• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Ibu Pascasalin Dalam Melakukan Vulva Hygiene Di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Ibu Pascasalin Dalam Melakukan Vulva Hygiene Di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU IBU PASCASALIN DALAM MELAKUKAN

VULVA HYGIENE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

MULIOREJO KECAMATAN SUNGGAL

KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH :

FATMAWATI MANURUNG

105102002

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

Pada saat masa pascasalin infeksi merupakan sebagai faktor lain penyebab kematian ibu. Hal ini sering terjadi karena kebersihan (hygiene) yang buruk setelah persalinan. Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pascasalin, sebaiknya ibu dianjurkan untuk menjaga personel hygiene, yaitu dalam melakukan vulva hygine. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku ibu

pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di wilayah kerja puskesmas muliorejo kecamatan

sunggal kabupaten deli serdang tahun 2011. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel 46 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total sampling melalui kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan univariat. Penelitian dilakukan pada bulan Febuari sampai Maret 2011. Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan, sikap, tindakan yang masing-masing berisi 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu pascasalin berpengetahuan baik sebanyak 36 orang (78,3%) dan sebagian kecil berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (21,7%). Berdasarkan sikap sebagian besar ibu pasca salin dalam melakukan vulva hygiene mempunyai sikap positif sebanyak 44 orang (95,7%) dan sebagian kecil mempunyai sikap negatif sebanyak 2 orang (4,3%). Berdasarkan tindakan sebagian besar ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene sebanyak 46 orang (100%) melakukan vulva hygiene. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ibu pasca salin, peneliti dan bagi puskesmas sehingga dapat meningkatkan dan memberikan asuhan kebidanan ibu pascasalin terutama dalam memelihara kebersihan alat kewanitaannya dengan cara melakukan vulva hygiene

Kata Kunci : Perilaku, Ibu Pascasalin, Vulva hygiene Daftar Pustaka: 18 (2003-2010)

(4)

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini yang berjudul ’’Perilaku Ibu Pasca Salin Dalam Melakukan Vulva Hygiene Di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011”.

Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini peneliti banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Juliandi Harahap,MA selaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran-saran.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada orangtua tercinta ayah R Manurung dan Ibu S.Butar-butar yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun material serta doa kepada peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(5)

7. Teman-teman DIV yang tidak dapat saya tuliskan seluruhnya, yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Semua pihak yang mendukung, membantu, dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya, untuk itu peneliti mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi peneliti khususnya.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2011 Peneliti

( Fatmawati Manurung)

(6)

PERILAKU IBU

PASCASALIN

DALAM MELAKUKAN

VULVA HYGIENE

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

MULIOREJO KECAMATAN SUNGGAL

KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH :

FATMAWATI MANURUNG

105102002

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(7)
(8)

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini yang berjudul ’’Perilaku Ibu Pasca Salin Dalam Melakukan Vulva Hygiene Di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011”.

Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini peneliti banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Juliandi Harahap,MA selaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran-saran.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada orangtua tercinta ayah R Manurung dan Ibu S.Butar-butar yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun material serta doa kepada peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(9)

7. Teman-teman DIV yang tidak dapat saya tuliskan seluruhnya, yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Semua pihak yang mendukung, membantu, dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya, untuk itu peneliti mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi peneliti khususnya.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2011 Peneliti

( Fatmawati Manurung)

(10)

iii

3. Perubahan Fisiologis Masa Post Partum ... 12

4. Perubahan Dalam Sistem Kardiovaskuler ... 14

5. Perubahan Dalam Sistem Kemih... 15

6. Perubahan Dalam Sistem Endokrin... 15

7. Perubahan Sistem Gastrointestinal... 15

8. Perubahan Sistem Muskulosketal... 14

C. Vulva hygiene.... ... 16

1. Pengertian Vulva Hygiene.. ... 15

(11)

iv

BAB III : KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep ... 19

B. Defenisi Operasional ... 20

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

1. Lokasi Penelitian ... 22

2. Waktu Penelitian ... 22

D. Pertimbangan Etik ... 23

E. Instrumen Penelitian ... 24

F. Validitas dan reabilitas……… 26

G. Pengumpulan Data ... 26

H. Pengolahan dan Analisa Data ... 27

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 28

1. Karakteristik Responden ………. 30

2. Pengetahuan Responden ……….. 30

3. Sikap Responden ………. 33

4. Tindakan Responden ……… 37

(12)

iv

A. Kesimpulan ……… 43

B. Saran ……… 44

DAFTAR PUSTAKA

(13)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 2 Definisi Operasional ... 20

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Ibu Pascasalin Dalam Melakukan

Vulva Hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011...

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011...

Tabel 5.3 Distribusi Berdasarkan Pengetahuan Responden Tentang Perilaku Ibu Pascasalin Dalam Melakukan Vulva Hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun2011... Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011...

Tabel 5.5 Distribusi Berdasarkan Sikap Responden Tentang Perilaku Ibu Pascasalin Dalam Melakukan Vulva Hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011...

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tindakan di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011...

.

(14)

vii

(15)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent) Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 : Surat Izin Data pendahuluan dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Out Put Data Penelitian Lampiran 7 : Surat Balasan Penelitian

(16)

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011

Pada saat masa pascasalin infeksi merupakan sebagai faktor lain penyebab kematian ibu. Hal ini sering terjadi karena kebersihan (hygiene) yang buruk setelah persalinan. Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pascasalin, sebaiknya ibu dianjurkan untuk menjaga personel hygiene, yaitu dalam melakukan vulva hygine. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku ibu

pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di wilayah kerja puskesmas muliorejo kecamatan

sunggal kabupaten deli serdang tahun 2011. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel 46 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total sampling melalui kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan univariat. Penelitian dilakukan pada bulan Febuari sampai Maret 2011. Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan, sikap, tindakan yang masing-masing berisi 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu pascasalin berpengetahuan baik sebanyak 36 orang (78,3%) dan sebagian kecil berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (21,7%). Berdasarkan sikap sebagian besar ibu pasca salin dalam melakukan vulva hygiene mempunyai sikap positif sebanyak 44 orang (95,7%) dan sebagian kecil mempunyai sikap negatif sebanyak 2 orang (4,3%). Berdasarkan tindakan sebagian besar ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene sebanyak 46 orang (100%) melakukan vulva hygiene. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ibu pasca salin, peneliti dan bagi puskesmas sehingga dapat meningkatkan dan memberikan asuhan kebidanan ibu pascasalin terutama dalam memelihara kebersihan alat kewanitaannya dengan cara melakukan vulva hygiene

Kata Kunci : Perilaku, Ibu Pascasalin, Vulva hygiene Daftar Pustaka: 18 (2003-2010)

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. kesehatan adalah merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Penyelenggaraan upaya kesehatan dapat berupa pendekatan pemeliharaan pelayanan kesehatan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dalam Notoatmodjo 2003.

Dalam rangka mencapai derajat kesehatan adalah adalah dapat dilakukan melalui kesehatan optimal seorang ibu, perlu dilakukan pemantauan kesejahteraan ibu dan bayi dari masa hamil, bersalin, dan nifas. Dimana salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah dapat dilakukan pada masa post partum.

Asuhan masa nifas merupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan yang harus mendapat perhatian baik oleh petugas kesehatan seperti dokter kebidanan, bidan, dan perawat maupun ibu itu sendiri, mengingat tingginya jumlah angka kelahiran setiap tahunnya.

(18)

tinggi jika dibandingkan dengan negara- negara ASEAN. Resiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65 penduduk dibandingkan dengan 1 dari 1.100 penduduk di Thailand. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saleha, 2009, hlm.95).

Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis maupun psikologis, yaitu perubahan fisik, involusi uteri dan pengeluaran lochea, perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan psikis pada ibu tersebut. Asuhan masa post partum perlu dilaksanakan secara menyeluruh, walaupun pada umumnya ibu yang melahirkan dalam keadaan sehat, tetapi kadang-kadang juga ditemukan adanya masalah, sebagaimana diketahui ibu mengalami masa post partum atau masa pemulihan dan dalam masa ini banyak hal yang bisa terjadi. Yang terutama adalah keluarnya darah nifas atau lochea, pada mulanya darah berwarna merah dan ada gumpalan-gumpalan kecil, yang kemudian akan memudar dalam dari hari ke hari, dan bila darah berbau itu perlu dicurigai karena ada kemungkinan terjadinya infeksi.

(19)

3

perineum menjadi agak bengkak, memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi, yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi. Proses penyembuhan luka episiotomi sama seperti luka operasi lain. Bagi ibu yang mengalami episiotomi, perlu diajarkan cara merawat luka episiotomi tersebut agar tidak terkena infeksi, tanda-tanda infeksi pada luka episiotomi seperti nyeri, merah, panas, bengkak, atau keluar cairan yang berbau dan tidak lazim. Begitu juga perlu diperhatikan agar sehabis buang air kecil atau buang air besar ibu harus mencuci daerah kewanitaannya dengan bersih dan ibu juga harus rajin mengganti pembalutnya. Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pasca persalinan, sebaiknya ibu dianjurkan dan diingatkan untuk menjaga personal hygienenya, terutama dalam melakukan vulva hygiene, yang berfungsi untuk membersihkan daerah kewanitaannya apalagi sehabis melahirkan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

(20)

Serdang tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu pascasalin dalam melakukan vulva

hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

b. Untuk mengetahui sikap ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.

c. Untuk mengetahui tindakan ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu / Responden

Diharapkan mampu menjadi sumber informasi dan edukasi bagi ibu /responden 2. Bagi Puskesmas

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi peningkatan mutu pelayanan kebidanan dalam memberikan penyuluhan bagi para ibu pascasalin.

3. Bagi Peneliti

(21)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh, sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,binatang sampai manusia berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Oleh karena itu perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon. Skinner membedakan adanya dua respon:

1. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting

stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relative tetap. Respondent

(22)

2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua:

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2. Bentuk Perilaku

Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi kedalam 3 perilaku domain (ranah atau kawasan), yakni: a).kognitif (cognitive), b).afektif (affective), c).psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

a). Pengetahuan (Knowledge) b). Sikap (Attitude)

(23)

7

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. 1. Proses Adopsi Perilaku seseorang

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan didalam diri seseorang terjadi proses berurutan:

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari/ mengetahui stimulus. b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya).

d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

e. Adoption, subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan didalam Domain Kognitif a. Tahu ( know)

Adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. kata kerja untuk

(24)

b. Memahami (comprehension)

Adalah sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Adalah menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. g. Evaluasi (evaluation)

Adalah berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

b. Sikap (attitude)

Merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. ada berbagai tingkatan sikap:

1. Menerima (receiving)

(25)

9

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggung Jawab (responsible)

Adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

c. Tindakan ( practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi memungkinkan, antara lain:

1). Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

2). Respon terpimpin (guided response)

(26)

3). Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4). Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

B. Masa Postpartum

1. Definisi Masa Postpartum

Masa Postpartum adalah masa setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu . Masa ini menunjukkan periode 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya periode persalinan dan kembalinya organ-organ reproduksi wanita ke kondisi normal sebelum hamil. (Maryunani A, dalam Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas, hal.5)

(27)

11

2.Tujuan Masa Postpartum (Saleha, 2009, hal. 4 - 5)

Dimana perlunya pemberian Asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a.. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

b. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi seharí-hari.

d. Memberikan pelayanan KB.

Menurut Siti Dhyanti dan Mukir masa nifas adalah periode 6 minggu pasca persalinan, disebut juga masa involusi. periode dimana sistem reproduksi wanita

postpartum/ pasca persalinan kembali ke keadaanya seperti sebelum hamil.

Masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu:

1. Puerperium dini, yaitu ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.

3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

(28)

3. Perubahan Fisiologis Masa Postpartum

Pada masa nifas, terjadi perubahan-perubahan anatomis dan fisiologis pada ibu. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, dimana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan dapat membentuk respons ibu terhadap bayinya selama masa post partum ini.

Berbagai Perubahan dalam Sistem Reproduksi: a. Proses Involusi

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses kembali nya uterus kepada keadaan sebelum hamil. Proses involusi merupakan salah satu peristiwa penting dalam masa nifas. Uterus ibu yang baru melahirkan masih membesar, jika diraba dari luar tinggi fundus uteri kira-kira 1 jari dibawah pusat. Menurut Dhayanti dan Muki (dalam kuliah Obstetri dan Ginekologi), ukuran uterus mengecil kembali setelah 2 hari pasca persalinan, yaitu setinggi sekitar umbilikus, 2 minggu masuk panggul, dan setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil.

b. Kontraksi

(29)

13

c. Lochea

Adalah darah dan cairan yang keluar dari vagina selama masa nifas. Lochea mempunyai reaksi basa / álkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis (anyir), meskipun tidak terlalu menyengat, dan volumenya berbeda-beda pada setiap ibu, lochea mengalami perubahan karena proses involusi. Ada 3 jenis lochea, yaitu:

1. Lochea rubra ( merah)

Merupakan cairan bercampur darah dan sisa-sisa penebalan dinding rahim (desidua)dan sisa-sisa penanaman plasenta, berbau amis. Keluar dari hari ke-3 atau ke-4.

2. Lochea serosa

Lochea ini mengandung cairan darah dengan jumlah darah yang lebih sedikit dan lebih banyak mengandung serum dan lekosit,berwarna kecoklatan atau kekuningan keluar dari hari ke-5 sampai ke-9.

3. Lochea alba ( Putih)

Terdiri dari lekosit, lendir leher rahim (serviks), dan jeringan-jaringan mati yang lepas dalam proses penyembuhan, keluar selama 2-3 minggu.

(30)

jahitan bekas robekan atau episiotomi, yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi. Perhatikan tanda-tanda infeksi pada luka episiotomi seperti nyeri, merah, panas bengkak, atau keluar cairan tidak lazim.

4. Perubahan dalam Sistem Kardiovaskuler

Pada kehamilan terjadi peningkatan sirkulasi volume darah yang mencapai 50%. nilai kadar darah seharusnya kembali ke keadaan sebelum hamil pada akhir periode pascapersalinan dengan kehamilan bisa berlanjut selama masa post partum. Kadar hemoglobin dan hemotokrit akan kembali kekeadaan sebelum melahirkan atau ke konsentrasi normal dalam 2 sampai 6 minggu.

5. Perubahan dalam Sistem Kemih

Wanita yang pascapersalinan mengalami suatu peningkatan kapasitas kandung kemih, pembengkakan dan trauma jaringan sekitar uretra yang terjadi selama proses melahirkan. Dinding kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema yang disertai dengan hemorhagi pada daerah kecil. Tonus kandung kemih biasanya akan kembali dalam waktu 5 sampai 7 hari setelah melahirkan.

6. Perubahan dalam Sistem Endokrin

(31)

15

7. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Penggunaan tenaga pada kala pertama persalinan, menurunkan tonus otot-otot abdomen yang juga merupakan faktor predisposisi terjadinya konstipasi pada ibu post partum. Fungsi usus besar akan kembali normal pada akhir minggu pertama dimana nafsu makan mulai bertambah dan rasa tidak nyaman pada perineum sudah menurun. Usus besar cenderung tidak lancar setelah melahirkan karena masih adanya efek progesterone yang tertinggal dan penurunan tonus otot abdomen.

8. Perubahan Sistem Muskulosketal

Perubahan sistem muskulosketel pada ibu selama masa post partum berlangsung terbalik dengan selama masa kehamilannya. Perubahan ini meliputi hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi serta perubahan pusat berat badan ibu akibat pembesaran rahim. Untuk menstabilkan sendi dengan lengkap diperlukan waktu sampai minggu ke-8 setelah ibu melahirkan.

C. Vulva Hygiene

1. Pengertian Vulva Hygiene

Vulva hygiene adalah merupakan tindakan membersihkan daerah kewanitaan yaitu, bagian vulva dan daerah sekitarnya, yang mana adalah untuk pemenuhan kebutuhan yang bertujuan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi oleh vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ generik seperti pada waktu sebelum hamil.

(32)

anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungannya. Sering melakukan vulva hygiene akan meningkatkan kenyamanan dan mencegah infeksi. Tindakan yang paling sering dilakukan adalah menggunakan air hangat yang dialirkan (dapat ditambah larutan anti septik) atas vulva setelah berkemih atau defikasi, hindari penyemprotan langsung, ajarkan ibu untuk membersihkan sendiri.

Pasien atau ibu yang harus istirahat ditempat tidur (misalnya ibu postseksio

sesaria) harus dibantu dalam mandi setiap hari dan mencuci daerah perineum nya dua

kali sehari dan setiap eliminasi. Setelah ibu mampu sendiri biasanya daerah perineum dicuci sendiri. Penggantian pembalut hendaknya sering dilakukan, setidaknya setelah membersihkan perineum atau setelah berkemih atau defikasi. Sebelum dan sesudah dan sesudah membersihkan genitalia, ia harus mencuci tangan sampai bersih. Pada waktu mencuci luka (episiotomi), ia harus mencucinya dari arah depan ke belakang, dan mencuci daerah anusnya yang terakhir. Ibu harus mengganti pembalut sedikitnya dua kali sehari

Alat kelamin wanita ada 2, yaitu alat kelamin luar dan dalam. Vulva adalah alat kelamin luar wanita yang terdiri dari berbagai bagian, yaitu kommissura anterior,

kommissura interior, labia mayora, labia minora, klitoris, prepusium klitoris,

orifisium uretra, orifisium vagina, perineum anterior, dan perineum posterior

2. Manfaat Vulva Hygiene

(33)

17

faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Manfaat perawatan vulva dan vagina, antara lain:

1). Menjaga vulva dan daerah sekitar agar tetap bersih 2). Mencegah infeksi

3). Memberikan rasa nyaman pada ibu

Peranan vulva hygiene yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan, hal berikut: a).Infeksi: kondisi alat genitelia yang terkena lochea dan menjadi lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada alat genitelia.

b).Komplikasi : munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kencing atau pada saluran kandung kemih ataupun jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. c).Kematian ibu postpartum : penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum, mengingat kondisi fisik ibu post partum yang rentan terhadap infeksi.

Cara perawatan alat reproduksi eksternal :

1). Menjaga kebersihan usahakan agar vagina kering dan tidak lembap, karena keadaan basah mudah terjangkit infeksi yang berasal dari luar.

2). Cara menyeka yang benar adalah dari arah depan kebelakang, agar bibit penyakit yang kemungkinan bersarang di anus tidak terbawa ke vagina yang dapat menimbulkan infeksi peradangan dan gatal-gatal.

(34)

4). Larangan menggunakan alat pembersih kimiawi tertentu karena dapat merusak kadar keasaman vagina yang berfungsi menyebabkan bakteri atau kuman masuk. 5). Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. posisikan pembalut dengan baik sehingga tidak bergeser.

6). Menghindari pemakaian celana dalam yang ketat

(35)

19

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitan adalah untuk menjelaskan variabel-variabel yang diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan dimana peneliti mengidentifikasikan perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2011.

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

(36)

Tabel 3. 2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Kemampuan ibu untuk

menjawab soal

memperoleh skor 0-3 dari

10 pertanyaan.

1. Sikap Positif : bila skor

responden 16-30 dari total

skor maksimum.

2. Sikap Negatif : bila skor

responden 1-15 dari total

skor maksimum.

nominal

3 Tindakan Kemampuan ibu untuk

menjawab pernyataan

1.Dilakukan : bila skor

responden 6-10dari 10

soal pernyataan.

2. Tidak dilakukan : bila

skor responden 0- 5 dari

10 pertanyaan.

(37)

21 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pascasalin di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2011, adalah sebanyak 46 orang selama periode Febuari – Maret 2011.

2. Sampel

(38)

C. Tempat Penelitian

1.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Adapun pertimbangan penentuan lokasi adalah bahwa terdapat ibu pascasalin yang akan diteliti perilakunya dalam melakukan vulva

hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang dengan pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian sejenis.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari awal penelitian yaitu dari bulan September 2010 - Maret 2011.

E. Pertimbangan Etik Penelitian

(39)

23

tanpa ada tekanan ataupun paksaan. Peneliti menghormati hak responden untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode tanpa mencantumkan nama responden. Dalam membagikan kuesioner peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.

F. Instrument Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrument penelitian yaitu berupa kuesioner pengetahuan yang berisi 10 pertanyaan merupakan

multiple choice dan kuesioner sikap berisi 10 pertanyaan dengan tipe check list dan

tindakan berisi 10 pernyataan dengan tipe check list yang disusun sendiri oleh penulis dengan arahan dari pembimbing.

Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 pertanyaan dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, c. Jika jawaban benar maka diberi nilai 1 (skor = 1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol ( skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut adalah menurut skala guttman (Ridwan.2010.hal 43). Berdasarkan rumus statistika : P = Rentang (R)

Banyak kelas

(40)

- Menentukan skor kategori

 Kurang = Jika responden menjawab 0-3 pertanyaan dengan benar.  Cukup = Jika responden menjawab 4-7 pertanyaan dengan benar.  Baik = Jika responden menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar.

Pertanyaan untuk sikap terdiri dari 10 pertanyaan pemberian skornya adalah menurut

skala Likert yang telah dimodifikasi dengan menggunakan 3 kategori yakni untuk

jawaban ” Sangat setuju (SS) = diberi skor 3, Ragu-ragu (RR) = diberi skor 2, Tidak setuju = diberi skor 1. Total skor tertinggi adalah 30 dan terendah adalah 10, berdasarkan rumus statistik : P = Rentang ( R )

Banyak kelas

Dimana P adalah panjang kelas interval, R adalah selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah dan banyak kelas merupakan banyaknya kelompok/ lebar interval yakni positif dan negatif. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan :

Menentukan skor tertinggi dan skor terendah Skor tertinggi adalah 30 dan terendah adalah 10

- Menentukan nilai rentang ( R )

Rentang = Skor tertinggi – Skor terendah

Untuk menentukan kategori sikap adalah sebagai berikut :

• Jika skor responden 10 - 20, maka sikap responden adalah negatif

(41)

25

Untuk pernyataan Tindakan dilakukan dengan memberikan kuesioner, yang mana berisi 10 soal pernyataan. Dimana dibagi dalam 2 kategori yaitu : Dilakukan ( Baik ) = diberi skor 1 dan Tidak dilakukan ( Kurang ) = diberi skor 0.

Total skor terttinggi adalah 10 dan terendah adalah 0 - Menentukan nilai rentang ( R )

Rentang = Skor tertinggi – Skor terendah Untuk menentukan kategori Baik dan Kurang adalah :

• Jika skor responden 0 – 5, maka responden memiliki tindakan kurang

• Jika skor responden 6 – 10, maka responden memiliki tindakan baik

G. Validitas dan Reabilitas

Validitas adalah menunjukan bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur

apa yang akan diukur. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian validitas isi (content

validity) yang terdiri dari 10 pertanyaan pengetahuan, 10 pertanyaan sikap, dan 10

pernyataan tindakan yang dibuat dengan berlandaskan teori dan dikonsulkan kepada ahlinya dr.Juliandi, MA.

(42)

Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang ibu pascasalin yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel, yaitu pada bulan febuari 2011. Kemudian dapat diolah menggunakan SPSS dengan mencari koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden untuk mengidentifikasi perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada pimpinan Puskesmas Muliorejo. Setelah mendapat izin maka peneliti mencari informasi berupa berapa banyak jumlah pasien pascasalin yang berasal dari klinik-klinik bersalin yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas tersebut dan membagikan kuesioner pada setiap imunisasi pada setiap pada tanggal 10 dan 20 setiap bulannya serta mendatangi tempat tinggal responden didampingi kader. Proses pembagian responden yaitu dengan meminta persetujuan responden untuk menjadi responden secara sukarela. Setelah responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (Informed Consent), menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.

I. Pengolahan dan Analisa Data

(43)

27

a) Pemeriksaan data (Editing)

Dalam melakukan editing ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni memeriksa kelengkapan data dan memeriksa kesinambungan data, memeriksa keseragaman data.

b) Pemberian Code (Coding)

Setelah editing dilakukan, langkah selanjutnya ialah melakukan pengkodean data. c) Entry Data

Dilakukan dengan cara memasukan data kedalam sistem komputerisasi (SPSS).

2. Analisa Data

(44)

28

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Perilaku Ibu Pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2011. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Januari – Maret 2011 di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah responden sebanyak 46 orang.

Untuk mengidentifikasikan perilaku ibu pasca salin dalam melakukan vulva

hygiene, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan pengetahuan,

(45)

29 Pendidikan dan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan

Sunggal Kabupaten Deli Serdang 2011

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur

(46)

34 orang (73,9%), dan Perguruan Tinggi sebanyak 6 orang (13%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pendidikan responden adalah SMA sebanyak 34 orang (73,9%). Dari tabel diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan adalah IRT sebanyak 31 (67,4%), Pegawai sebanyak 10 orang (21,7%), dan Wiraswasta 5 orang (10,9%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pekerjaan responden adalah IRT sebanyak 31 orang (67,4%).

2. Pengetahuan Responden

a. Pengetahuan ( knowledge) distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner tingkat pengetahuan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

(47)

31

Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan hasil kuesioner pilihan jawaban pengetahuan ibu pasca salin, didapat bahwa responden yang banyak menjawab pertanyaan mengenai manfaat mencebok yang benar ada 45 orang (97,8%). Sedangkan responden yang banyak menjawab salah pada pertanyaan pengertian lochea ada 22 orang (47,8%).

b. Distribusi frekuensi berdasarkan keseluruhan pengetahuan responden tentang Perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perilaku Ibu PascaSalin alam melakukan Vulva Hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan

Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

Variabel Frekuensi Persentase

Baik Cukup

36 10

78,3 21,7

Total 46 100

(48)

3. Sikap Responden

a. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan setiap item soal kuesioner tingkat sikap adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

No. Pernyataan Pilihan jawaban

S RR TS

F % F % F %

1 Penting nya mencebok sehabis bersalin 41 89,1 5 10,9 - - 2 Mencebok dapat menjaga kenyamanan

dan kebersihan

36 78,3 10 21,7 - - 3 Mencebok berguna untuk mencegah

infeksi

29 63,0 17 37,0 - - 4 Mencebok daerah kewanitaan secara

teratur dan rutin.

30 65,2 16 34,8 - - 5 Mengeringkan menggunakan kain yang

kering dan bersih.

31 67,4 14 30,4 1 2,2 6 Kuatir terhadap luka jahitannya lepas. 28 60,9 18 39,1 - - 7 Mencuci tangan sebelum dan sesudah

mencebok.

31 67,4 13 28,3 2 4,3 8 Mengganti pembalut sehabis mencebok 33 71,7 12 26,1 1 2,2

9 Menggunakan air hangat saat

mencebok.

31 67,4 15 32,6 - - 10 Bertanya kepada petugas kesehatan jika

kurang mengerti

33 71,7 11 23,9 2 4,3

(49)

33

Sedangkan responden yang menjawab pernyataan tidak setuju terdapat pada soal mengenai mencuci tangan sebelum dan sesudah mencebok dan bertanya informasi kepada petugas kesehatan ada 2 orang (4,3%).

b. Distribusi frekuensi berdasarkan keseluruhan sikap responden tentang perilaku ibu

pascasalin dalam melakukan vulva hygiene adalah sebagai berikut:

Tabel 5.5

Distribusi Berdasarkan Sikap Responden Tentang Perilaku Ibu Pascasalin

Dalam Melakukan Vulva hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

Variabel Frekuensi Persentase

Positif Negatif

44 2

95,7 4,3

Total 46 100

(50)

4. Tindakan Responden

a. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan setiap item soal kuesioner tingkat tindakan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tindakan di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2011

No. Pertanyaan Pilihan jawaban Dilakukan Tidak

dilakukan F % F %

1 Mencebok daerah kewaitaannya sehabis bersalin

46 100 - -

2 Saat mendapatkan penjelasan 40 85,1 6 12,8 3 Memakai pembalut sehabis melahirkan. 44 93,6 2 4,3 4 Memakai produk khusus pembersih

kewanitaan

46 100 - -

5 Tindakan yang dilakukan selesai buang air besar dan buang air kecil

41 87,2 5 10,6 6 Mengganti pembalutnya ketika sudah

terlalu basah.

41 87,2 5 10,6 7 Memeriksakan dirinya ke petugas

kesehatan jika ada keluhan pada daerah kewanitaannya

45 95,7 1 2,1

8 Mencuci tangan dahulu sebelum mencebok.

45 95,7 1 2,1 9 Cara mencebok daerah kewanitaan 43 91,5 3 6,4 10 Melakukan tindakan pengeringan

setelah selesai mencebok

46 100 - -

(51)

35

mencebok masing-masing 46 orang (100%). Didapat bahwa responden yang mayoritas menjawab tidak dilakukan pada soal mengenai tindakan saat mendapat penjelasan ada 6 orang (12,87%).

b. Distribusi frekuensi berdasarkan keseluruhan tindakan responden tentang perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7

Distribusi Berdasarkan Tindakan Responden Tentang Perilaku Ibu Pascasalin

Dalam Melakukan Vulva Hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

Variabel Frekuensi Persentase

Dilakukan

Berdasarkan kategori tindakan ditemukan bahwa 46 orang responden melakukan tindakan vulva hygiene.

B. Pembahasan

(52)

1. Pengetahuan Ibu Pascasalin Dalam Melakukan Vulva Hygiene di Wilayah

Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011

Pada tabel 5.3 dapat diamati bahwa pengetahuan ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 36 orang (78,3%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang (21,7%).

Hal ini menyatakan bahwa ibu pascasalin yang memiliki tingkat pengetahuan baik berarti sudah memperoleh informasi tentang cara melakukan vulva hygiene yang baik dari berbagai sumber seperti media elektronik, media massa, keluarga, ataupun dari petugas kesehatan. Sedangkan ibu Pascasalin yang memiliki tingkat pengetahuan kurang disebabkan oleh kurangnya informasi dan wawasan ibu

pascasalin yang diperoleh baik dari media elektronik, keluarga, media massa,

maupun dari petugas kesehatan.

(53)

37

2. Sikap Ibu Pascasalin Dalam Melakukan Vulva Hygiene di Wilayah Kerja

Puskesmas Muliorejo Tahun 2011.

Pada tabel 5.5 diperoleh data mayoritas ibu pascasalin memiliki sikap positif dalam melakukan vulva hygiene sebanyak 44 orang (95,7%) dan sebagian kecil memiliki sikap negatif adalah sebanyak 2 orang (4,3%).

Hal ini menunjukkan bahwa ibu pascasalin memiliki sikap positif karena didukung oleh pengetahuan yang baik terhadap cara melakukan vulva hygiene. Sedangkan ibu pascasalin yang memiliki sikap negatif karena tidak didukung dengan pengetahuan yang baik mengenai cara melakukan vulva hygiene.

Sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perjalan perkembangan selama hidupnya. Sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain.

3. Tindakan Ibu Pascasalin Dalam Melakukan Vulva Hygiene di Wilayah Kerja

Puskesmas Muliorejo Tahun 2011.

Pada tabel 5.7 diperoleh mayoritas ibu pascasalin memiliki tindakan baik sebanyak 46 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu pascasalin yang memiliki sikap tindakan naik berarti para ibu pascasalin telah menilai dan meyakini bahwa melakukan vulva hygiene adalah baik karena didapat dari pengalaman sendiri dan interaksi dari orang lain.

(54)

sehari-hari. Pekerjaan juga dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman baik secara lansung maupun tidak langsung. Dengan kata lain tindakan atau praktek dilaksanakan karena dinilai baik dan diyakini.

C. Keterbatasan Penelitian

(55)

39

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku ibu pasca salin dalam melakukan vulva hygiene di wilayah kerja puskesmas muliorejo kecamatan sunggal kabupaten deli serdang tahun 2011 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari segi karakteristik responden tentang perilaku ibu pasca salin dalam melakukan vulva hygiene berdasarkan umur mayoritas responden berumur 20-35 tahun sebanyak 42 orang (73,9%). Berdasarkan paritas mayoritas responden adalah ibu primipara sebanyak 34 orang (73,9%), responden berpendidikan SMU sebanyak 34 orang (73,9%). Sedangkan berdasarkan pekerjaan responden mayoritas IRT sebanyak 31 orang (67,4%).

2. Dari segi kategori pengetahuan responden tentang perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene, mayoritas responden mempunyai pengetahuan baik adalah sebanyak 36 orang (78,3%).

(56)

4. Dari segi kategori tindakan responden tentang perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene, mayoritas responden mempunyai tindakan yang baik sebanyak 46 orang (100%).

B. Saran :

1. Kepada petugas kesehatan di puskesmas ataupun di rumah bersalin agar memberi pendidikan kesehatan yaitu berupa mengajarkan kepada para ibu pascasalin cara mencebok yang benar dan anjurkan untuk rajin membersihkan daerah kewanitaan sehabis melahirkan.

2. Bagi para ibu / responden diharapkan mampu menyempatkan diri melakukan vulva

hygiene walaupun dengan waktu yang terbatas karena ini merupakan hal yang sangat

penting untuk kesehatan dirinya yaitu agar terhindar dari bahaya infeksi.

(57)

41

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Asnah, Asiah, Manik. (2010), Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Medan: Program D IV Bidan Pendidik.

Bahiyatun. (2009), Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, Jakarta: EGC

Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2005), Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta: EGC.

Jones, Derek Llewellyn. (2005), Setiap Wanita, Jakarta: Delapratasa Publishing. Machfoedz, Ircham,Yeti Zein, Asmar, Dkk. (2009), Teknik Membuat Alat Ukur

Penelitian, Jakarta: Fitramaya.

Maryunani, Anik. (2009), Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas, Jakarta:Trans Info Media Maulana, Heri. (2009), Promosi Kesehatan, Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. (2007), Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu.

Nazir, Moh. (2005), Metode Penelitian , Bogor: Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2003), Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2003), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2009), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo, S. (2005), Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Retna Ambarwati, Eny, Diah, Wulandari. (2009), Asuhan Kebidanan Nifas, Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Saleha, Siti. (2009), Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta: Salemba Medika. Setiawan Saryono, Ari. (2010), Metodologi Penelitian Kebidanan D III, DIV, S1 dan S2,

Yogyakarta: Nuha Medika.

(58)
(59)

43

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama : Fatmawati. Manurung / 105102002 adalah mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang ”Perilaku Ibu Pasca Salin Dalam Melakukan Vulva Hygiene” Di wilayah kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan ibu dalam melakukan pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya. Jika ibu bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela, sehingga ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada paksaan apa pun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi untuk yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih saya ucapkan atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti, Medan, Maret 2011 Responden

(60)

Kuesioner Perilaku Ibu Pasca Salin Dalam Melakukan Vulva Hygiene Di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

Nomor Responden : Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dibawah ini, serta beri tanda silang (x) untuk salah satu jawaban anda.

A. Data Demografi

1. Menurut ibu, apakah manfaat mencebok daerah kewanitaan ? a. Menjaga kesehatan kulit

b. Menjaga kebersihan daerah kewanitaan c. Membuat awet muda

2. Menurut ibu, sewaktu mencebok sebaiknya menyiram menggunakan ? a. Air dingin

b. Air hangat c. Air Hujan

3. Menurut ibu, sewaktu mencebok dilakukan dengan cara ? a. Mencebok dari arah atas ke bawah (vulva ke anus) b. dari bawah ke atas (anus ke vulva)

c. hanya dibagian atas saja.

4. Kapan sebaiknya ibu mencebok daerah kewanitaannya ? a. Sebelum tidur

b. Sewaktu mandi

c. Saat mandi, sehabis buang air kecil, dan buang air besar

5. Sehabis mencebok ibu mengeringkan nya dengan menggunakan apa? a. Tissue basah

b. Tissue kering

c. Kain / handuk yang bersih

6. Anti Septik jenis apa yang biasa dipakai sewaktu mencebok daerah kewanitaannya ? a. Betadine

b. Alkohol

c. Rebusan air sirih

7. Dalam satu hari setiap berapa jam ibu mengganti pembalut? a. 2 – 3 jam

b. 4 – 6 jam c. 8 – 10 jam

8. Apa yang dimaksud dengan lochea ?

a. Cairan yang keluar dari vagina sehabis melahirkan b. Bisul

(61)

45

9. Menurut ibu apa akibatnya jika tidak mencebok daerah kewanitaanya ? a. Tidak berakibat apa-apa

b. Daerah vulva akan terasa pedih

c. Dapat menyebabkan mudah terkena infeksi 10. Sebutkan tanda – tanda infeksi ?

a. Tercium bau pada luka, terdapat bisul, kulit berwarna kemerahan b. Tidak tercium bau, kulit kelihatan berseri

c. Tidak ditemukan apa –apa

C. Pertanyaan Sikap

Beri tanda chek list ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda. Keterangan :

SS : Sangat setuju S : Setuju

TS : Tidak setuju

NO Pertanyaan S RR TS

1 Mencebok daerah kewanitaan sehabis bersalin perlu dilakukan

2 Mencebok daerah kewanitaan dapat menambah kenyamanan dan kebersihan diri sehabis bersalin

3 Mencebok daerah kewanitaan berguna untuk mencegah terjadinya infeksi

4 Mencebok daerah kewanitaan sebaiknya dilakukan secara teratur dan rutin

5 Sehabis mencebok ibu mengeringkannya dengan kain yang kering dan bersih

6 Saat mencebok ibu kuatir luka jahitannya lepas 7 Ibu mencuci tangan dahulu sebelum dan sesudah mencebok 8 Sehabis mencebok pembalut juga ikut diganti

9 Ibu menggunakan air hangat saat mencebok

(62)

NO Tindakan Dilakukan Tidak dilakukan 1 Sehabis bersalin ibu mencebok daerah kewanitaannya

2 Setelah ibu mendapat penjelasan tentang cara mencebok

3 Ibu memakai pembalut sehabis melahirkan

4 Ibu memakai produk khusus pembersih kewanitaan saat mencebok

5 Setelah selesai buang air besar dan buang air kecil , ibu mencebok daerah kewanitaannya

6 Ibu mengganti pembalutnya ketika sudah terlalu basah 7 Ibu pergi memeriksakan dirinya ke petugas kesehatan jika sering terasa gatal-gatal dan tercium bau yang tidak sedap pada daerah kewanitaanya

8 Mencuci tangan dahulu sebelum mencebok

9 Ibu mencebok daerah kewanitaanya dari arah atas ke bawah

(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fatmawati Manurung

Tempat/Tanggal Lahir : Dumai, 03 Februari 1987 Nama Ayah : Robinson Manurung Nama Ibu : Sontiar Butar-Butar

Anak Ke : 3 (Tiga)

Alamat : Jl. Mangga Block C/D 62 B, Komperta Bukit Datuk-Dumai Pendidikan Formal :

TK : TK Estomihi Thn 1993-1994

SD : SD 03 YKPP Bukit Datuk 1994-1999

SMP : SMP YKPP Bukit Datuk 2000-2003

SMA : SMA YKPP Bukit Datuk 2003-2005

Gambar

Tabel 3. 2  Definisi Operasional
  Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat
Tabel 5.4
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tindakan di

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga diharapkan kepada petugas kesehatan untuk tetap memperhatikan dan memberikan motivasi agar koping pasien kanker kolorektal saat menjalani perawatan post kolostomi tetap

Naskh dari Segi Hubungan dengan Pelaksanaan Hukum .... Istilah yang Menyerupai Naskh

Pengumpulan data pada hasil belajar menggunakan tes essay yang di berikan pada pertemuan terakhir. Sebelum tes akhir dilakukan, siswa diminta duduk pada posisi yang

Dalam hal ini peneliti menghubungkan perubahan makna naskh dengan proses istinbat hukum untuk mengetahui implikasi yang ditimbulkan?. Rumusan masalah penelitian

Diajukan Kepada Jurusan Ilmu Al- Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dengan nilai Ratio Prevalence (RP) = 2,5 yang artinya lansia yang pola konsumsi makanan sumber lemak sering akan memiliki status gizi normal 2,5 kali dibanding yang pola

9 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rafidah (2009) yaitu pemahaman tentang dampak pernikahan usia dini dari segi kesehatan adalah akan sangat mengagnggu,

Dari hasil penelitian, seluruh responden memiliki umur lebih dari 50 tahun dimana Diabetes Melitus tipe 2 sering menyerang orang yang berumur >40 tahun, sebagian besar memiliki