PENGARUH EKSTRAK DAUN BANGUNBANGUN (Coleus amboinicus L.) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN GAMBARAN HISTOLOGIS HATI
PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DENGAN PAPARAN BCG
Oleh :
Jannes R.M L.toruan 4103220020 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena
atas berkat dan anugerahNya yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Air Daun Bangunbangun (Coleus amboinicus L.) Terhadap Jumlah Eritrosit Dan Gambaran Histologis Hati Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Dengan Paparan BCG” dengan baik dan kiranya dapat memberikan manfaat bagi rekan mahasiswa dan masyarakat.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Sain, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan rasa hormat kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan proposal penelitian,
pelaksanaan penelitian sampai penyusunan skripsi anatara lain Kepada Ibu Dra.
Melva Silitonga, MS, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan serta semangat kepada penulis. Juga kepada Bapak Drs.
Hudson Sidabutar, M.Si, Ibu Dra. Adriana Y.D. Lumban gaol, M.Kes, dan Ibu
Dra. Martina Restuati, M.Si, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan
saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada Bapak Prof. Drs.
Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA beserta staf. Kepada Drs. Tri Harsono,
M.Si selaku Ketua Jurusan dan Dra. Lazuardi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan.
Dan Pembimbing Akademik Drs. Setia Ginting. Kepada Ibu Uswatun Hasanah,
M.Si. selaku Kepala Laboratorium Biologi UNIMED.
Teristimewa kepada orang tua penulis Ayahanda N.Lumbantoruan, Ibunda
M br. Sitanggang yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus, doa,
serta semangat dan dukungan serta materi maupun non materi hingga saat ini. Dan
terimakasih buat adek-adek tersayang (Yessi, Suharyati, Indra, Wahyuni dan Sri
Angensi) yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Buat teman-teman
seperjuangan memelihara tikus (Fretty, Herti, Ratih, Rani, Kanopa, Jenni, Sulastri
vi
seluruh teman-teman yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan
dalam penulisan skripsi ini (Sartika Siregar, Uly Sitompul, Susi Sinaga, Siti
Butar-butar, Verawati Purba, Meyta Ginting, Alfonsus Sitindaon, Anjelia Siregar,
Canro Sihombing, Riana Haloho, Clara) yang telah memberi semangat dan
motivasi, serta seluruh teman-teman Biologi Nondik 2010 buat semua hari yang
kita jalani bersama selama masa perkuliahan, serta seluruh teman-teman dan adik
stambuk.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun kea rah yang lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca sekalian Amin.
Medan, Desember 2014
Penulis
iii
Pengaruh Ekstrak Daun Bangunbangun (Coleus amboinicus L.) Terhadap Jumlah Eritrosit Dan Gambaran Histologis Hati Pada Tikus Putih
(Rattus norvegicus) Dengan Paparan BCG
Jannes RM L.toruan (4103220020)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun bangunbangun (Coleus amboinicus L.) terhadap jumlah eritrosit dan gambaran histologis hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) dengan paparan BCG. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap non factorial. Perlakuan masing-masing kelompok yaitu pemberian aquades pada kelompok Kontrol,19g EDB, 19g EDB + BCG, 21g EDB, 21g EDB + BCG, dan BCG. Ekstrak daun bangunbangun diberikan secara rutin selama tiga puluh hari dan pemberian BCG pada hari ke-8 dan 15. Parameter yang diamati adalah jumlah eritrosit dan gambaran histologi hati. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi lalu di analisis dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak daun bangunbangun memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan jumlah eritrosit dan berpengaruh pada kerusakan hati yaitu jaringan histologinya berubah sedangkan yang diberi perlakuan BCG mengalami kerusakan yang nyata, dikarenakan antigen yang masuk sangat berpengaruh besar terhadap struktur histogi hati, namun kerusakan belum parah (masih bisa pulih).
iv
The Effect Of Bangunbangun(Coleus amboinicus L.) Leaves Exract To The Red Blood Cell Total And Heart Histology Description Of White Rats
(Rattus norvegicus) With Presentation BCG
Jannes RM L.toruan (4103220020)
ABSTRACT
The research purpose is to acquiring effect of bangunbangun (Coleus amboinicus L.) leaves exract to the red blood cell total and heart histology description of white rats (Rattus norvegicus) with presentation BCG. This research was an experimental studi with non-factorial completely randomized design. Each treatment group was giving destilled water as a control, 19g bangunbangun leaves extract, 19g bangunbangun leaves extract + BCG, 21g bangunbangun leaves extract, 21g bangunbangun leaves extract + BCG, BCG. bangunbangun leaves extracts are routinely granted for thirty days and the treatment of BCG given only on day 8 and to 15. The inspect parameters were the red blood cells total and histology of heart. The data were acquired then tabulated and analyzed by ANOVA and continued with LSD test. The result that have been acquired show that the extract of bangunbangun leaves was gave a significantly increase of erythrocyte and the effect on the damage that occurs in the hearth tissue histology is changed while the treated injection of BCG real damage, because the antigens that enter very big influence on the histologycal structure hearth, but have not suffered severe damage (still recovering).
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Batasan Masalah 6
1.3. Rumusan Masalah 6
1.4. Tujuan Penelitian 6
1.5. Manfaat Penelitian 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Deskripsi Daun Bangunbangun(Coleus amboinicus L) 8
2.2. Komposisi Bangunbangun 9
2.3. Manfaat Daun Bangunbangun 10
2.4. Tikus Putih 13
2.4.1. Berat Badan Tikus 14
2.5. Karakteristik Eritrosit 16
2.5.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Eritrosit 19
2.6. Anatomi dan Histologi Hati Tikus 19
2.7. Antigen BCG (Bacillus Calmette Guerin) 23
2.8. Hipotesis Pemelitian 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 28
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 28
3.2. Populasi dan Sampel 28
3.3. Bahan dan Alat 28
3.3.1. Bahan 28
3.3.2. Alat 29
3.4. Prosedur Kerja 29
3.4.1. Penyediaan Kandang 29
3.4.2. Penyediaan Tikus Putih 30
viii
3.5. Pembuatan Ekstrak Bangunbangun 30
3.6. Penentuan Dosis 31
3.7. Analisis eritrosit 31 3.8. Pembuatan Preparat Histologis Hati 32 3.9. Rancangan Penelitian 32
3.9.1. Analisis Eritrosit 32
3.9.2. Pembuatan Preparat Hisologi Hati 32
3.10. Pemberian Perlakuan Ekstrak Daun Bangunbangun dan BCG 33
3.11. Tehnik Analisis Data 34
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 38
4.1. Hasil Penelitian 38
4.1.1. Krakteristik Subyek Penelitian 38
4.1.2. Ratio Berat Hati Tikus Putih Terhadap Berat Badan 38 4.1.3. Pengaruh Pemberian EAB Terhadap Jumlah Eritrosit 39
4.1.4. Pengamatan Histologi Hati 41
4.2. Pembahasan 45
4.2.1. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bangunbangun Terhadap
Jumlah Eritrosit Tikus Putih 45
4.2.2. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bangunbangun Terhadap
Histologi Hati Tikus Putih 50
4.2.3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bangunbangun
Terhadap Histologi Hati Tikus Putih 51 4.2.4. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bangunbangun Terhadap
Histologi Hati Tikus Putih yang Divaksin BCG 53 4.2.4.1. Kelompok Perlakuan 19g EDB/kg BB + BCG 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 56
5.1. Kesimpulan 56
5.2. Saran 56
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Komposisi Zat Gizi Daun Bangunbangun 10
Tabel 2.2. Data Biologis Tikus Putih (Rattus norvegicus) 16
Tabel 2.3. Data Hematologis Tikus Putih 16
Tabel 3.1. Alat yang Digunakan dalam Penelitian 29
Tabel 3.2. Tabel Konversi LD50 31 Tabel 3.3. Rincian Perlakuan 34
Tabel 3.4. Daftar Analisis Sidik Ragam 35 Tabel 4.1. Rata-rata Ratio Berat Hati Terhadap Berat Badan 38
Tabel 4.2. Rata-rata Jumlah Eritrosit 39
Tabel 4.3. Daftar ANAVA Jumlah Eritrosit 40
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Morfologi Daun Bangunbangun 9 Gambar 2.2. Tikus Putih 14
Gambar 2.3. Histolgi Hati Tikus Putih 20
Gambar 4.1. Nilai Rata-rata Jumlah Eritrosit Pada Tiap Perlakuan 40 Gambar 4.2. Gambran Histologi Hati Perlakuan Kontrol yang
Diberikan Aquades 42
Gambar 4.3. Struktur mikroanatomi Kelompok perlakuan 19g EDB 42 Gambar 4.4. Struktur mikroanatomi Kelompok Perkauan 31g EDB 43 Gambar 4.5. Struktur mikroanatomi Kelompok Perlakuan
19g EDB + BCG 43
Gambar 4.6. Struktur Mikroanatomi Kelompok Perlakuan
31g EDB + BCG 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan ANAVA terhadap jumlah eritrosit pada tikus
Putih (Rattus norvegicus L) 56
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian 64
Lampiran 3. Perhitungan ANAVA untuk berat badan tikus putih
(Rattus norvegicus L) 67
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini
adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh ekstrak daun bangunbangun, meningkatkan jumlah eritrosit
apabila dibandingkan dengan jumlah normal eritrosit tikus putih, dan pada
gambaran histologi hati tikus putih susunan hepatosit terlihat tidak teratur
dan terpisah-pisah oleh sinusoid yang mengalami dilatasi.
2. Ada pengaruh ekstrak daun bangunbangun yang di vaksin BCG
meningkatkan jumlah eritrosit pada tikus putih, dan pada histologi hati
tikus putih gangguan yang masih terdapat pada hepatosit adalah degenerasi
lemak, degenerasi hidropik, karyoreksis dan karyolisis.
3. Vaksin BCG berpengaruh pada eritrosit dimana jumlahnya yaitu 7, 28
Jutasel/µm lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan kontrol yaitu 7,31
Jutasel/µm. namun masih di atas kisaran normal jumlah eritrosit tikus
putih.
4. Ratio berat hati tikus terhadap berat badan yaitu rata-rata lebih tinggi dari
perlakuan kontrol dengan ratio 3,07%.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam mengkaji manfaat daun
bangunbangun (Coleus amboinicus L.) dengan penambahan dosis dan
lama pemberian ekstrak daun bangunbangun dari penelitian agar manfaat
daun bangunbangun lebih diketahui.
2. Perlu peningkatan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan obat
tradisional khususnya daun bangunbangun sebagai antioksidan bagi tubuh
karena bangunbangun sangat banyak dijumpai dan memiliki kandungan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Obat tradisional telah dikenal luas pemakaiannya di Indonesia, baik untuk
pemeliharaan kesehatan maupun untuk pengobatan penyakit-penyakit tertentu.
Defenisi obat tradisional menurut UU No 23 tahun 1992 adalah bahan atau
ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
galenika, atau campuran dari bahan tersebut yang telah digunakan secara turun
temurun oleh masyarakat.
Manusia dalam kehidupannya sangat tergantung dengan lingkungan
sekitar untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat tanaman disekitar manusia
sebenarnya sudah digali atau dikembangkan untuk kesehatan manusia tetapi masih
banyak jenis tumbuhan yang belum digali pemanfaatannya. Bangsa Indonesia
telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah
satu upaya untuk menanggulangi masalah kesehatannya. Pengetahuan tentang
tanaman berkhasiat obat serta pengalaman turun-temurun telah diwariskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Terbukti adanya naskah lama pada daun
lontar Husodo (Jawa), Usaha (Bali, Lontarak Pabbura (Sulawesi Selatan), Serat
Racikan Boreh Wulang Dalem dalam relief candi Borobudur yang
menggambarkan sebagai bahan bakunya (Sukandar, 2006).
Indonesia merupakan daerah beriklim tropis sehingga banyak tanaman
yang tumbuh. Kekayaan alam tumbuhan Indonesia terdiri atas 30.000 jenis
tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, dimana 940 jenis diantaranya
merupakan tanaman obat (Syukur dan Suhernani, 2002). Saat ini penelitian
tentang tumbuhan obat sedang marak dilakukan terutama terhadap tumbuhan obat
yang khas daerah yang mengandung senyawa aktif. Penggunaan tumbuhan obat
khas daerah ini dilakukan dengan tujuan untuk pelestarian tumbuhan serta
diharapkan mampu memiliki nilai ekonomi dan berpotensi untuk dikembangkan
2
peluang usaha untuk pembudidayaan maupun pengolahan tumbuhan obat di masa
yang akan datang.(Saim, 1992 dalam Simanjuntak, R., 2013).
Daun Bangunbangun (Coleus amboinicus L.), sebutan yang lazim dipakai
oleh orang Batak, merupakan salah satu etnobotani Indonesia yang secara turun
temurun dimanfaatkan masyarakat Sumatra Utara sebagai menu sayuran
sehari-hari dan terutama disajikan untuk ibu-ibu yang baru melahirkan. Beberapa yang
sudah pernah diteliti oleh Dr Boorsma (Heyne, 1987; Anonim, 1989), juga
menurut Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso (1985) ditemukan bahwa dalam
daun ini mengandung minyak atsiri (0,043% pada daun segar atau 0,2% pada
daun kering). Minyak atsiri dari daun bangunbangun selain berdaya antiseptika
ternyata juga mempunyai aktivitas tinggi melawan infeksi cacing (Vasquez dkk.,
2000). Phytochemical database (Duke, 2000) melaporkan bahwa dalam daun ini
terdapat juga kandungan vitamin C, vitamin B1, vitamin B12, zat besi, beta
karotin, niasin, karvakrol, kalsium, asam-asam lemak, asam oksalat, dan serat.
Senyawa-senyawa tersebut berpotensi terhadap bermacam-macam aktivitas
biologik, misalnya antioksidan, diuretik, analgesik, mencegah kanker, antitumor,
antivertigo, immunostimulan, antiradang, antiinfertilitas, hipokolesterolemik,
hipotensif, hepatoprotektif dan lain-lain khasiat yang perlu diteliti lebih lanjut.
Daun bangunbangun atau Torbangun (Coleus amboinicus Lour) adalah
salah satu jenis tanaman obat yang umum dikonsumsi oleh ibu yang baru
melahirkan di daerah Sumatera Utara, khususnya oleh suku batak. Daun
bangunbangun dipercaya dapat meningkatkan produksi air susu ibu (ASI). Daun
ini memiliki kandungan zat gizi tinggi, terutama zat besi dan karoten. Ditemukan
pula bahwa konsumsi daun bangunbangun berpengaruh nyata terhadap
peningkatan kadar beberapa mineral seperti zat besi, kalium, seng dan magnesium
dalam ASI serta mengakibatkan peningkatan berat badan bayi secara nyata
(Damanik et al., 2001).
Di kepulauan China, jus daun Bangunbangun diberikan untuk obat batuk
anak-anak ditambah gula. Manfaat lain adalah sebagai obat asthma dan bronchitis
(Jain dan Lata, 1996). Infus ekstrak daun tersebut dapat meningkatkan volume air
3
pada ibu-ibu masa laktasi menunjukkan bahwa sayur daun Bangunbangun yang
dikonsumsi terbukti dapat meningkatkan total volume Air Susu Ibu (ASI), berat
badan bayi, dan komposisi zat besi, seng, dan kalium dalam ASI (Santosa et. al.,
2002). Komponen daun ini sudah pernah dimasukkan sebagai komponen obat
jamu ibu hamil yang ternyata menurut penelitian mempunyai sifat oksitosik
(Nurendah 1982) dan analgesik (Hastuti dan Supadmi, 2000).
Bangunbangun adalah sebagai hepatoprotektif terhadap kerusakan hati
yang diakibatkan CCL4, meningkatkan regenerasi hepatosit dan normalisasi asam
dan nekrosis pada sel hati (Patel 2011). Bangunbangun adalah juga sebagai
hepatoprotektif terhadap kerusakan hati yang diakibatkan oleh Paracetamol
(Shenoy, et. al. 2012). Sebagai indikasi kerusakan hati maka salah satu parameter
yang diamati adalah SGPT dan SGOT serum serta pengamatan histopatologi hati.
Pemberian daun bangunbangun dapat menimbulkan efek imunostimulan sehingga
organ limfoid menjadi reaktif untuk melepas sel leukosit ke peredaran darah
perifer (Puspita Sari 2008).
Daun bangunbangun (Coleus amboinicus Lour) digunakan sebagai obat
sariawan, obat batuk, karminatif, meningkatkan keluarnya ASI (laktagoga),
analgesik, antipiretik, antiseptik, dan juga berfungsi sebagai sumber zat besi, yang
merupakan zat penting dalam proses sintesis eritrosit dan juga hemoglobin
(Sihombing, 2000).
Sebagai salah satu sumber tanaman obat di Indonesia maka manfaat daun
Bangunbangun perlu terus digali dan dikembangkan. Pengembangan obat
tradisional dikatakan rasional apabila dilakukan melalui tahap-tahap sistematis
pengembangan, yakni ditemukan bahan alami yang terbukti secara ilmiah
memberi manfaat klinik dalam pencegahan atau pengobatan penyakit, dan tidak
menyebabkan efek samping serius dalam arti aman sebagai obat untuk manusia,
yang biasanya lebih dulu dilakukan pada hewan percobaan.
Tikus putih termasuk famili Rusidae adalah binatang asli Asia, India, dan
Eropa Barat, termasuk dalam keluarga rodentia. Tikus putih adalah hewan
pengerat yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak,
4
banyak digunakan di laboratorium untuk berbagai penelitian. Tikus putih sering
digunakan sebagai sarana penelitian biomedis, pengujian dan pendidikan.
Kaitannya dengan biomedis, tikus putih digunakan sebagai model penyakit
manusia dalam hal genetika. Hal tersebut karena kelengkapan organ, kebutuhan
nutrisi, metabolisme, dan biokimianya cukup dekat dengan manusia. Tikus putih
yang dimaksud adalah seekor tikus dengan seluruh tubuh dari ujung kepala
sampai ekor serba putih, sedangkan matanya berwarna merah jambu.
Semua senyawa atau makanan yang masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi komposisi darah, karena darah berfungsi mensuplai setiap jaringan
di dalam tubuh dengan zat gizi dan oksigen serta membuang sisa metabolisme dan
mengankut karbonmonoksida. Tanaman bangunbangun mengandung zat besi
yang merupakan komponen penting dalam sel darah merah (Sinaga, J., 2013).
Dengan adanya zat besi dalam bangunbangun, akan membantu dalam
pembentukan sel darah merah sehingga jumlah sel darah merah dalam tubuh tidak
akan kekurangan.
Sel darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel, mitokondria, satau
ribosom. Sel darah merah tidak dapat bereproduksi atau melakukan fosforilasi
oksidatif sel atau sintesis protein. Hemoglobin menempati sebagian besar ruang
ruang intrasel eritrosit.Sel darah merah diproduksi di dalam sumsum tulang yang
berespon terhadap faktor pertumbuhan hemopoietik, terutama eritropoietin dan
memerlukan zat besi, asam folat serta vitamin B12 untuk melakukan sintesis dan
rantai globin.
Pada saat sel darah merah hampir matang, sel akan dilepaskan keluar dari
sumsum tulang belakang dan mencapai fase matang di dalam aliran darah, dengan
masa hidup sekitar 120 hari. Selanjutnya sel ini akan mengalami disentegrasi dan
mati. Sel-sel darah merah yang mati diganti sel-sel baru yang dihasilkan dari
sumsum tulang. Jika sel darah merah yang mati dalam jumlah berlebihan sel darah
merah yang belum matang akan dilepaskan dalam jumlah yang lebih banyak dari
normal, akibatnya meningkatkan kadar retikulosit yang bersirkulasi yang dikenal
5
Hati (liver/hepar) merupakan organ tubuh yang penting untuk
mendetoksifikasi zat kimia yang tidak berguna/merugikan tubuh, termasuk
alkohol/etanol. Hati merupakan organ yang mempunyai kemampuan tinggi untuk
mengikat zat-zat kimia atau melebihi organ-organ lain. Hati memiliki satu
kemampuan untuk memetabolisme dan mengekresi beberapa zat-zat kimia.
Meskipun mekanisme yang tepat mengenai pembuangan toksikan-toksikan dari
darah oleh hati masih perlu penelitian lebih lanjut, namun diduga pengangkutan
aktif dan pengikatan ke komponen-komponen jaringan merupakan
mekanisme-mekanisme yang mungkin digunakan oleh liver untuk membuang bahan-bahan
toksis dari darah (Mansur 2008).
Hati dapat dikatakan sebagai alat sekresi dan ekskresi. Karena hati
menghasilkan empedu. Hati dikatakan sebagai alat ekskresi karena empedu yang
dikeluarkan mengandung zat sisa yang berasal dari sel darah merah yang rusak
dan dihancurkan di dalam limpa. Hati juga sebagai tempat penyimpanan zat besi,
dimana zat besi yang di simpan tersebut merupakan komponen penting dalam
proses pembentukan sel darah merah. Apabila hati mengalami gangguan, maka
proses penyimpanan zat besi dan proses sintesis sel darah merah akan mengalami
gangguan sehingga proses eksresi juga akan terganggu. Dan juga mempengaruhi
proses pembentukan eritrosit (Mansur 2008).
Antigen BCG berasal dari kuman Bacillus Calmette Guerin yang
dilemahkan. Memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC. Efek samping dari
vaksi BCG dapat menimbulkan pembengkakan pada bekas suntikan yang
biasanya akan hilang dengan sendirinya, demam sampai 1-2 minggu.
Penelitian ini direncanakan akan mampu mengungkap bagaimana efek
daun Bangunbangun terhadap eritrosit. Penelitian ini juga akan mengungkap
bagaimana dampak pemberian daun Bangunbangun terhadap gambaran histologi
pada organ-organ yang berperan dalam pembentukan dan modulator antibodi di
dalam tubuh seperti hati.
Dari penjelasan di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji
6
BCG (Baciilus Calmette Guerin) terhadap gambaran histologi hati dan kadar
eritrosit dalam darah.
1.2.Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :
1. Pengamatan terhadap kadar eritrosit pada darah tikus putih yang diberi
ekstrak air daun Bangunbangun.
2. Pengamatan terhadap gambaran histologi hati tikus putih yang diberi ekstrak
air daun Bangunbangun dengan pewarnaan hematoksilin eosin.
3. Pengamatan terhadap gambaran histologi hati, serta jumlah kadar eritrosit
tikus putih yang divaksinasi BCG.
4. Ratio berat hati tikus terhadap berat badan tikus.
1.3. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh ekstrak daun bangunbangun terhadap kadar eritrosit dan
gambaran histologi hati tikus putih ?
2. Bagaimana pengaruh ekstrak daun bangunbangun terhadap kadar eritrosit dan
gambaran histologi tikus putih yang di vaksin BCG ?
3. Bagaimana pengaruh pemberian vaksin BCG terhadap kadar eritrosit dan
gambaran histologi hati tikus putih ?
4. Bagaimana ratio berat hati tikus putih terhadap berat badan ?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun Bangunbangun terhadap jumlah
eritrosit dan gambaran histologi hati tikus.
2. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak air bangunbangun terhadap jumlah
eritrosit dan gambaran histologi hati tikus putih yang di vaksin BCG.
3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian vaksin BCG terhadap kadar eritrosit
dan gambaran histologi hati tikus putih.
7
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai :
1. Sumbangan informasi tentang efek pemberian daun Bangunbangun terhadap
kadar eritrosit pada darah, ukuran dan gambaran histologi hati tikus putih
yang di vaksin BCG.
2. Pengembangan ilmu pengetahuan dalam pengkajian tanaman obat tradisional,
dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Informasi bagi masyarakat luas tentang khasiat daun bangubangun dalam
meningkatkan daya tahan tubuh, baik untuk mewujudkan masyarakat yang
57
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I.A.A., (2003), Pengaruh Perbaikan Gizi Kesehatan Terhadap Produktivitas Kerja, Jurnal Penelitian, Universitas Hindu Indonesia.
Agus, (2009), Pengaruh Taraf Pemberian Tepung Daun Bangunbangun (Coleus amboinicus lour) Dalam Ransum Induk Babi Menyusui Terhadap Nilai Ekonomi Penampilan Anak Babi Sapihan, Skripsi, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Anonim, (2014), Coleus amboinicus, http:id.wikipedia.org/wiki/bangunbangun. (diakses tanggal 12 Februari 2014).
Anonim, (2014), fungsi organ hati, http://jkt45.com/berbagai-fungsi-hati-di-dalam tubuh/(diakses tanggal 10 Juni 2014).
Anonim, (2014), eritrosit vertebrata, http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merah (diakses tanggal 30 Juni 2014).
Anonim, (2014) Antigen http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/antigen-dan antibodi (diakses tanggal 30 Oktober 2014).
Corwin, Elisabeth J., (2007), Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Gembong, T., (2004), Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Mardiastuti, Endah, (2002), Gambaran Histopatis Organ Hati dan Ginjal Tikus Diabetes Melitus yang Diberi Infus Batang Brotowali (Tinospora tuberculata L.) Sebagai Bahan Antidiabetik, Skripsi, IPB, Bogor.
Munawaroh, S (2009), Pengaruh Ekstrak Kelopak Rosella (Hibiscus sabdarifa) Terhadap Peningkatan Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin dalam Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Anemia, Skripsi, Malang, Uin Maulana Malik Ibrahim.
58
Rahmi, A, (2009), Studi Hemtologis dan Histopatologis Organ Pada Tikus yang Diinduksi Kuinin Sebagai Uji Potensi Metabolik Angkak, skripsi, bogor, IPB.
Ratnaningtyas, Novarina,. (2010), Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica ganatum) Terhadap Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Pada Tikus (Rattus norvegicus) Yang Dipapar Gelombang Elekromagnetik Ponsel, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Santosa, Budi, (2009), Pengaruh Suplementasi Seng Terhadap Kerusakan Tubulus Ginjal dan Sistem Hematopoiesis Tikus (Rattus norvegicus) yang diberi Tawas, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Santosa, C.M, dan Hertiani, (2005), Kandungan Senyawa Kimia Dan Efek Ekstrak Air Daun Bangunbangun (Coleus amboinicus, l.) Pada Aktivitas Fagositosis Netrofil Tikus Putih (Rattus norvegicus), Majalah Farmasi Indonesia 16 (3).
Sianturi, dkk,. (2012), Pengaruh Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) Terhadap Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Mencit Jantan (Mus
musculus L.) Anemia Strain DDW Melalui Induksi Natrium Nitrit (NaNO2),
FMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sihombing M., (2006), Penelitian pengaruh hati ikan terhadap absorbsi berasal dari daun bangunbangun (Coleus amboinicus) pada tikus albino strain wistar derived LMR. Cermin Dunia Kedokteran.;151:48
Silitonga, M., (1993), Efek Laktagogum Daun Jinten (Coleus amboinicus, L.) pada Tikus Laktasi, Tesis Magister Sains, Program Studi Biologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Silitonga, P.M., (2011), Statistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Medan.
Simanjuntak, Restiana., (2013), Pengaruh Ekstrak Daun Buas-Buas (Premna pubescens Blume) Terhadap Kadar Titer Antibodi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.), Universitas Negeri Medan, Medan.
Smith dan Mangkoewidjojo, (1988), Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis, UI Press, Jakarta.
59
Syaifuddin, (2009), Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2, Swadaya, Jakarta.
Wahyuni, A.S., (2004), Anemia Defesiensi Besi Pada Balita, Karya Tulis Ilmiah, Ilmu Kedokteran Komunitas Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara.