• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Rendomized Control Group Only Design

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Rendomized Control Group Only Design"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

35

Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang penulis gunakan adalah Penelitian Eksperimen Semu. Tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan untuk informasi yang diperoleh dengan eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan. Menurut Sumadi Suryabrata (2013: 93) mengemukakan bahwa:

“Penelitian eksperimen semu secara khas mengenai keadaan praktis yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Si peneliti mengusahakan untuk sampai sedekat mungkin dengan ketertiban ketelitian eksperimen yang sesungguhnya dengan hati-hati menunjukkan perkecualian dan keterbatasan”.

Untuk pelaksanaan penelitian ini digunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) sedangkan kelas kontrol menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Rendomized Control Group Only Design

Kelas Treatment Tes Akhir

Eksperimen X T

Kontrol - T

(Sumber: Suryabrata, 2013: 104) Keterangan:

X: Perilaku yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep)

(2)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2010: 117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017. Untuk lebih jelasnya jumlah siswa kelas VIII SMPN 17 Padang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII.1 32 orang

2 VIII.2 32 orang

3 VIII.3 32 orang

4 VIII.4 32 orang

5 VIII.5 32 orang

6 VIII.6 32 orang

7 VIII.7 32 orang

8 VIII.8 32 orang

Jumlah 165 orang

Sumber : Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII SMPN 17 Padang 2. Sampel

(3)

Mengingat keterbatasan waktu, dana maupun tenaga yang ada pada penulis, maka tidak semua populasi diambil dari peneitian ini. Oleh sebab itu penulis perlu melakukan penarikan sampel. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah Random Sampling (pengambilan data secara acak). Sukmadina (2015: 253) menyatakan bahwa pengambilan data secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang sama untuk dijadikan sampel. Dengan syarat anggota populasi harus homogen, sehingga harus terlebuh dahulu dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata.

Sesuai dengan rancangan penelitian, maka dibutuhkan dua kelas sebagai sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengetahui populasi berdistribusi normal, homogen, uji kesamaan rata-rata, dan menentukan kelas sampel.

Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan Nilai Semester Ujian Tengah Semester (UTS) II Matematika siswa kelas VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.

b. Melakukan uji normalias populasi terhadap nilai Ujian Tengah Semester (UTS) II Matematika siswa kelas VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.

(4)

Service Solution), yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk. Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh masing-masing kelas pada populasi mempunyai tingkat signifikan lebih besar dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan uji Shapiro Wilk sama dengan uji Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikan lebih besar dari 0.05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov (a) Shapiro-Wilk KELAS

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

VIII. 1 .096 32 .200* .952 32 .163

VIII. 2 .126 32 .200* .947 32 .119

VIII. 3 .159 32 .038 .936 32 .059

VIII. 4 .134 32 .156 .935 32 .055

VIII. 5 .113 32 .200* .954 32 .192

VIII. 6 .080 32 .200* .969 32 .469

VIII. 7 .125 32 .200* .943 32 .092

NILAI

VIII. 8 .137 32 .133 .943 32 .094

Sumber: Output SPSS for Windows Versi.20

Selain menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro Wilk, peneliti juga menggunakan SPSS (Statistik Product and service Solution) untuk menentukan normalitas populasi, dapat juga ditentukan dengan menggunakan uji Lilliefors, dapat dilihat pada lampiran II. Adapun langkah-langkahnya menurut Sudjana (2005: 466) adalah sebagai berikut:

1) Menyusun skor siswa dari yang rendah sampai yang tinggi. 2) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.

xi =Σn xi

Keterangan:

rata-rata kelas ke-i

(5)

skor siswa kelas ke-i

xi =

jumlah siswa kelas ke-i

n =

si= n Σx 2 i-(Σxi)

2

n(n-1)

Keteranga : n si= simpangan baku kelas ke-i 3) Menghitung nilai zi

zi= xi-x

s

Keterangan:

= simpangan baku untuk kurva normal standar

zi

= skor ke-i dari suatu kelompok data

xi

= skor rata-rata

x

= simpangan baku

s

4) Menentukan nilai F(zi) dengan melihat tabel z. 5) Menghitung harga S

(

zi

)

S

(

zi

)

=

banyaknya z1,z2,,zn yangzi n

Keterangan: S

(

zi

)

= frekuensi komulatif relatif dari masing-masing z.

6) Menghitung selisih F(zi) dan S

(

zi

)

kemudian ditentukan harga mutlaknya.

7) Ambil harga yang paling besar dari harga-harga mutlak selisih tersebut yang dinyatakan dengan L0, dibandingkan antara L0

dengan yang diambil dari daftar tabel pada uji Lilifors.L

(6)

Jika L0< Ltabel, berarti populasi berdistribusi normal Jika L0> Ltabel, berarti populasi tidak berdistribusi normal Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh:

Tabel 3.4

Perbandingan L0 dan L tabel Populasi

No Kelas Lo Ltabel Kesimpulan Keterangan

1 VIII.1 0,0874 0,1566 Lo<Ltabel Data normal 2 VIII.2 0,0909 0,1566 Lo<Ltabel Data normal 3 VIII.3 0,0782 0,1566 Lo<Ltabel Data normal 4 VIII.4 0,0668 0,1566 Lo<Ltabel Data normal 5 VIII.5 0,1506 0,1566 Lo<Ltabel Data normal 6 VIII.6 0,1150 0,1566 Lo<Ltabel Data normal 7 VIII.7 0,0908 0,1566 Lo<Ltabel Data normal 8 VIII.8 0,0961 0,1566 Lo<Ltabel Data normal

Berdasarkan uji normalitas, diperoleh masing-masing kelas pada populasi berdistribusi normal karena nilai L tabelmasimg-masing

kelas populasi lebih besar dari nilai L0. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran II.

c. Melakukan uji homogenitas variansi populasi

Uji homogenitas variansi populasi bertujuan untuk melihat apakah populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji yang dilakukan adalah uji Bartlett. Adapun langkah-langkah melakukan uji Bartlett menurut Sudjana (2005: 263) adalah sebagai berikut:

(7)

s2=

Σ((ni-1)s2i

Σ(ni-1)

Keterangan:

= Variansi gabungan dari populasi

s2

= Variansi dari sampel ke-i

s2i

= Banyak sampel ke-i

ni

2. Menentukan harga satuan Bartlett (B) dengan rumus:

B = (log s2) Σ(ni-1)

keterangan: B = harga satuan Bartlett

bandingkan harga xhitung2 dengan harga xtabel2 . Jika xhitung2 < xtabel2 , maka populasi mempunyai variansi yang homogen. xhitung2 dapat di peroleh dari daftar distribusi Chi-Kuadrat

(

x2a

)

dengan derajat kebebasan dk =

,

k-1 α= 0.05.

Keterangan:

= Jumlah peluang kelas

k

= Peluang kesalahan α

Tabel 3.5

Uji Homogenitas Variansi Populasi (Uji Barlett)

Kelas N n-1 Si Si2 Log Si2 (n-1)Si2

(n-1)log Si2

VIII.1 32 31 17.59479 309.57664 2.49103 9596.8757 77.22193 VIII.2 32 31 14.13857 199.89916 2.30081 6196.874 71.32511 VIII.3 32 31 12.18142 148.38699 2.17139 4599.9968 67.31309 VIII.4 32 31 16.48252 271.67347 2.43404 8421.8774 75.45524 VIII.5 32 31 15.22678 231.85483 2.36521 7187.4997 73.32151 VIII.6 32 31 17.54889 307.96354 2.48849 9546.8697 77.14319 VIII.7 32 31 16.11451 259.67743 2.41443 8050.0004 74.84733 VIII.8 32 31 14.95962 223.79023 2.34984 6937.4971 72.84504

(8)

Selain melakukan perhitungan dengan menggunkan langkah-langkah di atas diperoleh kriteria pengujian: H0 diterima jika xhitung2 < x(1-α;k2 -1)

dengan α= 0.05. Dari perhitungan diatas diperoleh xhitung2 < x(1-α;k2 -1)

maka diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

(6,448 < 9,488) H0

populasi mempunyai variansi yang homogen pada taraf 95%. Selain menggunakan uji Chi- Kuadrat penulis juga menggunakan bantuan softwere SPSS (Statistical Product and Service Solution), yakni dengan melihat tabel Test Of Homogenity Of Variance. Populasi mempunyai variansi yang homogen apabila tingkat signifikan lebih besar dari 0.05, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran III.

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui kehomogenan variansi dari kelas populasi. Uji homogenitas juga dilakukan dengan menggunkan bantuan softwere SPSS (Statistical Product and Service Solution), yakni berupa Test Of Homogenity Of Variance. Populasi memiliki variansi yang homogen apabila Sign > 0.05. Output uji homogenitas populasi dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Test of Homogeneity of Variance Populasi

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.509 7 264 .828

Sumber: Output SPSS for Windows Versi.20

(9)

Uji kesamaabn rata-rata dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah populasi mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak. Uji kesamaan rata-rata populasi juga menggunkan bantuan softwere SPSS (Statistical Product and Service Solution), yaitu dengan menggunakan uji ANOVA. Hipotesis yang diajukan:

H012

H112

Dasar pengambilan keputusan: Probabilitas > 0.05 maka H0 diterima. Probabilitas < 0.05 maka H1 ditolak.

Langkah-langkah melakukan uji kesamaan rata-rata sebagai berikut: 1. Menghitung jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus:

JK(R) = (Σxi)2

Σni = (8545)2

165 =

73017025

165 = 442527.42

2. Menentukan jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus:

JK(R) =(Σx) 2

Σn = (16280)2

256 =

265038400

256 = 1035306.25

3. Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:

JK(A) =(Σx) 2

n -JK (R)

= 1037713-1035306.25

= 2406.752407

4. Menentukan jumlah kuadrat total dengan rumus:

(10)

5. Menentukan jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:

JK(D) = JK(T)-JK(R)-JK(A)

= 1098250-1035306-2407 = 60537

6. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:

RJK(A) =JK(A)k-1 =24078-1 = 343.8571

7. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:

RJK(D) =ΣJK(D)(n-1)=60537248 = 244.1

8. Pengujian signifikan dari kelompok dengan rumus:

F =RJK(A)RJK(D)=343,8571244,1 = 1.40756

9. Menghitung Ftabel

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika Fhitung<

pada tingakat kepercayaann 95%. Untuk lebih

F(1-α), (k-1), (n-1)

jelasnya dapat dilihat pada lampiran IV. Berdasarkan pengujian dengan mengikuti 9 langkah tersebut diperoleh :

Fhitung= 1.40756

Ftabel= 2.01

(11)

Tabel 3.7

Output Uji Kesamaan Rata-rata Populasi dengan SPSS ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 3117.871 7 445.410 1.908 .069

Within Groups 57908.594 248 233.502

Total 61026.465 255 Sumber: Output SPSS for Windows Versi.20

Keputusan pada tabel ANOVA dapat dilihat sign. 0.069 lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa populasi mempunyai rata-rata yang tidak terlalu jauh berbeda dan H0 diterima. Jadi, disimpulkan bahwa populasi mempunyai rata-rata yang sama.

e. Menentukan sampel

Berdasarkan uji Liliefors dan pengujian menggunakan softwere SPSS (Statistical Product and Service Solution). Setelaah diperiksa ternyata populasi berdistribusi normal, homogen dan mempunyai kesamaan rata-rata. Sehingga untuk pengambilan sampel dipilih dua kelas secara acak (Random Sampling) dengan pengundian nomor. Pengambilan pertama adalah kelas eksperimen, sedangkan pengambilan kedua adalah kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen terpilih kelas VIII.3 sedangkan kelas kontol kelas VIII.2.

C. Variabel dan Data 1. Variabel

(12)

a. Variabel Bebas

Menurut Widoyoko (2015: 4) menyatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran dengan strategi Concept Mapping (Peta Konsep) pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan strategi pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

b. Variabel Terikat

Widoyoko (2015: 4) menyatakan bahwa variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Atau dikatakan juga dengan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah pemahaman konsep matematis siswa yang menjadi sampel pada mata pelajaran matematika kelas VIII SMPN 17 Padang.

2. Jenis dan Sumber Data

Arikunto (2010: 161) menyatakan bahawa data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta amaupun angka.

a. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

(13)

sampel yang diteliti. Dalam hal ini data primer yaitu data pemahaman konsep matematis siswaa yang dilihat dari tes akhir pelajaran matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Data Skunder

Data sekunder adalah data tentang keadaan awal siswa dan jumlah siswa yang akan dijadikan populasi dan sampel penelitinnya adalah nilai Ujian Tengah Semester (UTS) II matematika siswa kelas VIII SMPN 17 Padang tahun Pelajaran 2016/2017 dan data yang mengenai jumlah siswa yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Seluruh siswa kelas VIII SMPN 17 Padang tahun Pelajaran 2016/2017 yang terpilih sebagai sampel untuk memperoleh data primer.

2. Guru matematika VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017. 3. Tata Usaha SMPN 17 Padang.

4. Wakil Kurikulum SMPN 17 Padang. D. Prosedur Penelitian

(14)

a. Meminta data awal populasi kelas VIII SMPN 17 Padang berupa Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) II matematika siswa kepada guru yang bersangkutan.

b. Mengkonsultasikan jadwal penelitian pada guru bidang studi matematika kelas VIII SMPN 17 Padang.

c. Menetapkan jadwal penelitian.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), sebagai pedoman dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran V. Dan untuk pedoman dalam proses pembelajaran pada kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran VI.

e. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan ajar yang sesuai degan materi yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran VII.

f. Selanjutnya, RPP, Bahan Ajar, dan LKS diberikan kepada dosen dan guru bidang studi matematika kelas VIII SMPN 17 Padang untuk divalidasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah RPP, LKS dan bahan ajar sudah layak dipakai.

g. Membuat kisi-kisi soal tes akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran X.

(15)

akan diberikan pada akhir pokok pembahasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XI.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas sampel harus berdasarkan kepada Rencana Rancanagan Pembelajaran (RPP). RPP harus disesuaikan dengan kurikulum yang sedang dipakai disekolah pada saat sekarang ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Mulyasa (2007: 218) bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematis, utuh dan menyeluruh dengan kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Perencanaaan pelaksanaan pembelajaran kedua sampel dapat dilihat pada tabel 3.8.

a. Kelas Eksperimen

Tabel 3.8

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Alokasi waktu

Pendahuluan

a) Guru mengucapkan salam, mengecek kesiapan belajar siswa.

b) Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan surat pendek secara bersama-sama. c) Guru mengecek kehadiran

siswa.

d) Apersepsi: guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi sebelumnya.

e) Motivasi: guru memberikan motivasi mengenai pemanfaatan

a) Siswa menjawab salam guru dan bersiap-siap untuk belajar.

b) Siswa membaca do’a dan surat pendek secara bersama-sama.

c) Siswa mendengarkan guru mengecek kehadiran. d) Siswa mendengarkan

apersepsi yang disampaikan

(16)

materi pada apersepsi, apabila materi tersebut dikuasai dengan baik, maka siswadiharapkan dapat menjelaskan materi yang telah diajarkan.

f) Menyampaikan dan menuliskan judul materi yamg akan

dipelajari dipapan tulis. g) Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

oleh guru.

e) Siswa mendengarkan dan memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.

f) Mendengarkan dan menulis materi pembelajran.

g) Memperhatikan dan

mendengarkan dengan baik.

Kegiatan Inti

Eksplorasi:

a) Meminta siswa mencari informasi yang luas tentang materi yang dipelajari. b) Meminta siswa melakukan

curahan gagasan tentang materi yang sedang dipelajari sebanyak mungkin.

c) Memilih konsep-konsep utama berkaitan dengan materi yang dipelajari.

d) Mintalah siswa untuk mencoba beberapa kali membuat suatu gambar yang saling

berhubungan antar konsep-konsep.

Elaborasi:

e) Membimbing siswa melalui pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa menemukan konsep dari materi yang di pelajari.

f) Guru memberikan LKS pada

masing-masing siswa dan berdiskusi dengan pasangannya. g) Meminta siswa menampilkan

hasil diskusinya didepan kelas.

.

a) Memperhatikan guru dan meganalisis apa yang di demostrasikan oleh guru. b) Menjawab pertanyaan guru

secara berpasangan.

c) Mendiskusikan pertanyaan secara berpasangan.

d) Siswa mengkomunikasikan atau mempresentasikan hasil dari dengan pasangannya masing-masing dan

membandingkan dengan pasangan yang lain.

e) Mengikuti diskusi kelas dengan baik.

f) Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru. g) Berdiskusi di depan kelas.

h) Mempresentasikan

(17)

Konfirmasi:

h) Guru bersama-sama siswa membahas jawaban dari soal-soal yang telah dikerjakan oleh siswa.

i) Guru menjelaskan tentang

hal-hal yang belum diketahui siswa.

jawaban mereka secara bergantian dan

memperhatikan teman yang presentasi dan mengajukan pertanyaan jika tidak mengerti.

Penutup

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

b) Memberikan tugas rumah dan meminta siswa membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. c) Mengakhiri pelajaran.

a) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b) Siswa mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan

selanjutnya.

c) Siswa berdoa bersama.

10 menit

b. Kelas Kontrol

Tabel 3.9

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Alokasi Waktu

Pendahuluan

a) Guru mengucapkan salam, mengecek kesiapan belajar siswa.

b) Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan surat pendek secara bersama.

c) Guru mengecek kehadiran siswa.

d) Apersepsi : guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi yang telah di pelajari sebelumnya.

e) Motivasi : apabila materi tersebut dikuasai dengan baik,

a) Siswa menjawab salam guru dan mendengarkan penjelasan guru.

b) Siswa membaca do’a dan surat pendek secara bersama-sama.

c) Siswa mendengarkan guru mengecek kehadiran. d) Siswa mendengarkan

apersepsi yang

disampaikan oleh guru. e) Siswa mendengarkan

motivasi yang diberikan oleh guru.

(18)

maka siswadiharapkan dapat memahaminya.

Kegiatan Inti

Eksplorasi:

a) Guru memberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru kemudian mendiskusikan materi tersebut dengan siswa. b) Guru meminta siswa

mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai materi yang diajarkan.

Elaborasi:

c) Guru menjelaskan materi yang diajarkan dengan contoh yang mudah dipahami siswa.

d) Guru memberikan beberapa soal latihan mengenai materi yang diajarkan.

e) Guru bersama-sama siswa membahas jawaban dari soal-soal latihan .

f) Guru memberikan soal latihan mandiri kepada siswa.

Konfirmasi:

g) Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

a) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenaibangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok, prisma dan limas.

b) Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau

mempresentasikan mengenai materi yang sedang dipelajari.

c) Siswa memperhatikan pembahasan dari contoh soal yang jelaskan oleh guru.

d) Siswa mengerjakan soal latihan yang di berikan oleh guru.

e) Guru bersama-sama siswa membahas jawaban dari soal-soal latihan

f) Siswa mengerjakan soal latihan mandiri yang diberikan oleh guru.

g) Siswa menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui dengan bantuan guru.

60 menit

Penutup

a) Guru meminta siswa membuat rangkuman dari materi yang telah dipelajari.

b) Guru bersama siswa

a) Siswa membuat rangkuman dari materi yang telah dipelajari.

b) Siswa dan guru melakukan

(19)

melakukan refleksi. c) Guru meberikan pekerjaan

rumah (PR) berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.

refleksi.

c) Siswa mencatat pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru.

Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Ali Hamzah (2014: 15) mengatakan bahwa evaluasi adalah sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data. Proses ini dilakukan dengan melalui pengukuran, setelah itu dilakukan penilaian dalam rangka mengkategorikan baik, sedang atau kurang.

Evaluasi untuk aspek kognitif dikerjakan siswa secara individu dalam waktu yang telah direncanakan. Evaluasi untuk aspek kognitif berupa tes yang bertujuan untuk penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan selama penelitian dan hasilnya digunakan untuk data penelitian. 3. Tahap Penyelesaian

Adapun hal-hal yang dilakukan pada tahap penyelesaian adalah:

a. Uji coba tes akhir pada kedua kelas sampel untuk melihat perbedaan hasil belajar pada kedua kelas tersebut.

b. Mengolah data hasil yang diperoleh dari kedua kelas sampel.

c. Menarik kesimpulan dari hasil yang didapat sesuai dengan teknik aalisis data yang digunakan.

E. Instrumen Penelitian

(20)

diamati. Menurut Widoyoko (2015: 4) bahwa insstrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran.

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa tes untuk mengukur tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Instrumen tes hasil belajar yang digunakan berupa tes tertulis dalam bentuk essay yang terdiri dari tiga buah soal pemahaman konsep yaitu nomor 1, 2, 3, 4 dan 5. Tes disusun berdasarkan kisi-kisi yang sesuai dengan indikator. Tes hasil belajar berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan siswa. Untuk mendapatkan tes yang baik maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penyusunan Tes

Tes yang diberikan adalah tes berbentuk tes essay. Sebelum soal tes diberikan pada kedua kelas terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu mengetahui tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran. b. Membuat batasan masalah terhadap materi pelajaran yang akan

diuji.

c. Membuat kisi-kisi soal uji coba tes akhir dengan indikator pemahaman konsep.

d. Menyusun butir-butir soal menjadi bentuk tes akhir yang akan diujikan.

(21)

Validitas tes adalah tingkat ketepatan tes. Sukardi (2003: 121) mengatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Seorang guru hendak melakukan tes untuk melakukan penilaian apakah siswa dapat menguasai pengetahuan yang telah diberi di dalam kelas. Arikunto (2007: 67) mengemukakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan meteri atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi sering disebut juga dengan validitas kurikuler.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa validitas isi adalah penyesuaian antara soal yang diberikan dengan materi yang diajarkan. Karena tes disusun sesuai dengan kurikulum dan materi tersebut telah diajarkan maka validitasnya adalah validitas isi. Untuk mengetahui kualitas validitasnya dapat dilakukan dengan dua cara:

a. Dari segi penyusunannya telah dipertimbangkan secara rasional atau logis bahwa tes tersebut akan mengukur apa yang akan diukur.

b. Validitas tes juga dapat dicapai dengan jalan membandingkan hasil pengukuran tes-tes yang lain baik yang berasal dari guru lain ataupun dengan tes yang sudah diketahui valid.

(22)

telah disusun di berikan kepada beberapa ahli. Dalam hal ini diberikan kepada guru matematika SMPN 17 Padang (Hj. Elfanita, S.Pd), dosen (Roza Zaimil S.Pd.I, M.Pd dan Ronal Rifandi, S. Pd, M.Sc), pembimbing II (Yulia M.Pd), Pembimbing I (Dr. Ahmad Sabri, M. Pd).

Lembar validasi soal uji coba dapat dilihat pada kisi-kisi ssoal uji coba pada lampiran X.

3. Melaksanakan Uji Coba Tes

Hasil dari sutu penelitiaan akan dipercaya apabila data yang akurat atau sudah memiliki indeks kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas yang tinggi. Agar soal yang disusun memiliki kriteria soal yang baik maka soal tersebut perlu diuji coba terlebih dahulu kemudian di analisis. Uji coba tes di lakukan pada kels VIII.1 SMPN 17 Padang dan hasil tabulasi proporsi jawaban uji coba tes akhir dapat dilihat pada lampiran XII.

4. Menganalisis Hasil Uji Coba Tes

Dalam malakukan analisis soal ada tiga hal yang perli diperhatikan, yaitu:

a. Daya Pembeda

(23)

soal. Indeks pembeda soal merupakan angka yang menunjukkan perbedaan kelompok tertinggi dan kelompok rendah. Cara menghitung indeks pembeda soal menurut Prawironegoro (1985) adalah:

1) Data diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. 2) Untuk pembagian kelompok tinggi dan kelompok rendah.

nt= nr= 27%×N = n

Keterangan:

= jumlah siswa pengikut tes

N

= Banyak siswa kelompok skor tinggi atau rendah

n

3) Hitung derajat kebebasan (degress of freedom/ df) dengan rumus:

df =

(

nt-1

)

+ (nr-1)

Keterangan :

= Banyak siswa kelompok skor tinggi

nt

= Banyak siswa kelompok skor rendah

nr

= Derajat kebebasan

df = dk

Untuk mencari indeks pembeda soal gunakan rumus:

Ip =

= jumlah kuadrat deviasi skor kelompok rendah ∑X2r

= jumlah kuadrat deviasi skor kelompok tinggi ∑X2t

jumlah siswa yang ikut tes

(24)

Kriteria soal dikatakan mempunyai daya beda yang signifikan, jika Ip hitungIp tabel. Tabel yang digunakan yaitu tabel critical ratio determinan signifikan of statistic, pada dk yang telah ditentukan yaitu: . Hasil analisis daya pembeda soal uji coba dapat

dk =

(

nt- 1

)

+ (nr- 1)

dilihat pada tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10

Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba

No Soal

Ip hitung

Ip

tabel Keterangan Keterangan Klaifikasi

1 5.19 2.12 Signifikan Mudah Dipakai

2 2.98 2.12 Signifikan Mudah Dipakai

3 5.41 2.12 Signifikan Sedang Dipakai

4 3.80 2.12 Signifikan Sedang Dipakai

5 5.91 2.12 Signifikan Sedang Dipakai

b. Indeks Kesukaran

Ali Hamzah (2014: 260) menjelaskan bahawa tingkat kesukaran soal diperoleh dari perhitungan persentase siswa yang menjawab soal benar. Jika semakin banyak siswa yang menjawab benar suatu soal berarti soal tersebut mudah. Akan tetapi jika semakin banyak siswa yang menjawab salah suatu soal maka semakin sukar soal tersebut.

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Menurut Prawironegoro (1985: 4) untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Ik= Dt+ Dr

2mn ×100%

Keterangan:

= indeks kesukaran soal

(25)

= jumlah skor dari kelompok tinggi

Dt

= jumlah skor dari kelompok rendah

Dr

= skor setiap soal yang benar

m

= 27%

n ×N

= Banyak peserta tes

N

Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dilihat pade tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal

Indek Kesukaran Kriteria

0% ≤ Ik≤ 27% Soal dinyatakan sukar 27% < Ik ≤ 73% Soal dinyatakan sedang 73% < Ik≤ 100% Soal dinyatakan mudah Sumber: Suryabrata (2003:104)

Berikut merupakan hasil analisis indeks keesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.12, berikut ini:

Tabel 3.12

Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal Uji Coba

No. Soal Ik Keterangan

1 75.00% Mudah

2 92.36% Mudah

3 46.53% Sedang

4 69.91% Sedang

5 53.61% Sedang

(26)

c. Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes menunjukkan bahwa suatu tes cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena tes tersebut sudah baik. Menurut Arikunto (2010: 238) mengungkapkan bahwa reliabilitas tes dapat dicari dengan rumus alpha, yaitu:

r11=

(

k - 1k

)

(

1

-∑σ2 b

σ2b

)

Dengan: σ2b=

∑x2i-∑σ 2 b

N

N

Keterangan:

= Reliabiltas tes

r11

= Banyak soal ∑σ2

b

= Variansi total σ2b

= Jumlah yang ikut tes

N

= Banyak soal

k

= Jumlah skor tiap butir soal ∑x2i

Dengan kriteria harga r terdapat pada tabel 3.13 dibawah ini: Tabel 3.13

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefesien Reliabilitas Kriteria

(27)

Dari perhitungan reliabilitas soal diperoleh r11= 0.62.

berdasarkan kriteria diatas, dapat disimpulkan bahwa soal uji coba tersebut memiliki reliabilitas tinggi, sehingga memenuhi kriteria soal yang baik. Perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran XV. d. Kualifikasi Soal

Setiap soal yang telah dianalisis perlu diklasifikasikan menjadi soal yang tetap dipakai, direvisi atau dibuang. Menurut Prawironegoro (1985: 16) tentang klasifikasi soal sebagi berikut:

Tabel 3.14 Klasifikasi Soal

Ip Ik Klasifikasi Soal

Signifikan 0% < Ik<100%. Soal dipakai Signifikan Ik = 100% atau 0% Soal diperbaiki Tidak Signifikan 0% < Ik< 100% Soal diperbaiki Tidak Signifikan Ik = 0% atau Ik= 100% Soal diganti

Berikut merupakan tabel yang menerangkan hasil analisis soal uji coba pada tabel 3.15 dibawah ini:

Tabel 3.15

Hasil Analisis Soal Uji Coba

No Soal

Ip hitung

Ip

table Keterangan

Ik

(%) Keterangan Klaifikasi

(28)

Berikut hasil analisis soal uji coba daya embeda, indeks kesukaran dan reliabilitas soal uji coba dan diperoleh bahwa hasil soal nomor 1 sampai nomor 5 signifikan sedang, oleh karena itu soal dipakai. e. Pelaksanaan Tes

f. Setelah proses pembelajaran di laksanakan dengan menggunkan strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) kemudian dilakukan tes hasil belajar siswa.

g. Pengumpulan Data

Sebelum data dianalisis dataterlebih dahulu dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data sebagai berikut:

1) Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data pada hasil belajar menggunakan tes essay yang di berikan pada pertemuan terakhir. Sebelum tes akhir dilakukan, siswa diminta duduk pada posisi yang telah diatur. Setelah itu soal dibagikan pada masing-masing siswa dan siswa diminta untuk menyediakan lembar jawaban. Kemudian siswa menjawab soal sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Pada saat tes berlangsung siswa harus mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan seperti tidak boleh mencontek, melihat buku, dan meribut supaya hasil tes benar-benar merupakan hasil kemampuan siswa tersebut. Setelah siswa menyelesaikan tes maka lembar jawaban dikumpulkan kepada penulis.

(29)

Pengolahan data hasil belajar siswa didapatkan dengan memberikan skor pada setiap soal yang dikerjakan oleh siswa dengan mencocokkan kunci jawaban yang telah dibuat. Setiap soal diberikan skor maka keseluruhan skor dijumlahkan untuk mendapatkan skor total sehingga didapatkan skor akhir. Pengolahan data menggunakan SPSS, Microsoft Excel dan kalkulator.

Setelah skor akhir didapatkan maka skor tersebut di urutkan dari nilai terendah ke tertinggi. Kemudian tentukan rata-rata dan simpangan baku dan variansi masing-masing kelas eksperimen menurut Sudjana (2005: 67).

5. Teknik Analisis Data

(30)

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau ditolak. Data berasal dari instrumen penelitian yaitu tes akhir yang mengandung indikator pemahaman konsep yang dilakukan pada pertemuan terakhir penelitian. Selanjutnya melakukan uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap kelas sampel. Dalam menganalisis data, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung Skor Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa pada masing-masing indikator pemahaman konsep matematis. Pemahaman konsep matematis siswa dinilai dari lembar latihan siswa berbentuk essay yang mengandung indikator pemahaman konsep. Penilaian untuk setiap butir soal menggunakan rubrik penskoran yang terdapat pada tabel 3.16 seperti berikut:

Tabel 3.16

Rubrik Analitik Skala 3 Kemampuan Pemahaman Konsep

Skala / Tingkat

(31)

sikan objek n objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

n objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya dengan sedikit kesalahan

mengklasifikasika n objek menurut sifat-sifat tertentu

Sumber: Modifikasi dari Penilaian unjuk kerja Puji Iryanti (2004:13) Rubrik yang sudah dibuat sangat penting untuk menentukan batasan memenuhi indikator pemahaman konsep yang ditetapkan. Skala 0 dapat dianggap unjuk kerja yang tidak memenuhi, skala 1 dianggap unjuk kerja yang cukup memenuhi, skala 2 dianggap unjuk kerja yang baik dan skala 3 dianggap unjuk kerja yang sangat baik.

Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat dinilai tes akhir yang dilakukan siswa. Skor yang diperoleh siswa dirubah kedalam skala angka yang ditetapkan yaitu ke skala 0-100. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung skor siswa yaitu menentukan bobot dari masing-maasing indikator, apakah sama atau berbeda. Misalkan memilih pendekatan atau strategi kemampuan pemahaman konsep dianggap sebagai indikator terpenting dalam penilaian, maka untuk indikator tersebut dapat diberi bobot lebih dari indikator lainnya. Untuk menghitung skor yang diperoleh siswa yaitu: skor yang diperoleh = bobot

skala.

(32)

Jika nilai siswa dikonversikan ke skala 0-100 maka nilai yang diperoleh siswa yaitu:

Nilai siswa = skor total yang diperoleh siswa

skor maksimum × 100

(dimodifikasi dari penilaian unjuk kerja Puji, 2004: 18) b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas ini dibantu dengan menggunakan bantuan softwere SPSS. Sudjana (2005: 466) merumuskan untuk melihat apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak, maka digunakan uji Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Data (x1, x2,…,xn) yang diperoleh diurutkan dari data paling kecil hingga data terbesar.

2) Data (x1, x2,…,xn) dijadikan bilangan baku (z1, z2,…,zn), dengan

rumus: z = xi- x

s

Keterangan:

= Skor yang diperoleh siswa

xi

= Skor rata-rata

x

= Simpangan baku

s

(33)

4) Dengan menggunakn proporsi z1, z2,…,zn yang lebih kecil atau sama dengan Z, jika proporsi ini sama dengan Z

(

zi

)

maka:

Z

(

zi

)

=

banyaknya z1, z2,…,zn yang zi

n

Menghitung selisih F

(

zi

)

- Z

(

zi

)

yang kemudian ditentukan harga mutlaknya.

5) Mengambil harga mutlak selisih yang paling besar yang disebut sebagai L0.

c. Uji Homogenitas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok data hasil belajar siswa mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Dalam hal ini uji homogenitas variansi dilakukan dengan menggunakan uji F, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari variansi maing-masing data kemudian dihitung harga F

2 2

2 1

S S F

Keterangan:

F = Variansi kelompok data

= Variansi hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi

S21

pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep).

= Variansi hasil belajar siswa tidak menggunakan strategi

S22

(34)

2) Jika harga Fhitung (F) sudah diperoleh, bandingkan harga Fhitung tersebut dengan harga Ftabel (Ft).

Jika Fhitung< Ftabel maka kedua kelompok data mempunyai variansi yang homogen, sebaliknya jika FhitungFtabel berarti data kelas sampel mempunyai variansi yang tidak homogen.

d. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas pada kedua kelompok sampel maka dapat dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan maka dilakukan uji satu pihak. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : μ21=μ22

H1 : μ21>μ12

Keterangan :

= rata-rata kemampuan pemahamn konsep matematis siswa kelas μ1

eksperimen

= rata-rata kemampuan pemahamn konsep matematis siswa kelas μ2

kontrol.

Apabila data distribusi normal dan mempunyai variansi homogen maka uji statistik yang digunakan menurut Sudjana (2005: 239):

dengan

t = x1- x2

s 1

n1+ 1 n2

S = (n1- 1)S 2

1+(n2- 1)S 2 2

(35)

Kriteria pengujian H0 diterima jika thitung < ttabel dapat dilihat pada daftar distribusi t dengan derajat kebebasan df = n1+ n2- 2 dan peluang Hipotesis nol ditolak jika dilihat pada daftar

(1 -α). thitung ≥ttabel

Gambar

Tabel 3.1Rancangan Penelitian
Tabel 3.2Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 17 Padang
Tabel 3.3Tests of Normality
Tabel 3.6Test of Homogeneity of Variance Populasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu usaha untuk meminimalisir ketergantungan tersebut, penggunaan tepung terigu dalam pembuatan naan bread dapat disubstitusi dengan berbagai macam tepung

bahwa sehubungan dengan maksud huruf a dan b dan guna mendukung penyusunan Reneana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Tahun Anggaran 2017, maka

berbagai kegiatan dilakukan untuk mendukung pencegahan dan pengendalian penyakit, di pintu masuk negara dilakukan upaya kekarantinaan.Undang undang Nomor 25 tahun 2004

Berdasarkan hasil penelitian dalam penelitian ini adalah dapat mengambil kesimpulan bahwa kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Pt.Telkom WITEL Solo

ƒ Pengambilan keputusan pembelian rumah akan meningkat sebesar 0,359. Jadi apabila kualitas produk baik, maka akan mendorong konsumen untuk melakukan keputusan

Sebuah majelis hakim, dapat melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan melalui kamera, untuk menentukan apakah ia akan menginstruksikan tin- dakan-tindakan yang akan mencegahnya

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang

30 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hukum terhadap Notaris atas pengambilan dokumen yang berada dalam penyimpanan protokol Notaris dan pemanggilan Notaris untuk kepentingan