Kewiraniagaan Sebagai Fungsi Utama Wirausahawan
Wiraniaga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: orang yang melakukan penju-al-an produk secara langsung kepada konsumen atau pembeli.
Kewiraniagaan: keahlian dalam berwiraniaga, yang juga merupakan perpaduan an-tara seni berkomunikasi dan keahlian menawarkan ide dengan cara meyakinkan pi-hak lain untuk menerima dan membeli produk yang ditawarkan.
Rahasia keberhasilan seorang wiraniaga terletak pada kesediaan untuk senantiasa mengetahui kebutuhan orang dengan melakukan pengamatan dan memperhatikan setiap orang di lingkungan tempat ia berada dan memenuhinya.
Dari hal tersebut, maka seorang wiraniaga dituntut untuk “kreatif”. Dalam hal ini adalah:
• K = Keinginan untuk maju
Keinginan akan menjadi pembangkit motivasi untuk meraih kesempatan yang datang setiap saat dan membentuk sikap pribadi yang tidak mudah menyerah da-lam menghadapi berbagai tantangan.
• R = Rasa ingin tahu yang kuat
Keingintahunan merupakan awal perluasan wawasan tentang sesuatu. Bermula dari ingin tahu, maka orang akan menelusur berbagai informasi dengan memba-ca berbagai materi tertulis dan bertanya kepada orang lain yang berpengetahuan dan berpengalaman.
• E = “Enthusiasm” (semangat) yang besar
Semangat dalam menjalankan pekerjaan merupakan pendorong motivasi untuk mencapai keberhasilan.
• A = Analisis yang sistematis
Analisis ini digunakan agar segala sesuatu yang berhubungan dengan target da-pat diprediksikan.
• T = Terbuka untuk menerima saran dan pendapat orang lain
Merupakan cara yang lebih efisien dan efektif, dengan menyadari bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dalam pengetahuan dan pengalaman tertentu. • I = Inisiatif yang menonjol, berani mengambil keputusan dan langkah yang
Keberanian menawarkan suatu inisiatif pada saat kritis dalam suatu kondisi yang sangat diperlukan dalam kehidupan organisasi. Inisiatif adalah upaya untuk me-laksanakan suatu pekerjaan atau mewujudkan suatu ide.
• F = Fikiran yang terkonsentrasi pada satu pokok.
Mengkonsentrasikan pikiran dapat dipelajari dan tingkat keberhasilannya diten-tukan oleh kemampuan memilah problem dalam tata urutan berdasarkan urgensi.
Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan pe-luang.
Kreativitas: kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru da-lam pemecahan masalah dan menemukan peluang. (inti: Kreativitas adalah memi-kirkan sesuatu yang baru dan berbeda)
Inovasi: Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan ma-salah dan menemukan peluang. (Inti: Inovasi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda)
Sukses kewirausahaan akan tercapai apabila: • Berpikir dan melakukan sesuatu yang baru
• Berpikir dan melakukan sesuatu yang lama dengan cara-cara baru
Latar belakang/sejarah kewirausahaan
Dahulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman lang-sung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir (entrepreneurship are born not made), sehingga tidak dapat dipelajari dan diajarkan.
Dilihat perkembangannya, sejak abad ke-20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa Negara, seperti Belanda dan Jerman. Selanjutnya pada tahun 1950-an, pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa negara di Eropa dan Amerika. Puncaknya pada tahun 1970-an, pendidikan kewirausahaan mulai diajarkan di jen-jang universitas, sebagai mata kuliah “Entrepreneurship” atau “Small Business Management”
Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia, saat ini masih terbatas diajarkan di bebe-rapa sekolah dan Perguruan Tinggi saja. Menurut Soeharto Prawirokusumo, pendi-dikan kewirausahaan perlu diajarkan sebagai disiplin ilmu tersendiri yang indepen-den, karena:
• Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata, yaitu ada teori, konsep dan metode ilmiah yang lengkap.
• Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu venture start-up dan venture-growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memi-sahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
• Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
• Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha dan pe-merataan pendapatan.
Pengertian
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, ke-mampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk mem-peroleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya.
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan-kesem-patan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengam-bil keuntungan daripadanya danmengammengam-bil tindakan yang tepat guna memastikan sukses
Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan krea-tivitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang pasar. (Thomas W. Zimmerer)
Wirausaha
Kewiarausahaan dilihat dari berbagai Sudut pandang dan konteks • Pandangan Ahli Ekonomi:
Wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan fak-tor-faktor produksi untuk tujuan memproduksi barang dan jasa, sehingga me-ningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya.
• Pandangan Ahli Manajemen:
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha.
• Pandangan Pelaku Bisnis
Wirausaha adalah seorang pengusaha, yang merupakan pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung risiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki ke-unggulan dalam prestasi di bidang usaha. (pengusaha yang kreatif).
• Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kuat dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka berekseperimen untuk menampil-kan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
• Pandangan Pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangai masyarakat. Meskipun ditinjau dari sudut pandang yang berbeda, akan tetapi pada umumnya mengandung unsur-unsur yang hampir sama, yaitu seseorang yang memiliki ke-mampuan kreatif, inovatif, berani menanggung risiko, serta selalu mencari pelu-ang melalui potensi ypelu-ang dimilikinya.
Pengertian Wirausaha adalah seseorang yang menjalankan kegiatan kewirausa-haan, atau seseorang yang memulai dan atau mengoperasikan bisnis. (dalam hal ini adalah seorang pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani mengam-bil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba.)
Obyek Studi Kewirausahaan
Menurut Soeparman Soemahamidjaya, kemampuan seseorang yang menjadi obyek ke-wirausahaan meliputi:
Kemampuan berinovasi
Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal Kemampuan untuk mengatur waktu
Kemampuan untuk belajar dari pengalaman
Hakekat Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam me-mecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan se-suatu yang berbeda yang bermanfaat memberikan nilai lebih
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengombina-sikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan per-saingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan tek-nologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk mengha-silkan barang dan jasa baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasn kepada konsu-men.
Dari keenam hakekat tersebut, kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan un-tuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian unun-tuk menghadapi risiko.
Karakteristik kewirausahaan Commitment & Determination
Memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha, karena dengan sikap yag setengah hati mengakibatkan besarnya ke-mungkinan untuk gagal dalam berwirausaha
Desire of responsibility
Opportunity obsession
Selalu berambisi untuk selalu mencari peluang. Keberhasilan wirausaha selalu diu-kur dengan keberhasilan untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila ada peluang
Tolerance for risk, ambiguity & uncertainty
Tahan terhadap risiko dan ketidakpastian. Wirausaha harus belajar untuk mengelola risiko dengan cara mentransfer risiko ke pihak lain, seperti bank, investor, konsu-men, pemasok dan lainnya. Wirausaha yangn berhasil biasanya memiliki toleransi terhadap pandangan yang berbeda dan ketidakpastian.
Self confidence
Percaya diri. Seorang wirausaha cenderung optimis dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil
Creativity & Flexibility
Berdaya cipta dan luwes. Merupakan kemampuan untuk menanggapi perubahan yang cepat dan fleksibel
Desire for immediate feedback
Selalu memerlukan umpan balik yang segera. Seorang wirausaha selalu ingin me-ngetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. Oleh karena itu, dalam memperbaiki ki-nerjanya, selalu memiliki kemauan untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang te-lah dimilikinya dan selalu belajar dari pengalaman.
High level of energy
Memiliki tingkat energi yang tinggi. Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki da-ya juang da-yang lebih tinggi dibanding rata-rata orang lainnda-ya, sehingga lebih suka bekerja keras, walaupun dalam waktu yang relatif lama.
Motivation of excel
Memiliki dorongan untuk selalu unggul. Seorang wirausaha selalu ingin lebih ung-gul, lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang dilakukannya dengan melebihi standar yang ada.
Orientation to the future
Berorientasi pada masa yang akan datang. Untuk tumbuh dan berkembang, wirau-saha selalu berpandanganjauh ke masa depan yang lebih baik
Willingness to learn from failure
Leadership ability
Kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan, dan harus lebih memiliki taktik me-diator dan negosiator daripada diktator
Dari karakteristik di atas, ada beberapa nilai hakiki dari kewirausahaan, yaitu Percaya diri
Merupakan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerja-annya. Dalam praktik hal ini sangat penting dalam memulai, melakukan dan menye-lesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas dan ketidaktergantungan. Kepercayaan diri bersifat internal, sangat relative dan dinamis, dan banyak ditentu-kan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanaditentu-kan, dan menyelesaiditentu-kan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pe-kerjaan dengan sistematis, terencana, efektif dan efesien, serta ditunjukkan dengan ketenangan, ketekunan, kegairahan dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan. Kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan bekerja.
Orientasi pada tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang selalu menguta-makan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabah-an, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif.
Keberanian mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan dan kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh karena itu, seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin menjadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik. Kemampuan untuk mengambil risiko ditentukan oleh:
Keyakinan pada diri sendiri
Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan ke-mungkinan untuk memperoleh keuntungan
Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis Kepemimpinan
Orientasi pada masa depan
Merupakan prespektif untuk selalu mencari peluang, tidak cepat puas dengan ke-berhasilan dan berpandangan jauh ke depan. Kuncinya adalah pada kemampuan un-tuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Keorisinilan: Kreativitas dan inovasi
Unsur-unsur keorisinilan seseorang memiliputi inovatif, kratif dan fleksibel.
Wirausaha yang inovatif adalah seorang yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik. Karakteristiknya:
Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara-cara tersebut cukup baik
Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya
Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memenafaatkan perbedaan
Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih pe-luang yang dihadapi setiap hari.
Motif Kewirausahaan
Seseorang yang berminat untuk berwirauasaha, akan dipengaruhi motif berprestasi, yai-tu suayai-tu nilai sosial yang menekankan pada hasrat unyai-tuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi, dengan faktor dasar adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Alasan seseorang berminat untuk berwirausaha:
Alasan keuangan, yaitu mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari panda-patan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan
Alasan sosial, yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang lain, agar dapat bertmu orang banyak
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang
dibayang-kan banyak orang. Sehingga dapat dikatadibayang-kan bahwa kewirausahaan adalah untuk semua
orang. Mengapa?
Alasannya:
1. Setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk
meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam
"intuisi" yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. "Intuisi" ini
berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif.
2. Kewirausahaan itu pada dasarnya dapat dipelajari, karena lebih menekankan pada
konsep dan teori
3. Para wirausaha yang paling berhasil pada dasarnya adalah manusia biasa.
4. Adanya 10 kiat sukses yang sederhana, yaitu: bahwa wirausaha:
…..digerakkan oleh ide dan impian,
…..lebih mengandalkan kreativitas,
…..menunjukkan keberanian,
…..percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
…..melihat masalah sebagai peluang,
…..memilih usaha sesuai hobi dan minat,
…..mulai dengan modal seadanya,
…. senang mencoba hal baru,
…..selalu bangkit dari kegagalan, dan
…..tak mengandalkan gelar akademis.
5. Kewirausahaan mengarahkan orang kepada kepemimpinan
Faktor-Faktor Pemicu Kewirausahaan:
Faktor Internal, yaitu Kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita
me-ngelola diri sendiri.
Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu:
a. Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan
efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan
ten-tang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri.
b. Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan
ber-tanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan,
dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan
informasi-informasi baru.
c. Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik,
komit-men, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam
mengha-dapi halangan dan kegagalan.
Faktor Eksternal yaitu Kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita
me-nangani suatu hubungan.
kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu:
a. Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif
orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan
mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain,
dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya
dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya.
b. Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk
meya-kinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyameya-kinkan,
membang-kitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan,
bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan
ber-sama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan
bersama.
Tahap-Tahap Kewirausahaan:
1. Tahap Imitasi dan duplikasi (imitating & duplicating)
Pada tahap ini, para wirausaha meniru ide-ide orang lain, baik dari segi teknik
pro-duksi, desain, proses, organisasi usaha dan pola pemasarannya.
2. Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating & developing)
Pada tahap ini, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya, walaupun
masih dalam perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis.
3. Tahap menciptakan sendiri produk baru yang berbeda (creating new and different)
Pada tahap ini, para wirausaha sudah mulai berpikir untuk mencapai hasil yang
le-bih baik lagi, dengan cara menciptakan produk yang baru dan berbeda. Hal ini
dida-sarkan karena wirausaha sudah mulai bosan dengan proses produksi yang ada,
ke-ingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada.
Kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan pasar adalah kekuatan
Inovasi bukanlah berarti menciptakan sebuah produk baru. Inovasi dapat berwujud apa
saja, mulai dari, baik dalam bentuk jasa maupaun produk. Inovasi juga bisa dilakukan
dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan modifikasi
untuk membuat hasil yang lebih baik. Atau dari modifikasi tersebut akan melahirkan
se-buah produk baru lagi. Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu dengan
prin-sip ATM; Amati Tiru Modifikasi.
Untuk menjadi wirausaha sukses dan tangguh melalui inovasi, maka harus menerapkan
beberapa hal berikut:
1. Seorang wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani
ke-luar dari kerangka bisnis yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
baik.
2. Seorang wirausaha juga harus bisa membaca arah perkembangan dunia usaha.
Mi-salnya, saat ini sedang maraknya penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia
bis-nis.
3. Seorang wirausaha harus dapat menunjukkan nilai lebih dari produk yang
di-milikinya, agar konsumen tidak merasa produk yang ditawarkan terlalu mahal.
4. Seorang wirausaha perlu menumbuhkan sebuah kerjasama tim, sikap leadership,
ke-bersamaan dan membangun hubungan yang baik dengan karyawannya.
5. Seorang wirausaha harus mampu membangun personal approach yang baik dengan
lingkungan sekitarnya dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraihnya.
6. Seorang wirausaha harus selalu meng-upgrade ilmu yang dimilikinya untuk me-ningkatkan hasil usaha yang dijalankannya. Hal ini dapat ditempuhnya dengan cara
membaca buku-buku, artikel, internet, ataupun bertanya pada yang ahlinya.
7. Seorang wirausaha harus bisa menjawab tantangan masa depan dan mampu
men-jalankan konsep manajemen dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk
mem-pelajari segala situasi bisnis atau usaha yang cepat berkembang dan berubah sangat
cepat. Untuk itu perlunya daya kreativitas yang tinggi, analisis yang baik, intuisi
yang tajam, kemampuan networking yang mendukung, serta strategi jitu dalam me-masarkan produk atau jasa yang dimilikinya.
Kewirausahaan sebagai alternatif solusi masalah ketenagakerjaan
Untuk memulai menjadi wirausaha akan dihadapkan pada tiga ketakutan, yaitu:
1. Takut rugi. Memang usaha apa pun akan selalu berisiko untuk rugi tetapi juga
ber-peluang untuk untung.
3. Takut mencoba. Sebenarnya takut mencoba tersebut dapat disamakan dengan takut
tenggelam.
4 Paradigma yang membuat wirausaha menjadi sukses atau superior di tingkat
per-saingan usaha yang semakin ketat, yaitu:
1. Seorang wirausaha harus mampu memprediksi kemungkinan di masa mendatang.
Sebab, entrepreneur itu harus sarat ide-ide, seolah hanya melihat peluang dan
kepu-asan pelanggan.
2. fleksibilitas dari sang wirausaha. Seorang entrepreneur harus bisa cepat
menyesuai-kan diri dengan lingkungan kerja maupun lingkungan usaha.
3. Rule of the game, harus dinamis dalam mengantisipasi sebagal macam
kemungkin-an sebagai kemampukemungkin-an mengubah aturkemungkin-an main. Hal ini berkaitkemungkin-an erat dengkemungkin-an
ino-vasi atau penciptaan hal-hal baru dalam berbisnis.
4. Kemampuan melanjutkan perubahan dari aturan atau bentuk yang telah ada
sebe-lumnya.
Keuntungan & Kerugian Berwirausaha
Keuntungan berwirausaha
1. Otonomi. Pengelolaan yangn bebas dan tidak terikat, membuat wirausaha
men-jadi seorang “bos” yang penuh kepuasan
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan
bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk
mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat
memotivasi wirausaha
3. Kontrol finansial. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan
se-bagai milik sendiri.
Kerugian berwirausaha
1. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu
yang lama dan sibuk, hingga mengorbankan kepentingan keluarga dan istirahat.
2. Beban dan tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis,
baik pemasaran, keuangan, personil, maupun pengadaan dan pelatihan.
3. Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena wirausaha
meng-gunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka marjin laba/
Faktor Kegagalan Wirausaha
1. Tidak kompeten dalam manajerial
2. Kurang berpengalaman
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan
4. Gagal dalam perencanaan
5. Lokasi yang kurang memadai
6. Kurangnya pengawasan peralatan
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Pengelompokkan kewirausahaan:
Berdasarkan perannya: (menurut Roopke)
1. Kewirausahaan rutin
Wirausaha yang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada
pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Wirausaha ini berusaha
untuk menghasilkan barang, pasar dan teknologi. Contoh wirausaha ini adalah pegawai
dan manajer. Wirausaha ini dibayar dalam bentuk gaji.
2. Kewirausahaan arbitrase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan/pengetahuan dan
pemanfaatan (pembukuan). Kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan
pembu-atan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha. Kegipembu-atannya melibatkan
spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
3. Kewirausahaan inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda.
Wirausaha ini merupakan promoter, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan
pro-duk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaaan, peningkatan teknik
manaje-men, dan metode distribusi baru. Wirausaha ini mengadakan proses dinamis pada
pro-duk, proses, hasil, sumber pengadaan, dan organisasi yang baru.
Berdasarkan profilnya: (menurut Zimmener)
1. Part-time Entreprenuer: Wirausaha yang melakukan usahanya hanya sebagian waktu
sa-ja sebagai hobi. Kegiatan bisnis biasanya hanya sebagai sampingan.
2. Home-Base New Ventures: Usaha yang dirintis dari rumah/tempat tinggalnya
3. Family-Owned Business: Usaha yang dilakukan/dimiliki oleh beberapa anggota
keluar-ga secara turun-temurun
4. Coprenuers: Usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerj sama sebagai
pemilik dan menjalankan usaha bersama-sama.
Fungsi Makro dan Fungsi Mikro Wirausaha
Dilihat dari ruang lingkupnya, wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu:
1. Fungsi Makro
Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali dan pemacu perekonomian suatu
negara-negara tersebut menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan
perkem-bangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
Menurut J.B. Say, wirausaha adalah orang yang menggeser sumber-sumber ekonomi
dan produktivitas terendah menjadi produktivitas tertinggi dan berlimpah ruah.
Menu-rutnya wirausahalah yang menghasilkan perubahan, karena perubahan tidak dilakukan
dengan mengerjakan sesuatu yang lebih baik, tetapi melakukan sesuatu yang berbeda.
Secara kualitatif, peranan wirausaha melalui usaha kecil adalah:
Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai
keter-kaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur dan pemasar
bagi hasil produk-produk industri besar. Dalam hal ini usaha kecil berfungsi sebagai
transformator antarsektor yang mempunyai kaitan ke depan maupun ke belakang.
Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap
sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel, karena dapat menyerap tenaga
kerja lokal, sumber daya lokal, dan meningkatkan sumber daya manusia menjadi
wirausaha-wirausaha yang tangguh.
Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat
pe-merataan berusaha dan pepe-merataan pendapatan, karena jumlahnya yang tersebar,
baik di perkotaan dan di pedesaan.
2. Fungsi Mikro
Peran wirausaha adalah penanggung risiko dan ketidakpastian, mengkombinasikan
sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah
dan usaha-usaha baru.
Dalam fungsi mikro, wirausaha memiliki peran sebagai berikut:
Sebagai penemu (Innovator)
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi
ba-ru, ide-ide baru dan organisasi usaha baru.
Sebagai perencana (Planner)
Wirausaha berperan dalam merancang perencanaan perusahaan, strategi perusahaan, ide-ide
Ide kewirausahaan:
Keberhasilan wirausaha dapat tercapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses dan
jasa-jasa inivasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Sehingga dalam hal ini inovasi
merupakan instrument penting untuk memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan
sesuatu yang baru dan menciptakan nilai.
Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru
un-tuk menciptakan nilai secara terus-menerus dengan cara mengubah semua tantangan
men-jadi peluang melalui ide-idenya dan akhirnya menmen-jadi pengendali usaha.
Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausa-ha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan
cara:
1. Pengurangan kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif
2. Penyebaran risiko pada aspek yang paling mungkin
3. Pengelolaan risiko yang mendatangkan nilai dan manfaat.
Sedangkan risiko-risiko yang akan dihadapi adalah:
1. Risiko pasar: terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar
2. Risiko finansial: terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya
3. Risiko teknik: terjadi sebagai akibat adanya kegagalan teknik
Munculnya ide kewirausahaan:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode lebih baik
un-tuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau
mo-difakasi cara melakukan suatu pekerjaan
Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau
petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan.
Per-lu diingat, bahwa banyak wirausaha yang berhasil buka atas ide sendiri, tetapi hasil
penga-matan dan penerapan ide-ide orang lain yang bisa dijadikan peluang.
Sumber-sumber Potensial Peluang
Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang usaha secara terus-menerus dengan cara
Langkah-langkanya adalah:
1. Menciptakan produk baru yang berbeda
Dalam menciptakan produk baru dan berbeda, langkah yang harus dilakukan oleh
wi-rausaha adalah harus benar-benar mengetahui perilaku konsumen di pasar, yaitu dengan
cara:
Memperhatikan permintan terhadap barang/jasa yang dihasilkan
Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa
Dengan cara tersebut, wirausaha dapat menciptakan produk yang unggul yang dapat
memberikan nilai kepada konsumen.
Setelah itu, wirausaha baru melakukan analisis pasar untuk memfokuskan pada segmen
pasar yang akan dipilih. Cara melakukan analisis pasar, sebagai berikut:
Kemampuan untuk menganalisis demografi pasar
Kemampuan untuk menganalisis sifat serta tingkah laku pesaing
Kemapuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman
pe-saing yang dianggap dapat menciptakan peluang
2. Mengamati pintu peluang
Dalam hal ini, wirausaha perlu mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, yaitu
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh pesaing.
Beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang:
Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat
Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik harus
dipertim-bangkan sebelumnya
Bila pesaing tidak terlalu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
Pesaing tidak memiliki teknologi canggih
Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya
Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan
produk barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang
dihasil-kan memadahi atau tidak
4. Menaksir biaya awal
5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi
Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan
posi-sinya di pasar.
Risiko pesaing meliputi:
Tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh pesaing dalam mengembangkan
pro-duknya
Dukungan keuangan pesaing dalam pengembangan produk baru dan produk yang
diperkenalkannya.
Kekuatan perusahaan untuk mengatasi serangan-serangan pesaing
Risiko teknik berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan
yang diharapkan atau menyangkut suatu obyek tertentu yang dapat
ditransformasi-kan menjadi produk yang siap dipasarditransformasi-kan dengan kapabilitas dan karakteristiknya
Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik
dalam tahap pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan
memper-tahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk baru.
Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha memiliki fungsi sebagai:
1. Perencana
Sebagai fungsi perencana, wirausaha memiliki tugas sebagai berikut:
Merancang perusahaan
Mengatur strategi perusahaan
Pemrakarsa ide-ide perusahaan
Pemegang visi untuk memimpin
2. Pelaksana usaha
Sebagai fungsi pelaksana usaha , wirausaha memiliki tugas sebagai berikut:
Menemukan, menciptakan dan menerapkan ide baru yang berbeda
Meniru dan menduplikasi
Meniru dan memodifikasi
Mengembangkan produk baru, teknologi baru, citra baru dan organisasi baru
Untuk dapat melaksankana fungsi tersbut, maka wirausaha dituntut kemampuan dasar
seba-gai berikut:
1. Self Knowledge: memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukannya
2. Imagination: memiliki imajinasi, ide dan prespektif serta tidak mengandalkan pada
suk-ses di masa lalu
3. Practical Knowledge: memeliki pengetahuan praktis
4. Search skill: kemampuan untuk menemukan dan berkreasi
5. Foresight: berpandangan jauh ke depan
6. Computation skill: kemampuan untuk berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan
7. Commucation skill: kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang
lain
Keterampilan yang harus dimiliki:
1. Knowing your business: harus mengetahui usaha apa yang dilakukan dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan usaha dan bisnis yang dilakukan
2. Knowing the basic business management: mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis
3. Having the proper attitude: memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang dilakukan
4. Having adequate capital: memiliki modal yang cukup, baik materi maupun moril
5. Managing finaces effectively: memiliki kemampuan mengatur keuangan secara efektif
dan efisien
6. Managing time effectively: kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin
7. Managing people: kemampuan menerencanakan, mengatur, mengarahkan,
menggerak-kan dan mengendalimenggerak-kan orang-orang dalam perusahaan
8. Satisfaying customer by providing high quality product: memberi kepuasan kepada
pe-langgan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan
me-muaskan
9. Knowing how to compete: mengetahui cara bersaing.
10.Copying with regulations and paperwork: membuat pedoman dan aturan yang jelas
Di samping kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki, seorang wirausaha masih
harus memiliki pengalaman yang seimbang. Berikut adalah cara untuk mencapai
penga-laman yang seimbang:
1. Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun yang
sesuai dengan bentuk usaha yang dipilih.
2. Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang
co-cok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
3. Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan (mengetahui
bagaimana mendapatkan dana dan menggunakannya)
4. Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan
Ada lima alasan, seseorang memulai merintis usaha:
1. Faktor keluarga pengusaha
Seseorang menjadi pengusaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha
sebelum-nya. Dalam hal ini keluarga sengaja mengkader anggota keluarga untuk meneruskan
usaha atau membuka cabang atau usaha baru.
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha. Dalam hal ini mereka belajar dari
kesuk-sesan orang lain, dengan cara mengikuti contoh dari pengasaha yang ada dan mencari
modal dengan cara bermitra dengan orang lain.
3. Kerja sampingan
Seseorang yang memulai usaha dengan memproduksi produk dalam skala kecil yang
bertujuan untuk mengisi wakti luang. Namun dengan seiring berjalannya waktu, maka
permintaan akan produknya meningkat, sehingga ia harus serius untuk menekuni
usaha-nya.
4. Coba-coba
Usaha ini biasa dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, mereka yang
belum memiliki pekerjaan dan mereka yang baru terkena PHK.
5. Terpaksa
Seseorang yang memulai usaha karena unsure paksaan atau tidak ada cara lain daripada
menganggur
1. Merintis usaha baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri.
Bentuk usaha baru yang dapat dirintis:
Perusahaan milik sendiri (sole partnership), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan
di-kelola sendiri oleh seseorang
Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama (asosiasi) dua orang atau lebih
yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
Perusahaan berbadan hukum (corporate), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah
didirikan dan dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan
orga-nisasi usaha yang sudah ada.
3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu suatu kerja sama antara entrepreneur
(franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor) dalam mengadakan persetujuan
jual-beli hak monopoli untuk menyeenggarakan usaha (waralaba). Kerja sama ini dengan
dukungan pemilihan tempat, rencana/bentuk bangunan, pembelian peralatan, pola arus
kerja, pemilihan karyawan, pembukuan dan akuntansi, penetapan standar, promosi,
pe-ngendalian kualitas, riset, nasihat hukum dan sumber-sumber permodalan.
Dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan
men-dirikan usaha baru:
1. Pendekatan inside-out atau idea generation, yaitu pendekatan berdasarkan gagasan
se-bagai kunci untuk menentukan keberhasilan usaha. Dalam hal ini calon wirausaha
lihat keterampilan diri sendiri, kemampuan dan latar belakang dan lainnya untuk
me-nentukan jenis usaha yang akan dirintis.
2. Pendekatan outside-in atau opportunity recognition, yaitu pendekatan yang menekankan
pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau
mencip-takan suatu kebutuhan pasar yang didasarkan pada pengamatan lingkungan
(environ-ment scanning), yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer menjadi
peluang-peluang ekonomi.
Bagan proses bisnis:
+ + + + + +
Keterangan:
Untuk memulai usaha harus dimulai dengan ide. Langkah berikutnya adalah mencari
sum-ber daya, seperti dana, fasilitas dan orang. Setelah itu menciptakan produk yang akan
dija-dikan objek bisnis dengan diawali mengamati pasar.
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
Pemilihan bidang usaha merupakan tahap terpenting. Hal ini akan mengarahkan calon
wirausaha untuk mengenal seluk-beluk usaha dan pengelolaannya.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bidang usaha:
Minat dan bakat Diri
kita
Ide Sumber
daya
Modal
Waktu dan Laba yang diinginkan
Pengalaman
2. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih
Badan usaha adalah paying hukum yang membawahi usaha yang akan dijalankan.
Arti-nya perusahaan tidak akan melanggar hukum dalam menjalankan usahaArti-nya.
Beberapa bentuk kepemilikan usaha:
Perusahaan perorangan, yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan
oleh satu orang. Kelebihan dari bentuk perusahaan ini adalah mudah didirikan,
bia-ya operasi rendah, bebas dalam pengelolaan dan memiliki dabia-ya rangsang bia-yang lebih
tinggi
Persekutuan, yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang
menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan.
Perseroan terbatas, yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para
peme-gang saham, yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang
peru-sahaan sebesar modal yang disetor
Firma, yaitu perusahaan yang pendiriannya dilakukan oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan
3. Tempat usaha yang akan dipilih
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi:
Globalisasi, hal ini terjadi karena:
a. Ekonomi pasar
b. Komunikasi internasional yang lebih baik
c. Pengangutan barang yang lebih cepat dan dapat diandalkan
d. Semakin mudahnya arus kas antarnegara
e. Perbedaan biaya tenaga kerja yang tinggi
Produktivitas tenaga kerja
Kurs valuta asing
Biaya, meliputi:
a. Biaya terlihat: biaya-biaya yang langsung dapat diidentifikasi dan secara tepat
dapat ditentukan jumlahnya, meliputi: biaya tenaga kerja, biaya bahan baku,
pa-jak, biaya penyusutan peralatan.
b. Biaya tak terlihat: biaya-biaya yang tidak mudah ditentukan angkanya, meliputi:
kualitas pendidikan, sikap masyarakat terhadap industri, mutu dan sikap
karya-wan yang dipekerjakan.
Metode Evaluasi Alternatif Lokasi
Factor Rating Method
Adalah suatu metode yang menekankan tujuan pada proses identifikasi biaya yang sulit
untuk dievaluasi.
Langkah-langkahnya:
a. Memberi bobot terhadap faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi.
b. Mengalikan bobot faktor-faktor yang dipertimbangkan tersebut dengan skor dari
lo-kasi yang dipilih.
c. Memilih bobot yang paling tinggi untuk kemudian ditentukan sebagai lokasi yang
dipilih.
Contoh :
Suatu perusahaan ritel ingin membuka mini market baru di Kota Madiun. Ada 3
alter-natif lokasi yang akan dipilih yaitu Jl. Diponegoro, Jl. HA. Salim dan Jl. Setia Budi.
Daerah mana yang akan dipilih?
Faktor-faktornya Bobot Jl. Diponegoro Jl. HA. Salim Jl. Setia Budi
Keamanan 30 40 25 50
Transportasi 35 50 80 25
Pendidikan masyarakat 20 40 50 30
Pemasok 10 20 30 10
Ekspansi 5 40 10 40
100
Jl. Diponegoro = (30*40) + (35*50) + (20*40) + (10*20) + (5*40) = 4150
Jl. HA. Salim = (30*25) + (35*80) + (20*50) + (10*30) + (5*10) = 4900
Jl. Setia Budi = (30*50) + (35*25) + (20*30) + (10*10) + (5*40) = 3275
Jadi lokasi yang dipilih adalah Jl. HA. Salim
Strategi Lokasi Pelayanan Jasa
Komponen yang diperhatikan dalam menentukan Lokasi Jasa
Daya beli area lokasi konsumen yang diseleksi
Kecocokan pelayanan jasa dan citra dengan demografi wilayah konsumen
Persaingan di wilayah tersebut
Mutu persaingan
Keunikan lokasi perusahaan dan lokasi pesaing
Mutu fisik fasilitas perusahaan dan mutu fisik fasilitas perusahaan yang berdekatan
letaknya.
Mutu dari manajemen
4. Organisasi usaha yang akan digunakan
Penentuan jenis dan bentuk organisasi disesuaikan dengan bidang usaha yang
dijalan-kan, kebutuhan organisasi itu sendiri, dan tujuan perusahaan. Dalam hal ini semakin
be-sar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya, begitu pula sebaliknya.
Jenis-jenis organisasi
Bentuk organisasi yang ditinjau dari jumlah pimpinan puncak
• Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak satu orang
• Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak beberapa orang
Bentuk organisasi berdasarkan hubungan wewenang
• Wewenang lini: wewenang yang menimbulkan tanggung jawab atas tercapainya
tujuan-tujuan perusahaan
• Wewenang staf: wewenang yang membantu agar rang mempunyai wewenang
li-ni bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan
• Wewenang fungsional: wewenang yang diberikan kepada seseorang atau
depar-temen untuk dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal yang berada di
de-partemen lain
5. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh
Lingkungan usaha dapat dibedakan menjadi 2:
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitannya langsung dengan
opera-sional perusahaan, meliputi:
• Perusahaan
Secara keseluruhan, semua departemen ini memberikan dampak pada rencana
dan tindakan. Di bawah konsep pemasaran, semua fungsi ini harus “berpikir
me-ngenai pelanggan”, dan harus bekerja dengan serasi untuk menyediakan nilai
dan kepuasan superior bagi pelanggan.
• Pemasok
Adalah penyedia sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk
mengha-silkan barang dan jasa.
Pemasaran
Pembelian Litbang
Manufaktur Keuangan
Akunting Manajemen
• Perantara Pemasaran
Adalah perusahaan yang membantu perusahaan untuk mempromosikan, menjual
dan mendistribusikan barang ke pembeli akhir, meliputi:
Penjual
Adalah perusahaan saluran distribusi yang membantu perusahaan
menemu-kan pelanggan/melakumenemu-kan penjualan kepada pelanggan, meliputi pedagang
besar dan pedangang kecil.
Perusahaan distribusi fisik
Adalah sebuah organisasi tertentu yang membantu perusahaan untuk
menim-bun persediaan atau memindahkan barang dari tempat asalnya ke tempat
tu-juan.
Agen jasa pemasaran
Adalah perusahaan riset pemasaran, agen periklanan, perusahaan media dan
perusahaan konsultan pemasaran yang membantu perusahaan membidik dan
mempromosikan produknya ke pasar yang tepat.
Perantara keuangan
Adalah perusahaan yang membantu mendanai transaksi atau
mengasuransi-kan risiko yang berkaitan dengan pembelian atau penjualan barang, meliputi
bank, perusahaan kredit dan perusahaan asuransi.
• Pesaing
Adalah perusahaan lain yang memasarkan produk yang sejenis. Dalam hal ini
perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang lebih besar
dibandingkan pesaingnya, dan juga harus menghimpun keunggulan strategik
de-ngan memposisikan tawaran mereka dede-ngan benar-benar melawan tawaran
pe-saing dalam benak konsumen.
• Pasar pelanggan
Pelanggan adalah orang atau sekelompok orang yang menggunakan produk dari
sebuah perusahaan yang akan digunakan untuk konsumsi pribadi, untuk dijual
kembali atau untuk diproses lebih lanjut, meliputi:
Pasar Konsumen
Adalah individu atau rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi
pribadi
Pasar Bisnis
Adalah individu atau perusahaan lain yang membeli produk untuk diproses
Pasar Pedagang besar
Adalah individu atau perusahaan lain yang membeli produk untuk dijual
kembali dengan mengambil keuntungan.
Pasar Pemerintah
Adalah instansi pemerintahan yang membeli produk untuk menyediakan
fa-silitas umum atau mengalihkan produk tersebut kepada pihak lain yang
membutuhkan.
Pasar Internasional
Adalah pembeli luar negeri, termasuk konsumen, produsen, penjual dan
pe-merintah yang membeli produk dari sebuah perusahaan yang akan
diguna-kan untuk konsumsi pribadi, untuk dijual kembali atau untuk diproses lebih
lanjut.
• Masyarakat.
Adalah kelompok yang mempunyai kepentingan potensial atau yang sudah
ter-wujud atau berdampak pada kemampuan suatu organisasi untuk mencapai
sas-arannya, meliputi:
Masyarakat Keuangan
Adalah kelompok yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
mem-peroleh dana, yaitu: bank, perusahaan investasi, pemegang saham
Masyarakat Media
Adalah kelompok yang menyebarluaskan berita, mengangkat topik dan
pen-dapat editorial, meliputi surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet.
Masyarakat Pemerintah
Adalah kelompok di dalam instansi pemerintahan. Dalam hal ini pemasar
harus sering berkonsultasi dengan pengacara perusahaan mengenai isu
kea-manan produk, kejujuran dalam periklanan dan berbagai masalah yang lain.
Masyarakat Warga yang Bertindak
Adalah kelompok di dalam masyarakat yang aktif menyoroti berbagai
peris-tiwa di dalam masyarakat, meliputi organisasi konsumen, kelompok
ling-kungan, kelompok minoritas dan lainnya. Dalam hal ini peran humas di
da-lam perusahaan adalah menjalin hubungan baik dengan konsumen dan
ke-lompok warga negara ini.
Masyarakat Lokal
Adalah kelompok yang tinggal berdekatan dengan lokasi perusahaan.
Masyarakat Umum
Adalah kelompok yang secara umum mengetahui aktivitas dan produk
Masyarakat Internal
Adalah kelompok yang terdapat di dalam sebuah perusahaan, meliputi
pe-kerja, manajer, sukarelawan dan direktur.
Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi
daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi:
• Demografi
Adalah telaah mengenai populasi manusia, dalam arti jumlah, kerapatan, lokasi,
umur, jenis kelamin, ras, jenis pekerjaan dan angka statistik lainnya.
Pertumbuhan populasi dunia yang meledak
Distribusi umur populasi menentukan kebutuhan
Meningkatnya keanekaragaman etnis dan ras
Kelompok pendidikan
Pola rumah tangga
Pergeseran geografis dalam populasi
Pergeseran dari pasar massal ke pasar mikro
• Ekonomi
Berkaitan dengan daya beli masyarakat, dipengaruhi oleh perubahan dalam
pen-dapatan
• Alam
Dipengaruhi oleh:
Kekurangan sumber daya alam
Biaya energi yang meningkat
Tingkat polusi yang meningkat
Campur tangan pemerintah dalam pelestarian lingkungan
• Teknologi
Dipengaruhi oleh:
Kecepatan perubahan teknologi
Kesempatan inovasi yang tidak terbatas
Anggaran riset yang bervariasi
Regulasi yang meningkat atas perubahan teknologi
• Politik
Dipengaruhi oleh:
Peraturan yang mengatur bisnis
Meningkatnya penekanan pada etika dantindakan yang bertanggung jawab
• Budaya.
Dipengaruhi oleh:
Nilai budaya dasar yang memiliki tingkat kemapanan yang tinggi
Pergeseran dalam nilai-nilai budaya sekunder.
Hambatan dalam memasuki industri
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan
2. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan
kembali karyawan dan penggantian alat serta system yang lama.
3. Respon dari pesaing
Faktor-Faktor penyebab kegagalan usaha
1. Data dan informasi yang tidak lengkap
2. Salah perhitungan
3. Pelaksanaan pekerjaan yang salah
4. Kondisi lingkungan
5. Unsur sengaja
Alasan membeli perusahaan yang sudah ada:
1. Untuk mengurangi beberapa ketidaktentuan dan ketidaktahuan ya harus dihadapai
dalam memulai sebuah bisnis dari latar belakang tersebut
2. Untuk memperoleh sebuah bisnis dengan operasi yang sedang berjalan dan
mengembangkan hubungan dengan pelanggan da pemasok
3. Untuk mendapatkan bisnis yang telah dikembangkan dengan harga di bawah biaya
untuk memulai sebuah bisnis baru
Permasalahan yang akan dihadapi apabila membeli perusahaan:
1. Masalah eksternal, yaitu pengaruh lingkungan yang mengakut banyaknya pesaing dan
ukuran peluang pasar
2. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, termasuk image
dan reputasi perusahaan
Hal-hal kiritis yang perlu diperhatikan untuk menganalisis perusahaan yang akan dibeli:
1. Menentukan sebuah bisnis untuk dibeli
2. Menyelidiki dan mengevaluasi bisnis yang ada
4. Menyelidiki mengapa bisnis tersebut dijual
5. Memeriksa data keuangan
Penilaian sebuah bisnis
1. Penilaian berdasarkan aktiva
Pendekatan penilaian berdasarkan aktiva mengasumsikan bahwa sebuah perusahaan
dapat ditentukan dengan memperkirakan nilai aktiva yang di dalam perusahaan.
Pendekatan ini melibatkan tiga perhitungan aktiva:
Teknik nilai buku yang dimodifikasi
Penentuan nilai sebuah bisnis dengan menyesuaikan nilai buku untuk
memperhatikan perbedaan antara historical cost dan nilai saat ini.
Teknik nilai penggantian aktiva
Penentuan nilai sebuah bisnis berdasarkan biaya yang digunakan untuk mengganti
aktiva perusahaan
Teknik nilai likuidasi
Penentuan nilai bisnis yang berdasar pada jumlah uang yang tersedia jika
perusahaan melikuidasi aktivanya
2. Penilaian berdasarkan pasar
Pendekatan penilaian berdasarkan pasar mengandalkan pada pasar keuangan dalam
memperhitungkan nilai seuah perusahaan. Metode ini melihat pada harga pasar
sebenarnya dari perusahaan sejenis yang sedang dinilai perusahaan yang dijual atau
diperdagangkan secara umum di bursa saham
3. Penilaian berdasarkan laba
Pendekatan penilaian suatu perusahaan yang diperkirakan berdasarkan kemampuannya
menghasilkan laba atau pendapatan di masa yang akan datang.
4. Penilaian berdasarkan arus kas
Pendekatan penilaian suatu perusahaan berdasarkan jumlah dan pengaturan waktu arus
kas di masa yang akan datang.
Faktor yang dipertimbangkan dalam menilai sebuah bisnis:
Persaingan: calon pembeli harus melihat luas, intensitas dan lokasi dari bisnis yang
bersaing. Secara khusus harus memeriksa apakah bisnis yang dipertanyakan tersebut
mengalami kerugian atau keuntungan dalam persaingannya.
Pasar: kecukupan pasar untuk mempertahankan semua unit bisnis. Hal ini memerlukan
penelitian pasar, penelitian sensus data, dan secara perorangan adalah pengaturan
Pengembangan komunitas di masa yang akan datang: memperhatikan perturan daerah
setempat yang telah dilakukan, tetapi belum mempengaruhi.
Komitmen hukum
Kontrak serikat pekerja
Bangunan
Harga produk: calon pemilik harus membandingkan harga dari penjual dengan harga
yang tercatat di catalog para produsen atau pedagang besar dan juga dengan harga
produk dari pesaing di pasar. Ini perlu untuk memastikan pemantapan harga barang
secara penuh dan wajar yang penjualannya dilaporkan pada keuangan penjual
! " # # $% & '
Franchising adalah suatu sistem pemasaran yang berkisar pada perjanjian sah antara dua
pihak yang salah satunya (franchisee) diberi hak istimewa untuk menjalankan bisnis
sebagai pemilik pribadi, tapi dengan syarat perusahaan dijalankan menurut metode dan
terminologi yang dispesifikasikanoleh pihak yang lain (franchisor).
Sehingga dalan franchising terdapat dua pihak yang mengadakan perjanjian kerja, yaitu:
Franchisee: seorang wirausaha yang kekuatannya dibatasi oleh hubungan kontrak
dengan organisasi franchising
Franchisor: salah satu pihak/orang di dalam kontrak franchise yang menspesifikan
metode yang harus diikuti dan terminologi yang harus dipenuhi oleh pihak lain.
Jenis-Jenis Franchise:
Franchising produk dan merek
Hubungan franchise yang memberikan hak untuk menggunakan produk atau merek
yang telah dikenal luas
Franchising format
Sebuah perjanjian yang karenanya franchisee mendapatkan keseluruhan sistem
pemasaran dan petunjuk yang dijalankan oleh franchisor.
Kelebihan usaha franchise
Membeli sebuah franchise menjadi menarik karena berbagai alasan. Kelebihan yang
terbesar adalah probalitas kesuksesannya. Sedangkan alasan lainnya adalah:
1. Pelatihan formal
2. Bantuan keuangan
3. Metode pemasaran yang telah terbukti
4. Bantuan manajemen
5. Jangka waktu permulaan bisnis lebih cepat
Kekurangan Franchising
1. Biaya franchising, meliputi:
Upah franchise awal
Kas yang diinvestasikan
Pembayaran royalti
Biaya periklanan
2. Pembatasan pengoperasian bisnis, meliputi:
Membatasi daerah penjualan
Meminta daftar lokasi untuk gerai pengecernya dan memaksakan persyaratan yang
berkaitan dengan penampilan gerainya
Membatasi barang dan jasa yang ditawarkan untuk dijual
Membatasi periklanan dan jam kerja
3. Hilanganya kebebasan
Mengevaluasi kesempatan usaha franchise
1. Menyeleksi kandidat franchise yang potensial
Memahami secara mendalam jenis bisnis yang hendak diminati, jangan hanya terbujuk
melalui merek/produk yang sudah terkenal
2. Menginvestigasi kandidat franchisee
Langkahnya:
Franchisor harus meletakkan dasar dan sistem waralaba yang tepat, dalam hal ini
meliputi produk dan sarana pendukung (iklan, lokasi, kualitas)
Franchisor harus memiliki tim pemasaran yang bertugas untuk menganalisis
kelayakan usaha bersama, terutama dari segi lokasi.
Franchisor harus mengejar skala ekonomi. Hal ini untuk tujuan keamanan dan
ketahanan waralaba, sehingga franchisor tidak perlu mengembangkan gerai terlalu
banyak. (menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menunjuk mitra baru.)
Sudut pandang franchisor
Beberapa alasan yang menjadikan alasan seseorang menjadi franchisor:
1. Pengurangan persyaratan modal
Franchise memungkinkan sebuah perusahaan untuk memperluas usahanya tanpa
mencairkan modal. Melalui pengaturan upah dan royalty, perusahaan yang terlibat di
dalam franchise pada hakikatnya meminjam modal dari franchise untuk pengembangan
salurannya. Oleh karena itu mempunyai persyaratan modal yang lebih kecil daripada
rangkaian secara keseluruhan.
2. Meningkatkan motivasi dalam manajemen
Franchisee sebagai pemilik, lebih termotivasi daripada karyawan yang digaji, karena
didesentralisasikan, franchisor juga tidak mudah terpengaruh oleh usaha
pengorganisasian tenaga kerja bila dibandingkan dengan organisasi yang tersentralisasi.
3. Kecepatan ekspansi perusahaan
Franchise membiarkan bisnis memasuki pasar lebih cepat daripada jika perusahaan
menggunakan sumbernya sendiri untuk memasuki pasar.
Di samping alasan tersebut, terdapat kekurangan yang berkaitan dengan franchise dari
sudut pandang franchisor:
1. Pengurangan pengendalian
Pengendalian oleh seorang franchisor atas bisnisnya berkurang karena franchisee bukan
karyawan.
2. Pembagian laba
Hanya bagian laba tertentu yang akan menjadi milik franchisor
3. Meningkatkan pendukung operasi
Pada umumnya terdapat lebih banyak biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan
hubungan franchise yang sedang berlangsung, khususnya di dalam menyediakan jasa
hukum dan akuntansi bila dibandingkan dengan organisasi yang tersentralisasi.
Memahami hubungan franchisor-franchisee
1. Regulasi franchise
2. Penipuan dalam franchise
Sindrom Roll Royce: sindrom yang terjadi ketika calon pewaralaba tergiur
kesuksesan sebuah franchise yang sudah terkenal.
Adanya paksaan
Mimpi seorang pemalas
Lokasi, lokasi, lokasi
Tipuan registrasi
Franchisor yang bermodal sedikit
Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya
dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama dalam kehidupan dan fungsi
bisnisnya. Sebuah perusahaan disebut juga sebagai bisnis keluarga, apabila perusahaan
tersebut dialihkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian bisnis
keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di
dalam kepemilikan dan atau jabatan/fungsi.
Keuntungan keterlibatan keluarga dalam bisnis
Bisnis keluarga dapat dengan mudah menunjukkan tngkat perhatian yang lebih tinggi
bagi tiap orang, daripada perusahaan-perusahaan pada umumnya
2. Memfokuskan pada pelaksanaan jangka panjang
Manajer keluarga dapat mengambil pandangan jangka panjang lebih mudah daripada
manajer perusahaan yang dinilai hasilnya setiap tahun
3. Memperluas kualitas
Karena memiliki taruhan di dalam memelihara reputasi keluarga, anggota keluarga akan
mempertahankan tradisi memberikan kualitas dan nilai bagi konsumen.
Budaya bisnis keluarga
1. Pendiri perusahaan menanamkan budaya perusahaan
Dalam bisnis keluarga, nilai utama pendiri perusahaan menjadi bagian dari budaya
bisnis dan kode perusahaan, yaitu sesuatu yang dipercaya sebagai anggota keluarga.
2. Pola-pola budaya
Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan keyakinan yang berbeda,
sehingga pengamatan yang menyeluruh akan memperlihatkan berbagai pola budaya
yang akan membantu di dalam menjelaskan cara berfungsinya suatu perusahaan.
3. Suksesi budaya dan kepemimpinan
Proses pengalihan kepemimpinan perusahaan keluarga dari satu generasi ke generasi
berikutnya dikaitkan dengan perubahan di dalam pola bisnis keluarga
Ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga
1. Kebutuhan akan manajemen yang baik
Manajemen yang baik diperlukan untuk kesuksesan tiap bisnis termasuk bagi
perusahaan keluarga. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
Merangsang pemikiran dan pemahaman strategi baru
Merekrut dan mempertahankan manajer nonkeluarga yang baik
Menciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatif
Menciptakan dan melindungi modal
Mempersiapkan pengganti tampuk kepemimpinan
Mengeksploitasi kelebihan yang unik dari kepemilikan keluarga
2. Karyawan nonkeluarga dalam perusahaan keluarga
Hadirnya karyawan nonkeluarga masih dipengaruhi oleh pertimbangan keluarga,
sehingga dalam beberapa kesempatan karyawan ini untuk promosi dipersempit dengan
3. Dewan keluarga
Adalah sekumpulan anggota keluarga yang terorganisasi yang berkumpul secara
periodik untuk mendiskusikan masalah keluarga yang berhubungan dengan bisnis.
() & * &
Batasan usaha kecil di Indonesia, adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1.000.000.000
3. Jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang yang terdiri dari pekerja kasar yang dibayar,
pekerja pemilik, dan pekerja keluarga.
4. Prinsip manajemen, persyaratan modal dan pengoperasiannya bersifat local
Keunggulan usaha kecil:
1. Memiliki kebebasan untuk bertindak
2. Fleksibel
3. Tidak mudah goncang
Kelemahan usaha kecil:
1. Kelemahan struktural
Kelemahan dalam struktur perusahaan, yang meliputi: bidang manajemen, pengendalian
mutu, penguasaan teknologi, permodalan yang kecil, akses pasa.
2. Kelemahan cultural
Kelemahan dalam budaya perusahaan yang kurang mencerminkan perusahaan sebagai
“corporate culture”, meliputi:
Kurangnya informasi peluang dan cara memasarkan produk
Kurangnya informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah dan mudah
Kurangnya informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar
dalam menjalin hubungan kemitraan untuk memperoleh bantuan permodalan dan
pemasaran
Kurangnya informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain, kualitas,
maupun kemasan
Kurangnya informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan
1. Perencanaan Bisnis
Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkah pertama yang harus dilakukan
adalah pembuat perencanaan.
Perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang menguraikan ide dasar yang
menda-sari pertimbangan pendirian bisnis dan hal yang berkaitan dengan pendirian tersebut.
Tujuan dari perencanaan bisnis adalah:
a. Mengidentifikasi lingkup dan konteks kesempatan bisnis.
b. Menyajikan pendekatan yang digunakan oleh para wirausaha di dalam
mengeksplo-itasi kesempatan tersebut.
c. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan, jika usaha tersebut berhasil.
d. Alat untuk menaikkan modal keuangan.
Fungsi perencanaan bisnis:
a. Menyediakan pernyataan akan sasaran dan strategi yang diartikulasikan secara jelas
untuk digunakan di lingkungan internal.
b. Sebagai dokumen penjualan yang akan dibagikan/diberikan kepada pihak luar.
Isi Perencanaan Bisnis:
a. Ringkasan Eksekutif
Memberikan gambaran singkat tentang rencana suatu usaha secara keseluruhan.
b. Pernyataan Visi dan Misi
Mengambarkan secara singkat strategi dan filosofi yang dikehendaki dalam
mem-buat visinya terlaksana.
Misi: apa yang harus dilakukan suatu organisasi dapat berhasil (apa bisnis kita)
Visi: cara pandang jauh ke depan, ke mana organisasi harus dibawa, agar
organisasi tersebut dapat eksis. (akan menjadi apa bisnis kita)
c. Latar belakang usaha
Berisikan laporan singkat sejarah suatu usaha dan situasi usaha saat ini
d. Gambaran usaha secara detail
Berisikan keunikan usaha yang dimiliki dan faktor-faktor utama yang
e. Situasi Pasar saat ini
Menyajikan data latar belakang yang relevan mengenai pasar, produk, persaingan
dan distribusi
Situasi pasar: di sini diberikan data tentang pasar sasaran, yang meliputi: ukuran
pasar dan pertumbuhan pasar, potensi pembeli terhadap produk, motivasi
pem-belian, sifat-sifat pempem-belian, target pasar spesifik, pengaruh pasar eksternal.
Situasi produk: di sini ditunjukkan penjualan, harga, marjin kontribusi dan laba
bersih setiap produk dalam beberapa tahun terakhir.
Situasi pesaing: di sini dijelaskan pesaing utama beserta ukuran, sasaran, pangsa
pasar, mutu produk, strategi pemasaran dan sifat-sifat lain yang dimiliki pesaing
Situasi distribusi: dalam bagian ini diberikan data mengenai ukuran dan
pen-tingnya setiap saluran distribusi.
Situasi lingkungan makro: bagian ini menjelaskan kecenderungan kondisi
ling-kungan makro (demografi, ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya) yang
mem-pengaruhi masa depan produk yang ditawarkan.
f. Analisis Ancaman dan Masalah
Mengidentifikasi peluang/ancaman, kekuatan/kelemahan utama dan masalah yang
dihadapi produk.
Analisis peluang/ancaman: menjelaskan peluang dan ancaman yang dihadapi
bisnis.
Peluang pemasaran: suatu daerah kebutuhan pembeli yang mana perusahaan
dapat beroperasi secara menguntungkan
Ancaman lingkungan: tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan
yang kurang menguntungkan, yang akan mengurangi penjualan dan laba,
ji-ka tidak dilakuji-kan pemasaran defensif
Analisis kukuatan/kelemahan: menjelaskan kekuatan dan kelemahan.
Analisis masalah: wirausaha menggunakan hal-hal yang sudah dibicarakan
un-tuk menenun-tukan masalah utama yang dihadapi dalam rencana ini.
g. Sasaran
Menentukan sasaran jumlah penjualan, pangsa pasar dan laba yang hendak dicapai
dalam rencana tersebut.
Ada dua sasaran yang harus diputuskan dalam perencanaan ini, yaitu:
Sasaran keuangan
Memberikan perhitungan keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan dan
Sasaran pemasaran
Memberikan gambaran keuntungan pengguna dari produk dan bentuk pasar
yang ada.Menunjukkan pendekatan pemasaran yang hendak digunakan untuk
mencapai sasaran rencana, meliputi: Analisis STP, bauran produk dan penelitian
dan pengembangan
h. Program Kerja
Menspesifikasikan apa yang dilakukan, siapa yang akan melakukannya, kapan
dila-kukan dan berapa biayanya.
i. Proyeksi Laba-Rugi
Laporan laba dan rugi yang diproyeksikan yang meramalkan hasil keuangan yang
diharapkan dari rencana tadi
j. Pengendalian
Menunjukkan bagaimana kemajuan rencana akan dipantau
2. Pengelolaan Keuangan
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan, yaitu:
Aspek sumber dana
Ditinjau dari asalnya, sumber dana perusahaan dapat dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu:
a. Dana yang berasal dari perusahaan atau disebut pembelajaan intern.
Dana ini berasal dari:
Dana perusahaan
Dana cadangan
Laba yang ditahan
b. Dana yang berasal dari luar perusahaan atau disebut pembelanjaan ekstern
Dana ini berasal dari:
Dana dari pemilik/penyertaan
Dana yang berasal dari hutang/pinjaman
Dana bantuan program pemerintah
Dana dari teman atau keluarga yang ingin menanamkan modalnya
Dana ventura
Aspek rencana dan penggunaan dana
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam merancang penggunaan biaya:
a. Biaya awal
b. Proyeksi/rancangan keuangan
c. Analisis pulang pokok
Pemasaran adalah:
Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang
berni-lai satu sama berni-lain.
Perencanaan Pemasaran:
Tahapannya:
1. Penentuan kebutuhan dan keinginan pelanggan
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, yang harus dilakukan adalah
mengadakan penelitian pasar (riset pasar).
Tujuan mengadakan riset terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan:
Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan pelanggan
Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang tersebunyi dan tidak terucapkan
Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk
Memudahkan pembuatan arsip dari aktivitas identifikasi kebutuhan untuk proses
pengembangan produk
Menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang terlupakan
Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan pelanggan di anta