• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Kalimat Majemuk Bertingkat Bahasa Indonesia Anak Usia Taman Kanak-Kanak Melalui Media Gambar: Tinjauan Psikolinguistik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Kalimat Majemuk Bertingkat Bahasa Indonesia Anak Usia Taman Kanak-Kanak Melalui Media Gambar: Tinjauan Psikolinguistik"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

&giall LiJJgllisti/4 AguStllS 2013, 293 -307 TaJlllll ke f(y' No 2 Copyrigbt@201/I. Program Studi Lillguistik SP-s lfS[l;lSSN J693-4lJ60

PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT BAHASA INDONESIA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MEDIA GAMBAR: TINJAUAN

PSIKOLINGUISTIK

Rahmayani Lnbis SMA Nusantara Lubuk Pakam

Gnstianingsih

FIB Universitas Sumatera Utara

Abstract

The aim of this research are to find out the valid and objective description based on the empiric data got from some direct observations from the respondents who use Indonesian complex-sentences, to describe then use of Indonesian complex-sentnces through picture medi(J by pre-school students, to describe the patterns of Indonesian complex-sentences used to understanding the picture media, to describe the irifluential factors of the use of Indonesian complex-sentences. The data source is collected from the oral communication of 8 students, 4-5 years old, of Taman Kanak-Kanak Raudhatul Athfdl Nurul Hidayah Lubuk Pakam in academic year 201212013. The collecting data is performed cross-sectionally for 3 months. The technique of collecting data are observation, record, story-エセ、ャゥョァ@ and note-comprehension. The data analysis is done by applying criteria of the comprehensibility-occurence, i.e. a part of utterenceof correspondent is regarded as competence reflection

if

it has semantic coherence with oler parts in their sentences. Through this criteria, it is known that the complex sentence occurence is often present OTJd true, present but still wrong, and not present. It is concluded that: (a) The respondents really mastered Indonesian complex sentences. (b) The respondents are still in process of mastery the Indonesian complex sentences. (c) Complex sentences that will be mastered by the respondents.

Key words: Factors, Complex-Sentences, Competence.

PENDAHULUAN

Perkembangan kemampuan linguistik terjadi di dalam konteks umum perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses pemerolehan bahasa itu akan memberi kita pandangan yang lebih jelas mengenai perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh. Anak-anak mengembangkan kompetensi linguistik dalam pengertiannya bahwa dia mengembangkan gambaran internal tata bahasa dari bahasanya yang akhirnya membuat jenis-jenis pertimbangan/keputusan mengenai ketatabahasaan, kedwimaknaan, parafrase, dan

sebagainya. Dalam proses perkembangan, setiap anak yang normal pasti memperoleh suatu bahasa yaitu "bahasa pertama" atau "bahasa asli" ataupun "bahasa ibu" dalam tabun pertama kehidupannya. Usia merupakan salah satu rintangan sosial yang membedakan kelompok-kelompok manusia. Kelompok manusia ini akan memungkinkan timbulnya dialek sosial yang sedikit banyak memberikan warna tersendiri pada kelompok itu. Usia akan mengelompokkan masyarakat menjadi kelompok kanak-kanak, kelompok remaja, dan kelompok dewasa (Chaer: 2003). Tentu saja batas usia itu tidak bisa secara tepat dipastikan.

(2)

RahmayaIli Luhis

kepada bentuk yang kompleks (Chomsky, 1969:6). Perkembangan bahasa anak-anak yang kompleks itu berproses menuju sistem yang berlaku umum walaripun kaidah bahasa anak belum dikatakan sempurna dan bersifat' kaidah· peralihan danbahasa kanak-kanak yang masih belum sempurna ini tidak dapat dianggap'sebagai suatu penyakit yang hams dijauhi.

Menurut Chomsky (1984), anak yang dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang lain, faktor alamiah berupa LAD, faktor perkembangan kognitif, faktor latar belakang sosial dan faktor keturunan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan anak tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda. Media gambar adalah media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang sebagai pindahan dari keadaan yang sebenamya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan, dan benda-benda yang lain.

(http://4wank.wordpress.coml2008/05116/penggunaan-media-gambarD Media gambar terrnasuk media visual, sebagairnana halnya media yang lain media gambar berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam sirnbol-simbol komunikasi anak. Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, mempetje1as sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digambarkan. Peran media gambar yaitu membuat anak belajar tidak bosan, menarik, menciptakan bahasa yang bervariasi dan kreatif. Taman Kanak-Kanak merupakan pendidikan untuk usia prasekolah. Peralihan dari lingkungan keluarga menuju bangku sekolah. Taman Kanak-Kanak juga merupakan sarana anak usia 4-5 tabun sebagai tempat bermain. Adapun dampak positif dalam penelitian ini yaitu anak bisa menggunakan kalimat majemuk bertingkat melalui media gambar. Media gambar yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi untuk menarik perhatian, mempeIjelas sajian ide dan menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pada proses penyampaian pesan, peneliti menggunakan media gambar sehingga pesan yang disampaikan peneliti dapat berhasil dan efisien. Selain dampak positif, ada juga dampak negatif dalam penelitian ini yaitu dengan tidak adanya media gambar dalam penelitian ini, maka bahasa anak yang digunakan akan sedikit yang di hasllkan, sehingga peneliti tidak akan mendapatkan data dari anak dalam penggunaan kalirnat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Anak yang berusia 4-5 tahun sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Pene1iti menggunakan media gambaragar anak TK tersebut tertarik untuk menceritakan. isi dari gambar tersebut. Peneliti memilih anak TK karen a anak TK ini mempunyai keunikan / daya tarik sendiri sehingga peneliti tertarik dengan penelitianini Dengan demikian, peneliti akan mengamati penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-Kanak di Lubuk Pakam. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian ini. Perrnasalahan yang hendak dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimanakah.penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-kanak yang diperoleh melalui media gambar?

2) Bagairnana pola kalirnat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang digunakan anak dalarn memahami media gambar?

3) Faktor-faktor apakah yang mempengamhi penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-kanak?

(3)

KaiiaIJ LiIlouui<;tikf Tabun ke-l セ@ No 2 Agllstlls 2013

Kanak-kanak. Penelitian ini memiliki ruang lingkup yang terbatas, yaitu dibatasi pada anak Taman Kanak-kanak Raudhatul Athfal Nurul Hidayah Lubuk Pakam. Fokus penelitian hanya pada bahasa pertama (Bahasa Indonesia) yaitu dalam kalimat ュセ・ュオォ@ bertingkat bahasa Indonesia pada anak usia 4-5 tahun dalam komunikasi lisan. Data penelitian ini berupa cerita lisan melalui gambar pemandailgan, taman, toko mainan, pesta, sekolah, rumah sakit, rumah, dan arena pasar malam selama 5 mcimit yangdianalisis berdasarkan pemerolehan sintaksis.

TINJAUAN PUSTAKA

Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas (Kridalaksana: 1982). Dalam bahasa Indonesia, kalimat ュセ・ュオォ@ sering digunakan bersamaan dengan penggunaan kalimat tunggal atau kalimat monoklausa. Penggunaan kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mempeIjeJas hubungan antarbagian kJausa dengan bagian kJausa yang lainnya. Berkenaan dengan sifat hubungan klausa":klausa di dalam kalimat majemuk, maka dalam hal ini kalimat majemuk dapat dibedakan dalam tiga macam, yaitu : kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk campuran.

Pola Kalimat Majemuk Bertingkat Induk Kalimat dan Anak Kalimat

Perbedaan kalimat dan anak kalimat dapat dilihat dari ciri kemandirian sebagai kalimat tunggal, unsur konjungsi, dan urutan unsumya.

1. Kemandirian sebagai Kalimat Tunggal 2. KonjungSi

3. Urutan

Jenis Anak Kalimat

] . Anak kalimat keterangan waktu ditandai oleh konjungsi seperti ketUra, waktu, kala, tatkala, saat, sesaat, sebelum, sesudah, dan setelah.

2. Anak kalimat keterangan sebab ditandai olehkonjungsi yang menyatakan hubungan sebab, antara lain : sebab, karena, dan lantaran.

,3 .. Anak, kalimat keterangan .akibat ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian akibat;

4. Anak kalimat keterangan syarat ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertaiian persyaratan. Konjungsi itu, antara lain : jika,· kalau, apabila, andaikata dan andaikan. 5. Anak kalimat keterangan tujuan ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian

tujuan. Konjungsi yang digunakan. dalam anak kalimat jenis ini,. antara lain : supaya, agar, untuk, guna, dan demi.

6. Anak kalimat keterangan cara ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian cara Konjungsi yang menyatakan pertalian itu, antara lain: dengan dan dalam ..

7. Anak kalimat keteranganpewatas berfungsi sebagai subjek, predikat maupun objek. Ciri penanda anak kalimat ini ialah konjungsi yang atau kata penunjuk itu.

8. Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi subjek atau objek dalam kalimat transitif.

Psikolinguistik dan Teori Genetik Kognitif Chomsky

Chomsky (1969) dengan keras menentang toori pembiasaan operan dalam pemerolehan bahasa yang dikemukakan Skinner. Menurut Chomsky tidaklah ada gunanya sarna sekali untuk menjelaskan proses pemerolehan bahasa tanpa mengetahui dengan baik apa sebenamya bahasa sebagai benda yang sedang diperoleh itu. Untuk lebih memperkuat teorinya atau hipotesisnya Chomsky mengajukan hal-hal berikut :

(4)

RahmaY;lIli Lubis

2. Proses pemeroJehan bahasa tidak ada kaitannya dengan kecerdasan. Maksudnya, anak yana IQ-nya rendah juga rnernperoleh bahasa pada waktu dan cara yang harnpir sarna 3. Proses pernerolehan bahasa juga tidak dipengamhi oleh motivasi dan ernosi

kanak-kanak.

4. Tata bahasa yang dihasilkan oleh seroua kanak-kanak boleh dikatakan sarna.

Sernua ini tidak mungkin teIjadi apabila kanak-kanak itu tidak dilengkapi dengan LAD dan skema nurani seperti yang disebutkan di atas. Faktor-faktor yang Mernpengaruhi Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak

L Faktor Alarniah

2. Faktor.Perkembangan Kognitif 3. Faktor LatarBeJakangSosial 4. Faktor Keturunan meliputi: a. Intelegensia

b. Kepribadiari dan Gaya/Cara Kemampuan Bahasa

Kemampuan Berbahasa

Secara bahasa kemampuan sarna dengan kesanggupan atau kecakapan. Jenis-jenis Kemampuan Berbahasa:

a Kernarnpuan Mendengar b. KernampuanBerbicara

Media Gambar

Ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan.

1. Autentik

Gambar terse but hams secara jujur rnelukiskan situasi seperti kalau orang'melihat benda sekitarnya

2. Sederhana.

Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menuJYukkanpoin - poin pokok dalam garnbar. 3. Ukuran Relatif.

Gambardapat membesarkan atau rnemperkecil objeklbenda sebenarnya. Apabila gambar tersebut tentang benda 1 objek yang belurn dikenal atau pernah dilihat anak rnaka sulitlah mernbayangkan berapa besar benda atau objek tersebut. Untuk rnengbindari itu hendaknya daJam gambar tersebutterdapat sesuatu yang teJah dikenal anak - anak 'sehingga dapat mernbantunya rnernbayangkan berapa besarkah benda terse but.

4. Gambar sebaiknya' rnengandung gerak atau perbuatan. Garnbar yang baik tidaklah menunjukan objek dalam keadaan diam, tapi memperJihatkan aktivitas tertentu.

5, Gambar yang bagus dilihat dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(http://4wank.wordpress.coml200S/05/]6/penggunaan-media-gambarl)

METODE PENELITIAN

[image:4.579.81.514.78.352.2]
(5)

K;YJan lゥセッオゥウエゥォL@ TaJJWJ ](c-10, No 2 Agustus 2013

waktu yang ada tidakcukup 'untuk mengikuti perkembangan penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak dalam waktu yang cukup panjang.

Dalam pengmripulan data untuk penelitian ini peneliti juga dibantu dengan teknik : g. Observasi

h. Rekaman

I. Bercerita

J. Simak Catat

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

HASH.. PENELITIANDAN PEMBABASAN

Penggonaao KaHmat MajemokBertingkat Bahasa Indonesia Melaloi Media Gambar Dapat disirnpulkan dari ke 8 aoakbahwaanak yarigberusia 4 tahun mampu menggunalcim kalirnat rnajemllk bertingkat bahasa Indonesia dengan menggunakan konjungsi keterangan tujuan dan keterangan waktu. Sedangkan anak yang berusia 5 tahun mampu menggunakan kalirnat majertmk bertingkat dengan rnenggunakan konjungsi keterangan sebab, keterangan tujuan, keterangan waktu, dan. keterangan aktbat. Ke 8· anak tersebut tidak mampu menggunakan konjungsi keterangan cam, keterangan pewatasdan keterangan pengganti nomina. Kemudian dari ke 8 anak tersebut terdapat 3 anak yang menggunakan konjungsi di awal kalimat. Anak TK tersebut berusia Stahun yaitu 2 perempuan dan satu laki-laki. Temyata anak perempuan lebih banyak bahasa yang diperoleh dibandingkan dengan anak laki-laki. Dari ke 8 anak terse but, ternyata hanya 1 anak yang belum mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat yaitu Almira. Almira belum mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat tetapi Almira mampu menggunakan kalimat majemuk setara yang berjumlah 9 kalimat dalam bahasa Indonesia.

Pola Kalimat Majemok Bertingkat Bahasa Indonesia yallg Digunakan Anak dalam Memahami Media Gambar

Pola kalimat majemuk bertingkat bahasa· Indonesia yang digunakan anak terdiri atas 2 klausa yaitu klausa pertama merupakan indukkalimat dan klausa kedua merupakan anak kalimat (Sugono 1999 : 155). Kedua klausa itu dibubungkan dengan konjungsi. Dibawah ini merupakan pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang dilakukan oleh subjek penelitian no. 2 yang bernama Almira.

Anatisis Pola Kalimat Almira:

(4) Cita-cita saya menjadi gurukarenaMira pengen kayak ibu.

S P 0 konjungsi S P 0

Induk Kalimat Anak Kalimat

Dari hasil analisis dataterhadap Almira bahwa poJa kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang digunakan Almira melalui media gambar adalah S PO

+

konjungsi

+

S PO. Secara sintaksis Almira dikatakan belurn ,mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dan Almira hanya· mampu menggunakan kalimat majemuk setara. Berdasarkan pola yang dikemukakanoleh Sugono (1999), temyata Almira bel urn mampu menggunakan pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Almira berusia 5 tahun mampu menggunakan 17 buah kalimat dalam bahasa Indonesia, namun banya dapat menggunakan kalimat majemuk setara yang berjumlah 9 kal imat dalam bahasa Indonesia. Dalam hal ini Almira memiliki tingkat pemerolehan pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang rendah dibandingkan dengan ternan-ternan seusianya.

Analisis Pola Kalimat Alfin :

Seperti yang telab dikemukakan di atas subjek 3 ini adalah Alfin yang berusia 4 tahun. Pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia Alfm adalah

(6)

RahmaY;1Ili Luhis

Berdasarkan pola yang dikemukakan oleb Sugono (1999), temyata Alfm mampu menggunakan pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang sesuai dengan pola kalimat yang diucapkan .. Alfin. Meskipun Alfm berusia 4 tabun, tetapi Alfin mampu menciptakan 17 kalimat dengan 3 pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan bahwa AJfin sudah berkembang dengan baik dibandingkan dengan Almira yang berusia 5 tabun banya mampu menggunakan I pola saja

Analisis Pola Kalimat Alifa :

Secara sintaksis Alifa dikatakan mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang berpola seperti di bawab ini :

1. S P

0

konjungsi S P O.K (terdapat pada kalimat no.

8)

2.

S,P

0

K

konjungsi SP Q K (terdapat padakalimat no. 9) . 3. S P 0 konjungsi S PO (terdapat pada kalimat no. 10)

4. Konjungsi S PO, S PO K (terdapat pada kalimat no. 11) 5. S P 0 K konjungsi S K (terdapat pada kalimat no. 12)

Berdasarkan polayang dikemukakan oleb . Sugono (1999), ternyata Alifa mampu menggunakan pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang sesuai dengan pola kalimat yang .diucapkan Alifa Alifa yang berusia 5 tabun mampu menggunakan 17 buah kalimat dengan 5 po1a kalimat majemuk bertingkat babasa Indonesia. Alifa te1ah memiliki 5 poJa kaUmat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dengan pola. kalimat yang berbeda dan menggunakan konjungsi subordinatifbahasa Indonesia .. Alifajuga bisa menggunakan konjungsi yang terletak di tengah dan ada juga yang terletak di awal kalimat. Hal ini dapat dikatakan bahwa Alifa sudah berkembang dengan baik dibandingkan dengan ternan-ternan yang seusianya.

Analisis Po)a Kalimat Akma) :

Dari hasil analisis data terhadap Akmal bahwa pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Ind,onesia yang digunakan Akmal melalui media gambar adalah

1. S P 0 konjungsi S P K (terdapat pada kalimat no. 13)

2. S P 0 K konjungsi S P 0 K (terdapat pada kalimat no. 14)

Secarn .sintaksis Akmal dikatakan mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang berpola seperti di atas. Berdasarkan pola yang dikemukakan oleb Sugono (1999), ternyata anak mampu menggunakan pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang sesuai dengan po1a kalimat yang diucapkan Akmal dan dapat dilibat pada pola kalimat. Akmal yang berusia 5 tahun mampu menggunakan 13 buah kalimat dengan 2 pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Hal ini dapat dikatakan bahwa Akmal sudah berkembang dengan baik.

Analisis Pola Kalimat Dimas:

Seperti yang telah dikemukakan di atas subjek 6 ini adalah Dimas yang berusia 5 tahun. Pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia Dimas adaJah

1. S P 0 konjungsi. S PO (terdapat pada kalirnatno. 15)

2. S P 0 konjungsi K (terdapat pada kalirnatno.16) 3. S P konjungsi S P 0 (terdapat pada kalirnat no .. 17)

Berdasarkan pola yang dikemukakan oleh Sugono (1999), temyata Dimas rnarnpu rnenggunakan pola kalirnat majernuk bertingkat bahasa Indonesia yang sesuai dengan pola kalimat yang diucapkan Dimas. Dimas berusia 5 tahun rnampu menciptakan 13 buah kalirnat dengan 3 pola kalimat .majernuk bertingkat bahasa Indonesia yang berbeda Hal ini dapat dikatakan bahwa Dimas sudah berkembang denganbaik.

Analisis Pola Kalimat Irra :

Secara sintaksis Irra dikatakan telah mampu menggunakan kalimat majernuk bertingkat bahasa. Indonesia yang berpola seperti di bawah ini :

(7)

KgianLinguistik, Tahunke-lo.No2 Agustus 2013

Berdasarkan pola yang dikemukakan oleh Sugono (] 999), ternyata Irra mampu menggunakan pola kalimat majemukbertingkat bahasa Indonesia yang sesuai dengan pola kalimat yang diucapkan Jrra. Irra berusia 5 tabun. 1rra juga sudah mampu menciptakan 14 buah ka1imat dengan 2 pola kalimat majemuk bahasa Indonesia yang berbeda dan konjungsi subordinatif yang digunakan Irra terletak di tengah dan di awal kalimat. Hal ini dapat dikatakan bahwa Irra

sudah berkembang dengan baik. Analisis Pola Kalimat Alfi :

Dari hasil analisis data terhadap Alfi bahwa pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang digunakan Almira melalui media garnbar adaIah

1. S PO. konjungsi S P

°

K konjungsi K 2. Konjungsi S P 0, S P konjungsi S P

°

3. Konjungsi S P 0, S P K

Secara sintaksis Alfi dikatakan teJah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat babasa Indonesia yang berpoJa seperti di atas. Berdasarkan pola yang dikemukakan o]ehSugono (1999), temyata Alfi marnpu menggunakan pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang sesuai dengan polakalimat yang diucapkan Alfi dan dapat diJihat pada pola kalimat. Alfi berusia 5 tabun mampu menggunakan 13 buah kalimat dengan 3 pola kaIimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dan konjungsi subordinatif yang digunakan Alfi terletak ditengah dan diawal kalimat. Hal ini dapat dikatakan bahwa Alfi sudah berkembang dengan baik. Dari hasil analisis ke 8 anak tersebut bahwa hanya 1 anak yang belum mampumenggunakanpola kalimat majerimk bertingkat bahasa Indonesia yaitu Almira. Ke 7 anak tersebut mampu membuat pola kalimat sebanyak 17 pola kalimat yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa poJa yang sudah dikemukakan oleh Sugono (1999) ternyata tidak sarna dengan pola yang digunakan anak sehingga anak marnpu membuat pola kalimat sebanyak 17 pola kalimat yang berbeda.

Faktor-Faktoryang Mempengaruhi p・ョァァオョセN。ョ@ Kalimat Majemuk Bertingkat Bahasa Indonesia Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Faktor Alamiah Zuwicyi

Berdasarkan hasil analisis kalimat-kalimat yang dihasilkan dan pengarnatan yang dilakukan terhadap Zuwicyi ditemukan bahwa Zuwicyi sudah mampu bercerita dengan menggunakan kaIimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melaJui media gambar. Zuwicyi sangat tertarik dengan gambar yang peneJiti berikan kepadanya sehingga Zuwicyi mampu menceritakan gambar pemandangan. Hal ini menunjukkan bahwa Zuwicyi memiliki faktor alamiah berupa LAD yang sempuma. Zuwicyi seorang anak perempuan berusia 5 tabun anak seorang guru dan ayahnya wiraswasta. Jika meJihat penggunaan kaJirnat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui cerita dari sebuah gambar pemandangan, secara alamiah Zuwicyi dapat menceritakan garnbar pemandangan cukup lancar. Kalimat-kalimat yang digunakan Zuwicyi cukup baik, seperti contoh yang diiJustrasikan di bawah ini :

(1) Cita-cita soya maujadi guru supoya anak-anakjadi pintar. S P 0 konjungsi S P Induk Kalimat Anak Kalimat

Bahasa Zuwicyi daIam hal 101 sudah rnasuk pada tabap linguistik IV (tabap tata bahasa

pradewasa). Almira

(8)

RalJmayaIli LlIbis

menunjukkan bahwa Almira memiliki faktor alamiah yaitu LAD, yang sempuma. Almira seorang anak perempuan berusia 5 tahun anak seorang karyawan dan ibunya seorang pedagang. Jika melihat penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui cerita pada gambar taman. Secara alamiah Almira dapat menceritakan gambar taman cukup lancar, dengan menggunakan induk kalimat dan anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat anak seperti contoh yang diilustrasikan di bawah ini :

(2) Cita-cita saya rnenjadi guru karena Mira pengen kayak ibu.

S P 0 konjungsi S P 0

Induk Kalimat Anak Kalimat

Bahasa anak pada usia tersebut Almira sudah masuk pada tabap linguistik N (tabap tata bahasa pradewasa).

Alfin

Hasil anal isis data dan pengamatan yangdilakukan terhadap Alfin menunjukkan bahwa Alfm sudah . mampu berkomunikasi dengan baik dan menggunakan kalimat majemuk bertingkat babasaIndonesia melaIui media gambar. Alfin lebih suka bermain-main sendiri, namun dia sudah dapat bercerita dengan menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar, sehingga dapat disimpulkan bahwa Alfin memiliki faktor alamiah, yaitu LAD, yang sempuma Alfin seorang anak laki-Iaki berusia 4 tabun anak seorang pegawai negeri sipil. Jika melihat penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui cerita dari sebuah gambar toko mainan. Secara alamiah Alfm dapat menceritakan gambar toko mainan cukup lancar, dengan menggunakan induk kalimat dan anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat anak seperti contoh yang diilustrasikan di bawah ini :

(3) Aku rnau jadi pilot supaya aku bisa terbang tinggi.

S P 0 ォッョェオョセゥ@ S P 0 K

Induk Kalimat Anak Kalimat Alifa

Hasil analisis data dan basil pengamatan yang dilakukan terhadap AlifamenUJUukkan bahwa dia memiliki LAD yang sangat baik. AHfa sudah dapat menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Dari hasil pengamatan juga ditemukan bahwa Alifa tidak merasa takut atau malu untuk bercerita melalui gambar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa LAD yang dimilikioleh Alifa bekelja dengan sangat baik. Alifa seorang anak perempuan berusia 5 tabun anak seorang pegawai negeri sipil dan ibunya seorang ibu rumah tangga Jika melihat penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui cerita dari sebuah gambar pesta Secara alamiah Alifa dapat menceritakan gambar pesta cukup lancar, dengan menggunakan induk kalimat dan anak· kalimat dalamkalimat majemuk bertingkat anak seperti contoh yang diilustrasikan di bawah ini :

(4) Cita-citaku menjadi polwan karena aku mau melindungi ayah dan ibu dari S P 0 konjungsi S P 0 .

penjahaJ.

K

Induk KaIimat Anak Kalimat

Akmal

Akmal juga memiliki faktor alamiah, yaitu LAD, yang sempurna. Akmal sudah mampu bercerita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar dengan baik. Hal ini yang menunjukkan bahwa Akmal memiliki LAD yang sempuma. Akmal seorang anak laki-Iaki berusia 5 tabun anak seOI-ang pegawai swasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Jika melihat penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui cerita darisebuah gambar sekolah. Secara alamiah Akmal dapat menceritakan gambar sekolah cukup Jancar, dengan menggunakan induk kalimat dan anak kalimat daJam kaIimat majemuk bertingkat anak seperti oontoh yang diilustrasikan di bawah ini :

(5) Aku rnau jadi pilot lorena aku pengen keliling dunia naik pesawat.

(9)

Kajian linguistil. Tabun ke-l セ@ No 2 Agustus 20 J8

Induk Kalimat

Anak Kalimat

Dimas

Sarna dengan subjek penelitian yang Jain, Dimas juga memilikj LAD yang sempurna.' Dimas sudah mampu bercerita, menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dengan baik melalui media garnbar. Dimas sudah memiliki kompetensi yang baik, sehingga dia mampu menggunakan kalimat bertingkat' bahasa Indonesia 'dengan baik. Hal ini yang menunjukkan bahwa Dimas memiJiki LAD yang sempuma. Dimas seorang anak laki-Iaki berusia 5 tabun anak seorang pegawai honorer dan ibunya seorang pegawai harian lepas. Jika melihat penggunaan kalimat rnajernuk bertingkat bahasa Indonesia rnelalui cerita dari sebuah gambar rumah sakit. Secara alarniah Dimas dapat menceritakan garnbar rumah sakit cukup ャ。ョ」。イセ@ dengan menggunakan induk kalimat dan anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat'anak seperti contoh yang diiIustrasikan di bawah ini :

(6) Cita-citaku jadi polisi karena aku mau tangkap penjahat.

S P 0 konj S ' P 0

Induk Kalimat , Anak Kalimat

Irra

lITa seorang anak perempuan berusia 5 tahun anak seorang pegawai negeri sipi1. Jika melihat penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia meialui cerita gambar rumah. Secara alamiah Irra dapat menceritakan gambar rumah cukup Iancar, dengan menggunakan induk kalimat dan anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat anak seperti contoh yang diilustrasikan di bawah ini:

(7) Cita-cita saya adalah menjadi dokter karena aku mau obati orang sakit.

S P 0 konj S, P 0 K

Induk Kalimat Anak Kalimat

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap Irra menunjukkan bahwa Irra sudah mampu berce;:-ita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gam bar dengan baik. Ayah, ibu dan abangnya adalah orang-orang yang paling banyak berkomunikasi dengannya Selain itu,

Irra

juga berkomunikasi dengan ternan-ternan dan gurunya di sekolah. Sehiogga dapat disirnpulkan bahwa Irra memiliki faktor alarniah, yaitu LAD, yang sempurna

AIfi

Basil anal isis data dan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap Aifi menunjukkan bahwa dia memiliki LAD yang baik., Alfi sudah dapat menghasilkan kalimat majemuk bertingkat bahasa

Indonesia melalui media gambar. Dari hasil pengamatan juga ditemukan bahwa Alfi tidak merasamalu untuk berkomunikasi dan bercerita, menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia meIaIui media gambar. Alfi seoranganaklaki-Iaki berusia 5 tahun anak seorang bidan dan ayahnya seorang POLRl. Jika melihat penggunaan kalimatmajemuk bertingkat bahasa Indonesia mela!ui cerita dari sebuah gambar arena pasar malaDl. Secara alamiah Alfi dapat menceritakan garnbar arena pasar malam cukup lancar, dengan menggunakan induk kalimat dan anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat anak seperti contoh yang diiIustrasikan di bawah ini :

(8) Cita-citaku menjadi dokter karena aku mau sunlik orang sakit supaya S P 0 konj S P 0 K konj sembuh sakitnya.

K

Induk kalimat Anak Kalimat

(10)

Rahmayani Lubis

Faktor Perkembangan Kognitif

Zuwicyi

Kognitif Zuwicyi berkembang dengan sangat baik, sudah mampu bercerita menggunakan kaJimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melaJui mediagambar sehingga memberikan pengaruh yang baik terhadap kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dan menjadi sarana pengungkapan ide dan emosi mereka. Seperti pada contoh di bawah ini :

(1) Cita-cita saya mau jadi guru supaya anak-anak jadi pintar.

S P 0 konjungsi S P

Dari contoh di atas ditegaskan ·bahwa penggunaan konjungsi supaya, karena benar.,benar dipahami oleh Zuwicyi sudah pada tahap linguistikIV yaitu bahasa pradewasa yang sangat baik.

Almira

Almira berusia lima tahun, kurang mampu bercerita dan mengungkapkan idenya dan emosinya berbahasa, namun mampu menciptakan kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia .. Dari 17 buah kalimat bahasa Indonesia yang diciptakan Almira, hanya satu kalimat majemuk bertingkat Almira ini juga dapat dikatakan memiliki perkembangan kognitif yang cukup baik, terbukti dia mampu menggunakan kalimat majemuk.dalam bahasa Indonesia. Seperti'pada contoh di bawah ini:

(2) Cita-cita saya menjadi guru karena Mira pengen kayak ibu..

S P 0 konjungsi S P 0

Induk KaJimat Anak KaJimat

Dari contoh di atas ditegaskan bahwa penggunaan konjungsikarena benar-benar dipahami oleh Almira sudah pada tahap linguistik IV yaitu bahasa pradewasa yang sangat baik.

Allin

Perkembangan kognitif Alfin juga berlangsung dengan baik, sudah mampu bercerita dan mengungkapkan ide yang ada dalam pikirannya melalui media gambar. Seperti pada contoh di bawah ini:

(3) Aku mau jadi pilot supaya aku bisa terbang tinggi. S P 0 konjungsi S P 0 K

Induk KaJimat Anak Kalimat

Dari contoh di atas ditegaskan bahwa penggunaan konjungsi karena benar-benardipahami oleh Alfin sudah pada tahap linguistik IV yaitu bahasa pradewasa yang sangat baik.

Alifa

Alifa dapat juga dilihat bahwa perkembangan kognitif anak sudah cukup matang terbukti dapat menggunakan kalimat ュセ・ュオォ@ bertingkat seperti pada contoh di bawah ini:

(4) Cita-citaku menjadi polwan karena aku mau melindungi ayah dan ibu dari

S P 0 konjungsi S P 0

penjahat.

K

Induk Kalimat Anak Kalimat

Dari contoh di atas ditegaskan bahwa penggunaan konjungsi karena benar-benar dipahami oleh Alifa sudah pada tahap linguistik IV yaitu bahasa pradewasa yang sangat baik

Akmal

Pekembangan kognitif Akmal juga cukup baik, terbukti dapat menggunakan kalimat majemuk bertingkat seperti pada contoh di bawah ini :

(5) Aku mau jadi pilot karena aku pengen keliling dunia naik pesawat.

S P 0 konj S P K

Induk Kalimat Anak Kalimat

(11)

K;gJan ャゥiQッアオゥウセ@ Tahun ォ」Mャセ@ No 2 Agustus 2013

Dimas

Perkembangan kognitif Dimas anak sudah cukup matang terbulcti dapat menggunakan kalimat majemuk bertingkat seperti pada contoh di bawah ini:

(6) Cita-citakujadi polis; karena aku mau tangkap penjahat.

S P 0 konj S P 0

Induk Kalimat Anak KaJimat .

Dimas sudah pada tahap linguistik IV yaitu bahasa prndewasa yang sangat baik, sudah mampu bercerita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar, mampu bercerita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.

Irra

Perkembangan kognitif lrra berlangung dengan baik, sudah mampu bercerita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan kognitifuya sudah baik,. seperti pada contoh di bawah ini :

(7) Cita-cita saya adalah menjadi dokter karena aku mau obat; orang sakit.

S P 0 konj S P 0 K

Induk Kalimat Anak Kalimat

Irra sudah pada tahap linguistik IV yaitu bahasa pradewasa yang sangat baik, sudah sarnpai pada tabap tata bahasa pradewasa dan sebagai anak usia lima tabun kognitifuya sudah matang.

Alfi

Perkembangan kognitif Alfi sudah cukup matang terbukti dapat menggunakan kalimat majemuk bertingkat seperti pada contoh di bawah ini :

(8) Cita-cilaku menjadi dokter karena aku mau sunlik orang sakil supaya S P

0

konj S P

0

K konj sembuh sakilnya.

K

Induk kaJimat Anak Kalimat

AJfi sudah pada tahap linguistik IV yaitu bahasa pradewasa yang sangat baik. Alfi sudah bercerita menggunakan kalimat majernuk bertingkat bahasa Indonesia rnelalui media gambar.

Faktor Latar Belakang Sosial

Zuwicyi

Kedna orang tuanya berusaha menyediakan fasilitas yang cukup memadai, sehingga sangat membantu dalam proses penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Latar beJakang orang tua akan mempengaruhi pemerolehan dari perkembangan bahasa anak. Halini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan kalimat majernuk bertingkat bahasa Indonesia dari

Zuwicyi. Hal ini terlihat pada contoh di bawah ini:

(1) Cita-cila saya maujadi guru supaya anak-anakjadi pintar. S P 0 konjungsi S P {nduk Ka[unat Anak Kalimat

Dari contoh di atas ditegaskan bahwa induk kalimat berada di awal kalimat dan anak kalimat berada di akhir kalimat. Zuwicyi dalam hal ini termasuk keluarga yang merniliki status sosial ekonorni menengah (ibunya adalah seorang guru dan ayahnya adalah seorang wiraswasta). Zuwicyi berinteraksi cukup baik dengan ternan seusianya, dengan ibu guru, dengan orang tua dan dengan peneliti. Zuwicyi juga diketahui cukup baik oleh ternan seusianya dan zuwicyi juga anak yang dapat berkornunikasi cukup lancar dengan ternan seusianya, dengan guru, dengan orang tua dan dengan peneliti.

Almira

(12)

Rahmayani Lllbis

(2) Cita-cita saya menjadi guru karena Mira pengen kayak ibu.

S P 0 konjungsi S P 0

Induk Kalimat Anak Kalimat

Alfin

Kedua orang tuanya berusaha menyediakan fasilitas yang memadai berupa tontonan yang baik yang berguna untuk mendukung perkembangan menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Sehingga Alfm berada pada tahap yang baik. Hal ini terlihat pada contoh di bawah ini:

(3) Aku mau jadi pilot supaya aku bisa terbang lingg;.

S P Okonjungsi S P 0 K

IridiJk

KaJJ.lJlat , Anak Kalimat

Alifa

Kedua orang tuanya adalah Pegawai Negeri Sipil. Sehingga bahasa yang mereka gunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa yang cukup baik. Alifa sudah mampu bercerita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Hal ini terIihat pada contoh di bawah ini:

(4) Cita-citaku menjadi polwan karena aku mdu melindungi ayah dan ibu dari

S P 0 konjungsi S P 0

penjahat.

K

Induk Kalimat Anak Kalimat

Akmal

[image:12.572.80.513.82.380.2]

Ayahnya adalah seorang satjana yang bekerja dibidang kesehatan dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Ayah dan ibunya sangat peduli dengan perkembangan Akmal. Mereka berusaha menyediakan fasilitas yang memadai, yang berguna untuk mendukung perkembangan Alanal dalam bercerita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Hal ini terlihat pada contoh di bawah ini :

(5) Aku mau jadi pilot karena aku pengen keliling dunia naik pesawat.

S P 0 konj S P K

Induk Kalimat Anak Kalimat

Induk Kalimat Anak Kalimat

Irra

PekeIjaan kedua orang tua Irra adalah pegawai negeri sipil. Setelah Irra pulang dari sekolah yang dijemput oleh ayahnya, Irra dititipkan oleh ayahnya dengan kakek dan neneknya. Sementara ibu dan ayahnya harus bekeIja sampai sore. Kakek dan neneknya yang menemani Irra sampai ayah dan ibunya pulang bekeIja. Irra juga berinteraksi dengan anak-anak yang berada disekitar lingkungan rumahnya. Hal ini memberikan pengaruh yang cukup besar pada penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Hal ini terlihat pada contoh di bawah ini:

(7) Cita-cita saya adalah menjadi dokter karena aku mau obati orang sakit.

S P 0 konj S P 0 K

(13)

Kajian LjjloDlll:"tik, TaiJUll ke-J 0, No 2 Agustus 2013

Alfi

Pekerjaan ayah Alfi adaJah seorang PoJri. Sedangkan ibunya adalah seorang bidan. Kedua orang tuanya sangat sibuk dengan pekeljaan mereka masing-masing. PuJang dan sekolah :Alfi dititipkan·dengan nenek dan kakeknya.;:Dirumah nenekdan kakeknya banyak anak bidan yang sedang PKL karena neneknya juga seorang bidan. Meskipun orang tuanya sibuk dengan pekeJjaan mereka masing-masing,tapi Alfi sering berkomunikasi.dengan anak bidan yang PKL

di rumah neneknya sehingga Alfi mampu berceritamenggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Hal ini terlihat pada contoh di bawah ini:

(8) Cita-citaku menjadi dokter karena a/cu. rnau suntik orang sakit supaya

S

P

0

konj S

P

0

K konj

. sembilh sakitnya.

K ,.

Induk kalimat Anak Kalimat

Faktor Ketnrunan Znwicyi

Faktor yang terakhir adaJah faktor keturunanyang berupa, faktor intelegensia dan, faktor kepribadian dan' gaya/cara . pemerolehan bahasa. Dari data tersebut dapat disimpulkan :bahwa Zuwicyi merupakan anak·yang pintar. Zuwicyi sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat. Hal ini bisa terlihat pada contoh di bawah ini :

(1) Cita-cita saya maujadi gurusupaya anak-anakjadi pintar.

S p .. 0 konjungsi S P

Induk Kalimat Anak Kalimat

Dari contoh di atas dapat ditegaskan bahwa dari segi kepribadian Zuwicyi memiliki kreativitas yang cukup baikdalam menggunakan kalimat majemuk bertingkat. Dari gayalcara pemerolehanlkemampuan bahasa Zuwicyi sudah berada pada tahap Linguistik IV bahwa Zuwicyi sudah mampu menggunakan kaJimat yang memiliki makna yang lengkap sehingga . orang mengerti apa yang dimaksudkannya dengan mudah.

Almira

Dari segi intelegensia, Almiradianggap memiliki tingkat intelegensia yang cukup baik. Almira bukanlah anak yang bodoh. Halini disimpulkan karena daridata yang ada ditemukan bahwa Almira sudah mampu bercerita melalui media gambar. Almira menceritakan semua, isi gambar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Almira memiIiki intelegensia yang cukup baik. Halini bisa terlihat pada contoh di bawah ini:

(2) Cita-cita saya menjadi guru karena Mira pengen kayak ibu.

S P O konjungsiS' P 0

Induk Kalimat

Anak

K31imat

Abilira berada pada tahap Linguistik IV dimana Almira sudah mampu menggunakan kalimat yang memiliki makna yang lengkap.

Alfin

Dari segi intelegensia dapat disimpulkan bahwa AJfin memiliki intelegensia yang baik. Hal ini bisa dilihat dari contoh data yang disebutkan di atas. Alfin sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonsia melalui media gambar. Hal' ini bisa terJihat pada contoh di bawah ini:

(3) Aku mau jadi pilot supaya aku bisa terbang tinggi. S P 0 konjungsi S P 0 K

Induk Kalimat Anak Kalimat

(14)

Rahmayani Lubis Alifa

Dari segi in(elegensia, Alifa merupakan anak yang memiliki tingkat intelegensia yang sangat baik. Hal.ini di buktikan dengan kompetensi bahasanya yang sangat baik, Alifa sudah mampu bercerita menggunakan kalimat majemukbertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Hal ini bisa terlihatpada contoh di bawah ini : .

(4) Cita-citaku TfWnjadi polwan karena aku mau melindungi ayah dan ibu dari

S P 0 konjungsiS . P . 0

penjahat.

K

Induk Kalimat Anak Kalimat

Dari contoh di atas dapat ditegaskan bahwa dari segi gaya/cara penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa iョ、ッョ・ウゥセN@ me1.alui ュNセ、ゥ。@ gantbar,Alifa sudah berada pada tahap Linguistik N

di mana Alifa sudah mampu menghasilkan kalimat yang cukup lengkap. Akmal

Hasil analisis dari data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa Akmal memiliki tingkat intelegensia yang baik. Akmal sudah mampu bercerita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Hal·. ini menunjukkan bahwa Akmal memiliki tingkat intelegensia yang baik. Hal ini bisa terlihat pada contoh di bawah ini:

(5) Aku mau jadi pilotkarena aku pengen· keliling dunia naik pesawat.

S P 0 konj S P K

Induk Kalimat Anak Kalimat

Akmal berada pada tahap Linguistik N di mana anak sudah mampu me:lggunakan kalimat yang memiliki makna yang lengkap.

Dimas

Kompetensi Dimas.untuk menggunakan kalimat majemukbertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar menunjukkan bahwa Dimas memiliki tingkat intelegensia yang baik. Dan data yang dikumpulkan bahwa. Dimas . sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia meJaJui media gam bar. Hal ini menunjukkan bahwa Dimas memiliki intelegensia yang baik. Hal ini bisa terlihat pada contoh di bawah ini :

(6) Cita-citaku jadi polis; karenaaku mau tangkap penjahat.

S. . P Okonj S P 0

Induk Kalimat Anak Kalimat

Dimas berada pada Linguistik IV di mana Dimas sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.

Irra

Hasil analisis dari data yang dikumpulkan·bahwa Irra memiliki tingkat intelegensia yang baik. Hal ini dibuktikan dengan kompetensi bahasa yang sangat baik. Irra sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Hal ini bisa terlihat pada contoh di bawah ini :

(7) Cita-cita saya adalah menjadi dokter karena aku mau obati orang sakit.

S P. 0 konj S PO. K

Induk Kalimat . Anak Kalimat

Irra sudah berada pada tahapLinguistik N, mampu menggunakankalimat yang memiliki makna yang lengkap sehingga orang mengerti apa yang dimaksudkannya dengan mudah.

AIfi

Dari segi intelegensia dapat disimpulkan bahwa Alfi memiliki intelegensia yang baik. Alfi sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gam bar. Hal ini· menunjukkan bahwa Alfi memilki tingkat intelegensia yang baik. Hal ini bisa terlihat pada contoh di bawah ini :

(15)

Kajian lゥNiQァオゥウセ@ Tahw] ke-14 No 2 Agustus 20 J 3

K

Induk kalimat Anak Kalimat

Dan

segi gaya/cara penggunaan kaJimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia, Alfi berada pada tahap lV, sudah mampu menggunakan kalimat yang memiliki makna yang lengkap sehingga orang mengerti apa yang dimaksudkannya dengan mudah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di TK Raudhatul Athfal Numl Hidayah Lubuk Pakam tentang penggunaan kaJimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia taman kanak-kanak melaJui media gambar ditemukan bahwa hasil penelitian atas data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa anak usia taman kanak-kanak yang berusia 4-5 tabun sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Kemudian dari ke 8 anak tersebut terdapat 3 anak yang menggunakan konjungsi di awal kalimat. Anak TK terse but berusia 5 tabun yaitu 2 perempuan dan satu laki-laki. Ternyata anak perempuan lebih banyak bahasa yang diperoleh dibandingkan dengan anak laki-Iaki. Dari ke 8

anak tersebut, ternyata hanya 1 yang belum mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat yaitu Almira. Almira hanya rnampu menggunakan kalimat rnajemuk setaro yang beIjumlah 9 kalimat dalam bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil anal isis terhadap data yang dikumpulkan dalam struktur kalimat yang sesuai dengan gramatikal yaitu mempunyai pola sintaksis kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang benaL Adanya unsur-unsur induk kalimat dan anak kalimat disertai adanya bentuk konjungsi yang benar bahwa anak usia taman kanak-kanak yang berusia 4-5 tabun sudah mampu menggunakan struktur kalimat yang gramatikal yang berpola S P 0

+

konjungsi

+

S P, S P

+

konjungsi

+

S P, S Ket

+

konjIDlgsi

+

Kata Sifat, S P 0

+

konjungsi

+

S P 0, S P 0

+

konjungsi

+

S P 0 K, S P 0

+

konjungsi

+

S, S P 0 K

+

konjungsi

+

S P 0 K, konjungsi

+

S P

o

+

S P 0 K, S P 0 K

+

konjungsi

+

S K, S P 0

+

konjungsi

+

S P K, S P 0 K

+

konjungsi

+

S

P 0 K, S P 0

+

konjungsi

+

K, S P

+

konjungsi

+

S P 0, konjungsi

+

S P

+

S P 0 K, S P 0

+

konjungsi

+

S P 0 K

+

konjungsi

+

K, konjungsi

+

S P 0

+

S P

+

konjungsi

+

S P 0, dan konjungsi

+

S P 0

+

S P K. Dari ke 8 anak tersebut hanya 1 yang belurn mampu menggunakan pola kalimat majemuk bertingkat yaitu Almira dan ke 7 anak tersebut mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat dengan 17 pola kalimat yang berbeda dihasilkan anak.

Berdasarkan kasus yang ada dalam penelitian penggunaan kalimat majemuk beringkat bahasa Indonesia anak usia taman kanak-kanak melaJui media gambar, dalam menghasiIkan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia rnelalui media gambar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu alamiah berupa LAD, faktor perkembangan kognitit: faktor law belakang sosial dan faktor keturunan, yaitu intelegensia dan gaya/cara kemampuan menggunakan kalirnat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Berdasarkan ke 8 gambar tersebut, ternyata gambar pesta lebih banyak mengembangkan bahasa anak dibandingkan dengan gambar-gambar yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chomsky, Carol. 1969. The Acquisition of Syntax in Children from 5 to 10. Cambridge Mass

MIT Press.

Chomsky, N. 1984. On Nature, Use, And Acquisition of Language. DaJam Ritchie, Batia. Dardjowidj oj 0, Soenjono. 2005. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.

Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Puspa Swara. Sumber dari Website:

Gambar

Gambar terse but hams secara jujur rnelukiskan situasi seperti kalau orang'melihat benda
gambar. Hal ini terlihat pada contoh di bawah ini :

Referensi

Dokumen terkait

antara luas daerah yang diarsir dengan luas persegi panjang ABCD

Dari ke 2 grafik tersebut, pengaruh kandungan limbah simulasi (Cs) dan kandungan limbah simulasi ( Cs + Ce ) terhadap kuat tekan dapat dilihat perbedaan diantara keduanya yaitu

Faktor risiko tersebut banyak ditemui pada usia pertengahan dimana usia produktif yang sibuk dan jarang menyempatkan diri untuk berolahraga, sehingga angka kejadian

Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih, beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani, kebutuhan air, letak

Sesuai dengan perintah Malaikat, Yusuf berangkat ke Mesir. Pengungsian ke Mesir adalah jalan panjang dan penuh perjuangan. Situasinya tidak pasti dan tidak mudah

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Ibu di PAUD Desa Sumberadi Sleman Yogyakarta, tingkat pengetahuan ibu dalam

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai kontribusi dan sumbangan ilmiah kepada kondisi pendidikan khususnya dalam pelajaran matematika guna membantu

Oleh karena itu jika di dalam suatu perkara tidak dapat diselesaikan antar kedua belah pihak yang berperkara maka jalan penyelesaian yang harus ditempuh ialah jalur