PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA
SISWA KELAS IV SDN 3 KEBAGUSAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
DWI AMBARWATI NPM : 1013109006
PROGRAM STUDI STRATA SATU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA
SISWA KELAS IV SDN 3 KEBAGUSAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
DWI AMBARWATI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
PERNYATAAN... ... ... ii
JUDUL PTK... iii
MENGESAHKAN... iv
RIWAYAT HIDUP... v
PERSEMBAHAN... vi
MOTTO... ... vii
SANWACANA... viii
DAFTAR ISI... x
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2Identifikasi Masalah... . 4
1.3Rumusan Masalah... 4
1.4 Tujuan Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1 Belajar dan Pembelajaran... 7
2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 7
2.1.2 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 8
2.1.2.1 Teori Belajar ... 8
2.1.2.2 Teori Belajar Konstruktivisme ... 10
2.1.3 Aktivitas Belajar ... 12
2.1.4 Prestasi Belajar ... 14
2.2 Pembelajaran Matematika di SD ... 16
2.2.1 Pengertian Matematika ... 17
2.2.2 Tujuan Pembelajaran Matematika ... 18
2.2.3 Teori Pembelajaran Matematika ... 18
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 19
2.3.1 Konsep Kooperatif ... 19
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Kooperatif Tipe STAD ... 20
2.3.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.. 21
2.4 Kerangka Pikir ... 22
BAB III METODE PENELITIAN... 24
3.1 Setting Penelitian... 24
3.2 Prosedur Penelitian... 25
3.3 Teknik Pengambilan Data... 28
3.4 Teknik Analisis Data... 28
3.5 Indikator Keberhasilan... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 30
A. Hasil Penelitian... 30
1. Implementasi Siklus I... 30
2. Implementasi Siklus II... 37
3 Implementasi Siklus III... 46
B Pembahasan ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 55
A. Kesimpulan... 55
B. Saran... 56
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
4.1 Presentasi Hasil Observasi Akivitas Kerja pada Siklus I... 21
4.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siklus I... 35
4.3 Presentasi Hasil Observasi Aktivitas Kerja pada Siklus II... 36
4.4 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajar Matematika Siklus II... 42
4.5 Rekapitulasi Siklus I dan II... 44
4.6 Presentase Hasil Observasi Aktivitas Krja pada Siklus III... 51
4.7 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siklus III... 52
4.8 Rekapitulasi Siklus II dan III... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR BAGAN
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, 2006, Pengembangan Matematika. Universitas Terbuka, Jakarta. Abidin, 2005, Penggunaan Model Pembelajaran Langsung, Universitas
Terbuka Jakarta.
Anwar, 2005, 10 Kamus lengkap Bahasa Indonesia, PN Amelia, Surabaya.
Aunurrahman dkk, 2009, Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka Jakarta.
Abu Akhmadi,2005.Teori teori Belajar.Reneka Cipta.Jakarta. Baharruddin .2010.Teori Belajar.Cipta Karya .Bandung.
Bandono, 2007, Kapita Selekta Pendidikan. Dep Dik Nas .Jakarta.
C.Wulansari Dewi,2009.Sosiologi,Konsep dan Teori.Refika Aditama.Bandung. Dahar,R.W.1991.Teori-teori Belajar.Erlangga.Jakarta.
Djamarah , .2006. Strategi Belajar Mengajar : Jakarta : Reneka Cipta.Jakarta.
Doantara Yasa, 2008, Aktivitas dan Prestasi Belajar,hhtt://ipotes,wordpress.com ( tgl 20 Oktober 2011).
Darsono.2007.Penelitian Tinadakan Kelas.Universitas Terbuka.Jakarta. Finoza ,Lamuddin . 2006 .Dasar-dasar Pendidikan Jakarta :Insan Mulia
Furchan,arief.2004.Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Gagne,Robert M. Dan Piaget,2003 .Essential of Learning for Instruction.New York Holt Renehart and Wiston.
Karim, dkk, 1997, Pengembangan Matematika, Depdiknas, Jakarta. Karuru, 2005, Belajar dan Pembelajaran SD, Depdiknas, Jakarta.
Karso, 1999, Pengembangan Matematika SD, Depdiknas, Jakarta. Kristianto M 2009 Pengertian Pembelajaran Kooperatif.hhtt:// techonly
13.wordpress.com diakses tgl 31 desember 2009.
Nik Azis Nik Pa.1999.Teori Pembelajaran.P.T Bina Aksara.Jakarta.
Nyimas Aisyah, dkk, 2007, Pengembangan Pembelajaran Matematik SD, Jakarta Diksi, Depdiknas.
Poerwanti, 2008 asasmen pembelajaran SD, Jakarta Dikti Depdiknas.
Rini, 2010. Teori Pembelajaran,_________________ Universitas Lampung.
Robert, Thomas B (Ed) 1975, new york : schenkman publishing Co.
Sardiman. AM. 2007, Interaksi dan four psychologies appied to education : Freudian, behaviord, Humanistic, transpersonal, Hasil Belajar Mengajar, PT Grafindo. Jakarta.
Sagala,2011.Teori Pembelajaran.P.T Rosada Karya Bandung.
Suharsimi Arikunto, 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta. Suherman.2003.Pembelajaran Matematika SD.Erlangga Jakarta.
Surakhmad,2004.Belajar dan Pembelajaran.Balai Pustaka Jakarta. Trianto, 2007. Psyikologi Pendidikan .Balai Pustaka.Jakarta.
Wiraatmaja, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka. Jakarta. Yulita, 2008, Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa kelas IV, melalui
ABSTRAK
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA
KELAS IV SDN 3 KEBAGUSAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
DWI AMBARWATI
Berdasarkan hasil observasi di SDN 3 Kebagusan Gedong Tataan Pesawaran kualitas prestasi belajar matematika kelas IV masih di bawah KKM,penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika, melalui pendekatan kooperatif tipe STAD.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari 3 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yakni : perencanaan, pelaksanaan,observasi dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika,setelah digunakan pendekatan kooperatif tipe STAD.Peningkatan ini terlihat dari aktivitas belajar yang semula hanya 59,16%, pada siklus I kemudian meningkat menjadi 63,33%, pada siklus II dan pada siklus III, 78,50%. Hal ini ternyata juga berdampak pada prestasi belajar,yaitu yang semula yang mendapat nilai sama atau lebih pada KKM disiklus I,yaitu hanya 72,10% pada siklus II prestasi belajar meningkat menjadi 73,75% sedangkan pada siklus ke III 77,85%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Belajar dan Pembelajaran
1.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia. Secara luas, belajar
merupakan proses menuju perubahan tingkah laku,seperti pendapat Hamalik ( 2001:28) yang
mengatakan, “ belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungannya”.
Sedangkan Sardiman (2007:20) ia mengatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai semua
aktivitas yang melibatkan psiko-fisik dan menghasilkan perubahan menuju perkembangan
pribadi seutuhnya. Selanjutnya juga dipertegas oleh Sardiman ( 2007: 21) bahwa,” Belajar
diartikan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas,
disimpulkan bahwa belajar adalah seluruh aktivitas baik fisik maupun psikis yang menghasilkan
perubahan tingkah laku positif yang terjadi melalui proses interaksi dengan lingkungannya.
1.1.2 Teori Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan komponen ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan
belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar merupakan kapabilitas, timbulnya
kapabilitas disebabkan (1) stimulus yang berasal dari lingkungan, (2) proses kognitif yang
dilakukan oleh pelajar. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan
nilai. Dengan demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas
baru. Menurut Gagne belajar terdiri dari 3 komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu
stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan informasi
verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif.
Sedangkan Thorndike (1913) berpendapat bahwa dasar belajar adalah pembentukan asosiasi
antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan
antara stimulus dan respon (S-R). belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan
respon sebanyak- banyaknya. Chaplin (1972) membatasi belajar dengan 2 macam rumusan.
Rumusan pertama berbunyi “... belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman “ (acquisition of any relatively permanent
change in behavior as a result of practice and experience). Rumusan kedua adalah belajar
merupakan proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus (process of acquiring responses as a result of special practice). Sedangkan Morgan (1978) menyatakan
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar menurut Skinner (1958) adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progessif. Menurut Skinner
dalam belajar ditemukan hal-hal berikut (1) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan
respon belajar, (2) respon si pelajar, dan (3) konsekuensi yang bersifat menggunakan respon
Menurut Brownell dalam Karso,(1999:22) pada hakekatnya belajar merupakan suatu proses yang
bermakna, belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan pengertian. Dalam
pembelajaran matematika SD Brownell mengemukakan teori makna (meaning theory). Menurut
teori makna anak harus memahami makna dari topik yang sedang dipelajari, memahami simbol
tertulis, dan apa yang diucapkan. Memperbanyak latihan (drill) merupakan jalan yang efektif.
Tetapi latihan–latihan yang dilaksanakan haruslah didahului dengan pemahaman makna yang
tepat.
Sedangkan menurut Skemp dalam Karim,(1997:223-224) belajar matematika melalui dua tahap
yaitu konkret dan abstrak. Pada tahap konkret anak memanipulasi benda-benda konkret untuk
dapat menghayati ide-ide abstrak. Pada tahap abstrak adalah kegiatan yang diberikan pada anak
didik untuk menemukan sifat bangun ruang.
1.1.2.1 Teori Belajar
Belajar merupakan komponen ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi,baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi).
Menurut Gagne dalam Sagala (2011:17) belajar merupakan kegiatan yang kompleks,dan hasil belajar berupa kapabilitas,timbulnya kapabilitas disebabkan (1) stimulus yang berasal dari lingkungan, (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.Dengan demikian dapat ditegaskan, bahwa belajar
adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru.Menurut Gagne belajar terdiri dari 3 komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar,
belajar yang menggambarkan informasi verbal,ketrampilan intelek,ketrampilan motorik, sikap dan siasat kognitif.
Belajar menurut Dahar R.W( 1991: 23 ) adalah salah satu topik paling penting di dalam psikologi dewasa ini, namun konsepnya sulit untuk didefinisikan “to gain knowledge,comprehension ,or mastery through experience or study “ (Untuk mendapatkan pengetahuan ,pemahaman,atau penguasaan melalui pengalaman atau studi).
Teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Empat teori belajar yaitu :
1. Teori behaviorisme yang merupakan aliran psikologi yang memandang individu hanya dari
sisi fenomena jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental.
2. Teori belajar Piaget yang merupakan tokoh kontriktivisme untuk memahami perkembangan
kognitif individu yaitu teori tentang tahapan individu dan perkembangan individu.
3. Teori pemrosesan dari Gagne adalah teori bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan.
4. Teori belajar Gestalts adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai
sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan (Gagne 1988:68).
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses didalam pikiran siswa.Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan hasil belajar siswa.
Dalam proses adaptasi belajar terdapat empat konsep dasar yaitu (1) skemata, manusia selalu berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya, (2) asimilasi yaitu proses kognitif dan penyerapan pengalaman baru ketika seseorang memadukan stimulus atau persepsi ke dalam skemata atau prilaku yang sudah ada, (3) akomodasi yaitu proses struktur kognitif yang berlangsung sesuai dengan pengalaman baru.Proses kognitif tersebut menghasilkan terbentuknya skemata baru dan berubahnya skemata lama dan, (4) Keseimbangan (equilibrium ) , dalam proses adaptasi terhadap lingkungan individu berusaha untuk mencapai struktur mental atau skemata yang stabil (adanya keseimbangan antara proses asimilasi dan proses akomodasi ), ( Nurhadi,2010:118).
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar dan pembelajaran didasarkan pada perpaduan antara beberapa penelitian dalam psikologi kognitif dan psikologi sosial, sebagaimana teknik-teknuk dalam modifikasi prilaku yang didasarkan pada teori operant conditioning dalam psikologi
bahavioral. Premis dasarnya adalah bahwa individu harus secara aktif”membangun” pengetahuan dan ketrampilannya serta informasi yang diperoleh dalam proses membangun kerangka oleh pelajar dari lingkungan diluar dirinya Baharrudin (2010:115).
Pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa tiap
individu memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan
yang telah dimilikinya. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pembelajaran konstruktivisme
merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri
secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka
masing-masing. Peserta didik akan mengaitkan materi pembelajaran baru dengan materi
pembelajaran lama yang telah ada. Nik Azis Nik Pa (1999:23) menjelaskan tentang
dari pada satu komitmen terhadap pandangan bahwa manusia membina pengetahuan sendiri.Ini
bermakna bahwa sesuatu pengetahuan yang dipunyai oleh seseorang individu adalah hasil
daripada aktivitas yang dilakukan oleh individu tersebut, dan bukan sesuatu maklumat atau
pengajaran yang diterima secara pasif daripada luar. Pengetahuan tidak boleh dipindahkan
daripada pemikiran seseorang individu kepada pemikiran individu yang lain sebaliknya, setiap
insan membentuk pengetahuan sendiri dengan menggunakan pengalamannya secara terpilih “.
Pendapat Nik Azis Nik Pa (1999:29) dalam Burhanuddin (2010:28) seperti dikutip di atas
menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik menjadi syarat utama dalam pembelajaran
konstruktivisme. Peranan guru hanya sebagai fasilitator atau pencipta kondisi belajar yang
memungkinkan peserta didik secara aktif mencari sendiri informasi, mengasimilasi dan
mengadaptasi sendiri informasi, dan mengkonstruksinya menjadi pengetahuan yang baru
berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki masing-masing. Dengan kata lain dalam
pembelajaran konstruktivisme peserta didik memegang peran kunci dalam mencapai kesuksesan
belajarnya, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tytler dalam Rini ( 2010:29)
dengan mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran sebagai
berikut :
1. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan gagasannya dengan
bahasa sendiri.
2. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga
menjadi lebih kreatif dan imajinatif.
4. Memberi pengalaman yang berhubuang kondusif.ngan dengan gagasan yang telah dimiliki
peserta didik.
Mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka dan menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
1.1.3 Aktivitas Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari semua orang melakukan aktivitas. Proses pembelajaran terjadi
karena adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa.
Gagne (1992:65) mengemukakan bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata
yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang. Belajar adalah
suatu aktivitas yang melibatkan bukan bukan hanya penguasaan kamampuan akademik baru saja,
melainkan juga perkembangan emosionel, interaksi sosial dan perkembangan kepribadian.
Belajar adalah termologi yang akan digunakan untuk menggambarkan proses meliputi perubahan
melalui pengalaman. Proses perubahan tersebut secara relatif untuk memperoleh perubahan
permanent dalam pemahaman, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan dan ketrampilan
melalui pengalaman. Anwar (2005:10) berpendapat aktivitas merupakan kegiatan kesibukan,
keaktifan, kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam
perusahaan.Doantara Yasa, (2008:6) menyatakan yang disebut aktivitas belajar adalah aktivitas
mental dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku yang lebih maju. Pitrich
schunk dalam Karso (2009:6) berpendapat aktivitas merupakan aspek penting yang
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dapat disimpulkan bahwa aktivitas dalam belajar
merupakan keaktifan siswa dalam pembelajaran seperti bertanya,menanggapi,membuat
rangkuman ,mengadakan diskusi dan sebagainya yang merupakan bentuk aktivitas mental dan
emosional siswa dalam upaya terbentuknya perilaku yang lebih baik.
1.1.4 Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Setiap kegiatan belajar mengajar tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yaitu
prestasi belajar atau yang disebut dengan hasil belajar. Sebagai mana diungkapkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa pengertian prestasi adalah : “ hasil pelajaran yang
diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah yang bersifat kognitif yang biasanya ditentukan
melalui pengukuran dan penilaian “.Hudoyono ( Depdikbud 2001:147)
Sedangkan menurut Oemar Hamalik, yang dimaksud prestasi adalah “perubahan tingkah
laku yang diharapkan murid setelah dilakukan proses belajar”. (Oemar Hamalik, 1996:84)
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan
prestasi adalah hasil akhir yang dicapai oleh siswa (individu) berbentuk nilai atau
penghargaan lainnya setelah siswa atau individu malakukan kegiatan tertentu sesuai dengan
yang diharapkan.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Djamarah (2006:7) menyatakan hasil belajar adalah taraf ability yang menguasai
Surakhmad (2004:35) hasil belajar adalah adanya kemampuan melakukan sesuatu secara
permanen, dapat berulang-ulang dengan hasil yang sama. Keberhasilan atau kegagalan dalam
proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Apabila
merujuk pada rumusan operasional keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil
apabila diikuti ciri-ciri sebagai berikut:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individu maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan pada tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh
siswa baik secara individu maupun kelompok.
3. Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial (sequential)
mengantarkan materi pada tahap berikutnya.
“Prestasi belajar adalah sebagai hasil dari usaha seseorang untuk mengubah dirinya dengan
jalan memperoleh kecakapan baru dan hasil perubahan itu diperoleh melalui latihan dan
pengalaman” (Hamalik,2004:11). Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya”. Prestasi belajar adalah “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir,
merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni
kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”. Prestasi
merupakan kecakapan atau hasil konkret yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.
Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai
Menurut Abu Akhmadi, mengemukakan prestasi belajar adalah : “Hasil yang dicapai dalam
suatu usaha kegiatan belajar dan belajar itu sendiri adalah berusaha mengadakan perubahan
situasi dalam proses perkembangan dirinya”. (Abu Akhmadi : 2005:31)
Pendapat lain mengenai prestasi belajar adalah : Hasil yang dicapai oleh siswa setelah
mengikutu pelajaran yang diukur berdasarkan hasil nilai siswa pada ujian semester atau catur
wulan “. ( Winarno Surakhmad : 2004,76)
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa berupa nilai hasil belajar setelah
siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar yang penilaian yang dimaksudkan tersebut dapat
dilakukan dengan dua tekhnik yaitu cara kuantitatif yakni penilaian dalam bentuk angka ,dan
penilaian cara kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk verbal.
Selanjutnya prestasi yang dimaksudkan adalah prestasi belajar siswa yang merupakan hasil
evaluasi belajar pada siswa kelas IV dari hasil ulangan harian pada semester pertama tahun
pelajaran 2011/2012.
2.2 Pembelajaran Matematika di SD
Belajar matematika adalah belajar tentang konsep struktur matematika yang terdapat dalam
materi saat mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur matematika.
Menurut teori makna, matematika adalah suatu dari konsep-konsep , prinsip-prinsip yang dapat
dimengerti, (Karso, 1999:122). Latihan-latihan dan tes bagi anak didik bukan untuk mengukur
memahami bilangan dan menghadapi situasi aritmetika dengan pemahaman yang sempurna baik
dari segi matematika maupun praktis.
Tujuan utama dari pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir
dalam situasi kuantitatif. Oleh karena itu pembelajaran di SD harus membahas tentang
pentingnya (significane) dan makna (meaning) dari bangun ruang. Pentingnya bangun ruang (
significane of number ) bersifat fungsional atau dengan kata lain pentingnya dalam kehidupan
sosial manusia.
Sedangkan makna bangun ruang (meaning of number) bersifat intelektual, yaitu bersifat
matematis sebagai sistem kuantitatif, misalnya pemahaman terhadap konsep-konsep rumus
bangun ruang, konsep suatu bangun ruang,serta sifat-sifat dari bangun ruang dan sebagainya.
Untuk dapat memfungsikan bangun ruang dengan maksimal dalam kehidupan sehari-hari,
diperlukan kemampuan memahami makna bangun ruang.
2.2.1 Pengertian Matematika
Kata matematika sudah tidak asing lagi bagi kita, matematika merupakan ratu dari ilmu
pengetahuan dimana materi matematika di perlukan di semua jurusan yang dipelajari oleh semua
orang, di sini saya memberikan sebuah pengertian matematika disertai fungsinya serta
pelaksananya dalam kehidupan sehari-hari. Berhitung merupakan aktivitas sehari-hari tiada
aktivitas tanpa menggunakan matematika, akan tetapi banyak yang tidak tahu apa pengertian
matematika, apa istilah matematika dari berbagai negara. Istilah mathematics (Inggris),
mathematick (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani, mathematike, yang berarti ”relating to learning“. Perkataan mathematik
berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathenein yang
mengandung arti belajar (berpikir). Jadi berdasarkan etimologis (Elea Tinggih dalam Suherman,
2003:16 ) perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.
James dan James dalam Karso (1999 23) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep
yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Berdasarkan pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa ciri yang sangat penting dalam
matematika adalah disiplin berpikir yang didasarkan pada berpikir logis, konsisten, inovatif dan
kreatif.
2.2.2 Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan umum pendidikan matematika ditekankan kepada siswa untuk memiliki :
1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan
masalah matematika, pelajaran lain ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan
nyata.
3. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialihgunakan
pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat
objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandanng dan menyelesaikan suatu
masalah .Djamarah ( 2006:38).
2.2.3 Teori Pembelajaran Matematika
Teori belajar menurut Piaget (2003:25) yang merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut
sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak
digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang
tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget (2003:67) bahwa perkembangan kognitif
individu meliputi empat tahap yaitu 1) sensory motor, 2) pre operational 3) concrete operational
dan 4) formal operational.
Teori dari Robert Gagne (2003:56) bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting
dalam perkembangannya. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran terutama
dari perkembangan pembelajran matematika. Pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,
untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Guru
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan
lingkungannya secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungannya, tepatlah
proses pembelajaran matematika sebagai tali pembelajaran tersebut.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan
meteri yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Kooperatif merupakan proses pembelajaran yang
holistik bertujuan membantu siswa untuk memahami materi ajar dengan mengaitkannya terhadap
kontek kehidupan mereka sehari-hari (kooperatif pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksikan sendiri
secara aktif pemahamannya Bandono (2007: 47).
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Kooperatif Tipe STAD
Karuru (2005:13) mengatakan bahwa pendekatan kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan ini meliputi :
a. Membiasakan siswa bekerja sama, musyawarah dan bertanggung jawab.
b. Menimbulkan kompetisi yang sehat antar kelompok, sehingga membangkitkan kemauan
belajar yang sungguh-sungguh
c. Guru dipermudah tugasnya karena tugas kerja kelompok cukup disampaikan kepada ketua
kelompok.
a. Pemimpin kelompok sering sukar memberikan pengertian kepada anggota kelompok
b. Sulit membentuk kelompok yang homogen baik segi minat, bakat, prestasi maupun
intelejensi.
c. Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan pemimpin kelompok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi kelemahan-kelemahan,
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tidak digunakan untuk pelajaran matematika setiap hari.
Pelaksanaannya dapat dilaksanakan satu bulan hanya beberapa kali. Untuk mengejar materi
dapat dilakukan pembelajaran ceramah. Sedangkan dari keuntungan yang telah diuraikan di atas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan bagi seluruh
anggota untuk mampu bekerja sama, bersosialisasi antar teman, belajar untuk saling berbagi
pengetahuan dengan sesama anggota kelompoknya.
2.3.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (menurut Karuru : 2005: 85-88 ).
TAHAP KEGIATAN GURU
Tahap 1
Menyampaikan
Tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa dalam belajar
Tahap 2
Menyediakan informasi Guru memberikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrasi ) atau teks
Tahap 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar
Guru membentuk kelompok belajar dan membantu kelompok agar melakukan pembelajaran yang efisien
Tahap 4
kelompok-dalam belajar mengerjakan tugas Tahap 5
Mengevaluasi materi Guru mengevaluasi materi pelajaran atau saat kelompok melaporkan hasil-hasil pekerjaan mereka
Tahap 6
Memberikan penghargaan Guru memberikan penghargaan untuk menghargai baik hasil belajar individu maupun kelompok
Di adaptasi Karuru ( 2005 :63 ).
2.4 Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, selanjutnya akan dijelaskan pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dalam diagram.
Diagram Kerangka Berpikir
Pendekatan Kooperatif
Kerangka berpikir yang menjadi landasan penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan prestasi
belajar matematika melalui pendekatan kooperatif tipe STAD, adapun lebih rincinya adalah :
1. Penggunaan model pendekatan kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar. aktivitas
Prestasi Belajar Siswa
2. Siswa yang mempunyai aktivitas tinggi pada model pembelajaran kooperatif prestasi
belajarnya lebih baik dibanding siswa dengan aktivitas rendah
3. Siswa yang aktivitas belajar tinggi prestasi belajar lebih tinggi dibanding siswa aktivitas
belajar rendah.
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir di atas hipotesis penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut: jika pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan, maka terjadi
peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang MasalahMatematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern,mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Oleh
sebab itu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
Sekolah Dasar (SD) untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Adapun tujuan pembelajaran
matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Dengan matematika peserta didik mampu menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan metematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah (Aisyah, 2007:3).
Dengan demikian maka pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian
dan pembentukan kemampuan berpikir yang bersandar pada hakekat matematika, ini berarti
hakekat matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran matematika. Oleh karenanya
hasil-hasil pembelajaran matematika menanamkan kemampuan berfikir yang matematis dalam
diri siswa, yang bermuara pada kemampuan menggunakan matematika sebagai bahasa dan alat
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Hasil lain yang
tidak dapat diabaikan adalah terbentuknya kepribadian yang baik dan kokoh (Aisyah, 2007:3).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas IV SDN 3 Kebagusan Kecamatan Gedong
Tataan, nampak bahwa prestasi belajar yang diperoleh siswa belum seperti yang diharapkan,
yakni dari 20 siswa yang ada hanya 60,05% yang mendapat nilai di atas KKM, selebihnya yang
39,95% masih berada di bawah KKM. Kondisi pembelajaran matematika sampai saat ini belum
sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pembelajaran guru hanya menggunakan buku paket,
sementara metode ceramah dan penugasan masih mendominasi dalam pembelajaran. Guru belum
menggunakan strategi pembelajaran yang membuat siswa dapat mengaitkan pengetahuan awal
yang dimilikinya untuk memperoleh pengetahuan baru dan dapat menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran masih berpusat pada guru yang masih
menekankan pada pemberian contoh-contoh secara lisan maupun tulisan dan belum
kurang menarik, membosankan, dan siswa kurang terampil dalam menerapkan pengetahuannya,
mereka hanya duduk mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan soal-soal yang diberikan
sehingga aktivitas belajar mereka sangat rendah
Sehubungan dengan kondisi di atas, diperlukan adanya suatu strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika. Pendekatan kooperatif khususnya tipe
STAD, karena salah satu upaya yang diduga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
matematika adalah melalui pendekatan kooperatif tipe STAD. Mengingat dengan tipe STAD,
siswa dapat belajar memecahkan masalah bersama-sama dengan siswa lain.
1.2 Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , maka masalah dapat diindentifikasi sebagai
berikut :
1. Cara mengajar guru hanya dengan ceramah.
2. Guru hanya memberi tugas-tugas untuk dikerjakan
3. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru
4. Aktivitas belajar siswa rendah.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar Matematika melalui pendekatan kooperatif tipe
STAD siswa kelas IV SDN 3 Kebagusan Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika melalui pendekatan kooperatif tipe
STAD siswa kelas IV SDN 3 Kebagusan Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
melalui pendekatan kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SDN 3 Kebagusan
Kecamatan Gedong Tataan Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
melalui pendekatan kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SDN 3 Kebagusan
Kecamatan Gedong Tataan Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012.
Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Siswa, sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika, melalui
pendekatan kooperatif tipe STAD
2. Guru, sebagai masukan bagi guru dalam upaya kemampuanmengajar melalui pendekatan
kooperatif khususnya tipe STAD dalam pembelajaran matematika.
3. Sekolah, sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah melalui
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas yang dikenal dengan
Classroom Action Research. Menurut Kemnis dalam buku Kapita Selekta (Darsono, 2007)
penelitian tindakan kelas tersebut merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of
steps) setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
1.1 Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SD Negeri 3 Kebagusan Gedong Tataan
Pesawaran dengan jumlah 20 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Kebagusan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap ,pada bulan Januari - Maret 2011. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri dari beberapa kali pertemuan.
3.2 Prosedur Penelitian
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas ( Arikunto : 2007 )
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan ini peneliti menyiapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Menyusun perbaikan pembelajaran
Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi
Rencana
Observasi Rencana
b. Menyiapkan alat peraga sesuai materi
c. Menyusun lembar kerja kelompok
d. Menyiapkan format pengamatan /observasi proses pembelajaran
e. Menyusun evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan
f. Menyiapkan analisis soal-soal tes.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menerapkan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD Adapun urutan
kegiatan direncanakan sebagai berikut :
a. Mengawali pelajaran dengan pendahulluan yaitu memberikan motivasi dan apersepsi
b. Membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 siswa sehingga terbentuk kelompok
belajar.
c. Di dalam kelompok siswa belajar sesuatu yang baru dengan cara melakukkan kegiatan yang
sudah dirancang oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran
d. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
e. Menggunakan model untuk menjelaskan konsep-konsep dalam matematika
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara yaitu : kerjasama siswa dalam
kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil diskusi, lembar kerja sama siswa, latihan
siswa dan tes pada setiap siklus.
3. Pengamatan Terhadap Tindakan
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu aktivitas siswa selama pembelajaran. Peneliti terlibat
langsung sebagai observer. Instrumen yang digunakan untuk menghimpun data hasil siswa
dengan memberikan angket setiap selesai pembelajaran. Dan untuk memperoleh data hasil
belajar siswa diperoleh dari ulangan-ulangan pada setiap siklus.
4. Refleksi Terhadap Tindakan
Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti melakukan refleksi yang mencakup analisis
dan penilaian. Dari hasil refleksi kemungkinan muncul permasalahan yang perlu mendapat
perhatian, sehingga peneliti melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan
ulang dan juga refleksi ulang.
Tahapan ini akan dilakukan berulang dan berkelanjutan sampai permasalahan sudah bisa diatasi
dengan siklus, rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pengumpulan data pada penelitian yaitu menggunakan dua macam yaitu dengan teknik tes dan
non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung dari respon siswa.
1. Alat Pengumpulan Data
a. Instrumen observasi
Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan kegiatan
mengajar guru.
b. Tes prestasi belajar,digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan kooperatif tipe STAD.
2. Jenis Data
Data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif
a. Data kualitatif data yang diambil dari kegiatan observasi aktivitas siswa
b. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes formatif.
1.2 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari
tahap persiapan, proses hasil pekerjaan atau pembelajaran, dalam arti apakah kegiatan beserta
Demikian juga dengan analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk
memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai
dengan kapasitas (Aunurrahman, dkk, 2009: 9-1) jadi analisis data yang dilakukan adalah :
a. Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan siklus I, baik data kuantitatif maupun
data kualitatif dengan menggunakan rumus :
∑ x 1 X =
n
b. Menganalisis keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan
data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, siklus II, dan hasil tes siklus III.
1.3 Indikator Keberhasilan
Peneliti Tindakan Kelas dikatakan berhasil apabila :
1. Terjadi peningkatan aktivitas siswa setiap siklusnya selama pembelajaran dengan
2. Terjadi peningkatan prestasi belajar apabila minimal siswa sudah mencapai ≥ 75% sama atau
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan
kooperatif tipe STAD dapat :
1. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam proses pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri
3Kebagusan Gedong Tatan Pesawaran.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kebagusan Gedong Tataan Pesawaran.
2. Saran
2.1Bagi Guru
Perlu optimalisasi penyusunan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan hasil belajar khususnya matematika pada siswa kelas IV SDN 3
2.2Bagi Peneiti
Untuk para peneliti berikutnya, tentu dapat lebih mengembangkan lagi penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran sebagai salah satu
bahan penelitian dalam konteks pembelajaran di sekolah dasar.
2.3Bagi Sekolah
Kepada sekolah/lembaga hendaknya memfasilitasi adanya model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah
Judul TA : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 KEBAGUSAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama Mahasiswa : DWI AMBARWATI
NPM : 1013109006
Program Studi : S 1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan
Jenis Penelitian : PTK ( Penelitian Tindakan Kelas )
Lokasi Penelitian : SD Negeri 3 Kebagusan Pesawaran
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji : Dra. Sasmiati, M.Hum ...
Penguji
Bukan Pembimbing :
2. Dekan FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr.Hi.Bujang Rahman, M.Si NIP.19600315 1985 1 003
MOTTO
KESEMPURNAAN MANUSIA YANG SEJATI BUKAN PADA
APA YANG DIMILIKINYA, MELAINKAN BAGAIMANA
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : DWI AMBARWATI
NPM : 1013109006
Judul PTK : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 KEBAGUSAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,dan
sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang
lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyesuaian studi pada universitas
atau institut lain.
Pesawaran, 02 April 2012
DWI AMBARWATI
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 13 November 1963 di TanjungKarang Pendidikan yang pernah di tempuh :
1. SD Negeri 13 Kampung Sawah Bandar Lampung selesai pada tahun 1974 2. SMP Negeri 3 Rawa Laut Bandar Lampung selesai pada tahun 1980 3. SPG PGRI Palapa Bandar Lampungselesai pada tahun 1983
4. Diploma II Universitas Terbuka selesai tahun 2005
Tahun 1988 penulis menikah dengan Wisnu Haryadi,yang dikarunia 2 putra dan 1 putri.Penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil menjadi Guru diangkat tahun 1984 dan pertama kali mengajar sebagai guru di SD Negeri 3 Kebagusan Kecamatan Gedong Tataan Lampung Selatan. Pada tanggal 13 Juli 1984 sampai dengan sekarang.
Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan pada pendidikan pada program S1 PGSD pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT. Kupersembahkan karya tulisku ini kepada :
1. Yang tercinta Ayah (Alm) dan Ibuku yang semasa hidupnya selalu berdo’a mencurahkan
kasih sayangnya yang sepenuh hati,yang telah memberikan segalanya dengan ikhlas,
memberikan pengorbanan dan dengan sabar mendidikku hingga menjadi orang yang sukses.
2. Yang tersayang suamiku Wisnu Haryadi tercinta yang selalu mengorbankan waktunya
untukku demi terselesainya pendidikan ini.
3. Beserta anak-anakku, Prayogi Adi Nugroho,Lioni Elvandari,Rifki Hari Prasetyo. Semoga
kita senantiasa dilindungi Allah SWT.Aminn Ya Robbal’Alamin.
4. Seluruh keluarga besarku,yang telah memberiku banyak arti dalam menuju proses
pendewasaan diri dan memberiku dukungan penuh dalam berkarir hingga saat ini.
5. Seluruh pendidikku yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat
berharga selama menjalani perkuliahan ini
i
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penelitian yang peneliti laksanakan dapat diselesaikan tepat
waktu.Penelitian yang dilakukan adalah penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Reserch), sebagai usaha untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi
pembelajaran di sekolah terutama dalam meningkatkan kemampuan mengajar guru
sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Bapak Drs.Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program PGSD, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Ibu Dra. Sasmiati, M.Hum, selaku dosen Pembimbing Utama atas kesediannya
untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tugas
akhir ini.
5. Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd selaku dosen pembahas dan penguji atas kesediannya
memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Fatimah Aliun, S.Pd, selaku Kepala Sekolah dari SDN 3 Kebagusan
Pesawaran yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam
ii
Akhir kata, Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga tugas akhir yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi dunia pendidikan, Amin.
Pesawaran, 02 April 2012