• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 4 Desain Penelitian (Sugiyono,2013:79) Nonequivalent Control Group Design

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel 4 Desain Penelitian (Sugiyono,2013:79) Nonequivalent Control Group Design"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi eksperiment design. Eksperimen semu (quasi eksperiment

design) merupakan pengembangan dari eksperimen murni (true eksperiment design), yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan peneliti adalah Quasi (Nonequivalent

Group Design). Dimana dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih secara tidak random. Kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan untuk kelompok eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O3). Secara homogenitas, hasil pretest yang baik adalah bila nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

tidak berbeda secara signifikan. Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen (X) , dan pengaruh pembelajaran (O2&O4).

Tabel 4

Desain Penelitian (Sugiyono,2013:79) Nonequivalent Control Group Design

O1 X1 O2

O3 X2 O4

Keterangan :

O1 = pretest untuk kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan awal.

O3 = pretest untuk kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal.

(2)

X1 = Treatment/perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu pembelajaran

dengan menggunakan model CTL.

X2 = Treatment/perlakuan untuk kelompok kontrol yaitu pembelajaran

dengan menggunakan model Make a Match.

O2 = posttest untuk kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran

dengan model CTL.

O4= posttest untuk kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran make a match.

3.1.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD inti yaitu SDN Saren 1 dan SD imbas yaitu SDN Saren 2, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, pada kelas 5 semester II tahun pelajaran 2015/2016.

3.1.4 Waktu Penelitian

Kegiatan ini dilakukan pada semester II/genap tahun pelajaran 2015/2016 dan dilakukan secara bertahap.

Adapun tahapannya meliputi: a. Tahap persiapan

Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen, permohonan ijin, serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen, pengambilan data dan penelitian.

c. Tahap Penyusunan

Yaitu tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan. d. Tahap Pelaporan

Tahap ini meliputi konsultasi, revisi dan persiapan ujian skripsi.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (1998:94) variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Menurut (Sugiyono,

(3)

2008), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2013: 39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah penggunaan model CTL dan make a match.

b. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar Matematika.

3.2.2 Definisi Operasional

Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel bebas (independen) sebagai variabel penyebab terhadap variabel terikat (dependen) sebagai akibat. Berikut ini definisi operasional atau penjelasan dari masing-masing variabel dalam penelitian ini.

Variabel bebas yang pertama dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran CTL pada kelompok eksperimen, yang didefinisikan secara operasional sebagai kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas 5 dengan mata pelajaran Matematika pada SDN Saren 1 yang pada awal pembelajaran anak diberi orientasi oleh guru untuk mengaitkan suatu pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Siswa menggali pengetahuannya tentang pembelajaran yang akan dipelajari, membentuk kelompok, berdiskusi, dibantu dengan adanya pemodelan untuk menguatkan pengetahuan siswa, melaporkan hasil diskusi, dan merefleksi pembelajaran yang telah dilalui. Dalam penelitian ini yang akan mengimplementasikan model CTL adalah guru kelas 5 SDN Saren 1, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer atau pengamat selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

(4)

Variabel bebas yang kedua dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Make a Match pada kelompok kontrol, yang didefinisikan secara operasional sebagai kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas 5 dengan mata pelajaran Matematika pada SDN Saren 2 yang mengkondisikan siswa untuk dapat belajar secara menyenangkan, kemudian siswa dibentuk dalam dua kelompok secara hiterogen. Pembelajaran ini siswa diajak mencari paangan sambil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dalam penelitian ini yang akan mengimplementasikan model Make a Match adalah guru kelas 5 SDN Saren 2, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer atau pengamat selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Variabel terikat dari penelitian ini adalah hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SDN Saren 1 dan SDN Saren 2 dengan materi mengenal sifat-sifat bangun ruang. Hasil belajar matematika didefinisikan secara operasional sebagai ketercapaian hasil belajar dari aspek kognitif didapatkan dari penggunaan tes tertulis dengan jenis soal pilihan ganda yang berjumlah 30 butir soal. Kemudian akan dibandingkan dengan menggunakan uji SPSS untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih efektif diterapkan untuk pembelajaran Matematika di SD.

3.3 Subjek Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi pada penelitian ini adalah kelas V SD di Gugus Gajah Mada Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen. SDN Gajah Mada terdiri dari 6 Sekolahan yaitu SDN Saren 1, SDN Wonorejo 1, SDN Wonorejo 2, SDN Saren 2, SDN Donoyudan, dan SDN Keden 2. Jumlah peserta didik kelas 5 di SD Gugus Gajah Mada Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen kurang lebih 170 anak.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2009).

(5)

a. Siswa kelas V SD Negeri Saren 1

Merupakan kelompok eksperimen yang akan diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Jumlah siswa kelas 5 SDN Saren adalah 21 siswa, 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

b. Siswa kelas V SD Negeri Saren 2

Merupakan kelompok kontrol dengan menggunakan metode make a match. Jumlah siswa kelas 5 SD Negeri Saren 2 adalah 26 siswa, 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Tabel 5

Subjek Sampel SDN Gugus Gajah Mada Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

No Kelas/sekolah kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah

siswa

1 Kelas V SD Negeri Saren 1 Eksperimen 12 9 21

2 Kelas V SD Negeri Saren 2 Kontrol 14 12 26

Total subjek penelitian 26 21 47

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpilan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik observasi, teknik tes, dan teknik dokumentasi. Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan variabel dalam penelitian ini yang sudah ditentukan secara tegas sejak awal, dan teknik dokumentasi diperlukan sebagai bukti pelaksanaan penelitian. Berikut ini penjelasan lebih mendalam beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

3.4.1.1 Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. (Sudjana, 2008:84). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati perilaku guru saat mengajar dengan menerapkan model pembelajaran CTL dan

(6)

3.4.1.2 Teknik Tes

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil belajar matematika siswa SD Negeri Saren 1 dan SD Negeri Saren 2 dengan materi sifat-sifat bangun ruang se telah diterapkannya treatment atau perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelompok. Kelompok eksperimen diterapkan model pembelajaran CTL pada SD Negeri Saren 1. Kelompok kontrol diterapkan model pembelajaran Make a Match pada SD Negeri Saren 2. Hasil belajar pada kedua kelompok tersebut nantinya akan digunakan untuk membandingkan model pembelajaran mana yang lebih efektif diterapkan untuk pembelajaran matematika di SD sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

3.4.1.3 Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini juga diperlukan sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian. Kaitannya dengan penelitian ini peneliti mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan peneliti bertindak sebagai observer dan orang yang mendokumentasikan kegiatan tersebut.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar tes tertulis. Lembar observasi digunakan untuk mengaamati tindakan guru selama implementasi kepada dua kelompok. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa antara kelas kontrol dengan siswa kelas eksperimen. Jenis tes yang digunakan adalah tes formatif berupa soal pilihan ganda. Kisi-kisi yang digunakan untuk membuat tes berdasarkan KD yang telah ditetapkan diambil dari silabus Matematika kelas 5 SD semester II.

3.4.2.1 Instrumen Lembar Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Berkaitan dengan penelitian ini instrumen lembar observasi digunakan untuk mengamati tindakan guru yang mengimplementasikan model CTL pada kelas eksperimen dan model

Make a Match pada kelas kontrol. Lembar observasi berisi indikator-indikator

(7)

berlaku dan tentunya juga sintaks model dari masing-masing kelompok. Berikut ini kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dengan model yang berbeda pada kelompok kontrol dan eksperimen.

Tabel 6

Kisi-kisi Lembar Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan Model CTL pada Kelompok Eksperimen

No Langkah

Kegiatan Tahap CTL Indikator KeterlaksanaanSintaks Ya Tidak

1 Kegiatan

Awal Persiapan / Orientasi 1. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Menyiapkan peserta didik

secara psikis dan fisik 3. Mengingatkan cara duduk

yang baik

Kontruktivisme 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

5. Melakukan kegiatan apersepsi 6. Memberikan motivasi 2 kegiatan

inti

Eksplorasi Kontruktivisme 7. Menggali pemahaman siswa mengenai bangun ruang

Inquiri 8. Memberikan alat peraga untuk pembelajaran

Elaborasi 9. Membentuk siswa dalam kelompok

Pemodelan 10. Memberi kesempatan siswa untuk berpendapat dalam diskusi kerja kelompok. 11. Mengarahkan siswa untuk

berdiskusi mengumpulkan data dari alat peraga yang disediakan.

Bertanya 12. Membantu siswa dalam berdiskusi dengan

memberikan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berfikir dan mencari

informasi yang dibutuhkan 13. Berkeliling kelas,

membimbing siswa, serta memastikan semua siswa dalam kelompok aktif. 14. Mengingatkan siswa untuk

mencatat setiap data yang diperoleh pada LKS

Masyarakat

Belajar 15. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil pengamataan

(8)

16. Guru meminta kelompok lain memberi tanggapan pada kelompok yang

mempresentasikan hasil pengamatan

Pemodelan 17. Memperagakan hasil pengamatan yang benar di depan kelas

Konfirmasi Refleksi 18. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. 19. Melakukan rsfleksi dengan

bertanya pada siswa. 3 Kegiatan

Penutup

Membuat Kesimpulan

20. Memberi penguatan

21. Mengajak siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran

22. Melakukan penilaian/evaluasi 23. Memberikan umpan balik dan

rencana kegiatan tindak lanjut

Tabel 7

Kisi –Kisi Lembar Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan Medel Make A Match pada Kelas Kontrol

No langkah kegiatan indikator Ketelaksanaan Sintaks Ya Tidak 1 Kegiatan Awal

1. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik 3. Mengingatkan cara duduk yang baik

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Melakukan kegiatan apersepsi 6. Memberikan motivasi

2 Kegiatan Inti Eksplorasi

7. Menjelaskan materi tentang sifat-sifat bangun ruang dan jaring-jaringnya disertai

mendemostrasikan alat peraga tabung

8. Melakukan Tanya jawab materi tentang sifat-sifat bangun ruang dan jaring-jaringnya

9. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

Elaborasi 10. Menyiapkan kartu

11. Membagi siswa mejadi dua kelompok 12. Menjelaskan cara permainan make a match 13. Membagikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban

pada siswa

14. Menugaskan siswa untuk mencari pasangan dari masing-masing kartu

15. Membimbing siswa dalam permainan make a match

(9)

pasangan.

17. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengoreksi jawaban dari masing-masing kartu soal yang telah didapat oleh masing-masing pasangan dalam presentasi.

Konfirmas

i 18. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. 3 Kegiatan

Penutup

19. Memberi penguatan

20. Mengajak siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran

21. Melakukan penilaian/evaluasi

22. Memberikan umpan balik dan rencana kegiatan tindak lanjut

Ketika kegiatan penelitian berlangsung dengan menerapkan model CTL pada kelompok eksperimen dan model make a match kelompok kontrol, aktivitas siswa turut menjadi objek pengamatan. Berikut ini kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa pada masing-masing kelompok dengan model yang berbeda.

Tabel 8

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Penerapan Model CTL pada Kelompok Eksperimen

No. Langkah Kegiatan Tahap CTL Indikator Keterlaksanaan Sintsks Ya Tidak 1 Kegiatan

Awal Persiapan /orientasi 1. Siswa menyiapkan alat tulis 2. Siswa tenang dan memperhatikan

guru

3. Siswa duduk dengan posisi yang benar

Kontruktivi

sme 4. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

5. Siswa memperhatikan tanya jawab berkaitan materi dengan bangun ruang dalam apersepsi 6. Siswa mengikuti arahan guru

dalam kegiatan motivasi

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi Kontruktivi sme

7. Siswa menjawab pertanyaan dalam pengalian pengetahuan oleh guru

Inkuiri 8. Siswa menyebutkan nama dari alat peraga yang dibawa guru

Elaborasi 9. Siswa membentuk kelompok.

Pemodelan 10. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok.

(10)

11. Siswa mengumpulkan data dari LKS menggunakan alat peraga.

Bertanya 12. Siswa bertanya pada guru tentang LKS yang belum dipahami.

Masyarakat

belajar 13. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. 14. Kelompok siswa yang tidak

melakukan presentasi memberi tanggapan ( bertanya atau berkomentar)

Pemodelan 15. Siswa memperhatikan guru yang memperagakan hasil pengamatan yang benar di depan kelas

Konfirma si

Refleksi 16. Siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami.

17. Siswa menjawab pertanyaan dari refleksi guru.

3 Kegiatan

Penutup Membuat kesimpulan 18. Siswa member umpan balik dari penguatan guru. 19. Siswa terlibat secara aktif dalam

kegiatan membuat

rangkuman/simpulan pelajaran 20. Siswa mengikuti kegiatan

penilaian/evaluasi

21. Siswa memberikan tanggapan kegiatan tindak lanjut

Tabel 9

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Penerapan Model Make A Match pada Kelompok Kontrol

No. LangkahKegiatan Indikator

Keterlaksanaan Sintaks

Ya Tidak

1 Kegiatan Awal 1. Siswa menyiapkan alat tulis

2. Siswa tenang dan memperhatikan guru 3. Siswa duduk dengan posisi yang benar

(11)

4. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 5. Siswa memperhatikan tanya jawab

berkaitan materi dengan bangun ruang dalam apersepsi

6. Siswa mengikuti arahan guru dalam kegiatan motivasi

2

Kegiatan Inti

7. Siswa memperhatikan materi tentang sifat-sifat bangun ruang dan jaring-jaringnya dari peragaan guru.

Eksplorasi 8. Siswa menjawab pertanyaan tentang materi sifat-sifat bangun ruang dan jaring-jaringnya

9. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

Elaborasi 10. Siswa dibagi menjadi dua kelompok besar. 11. Siswa memperhatikan cara permainan

make a match

12. Masing-masing siswa menerima kartu sesuai dengan kelompoknya.

13. Siswa mencari pasangan dari masing-masing kartu

14. Siswa memperhatikan bimbingan dari guru dalam permainan make a match 15. Siswa yang sudah mendapat pasangan

menerima point dari guru.

16. Siswa berperan dalam tanya jawab untuk mengoreksi hasil dari mencocokkan jawaban dari pasangannya.

Konfirmasi 17. Siswa bertanya tentang materi yang belum jelas.

3 Kegiatan

Penutup 18. Siswa memberi umpan balik dari penguatan guru. 19. Siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan

membuat rangkuman/simpulan pelajaran 20. Siswa mengikuti kegiatan

penilaian/evaluasi

21. Siswa memberikan tanggapan kegiatan tindak lanjut

3.4.2.2 Instrumen Lembar Tes

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa baik sebelum diberikan perlakuan maupun setelah diberi perlakuan yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah lembar soal tes hasil belajar dengan bentuk pilihan ganda. Sebelum diterapkan model CTL pada kelompok eksperimen dan model Make a Match pada kelompok kontrol pada kedua

(12)

kelompok perlu dilakukan pengukuran hasil belajar (pretest) untuk mengetahui tingkat homogenitas dari kedua kelompok dalam subjek penelitian ini. Setelah diberikan perlakuan juga perlu dilakukan pengukuran hasil belajar (posttest) pada kedua kelompok untuk membandingkan model pembelajaran mana yang lebih efektif diterapkan untuk pembelajaran matematika di SD sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Langkah penyusunan lembar soal tes hasil belajar ini dimulai dari menentukan SK, KD dan indikator sesuai dengan materi yang ingin dikembangkan, menyusun kisi-kisi, membuat butir soal, uji coba, analisis validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran soal, lalu dilanjutkan memilih dan memperbaiki tes. Berikut ini kisi-kisi tes hasil belajar Matematika pada kedua kelompok setelah diterapkan model pembelajaran yang berbeda (posttest):

Tabel 10

Kisi-kisi Soal Pre-test Hasil Belajar Matematika Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas Standar

Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar(KD) Indikator ItemSoal

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

6.1. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

6.1.1. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi panjang dan persegi.

2, 5, 14

6.1.2. Menentukan sifat-sifat bangun persegi panjang dan persegi.

4, 15, 21, 29 6.1.3. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun jajar genjang.dan trapesium 6, 11, 19, 30 6.1.4. Menentukan sifat-sifat bangun jajar

genjang dan trapesium 13, 16, 28 6.1.5. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun belah ketupat dan layang-layang.

7, 8, 17, 23, 24

6.1.6. Menentukan sifat-sifat bangun belah ketupat dan layang-layang.

(13)

6.1.7. Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga dan lingkaran 3, 9, 12, 20, 25 6.1.8. Menentukan sifat-sifat segitiga dan lingkaran.

1, 18, 22, 27

Tabel 11

Kisi-kisi Soal Post-test Hasil Belajar Matematika Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas Standar Kompetensi

(SK) Kompetensi Dasar (KD) Indikator ItemSoal

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

6.2.1 Siswa diberi soal untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun tabung dan menggambar tabung secara tepat

1, 2, 3, 11, 17, 24, 30, 6.2.2 Siswa diberi soal untuk

Mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak dan menggambar prisma dengan baik dan benar.

4, 8, 10, 12, 15, 18, 25,

6.2.3 Siswa diberi soal untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun Limas dan menggambar Limas secara tepat.

5, 9, 14, 19, 28,

6.2.4 Siswa diberi soal untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun Kerucut dan menggambar kerucut dengan baik dan benar. 6, 7, 16, 21, 22, 27, 29, 6.3 membentuk jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana

6.3.1 Siswa diberi soal untuk menentukan jaring-jaring tabung dengan

baik 23, 31

6.3.2 Siswa diberi soal untuk menentukan jaring-jaring prisma tegak

dengan baik 26,32,35 6.3.3 Siswa diberi soal untuk

menentukan

jaring-jaring limas dengan baik 20, 33 6.3.4 Siswa diberi soal untuk

mennetukan jaring-jaring kerucut dengan baik

13, 34

(14)

Kisi-kisi Soal Pre-test Hasil Belajar Matematika setelah Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Indikator Item Soal 6. Memahami

sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

6.1. Mengidentifikasi

sifat-sifat bangun datar 6.3.5 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi panjang dan persegi.

2

6.3.6 Menentukan sifat-sifat bangun persegi panjang dan persegi.

14 6.3.7 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun jajar genjang.dan trapesium 5, 12, 13 6.3.8 Menentukan sifat-sifat bangun jajar genjang dan trapesium

9, 10

6.3.9 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun belah ketupat dan layang-layang.

3, 4, 11, 16, 17

6.3.10 Menentukan sifat-sifat bangun belah ketupat dan layang-layang. 6 6.3.11 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga dan lingkaran 5, 8, 17,20 6.3.12 Menentukan

sifat-sifat segitiga dan lingkaran.

1, 15, 1

Tabel 13

Kisi-kisi Soal Post-test Hasil Belajar Matematika setelah Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Standar

Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Indikator ItemSoal

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

6.2.1 Siswa diberi soal untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun tabung dan menggambar tabung secara tepat

1, 2, 8, 11,21

6.2.2 Siswa diberi soal untuk Mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak dan menggambar prisma dengan baik dan benar.

3, 5, 7, 9, 12, 17

(15)

6.2.3 Siswa diberi soal untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun Limas dan menggambar Limas secara tepat.

6, 10, 13

6.2.4 Siswa diberi soal untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun Kerucut dan menggambar kerucut dengan baik dan benar. 4, 15, 19, 20 6.3 membentuk jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana

6.3.1 Siswa diberi soal untuk menentukan jaring-jaring tabung dengan

baik 16, 22

6.3.2 Siswa diberi soal untuk menentukan jaring-jaring prisma tegak dengan baik

18, 23, 25 6.3.3 Siswa diberi soal untuk

menentukan

jaring-jaring limas dengan baik 14 6.3.4 Siswa diberi soal untuk

mennetukan jaring-jaring kerucut dengan baik

24

3.5 Uji Validitas, Reabilitas dan Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Sebelum butir soal yang telah dibuat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan, butir soal perlu diuji coba terlebih dahulu, untuk mengetahui (mengukur) kevalidan dan keajegan instrumen soal yang akan digunakan. Sedangkan uji analisis tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pada masing-masing butir soal pretest dan posttest.

3.5.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2011:173) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sugiyono juga menambahkan bahwa “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows Version 20. Penelitian ini menggunakan teori Sugiyono untuk menentukan batas harga korelasi. Menurut Sugiyono (2011:179) “bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”. Jadi

(16)

setelah soal di uji cobakan dan di analisis dengan menggunakan SPSS for

Windows Version 20 instrumen yang dapat digunakan adalah instrumen yang

mempunyai validitas > 0,30.

Uji validitas instrumen tes dilaksanakan pada siswa kelas V di MIM Girimargo Miri, pada tanggal 20 April 2016 pukul 08.00 WIB. Jumlah siswa di SD tersebut adalah 14 yang terdiri dari 3 (tiga) anak laki-laki dan 11 (sebelas) anak perempuan. Hasil uji validitas soal pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 13.

Pada Lampiran 13 terlihat bahwa jumlah item soal adalah 30. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20 for windows dengan menggunakan Coreected Item Total Correlation dan dengan membandingkan kriteria r kritis, diketahui soal yang valid adalah 19 butir soal dan soal yang tidak

valid sebanyak 11 butir soal. Tabel 14 berikut ini menunjukkan butir kevalidan dan ketidakvalidan soal setelah dilakukan uji validitas instrumen tes.

Tabel 14

Butir Kevalidan dan Ketidakvalidan Soal Pretest

Nomor Butir Soal yang Valid Nomor Butir Soal yang Tidak Valid 1, 2, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 16, 17, 19,

20, 21, 22, 23, 24, 25, dan 27

3, 4, 5, 6,14, 15,18, 26, 28,29 dan 30

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah.

Sedangkan untuk soal posttest, setelah dilakukan uji validitas menggunakan program SPSS 20 for windows diperoleh hasil rhitung . Hasil uji instrument soal posttest disajikan lebih rinci dalam lampiran 14.

Pada lampiran 14 terlihat bahwa jumlah item soal adalah 35. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20 for windows dengan menggunakan Coreected Item Total Correlation dan dengan membandingkan kriteria r kritis, diketahui soal yang valid adalah 25 butir soal dan soal yang tidak

valid sebanyak 10 butir soal. Tabel 15 berikut ini menunjukkan butir kevalidan dan ketidak validan soal setelah dilakukan uji validitas instrumen tes.

Tabel 15

Butir Kevalidan dan Ketidakvalidan Soal Posttest

Nomor Butir Soal yang Valid Nomor Butir Soal yang Tidak Valid 1, 2, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 17, 3, 5, 6,13, 15, 16, 21, 24, 28, dan 33

(17)

18,19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 34 dan 35.

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2011:173) “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows Version 20. Penelitian ini menggunakan teori Azwar untuk menentukan batas koefisien reliabilitas. Menurut Azwar (2013:98) jika suatu koefisien reliabilitas yang tingginya hanya 0,600 cuma menampakkan variasi eror semata. Azwar juga menambahkan “sedangkan untuk tes yang digunakan di kelas oleh para guru hendaknya paling tidak memiliki koefisien reliabilitas 0,70 atau lebih. Jadi dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen tes menggunakan teori Azwar, yaitu jika harga koefisien reliabilitas (rxx) atau chronchobas alphas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,7

dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

Setelah dilakukan uji reliabilitas, maka dapat dilihat nilai Alpha yang muncul. Hasil uji reliabilitas soal pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 16 dan 17

Tabel 16

Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.774 30

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah.

Tabel 16 terlihat bahwa jumlah item soal adalah 30 dengan nilai Alpha 0,774. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada tabel 16, maka nilai Alpha 0,774 dapat dikategorikan reliabilitas dapat ditrima (cukup). Sehingga instrumen tes ini dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.

Tabel 17

(18)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.835 35

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah.

Tabel 17 terlihat bahwa jumlah item soal adalah 35 dengan nilai Alpha 0,835. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada tabel 17, maka nilai Alpha 0,835 dapat dikategorikan reliabilitas baik. Sehingga instrumen tes ini dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.

3.5.3 Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Selain dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada butir soal yang telah dibuat, uji tingkat kesukaran soal juga perlu dilakukan. Perlu dilakukan uji tingkat kesukaran soal karena menurut Wardanie, dkk. (2012:338) “semakin besar tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar”. Slameto (2012:338) untuk mengetahui indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

P=B N

B : Jumlah peserta didik yang menjawab betul N : Jumlah peserta didik

Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00 menurut Aiken (1994) dalam Slameto (2012:338). Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal kita dapat menggunakan tabel tingkat kesukaran berikut ini.Dalam (Slameto:2011)

Tabel 18

Tingkat Kesukaran Soal

Berdasarkan hasil siswa dari soal yang akan digunakan untuk pretest dan

posttest kemudian dilakukan uji tingkat kesukaran soal. Sebagai contoh

perhitungannya sebagai berikut. Misal untuk soal pretest nomor 1. Diketahui

Tingkat Kesukaran Rentang Nilai

Sukar Sedang Mudah 0.00 – 0.25 0.26 – 0.75 0.76 – 1.00

(19)

banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar (B) adalah 13 siswa dan jumlah seluruh siswa peserta tes (JS) adalah 14. Maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

JS B P  14 13  P 93 , 0  P

Berdasarkan perhitungan hasil indeks kesukaran (P) yang diperoleh angka 0,93. Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan melihat tabel 3.17. Dengan demikian soal nomor 1 termasuk kategori mudah. Tingkat kesukaran soal pretest nomor 2 sampai 19 serta soal posttest dari nomor 1 sampai 25 juga dilakukan perhitungan yang sama sesuai proses tersebut. Hasil tingkat kesukaran soal pretest dan posttest terdapat pada lampiran 15 dan 16

Tabel 15 menunjukkan banyaknya soal adalah 19. Soal yang termasuk kategori mudah berjumlah 16 butir. Soal yang termasuk kategori sedang berjumlah 2 butir dan soal yang termasuk kategori sukar 1.

Dari lampiran 16 pada soal posttest menunjukkan banyaknya soal adalah 25. Soal yang termasuk kategori mudah berjumlah 24 butir. Soal yang termasuk kategori sedang berjumlah 1butir. Sedangkan soal yang termasuk kategori sukar tidak ada.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang didapat dari penelitian ini adalah data hasil tes belajar Matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menjawab hipotesis yang sudah dirumuskan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji beda rata-rata dengan menggunakan uji t Independent Sample t-test. Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t Independent Sample t-test perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu.

(20)

Jadi penelitian kuantitaif ini menggunakan statistik parametrik. Namun dalam statistik parametrik distribusi data dari kedua kelompok harus mendekati normal hingga normal. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat terdiri dari analisis diskriptif, uji normalitas dan uji homogenitas.

3.6.1 Analisis Diskriptif

Analisi diskriptif merupakan analisis yang memberikan gambaran dan diskripsi data dilihat dari nilai minimal, nilai maksimal, mean, dan standar deviasi dari data hasil belajar Matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang telah didapat. Analisis diskriptif kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows. Berikut ini hasil analisis diskriptif hasil belajar pretest kelompk eksperimen dan kelompok kontrol dalam tabel 19.

Tabel 19

Hasil Analisis Diskriptif Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah.

Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa variable dari kelompok eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 21 siswa (SDN Saren 1) dan kelompok kontrol sebanyak 24 siswa (SDN Saren 2). Kelomok ekperimen mendapat hasil belajar

pretest dengan nilai minimal 50 dan nilai maxsimum 95 dengan mean 76,67 dan

standar deviasi 13,814. Sedangkan kelompok kontrol hasil belajar pretest dengan nilai terendah 55 nilai tertinggi 85 serta mean 70,21 dan standar deviasi 9,610.

3.6.2 Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Eksperimen 21 50 95 76.67 13.814

Control 24 55 85 70.21 9.610

(21)

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal maka dapat digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik nonparametrik. Jika data tidak berdistribusi normal, maka harus dilakukan transformasi data terlebih dahulu untuk menormalkan distribusinya. Jika transformasi yang dilakukan tidak mampu menormalkan distribusi data tersebut, maka uji-t tidak valid untuk dipakai sehingga disasarkan untuk melakukan uji non-parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20 dengan

Kolmogrov Smirnov. Menurut Slameto (2015:295) “persyaratan data tersebut

normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogrov

Smirnov”. Berikut ini hasil uji normalitas pretest kelompok eksperimen dan

kontrol dalam tebel 20.

Tebel 20

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Nilai Eksperimen .124 21 .200* .928 21 .125

Kontrol .175 24 .055 .922 24 .065

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas maka dapat dilihat bahwa:

1. Nilai signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,200. Apabila nilai signifikansi hitungan lebih dari 0,05 yang merupakan nilai taraf signifikansi, maka dinyatakan berdistribusi normal. Pada nilai pretest kelas eksperimen mendapatkan signifikansi 0,200 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pretest kelas eksperimen berdistribusi normal.

(22)

2. Nilai signifikansi pada kelas kontrol adalah 0,055. Jika nilai signifikansi hitungan diperoleh lebih dari 0,05 yang merupakan nilai taraf signifikansi, maka dinyatakan bahwa berdistribusi normal. Nilai pretest kelas kontrol mendapatkan signifikansi 0,055 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa posttest kelas kontrol berdistribusi normal.

3.6.3 Uji Homogenitas

Uji prasyarat yang kedua yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20. Kedua kelompok dikatakan berasal dari kelompok yang homogen apabila hasil uji statistika pada signifikansi menunjukkan angka 0,05. Jadi jika nilai signifikansi > 0,05 dapat dikatakan kedua kelompok tersebut homogen. Sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 dapat dikatakan kedua kelompok tersebut tidak homogen. Berikut ini hasil uji homogenitas pretest kelompok eksperimen dan kontrol dalam tebel 21.

Tabel 21

Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa data tingkat signifikansi adalah 0,115, dimana nilai 0,115 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki sama atau homogen, karena nilai signifikansi lebih dari 0,05.

3.6.4 Uji Beda Rata-rata

Setelah uji prasyarat dilakukan dan semua syarat terpenuhi untuk statistik parametrik, Uji beda rata-rata (uji t) dengan Independent Sample t-test dapat dilakukan. Menurut Slameto (2015:301) “Independent Sample t-test atau uji t

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

(23)

sampel independen adalah penafsiran data dengan 2 kasus yang berbeda, dengan

cara membandingkan rata-rata dua kelompok data”.

Apabila pengujian hipotesis memiliki tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 (> 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika nilai signifikan

kurang dari 0,05 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut diskripsi hasil

uji beda dalam tabel 22.

Tabel 22

Hasil Uji T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Hasil Belajar Equal variances assumed 2.587 .115 1.839 43 .073 6.458 3.512 -.625 13.541 Equal variances not assumed 1.796 35.057 .081 6.458 3.597 -.843 13.759

Berdasarkan hasil output hasil uji beda diatas nilai Sig (2 tailed) pada

(24)

0,05 maka Ho (tidak ada perbedaan skor hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol) diterima dan Ha (ada perbedaan skor hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol) ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan skor hasil belajar sebelum perlakuan antara kelas eksperimen (SD N Saren 1) dan kelas kontol (SD N Saren 2).

3.6.5 Uji Hipotesis

Setelah diperoleh hasil uji t kemudian dilakukan analisis uji hipotesis untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Menentukan Hipotesis

Ho:Tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara model pembelajaran

CTL dan Make a Match terhadap hasil belajar Matematika kelas 5 SDN Gajah Mada Sragen.

Ha: Ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara model pembelajaran CTL

dan Make a Match terhadap hasil belajar Matematika kelas 5 SDN Gajah Mada Sragen

b) Melakukan uji t menggunakan Equal Variances Assumed dengan kriteria pengujian berikut:

Ho diterima jika t hitung < t tabel Ha ditolak jika t hitung > t tebel Berdasarkan signifikansi:

Ho diterima jika signifikansi > 0,05 Ha ditolak jika sifnifikansi < 0,05

c) Kesimpulan

Setelah dianalisis hasil uji hipotesis kemudian dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

Ho: μ1 = μ2 artinya, tidak ada pengeruh yang signifikan dalam perbedaan efektivitas antara model pembelajaran CTL dengan model pembelajaran Make a

match terhadap hasil belajar Matematika.

Ha: μ1 ≠ μ2 artinya, ada pengaruh yang signifikan dalam perbedaan efektivitas antara model pembelajaran CTL dengan model pembelajaran Make a match terhadap hasil belajar Matematika.

(25)

Gambar

Tabel 17 terlihat bahwa jumlah item soal adalah 35 dengan  nilai  Alpha 0,835. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada tabel 17, maka nilai  Alpha 0,835 dapat dikategorikan reliabilitas baik
Tabel  15  menunjukkan  banyaknya   soal  adalah  19.  Soal  yang  termasuk kategori   mudah   berjumlah   16   butir

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Teknik Pembelajaran Make A Match dan Numbered Heads Together Terhadap Prestasi Belajar

3. Variabel pengendali, yaitu guru yang mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama yaitu peneliti sendiri, serta waktu pembelajaran kedua

Secara operasional penelitian ini meneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak

Uji Oneway ANOVA digunakan untuk membuktikan adanuya perbedaan yang yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan terhadap kematian Pediculus humanus

Oleh karena itu pada persamaan regresi untuk hipotesis pertama dan kedua, selain menggunakan variabel bebas kualitas disclosnre (DISC) juga akan menggunakan tiga variabel kontrol

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar PKn setelah diberi perlakuan berupa model pembelajaran berbasis deep dialogue and

Tikus yang digunakan sebanyak 20 ekor yang terbagi menjadi 5 kelompok yaitu satu kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, dan 3 perlakuan dengan pemberian

1) Responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol diberikan penjelasan tentang prosedur penelitian, keuntungan dan kerugian penelitian. Jika responden