BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa defenisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Mata pelajaran biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup mulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, bioma, hewan, tumbuhan, protista serta gejala-gejala yang terjadi di bumi baik gejala benda maupun gejal peristiwa (Keliat, 2006). Dengan mempelajari biologi, kita semakin dekat menuju pemahaman mengenai seluk beluk makhluk hidup tersebut. Mata pelajaran biologi saat ini kurang disukai oleh siswa karena dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan banyak menghapal terutama menghapal istilah yang menggunakan bahasa latin, hal ini terlihat dari observasi di MA USB Karimun ketika ingin dilakukan pemilihan jurusan untuk siswa kelas X yang naik ke kelas XI dijumpai siswa yang memilih jurusan IPS karena tidak ingin bertemu dengan pelajaran biologi meskipun waktu kecil mereka bercita-cita ingin menjadi sarjana pertanian, bidan bahkan dokter.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya permasalahan dalam pendidikan IPA khususnya biologi terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran. Cara guru menyampaikan materi pelajaran merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika materi pelajaran disajikan secara menarik besar kemungkinan motivasi dan keaktifan siswa akan semakin meningkat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Meningkatnya motivasi tersebut juga akan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini disesuaikan dengan pendapat Arikunto dalam Abdullah dan Rery, 2003 yang mengatakan bahwa materi pelajaran akan terserap dengan baik oleh siswa apabila ia memiliki perhatian terhadap pelajaran tersebut.
Guru sebagai fasilitator dan kreator dalam pembelajaran harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Suasana pembelajaran yang kreatif dapat diartikan guru harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Inovatif berarti guru dapat memunculkan ide-ide baru dalam pembelajaran, menyenangkan berarti guru dapat membuat suasana pembelajaran menjadi tidak monoton dan membuat siswa termotivasi untuk belajar.
Keberhasilan siswa dalam pendidikan dapat ditunjukkan dari nilai prestasi belajar mereka di sekolah. Dengan motivasi yang dimilikinya yang akan menimbulkan perhatian siswa terhadap pelajaran, maka siswa akan mencapai prestasi belajar yang optimal.
Menurut Nasrun Harahap yang dikutip oleh Saiful Bahri Djamarah dalam Khodijah, 2011 bahwa prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan belajar serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Dalyono dalam Khodijah, 2011 menambahkan prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : faktor internal ( faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti intelegensia, minat, bakat, motivasi dan gaya belajar) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti : lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga).
Motivasi merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa. Tanpa adanya motivasi maka tidak ada jualah keinginan atau dorongan untuk melakukan sesuatu, karena dengan adanya motivasi yang tinggi dalam belajar inilah siswa akan mencapai hasil belajar yang
optimal. Pentingnya peranan motivasi dalam belajar menurut Hamzah B. Uno dalam Khodijah, 2011 yaitu menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai dan menentukan ketekunan belajar.
Melihat fenomena yang terjadi di MA USB Karimun terkait dengan kurangnya siswa yang memiliki semangat dan dorongan untuk belajar terutama pada mata pelajaran biologi yang mengakibatkan prestasi dalam mata pelajaran biologi juga rendah, karena apabila siswa tersebut memiliki motivasi yang tinggi dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka. Semakin tinggi motivasi belajar mereka maka semakin baik pula prestasi belajar yang akan mereka peroleh.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi siswa MA USB Karimun Tahun Pelajaran 2012 – 2013 ”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi siswa MA USB Karimun Tahun Pelajaran 2012 – 2013 ?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi siswa MA USB Karimun Tahun Pelajaran 2012 – 2013.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI MA USB Karimun
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: A. Bagi Siswa
Memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang dimilikinya. B. Bagi Guru
a. Memberikan informasi tentang motivasi belajar guna meningkatkan prestasi belajar siswa MA USB Karimun.
b. mendorong para guru untuk selalu memotivasi siswa di Kabupaten Karimun umumnya dan MA USB Karimun khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar mereka.