspresionis idealis ruang. Arsitektur ekspresionis bentuk dan
material lebih dikenal dengan brick expressionist dengan ciri bangunan penggambaran
pola-pola seni pada material bangunan, cara penyusunan pola material yang membentuk
ruang yang disusun secara teratur. Contoh bangunannya yaitu Chilehaus, Sprinkenhof,
Ullsteinhaus.
Arsitektur Ekspresionis idealis simbolis/ anthropomorphic sympathy memiliki
perbedaan penerapan yaitu menggunakan sifat dari objek atau objek sebagai sumber ide,
dan mengekspresikannya secara simbolik tetapi tetap berpegang teguh pada tema.
Penerapannya pada bangunan yaitu mengikuti penggambaran secara simbolik dari objek
yang digunakan sebagai sumber ide oleh sang perancang, arsitektur ekspresionis dibagi
lagi berdasarkan analoginya yaitu tangible, in-tangible, dan hybrid. Analogi tangible
menggunakan penerapan tema pada bangunan secara utuh atau dengan kata lain bangunan
dan objek yang berhubungan dengan bangunan dibuat persis menyerupai, sedangkan
in-tangible lebih kearah imaginasi sang perancang penggunaan objek sebagai ide lebih
kearah simbol, nilai-nilai, sifat, dan konsep rancangan bangunan, sedanga hybrid
merupakan penggabungan dari analogi tangible dan in-tangible, sehingga sebagian
bangunannya berupa konsep dan sebagai merupakan bentuk nyata objek yang
bersangkutan. Contoh arsitektur ekspresionis idealis simbolis yaitu The Sidney Opera
House di Sidney, JFK International Airport di New York, Walt Disney Concert Hall di
Gambar 3.5 JFK Intertional Airport di New York
29
Los Angeles. Arsitektur Ekspresionis idealis ruang menggunakan penerapan gaya
arsitektur ekspresionis pada feels/ rasa di bentuk dari ruang/space, rancangan yang
dihasilkan berasal dari ide ruang, seperti penggambaran suasana takut, tersesat diterapkan
pada pembentukan suatu ruang gelap dan berkelok-kelok. Contoh Arsitektur Ekspresionis
idealis ruang yaitu Musem Tsunami Aceh yang dirancang oleh Arsitek M.Ridwan Kamil,
ST. MUD. Dari beberapa jenis Arsitektur Ekspresionis tersebut konsep yang perancang
gunakan lebih mengarah pada Arsitektur Ekspresionis Idealis Simbolis, dengan analogi
In-tangible, pengunaannya lebih perancang gunakan pada harmoni antara flow/ aliran
sungai deli ketika mengalir dan menghasilkan riak ketika bersapaan dengan batu, harmoni
yang terbentuk dapat digambarkan dalam bentuk sifat lembut dan kasar, seperti pada
gaya arsitektur ekspresionis Idealis Simbolik, penerapan gaya arsitektur tersebut berasal
dari sifat yang dihasilkan dari objek sebagai sumber ide, sedangkan analoginya,
menggunakan analogi in-tangible penggambaran atau penerapannya pada bangunan
dihasilkan oleh imaginasi tidak sama persis dengan objek yang bersangkutan, penerapan
yang perancang gunakan bangunan yaitu seperti batu dibalut oleh air, maka bentukan
kasar bangunan ditutupi oleh skin yang lembut yang tetapi penggambarannya dengan
imaginasi perancang.
BAB IV
KONSEP
4.1 Manusia, Lingkungan dan Bangunan
Dalam suatu proses perancangan, penerapan tema merupakan satu rangkaian
yang dilakukan setelah proses penentuan tema, sebelumnya telah dibahas mengenai tema
yang yang diambil serta gaya arsitektur yang berhubungan dengan tema perancang
“Expression of the River Flows”. Penerapan tema pada bangunan tidak hanya mencakup Gambar 3.6 Interior Museum Tsunami Aceh
31
bentuk fisik bangunan apalagi pada penerapan tema bangunan dengan gaya arsitektur
ekspresionis, penerapan tersebut juga dapat digambarkan atau diekspresikan pada
manusia dan lingkungan. Manusia, lingkungan dan bangunan merupakan satu kajian yang
penting dalam ilmu arsitektur, serta merupakan faktor utama yang harus diperhatian
dalam merancang. Desain atau rancangan yang dianggap berhasil umum merupakan
bangunan yang tanggap ketiga elemen tersebut. Penerapan tema yang berhubungan
dengan tiga elemen tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk konsep rancangan. Konsep
rancangan dapat berupa konsep rancangan tapak, konsep ruang terbuka hijau, konsep
sirkulasi manusia dan kenderaan, konsep faktor keamanan dan keselamatan, konsep kulit/
tampak bangunan, konsep rencana dalam bangunan, konsep struktur, konsep ME dan
konsep pasokan energi, konsep aspek keberlanjutan dan lain-lain.
Gambar 4.1.1 Konsep Desain
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 4.1.2 Konsep Tapak 1
33
Pada konsep rancangan tapak umumnya terdiri elemen manusia dan lingkungan.
Konsep tapak yang dirancang oleh perancang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
sirkulasi manusia dan tata hijau, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi servis. Pada
sirkulasi manusia dan tata hijau perancang menggunakan sistem esplanade,
penggambaran esplanade tersebut menggunakan kajian gaya arsitektur ekspresionis yaitu
berupa ekspresi aliran sungai pada daerah tepian yang berbentuk berupa gelombang dan
riak air. Ide tersebut didasari oleh penggambaran aliran sungai, dan merupakan elemen
yang sering terdapat pada sungai. Penerapan ekspresi aliran tepian sungai tersebut
digambarkan pada sistem sirkulasi pejalan kaki pada esplanade yang terletak ditepi
sungai. Sistem sirkulasi tersebut digambarkan dalam bentuk gelombang transversal yang
saling bertabrakan atau berbentuk spiral dan tidak beraturan. Area ruang kosong disekitar
sirkulasi merupakan area hijau yang penggambarannya berupa riak air. Perbedaan area
terbuka hijau dengan area sirkulasi yaitu dari segi material, pada area sirkulasi
menggunakan material yang lebih rata permukaannya, sehingga penyadang cacat juga
dapat melewati jalan tersebut, sedangkan pada area hijau menggunakan material tanah
dan rumput dengan unsur pepohonan disekitarnya, tujuan dari pohon tersebut yaitu
melindungi orang dari panas matahari dan dapat berteduh dibawahnya.
Gambar 4.1.4 Konsep Ruang
Terbuka & Tata Hijau
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 4.1.3 Konsep Tapak 2
Sumber: Dokumentasi pribadi
Hal yang menghubungkan sirkulasi pejalan kaki dengan area tata hijau yaitu
terdapat suatu jalan setapak, sebagai akses antara sirkulasi pejalan kaki dengan area hijau,
fungsi dari jalan tersebut untuk membawa orang ke area duduk bagi orang yang ingin
bersantai sambil menikmati view sungai dengan pepohonan rindang disekitarnya,
sehingga di sekitar ruang terbuka hijau yang berhubungan dengan jalan setapak tersebut
memiliki area duduk dengan kursi yang berbentuk gelombang air, sehingga feels yang
dirasakan lebih menggambarkan ekspresi dengan riak air. Area esplanade sebagai konsep
ruang terbuka hijau dan sirkulasi pejalan kaki pada site atau tapak tentu harus dapat
berfungsi sebagaimana yang diharapkan, cara yang digunakan oleh perancang untuk
menarik pengujung atau orang untuk melewati esplanade yaitu dengan penyediaan
35
Gambar 4.1.5 Konsep Rancangan RuangDalam
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 4.1.6 Konsep Kulit Bangunan
Sumber: Dokumentasi pribadi
dengan area esplanade sehingga pengunjung yang turun dari terminal langsung dapat
menikmati area esplanade. Tujuan area esplanade selain sebagai area santai dan tata hijau
juga sebagai transisi sebelum mencapai generator aktivitas yang terdapat pada bangunan
yang berfungsi mall. Selain terdapat sirkulasi pejalan kaki dan ruang terbuka hijau
(esplanade) juga terdapat sirkulasi kendaraan, akses antara sirkulasi kendaraan dibedakan
dengan akses sirkulasi pejalan kaki, sehingga sirkulasi antara kendaraan dan pejalan kaki
tidak saling terganggu. Pada sirkulasi kendaraan dibagi menjadi 2 akses yaitu akses mall
dan akses hotel. Sirkulasi dengan tujuan mall menggambarkan dari ekspresi aliran
sungai, dengan sirkulasi kendaraan sebagai aliran sungai tersebut. Pada akses hotel
menggambarkan air yang dari batu sehingga pada akses hotel, drop off hotel terletak pada
samping bangunan sebagai penggambaran aliran air disekitar batu. Penggambaran aliran
sungai yang mengalir terus juga diekspresikan pada akses hotel yaitu berupa akses masuk
dari jalan Guru Patimpus dan akses keluar pada jalan Tembakau Deli yang
menggambarkan aliran kendaraan yang bergerak dan mengalir terus.
Pada gambaran elemen bangunan menggunakan ekspresi dari sifat riak air yang
bertabrakan dengan batu, sifat yang perancang gambarkan yaitu berupa harmoni antara
suatu sifat lembut dan kasar, harmoni tersebut didasari dari bentuk batu dan air, bentuk
batu digambarkan sebagai bentuk yang kuat, kasar, kokoh sedangkan bentuk air bersifat
lembut, tenang, mengikuti wadahnya. Gambaran konsep aliran air ini dapat digambarkan
dari bentuk dan skin bangunan. Pada gambaran bentuk bangunan diambil dari bentuk dua
batu yang saling berdekatan, bentuk lingkaran merupakan bentuk dasar batu pada
umumnya, sehingga layout dasar bangunan berupa dua buah bangunan berbentuk
lingkaran yang saling terhubung. Bentuk bangunan menggunakan material kasar sehingga
semakin menunjukkan unsur batu yang sifatnya lebih kasar dan kaku. Harmoni antara
batu dan air terlihat pada bentuk fasad bangunan, yaitu ekspresi dari air yang
membungkus batu. Pada bangunan terdapat skin yang menggambarkan sifat air dan
membungkus bangunan sebagai simbol dari harmoni dari dua sifat tersebut. Skin
bangunan menggambarkan riak air ketika bertabrakan dengan batu, yang berbentuk
mengikuti bentuk wadahnya yaitu bangunan. Pada skin bangunan di gambarkan aliran
dari air yang tidak beraturan dan bergelombang dan membungkus tower bangunan, selain
itu terdapat lubang pada skin yang menggambarkan ekspresi simbol dari gelembung
udara saat terjadi riak air. Bentuk skin terbentuk dari ground hingga menjulang pada
tower dimaksudkan sebagai ekspresi dari air ketika mulai menabrak batu, dari gambaran
tenang hingga menimbulkan riak ketika bertubruk dengan batu. Selain itu bentuk skin
dari rendah dari tapak juga bertujuan untuk menghargai sungai yang berada
diseberangnya. Selain dari tiga elemen, manusia, lingkungan dan bangunan, hal lain yang
terdapat pada bangunan yang perlu diperhatikan yaitu struktur, fungsional dan estetika.
Unsur estetika telah diterapkan dari hubungan gaya arsitektur dengan penerapan tema
37
pada rancangan ruang dalam bangunan. Pada struktur bangunan hal yang perlu
diperhatikan adalah kekuatan bangunan dan struktur bangunan yang digunakan sehingga
tidak mengganggu ruang dalam bangunan. Struktur bangunan yang perancang gunakan
yaitu struktur rigid frame dan core dengan material baja komposit, dan skin yang
menggunakan material GRC yang disambungkan dengan besi canal C pada kolom
bangunan serta kubah berupa struktur cangkang atau shell dan merupakan penutup pada
ruang ballroom.
4.2Konsep Lainnya
Aspek manusia, lingkungan dan bangunan tidak dipungkiri lagi merupakan aspek
utama dalam suatu kegiatan merancang, akan tetapi selain dari tiga aspek tersebut masih
terdapat banyak hal yang perlu diperhatikan seperti: aspek struktur pada bangunan,
privasi, keselamatan dan keamanan, dll. Penerapan aspek tersebut umumnya juga
merupakan bagian dari konsep yang digunakan dalam merancang suatu bangunan. Salah
satu konsep tersebut yaitu konsep rancangan ruang dalam, hal utama yang perlu
diperhatikan yaitu fungsionalitas suatu ruang. Sebagai bangunan dengan fungsi sebagai
hotel rekreasi dan mall, privasi antara hotel dan mall tentu merupakan suatu prioritas
yang berbeda. Sebagai area penginapan, tentu hotel memerlukan zona privasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan mall yang merupakan area publik yang setiap harinya penuh
dengan hiruk pikuk kegiatan berdagang, bercengkrama dan sebagainya. Sehingga
perbedaan zona antara hotel dan juga harus terpisah secara jelas agar penghuni yang
tinggal dalam hotel tidak merasa terganggu dengan aktifitas yang terdapat pada mall.
Gambar 4.2.1 Konsep Rancangan Ruang Dalam Podium
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 4.2.2 Konsep Rancangan Ruang Dalam Tower
39
Perancang membedakan zona privasi dan publik tersebut berdasarkan perbedaan
lantai, sebagian besar zona publik ditempatkan pada podium, sedangkan zona kamar hotel
berada pada lantai diatas podium tepatnya pada bagian tower bangunan. Selain itu
perbedaan kelas pada suatu hotel juga ditentukan oleh fasilitas yang diberikan, fasilitas
yang diberikan oleh suatu hotel bintang 5 umumnya yaitu fasilitas ballroom, swimming
pool, karaoke area, gym center, sauna dan spa. Fasilitas pada hotel umumnya merupakan
area yang juga dinikmati oleh sebagian publik dan juga merupakan area yang digunakan
oleh pengguna hotel, sehingga dapat dirancang sebagai area transisi antara area mall dan
kamar hotel. Pada rancangan mall perancang menggunakan analisa view dari dalam
bangunan ke site, sehingga area yang bersampingan dengan sungai, perancang
merancangnya sebagai area yang terbuka atau dengan dinding yang menggunakan
material kaca, sehingga dapat berupa area foodcourt atau lounge sehingga orang yang
masuk pada mall masih dapat merasakan dan melihat view kearah sungai. Karena itu
pada lantai ground perancang tetapkan sebagai area foodcourt pada area yang berbatasan
dengan sungai dan area retail pada area yang diseberangnya.
Pada area lantai 1 merupakan area retail seperti fashion atau area dan tidak
memerlukan banyak ruang terbuka, sedangkan pada lantai 3 perancang menerapkannya
sebagai area foodcourt karena pada lantai 2 merupakan tingkat lantai paling tinggi pada
mall sehingga memiliki view yang lebih baik dibandingkan lantai dibawahnya. Selain itu
konsep rancangan ruang yang perancang terapkan pada ruang hotel yaitu dengan lantai
ground sebagai lobby dan penerima tamu, pada lobby hotel terdapat ruang front office
dan back office yang mengurusi kegiatan administrasi, dan lounge sebagai area duduk
ketika penghuni hotel sedang menunggu jemputan. Transisi antara lobby hotel dan mall
dihubungkan oleh suatu koridor, tetapi agar pengunjung mengetahui perbedaan zona
Gambar 4.2.4 Manifestasi Nilai Sosial /
Kemanusian / Politik / Kultural dalam
Konsep Rancangan
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 4.2.3 Konsep Rancangan
Berhubungan Dengan Faktor Keamanan,
Keselamatan, Privasi
Sumber: Dokumentasi pribadi
antara hotel dan mall, perancang menggunakan sekat berupa kaca dan perbedaan suasana
antara kedua zona tersebut. Lantai yang terdapat diatas l