TUGAS AKHIR
LIDYA SYAHFITRI 112406222
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN
KENAIKAN JABATAN KARYAWAN PADA PERUSAHAAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya Komputer
LIDYA SYAHFITRI
112406222
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK INFORMATIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : Sistem Pendukung Keputusan Dalam Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Pada Perusahaan
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Lidya Syahfitri
Nomor Induk Mahasiswa : 112406222
Program Studi : Diploma (D3) Teknik Informatika Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Juni 2014
Disetujui oleh
Program Studi D3 Teknik Informatika FMIPA Universitas Sumatera Utara
Ketua, Pembimbing,
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN
KENAIKAN JABATAN PADA PERUSAHAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebut sumbernya.
Medan, Juni 2014
Puji dan syukur penulis mengucapkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dan ilmu pengetahuan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Adapun judul dari tugas akhir ini adalah
“SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN KENAIKAN JABATAN
KARYAWAN PADA PERUSAHAAN”
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Diploma Tiga (D3) Teknik Informatika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang begitu tidak ternilai kepada kedua orang tua yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan segala pengorbanan serta kasih sayang yang tulus, dan telah memberikan banyak dukungan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Pada penulisan tugas akhir ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kesempurnan. Namun penulis menyadari terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan. Demikian tugas akhir ini saya buat. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
“Dengan kepercayan dan berikhtiar, setiap air mata yang terjatuh dalam doa akan bernilai harganya, maka lakukanlah bagian kita dengan ulet dan lihatlah, Allah SWT akan menyelesaikan bagian-Nya yang terkadang tak dapat dinalar oleh kita”
Medan, Juni 2014 Penulis,
Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Adanya komitmen karyawan pada perusahaan membuat karyawan merasa mempunyai tanggung jawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbulnya rasa memiliki organisasi. Adanya adanya rasa memiliki yang kuat ini akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi individu atau karyawan, komitmen dari perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu reward dan kepuasan. Reward yang diberikan kepada karyawan dapat berupa kenaikan jabatan bagi karyawan. Kriteria untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan dapat menggunakan kriteria: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja. Penentuan kenaikan jabatan karyawan ini tentunya melibatkan banyak alternatif karyawan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.
Sebuah Perusahaan yang besar juga merasakan perlunya untuk memberikan penghargaan kepada karyawan dengan kinerja terbaik dalam bentuk pemberian kenaikan jabatan karyawan. Pengambilan keputusan untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif merupakan hal yang sulit. Untuk itulah diperlukan sistem pendukung keputusan. Salah satu metode sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan adalah metode Analytical Heriarchy Process (AHP). Metode AHP sangat cocok digunakan untuk pengambilan keputusan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif. Hasil dari perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan jabatan karyawan diharapkan dapat membantu Perusahaan di dalam menentukan kenaikan jabatan karyawan.
Halaman
2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process AHP 19 2.3.1 Penyusunan Prioritas 21
2.4 Uji Konsistensi Index Dan Ratio 24
2.5 Diagran Alir 26
2.6 PHP 29
2.7 Penentuan Kenaikkan Jabatan Karyawan 31 2.8 Perhitungan Untuk Metode AHP 32
2.8.1 Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria 32
2.8.2 Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Komitmen 36
2.8.3 Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Kerja Sama 39
2.8.4 Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Hasil Kerja 42
2.8.5 Penilaian Global Priority 46
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa 48
3.2.3 Diagram Alir Proses Analisa AHP 50 3.2.4 Diagram Hasil Analisa AHP 57 3.2.5 Perancangan User Interface 57 BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM
4.1 Pengertian Implementasi Sistem 62 4.2 Tujuan Implementasi Sistem 62 4.3 Prosedur Penggunaan Website 63 BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan 70
5.2 Saran 71
Nomor Judul Halaman Tabel
2.1 Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan 21
2.2 Tabel Skala Saaty 23
2.3 Tabel Nilai Random Indeks 26 2.4 Tabel Simbol-Simbol Diagram Alir 27 2.5 Tabel Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria 33 2.6 Tabel Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom
Nomor Judul Halaman Gambar
2.1 Sistem Dan Lingkungan Organisasi 12 2.2 Struktur Hierarki Pada Metode AHP 20 3.1 Site Map Aplikasi Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Metode AHP 49
3.2 Diagram Alir Utama 50
3.3 Diagram Alir Proses Analisa AHP 51 3.4 Diagram Alir Penjumlahan Kolom Matriks
Perbandingan Berpasangan 52 3.5 Diagram Alir Pembagian Tiap Cell Matriks
Perbandingan Berpasangan Dengan Jumlah
Kolomnya 53 3.6 Diagram Alir Perhitungan Eigen Value 54 3.7 Diagram Alir Perhitungan Bobot Prioritas 55 3.8 Diagram Alir Perhitungan Bobot Sintesa 55 3.9 Diagram Alir Pengujian Konsistensi 56 3.10 Diagram Alir Perhitungan BobotPrioritas Global 57
3.11 Rancangan Halaman Home 59
3.12 Rancangan Halaman Input Judul, Kriteria, dan
Alternatif 60 3.13 Rancangan Halaman Analisa AHP Kriteria dan
Alternatif 60 3.14 Rancangan Halaman Hasil Perhitungan 61 3.15 Rancangan Metode 61 4.1 Halaman Home 64 4.2 Halaman Input Judul, Kriteria, dan Alternatif 65 4.3 Halaman Analisab AHP Antar Kriteria 66 4.4 Halaman Analisa AHP Antar Altrnatif Dengan
Kriteria 67
4.5 Halaman Hasil Perhitungan 68
Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Adanya komitmen karyawan pada perusahaan membuat karyawan merasa mempunyai tanggung jawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbulnya rasa memiliki organisasi. Adanya adanya rasa memiliki yang kuat ini akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi individu atau karyawan, komitmen dari perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu reward dan kepuasan. Reward yang diberikan kepada karyawan dapat berupa kenaikan jabatan bagi karyawan. Kriteria untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan dapat menggunakan kriteria: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja. Penentuan kenaikan jabatan karyawan ini tentunya melibatkan banyak alternatif karyawan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.
Sebuah Perusahaan yang besar juga merasakan perlunya untuk memberikan penghargaan kepada karyawan dengan kinerja terbaik dalam bentuk pemberian kenaikan jabatan karyawan. Pengambilan keputusan untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif merupakan hal yang sulit. Untuk itulah diperlukan sistem pendukung keputusan. Salah satu metode sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan adalah metode Analytical Heriarchy Process (AHP). Metode AHP sangat cocok digunakan untuk pengambilan keputusan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif. Hasil dari perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan jabatan karyawan diharapkan dapat membantu Perusahaan di dalam menentukan kenaikan jabatan karyawan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Setiap perusahaan pasti berharap dan senang bila mempunyai karyawan yang mempunyai komitmen tinggi pada perusahaan. Harapan ini wajar karena terdapat pengaruh bagi aspek-aspek kerja lainnya dalam perusahaan.
Adanya komitmen karyawan pada perusahaan membuat karyawan merasa mempunyai tanggung jawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbulnya rasa memiliki organisasi. Adanya adanya rasa memiliki yang kuat ini akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi individu atau karyawan, komitmen pada perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu reward dan kepuasan.
Reward yang diberikan kepada karyawan dapat berupa kenaikan jabatan bagi karyawan. Menurut Taufiq dan Sugiharto (2011: 286) untuk penetuan kenaikan jabatan karyawan dapat menggunakan kriteria: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja. Penentuan kenaikan jabatan karyawan ini tentunya melibatkan banyak alternatif karyawan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.
Salah satu metode sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan adalah metode Analytical Heriarchy Process (AHP). Metode Analitic Hierarchy Process
(AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika pada tahun 1970. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang sangat kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keptusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya setiap variabel dan mensitensis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan metode AHP di dalam penentuan kenaikan jabatan
karyawan dengan menggunakan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
DALAM PENENTUAN KENAIKAN JABATAN KARYAWAN PADA PERUSAHAAN”.
1.2.Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan disebabkan adanya keterbatasan waktu dan pengetahuan peneliti maka masalah pada penelitian ini dibatasi sebagai berikut.
1. Metode Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan adalah metode AHP. 2. Kriteria yang digunakan untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan ini
adalah terdiri dari: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja.
3. Pengisian matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison matrix) untuk tiap kriteria dan alternatif adalah dilakukan berdasarkan persepsi dari pihak manajemen perusahaan.
4. Hasil akhir dari aplikasi adalah berupa nilai bobot global dari tiap karyawan. 5. Perancangan sistem menggunakan bahasa pemrograman PHP.
1.4 Tujuan Penelitian
Dalam pembuatan tugas akhir ini, tujuan yang ingin dicapai adalah membantu sebuah Perusahaan di dalam menentukan kenaikan jabatan karyawan. Berikut ini tujuan penulis melakukan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Merancang suatu aplikasi berbasis PHP untuk menentukan kenaikan jabatan karyawan dengan menggunakan metode AHP.
1.5. Metode Penelitian
Untuk menyusun tugas akhir ini, penulis melakukan penerapan metodologi penelitian di dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun metode penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Disini penulis menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan masalah sehingga dapat membantu penyelesaian masalah dalam perancangan aplikasi PHP untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan metode AHP yang benar, serta dalam mendukung tugas akhir ini untuk menyusun landasan teoritis.
2. Studi Literatur
Penulis mengumpulkan, membaca dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan metode AHP, mempelajari bahasa pemrograman PHP dengan mengunjungi beberapa website yang menyediakan tutorial mengenai pemrograman PHP guna membantu penulis di dalam pembuatan aplikasi ini.
Penulis melakukan analisa terhadap sistem pendukung keputusan yang akan dirancang sehingga dapat mencapai tujuan penelitian yaitu membantu dalam penentuan kenaikan jabatan karyawan.
4. Melakukan perancangan Aplikasi
Penulis melakukan perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan metode AHP. Bahasa pemrograman yang dipakai adalah bahasa pemrograman PHP.
5. Uji Coba
Mengimplementasikan sistem pendukung keputusan serta melakukan evaluasi terhadap proses implementasi tersebut.
6. Dokumentasi
Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari studi literatur sampai dengan implementasi, serta penarikan kesimpulan dan saran.
1.6. Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori pendukung di dalam penulisan tugas akhir ini. Teori tersebut diperoleh daari berbagai sumber, diantaranya dari buku-buku dan internet mengenai sistem pendukung keputusan, metode AHP, dan bahasa pemrograman PHP.
BAB 3 : PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang perancangan sistem, metode AHP, dan flowchart pengembangan pada aplikasi PHP untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan menggunakan metode AHP.
BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM
BAB 5 : PENUTUP
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
2.1.1 Sistem
Sistem adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Mulyadi, 2008: 2).
Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut:
1. Setiap Sistem terdiri dari unsur-unsur. Misalnya sistem pernapasan terdiri dari suatu kelompok unsur, yaitu hidung, saluran pernapasan, paru-paru, dan darah, unsur-unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Misalnya sistem pernafasan bertujuan menyediakan oksigen, dan pembuangan carbon dioksida dari tubuh bagi kelangsungan hidup. Unsur sistem tersebut yang berupa hidung, saluran pernafasan, paru-paru, dan darah bekerja sama dengan lainnya dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut di atas.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Misalnya sistem pernafasan merupakan salah satu sistem yang ada dalam tubuh, yang merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh. Contoh sistem lain adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah, dan sistem pertahanan tubuh. (Mulyadi, 2008: 2)
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem : (Jogiyanto, 2005:2)
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
2. Masukan
berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
5. Batas
6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
Berikut adalah gambar Sistem dan lingkungan Organisasi :
Gambar 2.1. Sistem dan Lingkungan Organisasi
2.1.2 Sistem Pendukung Keputusan
Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan matematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Pada sisi lain, pembuat keputusan sering kali dihadapkan pada kerumitan dan lingkup pengambilan keputusan dengan data yang begitu banyak. Untuk kepentingan itu, sebagian besar pembuat keputusan dengan mepertibangkan rasio manfaat/ biaya, dihadapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan seperangkat sistem yang mampu memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang kemudian disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK). (sutedjo budi, 2006 :175).
Beberapa Komitmen penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002:23):
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru. 5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja. 7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan produktivitas analisis.
2.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Disini diperlukan penentuan prioritas dan uji konsistensi terhadap pilihan-pilihan yang telah dilakukan. Dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan multifaktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan.
Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau skala dasar yang mencerminkan kekuatan Hasil Kerja dan preferensi relatif. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. (Kadarsyah, 2005).
struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia.
Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari Hasil Kerja dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Selain itu AHP juga memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan ketergantungan di dalam dan di luar kelompok elemen strukturnya. (Sinaga, 2005:24)
Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari : (Kusrini, 2007:134)
1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan.Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1/k kali lebih penting dari A. 2. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan
3. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna (incomplete hierarchy).
4. Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.
Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan pada langkah- langkah berikut: (Kusrini, 2007:135)
1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
2) Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria–kriteria dan alternaif–alternatif pilihan yang ingin di rangking. 3) Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
4) Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
6) Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7) Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen–elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
8) Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100; maka penilaian harus diulang kembali.
Rasio Konsistensi (CR) merupakan batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang ditetapkan Saaty. Rasio Konsistensi (CR) dirumuskan sebagai perbandingan indeks konsistensi (RI). Angka pembanding pada perbandingan berpasangan adalah skala 1 sampai 9, dimana:
1. Skala 1 = setara antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya
2. Skala 3 = kategori sedang dibandingkan dengan kepentingan lainnya 3. Skala 5 = kategori relatif kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya 4. Skala 7 = kategori amat kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya
2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)
Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain: (Kusrini, 2007:133) 1. Decomposition
Pengertian decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh menjadi unsur–unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur–unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan
incomplete kebalikan dari hirarki yang complete yakni tidak semua unsur pada masing-masing jenjang mempunyai hubungan. Pada umumnya problem nyata mempunyai karakteristik struktur yang incomplete. Bentuk struktur dekomposition yakni sebagai berikut.
Tingkat pertama : Tujuan keputusan (Goal) Tingkat kedua : Kriteria – kriteria
Gambar 2.2. Struktur Hierarki pada Metode AHP
2. Comparison Judgement
Comparative Judgement dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen–elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matrix pairwise comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah (equal importance) sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang paling tinggi (extreme importance).
3. Synthesis of Priority
Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen vektor method
4. Logical Consistency
Logical Consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan mengagresikan seluruh eigen vektor yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan.
2.3.1 Penyusunan Prioritas
Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen untuk setiap sub hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasikan dalam bentuk matriks. Contoh, terdapat n objek yang dinotasikan dengan (A1, A2, …, An) yang akan dinilai berdasarkan pada nilai tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj dipresentasikan dalam matriks Pair-wise Comparison. (Kusrini, 2007:134)
Nilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A1 (baris) terhadap A1 (kolom) yang menyatakan hubungan :
a) Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap kriteria C dibandingkan dengan A1 (kolom) atau
b) Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau
c) Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris) dibandingka n dengan A1 (kolom).
Sambungan Tabel 2.2. Skala Saaty
Model AHP didasarkan pada pair-wise comparison matrix, dimana elemen- elemen pada matriks tersebut merupakan judgement dari decision maker. Seorang decision maker akan memberikan penilaian, mempersepsikan, ataupun memperkirakan kemungkinan dari suatu hal/peristiwa yang dihadapi. Matriks tersebut terdapat pada setiap level of hierarchy dari suatu struktur model AHP yang membagi habis suatu persoalan.
2.4 Uji Konsistensi Index dan Ratio
Pengulangan wawancara pada sejumlah responden yang sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsistensinya besar. Saaty telah membuktikan bahwa Indeks Konsistensi dari matriks berordo n dapat diperoleh dengan rumus. (Rahmadhani, 2006:126)
Tabel 2.3 Nilai Random Indeks (RI)
Bila matriks pair–wise comparison dengan nilai CR lebih kecil dari 0,100 maka ketidakkonsistenan pendapat dari decision maker masih dapat diterima jika tidak maka penilaian perlu diulang.
2.5. Diagram Alir
Diagram Alir(Flowchart) adalah serangkaian bagan-bagan yang menggambarkan alir program. Flowchart memiliki bagan-bagan yang melambangkan fungsi tertentu (Effendy, O. U., 2005: 86).
ketika ada suatu masalah yang akan diselesaikan dengan suatu software, maka hal yang perlu diidentifikasi adalah input, proses data dan output.
Beberapa prinsip yang harus ditaati dalam membuat flowchart (Effendy, O. U., 2005: 86):
1. Tidak ada bagan yang menggantung.
2. Percabangan hanya ada 2 dengan indikasi Ya dan Tidak. Ya untuk menyatakan bahwa kondisi dipenuhi, Tidak untuk menyatakan sebaliknya. 3. Selalu diawali dengan Mulai dan Selesai atau Start dan Stop dengan bagan
terminator.
4. Memanfaatkan konektor yang sesuai jika flowchart akan dibagi menjadi beberapa bagian.
5. Gunakan bahasa sederhana pada bagan yang digunakan. Tabel 2.4 Simbol-Simbol Diagram Alir (Flowchart)
Simbol Nama Keterangan
Dokumen
Dokumen tersebut dapat dipersiapkan dengan tulisan tangan atau dicatat dengan komputer.
Beberapa tembusan dari satu dokumen
Digambarkan dengan cara menumpuk simbol dokumen dan mencetak nomor dokumen di bagian depan sudut kanan atas.
Input/Output
jurnal dan buku besar dalam bagan alir dokumen.
Pemrosesan dengan computer
Biasanya menghasilkan perubahan atas data atau informasi.
Simbol Nama Keterangan
Proses manual
Pelaksanaan pemrosesan yang dilakukan secara manual.
N
File
File dokumen secara manual disimpan. Huruf yang ditulis di dalam simbol menunjukkan urutan pengaturan file secara N = numeris, A = Alfabetis, D = Tanggal.
Arus dokumen atau proses
Arah pemrosesan atau arus dokumen.
Off-page connector
Suatu penanda masuk dari atau keluar ke halaman lain.
Keputusan
Terminal
Titik awal, akhir atau pemberhentian dalam suatu proses.
Off-page connector
Suatu penanda untuk menunjukkan sambungan dari bagan alir yng terputus di halaman yang masih sama.
Persiapan
Simbol yang digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari suatu proses.
Sumber: (O.U.Effendy, 2005: 87) 2.6. PHP
PHP (Personal Home Page) adalah skrip bersifat sever side yang ditambahkan ke dalam HTML. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan kedalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server side berarti pengerjaan skrip dilakukan di server, baru kemudian hasilnya di kirimkan ke browser. (Kustiyahningsih dan Anamisa, 2011:8).
Untuk penulisan tag PHP terdiri dari empat style, yaitu 1. <? php
script php ?>
2. <?
3. <%
Script php %>
4. <script language = “php”> script php
</script>
Cara penulisan skrip PHP ada dua macam, yaitu Embedded Script dan Non Embedded Script.
Embedded Script yaitu script PHP yang disisipkan diantara tag-tag HTML.
Contohnya : <html> <head>
<title>Embedded Script</title> </head>
<body> <? php
echo “Selamat menggunakan PHP”;
?> </body> </html>
Non Embedded Script yaitu script program PHP murni. Termasuk tag HTML
<?php
echo “<html>”;
echo “<head>”;
echo “<title>Non Embedded Script</title>”;
echo “</head>”;
echo “<body>”;
echo “<p> Selamat menggunakan PHP</p>’;
echo “</body>”;
echo “</html>”;
?>
2.7. Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan
Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Setiap perusahaan pasti berharap dan senang bila mempunyai karyawan yang mempunyai komitmen tinggi pada perusahaan. Harapan ini wajar karena terdapat pengaruh bagi aspek-aspek kerja lainnya dalam perusahaan.
tinggi memberikan usaha-usaha yang lebih besar secara sukarela bagi kemajuan perusahaan. Karyawan yang benar-benar menunjukkan komitmennya pada tujuan-tujuan dan nilai-nilai perusahaan, mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berpartisipasi demi kemajuan perusahaan.
Adanya komitmen karyawan pada perusahaan membuat karyawan merasa mempunyai tanggung jawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbulnya rasa memiliki organisasi. Adanya adanya rasa memiliki yang kuat ini akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi individu atau karyawan, komitmen pada perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu reward dan kepuasan.
Reward yang diberikan kepada karyawan dapat berupa kenaikan jabatan bagi karyawan. Menurut Taufiq dan Sugiharto (2011: 286) untuk penetuan kenaikan jabatan karyawan dapat menggunakan kriteria: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja. Penentuan kenaikan jabatan karyawan ini tentunya melibatkan banyak alternatif karyawan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.
2.8 Perhitungan untuk Metode AHP
2.8.1 Perbandingan berpasangan antar kriteria
Tabel 2.5. Perbandingan berpasangan antar kriteria
Kriteria Komitmen Kerja Sama Hasil Kerja
Komitmen 1 2 4
Kerja Sama 0.5 1 2
Hasil Kerja 0.25 0.5 1
Setelah Diperoleh Matriks Perbandingan Berpasangan maka langkah – langkah untuk menghitung bobot lokal dan Pengujian inkonsistensi adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Normalisasi Matriks a. Menjumlahkan Tiap Kolom
Komitmen = 1 + 0.5 + 0.25 = 1.75 Kerja Sama = 2+ 1 +0.5 = 3.5 Hasil Kerja = 4 + 2 + 1 = 7
b. Tiap Cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (a)
Adapun proses pembagian tiap Cell dari kolom dengan hasil (a) dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria
2. Menghitung Eigen Vektor / Bobot a. Menghitung Eigen value
Untuk menghitung Eigen Value caranya adalah sebagai berikut: Komitmen = (1* 2 * 4) ^ (1/3) = 1.998
Kerja Sama = (0.5* 1 * 2) ^ (1/3) = 1
Hasil Kerja = (0.25 * 0.5 * 1) ^ (1/3) = 0.5003 +
3.4983
b. Menghitung Bobot Prioritas
Untuk menghitung Menghitung bobot prioritas caranya adalah sebagai berikut: Komitmen = 1.998 / 3.4983 = 0.571
Kerja Sama = 1 / 3.4983 = 0.285 Hasil Kerja = 0.5003 / 3.4983 = 0.142
Berdasarkan pada hasil perhitungan, diketahui bahwa Komitmen merupakan kriteria terpenting di dalam menentukan jenis produk yang akan diproduksi.
c. Menghitung bobot sintesa
Untuk menghitung bobot sintesa caranya adalah sebagai berikut. Komitmen = (0.571 + 0.571 + 0.571) = 1.713
Kerja Sama = (0.285 + 0.285 + 0.285) = 0.855 Hasil Kerja = (0.142 + 0.142 + 0.142) = 0.426
Tabel 2.7. Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Kriteria
Bobot Prioritas Bobot Sintesa
Komitmen 0.571 1.713
Kerja Sama 0.285 0.855
Hasil Kerja 0.142 0.426
3. Menghitung nilai eigen maksimum (maks)
Pengecekan apakah matrik konsisten atau tidak konsisten -> Penjumlahan dari (bobot sintesa / bobot prioritas)
Komitmen = (1.713/ 0.571) = 3 Kerja Sama = (0.855/ 0.285) = 3 Hasil Kerja = (0.426/ 0.142) = 3 + 9
maks = (x) / jumlah kriteria = 9 / 3 = 3
4. Menguji Konsistensi
CI = (maks – jumlah kriteria) / (jumlah kriteria –1) = (3– 3) / (3-1) = 0
CR = CI / IR = 0 / 0.58 = 0
Karena Nilai Ratio Konsistensi < 0.1 maka matrik diatas konsisten
Kita Peroleh Hasil bobot tiap kriteria sebagai berikut :
2.8.2. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen
Tabel 2.8. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen Komitmen Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3
Karyawan1 1 3 6
Karyawan2 0.333 1 3
Karyawan3 0.1667 0.333 1
Setelah diperoleh perbandingan berpasangan antar kriteria, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan bobot prioritas dengan cara sebagai berikut:
1. Menghitung Normalisasi Matriks a. Menjumlahkan Tiap Kolom
Karyawan1 = 1 + 0.333 + 0.1667 = 1.4997 Karyawan2 = 3 + 1+ 0.333 = 4.333
Karyawan3 = 6 + 3 + 1= 10
b. Tiap Cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (a)
Tabel 2.9. Proses Perkalian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen
Komitmen Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3
Karyawan1 1/1.4997= 0.6668 3 / 4.333= 0.692 6/10 = 0.6 Karyawan2 0.333/1.4997 = 0.222 1/4.333=0.230 3/10= 0.3 Karyawan3 0.1667/1.4997=0.111 0.333/4.333=0.076 1/10 = 0.1
2. Menghitung Eigen Vektor / Bobot a. Menghitung Eigen value
Untuk menghitung Eigen Value caranya adalah sebagai berikut. Karyawan1 = (1* 3 * 6 ) ^ (1/3) = 2.618
Karyawan2 = (0.333 * 1 * 3 ) ^ (1/3) = 0.999 Karyawan3 = (0.1667 * 0.333 * 1 ) ^ (1/3) = 0.381 + 3.998 b. Menghitung Bobot Prioritas
Untuk menghitung Menghitung bobot prioritas caranya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pada hasil perhitungan, diketahui bahwa untuk kriteria Komitmen maka Karyawan2 memiliki bobot prioritas paling tertinggi. Kemudian disusul dengan Karyawan1, dan Karyawan3.
c. Menghitung bobot sintesa
Untuk menghitung bobot sintesa caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (0.6668 + 0.692 + 0.6) = 1.9588
Karyawan2 = (0.222 + 0.230 + 0.3) = 0.752 Karyawan3 = (0.111 + 0.076 + 0.1) = 0.287
Adapun hasil perhitungan bobot prioritas dan bobot sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen dapat dilihat pada,
Tabel 2.10. Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen
Komitmen Bobot Prioritas Bobot Sintesa
Karyawan1 0.654 0.9588
Karyawan2 0.249 0.752
Karyawan3 0.095 0.287
3. Menghitung nilai eigen maksimum (maks)
Pengecekan apakah matrik konsisten atau tidak konsisten -> Penjumlahan dari (bobot sintesa / bobot prioritas)
Karyawan3 = (0.287/ 0.095) = 3.021 +
9.036 maks = (x) / jumlah kriteria = 9.036/ 3= 3.012
4. Menguji Konsistensi
CI = (maks – jumlah kriteria) / (jumlah kriteria –1) = (3.012-3) / (3-1) = 0.006
CR = CI / IR = 0.006/ 0.58= 0.01
Karena Nilai Ratio Konsistensi < 0.1 maka matrik diatas konsisten.
2.8.3. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama
Tabel 2.11. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama Kerja Sama Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3
Karyawan1 1 5 2
Karyawan2 1/5 1 0.4
Karyawan3 ½ 1/0.4 1
Setelah diperoleh perbandingan berpasangan antar kriteria, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan bobot prioritas dengan cara sebagai berikut:
1. Menghitung Normalisasi Matriks a. Menjumlahkan Tiap Kolom
Karyawan2 = 5 + 1+2.5 = 8.5 Karyawan3 = 2 + 0.4 + 1 = 3.4
b. Tiap Cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (a)
Adapun proses pembagian tiap Cell dari kolom dengan hasil (a) dapat dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12. Proses Perkalian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama
Kerja Sama Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3 Karyawan1 1/ 1.7 = 0.588 5/8.5 = 0.588 2/3.4 = 0.588 Karyawan2 0.2/1.7
=0.117
1/8.5 = 0.117 0.4/3.4 = 0.117
Karyawan3 0.5/1.7=0.294 2.5/8.5=0.294 1/3.4 = 0.294
2. Menghitung Eigen Vektor / Bobot a. Menghitung Eigen value
Untuk menghitung Eigen Value caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (1 * 5 * 2) ^ (1/3) = 2.152
Karyawan2 = (0.2 * 1 * 0.4) ^ (1/3) = 0.431 Karyawan3 = (0.5 * 2.5 * 1 ) ^ (1/3) = 1.077 + 3.660 b. Menghitung Bobot Prioritas
Karyawan1 = 2.152 / 3.660 = 0.588 Karyawan2 = 0.431 / 3.660 = 0.117 Karyawan3 = 1.077 / 3.660= 0.294
Berdasarkan pada hasil perhitungan, diketahui bahwa untuk kriteria Kerja Sama maka bobot prioritas yang tertinggi dimiliki oleh Karyawan1, kemudian disusul dengan Karyawan2, dan Karyawan3.
c. Menghitung bobot sintesa
Untuk menghitung bobot sintesa caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (0.588 + 0.588 + 0.588) = 1.764
Karyawan2 = (0.117 + 0.117+ 0.117) = 0.351 Karyawan3 = (0.294 + 0.294 + 0.294) = 0.882
Adapun hasil perhitungan bobot prioritas dan bobot sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13. Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama
Kompetensi Bobot Prioritas Bobot Sintesa
Karyawan1 0.588 1.764
Karyawan2 0.117 0.351
Karyawan3 0.294 0.882
3. Menghitung nilai eigen maksimum (maks)
Karyawan1 = (1.764/ 0.588) = 3 Karyawan2 = (0.351 / 0.117) = 3 Karyawan3 = (0.882 / 0.294) = 3 +
9 maks = (x) / jumlah kriteria = 9/3 = 3
4. Menguji Konsistensi
CI = (maks – jumlah kriteria) / (jumlah kriteria –1) = (3-3) / (3-1) = 0
CR = CI / IR = 0 / 0.58 = 0
Karena Nilai Ratio Konsistensi < 0.1 maka matrik diatas tidak konsisten.
2.8.4 Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja
Tabel 2.14. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja Hasil Kerja Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3
Karyawan1 1 4 2
Karyawan2 ¼ 1 0.5
Karyawan3 ½ 1/0.5 1
Setelah diperoleh perbandingan berpasangan antar kriteria, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan bobot prioritas dengan cara sebagai berikut:
1. Menghitung Normalisasi Matriks a. Menjumlahkan Tiap Kolom
Karyawan1 = 1 + 0.25 + 0.5 = 1.75 Karyawan2 = 4 + 1 + 2 = 7
Karyawan3 = 2+ 0.5 + 1= 3.5
b. Tiap Cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (a)
Adapun proses pembagian tiap Cell dari kolom dengan hasil (a) dapat dilihat pada Tabel 2.15.
Tabel 2.15. Proses Perkalian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja
2. Menghitung Eigen Vektor / Bobot a. Menghitung Eigen value
Untuk menghitung Eigen Value caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (1 * 4 * 2) ^ (1/3) = 1.998
Karyawan2 = (0.25 * 1 * 0.5) ^ (1/3) = 0.5003 Karyawan3 = (0.5 * 2 * 1 ) ^ (1/3) = 1 + 3.498 b. Menghitung Bobot Prioritas
Untuk menghitung Menghitung bobot prioritas caranya adalah sebagai berikut:
Karyawan1 = 1.998 / 3.4983 = 0.571 Karyawan2 = 0.5003 / 3.4983= 0.142 Karyawan3 = 1 / 3.4983 = 0.285
Berdasarkan pada hasil perhitungan, diketahui bahwa untuk kriteria Komitmen maka bobot prioritas yang tertinggi dimiliki oleh Karyawan1, kemudian disusul dengan Karyawan2, dan Karyawan3.
c. Menghitung bobot sintesa
Untuk menghitung bobot sintesa caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (0.571 + 0.571 + 0.571) = 1.713
Adapun hasil perhitungan bobot prioritas dan bobot sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16. Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja
Kompetensi Bobot Prioritas Bobot Sintesa
Karyawan1 0.571 1.713
Karyawan2 0.142 0.426
Karyawan3 0.285 0.855
3. Menghitung nilai eigen maksimum (maks)
Karyawan1 = (1.713 / 0.571) = 3 Karyawan2 = (0.426 / 0.142) = 3 Karyawan3 = (0.855 / 0.285) = 3 +
9 maks = (x) / jumlah kriteria = 9/ 3 = 9
4. Menguji Konsistensi
CI = (maks – jumlah kriteria) / (jumlah kriteria –1) = (3-3) / (3-1) = 0
Karena Nilai Ratio Konsistensi < 0.1 maka matrik diatas tidak konsisten.
2.8.5. Penilaian Global Priority
Tahap terakhir dilakukan penilaian untuk mengetahui nilai global priority masing-masing alternatif, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tabel 2.17. berikut menunjukkan nilai prioritas lokal dan prioritas global untuk permasalahan
penentuan Produk dalam kaitannya dengan pemilihan Produk.
Tabel 2.17. Prioritas – Prioritas Lokal dan Prioritas Global dari Masalah Penentuan Produk
Kriteria Komitmen Kerja Sama Hasil Kerja Prioritas Global
Bobot prioritas 0.571 0.285 0.142
Karyawan1 0.654 0.249 0.095 0.6238
Karyawan2 0.588 0.117 249 0.1967
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisa
3.1.1 Analisa Aplikasi yang Akan Dibangun
Adapun aplikasi yang akan dibangun adalah aplikasi yang mampu melakukan perhitungan kinerja karyawan secara metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Oleh karena itu, penulis mengajukan usulan aplikasi yang akan dibangun sebagai berikut:
1. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis website, sehingga tidak memerlukan sumber daya komputer yang terlalu besar ataupun aplikasi khusus untuk menjalankannya. Hanya diperlukan aplikasi web browser seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, dan lainnya.
2. Aplikasi ini memungkinkan user dalam hal ini PT. Telkom untuk mengubah dan menambah jumlah kriteria yang digunakan selama menggunakan metode AHP ini.
3. Aplikasi yang dirancang akan memiliki halaman: Home, Perhitungan Baru, Metode, dan Pustaka Perhitungan.
3.2 Perancangan
3.2.1 Perancangan Site Map
Site map/peta situs adalah informasi yang berisi mengenai URL-URL yang ada pada sebuah situs seperti sebuah peta yang nantinya akan berguna untuk memudahkan mesin pencari seperti google untuk menemukan/mengindeks URL situs tersebut. Adapun perancangan site map untuk aplikasi penentuan kenaikan jabatan karyawa metode AHP dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Site Map Aplikasi Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Metode AHP
3.2.2 Diagram Alir Sistem Perhitungan Metode AHP
Gambar 3.2 Diagram Alir Utama
3.2.3. Diagram Alir Proses Analisa AHP
Setelah perbandingan berpasangan dilakukan, kemudian proses selanjutnya adalah proses perhitungan nilai bobot. Proses perhitungan nilai bobot dimulai dengan proses normalisasi matriks perbandingan berpasangan, yaitu dengan menjumlahan tiap kolom dari matriks perbandingan berpasangan lalu tiap cell pada matriks tersebut dibagi dengan jumlah kolomnya masing-masing yang didapat sebelumnya. Gambaran umum mengenai proses normalisasi matriks perbandingan berpasangan berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Diagram Alir Pembagian Tiap Cell Matriks Perbandingan Berpasangan dengan Jumlah Kolomnya
Gambar 3.7 Diagram Alir Perhitungan Bobot Prioritas
Pada proses analisa AHP ini juga terdapat proses untuk menghitung nilai konsistesi rasio dari perbandingan berpasangan yang telah dilakukan. Nilai konsistensi rasio ini yang nantinya menentukan kelayakan/ketidakkonsistensinan dari skala perbandingan yang kita masukkan. Gambaran umum algoritma untuk menghitung nilai konsistensi rasio ini dapat dilihat pada Gambar 3.9.
3.2.4. Diagram Hasil Analisa AHP
Setelah semua kriteria dan alternatif diberi bobot, proses selanjutnya yaitu menghitung nilai bobot total/global tiap alternatif. Gambaran umum mengenai algoritma proses hasil analisa AHP dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Diagram Alir Perhitungan Bobot Prioritas Global
3.2.5 Perancangan User Interface
untuk menghubungkan antara pengguna dengan sistem operasi. Rancangan sistem ini akan ditujukan ke 3 jenis pengguna, keseluruhan interface disediakan melalui halaman website yang sama dan masing-masing pengguna akan memiliki kelebihan-kelebihan, antara lain:
1. Pengguna bebas/free user, hanya bisa melakukan perhitungan metode AHP tanpa bisa menyimpan perhitungan tersebut.
2. Pengguna terdaftar/active user, bisa melakukan perhitungan metode AHP dan menyimpan perhitungan tersebut, dan juga disediakan halaman profil saya dimana pengguna bisa mengisi keterangan tentang dirinya dan halaman perhitungan saya dimana pengguna dapat melihat kembali perhitungannya atau menghapusnya.
3. Administrator, secara umum administrator memiliki kelebihan sama seperti pengguna terdafatar namun administrator dapat melihat dan menghapus semua perhitungan dari semua pengguna yang terdaftar.
A. Perancangan Halaman Home
Halaman home berfungsi sebagai halaman utama bagi pengguna untuk mengantarkan pengguna mengetahui apa maksud dan tujuan dari aplikasi website ini.
Gambar 3.11 Rancangan Halaman Home
B. Perancangan Halaman Perhitungan Baru
Gambar 3.12 Rancangan Halaman Input Judul, Kriteria, dan Alternatif
Gambar 3.14 Rancangan Halaman Hasil Perhitungan
C. Perancangan Halaman Metode
Halaman metode berfungsi sebagai halaman yang berisi semua teori-teori tentang metode AHP.
BAB 4
IMPLEMENTASI SISTEM
4.1. Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, menginstall, dan memulai menggunakan sistem yang baru atau sistem yang diperbaiki.
4.2. Tujuan Implementasi Sistem
Adapun tujuan dari implementasi sistem adalah sebagai berikut.
1. Menyelesaikan desain sistem yang ada di dalam dokumen desain sistem yang disetujui.
2. Menulis, menguji, serta mendokumentasikan program dan prosedur yang diperlukan oleh dokumen desain sistem yang disetujui.
3. Memastikan bahwa pemakai dapat mengoperasian sistem baru dan melatih pemakai.
5. Memastikan bahwa konversi ke sistem baru berjalan secara benar dengan membuat rencana, mengontrol, dan melakukan instalasi baru secara benar.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan implementasi sistem adalah:
1. Menyelesaikan desain sistem.
2. Mendapatkan software dan hardware.
3. Menulis, menguji, mengontrol, dan mendokumentasikan program. 4. Menyelesaikan manual pemakai.
5. Mendapatkan persetujuan.
4.3. Prosedur Penggunaan Website
Halaman perhitungan baru adalah halaman dimana perhitungan metode AHP berlangsung. Cara kerja dari halaman ini adalah sebagai berikut:
1. Pada saat menu perhitungan baru diklik, maka akan muncul halaman dimana pengguna diminta untuk menginput judul dari perhitungan yang akan dilakukan, kriteria-kriteria apa saja yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan alternatif, dan alternatif-alternatif apa saja yang menjadi pilihannya. Tombol +/- dibawah form kriteria dan alternatif digunakan untuk menambah/mengurangi jumlah dari kriteria/alternatif. Klik tombol proses untuk melanjutkannya ke tahap analisa AHP untuk kriteria. Halaman ini tidak akan terproses selama masih ada textbox yang masih kosong/belum terisi.
Gambar 4.2 Halaman Input Judul, Kriteria, dan Alternatif
berpasangan antar masing-masing kriteria. Form pengisian tersebut dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan pengisian.
Gambar 4.3 Halaman Analisa AHP Antar Kriteria
Pengisian dilakukan dengan mengisikan angka desimal pada textbox yang aktif. Misalkan Kriteria 1 adalah ¼ kali lebih disukai dari kriteria 2 maka angka 0.25 diisi pada textbox
(1,2) dan berdasarkan aksioma reciprocal maka angka 4 akan dengan sendirinya terisi pada posisi transpose yaitu textbox (2,1). Dan juga nilai-nilai lainnya seperti jumlah, bobot prioritas, dan nilai konsistensi akan terisi dengan sendirinya sesuai dengan perhitungan metode AHP. Usahakan nilai CR (konsistensi rasio) tidak lebih besar dari 0,1 agar matriks tetap konsisten.
Gambar 4.4 Halaman Analisa AHP Antar Alternatif dengan Kriteria
Gambar 4.5 Halaman Hasil Perhitungan
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan metode AHP, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan suatu aplikasi penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan metode AHP, dapat membantu pihak Perusahaan di dalam proses penentuan kenaikan jabatan karyawan.
2. Metode AHP sangat cocok digunakan untuk pengambilan keputusan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil implementasi yang telah dilakukan dan agar aplikasi dapat digunakan dengan baik, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.
1. Perlu dipastikan bahwa pengguna sudah memahami konsep pengisian matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison matrix) sehingga hasil perhitungan dengan metode AHP dapat akurat dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Sutedjo, Dharma Oetomo, 2006, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta
Kadarsah, Suryadi, 2005, Sistem Pendukung Keputusan, Remaja Rosdakarya, Bandung Kendal, Kenneth E, Julie E Kendal, 2006, Analisis dan Perancangan Sistem, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan, Penerbit Andi, Yogyakarta
McLeod, Jr, 2008, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Mulyadi, 2008, Sistem AKuntansi Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Jogiyanto, HM, 2005, Analisa dan Desain Siste Informasi, Penerbit Andi, Yogyakata
Oetomo, Budi Sutedjo Dharmo, 2006, Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Simon, Herbert A, 2006, Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit Andi, Yogyakarta
Surbakti, Irfan, 2004, Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System), Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Taufiq, Rochmat dan Aris Sugiharto, 2011, The Decision Support System Design Of Employee Performance Appraisal Using Analytical Hierarchi Process (AHP) Method, Proceedings of The 1st International Conference on Information Systems For Business Competitiveness (ICISBC) 2011, Universitas Diponegoro, Semarang
session_start();
include "connection.php";
if($_POST[submit]=="Masuk") {
$pass=md5($_POST[password].md5($_POST[username].strlen($_POST[username]))); $query=mysql_query("select * from pengguna where user='$_POST[username]' and pass='$pass'");
<script>window.location="index.php?p=profile&id=<?php echo $_SESSION[id]; ?>"</script> <?php
} else { ?>
<script>alert("Nama Pengguna atau Kata Sandi Salah.")</script> <?php
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="style.css" />
<script type="text/javascript" src="jquery.tools.min.js"></script> </head>
<body>
<div id="head">
<img src="img/logo.png" height="120"> </div>
<div id="menu"> <ul>
<li><a href="index.php?p=home">Home</a> | </li>
<li><a href="index.php?p=newcalc">Perhitungan Baru</a> | </li> <li><a href="index.php?p=method">Metode</a></li>
<div id="wrapper">
$id="evmaxalt".$_SESSION[crt][$n];
<h1><?php echo $_SESSION[title]; ?></h1>
<form method="post" action="" onsubmit="return cekcr();">
<h3 style="margin-bottom:5px;">Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif</h3> <table id="tabel">
//echo "<td align='center' style='background:#A8A8A8;'><input type='text' name='bs$i' id='bs$i' size='4' style='text-align:right;' value='' readonly></td>";
echo "<input type='hidden' name='bs$i' id='bs$i' value=''>"; echo "</tr>";
<span style="font:bold 16px Arial; margin-right:30px;">Pencarian</span>
<option value="title" <?php echo $selecta; ?>>Judul perhitungan</option> <option value="user"<?php echo $selectb; ?>>Nama pengguna</option> </select>
<input type="text" name="valcari" size="36" value="<?php echo $_POST[valcari]; ?>"> <input type="submit" name="submit" value="Cari">
</form>
$sql .= " where $_POST[optcari] like '%$_POST[valcari]%'"; }
}
if($_GET[id]!="") {
$sql="select * from perhitungan where id_user='$_GET[id]'"; }
echo "<tr style='background:#66CCFF; border:1px solid #66CCFF; font:bold 13px Arial; color:white;'>";
echo "<td>";
$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$d[id_calc]' and name like 'crt%' order by name");
while($d1=mysql_fetch_array($query1)) { echo "$d1[value]<br>";
}
echo "</td>"; echo "<td>";
$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$d[id_calc]' and name like 'alt%' order by name");
while($d1=mysql_fetch_array($query1)) {
if($_SESSION[id]!="" and $_GET[id]!="" and $_SESSION[id]==$_GET[id]) { echo "<a href='index.php?p=delcalc&id=$d[id_calc]'
for($i=1;$i<=$page;$i++) {
echo "tidak ditemukan perhitungan."; }
$db=mysql_select_db("dssahpver"); if (!$db) {
$msg="Database tidak ditemukan."; }
if($_POST[submit]) {
<h1><?php echo $_SESSION[title]; ?></h1>
<form method="post" action="" onsubmit="return cekcr();">
<h3 style="margin-bottom:5px;">Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria</h3> <table id="tabel">
type='text' name='bs$i' id='bs$i' size='4' style='text-align:right;' value='' readonly></td>"; echo "<input type='hidden' name='bs$i' id='bs$i' value=''>"; echo "</tr>";
$query=mysql_query("delete from perhitungan where id_calc='$_GET[id]'");
<p>Setiap harinya, Kita harus membuat <b>keputusan</b> mulai dari keputusan-keputusan yang tidak penting sampai ke keputusan-keputusan yang harus kita pikirkan lebih teliti karena
merupakan keputusan penting yang bisa saja mempengaruhi kehidupan kita. Dalam <b>proses pengambilan keputusan</b>, kita pasti memiliki kriteria-kriteria kita sendiri dalam memilih. Untuk beberapa proses perbandingan keputusan, dapat dilakukan secara sederhana dan dapat dinyatakan dalam satuan pengukuran. Sebagai contoh, harga, berat, tinggi, dan nilai-nilai lainnya yang dapat dinyatakan dalam satuan pengukuran. Bagaimana dengan kriteria yang tidak dapat dinyatakan dengan cara seperti itu? Sebagai contoh, kualitas, desain, daya tahan, kecocokan, kesenangan, dan lain-lain. Selain itu, bagaimana dengan kriteria yang bergantung pada selera kita seperti, perasaan atau standarisasi?</p>
-->
<p>Pernahkah Anda berada dalam situasi ketika A jauh lebih baik dari B, B sedikit lebih baik dari C dan C lebih baik dari A di satu sisi, tetapi di sisi lain situasinya berlawanan? Atau A dua kali lebih baik dari B, B tiga kali lebih baik dari C, dan A dan C sama-sama baik? Jika tidak, maka Anda telah berkunjung ke situs website yang salah.</p>
<p><b>Proses pengambilan keputusan</b> adalah suatu proses evaluasi termasuk alternatif yang secara keseluruhan memenuhi sekumpulan kriteria tertentu. Masalah muncul ketika kita harus memilih hanya satu alternatif yang memenuhi semua kriteria pribadi kita. Apakah Anda tahu bahwa ada satu metode sederhana yang dapat membantu seseorang dalam membuat pilihan tersebut dan yang mampu memperhitungkan hal-hal seperti persepsi Anda, intuisi, rasional dan irasional, dan ketidakkonsistenan dalam memilih diantara beberapa pilihan. Metode itu disebut <b>Proses Analisi Hirarki (<i>Analytical Hierarchy Process</i> - AHP)</b>.</p>
<h1>Apa itu AHP ?</h1>
<img src="img/ahp.jpg" style="width:150px; float:left; margin-right:20px;">
<p>AHP merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk membuat keputusan dengan berbagai kriteria dan menyusunnya menjadi sebauh hirarki. Prinsip kerja AHP adalah
<div id="scrollbanner">
<a class="prev browse left"><img src="img/prev.png" width="20"></a> <div class="scrollbanner">
<a class="next browse right"><img src="img/next.png" width="21"></a> </div>
}).autoscroll({