• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan keterlimpahan kolostrum sapi sebagai sumber imunoglobulin pengganti dalam rangka transfer kekebalan pasif pada anak kambing neonatus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan keterlimpahan kolostrum sapi sebagai sumber imunoglobulin pengganti dalam rangka transfer kekebalan pasif pada anak kambing neonatus"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN KETERLIMPAHAN KOLOSTRUM SAPI SEBAGAI SUMBER

IMUNOGLOBULIN PENGGANTI DALAM RANGKA TRANSFER KEKEBALAN

PASIF PADA ANAK KAMBING NEONATUS

The Use Of Bovine Colostrum As A Source Of Immunoglobulin Substitute For The Transfer Of

Passive Immunity In Newborn Kids

Anita Esfandiari1) Sus Dherti Widhyari2), I Wayan Teguh Wibawan2),

Dondin Sajuthi2), I Ketut Sutama2)

Anak kambing dilahirkan dalam keadaan agammaglobulinemik, sehingga sangat

rentan 1terhadap infeksi neonatal. Untuk itu, anak kambing yang baru dilahirkan

sangat memerlukan kolostrum dari induknya. Melalui pemberian kolostrum segera sesudah lahir, akan terjadi transfer imunoglobulin dari induk kepada anak neonatal. Peranan imunoglobulin dari kolostrum tersebut berlangsung sampai dengan sistem kekebalannya sendiri berfungsi secara penuh.

Transfer pasif imunoglobulin induk melalui kolostrum memegang peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan dan daya tahan neonatal pada masa awal kehidupannya. Terdapat hubungan yang sangat erat antara status kesehatan dan daya tahan tubuh dengan keberhasilan transfer pasif. Kegagalan proses transfer pasif akan menyebabkan hewan neonatal mudah terkena infeksi. Namun demikian, ketersediaan kolostrum induk seringkali tidak mencukupi. Untuk itu, kolostrum pengganti yang berasal dari induk dari spesies yang berbeda, yaitu sapi perah, merupakan alternatif yang dapat dijadikan pertimbangan.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari : a) kualitas kolostrum sapi FH dan kambing PE, dan b) efektifitas pemberian kolostrum kambing segar (induk) dan beberapa sediaan kolostrum sapi sebagai kolostrum pengganti pada kambing PE neonatal.

Induk sapi dan kambing sebagai donor kolostrum, masing-masing berada pada laktasi ke-3 sampai dengan ke-5, dengan umur induk sapi dan induk kambing, masing-masing 5-8 dan 3-6 tahun. Sampel kolostrum dikoleksi selama enam kali pemerahan pertama untuk diperiksa terhadap konsentrasi padatan total, lemak, protein total, abu, laktosa, dan 10 kali pemerahan pertama sesudah induk partus untuk diperiksa terhadap konsentrasi IgG.

Sebanyak 24 ekor kambing neonatal yang sehat secara klinis, dengan bobot lahir antara 3-4 kg, digunakan sebagai hewan coba. Hewan dibagi menjadi empat

kelompok perlakuan, yaitu : 1) kolostrum kambing segar, 2) sapi segar, 3) sapi spray

dried, dan 4) kolostrum sapi komersial. Kolostrum diberikan dalam 1-2 jam pertama

setelah lahir, dua kali sehari dengan interval waktu pemberian 12 jam. Sampel darah

diambil dari v. jugularis pada 0, 12, 24, 48, 72, dan 168 jam setelah lahir untuk

analisis konsentrasi protein total, albumin dan IgG. Sampel darah utuh diambil pada

(2)

0, 1, 2 , 3 hari dan satu minggu untuk analisis jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah lekosit, netrofil dan limfosit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi padatan total, lemak, total protein, dan abu di dalam kolostrum sapi FH dan kambing PE tinggi pada saat partus dan menurun pada pemerahan berikutnya. Konsentrasi IgG di dalam kolostrum hasil pemerahan pertama pada sapi perah FH dan kambing PE bervariasi, masing-masing berkisar antara 7.70 - 30.17 mg/ml dan 3.36 - 8.07 mg/ml. Selain itu, pemberian

kolostrum kambing, sapi segar, sapi spray dried, dan sapi komersial mampu

meningkatkan status praesens berupa peningkatan suhu tubuh secara bertahap,

pulsus nadi yang dinamis, dan penurunan frekuensi respirasi, peningkatan jumlah lekosit total yang direfleksikan oleh peningkatan jumlah absolut netrofil, kualitas

morfologi sel darah merah berupa makrositik–normokromik, peningkatan konsentrasi

total protein, diikuti dengan penurunan konsentrasi albumin dan peningkatan

konsentrasi IgG serum. Oleh karena itu kolostrum sapi segar, sapi spray dried, dan

Referensi

Dokumen terkait

Pendukung” Provinsi Kalimantan Selatan dapat mengisi bagian dari target 50.000 rumah khusus yang diarahkan untuk bencana dan MBR dalam arti luas 6 Rencana Strategis

KBM sebagai sebuah bentuk interaksi antara tutor dan peserta tutorial (mahasiswa) serta antar peserta yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar, membentuk jejaring sosial

Salah satu penyebab pitting korosi terjadi diakbatkan karena kesalahan pemilihan elektroda, elektroda yang memiliki tensile strangth lebih besar dari pada tensile strangeth

Kesimpulan: Karena subjek S-6 mampu menyebutkan konsep matematika dalam masalah namun kurang lengkap, tidak mampu menjelaskan keterkaitan antar konsep matematika

bahwa dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 180/KMK.01/2009 tanggal 12 Mei 2009 telah diatur pendelegasian sebagian wewenang kepada para pejabat eselon I di

Oleh sebab itu kebiasaan yang dibawanya sejak kecil, nilai yang dianut, sikap bawaan seseorang sangat mempengaruhi motivasinya; (b) Tingkat Pendidikan; guru yang

dengan TG-DTA tersebut, dapat diketahui pengaruh konsentrasi NaCl terhadap perubahan berat total, titik lebur dan fenomena yang terjadi selama proses pemanasan / peleburan garam