• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badan Hukum – Yayasan Bikin Yayasan Alumni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Badan Hukum – Yayasan Bikin Yayasan Alumni"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

2016 - Sentot@Baskoro.com - Hal. 1 Bikin Yayasan Alumni?

Reuni angkatan kampus baru saja berlalu. Banyak muka lama yang berubah dan tidak sedikit yang tetap mempertahankan ciri-cirinya. Ada yang sukses secara materi sementara ada juga yang kurang beruntung. Namun semuanya setuju untuk terus mempertahankan solidaritas angkatan ini.

Wacana yang bergulir adalah dibentuknya satu yayasan yang dapat menjadi badan hukum wadah berkumpul, berusaha dan saling menolong antar sesama anggota. Cari uang dan menyalurkannya bisa lebih mudah dan formal jika telah dibentuk yayasan. Nanti orderan proyek dapat dicarikan dari para anggota Yayasan tersebut.

Apakah benar begitu?

Di jaman kegelapan (baca: pemerintahan Order Baru), yayasan memang digunakan sebagai wadah mencari uang dengan hak khusus yaitu menghindari pajak. Mendirikannya mudah, pertanggung-jawabannya tidak rumit dan yang paling penting, relatif bebas pajak.

Tapi, jaman reformasi menjungkir-balikkan kenikmatan yayasan ini. Ribut-ribut di DPR kemudian menghasilkan Undang Undang tentang Yayasan no. 16 tahun 2001 yang kemudian disempurnakan dengan UU no. 28 tahun 2004. Intinya sangat sederhana: Yayasan haruslah benar-benar untuk kegiatan non-profit. Tidak boleh ada kegiatan usaha yang dilakukan langsung oleh Yayasan.

Lha, bagaimana Yayasan mendapatkan dana untuk menjalankan misi mulianya? Satu, dari sumbangan (donasi, wakaf atau anggaran negara), dan, yang kedua dan paling penting, dari badan usaha yang didirikan oleh Yayasan khusus untuk mencari laba. Dalam hal ini Yayasan memainkan fungsi seperti Holding Investment Company.

Pasal 38 UU 28 tahun 2004 bahkan menegaskan bahwa Yayasan dilarang mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan yayasan, pembina, pengurus, pengawas dan / atau seseorang yang bekerja pada yayasan.

Struktur organisasi Yayasan itu sendiri juga menjadi semakin rumit. Harus ada Pembina yang sifat dan kewenangannya hampir menyerupai Pemegang Saham pada Perseroan Terbatas biasa, ada Pengurus yang hampir setara dengan Direksi Perseroan dan Pengawas yang bisa diistilahkan sebagai Komisaris Perseroan.

Hal yang paling rumit adalah kewenangan Pembina yang nyaris tanpa batas dan sulit untuk digantikan. Dan untuk Pengurus dikenakan pasal 39 yang menyatakan kewajiban tanggung renteng, yaitu harta Pengurus akan dilibatkan untuk menutup kerugian Yayasan jika aset Yayasan tidak mampu untuk menutup hutang atau kerugian tersebut.

(2)

2016 - Sentot@Baskoro.com - Hal. 2 dapat menjaminkan Yayasan atas suatu hutang tertentu. Kecuali jika hutang tersebut tidak melibatkan penjaminan harta Yayasan, dimana sangatlah sulit mencari hutang yang nyaris tanpa kolateral.

Jadi, sebelum memutuskan mendirikan Yayasan, ada baiknya dilihat sekilas tentang Yayasan sebagaimana uraian berikut.

Landasan Hukum:

- Undang-undang 16 Tahun 2001 jo Undang Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang

Yayasan

- UU PPh, KMK 604/94, KEP – 87/PJ./1995, SE-34/95 dan SE – 39/PJ.4/1995.

Proses Pendirian:

- Jika sudah disiapkan nama dan cadangan nama Yayasan, serta AD/ART standar Kemhukham, maksimum dibutuhkan waktu 7 hari kerja

- Tidak termasuk domisili dan NPWP

Kegiatan Usaha:

- Mendirikan badan usaha PT (badan usaha) yang sahamnya dimiliki oleh yayasan (dan

setidaknya satu pihak lainnya), Namun PT tersebut wajib berorientasi kepada tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan dan sesuai dengan tujuan dalam akta pendirian yayasan, contohnya bidang jasa kesehatan dan kegiatan sosial dalam KBLI 2009 seperti jasa rumah sakit (Kode KBLI 861), jasa kegiatan sosial di dalam panti (Kode KBLI 871), dll.

- Bentuk usaha tempat investasi bersifat perspektif (membeli saham perusahaan) dengan ketentuan seluruh penyertaan tersebut paling banyak 25% (dua puluh lima persen) dari seluruh nilai kekayaan Yayasan

Pembagian Keuntungan:

- Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus, dan pengawas.

- Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh

Yayasan berdasarkan undang-undang, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan pengawas, kecuali:

o Bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan

pengawas.

(3)

2016 - Sentot@Baskoro.com - Hal. 3 Sumber Dana:

- Kekayaan Yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu kekayaan yayasan dapat diperoleh dari hal-hal berikut ini.

1. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat.

2. Wakaf.

3. Hibah.

4. Hibah wasiat.

5. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar Yayasan dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ruang Lingkup:

- Bidang pendidikan dan atau penelitian dan pengembangan.

1. Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang ditanamkan kembali dalam bentuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun dan telah mendapat pengesahan dari instansi yang membidanginya, dalam jangka waktu paling lama empat (4) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut dikecualikan sebagai objek pajak penghasilan.

2. Badan atau lembaga nirlaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana fisik sederhana dan rencana biaya pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan atau penelitian dan pengembangan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar dengan tindasan kepada instansi yang membidanginya. 3. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud angka 2 disampaikan bersamaan dengan

penyampaian SPT tahunan tahun pajak diperolehnya sisa lebih tersebut atau paling lama sebelum pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan atau penelitian dan pengembangan dimulai, dalam jangka waktu empat (4) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

4. Apabila nyata-nyata nirlaba, atas harta hibah, bantuan, atau sumbangan yang diterima bukan merupakan objek PPh, sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

- Badan sosial termasuk Yayasan dan Koperasi yang kegiatannya semata-mata

menyelenggarakan kegiatan berikut ini.

1. Pemeliharaan kesehatan.

2. Pemeliharaan orang lanjut usia (panti jompo).

3. Pemeliharaan anak yatim piatu, anak atau orang terlantar, dan anak atau orang cacat.

4. Santunan dan atau pertolongan kepada korban bencana alam, kecelakaan, dan sejenisnya.

5. Pemberian beasiswa.

6. Pelestarian lingkungan hidup.

(4)

2016 - Sentot@Baskoro.com - Hal. 4 Perpajakan:

- Yayasan adalah subjek pajak. Yayasan menjadi wajib pajak jika menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak (Pasal 2 ayat 1 (b) UU PPh). - Yayasan bertindak sebagai pemotong PPh pasal 21 atas penghasilan berupa gaji,

honorarium, upah, tunjangan yang dibayarkan kepada karyawan/peserta

kegiatan/pihak lain.

- Menyelenggarakan pembukuan sesuai kaidah pembukuan yang berlaku. Dalam

menghitung penghasilan netto diperkenankan mengurangkan biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan usaha (perhatikan pasal 6 ayat 1 dan pasal 9 ayat 1 UU PPh). Penyusutan/amortisasi juga bisa menjadi faktor pengurang (perhatikan pasal 11 dan 11A UU PPh).

- PBB tidak dikenakan terhadap objek pajak yang digunakan untuk melayani

kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, serta yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.

- Penerimaan atau penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak

o Bantuan atau sumbangan;

o Harta hibahan yang diterima oleh yayasan atau organisasi yang sejenis sebagai badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 604/KMK.04/1994 tanggal 21 Desember 1994;

o Sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau

penguasaan antara pihak yang memberi dengan pihak yang menerima. Apabila bantuan, sumbangan atau hibah tersebut berupa harta yang dapat disusutkan atau diamortisasi, harta tersebut harus dibukukan oleh pihak yang menerima sesuai dengan nilai sisa buku pihak yang memberikan.

o Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh yayasan atau organisasi yang sejenis dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia.

o Bantuan atau sumbangan dari Pemerintah.

- Penghasilan yayasan atau organisasi yang sejenis yang merupakan Objek Pajak Penghasilan

o Penghasilan yang merupakan Objek Pajak adalah semua penghasilan yang diterima atau diperoleh yayasan atau organisasi yang sejenis sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-undang PPh antara lain adalah

 Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha, pekerjaan, kegiatan, atau jasa;

 Bunga deposito, bunga obligasi, diskonto SBI dan bunga lainnya;

 Sewa dan imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

 Keuntungan dari pengalihan harta, termasuk keuntungan pengalihan harta yang semula berasal dari bantuan, sumbangan atau hibah;

 Pembagian keuntungan dari kerja sama usaha.

o Bagi yayasan atau organisasi yang sejenis yang bergerak di bidang

pendidikan, termasuk penghasilan pada butir 1. huruf a adalah :

 Uang pendaftaran dan uang pangkal;

(5)

2016 - Sentot@Baskoro.com - Hal. 5

 Uang pembangunan gedung/pengadaan prasarana atau pembayaran

lainnya dengan nama apapun yang berkaitan dengan keberadaan siswa mahasiswa/peserta pendidikan

 Uang SPP, uang SKS, uang ujian, uang kursus, uang

seminar/lokakarya, dan sebagainya;

 Penghasilan dari kontrak kerja dalam bidang penelitian dan

sebagainya;

 Penghasilan lainnya yang dikaitkan dengan jasa penyelenggaraan pengajaran/pendidikan/pelatihan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

o Bagi yayasan atau organisasi yang sejenis yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, termasuk penghasilan tersebut adalah :

 Uang pendaftaran untuk pelayanan kesehatan;

 Sewa kamar/ruangan di rumah sakit, poliklinik, pusat pelayanan kesehatan;

 Penghasilan dari perawatan kesehatan seperti uang pemeriksaan

dokter, operasi, rontgent, scaning, pemeriksaan laboratorium, dan sebagainya;

 Uang pemeriksaan kesehatan termasuk "general check up".

 Penghasilan dari penyewaan alat-alat kesehatan, mobil ambulance dan

sebagainya.

 Penghasilan dari penjualan obat;

 Penghasilan lainnya sehubungan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

- Pengurangan penghasilan bruto, untuk memperoleh penghasilan netto, yayasan atau organisasi yang sejenis diperkenankan mengurangkan :

o Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan usaha, pekerjaan, kegiatan atau pemberian jasa untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dengan operasional penyelenggaraan yayasan atau organisasi yang sejenis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan dengan memperhatikan Pasal 9 ayat (1) Undang-undang PPh;

o Penyusutan atau amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A Undang-undang PPh

o Subsidi/bea siswa yang diberikan kepada siswa yang kurang mampu ataupun biaya pendidikan siswa yang kurang mampu yang dipikul oleh yayasan atau organisasi yang sejenis yang tidak bergerak di bidang pendidikan, biaya pelayanan kesehatan pasien yang kurang mampu yang dipikul oleh yayasan atau organisasi yang sejenis yang tidak bergerak di bidang pelayanan kesehatan.

- Contoh Pengurang Penghasilan Bruto

o Bagi Yayasan Pendidikan :

 Gaji/tunjangan/honorarium pimpinan/dosen/pengajar/karyawan;

 Biaya umum/administrasi/alat tulis menulis kantor;  Biaya publikasi/iklan; Biaya kendaraan;

(6)

2016 - Sentot@Baskoro.com - Hal. 6  Biaya sewa gedung & utilities (listrik, telepon, air);

 Biaya laboratorium; Biaya penyelenggaraan asrama;

 Bunga bank dan biaya-biaya bank lainnya

 Biaya pemeliharaan kampus; Biaya penyusutan; Kerugian karena

penjualan/pengalihan harta;

 Biaya penelitian dan pengembangan; Biaya bea siswa dan pelatihan dosen/pengajar/karyawan;

 Biaya pembelian buku perpustakaan dan alat-alat olah raga & peraga;  Subsidi/bea siswa bagi siswa yang kurang mampu; Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) bagi yang terkena.

o Bagi Yayasan Rumah Sakit :

 Gaji/tunjangan/honorarium perawat/tenaga medis/karyawan;

 Biaya umum;

 Obat-obatan;

 Konsumsi karyawan;

 Biaya bunga;

 Pemeliharaan kendaraan, inventaris, gedung;

 Perlengkapan rumah sakit; Transportasi;

 Biaya penyusutan;

 Kerugian karena penjualan/pengalihan harta;

 Biaya penelitian dan pengembangan;

 Biaya bea siswa dan pelatihan karyawan;

 Subsidi/biaya pelayanan kesehatan pasien yang kurang mampu.

(7)

2016 - Sentot@Baskoro.com - Hal. 7 No Aspek Yayasan Perkumpulan Persekutuan

Perdata

PT

1 Waktu Pendirian (akte)

7 hari kerja 7 hari kerja 7 hari kerja 14 hari kerja

2 Organ  Dewan Pendiri  Dewan Pembina  Dewan Pengawas  Dewan Pengurus

 Dewan Pendiri  Dewan Pembina  Dewan Pengawas  Dewan Pengurus  Anggota (Rapat Anggota)

Fleksible Dewan Komisaris Dewan Direksi Pemegang Saham (RUPS)

3 Anggota (non Pengurus)

Tidak Ada Ada – Stelsel Aktif

Tidak Ada Tidak Ada

4 Badan Usaha  Tidak boleh beroperasi komersial secara langsung

 Boleh Mendirikan badan usaha (KBLI terbatas)

 Max penyertaan 25% dari harta yayasan

 Boleh mencari untung  Boleh

Mendirikan badan usaha lain

Boleh mencari untung Boleh Mendirikan badan usaha lain Boleh mencari untung Boleh Mendirikan badan usaha lain

5 Laporan Laporan tahunan menggunakan KAP  Utk harta > Rp.20

milyar  utk

sumbangan/hibah > Rp.500 juta

Fleksible Fleksible Laporan Keuangan Tahunan – RUPS

6 Likuidasi  Semua aset dialihkan ke Yayasan lain yang sejenis

 Diserahkan kepada Negara

-Fleksible Mengikuti prosedur likuidasi Sisanya untuk

Referensi

Dokumen terkait

200 sedangkan pada batas susut (SL), batas plastis (PL) dan mengalami kenaikan. Menurut metode AASHTO, tanah termasuk dalam klasifikasi A- 7-5 dengan tipe material yang pada

POTENSI TANAMAN PENEDUH JALAN SEBAGAI PENYERAP TIMBAL (Pb) DI KOTA PURWOKERTO BERDASARKAN. RESPON

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang menjadi motivasi ibu

Penelitian lainnya dilakukan Wirastuti (2013) dengan topik “Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Latar Belakang Skripsi Mahasiswa Non Bahasa dan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, sabun cuci tangan cair dapat dibuat dengan lebih mudah karena bahan baku yang mudah diperoleh serta harganya yang terjangkau.. Bahan

Pajak masukan adalah pajak pertambahan nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh pengusaha perolehan barang kena pajak dan atau pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari

pada gelas kimia tidak mengalami perubahan juga tidak terdapat adanya gas atau gelembung, tidak terdapat adanya gelembung tersebut membuktikan bahwa tidak