SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011
OLEH
Robby Habibie Hutabarat 070501104
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh net profit margin dan dividend per share secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2011, Indonesia Stock Exchange (IDX) dan Yahoo Finance.Metode analisis yang digunakan adalah metode uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan (bersama-sama) NPM dan DPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Uji parsial menunjukkan variabel NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara variabel DPSberpengaruh secara parsial terhadap harga saham.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE EFFECT OF NET PROFIT MARGIN AND DIVIDEND PER SHARE TO STOCK PRICE OF MANUFACTURING
COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2008-2011
The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of net profit margin and dividend per share is partially or simultaneously to the manufacturing company's stock price.
The data used in this study is a secondary data derived from Indonesia Capital Market Directory 2011, Indonesia Stock Exchange and Yahoo Finance. The method of analysis used is the classical assumption test method and test hypotheses.
The results showed that simultaneously (together) NPM and DPS have a significant effect on stock prices. Partial test showed NPM variables had no significant effect on stock prices, while variables affect DPS partial to the stock price.
KATA PENGANTAR
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Net Profit Margin dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2011”. Penulis telah banyak menerima bimbingan,
saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan yaitu kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Nursien Hutabarat dan Ibunda Faridah
Ariani, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, perhatian dan
memberikan semangat serta doa restu kepada penulis.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua dan Bapak Drs. Syahrir
Hakim Nasution, M.Si selaku Sekertaris Departemen Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua dan Bapak Paidi
Hidayat, SE M.Si selaku Sekertaris Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Syarief Fauzie SE, M.Ak Ak selaku Dosen Pembimbing yang penuh
keikhlasan telah menyisihkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
membimbing penulis menyelesaikan skripsi dengan baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan khususnya dan
bermanfaat bagi penulis untuk kemudian digunakan pada masa sekarang dan
masa yang akan datang.
7. Pegawai Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan dan seluruh Staff
Pegawai Administrasi dan Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu menyelesaikan segala kelengkapan
administrasi penulis.
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penulis dengan segala keterbatasannya sangat mengharapkan saran yang
membangun, sehingga karya lain dari penulis di masa yang akan datang jauh lebih
baik.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang
telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembacanya.
Medan, Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham ... 9
2.1.1 Pengertian Saham ... 9
2.1.2 Jenis-jenis Saham ... 10
2.1.3 Keuntungan Pembelian Saham ... 11
2.1.4 Risiko Kepemilikan Saham ... 12
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 13
2.1.6 Harga Saham ... 13
2.2 Net Profit Margin ... 16
2.3 Dividend Per Share ... 17
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
2.5 Kerangka Konseptual ... 20
2.6 Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22
3.2 Batasan Operasional ... 22
3.3 Definisi Operasional ... 23
3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 23
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 26
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 27
3.8 Metode Analisis Data ... 27
3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 28
3.8.1.1 Uji Normalitas ... 28
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas ... 30
3.8.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 31
3.8.1.4 Uji Autokorelasi ... 32
3.8.2.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 34
3.8.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 36
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 36
4.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 38
4.3.1 Uji Normalitas Data ... 38
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 42
4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 43
4.3.4 Uji Autokorelasi ... 44
4.4 Pengujian Hipotesis ... 46
4.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 47
4.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 49
4.5 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 55
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Hal
2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
3.1 Skala Variabel ... 24
3.2 Daftar Perusahaan Sampel ... 25
4.1 Satistik Deskriptif ... 36
4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Trimming ... 39
4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Trimming ... 40
4.4 Hasil Uji Multokolinearitas ... 42
4.5 Hasil Uji Park ... 44
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 45
4.7 Model Summary ... 46
4.8 Hasil Uji Simultan (Uji-F) ... 47
4.9 Hasil Analisis Regresi ... 48
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Hal
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Hal
1 Data Statistik Harga Saham, NPM dan DPS ... 59
2 Statistik Deskriptif ... 62
3 Uji Normalitas ... 62
4 Grafik Normal P-Plot ... 63
5 Uji Multikolinearitas ... 64
6 Uji Park ... 64
7 Uji Autokolerasi ... 65
8 Uji Simultan (Uji-F) ... 65
9 Hasil Regresi Linier Berganda ... 65
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh net profit margin dan dividend per share secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2011, Indonesia Stock Exchange (IDX) dan Yahoo Finance.Metode analisis yang digunakan adalah metode uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan (bersama-sama) NPM dan DPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Uji parsial menunjukkan variabel NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara variabel DPSberpengaruh secara parsial terhadap harga saham.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE EFFECT OF NET PROFIT MARGIN AND DIVIDEND PER SHARE TO STOCK PRICE OF MANUFACTURING
COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2008-2011
The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of net profit margin and dividend per share is partially or simultaneously to the manufacturing company's stock price.
The data used in this study is a secondary data derived from Indonesia Capital Market Directory 2011, Indonesia Stock Exchange and Yahoo Finance. The method of analysis used is the classical assumption test method and test hypotheses.
The results showed that simultaneously (together) NPM and DPS have a significant effect on stock prices. Partial test showed NPM variables had no significant effect on stock prices, while variables affect DPS partial to the stock price.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fungsi keuangan dalam perusahaan menempati posisi yang sangat penting
yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Secara umum fungsi
keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber-sumber dana yang
dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dana yang telah
diperoleh tersebut. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai
sumber, baik sumber dana yang berasal dari perusahaan itu sendiri maupun
berasal dari luar perusahaan. Sumber pendanaan dari luar perusahaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menerbitkan saham di
pasar modal. Dengan menerbitkan saham di pasar modal berarti bahwa
perusahaan bukan hanya dimilik oleh pemilik lama (founders), tetapi juga dimiliki
oleh pemegang saham. Langkah ini biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk
melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, perusahaan memerlukan dana
yang relatif besar.
Investor sebelum melakukan investasi sangat membutuhkan
informasi-informasi keuangan yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya
adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan pengumuman
pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat digunakan para investor
untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi/prospek
yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen
sering kali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek perusahaan. Kebijakan
dividen inilah yang akan menetapkan berapa besar bagian dari laba bersih itu
ditanamkan kembali sebagai laba ditahan.
Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham yaitu untuk
mendapatkan capital gain dan dividen. capital gain adalah selisih harga saham pada saat membeli dan menjual saham, sedangkan dividend adalah bagian
keuntungan yang diberikan kepada investor berdasarkan laba operasi yang
diperoleh perusahaan.
Dividen menurut Patuan (2011:2) adalah laba yang diberikan emiten
kepada para pemegang saham. Dari laba bersih perusahaan, sebagian dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi
laba ditahan (retained earning). Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang terpenting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Namun, dividen
membentuk arus uang yang semakin banyak mengalir ke tangan para pemegang
saham peusahaan. Para pemegang saham tentu saja berharap mendapatkan dividen
dalam jumlah yang besar. Untuk itu, perusahaan harus dapat mengalokasikan laba
bersihnya dengan bijaksana. Perusahaan yang memberikan dividen yang besar,
harga sahamnya juga akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang terus menerus
tidak membagikan dividen, harga sahamnya juga akan menurun. Jika laba bersih
Dividend Per Share (DPS) dipilih dengan pertimbangan, semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dividen per lembar saham
bagi pemilik, maka akan memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham
perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham. Hal ini akan mempengaruhi
intvestor dalam membuat keputusannya di pasar modal. Pendapat ini sesuai
dengan Dividend Signaling Theory yang menyatakan bahwa dividen menunjukkan sinyal prospek suatu perusahaan dimasa yang akan datang.
Dividend signaling theory diperkenalkan oleh Ross (1977) kemudian dikembangkan oleh Bhattacharya (1979), Miller dan Rock (1985) serta John dan
William (1985). Ross (1977) berpendapat bahwa manajer sebagai orang dalam
yang mempunyai informasi yang lengkap tentang arus kas perusahaan, akan
memilih untuk menciptakan isyarat yang jelas mengenai masa depan perusahaan
apabila mereka mempunyai dorongan yang tepat untuk melakukannya. Ross
membuktikan bahwa kenaikan pada dividen yang dibayarkan dapat menimbulkan
isyarat yang jelas kepada pasar bahwa prospek perusahaan telah mengalami
kemajuan. Dikatakan oleh Ross, agar suatu isyarat bermanfaat harus memenuhi
empat hal. Pertama, manajemen harus selalu mempunyai dorongan yang tepat
untuk mengirimkan isyarat yang jujur, walaupun beritanya buruk. Kedua, isyarat
dari suatu perusahaan yang sukses tidak mudah diterima oleh pesaingnya yang
kurang sukses. Ketiga, isyarat itu harus mempunyai hubungan yang cukup berarti
dengan kejadian yang dapat diamati (misalnya dividen yang lebih tinggi saat ini
akan dihubungkan dengan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang).
isyarat yang sama. Selanjutnya Dividend signaling theory dikembangkan oleh Bhattacharya (1979) yaitu model yang dapat digunakan untuk menjelaskan
mengapa perusahaan-perusahaan menggunakan dividen untuk memberikan isyarat
walaupun menanggung kerugian saat melaksanakannya. Membagikan kas untuk
pembayaran dividen merupakan hal yang mahal, karena perusahaan harus mampu
menghasilkan kas yang cukup untuk mendukung pembayaran dividen secara
tetap, dan karena kas dibayarkan untuk dividen maka akan mengurangi
kesempatan berinvestasi dengan NPV (Net Present Value) positif. Namun demikian bagi perusahaan yang prospeknya bagus dapat mengganti biaya ini
(pembayaran dividen) melalui pengeluaran saham secara bertahap dengan harga
yang semakin meningkat. Tetapi bagi perusahaan yang kurang sukses tidak dapat
melakukan hal yang sama. Dengan demikian, memberikan isyarat melalui nilai
dividen memberikan hasil yang positif. Miller dan Rock (1985), John dan William
(1985) juga mengembangkan teori tentang dividen sebagai isyarat. Miller dan
Rock menjelaskan bahwa pengumuman dividen memberikan informasi penting
untuk membentuk pendapatan perusahaan saat ini yang akhirnya menjadi dasar
untuk memprediksi pendapatan-pendapatan di masa yang akan datang. Sedangkan
John dan William menekankan pentingnya faktor pembayaran pajak pribadi atas
pendapatan dividen, pada saat pembayaran dividen sebagai isyarat yang
meyakinkan.
Besarnya laba bersih perusahaan juga sangat berpengaruh terhadap harga
saham yang beredar di bursa efek. Rasio yang menunjukkan persentase besarnya
Semakin besar rasio NPM suatu perusahaan maka perusahaan dapat dikatakan
berkinerja baik karena rasio NPM yang besar menunjukkan bahwa perusahaan
dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya.
Pembahasan mengenai NPM dan DPS yang merupakan indikator-indikator
yang mempengaruhi harga saham ini dilihat dari sudut pandang perusahaan yang
mengeluarkan saham yang nantinya dapat mempengaruhi para investor dalam
mempertimbangkan dan memutuskan apakah akan berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Dengan menggunakan informasi-informasi yang terdapat dalam
perusahaan, maka investor dapat menganalisa prospek dan citra dari perusahaan
tersebut apakah layak untuk dilakukannya investasi atau tidak.
Penelitian mengenai informasi dividend per share yang telah dilakukan terdahulu memberikan hasil yang berlainan, tetapi pada umumnya hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa perubahan dividen yang dibayarkan menyebabkan
adanya reaksi yang signifikan terhadap harga saham. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh Denny (2008) dan Silvana (2009). Namun demikian ada beberapa
penelitian yang memberikan hasil yang menunjukkan bahwa dividend per share
tidak menyebabkan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Nurmala (2006). Nurmala melakukan penelitian
mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham tiga perusahaan
otomotif di bursa efek indonesia periode 1996-2000. Berdasarkan analisis yang
dan dividend per share) yang ditetapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tidak mempengaruhi harga saham perusahaan.
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel Net Profit Margin
yang dilakukan oleh Ari Nugraha (2009), Ina Rinati (2009) dan Yuliana Halim
(2007) menunjukkan fenomena bahwa Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun menurut hasil penelitian Susi dan Rudi Setiawan
(2003), Haryanto (2003), dan Lenny Kielsan (2010), NPM tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian-peneitian sebelumnya adalah periode pengamatannya yaitu tahun 2008-2011.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian menegenai seberapa besar pengaruh rasio net profit margin dan
dividend per share terhadap harga saham dengan objek penelitian perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti membuat tiga perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap harga saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2011?
2. Apakah dividend per share berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Apakah net profit margin dan dividend per share secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2011?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh net profit margin terhadap
harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2011,
2. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh dividend per share terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2011,
3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh net profit margin
dan dividend per share terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi
peneliti, namun juga bagi investor dan peneliti lainnya atau mungkin juga bagi
pihak manajemen perusahaan yang diteliti:
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian dilapangan
dengan teori yang ada.
2. Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
referensi atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi didalam melakukan penelitian sejenis.
4. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.
5. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi dan informasi dalam melakukan
penelitian selanjutnya dan diharapkan dapat memperbanyak pengetahuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Saham
2.1.1 Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham
berwujud lembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Husnan (2002:303), menyebutkan bahwa “sekuritas (saham) merupakan
secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas
tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang
menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan
pemodal tersebut menjalankan haknya.” Sementara menurut Tandelilin (2001:18)
menyebutkan bahwa “saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas
aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.”
Kesimpulan yang didapat adalah, saham merupakan surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang
berbentuk perseroan, dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham
2.1.2 Jenis-jenis Saham
Dilihat dari cara peralihannya, saham pada dasarnya dapat dibedakan atas:
1. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke
investor yang lain. Secara hukum, siapa pemegang saham tersebut, maka
dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam
RUPS.
2. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu.
Sedangkan, bedasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham juga
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen
serupa dengan saham biasa karena dua hal, yaitu:
a. mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa jatuh tempo yang
tertulis diatas lembaran saham tersebut;
Persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal:
a. ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya,
b. dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham,
c. memilki hak tebus, serta dapat dipertukarkan (convertible) dengan
saham biasa.
Oleh karena saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang
ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen
dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu
akan bersaing dengan obligasi di pasar. Walau demikian, obligasi
perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham
preferen.
2.1.3Keuntungan Pembelian Saham
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham, yaitu: dividend dan capital gain. Dividend adalah
pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividend diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegan Saham (RUPS).
Dividend yang diberikan dapat berupa cash dividend (dividen tunai) yaitu berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula
berupa stock dividend (dividend saham) yaitu dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adanya
2.1.4 Risiko Kepemilikan Saham
Saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan
dan potensi risiko yang tinggi (high risk, high return). Adapun risiko investor yang memiliki saham, diantaranya:
1. Tidak mendapat dividen
Perusahaan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika
mengalami kerugian. Dengan kata lain, potensi keuntungan investor untuk
mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2. Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Adakalanya investor
harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan
demikian, seorang investor mengalami capital loss.
3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham
perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. Dalam kondisi
perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih
rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi.
4. Saham dikeluarkan dari bursa (Delisting)
Saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya dikarenakan kinerjanya yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai peraturan
pencatatan efek di bursa.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan setiap
detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor
yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun
eksternal. Adapun faktor internalnya antara lain adalah: laba perusahaan,
pertumbuhan aktiva tahunan, likuiditas, nilai kekayaan total dan penjualan.
Sementara itu faktor eksternalnya adalah: kebijakan pemerintah dan dampaknya,
pergerakan suku bunga, fluktuasi pergerakan nilai mata uang, rumor dan sentimen
pasar dan penggabungan usaha (business combination).
2.1.6 Harga Saham
1. Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.
Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi
investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan
keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
Harga saham menurut Susanto (2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara
lelang kontinyu.” Pengertian lain menurut Sartono (2001:70) “harga pasar saham
Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu
yang lain. Perusahaan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan
penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga
saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka
harga saham cenderung turun.
2. Analisis Terhadap Harga Saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah
serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati menjadi
perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba
perusahaan, dividen yang dibagikan, aset perusahaan, variabilitas laba dan
sebagainya. Secara umum ada dua jenis analisis umum yang digunakan dalam
melakukan analisis saham, yaitu anlaisis teknikal (technical analysis) dan analisis
fundamental (fundamental analysis).
a. Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan perubahan
harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini menentukan nilai saham dengan
menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi saham.
Harga suatu saham akan ditentukan oleh penwaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap saham tersebut. Menurut Widoatmodjo (2004:77), “analisis
teknikal merupakan salah satu metode penilaian saham dengan mengamati
pembentukan harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi
mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditunjukkan
oleh perubahan harga dari waktu lalu sehingga perubahan harga saham
mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknikal
biasanya menggunakan data yang dianalisis dengan menggunakan grafik atau
program komputer. Pengamatan dengan grafik tersebut dapat diketahui bagaimana
kecenderungan harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak
kecenderungan, serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan
keluar pasar.
b. Analisis fundamental
Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat berhubungan
dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo (2004: 263) menyatakan
bahwa “analisis fundamental sebenarnya merupakan metode analisis saham
dengan melalukan penilaian atas laporan keuangan.” Pengertian lainnya menurut
Darmadji (2006:189), “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan
penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait
kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan.” Kesimpulannya
analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk
mengevaluasi atau memproyeksikan nilai suatu saham.
Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di masa
yang akan datang dengan; mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang
mempegaruhi harga saham dimasa yang akan datang, dan menerapkan hubungan
variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data
pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian equitas,
margin laba, dan data-data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja
perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Analisis
fundamental umumya dilakukan dengan tahapan melakukan analisis ekonomi
terlebih dahulu, diikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis perusahaan
yang menerbitkan saham tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas
pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi faktor internal
tetapi juga faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.
2.2 Net Profit Margin
Menurut Gitman (2003:64), “Net profit margin is a financial ratio used to
measure the percentage of each sales dollar remaining after all costs and expenses, including interest, taxes, and preferred stock dividends, have been
deducted. The higher the firm’s net profit margin, the better”. NPM merupakan sebuah rasio keunagan yang digunakan untuk mengukur persentase dari setiap
dolar setelah semua biaya dan beban, termasuk bunga, pajak, dan dividen saham
preferen dikurangi. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Net Profit Margin
(NPM) merpakan rasio yang menunjukkan persentase besarnya laba bersih
perusahaan terhadap penjualnya. Apabila rasio NPM perusahaan besar maka
menujukkan bahwa perusahaan berkinerja dengan baik, karena dapat
menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya. Oleh sebab
itu, perusahaan yang memiliki rasio NPM yang besar, maka kemungkinan untuk
investor sehingga terdapat kemungkinan bahwa harga saham emiten tersebut akan
bergerak naik.
Rasio Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus:
NPM = pendapatan bersih penjualan bersih
2.3 Dividend Per Share
Menurut Warren (1999:122), “dividend per share merupakan ukuran untuk
menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham.” Pengertian
menurut Riyanto (1995:269), “dividend per share digunakan untuk mengukur
berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham dari keuntungan
tiap lembar saham.” Dividen Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan
yang sering dilihat para calon investor untuk menilai keuangan suatu perusahaan.
Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada
tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar laba
yang akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegan saham untuk tiap
lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen yang
dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividen per share (DPS) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Perusahaan yang dividend per share-nya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena investor
akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannnya, yakni hasil berupa
dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan perlu juga memperhatikan
kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan
dividennya yang berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen
atau untuk digunakan dalam perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi
perusahaan
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
Haryanto dan Toto Sugiharto (2003)
Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri
Minuman Di Bursa Efek Jakarta ROA, ROE, NPM, dan Harga Saham
Hanya ROE yang berpengaruh terhadap perubahan harga saham, sedangkan ROA dan NPM tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham
Susi dan Rudi Setiawan (2003)
Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Industri Barang Konsumsi Yang Tergabung Dalam Indeks LQ45 Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta
ROA, ROE, NPM, EPS, dan Harga Saham
Semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap harga saham
Nurmala (2006)
Pengaruh kebijakan dividend terhadap harga saham
perusahaan –perusahaan otomotif di bursa efek
EPS, DPS dan Harga
indonesia Saham otomotif tidak mempengaruhi harga saham perusahaan. Yuliana Halim (2007)
Pengaruh Return On Equity, Net Profit Margin, Earning Per Share, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta
ROE, NPM, EPS, DER, dan Harga Saham
Hanya ROE dan EPS yang berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.
Denny (2008)
Pengaruh Dividend Per Share dan Return On Equity
Terhadap Harga Saham pada Lima Perusahaan Pertambangan DPS, ROE dan Harga Saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dividend per share dan
return on equity
berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.
Ari Nugraha (2009)
Pengaruh Net profit Margin Terhadap Harga Saham Pada PT. Indosat Tbk
NPM dan Harga Saham
Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ina Rinati (2009)
Pengaruh Net Profit Margin
(NPM), Return On Assets
(ROA) dan Return On Equity
(ROE) terhadap Harga
Saham pada Perusahaan yang Tercantun dalam Indeks LQ45 NPM, ROA, ROE, dan Harga Saham
Secara serempak variabel Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara parsial (masing-masing) hanya Return On Assets (ROA) yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Silvana (2009)
Pengaruh Dividen per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang
Konsumsi yang Go Public
konsumsi yang Go public.
Lenny Kielsan (2010)
Pengaruh Debt to Equty Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
DER, NPM, ROA, ROE, dan Harga Saham
Secara parsial semua variabel tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, namun secara simultan semua variabel berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Sumber: Penulis, 2012
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara
teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Pada penelitian ini variabel independen adalah Net profit Margin
(NPM) dan Dividend Per Share (DPS), sedangkan variabel dependen adalah harga saham.
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan
[image:32.595.108.520.112.291.2]sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Harga Saham
(Y)
Net profit Margin
(X1)
Dividend Per Share
Net Profit Margin (NPM) menunjukkan jumlah pendapatan bersih dibagi dengan penjualan bersih. Net Profit Margin adalah indikator yang baik untuk
menilai kinerja suatu perusahaan. Makin tinggi rasio NPM perusahaan,
menujukkan bahwa perusahaan berkinerja dengan baik, karena dapat
menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya.
Dividend Per Share merupakan bagian keuntungan bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Karena dividen merupakan salah satu
keuntungan investasi melalui saham, maka phak manajemen perusahaan perlu
memperhatikan kebijakan dividen yang akan ditetapkan dalam rangka
meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk
kepemilikan saham.
2.6 Hipotesis
H1 : net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap harga saham
perusahaan manufaktur,
H2 : dividend per share berpegaruh secara parsial terhadapharga saham
perusahaan manufaktur, dan
H3 : net profit margin dan dividend per share berpengaruh secara simultan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian asosiatif kausal.
Menurut Umar, (2003:63) “Penelitian menggunakan desain kausal berguna untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi suatu variabel lainnya.” Peneliti
menganalisis pengaruh net profit margin dan dividen per share terhadap harga saham, dimana net profit margin dan dividen per share merupakan variabel yang
mempengaruhi, sedangkan harga saham merupakan variabel yang dipengaruhi.
3.2 Batasan Operasional
Penelitian ini memiliki keterbatasan baik dari jumlah sampel yang
digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya
menganalisis perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai 2011 dengan jumlah populasi
sebanyak 131 perusahaan dan jumlah sampel 34 perusahaaan dengan unit
analisis sebanyak 136.
2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun
3. Peneliti hanya menggunakan variabel net profit margin (NPM) dan
dividend per share (DPS) sebagai variabel independen dalam mengamati
perubahan harga saham.
3.3 Defenisi Operasional
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
variabel independen dan satu variabel dependen.
1. Variabel dependen, yaitu variabel titak bebas keberadaannya yang
dipengaruhi oleh besarnya variabel independen,
2. Variabel independen, yaitu variabel bebas yang keberadaannya dapat
mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai
hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah net profit margin
dan dividend per share.
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Pada pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan
penentuan indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
independen dan satu varaibel dependen.
Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih rinci pada
Tabel 3.1 Skala Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Net Profit Margin
(NPM) (X1)
Ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan per lembar saham pemilik.
NPM = pendapatan bersih penjualan bersih
Rasio
Dividend Per Share
(DPS) (X2)
Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kepastian dari modal yang
ditanamkannya, yaitu berupa dividen.
DPS = dividen
jumlah saham beredar
Rasio
Harga Saham (Y)
Nilai dari selembar saham.
Harga saham pada saat closing price
Rasio
Sumber: Patuan, 2011
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2011. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik pusposive sampling,
yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2008-2011,
2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama
periode 2008-2011,
4. Perusahaan tersebut telah membayarkan dividen kas atas laba periode
2008-2011, dan
5. Perusahaan tersebut tidak mengalami delisting selama periode 2008-2011.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 131 perusahaan dengan
periode penelitin selama empat tahun. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di
atas, peneliti mengambil 34 perusahaan manufaktur sebagai sampel.
[image:37.595.131.496.331.757.2]Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel adalah disajikan dalam tabel.
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
No. Kode Nama Perusahaan
1 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. 2 GGRM PT Gudang Garam Tbk.
3 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk.
4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 5 SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk. 6 TCID PT Mandom Indonesia Tbk. 7 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk.
8 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 9 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk.
10 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk. 11 CTBN PT Citra Tubindo Tbk. 12 LION PT Lion Metal Works Tbk. 13 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk. 14 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk.
15 EKAD PT Ekadharma International Tbk. 16 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. 17 UNIC PT Unggul Indah Cahaya Tbk.
18 BRNA PT Berlina Tbk.
19 IGAR PT Champion Pacific Indonesia Tbk. 20 TRST PT Trias Sentosa Tbk.
21 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk. 22 ASII PT Astra International Tbk. 23 AUTO PT Astra Otoparts Tbk. 24 BRAM PT Indo Kordsa Tbk.
27 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 28 MYOR PT Mayora Indah Tbk.
29 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 30 KLBF PT Kalbe Farma Tbk.
31 MERK PT Merck Tbk.
32 SQBI PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. 33 MRAT PT Mustika Ratu Tbk.
34 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk. Sumber: Penulis, 2012
3.6 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukaan
nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya. Peneliti menggunaan data
sekunder dalam penelitian ini.
Data dalam penilitian ini adalah data polled, yaitu kombinasi antara data
time series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam
beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau
tahunan (interval waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2008 sampai tahun
2011). Data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan mengamati banyak subjek (seperti individu, perusahaan atau negara/wilayah) pada titik waktu
yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu (subjek yang diteliti
adalah laporan keungan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI).
Peneliti mengumpulkan data penelitian dengan cara menguunduh laporan
keuangan perusahaan sampel melalui situs Bursa Efek Indonesia, yaitu
menggunakan softcopy Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2011. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. informasi mengenai profityang dihasilkan perusahaan,
2. informasi mengenai dividen yang dibagikan atas laba perusahaan periode
2008-2011,
3. informasi mengenai harga saham peutupan (closing price) perusahaan pada akhir tahun periode 2008-2011,
4. informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Tahap pertama
peneliti melakukan studi pustaka, yaitu dengan mencari leteratur yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua peneliti
mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs
Bursa Efek Indonesia, yait
perusahaan yang menjadi populasi atau sampel penelitian.
3.8 Metode Analisis Data
Pada pnelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 19.0. Pengujian statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian
3.8.1. Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi
klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.
3.8.1.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini
berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal,
maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan
statistik non-parametrik atau dilakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat
normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
Analisis grafik dilakukan dengan melihat histogram dan grafik normal p-plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya.
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model
2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan data terdistribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Dalam penelitian ini, analisis statistik yang dilakukan peneliti adalah
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas data.
Uji ini dibuat dengan hipotesis:
H0: data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Bila nilai signifikansi > 0,05 dengan α = 5%, berati dat berdistribusi normal dan
H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 berarti data berdistribusi
tidak normal dan Ha diterima.
Data yang terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasikan
menjadi normal. Cara yang dapat dilakukan menurut Jogiyanto (2003), yaitu:
1. dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu logaritma natural,
akar kuadrat, logaritma lo,
2. lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat outliner,
3. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliner menjadi
nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2005), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel independen yang
nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah
sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel indpenden. Jika antar
variabel indpenden ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak
adanya korelasi yang tinggi antar variabel indpenden tidak berarti bebas
dari bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel indpenden manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
3.8.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi
heterokedastisitas. Menurut Ghozalli (2011), uji heterokedastisistas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda
disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data
yang mewakili berbagai ukuran.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan
melakukan Uji Park. Park mengemukakan metode bahwa variance (S2)
merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut:
persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan logaritma sehingga
menjadi :
Ln σ2i = α + β LnXi + vi
Karena S2i umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan menggunakan
residual Ut sebagai Proksi, sehingga persamaan menjadi :
LnU2i = α + β LnXi + vi
Uji Park dilakukan dengan melakukan regresi variabel logaritma natural dari
kuadrat residual (LnU2i) dengan variabel logaritma natural NPM dan variabel
logaritma natural variabel DPS, sehingga persamaan regresi menjadi :
LnU2i = b0 + b1 LnNPM + b2 LnDPS
Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut
signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris
yang diestimasi terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta
tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homokedastisitas pada data model
empiris tersebut tidak dapat ditolak.
3.8.1.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier
terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang
Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang
berbeda. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Hipotesis
yang akan diuji adalah :
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Variabel bebas yang diteliti berjumlah 2, yaitu variabel NPM dan variabel DPS.
Sehingga kriteria untuk pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelsai yaitu :
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negatif
Tolak
Tidak ada keputusan
Tolak
Tidak ada keputusan
Tidak tolak
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
2 – dl < d < 2
2 – du ≤ d ≤ 2 – dl
du < d < 2 < du
Sumber: Ghozalli, 2011
3.8.2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan analsisi regresi liner berganda.
mempunyai pengaruh tehadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji
hipotesis dalam penelititan ini menggunakan Uji-F (simultan) dan Uji-t (parsial).
3.8.2.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian F-test digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempuyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Data analisis dengan model regresi berganda
yaitu:
�= �+�1�1+�2�2+�
keterangan:
Y = Harga Saham
α = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi X1 = Net profit Margin
X2 = Dividend Per Share e = error (faktor pengganggu)
hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
�0 = tidak semua variabel independen berpengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen,
�� = semua variabel independen berpengaruh secara
simulatan terhadap variabel dependen.
Uji ini dalakukan dengan membandingkan signifikansi hitung dengan
- jika F-hitung < F-tabel, maka �0 diterima dan �� ditolak untuk α = 5%,
- jika F-hitung > F-tabel, maka �0 ditolak dan �� diterima untuk α = 5%.
3.8.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh saru variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji
adalah sebagai berikut:
�0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen,
�� = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen,
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan
ketentunan sebagai berikut:
- jika t-hitung < t-tabel, maka �0 diterima dan �� ditilak untuk α = 5%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Data penelitian berasal dari laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dari Indonesian Capital
Market Directory tahun 2011. Perusahaan yang dicari sampel kemudian dicari
nilai NPM, DPS dan harga saham masing-masing perusahaan. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan diperoleh 34 perusahaan yang memenuhi kriteria
dan dijadikan sampel dalam penelitian ini serta diamati selama periode
2008-2011, sehingga data penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 136 unit analisis.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif memberikan penjelasan menegenai nilaiminimum,
[image:48.595.105.523.543.676.2]nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari veriabel-variabel independen dan veriabel-variabel dependen.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Harga_Saham 136 58.00 359,000.00 2,530,684.80 18,607.9765 48,418.45295
NPM 136 .01 29.00 135.44 .9959 4.29829
DPS 136 1.98 21,212.00 149,066.43 1,096.0767 3,068.02654
Valid N (listwise) 136
Berdasarkan data dari Tabel 4.1 dapat diambil penjelasan di bawah ini:
a. Variabel Harga Saham memiliki nilai minimum 58 dan nilai maksimum
359.000 dengan rata-rata sebesar 18.607,9765 dan standar deviasi
48.418,45295. Nilai minimum harga saham perusahaan manufaktur yang
menjadi sampel penelitian dari tahun 2008 sampai 2011 adalah harga
saham PT. Champion Pacific Indonesia Tbk. sebesar Rp.58 pada tahun
2008 dan nilai maksimum dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
sebesar Rp.359.000 pada tahun 2011. Rata-rata nilai harga saham
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini sebesar
Rp.18.607,9765.
b. Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 29 dengan rata-rata sebesar 0,9959 dan standar deviasi
4,29829. Nilai minimum NPM perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel penelitian dari tahun 2008 sampai 2011 adalah NPM dari PT.
Unggul Indah Cahaya Tbk. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Dan PT.
Supreme Cable Manufacturing & C sebesar 0,01. Nilai maksimum sebesar
29 dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Sementara
rata-rata nilai NPM perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini
sebesar 0,9959.
c. Variabel Devidend Per Share (DPS) memiliki nilai minimum 1,98 dan
nilai maksimum 21.212,00 dengan rata-rata sebesar 1.096,0767 dan
standar deviasi 3.068,02654. Nilai minimum DPS perusahaan manufaktur
Ekadharma International Tbk. Sebesar Rp. 1,98 dan nilai maksimum
dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. sebesar Rp. 21.212,00
dengan rata-rata nilai DPS perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini
sebesar Rp. 1.096,0767.
4.3 Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi
memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan
perbaikan terlebih dahulu.
4.3.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat data residual berdistribusi normal
atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis grafik dan
melakukan uji statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat histogram dan
grafik normal p-plot. Peneliti hanya menggunakan metode grafik normal p-plot, karena metode ini lebih handal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual
�0 : data residual berdistribusi normal.
��: data residual tidak berdistribusi normal.
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka �0 diterim dan �� ditolak,
sebaliknya jika nilai siginifikansi lebih kecil dari 0,05 maka �0 ditolak dan ��
diterima.
Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.2 dibawah ini, diperoleh besarnya
nilai Kolmogorov-Smirnov adalah lebih besar dari 0,05 dan signifikansi pada 0,000. Nilai signifikansi ternyata lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima yang berarti data residual tersebut tidak berdistribusi normal, ini dapat disebabkan oleh
adanya data yang outliner, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya.
[image:51.595.155.465.457.677.2]Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Sebelum Trimming
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 136
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 31291.5205361
3
Most Extreme Differences Absolute .332
Positive .332
Negative -.323
Kolmogorov-Smirnov Z 3.873
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Beberapa cara mengatasi data outliner yaitu: - Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
- Lakukan trimming, yaitu membuang data outliner,
- Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outliner kesuatu nilai
tertentu.
Untuk mengubah nilai residual agar normal, peneliti melakukan trimming
(membuang data outliner). Setelah dilakukan pembuangan data yang outliner,
jumlah sampel observasi menjadi berjumlah 72 sampel. Kemudian data diuji
ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan
Kolmogorov-Smirnov:
[image:52.595.159.464.390.604.2]Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Setelah Trimming
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 72
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1296.07397894
Most Extreme Differences Absolute .143
Positive .143
Negative -.094
Kolmogorov-Smirnov Z 1.212
Asymp. Sig. (2-tailed) .106
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS
Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 1,212 dan nilai signifikansi variabel lebih besar dari
berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui garfik p-plot data pada Gambar 4.2 berikut.
[image:53.595.121.510.177.515.2]Gambar 4.2 Grafik Normal P-plot
Sumber: Output SPSS
Pada grafik normal P-plot terlihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti garis diagonal. Grafik ini
menunjukkan bahwa model regresi mengikuti asumsi normalitas dan ini sejalan
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi
antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi
multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Menurut Nugroho (2005:58), “deteksi
multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat, yatu jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model dapat dikatakan terbebas dari
[image:54.595.171.448.336.470.2]multikolinearitas.”
Tabel 4.4
Hasil Uji Multokolinearitas
Coefficient Correlationsa
Model DPS NPM
1 Correlations DPS 1.000 -.328
NPM -.328 1.000
Covariances DPS 14.484 -4740.556
NPM -4740.556 14420950.050
a. Dependent Variable: Harga_Saham
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 592.119 327.048 1.810 .075
NPM -346.990 3797.493 -.009 -.091 .927 .892 1.121
DPS 22.328 3.806 .600 5.867 .000 .892 1.121
a. Dependent Variable: Harga_Saham
Sumber: Output SPSS
tidak ada korelasi antara variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
4.3.3 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozalli (2011), uji heterokedastisistas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda
disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data
yang mewakili berbagai ukuran.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan
melakukan Uji Park. Park mengemukakan metode bahwa variance (S2)
merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut:
σ2i = α Xiβ
persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan logaritma sehingga
menjadi :
Ln σ2i = α + β LnXi + vi
Karena S2i umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan menggunakan
LnU2i = α + β LnXi + vi
Uji Park dilakukan dengan melakukan regresi variabel logaritma natural dari
kuadrat residual (LnU2i) dengan variabel logaritma natural NPM dan variabel
logaritma natural variabel DPS, sehingga persamaan regresi menjadi :
LnU2i = b0 + b1 LnNPM + b2 LnDPS
Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut
signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris
yang diestimasi terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta
tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homokedastisitas pada data model
empiris tersebut tidak dapat ditolak.
Tabel 4.5 Hasil Uji Park
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.753 .414 30.828 .000
NPM -4.800 4.804 -.120 -.999 .321
DPS .014 .005 .355 2.957 .004
a. Dependent Variable: LnU2i
Sumber: Output SPSS
Hasil tampilan Tabel 4.5 diatas menunjukkan koefisien untuk variabel
independen tidak ada yang signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak terdapat heterokedastisitas.
4.3.4 Uji Autokolerasi
Pengujian autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi
periode sebelumnya d