• Tidak ada hasil yang ditemukan

Portable digital oscilloscope menggunakan PIC18f4550

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Portable digital oscilloscope menggunakan PIC18f4550"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

C

URRICULUM

V

ITAE

I D E N T I T A S

D I R I

Nama : Wisnu Adji Kharisma, S.T.

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 22 Januari 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Lajang

Agama : Islam

Alamat : Jalan Sridara No. 21 RT.003 RW. 002 Keluarahan Cigereleng Kecamatan Regol – Kota Bandung

Nomor Telepon : [Handphone] 0856 211 7894 [Handphone] 0898 642 1723 [Rumah] (022) 5211679

E-mail : wisnu.adji.kharisma@gmail.com

P E N D I D I K A N

F O R M A L

2011 – 2013 : Teknik Elektro, Universitas Komputer Indonesia 2008 – 2011 : Diploma Teknik Elektro, Universitas Gadjah Mada 2005 – 2008 : SMA Negeri 11 Bandung

2002 – 2005 : SMP Negeri 11 Bandung 1996 – 2002 : SDS Assalaam II Bandung 1995 – 1996 : TK Daya Wanita Bandung

P E N D I D I K A N

N O N F O R M A L

(4)

P E N G A L A M A N

K E R J A

 2011 – Sekarang : Pegawai kontrak proyek di bagian Pusat Teknologi dan Inovasi PT. Len Industri (Persero) Bandung sebagai teknisi perangkat lunak (software engineer)

 2011 – 2011 : Program Magang Kerja (Tugas Akhir Diploma III) di PT. Len Industri (Persero) Bandung

 2010 – 2010 : Peserta Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali, Region Jawa Barat, UPT Bandung Barat di bagian pemeliharaan Panel Kontrol Gardu Induk dan Proteksi Transformator (Gardu Induk Cigereleng)

Bandung, ...

Hormat Saya,

(5)
(6)

iv 

 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah,

rahmat, dan nikmat-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan perancangan alat dan penyusunan laporan tugas

akhir dengan judul Portable Digital Oscilloscope Menggunakan PIC18F4550.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita,

Muhammad SAW beserta pengikut setianya hingga akhir zaman.

Penulisan laporan tugas akhir disusun untuk memenuhi sebagian

persyaratan untuk mencapai derajat S-1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Penulisan laporan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tak langsung. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada :

(1) Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia, Bandung;

(2) Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas

Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia, Bandung;

(3) Bapak Muhammad Aria, M.T., selaku Ketua Jurusan Program Studi Teknik

Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer

(7)

 

(4) Ibu Tri Rahajoeningroem, M.T., selaku Dosen Pembimbing I, atas berbagai

penjelasan dan bimbingannya selama penulis membuat alat tugas akhir dan

penulisan laporan tugas akhir ini;

(5) Bapak Jana Utama, S.T., selaku Dosen Pembimbing II atas penjelasan dan

bimbingannya selama pembuatan alat dan penulisan laporan tugas akhir ini;

(6) Bapak Rodi Hartono, S.T., selaku Dosen Wali Akademik yang senantiasa

membantu serta mendampingi penulis selama menempuh perkuliahan;

(7) Bapak Ir. Sri Yuniardi Susilo Tomo, selaku Atasan dan Senior Engineer

Pusat Teknologi dan Inovasi (PUSTEKIN) di PT. Len Industri (Persero),

Bandung, atas setiap izin dan kelonggaran waktu yang diberikan kepada

penulis untuk dapat bekerja sambil menyelesaikan studi jenjang S-1;

(8) Bapak Ir. Agung Darmawan, selaku Kepala Pusat Teknologi dan Inovasi

(PUSTEKIN) di PT. Len Industri (Persero), Bandung, atas izin yang

diberikan untuk dapat bekerja sambil melanjutkan kuliah jenjang S-1;

(9) Bapak Riyanto, S.Si., M.Si., selaku staf Pusat Teknologi dan Inovasi

(PUSTEKIN) di PT. Len Industri (Persero), Bandung, atas ilmu

pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama penulisan laporan tugas

akhir ini;

(10) Seluruh dosen, staff, dan karyawan di Jurusan Teknik Elektro Fakultas

(8)

vi 

 

Kharisma, dan seluruh keluarga besar penulis, atas kasih sayang, doa, dan

motivasinya yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir dan penulisan laporan tugas akhir ini;

(12) Ersha Rosana, atas doa dan kasih sayang yang senantiasa diberikan kepada

penulis serta kesabaran, pengertian dan perhatian serta motivasinya agar

penulis dapat segera menyelesaikan tugas akhir dan penulisan laporan tugas

akhir ini;

(13) Bapak Iwa, Bapak Lakso, Ibu Fika, Bapak Eko, Bapak Rosad, Bapak Helmi,

Bapak Billy dan seluruh staff serta karyawan di Pusat Teknologi dan Inovasi

(PUSTEKIN) PT. Len Industri (Persero), Bandung, atas motivasi dan

dukungannya agar penulis dapat segera menyelesaikan jenjang studi S-1 dan

tugas akhir ini;

(14) Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, atas kebersamaan dan

persahabatan selama ini, sehingga perkuliahan menjadi semakin berwarna

serta berbagai bantuan dan semangat yang senantiasa diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dan penulisan

laporan tugas akhir ini, serta

(15) Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan baik materi maupun moril sehingga penulis dapat

(9)

vii 

 

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak untuk memperbaiki kekurangan yang ada

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam penulisan laporan selanjutnya.

Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat, baik

bagi penulis maupun rekan-rekan pembaca.

Bandung, Agustus 2013

(10)

x

 

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SIMBOL ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Kegunaan Penelitian ... 4

1.6 Batasan Masalah ... 4

1.7 Metode Penelitian ... 5

1.8 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Osiloskop ... 8

2.1.1 Osiloskop Analog ... 8

2.1.2 Osiloskop Digital ... 10

(11)

xi

 

2.2.1 Sinyal Analog ... 12

2.2.2 Sinyal Digital ... 13

2.3 ADC (Analog to Digital Converter) ... 14

2.3.1 Sampling (Pencuplikan) ... 16

2.3.2 Kuantisasi (Quantizing) ... 18

2.3.3 Pengkodean (Coding) ... 20

2.4 Op-Amp (Operational Amplifier) ... 20

2.4.1 Op-amp Ideal ... 21

2.4.2 Karakteristik Dasar Op-amp ... 22

2.4.3 Blok Diagram Op-amp ... 23

2.5 Mikrokontroler ... 24

2.6 Komunikasi USB ... 25

2.6.1 Evolusi Sistem Antarmuka ... 27

2.6.2 Tugas Komputer sebagai Host ... 28

2.6.3 Lapisan Komunikasi USB ... 31

2.6.3.1 Physical Layer ... 31

2.6.3.2 Protocol Engine Layer ... 32

2.6.3.3 Application Layer ... 34

2.6.4 Macam-macam Jenis Transfer USB ... 34

2.7 USB – HID Communication Class ... 36

2.7 USB – CDC Communication Class ... 39

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN ... 40

3.1 Latar Belakang Pemilihan Komponen ... 40

3.2 Pemilihan Jenis Mikrokontroler ... 41

3.2.1 Mikrokontroler PIC18F4550 ... 42

3.3 Pemilihan Jenis Op-Amp ... 45

3.3.1 Op-amp LF-353 ... 46

3.4 Pemilihan Jenis Switching Capacitor ... 47

BAB IV PERANCANGAN ALAT ... 49

(12)

xii

 

4.2.1 Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler

PIC18F4550 ... 53

4.2.2 Perancangan Rangkaian Konektifitas USB ... 54

4.2.3 Perancangan Rangkaian Pengganda Tegangan dan Pesimetris Tegangan ... 55

4.2.4 Perancangan Rangkaian Attenuator ... 56

4.2.5 Perancangan Rangkaian Amplifier Sinyal ... 57

4.3 Perancangan Perangkat Lunak Mikrokontroler (Firmware) 60 4.4 Perancangan Program Aplikasi Komputer (Software) ... 61

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS ... 64

5.1 Pengujian Parsial terhadap Komponen Penyusun Alat ... 64

5.1.1 Rangkaian Pengganda Tegangan ... 65

5.1.2 Rangkaian Pembalik (Pesimetris) Tegangan ... 66

5.1.3 Rangkaian Attenuator Sinyal ... 67

5.1.4 Rangkaian Penggeser Nilai Offset Sinyal ... 69

5.1.5 Rangkaian Op-Amp dengan Penguatan 1x ... 71

5.1.6 Rangkaian Op-Amp dengan Penguatan 10x ... 73

5.1.7 Pengujian Sistem Mikrokontroler PIC18F4550 ... 76

5.2 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan . ... 78

5.2.1 Pengujian Gelombang Sinus ... 78

5.2.1.1 Hasil Pengujian Gelombang Sinus dengan Amplitudo 500 mVp-p ... 79

5.2.1.2 Hasil Pengujian Gelombang Sinus dengan Amplitudo 5 Vp-p ... 80

5.2.1.3 Hasil Pengujian Gelombang Sinus dengan Amplitudo 15 Vp-p ... 81

5.2.2 Pengujian Gelombang Kotak ... 82

(13)

xiii

 

5.2.2.2 Hasil Pengujian Gelombang Kotak dengan

Amplitudo 5 Vp-p ... 83

5.2.2.3 Hasil Pengujian Gelombang Kotak dengan Amplitudo 15 Vp-p ... 84

5.2.3 Pengujian Gelombang Segitiga ... 85

5.2.3.1 Hasil Pengujian Gelombang Segitiga dengan Amplitudo 500 mVp-p ... 85

5.2.3.2 Hasil Pengujian Gelombang Segitiga dengan Amplitudo 5 Vp-p ... 86

5.2.3.3 Hasil Pengujian Gelombang Segitiga dengan Amplitudo 15 Vp-p ... 87

5.2.4 Pengujian Pengukuran 2 Kanal secara Bersamaan .. 88

5.2.5 Pengujian Pengukuran Liseajous ... 89

5.3 Analisis Harga ... 90

BAB VI PENUTUP ... 93

5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(14)

xiv

 

Halaman

Tabel 2.1 Macam dan Kegunaan Tipe Transfer USB ... 35

Tabel 3.1 Uraian Perbandingan Tipe Mikrokontroler ... 42

Tabel 3.2 Uraian Perbandingan Tipe Op-Amp ... 46

Tabel 4.1 Tools yang Dipergunakan pada Program Aplikasi Komputer .... 62

Tabel 5.1 Data Pengujian Rangkaian Pengganda Tegangan ... 65

Tabel 5.2 Data Pengujian Rangkaian Pembalik Tegangan ... 67

Tabel 5.3 Data Pengujian Rangkaian Attenuator ... 68

Tabel 5.4 Data Pengukuran Amplitudo Sinyal Keluaran Rangkaian

Op-Amp dengan Penguatan 1x ... 72

Tabel 5.5 Data Pengukuran Amplitudo Sinyal Keluaran Rangkaian

Op-Amp dengan Penguantan 10x ... 75

(15)

xv

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sinyal Analog ... 12

Gambar 2.2 Sinyal Digital ... 13

Gambar 2.3 Proses Konversi Sinyal Analog ke Digital ... 15

Gambar 2.4 Pencuplikan Sinyal ... 16

Gambar 2.5 Proses Pencuplikan ... 16

Gambar 2.5 (a) Sinyal Analog ... 16

Gambar 2.5 (b) Hasil Pencuplikan Sinyal ... 16

Gambar 2.6 Aliasing Sinyal Karena Tidak Sesuai dengan Kaidah Pencuplikan Sinyal ... 18

Gambar 2.7 Proses Kuantisasi ... 19

Gambar 2.8 Proses Pengkodean ... 20

Gambar 2.9 Rangkaian Penguat Diferensial ... 22

Gambar 2.10 (a) Diagram Skematik Op-Amp ... 23

Gambar 2.10 (b) Blok Diagram Op-Amp ... 23

Gambar 2.11 Blok Diagram Sistem USB ... 29

Gambar 3.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler PIC18F4550 ... 43

Gambar 3.2 Konfigurasi Pin Op-Amp LF-353 ... 47

Gambar 4.1 Blok Diagram Perangkat Keras Portable Digital Oscilloscope Menggunakan PIC18F4550 ... 49

Gambar 4.2 Skematik Sistem Minimum Mikrokontroler PIC18F4550 53

Gambar 4.3 Skematik Konektifitas USB ... 54

(16)

xvi

 

Gambar 4.6 Rangkaian Penguat Sinyal ... 57

Gambar 4.7 Skematik Rangkaian Sistem Portable Digital Oscilloscope Secara Keseluruhan ... 59

Gambar 4.8 Diagram Alir Program Mikrokontroler ... 60

Gambar 4.9 Tampilan Aplikasi Komputer ... 62

Gambar 5.1 Hasil Pengujian Rangkaian Attenuator Sinyal ... 69

Gambar 5.2 (a) Penggeseran Nilai Offset Sejauh 500 mV ... 70

Gambar 5.2 (b) Penggeseran Nilai Offset Sejauh 1.50 V ... 70

Gambar 5.2 (c) Penggeseran Nilai Offset Sejauh 2.50 V ... 70

Gambar 5.2 (d) Penggeseran Nilai Offset Sejauh 3.50 V ... 70

Gambar 5.3 (a) Pengujian Sinyal dengan Amplitudo 500 mVpp ... 72

Gambar 5.3 (b) Pengujian Sinyal dengan Amplitudo 4 Vpp ... 72

Gambar 5.3 (c) Pengujian Sinyal dengan Amplitudo 12 Vpp ... 72

Gambar 5.3 (d) Pengujian Sinyal dengan Amplitudo 22 Vpp ... 72

Gambar 5.4 (a) Pengujian Sinyal dengan Amplitudo 160 mVpp ... 74

Gambar 5.4 (b) Pengujian Sinyal dengan Amplitudo 240 mVpp ... 74

Gambar 5.4 (c) Pengujian Sinyal dengan Amplitudo 500 mVpp ... 74

Gambar 5.4 (d) Pengujian Sinyal dengan Amplitudo 1.15 Vpp ... 74

Gambar 5.5 (a) Pengukuran Amplitudo 500 mVp-p Menggunakan Osiloskop ... 79

Gambar 5.5 (b) Pengukuran Amplitudo 500 mVp-p Menggunakan Sistem Perangkat ... 79

Gambar 5.6 (a) Pengukuran Amplitudo 5 Vp-p Menggunakan Osiloskop 80

(17)

xvii

 

Gambar 5.7 (a) Pengukuran Amplitudo 15 Vp-p Menggunakan

Osiloskop ... 81

Gambar 5.7 (b) Pengukuran Amplitudo 15 Vp-p Menggunakan Sistem Perangkat ... 81

Gambar 5.8 (a) Pengukuran Amplitudo 500 mVp-p Menggunakan

Osiloskop ... 82

Gambar 5.8 (b) Pengukuran Amplitudo 500 mVp-p Menggunakan

Sistem Perangkat ... 82

Gambar 5.9 (a) Pengukuran Amplitudo 5 Vp-p Menggunakan Osiloskop 83

Gambar 5.9 (b) Pengukuran Amplitudo 5 Vp-p Menggunakan Sistem Perangkat ... 83

Gambar 5.10 (a) Pengukuran Amplitudo 15 Vp-p Menggunakan

Osiloskop ... 84

Gambar 5.10 (b) Pengukuran Amplitudo 15 Vp-p Menggunakan Sistem Perangkat ... 84

Gambar 5.11 (a) Pengukuran Amplitudo 500 mVp-p Menggunakan

Osiloskop ... 85

Gambar 5.11 (b) Pengukuran Amplitudo 500 mVp-p Menggunakan

Sistem Perangkat ... 85

Gambar 5.12 (a) Pengukuran Amplitudo 5 Vp-p Menggunakan Osiloskop 86

Gambar 5.12 (b) Pengukuran Amplitudo 5 Vp-p Menggunakan Sistem Perangkat ... 86

Gambar 5.13 (a) Pengukuran Amplitudo 15 Vp-p Menggunakan

Osiloskop ... 87

Gambar 5.13 (b) Pengukuran Amplitudo 15 Vp-p Menggunakan Sistem Perangkat ... 87

Gambar 5.14 (a) Pengukuran 2 Kanal dengan Amplitudo 5 Vp-p

Menggunakan Osiloskop ... 88

Gambar 5.14 (b) Pengukuran 2 Kanal dengan Amplitudo 5 Vp-p

(18)

xviii

 

Gambar 5.15 (b) Pengukuran Liseajous Menggunakan Sistem Perangkat 89

(19)

 

misi data dari s

l connector, ngan dari pr an yang sama.

l offline conn roses ke prose l dari kartu ata

(20)
(21)

96

DAFTAR PUSTAKA

Axelson, Jan , 2005, ”USB Complete Third Edition”, Lakeview Research LLC,

Madison, U.S.A

Axelson, Jan, 2009, “ USB Complete Fourth Edition”, Lakeview Research LLC,

Madison, U.S.A

Hartanto, Budi, 2009, “Membuat Program-Program Keren dengan Visual C#.Net

Secara Mudah”, Andi, Yogyakarta.

Jogiyanto, 1990, “Analisis dan Desain Sistem Informasi”, Andi, Yogyakarta.

Kester, Walt., Bryant, James., Byrne, Mike., 2009, “Grounding Data Converters

and Solving the Mystery of “AGND” and “DGND””, Analog Device, U.S.A

__________ , 2009, “PIC18F2455/2550/4455/4550 Data Sheet”, Microchip,

U.S.A

__________ , 1994, “LF353 JFET-INPUT DUAL OPERATIONAL AMPLIFIER”,

Texas Instrument, Dallas, Texas

__________ , 1994, “MAX1044/ICL7660 Switched-Capacitor Voltage

Converters”, Maxim Integrated, San Jose, California

__________ , “PIC18F2550 USB HID Oscilloscope”, terdapat di :

http://semifluid.com/2006/03/27/pic18f2550-usb-hid-oscilloscope/,

diakses tanggal 19/02/2013.

__________ , “Idea: Medium Speed USB Oscilloscope”, terdapat di :

(22)

__________ , “Two-Channel PC Based Oscilloscope USB”, terdapat di :

http://www.circuitvalley.com/2011/07/two-channel-pcbased-oscilloscope-usb.html, diakses tanggal 02/03/2013.

__________ , “Building a PIC18F USB device”, terdapat di :

http://www.waitingforfriday.com/index.php/Building_a_PIC18F_

USB_device.htm, diakses tanggal 31/03/2013.

__________ , ”Open Source Framework for USB Generic HID device based on

the PIC18F and Windows”, terdapat di :

http://www.waitingforfriday.com/index.php/Open_Source_Frame

work_for_USB_Generic_HID_devices_based_on_the_PIC18F_and

(23)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi

memproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital sehingga

sinyal-sinyal tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung dan dianalisa sesuai dengan

bentuk keluaran sinyal yang diharapkan. Osiloskop memegang peran yang sangat

penting dalam bidang perkembangan teknologi karena untuk menciptakan suatu

perangkat elektronika dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk

menganalisis perangkat yang akan dibuat sehingga perangkat tersebut dapat

bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuatnya.

Namun osiloskop merupakan alat ukur yang tidak murah, sehingga

tidak semua orang dapat membeli perangkat tersebut. Hal tersebut akan menjadi

kendala bagi orang-orang yang bekerja di bidang elektronika, pelajar yang

mempelajari bidang elektronika, maupun orang-orang yang memiliki hobi di

bidang elektronika namun tidak memiliki financial yang cukup untuk memiliki

perangkat tersebut. Sehingga hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk

membuat sebuah alat yang berfungsi sebagai osiloskop dengan harga yang lebih

murah, dan bersifat praktis (mudah digunakan, dan mudah untuk dibawa).

Hal tersebut dapat terwujud dengan memanfaatkan mikrokontroler

sebagai komponen pendukung utama untuk membuat alat tersebut dan dengan

memanfaatkan komunikasi Universal Serial Bus (USB) sebagai sistem antarmuka

(24)

 

mudah digunakan melalui PC ataupun laptop, karena pada era sekarang ini baik

PC maupun laptop sudah jarang yang memiliki port serial maupun paralel.

1.2 Identifikasi Masalah

Alat ukur osiloskop merupakan perangkat yang sangat dibutuhkan

dibidang elektronika, namun pada umumnya perangkat tersebut tidaklah murah

sehingga akan menjadi kendala bagi orang-orang yang membutuhkan alat tersebut

namun tidak mampu untuk membelinya. Terutama bagi sebagian orang yang

bekerja secara mobile dan membutuhkan alat ukur osiloskop yang bersifat

portable untuk menyelesaikan pekerjaannya maka akan sangat mahal lagi

harganya untuk membeli perangkat yang bersifat portable tersebut.

Dari identifikasi permasalahan tersebut maka didapatkan beberapa poin

penting, diantaranya adalah :

1. alat ukur osiloskop merupakan perangkat yang sangat dibutuhkan

dibidang elektronika namun tidak murah harganya, sehingga

menjadi kendala bagi orang-orang yang membutuhkannya namun

tidak memiliki financial yang cukup untuk membelinya,

2. tidak sedikit orang yang bekerja secara mobile dan membutuhkan

alat ukur osiloskop untuk menyelesaikan pekerjaannya, namun

perangkat yang bersifat mudah dibawa dan portable lebih mahal

(25)

 

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka pada tugas

akhir ini akan dirancang dan dibuat suatu perangkat yang dapat berfungsi sebagai

osiloskop yang portable. Sehingga dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana cara membuat perangkat yang dapat berfungsi sebagai

osiloskop dengan menekan biaya serendah mungkin sehingga dapat

terjangkau oleh setiap kalangan masyarakat yang berkecimpung

dibidang elektronika?

2. Bagaimana caranya membuat perangkat osiloskop yang lebih

mudah digunakan dan mudah untuk dibawa (bersifat portable)

sehingga kapan pun dan dimana pun alat ukur tersebut diperlukan

dapat dengan mudah dibawa dan digunakan?

1.4 Tujuan

Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas

akhir ini, diantaranya adalah :

1. untuk membuat perangkat yang dapat berguna sebagai alat ukur

dan alat bantu untuk menganalisis bentuk gelombang dari suatu

perangkat elektronika,

2. untuk membuat perangkat sepraktis mungkin sehingga dapat

(26)

 

3. untuk membantu para praktikan elektronika agar mendapatkan alat

ukur yang akan sangat membantu dalam bidangnya dengan harga

yang lebih terjangkau, sehingga siapapun dapat memilikinya.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diambil dari hasil penelitian tugas akhir

ini, diantaranya adalah :

1. untuk membatu para praktikan elektronika agar mendapatkan alat

ukur yang akan sangat membantu dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaanya dengan harga yang lebih terjangkau, dan

2. untuk membuat suatu perangkat osiloskop yang mudah digunakan

dan mudah untuk dibawa (bersifat portable) dengan harga yang

lebih terjangkau sehingga siapapun dapat memilikinya.

1.6 Batasan Masalah

Dalam perancangan dan pembuatan alat tugas akhir ini penulis

membatasi beberapa batasan masalah sebagai berikut.

1. Nilai maksimal dan minimal tegangan puncak yang dapat diukur

berkisar antara +/- 20V dan amplitudo sinyal minimum yang dapat

diukur adalah sekitar 100 mV dengan nilai akurasi pengukuran

yang diharapkan sekitar 80%.

2. Mikrokontroler yang digunakan adalah PIC18F4550 dimana pada

mikrokontroler tersebut sudah terdapat fitur-fitur yang mendukung

(27)

 

I/O yang dapat digunakan untuk keperluan umum, dan memiliki

modul USB Transceiver didalamnya.

3. Terdapat 2 buah kanal masukan untuk osiloskop, dengan

dc-coupled.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan alat serta

penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut.

1. Studi pustaka, yaitu mempelajari literatur dan sumber-sumber

referensi yang berkaitan dengan perancangan alat dan pembuatan

karya tulis.

2. Riset dan percobaan, merupakan proses percobaan terhadap setiap

bagian-bagian sistem yang kemudian akan dibentuk menjadi satu

kesatuan sistem sesuai dengan sistem yang akan dibangun.

3. Perancangan dan pembuatan alat portable digital oscilloscope,

yang kemudian akan dilakukan pengamatan dan pengambilan data

untuk analisis laporan.

4. Pengolahan data, merupakan proses untuk mengolah data-data yang

didapatkan dari hasil percobaan dan pengamatan dari alat yang

dibuat.

5. Analisa, yang merupakan proses pendalaman terhadap alat yang

dibuat apakah sudah berhasil sesuai dengan yang direncanakan atau

belum, selanjutnya akan dilakukan pengujian baik secara teoritis

(28)

 

perbaikan sistem sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan

dari penelitian yang sedang dilakukannya.

6. Menyusun karya tulis yang merupakan hasil studi kepustakaan dan

analisis data hasil percobaan alat yang dibuat.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini disusun untuk

memberikan gambaran umum tentang alat dan sistem yang akan dibangun.

Sehingga sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Mengungkapkan tentang latar belakang masalah, merumuskan

permasalahan yang diahadapi, menentukan tujuan dari pembuatan alat tersebut,

yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menguraikan dasar-dasar dan prinsip-prinsip teori yang mendukung dan

yang sangat penting dalam perancangan alat serta pembahasan masalah.

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN

Berisikan tentang landasan atau latar belakang dalam pemilihan

komponen yang digunakan dalam perancangan perangkat tugas akhir.

BAB IV PERANCANGAN ALAT

Menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat, prinsip kerja

komponen yang digunakan dalam pembuatan alat, serta pengambilan data

(29)

 

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

Membahas tentang hasil pengujian sistem baik secara perangkat

kerasnya (hardware) ataupun secara perangkat lunaknya (software) serta tentang

pengambilan data, perhitungan, dan analisis data hasil percobaan.

BAB VI PENUTUP

Merupakan akhir dari seluruh penulisan laporan tugas akhir, yang

berisikan kesimpulan dan saran untuk mengembangkan lebih lanjut dari

(30)

8

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan

bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Pada awalnya osiloskop

terdiri dari tabung sinar katode dan peranti pemancar elektron yang berfungsi

untuk memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode, sehingga

sorotan elektron membekas pada layar dan dengan bantuan beberapa rangkaian

khusus didalam osiloskop tersebut maka akan menyebabkan sorotan bergerak

berulang-ulang dari kiri ke kanan layar. Pengulangan sorotan tersebutlah yang

menyebabkan bentuk sinyal kontinyu pada layar sehingga sinyal tersebut dapat

dilihat dan dipelajari.

Dalam bidang elektronika, perangkat osiloskop merupakan instrumen

alat ukur yang memiliki posisi yang sangat vital mengingat sifatnya yang mampu

menampilkan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian yang sedang

diamati. Dewasa ini secara prinsip terdapat 2 (dua) tipe osiloskop, yakni osiloskop

analog dan osiloskop digital. Masing-masing tipe osiloskop tersebut memiliki

kelebihan dan keterbatasannya.

2.1.1 Osiloskop Analog

Osiloskop analog bekerja dengan cara menggambarkan bentuk-bentuk

gelombang listrik melalui gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam

(31)

yang dipancarkan oleh bagian electron gun akan membentur dinding layar tabung

sinar katode sehingga elektron pada lapisan fosfor layar akan ter-eksitasi dan

mengakibatkan perpendaran atau nyala pada layar, hal tersebutlah yang akan

menjadi gambar bentuk dasar gelombang yang di ukur oleh osiloskop.

Pada osiloskop analog, pembetuk gelombang yang akan ditampilkan

pada layar diatur oleh sepasang lapisan pembelok (deflector plate) secara vertikal

maupun secara horizontal, pembelokan pancaran elektron dilakukan oleh lapisan

tersebut dimana ketika lapisan pembelok tersebut diberi sebuah tegangan tertentu

maka akan mengakibatkan pancaran elektron berbelok dengan harga tertentu pula.

Sebagai contoh apabila tegangan pada semua pelat tersebut adalah 0 (nol) Volt,

maka pancaran elektron akan bergerak lurus membentur layar sehingga pada layar

hanya akan terlihat sebuah nyala titik ditengah layar. Pengaturan tegangan pada

lapisan pembelok tersebut akan berkaitan terhadap pengaturan Time/Div untuk

lapisan pembelok horizontal, dan berkaitan terhadap pengaturan Volt/Div untuk

lapisan pembelok vertikal.

Cahaya yang dihasilkan oleh fosfor mempunyai waktu hidup yang

sangat pendek setelah pancaran elektron berlalu. Untuk fosfor yang sering

digunakan pada tabung sinar katode (CRT) adalah jenis P31, dimana fosfor jenis

tersebut untuk cahaya yang dihasilkan akan turun hingga ke suatu harga yang

masih dapat dilihat dengan nyaman dalam ruang yang bercahaya sedang dalam

waktu 38 mikrodetik. Jika laju pancaran elektron untuk meng-eksitasi ulang

terjadi dibawah 1/38 mikrodetik atau sekitar 26 kHz, maka akan terjadi penurunan

(32)

Kedipan (flicker) merupakan suatu fenomena lain yang membatasi

kinerja CRT. Jika laju eksitasi ulang jatuh dibawah harga minimum tertentu,

umumnya sekitar 15 sampai 20 Hz, maka akan terjadi kedipan yang

mengakibatkan peragaan di layar akan tampak nyala dan padam secara bergantian.

2.1.2 Osiloskop Digital

Jika pada osiloskop analog gelombang yang ditampilkan pada layar

langsung diberikan dari rangkaian lapisan pembelok pancaran elektron vertikal

sehingga berkesan “real time”, maka pada osiloskop digital gelombang yang akan

ditampilkan terlebih dahulu melalui tahap sampling (pencuplikan sinyal) dan

kemudian data hasil sampling tersebut diolah secara digital. Osiloskop digital

menyimpan nilai-nilai tegangan hasil sampling tersebut bersama dengan skala

waktu gelombangnya pada memory sementara sebelum kemudian ditampilkan.

Pada prinsipnya osiloskop digital bekerja dengan cara mencuplik sinyal

(sampling), menyimpan data, memproses data, kemudian menampilkan data hasil

pemrosesan dan kemudian akan berulang kembali seperti itu.

Osiloskop digital mempunyai 2 (dua) cara untuk mencuplik sinyal

masukan, yakni dengan cara single shot atau real time sampling. Dengan kedua

teknik ini, osiloskop memperoleh semua cuplikan sinyal dengan satu event picu.

Sayangnya laju cuplik osiloskop digital akan membatasi lebar pita (bandwidth)

osiloskop ketika beroperasi dalam waktu nyata (realtime). Secara teori osiloskop

digital membutuhkan masukan dengan minimal 2 (dua) cuplikan per periode

(33)

praktiknya, 3 (tiga) atau lebih cuplikan setiap periode gelombang akan

memberikan akurasi akuisisi yang lebih baik.

Apabila proses pencuplikan sinyal tidak dapat sama cepat dengan sinyal

masukan yang disamplingnya, maka osiloskop tidak akan dapat mengumpulkan

suatu jumlah yang cukup untuk merekonstruksi bentuk sinyal yang dicupliknya

sehingga akan berakibat menghasilkan suatu peragaan yang lain dari bentuk

gelombang aslinya.

Dengan menggunakan metode alternatif lain yakni menggunakan

equivalent-time sampling osiloskop digital secara akurat dapat menangkap

sinyal-sinyal yang sifatnya repetitif. Dengan menggunakan teknik ini, osiloskop digital

menerima cuplikan-cuplikan pada banya event-event picu yang kemudian secara

berangsur-angsur merekonstruksi keseluruhan bentuk gelombangnya. Namun hal

ini hanya dapat diterapkan pada bandwidth analog pada frekuensi tertentu saja.

Pada umumnya osiloskop digital baik menggunakan teknik realtime

maupun equivalent time sampling tetap akan mencuplik sinyal pada laju

maksimum tanpa mengacu terhadap berapa dasar waktu (time base) yang

digunakan.

2.2 Konsep Dasar Sinyal

Sinyal merupakan besaran fisis fungsi waktu yang berisikan informasi.

Sinyal biasanya rentan terhadap gangguan dan interferensi dari sinyal-sinyal lain

baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem. Dalam dunia elektronika terdapat

(34)

1. sinyal analog, dan

2. sinyal digital.

Kedua sinyal tersebut memiliki karakteristik masing-masing, dan dalam

penggunaannya pun berbeda antara satu dengan yang lainnya, karena

masing-masing sinyal tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan media

transmisi dan jenis komunikasi yang digunakannya.

2.2.1 Sinyal Analog

Gambar 2.1Sinyal Analog

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang bersifat

kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakterisitik gelombang.

Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh gelombang isyarat

analog adalah amplitudo dan frekuensi. Isyarat analog ini biasanya dinyatakan

dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk

semua bentuk isyarat analog. Gelombang pada sinyal analog umumnya berbentuk

(35)

1. amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari

sinyal analog,

2. frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan

detik, dan

3. fasa adalah besar sudut sinyal analog pada saat-saat tertentu.

2.2.2 Sinyal Digital

Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat

mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai harga “0” (logika low) dan

“1” (logika high). Sinyal digital hanya memiliki 2 (dua) keadaan, yaitu “0” dan

“1”, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau (noise). Pada umumnya sinyal

digital disebut juga sebagai sinyal diskrit. Karena sinyal digital hanya memiliki

dua keadaan saja maka nilai sinyal digital ini biasanya disebut juga dengan bit. Bit

merupakan istilah khas pada sinyal digital. Kemungkinan nilai untuk sebuah bit

adalah 2 buah, dan kemungkinan nilai untuk 2 (dua) bit adalah 4 buah (00, 01, 10,

dan 11). Secara umum jumlah kemungkinan yang dapat terbentuk dari suatu

kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.

Gambar 2.2Sinyal Digital

Sistem sinyal digital merupakan hasil pencuplikan dari sinyal analog.

(36)

bentuk hexadesimal. Besar nilai suatu sinyal digital dibatasi oleh lebar pita

(bandwidth) data atau jumlah bit yang digunakannya. Semakin besar jumlah bit

yang digunakan maka nilai pembacaan hasil sampling akan semakin akurat.

Berikut merupakan beberapa keistimewaan dari sistem sinyal digital

yang tidak dimiliki oleh sistem sinyal analog yaitu :

1. mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan tinggi,

2. penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak akan

mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri,

3. informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi kedalam

bentuk lain,

4. dapat memproses informasi dalam jumlah besar dan dapat

mengirimkannya secara interaktif antar sistem, dan

5. lebih kebal terhadap noise.

Dari keistimewaan diatas maka sistem sinyal digital-lah yang biasanya

digunakan pada perangkat-perangkat modern masa kini seperti : mikrokontroler,

mikroprosesor, komputer, handphone, dan perangkat lainnya. Agar sinyal analog

dapat diolah secara digital oleh perangkat-perangkat tersebut, maka besaran sinyal

analog harus terlebih dahulu dikonversikan kedalam besaran sinyal digital dengan

menggunakan perangkat ADC (Analog to Digital Converter).

2.3 ADC (Analog to Digital Converter)

Analog to Digital Converter atau yang biasa disebut dengan ADC

merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog

(37)

perubahan sinyal-sinyal seperti sinyal suara, sinyal radar, sinyal sonar, dan

berbagai sinyal-sinyal lain yang merupakan sinyal analog. Hal yang paling

penting dari suatu rangkaian ADC adalah resolusi, yaitu besaran analog terkecil

yang dapat dikonversikan menjadi satuan digital.

Untuk memproses sinyal analog dengan perangkat digital,

pertama-tama perlu mengkonversikan terlebih dahulu dari besaran analog kedalam besaran

digital yaitu dengan mengkonversi menjadi suatu deret angka yang mempunyai

presisi terbatas yang dilambangkan kedalam bentuk biner. Prosedur ini dinamakan

konversi analog-ke-digital (A/D converter).

Sebuah sinyal mengandung informasi tentang amplitudo, frekuensi dan

sudut fasa. Untuk mendapatkan informasi tersebut dari sebuah sinyal

menggunakan perangkat analog adalah rumit dan kurang akurat. Oleh karena itu

biasanya untuk memprosesnya digunakan metode pengolahan secara digital. Agar

sinyal digital yang didapatkan cukup akurat untuk dapat dikembalikan menjadi

sinyal analog maka perlu diperhatikan jumlah cuplikan (sampling) oleh perangkat

ADC dan besarnya angka yang dipakai untuk mewakili tiap cuplikannya.

(38)

Secara umum proses pengkonversian sinyal terbagi menjadi 3 (tiga)

langkah seperti yang digambarkan pada Gambar 2.1 yaitu :

1. pencuplikan (sampling),

2. kuntisasi (quantizing), dan

3. pengkodean (coding).

2.3.1 Sampling (Pencuplikan)

Proses pencuplikan secara sederhana ditunjukan oleh Gambar 2.4.

apabila saklar ditutup sebentar kemudiian dibuka kembali maka kapasitor C akan

terisi muatan yang sama besar dengan besar sinyal x(t) saat saklar ditutup.

Rangkaian buffer ditambakan agar muatan pada kapasitor tetap terjaga ketika

sedang digunakan oleh proses yang berikutnya.

Gambar 2.4Pencuplikan Sinyal

Secara matematis proses konversi suatu sinyal analog waktu-kontinyu

xn(t) menjadi sinyal waktu-diskrit yang bernilai kontinyu x(n) diperoleh dengan

cara mengambil “cuplikan” sinyal waktu-kontinyu pada saat waktu diskrit.

Sehingga dapat direpresentasikan kedalam persamaan :

(39)

Dimana :

T = interval pencuplikan (detik)

Fs = laju pencuplikan (Hz) = 1/T

n = bilangan bulat,

Gambar 2.5 Proses Pencuplikan. (a) Sinyal Analog, (b) Hasil Pencuplikan Sinyal

Kaidah Pencuplikan Sinyal

Kecepatan pengambilan sampel sinyal (pencuplikan) dari sinyal analog

yang akan dikonversi haruslah memenuhi kriteria Nyquist yaitu :

(2.2)

Dimana frekuensi sampling (Fs) minimum adalah 2 (dua) kali frekuensi sinyal

analog maksimum yang akan dikonversikan (Finmax). Misalnya apabila sinyal

analog yang akan dikonversi mempunyai frekuensi sebesar 100 Hz maka

frekuensi sampling dari ADC minimal 200 Hz. Atau bila dibalik, apabila

(40)

dikonversi harus mempunyai frekuensi maksimum sebesar 100 Hz. Apabila

kriteria Nyquist ini tidak dipenuhi maka akan timbul efek yang disebut aliasing

karena frekuensi tertentu terlihat sebagai frekuensi yang lain.

Gambar 2.6Aliasing Sinyal Karena Tidak Sesuai dengan Kaidah Pencuplikan

Sinyal.

2.3.2 Kuantisasi (Quantizing)

Sinyal digital merupakan sebuah deretan angka hasil pencuplikan yang

diwakili oleh beberapa digit dengan jumlah tertentu yang menentukan keakuratan

pencuplikan sinyal. Proses melakukan konversi sinyal yang telah dicuplik menjadi

sinyal digital yang diwakili oleh sebuah nilai dengan jumlah digit tertentu disebut

(41)

Gambar 2.7 Proses Kuantisasi

Gambar 2.7 menunjukan contoh proses kuantisasi yang menggunakan

empat level. Pada gambar tersebut terdapat 4 buah sinyal yang menempati level

yang sama, yang artinya keempat sinyal tersebut dikelompokkan kedalam level

yang sama walaupun pada sinyal yang sebenarnya terdapat perbedaan meski

perbedaan tersebut tidak terlalu jauh. Selisih antara nilai kuantisasi dengan sinyal

sebenarnya disebut dengan galat kuantisasi (quantization error). Dimana galat

tersebut dapat ditunjukkan pada persamaan (2.3).

(2.3)

Jarak antar level kuantisasi tersebut dinamakan resolusi. Sebagai contoh

apabila suatu peranti ADC memiliki resolusi 10-bit, maka level kuantisasi dari

rentang tegangan maksimum peranti ADC hingga teganan minimumnya tersebut

terdapat 1023 level. Kuantisasi merupakan proses yang tidak dapat dibalik

sehingga menyebabkan distorsi sinyal yang tidak dapat diperbaiki. Untuk

mengurangi galat kuatisasi tersebut maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan

memilih peranti ADC yang memiliki tingkat resolusi yang tinggi sehingga akan

(42)

2.3.3 Pengkodean (Coding)

Proses pengkodean dalam peranti ADC menetapkan bilangan biner

tertentu pada setiap level kuantisasi. Bila terdapat level kuantisasi sejumlah N,

maka bilangan biner yang diperlukan setidaknya .

Gambar 2.8 Proses Pengkodean

Pada Gambar 2.8 terdapat 4 (empat) level kuantisasi, sehingga

pengkodean yang dibutuhkan hanya 2-bit, dimana dari 2-bit tersebut akan

didapatkan 4 keadaan yaitu : 00, 01, 10, 11.

2.4 Op-Amp (Operational Amplifier)

Operational amplifier atau yang biasa disebut sebagai op-amp

merupakan sejenis IC yang didalam nya terdiri dari beberapa komponen pasif

seperti transistor, resistor, dan dioda yang telah didesain sedemikian rupa

sehingga menjadi sebuah komponen yang dapat digunakan untuk berbagai macam

fungsi.

Beberapa aplikasi op-amp yang sering digunakan diantaranya rangkaian

dasar penguat diferensial, rangkaian buffer sinyal, rangkaian penguat

tak-membalik (non-inverting amplifier), rangkaian penguat membalik (inverting

(43)

Op-amp memiliki 2 (dua) rangkaian umpan balik (feedback) yaitu

rangkaian feedback positif dan rangkaian feedback negatif, rangkaian feedback

negatif memiliki peranan yang sangat penting karena rangkaian tersebut dapat

menghasilkan penguatan yang dapat terukur sedangkan rangkaian feedback positif

dapat menghasilkan osilasi (sinyal yang berosilasi).

2.4.1 Op-amp Ideal

Pada dasarnya op-amp adalah sebuah penguat diferensial (differential

amplifier) yang memiliki 2 (dua) masukan yaitu masukan membalik (inverting

input) dan masukan tak-membalik (non-inverting input). Op-amp yang ideal

seharusnya memiliki penguatan loop terbuka (open loop gain) yang tak terhingga

besarnya. Penguatan yang sangat besar tersebut membuat op-amp menjadi tidak

stabil, dan penguatan yang keluarnya pun mejadi tidak terukur (infinite). Maka

diperlukanlah peran rangkaian feedback negatif, sehingga op-amp dapat dirangkai

menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).

Impedansi masukan op-amp yang ideal seharusnya memiliki besar

impedansi yang tak terhingga sehingga arus yang masuk kedalam rangkaian

op-amp tersebut sekitar ~0 Volt. Sebagai contoh jenis op-op-amp LF-353 memiliki besar

impedansi masukan sebesar 1012 Ohm. Nilai impedansi tersebut relatif sangat

besar sehingga arus masukan terhadap op-amp LF-353 sangatlah kecil.

Terdapat 2 (dua) aturan penting dalam melakukan analisis terhadap

rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Dalam beberapa

literatur, aturan ini dinamakan sebagai golden rule yang isinya adalah sebagai

(44)

1. perbedaan tegangan antara tegangan V+ dan V- pada op-amp

adalah nol (V+ - V- = 0 atau V+ = V-)

2. arus pada rangakaian masukan op-amp adalah nol (i+ = i- = 0).

2.4.2 Karakteristik Dasar Op-amp

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada dasarnya op-amp

merupakan penguat diferensial (differential amplifier) dimana op-amp juga

memiliki 2 (dua) unit masukan yaitu masukan pembalik (inverting input) dan

masukan tak-membalik (non-inverting input). Rangkaian dasar dari penguat

diferensial adalah sebagai berikut.

Gambar 2.9Rangkaian Penguat Diferensial

Pada Gambar 2.9 menunjukkan bahwa tegangan output dari rangkaian

tersebut adalah Vout = A(V1 – V2), dengan A adalah nilai penguatan dari penguat

diferensialnya. Masukan pada titik V1 dikatakan sebagai masukan tak-membalik

karena fasa tegangan keluaran pada Vout sama dengan fasa tegangan masukan

(45)

karena fasa tegangan keluaran pada Vout berlawanan dengan fasa tegangan

masukan pada V2.

2.4.3 Blok Diagram Op-amp

(a)

(b)

Gambar 2.10(a) Diagram Skematik Op-Amp, (b) Blok Diagram Op-Amp

Didalam op-amp terdapat beberapa bagian, pertama adalah penguat

diferensial, lalu bagian penguatan (gain), kemudian rangkaian penggeser level

(level shifter) dan yang terakhir adalah penguatan akhir yang biasanya dibuat

menggunakan metode push-pull amplifier kelas b.

Pada Gambar 2.10 (a) dapat dilihat terdapat 2 (dua) buah masukan yaitu

masukan tak-membalik (+) dan masukan pembalik (-). Umumnya op-amp bekerja

dengan menggunakan catu daya simetrik (+Vcc dan –Vcc) namun ada juga

(46)

dan Ground). Rin adalah resistansi masukan yang nilai idealnya tak berhingga,

sedangkan Rout adalah resistansi keluaran yang besarnya ~ 0 Ohm. AOL adalah

nilai penguatan loop terbuka dari op-amp tersebut yang biasanya besar

penguatannya tak berhingga.

2.5 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu terobosan teknologi prosesor yang hadir

untuk memenuhi kebutuhan akan perkembangan teknologi yang begitu pesat di

masa kini. Mikrokontroler dibuat dengan teknologi semikonduktor dimana

mikrokontroler tersebut dibangun oleh transistor-transistor dengan jumlah yang

sangat banyak dan dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat bekerja sebagai unit

pemroses (kontroler).

Mikrokontroler berbeda dengan mikroprosesor, perbedaan tersebut

dapat dilihat dari kecepatan proses, cara menangani tugas, dan unit-unit

pendukung lain yang bertugas sesuai dengan fungsinya. Pada mikrokontroler

sudah terdapat RAM, ROM, dan CPU didalam IC-nya, sedangkan pada

mikroprosesor hanya terdapat CPU saja dan bagian RAM dan ROM nya terpisah

sehingga agar mikroprosesor dapat bekerja sesuai dengan fungsinya perlu

ditambahkan perangkat penunjang lain seperti rangkaian RAM dan ROM. Karena

perbedaan dalam arsitekturnya maka untuk kecepatan proses masih tetap lebih

unggul mikroprosesor, namun untuk proses-proses yang tidak memiliki

kompleksitas kerja yang besar mikrokontroler lebih dibutuhkan karena dalam segi

biaya lebih murah mikrokokntroler dan dalam segi ergonomisnya pun lebih

(47)

terdapat rangkaian RAM, ROM, CPU, dan unit I/O yang siap digunakan untuk

keperluan apapun.

2.6 Komunikasi USB

USB (Universal Serial Bus) adalah sebuah standard komunikasi serial

yang digunakan untuk komunikasi antar perangkat. Pada awalnya sistem USB

didesain dari perkembangan sebuah antarmuka untuk berkomunikasi dengan

bermacam-macam tipe periferal tanpa batasan dan kesulitan dalam penggunaanya,

tidak seperti pada perangkat antarmuka sebelumnya. Perangkat antarmuka USB

memiliki banyak kelebihna dibanding perangkat antarmuka sebelumnya, seperti :

- mudah untuk digunakan, sehingga tidak perlu lagi mengotak-atik

konfigurasi-konfigurasi dan setup yang rumit

- cepat, sehingga tidak akan terjadi kemacetan komunikasi pada

peranti antarmukanya

- dapat dipercaya, karena tingka kesalahan komunikasi (galat) jarang

terjadi, karena menggunakan metode automatic retries (pengulang

otomatis) ketika terjadi kesalahan

- serbaguna, banyak macam perangkat periferal yang dapat

menggunakan peranti antarmuka ini

- biaya yang minim, sehingga dalam pembuatan peralatannya tidak

memerlukan dana yang banyak

- daya rendah, artinya dapat menghemat penggunaan daya pada

(48)

- didukung oleh sistem operasi Windows dan sistem operasi yang

lain, sehingga dapat mempermudah pengembang untuk

mengembangkan perangkat antarmuka yang diinginkannya.

Pada setiap komputer masa kini telah terdapat port USB yang dapat

digunakan untuk menghubungkan perangkat lain (periferal) seperti keyboard,

mouse, scanner, digital camera, printer dan peralatan lain sebagai perangkat

tambahan dengan masing-masing kegunaanya.

USB merupakan solusi komunikasi antara komputer dengan perangkat

lain yang dibutuhkan oleh sistem komputer tersebut, karena sistem antarmukanya

cocok untuk semua tipe perangkat yang standard. Suatu sistem USB pada

umumnya terdiri dari beberapa bagian diantaranya :

- host controller, pada sistem USB terdapat beberapa host yang

bertanggung jawab pada keseluruhan protokol sistem USB. Host

controller bertugas mengendalikan penggunaan jalur bus data,

sehingga tidak ada satu pun peralatan USB yang dapat

menggunakan jalur bus data kecuali mendapat persetujuan dari host

controller

- hub, seperti halnya hub untuk jaringan komputer, USB hub

menyediakan titik interkoneksi yang dapat memungkinkan banyak

peralatan USB untuk dapat terhubung terhadap host controller.

Topologi jaringan yang digunakan oleh sistem USB adalah

topologi star, semua perangkat USB secara logika terhubung

langsung dengan host controller. Hub terhubung dengan USB host

(49)

terhubung dengan peralatan USB secara downstream (data

mengalir dari host ke perangkat USB). Fungsi utama dari hub

adalah bertanggungjawab untuk mendeteksi pada pemasangan dan

pelepasan peralatan USB dengan port USB

- peralatan USB, semua hal pada sistem USB selain host controller

merupakan peralatan USB. Dalam kecepatan transfer datanya

peralatan USB dikelompokan menjadi 3 (tiga) yaitu : low speed

(kecepatan transfer hingga 1,5 Mbps), full speed (kecepatan

transfer hingga 12 Mbps), dan high speed (kecepatan transfer data

hingga 480 Mbps).

2.6.1 Evolusi Sistem Antarmuka

Alasan utama mengapa suatu sistem antarmuka yang baru tidak begitu

sering muncul, hal tersebut dikarenakan sistem antarmuka yang ada telah banyak

menarik perhatian pengguna untuk tidak mengambil hal yang rumit untuk

membuat sistem antarmuka yang baru. Menggunakan sistem antarmuka yang

telah ada membuat lebih hemat biaya dan waktu dalam pembuatan desain sistem

antarmuka peralatannya. Hal inilah yang membuat IBM PC memilih

kompatibilitas sistem antarmukanya menggunakan centronics parallel interface

dan RS-232 serial port interface yang sudah ada untuk menghubungkan perangkat

pengguna seperti printer dan modem yang ada di pasaran.

Sistem antarmuka standard yang digunakan IBM PC telah

membuktikan kehandalannya dalam 2 (dua) dekade kebelakang. Namun semakin

(50)

meningkatnya jumlah perangkat-perangkat (periferal) pendukung komputer,

sehingga sistem antarmuka yang terdahulu sudah tidak dapat menanganinya lagi

dikarenakan kecepatan komunikasinya yang terbatas dan memiliki ekspansi

antarmuka yang terbatas juga. Hal inilah yang kemudian merujuk kepada

pengembangan sistem antarmuka USB.

2.6.2 Tugas Komputer sebagai Host

Dalam hal ini komputer akan bekerja sebagai penyedia (host)

sedangkan perangkat akan bekerja sebagai periferal yang memiliki peranan yang

telah ditentukan masing-masing sesuai dengan tugasnya. Untuk dapat

berkomunikasi dengan perangkat USB, sebuah komputer memerlukan suatu

perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dapat membuat

komputer bekerja sebagai penyedia (host) USB.

Perangkat keras (hardware) yang dibutuhkan oleh bagian penyedia

(host) diantaranya adalah USB host controller dan USB hub yang dapat membuat

port USB menjadi lebih dari 1 (satu). Sedangkan perangkat lunak (software) yang

dibutuhkan oleh bagian penyedia (host) adalah host controller driver, dan USB

driver-nya masing-masing sesuai dengan perangkat USB yang dihubungkan

dengan komputer.

Pada awalnya USB host controller didesain untuk menangani satu

peralatan USB saja, namun dalam perkembangannya muncullah Universal/Open

Host Controller Intreface (UHCI/OHCI) yang terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu :

host controller driver , dan host controller. Host controller driver adalah suatu

(51)

lalu lintas data pada jalur bus data dengan cara menempatakan dan menjaga

transaksi data dalam sistem memori, sementara host controller bekerja

memindahkan data dari sistem memori ke peralatan USB dengan cara memproses

struktur data.

Selanjutnua untuk dapat memenuhi kebutuhan transfer data dengan

kecepatan tinggi, maka dikembangkan Enhanced Host Controller Interface

(EHCI). EHCI mampu mendukung peralatan USB high speed karena memang

didesain untuk efisiensi dalam penggunaan memori pada peranti host controller.

Gambar 2.11 Blok Diagram Sistem USB

Sistem USB host controller terdiri atas sejumlah lapisan perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang ditunjukkan pada Gambar

(52)

- software driver pada PC, bertugas mengeksekusi perintah dari host

controller yang bersesuaian dengan peralatan USB tertentu sesuai

fungsinya. Driver peralatan USB secara khusus merupakan bagian

dari sistem operasi atau yang disertakan dengan peralatan USB

yang kemudian di-install pada PC sehingga peralatan USB tersebut

dapat digunakan sesuai fungsinya

- driver USB, adalah suatu perangkat lunak bus driver yang

memisahkan detil host controller tertentu untuk sistem operasi

tertentu

- host controller driver, berfungsi menyediakan driver perangkat

lunak diantara lapisan perangkat keras host controller dengan

pealatan USB. Detil dari host controller driver tergantung kepada

sistem antarmuka perangkat keras USB host controller

- host controller, adalah lapisan implementasi perangkat keras yang

spesifik. Terdapat 1 (satu) spesifikasi host controller yang

digunakan untuk peralatan USB high speed yaitu Enhanced Host

Controller Interface (EHCI), dan terdapat 2 (dua) spesifikasi host

controller yang digunakan untuk peralatan USB full speed dan low

speed yaitu Universal Host Controller Interface (UHCI) dan Open

Host Controller Interface (OHCI)

- peralatan USB, adalah suatu perangkat keras yang akan

melaksanakan fungsinya dengan pengguna. Interaksi antara

(53)

lapisan-lapisan perangkat lunak dan perangkat keras sesuai dengan

diagram pada Gambar 2.13.

2.6.3 Lapisan Komunikasi USB

Komunikasi data pada sistem USB terbagi menjadi 3 (tiga) lapisan

yaitu : physical layer, protocol engine layer, dan application layer. Logika

komunikasi antara perangkat lunak driver host controller dengan fungsi peralatan

USB menggunakan sebuah jalur komunikasi pipa (pipes). Jalur pipa ini

diasosiasikan sebagai jalur antara endpoint pada peralatan USB dengan perangkat

lunak host controller yang bersesuaian.

Endpoint adalah sumber atau tujuan dari data yang ditransmisikan

melalui antarmuka USB, karena pada sistem antarmuka USB terdidri dari

seperangkat endpoint yang terkelompok. Aliran komunikasi data pada bus data

yang dapat dilakukan adalah dua arah yaitu : IN dimana data mengalir dari

peralatan USB ke bagian penyedia (host) dan OUT dimana data mengalir dari

bagian penyedia (host) ke peralatan USB. Berikut merupakan penjelasan singkat

dari masing-masing lapisan komunikasi USB.

2.6.3.1 Physical Layer

Physical layer adalah lapisan yang meliputi antarmuka fisik ke kabel

USB, Serial Interface Engine (SIE), dan Host Controller (HC). Fungsi utama dari

bagian physical layer ini adalah mentransmisikan dan menerima data USB.

Sistem kabel dalam USB adalah menggunakan 4 (empat) kawat twisted pair, yang

(54)

oleh sepasang kabel yaitu D+ dan D-, jika logika data yang akan ditransmisikan

adalah data 0 (low) maka persinyalan D+ adalah low dan D- adalah high. Apabila

data yang akan ditransmisikan adalah data 1 (high) maka persinyalan D+ adalah

high dan D- adalah low. Sedangkan kabel Vbus dan Ground digunakan sebagai

sumber catu daya perangkat USB dari bagian penyedia (host) dalam hal ini

komputer.

Serial Interface Engine (SIE) bertanggung jawab dalam sistem

decoding dan encoding data pada transmisi USB. Selain itu bagian ini juga

memberikan sinyal CRC untuk setiap data USB yang akan ditransmisikan dan

memeriksa sinyal CRC untuk data USB yang masuk kedalam bus host controller.

Bagian SIE juga bertugas mendeteksi persinyalan SOP (Start of Packets), EOP

(End of Packets), RESET dan RESUME pada bus USB.

Host Controller (HC) merupakan pengendali dalam sistem USB,

menerima semua transaksi, mengendalikan akses jalur bus USB, dan merupakan

mesin utama dalam aliran protokol komunikasi USB. Fungsi-fungsi dari bagian

host controller itu sendiri adalah : memproses data, penanganan galat komunikasi,

menagani tingkat protokol komunikasi, dan pembentukan frame.

2.6.3.2 Protocol Engine Layer

Protocol Engine Layer adalah lapisan komunikasi yang berfungsi

mentranslasikan data antara lapisan aplikasi dengan protokol transaksi USB.

Didalam lapisan ini terdapat bagian yang bertanggung jawab transfer data

berlangsung dengan sukses tanpa terjadi galat, hal tersebut dilakukan dengan

(55)

- handshaking, adalah suatu metoda kontrol komunikasi dengan

menggunakan informasi status dan kontrol sehingga dapat mengetahui

aliran data yang sedang berlangsung mengindikasikan kesuksesan atau

kegagalan

- Ack (Acknowledge), mengindikasikan bahwa komputer atau perangkat

telah menerima data tanpa kesalahan (galat). Perangkat harus memberikan

sinyal Ack dalam paket handshake pada transaksi IN, dan bagian penyedia

pun harus memberikan sinyal Ack dalam paket handshake pada transaksi

OUT

- Nak (Negative Acknowledge), mengindikasikan bahwa komputer atau

perangkat sedang berada dalam keadaan sibuk atau tidak ada data yang

harus diberikan. Apabila komputer mengirimkan data pada waktu

perangkat sedang sangat sibuk untuk menerima data, perangkat harus

memberikan sinyal Nak didalam paket handshake.

- STALL, memiliki 3 (tiga) pengertian yaitu : permintaan kontrol yang tidak

didukung (unsupported control request), kegagalan permintaan kontrol

(control request failed) atau kegagalan endpoint (endpoint failed). Ketika

perangkat menerima permintaan kendali transfer yang tidak didukung oleh

bagian penyedia (host) maka perangkat harus memberikan sinyal Stall

kepada komputer

- NYET, hanya peranti USB high speed yang menggunakan NYET, yang

berarti stands for not yet

- ERR, komunikasi jenis ini mengindikasikan perangkat tidak memberikan

(56)

- No Response, mengindikasikan status yang terjadi ketika perangkat dan

komputer menerima handshake namun data yang diterimanya adalah

dummy (kosong / bukan data yang diharapkan).

2.6.3.3 Application Layer

Lapisan aplikai (application layer) ini berada pada 2 (dua) tempat yang

berbeda yaitu pada bagian host controller dan pada peralatan USB. Pada USB

host controller lapisan ini disebut dengan USB System Software sedangkan pada

peralatan USB disebut sebagai firmware USB device.

USB System Software berfungsi dalam pengalokasian lebar jalur data

(bandwidth) dan manajemen daya pada bus agar tegangan dan daya pada jalur

juga komunikasi pada jalur bus data tetap terkendali.

2.6.4 Macam-macam Jenis Transfer USB

USB didesain untuk menangani berbagai jenis tipe perangkat dengan

bermacam-macam jenis kecepatan transfer data, respon waktu, dan pengkoreksi

galat. 4 (empat) jenis data transfer yang dapat menangani kebutuhan yang

berbeda-beda dan dapat menyokong tipe transfer yang sesuai dengan kebutuhan

dari perangkat. Pada Tabel 2.1 memperlihatkan macam-macam fitur dan kegunaan

(57)

Tabel 2.1 Macam dan Kegunaan Tipe Transfer USB

Transfer Type Control Bulk Interrupt Isochronous Typical Use Identification

and per transfer, maximum possible per pipe (high speed)* per transfer, maximum possible per pipe (full speed)* per transfer, maximum possible per pipe (low speed)* for all transfer of the type (percent) speed (isochronous & interrupt combine maximum)

Error correction Yes Yes Yes No

Message or Stream data?

Message Stream Stream Stream

Guaranteed delivery

*Assumes transfer use maximum packet size.

Control transfer adalah tipe transfer yang memiliki fungsi sesuai

dengan spesifikasi USB yang telah ditentukan. Control transfer memperbolehkan

komputer untuk membaca informasi perangkat, mengatur pengalamatan

perangkat, dan memilih konfigurasi dan seting lainnya yang diperlukan. Semua

perangkat USB harus dapat menyokong tipe transfer ini.

Bulk transfer dimaksudkan untuk sebuah situasi dimana rata-rata

(58)

data dari scanner, atau mengakses file-file dari harddrive. Untuk aplikasi ini,

kecepatan transfer jenis ini sangat baik digunakan dan data dapat menunggu

apabila diperlukan. Apabila bus data dalam keadaan sibuk, bulk transfer akan

ditunda hingga bus data dalam keadaan siap, sebaliknya apabila bus data dalam

keadaan menganggur, bulk transfer akan berlangsung dengan sangat cepat. Hanya

dalam USB full speed dan high speed yang dapat melakukan komunikasi data

dengan jenis bulk transfer.

Interrupt transfer adalah jenis transfer data untuk perangkat, dimana

perangkat harus menerima permintaan dari komputer atau dari driver perangkat

dari sisi penyedia secara periodik. Berbeda dengan control transfer, interrupt

transfer merupakan cara lain untu perangkat USB low speed agar dapat

melakukan transfer data dengan baik.

Isochronous transfer dapat menjamin waktu pengiriman datanya namun

tidak memiliki pengkoreksi galat. Data yang dikirimkan menggunakan

isochronous transfer biasanya adalah data audio atau video yang harus dimainkan

secara langsung (reatime) / streaming. Jenis komunikasi isochronous transfer

adalah salah satu tipe transfer yang tidak mendukung pengulangan pengiriman

data secara otomatis ketika terjadi galat ketika pengiriman datanya, sehingga

terkadang kesalahan harus diterima. Hanya untuk perangkat USB full speed dan

high speed saja yang dapat menggunakan tipe komunikasi isochronous transfer.

2.7 USB – HID Communication Class

Human Interface Device (HID) class adalah salah satu kelas

(59)

sistem operasi Windows, mulai dari Windows ’98 hingga kini, juga sistem operasi

yang lain. Biasanya driver untuk kelas komunikasi HID ini sudah terangkum

menjadi satu kesatuan didalam sistem operasi sehingga tidak perlu lagi untuk

meng-install driver. Oleh karena itu banyak vendor-vendor perangkat USB yang

menggunakan kominikasi kelas HID dalam pembuatan produknya.

Pemberian nama HID (Human Interface Device) diambil dari perangkat

antarmuka yang berhubungan langsung dengan manusia (human interface).

Sebagai contoh adalah sebuah mouse dapat mendeteksi ketika adanya penekanan

tombol ataupun gerakan yang dilakukan oleh manusia sehingga memberikan nilai

masukan yang berbeda-beda terhadap komputer untuk melakukan tugasnya.

Namun sebenarnya kelas komunikasi HID tidak memiliki antarmuka

manusia yang sebenarnya, perangkat harus diatur fungsinya untuk dapat

memenuhi spesifikasi dari kelas komunikasi HID agar dapat bekerja seperti yang

seharusnya. Ada beberapa kemampuan dan keterbatasan dari perangkat dengan

kelas komunikasi HID diantarnya adalah :

- semua data yang akan diproses berada dalam sebuah struktur yang

disebut reports. Komputer (host) akan mengirim dan menerima

data dengan mengirimkan dan meminta reports dalam interrupt

transfer atau control transfer. Format dari report sangat fleksibel

dan dapat ditangani oleh berbagai macam tipe data, namun untuk

beberapa report harus memiliki besar data yang sudah pasti

- sebuah antarmuka HID harus memiliki sebuah IN interrupt untuk

Gambar

Gambar 2.1 Sinyal Analog
Gambar 2.4 Pencuplikan Sinyal
Gambar 2.5 Proses Pencuplikan. (a) Sinyal Analog, (b) Hasil Pencuplikan Sinyal
Gambar 2.6 Aliasing Sinyal Karena Tidak Sesuai dengan Kaidah Pencuplikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya aplikasi sistem pakar ini maka dapat membantu efisiensi waktu dalam memperoleh hasil dari kerusakan-kerusakan yang terjadi pada handphone serta

Dari hasil analisis yang telah dilakukan terhadap laporan keuangan yang diperoleh dari Koperasi Agribisnis Dana Mulya Pacet pada tahun 2005-2017 dengan menggunakan

Afdal bagi orang yang melakukan qurban menyembelih qurbannya dan sama-sama turut hadir menyaksikannya. 46 Walau bagaimanapun dia boleh mewakilkan kepada orang

Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan rumah sakit yang sangat beragam, maka untuk keberhasilan program manajemen risiko, rumah sakit harus

Dari penelitian ini diketahui bahwa robot jenis SCARA dengan sistem Neural Networknya mampu menghindari penghalang, tanpa dipengaruhi oleh jumlah dan kerapatan penghalang, serta

Pada penelitian yang berjudul Analisis Gangguan Kalsium pada Besi dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin Secara Spektrofotometer UV-Vis memiliki tiga tahapan utama,

Pengharapan dapat diraih ketika gereja (persekutuan orang percaya) sungguh-sungguh menata seluruh keberadaan dirinya sehingga dapat merangkul dan menolong yang menderita

a) Pendaftaran layanan rawat jalan atau penerimaan pasien rawat inap. b) Penerimaan langsung dari layanan gawat darurat ke unit rawat inap. c) Proses dalam menahan pasien