• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Metode Kanguru terhadap Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan DI Rumah Bersalin Khadijah Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektivitas Metode Kanguru terhadap Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan DI Rumah Bersalin Khadijah Medan"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS METODE KANGURU TERHADAP KECUKUPAN ASI PADA BAYI CUKUP BULAN DI RB KHADIJAH MEDAN

TAHUN 2010

FENNY FERNANDO 095102034

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Fenny Fernando

Efektivitas Metode Kanguru terhadap Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan DI Rumah Bersalin Khadijah Medan

ix + 39 hal + 4 tabel + 2 skema + 9 lampiran Abstrak

Pengalaman ibu menyusui yang dikelola dengan baik, maka ibu dapat menyusui lebih berhasil, jika mereka lebih banyak kontak dengan bayi mereka. Menyusui merangsang produksi proklaktin sehingga akan meningkatkan volume dan merangsang reflek pengeluaran ASI. Kontak yang paling dekat terjadi ketika ibu menggunakan metode kanguru (kulit ke kulit). Penelitian yang dilakukan oleh Shiau (1996) yang berpijak pada filosofi kanguru dalam melindungi anaknya. Seperti yang kita ketahui, kanguru memasukkan anaknya pada kantung yang kontak langsung dengan tubuh si ibu, setelah dilakukan penelitian ternyata cara ini mampu menekan kematian bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan rancangan post test only. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang pada kelompok intervensi dan 30 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Khadijah Medan. Analisa data digunakan uji t-independent. Dari hasil uji statistic t-independent dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari frekuensi BAK pada kelompok intrvensi dan kelompok kontrol ( P = 0.023 ). ada perbedaan yang signifikan dari frekuensi BAB pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (P = 0.040 ). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa metode kanguru efektif terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan, sehingga bidan dapat menerapkan metode kanguru sebagai intervensi dalam memberikan asuhan ibu post partum.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “Efektivitas Metode Kanguru terhadap Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan di Rumah Bersalin Khadijah Medan Tahun 2010”

Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenakanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. dr.Dedi Ardinata, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keperwatan USU

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK., selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperwatan USU.

3. Nur Asnah Sitohang, SKep, Ns. M.Kep., selaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah yang memberikan arahan dan bimbingan

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperwatan USU.

5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(4)

7. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan. Semoga mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, juni 2010

Peneliti,

(5)

DAFTAR ISI

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian 1. Praktik Kebidanan ... 6

2. Penelitian Kebidanan ... 6

(6)

B. METODE KANGURU

1. Defenisi Metode Kanguru ... 14

2. Manfaat Teknik Kanguru ... 15

3. Persiapan Yang Diperlukan ... 15

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Kanguru ... 17

5. Lama dan Durasi ... 18

6. Pelaksanaan Metode Kanguru ... 18

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konseptual ... 19

B. Hipotesis ... 20

C. Defenisi Operasional ... 20

BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 22

(7)

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 37 B. Saran ... 38

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi responden berrdasarkan karakteristik data demografi ibu nifas

setelah dilakukan metode kanguru pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol di Rumah Bersalin Khadijah Medan……… 30

Tabel 5.2 Distribusi kecukupan ASI pada bayi cukup bulan setelah metode kanguru pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Rumah Bersalin Khadijah Medan ... 31

Tabel 5.3 Pengaruh metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan sesudah dilakukan metode kanguru pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Rumah Bersalin Khadijah Medan ... 32

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Prosedur Pelaksanaan Metode Kanguru Lampiran 4 : Lembar Protap Penelitian

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 : Master Data Penelitian

Lampiran 7 : Hasil Out Put Data Penelitian

(11)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Fenny Fernando

Efektivitas Metode Kanguru terhadap Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan DI Rumah Bersalin Khadijah Medan

ix + 39 hal + 4 tabel + 2 skema + 9 lampiran Abstrak

Pengalaman ibu menyusui yang dikelola dengan baik, maka ibu dapat menyusui lebih berhasil, jika mereka lebih banyak kontak dengan bayi mereka. Menyusui merangsang produksi proklaktin sehingga akan meningkatkan volume dan merangsang reflek pengeluaran ASI. Kontak yang paling dekat terjadi ketika ibu menggunakan metode kanguru (kulit ke kulit). Penelitian yang dilakukan oleh Shiau (1996) yang berpijak pada filosofi kanguru dalam melindungi anaknya. Seperti yang kita ketahui, kanguru memasukkan anaknya pada kantung yang kontak langsung dengan tubuh si ibu, setelah dilakukan penelitian ternyata cara ini mampu menekan kematian bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan rancangan post test only. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang pada kelompok intervensi dan 30 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Khadijah Medan. Analisa data digunakan uji t-independent. Dari hasil uji statistic t-independent dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari frekuensi BAK pada kelompok intrvensi dan kelompok kontrol ( P = 0.023 ). ada perbedaan yang signifikan dari frekuensi BAB pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (P = 0.040 ). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa metode kanguru efektif terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan, sehingga bidan dapat menerapkan metode kanguru sebagai intervensi dalam memberikan asuhan ibu post partum.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi yang berusia 0-28 hari merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan yang baik dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini (Ambarwati., Wulandari. 2009. hlm.2)

Kontak fisik antara ibu dan bayinya melalui aktifitas menyusui mengurangi stress. Bila bayi yang baru lahir dipisahkan dengan ibunya, maka hormon stres akan meningkat sampai 50%. Peningkatan hormon stres akan menyebabkan turunya system kekebalan atau daya tahan tubuh bayi. Sementara itu, jika dilakukan kontak kulit ibu dan bayi, maka hormon sters akan kembali turun, sehingga bayi menjadi lebih tenang, tidak stres, serta pernapasan dan detak jantungnya lebih stabil (Prasetyono, 2006, hlm.30)

(13)

tidak saja akan mempermudah menyusui tetapi juga akan menurunkan 22% angka kematian bayi di bawah 28 hari.

Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 900/ MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan menyebutkan bahwa semua bidan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya para ibu hamil, melahirkan, dan menyusui, senantiasa berupaya memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI ekslusif sejak pemeriksaan kehamilan (Prasetyono, 2009, hlm.23).

Pengalaman ibu menyusui yang dikelola dengan baik, maka ibu dapat menyusui lebih berhasil, jika mereka lebih banyak kontak dengan bayi mereka. Menyusui merangsang produksi proklaktin sehingga akan meningkatkan volume dan merangsang reflek pengeluaran ASI. Kontak yang paling dekat terjadi ketika ibu menggunakan metode kanguru (kulit ke kulit). Penelitian yang dilakukan oleh Shiau (1996) yang berpijak pada filosofi kanguru dalam melindungi anaknya. Seperti yang kita ketahui, kanguru memasukkan anaknya pada kantung yang kontak langsung dengan tubuh si ibu, setelah dilakukan penelitian ternyata cara ini mampu menekan kematian bayi ( Shiau, Hwang, 1996. conclusion section, ¶ 1, diperoleh tanggal 15 september 2009).

(14)

teknik kanguru menunjukkan keuntungan untuk bayi dan orang tua, bayi tidak mengalami apnea dan bradikardi, mengatur suhu tubuh, meningkatkan berat badan dan efektif untuk menyusui (Larimer, K, (1999), ¶ 4, http://www.prematurity.org.

Studi multi center dengan randomized control trial dilakukan selama setahun pada institusi kesehatan level tiga dan RS pendidikan di Addis Ababa (Ethiopia), Yogyakarta (Indonesia) dan Merida (Meksiko). Tujuan studi ini adalah menilai kelayakan, penerimaan, efektivitas dan analisa biaya metode kangguru dibandingkan cara konvensional (ruang hangat dan inkubator). Kejadian hipotermi pada metode kanguru secara bermakna lebih rendah dibandingkan dengan cara konvensional. Selain itu pada kelompok metode kanguru menunjukkan pemberian ASI dan pertambahan berat badan lebih baik, serta rawat inap di RS lebih pendek dibandingkan kelompok konvensional. Metode kanguru terbukti layak dilakukan dan lebih hemat dari segi perawatan alat dibanding cara konvensional (PERINASIA, 2003, hlm.3)

diperoleh tanggal 15 september 2009).

(15)

sering. Hampir semua ibu memperoleh dukungan keluarga sewaktu memperaktekkan metode kanguru. Dari hasil studi ini, diperoleh simpulan bahwa metode kanguru layak diterapkan dan umumnya diterima oleh wanita pedesaan untuk merawat bayi secara mudah dan murah. Indonesia sangat pluralistik disarankan untuk melakukan studi serupa agar mengenal istilah lokal dan kebiasaan yang telah ada dimasyrakat untuk membantu sosialisasi metode kanguru dikemudian hari (Suradi, dkk, 1998, dalam PERNASIA, 2003, hal 4)

Survei pendahuluan peneliti pada tanggal 19 oktober 2009 di Rumah Bersalin Khadijah Medan yang dilakukan wawancara pada 2 orang pegawai RB khadijah mengatakan bahwa belum pernah melakukan metode kanguru karena malas dan tidak mengetahui prosedur melakukan metode kanguru.

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Efektifitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan di RB Khadijah Medan.

B. Perumusan Masalah

(16)

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi efektivitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan di RB Khadhijah Medan tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Mengidentifikasi karakteristik responden

b. Mengidentifikasi kecukupan ASI yang dinilai dari frekuensi BAK pada bayi cukup bulan setelah dilakukan metode kanguru pada kelompok intervensi c. Mengindentifikasi kecukupan ASI yang dinilai dari frekuensi BAB pada bayi

cukup bulan setelah dilakukan metode kanguru pada kelompok intervensi d. Mengindentifikasi kecukupan ASI yang dinilai dari frekuensi BAK pada bayi

cukup bulan pada kelompok kontrol

e. Mengindentifikasi kecukupan ASI yang dinilai dari frekuensi BAB pada bayi cukup bulan pada kelompok kontrol

(17)

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Praktik Kebidanan

Hasil penelitian ini merupakan fakta teruji yang dapat dijadikan masukan bagi praktik kebidanan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun lingkup praktik kebidanan. Teknik kangguru dengan kontak kulit langsung antara ibu dan bayi dapat dijadikan sebagai satu intervensi kebidanan.

2. Penelitian Kebidanan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI

1. Defenisi ASI

Air susu ibu (ASI) adalah suatu lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati., Wulandari. 2009. hlm 24).

2. Manfaat ASI

Manfaat ASI adalah : (1) ASI dapat melindungi bayi dari penyakit diare, infeksi telinga, infeksi kandung kemih, diabetes, infeksi paru-paru, dan kegemukan; (2) ASI bisa mencegah terjadinya infeksi pada bayi, serta mendukung perkembangan sistem pertahanan tubuhnya; (3) Bayi yang memperoleh ASI ekslusif selama lebih dari 3 bulan memiliki IQ lebih tinggi di bandingkan dengan bayi yang diberi susu formula; (4) Menyusui bayi dapat melindungi ibu dari kanker ovarium dan payudara, serta peretakan pinggul; (5) Menyusui bayi bisa mengurangi lemak yang menumpuk dalam tubuh ibu saat hamil (Pprasetyono, 2009, hlm.89).

3. Struktur Payudara

(19)

melebar menjadi tempat penyimpanan susu, yang bermuara pada puting payudara. Adapun sel otot mengelilingi alveoli. Para ibu perlu mengetahui beberapa hal yang terkait dengan penyusuan. Beragam hal tersebut adalah sebagai berikut: (1) Ukuran payudara tidaklah penting bagi bayi, sebab seorang ibu dapat menyusui bayinya walaupun payudaranya kecil; (2) Sesungguhnya, 97% ibu mampu menyusui bayinya meskipun puting panyudaranya rata atau masuk kedalam; (3) Banyak wanita yang telah mengalami bedah payudara, tetapi bisa menyusui meskipun ada juga yang tidak dapat menyusui bayinya (Prasetyono, 2009, hlm.90).

4. Fisiologi Pengeluaran ASI.

Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat, tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah proklaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi makin lancar. Dua reflek pada ibu dalam proses laktasi, reflek proklaktin dan reflek aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh isapan bayi.

a. Reflex Proklaktin

(20)

memproduksi ASI. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya bayi mengisap (Ambarawati., Wulandari. 2009. hlm. 10)

b. Reflex Aliran (let down reflex)

Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise

posterior mengeluarkan hormon oksitosin. Setelah oksitosin dilepas ke dalam

darah akan mengacu otot-otot polos yang mengelililngi alveoli dan duktus berkontraksi sehingga memeras ASI dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju puting susu (Ambarawati., Wulandari. 2009. hlm. 10)

5. Volume Produksi ASI

Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai mengahsilkan ASI. Kondisi normal, pada hari pertama dan kedua sejak bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100 ml sehari. Jumlahnya pun meningkat hingga 500 ml pada minggu kedua. Produksi ASI semakin efektif dan terus-menerus meningakat pada 10-14 hari setelah melahirkan. Kondisi tersebut berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Bayi yang sehat mengkonsumsi 700-800 ml ASI setiap hari. Setelah memasuki masa 6 bulan volume pengeluaran air susu mulai menurun. Sejak saat itu, kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI, dan harus mendaptkan makanan tambahan (Prastyono, 2009, hal.102).

(21)

gelisah secara berlebihan. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap volume ASI pada minggu pertama menyusui bayi ( Deddy Muchtadi , dalam Prasetyono, 2009, hlm. 103).

Jumlah air susu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500-700 ml setiap hari selama 6 bulan pertama, 400-600 ml pada bulan kedua, serta 300-500 ml pada tahun kedua kehidupan bayi. Kekurangan gizi dikarenakan cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh ibu pada masa kehamilan tidak mencukupi kebutuhan yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sumber energi selama menyusui. Meskipun begitu, peningkatan konsumsi makanan pada ibu hamil belum tentu meningkatkan produksi air susunya. Sebenarnya, gizi dalam makanan yang dikonsumsi oleh ibu itulah yang menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap volume produksi ASI. (Prasetyo Dwi Sunar, 2009)

6. Kualitas dan Kuantitas ASI

Pada dasarnya, kebutuhan bayi terhadap ASI dan produksi ASI sangat bervariasi. Oleh karena itu, ibu sulit memprediksi tercukupi kebutuhan ASI pada bayi. Terkait hal ini, ibu perlu memperhatikan tanda-tanda kelaparan atau kepuasan yang ditunjukkan oleh bayi, serta pertambahan berat badan bayi sebagai indikator kecukupan bayi terhadap ASI. Di bawah ini hal-hal yang berhubungan dengan kualitas dan kuntitas ASI (Prasetyono, 2009, hlm.104).

a. Makanan dan Gizi Ibu Saat Menyusui

(22)

Ibu yang menyusui membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari agar bisa menyusui bayinya dengan sukses. 300 kalori yang dibutuhkan oleh bayi bearsal dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, ibu yang menyusui tidak perlu makan berlebihan, tetapi cukup menjaga keseimbangan konsumsi gizi. b. Kondisi Psikis

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, misalnya kegelisahan, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketenangan emosional. Semuanya itu bisa membuat ibu tidak berhasil menyusui. Jika ibu mengalami gangguan emosi, maka kondisi itu bisa menganggu proses let down reflek yang berakibat ASI tidak keluar, sehingga bayi tidak mendapatkan ASI dalam jumlah yang cukup, dan ia pun akan terus-menerus menagis. Tangisan bayi membuat ibu menjadi gelisah dan menganggu proses let down reflek. Semakin tertekan perasaan ibu karena tangisan bayi, semakin sedikit air susu yang dikeluarkan. c. Pengaruh Persalinan dan Klinik Bersalin

(23)

d. Pil Kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi, sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak volume ASI. Berdasrkan hal ini WHO merekombinasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi (Arifin, 2004)

7. Teknik-Teknik Menyusui

Banyak cara untuk mengatur posisi dan menggendong bayi serta memegang payudara agar bayi mudah menyusu. Bisa dicoba berbagai cara yang nyaman untuk anda berdua setelah bayi lahir. Langkah-langkah menyusui adalah: (1) Arahkkan puting Anda ke hidung bayi; (2) Usapkan bagian bawah aerola ke bibir bawah bayi, jaga puting agar tetap berada di atas bibir atasnya; (3) Ketika bibir bawah bayi melalui payudara, mulutnya terbuka lebar dan lidahnya menjulur , segera dekatkan; (4) Tahan posisi hingga 8-10 hisapan, kemudian lepaskan tangan Anda dari payudara ( Roesli, Utami. 2006)

8. Tanda Bayi Cukup ASI

(24)

dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI; (9) Bayi bertambah berat badanya (Ambarwati., Wulandari. 2009, hlm. 29)

Tanda kecukupan ASI menurut Utami. (2007) adalah : (1) Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali dalam sehari; (2) Terutama bagi bayi yang berusia <6 minggu, frekuensi buang air besar (BAB) paling tidak 2-5 kali sehari. Hal ini tidak berlaku bagi bayi yang berusia >6 minggu; (3) Pertumbuhan berat badan bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan; (4) Perkembangan motorik yang baik. Bayi aktif, motoriknya sesuai dengan rentang usia.

9. Tanda ASI kurang

a. Tanda – tanda yang mungkin saja ASI benar-benar kurang antar lain :

Tanda – tanda yang mungkin saja ASI benar-benar kurang adalah ; (1) Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering sekali menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi terkadang bayi lebih cepat menyusu. Diduga produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu; (2) Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu; (3) Tinja bayi keras, keringat atau bewarna hijau; (4) Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak datang pasca lahir (Ambarwati., Wulandari. 2009, hlm. 29).

b. Tanda ASI Benar – Benar Kurang, antara lain:

(25)

minggu belum kembali; (3) Ngompol rata- rata kurang 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning(Ambarwati., Wulandari. 2009, hlm.29).

B. Metode Kangguru

1. Defenisi Metode Kanguru

Metode kanguru adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI ekslusif ( UKK Perinatologi IDAI. 1999, hlm 108).

Pada awalnya bayi yang memenuhi syarat untuk perawatan kanguru adalah bayi preterm, dengan berat lahir kurang dari 1500 gram, dan bisa bernapas sendiri. Selama

awal tahun 1990-an, konsep ini dianjurkan di Amerika Utara untuk bayi premature di NICu dan kemudian untuk bayi aterm (cukup umur) (Bergman, 2005, ¶1,

(26)

kanguru dan 6% pada kelompok kontrol (WHO, 2003, ¶ 2, http//:en.Wikipedia.org/wiki/kangaroo_core

2. Manfaat Teknik Kangguru

diperoleh tanggal 20 september 2009 ).

Manfaat tidak saja untuk bayi, tetapi juga untuk bayi ibu, keluarga, dan institusi dimana MK ini diterapkan. Adapun manfaat metode kanguru adalah sebagai berikut : (PERINASIA, 2003, hlm.3)

a. Bayi

Manfaat metode kanguru pada bayi adalah: (1) Suhu tubuh stabil (36.5-37 oC); (2) Detak jantung relatif stabil sekitar 140-160/ menit, fluktuasi

5-10 kali. (3) Tidur lebih lelap; (4) Kenaikan berat badan lebih cepat; (5) Lebih jarang timbul infeksi yang serius; (6) Lebih jarang apnu; (7) Bayi lebih diperlakukan manusiawi selama dalam perawatan intensif (humazing neonatal care).

b. Ibu

Manfaat metode kanguru pada ibu adalah: (1) Berkurangnya stess; (2) Merasa lebih percaya diri; mampu merawat bayi kecil; (3) Merasa diberdayakan dalam perawatan bayinya; (4) Terjalinya ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi (bonding); (5) Menigkatnya pemberian ASI.

3. Persiapan yang Diperlukan a. Ibu dan Bayi

(27)

mau melakukan perawatan metode kanguru. Untuk itu ibu harus tinggal di institusi tempat bayinya berada. Apabila ibu tidak dapat untuk mengendong bayinya, bisa digantikan sementara kepada anggota keluaraga yang lain (suami, nenek, atau bibi). Dari penelitian yang dilakukan oleh Ludington Hoe (dalam PERINASIA, 2003, hlm.5) ternyata bapak juga mampu memberikan kehangatan pada bayinya pada saat digendong dengan posisi kanguru. Tidak ada pakaian khusus yang diperlukan ibu untuk metode kanguru ini. Hanya ibu harus mengenakan baju yang terbuka didepan. Untuk bayinya hanya popok dan penutup kepala (topi bayi). Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu, di luar baju itu bisa diikat dengan kain panjang. Bisa juga dibuatkan kantongan berbentuk segiempat dari kain yang elastis yang penting ikatan atau kain yang dipergunakan tidak menekan perut bayi, supaya bayi dapat tetap bernafas dengan pernafasan perut. b. Tempat

Metode kanguru dapat dilakukan pada tempat pelayanan persalinan ditingkat yang paling bawah (Rumah Bersalin, Polindes, Puskesmas) (PERINASIA, 2003, hlm.5).

c. Dukungan Lingkungan

(28)

sepanjang hal ini tidak melanggar adat kebiasaan masyarakat setempat (PERINASIA, 2003, hlm.5).

4. Langkah-langkah pelaksanaan metode kanguru a. Posisi Kanguru

1) Setelah mencuci tangan ibu mengenakan baju kanguru atau baju biasa terbuka didepan

2) Bayi diletakkan tegak antara kedua payudara ibu

3) Kepala bayi dipalingkan kearah kiri atau ke kanan, sehingga bayi mendengar detak jantung ibunya, leher bayi dalam posisi ektensi (usahakan jangan sampai tertekuk)

4) Kenakan kancing baju ibu

5) Agar posisi bayi tidak berubah gunakan kain panjang yang melilit tubuh ibu ( usahakan tidak menekan perut ibu). Kedua tangan ibu bebas bergerak posisi ini dipertahankan terus baik ibu dalam posisi duduk, berdiri maupun berbaring. Bila ibu berbaring hendaknya tempat tidur dibagian hulu ditopang dengan dada atau biasa dengan menambah bantal sehingga posisi kepala bayi lebih tinggi dari badannya.

b. Nutrisi

(29)

c. Rawat Jalan

Setelah ibu merasa yakin melakukan perawatan banyinya dengan metode kanguru, bayi dipulangkan dalam posisi kanguru. Metode ini terus dipergunakan di rumah, sambil dilakukan rawat jalan untuk menilai tumbuh kembang bayi (PERINASIA. 2003, hlm.6)

5. Lama dan Durasi

Kontak kulit dengna kulit harus dimulai bertahap dengan peralihan yang mulus dari cara konvensional kepada metode kanguru terus-menerus. Sesi yang kurang dari 60 menit sebaiknya dihindari karena perubahan yang sering dapat menyebabkan stres pada bayi. Lama kontak kulit dengan kulit secara bertahap ditingkatkan, siang dan malam, dipotong hanya untuk mengganti popok. Saat ibu perlu untuk melepas bayinya maka bayi dapat dibungkus agar tetap hangat dan anggota keluarga lainnya dapat menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit dengan kulit terhadap bayi. 6. Pelaksanaan Metode Kanguru

(30)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun tidak diteliti) (Nursalam, 2003 hlm 56). Variabel independen merupakan variabel yang bila dirubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain. Variabel dependen adalah variabel yang berubah akibat perubahan dari variabel independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektifitas metode kanguru dan variabel dependen adalah kecukupan ASI.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema. 1. Skema kerangka konsep Kelompok intervensi

Dilakukan metode kanguru

Kecukupan ASI 1. Frekuensi BAK 2. Frekuensi BAB Bayi cukup

bulan

Kelompok kontrol Tidak dilakukan metode

(31)

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan.

C. Defenisi Operasional

Kuesioner Wawancara 1. Frekuensi BAK..x/hari 2. Frekuensi

BAB..x/hari

(32)

3 Usia Umur ibu post

Kuesioner Wawancara ……… Tahun Rasio

4 Paritas Jumlah

persalinan yang pernah dialami ibu post partum di RB Khadijah

Kuesioner Wawancara ………x/jumlah persalinan

Rasio

5 Pendidikan Jenjang

pendidikan ibu

Kuesioner Wawancara ……pendidikan ibu

Rasio

6. Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan ibu

Kuesioner Wawancara ……pekerjaan ibu

Rasio

(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu rancangan yang berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan

cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok eksperimen (Nursalam, 2003, hlm 89) dengan rancangan post test only.

Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelompok Perlakuan Post – test

K-A K-B

Diberikan Tidak diberikan

Test X Test Y

Skema 2. Desain penelitian Keterangan :

(34)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum yang melahirkan di Rumah Bersalin Khadijah Medan. Data yang diperoleh di Rumah Bersalin Khadijah rata-rata per bulannya adalah bejumlah 30 ibu nifas.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Untuk menentukan besar sampel peneliti mengunakan rumus:

2

Dari rumus di atas dapat kita lihat jumlah sampel yang dijadikan responden pada penelitian ini, yaitu :

(35)

n = 27,9 n = ± 28

Jumlah sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 28 ibu postpartum. Namun sampel yang diperoleh peneliti berjumlah 30 responden, Dimana 30 responden untuk kelompok intervensi dan 30 responden untuk kelompok kontrol

Untuk pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik accidental sampling dimana sampel dipilih berdasarkan ketersediaannya. Pada

penelitian ini sampelnya adalah ibu postpartum yang sesuai kriteria dan berada di Rumah Bersalin Khadijah pada saat penelitian dilakukan.

Adapun kriteria responden untuk penelitian ini adalah ibu yang dirawat di Rumah Bersalin Khadijah, alamat dari masing-masing responden terjangkau oleh peneliti, persalinan normal, melahirkan bayi hidup, bayi tanpa komplikasi, bayi berusia 2 jam baru lahir dan bersedia menjadi objek dalam penelitian.

C. Tempat Penelitian

(36)

D. Waktu Penelitian

Penelitian mulai dilakukan pada bulan Januari - juni tahun 2010

E. Pertimbangan Etik Penelitian

Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan etik dalam penelitian ini yaitu, peneliti harus memberi penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden melahirkan dengan normal maka calon responden dijadikan objek penelitian, dan ibu bersedia menjadi responden maka dipersilakan menandatangani surat persetujuan sebagai bukti kesediaanya ataupun dengan persetujuan secara lisan. Tetapi jika calon responden tidak bersedia maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri pada setiap tahapan proses penelitian. Kerahasian identitas responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian dan peneliti hanya mengunakan data ini untuk keperluan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literature yang ada. Kuesioner terdiri dua bagian, yaitu : bagian pertama adalah data

(37)

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan peneliti pada insitusi pendidikan ( Program Studi DIV Bidan Pendidik ), Universitas Sumatera Utara dan kemudian permohonan izin penelitian yang diperoleh dikirim ke Rumah Bersalin Khadijah. Kemudian peneliti menentukan calon responden yang memenuhi kriteria, maka dipilih responden sesuai dengan kriteria penelitian.

Setelah mendapatkan responden, peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur metode kanguru, kemudian responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan ataupun memberikan persetujuan secara lisan. Selanjutnya peneliti mengambil data dari responden yang bersedia dengan cara wawancara yang berpedoman pada peryataan yang terdapat pada lembar kuesioner dan responden diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Namun pada penelitian ini tidak semua responden yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti bersedia menjadi responden, sehingga tidak bersedia untuk menandatangani surat persetujuan dengan beranggapan bahwa penelitian ini akan mencederakan anaknya.

(38)

kelompok kontrol. Kelompok intervensi dilakukan metode kanguru setelah 2 jam bayi lahir dengan frekuensi 3 kali dalam sehari selama 2 hari, sedangkan kelompok kontrol tidak dilakukan metode kanguru. Pada hari ke 3 peneliti melakukan obeservasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan melihat dan melakukan wawancara langsung kepada responden tentang frekuensi BAB dan frekuensi BAK pada bayi kemudian jawaban dari responden ditulis ke dalam kuesioner. Pengumpulan data dilakukan hanya pada hari ke 3 karena setelah hari ke 3 pasien pulang ke rumah.

H. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap ditandai dengan editing untuk melakukan pengecekan isian kuesioner apakah jawaban dari kuesioner sudah lengkap dan jelas. Kemudian data diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya tabulasi data, dan setelah itu memasukkan data dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan mengunakan teknik komputerisasi

1. Univariat

(39)

2. Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat pengujian data dilakukan dengan mengunakan uji statistik yaitu uji t-independent yakni membandingkan kecukupan ASI pada bayi cukup bulan yang dinilai dari frekuensi BAK dan BAB setelah hari ke 2 pada kelompok intervensi dan kontrol. Taraf signifikan 95% (α= 0.05) pedoman dalam menerima hipotesis

(40)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang efektivitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan di RB Khadijah Medan. Jumlah responden adalah 60 orang yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Responden 30 orang kelompok intervensi dan 30 orang kelompok kontrol. Responden diberikan metode kanguru selama 30 menit dengan frekuensi 3 kali dalam sehari selama 2 hari.

1. Analisa Univariat

(41)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu Nifas Setelah Dilakukan Metode Kanguru pada Kelompok Intervensi dan

Kelompok Kontrol di RB Khadijah Medan Tahun 2010(N=60)

No Karakteristik responden

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

Mean SD Mean SD

1 Usia ibu 26 tahun 5.11 26 tahun 5.7

2 Paritas 2 anak 0.98 2 anak 1.54

3 Pendidikan ibu SMU 0.67 SMU 0.94

4 Pekerjaan ibu IRT 0.81 IRT 0.82

(42)

Table 5.2

Distribusi Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan Setelah Metode Kanguru pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

di RB Khadijah Medan (n=60)

No Variabel

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

Mean SD Mean SD

Bardasarkan tabel 5.2 di atas rata-rata frekuensi BAK setelah metode kanguru pada kelompok intervensi adalah 5 kali per hari dengan standar deviasi 1.36 dan rata-rata frekuensi BAB setelah metode kanguru adalah 4 kali per hari dengan standar deviasi 1.49, sedangkan rata-rata frekuensi BAK pada kelompok kontrol 4 kali per hari dengan standar deviasi 1.41 dan rata-rata frekuensi BAB adalah 3 kali per hari dengan standar deviasi 1.57.

2. Analisis Bivariat

(43)

Tabel 5.3

Pengaruh Metode Kanguru terhadap Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan Sesudah Dilakukan Metode Kanguru pada Kelompok Intervensi dan

Kelompok Kontrol di RB Khadijah Medan (n=60)

No Variabel Mean SD SE P value

1 Frekuensi BAK setelah metode kanguru pada kelompok intervensi

5 kali per

hari 1.36

0.36 0.023 2 Frekuensi BAK setelah metode kanguru

pada kelompok kontrol

4 kali per

hari 1.41

(44)

Tabel 5.4

Pengaruh Metode Kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan sesudah dilakukan metode kanguru pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol di RB Khadijah Medan (n=60)

No Variabel Mean SD SE P value

1 Frekuensi BAB setelah metode kanguru pada kelompok intervensi

4 kali per

hari 1.49

0.39 0.040 2 Frekuensi BAB setelah metode kanguru

pada kelompok kontrol

3 kali per

hari 1.57

Berdasarkan tabel 5.4 d iatas diperoleh Rata-rata frekuensi BAB pada kelompok intervensi setelah dilakukan metode kanguru adalah 4 kali per hari dengan SD 1.49, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata frekuensi BAB adalah 3 kali per hari dengan SD 1.57. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,040 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata frekuensi BAB setelah dilakukan metode kanguru pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

B.PEMBAHASAN

(45)

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata frekuensi BAK setelah metode kanguru pada kelompok intervensi adalah 5 kali per hari dengan standar deviasi 1.36, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata frekuensi BAK adalah 4 x/hari dengan standar deviasi 1.41. Rata-rata frekuensi BAB pada kelompok intervensi setelah metode kanguru adalah 4 kali per hari dengan standar deviasi 1.49, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata frkuensi BAB adalah 3 kali per hari dengan standar deviasi 1.57.

Dari hasil uji statistic t-independent dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada frekuensi BAK yang dilakukan pada kelompok intrvensi dan kelompok kontrol dengan nilai P adalah 0.023 (P< 0.05). Ada perbedaan yang signifikan pada frekuensi BAB pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai P adalah 0.040 (P<0.05).

(46)

melakukan metode kanguru pada hari pertama dan hari kedua menunjukkan hasil penelitian yaitu mengalami penurunan kecemasan dan mengalami peningkatan produksi ASI.

Penelitian yang dilakukan untuk melihat efek dari kanguru terhadap status menyusui yang dilakukan dengan batas waktu tertentu juga menunjukkan pengaruh yang menguntungkan dalam menyusui. Hasil penelitian pada tahun 1997 oleh Charpak menunjukkan hasil menyusui ekslusif dalam waktu tiga bulan dengan kanguru memperlihatkan perbedaan yakni 82% pada kelompok intervensi dan 75% pada kelompok kontrol. Penelitian yang dilakukan oleh Hurst (1997) juga menunjukkan hasil yang memuaskan, penggunaan teknik kanguru memperlihatkan volume AS1 pada 4 minggu sebanyak 647 ml sedangkan pada kelompok control 530 ml dan pelaksanaan menyusui eksklusif sebesar 37% dengan intervensi teknik kangguru dan 6% pada kelompok kontrol (World Health Organization, 2003, ¶ 2, http//:en.Wikipedia.org/wiki/kangaroo_core

2. Keterbatasan Penelitian

diperoleh tanggal 20 september 2009 ).

(47)

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Kesehatan

Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa metode kanguru efektif terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan. Jadi, metode kanguru dapat digunakan juga sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada bayi.

Namun perlu diperhatikan lagi prosedur pelaksanaan metode kanguru pada ibu dan bayi, berapa kali dilakukan metode kanguru dan berapa lama dilakukan metode kanguru setiap hari, karena jika tidak sesuai dengan prosedur pelaksanaan, posisi metode kanguru, dan lamanya waktu yang digunakan untuk melakukan metode kanguru dapat berakibat sebaliknya yaitu terjadinya hipotermi pada bayi kalau bayi tidak benar dalam mengatur posisi bayi.

(48)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan di RB Khadijah Medan ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden pada kelompok intervensi dapat digambarkan sebagai berikut : rata-rata responden berusia 26 tahun. Berdasarkan paritas responden rata-rata mempunyai 2 anak. Berdasarkan pendidikan responden rata-rata ibu pendidikan SMU. Berdasarkan pekerjaan responden rata-rata ibu adalah ibu rumah tangga, sedangkan pada kelompok kontrol dapat digambarkan sebagai berikut: rata-rata responden berusia 26 tahun. Berdasarkan paritas responden rata-rata mempunyai 2 anak. Berdasarkan pendidikan responden rata-rata ibu pendidikan SMU. Berdasarkan pekerjaan responden rata-rata ibu adalah ibu rumah tangga.

(49)

per hari dengan standar deviasi 1.41, dan rata-rata frekuensi BAB setelah metode kanguru adalah 3 kali per hari dengan standar deviasi 1.57.

3. Efektivitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan dapat diketahui rata-rata frekuensi BAK pada kelompok intervensi setelah metode kanguru adalah 5 kali per hari dengan standar deviasi 1.36 sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata frekuensi BAK adalah 4 kali per hari dengan SD 1.41. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0.023, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata frekuensi BAK yang dilakukan metode kanguru kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Rata-rata frekuensi BAB setelah dilakukan pada kelompok intervensi setelah metode kanguru adalah 4 kali per hari dengan SD 1.49, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata frekuensi BAB adalah 3 kali per hari dengan SD 1.57. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,040 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata frekuensi BAB setelah yang dilakukan metode kanguru pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

B. Saran

1. Bagi Praktik Kebidanan

(50)

kecukupan ASI pada bayi cukup bulan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di RB, Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas Maupun di masyarakat.

2. Bagi Penelitian Kebidanan

Mengingat kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan selama 3 hari. Diharapakan pada penelitian selanjutnya melakukan penelitian ini selama 2 minggu untuk memeproleh hasil yang lebih baik.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R,E., Wulandari, D. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendika Press.

Bregman, 2005, tanggal 20 september 2009.

Farrer, H. (2001). Perawatan Maternita. Jakarta : EGC.

Larimer, K. 1999, 2009.

Moody, J., Britten, J., & Karen H. (2006). Menyusui Cara mudah, Praktis, dan Nyaman. Jakarta: Arcan

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Meodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

PERINASIA. (2003). Perwatan Metode Kanguru Bagi Bayi Berat Lahir Rendah. Medan : Tidak dipublikasikan.

Prasetyono, D.S. (2009). Buku Pintar ASI Ekslusif. Jogjakarta: Diva Press Roesli, U. (2006). Breast Feeding with Confidence. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Sarmin, A. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Medan : USU Press Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

(52)

Shelov, P.S. (2005). Panduan Lengkap Perawatan untuk Bayi dan Balita. Jakarta: Arcan.

Shiau, H, 1996,

Simkin, P., Whalley, J., & Keppler, A. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta: Arcan

(53)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Fenny Fernando (095102034) adalah mahasisiwi Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “ Efektivitas Metode Kanguru Terhadap Kecukupan ASI Pada Bayi Cukup Bulan di RB Khadijah Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas untuk mengundurkan diri setiaap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini

Peneliti, Medan, Januari 2010

Responden,

(54)

Lampiran 2

KUESIONER

Nomor Responden :

Tanggal :

A. Kuesioner Demografi :

1. Usia :

20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 2. Paritas kehamilan :

1 2

>3 3. Pendidikan :

(55)

4. Pekerjaan :

Ibu Rumah Tangga Pegawai Negri Sipil Karyawan

B. Kecukupan ASI

1. Frekuensi BAK : …….. kali per hari 2. Frekuensi BAB :………kali per hari

(56)

Lampiran 3

Prosedur Pelaksanaan Metode Kanguru

1. Defenisi Metode Kanguru

Metode kanguru adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI ekslusif

2. Alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode kanguru

 Baju ibu yang bersih atau baju ibu yang mempunyai kancing di depan

 Kain panjang untuk megikat bagian bawah baju

 Tutup kepala bayi atau topi bayi

 Popok bayi

3. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru

Pelaksanaan metode kanguru dilakukan setelah dua jam bayi lahir, dengan frekuensi 3 kali dalam sehari, dan metode kanguru ini dilakukan selama dua hari. 4. Persiapan Sebelum Melakukan Metode Kanguru

A. Persiapan Ibu.

 Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali sehari.

 Membesihkan kuku dan tangan

 Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai

(57)

 Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain

 Memakai kain baju yang dapat direnggang B. Persiapan Bayi

 Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat

 Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan metode ini.

 Posisi bayi vertikal di tengah payudara atau sedikit ke samping kanan atau kiri sesuai dengan kenyamanan bayi serta ibu. Usahakan kulit bayi kontak langsung dengan kulit ibunya terus menerus.

 Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu

 Setelah bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain selendang di sekeliling atau mengelilingi ibu dan bayi.

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Kanguru A. Posisi Kanguru

 Setelah mencuci tangan ibu mengenakan baju kanguru atau baju biasa terbuka didepan

 Bayi diletakkan tegak diantara kedua payudara ibu

(58)

 Kenakan kancing baju ibu agar posisi bayi tidak berubah gunakan kain panjang yang melilit tubuh ibu ( usahakan tidak menekan perut ibu). Kedua tangan ibu bebas bergerak posisi ini dipertahankan terus baik ibu dalam posisi duduk, berdiri maupun berbaring.

B. Cara Memindahkan Bayi Masuk dan Keluar dari Baju Penutup

 pegang bayi dengan satu tangan ditempatkan dibelakang leher dan punggung

 sangga perlahan bagian bawah rahang dengan ibu jari dan jari-jari lain untuk mencegah kepala bayi merosot ke bawah dan menutup jalan napas bayi dalam posisi tegak

 letakkan tangan yang lain di bawah bokkong bayi C. Tidur dan Beristirahat

(59)

PROTAP PENELITIAN TENTANG EFEKTIFITAS METODE KANGURU TERHADAP KECUKUPAN ASI PADA BAYI CUKUP BULAN

DI RB KHADIJAH MEDAN

1. Memperkenalkan dan menjelaskan prosedur metode kanguru kepada responden

2. Melakukan informed consent dan bersedia menjadi responden

3. Mengajarkan dan mempraktekkan langsung metode kanguru kepada responden.

4. Melakukan metode kanguru pada kelompok intervensi selama 2 jam dengan durasi 3 kali sehari dan dilakukan selama 2 hari

5. Mengobservasi frekuensi BAK dan frekuensi BAB pada bayi setelah hari kedua dilakukan metode kanguru

(60)

T-Test

Group Statistics

Metode kanguru N Mean Std. Deviation

Std. Error

of Variances t-test for Equality of Means

95%

(61)

T-Test

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

95%

Metode kanguru N Mean Std. Deviation

Gambar

Tabel 5.1
Table 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian dianalisis melalui beberapa tahapan, yaitu reduksi data (memilih dan memusatkan perhatian pada data), penyajian data (menyajikan data secara sistematik), dan

Di media sosial, kita (termasuk penulis) sering melihat adanya isu-isu yang mengandung hasutan, fitnah, berita bohong, hingga ujaran kebencian. Penulis disini sepertinya

Merujuk pada gambar 2.1 penelitian ini memfokuskan pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM), yang dalam hal ini adalah kinerja kepala sekolah dan disiplin kerja

Sebelum menjelaskan penggunaan metode cost plus pricing pada perhitungan harga pokok penjualan yang dapat menurunkan laba biro perjalanan wisata, maka perlu tahu faktor

Adanya sinergitas antara Presiden, DPR, serta Jaksa Agung sejatinya merupakan satu-satunya solusi utama penegakkan keadilan terkait kasus pelanggaran HAM, terlebih

Rute perusahaan Tidak diketahui dengan pasti Rp. tersebut terlihat bahwa rute usulan dengan menggunakan metode 2- OPT, 3-OPT menghasilkan biaya pengiriman yang lebih rendah

Disain ini diharapkan akan memberikan distribusi panas yang seragam kepada sampel selama proses HMT sehingga pengaruh kondisi proses (suhu, waktu dan kadar air)

Aku mengajukan permohonan kepada orang tuaku untuk mengikuti bimbingan belajar khusus USM STAN dan jika kelak aku tak bisa menembus perguruan tinggi negeri, aku akan