KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena dengan ridha-Nyalah maka dapat diselesaikanlah laporan Tugas Akhir ini dengan judul “KAMPANYE BANDUNG TANPA
TOXO BAGI WANITA USIA 16-35 TAHUN”, disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian akhir program mata kuliah Tugas Akhir di Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penulisan laporan ini dirasa masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu dan pemahaman yang dimiliki. Walaupun demikian, penyusunan laporan telah diupayakan dengan sebaik-baiknya. Dan tidak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, petunjuk serta saran dalam penyusunan laporan, khususnya kepada : 5. dr. Lina Karlina Sp.Og.
Dokter kandungan Rumah Sakit Bersalin Al-Islam Awibitung 6. Lina Marlina AM.Keb.
Bidan klinik Asri Husada 1
Semoga laporan makalah ini bisa bermanfaat, khususnya bagi penulis umumnya bagi para pembaca. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan laporan makalah ini.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Bandung, Agustus 2008
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...2
1.3 Batasan Masalah ...2
1.4 Maksud dan Tujuan ...3
1.5 Kata Kunci ...3
1.5.1 Penyakit Toxo ...3
1.5.2 Kampanye Sosial ...4
BAB II BAHAYA KEBERADAAN PENYAKIT TOXO DI KALANGAN MASYARAKAT 2.1 Sejarah Penyakit Toxo ...7
2.2 Terjangkitnya Penyakit Toxo ...9
2.3 Penularan pada Manusia... 12
2.4 Gejala-gejala Toxo ... 15
2.5 Deteksi pada Ibu Hamil ... 15
2.6 Akibat Penyakit Toxo pada Janin dan Bayi ... 17
2.7 Analisis 5W+1H ... 18
2.8 Penyelesaian Masalah ... 19
2.9 Target Audiens ... 20
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Komunikasi ... 21
3.1.2 Materi Komunikasi (isi pesan) ... 22
3.1.3 Positioning Kampanye Bandung Tanpa Toxo ... 23
3.2 Strategi Kreatif ... 23
3.2.1 Penyampaian Pesan ... 23
3.2.2 Rasionalisasi Visual ... 26
3.3 Strategi Media ... 26
3.3.1 Pemilihan Media ... 26
3.3.2 Pertimbangan Media ... 29
3.4 Tahapan Kampanye ... 29
3.5 Strategi Distribusi ... 30
3.5.1 Jadwal Penyebaran Media ... 31
3.6 Konsep Visual ... 34
3.6.1 Format Desain ... 34
3.6.2 Lay Out ... 34
3.6.3 Tipografi ... 35
3.6.4 Warna ... 36
3.6.5 Ilustrasi ... 36
BAB IV MEDIA UTAMA DAN TEKNIK PRODUKSI 4.1 Media utama ... 40
4.2 Media Pendukung ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 61
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia dan alam memiliki hubungan yang erat. Lingkungan merupakan bagian dari alam. Manusia sendiri merupakan bagian dari lingkungan karena manusia hidup di dalam alam dengan
lingkungannya. Manusia membutuhkan keserasian untuk bisa terus hidup. Artinya kita sebagai manusia perlu beradaptasi dengan lingkungan, bisa saja lingkungan menjadi faktor penyebab manusia tidak dapat bertahan hidup.
Ada pun beberapa faktor dari lingkungan alam yang menyebabkan manusia tidak dapat bertahan hidup diantaranya adalah bencana alam seperti banjir, gempa. Selain itu wabah penyakit yang berasal dari lingkungan pun bisa menyebabkan manusia tidak bertahan hidup.
Salah satu contoh penyakit yang berasal dari lingkungan sekitar adalah Toxoplasmosis atau biasa disebut Toxo. Penyakit ini tersebar luas di alam. Maka dari itu manusia perlu menjaga keserasian dengan kelangsungan ekosistem yang ada di alam. Manusia harus memperlakukan dan berinteraksi pada alam yaitu dengan adanya eksistensi manusia dan interaksi dengan alam.
Awalnya, orang yang mengidap Toxo ini tampak sehat, tetapi pada masa kehamilan Toxo dapat menyebabkan rusaknya vertilitas pada ibu hamil. Toxo dapat mengakibatkan keguguran atau cacat pada bayi. Dalam sebuah keluarga pasti mendambakan sesosok anak yang sehat. Toxo merupakan penyakit mengerikan yang perlu diwaspadai dan sebisa mungkin kita untuk tidak terserang oleh penyakit Toxo
karena penyakit ini dapat menular pada siapa saja.
penyakit Toxo yang lebih tinggi terjadi pada daerah yang beriklim panas dan lembab. Angka kejadian Toxo di suatu daerah dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kebiasaan makan daging kurang matang, dan adanya hewan peliharaan yang memungkinkan dapat terpapar penyakit ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan sebagaimana dengan peninjauan dari berbagai sumber data maka didapat identifikasi masalah yaitu :
- Penyakit Toxo yang berjangkit di kalangan masyarakat bisa muncul kapan saja.
- Gaya hidup sebagian masyarakat yang salah seperti kebiasaan makan di pinggir jalan yang kehigienisannya kurang terjamin. - Ada sebagian masyarakat yang memelihara kucing / hewan lain
yang tidak terawat.
- Minimnya pengetahuan sebagian masyarakat tentang penyakit Toxo.
- Keterbatasan media informasi tentang penyakit Toxo, sehingga penyakit Toxo masih terada asing di kalangan masyarakat.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.
1.3. Batasan Masalah
kasus karena merupakan salah satu kota di propinsi Jawa Barat yang mana di propinsi inilah tingkat prevalensi Toxonya tinggi.
1.4. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari perancangan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat suatu desain visual yang menarik yang berisikan pesan dan informasi tentang penyebaran penyakit Toxo mulai dari penyebab, penularannya hingga pencegahannya.
Sedang tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan suatu informasi tentang keberadaan penyakit Toxo terhadap masyarakat luas agar masyarakat dapat termotivasi untuk melakukan tindakan pencegahan.
1.5. Kata Kunci
1.5.1. Penyakit Toxo
Toxo adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma Gondii dan biasanya diderita oleh binatang herbivora,
karnivora, omnivora termasuk mamalia dan burung. Toxo bisa disebabkan oleh perantara tidak langsung seperti memakan sayur,
daging setengah matang dan lainnya.
Penyebab utama dari virus Toxo adalah hewan yang ada di
sekitar kita, seperti ayam, kucing, burung, tikus merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya. Namun sebetulnya awal mula penyakit ini adalah berasal dari kucing, siklus seksual yang membentuk virus Toxoplasma Gondii terjadi dalam usus kucing. Kemudian diekresikan
melalui tinja yang dapat mencemari hospes perantara penular virus diantaranya yaitu berbagai jenis burung dan mamalia termasuk manusia. Meskipun tidak secara langsung penyebab terjangkitnya penyakit yang berasal dari virus ini adalah hewan, namun juga bisa disebabkan oleh karena perantara (tidak langsung) seperti memakan sayuran mentah, daging setengah matang dan lainnya.
kotorannya. Toxo sering juga disebut dengan virus kucing. Padahal sesungguhnya ini bukan virus kucing, tetapi parasit darah. Menurut
penelitian di dalam maupun di luar negeri 70% penyebab penyakit ini adalah karena kotoran kucing. Kemudian melalui hewan lain yang menempel dalam makanan, lalu masuklah ke dalam tubuh manusia dan menyatu dalam darah. Misalnya melalui hewan lain adalah melalui masakan daging yang kurang matang. Sembilan puluh persen kucing terpapar Toxo. Selain itu, manusia dapat terinfeksi Toxo karena makan buah atau sayuran yang tidak dicuci bersih, dari ibu yang terinfeksi Toxo ke bayinya melalui plasenta, atau tak sengaja menelan tanah selagi bercocok tanam.
(Juanda,2007:1).
1.5.2. Kampanye Sosial
Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.
Beberapa defenisi lain yang sejalan dengan batasan yang disampaikan Rogers dan Storey diantaranya sebagai berikut:
Pfau dan Parrot (1993) mendefinisikan kampanye sebagai “suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan”.
Leslie B. Snyder (Gudykunst & Mody, 2002) mendefinisikan kampanye komunikasi sebagai “tindakan komunikasi yang terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu”.
Membicarakan jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah membicarakan motivasi yang melatarbelakangi diselenggarakannya
sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan ke arah mana kampanye akan diselenggarakan dan apa tujuan yang akan dicapai. Jadi secara inheren ada keterkaitan antara motivasi dan tujuan kampanye.
Bertolak dari keterkaitan tersebut, Charles U. Larson (1992) membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori yakni:
- Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Istilah lain yang sering dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah commercial campaigns atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipatgandakan penjualan sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan.
- Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya yang dimotivasi oleh hasrat untuk
meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat juga disebut sebagai political campaigns (kampanye politik).
Tujuannya antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum.
- Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk
Adapun rencana pengembangan selanjutnya dalam perancangan Tugas Akhir ini agar masyarakat dapat termotivasi untuk
waspada terhadap penyakit Toxo adalah dengan mengadakan program kampanye sosial yaitu menangani masalah sosial mengenai motivasi terhadap publik agar bersikap waspada dan segera bertindak untuk melakukan pencegahan Toxo.
Pada perancangan kampanye Bandung Tanpa Toxo ini, jenis kampanye yang digunakan adalah jenis “Ideologically or Cause Oriented Campaigns”, yaitu jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai Social Change Campaigns.
BAB II
BAHAYA KEBERADAAN PENYAKIT TOXO DI KALANGAN
MASYARAKAT
2.1 Sejarah Penyakit Toxo
Dilihat dari sejarahnya, Toxo adalah parasit protozoa bersel
tunggal penyebab Toxo. Virus ini pertama kali ditemukan dalam hewan pengerat di Afrika Utara yang disebut gondii oleh Charles Nicolle dan Lonis Manceaux di Laboratorium Institut Pasteur di Tunisia pada
tahun 1908. Siklus hidup selengkapnya baru ditemukan pada tahun 1970 yakni ditemukannya siklus seksual pada kucing sebagai hospes tetapnya, sedangkan pada hospes perantara adalah berbagai jenis burung dan mamalia termasuk manusia.
Toxoplasma gondii (sebutan di dunia medis) tersebar luas di
alam, baik pada manusia maupun hewan, dan merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi yang paling sering terjadi pada manusia di seluruh permukaan bumi.
Penelitian Toxo di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Hartono pada tahun 1972 dan baru dilaporkan tahun 1988. Peneliti tersebut berhasil mengisolasi kista Toxoplasma pada kambing dan domba yang dipotong di rumah potong hewan Surabaya dan Malang. Penelitian lapangan yang dilakukan di berbagai daerah menunjukkan prevalensi penyakit ini bervariasi dan cenderung tinggi.
Van Der Veen (1974) melaporkan bahwa dari 52 orang yang
mengalami keguguran yang diamati di Surabaya, sekitar 46,1%
terjangkit Toxo. Demikian pula Dachlan (1988) melaporkan bahwa 8
(26,7%) dari 30 wanita hamil normal di Medan terbukti menderita Toxo,
sedangkan 19 (65,5%) dari 29 wanita hamil dengan kelainan pada
plasenta menderita Toxo. Selama infeksi berlangsung gejala klinis
Akhir - akhir ini banyak tenaga medis, veterinarian, ilmuwan,
peneliti, dan kalangan ekonom mulai memperhatikan kehadiran Toxo
yang merupakan patogen yang berperan penting dalam kehidupan kita.
Toxo pada hewan - hewan domestik mempunyai arti ekonomis yang
sangat penting di negara - negara seperti Inggris dan Selandia Baru, di
mana parasit tersebut mengakibatkan banyak kasus aborsi pada
domba. Suatu penelitian di Norwegia yang melibatkan 35.940 wanita
hamil selama 1992 hingga 1994 memberikan gambaran sebagai berikut
: 10,9% wanita terinfeksi sebelum kehamilan dan 0,17% terjangkit
infeksi selama kehamilan. Ini berarti 1 dari 10 ibu hamil berisiko
mengidap infeksi Toxoplasma gondii. (www.tentangtorch.com)
Di Bandung data penelitian di laboratorium klinik Prodia yang
terdapat dalam laporan skripsi Ita Maftuhah fakultas Kedokteran Unpad
dengan judul “Hasil Pemeriksaan Toxoplasma Gondii secara Serologi
Pada Individu yang Memeriksakan Diri di Laboratorium Klinik Prodia
Bandung 2004-2005” menyebutkan bahwa dari 2200 individu yang
memeriksa diri secara serologi terhadap Toxo 825 (37,5%) memberilan
hasil positif terinfeksi Toxo.
Gambar Virus Toxo (dari www.i-am-pregnant.com)
Toxoplasma gondii dapat dibedakan dalam 3 bentuk :
1. Oosit, yang merupakan hasil perkawinan makrogamet dan
mikrogamet yang terjadi dalam usus kucing. Oosit diekskresi bersama
2. Trofozoit (takhizoit), timbul kalau Oosit termakan binatang atau
manusia kemudian pecah menjadi bentuk trofozoit yang sangat infektif.
Trofozoit memperbanyak diri dengan cara aseksual (pembelahan)
mengakibatkan parasitemia dan menyerang berbagai organ.
3. Kista. Berada dalam organ yang dapat bertahan hidup sepanjang
kehidupan induk semangnya.(juanda:3)
2.2 Terjangkitnya Penyakit Toxo
Pada orang sehat, parasit toxo tidak berdampak apa-apa. Lain halnya pada ibu hamil. Jika tidak keguguran, maka janin yang lahir akan terancam cacat. Sering terjadi ibu hamil yang keguguran atau bayinya cacat akibat terinfeksi toxoplasma. Sebenarnya, ungkap dr. Lina Karlina, Sp.OG, infeksi toxo bisa menyerang siapa saja. Baik laki-laki maupun perempuan bisa terkena parasit yang populer disebut Toxoplasma gondii ini.
Bagi orang normal dan sehat, infeksi toxo tidak menimbulkan gangguan berarti. Kondisinya yang selalu "tidur" memungkinkan hal itu. Dokter dari Rumah Sakit Bersalin Al-Islam Bandung ini lantas mengungkapkan, meski begitu parasit Toxo memiliki sifat oportunis. Jika daya tahan tubuh orang yang didiaminya kuat, adanya virus ini memang tidak mengakibatkan gangguan berarti. Barulah ketika daya tahan tubuh lemah, virus toxo akan menimbulkan bahaya. Itulah mengapa, infeksi toxo bisa muncul kapan saja. Juga, tak ada jaminan bahwa seseorang yang sudah divonis bebas toxo, tiga bulan lagi akan
tetap bebas dari virus tersebut.
dan cacat bawaan seperti hidrosefalus atau mikrosefalus, juga gangguan penglihatan.
Dampak dari infeksi tersebut ada yang bisa dilihat begitu bayi dilahirkan, ada juga yang lama setelah lahir. Jadi, bisa saja pada saat dilahirkan bayi tampak sehat, tetapi kemudian dalam perkembangannya muncul gejala-gejala kelainan mata seperti korioretinis (gangguan penglihatan) dan strabismus (juling), atau hidrosefalus (penumpukan cairan dalam rongga otak), dan kejang.
Sekitar 40% ibu hamil berisiko terkena infeksi toxoplasma. Semakin dini toxoplasma menyerang, semakin besar dampak yang ditimbulkan pada janin. Contohnya, jika ibu hamil terinfeksi parasit toxo di trimester pertama, kemungkinan bahwa janin akan terinfeksi mencapai 17 persen. Sekitar 60 persen dari janin yang terinfeksi tersebut mengalami Toxoplasmosis berat dan 40 persennya ringan. Jika parasit ini menyerang di trimester II, maka peluang terkena infeksi sebesar 24 persen, dimana sekitar 30 persennya mengalami Toxoplasmosis berat. Terakhir, jika parasit toxo menyerang di trimester III, kemungkinan bayi terinfeksi 62 persen, tetapi dari jumlah tersebut tidak ada satu pun yang menderita toxoplasmosis berat. Artinya, meskipun ibu positif, maka janinnya belum tentu.
Bila parasit sampai menginfeksi janin, berarti proses tersebut berlangsung secara kongenital. Dari tubuh ibu, parasit disalurkan melalui plasenta ke tubuh janin. Lalu, Toxoplasma gondii merambah ke otak dan saraf janin tanpa ada perlawanan karena parasit ini masuk sebelum antibodi janin mampu memusnahkannya.
Tabel 2. Prevalensi Zat Anti Toxo di Indonesia
Pada kebanyakan orang, infeksi Toxo tidak berbahaya karena kumannya”tidur” di dalam tubuh. Namun, jika seseorang terinfeksi Toxo dan HIV sekaligus, Toxo di dalam tubuh dapat ”bangun” dan menjadi aktif. Tanpa sistem kekebalan tubuh yang kuat untuk melindungi tubuh, Toxoplasma bisa menyebabkan penyakit yang parah.
Manusia dapat terserang Toxoplasmosis dari makanan daging yang kurang matang. Manusia juga dapat tertular Toxoplasmosis karena menyentuh kotoran kucing. Sebenarnya, tidak semua kucing bisa menjadi biang penyakit Toxoplasmosis. Kucing yang berpotensi menularkan Toxoplasma hanyalah kucing yang menderita Toxoplasma, dan ini biasanya diderita oleh kucing-kucing liar, yang tidak terawat. Bukan hanya kucing saja yang bisa menularkan Toxoplasmosis, tetapi
semua hewan. Terutama hewan yang memakan daging mentah yang telah tertular Toxoplasma.
Siklus perkembangbiakan Toxoplasma hanya meneliti dalam usus kucing dan sebangsanya (harimau, singa, kucing hutan dan hewan lain yang termasuk keluarga kucing felidae). Seekor kucing yang terserang Toxoplasmosis akan mengeluarkan telur (ookista) Toxoplasma pada waktu tertular untuk pertama kalinya. Inipun hanya
berlangsung beberapa hari saja. Ookista ini keluar dari tubuh kucing yang sakit bersama kotorannya (feses). Jadi hanya kucing sakit akibat
Propinsi Prevalensi Toxo (%)
terserang Toxoplasmosis saja yang kotorannya mengandung berjuta-juta telur Toxoplasma. Ookista yang ada dalam kotoran kucing yang
mengering akan terbang tertiup angin dan kemudian menempel pada rumput, daun, buah, batu, kayu, tanah dan tempat-tempat lain. Bisa juga pada saat turun hujan, kotoran kucing dengan ookista akan ikut aliran air dan menyebar kesegala penjuru. Ookista ini mampu bertahan hidup hingga 18 bulan dalam tanah. Kemudian hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, kerbau juga burung dan tikus pemakan rumput, daun, buah, air atau apa saja yang tercemar oleh telur Toxoplasma.
2.3 Penularan Pada Manusia
Penularan infeksi Toxoplasma dibedakan ke dalam tiga macam tahap atau cara. Pertama, lewat makanan seperti daging, buah, atau sayur yang telah terpapar parasit Toxoplasma. Kedua, lewat transfusi darah. Ketiga, lewat transplantasi organ tubuh.
Perlu diketahui, hewan kucing merupakan induk semang definitif dari virus Toxoplasma. Di dalam usus kucinglah parasit toxo berkembang biak. Telur-telur toxo yang berjumlah jutaan akan keluar
bersama tinja kucing. Jumlahnya bisa mencapai 10 juta telur sehari. Jika telur tertelan oleh kita, ia akan tumbuh dan berkembang biak, lalu
masuk ke jaringan otak, jantung, dan otot. Di sana telur akan berkembang menjadi kista.
Di alam terbuka, telur parasit Toxo dapat bertahan sampai berbulan-bulan, terutama di tanah yang lembap. Penyebaran akan lebih parah jika kucing bebas berkeliaran masuk rumah, termasuk untuk membuang kotorannya. Tanah yang tercemari kotoran kucing dan mengandung kista Toxoplasma, nantinya dapat saja menularkan infeksi pada makanan atau binatang lain, seperti tikus. Jika tikus itu mengacak-acak makanan dan buah-buahan di dapur, maka makanan itu pun akan tercemar parasit ini.
bermain di tanah pun dapat terinfeksi, bila tanah tersebut tercemar kotoran kucing yang telah terinfeksi Toxoplasma.
(www.tentangtorch.com)
Berikut contoh siklus hidup Toxoplasma gondii :
- Pembiakan seksual terjadi pada sel mukosa usus kucing, maka kucing bertindaksebagai hospes definitive
- Pada sel mukosa usus kucing terjadi pembiakan seksual yaitu fertilisasi makrogamet oleh mikrogamet, selanjutnya terbentuk zygote dan akhirnya terbentuk ookista.
Gambar siklus hidup Toxo
- Ookista ke luar dari sel mukosa usus, masuk ke dalam lumen usus dan ke luar bersama tinja. Ookista ini belum matang dimana di dalamnya terdapat sporoblas
- Pematangan terjadi pada tanah selama 1-4 hari; sporoblas akan pecah menjadi 2 sporokista, di mana didalamnya berkembang sporozoit yang jumlahnya 4 buah pada masing-masing sporokista sehingga ookista menjadi matang.
- Tertularnya tikus dari tikus lainnya disebut karnivorisme (penularan
Hospes perantara selain tikus, banyak binatang lainnya seperti kambing, sapi, babi, ayam dan sebagainya yang bertindak sebagai hospes perantara. Manusia juga sebagai hospes antara.(Natadisastra., Rusmartini., Djatie., Neneng, 2000:118)
Penularan penyakit Toxoplasmosis tidak hanya menyerang pada wanita saja pria pun bisa terkena penyakit ini. Toxoplasma pada pria yang cukup banyak menyerang pada pasangan usia subur (25-40 tahun).
Organisasi kesehatan dunia WHO pernah merilis data mengenai gangguan kesuburan pada pria. Sekitar 6,9% di antaranya disebabkan oleh kelainan pada cairan mani dan sperma akibat infeksi. Meski angkanya relatif kecil, namun tidak berarti gangguan tersebut bisa
diabaikan. Infeksi yang dimaksud di sini tentu saja harus terjadi di saluran kencing/uretra, sebagian saluran reproduksi, atau pada kelenjar
vesicula seminalis, dan prostat.
Berikut beberapa faktor penyebab terjadinya infeksi tersebut: - Sexually transmitted diseases, dimana kuman penyebab infeksi
ditularkan melalui aktivitas seksual.
- Sexual habits, yakni kebiasan gonta-ganti pasangan. Apalagi kalau pasangan seksual tidak melalui seleksi sama sekali, sehingga diragukan kebersihannya. Hubungan seks anal maupun oral diduga pula dapat menularkan kuman. Terlebih bila diketahui ada infeksi di rongga mulut pasangannya.
reproduksi. Contohnya, kuman terbawa oleh binatang peliharaan atau kondisi tempat tinggal yang kurang terjaga kebersihannya.
- Perokok berat karena kebiasaan merokok secara berlebih bisa menyebabkan iritasi pada lapisan mukosa antara uretra dan kandung kencing yang bakal memudahkan terjadinya infeksi.
2.4 Gejala-gejala Toxo
Gejala Toxoplasmosis ada yang lemah dan ada yang serius. Infeksi pada orang dewasa pada umumnya tidak menyebabkan gejala apapun (hanya sekitar 10% menunjukkan gejala). Ciri fisik menunjukkan gejala serangan penyakit secara umum, panas badan tinggi, pusing, mual, pembengkakan kelenjar limphe.
Bila seorang ibu hamil terkena infeksi primer (baru), maka ada kemungkinan 40% bayi terinfeksi juga. Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus atau lahir mati, sedang kehamilan lebih lanjut atau menjelang kelahiran dapat berakibat bayi lahir prematur atau lahir dengan gejala Toxoplamosis kongenital atau bayi dilahirkan normal dan gejala Toxoplasmosis baru timbul beberapa bulan/tahun setelah
kelahiran. Bayi yang terinfeksi akan menunjukkan gejala choriore (selaput jala mata), hidrosefalus (kepala yang membesar karena
adanya gangguan cairan otak), pengapuran otak dan gangguan psikomotor.
2.5 Deteksi pada Ibu Hamil
Kepastian adanya parasit ini baru bisa didapat jika darah ibu diperiksa di laboratorium. Lewat darah itu dokter akan mengetahui apakah calon ibu itu sudah memiliki antibodi Toxoplasma atau tidak.
Adanya antibodi pada tubuh merupakan indikasi ibu pernah terserang Toxo pada waktu yang lalu.
Dokter akan memeriksa kadar IgM dan IgG pada calon ibu. Pada waktu pertama kali terinfeksi (infeksi primer), tubuh manusia akan membentuk IgM (Immunoglobulin M) sebagai reaksi terhadap masuknya benda asing ke dalam tubuh (antigen). IgM ini secara perlahan-lahan akan menghilang dalam waktu 1-24 bulan kemudian. Tapi ia bisa timbul lagi bila yang bersangkutan terinfeksi kembali.
Setelah infeksi pertama, terbentuklah IgG (Immunoglobulin G) yang merupakan suatu zat penangkis atau kekebalan tubuh. Zat ini merupakan protein dengan berat molekul besar yang menunjukkan bahwa tubuh kita telah terbentuk kekebalan. IgG secara teoritis akan menetap di dalam tubuh, hanya saja kadarnya dapat naik-turun sesuai kondisi kesehatan.
Seorang ibu dikatakan sudah memiliki kekebalan terhadap toxo
jika darahnya menunjukkan kadar IgG yang positif. Jika belum kebal, maka kadar IgM-nya negatif. Artinya, ibu bisa terserang parasit Toxoplasma kapan saja. Bagi ibu yang memiliki IgG positif tapi
infeksinya baru terjadi, maka dokter akan memeriksa beberapa minggu kemudian, apakah antibodinya meningkat dan membahayakan atau tidak.
2.6 Akibat Penyakit Toxo pada Janin / Bayi
Sebenarnya Toxo dapat menular pada keturunan. Bisa jadi anak
pertama dan kedua sehat, tetapi anak ketiga cacat atau mengalami epylepsi dan autisme. Tetapi yang terjadi sesungguhnya jika dilakukan
tes di laboratorium, baik anak pertama maupun anak ke dua sesungguhnya turut terinfeksi.
Berikut contoh gambar janin yang terinfeksi virus Toxoplasmosis:
Gbr. 3 Gbr. 4
Gbr.5
Gbr. 6
(Gambar diambil dari
http://www.i-am-pregnant.com/encyclopedia/T/Toxoplasmosis/)
Gambar 3 merupakan janin yang mengalami flek akibat penyakit Toxoplasmosis, flek ini bisa terjadi terus menerus sepanjang kehamilan, janin di dalam rahim tidak berkembang, hamil anggur, atau seringkali keguguran, Atau bisa juga dilahirkan namun dengan keadaan anak cacat seperti tampak pada gambar 4. Sedangkan gambar 5
menunjukkan bahwa terdapatnya cairan otak yang berlimpah akibat virus Toxoplasma yang menyebabkan bentuk tulang tengkorak yang
2.7 Analisis 5W+1H
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini kampanye ydibuat berdasarkan analisis 5W+1H yang dibuat oleh Laswell. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut :
- What?
Apakah Toxo itu?
Toxo adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Toxoplasma Gondii yang siklus seksualnya terjadi dalam usus kucing, dimana virus ini diekresikan melalui tinja sehingga dapat menular pada manusia melaui perantara tidak langsung seperti memakan sayur, daging setengah matang dan lainnya yang tentunya tercemar oleh virus ini. Adapun akibat yang berbahaya bagi wanita hamil yaitu dapat menyebabkan keguguran, atau bayi terlahir cacat.
- Why?
Mengapa perancangan kampanye Pencegahan Penyakit Toxo ini dibuat?
Karena kampanye bertema penyakit Toxo belum pernah diangkat
sebelumnya. Kampanye ini berguna untuk memberi informasi akan bahaya penyakit Toxo bagi ibu hamil yang dapat menyebabkan
keguguran atau bayi terlahir cacat. - When?
Kapan waktu kampanye dilakukan?
Waktu kampanye dilakukan sebulan sebelum dan setelah Hari Kesehatan Nasional Indonesia yang jatuh pada tanggal 12 November 2008.
- Where?
Dimana lokasi kampanye dilakukan?
- Who?
Siapa yang menjadi target audiens dalam strategi perancangan
kampanye ini?
Yang akan menjadi target audiens dalam strategi perancangan kampanye ini adalah wanita usia produktif 16-35 tahun dengan batas minimal pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas).
2.8 Penyelesaian Masalah
Kurangnya kesadaran masyarakat akan keberadaan penyakit Toxo menjadi salah satu faktor mengapa seseorang dapat terjangkit penyakit ini. Adapun penyelesaiannya yaitu dengan memberikan informasi kepada audiens akan keberadaan penyakit Toxo dengan kampanye sosial sehingga target audiens dapat termotivasi untuk melakukan pencegahan. Kampanye sosial ini dibuat dengan komunikasi non verbal (dengan tulisan), ditambah dengan gaya visualnya feminim karena disesuaikan dengan target audiens. Berikut beberapa pencegahan agar terhindar dari penyakit Toxo :
1. Meminimalkan paparan terhadap parasit dengan jalan memasak
daging dengan pemanasan tujuhpuluh derajat celcius sedikitnya 15-30menit.
2. Menghindari konsumsi susu dan telur yang mentah.
3. Menghindari kontak langsung dengan tanah yang potensial mengandung ookista, karena ookista akan bertahan dalam waktu yang sangat lama dan tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan yang buruk.
4. Menghindari kontaminasi silang antara bahan makanan mentah dan bahan makanan yang sudah matang.
5. Membiasakan mencuci sayur dan buah yang akan dikonsumsi. 6. Mencuci tangan dengan sabun setelah mempersiapkan daging
mentah untuk dimasak.
8. Melakukan desinfeksi kandang hewan peliharaan dengan mencuci menggunakan air mendidih atau sterilisasi limapuluhlima derajat
Celcius.
9. Tidak memberikan daging mentah pada hewan peliharaan.
10. Untuk wanita hamil hindari konsumsi daging yang dimasak kurang sempurna serta susu ataupun produk yang tidak dipasteurisasi. (www.medimicrochapter84.htm)
2.9 Target Audiens
Target audiens ini maksudnya adalah masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh kampanye. Lebih lengkapnya di bawah ini akan dijelaskan tentang target sasaran dilihat dari segmentasinya sebagai berikut :
Status : belum menikah dan menikah
- Psikologis, kalangan masyarakat yang memiliki hewan peliharaan, memiliki kebiasaan pola hidup yang buruk seperti makan/minum di sembarang tempat tanpa memperhatikan higienitas dan sanitasi lingkungan.
- Geografis, masyarakat yang berada di kota Bandung. - Ekonomi dan Sosial, berasal dari semua golongan.
21
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Komunikasi
Menurut Bernard Berelson da Garry A. Stainer mendefinisikan komunikasi komunikasi sebagai berikut:
“Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi”
Jadi dalam menginformasikan gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dalam kampanye Bandung Tanpa Toxo ini dibutuhkan suatu komunikasi yang mampu menyampaikan informasi atau pesan yang dapat dimengerti oleh target sasaran yaitu tentu saja dengan menggunakan elemen yang mudah dimengerti oleh audiens yaitu bahasa sederhana yang komunikatif.
Persuasi secara inheren terkandung dalam kampanye. Dengan demikian setiap tindakan dalam kampanye Bandung Tanpa Toxo ini pada prinsipnya adalah tindakan persuasi. Adapun ajakan yang terkandung dalam kampanye ini adalah berupa mengajak masyarakat terutama target audiens untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit Toxo.
3.1.1 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye adalah untuk keperluan promosi maupun publikasi.
Tujuan utama strategi komunikasi menurut Onong Uchyana dalam Ilmu Komunikasi (2003 : 32) terdiri dari tiga tujuan utama, yaitu: a) To Secure Understanding
22 Dalam hal ini penulis ingin menginformasikan bahwa penyakit Toxo sangat berbahaya bagi masyarakat dan perlu tindakan pencegahan
agar dapat terhindar dari penyakit Toxo. Pesan tersebut harus dapat dimengerti oleh target audiens.
b) To Establish Acceptance
Bagaimana penerimanya itu harus dibina.
Bahwa dengan memberikan informasi akan bahaya penyakit Toxo maka diharapkan target audiens mengerti akan hal-hal yang harus dilakukan agar dapat terhindar dari penyakit Toxo.
c) To Motivate Action
Kegiatan dimotivasikan.
Gaya komunikasi yang sederhana dan komunikatif agar target audiens dapat mengerti pesan yang disampaikan untuk memulai melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit Toxo.
Untuk kampanye pencegahan penyakit Toxo ini penulis bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat akan bahaya penyakit Toxo yang dapat muncul kapan saja sehingga masyarakat segera mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit ini dan
lebih waspada.
3.1.2 Materi Komunikasi (Isi pesan)
Berdasarkan pemikiran dan tujuan dari perancangan komunikasi kampanye ini, maka dirumuskan materi kampanye yang akan menjadi sumber inspirasi gagasan visual, materi komunikasi tersebut adalah : 1. Memberikan informasi tentang penyakit toxo.
2. Memberikan informasi seperti apa pencegahan agar terhindar dari penyakit toxo.
23 3.1.3 Positioning Kampanye Bandung Tanpa Toxo
Positioning adalah upaya untuk menempatkan produk di dalam
konsumen atau target audiens, sebagai produk yang dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Adapun slogan atau tagline dari kampanye ini adalah : Awali Hidup Sehat Dengan yang Bersih. Karena untuk menghindari Toxo memang berawal dari kehigienitasan masing-masing orang.
3.2 Strategi Kreatif
3.2.1. Penyampaian Pesan
Dalam proses penyampaian pesan kepada target audiens pada iklan kampanye penyakit Toxo, bahasa sangat berperan penting.
Adapun penyampaian meteri/isi pesan lebih ditekankan pada pemberian motivasi agar masyarakat melakukan segala yang dapat mencegah Toxo.
Dalam perancangan kampanye ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang jelas dengan tujuan agar pesan yang disampaikan dimengerti dengan baik. Sedangkan bahasa inggris
digunakan sebagai bahasa alternatif, ini dikarenakan pertimbangan tingkat pendidikan dari target audiens.
Pendekatan komunikasinya berupa tampilan elemen-elemen pencegah penyakit Toxo yang dijabarkan melalui tampilan yang dapat mudah dimengerti dan menarik bagi target audiens.
24 Gambar Maskot
Warna Maskot
Kampanye Bandung Tanpa Toxo ini pun memiliki logo kampanye agar mengingatkan pada target audiens akan keberadaan kampanye ini jika ada suatu event kesehatan lain dan logo ini muncul.
Berikut gambar logonya :
25 Konsep Logo Gram yang dibuat adalah dari stilasi logo berdasarkan fenomena bahwa awal mula penyakit Toxo itu dari kucing maka dibuat tapak kaki kucing yang sehat dengan warna hijau, sedangkan bunga adalah simbol bahwa kampanye ini dilakukan di Bandung. elemen visual berwarna biru yang berada di sekitar logo
artinya perlunya kebersihan untuk mengawali hidup sehat.
Konsep Logo Type yang yang dipilih adalah Franklin Gothic. Font ini digunakan karena akan karakteristiknya yang memiliki unsur sehat.
Konsep warna logo yang digunakan yaitu :
Pemilihan warna ini digunakan untuk Logo Gram, dan logo type dikarenakan warna tersebut berarti menandakan sehat.
Pemilihan warna ini digunakan untuk elemen visual yang terdapat dibawah tapak kaki kucing menandakan simbol bunga yaitu simbol kota bunga yaitu Bandung, warna ini diambil dari salah satu warna bunga krobia.
Pemilihan warna ini digunakan menjadi elemen
26 3.2.2. Rasionalisasi Visual
Pendekatan visual merupakan ide/elemen paling utama untuk
menarik banyak perhatian audiens. Maka pendekatan visual yang akan ditampilkan dalam media kampanye ini adalah dengan perpaduan dari foto dan ilustrasi, yang tentu saja digabungkan dengan elemen-elemen desain seperti tipografi, warna, layout dan komposisi agar pesan dapat tersampaikan lebih komunikatif.
Suasana yang ingin dibangun dalam iklan kampanye ini adalah memberikan kesan bersih, sehat, serta dramatis sehingga target audiens dapat terpengaruh oleh iklan ini.
3.3 Strategi Media
3.3.1. Pemilihan Media
Dalam penyampaian isi pesan kepada target audiens, maka diperlukan media-media yang dipilih sesuai dengan pertimbangan tujuan yang telah ditentukan di atas serta strategi komunikasi yang telah dibuat.
Adapun media yang dipilih dalam kampanye ini adalah sebagai
berikut:
Media Lini Atas/Hot Media/Above the Line, seperti :
Penulis menggunakan media lini atas karena jangkakuan media ini luas, menggunakan alat-alat/media canggih, dan frekwensinya tinggi. Sifat komunikasi ini satu arah dan penerima pesan heterogen.
Berikut contoh media lini atas/Hot Media/Above the Line : 1. Iklan Majalah
27 2. Iklan Tabloid
Penyampaian isi pesan kampanye melalui tabloid dimaksudkan
untuk target audiens ibu rumah tangga. Biasanya ibu rumah tangga gemar membaca tabloid. Berbeda dengan majalah, tabloid meliputi seluruh khalayak audiens dalam ruang waktu yang singkat. Karena tabloid yang dipilih adalah tabloid yang segmentasinya untuk keluarga jadi selain ibu rumah tangga sebagai target audiiens, pria pun yang dijadikan sebagai target sampingan. Selain itu media ini dekat dengan target audiens sehingga memudahkan dalam pengefektifan isi pesan yang ingin disampaikan.
3. Billboard
Penyampaian kampanye melalui media Billboard dapat meraup semua target audiens (semua usia).
Media Lini Bawah/Cool Media/Below the Line, seperti :
1. Buku saku
Buku yang dimaksud adalah buku kecil yang isinya tentang berbagai cara pencegahan terhadap penyakit toxo, Buku saku
dibuat dengan semenarik mungkin disampaikan melalui fotografi agar terkesan lebih realitas.
Buku saku ini akan dibagikan kepada pengunjung rumah sakit, puskesmas, klinik, apotik.
2. Leaflet
Menurut kamus istilah periklanan Indonesia Leaflet adalah lembaran kertas cetak, yang dilipat menjadi dua halaman atau lebih.
28 3. Poster
Menurut kamus istilah periklanan Indonesia poster adalah Iklan
warna berukuran besar yang dicetak pada selembaran kertas dan ditempatkan pada panel, dinding atau kaca jendela.
Poster ini merupakan media utama dalam kampanye ini, yang akan ditampilkan berupa karya fotografi yang menarik agar terkesan realistis.
4. Media gimmick
Menurut kamus istilah periklanan Indonesia Gimmick adalah usaha untuk menarik perhatian khalayak melalui objek atau cara yang dianggap sebagai hal baru atau luar biasa sehingga menimbulkan minat dan gairah pada konsumen.
Gimmick disini merupakan pengaplikasian dari logo Kampanye
dan lay-out yang berisikan pesan dan tag line kampanye. Diaplikasikan melalui media-media pin, jam dinding, pulpen, Shopping bag, T-shirt, gantungan kunci, topi, boneka maskot dan Mug.
5. Media indor
X-Banner, Mini X- Banner, Kalender duduk.
29 - Jam dinding
- Kalender duduk
- Map
- Boneka maskot tempel - Buku saku
- Kipas
3.3.2. Pertimbangan Media
Media yang dipilih adalah media yang dekat baik pendistribusiannya atau sesuai dengan kebiasaan target audiens, sehingga pesan dan informasi yang disampaikan dapat bertahan lama dan mudah dimengerti. Penyebaran media dilakukan dalam kurun waktu 2 bulan, yang diawali pada pertengahan bulan Oktober yang diikuti dengan kampanye khusus pada pertengahan bulan November karena di tanggal 12 November 2008 terdapat hari kesehatan nasional. Dan kampanye diakhiri di tanggal 12 Desember 2008.
3.4 Tahapan Kampanye
Tahapan yang digunakan dalam kampanye Bandung tanpa Toxo ini mengacu pada teori Rotzoll (Ruslan, 1995) mengenai fungsi dasar
periklanan, di mana pada teori ini terdapat empat fungsi yang digunakan dalam tahapan berkampanye yaitu :
- Tahapan pertama : percepatan
Menciptakan kepedulian dan kesadaran serta memberikan informasi akan keberadaan penyakit Toxo. Media berupa Leaflet yang berisi pengenalan penyakit Toxo.
- Tahapan kedua : Persuasif dan Peneguhan
30 dapat mengundang penyakit Toxo. Media kampanye berupa buku saku yang berisi cara mencegah penyakit Toxo.
- Tahapan ketiga : Mengingatkan kembali
Mengingatkan kembali kepada target audiens akan bahaya penyakit Toxo. Media kampanye pada tahap ini berupa Billboard, Spanduk, Poster, Mini X-Banner, X-Banner dan Iklan Majalah.
3.5 Strategi Distribusi
Kampanye ini dilakukan selama dua bulan yaitu satu bulan sebelum dan sesudah Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada tanggal 12 November. Pelaksanaanya yaitu mulai 12 Oktober 2008 sampai 12 Desember 2008. dan dalam penyebarannya dilakukan dalam tiga tahap. Hal ini dilakukan dengan menentukan prioritas media mana yang perlu disampaikan terlebih dahulu, kemudian disusul dengan media lainnya.
Penyebaran media kampanye dilakukan di rumah sakit, puskesmas dan klinik yang ada di Bandung.
31 Melihat pertimbangan-pertimbangan di atas maka dibagi penyebaran media sebagai berikut :
- Tahap 1 : 12 Oktober 2008 sampai 31 Oktober 2008, media yang digunakan adalah media utama yaitu poster, media iklan majalah, iklan tabloid, buku saku, leaflet, dan gimmick. - Tahap 2 : 1 November 2008 sampai 20 November 2008, Iklan
Majalah, Iklan tabloid, poster, buku saku leaflet dan gimmick.
- Tahap 3 : 21 November 2008 sampai dengan 12 Desember 2008 media yang digunakan adalah poster, billboard, iklan majalah, Iklan tabloid, buku saku, leaflet,dan gimmick.
3.5.1. Jadwal Penyebaran Media
Media
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
T-Shirt, Topi (costum petugas)
Poster
Mini X-Banner & X Banner
Iklan Majalah
Iklan Tabloid
Gimmick
Buku saku & Leaflet
32
No. Media Tempat Jadwal Penyebaran
1. Poster Di papan pengumuman, dan kaca pintu masuk rumah sakit atau puskesmas.
Saat kampanye
berlangsung selama dua bulan.
2. Billboard Dipasang di jalan protokol. Dua minggu sebelum kampanye
4. Spanduk Dipasang di jalan dekat dengan perumahan.
Halaman majalah/tabloid Saat kampanye
berlangsung selama dua bulan
6. Topi Dipakai oleh petugas penyebar media kampanye.
9. Shopping Bag Disebarkan di apotik berguna untuk diberikan kepada
pembeli yang berbelanja obat-obatan.
Selama kampanye berlangsung
33 Rumah sakit / puskesmas
tempat diadakan kampanye.
berlangsung.
11. Kalender Ditempatkan di meja dokter atau kasir.
1 minggu sebelum kampanye.
12. Mobil kampanye Dipakai sebagai alat
transportasi untuk pengiriman media kampanye ke tiap rumah sakit atau puskesmas tempat akan diadakannya kampanye.
Saat akan menyebarkan media kampanye.
13. Jam dinding Ditempatkan dI puskesmas rumah sakit tempat akan dilaksanakannya kampanye.
1 minggu sebelum kampanye.
14. Leaflet Disebarkan kepada
pengunjung puskesmas atau rumah sakit tempat
diadakannya kampanye.
Selama kampanye berlangsung.
15. Buku saku Disebarkan kepada pengunjung rumah sakit, apotik, atau klinik tempat diadakannya kampanye.
Selama kampanye berlangsung.
16. Kipas Disebarkan kepada pengunjung rumah sakit, apotik, atau klinik tempat diadakannya kampanye.
34 3.6 Konsep Visual
Tema pada sebuah iklan kampanye didasarkan atas asas
pikiran tertentu yaitu ide. Adapun tema dari kampanye ini adalah Bandung tanpa Toxo artinya diharapkan dengan adanya kampanye Bandung tanpa Toxo ini akan adanya kesadaran dari masyarakat terutama wanita usia 16 sampai 35 tahun sesuai dengan target kampanye. Konsep visual disampaikan tidak menakut-nakuti tetapi memberikan kesan indah dan baik jika wanita terbebas dari Toxo.
3.6.1. Format Desain
Format desain yang dibuat adalah bentuk vertikal (memanjang dari atas ke bawah), mengacu pada salah satu teori Frank F. Jetkins, yaitu mengenai law of proportion dimana format desain yang memiliki ukuran lebih panjang dari pada satu sisinya, baik vertikal maupun horizontal akan tampak lebih menarik dibandingkan dengan format ukuran bujur sangkar yang keempat sisinya sama panjang.
3.6.2. Lay Out
Layout/tata letak meliputi penempatan samua unsur desain,
yaitu gambar, ilutrasi, teks, dan sebagainya dengan pengukuran
seksama. Perancangan dibuat berkesan dinamis dengan pemanfaatan ruang kosong (empty space) sebagai unsur pengharmonisan dalam lay out teks. Penataan gambar/fotografi dan teks diatur sedemikian rupa sampai menghasilkan komposisi yang tepat untuk menarik perhatian tanpa menimbulkan kebosanan.
Layout yang menarik merupakan jalur untuk mendapatkan
35 kampanye ini guna memberikan kesan konsisten dalam berbagai karya yang dihasilkan yaitu media-media kampanye.
Gambar Elemen Visual
Dan warna yang digunakan adalah tiga warna yaitu magenta, ungu dan biru, Dalam penyampaian visualnya menggunakan public figur (model).
3.6.3. Typografi
Huruf yang baik dan tepat adalah dapat mempengaruhi ketertarikan dan tingkat keterbacaan. Desain huruf tertentu menciptakan kesan dan karakter sebuah subjek dalam suatu iklan.
Huruf yang digunakan dalam kampanye penyakit Toxo ini adalah huruf Franklin Gothic agar berkesan fleksibel, sederhana, sehat dan tegas.
Berikut ini adalah tampilan studi typografi yang digunakan pada media kampanye :
a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
.,:;!&()*-+?/
’”%
36 Berikut ini adalah tampilan studi typografi yang digunakan pada media kampanye :
a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
.,:;!&()*-
+?/’”%
3.6.4 Warna
Setiap warna memiliki karakteristik tertentu, yaitu sifat-sifat khas yang dimilikinya. Adapun pemilihan warna dalam kampanye ini
adalah ( warna elemen visualnya) :
Warna merah muda dipilih karena kampanye ini
ditujukan untuk target audiens yaitu wanita usia 16-35 tahun agar terkesan feminim dan dijadikan stopping power untuk menarik target.
Warna biru dipilih agar berkesan bersih karena kampanye Bandung tanpa Toxo ini memang mempunyai slogan awali hidup sehat dengan yang bersih.
Warna ungu dipilih sebagai daya tarik elemen visual siluet kucing karena akan memberi kesan manis dan menarik.
3.6.5. Ilustrasi
37 ditanggapi dan dicermati yang pada akhirnya mempengaruhi target audiens secara persuasif.
Gambar foto Penjelasan
Maksud gambar berbagai pose kucing dijadikan sebagai salah satu ilustrasi yang dipakai, maksudnya kucing memang menjadi hospes utama penyakit Toxo namun, dalam
kampanye ini ingin memberitahukan bahwa kucing itu bukan berarti jadi kambing hitam penyebab penyakit Toxo, namun target audiens
diharapkan paham bahwa tidak perlu takut terhadap kucing selama kucing itu terawat dan terjaga
kehigienitasannya.
38 Gambar tangan yang sedang dicuci maksudnya adalah kita perlu menjaga kebersihan tangan sesudah ada
kontak dengan tanah, atau memegang daging mentah.
Gambar sayuran dan buah yang terlihat titik-titik air menandakan buah ini bersih seperti telah dicuci,
maksudnya ingin menghimbau agar target audiens selalu membersihkan sayur dan buah yang hendak akan dimakan langsung agar tidak terpapar penyakit Toxo.
39 Gambar susu dan telur artinya kita tidak boleh meminum campuran susu dengan telur mentah karena sangat besar resiko terpapar Toxo.
BAB IV
MEDIA DAN TEKNIK PRODUKSI
4.1 Media Utama
Media utama adalah media yang dijadikan sebagai media andalan sehingga dapat meraup banyak target audiens. Adapun jenis bahan dan proses akhir yang diaplikasikan pada media kampanye ini
adalah sebagai berikut :
- Poster, merupakan media utama dalam kampanye Bandung Tanpa Toxo. Tempat pemasangan di papan pengumuman, dan kaca pintu masuk rumah sakit atau puskesmas. Bahan media terbuat dari kertas art paper dengan teknik cetak sparasi laminasi doff. Ukuran 29,7 X 42 cm dan 42 cm X 59,4 cm dengan skala 1:5.
Gambar Poster 1
pesan di dalamnya adalah mengenai penhgertian Toxo.
Gambar Poster 2
Gambar Poster 3
Gambar Poster 4
Gambar Poster 4 menjelaskan bahwa jika memelihara kucing maka perlu adanya kehigienitasan agar terhindar dari Toxo,
4.2 Media Pendukung
Media pendukung untuk berjalannya kampanye adalah sebagai berikut :
- X-Banner, isi pesan menjelaskan pengertian Toxo dan
himbauan untuk melakukan pencegahan. Disebarkan di rumah sakit/ puskesmas tertentu tempat kampanye akan dilaksanakan. Ukuran 60 cm X 160 cm dengan skala 1:7, teknik cetak dengan cetak Digital Printing. Material bahan yang digunakan adalah Frontlit Matte Laminasi Doff
Gambar Poster 5
Gambar X-Banner
Gambar Mini X Banner
- Billboard, Menjelaskan pengertian Toxo dan penyebab utama Toxo dan himbauan untuk melakukan pencegahan. Dipasang di jalan protokol. Bahan media terbuat dari frontlit. Ukuran
panjang 6 meter dan lebar 4 meter dengan skala 1:50.
Gambar Billboard 2
- Spanduk, isi pesan menjelaskan maksud dari penyakit Toxo dan himbauan untuk melakukan pencegahan. Bahan media terbuat dari kain tetoron/vinil dengan ukuran 7 meter dan lebar 90 centimeter dengan teknik cetak sanlon untuk tulisan dan untuk foto dicetak dengan cara transfer.
- Iklan majalah, isi pesan tentang pengertian Toxo, dan
himbauan untuk melakukan pencegahan . Dibuat di kertas art
paper. Ukuran l=19.8 cm X p=28.5 cm. Teknik cetak : Cetak Offset.
Gambar Iklan Majalah
- Iklan Tabloid, isi pesan tentang pengertian Toxo, dan
Gambar Iklan Tabloid
- Leaflet, isi pesan lebih terperinci menjelaskan pengertian Toxo, penularannya seperti apa dan contoh bayi cacat yang diakibatkan penyakit Toxo serta cara mencegah penyakit Toxo. Dibagikan langsung kepada pengunjung rumah sakit, apotik dan klinik. Hasil akhir dibuat dari kertas art paper dengan teknik cetak sparasi laminasi doff. Ukuran media ini sekitar 28,5 cm X 15 cm dengan skala 1:2.
Gambar Leaflet Bagian Dalam
- T-Shirt dipakai untuk petugas penyebar kampanye yang akan menyebarkan media. Bahan media dari katun teknik cetak sablon. Ukuran T-shirt S, M, L, dan XL.
- Topi, media ini terbuat dari kain cotton dan proses cetaknya
dengan bordir. Media ini dipakai oleh petugas penyebar media kampanye.
Gambar Topi
Gambar Note Book
- Ballpoint, teknik cetak digital printing. Transfer paper.
- Pin dan gantungan kunci hasil akhir dari media ini dipress. Teknik digital printing dengan bahan laminasi doff. Ukuran
diameter 4.4 cm.
Gambar Pin dan Gantungan kunci
- Celemek, terbuat dari kain drill dan proses cetaknya dengan bordir.
- Shopping bag, bahan media dibuat dari kertas Glossy dengan teknik cetak Offset laminasi doff.
- Jam dinding Ukuran 29 cm X 29 cm. Material yang digunakan yaitu Inkjet Paper 120 gr, teknis produksi cetak Digital
Printing.
Gambar Jam Dinding
Gambar Kalender
Gambar Map
- Boneka tempel, material kain flannel ukuran t=20 cm X lebar=13 cm. Teknik manual.
Gambar Boneka Maskot
Gambar Kendaraan Operasional
- Buku saku, isi pesan khusus mengenai bagaimana cara menghindari Toxo yang dijadikan himbauan yang langsung diberikan kepada target audiens. Hasil akhir dibuat dari kertas art paper dengan teknik cetak offset laminasi doff. Ukuran 11,5 X 6,5 cm dengan skala 1:1..
Gambar Buku Saku Hal 1 dan 2
Gambar Buku Saku Hal 5 dan 6
- Kipas ukuran 14,5 X 14,5 cm. material bahan plastic fiber. Teknik cetak offset. Dibagikan langsung kepada target audiens.