• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN MASA SEBELUM HAMIL, MASA HAMIL, PERSALINAN, DAN MASA SESUDAH MELAHIRKAN, PELAYANAN KONTRASEPSI, DAN PELAYANAN KESEHATAN SEKSUAL

N/A
N/A
Aulia Nur Rahman

Academic year: 2023

Membagikan "PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN MASA SEBELUM HAMIL, MASA HAMIL, PERSALINAN, DAN MASA SESUDAH MELAHIRKAN, PELAYANAN KONTRASEPSI, DAN PELAYANAN KESEHATAN SEKSUAL"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

3 (tiga) kali pada trimester ketiga. 4) Pelayanan kesehatan kehamilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi dan kewenangan paling tinggi.

PENDANAAN

PENDAHULUAN

Jenis dan Skema Rujukan Persalinan

Keadaan dimana ibu memerlukan rujukan, baik konsultasi maupun pengobatan lebih lanjut di Puskesmas, baik dari segi sumber daya manusia, prasarana, penunjang diagnostik dan obat-obatan. Keadaan dimana seorang ibu memerlukan konsultasi dan/atau penatalaksanaan lebih lanjut dengan tingkat pelayanan spesialis berdasarkan penilaian bidan/dokter layanan bersalin di FKTP yang merawatnya sebelumnya. Jika kondisi memungkinkan, para ibu akan mendapatkan manfaat dari jaringan rujukan layanan persalinan, dimana fasilitas kesehatan tempat layanan rujukan tersebut akan berkolaborasi dengan layanan primer dalam penanganan pasien.

Keadaan dimana ibu memerlukan rujukan pindahan untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut pada tingkat pelayanan yang lebih tinggi, atau pada tingkat pelayanan yang setara dalam situasi dimana fasilitas kesehatan awal mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan. Keadaan dimana ibu memerlukan rujukan darurat segera, untuk segera mendapat pengobatan pada tingkat pelayanan yang lebih tinggi sesuai dengan penilaian bidan/dokter yang menangani pada tingkat pelayanan yang lebih rendah, sesuai dengan kriteria yang ada.

Jejaring Rujukan Persalinan

Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di tingkat masyarakat, FKTP (Puskesmas, klinik, praktik kebidanan mandiri, dll) dan FKRTL (RS) sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan harus dilaksanakan secara komprehensif dan berkesinambungan serta dipantau secara berkala. Dalam upaya memberikan pelayanan persalinan yang optimal, setiap tingkatan harus menjadi bagian dari jaringan rujukan persalinan yang berfungsi. Forum yang dapat memfasilitasi komunikasi dan koordinasi di tingkat kabupaten/kota, juga melibatkan unsur masyarakat sipil.

Dengan melakukan studi kasus di setiap tingkat layanan, pembelajaran yang diperoleh dapat dikomunikasikan ke forum koordinasi yang tersedia di tingkat daerah. Pelayanan kesehatan pasca melahirkan adalah setiap kegiatan dan/atau rangkaian kegiatan yang ditujukan kepada ibu pada masa nifas (6 jam sampai dengan 42 hari setelah melahirkan) yang dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh. Ibu nifas dan bayi baru lahir dipulangkan setelah 24 jam kelahirannya, sehingga diharapkan ibu dan bayinya mendapat 1 kali pelayanan nifas sebelum pulang.

Pelayanan nifas terpadu merupakan pelayanan yang tidak hanya berkaitan dengan pelayanan kebidanan saja tetapi juga terintegrasi dengan program lain yaitu program gizi, penyakit menular, penyakit tidak menular, imunisasi, kesehatan jiwa dan lain-lain. Sedangkan pelayanan nifas komprehensif adalah pelayanan nifas yang diberikan mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (termasuk laboratorium), pelayanan KB pasca melahirkan, penatalaksanaan kasus, komunikasi, informasi, edukasi (KIE) dan rujukan bila diperlukan. Pemberian KIE, menjamin pemahaman dan pentingnya kesehatan, kebersihan diri, gizi, Keluarga Berencana (KB), ASI, imunisasi dan perawatan bayi baru lahir kepada ibu dan keluarganya.

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, dokter membuat diagnosis kerja atau diagnosis banding, sedangkan bidan/perawat mengklasifikasikan masa persalinan normal/tidak normal pada ibu bersalin. Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir (SBBL) merupakan salah satu upaya memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Skrining atau tes skrining pada bayi baru lahir (neonatal screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan bawaan dari bayi yang sehat.

Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi kelainan bawaan sedini mungkin, sehingga intervensi dapat dilakukan secepat mungkin jika terdeteksi. Salah satu penyakit yang dapat dideteksi melalui skrining bayi baru lahir di Indonesia adalah Hipotiroidisme Kongenital (HK). Hipotiroidisme kongenital adalah suatu kondisi kelenjar tiroid berkurang atau tidak berfungsi yang terjadi saat bayi lahir.

Tabel 5: Paket pelayanan kesehatan maternal dan neonatal/BBL di tiap  tingkat
Tabel 5: Paket pelayanan kesehatan maternal dan neonatal/BBL di tiap tingkat

Skrining hipotiroidisme kongenital (SHK) merupakan pemeriksaan/penyaringan untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital dari bayi yang tidak.

Menyusun pedoman umum dan petunjuk teknis pelayanan kesehatan pada masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan. Penyediaan dan pendistribusian buku panduan dan media KIE untuk pelayanan kesehatan pada masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan. Pemenuhan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan.

Meningkatkan kerjasama lintas program dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan dan masa nifas. Membangun kemitraan dengan lintas sektor terkait di tingkat provinsi untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masa prakehamilan, kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Menyediakan dan mendistribusikan pedoman dan media KIE untuk pelayanan kesehatan pada masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Membangun kemitraan dengan lintas sektor terkait di tingkat kabupaten/kota untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masa prakehamilan, kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan. Penyediaan pedoman dan media KIE terkait penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan. Membangun kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM), sekolah, lembaga, tokoh agama, tokoh masyarakat dan kader untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masa pra-kehamilan, kehamilan, kelahiran, dan pasca melahirkan.

Melakukan sosialisasi dan KIE mengenai pelayanan kesehatan pada masa pra hamil, hamil, bersalin, dan pasca melahirkan. Membangun jaringan dan kolaborasi untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan. Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses peningkatan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya membantu percepatan tercapainya derajat kesehatan yang optimal pada masa pra hamil, hamil, melahirkan dan pasca melahirkan. layanan kontrasepsi dan layanan kesehatan seksual.

Pemantauan intensif terhadap setiap ibu hamil, kewaspadaan ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan dan deteksi dini tanda bahaya pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu bersalin dan bayi baru lahir. Membantu memotivasi ibu hamil untuk ikut memeriksakan kehamilannya, persalinannya harus di fasilitas kesehatan Tn. Folder keluarga dan catatan kesehatan kelompok kesehatan usia reproduksi disimpan di fasilitas kesehatan.

Gambar Alur Pelaporan
Gambar Alur Pelaporan

PENUTUP

TAHUN 2021 TENTANG

  • Rujuk fasyankes tingkat lanjut
  • Rujuk ke Fasyankes tingkat lanjut
  • NSAID

IUD tembaga dapat dipasang pada hari yang sama saat klien meminum pil; tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan. Klien dapat melakukan pemasangan LNG coil kapan saja selama tidak sedang hamil dan memerlukan metode kontrasepsi tambahan pada 7 hari pertama setelah pemasangan. Implan dapat dipasang kapan saja selama menstruasi atau di antara siklus menstruasi jika dipastikan tidak terjadi kehamilan. a) Jika implan dipasang dalam 7 hari pertama siklus menstruasi, tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.

Nyeri payudara 1) Anjurkan penggunaan bra yang menunjang (saat beraktivitas dan tidur) 2) Kompres panas atau dingin.. jika hal tersebut merubah hubungannya. 2) 6 minggu sampai 6 bulan setelah melahirkan dan belum kembali menstruasi: Dapat diberikan kapan saja dan tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan. KPK dapat dimulai kapan saja selama Anda tidak sedang hamil dan harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan selama 7 hari pertama setelah mulai digunakan.

Klien dapat mulai meminum pil kapan saja setelah melahirkan dan tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan apa pun.

Tabel 7: Tenaga Kesehatan Berdasarkan Metode Pelayanan Kontrasepsi
Tabel 7: Tenaga Kesehatan Berdasarkan Metode Pelayanan Kontrasepsi

PENUTUP

Gambar

Tabel 1: Rekomendasi WHO Tentang Pengelompokan   Anemia (g/dL) Berdasarkan Umur
Tabel 2: Klasifikasi Nilai IMT
Tabel 3: Imunisasi Lanjutan pada WUS  Status
Tabel 4: Imunisasi Lanjutan pada WUS  Status
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil, suami, keluarga dgn bidan. Adanya rencana untuk menggunakan alat kontrasepsi

Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik, terdiri dari pelayanan kebidanan dan neonatus kepada ibu hamil,

Ada 3 (tiga) pesan kunci MPS, yaitu 1) setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; 2) setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang

Pelayanan KB Pasca Persalinan (KBPP) adalah pelayanan KB yang diberikan sebagai upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat/obat kontrasepsi segera setelah persalinan

pelayanan kunjungan ibu hamil, komplikasi kebidanan, persalinan ditolong tenaga kesehatan, ibu nifas, neonatus komplikasi ditangani, kunjungan bayi, dan anak balita pada kelompok

Banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bengkalis antara lain: kurangnya sosialisasi, masyara- kat tidak

SIMPULAN Pemberian pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan di masa pandemi dan pencegahan penularannya mampu meningkatkan pemahaman ibu hamil dalam menghadapi persalinan,

Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan dan perencanaan kontrasepsi pasca salin yang pada akhirnya dapat