• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

615.8 Ind

p

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Pedoman penyelenggaraan pe laya nan

kese hatan tradisional keterampilan Jakarta : Kemente rian Kesehatan RI. 2011

IS BN 978-602 9364-94-1 1. Judul

I. QUALITY HEALTH CAR E II. TRADITIONAL PRACTITIONERS III. PRIMARY HEALTH CARE

(3)

15 .8

SISIPAN

Ind [

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

P

BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

NOMOR HK 01 .01/BI.4/336/2012

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

KETERAMPILAN

r

'-

-

--

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Seiring dengan perkembangan yang pesat akan pelayanan kesehatan tradisional sebagai salah satu upaya kesehatan di Indonesia maka sudah selayaknya pemerintah menaruh perhatian yang seksama terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional tersebut.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional dibina dan diawasi oleh Pemerintah , disisi lain masyarakat diberi kesempatan yang seluas-Iuasnya untuk mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.

Untuk itu Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif dan Komplementer, melalui proses yang melibatkan lintas program di lingkungan Kementerian Kesehatan dan lintas sektor terkait yang selanjutnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak , menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional keterampilan . Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam menyelenggarakan, mengebangkan , membina dan mengawasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan .

Diharapkan seluruh aspek dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan kemanannya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

(6)

Kepada seluruh pihak yang turut berperan dalam penyusunan pedoman ini, kami sampaikan penghargaan dan terimakasih atas buah pikiran dan sumbang saran yang telah diberikan.

Direktur Bina Pelayanan Kesehatan   Tradisional Alternatif d Komplementer  

(7)

SAMBUTAN

Kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas tersusunnya Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan .

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatakan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya . Untuk mewujudkan hal tersebut , diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh .

Berbagai upaya kesehatan tidak hanya dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan konvensional saja, tetapi dapat pula melalui pelayanan kesehatan tradisional. Dalam perkembangan pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia saat ini, pelayanan kesehatan tradisional keterampilan telah banyak diselenggarakan di sejumlah Rumah Sakit, Puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan tradisional di masyarakat.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan merupakan salah satu acuan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional. Saya mengharapkan agar pedoman ini dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tradisional keterampilan.

Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan pedoman ini, saya ucapkan terima kasih .

Direktur Jenderal Bina Gizi dan e hatan Ibu dan Anak

Yuwono , DTM & H. MARS

(8)
(9)

DAFTAR lSI

HAL KATA PENGANTAR

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KIA iii  

DAFTAR lSI iv  

TIM PENYUSUN vii  

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK NOMOR HK 01.01/B1.4/336/2012

TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL KETERAMPILAN

BABI PENDAHULUAN A.   Latar Belakang

B.   Tujuan 4

1. Umum 2. Khusus

C.   Sasaran 5

D.   Ruang Lingkup 5

E. Landasan Hukum 6

F.   Pengertian

9

BAB II TATA LAKSANA PENYELENGGARAAN

A.   Kelompok dan Jenis Pelayanan 13  

B.   Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan 14   dan Pengiriman Klien  

C.   Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional 18   Keterampilan  

D.   Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tradisional 22   Keterampilan  

E.   Promosi dan Informasi 24  

(10)

BAB III

BABIV

BABV

BABVI

TAT A CARA REGISTRASI DAN PERIZINAN

A. Registrasi dan Perizinan Pengobat Tradisional 25   B. Registrasi dan Perizinan Pelaksana Pelayanan

30

Kesehatan Tradisional Oi Puskesmas, SP3T,   BKTM/LKTM  

C. Perpanjangan dan Pembaharuan Registrasi dan

31

Perizinan Pengobat Tradisional  

PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Pencatatan  

32

B. Pelaporan  

34

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

A. Pembinaan  

35

B. Pengawasan  

38

C. Sanksi  

38

(11)

LAMPIRAN

1. Klasifikasi dan Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional

2. Permohonan Surat Terdaftar Pengo bat Tradisional (STPT)

3. Biodata Pengobat Tradisional

4. Permohonan Surat Izin Pengo bat Tradisional (SIPT)

5. Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT)

6. Surat Izin Pengo bat Tradisional (SIPT)

7. Profil Pengobat Tradisional Keterampilan

8. Data Pengobat Tradisional Menurut Jenis Metodenya

9. Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan

10 . Data Kunjungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan

11 . Rekapitulasi Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan

12 . Contoh Kartu Klien

13. Form Register Pengo bat Tradisional

14. Contoh Papan Nama Pengo bat Tradisional

(12)
(13)

TIM PENYUSUN

A. Penanggung Jawab

dr. Abindisyah Siregar, DHSM, MKes

B. Koordinator

dr. Yuniati Situ morang, MKes

C. Kontributor

1.   Ors .Yusuf Muhyidin, MPd   (Kemdiknas)  

2.   Prof Muchtar Ali (Kemenag) 3.   Rinto Taufik Simbolon (Kembudpar) 4.   drg. Hermanto Setia Hadi, MS 5.   Drs. I Gusti Bagus Sardjana,M .Kes 6.   Or.dr. Aragar Putri, MROM 7.   Ora . Nurlaili Isnaini, Apt, MKM

(Oi!. Bina Produksi dan Oistribusi Alat Kesehatan)

8.   dr. Hadi Siswoyo (Badan   Litba ngkes)  

9.   Ora. Yanthi Herqiyantini, M.Kes (Oi!. Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Prasarana)

10. drg. Debby Oahlan , MM (OiL Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Prasarana)

11. Prawito (Pusat Komunikasi Publik) 12. Marina Sidabutar, S.Sos,   MAB  

(Pusat komunikasi Publik)   13. Riati Anggriani, SH,MARS ,M.Hum

(Biro Hukum dan Organisasi) 14. dr. Putu Lohita Rahmawati (Biro  

Hukum dan Organisasi)  

15. NS . Riyanto, M.Kes, Sp.Kom (Oit Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik

16. drg . Wahyu S ( OiL BUK Oasar) 17. Dedi Hermawan, SKM , MKes  

(BPPSOM)  

18. drg. Shally Barina (Hukormas)

19. drg Wahyu S , MPHM   (Oit. Van kestradkom)

20 . drg . Puthut Tri Prasetyo , MKKK ( OiL Yankestradkom)

21 . dr. Elis Batti , MKM (Oinkes OKI Jakarta)

22 . Andarias Ginting , SKM ( Oinkes OKI Jakarta)

23. Rahayu Sukamto (Oinkes Provinsi Banten)

24 . Evi Apriyani, SKM ( Oinkes Kota Tangerang)

25. Ora. Itha Fernandes (Oinkes Kab. Bogor)

26 . dr. Ratnawati, M.KKK (Oinkes Kota Bekasi)

27. SA Chairany, S.Sos (Oinkes Kota Bekasi)

28. dr. Hasan Mihardja , Sp.Ak (SP3T, OKI Jakarta) 29. dr. Adiningsih Sri Lestari,

M.Epid , Sp.Ak

30. dr. Tomi Hardjatno , MARS , Sp .Ak (Ketua PAKSI) 31. dr. H. Sukarto , Sp.KP (Ketua

Perchirindo) 32. Meliana H.Solaiman

(Perchirindo)

33 .  A. Fatahillah , SE, MBA (Ketua ABI)

34 . Sudrajat (ABI)

35. dr. Willie Japaries , MARS (Ketua IKNI)

36. Siti Maryanah ( AP31)

(14)

D. Editor

1. drg . Dyah Ermayatri, DESS 2. Anang Subur, SKM, MPH 3. Tjutju Turaeni , S.Sos, MKM 4. dr. Ina Farhaniah

5. Triyani, SKp 6. Devi Zuarni, SKM

7. Ratih Kusuma Dewi, A .Md

E.

Sekretariat
(15)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAl BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

NOMOR H K.01.01/BI.4/336/2012

TENTANG

PEDOMAN PENYElENGGARAAN PElAYANAN KESEHATAN TRADISIONAl KETERAMPllAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAl BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK,

Menimbang : a.   bahwa pelayanan kesehatan tradisional keterampilan memiliki banyak metode dan sudah berkembang pesat di masyarakat namun tidak semua pelayan kesehatan tradisional keterampilan dapat dipertanggungjawabkan kemanan dan manfaatnya bagi kesehatan ;

b.   bahwa untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat yang memilih pelayan kesehatan tradisional keterampilan, maka perlu adanya pengaturan dalam pelayanan kesehatan tradisional keterampilan;

c.   bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan

(16)

2.   Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tantang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

3.   Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4   Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

5.   Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

6.   Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3609);

7.   Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Penggamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);

(17)

Tahun 2007 Nomor 82 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ;

9.   Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1182/Menkes/Per/XI/1996 tentang Pemanfaatan Akupuntur Oi Sarana Pelayanan Kesehatan;

10.   Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PerIVII/2008 tantang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Oi Kabupaten/Kota.

11.   Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1189/Menkes/PerIVIII/2010 tentang Produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga;

12.   Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1190/Menkes/PerNIII/2010 tentang Izin Edar Alat Kesehatan dan Perbekalan kesehatan Rumah Tangga ;

13.   Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1191 IMenkes/PerNIII/201 0 tentang Penyaluran Alat Kesehatan ;

14.   Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1787 IMenkes/Per/XII/201 0 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan;

15.   Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 0584/Menkes/SKNI/1995 tentang Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (Sental P3T);

16.   Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/Menkes/SKNII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional;

17.   Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SKN11I/2003 tentang Tenaga Akupunktur;

(18)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan   PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL KETERAMPILAN.

Pasal1

Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan bertujuan untuk:

a.   Dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan etika dan norma agama yang berlaku di masyarakat.

b.  Tersedianya acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan.

c.   Terbinanya penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional keterampilan

d.   Terlindunginya masyarakat pengguna pelayanan kesehatan tradisional keterampilan.

e.   Terlindunginya perbendaharaan keilmuan kesehatan tradisional keterampilan Indonesia untuk dapat dikembangkan di seluruh tanah air dan luar wilayah Indonesia

Pasal2

Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan digunakan sebagai acuan bagi Lingkungan Kementerian Kesehatan , Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Puskesmas, Instansi Pemerintah terkait lainnya , penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dan Asosiasi pengo bat tradisional terkait.

Pasal3

(19)

Pasal4

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 27 Januari 2012

(20)
(21)

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA

GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

NOMOR : H

K.01.01/BI.4/336/2012

TANGGAL : 27 JANUARI 2012  

TENTANG  

PEDOMAN PENYELENGGARAAN  

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL  

(22)
(23)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Dalam tiga dekade terakhir, berbagai indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia menunjukkan adanya perbaikan . Data tahun 2007 menunjukkan bahwa Umur Harapan Hidup pada saat lahir meningkat menjadi 70,5 tahun, Angka Kematian Ibu menurun menjadi 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Neonatal menurun menjadi 20 per 1.000 kelahiran Hidup, Angka Kematian Bayi menurun menjadi 34 per 1.000 Kelahiran Hidup, serta Angka Kematian Anak Balita menurun menjadi 44 per 1.000 Kelahiran Hidup (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia , 2007).

(24)

Sejalan dengan peningkatan umur harapan hidup disertai dengan adanya pemanasan global, Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, antara lain ditandai dengan meningkatnya berbagai penyakit degeneratif di kalangan masyarakat di samping meningkatnya kembali beberapa penyakit menular seperti malaria, yang sebelumnya sudah dapat diturunkan kasusnya.

Pelayanan kesehatan tradisional merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat ketika menghadapi masalah kesehatan. Hal ini telah dikenal sejak dahulu dan sampai kini terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi, disertai dengan peningkatan pemanfaatannya oleh masyarakat sebagai imbas dari semangat untuk kembali menggunakan hal-hal yang bersifat alamiah ('back to nature)

(25)

Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer melaksanakan program pembinaan terhadap pelayanan kesehatan tradisional, baik yang menggunakan ramuan maupun keterampilan. Hal ini bertujuan agar pelayanan kesehatan tradisional dapat diselenggarakan dengan penuh tanggungjawab terhadap keamanan dan manfaat pelayanannya sehingga masyarakat terlindungi ketika menggunakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Saat ini perkembangan pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia sangat pesat dengan jenis pelayanannya yang beragam, baik dilihat dari cara, bahan, alat maupun teknologi yang digunakan.

Berbagai pelayanan kesehatan tradisional yang berkembang di masyarakat masih banyak yang belum dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya bagi kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan tradisional keterampilan.

Pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan masih dapat dibagi lagi berdasarkan pendekatan pelayanan yang diberikan, yaitu pelayanan kesehatan tradisional keterampilan secara manual, pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang menggunakan alat dan teknologi serta pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang menggunakan olah pikiran/mental.

(26)

Oleh karena itu, dalam upaya memberikan perlindungan kepada

masyarakat baik sebagai penerima pelayanan maupun kepada

pengobat tradisional sebagai pemberi pelayanan, dipandang

perlu adanya pedoman penyelenggaraan pelayanan kesehatan

tradisional yang dapat digunakan sebagai acuan bagi

penyelenggara maupun pembina pelayanaan itu sendiri .

Sehubungan dengan pendekatan pelayanan yang berbeda

antara pelayanan kesehatan tradisional ramuan dan

keterampilan, maka perlu dibuat pedoman yang berbeda untuk

kedua cara pelayanan kesehatan tradisional ini . Pada pedoman

ini yang disusun adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan

tradisional keterampilan .

B.

Tujuan

1.

Umum

Terselenggaranya pelayanan kesehatan tradisional

keterampilan yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat

dan keamanannya , serta tidak bertentangan dengan etika

dan norma agama yang berlaku di masyarakat.

2.

Khusus

a.   Tersedianya acuan dalam penyelenggaraan pelayanan

kesehatan tradisional keterampilan

b.   Terbinanya penyelenggara pelayanan kesehatan

(27)

c.   Terlindunginya masyarakat pengguna pelayanan kesehatan tradisional keterampilan.

d .   Terlindunginya perbendaharaan keilmuan kesehatan tradisional keterampilan Indonesia untuk dapat dikembangkan di seluruh tanah air dan luar wilayah Indonesia

C. Sasaran

Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait , yaitu :

1.   Kementerian Kesehatan RI

2.   Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota 3.   Puskesmas

4.   Instansi Pemerintah terkait lainnya

5.   Penyelenggara pelayananan kesehatan tradisional   keterampilan  

6.   Asosiasi pengo bat tradisional terkait

D.  Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan ini , meliputi :

1.   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan secara manual, pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan teknologi serta pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang menggunakan olah pikiran/mental

(28)

2.   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang diselenggarakan oleh masyarakat baik secara perorangan maupun berkelompok

3.   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang diselenggarakan di Rumah Sakit, Puskesmas, Sentra P3T, BKTM/LKTM.

E. Landasan Hukum

1.   Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

2.   Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

(29)

4.   Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5038);

5.   Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5063) ;

6.   Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 Tentang

Penelitian dan pengembangan Kesehatan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 67,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3609);

7.   Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor

138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3781);

8.   Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang

Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah Provinsi , Dan Pemerintah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

9.   Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1182/Menkes/Per/XI/1996 Tentang pemanfaatan Akupuntur

Di Sarana Pelayanan Kesehatan;

(30)

10. Peraturan   Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PerNII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Oi Kabupaten/Kota;

11. Peraturan   Menteri Kesehatan Nomor 1189/Menkes/PerNIII/2010 tentang Produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga;

12. Peraturan   Menteri Kesehatan Nomor 1190/Menkes/PerNIII/2010 tentang Izin Edar Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga; 13. Peraturan   Menteri Kesehatan Nomor

1191 IMenkes/PerNII1I201 0 tentang Penyaluran Alat Kesehatan ;

14. Peraturan   Menteri Kesehatan Nomor

1787/Menkes/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan;

15. Keputusan   Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

0584/Menkes/SKNI/1995 tentang Sentra Pengembangan

dan Penerapan Pengobatan Tradisional (Sentra P3T); 16. Keputusan   Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1076/Menkes/SKNII/2003 tentang Penyelenggaraan

Pengobatan Tradisional;

17. Keputusan   Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1227/Menkes/SKNIII/2003 tentang Tenaga Akupunktur;

18. Keputusan   Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

128/Menkes/SK/1I1 2004 tentang Kebijakan Oasar Pusat

(31)

F. Pengertian

1.   Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun menurun secara empiris, dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

2.   Pengobat tradisional (Battra) adalah seseorang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang ilmunya diperoleh melalui pengalaman turun temurun dan atau pendidikan non formal.

3.   Praktik mandiri pengobat tradisional keterampilan adalah fasilitas yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dan dilakukan oleh pengobat tradisional secara perorangan. 4.   Griya Sehat adalah fasilitas yang digunakan untuk

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional yang dilakukan oleh pengobat tradisional 2 (dua) orang atau lebih, baik yang metodenya sejenis maupun berbeda jenis.

5.   Uji kompetensi adalah proses penilaian kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

6.   Pengo bat tradisional lulusan luar negeri adalah Warga Negara Indonesia yang telah mengikuti pendidikan dan atau pelatihan di luar negeri, memiliki sertifikat tentang pelayanan kesehatan tradisional dan bekerja di Indonesia sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

(32)

7.   Pengo bat tradisional asing adalah pengobat tradisional Warga Negara Asing yang memiliki visa tinggal terbatas atau izin tinggal terbatas atau izin tinggal tetap untuk maksud bekerja di wilayah Republik Indonesia serta telah memiliki rekomendasi dari Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan izin kerja dari Kementerian Tenaga Kerja dan T ransmigrasi.

8.   Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

9.   Surat Terdaftar Pengo bat Tradisional (STPT) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada pengobat tradisional yang mendaftar ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tersebut dan memenuhi syarat sesuai ketentuan

10. Surat Izin Pengobat Tradisional   (SIPT) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada pengo bat tradisional yang metodenya telah ditetapkan aman dan bermanfaat oleh Menteri Kesehatan serta pengobat tradisional memiliki sertifikat pendidikan dan uji kompetensi

(33)

luas di masyarakat atau diintegrasikan ke dalam jaringan pelayanan kesehatan.

12. Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) adalah Unit Pelaksana Teknis setingkat eselon 3 di lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional. 13. Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM) adalah Unit

Pelaksana Teknis setingkat eselon 4 di lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional. 14. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu

15. Asosiasi  Pengobat Tradisional adalah himpunan pengobat tradisional yang metode pengobatannya sejenis dan melakukan pembinaan serta pengawasan terhadap anggotanya.

16. Alat Kesehatan   adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pad a manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh

17. Pemerintah   Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(34)

18. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah .

(35)

BAB II

TAT A LAKSANA PENYELENGGARAAN

A. Kelompok dan Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan

1.   Kelompok pelayanan

Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan yang ada di

masyarakat dapat dikelompokkan menjadi:

a.   Kelompok 1 :

Pelayanan Kesehatan tradisional keterampilan manual

b. Kelompok 2 :

Pelayanan Kesehatan tradisional keterampilan

menggunakan alat dan teknologi

c. Kelompok 3 :

Pelayanan Kesehatan tradisional keterampilan

menggunakan olah pikiranl mental

2.   Jenis pelayanan

Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dapat

diidentifikasi jenis-jenisnya sebagai berikut :

a.   Jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan

manual, antara lain:

pijat urut, akupresur, pijat patah tulang, pijat refleksi,

pijat shiatsu, pijat tuina dan metode sejenis lainnya

(36)

b.   Jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan menggunakan alat dan teknologi, antara lain khiropraksi, bekam, akupunktur, dan metode sejenis lainnya

c.   Jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan menggunakan olah pikiranimental, antara lain : husada tenaga dalam, husada reiki, qigong (chikung), yoga, hipnoterapi , meditasi , kebatinan, paranormal dan metode sejenis lainnya

B. Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan dan Pengiriman Klien

1.   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan

a.   Pelayanan kesehatan tradisional oleh pengo bat tradisional

1) Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan hanya dapat dilakukan apabila secara empiris dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

2)   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan diberikan oleh pengobat tradisional yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan.

3)   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan .

(37)

tenaga pengobat tradisional yang telah memiliki STPT atau SIPT.

5)   Informasi pelayanan kesehatan tradisional keterampilan harus diberikan secara benar , jelas dan tepat kepada klien tentang tindakan pelayanan yang dilakukan. Informasi yang dimaksud, diberikan secara lisan sekurang-kurangnya mencakup tata cara tindakan, tujuan dilakukannya tindakan, keuntungan , resiko dan kerugian dari tindakan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang dilakukan serta perkiraan biaya. Tindakan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang akan dilakukan kepada klien harus mendapat persetujuan klien dan atau keluarganya.

b.   Pelayanan Kesehatan Tradisional pad a Fasilitas Pelayanan Kesehatan  

1) Puskesmas  

a)   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang dilaksanakan di Puskesmas adalah pelayanan yang metodenya telah ditetapkan aman dan bermanfaat bagi kesehatan oleh Menteri Kesehatan.

(38)

kesehatan yang memiliki sertifikat yang diakreditasi oleh Badan PPSDM Kesehatan atau Organisasi profesi sesuai yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tertentu yang diakui oleh Pemerintah.

2)  Sentra P3T

a)   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang secara empiris diyakini aman dan bermanfaat, dapat diselenggarakan di Sentra P3T dalam rangka penapisan melalui pengkajian, penelitian dan pengujian terhadap metode, obat, dan alat yang digunakan atau untuk pengembangan model pelayanan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat.

(39)

tertentu yang diakui oleh Pemerintah. Dalam hal Sentra P3T bekerjasama dengan pengobat tradisional dalam rangka pengkajian, penelitian dan pengujian pelayanan kesehatan tradisional keterampilan maka pengobat tradisional tersebut harus memiliki STPT atau SIPT.

3)   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan di BKTM dan LKTM

a)   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang metodenya telah ditetapkan aman dan bermanfaat oleh Menteri Kesehatan, diselenggarakan sebagai model pelayanan di BKTM/LKTM

b)   Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan di BKTM/LKTM dilaksanakan oleh tenaga kesehatan lulusan pendidikan terstruktur dalam bidang kesehatan tradisional atau tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat yang diakreditasi oleh Badan PPSDM Kesehatan atau Organisasi profesi sesuai yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tertentu yang diakui oleh Pemerintah.

(40)

2.   Pengiriman klien

Apabila pengo bat tradisional mendapatkan keluhan dari klien yang tidak sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya, klien harus segera dikirim ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

c.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan diselenggarakan oleh Pemerintah melalui fasilitas pelayanan kesehatan meliputi Puskesmas , Rumah Sakit, Sentra P3T, maupun BKTM/LKTM. Fasilitas pelayanan kesehatan tradisional keterampilan di Puskesmas , Rumah Sa kit, Sentra P3T dan BKTM/LKTM mengacu pada pedoman yang berlaku.

Pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang diselenggarakan oleh masyarakat meliputi Praktik Mandiri Pengobat Tradisional dan Griya Sehat.

Fasilitas Praktik Mandiri Pengobat Tradisional dan Griya Sehat, terdiri dari :

1.   Sarana

Sarana pelayanan kesehatan tradisional keterampilan adalah tempat menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan.

a.   Ruangan

Kebutuhan ruang untuk pelayanan kesehatan tradisional keterampilan, antara lain :

(41)

Ruang pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang diberikan. Ukuran ruang pelayanan minimal 2 X2,5 M

2)   Ruang penunjang

Selain ruang untuk digunakan dalam pelayanan, dibutuhkan juga ruang penunjang, di antaranya; ruang tunggu, toilet!

we

yang terpisah dari ruang pelayanan dan sarana euei tang an. Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan.

3)   Ruang administrasi

Ruang ini digunakan sebagai tempat pendaftaran dan penyimpanan data klien.

Semua ruang harus memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi serta mempunyai ventilasi dan peneahayaan yang eukup.

b.   Papan Nama

(42)

(contoh gambar terlampir), tulisan huruf latin (balok)

dengan menggunakan bahasa Indonesia.

2.   Prasarana

Penanganan dan penampungan limbah

a.   Sampah/limbah padat yang berhubungan dengan

pelayanan segera dimusnahkan. Tempat sampah

tersedia di ruang pelayanan maupun ruang tunggu .

Sampah ditampung dalam tempat sampah yang terbuat

dari bahan yang kuat, ringan , tahan karat, dan kedap air

serta dilapisi kantong plastik . Pengelolaan sampah

sesuai dengan peraturan yang berlaku di masing-masing

wilayah.

b .   Limbah benda tajam dan limbah padat infeksius yang

telah digunakan dalam pelayanan , seperti jarum pad a

pelayanan akupunktur, ditampung dalam wadah anti

bocor, anti tusuk dan kuat seperti botol atau karton yang

aman dan kemudian dimusnahkan dengan insenerator.

Pemusnahan dapat dilakukan bekerjasama dengan

fasilitas pelayanan kesehatan atau sarana pengolah

limbah terdekat yang memiliki insenerator.

c.   Limbah cair

Pembuangan limbah cair menggunakan saluran

pembuangan limbah tertutup, kedap air, mengalir

(43)

3.   Bahan

Pada jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tertentu diperlukan adanya bahan penunjang , di antaranya alkohol 70 %, minyak urut dan/atau bahan habis pakai lainnya. Bahan tersebut harus aman digunakan dan tidak kadaluarsa.

Pengobat tradisional dilarang memberikan dan atau menggunakan obat modern, obat keras, narkotika dan psikotropika serta bahan yang dilarang sesuai peraturan yang berlaku .

4 .   Perala tan

Dalam memberikan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan diperlukan adanya peralatan baik yang sifatnya peralatan umum maupun peralatan teknis.

a.   Peralatan umum

Yang   dimaksud peralatan umum meliputi peralatan administrasi, meja , kursi, tempat tidur dan lain-lain. b.   Peralatan teknis

1)   Peralatan teknis yang digunakan dalam pelayanan kesehatan tradisional keterampilan bergantung pada jenis pelayanan yang diberikan .

(44)

memiliki nomor registrasi sesuai peraturan perundang-undangan .

3)   Alat perlindungan diri diperlukan pada pelayanan kesehatan tradisional tertentu, misalnya penggunaan sarung tangan dan atau masker pada pelayanan yang bersentuhan dengan cairan tubuh klien .

D.

Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tradisional

Keterampilan

1.   Pelaksana pelayanan kesehatan tradisional   keterampilan terdiri dari :  

a.   Tenaga kesehatan lulusan pendidikan terstruktur dalam bidang kesehatan tradisional.

b .   Tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat yang diakreditasi oleh Badan PPSDM Kesehatan atau organisasi profesi sesuai yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tertentu yang diakui oleh Pemerintah.

c.  

Pengobat tradisional keterampilan yang ilmunya diperoleh secara turun temurun atau melalui pendidikan non formal dibuktikan dengan sertifikat pendidikan dari lembaga pendidikan yang terakreditasi atau asosiasi pengobat tradisional yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan. 2 .   Peningkatan keterampilan dan pengetahuan pelaksana
(45)

a. Pelaksana pelayanan kesehatan tradisional perlu meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya, baik melalui kursus, pelatihan , seminar, dan lain-lain .

b. Pelatihan kepada pengobat tradisional diselenggarakan oleh asosiasi pengobat tradisional yang sejenis yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan atau lembaga pendidikan yang terakreditasi. Sertifikat pendidikan dan pelatihan diterbitkan oleh penyelenggara pelatihan dan atau oleh asosiasi terkait yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan.

c. Pelatihan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, sertifikat pelatihan diterbitkan dan diakreditasi di Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDM) Kementerian Kesehatan atau Organisasi profesi sejenis yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan.

d. Bagi pengo bat tradisional yang ilmunya turun temurun dan tidak memiliki pendidikan formal atau non formal di bidang pelayanan kesehatan tradisional diwajibkan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh asosiasi pengobat tradisional yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan atau lembaga pendidikan yang terakreditasi.

(46)

E. Promosi dan Informasi

Dalam penyampaian informasi , beberapa hal yang diperbolehkan, antara lain :

1.   Penggunaan gelar pendidikan harus sesuai dengan bidang pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang dimiliki dan telah diakui oleh Pemerintah.

2.   Informasi yang disampaikan tentang manfaat pelayanan kesehatan tradisional keterampilan sesuai apa adanya , tidak berlebihan atau menyesatkan

3.   Pemasangan papan nama sesuai dengan aturan yang berlaku .

(47)

BAB III

TATA CARA REGISTRASI DAN PERIZINAN

A. Registrasi dan Perizinan Pengobat Tradisional

Pengobat tradisional yang akan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan wajib melakukan registrasi sebagai pengobat tradisional ke Dinas Kabupaten/Kota setempat. Pengobat tradisional yang metodenya belum dinyatakan aman dan bermanfaat oleh Menteri Kesehatan dan memenuhi syarat sesuai ketentuan dapat diberikan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) . Sedangkan pengobat tradisional yang metodenya telah dinyatakan terbukti aman dan bermanfaat oleh Menteri Kesehatan serta memiliki sertifikat pendidikan dari lembaga pendidikan yang terakreditasi dan lulus uji kompetensi dari lembaga sertifikasi kompetensi yang dibentuk oleh asosiasi pengobat tradisional yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan , dapat diberikan Surat Ijin Pengobat Tradisional (SIPT). Pada saat ini , pelayanan kesehatan tradisional yang sudah diakui aman dan bermanfaat adalah akupunktur.

Pengo bat tradisional keterampilan yang melakukan praktik mandiri, izin sarana melekat pad a STPT/SIPT yang dimilikinya.

Pad a pelayanan kesehatan tradisional yang dilaksanakan di Griya Sehat, maka setiap pengo bat tradisional yang memberikan pelayanan kesehatan sesuai keahlian dan kewenangannya harus memiliki STPT/SIPT di tempat terse but.

(48)

Registrasi dan perizinan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tata eara permohonan sebagai berikut :

1 Permohonan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) Kelengkapan dokumen permohonan STPT sebagai berikut :

a.   Biodata pengo bat tradisional.

b.   Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku

e, Surat keterangan Kepala Desa/Lurah di tempat melakukan pekerjaan sebagai pengo bat tradisional. d, Rekomendasi dari asosiasi/organisasi pengobat

tradisional yang sesuai

e,   Fotokopi sertitikat/ijazah pengobat tradisional yang dimiliki dengan menunjukkan dokumen asli

f.   Surat keterangan dari Puskesmas setempat mengenai kebenaran yang bersangkutan akan melakukan pelayanan kesehatan tradisional di wilayah kerjanya g.   Surat keterangan sehat dari dokter

h.   Pas toto terbaru ukuran 4 x 6 em sebanyak 2 (dua) lembar

i,   Peta lokasi dan denah ruangan yang digunakan untuk pelayanan

2, Permohonan Surat Ijin Pengobat Tradisional (SIPT) Kelengkapan dokumen permohonan SIPT sebagai berikut :

(49)

e.   Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah di tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat tradisional d.   Rekomendasi dari asosiasi/organisasi pengobat

tradisional yang sesuai

e.   Fotokopi sertifikatlijazah pengobat tradisional yang dimiliki dengan menunjukkan dokumen asli

f.   Sertifikat uji kompetensi dari lembaga sertifikasi kompetensi yang dibentuk oleh asosiasi pengobat tradisional yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan

g.   Surat keterangan dari Puskesmas setempat mengenai kebenaran yang bersangkutan akan melakukan pelayanan kesehatan tradisional

h.   Surat keterangan sehat dari dokter

i.   Pas foto ukuran 4 x 6 em sebanyak 2 (dua) lembar j.   Peta lokasi dan denah ruangan yang digunakan untuk

pelayanan

3.   Permohonan STPT/SIPT Pengobat tradisional (Battra) Warga Negara Indonesia (WNI) Lulusan Luar Negeri

Bagi pengobat tradisional keterampilan WNI lulusan luar negeri, untuk memperoleh STPT/SIPT, ketentuan persyaratan dokumen sama dengan terse but di atas, dilengkapi dengan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi, fotokopi sertifikatlijazah sebagai kelengkapan dokumen harus telah dilegalisir oleh lembaga yang menerbitkan sertifikat/ijazah tersebut dan diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah ke dalam bahasa Indonesia.

(50)

Pengo bat tradisional terse but harus menjadi anggota asosiasi pengobat tradisional yang metodenya sejenis , selanjutnya asosiasi menyelenggarakan proses adaptasi dan memberikan rekomendasi . Dalam penyelenggarakan proses adaptasi, pengobat tradisional memperhatikan standar yang berlaku di asosiasi, peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, kompetensi , budaya dan etika.

4 .   Permohonan Perizinan Pengo bat Tradisional Asing

Pengo bat tradisional keterampilan asing hanya dapat bekerja sebagai konsultan dalam rangka alih teknologi kepada pengobat tradisional Indonesia . Penyelenggaraan perizinan pengobat tradisional asing diatur dengan pedoman pendayagunaan pengobat tradisional asing .

Apabila di tingkat Kabupaten/Kota belum mempunyai asosiasi pengobat tradisional yang terkait , maka pemohon wajib memperoleh rekomendasi dari asosiasi pengobat tradisional sejenis di Provinsi atau di tingkat Pusat.

(51)

Apabila proses registrasi dan perizinan pengobat tradisional dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis di Daerah/Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, harus ada rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Pengajuan permohonan izin Griya Sehat harus melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Surat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat;

b. Salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;

c. Identitas lengkap pemohon;

d. Surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;

e . Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;

f. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL);

g. Profil Griya Sehat yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, daftar tenaga meliputi jumlah dan jenisnya, sarana dan prasarana, peralatan serta jenis pelayanan yang diberikan;

h. Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(52)

Pimpinan Griya Sehat merupakan pengobat tradisional yang telah memiliki STPT/SIPT dan merupakan penanggung jawab Griya Sehat dan merangkap sebagai pengobat tradisionai.

B.   Registrasi Dan Perizinan Pelaksana Pelayanan kesehatan Tradisional di Puskesmas, Sentra P3T, BKTM ILKTM

Pelaksana pelayanan kesehatan keterampilan di Rumah Sakit, Puskesmas , Sentra P3T dan BKTM/LKTM adalah tenaga kesehatan yang sudah mendapat pelatihan dan memiliki sertifikat tentang pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tertentu yang diakreditasi oleh BPPSDM Kementerian Kesehatan atau Organisasi profesi sejenis yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan dan/atau tenaga kesehatan yang memiliki pendidikan secara terstruktur dalam bidang kesehatan tradisionai.

Tata cara registrasi dan perizinan pelayanan kesehatan tradisional oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit, Puskesmas, Sentra P3T dan BKTM/LKTM ditentukan berdasarkan tata cara perizinan tenaga kesehatan pelayanan kesehatan tradisional di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai peraturan dan perundang -undangan yang berlaku.

(53)

C. Perpanjangan, Pembaharuan Registrasi dan Perizinan Pengobat Tradisional

1, Perpanjangan STPT/SIPT:

a. SIPT berlaku untuk masa waktu 3 (tiga) tahun , sedangkan STPT berlaku untuk masa waktu 2 (dua) tahun

b.   Persyaratan perpanjangan STPT/SIPT, sama dengan pengajuan STPT/SIPT bam

c,   Permohonan perpanjangan STPT/SIPT dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum habis masa berlaku STPT/SIPT 2.   STPT/SIPT dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :

a, Habis masa berlakunya

b.   Tempat pelayanan tidak sesuai dengan alamat yang tercantum dalam STPT/SIPT

c.

Pengobat tradisional meninggal dunia d.   Dicabut karena adanya sanksi
(54)

BAB IV

PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Pencatatan

1.   Pencatatan yang diperlukan pad a Praktik Mandiri dan Griya Sehat meliputi:

a.   Pencatatan klien

1) Pencatatan klien menjelaskan informasi tentang :

a) Identitas klien (nama , umur, jenis kelamin , alamat)

b) Kunjungan baru dan kunjungan lama c) Keluhan klien

d) Tindakan yang diberikan

e) Keterangan (nasihat, anjuran atau keterangan lain yang diperlukan)

2) Sarana pencatatan :

a) Catatan pelayanan kesehatan tradisional kunjungan setiap klien

b) Buku catatanlregister c)   Form pelaporan dan data

b.  Persetujuan tindakan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan

(55)

atau keluarganya terhadap tindakan tertentu yang berisiko , yang metodenya dinyatakan telah terbukti aman dan bermanfaat. Persetujuan diberikan setelah yang bersangkutan mendapatkan penjelasan secara lengkap dari pengobat tradisional, sekurang-kurangnya mencakup :

1) Tata cara tindakan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan

2) Tujuan tindakan pelayanan yang dilakukan 3) Resiko dan kerugian yang mungkin terjadi 4) Manfaat yang didapatkan

5) Perkiraan biaya

c.  Pencatatan di Puskesmas , meliputi :

1) Inventarisasi pengobat tradisional di wilayah kerjanya .

2) Rekapitulasi hasil inventarisasi

3) Rekapitulasi pencatatan dan pelaporan pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan tradisional

Pencatatan di Puskesmas, Sentra P3T, dan BKTM/LKTM dilaksanakan dengan mengikuti sistem pencatatan dan pelaporan yang berlaku di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.

(56)

B. Pelaporan

Mekanisme pelaporan dilakukan secara berjenjang dimulai

dari praktik mandiri pengobat tradisional dan Griya Sehat ke

Puskesmas, Puskesmas kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada

Dinas Kesehatan Provinsi dan selanjutnya Dinas Kesehatan

Provinsi ke Kementerian Kesehatan RI yang dilakukan

(57)

BABV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

A. Pembinaan

Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya, tidak bertentangan dengan norma yang berlaku serta memberikan perlindungan kepada masyarakat penerima pelayanan , maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional keterampilan .

Pembinaan terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dilakukan secara berjenjang oleh Puskesmas , Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan dengan melibatkan Lintas Sektor terkait dan Asosiasi pengobat tradisional, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

1.   Dalam melaksanakan pembinaan, Puskesmas mempunyai tugas dan tanggungjawab, meliputi :

a.   Menginventarisasi dan identifikasi pelayanan kesehatan tradisional diwilayah kerjanya

(58)

b.   Melakukan pembinaan kepada pengo bat tradisional

yang ada di wilayah kerjanya (hygiene Sanitasi ,

universal precautions/tata cara perlindungan diri , cara

pencatatan pelaporan, cara mengirim klien ke

Puskesmas dan atau Rumah sakit, dll)

c.  Membina dan mengembangkan pengobatan mandiri

secara tradisional bagi masyarakat melalui sarana

UKBM yang ada.

2.  Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas dan

tanggungjawab , meliputi :

a.   Membina pengo bat tradisional di wilayah kerjanya

melalui sarasehan , Komunikasi Informasi dan Edukasi

(KIE) , pelatihan dan/atau pertemuan lainnya

b.   Membina dan mengembangkan pengobatan mand iri

secara tradisional bagi masyarakat melalui

Puskesmas

3.   Dinas Kesehatan Provinsi mempunyai tugas dan

tanggungjawab :

a.  Membina dan mengembangkan peran institusi

pelayanan kesehatan tradisional di wilayahnya.

b.  Melakukan koordinasi dalam rangka pembinaan

program pengembangan pelayanan kesehatan

tradisional

c .  Melakukan pelatihan teknis dan manajemen

pelayanan kesehatan tradisional keterampilan

(59)

4.   Kementerian Kesehatan mempunyai tugas dan tanggungjawab , meliputi :

a.   Membuat kebijakan dan peraturan tentang pelayanan kesehatan tradisional

b.   Mengembangkan peran institusi pelayanan kesehatan trad isional

c.   Mengembangkan Jaringan Informasi pelayanan kesehatan tradisional

5.   Asosiasi pengobatan tradisional

a.   Mengiventarisasi, membina dan turut mengawasi pekerjaan anggotanya

b.   Membina profesionalisme anggotanya dalam bidang pelayanan kesehatan tradisional , dengan membentuk kepengurusan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota c.   Melakukan penilaian dan uji kompetensi pengo bat

tradisional yang sejenis bekerjasama dengan lembaga sertifikasi kompetensi yang berwenang

d .  Menyusun standar kompetensi pelayanan kesehatan tradisional yang sejenis

e.   Menjadi narasumber dalam forum komunikasi lintas program dan lintas sektor pembinaan pelayanan kesehatan tradisional apabila diperlukan

f.   Memberikan rekomendasi kepada anggotanya dalam proses perizinan/pendaftaran di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

(60)

B. Pengawasan

Pengawasan bertujuan untuk meningkatkan keamanan, manfaat dan mutu pelayanan yang diberikan. Pengawasan dilakukan terhadap tenaga pelaksana, jenis dan metoda pelayanan, bahan, alat dan teknologi yang digunakan serta sarana prasarana pendukung lainnya.

Pengawasan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas serta lintas sektor terkait sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing serta dapat mengikutsertakan asosiasi pengobat tradisional.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melibatkan Sentra P3T dalam penilaian keamanan dan manfaat pelayanan kesehatan tradisional yang diberikan oleh pengobat tradisional.

Masyarakat dapat berperan dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional dengan menyampaikan keluhan kepada puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupatenl Kota.

C. Sanksi

(61)

Tindakan administrasi dapat berupa :

1.   Teguran lisan berlaku 30 hari

2.   Teguran tertulis berlaku 60 hari

3.   Penghentian sementara kegiatan sampai masalahnya

selesai.

4.   Pencabutan atau rekomendasi pencabutan STPT

(62)
(63)

BABVI

PENUTUP

Dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan

pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang dapat

dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta

tidak bertentangan dengan norma yang berlaku di

masyarakat, perlu disusun Pedoman Penyelenggaraan

Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan .

Pedoman ini disusun oleh Kementerian Kesehatan , Dinas

Kesehatan Provinsi , Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ,

Puskesmas terpilih bekerjasama dengan lintas program,

lintas sektor terkait, serta asosiasi pengobat tradisional.

Pedoman ini merupakan acuan dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan tradisional keterampilan .

DIREKTUR JENDERAL

BINA GIZI N IBU DAN ANAK,

(64)

LAMPIRAN  

(65)
(66)

LAMPIRAN 1

KLASIFIKASI DAN JENIS PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

A. Yang masuk ke dalam pelayanan kesehatan tradisional keterampilan, antara lain:

1) Pijat Urut adalah pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan cara memijat dan mengurut sebagian atau seluruh tubuh, bertujuan untuk penyegaran dan relaksasi otot, hilangkan capai, mengatasi gangguan kesehatan, mengurangi keluhan, yang dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan, telapak tangan, siku, tumit atau dibantu alat tertentu, antara lain pijat yang dilakukan oleh dukun/tukang pijat, pijat tunanetra, dsb.

2) Pijat Refleksi adalah pelayanan kesehatan tradisional dengan cara pijat menggunakan jari tang an atau alat bantu lainnya pada zona-zona refleksi terutama pada telapak kaki dan/atau tangan.

3) Pijat Shiatsu adalah jenis pijat yang berasal dari Jepang, yang berakar pada pendekatan titik-titik akupunktur dan garis meridian. 4) Pijat Tuina adalah jenis pijat yang berasal dari China , merupakan

bagian dari konsep pengobatan tradisional China (TCM), berakar pada titik-titik akupunktur dan garis meridian

5) Akupresur adalah pelayanan kesehatan tradisional dengan pemijatan pada titik-titik akupunktur dan garis meridian dengan menggunakan ujung jari , telapak tangan, siku , tumit dan/atau alat bantu lainnya

6) Pijat Patah Tulang adalah pelayanan pengobatan dan/atau perawatan patah tulang secara tradisional. Disebut Dukun Potong (Madura), Sangkal Putung (Jawa), Sandro Pauru (Sulawesi Selatan) .

7) Akupunktur adalah pelayanan kesehatan tradisional dengan perangsangan pada titik-titik akupunktur dengan cara menusukkan jarum secara manual dan atau disertai alat bantu lain.

8) Khiropraksi adalah orang yang melakukan pelayanan kesehatan dengan cara teknik khusus untuk mengurangi keluhan padagangguan otot dan sendi tulang belakang .

(67)

10) Bekam adalah pelayanan kesehatan tradisional dengan cara memberikan tekanan negatif pad a permukaan tubuh tertentu. Alat yang digunakan bisa gelas, kop, tabung bambu .

11) Tata Kecantikan KulitiRambut adalah perawatan kulit dan atau ram but yang dilaksanakan oleh penata kecantikan .

12) Husada Tenaga Dalam (prana) adalah pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam (bio energi , inner power) antara lain Satria Nusantara, Merpati Putih, Sinlamba , Padma Sakti, Kalimasada , Anugrah Agung , Yoga, Sinar Putih, Sinar Pedrak, Sakti Nusantara, Wahyu Sejati dan sebagainya.

13) Husada Paranormal adalah pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan indera ke enam ( pewaskita)

14) Husada Reiki adalah pelayanan kesehatan tradisional dengan menyalurkan energi kepada penderita dengan konsep dari Jepang atau Tibet.

15) Husada Qigong (baca : chikung) adalah pelayanan kesehatan tradisional berdasarkan konsep pengobatan tradisional China (TCM) dengan menyalurkan energi tenaga dalam .

16) Husada Kebatinan adalah pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan kebatinan untuk tujuan penyembuhan penyakit.

17) Husada Yoga adalah pelayanan kesehatan tradisional melalui pelatihan teknik pernafasan (pranayama), olah tubuh/pose (asana) dan meditasi yang bertujuan untuk keseimbangan dan ketenangan pikiran, jiwa (spirit) dan tubuh. Tingkat yang pertama dan paling umum digunakan untuk kesehatan adalah Hatha Yoga (prayama dan asana).

18) Hipnoterapi adalah pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan teknik hipnotis untuk mengatasi gangguan kesehatan, gangguan keseimbangan/keselarasan antara fisik, pikiran, emosi dan jiwa serta termasuk penyakit khusus akibat stress dan ketergantungan (adiksi)

(68)

LAMPIRAN 2

Formulir A

Peri hal : Permohonan Surat Terdaftar Pengo bat

Tradisional (STPT)

Kepada Yth.

Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota

di-Dengan hormat,  

Yang bertanda tangan dibawah ini :  

Nama Lengkap

2 Tempatltanggallahir

3 Alamat (tempat tinggal)

4 Jenis Pelayanan Kesehatan

Tradisional

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) untuk tempat praktik yang ke ... dengan ala mat di ..

Sebagai bahan pertimbangan terlampir :

a.   Biodata pengobat tradisional b.   Fotokopi KTP yang masih berlaku

e.   Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat

tradisional.

d.   Rekomendasi dari Asosiasi Pengobat Tradisional (battra) e.   Fotokopi sertifikatlijazah pelayanan kesehatan tradisional.

f.   Surat keterangan dari Puskesmas setempat mengenai kebenaran yang bersangkutan

akan melakukan pelayanan kesehatan tradisional di wilayah kerja Puskesmas. g.   Surat keterangan sehat dari dokter

h.   Pas foto terbaru ukuran 4x6 em sebanyak 2 (dua) lembar. Peta lokasi dan denah ruang yang digunakan untuk pelayanan

Demikian atas perhatian Bapak/lbu, kami ueapkan terima kasih

Yang memohon,

(69)

LAMPIRAN 3

Formulir B

BIODATA PENGOBAT TRADISIONAL

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

tentang Pelayanan kesehatan Tradisional , dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini menyampaikan keterangan sebagai berikut :

1 . Nama

2. Jenis kelamin Laki-laki/Perempuan* 3. TempatJ Tanggallahir

4 . Agama

5. Kewarganegaraan 6. Pendidikan/pelatihan 8. Alamat tempat tinggal 9. Alamat pekerjaan

10. Jenis pelayanan kesehatan tradisional

11 . Pengalaman pekerjaan .. ... ... .. ... ... tahun   12 . Nama Asosiasi dan nomor anggota

13 . Dalam melakukan pelayanan, saya

a. Menggunakan bahan ... (uraikan)  

b. Menggunakan alat-alat sebagai berikut (uraikan)

14. Saya sudah mendapat surat keterangan/ijin sarana dari : Nama InstansiiNomor dan Tanggal (sebutkan).

a. Pemerintah Daerah .... ... .   b. Tenaga Kerja

c. Pariwisata

e. Lain-lain (sebutkan)

15. STPT/SIPT * yang sudah saya miliki di kabupaten/kota . (sebutkan bila ada)

a ... ... ... .

b.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

... 201 ..

Pa s folo

Tandatangan

4 x6

(

.... ... ...

... ... ... .. .... )  

Keterangan :  

1) Nomor 13 supaya diuraikan secara terperinci dan sejelas-jelasnya pad a kertas   tersendiri.

2) * Coret yang tidak perlu 3) Ramuan uraikan dengan jelas.

4) Jika menggunakan alat-alat, disebut satu per satu nama alatnya dan dijelaskan cara penggunaannya (bila perlu pada kertas tersendiri).

(70)

LAMPIRAN 4

Formulir C

Peri hal Permohonan Surat Izin

Pengobat Tradisional (SIPT)

Kepada Yth.

Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota ... .... .. . .

di- ... .. .. ... ... . Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Lengkap

2   TempaUtanggallahir

3   Alamat (tempat tinggal)

4   Jenis Pelayanan Kesehatan

Tradisional

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Ijin Pengobat Tradisional (SIPT) untuk tempat praktik yang ke . .. .... dengan ala mat di ....

Sebagai bahan pertimbangan terlampir :

a.   Biodata pengobat tradisional (battra) b.   Fotokopi KTP yang masih berlaku

e.   Surat keterangan Kepala Desa/Lurah tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat tradisional.

d.   Rekomendasi dari asosiasi pengo bat tradisional yang bersangkutan. e.   Fotokopi sertifikaUijazah pelayanan kesehatan tradisional.

f.   Keterangan hasil uji kompetensi dari lembaga IAsosiasi Battra yang sesuai

g.   Surat keterangan dari Puskesmas setempat mengenai kebenaran yang bersangkutan akan melakukan pelayanan kesehatan tradisional di wilayah kerja Puskesmas. h.   Surat keterangan sehat dari dokter

i.   Pas foto ukuran 4 x 6 em sebanyak 2 (dua) lembar.

j.   Peta lokasi dan denah ruang yang digunakan untuk pelayanan

Demikian atas perhatian Bapak/lbu kami ueapkan terima kasih.

201 ..

Yang memohon,

(71)

LAMPIRAN 5

Contoh

KOP

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

SURAT TERDAFTAR PENGOBAT TRADISIONAL (STPT)

Nomor: .... .... .... .... .. ... ... .  

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ... ... ... .. ... ... ... . . tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional, maka kepada :

Nama

TempatiTgl. Lahir

Jenis kelamin

Alamat

Jenis Pelayanan

Kesehatan Tradisional

Alamat Praktik

Dinyatakan telah terdaftar sebagai pengobat tradisional di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

... ... ... ... ... ... ... .... dengan daftar bahan dan alat yang digunakan (terlampir) .

Berlaku sampai dengan tanggal. .. ... .... ... ... ... ... .

... .. ... .... , ... .... ... ... ... ... 20 ..

Pas foto

Kepala Dinas Ke sehatan

4x6

Kabupaten/Kota ... . .

( ... ... ... .... .... ... . .. .. ... )  

Tembusan :

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 2. Kepala Puskesmas .

(72)

LAMPIRAN 6 Contoh

KOP

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

SURAT IJIN PENGOBAT TRADISIONAL (SIPT)

Nomor: .. ... ... .. ... .... .... .. .

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ... .... .... . tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional . bahwa kepada :

Nama

Tempat/Tgl. Lahir

Jenis kelamin

Al amat

Jeni s Pela yanan

Kesehatan Tradisional

Ala mat Prak tik

Dinyatakan tela h mendapat ijin sebagai pengobat tradisional di Dinas Kesehatan Kabupate n/Kota .... . dengan daftar alat dan bahan yang digunakan (terlampir).

Berlaku sampai dengan tanggal .. ... .... ... ... ... .  

. .. .. 201 ... . Pas fota

4x6

Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota ... .... . .. .... ... .. .

( . . . . .. )

Tembusan :

(73)

LAMPIRAN 7

PROFIL PENGOBAT TRADISIONAL KETERAMPILAN

FORMAT 1 Puskesmas

Kecamatan Kab/Kota Provinsi Tahun

NO NAMA

DESNKEL

1 2

NAMA BATTRA ALAMAT UMUR PENDIDIKAN

UMUM TERAKHIR

3 4 5 6

JUMLAH

JENIS SERTIFIKAT BATTRA

7

JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN

8 9

STATUS MET ODE

NO STPT NO SIPT KETRAMPILAN

10 11 12

Pelunjuk Pengi sian .20..

Kolom 1 : Isikan nomor urut Pengelola Program

Kolom 2 : Isikan nama Desa

Kolom 3 . Isikan nama Pengobat Tradisonal Kelerampilan Kolom 4 Isikan alamat ya ng jelas

Kolom 5 . Isikan umur dalam lahun ( .... ... ... ... ... )

Kolom 6 Isikan Pendidikan Terakhir dan jurusannya , misalnya S1, Sarjana Ekonomi Kolom 7 Isikan Jenis Serlifikal Pengobat Tradisional Kelerampilan yang ada Kolom 8 dan 9 Isikan Jenis Kelamin dengan landa: V

(74)

E

o

LL <I: >-Z W C

o

I-  W   ::!: !Q z w

...,

l -=> D:: => Z w ::!: ...J <I: z

o

iii C

セ@

l- I-<I: co

o

C) z w c.. <I: I-<I: C

'"

I'CI en

'"

I'CI :;; Qj :.:: -.!!! 0 I-Z « ...J

c::

::!; セ@ UJ I-UJ :.::

s!uafas 6A eAUU!el eJllea

'"

e60A eJuea セ@

(eU!4:::» 6uo6!t> eJuea セ@

AセA。セ@ epesn46ued セ@

ueJd ) welea e6eual epesn46ued ';::

eU!nllef!d eJllea

""-nSle!4S eJUea ';'

ャョアキ・セ@ !l!ln>i u・セAャオ・Z^。^ゥ@ eleuad :':

!deJal!d"

Referensi

Dokumen terkait

Saran diberikan kepada Pemerintah, penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional empiris, dan masyarakat sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dapat melaksanakan

Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya dan menciptakan komunikasi yang baik dengan

memperlihatkan bahwa responden yang merasa sangat puas dengan pelayanan kesehatan yang diterimanya menilai bahwa mutu pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan sangat

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah melalui pelayanan bagian umum, khususnya dalam pengelolaan linen di rumah

memperlihatkan bahwa responden yang merasa sangat puas dengan pelayanan kesehatan yang diterimanya menilai bahwa mutu pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan sangat

Rangkaian Pedoman Pelayanan Ruang Kamar Bersalin ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Watumalang dalam

3 Tenaga kesehatan dan/atau tenaga nonkesehatan dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi,

KESIMPULAN Jaminan Kesehatan Nasional JKN memberikan kesempatan untuk meningkatkan manajemen mutu pelayanan kesehatan di Indonesia.Manajemen mutu pelayanan kesehatan sangat penting