• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI

A. Arti Ilmu Antropologi

Berasal dari bahasa Yunani, antropos → manusia logos → studi.

Ilmu yang mempelajari tentang manusia, dalam artian khusus, yaitu menyoroti segala jenis manusia dalam semua zaman, mulai dari manusia yang ada lebih dari sejuta tahun yang lalu sampai zaman sekarang, melalui pendekatan perbandingan dan historis dari kebudayaan di seluruh dunia, yang pernah didiami manusia. Segi yang menonjol dari ilmu antropologi ialah pendekatan secara menyeluruh (holistik) bukan terkhusus (atomistik).

Istilah Antropologi sering dicampuradukkan dengan beberapa istilah yang sekilas memang mirip, namun jika dipelajari lebih mendalam, memiliki perbedaan maksud dan pengertiannya. Istilah-istilah tersebut antara lain :

1. Etnografi : pelukisan atau tentang bangsa-bangsa

Tentang masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa dan bagian dari ilmu antropologi yang bersifat deskriptif.

2. Etnologi : ilmu bangsa-bangsa

Telah lama dipakai sejak permulaan masa terjadinya antropologi dan khusus mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia. 3. Volkerkunde : ilmu bangsa-bangsa

Dipergunakan terutama di Eropa Tengah sampai sekarang. 4. Kulturkunde : ilmu kebudayaan

Pernah dipakai sarjana dari Jerman, L. Frobenius dan guru besar Univesitas Indonesia C.J. Held.

5. Antropologi : ilmu tentang manusia

(2)

6. Kultural Antropologi

Terutama diapakai di Amerika. Dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia dari sudut fisiknya, lawan daripada physical anthropology. Sekarang dipakai secara resmi oleh Universitas Indonesia menjadi “antropologi budaya”.

7. Antropologi Sosial

Dipakai di Inggris untuk menyebut antropologi dalam fase ketiganya, sebagai lawan etnologi.

B. Ruang Lingkup Antropologi

Meliputi semua manusia dan gejala kebudayaan, termasuk proses yang mengakibatkan timbulnya fenomena dan berbagai bentuk persamaan dan perbedaan.Perbedaan itu disebabkan tujuan penelitian yang berbeda-beda. Misalnya, menulis tentang sekelompok manusia, seorang ahli antropologi akan menggambarkan; bagian sejarah daerah manusia, pola pemukiman, system politik dan ekonomi, agama, kesenian, bahasa, dan sebagainya.

Segi yang menonjol dari ilmu antropologi ialah pendekatan holistikYaitu sebuah pendekatan dalam antropologi yang melihat keadaan-keadaan dan individu-individu secara utuh. Jadi, pokok kajiannya, baik sebuah organisasi atau individu, tidak akan disederhanakan kepada variabel yang telah ditata atau sebuah hipotesa yang telah direncanakan sebelumnya, tetapi akan dilihat sebagai bagian dari suatu yang utuh.

1. Sejarah Perkembangan Antropologi

a. Fase I (sebelum 1800)

Awalnya ditandai oleh himpunan-himpunan besar berupa kitab-kitabkisah perjalanan, dan catatan-catatan orang Eropa yang mengunjungi Afrika, Asia pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya. Himpunan-himpunan besar tersebut oleh Koentjaraningrat dibagi menjadi 5 golongan pengarang, yaitu:

1. Karangan-karangan para musafir

2. Karangan-karangan para pendeta nasrani

3. Karangan-karangan para pegawai kolonial/bahasa 4. Karangan-karangan para penyelidik alam

5. Karangan-karangan para pegawai pemerintah jajahan

(3)

b. Hanya mencatat hal-hal yang tampak aneh dan hal-hal yang berbeda dengan adat istiadat pengarangnya.

c. Hanya mencatat unsur-unsur kebudayaan yang tampak saja.

d. Sering kurang detail menjelaskan tentang lokasi spesifiknya di daerah bersangkutan.

b. Fase II (sekitar tahun 1850)

Tahun 1870, seorang sarjana Belanda bernama G.A.Wilken, mengembangkan teori evolusionisme terutama untuk menyelidiki kebudayaan dan masyarakat Indonesia. Secara garis besarnya teori-teori Wilken dapat digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu:

1. Evolusi Masyarakat Manusia

2. Animisme, teori ini dianut sendiri oleh Wilken 3. Totemisme

4. Dasar-dasar upacara berkorban

5. Asal dari adat mutilasi (potong rambut bayi, memasah gigi, dll)

c. Fase III (sekitar tahun 1900)

Pada masa ini, negara-negara penjajah dari Eropa mulai memiliki daerah jajahan di Afrika dan Asia. Maka pada saat itu, antropologi merupakan ilmu penting untuk mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa. Antropologi juga menjadi ilmu yang praktis untuk kepentingan kolonial dalam mempelajari masyarakat dan kebudayaan di luar Eropa Penguasaan daerah jajahan ini berarti: a. Adanya hubungan langsung antara pihak penjajah dan pihak masyarakat

terjajah

b. Pemerintah penjajah memerlukan keterangan-keterangan tentang kebudayaan dan masyarakat bangsa terjajah

Sekitar tahun 1919, para antropolog mulai meyelidiki aktivitet kebudayaan masyarakat di luar Eropa, misalnya aktivitet hukum.

d. Fase IV (setelah tahun 1930)

Pada fase ini, Ilmu Antropologi bermaksud menyelidiki sebanyak mungkin tentang masyarakat manusia, dan untuk mengetahui kelakuan manusia pada umumnya.

Adanya perluasan penyelidikan ilmu antropologi pada fase ke IV ini, berarti: 1. Pertambahan bahan pengetahuan

(4)

Perubahan-perubahan dalam ilmu antropologi ini disebabkan oleh dua aspek, yaitu:

1. Aspek timbulnya antipati terhadap kolonialisme, gejala ini jelas sekali terlihat sesudah perang dunia ke II

2. Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif

Tujuan antropologi pada fase ke IV ini, mencapai perkembangan yang paling penting, juga telah mencapai pengertian dalam segi-segi:

1. Sejarah terjadinya, dan perkembangan makhluk manusia sebagai makhluk biologi

2. Sejarah dan persebaran kebudayaan-kebudayaan

3. Dasar-dasar dari kebudayaan yang hidup dalam kenyataan masyarakat-masyarakat suku-suku bangsa di dunia ini.

2. Aliran-aliran Antropologi

Bahwa tujuan ruang lingkupnya masih merupakan suatu kompleks masalah yang sampai sekarang masih menjadi pokok perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada dalam lingkungan ahli antropolgi sendiri.

Digolongkan berdasarkan atas berbagai universitas di beberapa negara dimana ilmu antropologi berkembang.

a. Amerika Serikat

Telah berkembang seluas-luasnya dan berkembang cepat sebagai ilmu. Berbagai spesialisasi yang telah dikembangkan khusus untuk mencapai pengertian tentang dasar-dasar dari aneka warna bentuk masyarakat dan kebudayaan manusia yang tampak pada masa sekarang ini.

b. Inggris

Mula-mula antropologi untuk keperluan pemerintah jajahannya, lalu setelahnya memperhatikan berbagai masalah yang lebih luas mengenai dasar-dasar masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya.

c. Eropa Tengah seperti Jerman, Austria dan Swis

Masih bertujuan mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa untuk mencapai pengertian tentang sejarah penyebaran dari kebudayaan-kebudayaan dari seluruh umat manusia di muka bumi ini. Jadi sifat antropologinya masih seperti berada pada fase keduanya.

(5)

Sebagian bersifat akademikal seperti di Jerman dan Austria. Keistimewaan yang mereka pelajari terletak pada hasil-hasil penelitian mereka terhadap suku-suku bangsa Eskimo.

e. Uni Soviet

Ilmu antropologinya berdasarkan konsep K. Marx dan F. Engels mengenai tingkat-tingkat evolusi masyarakat. Menunjukkan bidang yang praktis, yakni melakukan kegiatan besar dalam hal mengumpulkan bahan tentang aneka warna bentuk masyarakat dan kebudayaan dari suku-suku bangsa yang merupakan penduduk wilayah Uni Soviet. Dipergunakan sebagai alat untuk mengembangkan saling pengertian antara suku-suku bangsa yang beraneka itu. Menimbulkan buku-buku ikhtisar tentang kebudayaan suku-suku bangsa penduduk pribumi di benua-benua lain di muka bumi, yang mereka beri judul “Narody Mira” (Bangsa-bangsa di Dunia).

f. Negara-negara bekas jajahan Inggris, terutama di India

Ilmu praktis dalam hal mencapai pengertian soal kehidupan masyarakat di India yang menunjukkan suatu aneka warna yang sangat besar di berbagai tempat dalam wilayahnya yang luas itu. Suatu hal yang menarik bahwa di India, antropologi dan sosiologi bukan dua ilmu yang berbeda lagi.

g. Indonesia

Mengombinasikan unsur-unsur dari berbagai aliran dari antropologi yang paling cocok. Menurut Kuncoroningrat, kita dapat dengan mudah mengombinasikan berbagai unsur dari berbagai aliran ilmu antropologi yang telah berkembang di negara-negara lain. Contoh dari Amerika ; penggunaan antropologi sebagai suatu ilmu praktis untuk mengumpulkan data tentang kehidupan masyarakat dan kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda yang kemudian kita pamerkan sehingga demikian timbul suatu saling pengertian antara berbagai suku-bangsa itu. Atau dalam hal perencanaan pembangunan nasional yang dapat kita contoh dari India.

C. Objek dan Pembagian Antropologi

Menurut Ralph Linton, pembagian antropologi : a. Studi tentang asal mula manusia

b. Studi klasifikasi dari varietas manusia c. Penyelidikan atas kehidupan bangsa primitif

Menurut Prof. Kuncoroningrat, pembagian antropologi : a. Sejarah perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.

(6)

c. Masalah asal, perkembangan dan penyebaran aneka bahasa. d. Perkembangan, persebaran kebudayaan di dunia.

e.Asas asas kebudayaan manusia dalam masyarakat Timbul bagian bagian ilmu antropologi, yaitu sebagai berikut : 1. Paleoantropologi

Merupakan ilmu bagian yang meneliti asal usul dan evolusi makhluk dengan menggunakan bahan penelitian sia-sia tubuh yang telah membantu, atau fosil-fosil manusia dari zaman dahulu dengan metode penggalian.

2. Antropologi Fisik

Ilmu tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk hidup dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, contoh: warna kulit, bentuk rambut, volume tengkorak, golongan darah. Mengelompokan atas ciri khusus ini kemudian memunculkan konsep tentang ‘ras’.

3. Etnolinguistik atau Antropologi Linguistik

Mempelajari tentang artikulasi dan fenomena keragaman manusia dari aspek keragaman manusia dari aspek bahasa, tata bahasa, dan ciri bahasa dari manusia selaku pendukung kebudayaan.

4. Prehistori

Mempelajari tentang sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi sebelum dan setelah mengenal huruf

5. Etnologi

Merupakan ilmu bagian yang mencapai pengertian mengenai azas- azas manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku-bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi. Etnologi mendeskripsikan bangsa dan dasar ras dan kebudayaan, menjelaskan tentang penyebarannya masa kini dan masa lampau serta difusi atau penyebaran kebudayaan manusia. Terdapat 2 aliran kajian dalam etnologi:

a. Descriptive integration, mengolah dan mengintegrasikan hasil penelitian dengan berbagai sub ilmu antropologi menjadi satu hasil penelitian dan satu daerah tertentu saja

b. Generalizing approach (antropologi social), mengolah dan mengintegrasikan menjadi 1 hasil-hasil penelitian dari sebanyak mungkin daerah kemudian dicari persamaan dan perbedaannya. Dicapai dengan metode – metode :

(7)

2. Metode yang menuju arah perbandingan merata dari sejumlah unsur terbatas dalam masyarakat yang sebanyak mungkin (2-3 ratus atau lebih)

Kedua metode tersebut saling membantu.

Sekitar tahun 20-an berkembang ilmu etnopsikologi, dimana berkembanga penelitian-penelitian antropologi yang analisanya menggunakan konsep-konsep psikologi, timbul karena perhatian terhadap 3 masalah :

a. Masalah kepribadian bangsa

Timbul ketika hubungan antar bangsa-bangsa masih intensif, sesudah perang Dunia I, dimana konsep dan istilah yang digunakan tidak cermat dan kasar.

b. Masalah peranan individu dalam perubahan adat istiadat

Memperhatikan penyimpangan individu-individu terhadap apa yang lazim dilakukan oleh umum yang patuh terhadap adat, dipahami melalui ilmu psikologi

c. Masalah nilai universal dari konsep-konsep psikologi

Konsep psikological masalah tersebut hanya berlaku untuk masyarakat Ero-Amerika, hal ini berdasarkan penelitian antropolog dan ahli psikologi.

Spesialisasi Antropologi dikhususkan terhadap masalah masalah praktis dalam masyarakat : 1. Antropologi Ekonomi

Mempelajari masalah penghimpunan modal lokal, dan tenaga pribumi, sistem-sistem produksi dan pemasaran local.

2 .Antropologi Pembangunan

Menggunakan metode-metode, konsep-konsep, dan teori-teori antropologi, mempelajari soal-soal yang bersangkutan dengan pembangunan masyarakt desa, sikap petani terhadap teknologi baru.

3. Antropologi Pendidikan

Mempelajari masalah pendidikan di Negara berkembang. 4. Antropologi Kesehatan

Mempelajari masalah konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan. 5. Antropologi Penduduk

(8)

6. Antropologi Politik

Mempelajari kejadian – kejadian dan gejala politik serta persaingan dan kerjasama antara kekuatan partai-partai politk dalam Negara berkembang, sistem nilai dan norma politik yang dijalankan.

7. Antropologi untuk Psikiatri

Mengenai latar belakang social- budaya dari penyakit-penyakit jiwa.

D. Hubungan antara Ilmu Antropologi dan Ilmu-ilmu Sosial dan

Humanitas

Kedudukan antropologi pada kedua kelompok ilmu pengetahuan tersebut, sebenarnya lebih cenderung pada humanitas. Namun demikian adanya ilmu bagian dari antropologi, seperti : antropologi sosial, maka ia dapat dimasukkan ke dalam ilmu-ilmu sosial. Timbulnya sub-dub displin dari ilmu-ilmu tersebut, akibatnya saling meminjamnya metode dari cabang-cabang ilmu itu dalam penyelidikannya terhadap masyarakat. Akibatnya adalah sering timbul kesulitan untuk menempatkan suatu sub disiplin cabang ilmu pengetahuan.

1. Hubungan antara antropologi dan sosiologi

Perbedaan terletak pada segi : asal mula dan sejarahnya, metodenya, dan sasaran atau obyek studinya. Antropologi lebih cenderung menggunakan metode kwalitatif dalam meneliti masyarakat dan kebudayaan yang terbatas. Sosiologi menggunakan metode kwantitatif, dan meneliti masyarakat yang luas atau lingkungan yang besar.

Persamaan diantara keduanya adalah sama-sama mempelajari masyarakat dan juga kebudayaan.

2. Hubungan antropologi dan sejarah

Kedua ilmu ini saling mengisi baik dari segi metodenya maupun segi penyediaan sumbernya. Misalnya, sumber-sumber sejarah yang berupa laporan orang-orang Barat mengenai sejarah Indonesia abad ke 16-17. Bahan ini sangat penting dalam membantu antropologi mengenai pelukisan bangsa dan kebudayaan Indonesia pada abad itu. Contoh lain pada Kitab Suma Oriental karya Tome Pires.

Kombinasi antara metode sejarah dan antropolgi sering dipraktekkan dipraktekkan, contohnya :

a. Penelitian Clifford Geertz dalam karyanya “The Religion of Java”. b. Penelitian James T. Siegel dalam karyanya “The Rope of God”. 3. Hubungan antropologi dan ekonomi

(9)

untuk mempelajari hal-hal diatas, harus minta bantuan kepada antropologi. Sebaliknya ilmu antropologi juga memerlukan konsepsi-konsepsi ekonomi dalam melihat aktivitet kebudayaan ekonomi dari suatu masyarakat. Contoh suatu penelitian mengenai “Lingkungan Alam dan Perilaku Sosio-Ekonomis dari Petani-petani di Muangthai dan Jawa”.

4. Hubungan antropologi dan hukum adat (di Indonesia)

Menurut Van Vollenhoven, ilmu antropologi Indonesia amat berguna untuk meneliti hukum adat, adapun sebabnya ialah :

a. Ilmu etnologi mencatat bahan-bahan tentang hukum adat sebagai bagian dari kebudayaan yang merupakan obyek dari etnografi-etnografinya.

b. Ilmu etnologi memberi banyak keterangan tentang dasar-dasar organisasi kemasyarakatan suku-suku bangsa Indonesia.

Kedua hal ini dapat ditambah lagi dengan ketiga hal yang lain, dan pikiran yag diajukan oleh B. Ter Haar, yaitu :

a. Ilmu etnologi atau vulkerkunde banyak memberi keterangan tentang dasar alam pikiran dan religi suku-suku bangsa Indonesia.

b. Ilmu etnologi banyak memberi keterangan tentang proses perpaduan antara kebudayaan Indonesia dan asing.

c. Etnologi dapat melihat hubungan fungsi dari hukum adat dengan aktivitet kebudayaan dalam suatu masyarakat.

5. Hubungan antara antropologi dan geologi

Bantuan geologi sangat dibutuhkan oleh sub-ilmu prehistori untuk menentukan bekas peninggalan kebudayaan purba dalam lapisan-lapisan bumi. Penetapan umur lapisan bumi menentukan dalam penggalian-penggalian prehistori.

6. Hubungan antropologi dan anatomi

Seorang sarjana antropologi fisik, mengkhususkan pada paleo-antropologi maupun ciri-ciri ras di dunia amat membutuhkan anatomi.

7. Hubungan antropologi dan psikologi

Salah satu obyek studi antropologi adalah isi dan susunan dari alam jiwa dan akal manusia. Sedang psikologi mencapai pengertian tentang alam jiwa dan akal manusia dengan cara menganalisa isi jiwa dari individu-individu khusus. Atau dengan kata lain saling membutuhkan dalam obyek penyelidikannya.

BAB II

(10)

A. Hubungan antara Manusia dengan Kebudayaan

Manusia : cipta – benar (otak) rasa – indah (hati) karsa – baik (tindakan)

Hasrat untuk memenuhi batinnya pun menimbulkan ciptaan-ciptaan. Segala ciptaan manusia ini, sebenarnya hanyalah hasil mengubah dan memberi bentuk serta susunan baru kepada pemberian Tuhan sesuai dengan kebutuhan, itulah yang dinamakan kebudayaan. Atau dengan kata lain, hasil kerja manusia itulah yang dinamakan kebudayaan.

Kebudayaan. Hasil usaha manusia untuk mengubah dan memberi bentuk serta susunan baru kepada pemberian Tuhan. Kebudayaan dibagi menjadi 2 segi, yaitu:

a.Segi kebendaan : Segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya. Dapat diraba.

b.Segi kerohanian : Alam pikiran dan kumpulan perasaan tersusun teratur. Tak dapat diraba.

B. Hubungan Antara Kebudayaan dengan Masyarakat

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, manusia sebagai pencipta kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang diciptakan manusia. Penciptaan kebudayaan tidak hanya seorang namun sekelompok. Yang disebut masyarakat adalah suatu kelompok manusia atau individu yang memiliki ciri khusus dan tujuan yang sama.

Kebudayaan merupakan turunan dari generasi sebelumnya. Manusia mampu meneruskan kebudayaannya kepada generasi penerus atau keturunannya, juga pada kelompok lain yang sejaman. Dengan begitu, hasil budaya manusia dapat terus berkembang dari generasi ke generasi dan berkembang dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Jadi, sebagai pendukung kebudayaan bukan orang-seorang melainkan masyarakat seluruhnya.

C. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN

Patah tumbuh hilang berganti. Dan selama pergantian itu masih saja berlangsung, selama masyarakat masih tetap ada sebagai pendukungnya, selama itu pula kebudayaan pun terus berlangsung.

(11)

Jika tak demikian, tak dapatlah ada persesuaian yang sempurna ; tak dapatlah masyarakat itu menjadi pendukung sepenuhnya dari kebudayaannya, dan dapatlah kebudayaan itu menjadi milik sebenarnya dari masyarakatnya!

Perubahan kebudayaan itu diakibatkan dua macam sebab, ialah : - berasal dari dalam, yaitu masyarakat pendukungnya sendiri, tetapi tidak mengakibatkan perubahan seberapa besarnya karena kebudayaan itu selalu sesuai dan seimbang dengan masyarakatnya. – berasal dari luar, yaitu dari lingkungan masyarakat itu, yang menimbulkan gerak yang nyata, yang menimbulkan perubahan dan kemajuan kebudayaan dan bahkan mengakibatkan kegoncangan dalam persatuan masyarakat dan kebudayaan, ialah jika masyarakat menghadapi perubahan keadaan yang sangat besar dan mendadak.

Ditambah dengan kenyataan bahwa manusia tak mungkin dapat melepaskan segala-galanya yang telah ia miliki sebagai kepandaiannya, maka di atas dasar kebudayaan lama itu dengan disertai berbagai perubahan dan tambahan tumbuhlah lambat laun kebudayaan baru melalui garis-garis baru, sesuai dengan permintaan jaman yang telah berganti itu.

Sebab tumbangnya kebudayaan mungkin juga berasal dari alam atau kebudayaan lain. Pertemuan pendukung-pendukung kebudayaan, perhubungan secara langsung, bukanlah syarat mutlak untuk adanya pengaruh kebudayaan. Dapat juga pengaruh itu terjadi perantara.

Bagaimanapun sifatnya, untuk perkembangan dan kemajuan kebudayaan hubunganlah yang menjadi faktor terutama lagi terpenting. Dan oleh karena itu manusia dapat memilih dan menentukan sendiri cara dan tempat hidupnya, maka kemungkinan bertemunya dengan kebudayaan, baik langsung maupun tidak, terbuka seluas-luasnya ; bahkan boleh dikata tak dapat terelakkan lagi. Maka dalam perjalanannya dari masa ke masa tak dapatlah mungkin bahwa sesuatu kebudayaan tetap saja seperti sediakala, luput dari sesuatu pengaruh dari luar.

Maka, kekuatan kebudayaan itu sebenarnya terletak dalam kemampuannya untuk memasak dan mengolah segala pengaruh yang mengenainya menjadi milik sendiri dengan tidak mengacaukan sifat-sifat khusus yang menjadi pokoknya. Dengan demikian perkembangannya tetap dapat sesuai dengan kebutuhan serta permintaan masyarakatnya sesuatu waktu.

D. SEJARAH KEBUDAYAAN

Yang dipelajari sejarah kebudayaan adalah kebudayaan-kebudayaan di waktu lampau dalam pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa. Pengolahan anasir asing oleh kebudayaan yang terkena pengaruh menentukan corak baru dan perkembangan selanjutnya.

Peninggalan kebudayaan terbagi menjadi dua, yaitu:

(12)

b. Peninggalan kerohanian. Hanya dapat dimengerti jika kita berhubungan dengan para pemilik dan pendukungnya.

Tidak ketinggalan pula peninggalan-peninggalan tertulis pun termasuk peninggalan kebudayaan kebendaan. Dari tulisan itu kita langsung dan lebih lengkap dapat mengerti harta kerohanian itu.

Tulisan itu sesungguhnya tidak sudah dari semula ada melainkan ada saatnya tulisan itu mula-mula didapatkan. Dari latar belakang tersebut, dibuatlah dua pembagian besar, yaitu:

1. Zaman prasejarah. Permulaan adanya manusia dan kebudayaan-abad ke-5 Masehi. 2. Zaman Purba. Abad pertama tarikh Masehi-1500 M.

3. Zaman Madya. Menjelang akhir zaman Majapahit-akhir abad ke-19. 4. Zaman Baru (modern). 1900 M-sekarang.

Zaman yang keempat ini adalah masa yang kini sedang kita hadapi dan alami bersama. Oleh karena masih berjalannya masa ini, kebudayaan Indonesia modern belum mempunyai bentuk yang tertentu. Coraknya belum tegas. Dalam arti lain kebudayaan Indonesia modern masih dalam pembentukan. Proses pengindonesiaan yang sebenarnya (kebudayaan kesatuan) pun belum berakhir.

BAB III

KEBUDAYAAN

A. ARTI KEBUDAYAAN

(13)

Dr.Soekmono: bud: sadar atau bangun, dengan demikian berarti hasil kebangunan manusia dalam arti kesadaran rohani

Koentjaraningrat: buddhayah: budi atau akal, dengan demikian berarti hal yang

bersangkutan dengan akal. Kebudayaan itu keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

Ralph Linton: Kebudayaan sebagai warisan sosial. Ia membaginya menjadi dua bagian, yakni warisan umum dan warisan khusus.

Bahasa Asing: kultur

Bahasa Inggris: cultura

Bahasa Latin: cole, cultura, agricultura

Ada juga yang berpendapat bahwa kebudayaan itu adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Ketiga unsur dibawah ini secara bersamaan menentukan timbulnya suatu hasil kebudayaan.

a. Cipta. Manusia ingin mengetahui dan menyadari segala rahasia yang dijumpai di dalam pengalamannya, baik lahir maupun batin.

b. Karsa. Manusia ingin mengetahui segala asal-usul dari segala hal, sehingga menimbulkan berbagai perasaan dan pikiran yang tiada hentinya. Akhirnya timbul norma-norma keagamaan dan norma-norma kesusilaan.

c. Rasa. Manusia ingin keindahan. Akhirnya timbul norma-norma keindahan atau estetika.

B. Unsur Kebudayaan

Ralph Linton membedakan adanya empat unsure kebudayaan, ialah : a. Unsur universal

Bersifat sama bagi setiap anggota masyarakat dewasa dan normal. Berupa ide, kebiasaan, tanggapan masyarakat.

Contoh: hubungan masyarakat, penggunaan bahasa, hokum kematian, pola pakaian.

b. Unsur Specialities

Hanya dinikmati oleh sebagian anggota masyarakat saja. Contoh: merakit robot, tukang kayu, dokter.

c. Unsur Alternatif

Hanya dinikmati oleh individu tertentu, bahkan jarang sekali. Contoh: melihat supranatural, mengobati penyakit, menunggang kuda.

d. Individual Pecualiabities

Keistimewaan individu. Merupakan unsure yang membuat dinamika kebudayaan semakin berkembang.

Contoh: takut akan kucing, alergi suara keras, takut akan ketinggian.

C. Wujud Kebudayaan

Ralph Linton, wujud kebudayaan itu ada dua macam, yaitu wujud fisik dan wujud yang ada di luar jangkauan fisik.

Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi 3 kelompok, yaitu :

(14)

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet kelakuan berpola dati manusia di dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia

D. Beberapa Anggapan Dasar Mengenai Kebudayaan

1. Kebudayaan dapat disesuaikan

Kenyataan bahwa banyak kebudayaan bertahan dan malah berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh suatu mayarakat, disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari lingkungannya, karena kalau sifat-sifat budaya tidak disesuaikan kepada beberapa keadaan tertentu, kemungkinan masyarakat untuk bertahan akan berkurang. Tiap-tiap adat yang ketahanan suatu masyarakat dalam lingkungan tertentu merupakan adat yang dapat disesuaikan.

2. Kebudayaan merupakan suatu integrasi

Kebudayaan dikatakan merupakan suatu integrasi maksudnya adalah bahwa unsur-unsur atau sifat-sifat yang terpadu menjadi suatu kebudayaan bukanlah sekumpulan kebiasaan-kebiasaan yang terkumpul secara asal-asalan saja. Satu alasan mengapa para ahli antropologi menduga bahwa kebudayaan merupakan suatu integrasi kelihatannya adalah bahwa sifat itu dianggap bersumber pada sifat adaptif dari kebudayaan. Jika kebiasaan-kebiasaan tertentu lebih adaptif dalam susunan tertentu, maka dapat diduga bahwa gumapalan unsur-unsur budaya itu akan ditemui dalam kaitan yang berhubungan bila ditempatakan dalam keadaan yang bersamaan.

3. Kebudayaan selalu berubah

Walaupun benar bahwa unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat dimasukkan ke dalam kebudayaan lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan pada kebudayaan itu, kita harus mengingat, bahwa kebudayaan tidaklah bersifat statis ia selalu berubah.

Dalam setiap kebudayaan selalu ada suatu kebebasan tertentu pada para individu dan kebebasan individu memperkenalkan variasi dalam cara-cara berlaku dan variasi itu yang pada akhirnya dapat menjadi milik bersama, dan dengan demikian di kemudian hari menjadi bagian dari kebudayaan.

F. Proses Terbentuknya Kebudayaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan: a.) lingkungan geografis

Contoh: iklim, tanah, air, bentuk permukaan tanah, letak. b.) Saling kontak antar bangsa

Contoh: perdagangan, migrasi, agama, buku, radio, majalah, dsb. c.) Faktor ras (induk bangsa)

(15)

Ada dua cara kebudayaan atau unsur-unsur kebudayaan itu menyebar, yaitu dengan :

Akulturasi dan Difusi

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

prosesnya akulturasi terjadi dalam dua cara, yaitu: Akulturasi damai (penetration pasifique)

Akulturasi ekstrim, terjadi dengan kekerasan, perang, penaklukkan, dsb

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.

Sedang difusi atau akulturasi kebudayaan dapat terjadi dengan cara : a. Perembesan secara damai

b. Peperangan c. Desintegrasi

G. Perubahan Kebudayaan dan Tingkatan Kebudayaan

Berubah dari yang paling rendah menuju ketingkatan yang lebih tinggi, dalam hal ini Dr. A. Blonk dkk, membaginya menjadi tiga :

1. Bangsa Pemburu, penangkap ikan ikan dan pengembara 2. Bangsa Petani

3. Bangsa Pemelihara Ternak

BAB IV

MASYARAKAT

(16)

Ketentuan (syarat) dasar bagi manusia untuk suatu masyarakat manusia antara lain : 1. Adanya kesatuan untuk tiap-tiap individu.

2. Adanya tata tertib dalam pergaulan yang satu dengan yang lain. 3. Adanya kerja sama dalam kelompok-kelompok.

Struktur sosial ini baik mengenai kelompok-kelompok maupun yang mengenal lembaga-lembaga berdiri atas dasar prinsip-prinsip yang tertentu antara lain :

a. Jenis kelamin b. Usia

c. Daerah d. Kekeluargaan

B. Bermacam-macam Kesatuan Sosial

Di dalam masyarakat kita dapati bermacam-macam kesatuan sosial sebagai berikut : a. Kesatuan genealogis atau kesatuan tunggal darah.

b. Kesatuan territorial atau kesatuan tunggal dareah. c. Kesatuan sacraal, kesatuan suci atau kesatuan religius. d. Kesatuan campuran (genealogis, territorial maupun sacraal) e. Kesatuan-kesatuan dan penggolongan-penggolongan lain.

Di bawah ini akan dibicarakan kesatuan-kesatuan atau penggolongan-penggolongan itu satu per satu.

1. Kesatuan Genealogis

Terbentuk karena anggota-anggota disatukan oleh persamaan keturunan atau persamaan darah, persamaan darah, persamaan orang tua ataupun nenek moyang.

a. Somah (batih) atau keluarga Kesatuan sosial yang terkecil. b. Kerabat (famili)

Jika keluarga itu meluas sehingga beberapa batih berubah sehingga menjadi keluarga-keluarga besar.

c. Suku (stam)

Bilamana kerabat-kerabatnya bilateral menjadi sangat luas, pertalian darahnya tidak lagi mudah ditunjukkan, tetapi para anggotanya tetap percaya mempunyai persamaan darah (keturunan) dari nenek moyang yang sama dan karena itu tetap merasa merupakan satu golongan tersendiri.

d. Clan

(17)

2. Kesatuan Territorial (kesatuan tunggal daerah)

Masyarakat territorial ini sedikitnya dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu : a. Masyarakat desa

b. Masyarakat lingkungan daerah 3. Kesatuan Sacraal (kesatuan religius)

Anggota-anggotanya bersatu karena ikatan gaib, ikatan yang suci (religius) Kesatuan totemistis

Suatu kesatuan yang sifat gaibnya atau sucinya tampak lebih menonjol daripada sifat genealogis dan territorialnya

4. Kesatuan Campuran

Dalam penggolongan-penggolongan seperti di atas itu tidaklah dapat diadakan pembatasan yang tegas. Mungkin sesuatu kesatuan genealogis sekaligus juga kesatuan territorial (genealogis territorial) seperti desa di Jawa (pada mulanya). Bahkan ada pula kesatuan yang meliputi ketiga-tiganya, (baik genealogis, territorial dan sacraal) seperti Uma di Mentawai. 5. Kesatuan/Penggolongan lain

a. Penggolongan atas dasar proses pembentukan dan tujuan

1. Gemenschaft = peguyuban (kesatuan kodrat), yaitu kesatuan sosial yang timbul secara kodrat alam (natuur) tidak atas kemauan para anggotanya. Solidaritasnya kuat sekali. Misalnya, masyarakat primitif.

2. Gosellschaft = petembayan, yang terbentuk atas dasar kehendak dan perhitungan-perhitungan manusia sendiri karena persamaan kepentingan tujuannya. Solodaritasnya tidak besar. Masyarakat semacam ini lekas terbentuk tetapi juga lekas pecah. Misalnya, masyarakat modern.

b. Penggolongan berdasarkan sex (kelamin), yaitu : 1. Golongan kaum lelaki

2. Golongan kaum wanita c. Penggolongan berdasarkan usia

1). Golongan kanak-kanak (anak-anak kecil) 2). Golongan anak (yang agak besar)

3). Golongan anak dewasa (belum kawin) 4). Golongan pemuda yang telah kawin 5). Golongan lanjut usia

(18)

a. Kekeluargaan Bilateral atau Parental. Siapa saja yang memiliki hubungan ikatan keturunan darah kelahiran dengan ibu atau dengan ayahnya, adalah termasuk anggota keluarga besar. Ahli-ahli antropologi Inggris menamakannya “Joint Family”. Dianut oleh orang-orang Aceh, Riau, Melayu, Dayak,Sunda, Jawa,Madura, Bali, dan daerah-daerah timur lain di Indonesia.

b. Kekeluargaan Unilateral. Hanya mereka yang memiliki hubungan ikatan keturunan darah kelahiran dengan pihak bapak (disebut Unilateral Patrilineal) atau pihak ibu (Unilateral Matrilineal) saja.

BAB V

(19)

A. Penduduk Indonesia Tertua dan Persebaran Bangsa-bangsa dalam

Zaman Prehistori

1. Persebaran manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid

Manusia dengan ciri-ciri Autro-Melanesoid ini merupakan nenek moyang dari manusia Wajak. Bekas-bekas perkampungan yang dahulu sebagai tempat pemukiman meraka, oleh para ahli disebut abris sous roches. Ditemukan misalnya di daerah Teluk McCluer dan Teluk Triton di bagian selatan dari kepala Cendawasih, Irian Jaya, tetapi juga di pulau-pulau disebelah barat Irian seperti Kep. Kai, Pulau Seram, dan Sulawesi Selatan.

2. Pengaruh ciri-ciri Mongoloid

Melalui jalan yang sama seperti yang dilalui oleh orang-orang Austro-Melanosoid ke arah barat dan utara, di mana orang-orang dengan ciri-ciri Mongoloid bercampur dengan orang-orang Austro-Melanosoid tadi.

3. Persebaran Bangsa-Bangsa Pembawa Kebudayaan Neolithik

Gelombang persebaran manusia yang datang ke Indonesia sesudah kedua gelombang persebaran terurai diatas, asal dari Benua Asia bagian Tennggara. Bentuk fisik dari orang-orang itu dapat diperkirakan mengandung banyak ciri-ciri Mongoloid. Adapun bahasa yang mereka ucapkan adalah suatu bahasa yang merupakan induk keluarga-keluarga bahasa Kadai, (sejumlah bahasa-bahasa Cina Selatan, di Hainan dan Taiwan), bahasa Cham (di Vietnam Tengah), dan bahasa-bahasa Austronesia (di Samudra Indonesia dan Pasifik). Bahasa induk itu untuk mudahnya kita sebut saja bahasa Proto-Austronesia. Orang Proto-Austronesia ini juga sudah mengenal kepandaian bercocok tanam. Sisa-sisa kapak lonjong serupa itu yang digunakan untuk melengkapi dalam berkecocok-tanaman tadi oleh para ahli prehistori disebut Walzenbeil.

4. Persebaran Kepandaian Membuat Benda-Benda Perunggu di Indonesia

Benda-benda tinggalan dari zaman Perunggu di Asia Tenggara untuk pertama kalinya ditemukan di Dongson, di Vietnam Utara, dan berupa bekas-bekas kuburan yang berisi benda-benda dari perunggu serta besi. Di antara benda-benda itu ada : nekara (genderang-genderang perunggu), alat-alat berupa kapak perunggu, bejana-bejana perunggu, arca-arca, mata uang juga alat-alat besi.

B. PENGARUH CORAK-CORAK KEBUDAYAAN DALAM

ABAD-ABAD HISTORI

1. Pengaruh Kebudayaan Hindu

Konsepsi mengenai susunan negara yang amat hirarkis dengan aneka bagian-bagian dan fraksi-fraksi yang digolongkan ke dalam empat atau delapan bagian besar yang bersifat sederajat dan yang tersusun simetris. Negara penganut konsepsi ini adalah negara-negara agraris, yaitu Mataram Kuno, Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Sedangkan negara-negara maritim seperti negara Kutai dan Sriwijaya tidak dapat mengadopsi konsep ini, oleh karena konsentrasi mereka yang ke arah teknologi untuk membangun perahu-perahu untuk berdagang.

2. Pengaruh Kebudayaan Islam

(20)

pedagang yang berasal dari Parsi atau Gujarat. Secara tidak sengaja, golongan bangsawan kota pelabuhan terpengaruh agama islam. Karena pembawa agama islam saat itu berasal dari Parsi atau Gujarat di India Selatan yang masih mengandung unsur-unsur mistik, maka tidak mengherankan agama islam di negara-negara pantai di Indonesia juga mengandung unsur-unsur mistis. Ditambah dengan jasa-jasa para wali sogo, yang ikut menyebarkan agama islam di kalangan etnis jawa. Dengan kegiatan mereka itulah, yang kemudian menyebabkan tersebarnya agama islam.

3. Pengaruh Kebudayaan Eropa

Pemerintahan Belanda di zaman VOC membuat pusat-pusat kekuasaan di kota-kota pemerintahan. Berkembanglah dua lapisan sosial, yaitu kaum buruh dan kaum pegawai (priyayi). Dalam lapisan sosial ini, pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemahiran dalam berbahasa Belanda menjadi syarat yang utama untuk naik kelas sosial. Sehingga berpengaruh dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan orang Indonesia.

Tidak ketinggalan, agama katolik dan kristen protestan yang diawa oleh bangsa Eropa. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama yang semuanya bersifat swasta.

C. DISTRIBUSI, ANEKA WARNA DAN KESERAGAMAN PENDUDUK

INDONESIA

Bermacam-macam masyarakat yang berbeda-beda wujudnya dikelaskan menjadi satu berdasarkan atas unsur-unsur persamaan dalam hal adaptasi ekologisnya, sistem dasar kemasyarakatannya, serta gelombang-gelombang pengaruh luar yang pernah dialaminya.

Kita dapat mengonstruksikan paling sedikit enam “tipe-tipe sosial budaya”, ialah :

1. Masyarakat berkebun yang sangat sederhana. Keladi dan ubi jalar sebagai

tanaman pokok. Kebudayaan perunggu,Hindu, dan Islam tidak dialami. Contoh: Nias, Batak, Kalimantan Tengah, Minahasa, dan flores.

2. Masyarakat bercocok tanam di ladang atau sawah. Kebudayaan Hindu dan Islam tidak dialami. Contoh: Ambon.

3. Masyarakat bercocok tanam di ladang atau sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Kebudayaan Hindu tidak dialami. Contoh: Aceh, Minangkabau, dan

Makassar.

4. Masyarakat bercocok tanam di ladang atau sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Semua gelombang pengaruh kebudayaan asing dialami. Contoh: Bali.

5. Masyarakat Kekotaan. Sektor perdagangan dan industri yang lemah.

6. Masyarakat Metropolitan. Didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintahan.

PERTANYAAN

BAB I

(21)

1. Sebutkan titik persamaan dan perbedaan antara displin ilmu : antropologi, ethnologi, kebudayaan.

Titik persamaan diantara displin ilmu antropologi, etnologi, dan kebudayaan : Ketiga disiplin ilmu ini sama-sama mempelajari manusia.

Titik perbedaan diantara displin ilmu antropologi, etnologi, dan kebudayaan : Antropologi : ilmu tentang manusia yang mempelajarinya dari semua aspek.

Ethnologi : ilmu bangsa-bangsa yang mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia.

Kebudayaan : hasil cipta, rasa dan karsa manusia sejak manusia mempunyai kebutuhan. 2. Jelaskan apa maksudnya, bahwa antropologi menggunakan pendekatan holistik. Berikan contohnya.

Pendekatan holistik : pendekatan secara meneyeluruh, tidak hanya mempelajari bermacam jenis manusia saja, tetapi semua aspek manusia daripada pengalaman-pengalaman manusia. Contoh: sejarah manusia itu, lingkungan hidup cara kehidupan keluarga, pola pemukiman, sistem politik, dan ekonominya, agama, gaya keseniannya, segi-segi umum bahasanya dsb.

3. Para pendeta agama maupun para musafir sering menulis tentang keadaan sekelompok manusia, pada fase I atau sebelum tahun 1800. Jelaskan kelemahan-kelemahan sumber-sumber tersebut, ditinjau dari segi antropologis.

Kelemahan-kelemahannya ialah :

a). Susunan keterangan yang meloncat-loncat

b). Hanya mencatat hal-hal yang tampak aneh dan hal-hal yang berbeda dengan adat-istiadat pengarangnya.

c). Hanya mencatat unsur-unsur lahir saja dari kebudayaan, kuurang memperhatikan susunan rangka dan dasar kebudayaan.

d). Sering kurang terang akan tempatnya di daerah bersangkutan

4. Mengapa pada fase II, sekitar tahun 1850 dikatakan lahirnya antropologi sebagai ilmu dan pengetahuan ilmiah.

Karena dalam fase ini, antropologi mempelajari masyarakat primitif, dengan maksud untuk mendapatkan suatu pengertian tentang tingkat yang kuno dalam sejarah evolusi kebudayaan manusia.

5. Sekitar tahun 1900, antropologi dipelajari sebagai ilmu praktis. Apa maksudnya.

Antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis untuk kepentingan kolonial dalam mempelajari masyarakat dan kebudayaan di luar Eropa, yang sering disebut bangsa-bangsa primitif.

(22)

Karena, bahwa tujuan ruang lingkupnya masih merupakan suatu kompleks masalah yang sampai sekarang masih menjadi pokok perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada dalam lingkungan ahli antropolgi sendiri.

7. Antropologi dibagi menjadi beberapa bidang penyelidikan. Bandingkan pembagian menurut Ralph Linton dengan pembagian menurut Kuncoroningrat.

Bidang penyelidikan menurut Ralph Linton : 1. Studi tentang asal mula manusia.

2. Studi klasifikasi varietas manusia.

3. Penyelidikan kehidupan bangsa-bangsa primitif. Bidang penyelidikan menurut Kuncoroningrat :

a. Sejarah asal dan perkembangan manusia secara biologis.

b. Sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri-ciri manusia.

c. Sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia.

d. Perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di seluruh dunia.

e. Azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa

8. Batas masa Prehistori dan masa Histori tidak selalu sama bagi berbagai tempat dan bangsa. Apa sebabnya. Jelaskan.

Karena tiap-tiap bangsa mengenal tulisan pada zaman yang berbeda-beda, sesuai dengan perkembangan pengenalan tulisan di bangsa itu masing-masing.

9. Mengapa timbul spesialisasi dalam antropologi. Sebutkan pula beberapa jenis antropologi khusus ini.

Karena tiap-tiap bangsa mempunyai masalah yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangan, sehingga mereka membutuhkan pengkhususan antropologi untuk memcahkan masalah tersebut.

Beberapa jenis antropologi : Antropologi ekonomi Antropologi pembangunan Antropologi pendidikan Antropologi kesehatan Antropologi penduduk Antropologi politik Antropologi psikiatri

(23)

Persamaan antara antropologi dengan sejarah yaitu, kedua ilmu ini sama-sama mempelajari perkembangan manusia dan kebudayaannya.

BAB II

HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DENGAN MANUSIA

(24)

Mamalia  primat  kera  anthropoidea  kera manusia  manusia

2. Apa saja yang membedakan antara manusia dengan binatang, dilihat dari fisik dan non fisiknya.

Dilihat dari fisiknya, contohnya kera dan anthropoidea, mereka masih berkaki empat, masih merangkak, ataupun ia sudah hampir berkaki bertangan, sudah banyak berdiri diatas dua kaki, namun masih juga menggunakan tangannya untuk menunjang badan. Berbeda sekali dengan manusia, yang betul-betul sudah berkaki dua dan karenanya berkaki bertangan.

Dilihat dari non fisik, manusia dianugerahi otak atau akal, dan inilah yang sesungguhnya secara mutlak membedakannya dari binatang. Binatang itu tidak berpikir. Manusia itu dikaruniai kecakapan unutk menyerahkan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh tubuhnya kepada sesuatu yang lain..

3. Jelaskan hubungan antara manusia dengan kebudayaan.

Bahwa manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat sekali. Tak mungkinlah kedua-duanya itu dipisahkan. Ada manusia, ada kebudayaan ; tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada penciptanya, manusia.

4. Jelaskan apa yang dimaksud : Pendukung suatu kebudayaan adalah masyarakat seluruhnya, bukan seorang atau perorangan.

Diteruskannya kebudayaan itu tidak melalui garis tegak lurus ke bawah (anak cucu dsl), tetapi juga melalui garis mendatar, yaitu kepada orang-orang lain di sekitarnya.

Kekurangan pada manusia seorang diri itu ditampung oleh masyarakat. Hal ini mungkin, oleh karena para anggota masyarakat itu tentu tidak sama minatnya, berlainan

kepentingannya, berbeda-beda kesanggupannya, meskipun tetap dalam lingkungan bersama. Maka sesungguhnyalah pendukung kebudayaan itu bukanlah manusia seorang diri melainkan masyarakat seluruhnya.

5. Jelaskan, apa sebabnya manusia mampu melestarikan dan bahkan mengembangkan hasil karyanya, sedangkan binatang tidak dapat.

Manusia itu mempunyai cipta, rasa, dan karsa. Cipta disini adalah otak atau akal, yang sangat jelas bahwa binatang tidak memilikinya, manusia dapat berfikir, dapat menciptakan sasuatu untuk menunjang kebutuhannya. Rasa untuk merasakan sesuatu yang indah, dengan hati atau rasa ini manusia dapat menentukan kebudayaan yang baik dan bagus untuk dipertahankan itu seperti apa. Dan karsa, sesuatu yang dinilai baik seperti tindakan, manusia akan bersikap, mereka tahu mana kebudayaan yang patut untuk dipertahankan atau bahkan dikembangkan.

(25)

Kebudayaan itu akan diteruskan pada masyarakat, baik pada keturunan atau lingkungan sekitarnya. Dan selama pergantian atau penyebaran itu masih saja berlangsung, selama masyarakat masih tetap ada sebagai pendukungnya, selama itu pula kebudayaan pun terus berlangsung. Dan perubahan masyarakat itu selalu diikuti oleh perubahan kebudayaan. Untuk arah perubahan itu sendiri, bergantung pada masyarakat kebudayaan tersebut, dalam menyikapi setiap perkembangan dari masa ke masa.

7. Kontak antara dua kebudayaan biasanya didahului dengan kontak antara pendukungnya, tetapi dapat pula tidak/ tanpa didahului kontak pendukungnya. Jelaskan kedua-duanya.

Apabila kontak antara dua kebudayaan biasanya didahului dengan kontak antara pendukungnya, itu berlangsung secara damai, bertemunya kebudayaan satu dengan kebudayaan yang lain. Dan akibat pertemuan itu ialah pengaruh atas kebudayaan, dan pengaruh ini senantiasa timbal balik.

Apabila kontak antara dua kebuayaan tanpa didahului kontak pendukungnya, ini bisa terjadi jika sesuatu kebudayaan dipaksakan kepada masyarakat lain. Misalnya penjajahan suatu bangsa dan kemudian oleh berbagai aturan dari penjajah untuk mencoba menyesuaikan dan mengikuti budaya yang mereka tanamkan pada banga tersebut.

8. Kepandaian menyeleksi dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta sesuai dengan situasi dan kondisi terhadap kebudayaan asing, sangatlah perlu adanya. Jelaskan apa perlunya, dan berilah contohnya.

Bila tidak diseleksi dengan baik, kebudayaan akan tumbang atau akan terjadi imitasi kebudayaan. Contoh : kebudayaan memakai kebaya sehari-hari sudah hilang.

9. Apa sebab momentum dikenalnya tulisan oleh suatu bangsa merupakan tonggak batas yang penting artinya bagi bangsa tersebut dilihat dari segi antropologis.

Karena tulisan merupakan batas antara zaman prehistori (belum mengenal tulisan) dan histori (sudah mengenal tulisan).

10. Jelaskan, bahwa ada kemungkinan bahwa Sejarah Kebudayaan akhirnya menjurus menjadi sejarah Kesenian.

Semakin dekat dengan jaman kita sekarang ini, semakin banyak peniggalan yang sampai pada kita. Karena banyaknya, sehingga ada kecenderungan untuk mencatat hanya yang bernilai seni saja yang dicatat, sehingga Sejarah Kebudayaan akhirnya condong dan mengaraah hanya kepada Sejarah Kesenian.

(26)

1. Beri definisi Kebudayaan menurut Kuncaraningrat. Dan apa pula titik berat penekanan yang dikemukakan oleh Ralph Linton ataupun R. Sukmono.

Kebudayaan menurut Kuncaraningrat : keseluruhan dari kelakuan dan hasil dari kelakuan manusia yang teratur dan tersusun dalam tata kehidupan masyarakat.

2. Apa saja yang dihasilkan oleh unsur-unsur : cipto, karso, ataupun roso dalam berbudaya. Dengan unsur cipta, manusia ingin mengetahui dan menyadari segala rahasia yang dijumpai di dalam pengalamannya, baik pengalaman batin maupun pengalaman lahir. Dari pengalaman batin dan lahir inilah manusia memperoleh berbagai ilmu pengetahuan.

Dengan unsur karsa, manusia ingin mengetahui sangkan-parannya. Manusia tertarik pada dua soal, yaitu lahir dan mati.Kedua hal ini menimbulkan berbagai perasaan dan pikiran yang tiada hentinya. Atas dasar unsur karsa inilah timbul norma keagamaan dan norma-norma kesusilaan.

Dengan unsur rasa, manusia ingin keindahan. Manusia ingin hal yang indah dan menolak hal yang buruk. Dengan demikian, timbullah norma-norma keindahan atau estetika di dalam kehidupan masyarakat. 3. Jelaskan adanya empat unsur kebudayaan menurut Ralph Linton. Empat unsur kebudayaan menurut Ralph Linton :

1. Unsur Universals

idea, kebiasaan dan anggapan masyarakat

Sifatnya sama bagi semua anggota masyarakat yang normal dan dewasa. Dalam bukunnya The Study of Man.

Unsur-unsur yang tergolong universals adalah : penggunaan bahasa tertentu, pola-pola pakaian dana perumahan dalam lingkungan sebuah suku, dan ideal patterns bagi jalinan hubungan sosial.

2. Unsur Specialities

Sifatnya hanya dinikmati oleh sebagian anggota masyarakat saja.

Termasuk pula ahli-ahli atau pekerjaan pejabat tertentu, misalnya : pandai besi, tukang kayu, dokter, imam dsb.

(27)

Sifatnya hanya dinikmati oleh individu tertentu, dan malah asing samasekali bagi semua anggota masyarakat. Contohnya penggunaan kuda, peawat terbang, dan sikap terhadap hal-hal adikrodati (supernatural).

4. Unsur Individual Peculiarities

Unsur ini sebenarnya telah berada di luar batas-batas kebudayaan, namun unsur ini tetap penting dalam dinamika kebudayaan.

Sifatnya keistimewaan individu. Contoh, rasa takut yang berkelebihan terhadap api dari seseorang individu tertentu, mungkin hal ini karena ia pernah mendapat kecelakaan karena api.

4. C. Kluckholn membagi unsur kebudayaan universal menjadi 7 macam. Sebutkan dan jelaskan satu persatu.

a) Sistim religi. b) Sistem bahasa.

c) Sistem kemasyarakatan. d) Sistem pengetahuan. e) Sistem kesenian. f) Sistem ekonomi. g) Sistem teknologi.

5. Bandingkan pendapat Ralph Linton dengan Kuncaraningrat mengenai wujud kebudayaan. Menurut Ralph Linton, wujud kebudayaan itu ada dua macam, yaitu wujud fisik dan wujud yang ada di luar jangkauan fisik.

Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan-gagasan dan nilai-nilai. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet kelakuan berpola dati manusia di

dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia 6. Jelaskan dan buktikan bahwa kebudayaan dapat disesuaikan.

(28)

Dan kenyataan bahwa banyak kebudayaan bertahan dan malah berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh suatu mayarakat, disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari lingkungannya.

7. Difusi dan akulturasi dalam kebudayaan sering terjadi. Terangkan masing-masing peristiwa tersebut, dan berilah masing-masing contohnya.

a. Diffusi

Penyebaran sebuah atau segerombol unsur kebudayaan yang terbatas dan lepas-lepas. Misalnya di dalam perdagangan atau oleh seorang individu. Adanya isi dan bentuk-bentuk unsur kebudayaan yang sama, yang terdapat di daerah-derah yang berbeda di dunia.

b. Akulturasi

Jika sebuah kebudayaan lengkap telah mempengaruhi kebudayaan lain, dengan sangat meresap dan extensif.

Contoh : Kebudayaan Jepang telah menerima secara besar-besaran untuk unsur-unsur kebudayaan Cina terus-menerus dalam waktu yang lama.

8. Apa yang dimaksud dengan istilah Penetration Pacifique dalam kebudayaan. Berilah contohnya.

Difusi dan akulturasi sesuatu kebudayaan baru ke suatu dareah itu dapat terjadi dengan jalan : Penetration Pacifique (permbasan secara damai).

Misalnya : masuknya pengaruh Hindu dan Islam ke dalam kebudayaan Indonesia, pengaruh Hindu itu bahkan bersifat menggiatkan kebudayaan Indonesia, yaitu akibat pengaruh Hindu itu maka kebudayaan Indonesia Kuno melahirkan kepribadiannya. Kebudayaan Indonesia telah menjadi kaya, tetapi pada hakekatnya tetap tinggal dirinya pribadi. Sesuatu kebudayaan dapat runtuh karena peperangan dan desintegrasi.

9. Faktor lingkungan geografis merupakan faktor penting dalam proses pembentukan kebudayaan. Jelaskan dan berilah contohnya.

Yang termasuk dalam faktor lingkungan geografis seperti letak, iklim, tanah, air, bentuk permukaan tanah, luas tanah, dan lain-lain.

Misalnya, pada masyarakat yang hidup dekat laut, kebudayaan msayarakat itu pasti

cenderung pada memancing dibanding pada masyarakat yang berada di dataran tinggi pasti lebih cenderung pada berkebun seperti menanam teh.

10. Jelaskan rasionalnya, bahwa perkembangan kehidupan manusia menurut urut-urutan sebagai berikut : berburu – bertani – beternak.

(29)

Hidup pada zaman batu tua, paleolithicum. Kebudayaan masih sederhana sekali, hidupnya langsung tergantung pada alam. Pertanian dan peternakan belum dikenal.

b. Bangsa petani

Hidupnya pada zaman batu baru, neolithicum. Kebudayaan agak maju dengan adanya alat-alat yang lebih halus, tiada lagi mengembara tetapi sudah mulai bercocok tanam dan sudah mempunyai tempat tinggal yang tetap.

c. Banga pemelihara ternak

Penyesuaian diri terhadap alam yang tandus atau padang rumput yang luas tak dapat mengerjakan pertanian. Bersesuaian dengan alamnya, maka pemeliharaan ternaklah yan utama.

(30)

MASYARAKAT

1. Jelaskan adanya syarat dasar terbentuknya masyarakat. 1. Adanya kesatuan untuk tiap-tiap individu.

2. Adanya tata tertib dalam pergaulan yang satu dengan yang lain. 3. Adanya kerja sama dalam kelompok-kelompok.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesatuan masyarakat yang Genealogis.

Terbentuk karena anggota-anggota disatukan oleh persamaan keturunan atau persamaan darah, persamaan darah, persamaan orang tua ataupun nenek moyang.

3. Bandingkan antara kerabat dengan Klan. a. Kerabat (famili)

Jika keluarga itu meluas sehingga beberapa batih berubah sehingga menjadi keluarga-keluarga besar.

b. Klan

Apabila suatu golongan manusia itu hanya mementingkan keturunan dati satu pihak.

4. Apa yang dimaksud dengan Sistem Kekerabatan bilateral, dan apa pula Sistem Kekerabatan Unilateral. Beri contohnya.

a. Kekeluargaan Bilateral atau Parental

Dalam keluarga bilateral siapa saja orangnya yang meiliki hubungan ikatan keturunan darah kelahiran dengan ibu atau dengan ayah, temasuk anggota keluarga besar ibu dan ayah itu. Di Indonesia kekeluargaan bilateral ini terdapat pada golongan orang-orang Aceh, Riau, Melayu, Dayak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Sasak, Toraja, dan golongan lengan Indonesia lainnya di kepulauan sebelah timur.

b. Kekeluargaan Unilateral

Dalam kekeluargaan unilateral orang menjadi anggota itu hanya mereka yang memiliki hubungan ikatan keturunan darah kelahiran dengan pihak ibu saja atau dengan ayah saja. Garis keturunan yang mengikuti ibu saja disebut Unilateral Matrilineal. Contohnya, golongan orang Minangkabau dan Enggano. Sedangkan garis keturunan yang mengikuti ayah saja disebut Unilateral Patrilineal. Contohnya, orang-orang Mentawai, Nias, Batak, Toba dan Gayo. Kesatuan keluarga unilateral ini disebut : clan untuk keluarga yang matrilineal dan gens untuk keluarga yang patrilineal. Untuk masing-masing daerah yang bersangkutan, clan ini mempunyai sebutan sendir-sendiri. Contoh, di Batak disebut marga.

(31)

Anggota-anggotanya bersatu karena ikatan gaib, ikatan yang suci (religius)

Contoh : Diadakannya upacara-upacara (selamatan-selamatan) tertentu dalam memasuki, penerimaan ataupun waktu meniggal, bertambah umur.

6. Apa yang anda ketahui tentang Kesatuan Sosial yang Gemeinschaft, dan apa pula Geselischaft. Berilah contohnya.

1). Gemenschaft = peguyuban (kesatuan kodrat), yaitu kesatuan sosial yang timbul secara kodrat alam (natuur) tidak atas kemauan para anggotanya. Solidaritasnya kuat sekali. Misalnya, masyarakat primitif.

2). Gosellschaft = petembayan, yang terbentuk atas dasar kehendak dan perhitungan-perhitungan manusia sendiri karena persamaan kepentingan tujuannya.

7. Apa yang dimaksud keluarga inti. Siapa saja yang menjadi anggotanya, dan mengapa disebut demikian.

Keluarga inti adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. 8. Apa yang dimaksud dengan keluarga besar, siapa saja anggotanya.

Kelarga besar adalah suatu keluarga meliputi orang-orang yang merasa mempunyai ikatan keturunan darah kelahiran dan telah melampaui satu generasi dari sepasang suami istri. 9. Beri penjelasan Sistem Kekerabatan yang Parental. Tunjukkan contohnya.

Sistem Kekerabatan Parental, yaitu siapa saja orangnya yang meiliki hubungan ikatan keturunan darah kelahiran dengan ibu atau dengan ayah, temasuk anggota keluarga besar ibu dan ayah itu. Di Indonesia, ini terdapat pada golongan orang-orang Aceh, Riau, Melayu, Dayak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Sasak, Toraja, dan golongan lengan Indonesia lainnya di kepulauan sebelah timur.

10. Beri keterangan secukupnya, apa yang dimaksud dengan Sistem kekerabatan yang Unilateral Matrilineal. Tunjukkan contohnya.

Dalam kekeluargaan unilateral orang menjadi anggota itu hanya mereka yang memiliki hubungan ikatan keturunan darah kelahiran dengan pihak ibu saja disebut kekerabatan yang Unilateral Matrilineal. Contohnya, golongan orang Minangkabau.

(32)

ANTROPOLOGI INDONESIA

1. Tunjukkan bukti-buktinya, bahwa dahulu kala kepulauan Indonesia bagian Barat menjadi satu dengan daratan Asia Tenggara, dan bagian Timur menjadi satu dengan Australia. Kalau perlu dengan gambar.

Wilayah Indonesia dihasilkan oleh evolusi dan pemusatan lempeng kontinental Eurasia, lempeng lautan Pasifik, dan lempeng Australia Lautan Hindia (Hamilton, 1979). umumnya disepakati bahwa pengaturan fisiografi kepulauan Indonesia dikuasai oleh daerah paparan kontinen, letak daerah Sundaland di barat, daerah paparan Sahul atau Arafura di timur. Intervensi area meliputi suatu daerah kompleks secara geologi dari busur kepulauan, dan cekungan laut dalam (van Bemmelen, 1949).

Kedua area paparan memberikan beberapa persamaan dari inti-inti kontinen yang stabil ke separuh barat dan timur kepulauan. Area paparan Sunda menunjukkan perkembangan bagian tenggara di bawah permukaan air dari lempeng kontinen Eurasia dan terdiri dari Semenanjung Malaya, hampir seluruh Sumatra, Jawa dan Kalimantan, Laut Jawa dan bagian selatan Laut China Selatan.

Tatanan tektonik Indonesia bagian Barat merupakan bagian dari sistim kepulauan vulkanik akibat interaksi penyusupan Lempeng Hindia- Australia di Selatan Indonesia. Interaksi lempeng yang berupa jalur tumbukan (subduction zone) tersebut memanjang mulai dari kepulauan Tanimbar sebelah barat Sumatera, Jawa sampai ke kepulauan Nusa Tenggara di sebelah Timur. Hasilnya adalah terbentuknya busur gunungapi (magmatic arc).

2. Siapa yang dimaksud dengan Pithecanthropus Erectus. Bagaimana cara hidup mereka. Manusia Indonesia tertua, dan fosil-fosilnya dapat diketemukan di daerah lembah Bengawan Solo, yang oleh para ahli dinamakan Pithecanthropus Erectus. Hidup berburu dan meramu.

3. Ceritakanlah persebaran manusia Austro-Melanesoid di Indonesia.

Manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid yang sebelumnya telah menyebar ke daerah Irian, Australia dan Indonesia lainnya antara lain : Kai, Seram, dan Sulawesi Selatan, juga Flores Barat dan Timor Barat. Persebaran dari manusia Austro-Melanosoid yang makan binatang kerang dengan timbunan sampah dapur (kjokkenmoddinger) ke sebelah barat, misalnya ke Sumatra Utara dan Sumatra Timur, dekat Medan, Langsa, Perak, Aceh, Kedah, Pahang, dan Malaysia.

4. Apa yang anda ketahui tentang abris sous roches.

Bekas-bekas perkampungan yang dahulu sebagai tempat pemukiman orang-orang dengan ciri Austro-Melanosoid, oleh para ahli disebut abris sous roches. Ditemukan misalnya di daerah Teluk McCluer dan Teluk Triton di bagian selatan dari kepala Cendawasih, Irian Jaya, tetapi juga di pulau-pulau disebelah barat Irian seperti Kep. Kai, Pulau Seram, dan Sulawesi Selatan.

(33)

Manusia ciri-ciri Mongoloid juga masuk ke Indonesia, kemungkinan berasal dari Asia Timur, mungkin dari Jepang, dan menyebar ke selatan melalui Riukyu, Taiwan, Filipina, Sangir, masuk ke Sulawesi.

6. Bagaimana proses Hindunisasi di Indonesia pada abad ke 4, khususnya di Jawa Barat dan Kalimantan Timur.

Tanda-tanda tertua dari adanya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia adalah batu-atu bertulisan yang ditemukan di Jawa Barat dekat kota Jakarta sekarang, atau lebih ke pedalaman di daerah Sungai Cisedana dekat kota bogor sekarang; kemudian juga batu-batu bertulisan yang ditemukan di pantai Kalimantan Timur, ialah daerah Muara Kaman, Kutai.

7. Apa yang sebenarmya dimaksud dengan agama Jawa atau Kejawaan itu. Mengapa terjadi demikian, dan berikan contoh pelaksanaanya.

Di daerah-daerah dimana pengaruh kebudayaan Hindu itu kuat dan telah mengembangkan suatu corak tersendiri seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur, agama Islam dirobah menjadi suatu agama yang kita kenal dengan nama agama Jawa.dan persebaran di Jawa ini lakukan oleh penyiar-penyiar yang kemudian di dalam folklore orang Jawa disebut wali. Orang-orang yang menganut ajaran-ajaran dan syariah agama Islam secara taat, disebut dalam bahsa Jawa orang Islam Santri.

8. Gambarkan struktur/ denah kota sebagai pusat pemerintahan penjajahan Belanda di Jawa.

9. Bagaimana pendapat anda, bila dikatakan bahwa keaneka-ragaman kebudayaan di Indonesia itu justru merupakan pendorong untuk bersatu padu.

(34)

10. Bagaimana pendapat anda tentang suku-suku yang tersebar di seluruh Indonesia. Mungkinkah akan menjadi satu suku yang maha besar yaitu suku Indonesia.

Adanya berbagai macam suku di Indonesia dikarenakan latar belakang penyebarannya. Kebudayaan yang berbeda-beda, mungkin bisa terjadi suku Indonesia bila masyarakat dapat bersatu dan rukun.

BAB I

(35)

1. Pengantar

Antropologi budaya sebagai ilmu murni yang hendak di kejar adalah dapat memahami gejala-gejala budaya, menemukan penjelasan mengenai variasi-variasi yand ada dalam pola budaya manusia di berbagai pelosok dunia.

Disamping menjadi ilmu murni, hasil-hasil dari ilmu ini juga hendak diterapkan, yaitu untuk digunakan dalam pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia. Akhir-akhir ini kesungguh-sungguhan untuk mencoba memanfaatkan pengetahuan antropologi untuk memperlancar jalannya program-program yang direncanakan untuk mencapai perubahan kebudayaan semakin besar.

Semua kebudayaan senantiasa mengalami perubahan. Perubahan kebudayaan dapat terjadi secara tidak sengaja seperti dalam hal suatu kelompok orang tertimpa bencana alam, misalnya meletusnya gunung berapi atau banjir, sehingga mereka terpaksa pindah dan dengan cara demikian mengubah banyak dari kebiasaan hidup mereka. Ada pula perubahan yang disengaja, tidak secara alami. Perubahan kebudayaan yang disengaja inilah yang direncanakan oleh antropologi, sehingga dinamakan antropologi terapan. Antropologi yang diterapkan tergantung pada pengetahuan seorang ahli antropologi mengenai hukum-hukum yang menguasai aneka ragam kebudayaan dan perubahan kebudayaan.

2. Penerimaan Antropologi yang Diterapkan

Di masa kini, hanya sedikit ahli antropologi yang melakukan kegiatan antropologi terapan. Beberapa penyebabnya, diantara lain:

1. Badan-badan internasional dan lembaga-lembaga pemerintah sering tidak merasa kebutuhan untuk berkonsultasi dengan mempekerjakan ahli antropologi.

2. Keengganan para ahli antropologi untuk turut dalam perubahan yang direncanakan. 3. Banyak ahli antropologi yang menolak untuk melaksanakan kegiatan antropologi

terapan karena merasa maksud para ahli antropologi yang berniat baik, untuk mencampuri kehidupan orang lain tidak dapat dibenarkan.

3. Etika dalam Antropologi Terapan

Masalah etika dalam antropologi terapan merupakan hal yang rumit dan menjadi bahan perdebatan ramai. Tahun 1946, Perkumpulan Antropologi Terapan membentuk suatu panitia mengenai soal-soal etika untuk menyusun kode tertentu yang akan menjadi pedoman bagi para ahli antropologi yang hendak menerapkan antropologi. Menghasilkan revisi, versi terakhir kode mereka disahkan oleh Perkumpulan pada tahun 1948

(36)

4. PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI TERAPAN

Pada awalnya,penerapan antropologi digunakan pejabat-pejabat dari beberapa negara besar di Eropa dalam pemerintahan kolonial masa itu. Namun sayangnya,pengetahuan yang mereka miliki terlalu sering digunakan untuk menekan kebutuhan dan keinginan dari penduduk bersangkutan,sehingga antropologi terapan memulai karirnya dalam cara yang sangat meragukan.

5. MENENTUKAN KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN UMUM DARI

PERUBAHAN

BERENCANA

Persoalan pertama yang dihadapi oleh antropolog terapan adalah memutuskan apakah suatu perubahan yang direncanakan akan bermanfaat bagi penduduk yang hendak dicapai. Karena sesungguhnya program perubahan berencana memang dapat membuahkan kebaikan-kebaikan dalam jangka pendek,namun perlu dipikirkan secara mendalam mengenai akibat-akibat dalam jangka panjang. Para antropolog juga dituntut untuk memperkirakan seluruh akibat yg mungkin timbul sebagai hasil dari salah satu program yang diusulkan itu.

Dalam suatu waktu,jika suatu perubahan kebudayaan yang diusulkan dalam jangka panjang jelas-jelas akan menghasilkan akibat yang parah, mereka menasehatkan agar program itu tidak dilaksanakan.

Untuk dapat menemukan manfaat secara menyeluruh dari perubahan terencana,.maka penting sekali untuk memahami segi yang paling mendasar dari kebudayaan masyarakat yang akan dipengaruhi. Biasanya kota-kota lah yang pertama memperlihatkan akibat perubahan,karena lapisan sosial yang lebih tinggi lebih dahulu menerima teknologi baru serta gagasan-gagasan baru. Contohnya kebiasaan makanan yang sering menjadi memburuk sebagai akibat sampingan yang umumnya terjadi akibat perubahan berencana.

6. Kesulitan-Kesulitan dalam Menyelenggarakan Perubahan Terencana

Sebelum suatu usaha ke arah perkenalan unsur-unsur baru dapat dilaksanakan, para pelaksana perubahan harus mempertimbangkan lebih dahulu apakah penduduk yang menjadi sasaran, sadar akan manfaat perubahan yang diusulkan. Di banyak daerah di mana terdapat persoalan kesehatan yang cuckup mengkhawatirkan, penduduk sasaran sering tidak menyadari masalah yang mereka hadapi. Dan tidak adanya kesadaran tersebut dapat merupakan penghalang besar dalam usaha memecahkan persoalan.

(37)

Meskipun penduduk sasaran sadar akan kemungkinan manfaat yang diakibatkan oleh perubahan yang diusulkan, namun tidak selalu mudah untuk mengajak mereka menerima sesuatu unsur baru atau inovasi ataupun mengubah cara-cara mereka yang lama.

Penolakan masyarakat terhadap perubahan-perubahan kebudayaan itu, sering kali didasarkan pada faktor-faktor yang oleh para pelaksana proyek itu jarang sekali diperhitungkan. Faltor-faktor demikian secara kasar dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu halangan budaya, halangan sosial dan halangan di bidang psikologi.

Halangan budaya berkaitan dengan perilaku, sikap dan kepercayaan yang dimiliki bersama dalam masyarakat, yang cenderung menjadi halangan terhadap penerimaan suatu hal baru. Unsur-unsur kepercayaan juga dapat menghalangi penerimaan perubahan rencana. Halangan-halangan sosial terhadap perubahan terncana mungkin timbul bila pola-pola tradisional mengenai hubungan antar individu atau pranata-pranata sosial tradisinal bertetangga dengan inovasi hendak diterapkan itu.

Suatu masalah yang besar yang dihadapi seorang yang memperkenalkan hal-hal baru ialah, perlu adanya suatu program lanjutan yang efektif untuk setiap proyek yang dimulainya.

8. Masalah Etnosentrisme

Sering kali, para antropolog tidak peka terhadap perbedaan kebudayaan. Dalam artian mereka masih menggunakan tradisi-tradisi atau kebiasaan-kebiasaan tempat asal mereka di negara sasaran program perubahan, tanpa memikirkan apakah tradisi-tradisi mereka itu dapat diterima di negara bersangkutan.

9. BAHAYA DARI PEMBAHARUAN SEMU

Salah satu hal yang harus diwaspadai oleh para pelaku pembaruan adalah memperkenalkan pembaruan palsu, yaitu suatu proses perubahan yang seolah-olah meningkatkan mutu hidup penduduk, tetapi dalam kenyataannya tidak membawa perbaikan.

10. Menemukan dan Mempergunakan Saluran Pengaruh Setempat

Dalam merencanakan proyek yang meliputi perkenalan unsur-unsur kebudayaan baru, administrator proyek itu harus berusaha untuk mengetahui jaringan-jaringan pengaruh yang umumnya terdapat pada rakyat yang akan jadi sasaran proyeknya. Sangat penting untuk mengetahui jaringan pengaruh semacam itu, agar dapat menentukan dengan cara bagaimana program perubahan itu diperkenalkan di deerah tersebut. Selain dari itu berguna pula untuk mengetahui pada saat mana dan dalam keadaan bagaimana suatu saluran akan lebih berhasil untuk menyebarkan informasi tertentu

BAB II

(38)

1. Kesatuan Sosial Dalam Etnografi

Seorang ahli antropologi Amerika, R. Naroll, pernah menyusun suatu daftar prinsip-prinsip yang biasanya dipergunakan oleh para ahli antropologi untuk menentukan batas-batas dari masyarakat bagian suku-bangsa yang menjadi pokok dan lokasi yang nyata dari deskripsi etnografi mereka. Dengan beberapa modifikasi oleh J.A Clifton dalam buku penjelasannya, Introduction to Cultural Antropology (1968 : Hlm. 15), maka daftar itu menjadi sepeti apa yang tercantum di bawah ini.

1. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu dengan yang lain merata tinggi.

2. Kesatuan masayrakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa.

3. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi

4. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri.

5. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi yang merupakan kesatuan daerah fisik.

6. Kesatuan masyarakat yang dibatasi olrh garis batas suatu daerah politikal-administratif.

7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejara yang sama.

8. Kesatuan masyarakat yang dibatasi satu desa atau lebih 9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.

2. Kerangka Etnografi

Bahan mengenai kesatuan kebudayaan suku-bangsa di suatu komunitas di suatu daerah geografi ekologi, atau di suatu wilayah administratif tertentu yang menjadi pokok deskripsi sebuah buku etnografi, biasanya dibagi ke dalam bab-bab tentang unsur-unsur kebudayaan menurut suatu tata urut yang sudah baku. Susunan tata-urut itu kita sebut saja “Kerangka Etnografi”.

3. Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi

(39)

(tropikal, mediteran, iklim sedang, iklim kutub), sifat daerahnya (pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, jenis kepulauan, derah rawa, hutan tropikal, saban, stepa, gurun dan sebagainya), suhunya dan curah hujannya. Etnografi juga harus dilengkapi dengan demografi, yaitu data mengenal jumlah penduduk, yang diperinci dalam jumlah wanita dan jumlah pria, dan sedapat mungkin juga menurut tingkat-tingkat umur dengan interval lima tahun, data mengenai laju kelahiran dan laju kematian, serta data mengenai orang yang pindah keluar masuk desa.

4. Asal Mula dan Sejarah Suku Bangsa

Dalam usaha ini seorang ahli antropologi perlu bantuan dari para ahli sejarah atau ahli-ahli ilmu bantu pada ilmu sejarah lainnya. Keterangan mengenai asal mula suku-bangsa yang bersngkutan biasanya yang harus dicari dengan mempergunakan tulisan para ahli prahistori yang pernah melakukan penggalian dan analisa benda-benda kebudayaan prehistori yang mereka temukan di daerah sekitar lokasi penelitian ahli antropologi.

5. Bahasa

Pengarang etnografi harus berusaha mengumpulkn data tentang ciri-ciri menonjol dari bahasa suku-bangsa itu, luas batas penyebarannya, variasi geografi, dan variasi menurut lapisan sosialnya.

Ciri

Referensi

Dokumen terkait

Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilakukan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan ini

Dilihat dari pendekatan ( approach ), pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial adalah bersifat disipliner sesuai dengan kehidupan yang menjadi obyek studi berdasrkan bidang

Integrasi bermaksud satu proses mewujudkan satu identiti nasional dalam kalangan kumpulan yang terpisah dari segi kebudayaan, sosial dan lokasi dalam sesebuah unit

Istilah sistem sering digunakan untuk menunjukan metode atau cara dari suatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain dan menjadi satu

Pada setiap upacara adat terdapat unsur bau-bauan yang digunakan baik itu sebagai unsur pelengkap ataupun sudah menjadi suatu kebiasaan atau tradisi, seperti

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur- unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai

Filsafat kebudayaan dalam meninjau suatu kebudayaan berdasarkan unsur-unsur yang terdapat dalam suatu kebudayaan seperti nilai, simbol dan tahapan perkembangan