PERANAN PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA KOTA
BUKITTINGGI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI
PENGGUNA
Skripsi
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN DALAM MENYELESAIKAN STUDI UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA SOSIAL (S.SOS) DALAM BIDANG STUDI
PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Oleh :
HAYATUL HASANAH
NIM 040709018
DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Hayatul, Hasanah. 2008. Peranan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Kota Bukittinggi
dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan perpustakaan Proklamator Bung Hatta dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, yang berada di Jalan Kusuma Bakti-Gulai Bancah Bukittinggi, Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menyebarkan kusioner kepada 336 responden yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan terhitung sejak tahun 2006/2008. Teknik pengambilan sampel secara aksidental karena populasi yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat. Dengan teknik analisis data menggunakan rumus persentase sederhana.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berjudul “Peran Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Kota Bukittinggi dalam
Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
baik isi maupun penulisannya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M. A. , Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.si, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan.
3. Bapak Ishak, SS, M.Hum, Selaku dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum, Selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan ilmunya.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dan penggunanya.
7. Kedua orang Tua dan seluruh keluarga. Terutama buat Bunda yang selalu memperjuangkan anaknya menjadi seorang Sarjana.
8. Seluruh teman-teman yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Spesial buat ANI teruslah berjuang kamu pasti bisa.
Akhir kata, semoga skripsi ini mempunyai manfaat yang besar bagi kita semua.
Medan, Juni 2008 Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penelitian
1.4Manfaat Penelitian
1.5Ruang Lingkup
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Perpustakaan Umum
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum
2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum
2.2 Peranan Perpustakaan
2.2.1 Perpustakaan sebagai Fasilitator dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
2.2.2 Perpustakaan sebagai Mediator dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
2.2.3 Peran Perpustakaan sebagai Motivator
2.2.3.1 Perpustakaan Sebagai Pengembangan Minat dan Budaya Baca
2.2.3.2 Perpustakaan Sebagai Agen Perubahan
2.3 Pemenuhan Kebutuhan Informasi
2.3.1 Pengertian Informasi
2.3.2 Kebutuhan Informasi
2.3.3 Sumber Informasi
2.4.1 Fungsi Koleksi Perpustakaan
2.4.2 Jenis Koleksi Perpustakaan
2.4 Pelayanan Pengguna
2.4.1 Layanan Sirkulasi
2.4.2 Layanan Referensi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
3.2.1 Sampel
3.3 Intrumen Penelitian
3.3.1 Kuesioner (Angket)
3.3.2 Kisi-Kisi Kuesioner
3.3.3 Uji Coba Kusioner
3.4 Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1 Sejarah Singkat Perpustakaan
4.1.1 Visi dan Misi Perpustakaa
4.1.2 Fasilitas Perpustakaan
4.2 Peranan Perpustakaan
4.2.1 Peran Perpustakaan dalam Memenuhan Kebutuhan Informasi
4.2.2 Peran Perpustakaan sebagai Fasilitator dalam Mencari Informasi
4.2.3 Peran Perpustakaan sebagai Mediator dalam Mencari Informasi
4.2.4 Peran Perpustakaan dalam Pengembangan Minat Baca
4.3 Kebutuhan Pengguna
4.3.1 Kesesuai Koleksi dengan Kebutuhan Profesi Pengguna
4.3.2 Pemenuhan Kebutuhan Teknologi Informasi
4.3.3 Kecepatan Akses Informasi yang Dibutuhkan Pengguna
4.4 Koleksi Perpustakaan
4.4.1 Jenis Koleksi Perpustakaan
4.4.3 Ketersediaan Koleksi Referensi
4.4.4 Koleksi CD-ROM dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
4.5 Pelayanan Pengguna
4.5.1 Layanan Internet dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
4.5.2 Pelayanan Pengguna Perpustakaan
4.5.3 Layanan Referensi
4.5.4 Layanan Sirkulasi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Kreicjh
Lampiran 2 Frekuensi Jawaban Responden
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-Kisi Kusioner
Tabel 2. Peran Perpustakaan Dalam Memenuhan Kebutuhan Informasi
Tabel 3. Peran Perpustakaan Sebagai Fasilitator Dalam Mencari Informasi
Tabel 4. Peran Perpustakaan Sebagai Mediator Dalam Mencari Informasi
Tabel 5. Peran Perpustakaan Dalam Pengembangan Minat Baca
Tabel 6. Kesesuaian Koleksi Dengan Kebutuhan Profesi Pengguna
Tabel 7. Pemenuhan Kebutuhan Teknologi Informasi
Tabel 8. Kecepatan Akses Informasi yang Dibutuhkan Pengguna
Tabel 9. Jenis Koleksi Perpustakaan
Tabel 10. Ketersediaan Koleksi Buku Teks pada Perpustakaan
Tabel 11. Ketersediaan Koleksi Referensi
Tabel 12. Koleksi CD-ROM dalam memenuhi kebutuhan Informasi
Tabel 13. Layanan Internet Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
Tabel 14. Pelayanan Pengguna Perpustakaan
Tabel 15. Layanan Referensi
ABSTRAK
Hayatul, Hasanah. 2008. Peranan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Kota Bukittinggi
dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan perpustakaan Proklamator Bung Hatta dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, yang berada di Jalan Kusuma Bakti-Gulai Bancah Bukittinggi, Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menyebarkan kusioner kepada 336 responden yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan terhitung sejak tahun 2006/2008. Teknik pengambilan sampel secara aksidental karena populasi yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat. Dengan teknik analisis data menggunakan rumus persentase sederhana.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan,
penelitian dan rekreasi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan perpustakaan dalam sejarah
umat manusia yang mempunyai pesona tersendiri. Perpustakaan menjadi tempat sumber
informasi dan rekreasi sehingga dapat dinikmati oleh banyak orang. Sebuah perpustakaan
memiliki beberapa tugas pokok, yaitu: mengumpulkan berbagai jenis informasi, melestarikan,
memelihara, dan merawat informasi yang ada, serta menyediakan informasi untuk
dimanfaatkan dan diberdayakan oleh penggunanya.
Dalam kehidupan yang serba modern dan cepat seperti saat ini semua orang
membutuhkan informasi sebagai suatu hal yang hakiki. Tanpa informasi atau ketinggalan
informasi akan membuat seseorang tersisih dan terbelakang. Disinilah peranan perpustakaan
yang paling besar. Perpustakaan menjadi pusat informasi yang tidak pernah habisnya untuk
digali, ditimba dan dikembangkan. Melalui perpustakaan seseorang dapat bertukar informasi
dan saling memperoleh nilai tambah untuk perkembangan zaman. Jika demikian, maka tidak
ada alasan lagi untuk mengatakan dan menempatkan perpustakaan menjadi suatu hal yang
tidak penting, sudah saatnya semua pihak bersama-sama membina dan mengembangkan
seluruh jenis perpustakaan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Sesuai dengan maksud di atas, maka tujuan perpustakaan adalah agar terciptanya
masyarakat yang terdidik, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi. Masyarakat yang
demikian senantiasa mengikuti perkembangan karena menguasai informasi dan ilmu
pengetahuan. Setiap orang di perpustakaan dapat mengembangkan diri dengan semangat
belajar secara terus menerus tanpa terikat dengan pendidikan formal. Bagi setiap orang yang
terdidik dan terpelajar masuk ke perpustakaan berarti ingin membaca dan mendapatkan
informasi. Bentuk dan jenis bacaan bagi setiap orang tentu berbeda, yang sama adalah
kegiatannya yakni membaca dan mempelajari sesuatu. Dengan cara itu orang mengharapkan
memperoleh sesuatu yang baru dan bermanfaat. Oleh karena itu jelas bahwa maksud dan
tujuan sebuah perpustakaan adalah sesuatu yang mulia, yakni membantu penggunanya dalam
memenuhi kebutuhan informasi.
Untuk memahami kebutuhan informasi pengguna Hiller dalam Ishak (2006 : 91)
Hendaknya diketahui siapa pengguna potensial perpustakaan, apa yang mereka pelajari dan teliti, informasi dan layanan apa yang mereka butuhkan, bagaimana pengetahuan mereka tentang informasi yang tersedia diperpustakaan, bagaimana mereka memanfaatkan sumber informasi, dan bagaimana mereka menjadikan perpustakaan sebagai nilai tambah dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan.
Kebutuhan pengguna selalu berubah dan berkembang, sehingga sulit untuk
menentukan secara tepat. Memahami bagaimana kebutuhan itu berubah merupakan unsur
penting dalam perencanaan layanan informasi dimasa datang. Memastikan kebutuhan
informasi pemakai merupakan suatu fenomena yang rumit, bahkan pemakai sendiri sering
merasa kesulitan dalam mengungkapkan dan mengidentifikasi kebutuhan mereka sendiri.
Salah satu jenis perpustakaan di Indonesia adalah perpustakaan umum. Menurut
Sutarno (2003: 32) :
Perpustakaan umum sering di ibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat, dengan maksud bahwa perpustakaan umum merupakan suatu lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang demokratis karena menyediakan sumber informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta berbedaan lainya. Dengan kata lain, perpustakaan umum memberikan layanan kepada semua orang.
Berdasarkan uraian di atas, maka perpustakaan umum harus mampu memenuhi
kebutuhan setiap penggunanya dan berperan aktif dalam menyediakan, mengolah,
menyimpan, dan menyajikan sumber informasi yang relevan dengan kebutuhan setiap
pengguna.
Perpustakaan Proklamator Bung Hatta adalah salah satu perpustakaan umum yang
berlokasi dikota Bukittinggi-Sumatera Barat. Perintisan pembentukan perpustakaan tersebut
menempuh perjalanan panjang. Perintisan pertama dilakukan oleh Bapak Bung Hatta sendiri
sebagai wakil Presiden waktu berkedudukan di Istana Wakil Presiden yang kemudian
berganti nama menjadi Gedung Tri Arga, dan kini diberi nama Istana Bung Hatta. Akan
tetapi perkembangan perpustakaan dan koleksinya tidak ketahuan rimbanya dengan
terjadinya peristiwa-peristiwa perjuangan pada masa itu. Beberapa usaha telah dilakukan
dalam pendirian kembali perpustakaan namun tidak pernah berumur panjang yang kemudian
hanya tumbuh sebagai taman bacaan.
Upaya yang serius pun dilakukan oleh Walikotamadya Bukittinggi pada tahun
Kemajuan perpustakaan ini dari tahun ketahun sangat pesat. Hal ini terihat dengan puluhan
pelajar dan mahasiswa yang memadati perpustakaan akan tetapi perpustakaan tidak mampu
lagi menampung dan melayani mereka dengan nyaman dan menyenangkan dengan kondisi
ruangan yang terbatas. Pemerintah dan masyarakat Kota Bukittinggi menaruh perhatian untuk
perkembangannya dan berkeinginan membangun Perpustakaan Proklamator Bung Hatta di
Bukittinggi-Smatera Barat. Dengan semangat dan tekat yang kuat pada tanggal 21 September
2006 berdirilah Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dengan diresmikan oleh Presiden RI
DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai unit pelaksana teknis Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia di Bukittinggi.
Dengan berdirinya bangunan baru perpustakaan Proklamator Bung Hatta dan dari
penelitian awal yang dilakukan, peneliti melihat tingginya tingkat kunjungan pada
perpustakaan Proklamator Bung Hatta yaitu rata-rata + 10.000 orang per bulannya.
Berdasarkan Latar belakang dan penjelasan yang telah di uraikan di atas, penulis ingin
mengetahui peranan yang diberikan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dan menetapkan
judul penelitian ini “PERAN PERPUSTAKAAN PROLKAMATOR BUNG HATTA
KOTA BUKITTINGGI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA”
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Peranan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dalam
Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna?”.
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Perpustakaan
Proklamator Bung Hatta dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna.
1.4Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini nantinya akan memberikan manfaat sebagai berikut :
2. Bagi institusi yang di teliti, menjadi masukan dalam pengembangan perpustakaan
dan mengetahui sudah sejauh mana peranan yang mereka lakukan dalam
memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
3. Bagi pembaca, memberikan informasi bagaimana peranan perpustakaan umum
4. Bagi penulis, menambah ilmu pengetahuan dan wawasan di bidang ilmu
perpustakaan khususnya tentang peranan perpustakaaan dalam memenuhi
kebutuhan informasi pengguna.
1.5Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada peranan Perpustakaan Proklamator Bung
Hatta dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Adapun peranan yang akan dibahas
yaitu Perpustakaan sebagai motivator yaitu dalam pengembangan minat baca dan peranannya
sebagai agen perubahan. Selanjtunya dibahas tentang peranan Perpustakaan sebagai fasilitator
yaitu dalam penyediaan informasi pengguna berbentuk koleksi perpustakaan yang sesuai
dengan kebutuhan penggunanya. Kemudian yang terakhir dibahas peranan perpustakaan
sebagai mediator yaitu penyalur atau penghubung antara sumber informasi dengan
penggunan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna, sehingga pengguna perpustakaan
merasa puas dan nyaman berada di perpustakaan.
Untuk kebutuhan informasi akan dibahas tentang jenis-jenis kebutuhan pengguna,
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan informasi pengguna dan bagaimana
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Umum
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Pengertian Perpustakaan sudah ada sejak zaman dahulu, akan tetapi pengertian
perpustakaan disesuaikan dengan kesatuannya pada zaman tersebut. Oleh karena itu dapat
kita ketahui bahwa pengertian perpustakaan selalu berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Salah satu jenis perpustakaan yang ada di Indonesia adalah perpustakaan umum,
sesuai dengan namanya maka segala bentuk informasi dan jenis layanan yang dimiliki harus
bersifat umum, dengan kata lain tersedianya berbagai bentuk informasi dan memberikan
layanan kepada setiap orang tanpa memandang adanya perbedaan.
Untuk lebih jelas mengenai pengertian perpustakaan umum, maka penulis mengutip
beberapa pendapat tentang pengertian perpustakaan umum Menurut Hermawan dan Zen
(2006 : 30) :
Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat untuk masyarakat dan didanai dengan dana masyarakat.
Dari pendapat Hermawan dan Zen yang menyatakan bahwa perpustakaan umum
didirikan oleh masyarakat untuk masyarakat dapat dilihat bahwa perpustakaan umum itu
melayani semua masyarakat tanpa melihat adanya perbedaan yang ada baik itu latar
belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Untuk membandingkan
pengertian perpustakaan umum, selanjutnya dilihat Menurut Hartanto, (2006 : 1) yang
menyatakan “Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang terbuka untuk umum tanpa
memandang perbedaan ras, jenis kelamin, golongan, jender, kepercayaan, pandangan politik
dan agama. Jasa yang diberikan cuma-cuma atau tidak dipungut biaya”. Sebagai
perbandingan selanjut dilihat pendapat Sutarno (2006 : 43), yang menyatakan :
Perpustakaan Umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Hermawan dan Zen
menyatakan perpustakaan umum sebagai suatu unit yang didirikan oleh masyarakat untuk
dengan yang dinyatakan oleh Hartanto yang juga menyatakan bahwa perpustakaan umum itu
memberikan pelayanan tanpa melihat perbedaan pada pengguna yang dilayani. Lain halnya
dengan Sutarno yang menyatakan perpustakaan umum itu lebih kepada fungsi dan tujuan dari
perpustakaan tersebut, seperti : perpustakaan umum itu menyediakan berbagai sumber
informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sumber belajar guna meningkatkan ilmu
pengetahuan masyarakat.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum
Setiap perpustakaan tentunya memiliki tujuan sesuai dengan jenis perpustakaannya
dan masyarakat yang dilayani. Begitu juga halnya dengan perpustakaan umum memiliki
tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan manifesto perpustakaan umum Unesco pada tahun
1972 dalam Sulistyo-Basuki (1991 : 46), perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama,
yaitu :
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. 4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakan umum merupakan pusat
utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Dari pendapat Sulistyo-Basuki tentang tujuan perpustakaan umum, dapat dilihat
bahwa perpustakaan umum tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mencapai tujuannya antara lain bertujuan dalam peningkatan minat baca, penyedian sumber
informasi yang cepat dan tepat, membantu masyarakat dalam pengembangan diri dan
bertindak selaku agen kultural. Sebagai perbandingan selanjutnya dilihat pendapat Hermawan
dan Zen (2006 : 31), tentang tujuan perpustakaan umum yang menyatakan perpustakaan
umum bertujuan :
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyedian bahan pustaka dan informasi.
4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Berdasarkan dua pendapat diatas dapat dilihat bahwa keduanya menyatakan hal yang
sama tentang tujuan perpustakaan umum, hanya terdapat sedikit perbedaan pada pendapat
Hermawan dan Zen dimana mereka menambahkan tujuan perpustakaan sebagai fasilitas
belajar sepanjang hayat.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum
Penyelenggaraan sebuah perpustakaan tentunya ingin mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara
dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat umum. Selain
mempunyai tujuan dan tugas perpustakaan tentunya juga memiliki fungsi yang harus
dilaksanakan. Dalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992 : 2),
dinyatakan bahwa perpustakaan umum berfungsi untuk ;
1. Menyediakan bahan pendidikan (educating).
2. Menyediakan dan menyebar luaskan informasi (informatif). 3. Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi (rekreatif).
4. Menyediakan bahan-bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensif).
5. Melestarikan bahan pustaka dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (dokumentatif).
6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).
Dari pernyataan diatas dapat dilihat fungsi perpustakaan dibagi menjadi enam bagian
umum fungsi perpustakaan umum. Sedangkan menurut Yusuf (1996 : 21), fungsi
perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.
2. Fungsi Informatif
3. Fungsi Kultural
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan. 4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.
Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki
empat fungsi yang umum yaitu fungsi edukatif, informatif, kultural, dan fungsi rekreasi.
Akan tetapi pada pernyataan dalam buku pedoman perlengkapan perpustakaan umum
menambahkan fungsi perpustakaan sebagai tempat layanan riset dan penyediaan bahan
rujukan.
2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum
Sesuai dengan pengertian perpustakaan, maka tugas dari perpustakaan meliputi
pengumpulan, menyimpan dan menyajikan koleksi yang tersedia kepada pengguna. Menurut
Yusuf (1996 : 18) tugas pokok perpustakaan umum meliputi :
1. Perpustakaan Umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat.
2. Perpustakaan Umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dam membaca sedini mungkin.
3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal.
4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah
melayani pemenuhan kebutuhan informasi pengguna, meningkatkan minat baca dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga mampu berpartisipasi dalam
pembangunan nasional.
2.2 Peranan Perpustakaan Umum
Salah satu fungsi perpustakaan adalah membantu pengguna agar melek akan
perpustakaan akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan fungsi dan peranannya
dengan baik. Sutarno (2003 : 55), menjelaskan ada beberapa peranan yang dapat dijalankan
oleh perpustakaan diantaranya :
1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.
2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
3. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. 4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi
mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
5. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen kebudayaan umat manusia.
6. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.
Selain pendapat di atas mengenai peranan perpustakaan Siregar (2004 :75), juga
menyatakan bahwa :
Perpustakaan umum (public libraries) memainkan peranan yang unik didalam masyarakat. Sebagai suatu lembaga netral, perpustakaan menyediakan informasi dan perbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat dimana warga masyarakat dapat memberitahu diri mereka sendiri tanpa paksaan tentang isu-isu mutakhir yang peka.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peranan perpustakaan umum adalah
sesuatu yang menjadi bagian dari tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan
pada suatu perpustakaan umum untuk meningkatkan kualitas dalam penyediaan berbagai
sumber informasi yang relevan dengan kebutuhan penggunanya. Selanjutnya dapat
disimpulkan perpustakaan umum mempunyai tiga peranan penting yaitu sebagai fasilitator,
mediator dan motivator.
2.2.1 Perpustakaan sebagai Fasilitator dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi.
Salah satu tugas perpustakaan adalah menyediakan berbagai sumber informasi bagi
penggunanya. Sumber informasi yang disediakan perpustakaan dalam berbagai bentuk seperti
; koleksi buku dan nonbuku. Secara umum perpustakaan lebih banyak menyediakan sumber
informasi dalam bentuk koleksi buku, baik itu dalam bentuk buku teks, buku referensi dan
Dilihat dari tugas perpustakaan diatas tentunya perpustakaan haruslah menjalankan
peranannya sebagai fasilitator yaitu menyediakan berbagai bentuk informasi sesuai dengan
kebutuhan penggunanya. Seperti yang dinyatakan oleh Agussyafi (2004 : 3) sebagai berikut:
Perpustakaan dapat ikut ambil bagian dalam pembentukan komunitas belajar dengan bertindak sebagai fasilitator atau mitra pendidik bagi umat untuk berlatih berpikir kritis dan belajar secara mandiri. Penyediaan forum diskusi, kesempatan mengerjakan proyek bersama secara berkolaborasi, artikel-artikel interaktif, kesempatan berekspresi melalui portfolio merupakan contoh-contoh kegiatan perpustakaan dengan peranan baru.
Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa perpustakaan sangatlah berperan dalam
menyediakan sumber informasi bagi pengguna sehingga pengguna dapat menjadikan
perpustakaan sebagai tempat berlatih berfikir dan belajar secara mandiri. Dengan
terlaksananya peranan perpustakaan sebagai fasilitator, barulah perpustakaan dapat
menjalankan tugasnya secara baik dan memberikan kepuasan kepada pengguna.
2.2.2 Perpustakaan sebagai Mediator dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi.
Peranan perpustakaan sebagai mediator adalah menjalankan tugasnya sebagai
penyalur atau penghubung sumber informasi dengan penggunanya. Disini perpustakaan
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin agar informasi yang dibutuhkan
pengguna dapat mereka peroleh dengan cepat dan mudah. Seperti yang di ungkapkan Heryadi
(2008 : 1) menyatakan “Perpustakaan adalah mediator dan sekaligus penyedia informasi yang
pada akhirnya fungsi perpustakaan akan bergeser lebih luas yaitu menjadi sebuah knowledge
and information center, pusat ilmu pengetahuan dan informasi.”
Sedangkan Agussafi (2004 : 2) menyatakan sebagai berikut :
Dalam peranannya sebagai mediator ini , perpustakaan dituntut untuk menyediakan hubungan-hubungan dengan para ahli ataupun pusat-pusat informasi dengan cara mencari, mengumpulkan, bekerjasama, baik secara gratis maupun berlangganan pangkalan data yang sesuai agar dapat diakses oleh pengguna dari mana saja dan kapan saja secara fleksibel.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran perpustakaan sebagai mediator
sangat mempengaruhi perkembangan dari perpustakaan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari
tugas perpustakaan sebagai penghubung antara informasi dengan pengguna, sehingga
2.2.3 Peran Perpustakaan sebagai Motivator
2.2.3.1 Perpustakaan sebagai Pengembangan Minat dan Budaya Baca
Minat baca dapat diartikan sebagai kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap bahan bacaan tertentu. Sedangkan budaya dapat diartikan sebagai pikiran atau akal
budi yang akan tercermin didalam pola pikir, sikap, ucapan dan tindakan seseorang. Biasanya
budaya diawali dari suatu yang sering dilakukan hingga menjadi suatu kebiasaan. Dengan
demikian budaya baca merupakan suatu sikap dan tindakan untuk membaca, yang dilakukan
secara teratur dan berkelanjutan.
Minat baca yang mulai dikembangkan pada usia dini dan berlangsung secara teratur
akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca. Seperti yang dikemukakan oleh Sutarno (2006 :
29), adapun faktor-faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat adalah;
1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan informasi 2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan
yang menarik, berkualitas dan beragam.
3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih konduktif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca
4. Rasa haus informas, rasa ingin tahu terutama yang aktual. 5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.
Sedangkan Siregar (2004 : 93), menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi minat
baca, bahwa :
Pengembangan budaya baca dalam masyarakat tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan-bahan bacaan, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan-bahan bacaan. Ketersediaan bahan-bahan bacaan berarti tersedianya bahan-bahan bacaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan kemudahan akses adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana masyarakat dapat dengan mudah memperoleh bahan bacaan dan informasi tentang bahan bacaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan bertanggung jawab
terhadap pengembangan budaya baca di lingkungannya masing-masing, baik secara
sendiri-sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain.
2.2.3.2 Perpustakaan sebagai Agen Perubahan
Perpustakaan dikatakan sebagai agen perubahan maksudnya yaitu perpustakaan
merupakan tempat rujukan dan sumber informasi bagi orang-orang yang memerlukannya.
Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sebagian berawal dari perpustakaan
yang dilakukan oleh para ilmuwan dan peneliti dengan mengembangkan inspirasi, kreasi dan
Perubahan disini erat kaitannya dengan pembangunan yaitu kegiatan dalam
pencapaian hal-hal yang baik dan makin baik. Seperti yang di ungkapkan oleh Sutarno (2006
:271-272), bahwa sesuatu yang berubah pada dasarnya diawali dengan penemuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan,
1. Ilmu pengetahuan sebagian terkumpul di Perpustakaan yang dikemas dalam buku, majalah dan bahan pustaka lainnya.
2. Perpustakaan tempat belajar, membaca, meneliti, dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.
3. Hasil penggalian, penelitian dam pengembangan itu kemudian dapat dinikmati dan dipergunakan oleh orang banyak.
4. Semua itu merupakan bagian dari hasil peradapan dan kebudayaan umat manusia. 5. Penemuan-penemuan baru secara cepat dapat diketahui dan dimiliki oleh orang
lain dan kemudian menjadi milik bersama.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan berperan sebagai
agen perubahan yang diawali oleh para ilmuan dan peneliti dalam bentuk ilmu pengetahuan
yang kemudian dikembangkan dan dapat dimiliki serta dimanfaat oleh semua masyarakat.
2.3 Pemenuhan Kebutuhan Informasi
2.3.1 Pengertian Informasi
Kata informasi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan begitu banyak
pengertian dari kata informasi tersebut, hal ini karena pada hakekatnya informasi itu tidak
dapat di uraikan. Oxford English Dictionary dalam Sulistyo-Basuki (1991 : 87) menyatakan
informasi... “that of which one is apprised or told ; intelligence, news”, yaitu informasi adalah
sesuatu yang dinyatakan atau dikatakan, intelijen, berita. Sedangkan menurut Collin (Dalam
Siregar, A.Ridwan, 2005 : 2), menjelaskan :
Informasi adalah pengetahuan yang disajikan kepada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami, atau data yang telah diproses atau ditata untuk menyajikan fakta yang mengandung arti.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan sesuatu
data, fakta atau keterangan yang mempunyai arti dan dapat dipahami oleh seseorang yang
menjalani proses kehidupan.
2.3.2 Kebutuhan Informasi
Konsep kebutuhan informasi dapat diartikan sebagai informasi yang harus dimiliki.
Belkin dalam Ishak menyatakan bahwa “Kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang
menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik
Kebutuhan informasi pemakai selalu berubah dan berkembang, sehingga sulit untuk
menentukannya secara tepat. Perpustakaan memiliki masyarakat pengguna yang
kebutuhannya terus berubah. Memahami bagaimana kebutuhan itu berubah merupakan unsur
penting dalam perencanaan layanan informasi. Memahami kebutuhan informasi pemakai
memerlukan kerjasama antara pengelola informasi dan pemakai informasi. Chaudry dalam
Ishak (2006 : 91) mengungkapkan :
Bila pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi pemakai, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, diantaranya: a) peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada, b) usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai, dan c) program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai.
Sedangkan Menurut Hiller dalam Ishak (2006 : 91), upaya untuk memahami
kebutuhan informasi pengguna berdasarkan pada konsep user center, yaitu :
1. Menyesuaikan koleksi dan sumber informasi dengan kebutuhan pemakai 2. Mengidentifikasi perbedaan kebutuhan informasi pemakai
3. Mendukung pendistribusian dana yang wajar dan adil
4. Menjaminperpustakaan mampu merespon kebutuhan pemakai.
Dari uraian di atas jelas bahwa untuk dapat mengetahui kebutuhan yang diinginkan
masyarakat pengguna, pihak perpustakaan harus dapat memahami kebutuhan seperti apa dan
bagaimana yang diinginkan masyarakat pengguna tersebut. Setelah dapat memahami
kebutuhan penggunanya, perpustakaan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut melalui
ketersedian berbagai jenis koleksi perpustakaan yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna.
Jika dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan informasi,
maka banyak kebutuhan yang dapat dikemukakan. Menurut Katz, Gurevitch dan Haas dalam
Yusup (1995 : 3-4), kebutuhan itu terbagi pada :
1. Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungan. 2. Kebutuhan Afektif
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional.
3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Integrative Needs)
4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Integrative Needs)
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain.
5. Kebutuhan Berkhayal (Escapist Needs)
Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (Diversion).
Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Jarverlin (2003 : 10) memberi klasifikasi
terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu:
• Problem information describes the structure, properties and requirements of the problem at hand. For example, in bridge construction, information on the type and purpose of the bridge and on the building site constitute problem information. It is typically available in the problem environment, but, in the case of previous problems of the same type, it may also be available in documents.
• Domain information consists of known facts, concepts, laws and theories in the domain of the problem. For example, in bridge construction, information on the strength and thermal expansion of steel belongs to domain information. This is, typically, tested scientific and technological information published in journals and textbooks.
• Problem-solving information covers the methods of problem treatment. It describes how problems should be seen and formulated, what problem and domain information should be used (and how) in order to solve the problems. For example, in bridge construction, the design engineer's heuristics concerning the pros and cons of various bridge design types constitute problem-solving information. It is instrumental information and typically available only from knowledgeable persons (or experts).
Pendapat di atas dapat diartikan sebagai berikut :
a. Informasi yang berkaitan dengan masalah (problem information),
menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi,
misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah
mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi
jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah
membahas hal yang sama
b. Informasi yang berkaitan dengan wilayah (domain information), terdiri dari
pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan.
Misalnya dalan masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan
berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam
terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.
c. Informasi sebagai pemecahan masalah (problem-solving information),
menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah
dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya
memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insiyur perencana
akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain
jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian (experts) seseorang dan
pengetahuan yang dimiliki.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya informasi sangat
dibutuhkan oleh banyak orang, dimulai dari kebutuhan dasar sampai pada kebutuhan
penunjang lainya. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan informasi disesuaikan dengan
tugas, kehidupan dan tuntutan kebutuhan pengguna yang selalu berkembang sejalan dengan
perkembangan zaman. Tidak hanya terbatas pada hal tersebut akan tetapi kebutuhan itu juga
dapat dibagi berdasarkan pada pokok permasalan yang dihadapi.
Selanjutya kebutuhan informasi pengguna dapat dipengaruhi oleh berbagai hal.
Menurut Nicholas dalam Ishak (2006 : 93) menyatakan bahwa ada lima faktor yang
mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu:
a) Jenis pekerjaan,
b) Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi, ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan,
c) Waktu,
d) Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi),
Sedangkan menurut Wilson dalam Ishak (2006 : 93) juga menguraikan faktor yang
secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, seperti digambarkan :
Gambar-1: Faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. (Sumber: Wilson, 1984)
Berdasarkan uraian dan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memenuhi
kebutuhan informasi perpustakaan harus menyesuaikan dengan lingkungan, personalitas,
profesi dan iptek yang dimiliki oleh masyarakat pengguna karena hal-hal tersebut sangat
mempengaruhi kebutuhan masyarakat pengguna.
2.3.3 Sumber Informasi
Perpustakaan sebagai pusat informasi bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis yang
masing-masing menpunyai ciri dan penekanan yang berbeda. Sumber informasi dari berbagai
jenis dan bentuknya tersebar dan dikelola sesuai dengan jenis perpustakaan yang
mengelolanya, begitu juga halnya dengan perpustakaan umum. Menurut Yusup (1995 : 14),
memfokuskan sumber informasi pada ;
Segala macam informasi yang secara khusus bisa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepantingan umat manusia, yakni informasi terekam yang bisa diperoleh diperpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah maupun non-ilmiah.
Berdasarkan urain di atas dapat dilihat bahwa sumber informasi pada perpustakaan
yaitu berupa koleksi perpustakaan yang dikelola, diolah, diawasi, dan dikembangkan oleh
perpustakaan dengan tujuan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh segenap anggota
masyarakat sesuai dengan tingkat dan jenis kebutuhannya.
2.4 Koleksi Perpustakaan
Koleksi merupakan salah satu unsur pokok dari perpustakaan karena segala jenis
informasi yang akan diberikan bersumber dari koleksi yang dimiliki perpustakaan. Dimana
koleksi perpustakaan harus relevan dengan ragam kebutuhan masyarakat pengguna, sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Siregar (2002 : 2), menyebutkan “Koleksi
perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk
disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.
Sedangkan dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000
: 19), dijelaskan “Koleksi Perpustakaan Umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti :
buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti : kaset, video,
piringan dan lain-lain”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan merupakan
semua bahan pustaka yang tersedia pada perpustakaan berupa koleksi tercetak, elektronik dan
lainya guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
2.4.1 Fungsi Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan haruslah disesuaikan dengan kebutuhan informasi pengguna,
dengan ketersedian koleksi yang dibutuhkan pengguna pada perpustakaan tentunya akan
memberikan kepuasan kepada pengguna. Untuk itu koleksi yang dimiliki perpustakaan harus
relevan dengan kebutuhan informasi pengguna. Berdasarkan tujuan itu adapun fungsi dari
koleksi perpustakaan (Siregar, 2002 : 3),yaitu :
1. Fungsi Pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok, lembaga yang membutuhkan.
2. Fungsi Penelitian, yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat/ pengguna.
3. Fungsi Referensi, yaitu menjadi bahan referensi bagi masyarakat/pengguna perpustakaan.
4. Fungsi Umum, dimana perpustakaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat, fungsi ini berhubungan dengan pengabdian kepada masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia lainnya.
Dari uraian di atas dapat simpulkan bahwa koleksi yang tersedia pada perpustakaan
berfungsi untuk memenuhi atau membantu pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi
yang diinginkan, sesuai dengan berbagai jenis tujuan kebutuhan pengguna seperti : untuk
2.4.2 Jenis Koleksi Perpustakaan
Jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan haruslah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pengguna. Dengan beragam jenis koleksi yang dimiliki sebuah perpustakaan
maka akan semakin banyak pula sumber informasi yang terdapat pada perpustakaan tersebut.
Begitu juga halnya dengan perpustakaan umum, harus menyediakan jenis koleksi yang
bersifat umum artinya mencakup semua ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan
lapisan masyarakat.
Menurut Yusup (1995 : 29-69), menjelaskan koleksi perpustakaan terdiri atas :
1. Buku Teks
Buku teks adalah buku yang membahas suatu bidang ilmu tertentu yang ditulis dengan tujuan untuk memudahkan pencapaian proses melajar mengajar antar murid dengan guru, termasuk juga antara mahasiswa dengan dosen.
2. Buku Referensi
Buku referensi adalah buku yang isinya maupun penyajiannya bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spesifik atau khusus. Adapun yang tercakup pada buku referensi sebagai berikut :
2.1 Kamus
2.14Sumber informasi geografis, biografis dan petunjuk perjalanan. 3 Koleksi Media Cetak Bukan Buku
Yang dimaksud dengan karya media cetak bukan buku adalah segala macam penerbitan yang dicetak, tetapi tidak berbentuk buku. Untuk lebih jelasnya yang termasuk pada koleksi media cetak bukan buku, yaitu :
3.1Terbitan berkala 3.2Pamflet
3.3Brosur
3.4Guntingan surat kabar 3.5Gambar atau Lukisan 3.6 Globe
4 Koleksi Media Elektronik
Sedangkan menurut Soeatminah (1991 : 23-29), berdasarkan penyajiannya koleksi
dapat dikelompokkan menjadi ;
1. Buku Teks atau Monografi 2. Buku Fiksi
3. Majalah 4. Surat Kabar
5. Brosur atau Pamflet 6. Buku Referensi
6.1Kamus 6.2Ensiklopedia 6.3Sumber Biografi 6.4Sumber Ilmu Bumi 6.5Bibliografi
6.6Buku Tahunan 6.7Buku Petunjuk 6.8Buku Pegangan
6.9Buku Kumpulan Indeks 6.10Buku Kumpulan Abstrak
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis koleksi perpustakaan dapat
dibagi pada tiga bagian besar yaitu : koleksi Buku Teks, Referensi dan Terbitan Berkala yang
mana tiap jenis koleksi mengandung sumber informasi yang akurat dan sangat bermanfaat
bagi masyarakat pengguna perpustakaan.
2.4 Pelayanan Pengguna
Koleksi yang tersedia pada perpustakaan haruslah dimanfaatkan semaksimal mungkin
oleh masyarakat pengguna. Agar koleksi yang tersedia tersebut dapat dimanfaatkan tentunya
perpustakaan harus memberikan pelayanan kepada pengguna dalam memanfaat koleksi
tersebut. Layanan pengguna merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah perpustakaan. Sebuah
perpustakaan akan dinilai baik secara keseluruhan oleh pengguna, jika mampu memberikan
layanan yang baik, dan dinilai buruk secara keseluruhan, jika layanan yang diberikan buruk
(Ningsih, 2007 : 85).
Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa penilaian pengguna akan muncul apabila
layanan itu dijalankan. Kegiatan layanan pengguna pada perpustakaan pada dasarnya
mengandung pengertian memberikan informasi kepada pengguna. Layanan yang diberikan
kepada pengguna mencakup koleksi, fasilitas dan jasa perpustakaan.
Menurut Ningsih (2007 : 85), Perpustakaan sebagai organisasi pemberi jasa informasi
1. Layanan Locker 2. Layanan Sirkulasi 3. Layanan Referensi
4. Layanan Penelusuran Informasi 5. Layanan Informasi Koleksi Terbaru 6. Layanan Koleksi
7. Layanan Ruang Baca 8. Layanan Fotokopi 9. Layanan Multimedia 10.Layanan lainnya.
Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006 : 31-32), Berbagai jenis layanan yang
diberikan Perpustakaan Umum antara lain :
1. Layanan pendidikan
Perpustakaan umum menyediakan koleksi dan informasi diperlukan oleh masyarakat dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, sehingga kemampuan dan keterampilannya itu dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
2. Layanan Informasi
Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan Umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah dan cepat terutama yang berkaitan dengan aktifitas masyarakat. 3. Layanan Rekreasi
Perpustakaan umum memberikan layanan yang memungkinkan pengguna perpustakaan menggunakan waktu luangnya untuk berekreasi, baik melalui bahan pustaka tertulis, terekam atau bahan pustaka multi media.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayan pengguna perpustakaan
dapat memberikan kemudahan-kemudahan dan manfaat sesuai dengan kebutuhan pengguna,
serta membantu pengguna untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki menjadi lebih
baik.
2.4.1 Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi merupakan layanan yang memberikan kesempatan kepada
pengguna untuk meminjamkan bahan pustaka untuk dibawa keluar perpustakaan. Jenis bahan
pustaka yang dapat dipinjam berupa buku, jurnal, kaset atau bahan pustaka lainnya. Menurut
buku Pedoman Umum Penyelengaraan Perpustakaan Umum (2000 : 38)
Sedangkan menurut Ningsih (2007 : 95-97), menerangkan bahwa adapun kegiatan
yang dilakukan oleh layanan sirkulasi antara lain :
1. Pendaftaran Anggota Perpustakaan.
Salah satu tugas bagian sirkulasi adalah menerima pendaftaran anggota perpustakaan dan melayani perpanjangan keanggotaan.
2. Peminjaman
Peminjaman koleksi merupakan salah satu kegiatan utama dalam sirkulasi. Kegiatan peminjaman adalah suatu proses pencatatan transaksi yang dilakukan oleh petugas perpustakaan dengan pengguna pada saat pengguna meminjam koleksi.
3. Pengembalian atau Perpanjangan
Kegiatan pengembalian adalah kegiatan pencatatan bukti bahwa pengguna telah mengembalikan koleksi yang dipinjam. Sedangkan perpanjangan adalah kegiatan pencatatan koleksi yang pernah dipinjam sesuai kurun waktu yang ditentukan. 4. Penagihan
Kegiatan penagihan adalah kegiatan pemberitahuan kepada peminjam untuk meminta kembali koleksi yang dipinjam karena telah melampaui batas waktu peminjaman.
5. Pemberian Sanksi
Sanksi adalah suatu tindakan pemberian hukuman atas orang yang melakukan pelanggaran. Sanksi ini penting diberikan bagi pengguna yang melakukan pelanggaran, sebagai sarana untuk mendidik agar mentaati peraturan yang berlaku.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayan sirkulasi merupakan layanan
jasa untuk memberikan bantuan kepada pengguna perpustakaan dalam proses peminjaman,
pengembalian dan kegiatan administrasi lainya.
2.4.2 Layanan Referensi
Layanan referensi merupakan layanan yang dapat membantu pengguna dalam
mencari atau merujuk informasi lain yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan
pelayanan ini, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan cepat, lebih spesifik
dan dengan pilihan subjek yang lebih luas dan memanfaatkan sarana penelusuran yang
tersedia secara optimal.
Dalam buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1991 : 88),
menyebutkan layanan referensi yang harus diberikan oleh setiap perpustakaan meliputi
kegiatan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi yang bersifat umum
2. Membantu penggunaan katalog dan memberikan petunjuk cara memanfaatkannya 3. Membimbing pengguna dalam penelusuran informasi
4. Melepaskan cara menggunakan bahan perpustakaan rujukan
5. Membantu pengguna untuk menemukan informasi/ bahan perpustakaan yang dicari.
6. Membuat jajaran vertikal yang berisi prospektus, brosur dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan layanan
referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan
informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan pengguna menggunakan koleksi referensi,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh
suatu data dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel
mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain
(Sugiyono, 1998 : 6). Maka, sesuai dengan pendapat tersebut penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui satu keadaan yang dihadapi oleh suatu instansi.
3.1 Lokasi Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka lokasi penelitian dilakukan di Perpustakaan
Proklamator Bung Hatta, yang berada di Kota Bukitting, Sumatera Barat.
3.2 Populasi Dan Sampel 3.2.1 Populasi
Sebuah perpustakaan tentunya memiliki jenis dan jumlah pengguna, dimana jumlah
pengguna sebuah perpustakaan disebut populasi. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 1999 : 72).
Sesuai dengan pendapat di atas peneliti menetapkan populasi penelitian ini adalah
seluruh lapisan masyarakat kota Bukittinggi yang telah terdaftar sebagai anggota
Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, terhitung sejak berdirinya bangunan baru
perpustakaan pada tahun 2006 hingga sekarang yaitu 10.065 orang (Laporan Perpustakaan
Proklamator Bung Hatta Kota Bukittinggi, 2008).
3.2.2 Sampel
Tidak semua populasi dapat dijadikan sebagai objek penelitian, terkadang hanya
sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian, sebagian dari populasi tersebut biasa
dikatakan sebagai sampel penelitian.
Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis
mengunakan tabel Kreicj dengan tingkat kesalahan 5%. Maka, dengan jumlah populasi
penelitian 10065 orang peneliti mengambil sampel sebesar 336 orang dengan teknik
3.3 Istrumen Penelitian
Dalam mengumpulkan data penelitian kita membutuhkan alat atau acuan yang biasa
disebut instrumen penelitian. Menurut Gulo (2002 : 123) “Instrumen penelitian adalah
pedoman tertulis tentang wawancara, pangamatan atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan
untuk mendapatkan informasi dari responden”. Adapun instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berupa angket/kuesioner.
3.3.1 Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono,
1999 : 135). Dalam pembuatan kusioner harus menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti
dan dipahami oleh responden, agar nantinya peneliti memperoleh informasi yang diharapkan
dari jawaban responden. Maka, sebelum membuat kuesioner hendaknya menentukan kisi-kisi
angket terlebih dahulu agar tidak terjadi keraguan dalam menentukan bentuk dan urutan
pertanyaan kuesioner.
3.3.2 Kisi-Kisi Kuesioner
Untuk mempermudah pembuatan kuesioner, maka peneliti menyajikan kisi-kisi
kuesioner sebagai berikut :
Tabel 1 : Kisi-kisi Kusioner
No Variabel Indikator Item Jumlah
1 Peranan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi
a. Peran perpustakaan
b. Kebutuhan pengguna
c. Koleksi perpustakaan
d. Pelayanan Pengguna
1,2,3,4 5,6,7, 8,9,10,11, 12,13,14,15
4 3 4 4
3.3.3 Uji Coba Kuesioner
Sebelum disebarkan kepada responden, terlebih dahulu diadakan uji coba, dengan
tujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan pada kuesioner sudah dimengerti atau masih
perlu diperbaiki.
3.4 Teknik Analisa Data
Sehubungan dengan penelitian yang berbentuk deskriptif, maka dalam menganalisis
data penulis mempergunakan teknik sederhana yaitu berdasarkan persentase. Data yang
terkumpul dari penyebaran kuesioner dianalisis dengan metode desktiptif. Data yang
diperoleh ditabulasi untuk mengetahui persentasenya, selajutnya dianalisis dan dipaparkan
dalam bentuk deskriptif.
Untuk mengolah data yang diterima dari responden, penulis mengunakan
langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :
1. Tahap pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah responden telah menjawab
seluruh pertanyaan secara benar. Kemudian dari hasil pemeriksaan ini diketahui mana
kuesioner yang dapat diolah dan yang tidak diolah.
2. Selanjutnya menghimpun data yang akan diolah, data dikelompokkan berdasarkan
kategori jawaban yang disediakan pada kolom isian.
3. Menghitung persentase dari setiap jawaban yang diperoleh dari responden. Untuk
menghitung persentase jawaban responden, penulis menggunakan rumus persentase
dalam Arikunto (2000 : 349), sebagai berikut :
P = F
4. Pengolahan Statistik dan Penafsirannya. Untuk menafsirkan besarnya persentase yang
didapat dari tabulasi, peneliti menggunakan metode penafsiran berdasarkan Arikunto
(2000 : 57), sebagai berikut :
X 100 % n
Keterangan : P = Persentase
F = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Sampel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Berdirinya Perpustakaan
Perpustakaan Bung Hatta memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat kota
Bukittinggi. Perintisan lembaga perpustakaan ini menempuh perjalan yang sangat panjang.
Perintisan pertama dilakukan oleh Bapak DR. Bung Hatta sendiri sebagai wakil Presiden
waktu berkedudukan di Istana Wakil Presiden pada tanggal 12 Agustus 1976 sebagai
perpustakaan Umum Pemerintah Kota Bukittinggi yang kemudian berganti nama menjadi
Gedung Tri Arga, dan kini diberi nama Istana Bung Hatta. Meski telah mengalami kemajuan
akan tetapi bangunan perpustakaan tidak lagi memadai untuk menampung permintaan sesuai
perkembangan kebutuhan masyarakat.
Pemerintah dan masyarakat Kota Bukittinggi menaruh perhatian untuk
perkembangannya dan berkeinginan membangun Perpustakaan Proklamator Bung Hatta di
Bukittinggi-Smatera Barat. Dengan semangat dan tekat yang kuat pada tanggal 21 September
2006 berdirilah Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dengan diresmikan oleh Presiden RI
DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai unit pelaksana teknis Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia di Bukittinggi.
4.1.1 Visi dan Misi Perpustakaan
Visi Perpustakaan Proklamator Bung Hatta
Menjadi lembaga pencerdasan kehidupan bangsa berskala nasional yang maju dan handal
dalam bidang edukatif, informatif, preservatif dan rekreatif.
1. Meningkatkan sarana, metode dan media pembelajaran bagi publik dalam
pembentukan learning society. Misi Perpustakaan Proklamator Bung Hatta
2. Menyediakan data dan informasi yang otentik bagi peneliti untuk berbagai
kepentingan.
3. Menyimpan, memelihara dan mengembangkan koleksi perpustakaan dalam
4. Melayani penyelenggaraan seminar dan diskusi ilmiah baik yang berskala lokal
dan regional, maupun yang berskala nasional dan internasional.
5. Memelihara dan mengembangkan sarana rekreasi edukatif dan kontemplatif.
4.1.2 Fasilitas Perpustakaan
Untuk mendukung fungsi Perpustakaan, disediakan berbagai fasilitas yang tersebar
pada bangunan perpustakaan. Adapun fasilitas tersebut sebagai berikut :
1. Ruang Buku Terbuka
2. Ruang Buku Tertutup
3. Ruang Buku Langka
4. Taman Bacaan
5. Ruang Baca
6. Ruang Baca Group
7. Ruang Penjilidan
8. Ruang Fumigasi
9. Ruang Rental 10.Ruang Internet
11.Ruang Staf
12.Ruang Rapat
13.Ruang Seminar
14.Ruang Teknikal
15.Wartel
16.Ruang PABX dan Sound sistem
17.Loading Dock
18.Mushola
4.2 Peran Perpustakaan
4.2.1 Peran Perpustakaan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
Untuk mengetahui sejauh mana peranan perpustakaan Proklamator Bung Hatta dalam
Tabel 2 : Peran Perpustakaan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
1
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa peran perpustakaan dalam memenuhi
kebutuhan informasi 230 (68,5%) responden menyatakan berperan, 83 responden (24,7%)
menyatakan sangat berperan dan hanya 23 responden (6,8%) yang menyatakan kurang
berperan.
Dari persentase jawaban responden di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan
Proklamator Bung Hatta dalam memenuhi kebutuhan informasi berperan baik dalam
kebutuhan responden. Meski sebagian kecil responden berpendapat bahwa Perpustakaan
Proklamator Bung Hatta kurang berperan, hal ini disebabkan karena mereka berangkapan
bahwa peranan yang dilaksanakan belum sepenuhnya terlaksana dalam pemenuhan
kebutuhan informasi.
4.2.2 Peran Perpustakaan Sebagai Fasilitator Dalam Mencari Informasi
Salah satu peran perpustakaan adalah menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan
pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Untuk melihat peran tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 : Peran Perpustakaan Sebagai Fasilitator Dalam Mencari Informasi
No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Dari tabel di atas yang menyatakan peranan perpustakaan sebagai fasilitator dapat
dilihat 242 responden (72%) menjawab berperan, 63 responden (18,8%) menjawab sangat
berperan dan 31 responden (9,2%) menjawab kurang berperan.
Dari persentase jawaban responden di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan
Proklamator Bung Hatta berperan baik sebagai fasilitator dalam kebutuhan informasi
responden. Akan tetapi 9,2 % responden beranggapan bahwa perpustakaan Proklamator Bung
Hatta kurang berperan sebagai fasilitator dalam mencari informasi, hal ini disebabkan karena
belum semua fasilitas yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh pengguna, sehingga timbullah
sebagian kecil pendapat yang menyatakan perpustakaan kurang berperan sebagai falilitator
dalam mencari informasi.
4.2.3 Peran Perpustakaan Sebagai Mediator Dalam Mencari Informasi
Perpustakaan sebagai mediator dalam pemenuhan kebutuhan informasi sangatlah
berperan. Untuk melihat sejauh mana peranan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 : Peran Perpustakaan Sebagai Mediator Dalam Mencari Informasi
No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
1
Dari tabel di atas yang menyatakan peranan perpustakaan sebagai mediator dapat
dilihat 222 responden (66,1%) menjawab berperan, 84 responden (25%) menjawab sangat
berperan dan 30 responden (8,9%) menjawab kurang berperan.
Dari persentase jawaban responden di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan
Proklamator Bung Hatta berperan baik sebagai mediator dalam pemenuhan kebutuhan
informasi responden. Dari 336 responden 8,9% responden menyatakan perpustakaan
Proklamator Bung Hatta kurang berperan sebagai mediator dalam pemenuhan kebutuhan
informasi, hal ini disebabkan sebagian kecil dari responden beranggapan bahwa perpustakaan
kurang memberikan perhatian dan kurang membantu mereka dalam menemukan informasi
4.2.4 Peran Perpustakaan Dalam Pengembangan Minat Baca
Salah satu peranan perpustakaan umum yang sangat penting adalah pengembangan
minat baca penggunanya. Untuk melihat sejauh mana peranan yang telah dilakukan
perpustakaan proklamator Bung Hatta dalam pengembangan minat baca penggunanya dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel 5 : Peran Perpustakaan Dalam Pengembangan Minat Baca
No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
1
Dari tabel di atas yang menyatakan peranan perpustakaan dalam pengembangan minat
baca dapat dilihat 64 responden (19%) menjawab berperan, 244 responden (72,6%)
menjawab sangat berperan dan 28 responden (8,3%) menjawab kurang berperan.
Dari persentase jawaban responden diatas dinyatakan bahwa peran perpustakaan
Proklamator Bung Hatta dalam pengembangan minat baca berperan baik dalam kebutuhan
informasi responden hal ini disebabkan karena perpustakaan yang selalu menyediakan
bahan-bahan bacaan yang yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya dan sering melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang mengajak para pengguna perpustakaan untuk membaca, walau
sebagian kecil responden berpendapat perpustakaan kurang berperan dalam pengembangan
minat baca yang mungkin disebabkan karena mereka beranggapan bahan bacaan yang
tersedia kurang memenuhi kebutuhan mereka sehingga mereka malas untuk membaca
diperpustakaan Proklamator Bung Hatta.
4.3 Kebutuhan Pengguna
4.3.1 Kesesuai Koleksi Dengan Kebutuhan Profesi Pengguna
Koleksi yang dimiliki perpustakaan harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Untuk melihat kesesuaian koleksi yang tersedia pada perpustakaan Proklamator Bung Hatta
Tabel 6 : Kesesuai Koleksi Dengan Kebutuhan Profesi
No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
1
Dari tabel di atas yang menyatakan kesesuaian koleksi dengan kebutuhan profesi
pengguna dinyatakan 186 responden(55,4%) menyatakan sesuai, 82 responden (24,4%)
menyatakan sangat sesuai, 58 responden (17,3%) menyatakan kurang sesuai, dan hanya 10
responden (2,9%) yang menyatakan tidak sesuai.
Dari hasil yang diperoleh dapat diinterprestasikan bahwa responden menyatakan
koleksi yang tersedia pada perpustakaan cukup sesuai dengan kebutuhan profesi. Namun dari
sekian responden sekitar 58 responden menyatakan bahwa koleksi yang dimiliki kurang
sesuai dengan profesi yang mereka geluti. Hal ini disebabkan karena perpustakaan belum
secara keseluruhan dapat menyesuaikan koleksi yang dimiliki dengan kebutuhan pengguna
yang beraneka ragam, sehingga masih ada sebagian kecil koleksi yang belum tersedia pada
perpustakaan dan menimbulkan beberapa pendapat responden yang menyatakan koleksi
perpustakaan kurang sesuai dengan kebutuhan profesi mereka.
4.3.2 Pemenuhan Kebutuhan Teknologi Informasi
Untuk mengetahui apakah teknologi informasi yang tersedia pada perpustakaan
Proklamator Bung Hatta dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 7 : Pemenuhan Kebutuhan Teknologi Informasi
No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Dari tabel di atas tentang pemenuhan kebutuhan teknologi informasi dinyatakan 168
responden (50%) menjawab memenuhi, 130 responden (38,7%) menjawab kurang
memenuhi, 31 responden (9,2%) menjawab sangat memenuhi, dan hanya 7 responden (2,1%)
yang menjawab tidak memenuhi.
Dari persentase di atas dapat dilihat bahwa 50% responden menyatakan teknologi
informasi yang tersedia memenuhi kebutuhan mereka, dan dapat disimpulkan bahwa
ketersedian teknologi informasi pada perpustakaan Proklamator Bung Hatta cukup memenuhi
kebutuhan pengguna. Namun hampir 40% responden menyatakan teknologi informasi yang
tersedia pada perpustakan kurang memenuhi, hal ini bisa disebabkan karena sebagian
responden tersebut belum bisa atau merasa tidak bisa memanfaatkan teknologi informasi
yang sudah disediakan perpustakaan. Dan ditemukan 2,1% responden menyatakan teknologi
informasi pad perpustakaan tidak memenuhi, hal ini bisa disebabkan karena mereka sama
sekali tidak dapat memanfaatkan fasilitas tersebut atau memang mereka sama sekali tidak
mengetahui adanya teknologi informasi di perpustakaan Proklamator Bung Hatta.
4.3.3 Kecepatan Akses Informasi yang Dibutuhkan Pengguna
Dengan tersedianya teknologi informasi tentunya akan mempengaruhi kecepatan
akses dari informasi tersebut. Untuk melihat kecepatan akses informasi yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 8 : Kecepatan Akses Informasi yang Dibutuhkan
No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
1
Dari tabel di atas tentang pemenuhan kecepatan akses dengan teknologi informasi
dinyatakan 249 responden (74,1%) menjawab cepat, 58 responden (17,3%) menjawab kurang
cepat, 24 responden (7,1%) menjawab sangat cepat, dan hanya 5 responden (1,5%) yang
menjawab tidak cepat.
Dari persentase di atas dapat dilihat bahwa responden menyatakan kecepatan akses