RKM 173007
RKM 173007
–
–
Praktikum Dasar Rekayasa Proses
Praktikum Dasar Rekayasa Proses
SABUN CUCI TANGAN CAIR
SABUN CUCI TANGAN CAIR
A.
A. Tujuan PercobaanTujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum sabun cuci tangan cair adalah untuk mengetahui Tujuan dari praktikum sabun cuci tangan cair adalah untuk mengetahui proses
proses pembuatan pembuatan sabun sabun cair cair untuk untuk mencuci mencuci tangan tangan dan dan mengetahui mengetahui kualitaskualitas sabun cuci tangan cair.
sabun cuci tangan cair.
B.
B. Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Sabun merupakan salah satu kebutuhan penting masyarakat dalam Sabun merupakan salah satu kebutuhan penting masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sabun bekerja sebagai agen pembersih yang memisahkan kehidupan sehari-hari. Sabun bekerja sebagai agen pembersih yang memisahkan dan melarutkan minyak dan zat pengotor lainnya. Dilihat dari bentuk fisiknya, dan melarutkan minyak dan zat pengotor lainnya. Dilihat dari bentuk fisiknya, sabun yang paling banyak digunakan adalah sabun padat dan cair. Saat ini, sabun sabun yang paling banyak digunakan adalah sabun padat dan cair. Saat ini, sabun berbentuk
berbentuk cair cair lebih lebih diminati diminati oleh oleh masyarakat. masyarakat. Hal Hal ini ini dapat dapat dilihat dilihat berdasarkanberdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, dari tahun 2011 hingga 2012 yang data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, dari tahun 2011 hingga 2012 yang menunjukkan volume ekspor sabun cair di Indonesia meningkat sebesar 11,32 %. menunjukkan volume ekspor sabun cair di Indonesia meningkat sebesar 11,32 %. Minat masyarakat yang besar pada sabun cair dari pada sabun padat disebabkan Minat masyarakat yang besar pada sabun cair dari pada sabun padat disebabkan oleh kelebihan dari sabun cair sendiri. Sabun cair biasanya ditempatkan dalam oleh kelebihan dari sabun cair sendiri. Sabun cair biasanya ditempatkan dalam wadah sehingga lebih praktis untuk dibawa, higenis, mudah digunakan, lebih wadah sehingga lebih praktis untuk dibawa, higenis, mudah digunakan, lebih banyak
banyak membuat membuat busa, busa, dan dan memiliki memiliki pH pH yang yang cenderung cenderung lebih lebih rendah rendah sehinggasehingga tidak membuat kulit kering. Kekurangan dalam penggunaan sabun cair antara lain tidak membuat kulit kering. Kekurangan dalam penggunaan sabun cair antara lain harga yang lebih mahal dan pemakaian yang lebih boros. Di sisi lain, sabun harga yang lebih mahal dan pemakaian yang lebih boros. Di sisi lain, sabun batang
batang memiliki memiliki harga harga jual jual yang yang murah murah dan dan hemat hemat pada pada pemakaiannya pemakaiannya namunnamun sabun batang memerlukan lebih banyak air saat penggunaannya, mudah tercemar sabun batang memerlukan lebih banyak air saat penggunaannya, mudah tercemar karena dipakai bergantian, licin dan mudah cair, memiliki pH yang tinggi, dan karena dipakai bergantian, licin dan mudah cair, memiliki pH yang tinggi, dan sulit untuk dibawa. Seiring berjalannya waktu, jenis sabun cair yang beredar di sulit untuk dibawa. Seiring berjalannya waktu, jenis sabun cair yang beredar di pasaran
pasaran semakin semakin bervariasi bervariasi seperti seperti misalnya, misalnya, sabun sabun mandi, sabun mandi, sabun cuci cuci muka, danmuka, dan sabun cuci tangan. Sabun cuci tangan termasuk salah satu sabun yang paling sabun cuci tangan. Sabun cuci tangan termasuk salah satu sabun yang paling banyak
banyak dipakai dipakai karena karena kulit kulit tangan tangan adalah adalah bagian bagian kulit kulit yang yang paling paling seringsering digunakan sehingga sangat rawan terhadap kontaminasi,
digunakan sehingga sangat rawan terhadap kontaminasi, kekeringan dan keriput.kekeringan dan keriput. (Brotosudarmo, 2014).
Bahan baku yang dapat dipakai dalam pembuatan sabun cuci tangan cair ada beberapa macam, yaitu:
1. Emal 70-C adalah senyawa yang merupakan bahan inti pada produk sabun cuci tangan cair. Bahan ini berbentuk pasta tidak berwarna dan bening, jenis surfaktan yang mempunyai kemampuan mengeluarkan busa dalam jumlah cukup banyak dan mempunyai daya bersih yang cukup tinggi.
2. Alkopal adalah senyawa yang berfungsi sebagai surfaktan pelengkap. Bahan ini cairan yang sedikit kental, kering, dan berwarna kekuning-kuningan.
3. Larutan garam adalah senyawa yang berfungsi sebagai pengental. Jenis yang dipakai adalah garam biasa atau garam dapur. Garam perlu dilarutkan dengan air hingga mencapai konsentrasi tertentu.
4. EDTA2 Na merupakan bahan pengawet yang banyak dipakai pada produk
untuk keperluan rumah tangga sehari-hari.
5. Parfum sebagai pemberi aroma harum untuk meredam bau ikan dan bau tidak sedap lainnya.
6. Perwarna untuk memberikan kesan lebih pekat pada cairan produk dengan variasi warna seperti merah, kuning, dan hijau.
7. Air sebagai media untuk pelarut, digunakan air yang tidak mengandung ion tertentu agar tidak mengakibatkan efek negatif pada produk (Tjahyadi, 2014).
C. Metodologi Percobaan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan sabun cuci tangan cair dan mengetahui kualitas sabun cuci tangan cair. Isi dari subbab ini adalah uraian bahan-bahan dan alat yang digunakan selama praktikum serta diagram prosedur kerja.
C.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel C.1 Tabel C.1 Daftar alat dan bahan
Alat Bahan
Batang pengaduk Aquadest
Botol Alkopal
Erlenmeyer Larutan garam
Gelas kimia Pewarna
C.2 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan praktikum Sabun Cuci Tangan Cair adalah sebagai berikut:
Gambar C.1 Diagram alir praktikum Sabun Cuci Tangan Cair Menimbang bahan-bahan sesuai kebutuhan
Memasukkan air sekitar 2/3 bagian ke wadah
Memasukkan pewarna ke wadah dan aduk hin a larut semua
Memasukkan texapon dan aduk hingga larut
Memasukkan alkopal N100 dan aduk hingga larut
Memasukkan larutan garam dan aduk secara erlahan
Mendiamkan produk hingga busa berkurang
Melakukan kontrol kualitas
Memasukkan hasil sabun cuci tangan cair ke dalam botol
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel D.1 Bahan dan jumlah bahan
Tabel D.2 Komposisi larutan dan hasil pengamatan
No Komposisi Larutan Hasil pengamatan
1. Air + pewarna larutan 1 Cair menjadi merah.
2. Larutan 1 + Texapon larutan 2 Mulai terdapat busa, semakin lama texapon larut dalam larutan
1 dan menghasilkan busa yang cukup banyak.
3. Larutan 2 + Alkopal larutan 3 Larutan menjadi kental.
4. Larutan 3 + NaCl larutan 4 Menjadi lebih kental.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, sabun cuci tangan cair dapat dibuat dengan lebih mudah karena bahan baku yang mudah diperoleh serta harganya yang terjangkau. Bahan yang diperlukan untuk membuat sabun cuci tangan cair adalah texapon, alkopal, larutan garam NaCl, pewarna, dan aquadest.
NO BAHAN SATUAN JUMLAH I II III IV 1. Texapon gram 32 32 34 34 2. Alkopal gram 0,5 1 1 2 3. Larutan NaCl % 18 18 18 18 4. Aquadest ml 100 100 100 100 5. Pewarna secukupnya 6. pH 8 9 10 10
Percobaan dilakukan sebanyak empat kali dengan variabel yang berbeda. Percobaan pertama dan kedua menggunakan texapon sebanyak 32 gram, sedangkan pada percobaan ketiga dan keempat menggunakan texapon sebanyak 34 gram. Texapon merupakan bahan utama dari pembuatan sabun cuci tangan cair dan zat pemberi busa.
Pembuatan larutan pewarna agar pewarna yang dibuat tercampur sempurna dengan sabun. Texapon dan larutan pewarna diaduk hingga tercampur dan tidak ada yang menggumpal karena jika campuran tidak merata akan mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak jernih. Komposisi dari texapon, alkopal, larutan garam NaCl dan aquadest yang berbeda-beda agar bisa menghasilkan produk yang dijadikan perbandingan dan pengukuran hasil kualitas.
Alkopal yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam wadah. Penambahan alkopal berfungsi sebagai surfaktan pelengkap. Aquadest yang sudah ditimbang atau dihitung di gelas ukur digunakan untuk membilas wadah bahan agar bahan tidak menempel dan menyisakan bahan yang sudah ditimbang. Garam harus dilarutkan terlebih dahulu dengan aquadest di dalam labu ukur sebelum dimasukkan ke dalam campuran. Garam NaCl yang langsung direaksikan tanpa dilarutkan terlebih dahulu dapat menurunkan kualitas produk. Campuran yang sudah tercampur dimasukkan garam NaCl sesuai komposisi yang telah ditentukan. Komposisi larutan garam NaCl 18% merupakan ketentuan praktikum. Penambahan larutan garam akan menyebabkan campuran menjadi lebih kental. Campuran yang sudah tercampur merata lalu didiamkan hingga busa Nampak sedikit.
Menguji kontrol kualitas sabun cuci tangan cair dengan menggunakan kertas pH. Pengujian kadar pH pada percobaan pertama menghasilkan pH sebesar 8, pada percobaan kedua menghasilkan pH sebesar 9, sedangkan pada percobaan ketiga dan keempat menghasilkan pH yang sama yaitu sebesar 10. Berdasarkan literatur, karakteristik mutu sabun cuci tangan cair sesuai SNI yaitu memiliki rentang pH sebesar 6-8, sedangkan pada percobaan yang kami lakukan rentang pH sebesar 8-10 yang menandakan bahwa tidak sesuai dengan mutu SNI.
Dari percobaan yang telah dilakukan, kualitas sabun cuci tangan cair yang paling baik yaitu pada percobaan pertama karena pH yang dihasilkan sebesar 8 dan teksturnya paling kental daripada percobaan lainnya.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil kualitas sabun cuci tangan cair yang baik adalah pH yang dihasilkan dalam rentang 6-8.
2. Penambahan texapon mempengaruhi tekstur sabun yang dihasilkan.
F. Referensi
Soehatmo, H. (2014): Pemanfaatan Klorofilin dalam Pembuatan Sabun Cuci Tangan Cair. Universitas Ma Chung. Malang
Suryani, A. dan Aisyah, S. dan Sunarti, C. (2007): Produksi Surfaktan Alkil Poliglikosida (Apg) dan Aplikasinya Pada Sabun Cuci Tangan Cair. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Tjahyadi, M. (2012): Perencanaan Pengembangan Usaha Sabun Cair. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Palembang