Bahan galian adalah segala jenis bahan yang terdapat di alam, baik yang berbentuk padat, cair dan gas, dengan kandungan mineral dan unsur kimia tertentu serta mempunyai nilai ekonomis bila dilakukan penggalian sesuai dengan teknologi yang tersedia. Bahan galian merupakan produk dari pertambanganang diperoleh dengan cara pelepasan dari batuan induknyadi dalam kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral.
Endapan bahan galian baik dari kadar maupun bentuk tubuhnya dapat diproyeksikan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu atau dipetakan. Pemetaan endapan bahan galian adalah pembuatan suatu peta endapan bahan galian yang menggambarkan bentuk tubuh dari endapan bahan galian, kadar yang terkandung, sebaran bahan galian, kondisi geologi dan pemineralan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.
Adapun tujuan dari pemetaan endapan bahan galian adalah mencari indikasi (kriteria dan indikasi geologi) endapan bahan galian, menjejaki (memperkirakan) sebaran bahan galian (lateral dan vertikal).
2.2
Jenis-Jenis Pemetaan Endapan Bahan Galian
Pemetaan bahan galian, bentuk dan sebarannya dibagi menjadi 3 jenia yaitu:
2.2.1 Pemetaan Geologi dan Endapan Bahan Galian
Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya.
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi dan deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.
Peta geologi dapat dibedakan menjadi 4 peta, yaitu sebagai berikut: 1. Peta Geologi Regional
Peta geologi regional ini merupakan kompilasi peta geologi bersistem, mempunyai skala < 1 : 500.000. Data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan peta ini adalah: data batuan berdasarkan umurnya, data struktur regional dan pemineralan.
2. Peta Bersistem (Systematic Geological Map)
Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar topografi. Peta ini memiliki skala 1 : 100.000 – 1 : 250.000. Data yang diperlukan dalam pembuatan peta ini adalah: Data geologi batuan berdasarkan formasi, data struktur lebih lokal dan indikasi geologi lapangan.
3. Peta Bertema (Thematic Map)
Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau potensi sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu. Peta ini memiliki skala 1 : 50.000. Keadaan geologi yang tergambarkan dalam peta ini berdasarkan tema tertentu, seperti: pertambangan, geologi teknik, longsoran, hidrogeologi, dan sebagainya. Adapun data-data yang diperlukan dalam pembuatan peta ini adalah: data geologi berupa jenis batuan dan data struktur (sesar, lipatan).
4. Peta Metalogenic (Metallogenic Map)
Peta yang menggambarkan jalur tektonik dan kelompok batuan. Pemineralan berdasarkan pada jalur tektonik. Peta ini mempunyai skala < 1 : 1.000.000.
2.2.2 Pemetaan Permukaan
Merupakan peta yang menggambarkan keadaan geologi dan pemineralan di permukaan. Jenis peta dapat berupa peta topografi dan peta inderaja. Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan dalam bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap permukaan laut rata-rata.
2.2.3 Pemetaan Bawah Tanah
Peta yang menggambarkan keadaan geologi dan pemineralan di bawah permukaan dan digambarkan pada paras (level) tertentu.
bentuk dan sebarannya, bentuk tubuh bijihnya, dan dimensinya. Oleh karenA itu kegiatan pemetaan meliputi :
a. Pembuatan dan pengukuran lintasan
Penentuan titik tetap,
Penentuan titik awal lintasan,
Penentuan jarak dan arah (azimuth) dari titik satu ke titik
berikutnya,
Penomoran setiap titik pengamatan,
Setiap titik pengamatan harus jelas lokasinya,
Bila pada titik itu terdapat singkapan dilakukan pengamatan
singkapan (atau bongkah). b. Pemerian singkapan
Pemerian singkapan meliputi : keadaan singkapan, batuan penyusun singkapan, ubahan batuan, pemineralan dan keadaannya, strukturnya dan lain sebagainya. Pemerian struktur meliputi jenis atau bentuk struktur (primer, sekunder, lipatan, sesar, rekahan) dan pengukuran unsure-unsur struktur seperti jurus dan kemiringan.
c. Pemerian bahan galian
2.3
Metoda Pemetaan Geologi Lapangan
Pemetaan geologi lapangan secara tradisi dilakukan dilapangan dan peralatan untuk pekerjaan lapangan meliputi antara lain: buku catatan lapangan, peta topografi (peta dasar), kompas geologi, lensa stereoskop, palu geologi, kamera, serta peralatan tulis lainnya.
Pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup observasi dan pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada buku lapangan dan mem-plot data geologi hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar).
Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat dengan menggunakan terminologi deskripsi batuan yang baku terutama dalam penamaan batuan
(Personal Digital Assistant) untuk mencatat dan merekam data geologi langsung di lapangan
Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil pengukuran kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur geologi lainnya harus diplot pada peta dasar dan pekerjaaan analisis terhadap hubungan antar batuan atau satuan batuan juga harus dilakukan dan dipecahkan di lapangan
Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah suatu peta geologi beserta penampang geologinya yang mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk bentangalam atau satuan geomorfologinya, susunan batuan atau stratigrafinya, struktur geologi yang berkembang beserta gaya yang bekerja dan waktu pembentukannya dan sejarah geologinya.
2.4
Dasar-Dasar Pemetaan Bahan Galian
1. Petunjuk ke Arah Bijih (Guides To Ore) Untuk mencari suatu endapan bahan galian, lebih dahulu perlu diketahui
lingkungan pengendapan/terbentuknya endapan tersebut, sehingga kegiatan eksplorasi dapat berjalan lebih efisien.
Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah asosiasi batuan
(metallogenic province), dimana setiap jenis batuan akan memberikan lingkungan pengendapan unsur/endapan bahan galian tertentu.
2. Asosiasi batuan
Batuan asam :
o Mineral2 sulfida yang umumnya mengandung logam2 berharga, seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), air raksa (Hg), emas (Au), perak (Ag)
o Mineral2 oksida : timah (Sn)
o Mineral2 hidroksida : aluminium (Al)
Batuan sedang, umumnya mengandung emas (Au) dan perak (Ag)
Batuan basa/ultrabasa akan memberikan lingkungan pengendapan yang
baik untuk intan, nikel (Ni), kobal (Co), platina (Pt), kromit (Cr), serta beberapa jenis batu permata seperti garnet, dll
Batuan metamorf memungkinkan ditemukannya endapan marmer, asbes,
batu permata, dll
Batuan sedimen bisa menghasilkan asosiasi dengan karbonat (CaCO3)
memberikan endapan bijih yang relatif tahan terhadap pelapukan, seperti timah (kasiterit/ SnO2), emas (Au dalam bentuk nugget), perak (Ag), pasir besi (Fe); untuk end laut, bisa dijumpai nikel nodula atau Ca/gypsum. 3. Petunjuk2 lain yg perlu diperhatikan
Fisiografis
Mineralogis
Stratigrafis dan litologis
Struktur
Geokimia/biokimia
Geobotani
Air tanah
2.5
Tahap Pemetaan
Dalam memetakan suatu endapan bahan galian harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
2.5.1 Persiapan
Adapun yang harus dilakukan pada tahap persiapan dalam pemetaan endapan bahan galian adalah sebagai berikut:
Pengumpulan dan pengajian data sekunder.
Pengkajian peta topografi: akses, morfologi dan sebagainya.
Pengkajian peta inderaja: penafsiran keadaan geologi (batuan, struktur
dan sebagainya).
Penentuan langkah-langkah dan kegiatan eksplorasi
pengukuran-pengukuran.
Penentuan metode eksplorasi.
Perencanaan sumberdaya manusia dan biaya.
Persiapan peralatan eksplorasi/ kerja.
2.5.2 Pemetaan 1. Pemetaan
Penentuan titik awal (trianggulasi, titik permanen, pengukuran GPS).
Lintasan pemetaan (sungai).
Pengukuran lintasan (kompas-tali, alat ukur, GPS).
Pengamatan dan pendokumentasian singkapan dan bongkah.
2. Pengolahan Data
Analisis laboratorium (kimia, petrografi, mineragrafi dan fisika).
Penyusunan peta (plan) dan penampang tegak (cross section).
Rekonstruksi dan penafsiran data: analisis tentang perkiraan bentuk
bahan galian dan sebenarnya. 3. Penyusunan laporan
Maksud dan tujuan eksplorasi (sesuai dengan ketersediaan data
dasar).
Uraian tentang data dasar dan penyajiannya.
Kegiatan lapangan, kuantitas dan kualitas.
Pengolahan data dan analisis.