• Tidak ada hasil yang ditemukan

Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S. Kom. I)

Oleh :

EVA DAMAYANTI

NIM: 1110051000038

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

Dengan ini saya nyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semuan sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Agustus 2014

(5)

i

ABSTRAK

Eva Damayanti

Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati

Berdakwah pada dasarnya merupakan aktivitas lisan yang mulia yang disampaikan secara

formal melalui berbagai macam forum resmi taupun sekedar berbicara dengan perorangan

dengan tujuan mengajak mereka ke jalan Allah SWT. Namun dalam berdakwah seorang da’i

dituntun agar dapat memahami betul apa yang di inginkan oleh mad’u agar dakwah yang

disampaikan oleh da’i tersampaikan dengan baik kepada jamaah sehingga dapat merubah jalan

pikiran orang lain ke dalam perbuatan yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam.dan dengan

ilmu retorik dakwah maka kita akan mengajak mereka ke jalan yang dirihoi Allah. Umi Pipik

Dian Irawati mampu merekrut jamaah dengan banyak sebagaimana dengan bertambahnya

jamaah yang hadir dalam majelis taklimnya.

Dari Uraian Diatas timbul pertanyaan yaitu : Bagaimana Konsep Retorika Dakwah Pipik

Dian Iawati? Bagaimana penerapan retorika Pipik Dian Irawati dalam berdakwah?

Untuk mendapatkan hal yang objektif dan representative dalam penelitian ini maka,

penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Dengan Cara mengumpulkan data

seperti observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan Metode Deskriptif analisis, yaitu metode

yang mendeskrisikan gagasan primer yang diperoleh dari hasil wawancara yang akan

menafisirkan penafsiran penulis.

Mengetahui bagaimana konsep retorika dakwah Pipik Dian Irawati serta penerapannya

dalam berdakwah,

(6)

ii

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, rasa syukur selalu berhembus pada setiap

helaan rahmat, nikmat serta karunia-Nya yang tidak bisa diucapkan satu persatu.

Dialah Allah Yang Maha Esa yang menciptakan akal dan pikiran manusia untuk

menyelami lautan ilmu-Nya yang begitu dalam melebihi dalamnya samudra

sehingga kita tidak henti untuk mempelajari ilmu-Nya. Shalawat serta salam juga

senantiasa tercurah kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga

dan para sahabat beliau hingga akhir zaman yang membawa kita dari zaman

kegelapan dan kebodohan.

Berkat ilmu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai

syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan merupakan kewajiban akademis di

univdrsitas UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Skripsi ini ditulis dengan berbagai kesulitan, halangan dan rintangan yang

terkaang membuat penulis merasa bosan hingga putus asa. Berkat orang-orang

terkasihlah skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih untuk doa, bantuan,

motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak

yaitu :

1. Prof.Komaruddin Hidayat, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

(7)

iii

membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Hj.Nunung Khairiyah,M.A selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing,

mengarahkan, memotivasi serta membagi ilmunya kepada penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan

kepada beliau.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mengajar dan membagi ilmunya kepada penulis, semoga berkah dan dapat

menjadi ilmu yang bemanfaat

6. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Pepustakaan Fakultas yang

membantu penulis dalam pencarian bahan untuk skripsi ini.

7. Umi Pipik Dian Irawati dan Jamaah Majelis Taklim Faz yang sudah

meluangkan waktu kepada penulis untuk diwawancrai walu ditengah

kesibukannya.

8. Bapak dan mama tercinta, Bapak Datam Darmady dan Mama Karmilah

yang dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas

mengasuh dan mendidik serta senantiasa mendoakan penulis, sehingga

bisa mengenyam pendidikan formal tingkat perguruan tinggi hingga

selesai.

9. Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan yang ikut andil dalam memberikan

bantuan dan dorongan. KPI B dan KPI C angkatan 201O Khususnya

(8)

iv

yang penulis tidak sebutkan akan tetapi penulis tidak akan pernah lupakan.

10.Om Sofyan , Tante Sri Dan Adri Pares W yang selalu memberikan

dukungan, semangat, pengertian dan memotivasi penulis ditengah rasa

bosannya dalam penulisan skripsi ini.

11.Keluarga besar KKN Ultra Pasilian . semoga tali persaudaraan kita tidak

akana pernah terputus.

12.berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah

membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan untuk mereka

tersayang, baik yang selalu disamping penulis maupun pelukan daari do’a do’a

yang dikirimkan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah

diberikan , Amin ya Rabbal’alamin.

Akirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari

kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini

dapat memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta

menambah Khazanah perpustakaan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta 10 Agustus 2014 Penulis

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metodologi Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS RETORIKA DAN DAKWAH A. Ruang Lingkup Retorika... 10

B. Ruang Lingkup Dakwah ... 19

C. Media Dakwah ... 24

D. Tujuan Dakwah ... 24

E. Bentuk-bentuk Dakwah ... 25

F. Hubungan Retorika Dengan Dakwah ... 25

BAB III PROFIL PIPIK DIAN IRAWATI A. Riwayat Hidup ... 27

(10)

vi

A. Konsep Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati ... 32

B. Penerapan Retorika Pipik Dian Irawati dalam berdakwah ... 42

BABV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA

(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan suatu aktivitas yang mulia yang menjadi

kewajiban bagi setiap muslim, dengan tujuan untuk memberikan segala

informasi mengenai Islam dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan

tindakan-tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Islam.1

Dalam menyampaikan dakwah, tujuan utamanya adalah bagaimana

pesan dalam mengajak mad’u kepada yang benar (jalan Allah) dapat diterima

dengan baik, sehingga dapat dipahami. Oleh karena itu, umat muslim harus

dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, agar dalam menjalankan

kewajban dakwah dapat berjalan dengan lancar.

Dasar-dasar dakwah disebutkan dalam al-Qur’an pada Q,S.Nahl (16) ayat 125









Artinya :

“serulah (manusia) kepada jalan tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk”.

1

(12)

menentukan. oleh karena itu, diperlukan teknik yang baik dan dapat diterima

oleh masyarakat sebagai penerima pesan dakwah Islam. Dakwah akan

diterima dengan baik apabila para dai atau da’iyah mengetahui secara tepat

kepada siapa dakwah itu ditujukan, karena setiap manusia itu tidaklah sama,

baik dari segi usia, tingkat kecerdasan, status sosialnya dalam masyarakat dan

dalam hal lainnya, yang kesemuanya ini menuntut agar penyeru dakwah arif

dan bijaksana akan siapa dan bagaimana ia harus menghadapinya.

Agar tujuan dakwah-dakwah dapat tercapai seperti apa yang

diharapkan, maka seorang da’i atau da’iyah sebagai komunikator harus

mampu mengemas materi dakwah agar dapat dikomunkasikan secara efektif.

Salah satu faktornya adalah penyampaian dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar, mudah dipahami dan mudah diserap oleh mad’u

dengan tujuan agar dakwah yang disajikannya tidak kering, menjenuhkan dan

hambar yang mudah diabaikan.2

Perubahan zaman yang ada merupakan suatu faktor yang dapat

menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan dakwah Islam. Pada dasarnya

banyak cara dan upaya maupun strategi yang dapat dipakai dalam pelaksaan

dakwah Islam salah satunya adalah dengan menggunakan lisan. Salah satu

metode dakwah dengan lisan adalah aktivitas yang sering digunakan dalam

bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Dalam bidang keilmuan sosial ada

suatu ilmu yang mengajarkan tentang seni berbicara atau biasa disebut dengan

retorika.

2

(13)

komunikasi lisan yang disampaikan kepada sekelompok orang banyak, tetapi

sebenarnya retorika itu tidak hanya sekedar berbicara di hadapan umum,

melainkan merupakan suatu gabungan antara seni berbicara dan pengetahuan

suatu masalah tertentu untuk meyakinkan pihak orang yang banyak melalui

pendekatan persuasif.3

Bisa disimpulkan bahwa retorika dakwah adalah keterampilan

menyampaikan ajaran Islam secara lisan guna memberikan pemahaman yang

benar kepada kaum muslimin agar mereka dapat dengan mudah menerima

seruan dakwah Islam yang karenanya pemahamn dan prilakunya dapat

berubah menjadi Islami.

Pipik Dian Irawati adalah model di sebuah majalah remaja pada tahun

1995. Beliau adalah istri dari seorang ustad kondang yaitu almarhum ustad

Jefri Al Buchori. Sejak meninggalnya almarhum ustadz Jefri Al Buchori, ia

mulai menekuni dan mengikuti jejak suaminya yakni berdakwah, saat ini

agenda Pipik Dian Irawati penuh dengan kegiatan berdakwah. Beliau juga

sukses mendirikan sebuah majelis taklim yaitu majelis taklim Fatimah

Azzahra.

Dalam penyampaian dakwah yang baik, beliau dapat merekrut banyak

mad’u dari berbagai kalangan masyarakat khususnya kaum ibu. Selain itu

beliau juga mendapat banyak tawaran berdakwah. Di sinilah ketertarikan

penulis pada sosok Pipik Dian Irawati dalam memajukan dakwah islam.

3

(14)

lebih mendalam tentang cara yang dilakukan oleh Pipik Dian Irawati dalam

menyampaikan dakwah Islam dalam sebuah skripsi yang penulis beri judul

“Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian skripsi ini, maka masalah yang

akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dibatasi pada retorika dakwah Pipik

Dian Irawati di beberapa tempat beliau berdakwah.Untuk memperjelas

permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini maka penulis merumuskan

masalah-masalah sebagai berikut :

A. Bagaimana konsep retorika dakwah Pipik Dian Irawati?

B. Bagaimana penerapan retorika Pipik Dian Irawati dalam Dakwahnya?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalah di atas maka penelitian ini

bertujuan untuk :

a. Untuk mengetahui konsep dakwah retorika Pipik Dian Irawati.

b. Untuk mengetahui penerapan retorika Pipik Dian Irawati dalam

dakwahya.

2. Manfaat Penelitian

A. Manfaat Teoritis

a. Untuk pengembangan islam ilmu dakwah dalam masyarakat.

(15)

a. Menambah wawasan dan informasi peneliti tentang retorika

sebagai metode dakwah.

b. Menigkatkan semangat keislaman penulis untuk terus

mengembangkan retorika dakwah.

D. Metodelogi Penelitian

1. Metodelogi penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam penelitian ini maka,

penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis, yaitu metode yang

memiliki beberapa langkah penerapan.4 Langkah pertama adalah

mendeskripsikan gagasan primer yang menjadi bahan utama. Langkah kedua,

adalah membahas gagasan primer yang pada hakikatnya adalah memberikan

penafsiran penulis terhadap gagasan yang dideskripsikan.

Bagdan dan Taylor dalam buku penelitian kualitatif mendefinisikan

metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan prilaku

yang dapat diamati.5

Adapun secara deskriptif adalah bahwa data yang dkumpulkan berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh penerapan

metode kualitatif.

2. Teknik Pengumpulan Data

4

Mastuhu, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tujuan Antar Disiplin Ilmu, (Bandung: Pusjarlit Dan Nuans,1998).cet.Ke-1, h.45.

5

(16)

Observasi yaitu pengambilan data yang didapatkan melalui

pengamatan, pencatatan sistematik dan fenomena-fenomena yang

diselidiki langsung kepada obyeknya dengan menggunakan indera

penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.6 Dalam

teknik penelitian ini peneliti mengamati dan mencatat fenomena-fenomena

yang diselidiki. Dengan metode ini penulis akan mengetahui langsung

kegiatan dakwah Pipik Dian Irawati melalui retorika dakwah yang beliau

sampaikan.

1. Pada tanggal 9 mei 2014 pukul 09.00 penulis melakukan pengamatan

retorika dakwah Umi Pipik Dian Irawati di Majelis Taklim Fattimah

Az-Zahra dan dilanjutkan dengan membaca yasin bersama-sama.

2. Pada tanggal 12 mei 2014 pukul 09.00 penulis melakukan pengamatan

tentang retorika dakwah Umi Pipik Dian Irawati di Majelis Taklim

Uje.

3. Pada tanggal penulis 13 Juni 2014 pukul 09.00 melakukan pengamatan

tentang retorika dakwah Umi Pipik Dian Irawati di Kajian Jumat PT

Baker Hughes Indonesia dilanjutkan dengan dzikir dan bershalawat

bersama.

4. Pada tanggal 19 september 2014 pukul 09.00 penulis melakukan

pengamatan tentang retorika dakwah yang beliau lakukan di Kajian

Jumat Fattimah Az-Zahra di Maja Residence Cipete Jakarta Selatan.

b. Wawancara

6

(17)

informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan

kepada informan.7 Penulis melakukan wawancara langsung dengan Pipik

Dian Irawati pada tanggal 12 Mei 2014 untuk mengetahui jawaban

langsung tentang konsep retorika dakwah yang beliau lakukan.

Wawancara ini juga Bertujuan untuk melengkapi data, guna menjawab

rumusan masalah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan

data berupa buku, majalah, makalah ataupun litratur lainnya. Penulis akan

mengumpukan beberapa foto ceramah atau aktivitas dakwah Pipik Dian

Irawati di majlis taklim ataupun lainnya.

d. Analisis Data

Dalam analisis data ini penulis menganalisis dengan metode deskripsi

analisis, yaitu berupa pengumpulan data dan penyusunan data, serta

analisis penafsiran data tersebut.

Apabila telah terkumpul langkah selanjutnya adalah

mengklarifikasian data untuk kemudian dianalisis, sesuai dengan

perumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam

laporan ilmiah. Dalam penulisan ini penulis berpedoman pada CeQDA

(Center For Quality Develoment And Assurance) Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatulloh Jakarta.

e. Tinjauan Pustaka

7

(18)

pertama adalah meninjau pustakaan serta menelaah skrpsi-skripsi

terdahulu yang mempunyai subyek dan obyek yang hampir sama. Antara

lain :

1. Telaah Retorika Dakwah Muhammad Arifin Ilham, oleh Hifzanul Hanif

fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan komunikasi penyiaran islam,

tahun 2012. Pada skripsi ini penulis membahas penerapan retorika dakwah

Muhammad Arifin Ilham.8

2. Retorika Dakwah Ustadzah HJ.Maisaroh Madsuni, oleh Chairul Umam

Ilhami fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan komunikasi penyiaran

islam, tahun 2013. Pada skripsi ini penulis membahas penerapan retorika

HJ.Maisaroh Madsuni di majelis taklim dan pesantrennya.9

3. Retorika Dakwah K.H. Jamhari Abdul Jalal di pondok pesantren

darunnjanh cipining Bogor Jawa barat, oleh Achmad Ghauzi An-nur

fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan komunikasi penyiaran islam

tahun 2013. Pada skripsi ini penulis membahas penerapan retorika K.H

Jamhari Abdul Jalal di pondok pesantrennya.10

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang lainnya adalah subyeknya ,

subyek dari penelitian ini adalah Pipik Dian Irawati.

8

Hifzanul Hanif, “Telaah Retorika Dakwah Muhammad Arifin Ilham,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2012).

9

Chairul Umam Ilhami, “Retorika Dakwah Ustadzah HJ.Maisaroh Madsuni,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2013).

10

(19)

komunikasi (FIDKOM) dan juga di Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta penulis tidak menemukan judul skripsi yang sama

dengan skripsi yang penuli angkat.

f. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan skripsi penulis dapat dirinci sebagai berikut :

BAB 1 Pendahuluan, pada bab pertama ini penulis menyampaikan latar

belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II Landasan teoritis, mengulas secara garis besar pengertian dan

segala macam hal mengenai retorika dan dakwah. Meliputi retorika

dan ruang lingkupnya, pengertian retorika,bagian retorika, tujuan

retorika, fungsi retorika, pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah

meliputi da’i, mad’u, media dakwah, tujuan dakwah, dan

bentuk-bentuk dakwah.

BAB III Profil Pipik Dian Irawati, riwayat hidup, riwayat pendidikan,

aktivitas dakwah Pipik Dian Irawati

BAB IV Hasil analisis data yang diperoleh. Meliputi konsep retorika

dakwah Pipik Dian Irawati dan penerapan retorika dalam dakwah

Pipik Dian Iawati

(20)

10

BAB II

LANDASAN TEORITIS RETORIKA DAN DAKWAH

A. Retorika dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Retorika

Ditinjau dari segi bahasa, retorika berasal dari bahasa

yunani”Rhetor”yang berarti seorang juru pidato yang mempunyai sinonim

“orator”,1 dalam bahasa inggris “Rhetoric” bersumber dari perkataan

rhetorica” yang berarti ilmu bicara”.2

Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksitensi

(keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar berbicara, tetapi

berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur

(rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti

berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika.

Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh

seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena

itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato ataupun

ceramah.3

Adapun menurut istilah beberapa pendapat yaitu :

a. Gusti Ngurah Oka, mengatakan bahwa “Retorika adalah ilmu yang

mengajarkan tindak dan usaha efektif dalam persuasi penataan dan

1

MH Israr, Retorika dan Dakwah Islam Era Modern (Jakarta :CV.Firdaus,1993)cet.ke-1,h.10.

2

Onong Uhcjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1997). Cet. Ke-10, h.53.

3

Dean J Champion, Metode dan Masalah Penelitian, (Bandung:Refika

(21)

penampilan tutur untuk membina saling mengerti dan kerjasama

kedamaian dalam kehidupan masyarakat.4

b. Sekh Datuk Tombok Alam, mengatakan bahwa “Retorika adalah seni

menggunakan bahasa untuk menghasilkan kesan yang diinginkan terhadap

pendengar dan pembaca.5

c. Wahidin saputra berpendapat bahwa retorika adalah ilmu yang

mempelajari tentang bagaimana bertutur kata dihadapan orang lain dengan

sistematis dan logis untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang

lain.6

d. Jalaluddin Rahkmat berpendapat bahwa retorika adalah pemekaran

bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku

kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan fikiran.7

Sebenarnya banyak lagi pakar di bidang ini yang mengemukakan

batasan mengenai retorika, namun semuanya relative sama dengan

mengacu pada suatu kesimpulan (umum) bahwa retorika merupakan seni

dan kepandaian berbicara atau berpidato dengan menggunakan segala

teknik dan taktik komunikasi.8

Berbicara yang efektif,menyenangkan memiliki daya tarik,

mengasikkan, mengesankan, mencapai tujuan secara jelas serta

4

P.Dori Wuwur Hendrikus, Retorika; Terampil berpidato, Berdiskusi, Berargumentsi, dan Bernegosiasi (Yogyakarta: Kanisius, 1991),h.14

5

Goys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa.(Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991). Cet ke-7, h.51

6

Wahidin saputra, Retorika Dakwah Lisan, (Buku Ajar Fakultas Ilmu Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Dakwah Press,2006), hal.2

7

Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), hal.5

8

(22)

mengundang rasa simpatik pendengar. Untuk berbicara yang efektif

diperlukan ilmu retorika.

Dalam berpidato, ada beberapa etika retorika yang harus

diperhatikan. Di antaranya sebagai berikut :

a. Memperhatikan kondisi tertentu. Hal ini memerlukan keputusan yang

bijaksana, humanistik, dan etis sosial;

b. Memperhatikan standar benar tidaknya ditentukan hukum;

c. Memperhatikan nilai adat istiadat dan tata nilai kesopanan yang

berlaku pada masyarakat;

d. Memperhatikan alasan yang logis atau fakta yang ada;

e. Memiliki kekuatan dalil atas nash.9

2. Pembagian Retorika

a. Monologika

Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog,

di-mana hanya ada seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang

tergolong dalam monologika adalah pidato,kata sambutan, kuliah,

ceramah, dan deklamasi.

b. Dialogika

Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di mana

dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam suatu

proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi,

Tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.

9

(23)

c. Pembinaan Teknik Bicara

Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika.Oleh karena itu

pembinaan teknik berbicara merupakan bagian yang penting dalam

retorika.Dalam bagian ini, perhatian lebih diarahkan pada pembinaan

teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara dan

bercerita.10

d. Tujuan Retorika

Para pelajar retorika sering salah tafsir terhadap maksud dan tujuan

pidato itu, sepanjang banyak tujuan pidato yang serupa dan tumpang

tindih.Misalnya pada pidato untuk mengubah kepercayaan, mereka

mungkin menyampaikan pidato dengan menyuguhkan beberapa fakta atau

mungkin mereka bergaya membangkitkan semangat audiens (memperkuat

kepercayaan), atau mungkin pula melibatkan humor dalam pidatonya

(menghibur).Namun demikian ketiga tujuan itu hanya muslihat untuk

terwujudnya cita-cita dalam berpidato, yaitu mengubah

kepercayaan.Dengan demikian ketiga tujuan di atas bisa dipakai untuk

mewujudkan tujuan akhir pidato.11Secara massa retorika bertujuan

sebagai berikut :

a. To Inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada

massa, guna memberikan penerangan yang mampu menanamkan

pengertian dengan sebaik-baiknya.

b. To Convise, yaitu meyakinkan dan menginsafkan.

10

P.Rudi Wuwur Hedrikus, Retorika, (Jakarta:CV.Firdaus,1993), hal.16-17

11

(24)

c. To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem

penyampaian yang baik dan bijaksana.

d. To Intertain, menggembirakan, menghibur dan menyenangkan, dan

memuaskan.

e. To Ectuate, (to put into action), yaitu menggerakkan dan mengarahkan

mereka untuk bertindak menetralisir dan melaksanakan ide yang telah

dikomunikasikan oleh orator dihadapan massa.12

E. Fungsi Retorika

I Gusti Ngurak Oka menjelaskan bahwa fungsi retorika adalah :

a. Untuk menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama

dalam hubungan kegiatan bertutur kata, termasuk ke dalam

gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia

terdorong untuk bertutur dan ketika ia mengidentifikasi pokok

persoalan sampai retorika bertutur ditampilkan.

b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang

bisa diangkat menjadi topic tutur, misalnya gambaran tentang

hakikat, struktur, dan fungsi topic tutur.

c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur

misalnya dikemukakan tentang hakikat, struktur, dan

bagian-bagian topik tutur.

12

[image:24.612.100.513.96.630.2]
(25)

Berdasarkan dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di

atas, disiapkan pula bimbingan tentang :

a. Cara memilih topic.

b. Cara-cara memandang dan menganalisa topik tutur untuk menentukan

sasaran ulasan yang persuasive dan edukatif.

c. Penulisan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak dicapai.

d. Pemilihan materi bahasa serta penyusunan menjadi kalimat-kalimat

yang padat, utuh, dan bervariasi. Pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur

dalam penampilan tutur kata.13

Jika kita memahami fungsi retorika, maka akan sejalan dengan

empat fungsi komunikasi yaitu :

a. Mass information untuk memberi dan menerima informasi kepada

khalayak. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuan

yang dimiliki. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat disampaikan

dan diterima.

b. Mass education, yaitu memberi pendidikan. Fungsi ini dilakukan

oleh guru kepada murid untuk meningkatkan pengetahuan atau

oleh siapa saja yang memiliki keinginan untuk memberikan

pendidikan.

c. Mass persuasion, yaitu untuk mempengaruhi. Hal ini biaa

dilakukan oleh setiap orang atau lembaga yang member dukungan

dan ini bisa digunakan oleh orang yang bisnis, dengan

mempengaruhi iklan yang dibuat.

13

(26)

d. Mass intertainement, yaitu untuk menghibur. Hal ini yang biasa

dilakukan oleh radio, televise atau orang yang memiliki

professional menghibur.14

e. Lima Hukum Retorika

Ada lima tahapan membuat pidato atau yang sering dikenal dengan

(the five connons rethoric) atau lima hukum retorika. Menurut aristoteles

dalam buku diksi dan gaya bahasa yang ditulis oleh Gorys Keraf, berikut

ini :

a. Invention , yaitu penemuan atau penelitian materi-materi. Langkah ini

mencakup kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan,

menganalisis, dan memilih materi yang cocok untuk pidato. Menurut

Aristoteles argument-argument harus dicari memalui rasio, moral, dan

afeksi. Karena ini dianggap sebagai bagian yang sangat penting.

b. Disposition, adalah penyususnan dan pengurutan materi (argument)

dalam sebuah pidato.

c. Elocution, yaitu pengungkapamn atau penyajian gagasan dalam bahasa

yang sesuai, meliputi komposisi bahasa, kerapihan, kemahiran,

ketajaman, kesopanan, kemegahan, dan hiasan fikiran.

d. Pronuntiatio, yaitu menyajikan pidato. Penyajian efektif dari sebuah

pidato yang ditentukan oleh suara, sikap, dan gerak-gerik tubuh.15

Ada 3 prinsip pidato atau yang biasa disebut trisila pidato yaitu :

a. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak).

14

Raudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta press,2007), cet-1, hal.52

15

(27)

b. Gunakan lambang-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda

memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah

vokal)

c. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan,

dan tubuh anda (olah visual).16

Dari tiga prinsip pidato diatas dapat diambil satu kesimpulan bahwa pidato

adalah satu bakat yang dapat dipelajari dengan menguasai trisila pidato

tersebut.

f. Jenis jenis pidato

a. pidato impromptu (pidato yang sifatnya mendadak), bagi juru pidato

yang berpengalaman impromptu, memiliki kelebihan yaitu: lebih

dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena

pembicara tidak memikirkan lebih dahulu pendapat yang

disampaikannya. Selain itu kelebihan lain adalah gagasan dan pendapat

pembicara dating secara spontan. Sedangkan kelemahannya adalah

pembicara yang belum berpengalaman impromptu dapat menimbulkan

kesimpulan yang mentah karena dasar pengetahuan yang tidak

memadai. Dan kemungkinan mengakibatkan gagasan yang

dismapaikan agak tersendat karena kemungkinan terjadinya demam

panggung karena tidak adanya persiapan.17

b. pidato manuskrip (pidato yang menggunakan naskah)bagi juru pidato

yang membacakan naskah dari awal sampai akhir. Hal ini tidak berlaku

16

A.H.Hasanuddin ,Rhetorika Dakwah dan publisistik Dalam

Kepemimpinan,(Surabaya:PT.Usaha Nasional,1982), hal.5

17

(28)

istilah menyampaikan pidato tetapi membacakan pidato. Kelebihan

dari jenis pidato ini antara lain : kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya

sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang

benar,kemudian pernyataan dapat dihemat karena naskah dapat

disusun kembali dan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah

disiapkan serta hal-hal yang menyimpang dapat dihindari, manuskrip

juga dapat diterbitkan dan diperbanyak. Sedangkan kelemahannya

komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak

berbicara langsung, tidak dapat melihat pendengar dengan baik

sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku, disamping itu

feedback dari pendengar juga tidak dapat mengubah pesan

diperpanjang atau diperpendek.18

c. pidato memorter (pidato yang menghapalkan kata-kata yang telah

ditulis sebelumnya), pesan pidato dituliskan kemudian diingat kalimat

demi kalimat. Seperti halnya manuskrip, memoriter memungkinkan

ungkapan yang tepat organisasi yang berencana, pemilihan bahasa

yang teliti,gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian. Tetapi

karena pesan sudah tetap maka terjalin saling berhubungan antara

pembicara dengan pendengan memerlukan banyak waktu yang

diperlukan untuk mempersiapkannya dan yang paling tidak

menguntungkan bila ada kalimat-kalimat yang hilang dari ingatan

sehingga akan berpengaruh buruk bagi pembicara.

18

(29)

d. pidato ekstempore (pidato yang hanya memuat garis besarnya saja),

jenis pidato ini banyak dipergunakan terutama oleh ahli-ahli pidato

yang berpengalaman dan mahir garis besar (outline) itu hanya

merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam

pemikiran pembicara. Kelebihan dari pidato ini komunikasi pembicara

dengan pendengar lebih baik karena pembicara berbicara langsung

kepada khalayak pendengar pesan dapat fleksibel untu diubah sesuai

dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.19

B. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi yaitu berasal dari bahasa arab “da’a – yad’u

– da’watan” yang berarti memanggil , menyeru atau mengajak. Hal ini,

dakwah dapat diartikan sebagai panggilan, seruan, atau ajakan.20Dakwah

menurut Muhammad Fuad Abdul Baqi sebagaimana yang telah dikutip oleh

Samsul Munir Amin di dalam bukunya dapat dijumpai di dalam Al-Quran

Sebanyak 213 kali.21 Ayat yang menerangkan pengertian ini diantaranya yang

terdapat pada surat Yunus :25











Artinya: Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki

orang yang dikehendaki-Nya Kepada jalan yang lurus (islam).

(QS.YUNUS :25)

19

Wahidin saputra,Buku Ajar Retorika Dakwah Lisan (Jakarta:2006),h.28-31

20

ABD.Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Penerbit dan Pentebar Buku-buku,1997), h.7

21

(30)

Sedangkan dakwah secara terminology dapat kita lihat berbahgai

pendapat ulama berikut ini tentang pengertian dakwah :

a. Syeikh Ali Makhfuz, memahami dakwah dalam kitabnya yaitu mendorong

atau mengajak manusia kepada kebaikan dan menurut petunjuk tuhan serta

melakukan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar agar manusia mendapatkkan

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.22

b. M. Arifin menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan

baik lisan, tulisan, maupun tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan

berencana untuk mempengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian,

kesadaran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya

unsure paksaan.23

c. Quraish Shihab berpendapat bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan

kepada jalan keinsyapan atau mengubah situasi yang kurang baik menjadi

lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.24

d. H.N.S Nasrudin Latif, berpendapat Dakwah adalah setiap usaha atau

aktifitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak,

memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT,

sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta akhlak islamiyah.

2. Unsur-Unsur Dakwah

a. Dai

Da’i secara bahasa diambil dari bahasa arab, yang berarti orang

yang mengajak. Dalam pengertian yang khusus (pengertian islam), da’i

22

Syeikh Ali Makhfuz, Hidayatul Mursyidin, Terjemahan Chadijah Nasution,(tt:Usaha Penerbitan Tiga A, 1970)h. 17

23

M.Arifin, Psikologi Dakwah suatu pengantar studi,(Jakarta:Bumi Aksara,1993), h.6

24

(31)

adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau

tidak langsumg dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku kea rah

kondisi yang baik atau lebih baik menurut ayat Ai-Quran dan sunnah.25

Setiap muslim adalah da’I dalam arti luas, karena setiap muslim

memiliki kewajiban menyampaikan ajaran islam kepada seluruh umat

manusia (QS AL-Nahl [16]:125). Namun demikian, Al-Quran juga

mengisyaratkan bahwa dakwah bisa dilakukan oleh muslim yang memiliki

kemampuan di bidang dakwah.26

Pada dasarnya tugas pokok seorang da’I adalah meneruskan tugas

Nabi Muhammad Saw yakni menyampaikan ajaran-ajaran Allah seperti

termuat dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah. Dan keberadaan da’I pun

dalam masyarakat luas mempunyai fungsinya. Fungsi Da’I adalah sebagai

berikut :

1. Meluruskan akidah : sudah menjadi naluri bahwa manusia tidak

lepas dari kesalahan dan kekeliruan yang tidak terkecuali terhadap

keyakinan dan akidahnya.

2. Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar : seorang

da’I memberikan pencerahan akan keberadaan manusia sebagai

hamba allah yang memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah

kepada allah dengan aturan-aturannya.

3. Amar ma’ruf nahi mungkar : sebagai wujud nyata dari fungsi da’I

selalu memiliki perhatian pada sesame untuk bersama-sama

25

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009),h. 68

26

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo

(32)

menegakan yang ma’ruf dan meninggalkan yang mngkar untuk

menciptakan kedamaian bersama.27

Menurut Dr. Musthafa Ar-Rafi’i, syarat-syarat dan sifat yang

harus dipenuhi sosok juru dakwah adalah :

a. Amal dan kegiatan da’I harus ikhlas karena mencari ridho allah dank

arena ingin meraih pahala dari allah..

b. Seorang juru dakwah harus menjadi teladan dalam amal shaleh.

c. Menempuh cara hikmah (bijaksana) terhadap pelajar dan intelek.

d. Seorang juru dakwah harus benar-benar menguasai ilmu yang sesuai

dengan jamaah dan menguasai teori dari bahasa aliyah pemikiran.

e. Seorang juru dakwah harus lembut dalam menyampaikan nilai-nilai

dan pandangan serta lembut memerangi kesesatan.

f. harus sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan.

g. Harus mengetahui tabi’at kewajiban jamaah.

h. Harus menggunakan kekuatan apabila cara hikmah, jidal, dan

mauizhah hasanah tidak mempan.28

b. Mad’u

Secara etimologi kata mad’u dari bahasa arab, diambil dari bentuk

isim maf’ul(kata yang menunjukan objek atau sasaran). Menurut

terminology mad’u adalah orang atau kelompok orang yang lazim disebut

dengan jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang da’I, baik

mad’u itu orang dekat atau jauh, muslim atau non-muslim, laki-laki

ataupun perempuan.seorang da’I akan menjadikan mad’u sebagai objek

27

Enjang AS dkk, Dasar-dasr Ilmu Dakwah, h.75

28

(33)

bagi transformasi keilmuan yang dimilikinya.29Mad’u terbagi menjadi tiga

golongan. Antara lain :

1. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir

kritis dan cepat menangkap persoalan.

2. Golongan awam yaitu kebanyakan yang belum dapat berpikir secara

kritis dan mendalam serta belum mendapat pengertian-pengertian yang

tinggi.

3. Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka

senang membahas tapi hanya dalam batas tertentu saja dan tidak dapat

membahas secara mendalam.30

Sasaran dakwah (0bjek Dakwah) meliputi masyarakat dilihat dari

berbagai segi :

1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi

sosiologis berupa masyarakat terasing pendesaan, kota besar dan kecil

serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.

2. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari sudut

struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintahan dan keluarga.

3. Sasaran yang berupa kelompok dilihat dari segi social cultural berupa

golongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi terletak dalam

masyarakat jawa.

4. Sasaran yang berhubungan dengan masyarakat dilihat dari segi tingkat

usia, berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.

29

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2011),cet-1 h.279

30

(34)

5. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari

segi okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani,

pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri (administrator).

6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari jenis

kelamin berupa golongan pria dan wanita.

7. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi khusus

berupa golongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya,

narapidana.31

C. Media Dakwah

Media dakwah adalah peralatan dakwah yang digunakan untuk

menyampaikan atau menyalurkan materi dakwah.32 Di zaman sekarang ini,

jenis-jenis media atau sarana dakwah sangat banyak jumlahnya, antara lain :

radio, video, rekaman , televise, majalah, dan internet. Dengan banyaknya

media dakwah yang tersedia, seorang da’I memilih salah satu atau beberapa

media saja yang sesuai dengan tujuan atau hendak yang ingin dicapai

sehingga apa yang menjadi tujuan dakwah tercapai dengan efektif.

D. Tujuan Dakwah

Pada dasarnya dakwah dimaksudkan untuk mewujudkan kesejahteraan

dan kebahagiaan bagi umat manusia baik dalam kehidupan mereka dunia

maupun di akhirat kelak.33Ditinjau dari aspek psikologis tujuan dakwah untuk

menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengalaman ajaran

31

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2011),cet-1 h.279-280

32

Wardi Bachtiar,Metode Penelitian Ilmu Dakwah,(Ciputat: logos,1997),hal.34

33

(35)

agama yang disampaikan oleh seorang da’i.sehingga ruang lingkup dakwah

meliputi masalah pembentukan mental dan pengembangan motivasi yang

bersifat positif dalam segala aspek kehidupan

E. Bentuk-Bentuk Dakwah

a. Dakwah bi al-Lisan

Dakwah bi al-lisan ini dilakukan dengan menggunakan lisan, antara lain

qaulun ma’rufun, dengan berbicara dalam pergaulan sehari-hari yang

disertai dengan misi agama, yaitu agama islam.

b. Dakwah bi al-hal

Dakwah ini dilakukan melalui berbagai kegiatan yang langsung

menyentuh kepada masyarakat sebagai obyek dakwah atau berdakwah

melalui perbuatan, melalui tutur kata , tingkah laku, sampai dengan pada

kerja bentuk nyata seperti mendirikan panti asuhan, fakir miskin,

sekolah-sekolah, rumah ibadah dan lain sebaginnya.34

c. Dakwah bi al-Qalam

Dalam konteks ini, tulisan memiliki dua fungsi, pertama, sebagai alat

komunikasi ide yang produknya berupa ilmu pengetahuan.Kedua, sebagai

alat komunikasi ekspresi yang produknya berupa karya seni.35

F. Hubungan Retorika Dengan Dakwah.

Hubungan Retorikadengan dakwah sangatlah erat.Dalam komponen

kegiatan dakwah dan retorika memiliki keterkaitan.Terutama hal ini dapat

dilihat dari segi media yang digunakan.

34

Rafi’uddin, dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.24

35

(36)

Dalam bukunya “Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi”

T.A Latief Rosydi menyebutkan hubungan retorika dengan dakwah “

kemampuan dalam kemahiran menggunakan bahasa adalah masalah pokok

dalam menyampaikan dakwah. Karena itu antara dakwah disana ada retorika.

Kesuksesan seeorang dai dalam berdakwah lebih banyak ditunjang dan

ditentukan oleh kemampuan retorika yang dimiliki oleh da’I tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka sangatlah jelas bahwa retorika dan dakwah

sangat erat hubungannya.Retorika dapat dikatakan sebagai alat dan saran

untuk mencapai tujuan dakwah tersebut. Dengsn kata lain keberhasilan dan

kegagalan da’I dalam berdakwah tergantung pada retorika nya karena retorika

(37)

27

PROFIL PIPIK DIAN IRAWATI

A. Riwayat Hidup dan Riwayat Pendidikan

Pipik Dian Irawati adalah sosok pribadi yang kental dengan jiwa sosial. Lahir

di Semarang 26 November 1977, akrab disapa dengan Umi. Mulai merintis

aktivitas dakwahnya sejak meninggalnya almarhum suaminya yaitu Ustad Jefri Al

Buchori. Kemudian beliau bersama sahabatnya mendirikan majelis taklim yang

diberi nama Majelis Taklim Fattimah Az-Zahra didaerah Rempoa.

Keluarga Umi Pipik dari Kalangan Yang biasa-biasa saja.Ayah beliau

bernama H. Imam Martono dan ibunda beliau bernama Hj.Riyati1 ayahnya adalah

mantan Pegawai Negeri Sipil sedangkan ibunda seorang pedagang

didaerahnya.Umi pipik merupakan figur sosok ibu yang sholeha, tegar, dan kuat.

Beliau dikenal di masyarakat sebagai orang yang baik dan tekun melaksanakan

ibadah, yang semangat berjuang mensyiarkan ajaran islam dengan segala

kemampuannya.

Pada tanggal 7 september 1999 beliau menikah dengan almarhum ustad

Jefri Al Buchori dan dikaruniai 4 orang anak yaitu Adiba Khanza Az-zahra,

Abidzar Al Ghifari, Ayla Azuhro, dan Attaya Bilal Rizkillah. Alm Ustad Jefri Al

Buchori adalah juga seorang pendakwah, penyanyi, dan aktor berkebangsaan

Indonesia. Karirnya di bidang dakwah di mulai pada tahun 2000 saat

menggantikan kakaknya yang menjadi imam di Singapura dan mulai dkenal

1

(38)

masyarakat secara luas pada tahun 2002. Juga ditahun 2005-2007 beliau

meluncurkan album-album religi. Dan pada tanggal 26 april 2013 almarhum

Ustad Jefri meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan roda dua.2

Setelah dipersunting ustad Jefri Al Buchori umi pipik lebih memilih

mengurus rumah tangga. Dan saat ini beliau adalah seorang da’iyah. Walaupun

terbilang baru terjun ke dunia dakwah beliau sudah mendapatkan banyak tawaran

untuk berdakwah di majelis taklim ataupun media.

Mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas beliau menuntut

ilmu di semarang karena memang tempat tinggalnya pada saat itu di

semarang.Beliau menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Widosari Semarang,

sekolah dasar ini beliau menjalani aktivitas dari hari Senin sampai Sabtu setiap

pagi sampai siang dan lulus dari SD Widosari pada tahun 1990.3

Setelah tamat sekolah dasar beliau melanjutkan ke sekolah menengah

pertama Di SMP mataram semarang dan lulus pada tahun 1993, kemudian beliau

melanjutkan ke sekolah menengah atas Di SMA Mataram Semarang dan lulus

pada tahun 1996.4

Lulus dari Sekolah Menengah Atas beliau melanjutkan kuliah di

Universitas Informatika namun tidak sampai 1 tahun menjalani aktivitas sebagai

2

Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.

3

Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau

4

(39)

mahasiswa beliau berhenti dikarnakan beliau langsung hijrah ke Jakarta menjalani

masa karantina untuk menjadi model aneka yess.5

B. Aktivitas Dakwah Umi pipik Dian Irawati

Pipik Dian Irawati Mulai Terjun ke Dunia Berdakwaah pertama kali yaitu

setelah beliau masa Iddah yaitu Sejak meninggalnya almarhum Ustadz Jefri Al

Buchori. Setelah itu agenda Umi Pipik Dian Irawati penuh dengan kegiatan

berdakwah dan mengurus anak-anak. Aktivitas beliau tidak hanya sebatas dengan

siraman-siraman rohani ataupun ceramah. Akan tetapi beliau juga melakukan

kegiatan atau dakwah bil-hal sebagai usaha menefektifkan dakwah islam agar

balance antara dakwah bil-lisan dan dakwah bil-hal.

Setiap hari beliau menjalankan aktivitas yang padat dimulai dari

berceramah di beberapa majelis taklim sampai berdakwah di atas mimbar, namun

beliau tidak pernah lelah untuk berdakwah, karena itu perintah dari Allah yang

dituangkan pada al-Quran dan Hadits.

















Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar

merekalah orang-orang yang beruntung.”(al-imron :104).

Dengan cara penyampaiannya yang bagus dan mudah dicerna oleh

masyarakat dan dengan humor yang dapat membuat mad’u tidak merasa bosan

5

(40)

saat mendengarkan dakwahnya. Umi Pipik Dian Irawati mampu merekrut

jamaah dari berbagai kalangan. Beliau juga aktif berdakwah di majelis-majelis

taklim khususnya kaum ibu-ibu, majelis taklim Fattimah Az-Zahra adalah

salah satu majelis taklim yang di pimpin oleh beliau. seiring dengan

berjalannya waktu jumlah jamaah yang tergabung dalam keluaga besar

Fattimah Az-Zahra semakin bertambah. Selain itu beliau juga aktif berdakwah

ke luar kota bahkan ke luar negeri seperti hongkong dalam rangka

memperingati hari besar Islam seperti, Maulid Nabi, Isra Miraj.

Dalam berdakwah Umi Pipik Dian Irawati tidak mengenal kelas atas

dan kelas bawah, yang terpenting bagi beliau bagaimana dakwah itu dapat

tersalurkan bagi yang membutuhkannya, karena dakwah merupakan warisan

dari Rasulullah, walaupun tantangan dakwah itu sulit, namun akwah islam

harus tetap dilaksanakan.

Umi Pipik Dian Irawati tertarik dengan Dunia Dakwah menurut beliau

semua ini adalah atas izin allah yang telah membawanya kepada dunia dakwah

dan karena dakwah juga merupakan perintah dari Allah dan Rasulnya. Dalam

a-Quran “ud’u” ajaklah atau serulah manusia dalam kebaikan, jika kita

senantiasa mengajak saudara-saudara kita kejalan kebaikan yang diridhoi oleh

Allah SWT. Maka itu sangat mulia dihadapan-Nya. Tugas yang sangat mulia

ini merupakan perintah Allah, tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan dari

seseorang yang kita ajak berdakwah. Jika mereka mengikuti apa yang kita ajak

sesuai dengan ajaran Allah berarti kita telah menyelamatkan mereka.6

6

(41)

Selain aktivitas beliau diatas, beliau juga dipercaya untuk

menyampaikan dakwahnya, yaitu :

a. Juru Dakwah di berbagai undangan luar kota (ternate, pekan baru,dll)

bahkan luar negeri salah satunya beliau pernah tausyiah ke hongkong pada

akhir tahun 2013.

b. Menjadi Juri di Akademia Sahur Indonesia Junior 2014.

c. Berdakwah di PT Bakers Hughes Indonesia di Cilandak KKO

d. Menjadi Inspirasi Dharma Wanita Dindik Kabupaten Lebak.7

7

(42)

32

DIAN IRAWATI

A. Konsep retorika Dakwah menurut pipik dian irawati

Dakwah adalah ajakan, seruan kepada umat muslim dalam mengajak

untuk kebaikan, paada hakikatnya dakwah islam merupakan untuk

mengktualisasikan nilai iman dalam suatu kegiatan yang dilakukan. Nilai-nilai

iman itu adalah berfikir, bersikap, dan bertingkah laku, jika nilai-nilai tersebut

sudah digunakan maka suatu system kegiatan manusia di masyarakat akan

teratur.

Berdakwah merupakan aktivitas lisan yang baik yang disampaikan

secara formal melalui berbagai acara resmi ataupun sekedar berbicara dengan

seseorang dengan mengajak mereka ke jalan yang benar yakni ke jalan Allah

SWT.

Kepandaian seseorang dalam berbicara dapat merubah jalan pikiran

orang lain kedalam perbuatan yang lebih baik sesuai yang dikehendaki

merupakan suatu kepandaian bebicara. Maka di dalam dakwah pun

dibutuhkan kepandaian berbicara.. dalam berdakwah da’iyah dituntun agar

memahami betul apa yang diinginkan mad’u agar dakwah yang disampaikan

benar-benar sampai kepada masyarakat sehingga dapat merubah jalan pikiran

orang lain kepada ajaran yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam. Seni

berbicara yang baik akan memudahkan jamaah untuk menerima dan

(43)

Seni berbicara merupakan rasa atau warna yang melengkapi setiap

kata yang terlontar dalam berkomunikasi, sehingga setiap tutur kata yang

keluar dari lisan menjadi indah didengar.

Adapun menurut Umi Pipik Dian Irawati, retorika adalah seni

berbicara atau berkomunikasi didepan banyak orang dengan menggunakan

tutur bahasa yang baik dan benar serta menggunakan gayanya saat berdakwah,

sehingga mad’u mendengarkan apa yang disampaikannya, sebab jika dakwah

yang dibawakan da’i monoton maka orang akan jenuh.1

Mengenai pembagian retorika P Dori Wuru Hendrikus (2009)

membagi kedalam 3, yaitu :

1. Gaya retorika monologika atau monolog. Seni berbicara secra

monolog dimana hanya ada seseorang yang berbicara, dalam

model komunikasi ini biasanya terjadi dalam proses pidato yang

bersifat satu arah, sebab hanya satu orang yang berbicara

(komunikator), dan yang lain hanya sebagai pendengar

(komunikan).

2. Dialogika, seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau

lebih berbicara mengambil bagian dalam suatu proses

pembicaraan. Gaya retorika ini biasanya memang jarang ditemui

dalam acara-acara pidato atau orasi politik yang dihadiri banyak

orang (massa) di sebuah lapangan terbuka.

3. Pembinaan teknik bicara. Efektifitas monologika dan dialogika

tergantung pada teknik bicara. Bahkan teknik bicara ini menjadi

1

(44)

syarat penting dalam retorika. Mulai dari bgaimana cara ia

mengatur pernafasan, teknik membina suara dan berbicara. Semua

harus diperhatikan dan diatur agar bicaranya bisa menjadi efektif.2

Dari ketiga pengertian di atas retorika yang digunakan Umi Pipik Dian

Irawati adalah Monologika Karena Pemakaian gaya retorika seperti ini jamaah

dapat lebih paham dan apa yang disampaikan lebih dapat menyerap pesan

dakwahnya. Karena pembicara hanya ada satu orang maka jamaah akan lebih

terfokus padanya.

Retorika pada dasarnya selalu digunakan dalam setiap dakwah dengan

lisan, tidak ada dakwah dengan lisan tanpa menggunakan retorika. Oleh

karena itu, retorika menjadi sesuatu yang penting untuk dimiliki setiap da’i.

Dalam ilmu retorika seorang komunikator disaat berbicara harus

melakukan persiapan-persiapan seperti, penguasaan materi, pemilihan topik,

dan penyampaian pesan dengan bahasa yang baik karena itu semua akan

menjadi syarat dalam mencapai keberhasilan dalam berdakwah, karena

persiapan adalah setengah dari keberhasilan.

Dalam berdakwah pasti apa yang disampaikan secara panjang lebar

untuk itu pasti akan memakan waktu yang cukup banyak, jika seorang da’i

atau da’iyah tidak menguasai retorika dan tidak mengemas materi yang akan

dibawakan dengan baik maka jamaah akan mudah merasa bosan, tetapi jika

seorang da’i atau da’iyah mempunyai ahli retorika dan mengemas materi

2

(45)

secara baik, maka dakwah yang disampaikannya akan didengarkan dan

dipahami oleh jamaah.

Yang harus diperhatikan pada retorika, dalam memulai berdakwah

yaitu pendakwah mengawali dengan mengajak secara halus pendengar

kedalam suasana santai agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah

menarik perhatian jamaah. Semua itu akan menarik perhatian pendengar jika

seorang da’i atau da’iyah menyampaikannnya secara lembut dan tulus.

Dalam retorika dakwah Pipik Dian Irawati beliau menggunakan

intonasi yang bervariasi dan Sebelum berdakwah ia juga harus lebih dulu

mengenal dan mengetahui jamaahnya dengan baik juga dapat melihat situasi

jamaah serta mampu menyampaikan dakwahnya sesuai dengan klasifikasi

audience. Ketika mad’u yang dihadapi kecil dalam hal ini tingkat sigor, maka

intonasi suara lebih sering lembut, hal ini juga dapat ditemukan dalam proses

retorika, yaitu usaha untuk melibatkan emosi dan rasio dari pihak mad’unya

mereka merasa terlibat dengan masalah dan persoalan yang disajikan.3

Ketika berdakwah dihadapan jamaah, beliau menampilkan gayanya

dalam berdakwah, beliau sering juga menggunakan bahasa tubuh (gesture)

seperti menggerakan tangan ke atas, ke samping, mimik wajah yang dibuat

secara spontan, dan kontak mata kehadapan jamaah, sehingga dakwahnya

dapat menarik perhatian jamaahnya.

Hal tersebut sesuai dengan tiga prinsip pidato atau yang biasa disebut

trisila pidato, yaitu

1. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak).

3

(46)

2. Gunakan lambing-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda

memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah

vocal)

3. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan

dan tubuh anda (olah visual).4

Seorang da’i haruslah pandai untuk mengenal dan mengetahui

jamaahnya dengan baik juga dapat melihat situasi dan kondisi mad’u nya itu

dari golongan apa. Atas, menengah atau awam maka sangat penting bagi dai

mengenal mad’u yang akan didakwahinya.5 Dan tanpa melihat kondisi jamaah

maka dakwah kita pun tidak akan mengenai sasaran, dan dari sinilah dai atau

da’iyah menentukan tema atau masalah apa yang harus dibahas di ceramahnya

yang sesuai dengan keadaan jamaahnya. Salah satu ayat al-Quran bagi mereka

yang menjalankan dakwah sebagaimana hendaknya para da’i melakukan

dakwah sesuai dengan kadar kemampuan orang yang didakwahi dan dengan

bahasa kaumnya dan bukan dengan bahasa yang tidak dipahami oleh

mad’unya.6

Seperti yang dikatakan oleh ibu Tati tentang cara berdakwah umi pipik

yaitu cara penyampaian umi yang menggunakan bahasa-bahasa sederhana dan

disesuaikan oleh kondisi jamaahnya sehingga apa yang umi sampaikan dapat

lebih mudah dimengerti oleh jamaah dari berbagai kalangan.7

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ibrahim ayat empat

4

A.H.Hasanuddin,Rhetorika Dakwah dan publisistik Dalam Kepemimpinan, (Surabaya: PT.Usaha Nasional,1982), hal.5

5

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.

6

Musthafa malaikah, manhaj Dakwah Yusuf AL-Qardhawi Harmoni antara Kelembutan dan ketegasan, (Jakarta: Pustaka al-kautsar,2001), cet.ke-1,hal.21.

7

(47)









“Kami tidak mengutus seorang rosulpun, melainkan dengan bahasa

kaumnya, supaya ia dapat member penjelasan dengan terag kepada

mereka. Maka allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan member

petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki.dan Dia-lah Tuhan yang Maha

Kuasa lagi Maha Bijaksana”(QS.Ibrahim:4)

Ibu elok berpendapat tentang Pipik Dian Irawati bahwa retorika yang

beliau gunakan sangatlah menarik. Beliau pandai memilih kata ,dan

kata-kata yang dgunakannya bervariatif melihat kualitas mad’u sehingga mad’u

dapat dengan mudah memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari.8

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa sebelum

berdakwah langkah pertama yang sangat penting sekali da’i lakukan adalah

mengenal mad’u yang akan di dakwahi, agar pesan dakwah yang disampaikan

oleh da’i bisa menjangkau pikiran dan diterima baik oleh mad’u. seperti jika

da’i sedang berceramah dengan para penjabat maka gaya bahasa yang beliau

gunakan bahasa intelek sedangkan jika sedang berceramah dengan mad’u

biasa beliau bisa menggunakan gaya bahasa yang sederhana tetapi mudah di

mengerti.

Fungsi retorika menurut umi Pipik Dian Irawati adalah agar mad’u

senang dan mudah memahami apa yang disampaikan oleh da’i, tanpa retorika,

dakwah akan sangat hambar dan monoton sehingga mad’u akan jenuh

mendengarnya, maka dengan retorika dapat dikemas sedemikian rupa agar

8

(48)

menarik perhatian mad’u dan kebutuhan tentang dakwah itu diterima dengan

baik.9

Retorika juga berfungsi Untuk menyediakan gambaran yang jelas

tentang manusia terutama dalam hubungan kegiatan bertutur kata, termasuk ke

dalam gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia terdorong

untuk bertutur dan ketika ia mengidentifikasi pokok persoalan sampai retorika

bertutur ditampilkan.

Pengunaan humor saat berdakwah itu hanya selingan untuk

menghidupkan suasana saat berdakwah itu sendiri. Tanpa humor pun, isi

ceramah tetap mempunyai daya tarik yang kuat untuk mad’u, jadi humor itu

bersifat sisipan, boleh ada atau tidak. Kembali lagi kepada karakter da’i dan

ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh da’i itu sendiri. Yang terpenting mad’u

mendengarkan dan meresapi pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i

dengan baik.

Menurut umi Pipik Dian Irawati , humor itu sangat penting. Walaupun

hanya sebatas untuk pemanis dan pelengkap tetapi humor adalah salah satu

usaha untuk keberhasilan da’i menarik perhatian mad’u dalam berdakwah.

Karena jika kita menyampaikan pesan dakwahnya terlalu serius atau khusu’,

maka akan menciptakan image terlalu serius dan mebosankan.10

Dalam sejarah dimuka bumi ini dakwah merupakan aktifitas yang

sudah lama sekali dilakukan oleh umat islam, sehingga proses berdakwah

9

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau

10

(49)

sudah sangat melekat dengan umat islam dan hampir di seluruh berbagai aspek

kehidupan masyarakat saat ini.

Dakwah itu ibarat lampu penerangan kehidupan yang memberikan

cahaya dan menerangi jalan kehidupan ke yang lebih baik. Dari kegelapan

menuju ke terang benderang. Dakwah merupakan bagian terpenting untuk

umat yang saat ini dilanda kegeli

Gambar

gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia
TABEL PANDUAN OBSERVASI

Referensi

Dokumen terkait

Karena penggunaan metode yang tepat, yang dilakukan seorang da ’ i dalam berdakwah kepada madu lebih baik daripada materi dakwah itu sendiri.. Penggunaan metode yang tepat

Materi dakwah adalah pesan atau materi dakwah yang disampaikan da‟i kepada mad‟u. Dalam hal ini jelas berasal dari seluruh ajarah islam itu sendiri, berupa cakupan dalam

kultural. Strategi pendekatan dakwah struktural biasanya berlandaskan kekuasaan. Sifatnya adalah top down. Para da‟i dapat dikatakan lebih baik daripada mad‟u. Biasanya

1) Qaulan Ma´rufan (Perkataan yang baik). Komunikasi dakwah bil´lisan yang disampaikan oleh seorang da´i sekaligus penyiar dalam Program Ayo Mengaji ini menggunakan

Retorika dakwah merupakan cabang dari ilmu komunikasi yang membahas bagaimana cara menyampaikan pesan terhadap orang lain melalui seni berbicara agar pesan

Materi dakwah adalah pesan yang disampaikan oleh dai kepada mad ’ u yang menggandung kebenaran dan kebaikan bagi manusia yang bersumber Al-qur’an dan hadits.

Penggunaan retorika dalam berdakwah merupakan bagian yang sangat penting bagi setiap da’i dalam berdakwah mengenai Ajaran Islam untuk disampaikan kepada mad’u dengan

dituju dalam hal ini mad‟u dapat memahami, menerima, dan melaksanakan pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh dai.44 Komunikasi dakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan