Pengangkatan Anak Dalam Lingkungan Hukum Adat Minangkabau, Tinjauan
Atas Beberapa Penetapan Hakim Pengadilan Negeri Lubukbasung
Edison
Program Magister Kenotariatan Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Pengangkatan anak atau Adopsi sudah dikenal dalam budaya masyarakat Indonesia. Pengangkatan anak sekarang tidak hanya untuk memenuhi keinginan akan kehadiran anak dalam rumah tangga yang belum mempunyai anak, tetapi tidak jarang karena faktor sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Dalam kajian Adat Minangkabau, ternyata tidak ditemui adanya lembaga pengangkatan anak. Dari sisi lain ternyata cukup banyak masyarakat suku Minangkabau yang melakukan pengangkatan anak melalui penetapan Pengadilan Negeri. Gejala ini perlu diteliti untuk mengetahui apa yang mendorong masyarakat suku Minangkabau melakukan hal tersebut.
Dalam penelitian yang bersifat Diskriptif Analitis ini digunakan pendekatan Yuridis Normatif, yang menggambarkan gejala dan fakta sehubungan dengan dasar-dasar serta pertimbangan-pertimbangan yang melandasi penetapan pengangkatan anak di Pengadilan Negeri, melalui pengkajian dan analisis terhadap peraturan-peraturan yang berkaitan dengan proses pengangkatan anak. Penelitian dilakukan di wilayah hukum Pengadilan Negeri Lubukbasung, populasi adalah masyarakat suku Minangkabau daerah tersebut yang telah memperoleh penetapan pengangkatan anak. Sampel diambil secara Purposive Sampling dari populasi.
Pengangkatan anak oleh sebahagian masyarakat suku Minangkabau dilandasi keinginan untuk memelihara anak dari perkawinannya yang belum/tidak mempunyai anak kandung, atau karena kasihan dan ingin membantu meringankan beban famili yang berekonomi lemah agar anak tersebut dapat memperoleh pendidikan yang lebih baik dan terjamin nantinya di masa depan dan juga untuk teman yang akan menjaga dan merawatnya dihari tua nanti, serta sebagai pemancing kelahiran anak kandung orang tua angkat. Meskipun tidak dikenal lembaga pengangkatan anak dalam Hukum Adat Minangkabau, tetapi hal tersebut tidak dilarang, sejalan dengan Hukum Islam yang dianut oleh hampir 100 % masyarakat Minangkabau.
Disarankan kepada Hakim yang menetapkan pengangkatan anak agar pengangkatan anak lebih memperhatikan kesejahteraan anak angkat tersebut setelah berada dalam pemeliharaan dan penguasaan orang tua angkat diatas kepentingan-kepentingan lainnya, menghindarkan penetapan pengangkatan anak untuk penambah tunjangan gaji semata, menilai kemampuan calon orang tua angkat dengan secermatnya sehingga pengangkatan anak benar-benar sesuai dengan maksud dan tujuan peraturan perundang-undangan tentang pengangkatan anak.
Kata Kunci : - Pengangkatan anak
- Hukum Adat Minangkabau - Penetapan Hakim Pengadilan