PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI
TERHADAP BULLYING SISWA KELAS VIII
MTs NEGERI 2 RANTAU PRAPAT
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MASRAINI Br MUNTHE NIM : 108121031
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Masraini Br Munthe. NIM. 108121031. PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP BULLYING SISWA KELAS VIII MTs NEGERI 2 RANTAUPRAPAT TAHUN AJARAN 2014/2015. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Ditemukan ada beberapa siswa berperilaku negatif, yaitu anak yang berperilaku bullying. Sifat atau karakter anak yang berperilaku bullying dapat dilihat antara lain perilaku mengejek teman, memukul teman, merusak benda-benda milik korban, mengancam, menakut-nakuti teman. Gejala tersebut merugikan orang lain atau orang yang menjadi korban bullying. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi tehadap bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh positif pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantau Prapat Tahun Ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantauprapat yang berjumlah 10 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk diolah untuk menjaring data tentang bullying yang sebelumnya diuji cobakan kepada 30 orang siswa diluar subjek penelitian, guna mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Dari 30 item angket yang disebarkan diketahui ada 30 item yang valid dan 8 item soal yang tidak valid. Jadi soal yang diberikan terhadap 10 orang subjek penelitian berjumlah 30 item. Instrumen diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok melalui teknik diskusi. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantauprapat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan kelompok teknik diskusi mempunyai pengaruh terhadap bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantau Prapat Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini teruji dengan menggunakan uji wilcoxon yang diperoleh dari perhitungan dengan hasil zhitung = 4,324 > ttabel = 1,645,
artinya hipotesis yang diajukan yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantau Prapat Tahun Ajaran 2014/2015” dapat diterima.
vii
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
A. Kesimpulan ... 43
B. Saran-Saran……... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 45
viii
DAFTAR TABEL
TABEL HAL
3.1. Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 30
3.2. Kisi-Kisi Angket ... 30
4.1 Bullying Sebelum Diberi Layanan Bimbingan Kelompok ... 37
4.2 Bullying Setelah Diberi Layanan Bimbingan Kelompok ... 38
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok ... 108
Gambar 2 : Tanya Jawab Peneliti dan Siswa ... 108
Gambar 3 : Suasana Bimbingan Kelompok
... 109
Gambar 4 : Peneliti dan Siswa melakukan Games ... 109
Gambar 5 : Depan MTs Negeri 2 Rantauprapat
... 110
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gejala bullying yang terjadi di berbagai institusi pendidikan di Indonesia sudah sangat mengganggu dan menimbulkan korban bahkan korban jiwa. Salah satu contoh kasus, tewasnya siswa IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) di
tangan para seniornya, yang sudah terjadi untuk ketiga kalinya sejak institusi itu berdiri. Demikan halnya dengan kasus kekerasan antara adik kelas dengan kakak
kelas kembali terjadi di Jakarta. Mirisnya, kali ini menimpa salah satu siswa SDN 09 Makassar bernama Renggo Khadapi bin Yurnalis yang masih berusia 11 tahun. Akibat kekerasan yang dilakukan 3 orang kakak kelasnya, itu meregang nyawa.
Kasus penganiayaan di sekolah dasar itu berawal dari senggolan saat jam istirahat yang terjadi antara bocah yang akrab disapa Renggo, siswa kelas V dengan S,
siswa kelas VI. Tanpa sengaja Renggo menabrak tangan S yang tengah memegang es. Renggopun sudah meminta maaf kepada S karena ketidaksengajaannya. Bahkan, Renggo sudah memberikan uang Rp 1000 untuk
mengganti minuman yang terjatuh, tapi Renggo tetap dianiaya.
Penindasan di sekolah atau bullying adalah penggunaan kekerasan atau
paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi anak lain. Perilaku ini dapat merupakan suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan
sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu. Bullying sebagai suatu tindakan yang mengganggu orang lain, bisa secara
2
pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik ataupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih lemah oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya lebih kuat. Bisa saja bentuknya adalah tindakan
memukul, mendorong, mengejek, mengancam, memalak uang, melecehkan, menjuluki, meneror, memfitnah, menyebarkan desas-desus dan lain sebagainya.
Kini, bullying tidak hanya dapat dilakukan secara tatap muka, tetapi bisa lewat e-mail, chatting, internet yang berisi pesan-pesan yang menyinggung perasaan orang lain.
Hal senada sebagaimana dikemukakan Astuti, (2008:2), bahwa bullying adalah “Bagian dari tindakan agresi yang dilakukan berulangkali oleh
seseorang/anak yang lebih kuat terhadap anak yang lebih lemah secara psikis dan fisik”. Perilaku tersebut sangat merugikan perkembangan diri pelaku bullying
maupun keamanan dan kenyamanan orang lain. Perilaku bullying dilakukan
anak/remaja, dapat di rumah, di sekolah, dan di lingkungan masyarakat luas. Perilaku bullying pada batas-batas yang wajar pada anak/remaja masih dapat ditolerir, namun apabila sudah menjurus sehingga dapat merugikan diri pelaku
dan orang lain, maka perlu ditangani secara sungguh karena dapat berakibat lebih fatal. Dampak perilaku bullying tidak hanya mempengaruhi fungsi anak dalam
perkembangan emosi dan perilaku, tetapi hal tersebut juga mempengaruhi prestasi akademis, interaksi sosial mereka dengan teman sebaya dan guru. Perilaku bullying bukan suatu kondisi melainkan suatu “penyakit”, maka sangat
memungkinkan untuk di “sembuhkan”, diatasi (Priyatna, 2010:9).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di MTs Negeri 2
3
berperilaku bullying. Sifat atau karakter anak yang berperilaku bullying dapat dilihat antara lain perilaku mengejek teman, memukul teman, merusak benda-benda milik korban, mengancam, menakut-nakuti teman. Gejala tersebut
merugikan orang lain atau orang yang menjadi korban bullying.
Dalam usaha pengentasan masalah tersebut, dalam bimbingan dan
konseling ada beberapa layanan meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan kelompok, konseling kelempok, dan konseling individu. Ketujuh jenis layanan tersebut semuanya merupakan upaya
untuk membantu individu dalam menghadapi dan melalui tahap perkembangannya, mengatasi hambatan yang timbul serta memperbaiki
penyimpangan perkembangan agar perkembangan individu berlangsung secara wajar. Jadi secara prinsip dengan melalui layanan bimbingan dan konseling individu dapat dibantu dalam mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal.
Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang dipandang tepat dalam membantu siswa untuk mengantisipasi terjadinya bullying adalah melalui bimbingan kelompok. Hamdani (2012:116), menegaskan bahwa bimbingan kelompok adalah “Layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karier/jabatan dan
pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui kegiatan kelompok”. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah
pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.
Jika dilihat dari tujuan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi tersebut sangatlah tepat bila dilaksanakan dalam usaha mengantisipasi terjadinya
4
dibantu memahami, menguasai informasi yang disampaikan dan mampu mengambil keputusan yang tepat, tidak serta merta meniru perilaku siswa pelaku bullying, melainkan dapat memilah mana yang dapat diikuti dan mana yang tidak,
selanjutnya perilaku bullying dapat dihambat perkembangannya, sehingga akan lebih mudah untuk diatasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap
bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Pelajaran
2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diiringi dengan cara
bagaimana pemecahannya. Namun sebelum hal itu dilakukan harus dilakukan identifikasi masalah. Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian tentang masalah yang diteliti maka perlu diidentifikasi masalah terkait dengan judul:
1. Perilaku mengejek teman di kelas.
2. Perilaku memukul teman yang tidak mau menuruti perintah.
3. Merusak benda-benda milik teman seperti buku, pinsil dan sebagainya. 4. Mengancam teman yang tidak mau memberi contekan.
5. Menakut-nakuti teman yang tidak memberi uang saku.
6. Belum efektifnya pelaksanaan bimbingan kelompok di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
5
bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berangkat dari batasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: Apakah ada pengaruh positif bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran
2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh positif pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap bullying siswa kelas VIII
MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap siswa,
guru BK, guru bidang studi, kepala sekolah dan peneliti lain. Lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Sebagai informasi bagi siswa tentang cara mengantisipasi terjadinya bullying di sekolah maupun di luar sekolah.
2. Bagi Guru Bidang Studi dan Guru Bimbingan Konseling
Sebagai masukan tentang cara mengantisipasi terjadinya bullying melalui
6
3. Kepala Sekolah
Sebagai dasar pentingnya diantisipasi terjadinya bullying melalui pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dan dapat dijadikan dasar
peningkatan kemampuan sekolah dalam mengatasi dan mencegah bullying sekolah.
4. Peneliti Lain
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
teknik diskusi mempunyai pengaruh terhadap bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantau Prapat Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini teruji dengan
menggunakan uji z yang diperoleh dari perhitungan dengan hasil zhitung = 4,324 >
ztabel = 1,645, artinya hipotesis yang diajukan yang berbunyi “Terdapat pengaruh
yang signifikan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap
bullying siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Rantau Prapat Tahun Ajaran 2014/2015”
dapat diterima.
B. Saran-Saran
1. Saran praktis yang ditawarkan oleh peneliti kepada pihak sekolah terutama
konselor adalah lebih memperhatikan tindakan bullying yang terjadi di sekolah dan meningkatkan pemahaman tentang apa itu tindakan bullying.
Dalam mengurangi terjadinya tindakan bullying di sekolah, pihak sekolah dapat menerapkan program peaceful school yaitu program untuk menciptakan sekolah yang aman dan nyaman karena setiap komponen
sekolah memiliki rasa kasih sayang, perhatian, kepercayaan, dan kenyamanan.
44
perkembangan anak-anak mereka di sekolah sehingga guru dan orang tua dapat bersama-sama meningkatkan perhatian terhadap isu kekerasan
tersebut.
3. Bagi orang tua lebih meluangkan waktu dalam memperhatikan aktivitas yang dilakukan oleh anak. Orang tua juga sebaiknya meluangkan waktu
untuk mendengarkan keluh kesah anak dan sebaiknya orang tua segera melaporkan tindakan bullying yang terjadi pada anaknya sehingga pihak
sekolah dapat menindaklanjuti hal tersebut.
4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggali fenomena bullying secara lebih mendalam seperti meneliti tindakan bullying yang dialami
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Uji Coba Angket
2. Sebaran Data Uji Coba Angket
3. Uji Validitas 4. Uji Realibilitas 5. Angket
6. Sebaran Data Angket Pre-test Perilaku Bullying. 7. Perhitungan Kategori Perilaku Bullying
8.Sebaran Data Angket Post-test Perilaku Bullying 9.Perhitungan Kategori Perilaku Bullying
10.Pengujian Hipotesis
11. Rencana Pelaksanaan Bimbingan Kelompok 12.Daftar Absensi siswa
13. Profil Kegiatan Bimbingan Kelompok
14. Tabel Uji Wilcoxon
45
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriyono Widodo. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Astuti, Ponny Retno. 2008. Meredam Bullying. Jakarta: Grasindo
Geldard, David dan Geldard Katheryn. 2013. Menangani Anak dalam Kelompok. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hamdani. 2012. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung : Pustaka Setia Hartono dan Soedarmadji, Boy. 2012. Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana
Prenada
Prayitno. 2004. Seri Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta
..…….. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta
Priyatna, Andri. 2010. Let’s Ending Bullying (memahami, mencegah dan mengatasi Bullying). Jakarta: elex Media Komputindo
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Sukardi, Dewa Ketut. 2010. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Trevi. 2010. Sikap Siswa SMK terhadap Bullying. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul